pelatihan sebagai wahana an personil dalam total quality manajemen
TRANSCRIPT
![Page 1: Pelatihan Sebagai Wahana an Personil Dalam Total Quality Manajemen](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073116/5571f3a349795947648e5b76/html5/thumbnails/1.jpg)
Pelatihan sebagai wahana pengembangan personil dalam total Quality Manajemen
BAB I
PENDAHULUAN
Pelatihan merupakan unsur yang paling fundamental dalam pengembangan
personil untuk menciptakan total Quality manajemen. Hal ini disebabkan karena
kegiatan yang spesifik, praktis, dan segera.
Pelatihan bersifat spesifik karena tujuan yang diharapkan berhubungan dengan
pekerjaan personil tersebut sebagai upaya meningkatkan keterampilan kerjanya.
Sedangkan bersifat praktis dan segera karena isi yang disajikan langsung dapat
diaplikasikan dalam melaksanakan pekerjaan tersebut.
Wujud pelaksanaan pelatihan personil dapat dikategorikan dalam 3 kelompok
kegiatan, yaitu kegiatan yang berbentuk on the job training. Seminar atau
lokakarya. Instruksi lewat media (video, tape, dan satelit). Serta instruksi yang
berbasis komputer. Kedua eksternal training yaitu kegiatan yang berbentuk kursus
dari universitas atau perguruan tinggi. Seminar atau lokakarya. Yang
diselenggarakan oleh Universitas dan atau pelatihan privat, kursus, tertulis serta
pelatihan yang diadakan oleh asosiasi dagang. Organisasi professional, dan
lembaga organisasi teknik. Berdasarkan kategori personil atau karyawan.
Pelatihan ini misalnya program orientasi karyawan baru pelatihan job specific.
Praktik standar setahap demi setahap. Dan pelatihan peralatan serta prosedur
1
![Page 2: Pelatihan Sebagai Wahana an Personil Dalam Total Quality Manajemen](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073116/5571f3a349795947648e5b76/html5/thumbnails/2.jpg)
operasi. Ketiga, kombinasi on house training dan eksternal training dalam bentuk
yang variatif dengan memfokuskan pada tujuan dan isi yang diproritaskan oleh
karyawan tersebut.
2
![Page 3: Pelatihan Sebagai Wahana an Personil Dalam Total Quality Manajemen](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073116/5571f3a349795947648e5b76/html5/thumbnails/3.jpg)
BAB II
PERMASALAHAN
Masalah yang dihadapi dalam melaksanakan pelatihan bagi personil dalam suatu
unit atau organisasi kerja pada umumnya ialah bagaimana cara mengubah pola
pikir yang bersifat procedural dan mekanis menjadi sikap professional yang
memiliki kompetensi handal dan berkualitas.
Kenyataan yang selama ini dihadapi unit atau organisasi kerja dalam pelatihan
personil dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Pelatihan diasumsikan sebagai pemborosan dana perusahaan serta
mengurangi produktifitas kerja karyawan.
2. Pelatihan tidak sepenuhnya menyelesaikan permasalahan kerja yang
dihadapi karyawan khususnya. Peningkatan produktivitas kerja serta hasil
yang diharapkan.
3. Belum diakomodasikannya suatu pola pelatihan yang sesuai dengan
prosedur kerja suatu unit atau organisasi kerja karena adanya karakteristik
tertentu yang berbeda.
4. Sulitnya mencari tenaga terlatih dan terdidik yang menjadi tutor pelatihan
karyawan sebagai upaya memberikan materi yang berkualitas sebagaimana
tuntutan konsep total quality manajement.
3
![Page 4: Pelatihan Sebagai Wahana an Personil Dalam Total Quality Manajemen](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073116/5571f3a349795947648e5b76/html5/thumbnails/4.jpg)
BAB III
PEMBAHASAN
A. ARTI PENTING PELATIHAN
Adapun faktor-faktor diperlukannya pelatihan untuk meningkatkan
kualitas personal sesuai konsep total quality management antara lain :
1. Kualitas angkatan kerja yang ada
Angkatan kerja yang berkualitas tinggi adalah kelompok yang
mengenyam pendidikan dengan baik dan memiliki keterampilan
intelektual dasar seperti membaca, menulis, berpikir, mendengarkan,
berbicara, dan memecahkan masalah. Orang-orang seperti itu potensial
untuk belajar dan beradaptasi dengan cepat terhadap pekerjaannya.
2. Persaingan global
Perusahaan-perusahaan harus menyadari bahwa mereka menghadapi
persaingan dalam pasar global yang ketat agar dapat memenangkan
persaingan. Perusahaan harus mampu menghasilkan produk yang lebih
baik dan lebih mudah daripada persaingnya. Untuk itu diperlukan
senjata yang ampuh untuk menghadapi persaingan agar tetap survive
dan memiliki dominasi. Sejata tersebut adalah pendidikan dan
perhatian.
