pelatihan parlegal sesi_2

71
2. PENGANTAR DASAR HUKUM

Upload: mesuji-mandiri

Post on 08-Mar-2016

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

2. PENGANTAR DASAR HUKUM

Page 2: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

TUJUAN

Peserta mampu membedakan Peristiwa, Peristiwa hukum dan kasus hukum

Page 3: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

LANGKAH :

Peserta berkelompok menelaah “ Kisah Surti - Tarjo ”

Menjawab pertanyaan : Berdasar Kisah Surti – Tarjo, kini buatlah 3 kemungkinan lanjutan kisah diatas yang menjadikan kisah diatas menjadi :

• Peristiwa Biasa• Peristiwa Hukum• Kasus Hukum.• Berikan penjelasan dan alasan mengapa hal itu anda sebut demikian.

Page 4: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

selamat berdiskusi

Page 5: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Cerita 1:Peristiwa biasa

Tarjo meminta maaf, demikian halnya dengan Surti. Permintaan maaf keduanya meredakan kemarahan ayah Surti. Demikian akhirnya mereka berjanji untuk tak lagi berduaan ditempat yang membuat orang berpeluang menduga-dugahal buruk. Surti belajar lebih giat. Tarjo mulai berpikir untuk mencari pekerjaan yang lebih baik.

Page 6: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Cerita 2Peristiwa hukum

Tarjo akhirnya mau menikah dengan Surti.

Ketika tarjo menikah dengan Surti terjadilah peristiwa hukum, yaitu perkawinan. Ketika Tarjo menikah dengan Surti, timbul akibat-akibat yang diatur hukum yang karena terjadinya perkawinan itu. Apa saja? Misalnya : kewajiban untukmemberi nafkah, pemeliharaan anak, siapa yang berhak mewaris jika ada yang meninggal atau bagaimana jika terjadi perceraian

Page 7: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Cerita 3:Kemarahan Ayah Surti memuncak. Tarjo dipulkul beberapa kali hingga beberapa bagian dimuka menampakkan lebam. an Tarjo melaporkan hal ini ke Polisi

Terjadi peristiwa hukum, dimana ayah Surti melakukan perbuatan yang dilarang undang-undang yaitu menganiaya orang. Akibat-akibatyang timbul dari penganiayaan tersebut juga diatur oleh hukum. Misalnya bagaimana orang yang menganiaya ditangkap dan diadili dan mendapatkan hukuman. Dan saat peristiwa ini dilaporkan, maka peristiwa hukum tersebut menjadi kasus hukum.

Page 8: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

2.1 PENGERTIANPERISTIWA, PERISTIWA HUKUM, KASUS HUKUM

Page 9: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Peristiwa adalahKejadian ( hal , perkara, dsb ),

kejadian yang luar biasa ( menarik perhatian dsb )

Page 10: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Peristiwa hukumTidak semua peristiwa, menjadi peristiwa hukum. Jika peristiwa tersebut tidak menimbulkan hak dan kewajiban sebagai akibat hukum, maka peristiwa tersebut bukan peristiwa hukum.

Akibat hukum adalah segala akibat yang timbul jika seseorang melakukan perbuatan hukum,

berupa hak dan kewajiban yang harus dipenuhi,

dimana apa saja hak dan kewajiban itu telah diatur oleh aturan hukum yang berlaku.

Page 11: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Kasus HukumKasus hukum, biasanya digunakan pada

sengketa hukum hukum perdata, terutama bila sengketa tersebut masuk pengadilan.

Kasus hukum juga digunakan pada perkara-perkara pidana yang masuk ke kepolisian.

Page 12: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

2.2 PERBEDAAN KASUS PERDATA - PIDANA

Page 13: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

TUJUAN

• Peserta mampu membedakan kasus perdata dan kasus pidana

• Peserta mampu mengidentifikasi siapa berperan apa dalam tiap kasus

Page 14: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

LANGKAH :

KARTU ARUS RAGAM KASUSa. Pisahkan kartu ke dalam dua kelompok hingga jalas mana kasus Perdata dan mana kasus Pidana

b. Berikan penjelasan mengapa disebut demikian

Page 15: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

selamat berdiskusi

Page 16: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Hukum Perdata:• Mengatur hubungan hukum seseorang dengan menitikberatkan pada kepentingan bersama

• Mengatur hubungan antar penduduk atau warga negara dalam kehidupan sehari-hari. seperti misalnya kedewasaan seseorang, perkawinan, perceraian, kematian, pewarisan, harta benda, kegiatan usaha dan tindakan-tindakan yang bersifat perdata lainnya.

