kti antenatal - copy

25
KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MELAKUKAN PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE ………………… NAMA : TRI ZULKIFLI LUSMAN STAMBUK : 110 212 0024 PEMBIMBING dr.IRMAYANTI dr.FENDY FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Upload: muh-vicky

Post on 28-Dec-2015

43 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

jl

TRANSCRIPT

Page 1: Kti Antenatal - Copy

KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MELAKUKAN PEMERIKSAAN

ANTENATAL CARE

…………………

NAMA : TRI ZULKIFLI LUSMAN

STAMBUK : 110 212 0024

PEMBIMBING

dr.IRMAYANTI

dr.FENDY

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2014

Page 2: Kti Antenatal - Copy

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemampuan Pelayanan Kesehatan suatu Negara ditentukan dengan perbandingan tinggi

rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Dikemukakan bahwa angka

kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan suatu Negara untuk memberikan pelayanan

kesehatan.

Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB) sangat tinggi dengan tenaga penolong persalinan adalah dukun. Sejak saat

itu, pelayanan kebidanan terus berkembang. Pelatihan dan pendidikan bidan pun terus

berkembang sejak tahun 1952 hingga kini. Fasilitas pelayanan kesehatan juga semakin

dikembangkan dengan menyebarkan bidan diseluruh wilayah tanah air agar pelayananan

kebidanan dapat semakin dekat dengan masyarakat.

Negara-negara dilingkungan ASEAN, Indonesia merupakan Negara dengan angka

kematain ibu dan perinatal tertinggi. Hal ini berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan

kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu.

Memperhatikan angka kematian ibu dan bayi, dapat dikemukakan hal-hal sebagai

berikut:

1. Sebagian besar kematian ibu dan perinatal terjadi saat pertolongan pertama sangat

dibutuhkan.

2. Pengawasan antenatal masih belum memadai sehingga penyulit hamil dan hamil dengan

resiko tinggi atau terlambat diketahui.

3. Masih banyak dijumpai ibu dengan jarak hamil pendek, terlalu banyak anak, terlalu muda

dan terlalu tua untuk hamil.

Page 3: Kti Antenatal - Copy

4. Gerakan keluarga berencana masih dapat digalakkan untuk meningkatkan sumber daya

manusia melalaui norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS)

5. Jumlah anemia pada ibu hamil cukup tinggi

6. Pendidikan masyarakat yang rendah cenderung memilih pemeliharaan kesehatan secara

tradisional da belum siap menerima pelaksanaan kesehatan modern.

Oleh karena itu, pada tahun 1999, WHO meluncurkan strategi Making Pregnancy Safer

(MPS) yang didukung oleh badan-badan internasional seperti UNFPA, UNICEF, dan world bank.

Pada dasarnya , MPS meminta perhatian pemerintah dan masyarakat disetiap Negara mengenai

beberapa hal, tetapi lebih di prioritaskan pada Safe Motherhood.

Safe motherhood sendiri mempunyai empat pilar dimana intervensi strategisnya telah

dilakukan assessment oleh Departemen Kesehatan RI dalam bentuk rekomendasi Rencana

Kegiatan Lima Tahun dengan bentuk strategi operasional untuk menurunkan AKI dari 450 per

100.000 kelahiran hidup pada tahun 1996 menjadi 225 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun

2000, yaitu sebagai berikut:

1. Keluarga Berencana

2. Asuhan antenatal

3. Persalinan bersih dan aman

4. Pelayanan obstetric esensial

Dengan demikian asuhan antenatal menjadi hal yang sangat penting didalam

meningkatkan statuskesehatan nasional diseluruh dunia.

Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menunujukkan angka

kematian ibu sebesar 373 per 100.000 kelahiran hidup dengan penyebab utama adalah

pendarahan, infeksi dan eklamsia. Sebenarnya pelayanan kesehatan memiliki peran penting dalam

mencegah dan/ atau menangani setiap kondisi yang mengancam jiwa ini melalui beberapa

intervensi yang merupakn komponenen penting dalam ANC seperti mengukur tekanan

darah,memeriksa kadar proteinuria, mendeteksi tanda-tanda awal perdarahan/infeksi, maupun

Page 4: Kti Antenatal - Copy

deteksi dan penanganan awal terhadap anemia. Namun, ternyata banyak komponen ANC yang

rutin dilaksanakan tersebut tidak efektif untuk menurunkan angka kematian maternal dan

perinatal.

Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal

selama kehamilan. Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat.

Sekarang ini secara umum sudah diterima bahwa setiap kehamilan membawa resiko bagi ibu.

WHO memperkirakan sekitar 15% dari seluruh wanita hamil akan berkembang menjadi

komplikasi yang berkaitan dengan kehamilan serta dapat mengancam jiwanya.

Hasil-hasil penelitian yang dikaji oleh WHO (Maternal Neonatal Health) menunjukkan

hal sebagai berikut ini.

1. Pendekatan risiko dilakukan bila terdapat prediksi buruk karena tidak bisa membedakan

ibu yang akan mengalami komplikasi dan yang tidak. Hasil studi di Kasango (Zaire)

membuktikan bahwa 71% ibu yang mengalami partus macet tidak terprediksi sebelumnya

dan 90% ibu yang diidentifikasi sebagai ibu berisiko tinggi tidak pernah mengalami

komplikasi.

2. Banyak ibu yang digolongkan dalam kelompok risiko tinggi pernah mengalami

komplikasi, walaupun mereka telah memakai sumber daya yang cukup mahal dan jarang

didapat. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian asuahan khusus pada ibu yang

tergolong dalam risiko tinggi terbukti terbukti tidak dapat mengurangi komplikasi yang

terjadi (Enkin, 2000: 22)

3. Memberikan keamanan palsu sebab banyak ibu yang tergolong kelompok risiko rendah

mengalami komplikasi, tetapi tidak pernah diberitahu bagaimana cara mengetahui dan

apa yang dapat dilakukannnya.

Awal tahun1996 Depkes menunjukkan komitmen Indonesia untuk melaksanakan upaya

kesehatan reproduksi. Pada pertengahan tahun itu juga, Menperta meluncurkan Grakan Sayang

Ibu yaitu upaya advokasi dan mobilisasi social untu mendukung upaya percepatan penurunan

Page 5: Kti Antenatal - Copy

angka kematian ibu. Mengingat kira-kira 90% penyebab kematian ibu terjadi disaat persalinan

dan kira-kira 95% penyabab kematian ibu adalah komplikasi obstetric yang sering tidak dapat

diperkirakan sebelumnya. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, pemerintah juga telah

menyediakan Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) disetiap kecamatan dengan pelayanan

khusus untuk Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

Pelayanan antenatal adalah pelayanan yng diberikan kepada ibu hamil secara berkala

untuk menjaga kesehatan ibu dan janinnya. Hal ini meliputi pemeriksaan kehamilan dan upaya

koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan, serta mendidik dan memotivasi ibu agar dapat

merawat dirinya selama hamil dan mempersiapkan persalinannya. Pelayanan antenatal ini

sebenarnya bukan hanya difokuskan kepada bayi dalam kandungan, melainkan juga ditujukan

untuk kesehatan sang ibu. Dengan pelayanan antenatal yang dini, teratur dan komprehensif

tentunya dapat mendeteksi sejak dini kelainan-kelainan dan resiki-resiko yang mungkin timbul

selama kehamilan, sehingga dapat dicarikan solusi yang tepat guan mengatasi masalah tersebut.

Kontak antara petugas dan ibu hamil pada saat pemeriksaan kehamilan merupakan kesempatan

yang sangat baik bagi petugas untuk melakukan pemeriksaan, sekaligus memberikan kesadaran,

pengetahuan serta berbagi informasi tentang tindakan yang harus dilakukan oleh ibu menuju

kehamilan serta persalinan yang sehat. Anmun kesempatan tersebut belum sepenuhnya

dimanfaatkan.

Pelayanan antenatal merupakan unsur penting dalam meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat dan sekaligus menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Ibu hamil

yang memeriksakan kehamilan secara dini dan teratur selama kehamilan akan berpengaruh besar

kepada ibu dan calon bayi yang akan dilahirkannya. Pelayanan antenatal pada ibu bayi mencakup

kegiatan 7T yaitu periksa ibu hamil dari ujung rambut sampai ujung kaki, tanya temu wicara

dalam rangka persiapan rujukan, pemeriksaan tekanan darah, penimbangan berat badan,

pemeriksaan tinggi fundus uteri, pemberian tablet Fe, dan pemberian imunisasi TT.

