pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan …

16
RES JUDICATA ISSN : 2621-1602 Website: http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php/RJ/index 227 PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN OLEH PERUSAHAAN PERKEBUNAN DI KABUPATEN KUBU RAYA M. Fajrin 1 ;Anshari 2 1,2 Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Pontianak Email : [email protected] ABSTRAK Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan atau yang lebih dikenal dengan sebutan Corporate Sosial Responbility (CSR) merupakan salah satu kegiatan yang wajib dilakukan oleh perusahaan pengelola sumber daya alam.Perusahaan Pengelola Sumber Daya Alam diberikan kewenangan melalui peraturan perundangan untuk dapat menyelenggarakan kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan di wilayah yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Sebagai pengelola Sumber Daya Alam, Perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT) memiliki kesempatan untuk menyelenggarakan kegiatan kemasyarakatan secara langsung tanpa melalui mekanisme atau persetujuan penyelenggaraan dari pemerintah daerah.Kabupaten Kubu Raya sebagai salah satu daerah otonomi yang berada di Provinsi Kalimantan Barat memmiliki sejumlah lahan yang diperuntukkan untuk pembangunan perkebunan. Adanya investasi perusahaan dalam bidang perkebunan memberikan banyak dampak kepada masyarakat. Dampak dari pembangunan perkebunan tersebut tidak hanya kepada pemasukan/pendapatan bagi pemerintah saja. Dampak secara fisik dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat yang mendiami sekitar lokasi perusahaan perkebunan.Dengan adanya kewajiban melaksanakan kegiataan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, Perusahaan Perkebunan di Kabupaten Kubu Raya juga memikul tanggung jawab tersebut. Sehingga besar harapan bahwa pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan di lakukan secara konsisten dan bermanfaat bagi masyarakat setempat. Keywords: Corporate Sosial Responbility; CSR; Tanggung Jawab Sosial I. Pendahuluan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan merupakan tanggung jawab perusahaan atau perseroan terbatas yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang yang berkaitan dengan sumber daya alam. Tanggung jawab sosial dan Lingkungan dilaksanakan oleh direksi perusahaan baik dilakukan secara mandiri maupun melibatkan mitra kerja program dalam pelaksanaan kegiatan. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan atau yang dikenal dengan sebutan Corporate Social Responbility (CSR) merupakan komitmen perusahaan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat baik untuk perusahaan itu sendiri, komunitas setempat maupun masyarakat serta pemerintah daerah terkait.

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN …

RES JUDICATA ISSN : 2621-1602

Website: http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php/RJ/index

227

PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN OLEH PERUSAHAAN PERKEBUNAN DI KABUPATEN KUBU RAYA

M. Fajrin1;Anshari2

1,2Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Pontianak Email : [email protected]

ABSTRAK

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan atau yang lebih dikenal dengan sebutan Corporate Sosial Responbility (CSR) merupakan salah satu kegiatan yang wajib dilakukan oleh perusahaan pengelola sumber daya alam.Perusahaan Pengelola Sumber Daya Alam diberikan kewenangan melalui peraturan perundangan untuk dapat menyelenggarakan kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan di wilayah yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Sebagai pengelola Sumber Daya Alam, Perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT) memiliki kesempatan untuk menyelenggarakan kegiatan kemasyarakatan secara langsung tanpa melalui mekanisme atau persetujuan penyelenggaraan dari pemerintah daerah.Kabupaten Kubu Raya sebagai salah satu daerah otonomi yang berada di Provinsi Kalimantan Barat memmiliki sejumlah lahan yang diperuntukkan untuk pembangunan perkebunan. Adanya investasi perusahaan dalam bidang perkebunan memberikan banyak dampak kepada masyarakat. Dampak dari pembangunan perkebunan tersebut tidak hanya kepada pemasukan/pendapatan bagi pemerintah saja. Dampak secara fisik dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat yang mendiami sekitar lokasi perusahaan perkebunan.Dengan adanya kewajiban melaksanakan kegiataan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, Perusahaan Perkebunan di Kabupaten Kubu Raya juga memikul tanggung jawab tersebut. Sehingga besar harapan bahwa pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan di lakukan secara konsisten dan bermanfaat bagi masyarakat setempat. Keywords: Corporate Sosial Responbility; CSR; Tanggung Jawab Sosial

I. Pendahuluan

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan merupakan tanggung jawab perusahaan atau

perseroan terbatas yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang yang berkaitan dengan

sumber daya alam. Tanggung jawab sosial dan Lingkungan dilaksanakan oleh direksi

perusahaan baik dilakukan secara mandiri maupun melibatkan mitra kerja program dalam

pelaksanaan kegiatan.

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan atau yang dikenal dengan sebutan Corporate

Social Responbility (CSR) merupakan komitmen perusahaan untuk berperan serta dalam

pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan

yang bermanfaat baik untuk perusahaan itu sendiri, komunitas setempat maupun masyarakat

serta pemerintah daerah terkait.