Page 17: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Hukum Pidana• Mengatur hubungan antara seseorang (sebagai warga negara) dengan negara (sebagai penguasa tata tertib masyarakat)• Menentukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh UU dan ada sanksi bagi pelanggarnya• Berupa pelanggaran (misal pelanggaran lalu-lintas, senjata tajam, minuman keras) dan kejahatan (misal pembunuhan, pencurian, KDRT, penganiayaan, perusakan dsb)

Page 18: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Penerapan hukum perdata dan pidana bila terjadi sengketa atau pelanggaran:

• Pelanggaran perdata hanya bisa diproses oleh negara melalui pengadilan jika ada pengaduan dari pihak yang merasa dirugikan/penggugat

• Pelanggaran terhadap hukum pidana, aparat hukum akan langsung mengambil tindakan dengan atau melalui pengaduaan/laporan dari pihak yang dirugikan., kecuali dalam delik aduan seperti zina, pencurian dan penggelapan dalam keluarga, baru akan diproses jika ada pengaduan dari pihak yang dirugikan.

Page 19: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

2.3 GARIS BESAR PILIHAN BENTUK PENYELESAIAN SENGKETA

Page 20: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

TUJUAN

Peserta mampu merumuskan beragam jalur penyelesaian kasus hukum

Page 21: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

• Upaya Hukum Pidana• Gugatan Biasa• Class Action • Legal Standing• Negosiasi• Mediasi• Lobby• Kampanye• Advokasi

Pisahkan Berdasarkan Penyelesaian kasus

Page 22: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Bentuk Penyelesaian Sengketa Dalam Konteks HukumLitigasiProses penyelesain kasus atau sengketa melalui jalur formal yakni melalui pengadilan

Non LitigasiProses penyelesain kasus atau sengketa melalui jalur nonformal atau diluar pengadilan lewat alternative penyelsaian sengketa (alternatif disputies resolution)

Page 23: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Karakteristik Litigasi• Sangat formal• Pertikaian argumen dan alat bukti• Terbuka (kecuali kasus tertentu)• Hasil akhir berupa Putusan

Non Litigasi• Tidak formal• Musyarah mufakat• Tertutup • Hasil akhir berupa konsensus

Page 24: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Kelebihan Litigasi• Proses beracara yang jelas dan pasti• Putusan menentukan siapa yang benar atau salah menurut hukum• Putusan dapat dilaksanakan atau dijalankan secara paksa

Kelemahan Litigasi• Proses yang berlangsung lama untuk mendapatkan putusan final dan mengikat.• Menimbulkan rasa ketegangan atau rasa permusuhan diantara para pihak• Tidak dapat dirahasiakan karena sidang terbuka untuk umum• Sistem adminsitrasi dan birokrasi peradilan yang berbelit-belit dan lemah• Putusan hakim ada kemungkinan tidak bisa diterima oleh salah satu pihak karena dirasa tidak adil atau karena memihak atau ada korupsi aparat hukum

Page 25: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Bentuk Penyelesaian Kasus/ Sengketa Litigasi

• Upaya Hukum Pidana• Upaya Hukum Perdata: Gugatan Biasa Class Action Legal Standing

Page 26: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Bentuk Penyelesaian kasus atau sengketa Non Litigasi

• Negosiasi• Mediasi• Arbitrase• Lobby• Kampanye• Advokasi

Page 27: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

3. MEKANISME NON LITIGASI

Page 28: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

3.1NEGOSIASI3.2. MEDIASI

Page 29: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

TUJUAN• Peserta mampu menyebutkan tahap dalam negosiasi• Peserta mampu merumuskan kekuatan dan kelemahan negosiasi• Peserta mampu menyebutkan tahap dalam Mediasi• Peserta mampu merumuskan kekuatan dan kelemahan mediasi

Page 30: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

NEGOSIASIPerundingan di antara dua pihak atau lebih tanpa bantuan pihak lain dengan tujuan untuk menyelesaikan sengketa

Teknik Negosiasi• Negosiasi yang bertumpuh pada Posisi (Positional Based Bargaining)• Negosiasi yang bertumpuh pada kepentingan (Interest Based Bargaining)

