pelanggaran ham dan pencemaran lingkungan
TRANSCRIPT
-
8/15/2019 Pelanggaran HAM Dan Pencemaran Lingkungan
1/11
I. Pendahuluan
Bisnis merupakan kegiatan sosial yang di dalamnya terlibat banyak orang. Dewasa ini
bisnis merupakan realitas yang sangat kompleks. Hal ini tidak hanya terjadi pada bisnis
makro, namun juga mikro. Banyak faktor yang mempengaruhi dan menentukan kegiatan
berbisnis. Sebagai kegiatan sosial, bisnis dengan banyak cara terjalin dengan kompleksitas
masyarakat modern. Bisnis dapat dilihat sekurang-kurangnya dari 3 sudut pandang berbeda,
antara lain: sudut pandang ekonomi, sudut pandang hukum, dan sudut pandang etika.
Dalam kegiatan berbisnis terjadi tukar menukar, jual beli, memproduksi memasarkan,
dan kegiatan lainnya yang bertujuan untuk mencari keuntungan. Namun, perlu diingat
pencarian keuntungan dalam kegiatan berbisnis tidak hanya sepihak, tetapi diadakan dalam
interaksi dengan pihak lain. Pada kenyataannya, banyak pelaku bisnis di Indonesia tidak
memikirkan tentang hal tersebut. Mereka lebih cenderung untuk mencari keuntungan
sebanyak-banyaknya tanpa memikirkan kerugian pihak lain.
Mengejar keuntungan adalah hal yang wajar, namun dalam mencapai keuntungan
tersebut seharusnya tidak merugikan banyak pihak dan lingkungan. Jadi, dalam mencapai
tujuan dalam kegiatan berbisnis ada batasnya. Kepentingan dan hak-hak orang lain perlu
diperhatikan serta memperhatikan aspek lingkungan. Perilaku etis dalam kegiatan berbisnis
adalah sesuatu yang penting demi kelangsungan hidup bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak
etis lambat laun akan merugikan bisnis itu sendiri terutama jika dilihat dari perspektif jangka
panjang. Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang menguntungkan, tetapi bisnis yang baik
adalah selain bisnis tersebut menguntungkan juga bisnis yang baik secara moral. Perilaku
yang baik, juga dalam konteks bisnis, merupakan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai
moral.
Kegiatan perdagangan ataupun bisnis tidak pernah luput dari sorotan etika.
Sejak manusia terjun ke bidang perniagaan, disadari juga kegiatan ini tidak terlepas
-
8/15/2019 Pelanggaran HAM Dan Pencemaran Lingkungan
2/11
dari masalah etika. Sesuai fungsinya baik secara makro maupun mikro, sebuah bisnis
yang baik harus memiliki etika dan tanggung jawab sosial. Pada nantinya, jika suatu
bisnis dijalankan berdasarkan etika dan tanggung jawab sosial, tidak hanya lingkungan
makro dan mikronya saja yang mendapat keuntungan, namun perusahaan itu sendiri
juga akan mendapatkan keuntungan secara langsung.
Kasus pelanggaran etika bisnis yang dilakukan oleh para pelaku bisnis merupakan hal
yang biasa dan wajar pada masa kini. Secara tidak sadar, kita sebenarnya menyaksikan
banyak pelanggaran etika bisnis dalam kegiatan berbisnis di Indonesia. Banyak hal yang
berhubungan dengan pelanggaran etika bisnis yang sering dilakukan oleh para pebisnis yang
tidak bertanggung jawab di Indonesia. Seperti pelanggaran etika bisnis yang dilakukan oleh
PT. Freeport.
Aktivitas pertambangan PT Freeport McMoran Indonesia (Freeport) di Papua yang
dimulai sejak tahun 1967. Aktivitas Freeport yang berlangsung dalam kurun waktu lama ini
telah menimbulkan berbagai masalah, terutama dalam hal penerimaan negara yang tidak
optimal, dampak lingkungan yang sangat signifikan, berupa rusaknya bentang alam
pegunungan Grasberg dan Erstberg, dan pelanggaran HAM.
-
8/15/2019 Pelanggaran HAM Dan Pencemaran Lingkungan
3/11
II. Pembahasan
2.1 PT. Freeport Indonesia
PT.Freeport Indonesia adalah sebuah perusahaan pertambangan yang mayoritas
sahamnya dimiliki Freeport-MCMoRan Copper & Gold Inc. sebuah perusahaan Amerika
Serikat. PT. Freeport Indonesia merupakan penghasil emas terbesar di dunia melalui tambang
Grasberg. PT. Freeport Indonesia telah melakukan eksplorasi di dua tempat di Papua,
masing-masing tambang Erstberg (dari tahun 1967) dan tambang Grasberg (sejak tahun
1988) di kawasan Tembaga Pura, Kabupaten Mimika, Propinsi Papua.
