pelaporan hubungan istimewa

22
MAKALAH TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA, OFF BALANCE SHEET Disusun Oleh : Christian Timotius Peilouw I Nyoman Agatha PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Upload: iracumi

Post on 18-Jan-2016

27 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

aaa

TRANSCRIPT

Page 1: Pelaporan Hubungan Istimewa

MAKALAH

TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA, OFF

BALANCE SHEET

Disusun Oleh :

Christian Timotius Peilouw

I Nyoman Agatha

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2014

Page 2: Pelaporan Hubungan Istimewa

Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa.

Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7, laporan keuangan harus

mengungkapkan transaksi dengan pihak – pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Pihak-

pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah pihak-pihak yang dianggap mempunyai

hubungan istimewa bila satu pihak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan pihak lain

atau mempunyai pengaruh signifikan atas pihak lain dalam mengambil keputusan keuangan

dan operasional. Definisi yang sama juga diberikan oleh International Financial Statement

Standar sebagai berikut :

A related party is a person or entity that is related to the entity that is preparing its financial

statements (referred to as the 'reporting entity') [IAS 24.9].

A related party transaction is a transfer of resources, services, or obligations between

related parties, regardless of whether a price is charged. [IAS 24.9]

Pihak-pihak yang dianggap mempunyai hubungan istimewa antara lain:

a. Perusahaan mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian

bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries dan

fellow subsidiaries).

b. Perusahaan asosiasi.

c. Perorangan yang memiliki suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang

berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut.

d. Karyawan kunci yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab

untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang

meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota

keluarga dekat orang-orang tersebut.

Pihak-pihak berikut tidak dianggap sebagai pihak-pihak yang mempunyai hubungan

istimewa:

a. penyandang dana.

b. serikat dagang.

c. perusahaan pelayanan umum (public utilities).

Page 3: Pelaporan Hubungan Istimewa

d. departemen dan instansi pemerintah.

e. satu-satunya pelanggan, pemasok, pemegang hak franchise, distributor atau

perwakilan/agen umum dimana entitas mengadakan transaksi usaha dengan volume

yang signifikan karena ketergantungan ekonomis akibat keadaan.

Persoalan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa.

Hubungan istimewa dengan suatu pihak dapat mempunyai dampak atas posisi keuangan dan

hasil usaha perusahaan pelapor. Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dapat

melakukan transaksi yang tidak akan dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak mempunyai

hubungan istimewa. Transaksi antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa juga

dapat dilakukan dengan harga yang berbeda dengan transaksi serupa yang dilakukan antara

pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa.

Posisi keuangan dan hasil usaha dari suatu perusahaan dapat terpengaruh oleh hubungan

istimewa dengan suatu pihak walaupun tidak terjadi sesuatu transaksi dengan pihak tersebut.

Suatu hubungan istimewa dapat mempengaruhi transaksi perusahaan pelapor dengan pihak

lain. Sebagai contoh, suatu anak perusahaan dapat mengakhiri hubungan dengan suatu mitra

dagangnya karena induk perusahaan telah mengakuisisi suatu perusahaan lain yang berusaha

dalam bidang perdagangan yang sama dengan mitra dagang terdahulu. Di samping itu, suatu

tindakan dapat tertunda karena pengaruh yang signifikan dari pihak lain. Sebagai contoh, suatu

anak perusahaan dapat diinstruksikan oleh induknya untuk tidak ikut serta dalam riset dan

pengembangan .

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa mungkin mempunyai suatu tingkat keluwesan

dalam proses penentuan harga, yang tidak terdapat dalam transaksi antara pihak yang tidak

mempunyai hubungan istimewa.