Page 31: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Negosiasi yang bertumpuh pada posisi (Positional Based Bargaining)Para pihak saling mengusulkan solusi dan saling menawar sampai mereka menemukan titik yang dapat diterima bagi keduanya. Perundingan Posisional selalu dimulai dengan solusi

Page 32: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Negosiasi yang bertumpuh pada kepentingan (Interest Based Bargaining)Perundingan berdasarkan kepentingan dimulai dengan mengembangkan dan menjaga hubungan. Para pihak mendidik satu sama lain akan kebutuhan mereka danbersama-sama menyelesaikan persoalan berdasarkan pada kebutuhan dan kebutuhan atau kepentingan

Page 33: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Sikap/Perilaku PerundingNegosiasi yang bertumpuh pada Posisi(Positional Based Bargaining)

• Tujuan saya adalah memperoleh potongan terbesar• Kemenangan saya = Kekalahan anda • Kita adalah lawan• Hanya ada satu solusi, yaitu solusi saya• Saya harus tetap bertahan• Konsesi adalah pertanda kelemahan

Page 34: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Negosiasi yang bertumpuh pada kepentingan(Interest Based Bargaining)

• Tujuannya adalah = win/win• Kebutuhan dari seluruh pihak harus dibahas dalam rangkan mecapai tujuan• Para perunding adalah penyelesai masalah yang kooperatif• Menjaga pola hubungan positif selama perundingan

Page 35: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Prasyarat Negosiasi Yang Efektif• Pihak-pihak bersedia bernegosiasi secara sukarela berdasar-kan kesadaran yang penuh (willingness to negotiate)• Pihak-pihak siap melakukan negosiasi (preparedness)• Mempunyai wewenang mengambil keputusan (authoritative)• Memiliki kekuatan yang relatif seimbang sehingga dapat menciptakan saling ketergantungan (relative equal bargaining power)• Mempunyai kemauan menyelesaikan masalah (willingnes to settle)• Terdapat BATNA (Best Alternative To a Negotiated Agreement) yang tidak terlalu baik• Kepekaan tentang sesuatu yang dianggap penting (Sense of urgency)• Meminimalkan kendala psikologis yang besar

Page 36: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Kekuatan Yang Perlu Diidentifikasi/Dimiliki Sebelum Perundingan• Otoritas/kewenangan• Keahlian/expertise• Informasi• Asosiasional (keterkaitan dengan “orang kuat”)• Kewenangan menjatuhkan sanksi• Kemampuan menciptakan gangguan (nuisance power)• Kekuatan moral

Page 37: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Karakteristik Negosiator Yang Efektif• Persiapan dan kemampuan perencanan• Pengetahuan tentang materi yang dirundingkan• Kemampuan mengekspresikan pikiran-pikiran secara verbal• Kemampuan untuk berfikir utuh, jernih dan cepat dalam kondisi di bawah tekanan (waktu) dan ketidak pastian (informasi terbatas)• Kemampuan dan ketrampilan mendengarkan (cepat, tepat, menyederhanakan, reformulasi, re-phrase, mensistimatisasikan)• Intelegensia umum dan ketrampilan mengambil keputusan• Integritas (tidak tercela) • Kemampuan mempengaruhi• Sabar• Kemampuan mengundang respek dan kepercayaan dari lawan

Page 38: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Kelebihan Negosiasi• Pola penyelesaian yang tidak formal, feleksibel, murah dan cepat.• Melibatkan partisipasi aktif para pihak • Memperbaiki komunikasi antara para pihak yang bersengketa• Meningkatkan kesadaran akan kekuatan dan kelemahan posisi masing-masing pihak• Mengetahui hal-hal atau issu-issu yang tersembunyi yang terkait dengan sengketa yang sebelumnya tidak disadari oleh salah satu pihak• Mendapatkan ide-ide yang kreatif untuk penyelesain masalah

Page 39: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Kelemahan Negosisasi• Tidak semua sengketa atau kasus bisa diselesaikan secara negosiasi.• Memerlukan keahlian negosiasi• Kesepakatan tidak mempunyai daya paksa (eksekutorial) kecuali jika dimohonkan di pengadilan.

Page 40: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

MEDIASIKesepakan tertulis para pihak, sengeketa atau beda pendapat diselesaikan melalui bantuan seorang atau lebih penasehat ahli maupun melalui seorang mediator (UU No.30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelsaian Sengketa).