Page 2: PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN …

RES JUDICATA Volume 2, Nomor 1, Juni 2019, Halaman 227-242

228

Pembiayaan dari kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dibebankan kepada

anggaran yang telah disediakan oleh perusahaan. Anggaran tersebut merupakan keputusan dari

dewan direksi maupun pucuk pimpinan secara structural sehingga tidak dapat dikatakan bahwa

kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan ini merupakan kegiatan asal-asalan saja.

Perumusan kegiatan ini bahkan melalui mekanisme yang cukup alot di antara pimpinan

perusahaan.

Dalam melaksanakan kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan, perusahaan juga

diwajibkan untuk melibatkan masyarakat, komunitas dan perangkat pemerintah terkait dengan

lokasi pelaksanaan kegiatan tersebut. Pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan

meliputi bidang-bidang sebagai berikut :

1. Bidang Pendidikan 2. Bidang Kesehatan 3. Bidang Olah Raga 4. Bidang Keagamaan, Sosial, Seni dan Budaya 5. Bidang Perekonomian Rakyat 6. Bidang Lingkungan dan Keamanan 7. Bidang Infrastruktur 8. Bidang lain yang memiliki dampak luas. Salah satu bidang yang menarik perhatian adalah bidang Lingkungan. Dampak lingkungan

dari pembangunan perkebunan dapat dirasakan secara nyata. Isu lingkungan tentang

pemanasan global atau yang sering kita sebut dengan global warming adalah proses

peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Lingkungan hidup dimana

pencemaran dan pengrusakan terhadap lingkungan dianggap sebagai faktor penyebab hilangnya

sifat kealamiahan bumi akibat pemanasan global. Dunia pun menyadari untuk melakukan upaya

keras mengingat semakin terancamnya eksistensi kehidupan. Sehingga dengan adanya

Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan ini sangat diharapkan dapat mengimbangi

kerusakan lingkungan yang telah dihasilkan oleh pembangunan perkebunan..

Kabupaten Kubu Raya merupakan suatu kawasan yang berada dipesisir pantai

Kalimantan sebelah barat. Secara administrasi kabupaten kubu raya berbatasan langsung

dengan Kota Pontianak di Sebelah utara, Kabupaten Sanggau di sebelah timur, Kabupaten

Kayong Utara di Sebelah Selatan dan Selat Karimata di Sebelah Barat. Luas wilayah Kabupaten

Kubu Raya 872.537,01 hektar, yang terdiri dari 9 kecamatan dengan 4 kecamatan berada di

wilayah pesisir.

Page 3: PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN …

RES JUDICATA ISSN : 2621-1602

Website: http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php/RJ/index

229

II. Tinjauan Pustaka

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan merupakan Kewajiban Perusahaan atau

perseroan terbatas yang menyelenggarakan usahanya dibidang Pengelolaan Sumber Daya

Alam. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan memiliki dampak yang begitu luas.

Secara garis besar, Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan di Kabupaten

Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat berdasarkan pada Peraturan Perundang-undangan

sebagai berikut :

1. UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas 2. UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 3. Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan Perseroan Terbatas 4. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat No 4 Tahun 2016 tentang Pengelolaan

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan (CSR) di Provinsi Kalimantan Barat

5. Peraturan Daerah Kabupaten Kubu Raya No. 4 Tahun 2016 Tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

6. Peraturan Bupati Kabupaten Kubu Raya No. 36 Tahun 2014 Tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

Dalam perkembangan etika bisnis yang lebih mutkahir, muncul gagasan yang lebih

komperehensif mengenai lingkup Corporate Social Responsibility (CSR). Sampai sekarang ada

empat bidang yang dianggap dan diterima sebagai ruang lingkup Corporate Social Responsibility

(CSR).

1. Keterlibatan perusahaan dalam kegiatan-kegiatan sosial yang berguna bagi

kepentingan masyarakat luas.

Sebagai salah satu bentuk dan wujud tanggung jawab sosial perusahaan,

perusahaan diharapkan terlibat dalam berbai kegiatan yang terutama untuk

memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Jadi, tanggung jawab

sosial dan moral perusahaan disini terutama terwujud dalam ikut melakukan kegiatan

tertentu bagi masyarakat.

Perusahaan dalam hal ini diharapkan untuk tidak hanya melakukan kegiatan

bisnis demi mencari keuntungan, melainkan ikut juga memikirkan kebaikan, kemajuan

, dan kesejahteraan masyarakat dengan ikut melakukan berbagai kegiatan sosial

yang berguna bagi masyarakat. Kegiatan sosial tersebut sangat beragam misalnya

meminjamkan dana untuk membangun rumah ibadah, membangun prasarana dan

Page 4: PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN …

RES JUDICATA Volume 2, Nomor 1, Juni 2019, Halaman 227-242

230

fasilitas sosial dalam masyarakat (listrik, air, jalan, tempat rekreasi, dsb), melakukam

penghijauan, menjaga sungai dari pencemaran limbah, melakukan pelatihan dengan

cuma- cuma, memberi beasiswa kepada anak dari keluarga yang kurang mampu

ekonominya dan lain sebagainya.