Pengukuran dan Penilaian

Metode yang digunakan untuk menentukan harga dalam suatu transaksi antara pihak yang

mempunyai hubungan istimewa: Metode harga pasar bebas yang dapat diperbandingkan. Bila

barang atau jasa dipasok dalam suatu transaksi antara pihak yang mempunyai hubungan

istimewa, dan keadaan yang bersangkutan itu adalah serupa dengan keadaan dalam transaksi

perdagangan normal, metode ini sering digunakan. Metode ini juga sering digunakan untuk

Page 4: Pelaporan Hubungan Istimewa

menentukan biaya pembelanjaan . Metode harga penjualan kembali (resale price). Metode ini

mengurangi harga penjualan kembali dengan suatu margin yang wajar. Metode ini juga

digunakan untuk pengalihan/transfer sumber daya lain, seperti hak dan jasa. Metode biaya-plus

(cost-plus method), yang menambahkan suatu kenaikan (mark-up) tertentu pada biaya

pemasok. Kesulitan-kesulitan mungkin dialami baik dalam menentukan unsur biaya yang dapat

diatribusikan maupun kenaikan (mark-up) tersebut. Di antara ukuran-ukuran yang dapat

membantu menentukan harga transfer adalah hasil (return) yang dapat dibandingkan dalam

industri sejenis atas volume penjualan atau modal yang digunakan. Adakalanya harga transaksi

antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa tidak ditentukan menurut salah satu dari

metode di atas. Kadang-kadang bahkan sama sekali tidak ada harga yang diperhitungkan,

misalnya pemberian jasa manajemen tanpa memperhitungkan imbalan dan pemberian

pinjaman tanpa bunga . Kadangkala, transaksi tidak terjadi jika tidak terdapat hubungan

istimewa. Misalnya, suatu perusahaan yang biasanya menjual sebagian besar produksinya

dengan harga pokok kepada induk perusahaannya akan mengalami kesulitan mendapatkan

pelanggan lain apabila suatu saat induk perusahaannya tidak membeli produk tersebut.

Pengungkapan.

Berikut ini adalah contoh situasi transaksi antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa

mungkin memerlukan pengungkapan oleh suatu perusahaan pelapor:

a. Pembelian atau penjualan barang.

b. Pembelian atau penjualan properti dan aset lain.

c. Pemberian atau penerimaan jasa.

d. Pengalihan riset dan pengembangan.

e. Pendanaan (termasuk pemberian pinjaman dan penyetoran modal, baik secara tunai

maupun dalam bentuk natura).

f. Garansi dan penjarninan (collateral).

g. Kontrak manajemen.

Agar pembaca laporan keuangan mendapat gambaran tentang pengaruh hubungan

istimewa, perusahaan pelapor wajib mengungkapkan adanya hubungan istimewa bila terdapat

pengendalian (control), sehubungan dengan transaksi antara pihak yang mempunyai hubungan

Page 5: Pelaporan Hubungan Istimewa

istimewa.

Jika terdapat transaksi antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa, perlu

diungkapkan hakikat transaksi dan unsur-unsur transaksi yang diperlukan agar laporan

keuangan tersebut dapat dimengerti. Unsur-unsur ini biasanya mencakup:

a. Suatu petunjuk mengenai volume transaksi, baikjumlah maupun proporsinya.

b. Jumlah atau proporsi pos-pos terbuka (outstanding items).

c. Kebijakan harga.

Pos-pos serupa biasanya diagregasikan, kecuali jika pengungkapan terpisah diperlukan agar

pengaruh dari transaksi antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada laporan

keuangan perusahaan pelopor dapat dimengerti.

Pengungkapan transaksi -transaksi antarperusahaan yang laporan keuangannya telah

dikonsolidasikan tidak diperlukan dalam laporan keuangan konsolidasi karena laporan

keuangan konsolidasi telah menyajikan informasi mengenai induk perusahaan dan anak

perusahaan sebagai satu kesatuan ekonomi.

Akuntansi Restrukturisasi Ekuitas Sepengendali.