Perundingan antara dua pihak atau labih denganbantuan pihak penengah (mediator) netral yang tidak mempunyai kewenangan memutus dengan tujuan untuk menyelsaikan sengketa

Page 41: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Keuntungan Mediasi• Pola penyelesaian yang tidak formal, fleksibel, biaya ringan dan cepat.• Melibatkan partisipasi aktif para pihak • Memperbaiki komunikasi antara para pihak yang bersengketa• Membantu melepaskan kemarahan terhadap pihak lawan• Meningkatkan kesadaran akan kekuatan dan kelemahan posisi masing-masing pihak• Mengetahui hal-hal atau isu-isu yang tersembunyi yang terkait dengan sengketa yang sebelumnya tidak disadari oleh salah satu pihak• Mendapatkan ide-ide yang kreatif untuk penyelesain masalah.

Page 42: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Kelemahan Mediasi• Tidak semua sengketa atau kasus bisa diselesaikan secara mediasi.• Memerlukan keahlian mediasi• Kesepakatan tidak mempunyai daya paksa (eksekutorial) kecuali jika dimohonkan di pengadilan.

Page 43: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Kode Etik Mediator• Prinsip Netralitas (imparsiality).• Prinsip Penentuan Diri Sendiri (self determination)• Prinsip Kerahasian (confidentiality).• Prinsip Bebas Dari Konflik Pribadi (conflict of interest)

Page 44: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Tahapan Mediasi• Menjalin hubungan dengan para pihak yang bersengketa ; • Memilih strategi untuk membimbing proses mediasi ; • Mengumpulkan dan menganilisis informasi latar belakang sengketa • Menyusun rencana mediasi • Membangun kepercayaan dan kerjasama diantara para pihak • Memulai sidang-sidang mediasi • Merumuskan masalah-masalah dan menyusun agenda • Mengungkapkan kepentingan tersembunyi dari para pihak • Mengembangkan pilihan-pilihan penyelesaian sengketa • Menganalisis pilihan-pilihan penyelesaian sengketa • Proses tawar menawar • Mencapai penyelesaian formal

Page 45: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Keterampilan Mediator• Keterampilan Pengorganisasian Perundingan.• Keterampilan Perundingan.• Keterampilan Memfasilitasi.• Keterampilan Komunikasi

Page 46: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

3.3 LOBBY3.4. KAMPANYE3.5. ADVOKASI

Page 47: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Lobi : Mencoba mempengaruhi

Melobi : Melakukan pendekatan secara tidak resmi

Tujuan lobi bervariasi. Bisa berupa upaya untuk mempengaruhi sasaran lobi agar berbagai usulan, rencana dan program kerja mendapatpengertian, pemahaman persetujuan hingga diperolehnya dukungan.

Page 48: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Fungsi Lobi• Membangun koalisi dengan organisasi-organisasi lain• Mengumpulkan informasi dan mempersiapkan laporan • Melakukan kontak dengan individu-individu yang berpengaruh• Mempersiapkan pengamat dan pembicara ahli untuk mewakili posisi organisasi• Memusatkan debat pada isi kunci, fakta dan bukti-bukti yang mendukung

Page 49: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Sasaran Lobi• Golongan masyarakat ang biasa disebut dengan kalangan kosmopolit – mereka mempunyai wawasan dan kecakapan yang tak diragukan lagi.• Anggota organisasi yang memiliki kontak paling dengan pihak legislatif, eksekutif dan yudikatif• Tokoh masyarakat yang sudah dikenal kredibilitasnya• Kalangan jurnalis ( wartawan dan redaktur )• Para pejabat tinggi negara

Page 50: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Bagaimana MelobiCara langsung

• Pertemuan pribadi• Percakapan telepon• Surat tertulis pribadi• Surat pribadi ke beberapa orang secara terpisah• Surat terbuka• Banjir pesan elektronis• Pernyataan

Page 51: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Cara Tidak Langsung

• Kampanye media massa• Kampanye politik dengan sasaran khusus• Sengatan media massa• Minta bantuan profesional• Melalui Organisasi Masyarakat• Melalui Partai Politik• Unjuk rasa massa

Page 52: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Kapan melobi ?