3. Perubahan yang cepat dan terus-menerus
Didunia ini tidak ada satu hal yang tidak berubah kecuali perubahan
itu sendiri. Perubahan terjadi dengan cepat dan berlangsung terus-
4
![Page 5: Pelatihan Sebagai Wahana an Personil Dalam Total Quality Manajemen](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073116/5571f3a349795947648e5b76/html5/thumbnails/5.jpg)
menerus. Pengetahuan dan keterampilan yang masih baru ini mungkin
besok pagi sudah menjadi using. Dalam lingkungan seperti ini sangat
penting memperbaharui kemampuan karyawan secara konstan.
Organisasi yang tidak memahami perlunya pelatihan tidak mungkin
dapat mengikuti perubahan tersebut.
4. Masalah-masalah ahli teknologi
Ahli teknologi adalah perpindahan atau transfer teknologi dari satu
objek ke objek yang lain. Ada dua tahap dalam proses alih teknologi.
Tahap pertama adalah komersialisasi teknologi baru yang
dikembangkan dilaboratorium riset atau oleh penemu individual. Tahap
ini merupakan pengembangan bisnis dan tidak melibatkan pelatihan.
tahap kedua dari proses tersebut adalah difusi teknologi yang
memerlukan pelatihan. Defusi teknologi adalah proses pemindahan
teknologi yang baru dikomersilkan ke dunia kerja untuk meningkatkan
produktifitas, kualitas dan daya saing.
Tahap kedua ini tidak akan berlangsung dengan baik bila para
karyawan yang akan menggunakan teknologi itu belum dilatih untuk
untuk menggunakannya secara efesien dan efektif. Teknologi tanpa
didukung oleh adanya karyawan yang memahami cara penggunaanya
secara efektif, tidak akan memberikan kontribusi besar pada
peningkatan produktifitas. Hambatan utama terhadap efektivitas proses
alih teknologi baru tersebut. Hambatan tersebut dapat diatasi dengan
5
![Page 6: Pelatihan Sebagai Wahana an Personil Dalam Total Quality Manajemen](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073116/5571f3a349795947648e5b76/html5/thumbnails/6.jpg)
pelatihan.
5. Perubahan keadaan demografi
Perubahaan keadaan demografi menyebabkan pelatihan menjadi
semakin penting dewasa ini. Oleh karena dalam tim merupakan unsur
pokok TQM. Maka pelatihan dibutuhkan untuk melatih karyawan
yang berbeda latar belakangnya agar dapat bekerja sama secara
harmonis. Untuk mengatasi perbedaan budaya, sosial, dan jenis
kelamin dibutuhkan pelatihan, kemitraan, dan perhatian.
B. MANFAAT PELATIHAN
Bagi karywan diharapkan dalam upaya pembinaan kualitas sumber daya
yang diharapkan dalam TQM, maka pelatihan bermamfaat sebagai
berikut :
Mengurangi kesalahan produksi
Meningkatkan produktifitas
Meningkatkan atau memperbaiki kualitas
Mengurangi turn over
Biaya staf yang lebih rendah
Memimalisasi biaya produksi
Meningkatkan fleksibilitas karywan
Respon yang lebih baik terhadap perubahan
Meningkatkan komunikasi
Kerjasama tim yang lebih baik
6
![Page 7: Pelatihan Sebagai Wahana an Personil Dalam Total Quality Manajemen](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073116/5571f3a349795947648e5b76/html5/thumbnails/7.jpg)
Hubungan karyawan yang lebih harmonis
Mengubah budaya perusahaan
Menunjukkan komitmen manajemen terhadap kualitas
Sering ada yang berpendapat bahwa pelatihan hanya berkaitan
secara langsung dengan pekerjaan. Edward Deming menyatakan
bahwa apabila pelatihan terlalu difokuskan apa aplikasi langsung
merupakan pandangan yang keliru. Berbagai macam pembelajaran
dapat memberikan keuntungan yang tidak dapat diprediksi.
C. PENDEKATAN PELATIHAN SESUAI KONSEP TQM
Ada tiga macam pendekatan pokok dalam pemberian pelatihan yaitu,
pendekatan internal, pendekatan eksternal, dan pendekatan kemitraan.
Yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pendekatan internal
Pendekatan internal adalah pendekatan yang digunakan untuk
memberikan pelatihan dengan fasilitas organisasi. Pendekatan ini
meliputi one on one training on the job computer based raining.formal
group instruction, dan media based instruction. One on one training
dilaksanakan dengan menempatkan karyawan yang kurang terampil
dan belum berpegalaman dibawah instruksi karyawan yang lebih
terampil dan belum berpengalaman pendekatan ini digunakan bila ada
karyawan yang baru direkrut. Pendekatan ini efektif juga untuk
mempersiapkan penggantian bagi karyawan yang merencanakan untuk
7
![Page 8: Pelatihan Sebagai Wahana an Personil Dalam Total Quality Manajemen](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073116/5571f3a349795947648e5b76/html5/thumbnails/8.jpg)
pension atau keluar.
Computer based training terbukti sebagai pendekatan internal yang
efektif. Penerapannya sa ngat cocok untuk memberikan pengetahun
umum. Metode ini bersifat self periode, individualized dan dapat
menyajikan umpan balik yang cepat dan terus-menerus kepada
pemakainya.
