pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (pjj) bagi …
TRANSCRIPT
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ)
BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB NEGERI 01
JAKARTA PADA MATA PELAJARAN PAI DI MASA
PANDEMIK COVID-19
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh
Dina Aryani
NIM 11150110000076
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1442 H/2021 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) BAGI ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB NEGERI 01 JAKARTA PADA
MATA PELAJARAN PAI DI MASA PANDEMIK COVID-19
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh:
Dina Aryani
11150110000076
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Skripsi
Heny Narendrany Hidayati, M.Pd
NIP. 19710512 199603 2 002
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1442 H/2021 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bagi Anak
Berkebutuhan Khusus di SLB Negeri 01 Jakarta Pada Mata Pelajaran PAI
di Masa Pandemik Covid-19 disusun oleh Dina Aryani, NIM. 11150110000076,
Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan
dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang
munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 19 Februari 2021
Yang Mengesahkan,
Pembimbing
Heny Narendrany Hidayati, M.Pd
NIP. 19710512 199603 2 002
v
vi
ABSTRAK
Dina Aryani (Nim. 11150110000076). Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ) bagi Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Negeri 01 Jakarta Pada Mata
Pelajaran PAI di Masa Pandemik Covid-19.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pelaksanaan, perencanaan
pembelajaran, materi yang disampaikan, media, penilaian dan evaluasi, serta
kesulitan dan kendala yang dialami dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) mata
pelajaran PAI yang diterapkan oleh Sekolah Menengah Atas Luar Biasa
(SMALB) Negeri 01 Jakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2019
sampai dengan bulan November 2020.
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode
penelitian kualitatif. Prosedur pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Pemeriksaan dan pengecekan keabsahan data
dilakukan melalui prosedur ketekunan pengamatan, pengecekan ulang secara
cermat, dan triangulasi. Sedangkan analisis data dilakukan dengan cara
pengumpulan data, mereduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan PJJ yang diterapkan oleh
guru PAI lebih banyak dilakukan melalui aplikasi WhatsApp. Perencanaan
pembelajaran yang dibuat oleh guru sama seperti pembelajaran biasa yaitu silabus
dan RPP, serta ada tambahan berupa pembuatan bahan tayang. Materi yang
disampaikan oleh guru PAI selama PJJ ini cukup menarik karena disajikan dengan
bahasa yang sederhana dan mudah untuk dimengerti. Media yang digunakan oleh
guru PAI selama proses pembelajaran jarak jauh ini berupa audio (pesan suara),
visual (slide berisi materi dalam bentuk foto/gambar), dan audio visual (video dari
Youtube). Penilaian dan evaluasi yang dilakukan oleh guru PAI ialah melalui hasil
catatan atau salinan materi yang dikirim oleh siswa selama proses pembelajaran
dan juga melalui ulangan harian, PTS, serta PAS. Kesulitan dan kendala yang
dialami oleh guru, siswa, maupun orang tua selama PJJ cukup beragam
vii
diantaranya ialah jaringan internet, kuota, kemampuan siswa dalam memahami
pembelajaran, kemampuan menulis dan membaca siswa, emosi/mood siswa yang
tidak menentu, kepercayaan siswa terhadap guru, kemampuan guru dan orang tua
dalam mengenal IPTEK, kemampuan orang tua siswa sebagai orang yang
mendampingi sekaligus menjadi guru pengganti untuk siswa dalam memahami
dan menjelaskan materi yang harus disampaikan, dan waktu yang dimiliki oleh
orang tua untuk mendampingi siswa belajar.
Kata Kunci: Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), Anak Berkebutuhan Khusus (ABK),
Tunagrahita, PAI, COVID-19
viii
ABSTRACT
Dina Aryani (Nim. 11150110000076). Implementation of Distance Learning
(DL) for Children with Special Needs at SLB Negeri 01 Jakarta in Islamic
Education Subjects during the Covid-19 Pandemic.
This research aims to find out about the implementation, lesson planning,
material presented, media, assessment and evaluation, as well as the difficulties
and obstacles experienced in Distance Learning (DL) Islamic Education subjects
applied by the State Senior High School (SMALB) 01 Jakarta. This research was
conducted from July 2019 to November 2020.
The type of this research is qualitative research method. Data collection
procedures used were observation, interviews, and documentation. Checking and
checking the validity of the data is carried out through the observation persistence
procedure, careful re-checking, and triangulation. Meanwhile, data analysis is
done by collecting data, reducing data, presenting data, and drawing conclusions.
The results showed that the implementation of DL implemented by Islamic
Education teachers was mostly done through the WhatsApp application. The
lesson planning made by the teacher is the same as ordinary learning, namely the
syllabus and lesson plans, and there are additions in the form of making broadcast
materials. The material presented by the Islamic Education teacher during this DL
was quite interesting because it was presented in simple and easy to understand
language. The media used by Islamic Education teachers during the distance
learning process are in the form of audio (voice messages), visuals (slides
containing material in the form of photos / images), and audio-visual (video from
Youtube). The assessment and evaluation carried out by Islamic Education
teachers is through the results of notes or copies of material sent by students
during the learning process and also through daily tests, PTS, and PAS. The
difficulties and constraints experienced by teachers, students, and parents during
DL are quite diverse, including internet networks, quotas, students' ability to
understand learning, students' writing and reading abilities, students' uncertain
ix
emotions / moods, student trust in teachers, abilities teachers and parents in
getting to know science and technology, the ability of parents to act as assistants
as well as substitute teachers for students in understanding and explaining the
material that must be conveyed, and the time that parents have to assist students in
learning.
Keywords: Distance Learning (DL), Disabilities, Mentally Retarded, Islamic
Education, COVID-19
x
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalaamu‟alaikum, wr. wb.
Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan dan mencurahkan
segala nikmat yang tak henti-hentinya kepada penulis sehingga atas izin-Nya
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam tak lupa pula
penulis curahkan kepada Nabi Muhammad Saw. yang mudah-mudahan dengan
bershalawat kepadanya penulis dapat memperoleh syafaatnya di akhirat kelak.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Perjuangan
dalam menyelesaikan skripsi ini merupakan pengalaman yang luar biasa bagi
penulis. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan pernah
terwujud tanpa ada bantuan dari berbagai pihak, baik dalam bentuk arahan,
bimbingan, dorongan, dan do‟a-do‟a yang diberikan kepada penulis. Oleh sebab
itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, Lc, MA., selaku Rektor UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Drs. Abdul Haris, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam
4. Drs. Rusdi Jamil, M.Ag., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama
Islam dan Dosen Pembimbing Akademik
5. Heny Narendrany Hidayati, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang telah membimbing, mengarahkan, memotivasi penulis dengan
penuh kesabaran dan ketulusan dalam menyelesaikan skripsi ini.
xi
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam yang
telah memberikan ilmu pengetahuan serta nasihat kepada penulis dalam
melaksanakan studi di Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan.
7. Kepala Perpustakaan beserta seluruh staff karyawan yang bertugas, baik
perpustakaan fakultas maupun perpustakaan kampus yang telah
membantu penulis dalam proses peminjaman buku/sumber referensi
selama penulis melaksanakan studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
termasuk dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Dedeh Kurniasih, M.Pd., alm. Purwanto, S.Pd., dan Adinda Ayu
Maharani, S. Pd., selaku Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kurikulum, dan Wali Kelas X.1C Tunagrahita SLB Negeri 01 Jakarta
yang telah memberikan izin, dukungan, bantuan, dan ketersediaannya
untuk memberikan informasi dan data-data yang diperlukan oleh penulis
selama penelitian.
9. Muchafid Anshori, M.Ag., selaku Guru PAI bagi anak tunagrahita di
SLB Negeri 01 Jakarta yang telah memberikan motivasi, dukungan,
bantuan, dan secara sukarela memberikan informasi dengan terbuka
terkait penelitian kapanpun penulis butuhkan.
10. Para Wali Murid dan Siswa-Siswi kelas X.1C SLB Negeri 01 Jakarta
yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan informasi dan data
yang penulis perlukan selama penelitian dengan sambutan yang hangat
dan sangat berkesan bagi penulis.
11. Ayahanda dan ibunda tercinta Nur‟aen dan Wartini, yang telah
memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengenyam pendidikan
sampai di titik ini dan mendukung penulis baik secara moril maupun
materil, do‟a-do‟a yang terus mengalir dengan penuh kasih sayang dan
ketulusan yang tak tergantikan.
12. Almarhum Kakek penulis Abah Sakri dan Mbah Darma yang penulis
rindukan, yang semasa hidupnya selalu memberikan kasing sayang dan
dukungan terhadap penulis yang tiada hentinya sampai akhir hayatnya.
xii
13. Adik saya yang tersayang Yakub Ibrahim dan seluruh keluarga besar
penulis yang selalu memberikan dukungan dan menghibur penulis
dikala penulis membutuhkannya.
14. Teman-teman PAI angkatan 2015 khususnya anak PAI C (apache) yang
telah mengisi hari-hari penulis baik suka maupun duka, saling mengisi,
belajar bersama, dan berjuang dengan penulis selama mengenyam studi
di Jurusan PAI FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
15. Sahabat-sahabat saya di rumah, Rani Kumalasari, Alestia Fitrika
Cahyaning, Dewi Widyastuti, dan seluruh rekan-rekan yang penulis
kenal di kampus maupun di kosan seperti Elisa Nur‟arofah, Nia, Sulis,
yang selalu menemani, mendukung, dan memahami penulis dikala
penulis menyusun skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
sehingga saran dan kritik yang membangun penulis harapkan untuk dapat
memperbaiki skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi penulis sendiri, pembaca, maupun masyarakat pada umumnya.
Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 15 Februari 2021
Penulis
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ...................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ................................ iv
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................. v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
ABSTRACT .................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah........................................................................... 8
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................. 8
1. Pembatasan Masalah ................................................................... 8
2. Perumusan Masalah .................................................................... 9
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................... 10
1. Tujuan Penelitian ...................................................................... 10
2. Kegunaan Penelitian ................................................................. 11
BAB II KAJIAN TEORITIK .......................................................................... 12
xiv
A. Kajian Teori..................................................................................... 12
1. Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh ....................................... 12
2. Anak Berkebutuhan Khusus (Tunagrahita) ................................ 15
3. Pendidikan Agama Islam .......................................................... 20
4. Pandemik Covid-19 .................................................................. 22
B. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 27
A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 27
B. Latar Penelitian (Setting) ................................................................. 27
C. Metode Penelitian ............................................................................ 28
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ................................... 29
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ................................ 30
F. Analisis Data ................................................................................... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 34
A. Deskripsi Data ................................................................................. 34
1. Profil SLB Negeri 01 Jakarta .................................................... 34
B. Pembahasan ..................................................................................... 40
1. Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bagi Anak
Berkebutuhan Khusus di SLB Negeri 01 Jakarta Pada Mata
Pelajaran PAI di Masa Pandemi Covid-19 ................................. 40
2. Perencanaan Pembelajaran Jarak Jauh ....................................... 51
3. Pengembangan Materi............................................................... 55
4. Media Pembelajaran.................................................................. 59
5. Penilaian dan Evaluasi .............................................................. 61
6. Kesulitan dan Kendala .............................................................. 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 74
xv
A. Kesimpulan ..................................................................................... 74
B. Saran ............................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 78
LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Rincian Rombongan Belajar Per-Satuan Jenjang Pendidikan Tahun
Ajaran 2020-2021 37
Tabel 4.2 Daftar Peserta Didik SLB Negeri 01 Jakarta Tahun Ajaran 2020-2021
38
Tabel 4.3 Salah Satu Contoh Laporan Harian yang dibuat oleh Guru PAI 64
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Kalimat pembuka yang diberikan oleh guru PAI saat ingin memulai
pembelajaran 41
Gambar 4.2 Guru mengirim materi berupa foto/slide dan pesan suara 42
Gambar 4.3 Guru mengirim link video dari Youtube yang berisi ceramah
tentang Menjaga Amanah 42
Gambar 4.4 Salah satu laporan hasil belajar siswa, materi Sifat Amanah pada 19
Oktober 2020 43
Gambar 4.5 Salah satu laporan hasil belajar siswa, materi Mencintai Allah dan
Rasulullah pada 26 Oktober 2020 44
Gambar 4.6 Salah satu laporan hasil belajar siswa, materi Sholawat Nabi pada
09 November 2020 44
Gambar 4.7 Salah satu laporan hasil belajar siswa, materi Beriman kepada
Kitab Suci al-Qur‟an pada 16 November 2020 45
Gambar 4.8 Salah satu laporan hasil belajar siswa, materi Kandungan Makna
Surat al-„Alaq ayat 1-4 pada 23 November 2020 45
Gambar 4.9 Guru melakukan pembelajaran PAI melalui Video Call Group pada
Aplikasi WhatsApp 47
Gambar 4.10 Materi sifat amanah pada pembelajaran PAI 19 Oktober 2020 57
Gambar 4.11 Materi mencintai Allah dan Rasulullah pada pembelajaran PAI 26
Oktober 2020 57
Gambar 4.12 Materi sholawat Nabi pada pembelajaran PAI 09 November 2020
58
Gambar 4.13 Materi beriman kepada kitab suci al-Qur‟an pada pembelajaran PAI
16 November 2020 58
Gambar 4.14 Materi kandungan makna surat al-„Alaq ayat 1-4 pada
pembelajaran PAI 23 November 2020 58
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Hasil Wawancara
Lampiran 2: Hasil Observasi
Lampiran 3: Tabel Instrumen dan Kisi-Kisi Penelitian
Lampiran 4: Profil Sekolah
Lampiran 5: Data Guru SLB Negeri 01 Jakarta
Lampiran 6: Data Siswa SLB Negeri 01 Jakarta
Lampiran 7: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 8: Biodata Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan umat manusia yang harus dipenuhi
seumur hidupnya secara mutlak. Mustahil suatu kelompok dapat hidup
bahagia, sejahtera, maju, dan berkembang sebagaimana yang mereka cita-
citakan bila tanpa adanya peran dari pendidikan.1 Menurut Undang-Undang
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, “Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”2
Pendidikan memiliki peran dalam memperbaiki, menguatkan,
menyempurnakan, serta membina segala kemampuan yang dimiliki oleh
manusia agar terwujud kehidupan yang bahagia dan sejahtera.3 Dengan
demikian bahwa tujuan dari pendidikan yang ada di Indonesia ialah untuk
mencetak generasi yang berkompeten, taat beragama, dan berakhlak mulia
hingga terwujud manusia yang bahagia di dunia maupun akhirat. Tujuan
pendidikan yang bersifat religius tersebut sudah tentu salah satunya dapat
diwujudkan melalui Pendidikan Agama Islam.
Siapapun makhluk Allah yang memiliki akal walaupun tidak sempurna
berhak mendapatkan pendidikan yang layak tak terkecuali anak berkebutuhan
khusus seperti anak tunagrahita. Hal ini senada dengan bunyi Undang-
1 Choirul Mahfud, Pendidikan Multikultural, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011),
Cet. V, h. 32. 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 (UU RI No. 20 Tahun 2003), tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 Ayat 1. 3 Novan Ardy Wiyani & Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2016), Cet. III, h. 29.
2
Undang Dasar tahun 1945 dalam Bab XIII tentang Pendidikan dan
Kebudayaan Pasal 31 ayat 1 yang menyebutkan bahwa, “Setiap warga negara
berhak mendapat pendidikan.”4 Kemudian diperkuat dengan adanya Undang-
Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV
Pasal 5 ayat 1 dan 2, “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu. Warga negara yang memiliki kelainan
fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh
pendidikan khusus.”5
Anak tunagrahita merupakan anak dengan kelainan mental yang
memiliki kesempatan yang sama dengan anak-anak normal lainnya untuk
mendapatkan layanan pendidikan khusus sebagaimana disebutkan dalam
undang-undang diatas. Layanan pendidikan yang optimal diharapkan dapat
mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh mereka atau paling tidak
mampu membuat mereka mandiri untuk melanjutkan hidupnya tanpa perlu
mengemis atau meminta bantuan kepada orang lain. Mereka berhak
mendapatkan pendidikan secara umum juga memiliki peluang yang sama
untuk mempelajari dan memahami agama yang dianutnya khususnya agama
Islam.
Anak tunagrahita merupakan anak yang memiliki keterbelakangan
mental dan kemampuan intelektual dibawah rata-rata anak normal. Anak
tunagrahita biasa juga disebut sebagai anak retardasi mental atau mentally
retarded.6 Rendahnya kemampuan intelegensi yang mereka miliki
menyebabkan tingkat perkembangan mereka menjadi lamban khususnya
dalam bidang pendidikan.7 Jika anak pada umumnya dapat memahami atau
mengikuti materi ajar sesuai dengan usia dan jenjang pendidikannya, anak
tunagrahita justru akan kesulitan dalam memahaminya bahkan di usia 18
4 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), Bab
XIII tentang Pendidikan dan Kebudayaan, Pasal 31 Ayat 1, h. 15. 5 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 (UU RI No. 20 Tahun 2003), tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Bab IV Pasal 5 Ayat 1 dan 2. 6 Agustyawati dan Solicha, Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus,
(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 136. 7 Mohammad Efendi, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2008), Cet. 2, h. 88.
3
tahun pun mereka masih kesulitan dalam memahami mata pelajaran yang ada
di Sekolah Dasar (SD) seperti baca tulis atau penjumlahan, pengurangan, dan
lain-lain.8
Proses pembelajaran untuk anak tunagrahita memerlukan pelayanan
khusus yang berbeda dengan anak awas. Meskipun kurikulum nasional yang
ditetapkan hampir sama dengan sekolah regular, namun cara dan proses
pelaksanaannya tentu berbeda disebabkan hambatan yang mereka miliki.
Dalam memberikan pengajaran, lembaga pendidikan khusus untuk anak
tunagrahita perlu menyesuaikan dan mengoptimalkan sistem
pembelajarannya, sesuai dengan kebutuhan serta keadaan dan karakteristik
anak tunagrahita agar pembelajaran dapat terlaksana secara optimal dan
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Layanan pendidikan bagi anak tunagrahita di Indonesia dikelompokkan
menjadi SLB/C untuk yang ringan dan SLB/C1 untuk kategori sedang hingga
berat. Dalam proses pembelajarannya, anak tunagrahita harus diajarkan
dengan prinsip kasih sayang dan kesabaran yang diterapkan oleh seorang
guru serta prinsip peragaan/keteladanan dengan memberikan contoh yang
baik. Sekolah Luar Biasa (SLB) disini berfungsi sebagai fasilitator
pendidikan yang berupaya untuk memperluas kesempatan belajar bagi anak-
anak berkebutuhan khusus ini.9
Tanpa adanya layanan pendidikan SLB bagi anak berkebutuhan khusus
dikhawatirkan akan timbul anak-anak yang bermasalah hingga terlibat
keributan dan ketidaktertiban dalam lingkungan masyarakat, terutama bagi
anak yang memang tergolong nakal dan anak-anak yang sulit menyesuaikan
diri.10
Belum lagi anak dengan keterbelakangan mental seperti anak
tunagrahita yang akibat kecacatannya ini mereka mudah dipengaruhi oleh hal-
hal yang mereka sendiri tidak paham esensi dari apa yang mereka perbuat itu.
8 Hasil Observasi di ruang Lab. PAI pada 06 Agustus 2019 9 Safrudin Aziz, Pendidikan Seks Anak Berkebutuhan Khusus, (Yogyakarta: Penerbit
Gava Media, 2015), Cet. I, h. 126-127. 10 Sapriadi, dkk, Mengapa Anak Berkelainan Perlu Mendapat Pendidikan, (Jakarta:
PN Balai Pustaka, 1982), Cet. I, h. 45.
4
Pendidikan agama Islam merupakan hal yang paling penting untuk
diajarkan kepada seluruh muslim termasuk kepada anak tunagrahita sebagai
bentuk penanaman jati diri agar terbentuk pribadi yang berakhlak mulia,
menaati segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, serta mendapatkan
kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat.11
Menurut Akmal Hawi,
“Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam
meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui
kegiatan bimbingan, pengarahan, atau latihan dengan memerhatikan tuntutan
untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat
beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan kesatuan nasional.”12
Pendidikan ke-Islaman atau pendidikan agama Islam merupakan suatu
upaya yang dilakukan dalam menanamkan nilai-nilai ajaran Islam agar
seseorang dapat menjadikan Islam sebagai pandangan atau pedoman dalam
hidupnya.13
Salah satu tugas penting dalam Pendidikan Agama Islam menurut
Ibnu Taimiyah ialah mengembangkan tabiat atau kebiasaan siswa. Dimana
dengan pengembangan tabiat tersebut diharapkan seorang siswa dapat
memenuhi tujuan penciptaannya yaitu untuk beribadah kepada Allah Swt.14
Pada awal tahun 2020 seluruh negara di belahan dunia digemparkan
dengan adanya penyebaran virus yang cukup mematikan yang disebut sebagai
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Virus ini mula-mula muncul di
wilayah Wuhan, China pada akhir tahun 2019 tepatnya pada bulan Desember
setelah pemerintah setempat melaporkan adanya kasus pneumonia misterius
yang diduga berasal dari pasar ikan di Wuhan. Penyebarannya yang luas dan
begitu cepat hingga ke berbagai belahan dunia membuat WHO mengambil
11 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam 2, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1997), Cet. I,
h. 13-14. 12 Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers,
2013), h. 19. 13 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah,
Madrasah, dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 7-8. 14 Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana,
2017), Cet. V, h. 51.
5
keputusan pada 12 Maret 2020 bahwa Covid-19 ini merupakan sebuah
pandemik.15
Covid-19 merupakan jenis penyakit baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia16
namun masih bagian dari keluarga
besar Coronavirus yang pernah ada. Setidaknya ada 6 jenis Coronavirus yang
dapat menginfeksi manusia sebelum pandemik covid-19 ini terjadi, yaitu
alphacoronavirus 229E, alphacoronavirus NL63, betacoronavirus OC43,
betacoronavirus HKU1, Severe Acute Respiratory Illness Coronavirus
(SARS-CoV), dan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-
CoV).17
Covid-19 adalah penyakit menular yang menyerang sistem
pernapasan18
yang utamanya merupakan virus yang menginfeksi hewan
seperti kelelawar dan unta.19
Ketika virus ini menyerang manusia maka
seseorang yang terinfeksi akan mengalami gangguan pernapasan dari ringan,
sedang, hingga berat, seperti flu, MERS (Middle East Respiratory
Syndrome), dan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). Seseorang yang
terinfeksi oleh Covid-19 akan memiliki tanda atau gejala umum seperti
demam 38℃, batuk kering, sesak nafas, hingga keadaan terburuknya dapat
menyebabkan kematian.20
Virus ini dapat menyebar dengan cepat melalui
kontak langsung dan ditularkan melalui mulut, hidung, dan mata.21
Kasus Covid-19 pertama kali melanda Indonesia sejak 2 Maret 2020
setelah pemerintah Indonesia mengkonfirmasi adanya 2 kasus positif Covid-
19.22
Setelah pengkonfirmasian yang dilakukan oleh pemerintah tersebut
15 Adityo Susilo, dkk, Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini, Jurnal
Penyakit Dalam Indonesia, Vol. 7, No. 1, 2020, h. 45. 16 Wahyu Aji Fatma Dewi, Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran
Daring di Sekolah Dasar, Jurnal Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 2, No. 2, 2020, h. 56. 17 Susilo, dkk, op.cit., h. 46. 18 Adib Rifqi Setiawan, Lembar Kegiatan Literasi Saintifik untuk Pembelajaran Jarak
Jauh Topik Penyakit Coronavirus 2019 (Covid-19), Jurnal Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol.
2, No. 1, 2020, h. 29. 19 Susilo, dkk, op.cit. 20 Setiawan, op.cit. 21 Syafrida & Ralang Hartati, Bersama Melawan Virus Covid-19 di Indonesia, Jurnal
SALAM: Jurnal Sosial & Budaya Syar‟i, Vol. 7, No. 6, 2020, h. 496. 22 Dewi, op.cit.
6
angka kasus pasien positif Covid-19 di Indonesia pun bertambah dengan
sangat cepat. Tingginya penambahan angka pasien positif Covid-19 ini
membuat pemerintah berupaya untuk menerapkan berbagai kebijakan demi
menekan angka pertumbuhan Covid-19. Kebijakan yang dibuat tersebut
diantaranya pemberlakuan social/physical distancing, anjuran penggunaan
masker saat keluar rumah, pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala
Besar) di beberapa daerah, dan lain sebagainya.23
Pemberlakuan kebijakan-kebijakan yang sudah dibuat oleh pemerintah
tersebut ternyata memiliki dampak yang cukup besar terhadap berbagai
bidang seperti sosial, ekonomi, pariwisata, maupun pendidikan.24
Pada
tanggal 24 Maret 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid
yang berisi bahwa setiap proses belajar mengajar harus dilakukan di rumah
melalui pembelajaran jarak jauh atau daring (dalam jaringan).25
Seluruh
kegiatan pembelajaran di sekolah, madrasah, universitas, maupun pondok
pesantren turut merasakan dampak dari pemberlakuan kebijakan ini.26
Pemberlakuan pembelajaran jarak jauh secara serempak ini merupakan suatu
hal yang hampir belum pernah dilakukan di Indonesia sehingga memberikan
tantangan tersendiri bagi semua orang yang terlibat dalam dunia pendidikan
untuk dapat melanjutkan kegiatan belajar mengajar dari rumah.27
Pembelajaran jarak jauh merupakan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru dan peserta didik tanpa adanya tatap muka secara langsung dan
memerlukan media pembelajaran yang efektif dan efisien agar pembelajaran
dapat berjalan dengan baik sebagaimana mestinya.28
Pembelajaran jarak jauh
sebetulnya bukanlah suatu hal yang baru di dunia pendidikan. Pembelajaran
23 Luh Devi Herliandry, dkk, Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19, Jurnal
Teknologi Pendidikan, Vol. 22, No. 1, 2020, h. 66. 24 Dewi, op.cit. 25 Ibid., 26 Setiawan, op.cit. 27 Herliandry, dkk, op.cit. 28 Munir, Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,
(Bandung: Alfabeta, 2009), h. 9.