Sejumlah entitas usaha di Indonesia memiliki karakteristik pemilikian mayoritas dan atau

pengendalian oleh pihak yang sama, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Entitas usaha

yang memiliki karakteristik seperti ini disebut entitas sepengendali. Transaksi restrukturisasi

entitas sepengendali tidak terjadi perubahan substansi ekonomi pemilikan, walaupun bentuk

hukum (legal form) pemilikan saham atau aktiva atau kewajiban atau instrumen kepemilikan

lainnya berubah.

Selisih Antara Harga Pengalihan dan Nilai Buku

Selisih antara harga pengalihan dan nilai buku setiap transaksi dibukukan dalam akun selisih

nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali. Saldo tersebut kemudian dilanjutkan pada

unsur ekuitas dan bukan termasuk goodwill. Saldo tersebut dapat berubah dengan:

a. Adanya transaksi resiprokal antara entitas sepengendali yang sama.

Page 6: Pelaporan Hubungan Istimewa

b. Adanya peristiwa kuasi reorganisasi.

c. Hilangnya status subtansi sepengendalian antara entitas yang pernah

bertransaksi.

d. Pelepasan aktiva, kewajiban, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang

mendasari terjadinya selisih transaksi restrukturisasi.

Pengakuan.

Apabila memiliki lebih dari 50% hak suara pada suatu perusahaan terkendali (anak

perusahaan) baik secara langsung maupun tidak langsung. Bila hak suara kurang dari 50%,

pengendalian tetap dianggap bila ditemui salah satu kondisi berikut ini:

a. Mempunyai hak suara lebih 50% berdasarkan perjanjian dengan investor lain.

b. Mempunyai hak untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasi perusahaan lain

tersebut berdasarkan anggaran dasar dan kebijakan.

c. Kekuasaan untuk mengangkat dan memberhentikan sebagian besar anggota pengurus

perusahaan yang lain tersebut.

d. Mampu menguasai suara mayoritas dalam rapat pengurus.

Pengungkapan dan Pelaporan

Untuk semua transaksi restrukturisasi entitas sepengendali, pengungkapan berikut harus

dibuat dalam laporan keuangan pada periode terjadinya restrukturisasi:

a. Jenis, nilai buku dan harga pengalihan aktiva, kewajiban, saham atau instrumen

kepemilikan lainnya yang dialihkan.

b. Tanggal transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali.

c. Nama entitas terkait.

d. Metode akutansi yang digunakan.

Akuntansi Kerjasama Operasi.

Keinginan dunia bisnis untuk melakukan investasi seringkali melebihi kemampuan satu

entitas usaha untuk menyediakan dana. Seorang pengusaha yang memiliki peluang investasi,

Page 7: Pelaporan Hubungan Istimewa

tetapi tidak memiliki dana atau aset yang cukup,akan berusaha mengajak mitra usaha untuk

memanfaatkan peluang tersebut dengan membentuk Kerjasama Operasi (KSO). Pernyataan ini

bertujuan mengatur akuntansi kegiatan Kerjasama Operasi (KSO), yakni yang berkaitan dengan:

a. Pengakuan dan pengukuran akun-akun yang timbul dari kegiatan KSO seperti aset,

kewajiban, pendapatan, dan beban.

b. Penyajian dan pengungkapan akun-akun kegiatan KSO.

Kerjasama Operasi (KSO) adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana masing-

masing sepakat untuk melakukan suatu usaha bersama dengan menggunkan aset dan atau hak

usaha yang dimiliki dan secara bersama menanggung risiko usaha tersebut

Pengukuran dan Penilaian

Pembangunan Aset Kerjasama Operasi

a. Aset yang diserahkan pemilik aset untuk diusahakan dalam perjanjian Kerjasama

Operasi (KSO) harus dicatat oleh pemilik aset sebagai aset KSO sebesar biaya

perolehannya.

b. Dana yang ditanamkan pemilik aset dalam KSO dicatat sebagai penyertaan KSO. Di sisi

lain investor mencatat dana yang diterima ini dalam penyertaan KSO oleh pemilik aset

sebagai kewajiban.