Ada beberapa alasan yang dapat dijadikan dasar keterlibatan perusahaan

dalam berbagai kegiatan sosial tersebut, yaitu :

a. Karena perusahaan dan seluruh karyawannya adalah bagian integral dari

masyarakat setempat. Karena itu, wajar mereka pun harus ikut bertanggung

jawab atas kemajuan dan kebikan masyrakat tersebut. Keterlibatan sosial

merupakan wujud nyata dari tanggung jawab sosial dan kepedulian perusahaan

sebagai bagian integral dari masyarakat atas kemajuan maysrakat tersebut;

b. Perusahaan telah diuntungkan dengan mendapatkan hak mengelola sumber

daya alam yang ada di masyarakat tersebut dengan mendapatkan keuntungan

bagi perusahaan tersebut. Demikian pula, sebagai tingkat tertentu masyarakat

telah menyiapkan tenaga-tenaga profesional bagi perusahaan yang berjasa

mengembangkan perusahaan tersebut. Karena itu, keterlibatan sosial merupakan

semacam balas jasa terhadap masyarakat;

c. Tidak melakukan kegiatan-kegiatan bisnis tertentu yang merugikan kepentingan

masyarakat luas. Dengan ikut dalam berbagai kegiatan sosial, perusahaan

mempunyai kepedulian punya tanggung jawab terhadap masyarakat dan dengan

demikian dapat mencegahnya untuk tidak sampai merugikan masyarakat melalui

kegiatan bisnis tertentu.

d. Menjalin hubungan sosial yang lebih baik dengan masyarakat. Ini akan membuat

masyarakat merasa memiliki perusahaan tersebut dan dapat menciptakan iklim

sosial dan politik yang lebih aman, kondusif, dan menguntungkan bagi kegiatan

bisnis perusahaan tersebut.

2. Keuntungan ekonomis

Tujuan bisnis adalah untuk mencari keuntungan demi mempertahankan

kelangsungan bisnis dan perusahaan yang menyangkut semua orang yang terkait

dalam bisnis tersebut. Setiap pelaku bisnis dan perushaan secara moral dibenarkan

Page 5: PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN …

RES JUDICATA ISSN : 2621-1602

Website: http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php/RJ/index

231

untuk mengejar kepentingan pribadinya yang dalam bisnis dibaca sebagai

keuntungan karena hanya dengan demikian ia dapat mempertahankan kelangsungan

bisnis dan perusahaan tersebut. Maka, mengejar keuntungan tidak lagi dilihat sebagai

hal yang egoistis dan negatif secara moral, melainkan justru dilihat sebagai hal yang

moral sangat positif. Dalam hal ini keuntungan ekonomi dilihat sebagai sebuah

lingkup tanggung jawab moral dan sosial yang sah dari suatu perusahaan.

3. Memenuhi aturan hukum yang berlaku dalam suatu masyarakat

Perusahaan punya kewajiban dan juga kepentingan untuk menjaga ketertiban

dan keteraturan sosial. Salah satu bentuk dan wujud yang paling nyata dari menjaga

ketertiban dan keteraturan sosial ini sebagai wujud dari tanggung jawab sosial

perusahaan adalah dengan mematuhi aturan hukum yang berlaku karena jika tidak

mematuhi aturan hukum yang berlaku maka ketertiban dan keteraturan masyarakat

tidak akan terwujud.

4. Hormat pada hak dan kepentingan stakeholder atau pihak-pihak yang

berkepentingan dalam kegiatan bisnis suatu perusahaan

Hormat pada hak dan kepentingan stakeholders atau pihak-pihak terkait yang

mempunyai kepentingan langsung dan tidak langsung dengan kegiatan bisnis suatu

perusahaan. Perusahaan secara moral dituntut dan menuntut diri untuk bertanggung

jawab atas hak dan kepentingan pihak-pihak terkait yang punya kepentingan.Artinya

dalam kegiatan bisnisnya suatu perusahaan perlu memperhatikan hak dan

kepentingan pihak-pihak tersebut: konsumen, buruh, investor, kreditor, pemasok,

penyalur, masyarakat setempat, pemerintah dan seterusnya. Tanggung jawab sosial

perusahaan lalu menjadi hal yang begitu kongkret, baik demi terciptanya suatu

kehidupan sosial yang baik maupun demi kelangsungan dan keberhasilan kegiatan

bisnis perusahaan tersebut.

Page 6: PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN …

RES JUDICATA Volume 2, Nomor 1, Juni 2019, Halaman 227-242

232

III. Hasil dan Pembahasan

A. Peraturan Tentang Perusahaan Perkebunan dan Program Tanggung Jawab

Sosial dan Lingkungan Perusahaan

Perusahaan Perkebunan bukanlah perusahaan baru yang mengelola sumber

daya alam di Indonesia. Sebelum Negara ini memproklamirkan kemerdekaan di tahun

1945, sudah banyak perusahaan perkebunan yang menjalankan operasinya di

wilayah-wilayah nusantara. Seiring kemajuan jaman, perusahaan perkebunan

tersebut dimiliki oleh Negara maupun swasta. Hasil alam yang melimpah menjadikan

pengelolaan terhadap sumber-sumber daya tersebut mengalami peningkatan yang

sedemikian pesat.