7
jarak jauh telah ada dan berkembang pada pertengahan tahun 1800 di wilayah
Amerika Serikat, Jerman, Prancis, dan Inggris.29
Pembelajaran jarak jauh
dirancang agar pembelajaran dapat mencakup masyarakat pembelajar yang
lebih luas dengan berbagai latar belakang pendidikan, usia, maupun tempat
tinggal30
serta meminimalkan keterbatasan waktu, tempat, kendala ekonomi,
maupun demografi seseorang untuk memperoleh pendidikan.31
Pada awalnya media yang dapat digunakan dalam pembelajaran jarak
jauh hanyalah berupa modul saja, namun seiring berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi maka muncullah media pembelajaran lain seperti
komputer, audio, video, smartphone, media noncetak, multimedia, internet,
dan lain sebagainya.32
Namun kini yang menjadi permasalahan adalah
bagaimana pembelajaran jarak jauh dan media-media pembelajarannya dapat
diakses oleh semua kalangan ditengah pandemik yang memeras
perekonomian masyarakat serta keterbatasan yang dimiliki oleh kalangan
tertentu seperti anak berkebutuhan khusus.
Mengingat bahwa proses pelaksanaan pembelajaran bagi anak
berkebutuhan khusus pada prinsipnya tidaklah mudah dikarenakan
keanekaragaman kondisi dan kemampuan belajar mereka yang berbeda-beda.
Program dan proses belajar bagi anak berkebutuhan khusus harus disesuaikan
dengan keberagaman dari setiap kelompok tersebut.33
Terlebih pada saat
pembelajaran jarak jauh seperti ini dapat dipastikan pula bahwa tidak semua
orang tua memiliki kecukupan dalam memenuhi kebutuhan belajar seperti
handphone/smartphone yang memadai serta uang untuk membeli kuota setiap
saat. Selain itu kemampuan orang tua terhadap kemajuan teknologi informasi
dan komunikasi (TIK) pun tidaklah merata terlebih bagi kalangan menengah
29 Ali Taufik, Perspektif Tentang Perkembangan Sistem Pembelajaran Jarak Jauh di
Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur, Jurnal Pendidikan: Riset dan Konseptual, Vol.
3, No. 2, 2019, h. 88. 30 Munir, op.cit., h. 9. 31 Muhammad Rozi Yerusalem, Adian Fatur Rochim, Kurniawan Teguh Martono,
Desain dan Implementasi Sistem Pembelajaran Jarak Jauh di Program Studi Sistem Komputer,
Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer, Vol. 3, No. 4, 2015, h. 483. 32 Munir, op.cit., h. 9. 33 Aziz, op.cit., h. 129.
8
kebawah yang belum tentu mampu mengoperasikan media belajar yang
dianjurkan, maka diperlukan alternatif lain agar pembelajaran jarak jauh di
tengah pandemik Covid-19 ini tetap berjalan dengan baik.34
Oleh karena itu, disini peneliti berniat untuk mengkaji dan memahami
lebih dalam mengenai bagaimana pelaksanaan pembelajaran PAI bagi anak
berkebutuhan khusus pada masa Covid-19 ini melalui pembelajaran jarak
jauh. Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan
judul “Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bagi Anak
Berkebutuhan Khusus di SLB Negeri 01 Jakarta Pada Mata Pelajaran PAI
di Masa Pandemik Covid-19”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah-masalah yang ada
dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Anak tunagrahita memiliki hambatan belajar dan IQ yang rendah
2. Akibat pandemik Covid-19 pembelajaran di sekolah dialihkan menjadi
pembelajaran jarak jauh dari rumah
3. Pembelajaran jarak jauh bagi anak berkebutuhan khusus seperti anak
tunagrahita
4. Keterbatasan kemampuan anak tunagrahita dan wali murid terhadap
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah di atas, penelitian ini penulis
batasi pada pelaksanaan pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan
khusus pada masa Covid-19 melalui pembelajaran jarak jauh di SLB
Negeri 01 Jakarta. Maka dari itu, penulis menfokuskan penelitian ini
pada proses pembelajaran jarak jauh bagi anak tunagrahita, perencanaan
34 Pernyataan dari Ibu Lila selaku Wali Kelas di SLB Negeri 01 Jakarta pada 10 Juni
2020.
9
pembelajarannya, media yang digunakan, bentuk penilaian yang
diterapkan, kesulitan dan kendala yang dirasakan saat pembelajaran jarak
jauh, serta evaluasi pembelajaran yang diterapkan. Penelitian ini juga
penulis batasi pada jenjang Sekolah Menengah Atas kelas X.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:
1) Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang
diterapkan oleh SLB Negeri 01 Jakarta bagi anak tunagrahita
jenjang SMA pada mata pelajaran PAI?
2) Apa sajakah materi yang disampaikan pada saat pelaksanaan
pembelajaran jarak jauh yang diterapkan oleh SLB Negeri 01
Jakarta bagi anak tunagrahita jenjang SMA pada mata pelajaran
PAI?
3) Bagaimana perencanaan pembelajaran yang diterapkan pada saat
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang diterapkan oleh SLB
Negeri 01 Jakarta bagi anak tunagrahita jenjang SMA pada mata
pelajaran PAI?
4) Media apakah yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran
jarak jauh yang diterapkan oleh SLB Negeri 01 Jakarta bagi anak
tunagrahita jenjang SMA pada mata pelajaran PAI?
5) Bagaimana penilaian dan evaluasi pembelajaran yang dilakukan
saat pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang diterapkan oleh
SLB Negeri 01 Jakarta bagi anak tunagrahita jenjang SMA pada
mata pelajaran PAI?
6) Apa sajakah kesulitan dan kendala yang dirasakan saat pelaksanaan
pembelajaran jarak jauh yang diterapkan oleh SLB Negeri 01
Jakarta bagi anak tunagrahita jenjang SMA pada mata pelajaran
PAI?
10
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah dan pertanyaan penelitian di
atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1) Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang diterapkan oleh SLB
Negeri 01 Jakarta bagi anak tunagrahita jenjang SMA pada mata
pelajaran PAI
2) Materi yang disampaikan pada saat pelaksanaan pembelajaran jarak
jauh yang diterapkan oleh SLB Negeri 01 Jakarta bagi anak
tunagrahita jenjang SMA pada mata pelajaran PAI
3) Perencanaan pembelajaran yang diterapkan pada saat pelaksanaan
pembelajaran jarak jauh yang diterapkan oleh SLB Negeri 01
Jakarta bagi anak tunagrahita jenjang SMA pada mata pelajaran
PAI
4) Media yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh
yang diterapkan oleh SLB Negeri 01 Jakarta bagi anak tunagrahita
jenjang SMA pada mata pelajaran PAI
5) Penilaian dan evaluasi pembelajaran yang dilakukan saat
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang diterapkan oleh SLB
Negeri 01 Jakarta bagi anak tunagrahita jenjang SMA pada mata
pelajaran PAI
6) Kesulitan dan kendala yang dirasakan saat pelaksanaan
pembelajaran jarak jauh yang diterapkan oleh SLB Negeri 01
Jakarta bagi anak tunagrahita jenjang SMA pada mata pelajaran
PAI
11
2. Kegunaan Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
peneliti maupun berbagai pihak yang terkait.
a. Secara Teoritis
1) Diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya
Pendidikan Agama Islam terkait pelaksanaan pembelajaran
jarak jauh bagi anak berkebutuhan khusus terutama anak
tunagrahita.
b. Secara Praktis
1) Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh bagi anak
berkebutuhan khusus terutama anak tunagrahita pada mata
pelajaran PAI.
2) Bagi Orang Tua
Diharapkan dapat memberikan masukan bagi orang tua
yang turut mendampingi anaknya dalam pelaksanaan
pembelajaran jarak jauh bagi anak berkebutuhan khusus
terutama anak tunagrahita pada mata pelajaran PAI.
3) Bagi Guru
Diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan
terkait pelaksanakan pembelajaran jarak jauh bagi anak
berkebutuhan khusus terutama anak tunagrahita pada mata
pelajaran PAI.
4) Bagi Pembaca
Diharapkan dapat memberikan informasi terkait
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh bagi anak
berkebutuhan khusus terutama anak tunagrahita pada mata
pelajaran PAI, serta menjadi referensi atau bahan
pertimbangan untuk melakukan penelitian serupa.
12
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Kajian Teori
1. Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh
Kata pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas belajar
dan mengajar. Belajar berarti aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik,
sedangkan mengajar adalah aktivitas yang dilakukan oleh guru. Dengan
kata lain, dari dua aktivitas tersebut maka terciptalah suasana belajar
mengajar yang biasa dikatakan secara sederhana dengan istilah kegiatan
pembelajaran.1
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20
Tahun 2003, dikatakan bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar”.2 Berdasarkan pengertian tersebut, pembelajaran merupakan
suatu proses yang dilalui oleh peserta didik dan dibantu oleh seorang
guru dengan cara memberikan ilmu pengetahuan, keteladanan,
penanaman akhlak atau sikap serta membentuk fondasi yang kuat dalam
lingkungan belajar yaitu di sekolah.3 Interaksi antara pendidik dan
peserta didik tersebut diharapkan dapat menciptakan suasana belajar
yang baik dengan hasil yang terbaik sesuai dengan tujuan diadakannya
pembelajaran.
Kesuksesan pembelajaran pada umumnya dapat diraih apabila kondisi
pengajaran tersusun dan terlaksana dengan baik. Guru harus
mempersiapkan dan menetapkan apa tujuan pembelajaran yang akan
1 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta:
Kencana, 2013), Cet. I, h. 18-19. 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 (UU RI No. 20 Tahun 2003), tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Bab 1 Pasal 1 ayat 20. 3 Susanto, op.cit., h. 19.
13
dilakukan serta telah menyusun perencanaan yang jelas terhadap kegiatan
pembelajaran untuk bisa mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Semua
hal yang dipersiapkan oleh guru harus disesuaikan dengan
keadaan/kondisi tiap-tiap peserta didik di dalamnya.4
Seiring berjalannya waktu, pelaksanaan pembelajaran kini tak lagi
hanya bisa dilakukan oleh guru dan siswa dalam satu ruangan yang biasa
kita sebut kelas saja. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kini
memungkinkan guru dan siswa dapat melakukan pembelajaran jarak jauh
melalui berbagai cara.
Menurut Dogmen seperti dikutip oleh Munir dalam bukunya, “ciri-ciri
pembelajaran jarak jauh adalah adanya organisasi yang mengatur cara
belajar mandiri, materi pembelajaran disampaikan melalui media, dan
tidak ada kontak langsung antara pengajar dengan pembelajar”.
Sedangkan Mackenzie, Christensen, dan Rigby mengatakan bahwa
“pendidikan jarak jauh merupakan metode pembelajaran yang
menggunakan korespondensi sebagai alat untuk berkomunikasi antara
pembelajar dengan pengajar”.5
Pembelajaran jarak jauh pada mulanya dikembangkan atau
berkembang di wilayah Amerika Serikat, Jerman, Prancis, dan Inggris
sekitar pertengahan tahun 1800-an. Kemudian pada tahun 1840-an ada
seseorang bernama Sir Isac Pitman melakukan pembelajaran jarak jauh
dengan menggunakan surat. Lalu tahun 1980-an ISC (International
Correspondence Schools) membuat sistem atau metode perkuliahan
home-study courses yang kala itu menjadi sebuah cikal bakal dari sistem
pembelajaran jarak jauh yang kini bisa disebut sebagai E-Learning.6
Pembelajaran jarak jauh dirancang agar pembelajaran dapat mencakup
masyarakat pembelajar yang lebih luas dengan berbagai latar belakang
4 Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), Cet. VIII, h. 170. 5 Munir, Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,
(Bandung: Alfabeta, 2009), h. 20. 6 Ali Taufik, Perspektif Tentang Perkembangan Sistem Pembelajaran Jarak Jauh di
Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur, Jurnal Pendidikan: Riset dan Konseptual, Vol.
3, No. 2, 2019, h. 88.
14
pendidikan, usia, maupun tempat tinggal. Pelaksanaan pembelajaran
jarak jauh ini harus dilengkapi dengan media yang efektif dan efisien
agar pembelajaran dapat terjadi meskipun tidak ada tatap muka secara
langsung. Pada awalnya media pembelajaran yang dapat digunakan ialah
berupa modul saja, namun seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi maka muncullah media pembelajaran lain seperti komputer,
audio, video, smartphone, media noncetak, multimedia, internet, dan lain
sebagainya.7
Pembelajaran jarak jauh memiliki prinsip bahwa pendidikan dapat
dilakukan secara massal dan terjangkau oleh berbagai kalangan
(fleksibel) hingga dapat meminimalkan keterbatasan waktu, tempat,
kendala ekonomi, maupun demografi seseorang untuk memperoleh
pendidikan. Setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk dapat
memperoleh pendidikan yang ia inginkan kapanpun dia mau tanpa perlu
meninggalkan keluarga, rumah, ataupun pekerjaannya. Pembelajaran
jarak jauh ini akan mengajarkan konsep belajar mandiri yang membuat
guru harus menggunakan metode pembelajaran yang interaktif,
terstruktur, dan mampu membimbing peserta didiknya untuk mencapai
tujuan pembelajaran melalui media pembelajaran yang efektif dan
efisien.8
Adapun tujuan dilakukannya pembelajaran secara umum bagi peserta
didik atau biasa disebut sebagai empat pilar pendidikan yang dirumuskan
oleh Unesco ialah:9
a. Learning to know atau learning to learn, yang memiliki maksud
bahwa belajar itu tidak hanya berorientasi pada hasil melainkan
juga kepada proses belajar itu sendiri. Dalam proses belajar
diharapkan peserta didik mampu menyadari apa yang harus ia
7 Munir, op.cit., h. 9. 8 Muhammad Rozi Yerusalem, Adian Fatur Rochim, Kurniawan Teguh Martono,
Desain dan Implementasi Sistem Pembelajaran Jarak Jauh di Program Studi Sistem Komputer,
Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer, Vol. 3, No. 4, 2015, h. 483-484. 9 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
(Jakarta: Kencana, 2008), Ed. 1, Cet. IV, h. 97-98.
15
pelajari dan bagaimana cara dia dalam mempelajari sesuatu.
Sehingga kemampuan ia dalam proses belajar tersebut dapat
direalisasikan atau diimplementasikan ke kehidupannya di
masyarakat, tidak hanya dilakukan dalam lingkungan sekolah saja.
b. Learning to do, yang memiliki maksud bahwa belajar itu dilakukan
agar seseorang memiliki kompetensi yang membuat ia tahu akan
atau harus melakukan apa dalam era persaingan global ini.
c. Learning to be, yang memiliki maksud bahwa belajar itu membuat
seseorang harus tahu ingin menjadi manusia seperti apa ia dan
harus memiliki tanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Ingin
menjadi apapun seseorang haruslah tetap menjadi dirinya sendiri
dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki serta
bertanggung jawab terhadap apapun yang ia ucapkan maupun yang
ia lakukan.
d. Learning to live together, artinya belajar untuk bisa bekerja sama,
mampu bahu membahu dalam melakukan suatu hal dimana hal
tersebut dapat meringankan suatu pekerjaan yang dirasa lebih
ringan jika dilakukan bersama. Hal ini pula diharapkan dapat
membentuk masyarakat demokratis yang memahami segala
perbedaan sudut pandang dan bijaksana dalam mengambil
keputusan bersama.
2. Anak Berkebutuhan Khusus (Tunagrahita)
Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang memiliki hambatan
atau kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,
mental, intelektual, emosional, maupun perilaku sosial yang membuat
mereka memerlukan pelayanan khusus dan spesifik dalam segala hal. Pada
proses pembelajaran mereka perlu mendapatkan layanan pendidikan yang
16
berbeda dengan anak umum lainnya dan sesuai dengan kebutuhan belajar
masing-masing anak berdasarkan kategori hambatan belajarnya.10
Pada umumnya kecacatan atau kelainan yang dimiliki oleh anak
berkebutuhan khusus disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor genetik atau
bawaan dari lahir dan faktor penyakit atau kecelakaan. Faktor genetik yang
dimaksud disini seperti kelainan genetis atau kelainan kromosom yang
berasal dari kedua orangtuanya maupun kondisi kesehatan ibu saat hamil
atau melahirkan anaknya. Sedangkan faktor penyakit itu seperti penyakit
panas tinggi (step) ketika anak masih kecil dan tidak ditangani dengan baik
sehingga menyebabkan anak kejang-kejang dan mengakibatkan putusnya
sel-sel jaringan syaraf pada otak. Hal tersebut sangat berbahaya bagi anak
hingga dapat mengurangi kemampuan intelegensinya.11
Secara garis besar anak berkebutuhan khusus dikelompokkan menjadi
dua, yaitu anak berkebutuhan khusus permanen dan anak berkebutuhan
khusus temporer.12
Adapun yang termasuk kedalam dua kategori tersebut
ialah:
a) Anak berkebutuhan khusus permanen, yaitu anak yang mengalami
kelainan tertentu seperti:
1. Anak dengan gangguan penglihatan (tunanetra)
2. Anak dengan gangguan pendengaran (tunarungu/wicara)
3. Anak dengan kelainan kecerdasan dibawah rata-rata
(tunagrahita)
4. Anak dengan kelainan kecerdasan diatas rata-rata (gifted atau
genius) dan anak yang memiliki keberbakatan khusus
(talented)
5. Anak dengan gangguan anggota gerak (tunadaksa)
6. Anak dengan gangguan perilaku dan emosi (tunalaras)
10 Muchafid Anshori, Pendidikan Agama Islam Adaptif di Sekolah Luar Biasa,
(Jakarta: Pustikom, 2012), h. 72-73. 11 Ibid., h. 75-76. 12 Ibid., h. 73.
17
7. Anak gangguan belajar spesifik (disleksia, disgrafia,
diskalkulia)
8. Anak lamban belajar (slow learner)
9. Anak Autis
10. Anak ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
b) Anak berkebutuhan khusus temporer, yaitu anak yang mengalami
hambatan belajar atau hambatan lainnya disebabkan oleh situasi
dan kondisi yang dialami di lingkungannya.
1. Korban narkoba
2. Korban bencana
3. Anak daerah terpencil
4. Anak korban pelacuran, dll.13
Adapun disini penulis akan membahas lebih lanjut mengenai anak
tunagrahita. Tunagrahita ialah sebuah istilah yang digunakan untuk
menyebut anak-anak dengan kemampuan intelektual yang berada dibawah
rata-rata. Anak tunagrahita biasa juga disebut sebagai anak berkelainan
mental atau anak idiot (bodoh) bagi masyarakat umum. Sedangkan
menurut kepustakaan bahasa asing anak tunagrahita biasa disebut sebagai
anak mental retardation, mentally retarded, mental deficiency, mental
defective, dan lain-lain.14
Seseorang dapat dikatakan sebagai orang berkelainan mental atau
tunagrahita jika ia memiliki tingkat kecerdasan yang rendah atau dibawah
rata-rata. Kemampuan intelegensi yang rendah ini akan mempengaruhi
tingkat perkembangannya yang menjadi lamban dibandingkan dengan
orang normal, salah satunya dalam bidang pendidikan.15
Jika anak pada
umumnya dapat memahami atau mengikuti materi ajar sesuai dengan usia
dan jenjang pendidikannya, anak tunagrahita justru akan kesulitan dalam
13 Ibid., h. 80-81. 14 Agustyawati dan Solicha, Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus,
(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 136. 15 Mohammad Efendi, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2008), Cet. 2, h. 88.
18
memahaminya bahkan di usia 18 tahun pun mereka masih kesulitan dalam
memahami mata pelajaran yang ada di Sekolah Dasar (SD) seperti baca
tulis atau penjumlahan, pengurangan, dan lain-lain.16
Semua keterbatasan yang dimiliki oleh anak tunagrahita dapat
diklasifikasikan kedalam 3 golongan, yakni tunagrahita ringan, sedang,
dan berat.
a) Tunagrahita ringan. Tunagrahita tipe ini biasa juga disebut
sebagai anak tunagrahita mampu didik (debil/moron) yang
memiliki IQ antara 68-52 menurut skala Binet atau 69-55 menurut
WISC (Skala Weschler).17
Kelompok ini tidak dapat mengikuti
sistem pembelajaran di sekolah biasa, namun masih memiliki
kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pendidikan
meskipun hasilnya tidak akan maksimal. Kemampuan yang
dimaksud tersebut ialah seperti baca, tulis, berhitung, beradaptasi
dengan lingkungan, tidak bergantung dengan orang lain,
keterampilan sederhana untuk kepentingan kerja kelak, dan lain-
lain.18
b) Tunagrahita sedang. Tunagrahita tipe ini biasa juga disebut
sebagai anak tunagrahita mampu latih (imbecile/imbesil) yang
memiliki IQ antara 51-36 menurut skala Binet atau 54-40 menurut
WISC (Skala Weschler).19
Kelompok ini memiliki kecerdasan
yang begitu rendah sehingga mereka tidak dapat mengikuti
program yang diperuntukkan bagi anak mampu didik, namun
memiliki kemampuan yang dapat dilatih. Kemampuan yang
dimaksud adalah belajar mengurus diri sendiri seperti makan
sendiri, memakai pakaian, tidur, ataupun mandi sendiri. Mereka
juga mampu untuk dilatih agar bisa menyesuaikan diri di
16 Hasil Observasi di ruang Lab. PAI pada 06 Agustus 2019 17 Agustyawati dan Solicha, op.cit., h. 139-140. 18 Efendi, op.cit., h. 90. 19 Agustyawati dan Solicha, op.cit., h. 140.
19
lingkungan rumah atau sekitarnya untuk melakukan fungsi sosial
kemasyarakatan menurut kemampuannya.20
c) Tunagrahita berat. Tunagrahita tipe ini biasa juga disebut sebagai
anak tunagrahita mampu rawat (idiot). Mereka masih bisa
dibedakan lagi menjadi dua bagian yaitu tunagrahita berat dan
sangat berat. Tunagrahita berat (severe) memiliki IQ antara 32-20
menurut skala Binet atau 39-25 menurut WISC (Skala Weschler).
Sedangkan tunagrahita sangat berat (profound) memiliki IQ
dibawah 19 menurut Binet atau dibawah 24 menurut Skala
Weschler .21
Mereka yang berada di kelompok ini (berat maupun
sangat berat) tidak mampu mengurus diri sendiri ataupun
bersosialisasi. Mereka membutuhkan orang lain untuk
membantunya dalam menjalani kehidupan sehari-hari.22
Jika diamati dari berbagai sumber, faktor yang menyebabkan
seseorang mengalami keterbelakangan mental sangatlah banyak
kemungkinannya. Pada sebagian besar kasus keterbelakangan mental atau
tunagrahita tidaklah diketahui penyebabnya, hanya 25% kasus yang
diketahui secara spesifik penyebab seseorang mengalami keterbelakangan
ini. Faktor umum yang menjadi penyebab seseorang memiliki tingkat
kecerdasan yang rendah atau retardasi mental yaitu faktor genetik yang
dibawa oleh ibunya. Tingkat kecerdasan seseorang biasanya ditentukan
oleh faktor keturunan dan lingkungan. Namun, bisa jadi seseorang
mengalami retardasi mental disebabkan oleh keadaan sang ibu pada saat
mengandung yang terinfeksi penyakit berbahaya seperti rubella (cacar
Jerman), sifilis dan sitomegalovirus ataupun penyakit yang dialami oleh si
anak pada saat masa kanak-kanak seperti ensefalitis dan meningitis yang
menyerang otak anak secara langsung dan masih banyak lagi faktor-faktor
lainnya.23
20 Efendi, op.cit., h. 90. 21 Agustyawati dan Solicha, op.cit., h. 140. 22 Efendi, op.cit., h. 90-91. 23 Agustyawati dan Solicha, op.cit., h. 144-148.
20
Anak tunagrahita memiliki karakteristik yang banyak salah satunya
lamban dalam mempelajari hal-hal yang baru baik itu konkret maupun
abstrak, sehingga ia pun mengalami kesulitan dalam memahami ataupun
mengingatnya dalam jangka waktu yang lama (cepat lupa). Mereka pun
mengalami kesulitan dalam menggeneralisasi apa yang mereka pelajari
dan bagi anak tunagrahita berat mereka memiliki kemampuan bicara yang
sangat kurang sekali, sehingga akan sulit baginya maupun orang lain untuk
berinteraksi dengan baik apalagi dalam hal pembelajaran.24
3. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan ke-Islaman atau pendidikan agama Islam merupakan suatu
upaya yang dilakukan dalam menanamkan nilai-nilai ajaran Islam agar
seseorang dapat menjadikan Islam sebagai pandangan atau pedoman dalam
hidupnya.25
Pendidikan Islam menurut Ramayulis sebagaimana dikutip
oleh Ahmad Sastra dalam bukunya merupakan “upaya sadar dan terencana
dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
mengimani, bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran Islam dari
sumber utamanya kitab suci al-Qur‟an dan al-Hadis, melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, serta penggunaan pengalaman.”26
Jika demikian, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam tidaklah
sekedar pengajaran saja melainkan suatu upaya dalam mentransformasikan
nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam dari al-Qur‟an dan al-Hadis
untuk mewujudkan kepribadian anak didik dengan segala aspek yang
dicakupinya.27
Tujuan pendidikan agama Islam bukanlah sekedar untuk memenuhi
kebutuhan intelektual saja melainkan untuk membantu seseorang agar
dapat memiliki penghayatan pada nilai-nilai ke-Islaman hingga dapat
24 Ibid., h. 152. 25 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah,
Madrasah, dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 7-8. 26 Ahmad Sastra, Filosofi Pendidikan Islam, (Bogor: Darul Muttaqien Press, 2014),
Cet. 1, h. 104. 27 Ibid., h. 105.
21
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.28
Pendidikan agama
Islam diharapkan dapat membentuk kepribadian muslim yang seluruh
aspeknya dijiwai oleh ajaran Islam.29
Anak yang dididik dalam lingkungan agama Islam akan berbeda
dengan anak yang tidak menerima pendidikan Islam. Anak yang dididik
dengan pendidikan agama Islam akan menjalani hari-harinya dengan baik
dan dapat mengatasi kegelisahan dalam hatinya dengan benar. Usia muda
seperti peserta didik di sekolah merupakan usia yang penuh dengan
pertentangan batin dan jiwa yang bergejolak. Oleh karenanya dengan
memberikan pendidikan agama Islam diharapkan dapat mengontrol segala
sikap dan tindakan yang dilakukan oleh peserta didik serta membantunya
dalam mengatasi pergejolakan batinnya tersebut.30
Salah satu hal yang membuat kurikulum sekolah di Indonesia
memiliki kekhasan tersendiri dibanding kurikulum yang ada di negara lain
ialah karena adanya kurikulum agama pada setiap jenjang pendidikannya.
