pelayanan antenatal pada penderita hipertensi dan multiparitas

11
PELAYANAN ANTENATAL PADA PENDERITA HIPERTENSI DAN MULTIPARITAS BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5 – 15 % penyulit kehamilan dan merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin.di Indonesia mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga masih tinggi. Hal ini disebabkan selain oleh etiologi tidak jelas, juga oleh perawatan dalam persalinan masih ditangani oleh petugas non medic dan system rujukan yang belum sempurna. Hipertensi dalam kehamilan dapat di alami oleh semua lapisan ibu hamil sehingga pengetahuan tentang pengelolaan hipertensi dalam kehamilan harus dengan benar – benar dipahami oleh semua tenaga medik baik di pusat maupun di daerah. Dalam pelayanan obstetri, selain Angka Kematian Materal (AKM) terdapat Angka Kematian Perinatal (AKP) yang dapat digunakan sebagai parameter keberhasilan pelayanan.Namun, keberhasilan menurunkan AKM di negara-negara maju saat ini menganggap AKP merupakan parameter yang lebih baik dan lebih peka untuk menilai kualitas pelayanan kebidanan.Hal ini mengingat kesehatan dan keselamatan janin dalam rahim sangat tergantung pada keadaan serta kesempurnaan bekerjanya sistem dalam tubuh ibu, yang mempunyai fungsi untuk menumbuhkan hasil konsepsi dari mudigah menjadi janin cukup bulan.Salah satu penyebab kematian perinatal adalah hipertensi yang menyebabkan preeklamsia (PE) dan eklamsia (E). Perlu ditekankan bahwa sindroma preeklampsia ringan dengan hipertensi, edema, dan proteinuri sering tidak diketahui atau tidak diperhatikan oleh wanita yang bersangkutan.Tanpa disadari, dalam waktu singkat dapat timbul preeklampsia berat, bahkan eklampsia.Dengan pengetahuan ini, menjadi jelas bahwa pemeriksaan antenatal yang teratur dan secara rutin mencari tanda-tanda preeklampsia, sangat penting dalam usaha pencegahan preeklampsia berat dan eklampsia, di

Upload: joanes-gustave

Post on 19-Feb-2015

37 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Pelayanan Antenatal Pada Penderita Hipertensi Dan Multiparitas

TRANSCRIPT

Page 1: Pelayanan Antenatal Pada Penderita Hipertensi Dan Multiparitas

PELAYANAN ANTENATAL PADA PENDERITA HIPERTENSI DAN MULTIPARITAS

BAB IPENDAHULUAN

1.1       Latar BelakangHipertensi dalam kehamilan merupakan 5 – 15 % penyulit kehamilan dan merupakan

salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin.di Indonesia mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga masih tinggi. Hal ini disebabkan selain oleh etiologi tidak jelas, juga oleh perawatan dalam persalinan masih ditangani oleh petugas non medic dan system rujukan yang belum sempurna. Hipertensi dalam kehamilan dapat di alami oleh semua lapisan ibu hamil sehingga pengetahuan tentang pengelolaan hipertensi dalam kehamilan harus dengan benar – benar dipahami oleh semua tenaga medik baik di pusat maupun di daerah.

Dalam pelayanan obstetri, selain Angka Kematian Materal (AKM) terdapat Angka Kematian Perinatal (AKP) yang dapat digunakan sebagai parameter keberhasilan pelayanan.Namun, keberhasilan menurunkan AKM di negara-negara maju saat ini menganggap AKP merupakan parameter yang lebih baik dan lebih peka untuk menilai kualitas pelayanan kebidanan.Hal ini mengingat kesehatan dan keselamatan janin dalam rahim sangat tergantung pada keadaan serta kesempurnaan bekerjanya sistem dalam tubuh ibu, yang mempunyai fungsi untuk menumbuhkan hasil konsepsi dari mudigah menjadi janin cukup bulan.Salah satu penyebab kematian perinatal adalah hipertensi yang menyebabkan preeklamsia (PE) dan eklamsia (E).

Perlu ditekankan bahwa sindroma preeklampsia ringan dengan hipertensi, edema, dan proteinuri sering tidak diketahui atau tidak diperhatikan oleh wanita yang bersangkutan.Tanpa disadari, dalam waktu singkat dapat timbul preeklampsia berat, bahkan eklampsia.Dengan pengetahuan ini, menjadi jelas bahwa pemeriksaan antenatal yang teratur dan secara rutin mencari tanda-tanda preeklampsia, sangat penting dalam usaha pencegahan preeklampsia berat dan eklampsia, di samping pengendalian terhadap faktor-faktor predisposisi yang lain.