Page 6: Kti Antenatal - Copy

Dengan adanya pengawasan antenatal, factor resiko dapat ditemukan sendiri mungkin ,

lalu dilakukan koreksi dan penanganan sehingga dapat menghilangkan atau memperkecil

pengaruhnya terhadap morbiditas dan mortalitas ibu dan anak serta untuk memelihara

pertumbuhan optimal dan perkembangan ibu dan anak.

Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang perilaku

antenatal care ibu hamil di……

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka dapa dirumuskan masalah

sebagai berikut:

Apakah ada hubungan umur, pengetahuan, paritas, pekerjaan ibu dan kebiasaan ibu terhadap

perilaku antenatal care ibu hamil di…….

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

a. Mengetahui Karakteristik Ibu hami yang melakukan pemeriksaan Antenatal Care di Rumah

Sakit …..

2. Tujuan Khusus

b. Mengetahui gambaran umur ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal care di

Rumah Sakit …..

c. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal care

di Rumah Sakit …..

d. Mengetahui gambaran tentang paritas ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal

care di Rumah Sakit …..

e. Mengetahui gambaran pekerjaan ibu hami yang melakukan pemeriksaan antenatal care di

Rumah Sakit …..

f. Mengetahui gambaran kebiasaan ibu yang melakukan pemeriksaan antenatal care di Rumah

Sakit …..

Page 7: Kti Antenatal - Copy

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan pelayanan berharga bagi peneliti dalam rangka mengembangkan

ilmu pengetahuan dan mengaplikasikan pada masyarakat.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan bermanfaat

bagi pembaca dan peneliti selanjutnya di universitas.

3. Bagi Masyarakat

Sebagai bahan informasi bagi petugas kesehatan setempat dalam melaksanakan pelayanan

antenatal care serta edukasinya

Page 8: Kti Antenatal - Copy

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Antenatal Care

Antenatal care adalah pemeriksaan/pengawasan antenatal adalah pemeriksaankehamilan

untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi

persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.

Pada setiap wanita hamil, perlu di adakan suatu pengawasan dan pemkeriksaan yang teratur

untuk menyediakan kondisi fisik dan mental sebaik-baiknya, serta menyelamatkan ibu dan anak

dalam kehamilan sampai kelahiran sehingga post partum tetap sehat dan normal. Dalam hal ini

diperlukan pelayanan antenatal berupa pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil

secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dn janinnya. Hal ini berarti dalam perawatan

antenatal harus diusahakan agar wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang-kurangnya harus

sama sehatnya atau lebih sehat, adanya kelainan fisik atau psikologi harus di temukan dini dan di

obati sehingga wanita dapat melahirkan tanpa kesulitan serta bayi yang dilahirkan sehat.

Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan di temukannya berbagai kelainan yang

menyertai hamil secara dini, sehingga dapat di perhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah

dan pertolongan persalinannya. Diketahui bahwa janin dalam rahim dan ibunya merupakan suatu

kesatuan yang saling mempengaruhi, Sehingga kesehatan yang optimal akan meningkatkan

kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan janin.

Secara khusus pengawasan antenatal bertujuan untuk :

Page 9: Kti Antenatal - Copy

1. Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang bayi.

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan sosial ibu.

3. Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan, komplikasi yang mungkin terjadi selama

hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan.

4. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengans elamat ibu dan bayinya

dengan trauma seminimal mungkin.

5. Mempersiapkan Ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif.

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat

tumbuh kembang secara optimal.

Dengan memperhatikan batasan dan tujuan pengawasan antenatal, maka jadwal pemeriksaan

adalah sebagai berikut :

1. Pemeriksaan pertama

Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid

2. Pemeriksaan ulang

a. Setiap bulan sampai umur kehamilan 6-7 bulan

b. Setiap 2 minggu sampai kehamilan umur 8 bulan

c. Setiap satu minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai terjadi persalinan

3. Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu

Pemanfaatan pelayanan pelayanan adalah dimanfaatkannya pelayanan antenatal oleh ibu

hamil selama masa kehamilannya dengan melakukan kunjungan kehamilan (KI sampai

K4) secara sistemik dan teratur.