Pendidikan Agama Islam sengaja diberikan bagi semua kalangan
berdasarkan visi yang ada pada agama Islam itu sendiri yakni mewujudkan
manusia yang bertakwa kepada Allah Swt., berakhlak mulia, dan
menghasilkan atau melahirkan insan yang memiliki budi pekerti serta
kepribadian yang positif.31
Pengembangan potensi yang dimiliki oleh
manusia melalui pendidikan agama Islam ini diharapkan dapat
menciptakan insan yang mampu menerapkan nilai-nilai ke-Islaman dan
mempersiapkan kebutuhan masa depan manusia itu di dunia yang fana
ini.32
28 Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers,
2013), h. 20. 29 Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
1996), h. 72. 30 Akmal Hawi, op.cit., h. 22-23. 31 Mukhtaruddin, “Pengaruh Pendidikan Agama Terhadap Perilaku Keagamaan
Peserta Didik SMA Swasta di Kota Yogyakarta”, Jurnal Analisa, Vol. 18, No. 01, 2011, h. 135-
136. 32 Akmal Hawi, op.cit., h. 25.
22
4. Pandemik Covid-19
Covid-19 atau Coronavirus Disease pertama kali muncul dan
dilaporkan pada akhir tahun 2019 lalu tepatnya bulan Desember di kota
Wuhan, China.33
Sumber penularan virus ini masih belum diketahui secara
pasti darimana asalnya, namun dirumorkan bahwa kasus pertama dari virus
ini dikaitan dengan pasar ikan di Wuhan.34
Virus ini dapat menyebar
dengan cepat melalui kontak langsung dengan manusia dan ditularkan
melalui mulut, hidung, dan mata.35
Penyebarannya yang luas dan begitu
cepat hingga ke berbagai belahan dunia membuat WHO mengambil
keputusan pada 12 Maret 2020 bahwa Covid-19 ini merupakan sebuah
pandemik.36
Kasus Covid-19 pertama kali melanda Indonesia sejak 2 Maret 2020
setelah pemerintah Indonesia mengkonfirmasi adanya 2 kasus positif
Covid-19.37
Covid-19 adalah penyakit menular yang menyerang sistem
pernapasan dan merupakan jenis virus baru dari keluarga besar
Coronavirus.38
Setidaknya ada 6 jenis Coronavirus yang dapat menginfeksi
manusia sebelum pandemik covid-19 ini terjadi, yaitu alphacoronavirus
229E, alphacoronavirus NL63, betacoronavirus OC43, betacoronavirus
HKU1, Severe Acute Respiratory Illness Coronavirus (SARS-CoV), dan
Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV).39
Coronavirus utamanya merupakan virus yang menginfeksi hewan
seperti kelelawar dan unta.40
Ketika virus ini menyerang manusia maka
33 Luh Devi Herliandry, dkk, Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19, Jurnal
Teknologi Pendidikan, Vol. 22, No. 1, 2020, h. 66. 34 Adityo Susilo, dkk, Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini, Jurnal
Penyakit Dalam Indonesia, Vol. 7, No. 1, 2020, h. 45. 35 Syafrida & Ralang Hartati, Bersama Melawan Virus Covid-19 di Indonesia, Jurnal
SALAM: Jurnal Sosial & Budaya Syar‟i, Vol. 7, No. 6, 2020, h. 496. 36 Susilo, dkk, op.cit., h. 45. 37 Wahyu Aji Fatma Dewi, Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran
Daring di Sekolah Dasar, Jurnal Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 2, No. 2, 2020, h. 56. 38 Adib Rifqi Setiawan, Lembar Kegiatan Literasi Saintifik untuk Pembelajaran Jarak
Jauh Topik Penyakit Coronavirus 2019 (Covid-19), Jurnal Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol.
2, No. 1, 2020, h. 29. 39 Susilo, dkk, op.cit., h. 46. 40 Ibid.,
23
seseorang yang terinfeksi akan mengalami gangguan pernapasan dari
ringan, sedang, hingga berat, seperti flu, MERS (Middle East Respiratory
Syndrome), dan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). Seseorang
yang terinfeksi oleh Covid-19 akan memiliki tanda atau gejala umum
seperti demam 38℃, batuk kering, sesak nafas, hingga keadaan
terburuknya dapat menyebabkan kematian.41
Tingginya penambahan angka pasien positif Covid-19 di berbagai
negara termasuk Indonesia membuat sejumlah negara memberlakukan
beberapa upaya untuk menekan pertumbuhan penyebaran angka positif
Covid-19. Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah Indonesia sendiri
diantaranya adalah memberlakukan social/physical distancing, anjuran
penggunaan masker saat keluar rumah, pemberlakuan PSBB (Pembatasan
Sosial Berskala Besar) di beberapa daerah, dan lain sebagainya.42
Kebijakan-kebijakan yang telah dibuat ini ternyata memiliki dampak yang
cukup signifikan terhadap berbagai bidang yang ada di Indonesia seperti
sosial, ekonomi, pariwisata, maupun pendidikan.43
Dampak yang dirasakan bagi bidang pendidikan setelah pemberlakuan
kebijakan yang dibuat oleh pemerintah Indonesia ialah dilaksanakannya
proses belajar mengajar dari rumah atau disebut sebagai pembelajaran
jarak jauh/daring (dalam jaringan).44
Seluruh kegiatan pembelajaran di
sekolah, madrasah, universitas, maupun pondok pesantren turut merasakan
dampak dari pemberlakuan kebijakan akibat penyebaran Covid-19 ini.45
Pemberlakuan pembelajaran jarak jauh secara serempak ini merupakan
suatu hal yang hampir belum pernah dilakukan di Indonesia sehingga
memberikan tantangan tersendiri bagi semua orang yang terlibat dalam
dunia pendidikan untuk dapat melanjutkan kegiatan belajar mengajar dari
rumah.46
41 Setiawan, op.cit. 42 Herliandry, dkk, op.cit., h. 66. 43 Dewi, op.cit. 44 Ibid., 45 Setiawan, op.cit. 46 Herliandry, dkk, op.cit.
24
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Dalam suatu penelitian, diperlukan hasil-hasil penelitian yang relevan
untuk mendukung serta memperkuat pentingnya penelitian ini dilakukan.
Penulis telah menelaah beberapak hasil penelitian yang relevan diantaranya:
1. Skripsi “Pengaruh Penggunaan Metode Distance Learning (BJJ) terhadap
Hasil Belajar Siswa pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) di
SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo untuk Siswa Kelas XI” oleh Soniya
Istifadiya Wita dari Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya pada
tahun 2009.
Skripsi ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kuantitatif
dengan hasil yang menunjukkan bahwa hasil belajar mata pelajaran PAI
dengan penggunaan metode distance learning sebanyak 87% dan
tergolong tinggi atau baik.
Penelitian penulis disini memiliki persamaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Soniya Istifadiya Wita karena sama-sama meneliti tentang
distance learning atau pembelajaran jarak jauh pada mata pelajaran PAI.
Namun penelitian yang dilakukan oleh Soniya Istifadiya Wita terdapat
perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis yakni terkait
subjek penelitian yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh,
pendekatan penelitian yang digunakan, serta momen yang sedang terjadi
saat pelaksanaan PJJ itu diterapkan. Disini penulis menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif dan memilih anak berkebutuhan khusus
terutama anak tunagrahita sebagai subjek penelitian. Selain itu, penelitian
yang akan dilakukan oleh penulis ini berlangsung pada saat masa Covid-19
yang sedang melanda di berbagai belahan dunia khususnya Indonesia.
2. Jurnal “Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19” oleh Luh Devi
Herliandry, Nurhasanah, Maria Enjelina Suban, dan Heru Kuswanto dari
Jurnal Teknologi Pendidikan Volume 22 Nomor 1, April 2020. Doi:
https://doi.org/10.21009/jtp.v22i1.15286.
Penelitian ini menggunakan metode descriptive content analysis study
yang dimaksudkan untuk menggambarkan isi dari suatu informasi atau
25
teks tertentu. Hasil dari penelitian ini ialah pemanfaatan belajar online
sebagai solusi pelaksanaan pembelajaran dari rumah selama pandemi dan
adanya kendala yang dirasakan oleh peserta didik maupun pendidik yang
wilayahnya tidak terjangkau oleh layanan internet.
Penelitian penulis disini memiliki persamaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Luh Devi Herliandry dan kawan-kawan karena sama-sama
mengkaji tentang pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Meski
demikian, penelitian yang dilakukan oleh penulis tetap memiliki
perbedaan dengan yang dilakukan oleh Luh Devi Herliandry dan kawan-
kawan. Penelitian yang dilakukan oleh Luh Devi Herliandry dan kawan-
kawan hanyalah bersifat umum dan tidak dikupas secara tuntas bagaimana
proses pembelajaran jarak jauh itu berlangsung di salah satu sekolah
tertentu. Sedangkan disini penulis ingin melakukan penelitian bagaimana
proses pembelajaran jarak jauh itu berlangsung bagi anak berkebutuhan
khusus terutama anak tunagrahita pada mata pelajaran PAI di SLB Negeri
01 Jakarta.
3. Jurnal “Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran Daring di
Sekolah Dasar” oleh Wahyu Aji Fatma Dewi dari Universitas Kristen
Satya Wacana melalui Jurnal Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan Volume 2
Nomor 1, April 2020.
Penelitian dari jurnal ini menggunakan penelitian kepustakaan yang
bertujuan untuk mengidentifikasi implementasi pembelajaran dalam
jaringan di rumah pada siswa Sekolah Dasar akibat adanya Covid-19.
Hasil dari penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran jarak jauh atau
daring oleh siswa SD ternyata berjalan dengan cukup baik apabila terdapat
kerjasama yang baik antara guru, siswa, dan orang tua dalam proses
belajar mengajar.
Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang akan
dilakukan oleh penulis, yakni sama-sama mengkaji tentang proses
pembelajaran jarak jauh atau daring semasa pandemi Covid-19.
Perbedaannya adalah disini Wahyu Aji Fatma Dewi hanya membahas
26
pembelajaran daring secara umum di Sekolah Dasar berdasarkan
informasi-informasi yang ia dapat melalui artikel-artikel atau berita yang
relevan dengan penelitiannya karena beliau memilih penelitian dengan
menggunakan studi kepustakaan. Beliau pula memilih subjek anak-anak
normal dalam penelitiannya. Sedangkan disini penulis berniat akan
melakukan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif pada
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh mata pelajaran PAI bagi anak
berkebutuhan khusus terutama anak tunagrahita.
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang dijadikan penulis sebagai letak penelitian ini adalah di
SLB Negeri 01 Jakarta, Jl. Pertanian Raya, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta
Selatan 12440. Adapun waktu penelitian telah dilaksanakan dari bulan Juli
2019 hingga November 2020.
B. Latar Penelitian (Setting)
Setting penelitian ini dilakukan pada lembaga pendidikan anak
berkebutuhan khusus yaitu Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 01 Jakarta.
SLB ini melayani anak-anak berkebutuhan khusus seperti Tunagrahita,
Tunarungu, dan Autis meskipun untuk Autis sendiri belum diklasifikasikan
tersendiri untuk pembelajaran di kelasnya sehingga digabung dengan anak
Tunagrahita. SLB ini memiliki jenjang pendidikan mulai dari TK, SD, SMP,
hingga SMA. Tingkat pendidikan yang dipilih oleh penulis untuk melakukan
penelitian ini ialah pada tingkat SMP. Oleh karenanya penulis menjadikan
SMPLB Negeri 01 Jakarta menjadi setting penelitian penulis.
SLB Negeri 01 Jakarta ini berada satu area dengan SLB A Pembina
Tingkat Nasional Jakarta tepatnya di samping belakang jika dari gerbang
masuk utama. Sekolah ini terletak di daerah yang sangat sejuk dan asri
dengan sekelilingnya yang ditumbuhi dengan pepohonan hijau. Dengan
demikian, lingkungan ini sangat cocok untuk mendukung proses belajar
mengajar yang nyaman bagi siswa.
28
C. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan
kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu pendekatan penelitian yang digunakan
untuk memahami fenomena yang terjadi dan dialami oleh subjek penelitian
baik itu perilakunya, persepsi, motivasi, tindakan maupun hal lain yang
berkaitan dengannya. Penelitian ini dilakukan secara holistik, penjelasan dari
hasil penelitian ini juga diungkapkan secara deskripsi atau dalam bentuk
uraian khusus yang mudah dipahami dan apa adanya.1 Penulis menggunakan
pendekatan ini dikarenakan ingin memahami secara menyeluruh mengenai
fenomena pembelajaran jarak jauh pada mata pelajaran PAI bagi anak
tunagrahita yang sedang terjadi di masa pandemi Covid-19. Situasi ini
merupakan situasi yang baru di dunia pendidikan anak berkebutuhan khusus,
dimana belum pernah terjadi sebelumnya pelaksanaan pembelajaran bagi
anak tunagrahita dilakukan dari rumah masing-masing siswa secara serentak
di seluruh Indonesia.
Penelitian kualitatif bukanlah bentuk penelitian yang kaku dan ketat
hingga membuat penulis sulit untuk mengubahnya jika sesuatu terjadi diluar
dugaan ketika berada di lapangan. Penelitian ini lebih bersifat lentur dan
terbuka sehingga dapat disesuaikan dengan kondisi yang sebenar-benarnya
yang ada di lapangan.2 Pada umumnya dalam penelitian kualitatif, peneliti
akan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi dan
wawancara. Namun jika ternyata dalam perjalanannya penggunaan observasi
tidak memungkinkan, maka peneliti boleh untuk meniadakannya.3
1 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2016), Cet. 35, h. 6. 2 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan: Komponen MKDK, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), Cet. 8, h. 40. 3 Haris Herdiansyah, Wawancara, Observasi, dan Focus Groups: Sebagai Instrumen
Penggalian Data Kualitatif, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), Cet. 5, h. 20.
29
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mempermudah
penelitian ini, ialah:
1. Observasi
Observasi adalah suatu cara untuk mengumpulkan data penelitian4
yang melibatkan panca indera manusia dengan melakukan pengamatan
secara mendetail terhadap subjek maupun objek penelitian.5 Melalui
teknik ini, penulis disini mencoba untuk bisa memahami dan mengetahui
fenomena dari subjek maupun objek yang diteliti seperti bagaimana
keadaan dalam proses pembelajaran jarak jauh bagi anak tunagrahita,
seperti apa pelaksanaannya, dan bagaimana karakteristik anak
tunagrahita di SLB Negeri 01 Jakarta. Dengan demikian, penulis dapat
memiliki gambaran dari apa yang sudah penulis amati secara seksama
dan bisa mendeskripsikannya secara lebih jelas dalam penelitian ini.
2. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang yang bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna
dalam suatu topik tertentu.6 Setelah dilakukannya observasi, akan lebih
baik jika penulis dapat mengkonfirmasi dan memperkuat pandangan
yang sudah tertanam dalam pikiran bahwa apa yang sudah penulis amati
itu benar adanya, dan penulis memiliki kesempatan untuk menanyakan
apa yang sekiranya belum terjawab atau mengganjal dalam pikiran
penulis saat mengamati atau mengobservasi subjek maupun objek
penelitian. Melalui wawancara, penulis akan mengetahui hal-hal yang
lebih mendalam tentang informasi dari partisipasi dalam situasi dan
fenomena yang terjadi.
4 Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, (Bandung: Mandar
Maju, 2011), Cet. 2, h. 74. 5 Herdiansyah, op.cit., h. 131. 6 Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, (Bandung: Alfabeta, 2014), Cet. 3, h. 384.
30
3. Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu metode untuk mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, gambar, karya-karya
monumental, biografi dan sebagainya. Studi dokumentasi atau analisis
dokumen merupakan suatu pelengkap dari penggunaan metode observasi
dan wawancara dalam penelitian kualitatif.7 Metode dokumentasi ini
dapat membantu penulis untuk memperoleh data-data penting yang dapat
memperkuat sekaligus mengkonfirmasi informasi yang telah penulis
dapatkan melalui observasi dan wawancara.
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data
Menurut Sugiyono dalam bukunya mengatakan bahwa beberapa aspek
yang perlu dilakukan untuk menguji keabsahan data dalam penelitian
kualitatif ialah meliputi uji credibility (kredibilitas), uji transferability
(keteralihan), uji dependability (reliabilitas), dan uji confirmability
(objektivitas/dapat dikonfirmasi). Hal ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Uji Credibility (Kredibilitas)
Pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan berbagai cara
diantaranya melalui perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan,
triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan
member check. Dalam penelitian ini penulis menggunakan perpanjangan
pengamatan, triangulasi data, dan menggunakan bahan referensi
pendukung seperti rekaman wawancara dan foto-foto untuk mengecek
keabsahan data.
Uji kredibilitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah penelitian yang
sudah dilakukan dapat dipercaya atau tidak. Perpanjangan pengamatan
dilakukan oleh penulis karena pada mulanya penulis merupakan orang
asing di dalam lingkungan tempat penelitian, penulis harus mengamati
lebih dalam terkait informasi-informasi maupun data-data yang diperoleh
7 Ibid., h. 396.
31
dari sumber penelitian apakah data tersebut benar atau tidak, ada yang
dirahasiakan atau tidak. Begitupula dengan triangulasi data, penulis harus
mengecek keabsahan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan
berbagai waktu.
Triangulasi sumber dapat diartikan seperti membandingkan hasil data
yang diperoleh dari beberapa sumber yang berbeda, kemudian dari semua
sumber yang berbeda tersebut peneliti perlu mengkategorisasikan mana
pandangan yang sama, yang berbeda, dan yang spesifik. Data yang telah
dianalisis tersebut pada akhirnya dapat menghasilkan suatu kesimpulan.
Hal tersebut dapat pula berlaku bagi triangulasi teknik, namun jika
ditemukan ketidakselarasan antara data yang diperoleh melalui observasi,
wawancara, maupun analisis dokumen, maka penulis perlu melakukan
diskusi lebih lanjut dengan yang bersangkutan untuk memastikan kembali
data yang valid.
2. Uji Transferability (Keteralihan)
Uji transferabilitas (keteralihan) dalam penelitian kualitatif merupakan
salah satu cara untuk menguji derajat keterpakaian hasil penelitian, apakah
dapat diterapkan di situasi yang baru (di tempat lain) dengan orang-orang
yang baru atau tidak.
3. Uji Dependability (Reliabilitas)
Uji reliabilitas dilakukan karena kekhawatiran akan adanya penelitian
yang dilakukan dengan memanipulasi data. Jika peneliti tidak pernah
melakukan proses penelitian di tempat yang tercantum tetapi datanya ada,
maka penelitian tersebut tidak reliabel dan patut diragukan. Suatu
penelitian dapat dikatakan reliabel apabila orang lain dapat
mengulangi/mereplikasi proses penelitian tersebut dan dapat dibuktikan
bahwa penelitiannya benar-benar dilakukan. Dalam penelitian kualitatif,
uji reliabilitas ini dapat dilakukan dengan melakukan audit terhadap
keseluruhan proses penelitian.
32
4. Uji Confirmability (Objektivitas/dapat dikonfirmasi)
Uji konfirmabilitas memiliki keterkaitan dengan uji reliabilitas. Uji
konfirmabilitas sama artinya dengan pengujian dari hasil penelitian, yang
dimana hasil dari penelitian dapat teruji kebenarannya jika prosesnya
juga dilalui dengan benar. Oleh karenanya pengujian ini dapat dilakukan
secara bersamaan dengan pengujian proses penelitian pada uji reliabilitas.
Dalam sebuah penelitian, jangan sampai prosesnya tidak ada tetapi
hasilnya ada.8
F. Analisis Data
Sebuah penelitian tidak lengkap rasanya jika tidak ada sebuah teknik
yang digunakan didalamnya untuk menganalisis data-data yang telah
diperoleh dari instrumen penelitian. Data-data yang telah diperoleh tersebut
tidak serta merta begitu saja dapat dikerucutkan menjadi sebuah kesimpulan
tanpa melalui proses analisis data. Analisis data merupakan sebuah upaya
yang dilakukan oleh seorang peneliti melalui pengolahan data yang sudah ada
dengan cara memilih-milihnya, menemukan satuan yang dapat dikelola,
mencari dan menemukan polanya, menemukan data-data yang penting dan
yang harus dipelajari, hingga kemudian data tersebut dapat diolah menjadi
satu kesatuan yang berujung kepada suatu kesimpulan.9
Penulis disini ingin menggunakan cara yang diberikan oleh Miles dan
Huberman dalam kegiatan menganalisis data. Hal pertama yang perlu
dilakukan oleh penulis menurut mereka ialah mereduksi data. Kegiatan ini
merupakan sebuah proses yang harus dilakukan oleh penulis dengan cara
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan hal-hal yang
penting, dan mencari tema serta pola dari data-data yang diperoleh hingga
membuang hal-hal yang tidak diperlukan. Jika semua hal tersebut sudah
dilakukan dengan benar maka penulis akan menerima gambaran yang jelas,
8 Sugiyono, op.cit., h. 435-445. 9 Moleong, op.cit., h. 248.
33
sehingga penulis dapat dengan mudah untuk beralih ke tahap selanjutnya
yaitu kegiatan penyajian data (display data).
Kegiatan penyajian data dalam proses menganalisis data merupakan
tahap dimana penulis harus menentukan bentuk penyajian data seperti apa
yang cocok dengan jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis. Mengingat
jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis ialah penelitian kualitatif, maka
bentuk penyajian data yang paling tepat ialah berupa uraian teks yang bersifat
naratif. Hal ini senada dengan pendapat dari Miles dan Huberman yang
menyatakan bahwa, “the most frequent form of display data for qualitative
research data in the pas has been narative text” (yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan
teks yang bersifat naratif).
Tahapan terakhir dalam proses menganalisis data menurut Miles dan
Huberman ialah menarik kesimpulan atau biasa disebut verifikasi.
Kesimpulan yang muncul dalam penelitian kualitatif diharapkan merupakan
kesimpulan dari temuan baru yang belum pernah ada sebelumnya. Temuan
tersebut dapat dideskripsikan atau digambarkan lebih jelas dari yang
sebelumnya belum terlihat jelas. Kesimpulan yang didapat dalam penelitian
kualitatif bisa saja menjawab rumusan masalah yang telah disusun diawal dan
bisa juga tidak. Hal ini dikarenakan kelenturan yang dimiliki oleh penelitian
kualitatif sehingga masalah dan rumusan masalah bisa saja berubah dan
berkembang sebagaimana kondisi di lapangan.10
10 Sugiyono, op.cit., h. 404-412.
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembahasan dalam bab ini peneliti mendeskripsikan hasil-hasil temuan yang
diperoleh dari penelitian yang dilakukan pada SLB Negeri 01 Jakarta. Hal-hal
yang peneliti amati dan analisis dalam penelitian ini berupa proses pelaksanaan
pembelajaran jarak jauh bagi anak tunagrahita pada mata pelajaran PAI,
bagaimana peran guru, orang tua, dan siswa, maupun kendala-kendala yang
dirasakan selama pelaksanaan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-
19. Proses penelitian itu sendiri diawali dengan observasi awal yang dilakukan
pada tahun 2019 yang kemudian berlanjut pada obervasi inti, wawancara, dan
pengambilan dokumen di tahun 2020 dengan cara online atau daring melalui
aplikasi WhatsApp serta beberapa bagian yang dilakukan dengan cara bertemu
langsung.
A. Deskripsi Data
1. Profil SLB Negeri 01 Jakarta
a. Identitas Sekolah
Sekolah Luar Biasa Negeri atau biasa disingkat SLBN 01 Jakarta
ini berdiri pada tanggal 13 Maret 1962 dan kini sudah terakreditasi A.
Sekolah ini berada satu komplek dengan SLB A Pembina Tingkat
Nasional Jakarta di Jl. Pertanian Raya RT/006 RW/004, Kel. Lebak
Bulus, Kec. Cilandak, Kota Jakarta Selatan (12440) Provinsi DKI
Jakarta.1 Pada dasarnya sekolah ini terdiri dari dua kelompok besar
anak berkebutuhan khusus yakni kelas anak dengan kelemahan atau
gangguan pendengaran (B/tunarungu) dan anak dengan gangguan
mental atau lemah intelektual (C/tunagrahita). Namun setelah ditelisik
1 Hasil Dokumentasi yang tertera pada Profil Sekolah dan Data Daftar Siswa SLB
Negeri 01 Jakarta
35
lebih lanjut sekolah ini juga menerima anak-anak dengan kategori
Autis yang dikelompokkan bersama dengan anak-anak tunagrahita
pada proses pembelajarannya.2
b. Visi dan Misi
Visi yang dimiliki oleh SLB Negeri 01 Jakarta ialah “Membentuk
generasi muda yang taqwa, tangguh, terampil, dan mandiri”.
Sedangkan misi yang dimilikinya ialah:
1) Menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dengan menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran dan non pembelajaran yang bernuansa religius.
2) Melakukan kajian kurikulum secara berkala dan membuat
penyesuaian kurikulum jika memang diperlukan
3) Mengadakan pelayanan pendidikan yang berkarakter
4) Mengembangkan sumber daya manusia (pendidik, tenaga
kependidikan, dan peserta didik) menjadi SDM yang
profesional, berkualitas, kreatif, inovatif, dan tangguh.
5) Membantu peserta didik menjadi orang yang berakhlak dan
berbudi pekerti luhur melalui berbagai kegiatan yang nyata
dan bermakna.
6) Menggali dan mengembangkan potensi maksimal peserta
didik.
7) Mengurangi dampak gangguan melalui rehabilitasi dan terapi
ringan.
8) Meningkatkan dan memperluas pengetahuan, wawasan,
pengalaman, dan sikap percaya diri melalui kegiatan belajar
bagi tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan semua peserta
didik.
9) Menjalin kerjasama yang sinergis dengan semua warga
sekolah, dunia usaha, dunia industri, dan masyarakat.
2 Hasil Observasi pada 10 September 2019
36
10) Mengadakan keterampilan kewirausahaan mandiri.
11) Meningkatkan peran serta orang tua/komite sekolah dan
masyarakat.