Memasuki era reformasi, otonomi daerah menjadi salah satu kebijakan Negara

yang memberikan pengaruh bagi perkembangan usaha perkebunan. Daerah-daerah

otonom yang sebelumnya mengandalkan hasil hutan sebagai sumber pendapatan

daerah mengalihkan kebijakan kepada usaha-usaha perkebunan baru. Salah satu

sumber usaha baru tersebut adalah perkebunan sawit.

Bagi daerah yang memiliki luasan wilayah yang mumpuni maka izin lokasi

perkebunan sawit ini dapat dilakukan oleh kepala daerah setempat. Wilayah maupun

daerah tersebut umumnya terletak di 4 Pulau di Indonesia, yaitu Sumatera,

Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

Sejak 2007, Negara Indonesia juga merevisi Peraturan Perundang-Undangan

yang terkait dengan Perusahaan, UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas. Undang-Undang ini diyakini sebagai upaya dan usaha pemerintah untuk

menciptakan kesempurnaan dan keseimbangan dalam menjalankan usaha di

Indonesia. Sebelum kehadiran UU ini, beberapa aturan yang merupakan kebijakan

Negara dalam bidang lingkungan tidak termasuk dalam kewajiban-kewajiban

perusahaan berdasarkan konstitusi, namun menjadi kebijakan administratif semata.

Salah satu kebijakan tersebut adalah tentang Dana Reboisasi bagi Perusahaan

Pengelola Hasil Hutan yang marak dipungut oleh Negara pada akhir tahun 1990-an.

Hadirnya UU No. 40 Tahun 2007 memberikan perspektif baru tentang Program

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang dapat dilakukan oleh perusahaan

sebagai pengganti dari kewajiban untuk membayar Dana Reboisasi kepada Negara.

Page 7: PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN …

RES JUDICATA ISSN : 2621-1602

Website: http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php/RJ/index

233

Dana Reboisasi yang dimaksud merupakan sumber pendapatan Negara yang dapat

digunakan sebagai dana penyelamatan lingkungan hidup.

Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan secara tekstual diatur dalam

pasal 74 ayat (1) UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang berbunyi :

“Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan

dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan.””

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan merupakan penterjemahan dari

Program Global yang bernama Corporate Social Responbility (CSR) yang memiliki

tujuan secara umum yaitu memberikan perusahaan tanggung jawab social dan

lingkungan bagi masyarakat yang terkena dampak dari pembangunan perusahaan

tersebut. Namun di beberapa Negara, aturan tentang CSR ini merupakan kewajiban

yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan operasional perusahaan. Maka bagi

perusahaan yang tidak melaksanakan kegiatan CSR dapat dianggap sebagai

perusahaan yang tidak sehat atau tidak ramah lingkungan.

Di Indonesia sendiri, sejak reformasi terdapat beberapa aturan hukum yang

mengatur tentang kegiatan tanggung jawab social dan lingkungan, antara lain:

a. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Konsep CSR yang terdapat dalam UU Perseroan Terbatas juga mencakup

lingkungan. Jadi, secara resmi, UU ini menggunakan istilah Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). UU ini mengatur kewajiban bagi perseroan yang berkaitan dengan sumber daya alam untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Pasal 74 ayat (1) UU PT berbunyi, “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.” Bila ketentuan ini tidak dijalankan, maka ada sanksi yang akan dijatuhkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas

Pemerintah menerbitkan PP No. 47 Tahun 2012 sebagai peraturan pelaksana dari Pasal 74 UU PT di atas. PP No. 47 Tahun 2012 yang ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini hanya berisi sembilan pasal. Salah satu yang diatur adalah mekanisme pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan perseroan.

Page 8: PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN …

RES JUDICATA Volume 2, Nomor 1, Juni 2019, Halaman 227-242

234

Pasal 4 ayat (1) PP No. 47 Tahun 2012 menyebutkan, “Tanggung jawab sosial dan lingkungan dilaksanakan oleh Direksi berdasarkan rencana kerja tahunan Perseroan setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris atau RUPS sesuai dengan anggaran dasar Perseroan, kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan.”

c. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal UU Penanaman Modal juga menyelipkan satu pasal yang mengatur CSR.