PT. Freeport telah berkembang menjadi perusahaan dengan penghasilan 2,3 milliar
dollar AS pertahun, keberadaannya telah memberikan manfaat langsung dan tidak langsung
Indonesia dimana 33 milliar dollar AS dari tahun 1992 – 2004 telah berikan kepada
Pemerintah Indonesia. Menurut New York Times pada Desember 2005, jumlah yang telah
dibayarkan Freport Indonesia kepada pemerintah Indonesia antara tahun 1998 – 2004
mencapai hampir 20 milliar dollar AS. Pemerintah Indonesia, masyarakat Papua dan PT.
Freepot telah menyetujui pembaruan kontrak investasi PT. Freeport di Papua dengan di
tanda-tanganinya kontrak investasi untuk 30 tahun yang akan datang.
Namun, Kesejahteraan masyarakat Papua tak secara otomatis terkerek naik dengan
kehadiran Freeport yang ada di wilayah mereka tinggal. Di wilayah operasi Freeport,
sebagian besar penduduk asli berada di bawah garis kemiskinan dan terpaksa hidup mengais
emas yang tersisa dari limbah Freeport. Bukan menjadi rahasia umum lagi bahwa telah terjadi
distori etika dan pelanggaran kemanusiaan yang hebat di Papua. Martabat manusia yang
seharusnya dijunjung tinggi, peradaban dan kebudayaan sampai mata rantai penghidupan
telah jelas dilanggar oleh PT. Freeport. Seperti kasus yang telah terjadi pada tahun 2011
karyawan PT. Freeport melakukan mogok kerja karena menuntut kenaikan gaji karena gaji
yang mereka terima selama ini tidak sesuai dengan standar gaji karyawan Freeport McMoran
-
8/15/2019 Pelanggaran HAM Dan Pencemaran Lingkungan
4/11
di negara lain. Tidak hanya itu, akibat dari aktivitas pertambangan yang dilakukan oleh PT.
Freeport telah menjadi aktor utama dari kerusakan lingkungan di Papua.
2.2 Tinjauan dan Analisis Kasus
Kasus Pencemaran Lingkungan dan Pelanggaran HAM
Berita yang dilansir oleh Kompasiana.com (2012) menyebutkan bahwa PT Freeport
Indonesia adalah perusahaan yang pernah terdaftar sebagai salah satu perusahaan
multinasional terburuk tahun 1996, adalah potret nyata sektor pertambangan Indonesia.
Wilayah penambangan PT Freeport saat ini mencakup wilayah seluas 2,6 juta hektar atau
sama dengan 6,2% dari luas Irian Jaya. Padahal, awal beroperasinya PT FI hanya
mendapatkan wilayah konsesi seluas 10.908 hektar. Secara garis besar, wilayah
penambangan yang luas itu dapat dianggap dieksploitasi pada 2 periode, yaitu periode
Ertsberg (1967-1988) dan periode Grasberg (1988- sekarang). Potensi bijih logam yang
dikelola Freeport awalnya hanya 32 juta ton, sedangkan sampai tahun 1995 naik menjadi
hampir 2 miliar ton atau meningkat lebih dari 58 kali lipat. Data tahun 2005 mengungkap,
potensi Grasberg sekitar 2,822 juta ton metrik bijih.
Dalam berita yang dilansir oleh antaranews.com (2006) menyebutkan bahwa Freeport
selalu mengklaim berkomitmen terhadap pengelolaan lingkungan hidup yang kuat. Meskipun
telah memiliki pengakuan ISO 14001 dan mengklaim memiliki program komprehensif dalam
memantau air asam tambang, Freeport terbukti tidak memiliki pertanggung jawaban
lingkungan. Perusahaan ini beroperasi tanpa transparansi dan tidak memenuhi peraturan
lingkungan yang ada. Terlepas dari keharusan untuk menyediakan akses publik terhadap
informasi terkait lingkungan, Freeport belum pernah mengumumkan dokumen-dokumen
pentingnya, termasuk Studi Penilaian Resiko Lingkungan ( Environmental Risk Assessment ).