12) Meningkatkan rasa persaudaraan antar siswa dan sosial antar
warga sekolah dan masyarakat.
c. Jenjang Pendidikan
SLB Negeri 01 Jakarta merupakan sekolah bagi anak
berkebutuhan khusus seperti anak-anak dengan gangguan
pendengaran (tunarungu) dan gangguan mental (tunagrahita) ataupun
bagi anak Autis dengan kategori mampu didik. Sekolah ini memiliki
satuan jenjang pendidikan yang cukup lengkap yakni dari SDLB,
SMPLB, hingga SMALB.
Siswa yang diterima di SLB Negeri 01 Jakarta ini harus
memenuhi beberapa persyaratan seperti kualifikasi usia siswa
persatuan jenjang pendidikan. Bagi siswa yang ingin masuk SDLB
ditentukan pada kisaran usia 7 sampai 16 tahun, SMPLB dari 12
sampai 18 tahun, dan SMALB batas maksimal usia yang bisa diterima
ialah 24 tahun. Selain itu, untuk pengelompokkan rombongan belajar
sendiri ditentukan berdasarkan tingkat ketunaan (ringan, sedang) atau
intelegensi yang dimiliki oleh siswa yang bersangkutan. Kelas dengan
kategori ringan akan masuk kedalam kelompok kelas 1B/B1 untuk
tunarungu dan 1C/C1 untuk tunagrahita. Sedangkan anak dengan
kategori sedang akan masuk kedalam kelas 2B/B2 untuk tunarungu
dan 2C/C2 untuk tunagrahita.3
3 Hasil Wawancara dengan alm. Pak Purwanto selaku Wakil bidang Kurikulum pada
hari Selasa, 03 November 2020
37
Tabel 4.1
Rincian rombongan belajar per satuan jenjang pendidikan Tahun
Ajaran 2020-20214
Satuan
Pendidikan Kelas
Kategori Ketunaan Alokasi
Waktu Tunarungu
(B)
Tunagrahita
(C)
SDLB
I Satu kelas Dua kelas
1 x 25 menit
II Satu kelas Tiga kelas
III Satu kelas Tiga kelas
IV Satu kelas Dua kelas
V Satu kelas Dua kelas
VI Satu kelas Tiga kelas
SMPLB
VII Dua kelas Tiga kelas
1 x 30 menit VIII Dua kelas Tiga kelas
IX Satu kelas Tiga kelas
SMALB
X Satu kelas Dua kelas
1 x 35 menit XI Dua kelas Dua kelas
XII Dua kelas Tiga kelas
d. Peserta Didik
Anak-anak tunagrahita di SLB Negeri 01 memiliki karakteristik
yang sangat beragam. Seperti yang tertera dalam bab II pada skripsi
ini, tunagrahita merupakan suatu istilah yang digunakan untuk
menyebut anak-anak dengan kemampuan intelektual yang berada
dibawah rata-rata. Gejala atau hambatan yang muncul pada anak-anak
dengan kemampuan intelektual yang rendah ini sangat beragam dan
berbeda-beda sesuai dengan penyebab dari kelainan itu sendiri dan
bahkan terkadang satu anak memiliki bermacam-macam kesulitan
4 Hasil Dokumentasi Data Daftar Siswa dan Data File Pedoman Kurikulum SDLB,
SMPLB, serta SMALB SLB Negeri 01 Jakarta Tahun Ajaran 2020-2021
38
maupun kelainan.5 Siswa tunagrahita yang ada di sekolah ini terdiri
dari anak dengan tipe kesulitan belajar, lamban belajar, down
syndrome,6 disleksia, disgrafia, diskalkulia, bahkan ada juga anak
autis yang mau tidak mau karena belum adanya kelas khusus bagi
anak autis maka anak tersebut dimasukkan kedalam kelas tunagrahita
dalam proses pembelajarannya.7
Tabel 4.2
Daftar Peserta Didik SLB Negeri 01 Jakarta Tahun Ajaran 2020-20218
Satuan
Pendidikan Kelas
Jumlah Siswa Jumlah
Perkelas Tunarungu
(B)
Tunagrahita
(C)
SDLB
I 5 10 20
II 7 15 21
III 6 16 22
IV 9 16 25
V 8 17 25
VI 6 23 29
JUMLAH 41 97 138
SMPLB
VII 15 23 38
VIII 11 18 29
IX 5 21 26
JUMLAH 31 62 93
SMALB
X 8 16 24
XI 13 15 28
XII 11 16 27
JUMLAH 32 47 79
5 Hasil Wawancara Studi Pendahuluan dengan Pak Muchafid Anshori selaku Guru
PAI pada hari Selasa, 06 Agustus 2019 6 Hasil Wawancara dengan Bu Adinda Ayu Maharani selaku Wali Kelas X.1C pada
hari Rabu, 21 Oktober 2020 7 Hasil Observasi pada 10 September 2019 8 Hasil Dokumentasi Data Siswa yang tercantum pada File Pedoman Kurikulum SLB
Negeri 01 Jakarta
39
TOTAL 104 206 310
e. Fasilitas Sekolah
SLB Negeri 01 Jakarta memiliki fasilitas layanan pendidikan
maupun sarana prasarana yang cukup memadai. Beberapa diantaranya
meliputi ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang guru, ruang
bimbingan konseling, kelas atau ruang belajar, ruang laboratorium
PAI, perpustakaan, masjid, aula, laboratorium IPA, laboratorium
komputer, laboratorium multimedia, laboratorium keterampilan, dan
laboratorium bahasa.9
f. Kegiatan Keagamaan
Selama proses pembelajaran sebelum pandemi covid-19
menyerang, SLB Negeri 01 Jakarta memiliki beberapa kegiatan
keagamaan yang dilakukan guna membentuk karakter yang baik dan
religius bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Kegiatan-kegiatan
tersebut diantaranya ialah sholat dhuha secara berjamaah, terapi sujud,
membaca al-Qur‟an, sholat zuhur berjamaah, mendengarkan kuliah
tujuh menit atau kultum, qurban saat Idul Adha, dan pesantren kilat
saat bulan Ramadhan.10
Pelaksanaan sholat dhuha dan terapi sujud sendiri biasanya rutin
dilakukan saat anak-anak tunagrahita khususnya hendak melakukan
pembelajaran PAI guna membangun dan melatih daya fokus anak
sebelum memasuki pembelajaran utama. Selain itu, guru juga
melakukan pembiasaan pada anak tunagrahita untuk membaca al-
Qur‟an setiap kali siswa selesai menyalin materi dan membacanya
dihadapan guru. Pembiasaan atau kegiatan repetisi tersebut merupakan
strategi yang dilakukan oleh guru agar siswa sedikit demi sedikit dapat
9 Hasil Observasi dan hasil dokumentasi data profil sekolah SLB Negeri 01 Jakarta 10 Hasil Wawancara dengan Pak Muchafid Anshori selaku Guru PAI bagi anak
Tunagrahita pada 06 Agustus 2019
40
membaca al-Qur‟an dengan lancar atau sekedar bisa membedakan
antar huruf hijaiyah bagi anak-anak tunagrahita yang disleksia.11
Namun segala bentuk kegiatan keagamaan itu kini tak bisa lagi
direalisasikan seperti biasanya karena pandemi covid-19 yang
mengharuskan seluruh lembaga pendidikan di Indonesia melakukan
proses pembelajaran dari rumah secara virtual atau online.
Keterbatasan yang dimiliki oleh siswa akibat ketunaannya pun
membuat segala kegiatan yang dilakukan secara virtual pun tidak
dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pada akhirnya guru hanya bisa
memberikan materi keagamaan kepada siswa melalui grup WhatsApp
saja.12
B. Pembahasan
1. Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bagi Anak
Berkebutuhan Khusus di SLB Negeri 01 Jakarta Pada
Mata Pelajaran PAI di Masa Pandemi Covid-19
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) seharusnya menjadi suatu alternatif
pembelajaran yang efektif untuk dilakukannya kegiatan belajar mengajar
tanpa terbatas oleh ruang dan waktu. Namun pada kenyataannya praktek
dari proses PJJ ini tidaklah semudah yang dikira terlebih jika
pembelajaran ini dilakukan terhadap anak-anak yang memiliki
keterbatasan seperti anak berkebutuhan khusus.
Pada bagian ini penulis ingin menjelaskan bagaimana proses
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh pada mata pelajaran PAI bagi anak
berkebutuhan khusus tipe tunagrahita di SLB Negeri 01 Jakarta.
Alhamdulillah meski pembelajaran kini tidak lagi dilakukan di sekolah
namun penulis diberikan kesempatan oleh guru PAI dan Wali Kelas
X.1C untuk masuk kedalam grup kelas X.1C di WhatsApp agar bisa
11 Hasil Observasi pada 30 Juli dan 06 Agustus 2019 12 Hasil Observasi dan Hasil Wawancara dengan Bu Adinda Ayu Maharani selaku
Wali Kelas X.1C pada 21 Oktober 2020
41
mengamati secara langsung bagaimana proses pembelajaran jarak jauh
terjadi.
Pada mata pelajaran PAI guru biasanya memulai pembelajaran
dengan mengirimkan pesan ke grup kelas berupa salam, ungkapan bahwa
ini saatnya pembelajaran agama, apa yang harus dilakukan oleh siswa,
dan memberikan semangat kepada siswa.13
Gambar 4.1
Kalimat pembuka yang diberikan oleh guru PAI saat ingin memulai
pembelajaran
Setelah mengirim kalimat pembuka, guru langsung mengirimkan
materi berupa foto/slide yang sudah dipersiapkan sebelumnya ke grup
kelas. Pada pembelajaran PAI hari Senin 19 Oktober 2020 guru
mengirimkan materi tentang “Sifat Amanah”. Materi tersebut tidak hanya
disuguhkan dalam bentuk foto/slide saja tetapi juga berupa audio atau
pesan suara yang direkam oleh guru PAI itu sendiri dan dikirim ke grup
kelas. Selain itu guru juga mengirimkan link video dari Youtube kepada
13 Hasil Observasi Pembelajaran PAI pada 19 Oktober sampai dengan 23 November
2020
42
siswa untuk menambah/mengembangkan pemahamannnya terkait sifat
amanah sekaligus sebagai antisipasi apabila orang tua siswa kesulitan
untuk menjelaskan materi tersebut kepada anaknya. Menonton video
yang berisi materi yang relevan diharap dapat membantu untuk
meningkatkan pemahaman siswa.14
Gambar 4.2
Guru mengirim materi berupa
foto/slide dan pesan suara
Gambar 4.3
Guru mengirim link video dari
Youtube yang berisi ceramah
tentang Menjaga Amanah
Selanjutnya para orang tua siswa dan siswa diberikan waktu untuk
melakukan pembelajaran sebagaimana yang diperintahkan oleh guru
kemudian jika siswa sudah selesai menyalin materi kedalam buku tulis,
hasil salinan tersebut harus difoto lalu dikirimkan ke grup kelas sebagai
laporan hasil belajar siswa di hari itu.15
Foto yang dikirimkan tadi juga
berfungsi sebagai bukti atau lampiran yang dapat diserahkan oleh guru
kepada Tata Usaha (TU) bersama dengan formulir laporan harian yang
14 Hasil Observasi Pembelajaran PAI pada 19 Oktober 2020 15 Ibid.
43
harus dibuat setiap harinya. Laporan tersebut nantinya akan dikirim ke
Kepala Sekolah lalu dari Kepala Sekolah dikirim lagi ke Suku Dinas
(Sudin).16
Berikut beberapa foto hasil belajar yang dikirimkan oleh orang
tua siswa atau siswa dalam pembelajaran jarak jauh selama penulis
melakukan penelitian.17
Gambar 4.4
Salah satu laporan hasil belajar siswa, materi Sifat Amanah pada 19
Oktober 2020
16 Hasil Wawancara dengan alm. Pak Purwanto selaku Wakil bidang Kurikulum pada
hari Selasa, 03 November 2020 17 Hasil Observasi Pembelajaran PAI pada 19 Oktober sampai dengan 23 November
2020
44
Gambar 4.5
Salah satu laporan hasil belajar siswa, materi Mencintai Allah dan
Rasulullah pada 26 Oktober 2020
Gambar 4.6
Salah satu laporan hasil belajar siswa, materi Sholawat Nabi pada 09
November 2020
45
Gambar 4.7
Salah satu laporan hasil belajar siswa, materi Beriman kepada Kitab
Suci al-Qur‟an pada 16 November 2020
Gambar 4.8
46
Salah satu laporan hasil belajar siswa, materi Kandungan Makna Surat
al-„Alaq ayat 1-4 pada 23 November 2020
Pembelajaran jarak jauh yang dilakukan oleh guru PAI di SLB
Negeri 01 Jakarta setiap minggunya hanya begitu saja. Pada minggu-
minggu berikutnya guru membahas tentang materi Mencintai Allah dan
Rasulullah, Sholawat Nabi, Beriman Kepada Kitab Suci al-Qur‟an, dan
Kandungan Makna Surat al-„Alaq ayat 1-4 dengan cara pembelajaran
yang sama. Hanya saja pada minggu ke-3 saat pembahasan mengenai
materi Sholawat Nabi guru hanya mengirimkan foto/slide berisi materi
saja sebagai media pembelajarannya. Lalu di minggu ke-4 saat
membahas Beriman Kepada Kitab Suci al-Qur‟an guru hanya
menggunakan media visual berupa foto/slide berisi materi dan link video
dari Youtube yang dikirimkan ke grup kelas. Kemudian pada minggu ke-
5 guru mengirimkan materi dalam bentuk foto/slide lagi dan juga pesan
suara yang telah direkamnya sendiri.18
Meskipun dalam wawancara guru mengatakan bahwa sesekali
beliau melakukan pembelajaran melalui Video Call Group,19
namun
sangat disayangkan sekali penulis tidak memiliki kesempatan untuk
mengamati bagaimana pembelajaran tersebut berlangsung ketika
dilakukan secara virtual. Selain karena selama 5 minggu penulis
memantau tidak adanya pembelajaran yang dilakukan melalui Video Call
Group,20
kemungkinan bagi penulis untuk bisa gabung pun sangat kecil
apabila guru hendak melakukannya dikarenakan kapasitas Video Call
melalui aplikasi WhatsApp itu terbatas. Aplikasi WhatsApp hanya dapat
memuat 8 orang saja dalam satu kali panggilan saat Video Call.
Kapasitas yang seminim itu paling tidak hanya cukup menampung 7
18 Ibid. 19 Hasil Wawancara dengan Pak Muchafid Anshori selaku Guru PAI pada 12 Oktober
2020 20 Hasil Observasi Pembelajaran PAI pada 19 Oktober sampai dengan 23 November
2020
47
orang dari 8 siswa yang terdapat dalam satu kelas pada kelas X.1C.21
Oleh karenanya penulis hanya diberikan salah satu tangkapan layar
(screenshot) oleh guru PAI pada saat beliau melakukan pembelajaran
menggunakan Video Call.
Gambar 4.9
Guru melakukan pembelajaran PAI melalui Video Call Group pada
Aplikasi WhatsApp
Terlihat tidak semua siswa pada hari itu yang mengikuti
pembelajaran melalui Video Call, hal tersebut memang dapat terjadi
dikarenakan berbagai faktor yang akan penulis sampaikan pada subbab
kendala dan kesulitan. Pada tangkapan layar ini juga bisa kita lihat bahwa
21 Hasil Observasi dan Analisis Dokumentasi Data Siswa kelas X.1C pada Tahun
Ajaran 2020-2021
48
terdapat siswa yang melakukan pembelajaran didampingi langsung oleh
orang tuanya.
Para orang tua cukup memahami kendala-kendala yang dirasakan
oleh guru PAI jika pembelajaran dilakukan dari rumah masing-masing.
Mereka juga paham kalau anak-anak berkebutuhan khusus seperti
tunagrahita akan sulit jikalau dipaksa untuk melakukan pembelajaran
yang sekiranya mengharuskan untuk tatap muka online diwaktu yang
bersamaan. Seringkali kendala itu muncul dikarenakan mood anak
mereka yang sedang tidak bagus sehingga pada saat guru meminta untuk
melakukan tatap muka secara virtual maka hanya beberapa anak saja
yang turut serta didalamnya. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Nur‟aini
selaku orang tua dari siswa bernama Pragitya Satrio Ari Munandar,
“Untuk tatap muka online sejauh ini sih dari pertama masuk yah
baru dua kali kayaknya deh mba baru dua kali aja dikasih materi
langsung. Karena anak-anak kaya begini kan gabisa dikumpulin
berbarengan ya mba memang satu kelas itu cuma ada 8 orang,
cuma dari 8 orang itu kadang-kadang yang mau ikut zoom cuma
bertiga. Yang satu kita paksa zoom dia gak mau, kadang dipake
zoom malah dipake dia tidur. Susah ya.”22
Selain itu Ibu Widi sebagai orang tua dari siswa bernama Ardiva
Ramadhanti juga mengatakan bahwa,
“Kalo PAI yang kita dapet kemarin kan mungkin karena pak hafid
juga paham ya anak-anak SLB itu seperti apa pemahamannya. Jadi
pak hafid itu beri kaya ringkasan gitu, bahasanya bahasa anak-
anak, bahasa yang gampang dicerna anak-anak. Kayaknya pasti
mau gak mau kalo baca ya ngerti yah. Soalnya kan bahasanya ke
anak-anak itu gak berat. Jadi mereka sebenernya sih paham aja.”23
Ada juga orang tua yang merasa tidak ada masalah sama sekali
dengan penerapan pembelajaran jarak jauh yang dilakukan oleh guru PAI
dikarenakan anaknya memang termasuk anak tunagrahita ringan yang
bisa diajak komunikasi cukup baik dibanding anak-anak lain di kelasnya.
22 Hasil Wawancara dengan Ibu Nur‟aini selaku Orang Tua Siswa bernama Pragitya
Satrio Ari Munandar pada 22 November 2020 23 Hasil Wawancara dengan Ibu Widi selaku Wali Murid dari siswa bernama Ardiva
Ramadhanti pada 22 November 2020
49
Beliau juga jarang mendampingi anaknya selagi anaknya mengatakan
bahwa ia mampu untuk mengerjakan tugasnya sendiri. Anak ini juga
tidak seperti anak tunagrahita pada umumnya yang memiliki mood yang
berubah-ubah dan sulit untuk dikontrol. Dia selalu bersemangat untuk
belajar dan mengerjakan tugasnya meskipun pembelajaran harus
dilakukan di rumah saja. Orang tuanya pun mengatakan bahwa beliau
merasa materi yang disampaikan oleh guru sudah cukup sesuai dengan
kemampuan sang anak. Beliau justru khawatir jika materi terlalu detail
atau banyak maka akan membuat si anak pusing dan merasa terbebani.24
Para orang tua juga dapat berkoordinasi dengan guru apabila terjadi
kendala yang dirasakan oleh mereka ketika memberikan pengajaran
terhadap anaknya di rumah. Biasanya mereka menghubungi guru yang
bersangkutan melalui grup kelas atau bisa juga melalui personal chat.
Guru juga biasanya akan merespon dan membantu para orang tua untuk
memberikan pemahaman terkait materi yang kurang dipahami oleh siswa
dan orang tua, entah itu melalui pesan teks maupun video call langsung
yang akan dijelaskan kepada anaknya.25
Peran Orang Tua dan Guru
Dilihat dari penjabaran di atas sangat jelas sekali bahwa dengan
cara pembelajaran yang seperti itu orang tua siswa memiliki peran yang
sangat besar dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ini. Guru hanya
berperan sebagai fasilitator dan mediator pertama dalam terciptanya
kegiatan belajar mengajar. Hasil akhir atau output yang diperoleh dari
pembelajaran ini lebih banyak ditanggung oleh orang tua. Orang tualah
yang mengajarkan anak secara langsung mengenai materi-materi yang
ingin disampaikan oleh guru. Paham atau tidaknya anak terhadap materi
tersebut tergantung dari bagaimana orang tua mengajarkan anaknya.26
24 Hasil Wawancara dengan Ibu Atikah selaku Orang Tua Siswa bernama Fauzan
Adrianto pada 22 November 2020 25 Hasil Wawancara dengan Para Wali Murid Kelas X.1C pada 22 November 2020 26 Ibid.
50
Meski begitu, guru tetap bertanggung jawab dalam memenuhi
peranannya sebagai pendidik meskipun tidak setotalitas ketika
pembelajaran dilakukan di sekolah. Guru tetap berperan sebagai orang
yang menyiapkan bahan ajar, membuat soal, melakukan penilaian,
evaluasi, dan koordinasi dengan orang tua siswa ataupun pihak sekolah
itu sendiri untuk mewujudkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Strategi dan Metode Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan suatu rancangan kegiatan yang
akan dilakukan oleh guru dan dibuat oleh guru untuk mewujudkan suatu
tujuan pembelajaran dimana dalam strategi itu berisi pula metode dan
pemanfaatan sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran.
Singkatnya hal ini berarti bahwa strategi merupakan suatu rencana kerja
atau rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh guru agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.27
Pada buku strategi pembelajaran yang ditulis oleh Abdul Majid
dikatakan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu upaya atau cara
yang dapat digunakan untuk mewujudkan rencana yang telah dibuat
dalam kegiatan yang nyata agar dapat mencapai tujuan pembelajaran.28
Dilihat dari cara pembelajaran yang dilakukan oleh guru PAI selama
pembelajaran jarak jauh ini dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran yang diterapkan oleh beliau ialah metode ceramah dan
penugasan. Metode ceramah merupakan cara pembelajaran yang
dilakukan dalam bentuk penuturan oleh seorang guru menggunakan
bahasa yang mudah untuk dipahami dan dimengerti oleh siswa.29
Metode
ceramah pada pelaksanaan pembelajaran jarak jauh di SLB Negeri 01
Jakarta mata pelajaran PAI digambarkan ketika guru memberikan
27 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset,
2014), Cet. 3, h. 8. 28 Ibid., h. 193. 29 Ibid., h. 194.
51
penjelasan melalui pesan suara yang dikirimkan kepada siswa melalui
grup kelas.
Melalui metode ceramah guru menjadi lebih leluasa untuk
menyampaikan batasan materi yang ingin disampaikannya. Selain mudah
atau praktis untuk dilakukan, guru juga dapat memberikan penjelasan
pokok-pokok materi yang perlu untuk ditonjolkan. Meskipun demikian
kelemahan dari metode ini ialah guru akan sulit untuk mengetahui
apakah seluruh siswa sudah mengerti atau belum terhadap materi yang
sudah dijelaskan30
terlebih lagi penggunaan metode ini dilakukan dengan
cara komunikasi satu arah melalui pesan suara di aplikasi WhatsApp.
Sedangkan untuk metode penugasan biasanya guru PAI
memberikan materi dalam bentuk foto/slide kemudian beliau meminta
siswa agar membaca materi tersebut lalu menyalinnya kedalam buku
tulis. Hasil dari apa yang telah ditulisnya ini harus difoto dan dikirimkan
ke grup kelas sebagai laporan kegiatan belajar siswa yang nantinya dapat
menjadi bahan penilaian dan evaluasi bagi guru.31
Dalam pembelajaran jarak jauh ini guru PAI juga melakukan suatu
strategi berupa pengulangan (repetisi) untuk meningkatkan pemahaman
dan daya ingat siswa. Anak tunagrahita merupakan anak yang memiliki
kelemahan intelektual salah satunya dapat mempengaruhi daya ingatnya
terhadap materi pembelajaran. Mereka biasanya memiliki ingatan jangka
pendek sehingga mengulang-ulang materi yang ingin disampaikan
kepada anak tunagrahita dirasa cukup pas untuk diterapkan agar mereka
dapat mengingat materi pembelajaran walaupun tidak sempurna.32
2. Perencanaan Pembelajaran Jarak Jauh
Perencanaan pembelajaran merupakan suatu rancangan
pembelajaran yang dibuat oleh pemerintah dalam bentuk kurikulum yang
30 Ibid., h. 196-197. 31 Hasil Observasi Pembelajaran PAI pada 19 Oktober sampai dengan 23 November
2020 32 Hasil Wawancara dengan Pak Muchafid Anshori selaku Guru PAI pada 12 Oktober
2020
52
kemudian dapat dikembangkan kembali oleh guru melalui silabus dan
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) untuk mencapai tujuan
pembelajaran.33
Apa yang tertuang dalam perencanaan pembelajaran
tidaklah selamanya dapat berjalan sesuai yang diharapkan, terkadang
pada penerapannya terdapat berbagai faktor yang dapat merubah proses
berjalannya pembelajaran yang dilakukan.34
Salah satu hal yang paling
dirasakan saat ini ialah akibat terjadinya pandemi Covid-19 yang
menyebabkan kegiatan pembelajaran harus dilakukan di rumah masing-
masing.