Pasal 15 huruf b berbunyi: “Setiap penanam modal berkewajiban: melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.” Penjelasan Pasal 15 huruf menambahkan bahwa yang dimaksud dengan “tanggung jawab sosial perusahaan” adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanam modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat.

d. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi UU Minyak dan Gas Bumi memang tidak secara tersurat mengatur

tanggung jawab sosial perusahaan. Namun, bila dibaca secara seksama, ada satu aturan yang secara tersirat menyinggung mengenai CSR. Ketentuan itu adalah Pasal 11 ayat (3) huruf p, yang berbunyi, “Kontrak Kerja Sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib memuat palin sedikit ketentuan-ketentuan pokok yaitu: pengembangan masyarakat sekitarnya dan jaminan hak-hak masyarakat adat.”

e. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara

UU Minerba tidak menyebut tanggung jawab sosial secara tersurat, tetapi menggunakan istilah program pengembangan dan pemerdayaan masyarakat. Pasal 108 ayat (1) UU Minerba menyebutkan bahwa “Pemegang IUP (Izin Usaha Pertambangan) dan IUPK (Izin Usaha Pertambangan Khusus) wajib menyusun program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.”

Pasal 1 angka 28 UU Minerba mendefinisikan pemberdayaan masyarakat sebagai “usaha untuk meningkatkan kemampuan masyarakat, baik secara individual maupun kolektif, agar menjadi lebih baik tingkat kehidupannya.”

f. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara

PP No. 23 Tahun 2010 merupakan aturan pelaksana dari UU Minerba. PP ini menjelaskan lebih lanjut mengenai pengembangan dan pemberdayaan masyarakat yang telah disinggung oleh UU Minerba. Ada satu bab khusus, yakni BAB XII, yang terdiri dari empat pasal yang mengatur pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.

Salah satunya adalah Pasal 108 yang berbunyi, “Setiap pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi wajib menyampaikan laporan realisasi program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setiap 6 (enam) bulan kepada menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.” Pelanggaran terhadap kewajiban ini dapat dikenakan sanksi administratif.

Page 9: PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN …

RES JUDICATA ISSN : 2621-1602

Website: http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php/RJ/index

235

g. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi UU Panas Bumi juga memiliki satu pasal yang mengatur mengenai

tanggung jawab sosial perusahaan. UU ini menyebutkan istilah tanggung jawab sosial perusahaan dan pengembangan masyarakat sekaligus. Pasal 65 ayat (2) huruf b berbunyi: “Dalam pelaksanaan pelenyelenggaraaan Panas Bumi masyarakat berhak untuk: memperoleh manfaat atas kegiatan pengusahaan Panas Bumi melalui kewajiban perusahaan untuk memenuhi tanggung jawab sosial perusahaan dan/atau pengembangan masyarakat sekitar.”

h. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir Miskin Setidaknya ada dua pasal yang menyinggung CSR dalam UU No. 13 Tahun

2011. Pertama, Pasal 36 ayat (1) huruf c yang menyatakan bahwa salah satu

sumber pendanaan dalam penanganan fakir miskin, adalah dana yang disisihkan

dari perusahaan perseroan. Ketentuan ini ditegas oleh Pasal 36 ayat (2) yang

berbunyi, “Dana yang disisihkan dari perusahaan perseroan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf c digunakan sebesar-besarnya untuk

penanganan fakir miskin.”

Selain itu, ada pula Pasal 41 yang menggunakan istilah pengembangan

masyarakat. Pasal 41 ayat (3) menjelaskan bahwa pelaku usaha berperan serta

dalam menyediakan dana pengembangan masyarakat sebagai perwujudan dari

tanggung jawab sosial terhadap penanganan fakir miskin.

Selain Peraturan Perundangan diatas, peneliti juga menemukan beberapa

peraturan daerah di Kalimantan Barat yang mengatur pelaksanaan kegiataan

tanggung jawab social dan lingkungan, yaitu :

a) Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat No 4 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial dan Perusahaan (CSR) di Provinsi Kalimantan Barat

b) Peraturan Daerah Kabupaten Kubu Raya No. 4 Tahun 2016 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan

Dikarenakan Objek Penelitian ini adalah Perusahaan Perkebunan Kabupaten

Kubu Raya, maka Subjek Penelitian yang digunakan adalah Peraturan Daerah

Kabupaten Kubu Raya No. 4 Tahun 2016 tentang Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan Perusahaan

Page 10: PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN …

RES JUDICATA Volume 2, Nomor 1, Juni 2019, Halaman 227-242

236

B. Jenis dan Bentuk Program Tanggung Jawab Sosial dan Perusahaan Sesuai dengan Peraturan Daerah Daerah Kabupaten Kubu Raya No. 4 Tahun 2016 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan

Ruang lingkup dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan meliputi 2 hal

yaitu: a. Kesejahteraan Sosial dan b. Pemulihan dan Peningkatan Kualitas

Lingkungan Hidup. Sebelum membahas tentang jenis dan bentuk program tanggung

jawab social dan lingkungan perusahaan, didalam perda ini mengatur tentang subjek

pelaksana dari kegiataan tanggung jawab social dan lingkungan. Tanggung jawab

social dan Lingkungan perusahaan dapat dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu :

a. BUMN / BUMD

Untuk BUMN/BUMD Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

wajib dilaksanakan dengan besaran maksimal 2% dari keuntungan bersih

perusahaan yang dihitung pada 1 (satu) tahun berjalan.

b. Perusahaan

Sementara bagi perusahaan tidak ditentukan besaran maksimal, sehingga

diharapkan kepatutan dan kewajaran dari pihak perusahaan untuk

menyalurkan anggaran kepada kegiatan tanggung jawab social dan

lingkungan.