Pengoperasian Aset Kerjasama Operasi

a. Aset KSO yang dibangun dengan didanai oleh investor harus dicatat oleh pihak yang

mengelola aset KSO tersebut, dalam hal yang mengelola adalah salah satu dari investor

atau pemilik asset.

b. Aset KSO harus dicatat sebesar biaya perolehannya, atau biaya pembangunan yang

tercantum di perjanjian KSO, atau sebesar nilai wajar, dipilih yang paling obyektif atau

berdaya uji

c. Investor mencatat penyerahan aset KSO kepada pemilik aset di akhir masa konsesi

dengan menghapus seluruh akun yang timbul berkaitan dengan KSO yang bersangkutan.

Pemilik asset mencatat penyerahan ini sebagai aset dengan mengkredit penghasilan KSO

apabila memiliki kepastian tentang adanya manfaat ekonomi dari aset tersebut atau

mengkredit penghasilan tangguhan (deferred income)

Page 8: Pelaporan Hubungan Istimewa

d. Bila investor melakukan penyerahan aset KSO kepada pemilik aset untuk dioperasikan

pada saat aset KSO selesai di bangun, penyerahan ini harus dicatat sebagai hak bagi

pendapatan atau penghasilan KSO

e. Pemilik aset mencatat penyerahan tersebut dalam akun aset KSO dengan mengkredit

akun kewajiban jangka panjang KSO. Pembayaran periodik kepada investor karena adanya

perjanjian KSO ini dicatat sebagai pelunasan utang beserta bunga dan beban atau

penghasilan KSO

f. Penghitungan bunga dalam hal ini adalah dengan mengacu pada tingkat bunga normal

dikalikan dengan sisa kewajiban atau sisa piutang bagi investor. Selisih antara beban

bunga dan bagian dari kewajiban KSO dari jumlah yang dibayarkan dimasukkan sebagai

penghasilan atau beban KSO

g. Aset KSO harus disusutkan secara sistematis oleh pengelola KSO selama umur

ekonominya. Untuk investor, masa penyusutan tidak boleh lebih panjang dari masa

konsesi KSO

h. Hak bagi pendapatan atau hasil diamortisasi oleh investor.

Pengakuan

a. Apabila yang diserahkan untuk diusahakan dalam perjanjian KSO adalah hak

penyelenggaraan usaha yang tidak memiliki biaya perolehan, maka pemilik aset hanya

perlu mengungkapkan keberadaan transaksi tersebut.

b. Dana yang ditanamkan pemilik aset dalam KSO dicatat sebagai penyertaan KSO. Di sisi lain

investor mencatat dana yang diterima ini dalam penyertaan KSO oleh pemilik aset sebagai

kewajiban.

c. Seluruh biaya yang dikeluarkan oleh investor untuk membangun aset KSO harus

dikapitalisasi dalam aset

d. KSO dalam konstruksi. Akun ini akan dihapus ke aset KSO begitu konstruksi selesai dan

aset KSO siap dioperasikan

Pengungkapan dan Pelaporan

Sehubungan dengan perjanjian Kerjasama Operasi (KSO), pengungkapan berikut ini harus

dibuat:

Page 9: Pelaporan Hubungan Istimewa

a. pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian KSO

b. hak dan kewajiban dari masing-masing partisipan KSO berkenaan dengan perjanjian KSO

c. ketentuan tentang perubahan perjanjian KSO, bila ada.

Sehubungan dengan pengungkapan yang lazim untuk aktiva tetap, pengungkapan berikut

harus dibuat untuk aset Kerjasama Operasi (KSO):

a. klasifikasi aktiva yang membentuk aset KSO

b. penentuan biaya perolehan aset KSO

c. penentuan depresiasi atau amortisasi aset KSO.

Sehubungan dengan perjanjian bagi pendapatan/hasil KSO, pengungkapan berikut ini harus

dibuat:

a. penghitungan atau penentuan hak bagi pendapatan/hasil KSO

b. penentuan amortisasi hak bagi pendapatan /hasil KSO

c. penghitungan (tambahan) beban atau penghasilan KSO yang timbul dari pembayaran

bagi pendapatan/hasil KSO

Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/ Perusahaan Asosiasi.

Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk perubahan nilai

investasi perusahaan investor pada anak perusahaan/perusahaan asosiasi akibat adanya

perubahan ekuitas anak perusahaan/perusahaan asosiasi.

Transaksi yang mengubah persentase kepemilikan investor pada anak perusahaan/

perusahaan asosiasi antara lain:

1. Transaksi yang mengubah persentase kepemilikan investor pada anak perusahaan/

perusahaan asosiasi antara lain:

a. Transaksi antara anak perusahaan/perusahaan asosiasi dengan investor:

b. Anak perusahaan/perusahaan asosiasi menjual saham tambahan kepada investor,

c. Anak perusahaan/perusahaan asosiasi asosiasi memperoleh kembali saham beredar

yang dimiliki oleh investor.

Page 10: Pelaporan Hubungan Istimewa

2. Transaksi antara anak perusahaan/perusahaan asosiasi dengan pihak ketiga (selain

investor):

a. Anak perusahaan/perusahaan asosiasi menjual saham tambahan kepada pihak

ketiga,

b. Anak perusahaan/perusahaan asosiasi memperoleh kembali saham beredar yang

dimiliki oleh pihak ketiga.

Transaksi yang tidak mengubah persentase kepemilikan investor pada anak

perusahaan/perusahaan asosiasi: anak perusahaan/perusahaan asosiasi melakukan revaluasi

aktiva tetap sehingga muncul akun “Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap”.

Pengakuan

Apabila nilai ekuitas anak perusahaan/perusahaan asosiasi yang menjadi bagian

perusahaan investor sesudah transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan/perusahaan

asosiasi lebih besar dari nilai ekuitas anak perusahaan/perusahaan asosiasi yang menjadi bagian

perusahaan investor sebelum transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan/perusahaan

asosiasi, maka perbedaan tersebut, oleh investor diakui sebagai bagian dari ekuitas dengan

akun “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan atau Perusahaan Asosiasi”. Pada

saat pelepasan investasi yang bersangkutan, jumlah selisih transaksi perubahan ekuitas anak

perusahaan/perusahaan asosiasi yang terkait diakui sebagai pendapatan atau beban dalam

periode yang sama pada waktu keuntungan atau kerugian pelepasan diakui.

Pada hakekatnya, anak perusahaan/perusahaan asosiasi merupakan bagian perusahaan

investor, karena itu perubahan ekuitas anak perusahaan/perusahaan asosiasi yang tidak berasal

dari transaksi antara perusahaan investor dan anak perusahaan/perusahaan asosiasi juga

diperlakukan sebagai perubahan ekuitas di perusahaan investor.

Pengungkapan

Unsur-unsur utama akun “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan /

Perusahaan Asosiasi / Anak Perusahaan” harus diungkapkan secara terpisah pada catatan atas

laporan keuangan.

Page 11: Pelaporan Hubungan Istimewa

Off Balance Sheet

Off balance sheet adalah penyajian dan pengungkapan kejadian akuntansi di luar neraca,

laba rugi dan arus kas. Off balance sheet (OBS) biasanya adalah aset atau utang atau

pembiayaan kegiatan tidak pada neraca perusahaan. Beberapa perusahaan mungkin memiliki

sejumlah besar aset di luar neraca dan kewajiban. Sebagai contoh, lembaga keuangan seringkali

menawarkan manajemen aset atau broker layanan kepada klien mereka. Aktiva tersebut

(seringkali berupa efek) biasanya milik masing-masing klien langsung atau kepercayaan,

sedangkan perusahaan dapat memberikan pengelolaan, penyimpanan atau layanan lain kepada

klien. Perusahaan itu sendiri tidak memiliki klaim langsung ke aktiva, dan biasanya memiliki

beberapa tugas dasar fidusia sehubungan dengan klien. Lembaga keuangan dapat melaporkan

item luar neraca dalam laporan akuntansi mereka secara formal, dan juga merujuk kepada

"aset manajemen," sebuah angka yang dapat mencakup dan item di luar neraca.