Pada pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang diterapkan oleh
SLB Negeri 01 Jakarta, sekolah sudah melakukan revisi atau
penyederhanaan kurikulum 2013 yang didapat dari pemerintah
disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang sedang terjadi saat ini
dengan mempertimbangkan kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki
oleh anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah. Jika sebelumnya pada
kurikulum 2013 yang original ada pencapaian target KI dan KD tertentu
dalam pembelajaran, maka setelah dilakukan penyederhanaan oleh
sekolah guru-guru tidak dibebankan untuk wajib mencapai target
tersebut. Target pencapaian dari kurikulum 2013 yang asli harus
diturunkan terlebih dahulu agar bisa tercapai. Meski akhirnya tidak bisa
sampai pada batas maksimal tetapi proses pembelajaran tetap bisa
dijalankan.35
Selain daripada itu, sebagaimana tertera dalam kurikulum SMALB
SLBN 01 Jakarta Tahun Ajaran 2020-2021 “Target kurikulum tahun
ajaran ini lebih ditekankan pada KD-KD esensial dan kegiatan
pembelajaran kontekstual yang memanfaatkan lingkungan sekitar peserta
33 Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima,
2008), Cet. 2, h. x. 34 Ibid., h. viii. 35 Hasil Wawancara dengan alm. Pak Purwanto selaku Wakil Bidang Kurikulum SLB
Negeri 01 Jakarta pada 03 November 2020
53
didik dan kebermanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari”.36
Kepala
sekolah pun mengatakan bahwa di situasi yang seperti ini guru lebih
ditekankan untuk mengajarkan anak-anak berkebutuhan khusus seperti
anak tunagrahita untuk dapat memiliki kecakapan hidup ketimbang
pencapaian KI KD yang sudah ditentukan. Apabila bisa disampaikan,
dikerjakan, dan diselesaikan oleh siswa silahkan disampaikan dan apabila
tidak bisa maka tidak apa-apa disesuaikan saja dengan kondisi yang
sekarang.37
Pada dasarnya perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru
untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran jarak jauh tidaklah jauh
berbeda dengan perencanaan untuk proses kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Perencanaan pembelajaran tersebut tetap terdiri dari silabus dan
RPP yang mesti dibuat oleh guru-guru yang ada di SLB Negeri 01
Jakarta. Selain itu, guru juga diwajibkan untuk mempersiapkan bahan
tayang entah itu berupa power point, pdf, microsoft word atau lainnya
tergantung dengan kemampuan guru yang bersangkutan.38
Guru-guru di SLB Negeri 01 Jakarta selama PJJ ini dapat
mengirimkan hasil dari silabus dan RPP yang dibuatnya ke akun google
sekolah sehingga dapat langsung diperiksa oleh kepala sekolah, wakil
bidang kurikulum, dan wakil bidang kesiswaan. Apabila terdapat
kompetensi atau komponen-komponen lain yang sekiranya tidak bisa
dipakai maka file tersebut akan dikembalikan dan diminta untuk
diperbaiki. Sekolah juga memberikan tenggat waktu dalam proses
pengerjaan bagi guru-guru untuk mengumpulkan tugas administrasinya
baik itu silabus, RPP, ataupun KI dan KD untuk pembelajaran di minggu
tertentu.39
36 Hasil Analisis Dokumen Kurikulum SMALB SLB Negeri 01 Jakarta Tahun Ajaran
2020-2021 h. 14. 37 Hasil Wawancara dengan Bu Dedeh Kurniasih selaku Kepala Sekolah pada 12
November 2020 38 Hasil Wawancara dengan alm. Pak Purwanto selaku Wakil Bidang Kurikulum SLB
Negeri 01 Jakarta pada 03 November 2020 39 Ibid.
54
Pada guru PAI, beliau secara terang-terangan mengatakan bahwa
beliau tidak membuat RPP khusus untuk pelaksanaan PJJ bagi anak
tunagrahita. Segala bentuk pelaporan RPP yang diberikan kepada wakil
bidang kurikulum hanyalah RPP biasa yang digunakan selama proses
pembelajaran offline, itupun saat pelaksanaannya pasti tidak akan 100%
sama dan sesuai dengan apa yang telah disusun di RPP. Proses
pembelajaran yang dilakukan oleh beliau baik itu materi maupun metode
dan segala unsur proses pembelajaran dipersiapkan tanpa tertulis dengan
rinci di RPP. Secara realistis beliau mengatakan bahwa jikalau guru ingin
idealis maka waktunya akan habis bahkan tidak cukup waktu 24 jam
untuk mengurus segala administrasi sekolah sebagaimana mestinya. Hal
itu terjadi dikarenakan pada idealnya guru harus membuat RPP secara
individu bagi masing-masing anak dengan isi yang berbeda-beda
disesuaikan dengan karakteristik setiap anak tunagrahita beserta
keterbatasannya yang ada di masing-masing kelas di setiap jenjangnya.
Maka dari itu, guru betul-betul melakukan proses pembelajaran
berdasarkan apa yang ingin dilakukannya di kelas.40
Selama proses pembelajaran offline maupun online guru PAI
melakukan perencanaan pembelajaran sederhana berupa persiapan materi
yang ingin disampaikan di kelas, media yang digunakan, serta materi
tambahan yang dapat diberikan kepada siswa untuk memperkuat materi
yang disampaikan dalam bentuk video/link video Youtube ataupun pesan
suara yang direkam secara langsung saat proses pembelajaran di aplikasi
WhatsApp selama PJJ. Materi yang dipersiapkan oleh guru biasanya
materi-materi yang bersifat umum dan disampaikan dengan singkat,
padat, dan jelas serta menggunakan gaya bahasa yang mudah untuk
dipahami oleh anak tunagrahita. Selain itu, guru juga mempersiapkan
materi tersebut dalam bentuk slide dan disimpan dalam bentuk foto agar
saat waktunya proses pembelajaran PAI, guru tinggal mengirimkan hasil
40 Hasil Wawancara dengan Pak Muchafid Anshori selaku Guru PAI pada 12 Oktober
2020
55
dari apa yang telah dibuatnya melalui grup WhatsApp kepada siswa dan
menjelaskan apa saja yang mesti dilakukan oleh siswa dihari itu. Semua
hal yang dipersiapkan oleh guru untuk keberlangsungan proses PJJ ini
telah disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari keterbatasan anak
tunagrahita yang memang memiliki berbagai macam kesulitan belajar
yang berbeda-beda.41
3. Pengembangan Materi
Materi pembelajaran PAI yang disampaikan oleh guru selama PJJ
ini cukup beragam. Pada periode pembelajaran yang dilaksanakan dari
bulan Oktober hingga November saja guru telah menyampaikan beberapa
materi keagamaan seperti sifat amanah, mencintai Allah dan Rasulullah,
sholawat Nabi, beriman kepada kitab suci al-Qur‟an, dan kandungan
makna surat al-„Alaq ayat 1-4.42
Materi-materi tersebut ditentukan dan
dibuat sendiri oleh guru PAI dengan menyesuaikan kondisi intelektual
anak-anak tunagrahita.
Kepala sekolah SLB Negeri 01 Jakarta mengatakan bahwa guru
memang diberikan kebebasan dalam proses pelaksanaan pembelajaran
jarak jauh ini dan tidak dibebankan untuk harus mencapai atau
menyelesaikan KI dan KD yang ada. Apabila bisa dicapai maka
diusahakan untuk diselesaikan, bila tidak maka tidak apa-apa.43
Anak-anak tunagrahita merupakan anak-anak yang tidak mudah
dalam menyerap pembelajaran yang terlihat mudah bagi anak-anak
normal seumurannya. Sebagian besar dari mereka mengalami kesulitan
dalam menulis (disgrafia) ataupun membaca (disleksia) tulisan latin
maupun tulisan arab. Hanya segelintir anak saja yang mampu membaca
41 Hasil Observasi Pembelajaran PAI pada 19 Oktober sampai dengan 23 November
2020 42 Hasil Observasi Pembelajaran PAI pada 19 Oktober sampai dengan 23 November
2020 43 Hasil Wawancara dengan Bu Dedeh Kurniasih selaku Kepala Sekolah pada 12
November 2020
56
meski tidak terlalu lancar dan segelintir anak yang mampu menulis meski
tidak memahami apa yang ditulisnya.44
Anak-anak tunagrahita memiliki kesulitan komunikasi yang
membuat guru merasa kesulitan untuk menyampaikan materi-materi yang
terlalu rumit apalagi dengan kuantitas yang besar, terlebih di situasi
pembelajaran jarak jauh seperti saat ini. Guru harus menyederhanakan
materi ajar yang sekiranya masih bisa diterima oleh anak-anak
tunagrahita meskipun pada kenyataannya mereka tetap tidak begitu
memahami arti atau makna dari pembelajaran yang disampaikan oleh
guru.45
Banyak sekali kesulitan-kesulitan yang menjadi pertimbangan guru
PAI untuk menurunkan standar materi dan standar kompetensi yang
harus dicapai oleh anak-anak tunagrahita sampai pada akhirnya beliau
membuat sendiri materi yang harus diajarkan pada anak tunagrahita
dalam pembelajaran PAI ini. Beliau sudah mengajar PAI bagi anak
tunagrahita di SLB Negeri 01 Jakarta selama 20 tahun, sehingga beliau
sudah paham betul bagaimana karakteristik anak-anak tunagrahita dalam
mencerna sebuah pembelajaran.46
Kesulitan-kesulitan yang dialami
dalam pembelajaran tersebut akan lebih lanjut dibahas pada subbab
khusus kesulitan dan kendala pembelajaran.
Dalam pembelajarannya, guru menyampaikan materi-materi yang
telah ditentukannya menggunakan bahasa yang mudah untuk dipahami.
Beliau menggunakan tata bahasa yang sederhana dan tidak rumit atau
bertele-tele. Tidak terlalu banyak dan tidak terlalu panjang
pembahasannya. Materi yang disampaikannya pun merupakan materi-
materi yang ringan. Materi-materi dasar yang dapat menjadi pegangan
bagi anak-anak tunagrahita dalam menumbuhkan ketauhidannya atau
44 Hasil Observasi Studi Pendahuluan Sebelum Pandemi Covid-19 pada bulan Juli
hingga September 2019 45 Ibid. 46 Hasil Wawancara dengan Pak Muchafid Anshori selaku Guru PAI pada 12 Oktober
2020
57
sekedar mengenal Sang Pencipta dan Rasul-Nya, maupun pedoman
menjadi manusia yang bersikap baik untuk dirinya sendiri dan untuk
orang lain.47
Berikut materi-materi yang disampaikan oleh guru selama proses
pembelajaran jarak jauh melalui aplikasi WhatsApp48
Gambar 4.10
Materi sifat amanah pada
pembelajaran PAI 19 Oktober
2020
Gambar 4.11
Materi mencintai Allah dan
Rasulullah pada pembelajaran PAI
26 Oktober 2020
47 Hasil Observasi Pembelajaran PAI pada 19 Oktober sampai dengan 23 November
2020 48 Ibid.
58
Gambar 4.12
Materi sholawat Nabi pada
pembelajaran PAI 09 November
2020
Gambar 4.13
Materi beriman kepada kitab suci
al-Qur‟an pada pembelajaran PAI
16 November 2020
Gambar 4.14
Materi kandungan makna surat al-„Alaq ayat 1-4 pada pembelajaran
PAI 23 November 2020
59
4. Media Pembelajaran
Di era pembelajaran online akibat pandemi Covid-19 ini, media
pembelajaran merupakan salah satu hal yang berperan penting demi
terciptanya pembelajaran yang efektif meski dilakukan dari rumah
masing-masing antara pendidik dan peserta didik. Penggunaan media
dalam pembelajaran online sangatlah membantu guru dalam
menyampaikan pesan dari materi yang ingin disampaikan.49
Media pembelajaran sendiri pada dasarnya terdiri dari dua unsur
penting, yakni unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan
unsur pesan yang dibawa oleh media itu sendiri (message/software).
Unsur peralatan yang dimaksud disini ialah media sebagai alat yang
menyajikan materi pembelajaran atau bahan ajar yang akan disampaikan
kepada siswa. Sedangkan unsur pesan yang dibawa ialah materi atau isi
dari bahan ajar itu sendiri yang ditransfer/tertera didalam media yang
berbentuk hardware tadi.50
Pada proses pembelajaran jarak jauh yang dilaksanakan oleh SLB
Negeri 01 Jakarta sebetulnya sudah diarahkan untuk menggunakan media
belajar yang dapat melakukan tatap muka antara pendidik dengan peserta
didik secara virtual. Guru-guru sudah diberikan pengarahan untuk dapat
melakukan pembelajaran menggunakan aplikasi seperti google meet,
zoom meeting, dan lainnya. Guru-guru yang belum bisa mengoperasikan
aplikasi-aplikasi tersebut pun sudah mendapatkan sosialisasi atau
pengajaran dengan tutor sebaya oleh guru-guru yang sudah menguasai
aplikasi-aplikasi tersebut.51
Namun pada prakteknya, hanya segelintir
guru yang betul-betul menerapkan pembelajaran melalui aplikasi google
49 Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan,
Pemanfaatan, dan Penilaian, (Bandung: CV Wacana Prima, 2008), Cet. 2, h. 24. 50 Ibid., h. 6. 51 Hasil Wawancara dengan alm. Pak Purwanto selaku Wakil Bidang Kurikulum SLB
Negeri 01 Jakarta pada 03 November 2020
60
meet atau zoom. Kebanyakan dari mereka lebih banyak melakukan
pembelajaran hanya melalui aplikasi WhatsApp.52
Media pembelajaran yang digunakan oleh guru PAI di SLB Negeri
01 Jakarta ialah berbentuk slide berupa foto53
yang didalamnya terdapat
materi-materi yang sudah dibuatnya sebelum pembelajaran. Materi yang
terdapat dalam foto tersebut biasanya disampaikan dalam bentuk poin-
poin penting dari tema pembahasan yang ingin dibahas. Rangkaian
kalimat dari poin-poin tersebut pun dibuat sesederhana mungkin dan
tidak terlalu panjang apalagi menggunakan bahasa yang rumit. Semuanya
sudah di setting oleh guru agar isi materi dapat tersampaikan dengan baik
kepada anak-anak tunagrahita yang memiliki kelemahan intelektual.54
Selain dari itu guru juga terkadang menggunakan media audio
sebagai alat dalam menyampaikan pesan materi yang ingin
disampaikannya melalui fitur pesan suara di aplikasi WhatsApp.
Biasanya guru memberikan pesan suara setelah mengirimkan foto/slide
dari materi yang ingin disampaikannya pada grup kelas di WhatsApp.
Guru juga biasanya tak lupa menyertakan link video dari Youtube
sebagai alternatif atau bahan belajar tambahan bagi anak tunagrahita
apabila anak tersebut belum juga mengerti materi yang telah disampaikan
melalui dua media belajar sebelumnya, yakni slide/foto dan pesan
suara.55
Jadi selama PJJ ini semua proses pembelajaran PAI dilakukan oleh
guru hanya melalui aplikasi WhatsApp dengan berbagai media
pembelajaran yang digunakan baik itu foto, audio, maupun video
meskipun hanya berupa link dari Youtube. Selain itu, jika ada
kesempatan guru juga melakukan pembelajaran dengan video call
melalui aplikasi WhatsApp. Namun beliau mengatakan bahwa saat
52 Hasil Observasi Pembelajaran PAI pada 19 Oktober sampai dengan 23 November
2020 53 Contoh gambar terdapat pada subbab materi pembelajaran 54 Hasil Observasi Pembelajaran PAI pada 19 Oktober sampai dengan 23 November
2020 55 Ibid.
61
dilakukan proses video call sering kali anak-anak tunagrahita itu malah
tidur, makan, membelakangi kamera, bahkan ada yang tidak bergabung
sama sekali.56
Selain itu, beberapa hal yang mendasari guru untuk
melakukan pembelajaran hanya melalui aplikasi WhatsApp akan dibahas
lebih lanjut pada subbab kesulitan dan kendala.
5. Penilaian dan Evaluasi
Penilaian dalam proses pembelajaran merupakan suatu tolak ukur
bagi seorang guru untuk mengetahui apakah pembelajaran yang telah
dilakukannya sudah berjalan baik atau belum. Penilaian dalam
pembelajaran juga dapat membuat guru memiliki kesempatan untuk
mengevaluasi hasil belajar siswa apakah sudah mencapai target yang
diinginkan ataukah justru meleset dari perkiraan,57
begitu pula dengan
materi, metode, dan strategi yang digunakan oleh guru dapat diketahui
keefektifitasannya melalui proses penilaian dan evaluasi ini. Jikalau
sudah dievaluasi maka guru dapat menentukan langkah berikutnya untuk
memperbaiki kualitas pembelajaran yang dilakukannya di kelas.58
Pada pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ini guru PAI melakukan
proses penilaian harian berupa hasil catatan siswa yang difoto lalu
dikirimkan oleh orang tuanya atau ada juga yang dikirim langsung oleh
siswa itu sendiri melalui aplikasi WhatsApp pada grup kelas X.1C atau
bisa juga japri (jaringan pribadi).59
Untuk penilaian akhir semester pun
pada mata pelajaran PAI guru melakukan cara yang kurang lebih sama,
guru mengirimkan file soal pilihan ganda berisi 25 pertanyaan kemudian
siswa menjawabnya di buku tulis atau ada juga yang mengeprint soal
tersebut dan mengisi dilembar kertas soal lalu difoto dan dikirim ke grup
56 Hasil Wawancara dengan Pak Muchafid Anshori selaku Guru PAI pada 12 Oktober
2020 57 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2017), h. 3-4. 58Ibid., h. 15-16. 59 Hasil Observasi Pembelajaran PAI pada 19 Oktober sampai dengan 23 November
2020
62
kelas sebagai laporan bahwa siswa tersebut telah mengerjakan soal ujian
sebagaimana mestinya.60
Penilaian kognitif yang dapat dilakukan oleh guru PAI dengan cara
yang seperti itu ialah guru dapat melihat sejauh mana pengetahuan siswa
melalui jawaban-jawaban yang diberikannya atas soal yang diajukan.
Sedangkan untuk penilaian afektif guru bisa menilai melalui bagaimana
antusiasme siswa dalam memberikan umpan balik terhadap lembar kerja
atau tugas yang diberikan kepadanya. Guru bisa melihat siswa mana yang
biasanya cepat dalam merespon tugas dan mana yang lamban atau
bahkan tidak merespon sama sekali termasuk ketika dilakukannya
pembelajaran melalui tatap muka secara virtual.61 Sedangkan penilaian
psikomotorik sulit untuk dilakukan oleh guru mengingat pembelajaran
PAI kini tidak ada yang bersifat praktik karena diakibatkan oleh berbagai
faktor yang mendasarinya termasuk penerapan pembelajaran jarak jauh
itu sendiri.
Meski demikian, semua proses penilaian tetap harus
mempertimbangkan berbagai aspek lainnya seperti keterbatasan yang
dimiliki oleh anak-anak tunagrahita itu sendiri. Guru hanya melakukan
penilaian berdasarkan kemampuan masing-masing siswa yang berbeda-
beda meski sama-sama menyandang predikat anak tunagrahita atau
keterbelakangan mental. Evalusai pembelajaran pun harus disesuaikan
dengan kemampuan dasar mereka sendiri. Apabila masih bisa untuk
dikembangkan maka akan guru usahakan dan apabila tidak, guru tidak
bisa juga untuk memaksakan karena mau bagaimanapun juga mereka
memang memiliki keadaan dan keterbatasan yang berbeda dengan anak
normal.62
60 Hasil Observasi dan Dokumentasi Pelaksanaan Penilaian Akhir Semester Mata
Pelajaran PAI Kelas X 1C pada 07 Desember 2020 61 Hasil Wawancara dengan Bu Adinda Ayu Maharani selaku Wali Kelas X 1C pada
21 Oktober 2020 62 Hasil Wawancara dengan Pak Muchafid Anshori selaku Guru PAI pada 12 Oktober
2020
63
Tidak hanya guru, penilaian dan evaluasi atas hasil belajar siswa
juga dapat berguna bagi pihak sekolah yang menyelenggarakan
pendidikan. Sekolah dapat mengevaluasi kondisi belajar mengajar yang
tercipta dilingkungannya apakah sudah sesuai dengan harapan atau
belum, sudah memenuhi standar atau belum. Selain itu sekolah dapat
mengevaluasi kurikulum yang diterapkannya melalui informasi yang
didapat dari guru terkait hasil belajar siswa apakah sudah tepat atau perlu
diperbaiki atau direvisi perencanaan pembelajarannya agar sekolah
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.63
Seperti yang dikatakan oleh alm. Pak Purwanto selaku Wakil
Bidang Kurikulum, selama pembelajaran jarak jauh ini guru diberikan
kebebasan untuk mengirimkan laporan hasil belajar siswa baik itu yang
harian ataupun untuk PTS dan PAS melalui platform yang guru kuasai.
Ada yang melalui google form, google meet, ada juga yang dikirim
tertulis melalui WA.64
Selain dari laporan hasil belajar, tiap guru juga
diwajibkan untuk mengirimkan laporan kegiatan aktivitas belajar
mengajar yang dilakukannya setiap hari selama memang guru tersebut
ada jadwal mengajar.65
Laporan itu dinamakan sebagai laporan aktivitas
harian pendidik.
Sekolah sudah menyediakan form khusus bagi guru untuk mengisi
laporan hariannya selama aktivitas belajar mengajar dan isinya terdiri
dari jam mengajar, kegiatan dan kompetensi dasar yang ingin dicapai,
jumlah siswa, kendala yang dialami oleh guru selama proses pelaksanaan
pembelajaran jarak jauh, serta solusi yang diberikan oleh guru untuk
menunjang pembelajaran di hari itu. Berikut contoh laporan harian yang
dibuat oleh guru PAI selama proses PJJ untuk siswa SMALB.66
63 Arikunto, op.cit., h. 16. 64 Hasil Wawancara dengan alm. Pak Purwanto selaku Wakil Bidang Kurikulum SLB
Negeri 01 Jakarta pada 03 November 2020 65 Hasil Wawancara dengan Bu Dedeh Kurniasih pada 12 November 2020, Bu Adinda
Ayu Maharani pada 21 Oktober 2020, dan alm. Pak Purwanto pada 03 November 2020 66 Hasil Dokumentasi Laporan Aktivitas Harian Pendidik pada 05 Oktober 2020
64
Tabel 4.3
Salah Satu Contoh Laporan Harian yang dibuat oleh Guru PAI
LAPORAN AKTIVITAS HARIAN PENDIDIK
Nama Sekolah : SLBN 01 JAKARTA
Nama Pendidik : MUCHAFID ANSHORI, S.Ag, M.Ag, MA.Pdi
Mata Pelajaran : PAI & BP
Hari/Tanggal : Senin, 14 September 2020
Jenjang/Kelas : SMALB.C- (TUNAGRAHITA)10,11, - rombel 1-2-3
No. Pukul Kegiatan &
Kompetensi Dasar
Jumlah
Siswa Kendala & Solusi
1 07.00
s/d
10.35
Kegiatan
Pembelajaran
dilakukan secara
online melalui WA
dan Video Call Group
Kompetensi Dasar
Kelas 10
Siswa terbiasa
bersyukur atas nikmat
Alloh SWT
Kelas 11
Siswa terbiasa
bersikap husnudzon
atau berbaik sangka
21
Kendala:
1. Siswa kurang mampu
menggunakan aplikasi
yang terbaik seperti
google class room
2. Belajar online / BDR
membutuhkan kuota
internet sangat besar,
sementara daya beli
kuota internet orang tua
terbatas dan HP pun
bergantian
Solusi:
1. Menggunakan aplikasi
yang mudah dan user
friendly, yaitu Whats
App
FORM.1 : PENDIDIK
65
2. Mengirim bahan ajar
dan tugas melalui
wali/orang tua untuk
disampaikan ke anaknya
sekaligus memohon
orang tua menjadi
pathner/pendamping
belajar di rumah.
3. Untuk komunikasi
menggunakan VCG,
dan Google meet.
Keterangan:
1. Pembelajaran online (BDR) diberikan sesuai jam belajar, dan
berkoordinasi dengan wali kelas masing masing
2. Bila ada Tugas siswa mengirimkan tugasnya kepada guru, dalam bentuk
Jpg. Melalui WA dan setelah masa BDR selesai wajib menunjukan kepada
guru bila sekolah sudah normal
3. Melaporkan kegiatan belajar ke kepala sekolah melalui Admin yang
ditunjuk oleh sekolah.
TTD,
H. MUCHAFID ANSHORI, S,Ag, M.Ag, MA.Pd
NIP. 19750604 2000 12 1001
66
6. Kesulitan dan Kendala
Penerapan pembelajaran jarak jauh bagi setiap lembaga pendidikan
di Indonesia secara serentak merupakan suatu fenomena yang harus
terjadi akibat mewabahnya virus Covid-19 yang semakin tidak
terkendali, diantaranya termasuk pembelajaran bagi anak-anak
berkebutuhan khusus di SLB. Penerapan pembelajaran secara online dari
rumah masing-masing pendidik dan peserta didik ini seharusnya dapat
menjadi alternatif yang cukup efektif dimana kini Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) di dunia sudah semakin berkembang untuk
mendukung proses terjadinya pembelajaran jarak jauh. Namun faktanya
tidak semua lembaga pendidikan ataupun peserta didik dan pendidik
dapat mengikuti pola pendidikan dengan cara pembelajaran jarak jauh ini
dikarenakan beberapa faktor yang melatarbelakanginya.