• Sebelum Pemilihan Umum• Sebelum suatu isu dimasyarakatkan• Pada puncak publisitas• Sebelum perdebatan Parlemen• Selama pembahasan Parlemen

Page 53: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

KAMPANYEKampanye Pembentukan Pendapat umum adalah bagian penting dalam Advokasi.

Bentuk-bentuk kampanye• Pembentukan kesadaran masyarakat dan pendapat umum, • Kampanye pengalangan dukungan,• Pelatihan dan pendidikan politik tentang suatu isu,• Pembentukan basis organisasi gerakan, hingga• Pengerahan kekuatan massa untuk aksi kesetiakawanan, unjuk-rasa, mogok, boikot, pembangkangan sosial dsb.

Page 54: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Beberapa Kaidah Berurusan dengan media massa

• Kenali dengan baik siapa ( posisi, fungsi dan jenis ) mereka• Ketahui dengan jelas siapa khalayak sasaran utama mereka. Apakah sesuai dengan sasaran utama kampanye anda• Persiapkan disi sebelum berurusan dengan mereka : Yakin akan pesan yang akan anda sampaikan, kuasai data fakta pendukungnya, perkirakan pertanyaan yang akan muncul, dapat memutuskan dengan cepat apakah anda akan menjawab atau tidak.• Meski demikian isu tersebut harus mencerminkan adanya tujuan perubahan yang lebih besar dan jagka panjang• Siap untuk selalu menyampaikan dan menceriterakan kebenaran.

Page 55: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Mengemas pesan – pesan yang akan anda sampaikan ke media massa sebaiknya :

• Memang mengandug unsur berita, aktual, dan berhubungan erat dengan isu yang anda advokasikan• Memang mengandung hal-hal yang menarik• Mengandung unsur dan terkait dengan keadaan atau permasalahan setempat• Ada orang yang tepat ( cakap, terpercaya ) sebagai juru bicara yang dapat menyampaikan dengan lancar dan mudah dipahami masyarakat• Lebih bagus lagi ( dan sangat disarankan ) melengkapi dengan bahan visual ( foto, gambar, grafis ) terutama bila berhubungan dengan media televisi

Page 56: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Metode Advokasi• Kampanye media massa, konferensi pers.• Unjuk rasa, aksi massa, boikot.• Lobby• Legal drafting (mengajukan draft Undang-Undang)• Judicial review (Permintaan Review atas Peraturan Perundang-undangan)

Page 57: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

ADVOKASIUsaha sistematis dan terorganisir untuk mempengaruhi dan mendesakkan terjadinya perubahan dalam kebijakan publik secara bertahap-maju (incremental) (Mansour Faqih.Alm.,)

Suatu Perubahan Pada Dasarnya Untuk :• Mengadakan sesuatu menjadi ada• Memperbaiki• Memperkuat yang telah ada• Mengubah yang telah ada dan menggantinya dengan yang lebih baik.

Page 58: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Strategi Advokasi

• Menetapkan tujuan yang ingin dicapai• Menentukan siapa yang akan digerakkan• Merumuskan apa yang akan disampaikan• Menentukan siapa yang akan membawa pesan tersebut• Menentukan media/bagaimana pesan tersebut disampaikan• Memeriksa apa yang kita miliki• Memeriksa apa yang bisa dijadikan peluang• Merumuskan bagaimana cara memulai• Merumuskan cara mengoreksi kekeliruan dalam langkah.

Page 59: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Lingkar Inti dan Sekutu

Lingkar intiPenggagas, pemrakarsa, pendiri, penggerak utama dan penentu – pengendali arah strategi advokasi.

SekutuPihak-pihak di luar lingkar inti yang simpati, memberi dukungan dan mau membantu kegiatan advokasi.

Page 60: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Analisis Sosial;Melihat realitas sosial dan kecenderungannya serta menggambarkannya berdasarkan konstruksi tertentu untuk memmahami masalah atau persoalan-persaoalan di masyarakat

Menentukan Isu: Merumuskan issu strategis yang akan diadvokasikan

Juru bicara gerakan;Mempunyai hubungan baik dengan wartawan, pembuat kebijakan dan tokoh informa. Mampu menyampaikan advokasi dalam bahasa yang menarik perhatian media massa;

Lobby; Mempengaruhi pembuat kebijakan: politisi dan birokrasi.