Perusahaan yang dimaksud dalam hal ini meliputi diantaranya perusahaan

yang mengelola sumber daya alam di daerah, termasuk bidang perkebunan. Pada

Pelaksanaannya, Perusahaan mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut :

a) Menentukan Program dan masyarakat sasaran yang menerima manfaat

program tanggung jawab social lingkungan yang akan dilaksanakan

perusahaan.

b) Menyusun, menata, merancang dan melaksanakan kegiatan tanggung jawab

social dan lingkungan sesuai dengan prinsip tanggung jawab social dunia

usaha dengan memperhatikan kebijakan pemerintah daerah dan peraturan

perundang-undangan.

c) Menumbuhkan, Memantapkan dan mengembangan sistem Jejaring kerjasama

dan kemitraan dengan pihak lain serta melaksanakan kajian, monitoring dan

evaluasi terhadap pelaksanaan tanggung jawab social dan lingkungan dengan

Page 11: PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN …

RES JUDICATA ISSN : 2621-1602

Website: http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php/RJ/index

237

memperhatikan kepentingan perusahaan, pemerintah daerah, masyarakat dan

kelestarian fungsi lingkungan.

d) Menetapkan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagai bagian yang

tidak terpisahkan dalam manajemen maupun program pengembangangan

perusahaan.

e) Melaporakan Kegiataan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Kepada

Pemerintah Daerah.

Dalam melaksanakan Kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan,

Pemerintah Daerah Kabupaten Kubu Raya juga menetapkan 4 (empat) Program

Pokok yang menjadi pedoman, tujuan dari program ini adalah untuk meningkatan

kesejahteraan social, meningkatan kekuatan ekonomi masyarakat, memperkokoh

keberlangsungan usaha perusahaan dan memelihara kelestarian fungsi lingkungan

hidup secara berkelanjutan. Adapun 4 (empat) Jenis Program Pokok tersebut adalah

a) Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

b) Kemitraan Usaha Mikro, Kecil dan Koperasi

c) Program Langsung Pada Masyarakat dibidang Pendidikan, Kesehatan, Sosial

Kemasyarakatan, Keagamaan, Seni, Budaya, Olahraga, dan Keterampilan.

d) Infrastruktur.

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan sebagaimana dimaksud diatas

merupakan program yang bertujuan mempertahankan fungsi lingkungan hidup dan

pengelolaannya serta memberi bantuan langsung kepada masyarakat yang berada

dalam wilayah sasaran, meliputi bina lingkungan fisikm bina lingkungan social dan

bina lingkungan usaha mikro, kecil dan koperasi. Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan ini meliputi aspek :

a. Penelitian dan Pengkajian Kebutuhan

b. Penguatan Kelembagaan Sosial-Ekonomi Masyarakat

c. Pelatihan dan Pendampingan Kewirausahaan

d. Pelatihan fungsi manajemen dan tata kelola keuangan

Page 12: PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN …

RES JUDICATA Volume 2, Nomor 1, Juni 2019, Halaman 227-242

238

e. Pelatihan pengembangan usaha melalui peningkatan mutu, produk, dan

desain, kemasan, pemasaran, jejaring, kerja sama dan peningkatan klasifikasi

perusahaan.

f. Meningkatkan kemampuan manajemen dan produktifitas

g. Mendorong tumbuhnya inovasi dan kreatifitas

Sedangkan Program Langsung Pada masyarakat dapat berupa :

a. Hibah, yang dapat diberikan oleh perusahaan kepada masyarakat yang

membutuhkan yang besarnya sesuai dengan kemampuan perusahaan;

b. Pemberian beasiswa kepada karyawan atau warga masyarakat yang

berkemampuan secara akademis namun tidak mampu membiayai pendidikan;

c. Subsidi, berupa penyediaan pembiayaan untuk proyek pengembangan

masyarakat, penyelenggaran fasilitas umum atau bantuan modal usaha skala

mikro dan kecil

d. Bantuan Sosial, berupa bantuan dalam bentuk uang, barang maupun jasa

kepada panti sosial/jompo, para korban bencana dan para penyandang

masalah kesejahteraan sosial (PMKS);

e. Pelayanan Sosial berupa layanan pendidikan, kesehatan, olah raga dan

santunan pekerja sosial

f. Bantuan dibidang seni dan budaya berupa bantuan dalam bentuk uang, barang

maupun jasa kepada lembaga atau kelompok sosial kemasyarakatan yang

membidanginya;

g. Perlindungan sosial, berupa pemberian kesempatan kerja bagi para atlet

nasional/daerah yang masih aktif maupun yang sudah purna bakti dan bagi

penyandang cacat (disabilitas) yang memiliki kemampuan khusus

h. Infrastruktur bagi wilayah yang membutuhkan

Untuk mendampingi pemerintah daerah dalam melakukan monitoring dan

evaluasi terhadap Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, dalam perda

tersebut diamanatkan juga pembentukan forum tanggung jawab sosial dan

lingkungan yang mana struktur dan keanggotaannya merupakan kewenangan dari

kepala daerah.