Hidden asset dan Off Balance Sheet sebenarnya sebangun dan berhubungan. Asset (sisi

kiri) tersebut hidden karena dibiayai oleh debt (sisi kanan) yang tidak tercatat di neraca (off

balance sheet). Contoh yg banyak terjadi adalah penggunaan operating lease (please refer to

operating vs capital lease),sehingga perusahaan dapat menggunakan aset tersebut tanpa

mencatatkannya di neraca tapi tidak juga murni menyewa. Hidden Asset merupakan suatu

asset yang secara hukum terdaftar sebagai asset perusahaan namun tidak dilaporkan pada

laporan keuangan perusahaan, sedangkan Off Balance Sheet adalah asset yang dikelola

perusahaan namun tidak dilaporkan pada laporan keuangan melainkan dilaporkan secara

terpisah dari laporan keuangan. Selama bertahun-tahun lamanya banyak sekali metode

digunakan untuk mendapatkan off-balance-sheet financing. Semua metode memiliki satu

kesamaan, yaitu: Membuat perusahaan dapat mengabaikan obligasi di luar lembar neraca

tanpa harus melanggar aturan GAAP yang berlaku saat ini.

Metode-metode off-balance sheet financing mencakup segala hal yang tidak dikenai sanksi

oleh GAAP sampai dengan kewajiban akuntansi yang tidak jelas batasannya. Banyak metode

off-balance-sheet financing yang dipengaruhi oleh faktor-faktor di bawah ini:

1. Hubungan perusahaan yang terpisah, atau

Page 12: Pelaporan Hubungan Istimewa

2. Sifat eksekutor sejumlah transaksi yang menimbulkan argumen bahwa penerimaan

aktual atas barang atau jasa belum diperoleh, atau

3. Sarana atau rancangan keuangan yang inovatif Captive Finance Companies and Other

Unconsolidated Subsidiaries.

Pada masa lalu praktek akuntansi hampir seluruhnya mengabaikan keberadaan perusahaan

anak (atau sering pula disebut "captive finance companies") dari konsolidasi dan

melaporkannya dengan menggunakan metode akunting ekuitas. Tidak dilakukannya konsolidasi

dengan perusahaan-perusahaan ini dinilai melanggar AICPA (seperti yang dilaporkan oleh

Accounting Research Bulleting (ARB) edisi tahun 1959.

Dalam neraca saham yang terkonsolidasi, menurut metode ekuitas, berbagai aset dan

liabilitas dari perusahaan anak yang tidak terkonsolidasi tidak dimasukkan bersama aset dan

liabilitas perusahaan induk dan perusahaan anak yang terkonsolidasi. Investasi untuk saham

umum perusahaan anak yang tak terkonsolidasi biasanya dilaporkan dalam lembar neraca

terkonsolidasi milik perusahaan induk dalam bentuk jumlah pendapatan tunggal dan disebut

sebagai "Investasi untuk Perusahaan Anak yang Tidak Terkonsolidasi" atau sejenisnya. Dengan

demikian, menurut metode ekuitas, liabilitas yang dimiliki oleh perusahaan induk yang tidak

terkonsolidasi tidak akan dimasukkan ke dalam laporan keuangan terkonsolidasi. Penghapusan

ini merupakan salah satu bentuk dari off balance sheet financing.