Adapun kunjungan kehamilan itu adalah :

1. KI ( kunjungan Pertama)

Page 10: Kti Antenatal - Copy

Adalah kunjungan/kontak pertama dengan petugas kesehatan pada trimester pertama

selama masa kehamilan, yang dimaksudkan untuk diagnosis kehamilan. Kegiatannya adalah :

a. Anamnesis lengkap, termasuk mengenai riwayat obstetric dan ginekologi

terdahulu

b. Pemeriksaan fisik : tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu, bunyi jantung, edema

dan lain-lain.

c. Pemeriksaan obstetric : usia kehamilan, besar uterus, bunyi jantung janin dan

pengukuran panggul luar.

d. Pemeriksaan laboratorium: urin lengkap dan darah ( Hb, leukosit dan gula darah )

e. Penilaian status gizi : dilihat dari keseimbangan antara berat badan dan tinggi

badan atau lingkar lengan atas (LLA).

2. K2 (Kunjungan kedua)

Adalah kunjungan/kontak kedua ibu hamil dengan petugas kesehatan pada trimester

kedua selama masa kehamilan. Pemeriksaan terutama menilai resiko kehamilan dan

kehamilan/cacat bawaan.

Kegiatannya adalah :

a. Anamnesis : keluhan dan perkembangan yang dirasa oleh ibu

b. Pemeriksaan fisik dan obstetric

c. Pemeriksaan dengan USG : besar dan usia kehamilan, aktivitas janin, kelainan atau

cacat bawaan, cairan ketuban dan letak plasenta

d. Penilaian resiko kehamilan

e. Pemeriksaan imunisasi TT-1 dan pemberian tablet tambah darah (Fe).

3. K3 (Kunjungan Ketiga)

Page 11: Kti Antenatal - Copy

Adalah kunjungan/kontak ketiga ibu hamil dengan petugas kesehatan pada trimester

ketiga selama masa kehamilan. Pemeriksaan terutama menilai resiko kehamilan, juga untuk

melihat aktivitas janin dan pertumbuhan janin secara klinis.

a. Anamnesis : keluhan, gerak janin

b. Pemeriksaan fisik dan obstetric (pemeriksaan panggul dalam khusus pada kehamilan

pertama )

c. Penilaian resiko kehamilan

d. Pemberian TT-2 dan pemberian tablet tambah darah (Fe)

4. K4 (kunjungan keempat )

Adalah kunjungan /kontak keempat ibu hamil dengan petugas kesehatan pada trimester

keempat selama masa kehamilan. Pemeriksaan terutama ditujukan kepada penilaian

kesejahteraan janin dan fungsi plasenta serta persiapan persalinan.

Kegiatannya adalah :

a. Anamnesis : keluhan, gerakan janin dan lain-lain

b. Pengamatan gerakan janin

c. Pemeriksaan fisik dan obstetric

d. USG ulang

Jadwal melakukan pemeriksaan antenatal care sebanyak 12 sampai 13 kali selama hamil. Di

Negara berkembang pemeriksaan antenatal dilakukan sebanyak empat kali sudah cukup sebagai

kasus tercatat. Pada setiap kunjungan berat badan dan tekanan darah hamil di catat, sampel urin

pagi dicek untuk keberadaan glukosa dan protein, dan pertanyaan spesifik ditanyakan sesuai

dengan gejala yang timbul. Sesudah 4 minggu, pemeriksaan perut dilakukan pada setiap kali

kunjungan, tinggi fundus di atas simphisis dicatat, posisi janin dan denyut jantung janin juga

dicatat. Satu atau dua minggu sebelum batas waktu persalinan, pemeriksaan perut diulangi untuk

mengevaluasi kembali kapasitas pelvic dan penurunan kepala janin.

Page 12: Kti Antenatal - Copy

Penyuluhan bagi ibu hamil sangat diperlukan untuk memberikan pengetahuan mengenai

kehamilan, perubahan yang berkaitan dengan kehamilan, pertumbuhan danperkembangan janin

dalam rahim, perawatan diri selama kehamilan, serta tanda bahaya yang perlu diwaspadai.