Page 61: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Kerja Basis

Membangun Jaringan Pendukung; Advokasi membutuhkan dukungan politik real dari masyarakat;

Pendidikan Politik; Pendukung advokasi juga harus mengetahui tujuan advokasi dan untuk apa advokasi dilakukan, mampu melakukan analisis sosial;

Mobilisasi Massa Menyiapkan dukungan massa bila sewaktu-waktu diperlukan.

Page 62: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Kerja Pendukung Advokasi

Data Penelitian, investigasi, membuat laporan, draft peraturan/UU alternatif.

Dana dan Logistik menggalang sumber dana

Informasi dan Dokumentasi membuka akses terhadap data dan dokumen yang diperlukan, informan kunci, dll.

Backup Politk Dukungan pihak luar baik local, nasional maupun internasional.

Page 63: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

RUMPUN BAHASANMEKANISME LITIGASI

Page 64: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

URUTAN PROSEDUR 1. Pendaftaran gugatan di pengadilan negeri tempat tergugat berdomisili2. Pengajuan gugatan disertai bukti-bukti yang dibutuhkan3. Penetapan tanggal sidang dan memanggil kedua belah pihak untuk bersidang4. Penawaran perdamaian5. Pembacaan eksepsi (kalau ada)6. Pembacaan putusan sela (kalau ada)7. Jika tidak tercapai perdamaian, hakim melanjutkan ke tahap replik8. Duplik9. Pemeriksaan alat bukti 10.Pembacaan kesimpulan dari masing-masing pihak11.Putusan12.Upaya Hukum (banding, kasasi, Peninjuan Kembali)13.Eksekusi bila keputusan pengadilan telah berkekuatan hukum tetap.

Page 65: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

URUTAN TAHAP PROSEDUR PENANGANAN KASUS PIDANA 1. Kejadian2. Pelaporan3. Penangkapan dan penahanan4. Penggeledahan dan penyitaan5. Penyidikan6. Penuntutan,

Page 66: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

HAK-HAK TERSANGKA -TERDAKWAHak-hak tersangka dalam proses penangkapan

1.Penangkapan harus dilakukan oleh petugas dari kepolisian2.Membawa surat tugas3.Jangka waktu penangkapan adalah 1 hari atau 24 jam

Page 67: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Hak-hak tersangka dalam proses pemeriksaan1.Tersangka harus diperlakukan adil2.Tidak boleh mengalami kekerasan atau tekanan3.Informasi mengenai tingkatan pemeriksaan dan statusnya. Tersangka di tahap penyidikan dan penuntutan, terdakwa ketika kasus sudah sampai di pengadilan sampai sebelum putusan hukum memiliki kekuatan hukum tetap. Terpidana jika eksekusi telah dilakukan.

Tersangka/terdakwa berhak didampingi penasehat hukum sejak proses penyidikan. Bahkan ia berhak menolak memberi keterangan bila belum didampingi penasehat hukum

Page 68: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Hak-hak tersangka dalam proses penggeledahan dan penyitaan

1.Harus ada Surat izin dari Ketua Pengadilan untuk penggeledahan dan penyitaan (kecuali dalam keadaan mendesak, polisi bisa melakukan penggeledahan dan penyitaan tanpa izin ketua PN)2. Penggeledahan harus disaksikan oleh 2 orang saksi3.Pemilik rumah yang digeledah/disita harus mendapat berita acara dari polisi mengenai penggeledahan dan penyitaan tersebut.

Page 69: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Hak-Hak tersangka selama proses penahanan

• Harus ada surat perintah penahanan • Yang bisa memerintahkan penahanan adalah polisi, penuntut umum dan hakim yang mengadili• Penahanan bisa diperpanjang tapi harus ada surat perintah penahanan lanjutan, berisi identitas tersangka dan alasan penahanan• Tembusan surat penahanan itu harus diberikan kepada keluarga tersangka• Bisa meminta penangguhan penahanan dengan jaminan uang atau orang.

Page 70: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

Hak-hak terdakwa selama proses pengadilan antara lain:• Mendapatkan BAP dari proses penyidikan dan penuntutan• Diadili dalam pengadilan yang terbuka untuk umum• Didampingi pengacara• Menghadirkan saksi dari pihaknya• Melakukan pembelaan• Mengajukan pra peradilan• Hak untuk mengajukan upaya banding

Page 71: PELATIHAN PARLEGAL SESI_2

PENYUSUNAN RKTL ( Rencana Kerja Tindak Lanjut)