Pembelajaran jarak jauh yang diterapkan oleh SLB Negeri 01
Jakarta memiliki beberapa kesulitan dan kendala yang tak dapat dihindari
selama ini. Beberapa diantaranya berasal dari keadaan dan keterbatasan
yang dimiliki oleh siswa itu sendiri. Seperti yang kita ketahui penerapan
pembelajaran jarak jauh pastinya memerlukan media yang mendukung
proses terjadinya pembelajaran dari rumah salah satunya ialah
smartphone atau ponsel pintar. Akan tetapi, anak-anak tunagrahita pada
umumnya tidaklah mampu untuk mengoperasikan smartphone secara
mandiri dengan benar sehingga pembelajaran perlu didampingi oleh
orang tua sepenuhnya.67
Pada awalnya orang tua siswa maupun pendidik hingga Kepala
Sekolah di SLB Negeri 01 Jakarta pun memiliki keterbatasan dalam
menggunakan smartphone, ada yang belum punya, ada yang keterbatasan
kuota, dan ada yang masih belum begitu paham bagaimana cara
menggunakan smartphone yang dapat mengakses beberapa fitur canggih
untuk menunjang pembelajaran jarak jauh seperti google meet, zoom
67 Hasil Wawancara dengan Bu Adinda Ayu Maharani selaku Wali Kelas X 1C pada
21 Oktober 2020
67
meeting, google classroom¸ dan sebagainya.68
Situasi yang seperti ini
membuat sekolah berinisiatif untuk melakukan pembinaan atau
sosialisasi kepada guru-guru maupun kepada orang tua siswa agar
mereka dapat mengoperasikan beberapa fitur yang dapat menunjang
pembelajaran jarak jauh. Sedangkan bagi yang tidak memiliki
smartphone akhirnya terkadang harus mengambil tugas secara langsung
ke sekolah yang sudah dititipkan oleh guru kelas atau guru mata
pelajaran ke guru piket.69
Proses pembinaan, pengajaran, atau pelatihan penggunaan media
belajar seperti google meet, zoom, ataupun google classroom dilakukan
dengan cara tutor sebaya. Guru-guru yang memiliki kecakapan atau
kemampuan dalam bidang IT diberikan tugas untuk membantu guru-guru
yang belum bisa. Guru-guru dibagi menjadi beberapa kelompok yang
terdiri dari 5 orang, dimana dalam kelompok tersebut paling tidak
terdapat satu orang guru yang sudah menguasai media-media belajar
tadi.70
Setelah guru-guru sudah memahami dan menguasai media-media
tersebut, guru kelas atau biasa disebut wali kelas diberikan tanggung
jawab untuk membantu dan memberikan arahan kepada orang tua siswa
dari kelas yang menjadi tanggung jawabnya agar bisa mengerti,
memahami, dan menguasai media-media pembelajaran tersebut.71
Meskipun demikian, pada proses pelaksanaannya memang masih
terdapat beberapa guru termasuk guru-guru yang sudah mau pensiun
yang tidak terlalu berantusias untuk belajar IT sehingga hal tersebut
menjadi suatu masalah. Pada akhirnya guru tersebut hanya bisa
menggunakan aplikasi WhatsApp sebagai media pembelajaran.72
68 Hasil Wawancara dengan Bu Dedeh Kurniasih selaku Kepala Sekolah pada 12
November 2020 69 Hasil Wawancara dengan alm. Pak Purwanto selaku Wakil bidang Kurikulum pada
hari Selasa, 03 November 2020 70 Ibid. 71 Hasil Wawancara dengan Bu Dedeh Kurniasih selaku Kepala Sekolah pada 12
November 2020 72 Hasil Wawancara dengan alm. Pak Purwanto selaku Wakil bidang Kurikulum pada
hari Selasa, 03 November 2020
68
Pada persoalan kuota memang sempat dirasakan oleh semua pihak
pada awal mula diterapkannya pembelajaran jarak jauh. Seiring
berjalannya waktu kini sekolah sudah mendapatkan bantuan uang dari
pemerintah pusat sebesar Rp 350.000,00/6 bulan bagi setiap siswa yang
mana uang tersebut disalurkan kepada siswa dalam bentuk pulsa. Selain
itu sekolah juga mendapatkan bantuan Rp 50.000,00/bulan bagi setiap
siswa dari pemerintah daerah.73
Alasan mengapa bantuan yang disalurkan oleh sekolah kepada
siswa berupa pulsa menurut Ibu Nur‟aini selaku Wali Murid ialah
dikarenakan proses pembelajaran jarak jauh bagi anak berkebutuhan
khusus memang lebih sering menggunakan aplikasi WhatsApp baik itu
chatting maupun video call ketimbang pakai google meet, google
classroom, ataupun zoom. Selain itu mereka juga banyak menggunakan
aplikasi Youtube sebagai media belajar untuk membantu anak
tunagrahita memahami materi ajar sehingga pemberian bantuan dalam
bentuk pulsa dirasa lebih cocok ketimbang berbentuk kuota yang khusus
untuk menggunakan aplikasi edukasi saja.74
Begitupula untuk guru-guru khususnya guru KKI atau guru
honorer DKI, mereka juga mendapatkan bantuan berupa uang/pulsa.
Hanya saja kalau dulu guru PNS juga mendapat bantuan, kini guru PNS-
lah yang tidak mendapatkan bantuan pulsa/kuota apapun dikarenakan
semua bantuan dititikberatkan bagi yang non-PNS.75
Hal tersebut pun
diakui oleh guru PAI bagi anak tunagrahita karena beliau PNS yang
hanya pernah dikasih uang Rp 100.000,00 saja sejauh ini dan itupun
hanya satu kali, selebihnya beliau membeli kuota sendiri.76
73 Ibid. 74 Hasil Wawancara dengan Ibu Nur‟aini selaku Orang Tua Siswa bernama Pragitya
Satrio Ari Munandar pada 22 November 2020 75 Hasil Wawancara dengan alm. Pak Purwanto selaku Wakil bidang Kurikulum pada
hari Selasa, 03 November 2020 76 Hasil Wawancara dengan Pak Muchafid Anshori selaku Guru PAI pada 12 Oktober
2020
69
Berdasarkan penuturan dari Kepala Sekolah, semua bantuan yang
didapatkan oleh sekolah baik itu untuk guru maupun untuk siswa
memang disesuaikan dengan budget yang ada. Jikalau mencukupi maka
setiap guru dan siswa akan mendapatkan bantuan tersebut, apabila tidak
maka bantuan hanya akan diberikan kepada yang membutuhkan saja.77
Kembali kepada kendala dan kesulitan yang dirasakan oleh guru
maupun orang tua dalam pembelajaran jarak jauh ternyata tidak berhenti
disitu saja. Mengingat sekolah ini merupakan lembaga pendidikan yang
menampung anak-anak berkebutuhan khusus tentu saja persoalan yang
paling krusial akan lebih banyak muncul dari pihak anak itu sendiri.
Sehingga semua persoalan dasar tersebut akan berdampak pula bagi
proses terjadinya pelaksanaan pembelajaran jarak jauh baik dari pihak
guru dalam menyampaikan materi ajar, maupun orang tua yang turut
membantu guru di rumah untuk mewujudkan tujuan pembelajaran.
Kesulitan yang dialami oleh guru PAI selama proses pembelajaran
jarak jauh ini ialah keadaan dari anak tunagrahita itu sendiri. Beliau
mengatakan bahwa mood anak-anak tunagrahita yang tidak menentu
membuat pelaksanaan pembelajaran ini menjadi lebih sulit. Beliau
pernah melakukan pembelajaran tatap muka secara virtual akan tetapi
siswa-siswi ini kadang belajar sambil makan disuapi oleh ibunya,
membelakangi kamera, bahkan ada juga yang tidur. Kondisi ini membuat
pembelajaran menjadi kurang kondusif, maka dari itu seringkali
pelaksanaan pembelajaran PAI tidak dapat berjalan sebagaimana yang
sudah direncanakan.78
Guru PAI juga mengatakan bahwa beliau tidak begitu memahami
media-media pembelajaran yang canggih atau kekinian. Beliau juga
merupakan guru PNS yang memang sesuai aturan sekolah tidak dapat
menerima bantuan kuota dari pemerintah apabila memang tidak ada
77 Hasil Wawancara dengan Bu Dedeh Kurniasih selaku Kepala Sekolah pada 12
November 2020 78 Hasil Wawancara dengan Pak Muchafid Anshori selaku Guru PAI pada 12 Oktober
2020
70
kelebihan dana. Beliau hanya pernah mendapatkan bantuan sebesar Rp
100.000,- satu kali selama diterapkannya pembelajaran dari rumah. Maka
dari itu beliau hanya bisa menerapkan pembelajaran melalui aplikasi
yang mudah untuk digunakan oleh semua kalangan seperti aplikasi
WhatsApp.79
Pada umumnya pembelajaran jarak jauh yang dilakukan oleh anak-
anak tunagrahita seringkali ditemui kesulitan yang dirasakan oleh orang
tuanya. Keterbelakangan mental yang disandang oleh mereka membuat
keadaan mood mereka tidak menentu. Jika mood mereka bagus mereka
mau belajar, jika tidak bagus maka mereka tidak mau belajar. Oleh
karenanya orang tua perlu mengikuti mood yang dirasakan oleh anak
mereka ketika hendak memulai pembelajaran. Akibat dari kelainannya
ini juga mereka membuat para orang tua tidak bisa terlalu memaksakan
anak-anaknya untuk belajar karena hal tersebut hanya akan membuat
mood anak semakin memburuk dan menjadi-jadi. 80
Pada akhirnya proses
pembelajaran atau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru baru bisa
dikerjakan ketika mood si anak sudah membaik dan pihak sekolah pun
memberikan kelonggaran dalam pengumpulan tugas.81
Selain kendala diatas beberapa orang tua juga mengeluhkan proses
pembelajaran yang jarang sekali dilakukan tatap muka secara virtual.82
Guru biasanya hanya memberikan materi saja yang dikirimkan ke grup
WhatsApp kemudian siswa diberi tugas.83
Pembelajaran yang seperti ini
79 Ibid. 80 Hasil Wawancara dengan Ibu Nur‟aini, Ibu Maryamah, Ibu Ita, dan Ibu Widi pada
22 November 2020 81 Hasil Wawancara dengan Bu Adinda Ayu Maharani selaku Wali Kelas X 1C pada
hari Rabu, 21 Oktober 2020, Ibu Widi dan Ibu Maryamah selaku Wali Murid pada 22 November
2020 82 Hasil Wawancara dengan Ibu Ita selaku Wali Murid dari siswa bernama Denis
Adiftia Permana pada 22 November 2020 83 Hasil Wawancara dengan Ibu Nur‟aini selaku Wali Murid dari siswa bernama
Pragitya Satrio Ari Munandar pada 22 November 2020
71
justru membuat siswa semakin malas untuk belajar karena bagi anak-
anak tunagrahita belajar itu di sekolah sedangkan di rumah itu libur.84
Orang tua juga merasa kesulitan karena mereka harus memahami
materi yang diberikan oleh guru kemudian berusaha untuk bisa
menyampaikan dan menerangkan materi yang sudah dipelajarinya
kepada sang anak agar anak tersebut dapat mengerti. Hal lain yang
seringkali terjadi juga adalah ketidakmampuan anak dalam menangkap
atau memahami materi ketika mereka disuruh membaca meskipun
menurut orang tua materinya tidak terlalu susah. Selain itu anak
tunagrahita terkadang lebih mempercayai apa kata gurunya ketimbang
apa yang disampaikan oleh orang tuanya, padahal selama pelaksanaan
pembelajaran dari rumah ini orang tua lah yang memegang kendali dalam
kegiatan belajar mengajar.85
Meski begitu para orang tua tetap bisa melakukan koordinasi
kepada guru-guru jika sekiranya orang tua kurang begitu paham dengan
materi pelajaran tertentu ataupun sudah tidak tau lagi bagaimana caranya
membuat sang anak mengerti akan materi yang disampaikan. Setelah
dilakukan koordinasi biasanya guru akan menerangkan kembali materi
yang tidak dimengerti oleh siswa yang bersangkutan secara pribadi
melalui video call.86
Guru juga terkadang akan melakukan kunjungan ke
rumah para siswa untuk menanyakan kabar dan kendala-kendala yang
dirasakan terkait mata pelajaran tertentu.87
Selain hal diatas orang tua juga menyadari kalau anak-anak seperti
anak tunagrahita ini tidak bisa yang namanya melakukan pembelajaran
on time melalui video call atau media lainnya yang dapat mendukung
untuk tatap muka secara virtual. Mereka paham bahwa pelaksanaan
84 Hasil Wawancara dengan Ibu Widi selaku Wali Murid dari siswa bernama Ardiva
Ramadhanti pada 22 November 2020 85 Hasil Wawancara dengan Ibu Nur‟aini selaku Wali Murid dari siswa bernama
Pragitya Satrio Ari Munandar pada 22 November 2020 86 Hasil Wawancara dengan Ibu Nur‟aini dan Ibu Ita selaku Wali Murid pada 22
November 2020 87 Hasil Wawancara dengan Ibu Ita selaku Wali Murid dari siswa bernama Denis
Adiftia Permana pada 22 November 2020
72
pembelajaran dengan cara seperti itupun sangat sulit untuk diterapkan
bagi anak-anak berkebutuhan khusus mengingat mood mereka yang tidak
menentu, ketidakmampuan mereka untuk mengoperasikan ponsel pintar
secara mandiri, serta waktu yang dimiliki oleh orang tua mereka pun
terbatas karena ada yang harus bekerja. Sehingga biasanya dalam
melakukan pembelajaran tatap muka secara virtual pun hanya bisa diikuti
oleh 3 atau beberapa orang saja dari 8 siswa.88
Jika penjelasan sebelumnya itu menguraikan kendala yang
dirasakan yang berasal dari keterbatasan siswa, salah satu orang tua ini
mengungkapkan kalau terkadang beliau mengalami gangguan jaringan
internet. Beliau juga sempat mengalami gangguan berupa ponsel yang
mati total ketika anak-anak sedang melangsungkan ulangan. Selain itu
beliau juga menambahkan kalau beliau merasa tanggung jawab seorang
guru selama pembelajaran jarak jauh ini agak kurang dibanding ketika
guru mengajar di sekolah.89
Kendala-kendala dan kesulitan-kesulitan yang dirasakan oleh
berbagai pihak di atas menjadi sebab mengapa guru PAI memilih aplikasi
WhatsApp sebagai media pembelajarannya. Selain dapat diakses oleh
semua kalangan orang tua, media tersebut juga lebih praktis dan mudah
untuk digunakan dalam pembelajaran jarak jauh ini. Meski terkesan
hanya begitu saja tetapi jikalau dilihat dari berbagai aspek penghalang
terciptanya situasi belajar mengajar yang efektif selama pembelajaran
jarak jauh, hal tersebut dapat dikatakan wajar walau hasil akhirnya tidak
bisa mencapai batas maksimal.90
Namun menurut penulis pribadi suasana pembelajaran yang
diterapkan oleh guru PAI masih sangat kurang efektif dan cenderung
membosankan. Kurangnya effort lebih yang diberikan oleh guru untuk
88 Hasil Wawancara dengan Ibu Nur‟aini selaku Wali Murid dari siswa bernama
Pragitya Satrio Ari Munandar pada 22 November 2020 89 Hasil Wawancara dengan Ibu Widi selaku Wali Murid dari siswa bernama Ardiva
Ramadhanti pada 22 November 2020 90 Hasil Wawancara dengan Pak Muchafid Anshori selaku Guru PAI pada 12 Oktober
2020
73
terciptanya situasi belajar mengajar yang baik dan menarik membuat
pembelajaran mau tidak mau lebih banyak dibebankan kepada orang tua
siswa. Jikalau orang tua siswa memiliki waktu lebih untuk mendampingi
anaknya mungkin hal ini bukanlah suatu masalah yang besar. Akan tetapi
pada kenyataannya masih ada orang tua siswa yang harus bekerja dan
memiliki keterbatasan waktu serta pikiran untuk mendampingi anaknya
belajar sekaligus mengajari materi pelajaran.
74
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh bagi anak berkebutuhan khusus
terutama untuk tipe tunagrahita pada mata pelajaran PAI di kelas sepuluh
SLB Negeri 01 Jakarta memperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang diterapkan oleh guru PAI
lebih banyak dilakukan melalui aplikasi WhatsApp. Guru hanya
sesekali saja melakukan pembelajaran menggunakan fitur video call
group di WA, selebihnya beliau lebih sering menggunakan fitur
chatting di grup kelas atau pribadi. Peran orang tua pada pembelajaran
jarak jauh ini lebih besar dibanding peran guru PAI itu sendiri.
Strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru ialah dalam bentuk
pengulangan materi baik itu materi dalam bentuk foto, pesan suara,
link video, atau lainnya yang berguna untuk merangsang dan
menguatkan ingatan anak tunagrahita terhadap materi pembelajaran.
Metode yang digunakan ialah metode ceramah dan metode penugasan.
2. Perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru sama seperti
pembelajaran biasa yaitu silabus, RPP, dan bahan tayang seperti
power point, pdf, microsoft word, dan sebagainya. Akan tetapi, pada
pelaksanaan PJJ ini guru harus menurunkan substansi target
pencapaian dari KI dan KD bagi para siswa. Guru juga diwajibkan
untuk mengirimkan laporan harian pembelajaran selama PJJ.
3. Materi yang disampaikan oleh guru PAI selama PJJ ini disajikan
dengan bahasa yang sederhana dan mudah untuk dimengerti. Materi-
75
materi tersebut dibuat dan dikembangkan oleh guru PAI itu sendiri.
Beliau juga menambahkan link video dari Youtube yang berisi
penjelasan terkait materi yang dibahas untuk memperkaya
pengetahuan anak ataupun membantu orang tua siswa dan siswa agar
lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan.
4. Media yang digunakan oleh guru PAI selama proses pembelajaran
jarak jauh ini berupa audio (pesan suara), visual (slide berisi materi
dalam bentuk foto/gambar), dan audio visual (video dari Youtube).
Semua media tersebut dikirim melalui aplikasi WhatsApp.
5. Penilaian dan evaluasi yang dilakukan oleh guru PAI ialah melalui
hasil catatan atau salinan materi yang dikirim oleh siswa selama
proses pembelajaran dan juga melalui ulangan harian, PTS, serta PAS.
Penilaian kognitif dilihat dari jawaban siswa pada saat guru
melakukan kuis atau ujian, penilaian afektif dilihat dari antusiasme
siswa dalam memberikan umpan balik pada proses pembelajaran yang
dilakukan. Sedangkan penilaian psikomotorik sulit untuk dilakukan
mengingat pembelajaran PAI kini tidak ada yang bersifat praktik
karena diakibatkan oleh berbagai faktor yang mendasarinya termasuk
penerapan pembelajaran jarak jauh itu sendiri.
6. Kesulitan dan kendala yang dialami oleh guru, siswa, maupun orang
tua selama pembelajaran jarak jauh ini diantaranya ialah jaringan
internet, kuota, kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran,
kemampuan menulis dan membaca siswa, emosi/mood siswa yang
tidak menentu, kepercayaan siswa terhadap guru, kemampuan guru
dan orang tua dalam mengenal IPTEK, kemampuan orang tua siswa
sebagai orang yang mendampingi sekaligus menjadi guru pengganti
untuk siswa dalam memahami dan menjelaskan materi yang harus
disampaikan, dan waktu yang dimiliki oleh orang tua untuk
mendampingi siswa belajar.
76
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah penulis sampaikan sebelumnya,
terdapat beberapa saran dari penulis dan juga para wali murid sebagai
berikut:
1. Sebaiknya guru melakukan video call group paling tidak 5 menit
setiap kali akan memulai pembelajaran agar siswa tahu bahwa
meskipun ia dirumah tetapi ia tetap sekolah dan harus belajar dari
rumah.1 Cara ini juga diharapkan dapat membantu untuk
meringankan beban orang tua dalam membujuk anaknya agar mau
belajar ketika mood-nya sedang tidak baik. Guru harus lebih
banyak berusaha melakukan pendekatan kepada orang tua dan
meluangkan waktunya untuk bisa melakukan pembelajaran melalui
video call meskipun siswa yang berpartisipasi hanya sedikit.
2. Sebaiknya sekolah memberikan penekanan yang lebih detail dan
lebih tegas lagi kepada para pendidik agar meskipun penerapan
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh pada akhirnya
diserahkan/disesuikan sepenuhnya dengan kemampuan guru, paling
tidak jangan sampai membuat peran guru lebih banyak tergantikan
oleh wali murid.
3. Sebaiknya guru PAI dapat mengimplementasikan kurikulum 2013
dengan lebih baik lagi seperti membuat silabus dan RPP yang
sesuai dengan apa yang hendak dipelajari oleh siswa, serta
meningkatkan kualitas dan kreatifitasnya agar dapat menciptakan
situasi belajar mengajar yang lebih menarik meskipun
pembelajaran dilakukan dari rumah.
4. Sebaiknya pihak sekolah lebih giat lagi untuk melakukan
pendekatan kepada para wali murid untuk mendiskusikan solusi
terbaik dalam penerapan pembelajaran jarak jauh yang lebih efektif
1 Hasil Wawancara dengan Ibu Nur‟aini selaku Wali Murid dari siswa bernama
Pragitya Satrio Ari Munandar pada 22 November 2020
77
dan sesuai dengan kesepakatan bersama agar tidak ada pihak yang
merasa diberatkan.
5. Seluruh pihak sekolah baik itu pendidik maupun tenaga
kependidikan dan para wali murid hendaknya bersama-sama secara
kompak melaksanakan tanggung jawabnya masing-masing selama
pembelajaran jarak jauh demi terciptanya suatu pembelajaran yang
lebih efektif dan efisien.
78
DAFTAR PUSTAKA
Agustyawati dan Solicha. 2009. Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan
Khusus. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta.
Anshori, Muchafid. 2012. Pendidikan Agama Islam Adaptif di Sekolah Luar
Biasa. Jakarta: Pustikom.
Arikunto, Suharsimi. 2017. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua.
Jakarta: Bumi Aksara.
Aziz, Safrudin. 2015. Pendidikan Seks Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta:
Penerbit Gava Media. Cet. I.
Daradjat, Zakiah. 1996. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi
Aksara.
Dewi, Wahyu Aji Fatma. Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi
Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar. Jurnal Edukatif: Jurnal Ilmu
Pendidikan. Vol. 2. No. 2. 2020.
Efendi, Mohammad. 2008. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta:
PT Bumi Aksara. Cet. 2.
Hakim, Lukmanul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana
Prima. Cet. 2.
Harjanto. 2013. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Cet. VIII.
Hawi, Akmal. 2013. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam. Jakarta:
Rajawali Pers.
Herdiansyah, Haris. 2015. Wawancara, Observasi, dan Focus Groups: Sebagai
Instrumen Penggalian Data Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers. Cet. 5.
Herliandry, Luh Devi, dkk. Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal
Teknologi Pendidikan. Vol. 22. No. 1. 2020.
Mahfud, Choirul. 2011.Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Cet. V.
79
Majid, Abdul. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset. Cet. 3.
Margono, S. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan: Komponen MKDK.
Jakarta: Rineka Cipta. Cet. 8.
Moleong, Lexy J. 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Cet. 35.
Muhaimin. 2009. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah,
Madrasah, dan Perguruan Tinggi. Jakarta: Rajawali Pers.
Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakkir. 2017. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:
Kencana. Cet. V.
Mukhtaruddin. “Pengaruh Pendidikan Agama Terhadap Perilaku Keagamaan
Peserta Didik SMA Swasta di Kota Yogyakarta”. Jurnal Analisa. Vol. 18.
No. 01. 2011.
Munir. 2009. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, Wina. 2008. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Kencana. Ed. 1. Cet. IV.
Sapriadi, dkk. 1982. Mengapa Anak Berkelainan Perlu Mendapat Pendidikan.
Jakarta: PN Balai Pustaka. Cet. I.
Sastra, Ahmad. 2014. Filosofi Pendidikan Islam. Bogor: Darul Muttaqien Press.
Cet. 1.
Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat. 2011. Metodologi Penelitian. Bandung:
Mandar Maju. Cet. 2.
Setiawan, Adib Rifqi. Lembar Kegiatan Literasi Saintifik untuk Pembelajaran
Jarak Jauh Topik Penyakit Coronavirus 2019 (Covid-19). Jurnal Edukatif:
Jurnal Ilmu Pendidikan. Vol. 2. No. 1. 2020.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta. Cet. 3
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana. Cet. I.
80
Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. 2008. Media Pembelajaran: Hakikat,
Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV Wacana
Prima. Cet. 2.
Susilo, Adityo, dkk. Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal
Penyakit Dalam Indonesia. Vol. 7. No. 1. 2020.
Syafrida & Ralang Hartati. Bersama Melawan Virus Covid-19 di Indonesia.
Jurnal SALAM: Jurnal Sosial & Budaya Syar‟i. Vol. 7. No. 6. 2020.
Taufik, Ali. Perspektif Tentang Perkembangan Sistem Pembelajaran Jarak Jauh di
Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. Jurnal Pendidikan: Riset
dan Konseptual. Vol. 3. No. 2. 2019.
Uhbiyati, Nur. 1997. Ilmu Pendidikan Islam 2. Bandung: CV Pustaka Setia. Cet. I.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) Bab
XIII tentang Pendidikan dan Kebudayaan.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 (UU RI No. 20 Tahun 2003) tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Wiyani, Novan Ardy & Barnawi. 2016. Ilmu Pendidikan Islam. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media. Cet. III.
Yerusalem, Muhammad Rozi, Adian Fatur Rochim, dan Kurniawan Teguh
Martono. Desain dan Implementasi Sistem Pembelajaran Jarak Jauh di
Program Studi Sistem Komputer. Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer.
Vol. 3. No. 4. 2015.
Lampiran 1
Hasil Wawancara
Informan : Dedeh Kurniasih, M.Pd
Jabatan : Kepala Sekolah
Waktu : Kamis, 12 November 2020
Tempat : Ruang Kepala Sekolah SLB Negeri 01 Jakarta
No. Pertanyaan Jawaban
1 Ada berapa jenjang pendidikan di
SLB Negeri 01 Jakarta?
Satuan pendidikan ya, ada SDLB
SMPLB SMALB
2 Kurikulum apakah yang diterapkan
di SLB Negeri 01 Jakarta?
Kurikulum disesuaikan dengan
peserta didiknya, disini kan
tunagrahita sama tunarungu berarti
menggunakan kurikulum tunagrahita
dan kurikulum tunarungu. Untuk
kurikulum secara umumnya kita
pakai kurikulum 2013, yang jelas sih
pasti disesuaikan dengan kebutuhan
peserta didiknya berdasarkan hasil
assesment ya itu pasti.
3 Adakah syarat tertentu untuk
menjadi tenaga pendidik di SLB
Negeri 01 Jakarta ini? Khususnya
untuk guru PAI
Ya harus dari ke-PLB-an, harus
mempunyai strata kependidikan PLB
4 Apakah guru-guru dibebankan
untuk membuat RPP dan silabus
sendiri? Khususnya selama PJJ ini
Ya tetap membuat sendiri, tetapi
disesuaikan dengan kondisi sekarang
5 Adakah pelaporan RPP dan
silabusnya?
Untuk pelaporannya itu setiap hari
melaporkan, melaporkan kegiatan
pembelajarannya setiap hari kepada
sekolah dan kepala sekolah juga
melaporkan ke atasan langsung dan
biasanya dilakukan melalui grup
WA. Kami punya grup untuk
menyampaikan materi yang
disampaikan kepada anak-anak pada
hari itu.
6 Bagaimanakah peran guru PAI
terhadap penanaman nilai-nilai
keagamaan kepada siswa?
Yang pasti berdasarkan KI KD ya,
cuman dari guru agama dari sini
bukan basic ke-PLB tapi dia dari
Depag ya. Tapi yang jelas beliau-
beliau juga sudah mempunyai basic
tentang ke-PLB-an jadi bisa
menyampaikan materi sesuai dengan
kebutuhan peserta didik
7 Selama pandemik Covid-19 ini,
seperti apa perencanaan
pembelajaran yang disusun oleh
sekolah untuk proses pembelajaran
jarak jauh bagi anak berkebutuhan
khusus?
Jadi gini, guru-guru tetap membuat
persiapan belajar mengajar, tetap
melaksanakan mengajar tapi
disesuaikan dengan kondisi
sekarang. Jadi tidak musti
menyelesaikan KI KD sekiranya dia
tidak bisa diselesaikan. Jadi
disesuaikan, lebih ke kecakapan
hidup. Tapi kalo bisa dikerjakan,
bisa disampaikan, dan bisa
diselesaikan oleh peserta didik gak
apa-apa disesuaikan aja.