Freeport juga tidak pernah mengumumkan laporan audit eksternal independen tiga tahunan
-
8/15/2019 Pelanggaran HAM Dan Pencemaran Lingkungan
5/11
sejak 1999, seperti yang disyaratkan Amdal. Dengan demikian perusahaan melanggar
persyaratan izin lingkungan.
Dampak yang dihasilkan secara kasat mata akibat limbah Freeport tidak kalah
menakjubkan. Produksi tailing yang mencapai 220 ribu ton per hari dalam waktu 10 tahun
terakhir menghasilkan kerusakan wilayah produktif berupa hutan, sungai, dan lahan basah
(wetland ) seluas 120 ribu hektar, Freeport masih akan beroperasi hingga tahun 2041. Jika
tingkat produksinya tetap, maka akan mencapai 225.000 hingga 300.000 ton bijih per hari.
Selain itu, Freeport juga tidak mampu mengolah limbahnya baik limbah batuan (Waste Rock ),
tailing hingga air asam tambang ( Acid Mine Drainage).
Hingga tahun 2005, setidaknya sekitar 2.5 milyar ton limbah batuan Freeport dibuang
ke alam. Hal ini mengakibatkan turunnya daya dukung lingkungan sekitar pertambangan,
terbukti longsor berulang kali terjadi dikawasan tersebut. Bahkan salah satu anggota Panja
DPR RI untuk kasus Freeport menemukan fakta bahwa kecelakaan longsor akibat limbah
batuan terjadi rutin setiap tiga tahunan. Batuan limbah ini telah menimbun danau Wanagon.
Sejumlah danau berwarna merah muda, merah dan jingga dikawasan hulu telah hilang,
padang rumput Cartstenz juga didominasi oleh gundukan limbah batuan lainnya yang pada
tahun 2014 diperkirakan akan mencapai ketinggian 270 meter dan menutupi daerah seluas
1.35 km2. Erosi limbah batuan telah mencemari perairan di gunung dan gundukan limbah
batuan yang tidak stabil telah menyebakan sejumlah kecelakaan.(antaranews.com, 2006 )
Uji tingkat racun (toxicity) dan potensi peresapan biologis (bioavailability) oleh
Freeport di daerah yang terkena dampak operasi tambang membuktikan bahwa sebagian
besar tembaga terlarut dalam air sungai terserap oleh tubuh makhluk hidup dan ditemukan
kandungannya pada tingkat beracun. Tembaga terlarut pada kisaran konsentrasi yang
ditemukan di sungai Ajkwa bagian bawah mencapai tingkat racun kronis bagi 30% hingga
75% organism air tawar. Tak hanya berbahaya karena kandungan logam beratnya, jumlah
-
8/15/2019 Pelanggaran HAM Dan Pencemaran Lingkungan
6/11
tailing Freeport yang sangat masif juga memiliki bahaya yang sama. Hingga tahun 2005 tidak
kurang dari 1 milyar ton tailing beracun dibuang Freeport ke sungai Aghawagon-Otomona-
Ajkwa. Padahal cara pembuangan tailing kesungai atau riverine tailing disposal seperti ini
telah dilarang disebagian besar negara di dunia, termasuk Indonesia.
Tidak hanya kasus pencemaran lingkungan yang telah dilakukan oleh PT Freeport
Indonesia. Berita yang dilansir oleh kompasiana.com (2012) menyatakan bahwa Pada tanggal
15 September 2011, 8.000 dari 22.000 pekerja Freeport Indonesia melakukan aksi mogok
menuntut kenaikan upah dari US $3,5/jam sampai US $7,5/jam. Inilah pemogokan kerja
terlama dan paling banyak melibatkan karyawan sejak Freeport mulai beroperasi di Indonesia
pada tahun 1967. Dua tahun sekitar bulan Juli 2009 – November 2011, setidaknya 11
karyawan Freeport dan sub-kontraktor ditembak mati secara misterius oleh para penembak
gelap. PT Freeport McMoRan telah mengeluarkan dana sebesar Rp 711 milyar untuk “uang
keamanan” yang diberikan kepada para aparat pemerintah Indonesia Dalam 10 tahun terakhir .
Analisa Kasus:
1. Pihak-pihak yang berkepentingan atau terlibat dalam kasus tersebut adalah Pihak
Manajemen PT Freeport-Indonesia, Pihak Manajemen PT. Freeport McMoran-AS,
Karyawan PT. Freeport, Pemerintah dan Masyarakat.
2. Prinsip Etika yang telah dilanggar oleh PT Freeport pada kasus tersebut:
A. Prinsip Utilitarianisme:
Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu
harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.