Dengan pengetahuan tersebut diharapkan ibu akan termotivasi kuat untuk menjaga dirinya dan

kehamilannya dengan mentaati nasehat yang diberikan oleh pelaksana pemeriksaan kehamilan,

sehingga ibu dapat melewati masa kehamilannya dengan baik dan menghasilkan bayi yang sehat.

B. Tinjauan Umum tentang Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Perilaku Antenatal

Care

a. Umur ibu hamil

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Umur adalah lama waktu hidup atau sejak

dilahirkan. Umur sangat menentukan suatu kesehatan ibu, ibu dikatakan beresiko tinggi apabila

ibu hamil berusia dibawah 20 tahun dan di atas 35 tahun. Umur berguna untuk mengantisipasi

diagnosa masalah kesehatan dan tindakan yang dilakukan. Macam-macam usia menurut KBBI di

klasifikasikan sebagai berikut:

1) Usia menikah adalah usia yang dianggap cocok secara fisik dan mental untuk menikah (kira-

kira di atas 20 tahun).

2) Usia produktif adalah usia ketika seorang atau masih mampu bekerja menghasilkan sesuatu.

3) Usia reproduksi adalah masa diantara pubertas dan menopause yang pembuahannya sering

kali jadi positif.

4) Usia sekolah adalah usia dianggap cocok bagi anak secara fisik dan mental untuk masuk

sekolah.

5) Usia lanjut adalah tahap masa tua (usia 60 tahun ke atas).

6) Usia senja adalah usia 50 tahun ke atas.

Page 13: Kti Antenatal - Copy

b. Pengetahuan dan Pendidikan Ibu Hamil

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pendidikan adalah proses pengubahan sikap

dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan, proses, pembuatan cara mendidik. Kemahiran menyerap pengetahuan

akan meningkat sesuai dengan meningkatnya pendidikan seseorang dan kemampuan ini

berhubungan erat dengan sikap seseorang terhadap pengetahuan yang diserapnya. Menurut UU

No 2 tahun 1989, bahwa jenjang pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri dari:

1) Pendidikan Dasar meliputi sekolah dasar/Madrasah Ibtidaiyah dan SMP / MTs.

2) Pendidikan Menengah meliputi SMU dan kejuruan serta Madrasah Aliyah.

3) Pendidikan Tinggi meliputi Akademi, Institut, Sekolah tinggi dan Universitas.

4) Tidak sekolah/belum sekolah adalah mereka yang tidak mau atau belum pernah sekolah

termasuk mereka yang tamat atau belum tamat taman kanak-kanak yang tidak melanjutkan ke SD

c. Paritas ibu hamil

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Paritas adalah keadaan kelahiran (partus) atau

jumlah anak yang dilahirkan baik lahir hidup, lahir mati, maupun abortus sampai saat hamil

terakhir. Bertolak belakang pada kepercayaan masyarakat bahwa persalinan akan semakin mudah

dengan semakin banyaknya pengalaman melahirkan, persalinan yang berulang-ulang justru

mempunyai banyak resiko, sedangkan komplikasi yang serius meningkat pada persalinan ketiga

dan seterusnya (Depkes RI, 1997).

Paritas (hamil dan lahir hidup) dengan interval kurang dari 2 tahun, jumlah kehamilan di atas 4

kali, umur saat hamil terlalu muda (kurang dari 20 tahun) atau sudah tua (di atas 35 tahun) adalah

resiko tinggi bagi ibu. Usia 20-30 tahun adalah periode untuk melahirkan, pencegahan resiko

pada kehamilan dapat dihindarkan dengan 4 T (terlalu banyak anak, terlalu dini, terlalu lambat

dan terlalu rapat).

Page 14: Kti Antenatal - Copy

d. Pekerjaan Ibu

Keseimbangan hidup yang serasi meliputi keseimbangan pendapatan dan belanja rumah

tangga, keseimbangan pengaturan waktu bagi setiap anggota keluarga sesuai dengan

kemampuannya, serta keseimbangan hidup yang serasi memungkinkan setiap anggota

keluarga berperan optimal dalam kegiatan keluarga, dalam masyarakat, maupun dalam

kegiatan pembangunan kesehatan.

e. Kebiasaan Ibu

Dalam kamus bahasa indonesia susunan WJS Poerwadarminta kebiasaan diartikan

sebagai sesuatu yang telah biasa (dilakukan) atau aturan (perbuatan) yang lazim atau

dilakukan sejak dahulu kala.