8 Media pembelajaran untuk
menunjang kebutuhan PJJ sendiri
itu memakai platform apa saja?
Apakah pakai google meet atau
lainnya?
Oh ya iyalah. Pembelajaran daring
itu kan bisa dengan tatap muka pasti
menggunakan teknologi kan
minimal WhatsApp, Google Meet,
Zoom Meeting, Google Classroom
itu iya.
9 Bagaimana penerapan
pembelajaran jarak jauh dengan
menggunakan kurikulum yang
dipakai oleh sekolah?
Ya PJJ kan memang sudah.. sudah..
artinya begini. Pembelajaran tatap
muka itu sekarang berubah dengan
pembelajaran jarak jauh atau
pembelajaran dari rumah. Tentunya
pada dasarnya itu sama yah guru
memberikan materi kepada peserta
didik, bedanya itu sekarang tidak
dituntut harus menyelesaikan KI KD
selagi itu tidak mampu, tidak bisa.
Makanya dituntut untuk kecakapan
hidup saja, bagaimana harus
menjaga diri dari covid lebih kesitu
gitu. Sama semua guru
mempersiapkan materinya,
medianya, sama.. melalui daring bisa
dengan WA, Zoom Meeting, Google
Meet, Google Clasroom gitu.
10 Siapa sajakah pihak yang
bertanggung jawab penuh terhadap
proses pembelajaran jarak jauh?
Ya sama dong, ada guru, ada
sekolah, ada orang tua, ada
pemerintah. Pasti itu, semua ya
pendidikan itu tanggung jawab
bersama.
11 Bagaimanakah karakteristik siswa Tunagrahita itu kan anak yang
di SLB Negeri 01 Jakarta?
Khusunya bagi anak tunagrahita
mempunyai kemampuan dibawah
rata-rata ya, itu intinya seperti itu.
12 Laporan penting apakah yang
disampaikan oleh guru PAI dan
wali kelas terkait proses
pembelajaran jarak jauh di SLB
Negeri 01 Jakarta?
Iya sama. Jangankan guru PAI,
semua guru jadi melaporkan kepada
pihak sekolah kendala apa yang
dihadapi selama PJJ, terus solusinya
bagaimana gitu. Pasti itu selalu. Dari
awal guru-guru sudah diminta
kendala apa yang dihadapi terus
solusinya bagaimana. Itupun bukan
hanya sekedar dari guru ke sekolah,
tapi dari lembaga ke dinas, ke suku
dinas ada laporan seperti itu.
13 Pada umumnya kendala-kendala
apa saja yang dialami oleh guru dan
siswa selama proses pembelajaran
jarak jauh?
Awalnya kendala umumnya itu dari
orang tua kan tidak memiliki atau
tidak semua anak memiliki HP, terus
kuotanya juga, terus orang tua juga
tidak sepandai mengoperasikan WA
atau apa gitu kan tadinya hanya
sekedar WA apa-apa. Nah sekarang
harus buka zoom, harus buka google
meet, itu kendalanya.
14 Jadi apakah sempat ada pembinaan
atau sosialisasi mengenai IT
terlebih dahulu kepada para wali
murid?
Jadi gurunya diberikan tugas untuk
memberikan arahan kepada orang
tua masing-masing. Tapi kalo
gurunya disini iya gak semua
menguasai awalnya yah, saya juga
gabisa awalnya zoom meeting,
google meet. Nah itu diberikan
pelatihan ke guru-gurunya, setelah
guru-guru diberikan pelatihan
mereka mempunyai kewajiban untuk
memberikan arahan kepada orang
tua atau peserta didik masing-
masingnya saja yah, hanya orang tua
dari kelas yang menjadi tanggung
jawabnya mereka (guru wali kelas).
15 Adakah pembaharuan mengenai
pelaksanaan atau perencanaan
pembelajaran jarak jauh yang
diterapkan oleh sekolah setelah
mengetahui kendala-kendala yang
ada?
Kan sekarang ada bantuan dari
pemerintah juga yang memberikan
kuota kepada peserta didik. Terus
ada gurunya juga kan yang selama
ini mungkin dirumahnya tidak punya
internet apa-apa ya kan biasanya
ngajar di sekolah, jadi sama gurunya
juga dapet bantuan pulsa atau paket,
siswanya juga iya.
16 Bantuan tersebut perberapa bulan
ya bu kalo boleh tau?
Itu kemarin sih karena dari
pemerintah dapet pengalihan dana
dari BOS dan BOP, kemarin jadinya
setiap bulan. Tapi ya tidak semua
kebagian ya hanya sesuai dengan
budget yang ada di sekolah.
Awalnya hanya peserta didik yang..
maaf awalnya semua peserta didik,
terus yang kedua hanya peserta didik
yang membutuhkan saja yang
dianggap kurang mampu. Terus
kemarin karena ada bantuan dari
pemerintah jadi semua peserta didik
dapet lagi. Gurunya juga sama,
awalnya semua guru mendapatkan
paket data terus bantuan berikutnya
hanya guru non-PNS aja. Terus
kemarin dapet bantuan lagi semua
guru dapet.
17 Kalau boleh tau bantuan tersebut
nominalnya berapa ya bu?
Tergantung kan dana BOP kan
percatur wulan ya, TW 1 TW 2 TW
3 itu kan beda-beda uang yang dari
pemerintah jadi itu kebijakan
sekolah sebetulnya. Dana yang
dialihkan itu berapa banyak terus
berapa besar yang akan diberikan ke
peserta didik. Kemarin waktu awal
itu untuk peserta didiknya 50 ribu,
untuk gurunya 100 ribu. Terus yang
kemarin SD SMP SMA kan berbeda,
aduh berapa ya lupa, yang SD 300,
SMP 350, SMA 400. Nominal
tersebut diberikan persiswa SD,
SMP, SMA.
18 Adakah program penunjang yang
diberikan oleh sekolah untuk
meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan keagamaan siswa
selama proses pembelajaran jarak
jauh di masa pandemik Covid-19?
Saya sih lebih diserahkan kepada
gurunya aja yah, kepada gurunya
yang inovatif lah gitu gimana
caranya supaya pembelajaran lebih
menarik. Mungkin bisa nanya ke
guru yang bersangkutan.
19 Adakah pelaporan hasil evaluasi
pembelajaran PAI dari guru kepada
kepala sekolah?
Ya sama lah seperti biasa dengan
tatap muka, ada ulangan hariannya,
ada penilaian tengah semester, ada
penilaian akhir semester. Gak ada
beda.
20 Guru kunjungan atau home visit itu
dilakukan oleh semua guru atau
bagaimana?
Iya semua guru, dan itu juga dapet
transport untuk kunjungan ke
siswanya masing-masing.
21 Apakah guru yang ditugaskan
tersebut semua guru mata pelajaran
atau guru wali kelas saja?
Semua, iya semua. Mata pelajaran
juga iya. Cuman nanti kalau sudah
dikunjungi oleh wali kelas kan kalau
guru mata pelajaran itu mengajar
siswa-siswa dikelas ya, kalo yang
sudah dikunjungi berarti dialihkan
ke yang belum terkunjungi. Kan
tidak mungkin terkunjungi semua.
22 Kunjungan tersebut dilakukan
berapa hari sekali?
Saya serahkan ke gurunya
komunikasi dengan orang tuanya
kapan sempetnya, terus gurunya
kapan sempetnya. Saya tidak
memastikan bahwa hari ini harus
kunjungan gitu engga. Itu
kesepakatan antara guru dan orang
tua.
23 Keluhan yang dialami oleh guru
ada atau tidak?
Keluhannya ya mungkin kan kalo
biasanya kalo tatap muka itu
serempak ya masuk pagi, masuk jam
7 belajar sampe jam kalo SD sampe
jam 11, kelas SMP jam 12, kelas
SMA jam 13:30, itu kan sama gitu.
Nah setelah dirumah beda-beda, ada
yang bangunnya siang, yang
harusnya belajar mulai jam 7 cuman
baru ada 2 orang yang lainnya masih
tidur gitu kan. Yang harusnya udah
dikasih pelajaran, muridnya belom
siap semua. Jadi pembelajarannya ya
tidak memaksakan “pokoknya
sekarang harus belajar mulai jam 7
ya” tidak seperti itu, disampaikan
dulu sama orang tuanya disepakatin
dulu bahwa nanti belajar mulai jam
delapan gitu. Jadi lebih apa ya jadi
lebih fleksibel sih sebetulnya.
24 Untuk proses pembelajarannya
sendiri masih dilakukan seperti
pembelajaran tatap muka secara
langsung atau tidak?
Tidaklah, kan jamnya juga
berkurang. Kan biasanya kan kalo
ditatap muka itu satu jam pelajaran
untuk SD 30, SMP 35, sekarang
dikurangi SD 25. Jadi tatap mukanya
juga tidak misalkan sehari kan 4 jam
atau 5 jam pelajaran tidak sampai 4
jam 5 jam manteng gitu engga. Jadi
misalnya pagi hanya menyapa, terus
menyampaikan materi yang
disampaikan sekilas terus idealnya
ya seperti itu. Nanti siang menyapa
lagi ada kesulitan engga materi, terus
nanti terakhir evaluasi. Tapi tidak
musti selamanya begitu, tidak selalu
guru siswa itu melakukan video call.
Cukup dengan tugas, sesekali tugas,
sesekali tatap muka melalui video
call atau zoom meeting.
25 Jadi setiap harinya guru mata Iya memberikan ada form khusus
pelajaran memberikan laporan
harian ya bu?
untuk setiap gurunya.
Mengetahui,
Kepala SLB Negeri 01 Jakarta
Dedeh Kurniasih, M.Pd
NIP. 196707241993032007
Hasil Wawancara
Informan : Purwanto, S.Pd (almarhum, wafat 12 Desember 2020)
Jabatan : Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
Waktu : Selasa, 03 November 2020
Tempat : Ruang Guru SLB Negeri 01 Jakarta
No. Pertanyaan Jawaban
1 Kurikulum apakah yang digunakan
di SLB Negeri 01 Jakarta?
Kita kurikulum 2013. Sejak awal
mulai tahun 2014 kita udah pake
2 Bagaimana perencanaan
pembelajaran jarak jauh?
Yang pokok kita itu ada silabus dan
RPP, selain itu kan kita harus
menyiapkan bahan tayang nih kaya
itu contoh bahan tayang. Ini
kebetulan saya lagi melakukan
pembelajaran IT, saya kebetulan
super fisikal mereka untuk kegiatan
hari ini. Jadi harus ada bahan
tayangnya, bahan tayangnya
terserah, bisa berbentuk power point,
bisa pdf, bisa word, tergantung
kebisaan guru. Nah itu salah satu
dari silabus, RPP, bahan tayang itu
wajib. Nah terus nanti kalo misalnya
dia melakukan ulangan ya itu
dilaporkan ulangannya apa, ulangan
harian ulangan apa gitu, ada yang
pake google form, pake quizeez, ada
yang pake soho, ada yang pake
difoto dan dikirim ada juga.
3 Adakah keluhan dari guru Hanya tadinya begini, karena di
mengenai penerapan kurikulum
2013 dan perencanaan
pembelajaran jarak jauh selama
masa pandemik Covid-19?
kurikulum 2013 itu kan ada
pencapaian target tertentu yah, nah
sebelum ada surat edaran untuk
menyederhanakan kita berpikir kira-
kira “bapak/ibu guru ini kira-kira
bisa tercapai gak”. Tapi setelah ada
edaran dan kebetulan memang
kurikulum kita gak sebanyak
kurikulum reguler jadi alhamdulillah
bisa kekejar walaupun gak batas
maksimal tapi rata-rata bisa.
4 Apa saja kesulitan yang dialami
oleh guru dalam penerapan
kurikulum 2013 dan perencanaan
pembelajaran jarak jauh selama
masa pandemik Covid-19?
Kesulitan penerapan k-13 hanya
gini, perubahan regulasi dari
pemerintah yang harusnya misalnya
menggunakan regulasi A gitu, ini
belum selesai belum tuntas kita
lakukan sudah ada regulasi baru dan
kita harus menyesuaikan kan dengan
yang terbaru. Yang seperti itu yang
sulit dan bukan terjadi hanya di kita
tapi di seluruh sekolah di Indonesia.
Kebetulan kan saya suka keliling
yah, ada tugas-tugas dari
kemendikbud. Beberapa teman kami
disini ada beberapa orang yang
kebetulan jadi IN jadi sering keluar
untuk membagikan pengalaman
tentang kurikulum 2013.
Untuk penerapannya selama PJJ
sendiri, karena target pencapaian
dari kurikulum 2013 ini diturunkan
jadi bisa tercapai. Kalau pake target
pencapaian yang awal kemarin itu
enggak. Kurikulum yang sekarang
juga sudah kita sesuaikan dengan
keadaan pandemi.
5 Seperti apa penerapan PJJ di SLB
Negeri 01 Jakarta?
Kebetulan saya dirumah punya anak
yang lagi PJJ. Sebenernya di SLB
khususnya disini kita lebih maju dari
anak saya yang SD kelas 4 itu hanya
pake WA, sedangkan kami disini
pake google meet kita gunakan,
setiap guru kita menggunakan
google meet untuk pembelajaran dan
ada beberapa yang menggunakan
sway termasuk saya pake sway. Jadi
anak-anak selain kita bertatap muka
langsung, dia bisa mengambil tugas
mengerjakan tugas langsung di sway
tersebut. Beberapa dari kita
menggunakan sway, tapi yang kita
sepakati bersama kompak pake
google meet.
6 Jadi, apakah ada rapat yang
dilakukan untuk menyusun
perencanaan PJJ bersama guru-
guru?
Oiya itu pasti. Karena saya waktu
bulan januari kebetulan temen-temen
kita ini kaya ada feeling gitu nanti
bakalan ada apa gitu, jadi kita
belajar menggunakan google meet
untuk pembelajaran bahkan untuk
rapat kita coba walaupun sama-sama
dikelas gitu kita rapat menggunakan
itu dan alhamdulillah kepake. Kita
gak kepikiran bakal kepake tapi jadi
kepake gitu dan kita membantu
sekalian waktu itu membantu temen-
temen yang belum bisa, jadi yang
muda-muda kita kumpulkan, guru-
guru yang muda yang IT nya lebih
bagus gitu untuk mengajari temen
gitu. Jadi satu grup 5 orang gitu, 1
orang instruktur sedangkan yang lain
diajarin/belajar. Nah jadi sekarang
semua udah pake google meet.
7 Untuk pembelajaran saat awal
pandemi sendiri itu berbeda tidak
dengan yang sekarang?
Pembelajaran dari awal kita emang
udah pake google meet ya. Semenjak
mulai pandemi maret itu hanya
beberapa temen yang belum bisa kita
kumpulkan disini kadang-kadang
gitu 5 orang untuk menjadi tutor
sebaya. Kebetulan kita disini dapet
guru-guru PNS yang muda-muda
yang baru dan mereka lebih expert di
IT itu membantu temen-temen yang
belum bisa. Hanya beberapa guru
memang yang sudah mau pensiun
dan tidak terlalu berantusias belajar
IT itu yang jadi masalah.
8 Lalu bagaimana dengan orang tua
siswa? Apakah ada program yang
dibuat untuk mensosialisasikan
Orang tua kita ada sosialisasi
sebelumnya, bahwasanya
pembelajaran menggunakan ini terus
media pembelajaran yang
digunakan tsb? (agar orang tua
mengerti dan bisa mengoperasikan
media tsb)
beberapa kita undang di rapat orang
tua, caranya menggunakan kita
umumkan dan yang bisa tolong
bantu yang belum bisa. Tapi
kendalanya memang ada beberapa
yang maaf nih, alatnya aja gak ada
jadi gabisa google meet. Jadi yang
seperti itu mereka kadang-kadang
ambil tugas kesini (sekolah) nanti
dititipin gitu.
9 Apakah semua guru menggunakan
pembelajaran dengan tatap muka
secara online (virtual)?
Semuanya kita wajib, itu wajib dan
kita ini program sekolah kita, salah
satu programnya bapak ibu guru
disini wajib bisa IT. Enggak bisa
engga, wajib. Yang gak bisa
makanya kita ajarin. Jadi kita bikin
grup kecil-kecil 5 orang, satu orang
jadi tutor selebihnya jadi peserta. Itu
kalau yang gabisa, dan alhamdulillah
udah bisa semua gitu.
10 Berarti seharusnya setiap mata
pelajaran setiap minggunya harus
belajar dengan tatap muka daring?
Iya, harus
11 Apakah guru-guru dibebankan
untuk membuat RPP dan silabus
sendiri? Khususnya selama PJJ ini
Iya, silabus dan RPP wajib. Dan kita
online juga, kita siapin bank data di
sekolah dan saya yang membuat
kebetulan, jadi kita kirimkan lewat
grup WA tinggal isi aja langsung
masuk kita tampung.
12 Berapa hari proses pembelajaran Pembelajaran tetap dilakukan dari
yang dilakukan di SLB Negeri 01
Jakarta selama masa pembelajaran
jarak jauh?
Berapa alokasi waktu pembelajaran
di setiap jenjangnya?
senin s/d jum‟at cuma ada perjanjian
dengan orang tua, jadi gak full
misalnya kalo hari biasa kita belajar
sampe 7 atau 8 jam pelajaran yah,
kalo sekarang kita paling hanya
setengah jam untuk tatap muka
secara online. Kan kasian juga,
kasian kuota, kasian mata dan itu
pasti kita menjadi setengah jam
pertemuan. Kebetulan saya juga hari
ini ngajar 4 jam, tapi jadi hanya
setengah jam tatap muka
menggunakan daring, makanya
selebihnya saya kirim lewat sway
atau lewat video pembelajaran yang
kita upload kemudian kita kirimkan.
Jadi tatap mukanya hanya setengah
jam, sedangkan alokasi waktu
persatuan jenjang pendidikannya
memang dikurangi seperti untuk
anak SD dari 30 jadi 25, SMP dari
35 jadi 30, dan SMA dari 40 jadi 35
perjam pelajaran. Tapi tatap
mukanya juga tergantung guru dan
perjanjian dengan orang tua karena
kendalanya tadi, paket data sama
mata.
13 Apa saja bentuk tagihan
administrasi/tugas kepada guru?
Ya itu tadi seperti silabus sama RPP
itu kita online. Jadi di awal semester
kemarin bapak ibu membuat silabus
dan RPP secara online dikirimkan ke
google sekolah, jadi langsung masuk
ke sekolah. Langsung bisa diperiksa
oleh kepala sekolah, sama saya,
sama pak wakil satu lagi. Kita
periksa apakah ini dipakai atau
engga, nanti kita kembalikan lagi
untuk diperbaiki gitu.
14 Kapan pengumpulan tersebut
dilakukan?
Deadline pengumpulannya juga ada.
Kami biasanya memiliki tenggat
waktu yang menyesuaikan mereka
misalnya KI KD 3.1 3.2 gitu, mereka
seminggu harus membuat berarti
akhir minggu itu harus dikirim ke
kami untuk diajarkan minggu
depannya. Jadi setiap minggu itu ada
aja pelaporan KI KD, tapi biasanya
temen-temen udah membuatnya di
awal tahun, udah banyak gitu jadi
udah punya bank tabungan silabus
RPP itu udah mengumpulkan.
Sebagian itu udah dicetak biasanya,
karena memang itu juga buat laporan
ke dinas.
15 Bagaimana peran guru PAI dalam
penanaman nilai-nilai kegamaan
terhadap siswa serta upayanya
dalam mewujudkan visi dan misi
sekolah?
Ya 100% belum, tapi 90% lebih.
Karena memang anak-anak ini kalo
untuk pembelajaran karakter salah
satunya dari PAI dan kebetulan
mayoritas disini kan muslim. Kita
punya tiga guru PAI, yang dua
ngajar di tunagrahita, yang satu di
tunarungu. Jadi kegiatan keagamaan
itu banyak melibatkan beliau,
biasanya mereka yang jadi ketua
kegiatan baru setelah itu di
delegasikan ke temen-temen untuk
bagi tugas gitu.
16 Bagaimana karakteristik tiap siswa
di SLB Negeri 01 Jakarta?
Wah kalo di kita unik banget.
Masing-masing misalnya tunarungu
sama tunagrahita tuh udah berbeda
itu umum, dari kelas satu misalnya
kelas satu tunagrahita punya siswa
lima, ini lima karakter yang berbeda
lima karakter unik yang berbeda.
Daya tangkap mereka juga berbeda-
beda. Anak-anak kami memang
anak-anak unik, khusus, jadinya satu
kelas yang saya sebutkan lima itu
punya lima kemampuan yang
berbeda, lima karakter berbeda, lima
pendekatan berbeda untuk
pembelajarannya. Jadi bapak ibu
guru yang ngajar 5 orang di kelas ini
idealnya, idealnya membuat 5
persiapan. Tapi kalo dalam satu
kelas itu siswanya homogen, hampir
sama gitu, satu persiapan tapi
dibedakan di indikator masing-
masing anak. Si A indikatornya
ditambah satu poin, si B dikurangi
satu poin seperti itu.
17 Bagaimana cara
pengelompokan/pembagian kelas
dan rombongan belajarnya?
Yang pasti karena disini ada dua
kekhususan dari kekhususannya,
yang satu dari kekhususan tunarungu
dikelompokkan tersendiri, yang
tunagrahita kelompok belajar
sendiri. Dan kita punya beberapa
persyaratan salah satunya umur, itu
juga ketetapan dari dinas jadi umur
yang SD itu dari 7 s/d 16 tahun kalo
disini di kita, yang SMP 12 s/d 18
tahun, yang SMA sampe 24 tahun
batas maksimal umurnya yang
keterima disini. Kemudian itu baru
umur ya, kemudian intelegensi kita
kelompokkan lagi. Di tunagrahita
kan ada dua kelompok, tunagrahita
ringan sama tunagrahita sedang,
yang ringan ini yang agak lebih
enteng-enteng kita buat satu
rombongan belajar, yang selebihnya
C1 kita nyebutnya itu buat
rombongan belajar yang lain.
Tunarungu juga begitu, ada B sama
B1. Cuman kita gak nyebutin di
tunarungu kalo B sama B1 tapi B
aja, Cuman dikelasnya kita
kelompokkan misalnya kelas 8 1B
berarti dia yang lebih pinter, kalo 2B
ini dibawahnya. Yang C juga begitu
misalnya 5 1.1 berarti dia yang
paling pinter dikelompok kelas 5 itu,
tapi kalo 5 1.2 atau 5 2C berarti
dibawahnya.
18 Apakah ada yang tingkat berat
untuk tunagrahitanya?
Ya kita berat-beratnya itu sedang itu
yang bisa ditangani, selebihnya kita
enggak, diawal proses penerimaan
sudah kita gak terima karena gak
sanggup.
19 Siapa sajakah pihak yang
bertanggung jawab penuh terhadap
proses pembelajaran jarak jauh?
Yang pasti ya kepala sekolah, guru,
terus dari dinas, mereka selalu kalo
dari sudin dari dinas mantau ke
kami. Tiap hari kami harus setoran
kegiatan apa itu yang dilakukan, tapi
gak setiap hari diminta paling
setengah bulan atau sebulan sekali
mereka mintanya ke kepala sekolah,
kepala sekolah mintanya ke kita
guru-guru, jadi berjenjang.
20 Apakah di setiap kelompok ABK
menggunakan kurikulum dan
perencanaan pembelajaran jarak
jauh yang sama?
Untuk perencanaannya berbeda.
Tapi dalam satu kelas kita
menggunakan platform yang sama
misalnya google meet ya google
meet semua. Sekarang kan WA bisa
8, kadang-kadang bapak ibu guru
yang maaf jaringan internetnya
bermasalah dia menggunakan WA
gak masalah karena murid kami di
SD itu satu kelas 5, yang SMP 8 jadi
masih bisa. Tapi kalo yang 8 itu
masuk semua ya gabisa. Tapi
kadang-kadang maaf nih kalo di
SLB murid 8 masuk 7 masuk 6 itu
udah bagus banget setiap harinya
gitu. Jadi bisa dilakukan misalnya
WA muridnya 8 yang dateng 6
tambah gurunya 1 jadi 7 masuk itu
bisa gitu, kalo gamau pake google
meet.
Untuk tunarungu juga sama saja,
tunarungu kan tuna pendengaran
yah. Dia pembelajarannya sama, tapi
ya itu tadi kita ada perjanjian mau
jam berapa bisanya dengan guru
tersebut dan ada beberapa guru yang
merutinkan. Jadi misalnya gini,
setiap hari nih yang guru kelas SD
kan kalo SD guru kelas, setiap hari
ketemu setengah jam pasti wajib.
Selebihnya nanti tugas dikirim
melalui grup WA, kadang melalui
sway gitu.
21 Apa saja kegiatan keagamaan yang
dilakukan oleh sekolah selama
proses pembelajaran jarak jauh?
Kemarin ada kegiatan apa ya? Ya
online juga kan gabisa atau gaboleh
ketemu ya, jadi kegiatan online aja
melaporkan ikut kegiatan dimana
dirumah misalnya ada, kalo
misalnya engga ya kegiatan online
itu disampaikan. Tapi baru sekali
kayaknya keagamaan karena
memang kita selama ini melewati
apa ya, tapi kurban kemarin kita
sempet dateng kesini tapi datengnya
pun hanya ngambil doang. Biasanya
anak-anak tuh terlibat bantuin
motongin daging, masuk-masukin
gitu, kalo kemarin pendatangan
mustahiqnya pun online. Jadi kita
kirimkan ke grup orang tua siapa
yang mau ambil daging qurban
silahkan dateng jam sekian gitu. Itu
yang kita ketemu langsung ya tapi
gak banyak karena bergiliran
ngambilnya hanya dipintu aja gak
masuk kesini. Semua udah disiapin
jadi kalo mereka dateng nunjukkin
pendaftarannya jadi misalnya nomor
sekian kan bisa ngecek kita.
Kalo untuk kegiatan keagamaan
yang online itu acara apa ya.. saya
lupa. Tapi sempet kegiatan online
jadi pak samsul sama pak muchafid
yang aktif karena memang tugas
beliau ya itu. Kegiatan kemarin itu
apa ya saya lupa, tapi kalau maulid
belum baru ada rencana cuma kapan
saya belum tau. Biasanya mereka
yang menentukan maulid kapan.