Berdasarkan teori Utilitaliarisme, PT.Freeport Indonesia dalam hal ini sangat bertentangan
dengan etika Utilitaliarisme dengan melihat fakta terjadinya pencemaran lingkungan di
Papua akibat eksploitasi dan tidak melakukan tindakan pencegahan maupun tindakan
-
8/15/2019 Pelanggaran HAM Dan Pencemaran Lingkungan
7/11
untuk mengolah limbah dengan baik dan terkesan tidak peduli dengan lingkungan
sekitarnya. Selain itu, telah terjadi pelanggaran HAM yang dilakukan oleh PT Freeport
yang disebabkan karena perusahaan tidak memberi gaji sesuai dengan standar perusahaan
yang diterapkan di negara lain, dan PT Freeport melakukan hal yang tidak manusiawi
untuk meyelesaikan masalah tuntutan gaji para pekerja.
B. Prinsip Hak:
Dalam kasus ini, PT Freeport telah melanggar hak masyarakat untuk memiliki lingkungan
yang nyaman. Selain itu, PT Freeport telah melanggar hak masyarakat untuk memperoleh
informasi mengenai lingkungan, dan belum pernah mengumumkan dokumen-dokumen
pentingnya, termasuk Studi Penilaian Resiko Lingkungan.
C. Etika Memberi perhatian:
Menurut prinsip etika ini mendorong kita untuk fokus pada nilai moral dari sikap parsial
terhadap orang-orang yang dekat dengan kita. Dalam kasus ini, pihak PT Freeport tidak
memberikan perhatian kepada masyarakat di sekitarnya. Karena PT Freeport tidak
mengolah limbah dengan baik yang bisa membahayakan warga sekitar.
D. Etika Pengendalian Polusi:
Dalam kasus ini, PT Freeport telah melanggar etika pengendalian polusi atau etika
ekologi. Tidak adanya upaya pengendalian polusi dikarenakan para pelakunya para pelaku
bisnis menganggap udara dan air itu barang gratis, dan melihat lingkungan sebagai barang
tak terbatas. PT Freeport yang usaha bisnisnya bergantung pada lingkungan alam dalam
memperoleh energi dan sumber daya material, seharusnya memikirkan dampak atas
aktivitas perusahaannya jika tidak mengolah limbahnya dengan baik, karena hal tersebut
akan merugikan masyarakat dan perusahaan itu sendiri.
3.
Menurut saya dalam kasus ini, tidak ada pihak yang „menang‟. Karena dalam kasus ini
tidak ada pihak yang menerima manfaat etika itu sendiri. Masyarakat yang sangat
-
8/15/2019 Pelanggaran HAM Dan Pencemaran Lingkungan
8/11
dirugikan dalam kasus ini karena erosi limbah batuan telah mencemari perairan di gunung
dan gundukan limbah batuan yang tidak stabil telah menyebakan sejumlah kecelakaan.
Selain itu, sungai Ajkwa dan danau Wanagon sudah tidak dapat lagi dimanfaatkan oleh
penduduk setempat karena sudah tercemar dan berbahaya bagi kehidupan sehari-hari.
4. Kebijakan yang harus diambil untuk mencegah kasus ini terjadi:
Menurut saya adalah PT Freeport Indonesia harus Keputusan yang harus diambil setelah
kasus ini terjadi:
Pihak manajemen PT Freeport harus melakukan tindakan sebagai berikut:
Mematuhi semua hal yang terkait dengan peraturan dan perundang-undangan
lingkungan yang berlaku, komitmen-komitmen lingkungan yang secara sukarela
diikuti, dan ketentuan Kebijakan Lingkungan FCX.
Mengupayakan perbaikan yang berkesinambungan dengan mengimplementasikan
sistem manajemen yang menetapkan tujuan dan sasaran berdasarkan data yang
absah dan berlandaskan ilmu pengetahuan yang tepatm dengan mengkaji ulang
sasaran yang ditetapkan dalam Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan
Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) serta melalui audit internal maupun audit
eksternal berkala.
Bekerja sama dengan masyarakat di sekitar wilayah kerja dengan prinsip saling
menghormati dan mengembangkan kemitraan aktif.
Memfasilitasi dan mendukung penggunaan kembali daur ulang dan pembuangan
yang bertanggung jawab dari produk yang digunakan dalam operasional.
Masalah pemabayaran gaji tidak perlu terjadi jika PT. Freeport Indonesia
memberikan gaji yang sesuai standar perusahaan.