Dalam formal group instruction, sejumlah karyawan yang memerlukan
pelatihan namun dilatih bersama metode ini meliputi kuliah,
demostrasi, penggunaan, multimedia, sesi Tanya jawab, permainan
peran ( role playing ) dan simulasi.
Media based instruction digunakan secara luas dalam pendekatan
internal. Cara yang paling sederhana dilakukan dengan bantuan satu
set audio tapes. Sedangkan yang lebih komperehensif menggunakan
video dan buku kerja. Pemamfaatan laser disk in reaktif (kombinasi
antara computer, video, dan teknologi laser disk). Juga efektif untuk
digunakan dalam pendekatan internal.
2. Pendekatan eksternal
Pendekatan eksternal adalah pendekatan yang dilaksanakan dengan
jalan mendaftarkan karyawan pada program atau kegiatan yang
diberikan oleh lembaga pemerintah, lembaga swasta, organisasi
professional, dan perusahaan pelatih swasta. Pendekatan yang paling
sering dilakukan adalah mendaftarkan karyawan dalam pelatihan
8
![Page 9: Pelatihan Sebagai Wahana an Personil Dalam Total Quality Manajemen](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073116/5571f3a349795947648e5b76/html5/thumbnails/9.jpg)
jangka panjang seperti kursus-kursus. Pendekatan eksternal pelatihan
jangka panjang seperti kursus-kursus. Pendekatan eksternal terutama
digunakan untuk mengembangkan keterampilan umum.
3. Pendekatan kemitraan
Dewasa ini mulai banyak dijalin kemitraan antara perusahaan dengan
perguruan tinggi untuk memberikan customizer training kemitraan
dengan perguruan tinggi memberikan keuntungan kepada perusahan
yang ingin menyelenggarakan pelatihan bagi karyawan. Perguruan
tinggi memiliki tenaga professional dalam bidang pendidikan dan
pelatihan. Mereka sangat memahami cara mentranformasikan tujuan
pelatihan dalam materi pelatihan yang bersifat customizer. Perguruan
tinggi juga memiliki sumber daya yang dapat mengurangi atau
menghemat biaya pelatihan organisasi. Keuntungan lain adalah
adanya kredibilitas, formalisasi, standarisasi, dan flesibilitas.
Terlepas dari pendekatan yang digunakan dalam memberikan
pelatihan. Menurut Juran ada tiga keputusan penting yang harus dibuat
berkaitan dengan pelatihan.
a. Apakah bersifat wajib atau sukarela ?
Bila pelatihan merupakan bagian penting dari TQM dan organisasi
komit terhadap TQM, maka pelatihan seharusnya bersifat wajib.
b. Bagaimana pelatihan seharusnya dirangkai ?
Meskipun penekanan dalam lingkungan TQM adalah bottom up
9
![Page 10: Pelatihan Sebagai Wahana an Personil Dalam Total Quality Manajemen](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073116/5571f3a349795947648e5b76/html5/thumbnails/10.jpg)
dalam hal jumlah pelatihan yang diberikan, rangkaian pelatihan
bersifat top down. Dengan kata lain, manajer memberikan
pelatihan yang lebih sedikit daripada karyawan, tetapi mereka
menerima pertama kali.
c. Apa yang seharusnya diajarkan ?
Materi pelatihan disesuaikan dengan sasaran organisasi mengenai
kualitas, produktifitas, dan daya saing. Seperti yang telah
dijelaskan dalam bab ini, kebutuhan akan pelatihan ditentukan
dengan membandingkan antara pengetahuan dan apa yang ada saat
ini dapat ditutup dengan memberikan pelatihan yang tepat.
10
![Page 11: Pelatihan Sebagai Wahana an Personil Dalam Total Quality Manajemen](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073116/5571f3a349795947648e5b76/html5/thumbnails/11.jpg)
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelatihan menjadi wajib sifatnya dalam upaya mendukung kualitas
personal sesuai konsep total quality managemen. Sebagai teroganisir
pelaksanaan pelatihan serta terfokus pada job yang ingin dicapai, maka
personil yang diharapkan memiliki kompetensi tertentu yang handal dan
berkualitas dapat diperoleh.
B. Saran
Karena unit atau organisasi kerja memiliki karekteristik yang khas serta
personil juga merupakan karyawan dengan latar belakang profesi yang
memiliki tugas sesuai kompetensinya. Maka disarankan pelatihan mampu
menyesuaikan dengan keikhlasan dan kompetensi tersebut sehingga
dicapai hasil yang maksimal.
11
![Page 12: Pelatihan Sebagai Wahana an Personil Dalam Total Quality Manajemen](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073116/5571f3a349795947648e5b76/html5/thumbnails/12.jpg)
PELATIHAN SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN PERSONIL DALAM
TOTAL QUALITY MANAJEMEN
TUGAS KELOMPOK :
Rahmad NIM (a2a108090)
Hj. Gusti Nurul Aidah NIM(a2a108042)
H. Tamjid NIM(A2A1080119)
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPROGRAM MEGISTER MANAJEMAN PENDIDIKAN
BANJARMASIN
2009
12