Perilaku antenatal sedikit banyak dipengaruhi oleh kebiasaan ibu dalam menanggapi

kesehatan diri dan keluarganya dalam kehidupan sehari-hari. Rendahnya pemanfaatan

pelayanan antenatal oleh ibu hamil karena mereka telah terbiasa meminta pertolongan

f. Jarak Rumah ke Tempat Pelayanan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Jarak adalah ruang sela (panjang dan

jauh) antara dua benda atau tempat. Pelayanan kesehatan yang lokasinya terlalu jauh dari

tempat tinggal tentu tidak mudah dicapai. Apabila keadaan ini sampai terjadi, tentu tidak

akan memuaskan pemakai jasa pelayanan kesehatan. Jarak mempengaruhi frekuensi

kunjungan ke pusat pelayanan kesehatan. Makin dekat tempat tinggal dari tempat

pelayanan kesehatan, makin besar jumlah kunjungan ke pusat pelayanan kesehatan.

g. Jarak kelahiran

Jarak kelahiran antara 2 kehamilan adalah jarak waktu anak sejak lahir sampai terjadinya

kehamilan kembali, seorang wanita membutuhkan 2-3 tahun jarak antara kelahiran agar

dapat pulih secara fisik dari suatu kehamilan atau persalinan dan mempersiapkan diri

untuk kehamilan berikutnya. Makin pendek jarak antara kedua kehamilan, makin besar

pula resiko kematioan untuk ibu dan anak terutama jika jarak tersebut kurang dari 2

Page 15: Kti Antenatal - Copy

tahun, dapat juga terjadi komplikasi dalam kehamilan maupun persalinan seperti anemia

berat, partus preterm dan kematian perinatal.

Kehamilan yang berulang menyebabkan keadaan rahim tidak sehat lagi untuk kehamilan

berikutnya pada jarak yang berdekatan, hal ini dapat dimengerti bahwa setelah

melahirkan, rahim memerlukan waktu yang lama untuk pemulihan sebelum terisi lagi

oleh janin. Pada waktu melahirkan tidak dapat dihindarkan adanya kerusakan pada

pembuluh-pembuluh darah pada dinding rahim, sehingga kehamilan yang terlalu dekat

dapat mempengaruhi sirkulasi makanan ke janin.

Page 16: Kti Antenatal - Copy

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Teori

Salah satu masalah di Indonesia adalah tingginya kematian maternal dan kematian bayi.

Hal ini tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah keteraturan pemeriksaan

antenatal yang dilakukan ibu selama hamil. Kematian ibu melahirkan yang tinggi dapat

disebabkan oleh banyaknya komplikasi yang timbul selama kehamilan. Komplikasi tersebut

tentunya dapat dideteksi lebih dini dan diupayakan solusinya dengan melakukan pemeriksaan

antenatal yang komprehensif. Terdapat berbagai faktor yang berhubungan dengan antenatal care

ibu hamil dan berbagai faktor tersebut sangat menentukan dilaksanakannya perawatan antenatal

dengan baik atau tidak oleh ibu.

Tinjauan umu dari faktor-faktor yang berhubungan dengan parilaku Antenatal care terdiri

atas umur ibu, pengetahuan, paritas, pekerjaan ibu, kebiasaan ibu, dan jarak rumah ke tempat

pelayanan.

Hal diatas menjadi bahan pertimbangan saya dalam menyusun penelitian dengan titik

perhatian pada perilaku antenatal ibu hamil dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya.

Page 17: Kti Antenatal - Copy

B. Kerangka Konsep

Umur

Pengetahuan

Paritas

Pekerjaan Ibu

Kebiasaan Ibu

Jarak rumah ke tempat pelayanan

Jarak Kelahiran

Keterangan :

: Variabel terikat (Dependen)

: Variabel bebas (Independen)

: Variabel yang tidak di teliti

: Hubungan antara Variabel Independen dan Variabel Dependen

Perilaku Antenatal Care Ibu Hamil

Page 18: Kti Antenatal - Copy

C. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif

Variabel independen maupun