Karena rasio dari perusahaan anak biasanya lebih rendah dibandingkan rasio normal yang

tercantum di dalam lembar neraca terkonsolidasi, maka kegagalan untuk mengkonsolidasi

perusahaan anak bukan saja menghasilkan off-balance-sheet financing, melainkan juga

menghasilkan suatu metode peningkatan rasio dalam lembar neraca terkonsolidasi. Selain itu,

karena pendapatan bersih terkonsolidasi dari perusahaan induk biasanya tidak terpengaruh

oleh hutang yang ditanggung oleh perusahaan anak yang tak terkonsolidasi, maka penghapusn

hutang pada perusahaan anak yang tak terkonsolidasi dari lembar neraca terkonsolidasi akan

mengurangi rasio hutang terhadap ekuitas (debt-to-equity ratio).

Aktivitas Pembiayaan di luar Neraca (Off-Balance Sheet Financing Activities)

Aktivitas Pembiayaan di luar Neraca (Off-Balance Sheet Financing Activities) merupakan

aktivitas pembiayaan yang dilakukan perusahaan yang menimbulkan tidak tercatatnya aset dan

Page 13: Pelaporan Hubungan Istimewa

kewajiban perusahaan pada Neraca. Dan hal ini menurut sudut pandang analis laporan

keuangan perlu dilakukan suatu penyesuaian (adjustment) pada laporan keuangan perusahaan

yaitu pada Neraca dan dilakukan pengungkapan pada Catatan atas Laporan Keuangan atas

aktivitas pembiayaan di luar neraca (Off-Balance Sheet). Berikut ini adalah Aktivitas Pembiayaan

di luar Neraca :

1. Perjanjian Kontraktual Jangka Panjang

Adapaun Perjanjian Kontraktual yang dapat menimbulkan pembiayaan di luar neraca

(Off-Balance Sheet) antara lain “Take or Pay Contract” yaitu perjanjian dimana perusahaan

sepekat untuk melakukan pembelian/ membayar atas sejumlah input tertentu, dengan

harga tertentu selama periode yang ditentukan dan “Throughput Arrangements” yaitu

perjanjian dimana perusahaan sepakat untuk memproduksi output sejumlah tertentu atas

fasilitas pemrosesan yang telah diberikan. Dalam perjanjian kontraktual jangka panjang ini

kewajiban dilaporkan sebagai beban periodik pada Laporan Laba Rugi dan hal ini

menyebabkan tidak tercatatnya aset dan kewajiban perusahaan pada neraca sehingga

menurut sudut pandang analis laporan keuangan perlu dilakukan suatu penyesuaian

(adjustment) pada laporan keuangan perusahaan (Neraca) yakni dengan menambah Aset

Operasi dan Kewajiban (Neraca) sebesar Nilai Sekarang (Present Value) atas nilai Kontrak

yang disepakati. Selain itu juga dilakukan pengungkapan berkaitan dengan perjanjian

kontraktual jangka panjang tersebut beserta nilai kontraknya.

2. Penjualan Piutang

Perusahaan terkadang melakukan pembiayaan/pembayaran atas hutang dengan

menjual piutang usaha-nya kepada Investor, Lembaga Keuangan, atau Entitas Bertujuan

Khusus (SPE). Saat melakukan penjualan piutang, perusahaan melaporkan/ mencatat

piutang usaha dengan menambah hutang usaha dan mengurangi piutang usaha sebesar

nilai penjualan piutang serta mencatat arus kas dalam aktivitas ini sebagai Arus Kas dari

Aktivitas Operasi sebesar nilai penjualan piutang. Hal ini menurut sudut pandang analis

laporan keuangan perlu dilakukan suatu penyesuaian (adjustment) pada laporan keuangan

perusahaan yakni dengan melakukan suatu penyesuaian (adjustment) pada Neraca dengan

menambah piutang usaha dan hutang usaha sebesar nilai penjualan piutang yang belum

Page 14: Pelaporan Hubungan Istimewa

terkumpul/ diterima. Selain itu juga dilakukan penyesuaian (adjustment) pada Laporan

Arus Kas dengan mengurangi Arus Kas dari Aktivitas Operasi sebesar nilai penjualan piutang

yang belum terkumpul/ diterima dan mengklasifikasikan arus kas ini sebagai Arus Kas dari

Aktivitas Pendanaan sebesar nilai penjualan piutang yang belum terkumpul/ diterima.