Page 2: Pelayanan Antenatal Pada Penderita Hipertensi Dan Multiparitas

BAB IITINJAUAN TEORI

A. ANTENATAL CARE1.      Pengertian

Kehamilan merupakan proses pertumbuhan embrio yang berasal dari penyatuan sperma laki-laki dengan ovum perempuan dan diakhiri dengan proses implantasi pada dinding endometrium sampai persalinan. Kehamilan dibagi 3 bagian yaitu kehamilan tri semester I (antara 0 – 12 minggu), kehamilan tri semester II (antara 12 – 20 minggu), dan kehamilan tri semester II (antara 28 – 40 minggu). Antenatal care adalah perawatan sebelum anak lahir atau perawatan dalam kehamilan yang ditujukan kepada ibu dan anak dalam kandungan

2.      Anatomi Fisiologi Kehamilan Trisemester IITrisemester ketiga (28 minggu – kehamilan berahir atau 28 – 42 minggu) perubahan fisiologis :

1.      Sistem Reproduksia.      Uterus : ukuran tertambah membesar distensi miometriumd inding menipis, kontraksi

“Braxton hiees” semakin jelasb.      Servix : effacement pengeluaran mukosac.       Vagina : hyperemia, pertumbuhan laktobasil leukhoread.      Payudara : membesar, tegang dan colostru keluar

2.    Sistem CardiovasculairCardio output meningkat 40% volume darah meningat 30% heart rate meningkat 10X/menit. Kerja cardio vaskuler meningkat sangat beresiko pada ibu dengan masalah jantung

3.   System pernapasanDiafragma tertekan pembesaran uterus ke atas, iga-iga ekspansi dan konsumsi 02 meningkat

4.   System UrinariusDilatasi koliks renal, filtrasi glomerulus meningkat, frekuensi miksi meningkat

5.   Sistem MuskuloskeletalLordosis, sulit berjalan, peningkatan pergerakan dan pelenturan sendi-sendi

sakroilikaka, scroscygen dan pubis untuk persiapan persalinan. Peningkatan panjang uterus menyebabkan tarikan pada ligamentum rotundum sehingga terjadi nyeri. Beberapa wanita mengalami sakit pinggang, hal ini disebabkan oleh adaptasi terhadap posisi lordosis dan tarikan tulang belakang

6.   System Integumen strae semakin terlihat pigmentsi meningkat, rambut tipis dan rontok, kuku cepat tumbuh dan mudah patah

7.   System gastrointestinalMulut dan gusi : hyperemia, gusi sangat sensitiveGaster refluk karena kapasitas gaster menurun, motilitas intestinal menurun, predisposisi konstipasi

8.   Sistem EndokrinPituitary : prolaktin meningkat, oksitosin meningkatTiroid : basal metabolisme rate meningkatPlasenta : fungsi maxsimal

9.   Perubahan psikologis pada ibuPenerimaan terhadap fetus meningkat Fantasi terhadap perubahan peran  Rasa cemas akan keadaan janin meningkat Focus perhatian pada persalinan

Page 3: Pelayanan Antenatal Pada Penderita Hipertensi Dan Multiparitas

  Menaruh perhatian pada persalinan

B. HIPERTENSI KEHAMILAN1.      Pengertian

Hipertensi kehamilan adalah peningkatan tekanan darah dalam kehamilan dan memiliki potensi sebagai suatu komplikasi kehamilan yang sangat berbahaya oleh karena berkaitan dengan morbiditas dan mortalitas ibu dan anak yang tinggi Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg adalah tidak normal, pengukuran dilakukan pada posisi duduk dan setelah istirahat sekurangnya 10 menit. Tekanan darah istirahat tidak pernah > 120/80 mmHg, mengingat bahwa selama kehamilan terjadi peningkatan volume plasma sebesar 1200 ml maka untuk menampung peningkatan tersebut harus terjadi vasodelatasi untuk mempertahankan tekanan darah perifer tetap rendah. Bila vasodilatasi terhalang oleh peristiwa spasme arteriolar maka akan terjadi hepertensi