Page 13: PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN …

RES JUDICATA ISSN : 2621-1602

Website: http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php/RJ/index

239

Adapun sanksi dari dari ketidakpatuhan perusahaan dalam menjalankan tanggung jawab

sosial dan lingkungan ini berupa :

a. Peringatan tertulis;

b. Pembatasan Kegiatan Usaha;

c. Pembekuan Kegiatan/izin usaha;

d. Pencabutan izin

e. Selain itu, Kepala Daerah dapat mencabut izin operasional perusahaan jika

telah melewati pertimbangan tertentu.

C. Pelaksanaan Program dan Tanggung Jawab Sosial dan Perusahaan

Perkebunan di Kabupaten Kubu Raya

Kabupaten Kubu Raya merupakan daerah otonomi baru yang terakhir setelah

beberapa daerah di Kalimantan Barat memperoleh hak otonominya. Tentu dengan

Kabupaten Kubu Raya merupakan suatu kawasan yang berada dipesisir pantai

Kalimantan sebelah barat. Secara administrasi kabupaten kubu raya berbatasan

langsung dengan Kota Pontianak di Sebelah utara, Kabupaten Sanggau di sebelah

timur, Kabupaten Kayong Utara di Sebelah Selatan dan Selat Karimata di Sebelah

Barat. Luas wilayah Kabupaten Kubu Raya 872.537,01 hektar, yang terdiri dari 9

kecamatan dengan 4 kecamatan berada di wilayah pesisir.

Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat 30 Perusahaan Perkebunan di

Kabupaten Kubu Raya, yaitu :

NO PERUSAHAAN LOKASI KEBUN

01 PT. Bumi Pratama Khatulistiwa Kec. Sui Ambawang

02 PT. Mitra Aneka Rezeki Kec. Kubu

03 PT. Rezeki Kencana Kec. Teluk Pakedai

04 PT. Sintang Raya Kec. Kubu

05 PT. Fajar Saudara Lestari Kec. Batu Ampar

06 PT. Palmdale Agroasia Lestari Kec. Sungai Ambawang

07 PT. Gerbang Benua Raya Kec. Batu Ampar

08 PT. Parna Agromas Kec. Kuala Mandor B

09 PT. Nusa Jaya Perkasa Kec. Sui Ambawang

10 PT. Kusuma Alam Sari Kec. Sui Raya

11 PT. Sawit Jaya Makmur Kec. Sui Raya

12 PT. Cipta Tumbuh Berkembang Kec. Kubu

13 PT. Bumi Subur Lestari Tani Kec. Sui Raya

14 PT. Ichiko Agro Lestari Kec. Terentang

Page 14: PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN …

RES JUDICATA Volume 2, Nomor 1, Juni 2019, Halaman 227-242

240

15 PT. Agro Alam Nusantara Kec. Sui Raya

16 PT. Rajawali Jaya Perkasa Kec. Sui Raya

17 PT. Graha Agro Nusantara Kec. Sei Ambawang

18 PT. Pinang Witmas Abadi Kec. Ambawang

19 PT. Rizki Sawit Ambawang Kec. Kuala Mandor B

20 PT. Sumatra Unggul Makmur Kec. Sui Raya

21 PT. Putralirik Domas Kec. Sui Raya

22 PT. Sebukit Internusa Kec. Sui Raya

23 PT. Punggur Alam Lestari Kec. Teluk Pakedai

24 PT. Bumi Perkasa Gemilang Kec. Terentang

25 PT. Solusi Jaya Perkasa Kec. Terentang

26 PT. Hamparan Kencana Sakti Kec. Teluk Pakedai

27 PT. Bina Agro Berkembang Lestari Kec. Kubu

28 PT. Pundi Lahan Khatulistiwa Kec. Sui Ambawang

29 PT. Bumi Alam Sentosa Kec. Sungai Raya

30 PT. Cipta Tumbuh Berbuah Kec. Sungai Raya

Dari beberapa responden yang berhasil diwawancarai, pada umumnya

perusahaan perkebunan diatas mengetahui tentang Program Tanggung Jawab Sosial

dan Lingkungan, namun tidak sedikit yang mengetahui tentang keberadaan Peraturan

Daerah No. 4 Tahun 2016 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, sehingga

tujuan dan penjabaran tentang program tersebut belum secara menyeluruh dapat

dilaksanakan oleh perusahaan perkebunan.

Sementara itu beberapa perusahaan antara lain PT. Sintang Raya dan PT.