3. Sekuritas lainnya

Adapun transaksi sekuritasi lainnya yang juga merupakan aktivitas pembiayaan di luar

neraca antara lain :

a. Perusahaan mengeluarkan surat obligasi dengan jaminan pendapatan usaha.

b. Perusahaan mengeluarkan surat obligasi dengan jaminan persediaan barang dagangan.

Atas transaksi sekuritasi lainnya tersebut menimbulkan debt-off-balance sheet, sehingga

menurut sudut pandang analis hal ini perlu dilakukan suatu penyesuaian (adjustment)

dengan menambah kewajiban di neraca.

4. Aktivitas pembiayaan yang terjadi dalam hubungan Joint Venture, Finance Subsidiaries,

dan Investment in Affiliates.

Dalam hubungan Joint Venture, Finance Subsidiaries, dan Investment in Affiliates

menurut sudut pandang analis perlu dilakukan penyesuaian (adjustment) dengan

menyajikan hutang di neraca sebesar prosentase kepemilikan dalam perusahaan.

Contoh kasus:

Deskripsi Kasus

Sebelum tahun 2003, PT. Indosat Tbk yang saat itu masih bernama PT. Indonesian

Satellite Corporation Tbk bersama dengan PT. Telkom Tbk adalah dua perusahaan plat merah

yang menjalankan lini bisnis yang sejenis yaitu bidang telekomunikasi. Berdasarkan kebijakan

pemerintah waktu itu (Presiden Megawati Sukarnoputri) PT. Indosat Tbk pada akhir tahun 2002

diprivatisasi. Perusahaan ini dijual ke Temasek Holdings yang berbasis di Singapura.

Pada tahun 2001 sebelum Telkom dan Indosat terpisah pengendalian, kedua perusahaan

melakukan transaksi kepemilikan silang saham di beberapa perusahaan affiliasi. Rinciannya

adalah:

Page 15: Pelaporan Hubungan Istimewa

a. Menjual 35% investasi perusahaan di PT Telekomunikasi Selular

b. Mengakuisisi 22,5% investasi Telkom di Satelindo

c. Mengakuisisi 37,21% investasi Telkom di Lintasarta

Pada saat transaksi, Indosat dan Telkom adalah entitas sepengendali oleh Pemerintah

sebagai pemegang saham mayoritas kedua perusahaan. Transaksi dengan Telkom ini dicatat

dengan metode penyatuan kepemilikan. Bila selisih transaksi di atas adalah sebesar Rp

4.359.259, bagaimana cara pengungkapannya?

Analisa kasus

Sesuai dengan PSAK 38 selisih bersih sebesar Rp 4.359.259 antara nilai wajar yang

dibayar atau diterima dan aktiva bersih perusahaan yang peroleh atau dijual dikreditkan pada

“selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali”. Mulai tahun 2003, Karena antara

Telkom dan Indosat telah terpisah secara pengendaliannya, maka dalam laporan keuangan

konsolidasi tahun 2003 “selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas pengendali” diakui sebagai

realisasi laba. Pengakuan laba ini disajikan ke dalam akun “Pos Luar biasa – laba yang direalisasi

atas selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali”

Asumsi nilai buku bersih TSP adalah Rp 55.693.000.000 dan MSI adalah

Rp12.466.000.000, maka selisih harga pengalihan saham dengan nilai buku bersih

anak perusahaan yang diakuisisi adalah (dalam juta):

Harga Pengalihan Nilai Buku Bersih Selisih

PT TSP 50.313 55.693 5.380

PT MSI 11.983 12.466 283

Jumlah 62.296 68.159 5.863

Sesuai dengan PSAK 38 selisih harga pengalihan saham dengan nilai buku bersih

anak perusahaan yang diakuisisi sebesar Rp 5.863 juta disajikan pada akun selisih nilai

restrukturisasi entitas pengendali di bagian ekuitas.