2.      KlasifikasiMenurut report ont the National High Blood pressure Education Program Warking Group On high Blood Preesure in Pregnancy Hypertensi dalam kehamilan diklasifikasikan sebagai berikut :

a.      Hipertensi GestasionalHipertensi tanpa disertai proteinuria dan pertama kali terjadi pada kehamilan lebih dari 20 minggu datau dalam waktu 48 – 72 jam pasca persalinan dan hilang sebelum 12 minggu pasca persalinan

b.      Pre EklamsiaTekanan darah ≥ 140/90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu yang disertai dengan proteinuria ≥ 300 mg/24 jam atau pemeriksaan dengan dipstick > 1 +

c.       EklamsiaPada penderita pre eklamsia yang disertai kejang dan coma

d.      Hipertensi kronikHipertensi yang dialami pada klien yang sudah menderita hipertensi sebelum kehamilan dari sejak hamil atau pada usia kehamilan < 20 minggu

e.      Hipertensi kronik dengan super impased Pre eklamsia Pre eklamsia dapat terjadi pada penderita hipertensi kronik yang sedang hamil, latar belakang hipertensi ini adalah renal atau dari sebab lain terjadi semakin berat dengan adanya kehamilan Superimpased pre eklamsia sulit dibedakan dengan hipertensi kronik yang tidak diawasi dengan baik, hususnya bila pasien baru datang ke dokter setelah kehamilan > 20 minggu. Diagnose superimposed pre eklamsia hanya ditegakkan pada pasien hipertensi kronik yang baru menunjukkan adanya proteinuria > 3 gram/24 jam setelah kehamilan 20 minggu. Pada wanita hamil dengan hipertensi dan protenuria, diagnosis hipertensi kronik superimposed pre eklamsia ditegakkan hanya bila tekanan darah semakin meningkat dan proteinuria semakin berat secara mendadak atau bila disertai dengan salah satu atau beberapa tanda yang menunjukkan kriteria beratnya pre eklamsia. Pada eklamsi ringan ditemukan gejala-gejala sebagai berikut :

a.      Tekanan darah 140/90mmHg atau lebih yang diukur pada posisi terbaring terlentang atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih atau kenaikan diastolic 15 mmHg atau lebih

b.      Edema umum, kaki, jari tangan dan muka atau kenaikan berat atau 1x9 atau lebih perminggu

c.       Proteunuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih perliter, kwalitatif 1+ atau 2+ pada urine kateterSedangkan pada pre elamsia berat biasanya ditandai dengan tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih atau tekanan diastolic diatas 110 mmHg atau lebih. Proteinuria 5 gr atau lebih dalam 24 jam atau +3 atau lebih pada pemeriksaan kualitatif, oliguria, volume urine 400 ml atau kurang

Page 4: Pelayanan Antenatal Pada Penderita Hipertensi Dan Multiparitas

dalam 24 jam , keluhan cerebral (nyeri kepala gangguan penglihatan (skotoma), nyeri daerah epigastrium atau kuadran kanan atas, edema paru-paru atau sianosis, peningkatan kadar enzim hati/ikterus dan trombosit < 1000 0000/mm3 serta sindrom HELLP

3.      EtiologiSampai sekarang penyebab pre eklamsia belum ditemukan, penyakit ini masih disebut Disease of Theory. Beberapa factor risiko pada penyakit ini adalah :

a.      Nulli par terutama usia , 20 tahun dan kehamilan yang langsung terjadi setelah perkawinanb.      Primigravidac.       Riwayat menderita pre eklamsia pada kehamilan sebelumnyad.      Riwayat keluarga ada yang menderita pre eklamsiae.      Kehamilan ganda diabetes mellitus, hydrops foelalis, mola hidatidosa dan anti phospolipid

antibody, infeksi saluran kencing4.      Komplikasi

Komplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin. Komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien dengan pre eklamsia adalah :

a.      Komplikasi pada ibu1). Eklamsia (kejang)2). Solusio plasenta3). Perdarahan subkapsula hepar4). Kelainan pembekuan darah (DIC)5). Sindrome HELLP (hemolisis Elevatd, liver)6). Abasia retina7). Gagal jantung hingga syok dan kematian b. Komplikasi pada janin 1). Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus 2). Premature 3). Kematian dalam uterus 4). Peningktan angka kematian dan kesakitan perinatal

5.      Pencegahana.      Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta teliti, mengenali tanda-tanda sedini

mungkin (pre eklamsia ringan) sekanjutnya diberikan pengobatan yang cukup agar penyakit tidak menjadi lebih berat

b.      Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya preelamsia kalau ada factor-faktor predisposisi

c.       Pendidikan esehatan tentang manfaat istirahat dan diet tinggi protein rendah lemak, karbohidrat dan garam serta penambahan berat badan yang tidak berlebihan

d.      Mencari pada setiap pemeriksaan tanda-tanda preeklamsia dan mengobatinya segera apabila ditemukan

e.      Mengakhiri kehamilan selambat-lambatnya pada kehamilan 37 mingu keatas apabila selesai dirawat tanda-tanda preeklamsia tidak juga dapat dihilangkan