Bumi Perkasa Gemilang secara teratur telah melaksanakan program kemitraan

antara perusahaan dan kelompok masyarakat, sehingga dalam hal penyaluran

bantuan-bantuan sosial kemasyarakatan Perusahaan dengan mudah memobilisasi

masyarakat sesuai dengan sasaran dan target dari perusahaan.

PT. Sintang Raya secara terorganisir telah melakukan berbagai kegiataan

Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sejak tahun 2016. Kegiataan

tersebut dilakukan pada desa-desa binaan yang dikelola oleh perusahaan. Selain itu,

program bantuan terhadap dunia pendidikan juga tak luput dari program perusahaan,

tak kurang 20 Sekolah Dasar Negeri di Sekitar lokasi perusahaan memperoleh

bantuan-bantuan yang tak sedikit jumlahnya. Selain itu pembinaan olah raga bagi

masyarakat setempat juga diberikan oleh perusahaan tersebut.

Page 15: PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN …

RES JUDICATA ISSN : 2621-1602

Website: http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php/RJ/index

241

PT. Bumi Perkasa Gemilang juga melakukan hal yang serupa di lokasi

perusahaan. Bantuan terhadap masyarakat dibidang seni dan budaya juga kerap kali

dilakukan oleh perusahaan menjelang perayaan atau peringatan hari-hari raya atau

besar keagamaan atau kesukuan tertentu. Berdasarkan keterangan dari Perusahaan,

masyarakat disekitar lokasi perkebunan terdiri dari berbagai macam kelompok

komunal, sehingga pemberian bantuan tersebut diharapkan memiliki aspek keadilan

bagi seluruh masyarakat.

Beberapa Perusahaan Perkebunan membangun infrastruktur jalan bagi

kebutuhan masyarakat setempat. Pada wawancara yang lain, ditemukan juga fakta

bahwa beberapa Pihak Perusahaan belum pernah dikoordinasikan/disosialisasikan

terkait dengan Pelaksanaan dari Peraturan Daerah No. 4 Tahun 2016 tersebut.

Sehingga untuk mengukur sejauh mana pelaksanaan program tanggung jawab sosial

dan lingkungan berdasarkan Perda belum dapat diketahui.

Selama proses berjalan. Kegiataan sosial dan lingkungan perusahaan masih

bersifat manual sesuai dengan Standar Operasional Perusahaan (SOP) dari masing-

masing manajemen perusahaan.

IV. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah, hasil dan pembahasan yang telah disajikan diatas, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

merupakan suatu program yang sangat baik untuk dapat diterapkan ke dalam kehidupan

masyarakat modern. Membangun kepedulian antara perusahaan dengan masyarakat setempat

menjadikan peningkatan kualitas lingkungan hidup dapat terukur dan tersistematis. Tidak perlu

menunggu bantuan dari pemerintah untuk membangun kesempatan-kesempatan bagi

masyarakat local yang menempati lokasi disekitar perusahaan perkebunan. Adanya Program

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan juga mendorong partisipasi aktif

perusahaan untuk melibatkan masyarakat sekitar dalam upaya peningkatan kualitas hidup

masyarakat, baik melalui beasiswa maupun pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh

perusahaan. Disisi lain aktivitas ini mendorong masyarakat untuk mencapai dan memperoleh

hak-hak asasi dan konstitusi berdasarkan Undang-Undang.

Page 16: PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN …

RES JUDICATA Volume 2, Nomor 1, Juni 2019, Halaman 227-242

242

Namun untuk mencapai kesemuanya tersebut, pemerintah daerah diharapkan pro aktif

dalam membangun komunikasi dan sosialisasi akan keberadaan Peraturan Daerah No. 4 Tahun

2016 kepada Masyarakat.

Saran

a. Pemerintah Daerah dapat melakukan sosialisasi dan penyuluhan Peraturan Daerah No. 4 Tahun 2016 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan kepada Perusahaan-Perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Kubu Raya

b. Masyarakat dapat berpartisipasi secara mandiri untuk mendorong keterbukaan lebih besar dalam kesempatan-kesempatan mengakses sumber-sumber pendanaan dan partisipasi perusahaan tanpa dibatasi oleh kepentingan-kepentingan tertentu.

c. Perusahaan dapat merangkul kelompok-kelompok masyarakat local dan membinanya agar dapat menjadi mitra strategis bagi perusahaan.

V. Daftar Pustaka

Buku Ambadar, Jackie, Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Praktik di Indonesia, Jakarta : PT.

Elex Media Komputindo, 2008. Chidir, Ali, Badan Hukum, Bandung : PT. Alumni, 2005. Susanto, A.B., Corporate Social Responsibility, Jakarta : The Jakarta Consulting Group, 2007. Wibisono, Yusuf, Membedah Konsep & Aplikasi CSR (Corporate Social Responsibility), Gresik :

Fascho Publishing, 2007.

Peraturan Perundang-Undangan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup

Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

Perseroan Terbatas

Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat No. 4 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Tanggung

Jawab Sosial Perusahaan (CSR) di Provinsi Kalimantan Barat.