Perusahaan harus membentuk Crisis Management Committee. Yaitu guna
menciptakan lingkungan kerja yang damai dan harmonis.
-
8/15/2019 Pelanggaran HAM Dan Pencemaran Lingkungan
9/11
5. Kebijakan yang diambil untuk mengatasi masalah tersebut:
Kita tahu bersama bahwa kerusakan lingkungan yang terjadi akibat penambangan
tidak akan kembali seperti sedia kala. Namun, tindakan untuk memperbaiki
lingkungan yang telah rusak masih sangat diperlukan, agar generasi selanjutnya masih
bisa menikmati lingkungan yang nyaman. Untuk itu Sebaiknya pemerintah Indonesia,
dalam hal ini menteri ESDM, melakukan renegosiasi ulang terhadap PT FI. Karena
begitu banyak SDA yang ada di Papua ,tetapi masyarakat papua khususnya dan
Negara Indonesia tidak menikmati hasil dari kekayaan alam yang ada di papua. Justru
Amerika lah yang mendapat untung dari kekayaan alam yang ada di papua. Atau
kalau tidak dapat di negosiasi ulang dan hak para pekerja tidak terpenuhi, lebih baik
pemerintah menasionalisasi PT FI supaya masyarakat papua khususnya dan Indonesia
dapat menikmati SDA yang ada di bumi Indonesia.
Memperbaiki sistem pengolahan limbah PT Freeport, dan perlunya kesadaran bahwa
lingkungan merupakan salah satu faktor yang mendukung keberlangsungan suatu
perusahaan. Di dasarkan pada konsep sustainability development dibangun diatas tiga
pilar yang berhubungan dan saling mendukung satu dengan lainnya, Ketiga pilar
tersebut adalah sosial, ekonomi, dan lingkungan, sebagaimana ditegaskan kembali
dalam The United Nation 2005 World Summit Outcome Document (Solihin, 2009).
PT. Freeport harus berdiskusi dan mendengar aspirasi atau tuntutan para pekerja
dengan memberikan gaji sesuai dengan standar gaji perusahaan yang berlaku di
negara lain. Manajemen PT. Freeport harus memperbaiki hubungan dengan karyawan
agar tercipta menciptakan lingkungan kerja yang damai dan harmonis. Karena
perusahaan membutuhkan dedikasi dan loyalitas agar produksi semakin baik,
sementara pekerja membutuhkan komitmen manajemen dalam hal pemberian gaji
yang layak.
-
8/15/2019 Pelanggaran HAM Dan Pencemaran Lingkungan
10/11
III. Kesimpulan
PT Freeport Indonesia terbukti tidak menerapkan etika dalam beroperasi, hal ini
terbukti dengan melanggar hak-hak para pekerja untuk mendapatkan upah atau gaji yang
layak sesuai risiko kerja yang dihadapi di lapangan, hak atas martabat manusia karena hak
manusia itu sama mendapatkan pekerjaan yang selayak-layaknya dan PT Freeport melanggar
HAM karena sangat tidak adil dimana kewajiban terhadap para karyawan tidak terpenuhi
karena gaji yang diterima tidak layak dibandingkan dengan pekerja Freeport negara lain dan
merupakan tambang dengan kualitas terbaik.
Pemerintah sebagai pemegang kuasapun, juga mempunyai andil yang besar, karena
dari sanalah kebijakan dan keputusan disetujui dan dijalankan. Maka dalam pemecahan
masalah PT. Freeport di Papua, pemerintah menjadi eksekutornya dengan
mempertimbangkan aspirasi masyarakat. Permasalahan ini tidak mudah untuk dipikirkan
tetapi juga tidak susah untuk diselesaikan, sehingga kesungguhan dan keberanian dari
berbagai kalangan baik pemerintah, pengusaha, pendidik dan juga partisipasi dari lembaga
sosial sangat menentukan kebijakan seterusnya.
-
8/15/2019 Pelanggaran HAM Dan Pencemaran Lingkungan
11/11
Daftar Pustaka
Diunduh dari www.antaranews.com
Diunduh dari www.kompasiana.com
Solihin, Ismail. 2009. Corporate Social Responsibility: From Charity to Sustainability.
Jakarta: Salemba Empat.
http://www.antaranews.com/http://www.antaranews.com/http://www.antaranews.com/http://www.kompasiana.com/http://www.kompasiana.com/http://www.kompasiana.com/http://www.kompasiana.com/http://www.antaranews.com/