6.      PenangananPengobatan pada preeklamsia ringan hanya bersifat simtomatis dan rawat inap. Jika peasien tidak rawat inap maka penderita dapat dirawat jalan dengan perisa ulang yang lebih sering, misalny 2 ali seminggu. Penanganan pada penderita rawat inap atau rawat jalan adalah dengan istirahatj ditempat. Diet rendah garam dan pemberian obat-obat penenang, bila terjadi gejala menetap penderita harus dirawat inap dan dilakukan monitor keadaan janin, kadar estriol urine, dilakukan amnioskope, USG dan sebagainya. Bila keadaan mengijinkan barulah dilakukan induksi partus pada usia kehamilana 37 minggu keatas

Page 5: Pelayanan Antenatal Pada Penderita Hipertensi Dan Multiparitas

Upaya pengobatan ditujukan untuk mencegah ejang, memulihkan organ vital pada keadaan normal dan melahirkan bayi dengan trauma sekicil-kecilnya pada ibu maupun bayi.

PelaksanaanMelakukan pelayanan antenatal care dan konseling pribadi terhadap ibu hamil, nama : Ny. Raumur : 26 thdiagnosa : Preeklamsia Ringan

Hasil Pemeriksaan : G2P1A0 hamil 32 mggu dengan TD : 140/ 90 mmHg, Protein urin +

Terapi : SF tablet 1x 1 Calk 1x 1

Diet rendah garam

Edukasi : memotivasi keluarga dan pasien dalam managemen persalinan yaitu dukungan

keluarga yang baik dalam membantu ibu mengurangi kecemasan dan siap menuju persalinan, transportasi menuju tempat pelayanan kesehatan terdekat, kesiapan dan kesiagaan keluarga dalam mempersiapkan proses persalianan pasien. Mengatur pola makan pasien .

Page 6: Pelayanan Antenatal Pada Penderita Hipertensi Dan Multiparitas

BAB IIIP E N U T U P

A.      KESIMPULAN Antenatal care adalah perawatan sebelum anak lahir atau perawatan dalam kehamilan yang ditujukan kepada ibu dan anak dalam kehamilan. Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan Pre eklamsia menjadi salah satu penyakit yang menyertai kehamilan pada saat antenatal care. Pre eklmasia adalah sindroma yang terjadi dalam kehamilan > 20 minggu dan ditandai oleh gejala berupa hipertensi dan proteinuria.

B. SARANPre eklamsia merupakan salah satu penyakit penyerta yang di alami oleh ibu hamil

terutama premigravida, saat antenatal care hendaknya tenaga kesehatan mampu memberikan informasi mengenai tanda bahaya pre eklamsia bagi ibu dan janin

Tenaga kesehatan harus mampu memotivasi keluarga dan pasien dalam managemen persalinan yaitu dukungan keluarga yang baik dalam membantu ibu mengurangi kecemasan dan siap menuju persalinan, transportasi menuju tempat pelayanan kesehatan terdekat, kesiapan dan kesiagaan keluarga dalam mempersiapkan proses persalianan pasien.

Page 7: Pelayanan Antenatal Pada Penderita Hipertensi Dan Multiparitas

DARTAR PUSTAKA

1. wiknjosasrtroh,dkk.ilmu kebidanan.ed.ketiga.cetakan ke4.jakarta: yayasan bina pustaka sarwono prawiroharjo, 1997;24:281-301)

2. Amirruddin, R., 2010. Issu Mutakhir Tentang Komplikasi Kehamilan (Preeklampsia Dan Eklampsia). Available from :http://ridwanamiruddin.files.wordpress.com/2007/09/current- baru reeklamsi.doc. [ Accesed 26 February 2010]. Artikasari, K., 2008. Hubungan Antara Primigravida dengan Angka Kejadian Pre eklamsia/Eklamsia

3. Manuaba, I.B.G., 1998. Penyulit yang Menyertai Kehamilan. Dalam Setiawan.ed.Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC,239-252.

Page 8: Pelayanan Antenatal Pada Penderita Hipertensi Dan Multiparitas

Perawang, 04 agustus 2012

Peserta Pendamping

(dr. Foonam Dasen) (dr. Tondy A.P)