22 Apakah semua guru turut andil
dalam pelaksanaan kegiatan
keagamaan tersebut?
Yang bertanggung jawab terhadap
kegiatan keagamaan ya guru PAI,
tapi kalo kegiatan itu nanti jadi
massal tetep melibatkan kita
misalnya panitia apa dapet tugas apa,
koordinator kegiatannya biasanya
guru PAI kalo kegiatan keagamaan.
23 Apa saja upaya yang dilakukan
sekolah untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran jarak jauh
selama masa pandemik Covid-19?
Ada bantuan kuota buat anak-anak.
Satu bulan kalo gak salah 50
sebelum ada bantuan dari
pemerintah, kemarin bantuan dari
pemerintah pusat itu kalo gak salah
350, sama inih saya gak tau apakah
itu perbulan atau nanti buat 6 bulan
kedepan. Jadi 350 ribu kemarin tuh
dari pusat, kalo yang 50 ribu
perbulan itu kemarin dari pemda
disalurkan lewat bos lalu transfer ke
anak-anak. Begitu juga guru-guru,
terutama guru-guru yang kita punya
guru KKI guru honor gitu, guru KKI
itu guru honor DKI itu yang dapat.
Kalo yang PNS pertama doang dapet
terus kesininya enggak karena lebih
dititikberatkan ke guru yang non
PNS
24 Bagaimana upaya sekolah dalam
memenuhi sarana prasarana atau
fasilitas untuk menunjang
kebutuhan kegiatan pembelajaran
jarak jauh?
Bukan ke orang tua sih jadi ke anak-
anak. Maksudnya gini, dari
pemerintah kita ada namanya
bantuan belajar. Bantuan belajar itu
bisa diwujudkan salah satunya uang
transport kalo anak-anak yang
bermasalah dengan transportasinya.
Kemudian pulsa atau kuota, terus
paket seragam, paket alat tulis nih
ada sebagian yang belum terbagi
belum diambil oleh anak-anak. Jadi
mereka mendapatkan tas, sepatu,
pakaian seragam, pakaian muslim,
kalo tahun kemarin 3 paket seragam,
kalo sekarang pakaian muslim aja
lengkap sama alat belajar tas. Tasnya
sebagian belum terbagi tuh masih
ada disana, karena belum dateng
anaknya. Jadi mereka dapet bantuan
itu salah satunya transport, transport
itu berjenjang SD SMP SMA gak
sama. Karena emang bantuan
belajarnya dari masing-masing
satuan pendidikan berbeda. Jadi
mereka mendapatkan bantuan
belajar dari satu sumber namun
diwujudkan dengan berbagai macam
rupa seperti transport, kuota, pakaian
seragam, dan satu paket alat tulis.
Bantuan ini cair atau turun perenam
bulan sekali dan untuk kuota juga
enam bulan sekali 350 ribu.
25 Bagaimana interaksi dan koordinasi
yang dilakukan antara pihak
sekolah dengan orang tua selama
proses pembelajaran jarak jauh?
Kita kalo ada apa-apa kita undang
orang tua lewat WA, jadi kita
rapatnya lewat daring.
26 Untuk laporan harian itu
maksudnya bagaimana ya pak?
Laporannya kita serahkan setiap hari
itu ke TU, nanti dari TU ke kepala
sekolah, kepala sekolah kirim ke
sudin (suku dinas). Jadi kita hari ini
ngajar apa ada laporannya cuman
gak seperti hari-hari kalo misalnya
ketemu langsung ya, laporannya jadi
ya itu tadi setengah jam kita gunakan
untuk apa, salah satunya itu yang
tatap muka daring.
27 Bagaimana bentuk pelaporan hasil
belajar siswa?
Selama PJJ laporan belajar siswa
hasilnya ya kita menggunakan
google form yang banyak, kebetulan
kan paketannya dengan google meet,
google form gitu ya. Tapi ada juga
yang pake quizeez atau lainnya, ya
mereka bisanya pake apa gitu. Tapi
ada juga yang dikirim teks tertulis
kirim lewat WA karena ya maaf tadi
ya kita gak sama gitu, ada yang bisa
dan gabisa.
Mengetahui,
Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kurikulum
Purwanto, S.Pd
NIP. 196812131993031005
Hasil Wawancara
Informan : Adinda Ayu Maharani, S. Pd
Jabatan : Wali Kelas, kelas X Tunagrahita 1C
Waktu : Rabu, 21 Oktober 2020
Tempat/Via : Rumah masing-masing/Video Call WhatsApp
No. Pertanyaan Jawaban
1 Kurikulum apakah yang diterapkan
di SLB Negeri 01 Jakarta?
2013
2 Apa saja kesulitan dalam penerapan
kurikulum 2013 dan perencanaan
pembelajaran jarak jauh bagi anak
berkebutuhan khusus?
Untuk penerapan k-13 secara umum
kendalanya ialah ketersediaan
sumber. Biasanya dari pemerintah
ada buku siswa dan buku guru kan,
tetapi tidak semua kelas
mendapatkan buku tersebut secara
merata dan cukup. Seperti kelas 12
itu kami kekurangan buku.
Sedangkan untuk penerapannya
sendiri kami tidak begitu mengalami
kesulitan karena guru diberikan
wewenang sepenuhnya untuk
mengembangkan pembelajaran dan
kemampuan siswa sesuai dengan
kondisi siswa.
3 Selama pandemik Covid-19 ini,
seperti apa perencanaan
pembelajaran yang disusun oleh
sekolah untuk proses pembelajaran
jarak jauh bagi anak berkebutuhan
khusus?
Kalau waktu awal-awal lockdown
awal maret tahun ini itu kami betul-
betul kewalahan dan masih bingung
bagaimana penerapan
pembelajarannya. Semuanya masih
kurang terkoordinasi dengan baik,
umpan balik dari siswa ataupun
orang tua juga terkendala, masih
belum rajin untuk ngirim tugas dan
sebagainya.
Tetapi setelah awal tahun ajaran
baru kemarin kami melakukan rapat
koordinasi untuk pelaksanaan PJJ
akhirnya disampaikan bahwa kami
harus mengikuti peraturan dari
dinas. Jika sebelumnya kami jarang
melakukan tatap muka, saat ini kami
diharuskan memperbanyak
pembelajaran melalui tatap muka
entah itu melalui google meet, zoom,
atau video call melalui WA. Kami
juga diharuskan untuk mengirimkan
laporan harian beserta bukti
screenshot jika kami melakukan
pembelajaran tatap muka, atau
misalnya kalau mengadakan kuis
atau memberikan lembar kerja siswa
juga harus ada buktinya. Selain itu
pendampingan orang tua juga harus
ada buktinya, pokoknya
pembelajaran yang kami lakukan di
hari itu harus ada laporan dan
buktinya yang kemudian dikirim ke
dinas.
4 Adakah penyusunan RPP yang
dibuat secara khusus oleh guru
untuk menunjang pembelajaran
Iya dibuat masing-masing. Biasanya
kami laporkan juga ke sekolah
jarak jauh bagi anak berkebutuhan
khusus?
5 Siapa sajakah pihak yang
bertanggung jawab penuh terhadap
proses pembelajaran jarak jauh?
Guru kelas, wali kelas, guru bidang
studi, orang tua. Semuanya sih mbak
kita sama-sama bertanggung jawab
untuk kelancaran proses PJJ ini.
6 Berapa alokasi waktu yang
diterapkan dalam pembelajaran
jarak jauh?
Kalau selama pandemi ini kami
lebih fleksibel. Jika biasanya kami di
sekolah melakukan pembelajaran
secara keseluruhan dari jam 7 pagi
sampai jam 2 siang, selama PJJ ini
waktunya lebih dipersempit
setengahnya. Namun bukan berarti
pembelajaran wajib selesai jam
sekian atau sekian, melainkan lebih
singkat waktu belajarnya tetapi
fleksibel mengikuti kemampuan
orang tua maupun siswa. Soalnya
kadang kita memberikan tugas jam
sekian tetapi karena siswa tersebut
tidak ada kuota atau ada kendala
dengan HP/laptopnya, orang tuanya
bekerja dan sebagainya akhirnya
mereka baru mengirim umpan balik
di malam hari.
7 Bagaimana karakteristik anak-anak
tunagrahita di SLB Negeri 01
Jakarta?
Karakteristik anak tunagrahita disini
itu beragam, ada yang kesulitan
belajar, lamban belajar, ada yang
down syndrome, dan ada juga yang
autis.
8 Bagaimana peran guru PAI dalam
penanaman nilai keagamaan pada
siswa?
ya, jadi kalau dulu kan selama
pembelajaran langsung itu siswa
datang ke ruang agama saat
jadwalnya mata pelajaran PAI,
disana mereka akan diberi materi
keagamaan, praktek solat secara
langsung, solat duha sebelum
memulai pembelajaran dan
sebagainya. Jadi penanaman
keagamaan pun dapat diberikan
secara langsung oleh pak hafidz
selaku guru PAI. Tetapi, selama PJJ
ini penanaman nilai keagamaan
hanya dapat dilakukan melalui
media sosial seperti pemberian
materi, siswa melakukan umpan
balik, memberikan video praktek
dsb.
9 Bagaimana tahapan dan penerapan
pembelajaran jarak jauh bagi anak
berkebutuhan khusus?
Kalau dulu saat pembelajaran
langsung itu kan mudah ya, kalau
belajar terus kita beri tugas ke siswa
bisa langsung dikerjakan saat itu
juga. Tetapi saat PJJ ini mengerjakan
tugas itu menjadi lama. Akhirnya
kami biasanya akan melakukan izin
dulu sehari sebelum melakukan
pembelajaran misalnya “besok kita
akan melakukan pertemuan melalui
google meet ya jam sekian, kira-kira
ibu/bapak bisa atau tidak?”. Soalnya
kan pendamping itu atau orang tua
punya kesibukan sendiri ya, entah
ada yang bekerja atau bagaimana
sedangkan siswa tunagrahita itu
jarang yang punya gawai sendiri
atau tidak bisa mengoperasikan
ponsel, tidak bisa masuk ke zoom,
google meet dan sebagainya.
Akhirnya kami juga harus
menyesuaikan dengan jadwal
pendamping atau orang tua. Dalam
melakukan pertemuan tatap muka
itupun kadang tidak semua 8 orang
siswa dan pendamping bisa ikut
gabung saat itu juga dan akhirnya
kami melakukan video call secara
pribadi di waktu lain, entah itu siang
sore atau malam untuk menjelaskan
apa yang tertinggal bagi siswa yang
sebelumnya tidak bisa mengikuti
pertemuan kelas secara bersamaan
dengan yang lain.
Untuk tahapannya sendiri sama
seperti pembelajaran langsung, jadi
setelah semua siswa dan
pendamping sudah bergabung di
zoom atau google meet saya akan
beri salam, do‟a, mengecek
kehadiran, menerangkan materi,
tanya jawab, lalu kemudian diakhir
baru saya beri link quiz atau lembar
kerja yang harus dikerjakan oleh
siswa saat pembelajaran selesai.
Setelah itu baru deh siswa akan
mengirimkan jawabannya melalui
foto atau lainnya di grup WA.
10 Adakah perbedaan penerapan
proses pembelajaran jarak jauh bagi
anak tunagrahita dengan anak
berkebutuhan khusus tipe lain? jika
ada, seperti apa perbedaannya?
Jelas ada dari segi intensitas tatap
muka ya. Kalau tunagrahita masih
bisa diberikan penugasan langsung
tanpa tatap muka. Sedangkan untuk
anak tunarungu berdasarkan info
yang saya tahu dari teman saya
karena mereka kan perlu bahasa
isyarat yah dalam pembelajarannya,
supaya mereka paham jadi hampir
setiap hari tatap muka terutama yang
SDLB.
11 Sejauh mana materi yang dapat
disampaikan selama proses
pembelajaran jarak jauh bagi anak
berkebutuhan khusus? terutama
untuk mata pelajaran pendidikan
agama Islam
Pemilihan materi disesuaikan
dengan apa yang bisa dijangkau
dirumah, tidak merepotkan orang tua
atau murid. Sebisa mungkin materi
yang disampaikan dapat membuat
siswa tetap berada di rumah, isi
materinya juga yang ringan-ringan
dan kadang kita selipkan juga
tentang kesehatan terutama masalah
covid-19.
12 Media apa saja yang digunakan
oleh guru untuk menunjang proses
pembelajaran jarak jauh selama
masa pandemik Covid-19?
Kalau media pembelajarannya bisa
berupa gambar/foto, video
pembelajaran yang dibuat sendiri
atau video dari youtube kemudian
kami kirim link nya ke WA dan
meminta siswa untuk mengamati dan
memahami isi dari video tersebut.
Sedangkan media belajar mengajar
untuk keperluan PJJ ini kami
biasanya menggunakan WA, google
meet, dan zoom. Tetapi ada juga
guru yang menggunakan google
classroom. Semuanya kembali lagi
ke si gurunya ingin menggunakan
media apa.
13 Adakah metode khusus yang
mampu diterapkan selama proses
pembelajaran jarak jauh bagi anak
tunagrahita?
Biasanya sih untuk mata pelajaran
yang saya ampu yaitu tematik dan
b.inggris saya melakukan metode
berupa penugasan, proyek, membuat
karya seperti kolase, mozaik dari
kulit telur, dan sebagainya. Tapi
secara garis besar saya pake
pembelajaran kontekstual.
Sedangkan untuk mata pelajaran PAI
sejauh yang saya lihat biasanya ada
praktek juga, seperti bulan ramadhan
kemarin itu siswa diberikan buku
kendali, siswa harus mengisi buku
tersebut seperti puasa atau tidak,
solat atau tidak, dan kadang juga ada
praktek solat.
14 Bagaimana dengan strategi
pembelajaran yang mampu
diterapkan bagi anak tunagrahita
selama proses pembelajaran jarak
jauh?
Kalau saya sih lebih mengurangi
ceramah ya jadi lebih ke demonstrasi
PLBJ, soalnya kan anak tunagrahita
itu lemah intelektualnya jadi sebisa
mungkin kami menggunakan tata
bahasa yang sederhana agar lebih
mudah dimengerti dan memberikan
contoh atau mendemonstrasikan
sesuatu agar siswa dapat langsung
menirukannya dengan mudah.
15 Apa saja kendala yang dialami dan
dirasakan baik oleh guru, orang tua
siswa, maupun siswa selama proses
pembelajaran jarak jauh?
Kendalanya itu tidak semua siswa
punya gawai atau tidak semua siswa
mampu mengoperasikan atau
mempunyai HP/laptop sendiri,
sehingga kami butuh peran orang tua
dalam melakukan pembelajaran. Jika
saat pembelajaran biasa secara
langsung di sekolah siswa bisa
langsung mengerti ketika kita
jelaskan, lain halnya ketika di
pertemuan online. Ada suatu saat
saya tanya udah paham atau belum
bilangnya paham, tetapi saat saya
berikan pertanyaan jawabannya
kemana-mana. Jadi apa yang diserap
siswa, informasi yang disampaikan
oleh guru ketika pembelajaran secara
langsung dan tidak itu hasilnya juga
berbeda. Kadang ketika melakukan
pembelajaran di google meet atau
zoom itu tidak bisa semua siswa 8
orang ikut belajar secara langsung,
entah karena kuota, tidak ada
pendamping atau lainnya sehingga
guru harus mengatur jadwal agar
bisa melakukan pembelajaran
susulan bagi siswa yang tertinggal
tersebut.
Dari segi pemahaman siswa terhadap
materi itu banyak sekali kendala,
tidak semaksimal ketika
pembelajaran langsung. Seperti yang
saya jelaskan di atas, jika ada siswa
yang tertinggal maka saya harus
melakukan video call susulan. Sama
halnya ketika ternyata materi yang
disampaikan belum dipahami
dengan baik oleh siswa kadang saya
juga perlu melakukan video call
pribadi kemudian menjelaskannya
lagi. Ketidakpahaman siswa
terhadap materi ini bisa dilihat atau
diidentifikasi saat saya berikan
lembar kerja, biasanya kalau mereka
tidak paham pasti jawabannya tidak
tepat atau kemana-mana.
16 Bagaimana evaluasi pembelajaran
yang dilakukan selama
pembelajaran jarak jauh?
Untuk evaluasi harian biasanya saya
lihat dari umpan balik lembar kerja
siswa, apakah ia cepat meresponnya
atau tidak, langsung mengerjakan
tugasnya atau tidak, jawabannya
benar atau tidak.
Sedangkan untuk ujian tengah
semester atau ujian semester itu
macem-macem, kadang melakukan
praktek seperti baca cerita, tanya
jawab, google form, atau melakukan
quiz. Tapi kadang ada juga guru
yang mengirimkan dokumen word
atau pdf yang kemudian diminta
untuk di print oleh orang tua siswa
agar dapat langsung dikerjakan oleh
siswa, lalu dikirim kembali dengan
memfoto hasil jawaban siswa ke
WA.
17 Bagaimana koordinasi yang
dilakukan antara guru mata
pelajaran kepada wali kelas selama
proses pembelajaran jarak jauh?
Biasanya kami saling cek seperti
hari ini ada yang belum kirim tugas
atau tidak. Kalau seandainya ada
kendala dari siswa atau pendamping
langsung ditanyakan ke wali kelas
seperti saya, lalu diinfokan kembali
ke guru mata pelajaran. Soalnya
sebelumnya kan sudah
dikoordinasikan dan didiskusikan
bersama-sama siapa saja guru mata
pelajaran yang mau masuk ke dalam
grup dan yang tidak. Sebelumnya
juga sudah dikoordinasikan secara
sendiri-sendiri seperti saya dengan
guru mata pelajaran tertentu, kita
komunikasikan guru tersebut ingin
melakukan cara pembelajaran yang
seperti apa, karena setiap guru
diberikan wewenang untuk
melakukan pembelajaran sesuai
dengan keinginan dan
kesanggupannya.
18 Bagaimana proses memberikan
laporan hasil belajar siswa selama
pembelajaran jarak jauh?
Biasanya saya membuat laporan
harian di word lalu saya kirimkan ke
pihak sekolah lalu dari sekolah akan
dikirim ke dinas, disitu ada kolom-
kolom seperti hari ini belajar materi
apa, ada kendala atau tidak, seperti
itu. Dan biasanya pengiriman
laporan ini dibarengi dengan bukti
yang kami punya seperti hasil
belajar siswa berupa foto ataupun
screenshot pelaksanaan
pembelajaran jika pembelajaran
tatap muka dilakukan secara virtual.
19 Bagaimana peran orang tua
terhadap proses pembelajaran jarak
jauh?
Keterlibatan orang tua selama PJJ ini
sangat besar. Jika selama
pembelajaran di sekolah tanggung
jawab dipegang penuh oleh guru
100%, lain halnya dengan
pelaksanaan PJJ. Guru dan orang tua
memiliki perannya masing-masing
50% untuk membimbing siswa dan
mendidik agar siswa dapat
memahami materi ajar yang
disampaikan. Kalau guru selama PJJ
memiliki tugas untuk memberikan
materi, memastikan anak paham atau
tidak, memberikan tugas dsb, orang
tua juga turut membantu dengan
mendampingi siswa saat
pelaksanaan pembelajaran. Seperti
penggunaan media pembelajaran
WA, google meet, ataupun zoom
kami sangat membutuhkan peran
orang tua agar anaknya mau belajar
dan bisa mengikuti pembelajaran
dari rumah, karena anak tunagrahita
ini kan tidak mampu
mengoperasikan HP atau laptop
seperti orang biasa. Kalau tidak ada
yang mendampingi siswa bisa saja
tidak fokus belajar bahkan
kemungkinan tidak bisa ikut belajar
sama sekali. Pernah juga siswa
ditanya saat pembelajaran melalui
tatap muka secara virtual, ada
kesulitan atau engga jawabnya engga
tapi gataunya gak paham. Akhirnya
guru perlu berkoordinasi kembali
dengan orang tua untuk
menindaklanjuti kasus tersebut,
entah itu dengan melakukan
pembelajaran ulang melalui video
call atau bagaimana.
20 Bagaimana interaksi dan koordinasi
yang dilakukan antara orang tua
siswa, siswa, guru, dan wali kelas
selama proses pembelajaran jarak
Biasanya kami melakukan
koordinasi melalui grup ya atau
kadang juga melalui chat pribadi,
baik itu dari guru ke wali murid,
jauh? wali murid ke guru, atau dari wali
kelas ke guru mata pelajaran. Saya
waktu awal sebelum masuk tahun
ajaran baru tuh berkoordinasi dengan
guru mata pelajaran dan saya
tanyakan ke mereka apakah mau
masuk kedalam grup kelas dan
memberikan pembelajaran langsung
di grup atau mau bagaimana itu
sudah kami diskusikan di awal.
Apakah mau menerapkan
pembelajaran yang bagaimana juga
sudah kami diskusikan dan
koordinasikan sesuai kemampuan
dan kemauan dari guru mata
pelajaran itu sendiri.
Dengan orang tua atau wali murid
pun begitu biasanya saya juga
bertanya kepada mereka apakah ada
kendala atau tidak dan kalau ada hal
yang tidak dipahami oleh siswa juga
biasanya saya akan melakukan zoom
atau video call dengan mereka untuk
menjelaskan materi yang tidak atau
kurang mereka pahami gitu.
21 Bagaimana tahapan dan proses
penilaian yang dilakukan selama
pembelajaran jarak jauh?
Kognitif, pengetahuan atau
menjawab soal.
Psikomotorik, praktek
Afektif, dilihat dari bagaimana siswa
melakukan umpan balik terhadap
lembar kerja atau penugasan yang
diberikan dan seberapa cepat dia
merespon tugas tersebut.
22 Apakah fasilitas yang diberikan
oleh sekolah sudah dapat
menunjang pembelajaran jarak jauh
yang efektif? Jika belum,
bagaimana solusinya?
Sudah cukup menunjang. Seluruh
siswa kemarin dapat bantuan pulsa
dari SD, SMP, maupun SMA tetapi
dengan jumlah yang berbeda sesuai
dengan jenjang dan kebutuhan.
Ada juga penggantian transport
misalnya orang tua habis melakukan
print berkas atau sebagainya habis
berapa dipake untuk apa aja lalu jika
ada bukti pembayarannya itu
uangnya akan diganti
Kemarin juga ada pengambilan alat
tulis/perlengkapan sekolah dan
pakaian muslim, jadi orang tua
secara bergiliran dipanggil ke
sekolah untuk mengambil bantuan
tersebut.
Mengetahui,
Wali Kelas
Adinda Ayu Maharani, S. Pd
NIP. 199305282019032021
Hasil Wawancara
Informan : Muchafid Anshori, M.Ag
Jabatan : Guru PAI
Waktu : Selasa, 06 Agustus 2019 dan Senin, 12 Oktober 2020
Tempat/Via : Lab. PAI SLB Negeri 01 Jakarta danRumah masing-
masing/Telepon WhatsApp
No. Pertanyaan Jawaban
1 Apa pendidikan terakhir bapak/ibu?
Apakah bapak pernah mengikuti
PLB?
Saya S2 Pendidikan Agama Islam di
Pascasarjana UIN dan juga di IIQ.
Saya S2 dua kali.
2 Sudah berapa lama bapak mengajar
PAI untuk anak tunagrahita?
20 tahun dari tahun 2000
3 Kurikulum apa yang diterapkan
oleh bapak dalam pembelajaran
PAI bagi anak tunagrahita?
Sebetulnya sekolah menggunakan
kurikulum 2013, namun pada
pelaksanaannya tidak bisa semua hal
dapat diterapkan dalam
pembelajaran bagi anak tunagrahita.
Anak tunagrahita kan memiliki
keterbatasan dalam pembelajaran
yang membuat proses pembelajaran
pun memerlukan adaptasi dan
modifikasi sesuai dengan keadaan
mereka. Jadi untuk
pengaplikasiannya dalam
pembelajaran bagi anak tunagrahita
saya menerapkan kurikulum adaptasi
dan modifikasi disesuaikan dengan
kondisi, kemampuan, dan kelainan
dari anak tunagrahita itu sendiri.
4 Adakah penyusunan RPP yang
dibuat secara khusus oleh guru
untuk menunjang pembelajaran
jarak jauh bagi anak tunagrahita?
Sebetulnya ada tetapi yang saya
punya itu RPP biasa bukan yang
untuk PJJ, dalam penerapannya pun
saya hanya bisa menyesuaikan
dengan kondisi anak tunagrahita.
RPP itu sebenarnya lebih kepada
untuk keperluan administratif. Kalau
terpaku dengan konsep pembuatan
RPP sesungguhnya/idealnya bagi
anak disabilitas itu satu anak satu
RPP. Karena tidak mungkin satu
anak satu RPP jadi ya seadanya saja.
Mereka (anak tunagrahita) kan
sering melakukan hal sesuai dengan
mood mereka. Dalam proses PJJ
saja, kadang kalau saya sedang
melakukan pembelajaran melalui
video call ada anak yang belajar
sambil makan dan disuapin oleh
ibunya, kadang membelakangi
kamera, bahkan yang tidur juga ada.
Yaa tergantung dengan keadaan
mereka aja mba, kadang
pembelajaran yang dilakukan tidak
berjalan sesuai dengan apa yang ada
di RPP.
5 Darimana sumber materi yang
bapak sampaikan? Dan sejauh
mana materi yang dapat
disampaikan pada anak tunagrahita
selama pembelajaran jarak jauh?
Untuk materi itu dari saya sendiri.
Sumbernya sendiri biasanya saya
meramu dari buku-buku yang ada
tetapi materi untuk anak-anak
disabilitas ini sesungguhnya tidak
sama. Soalnya anak tunagrahita itu
kan dengan intelektualnya yang
kurang perlu materi-materi yang
ringan-ringan dan mudah dipahami.
Saya selalu ngasih materi dengan
bahasa yang lebih mudah dipahami
oleh mereka dan berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari.
6 Berapa alokasi waktu
pembelajarannya?
untuk anak SMA kan satu jam
pelajarannya 35 menit, dua jam
pelajarannya 70 menit, tetapi kadang
belum waktunya selesai belajar
anak-anak itu suka udah bosen dan
gak kekontrol sekaligus hilang fokus
jadi mau gak mau pembelajaran
selesai. Namanya juga anak
berkelainan mba jadi mereka belajar
semaunya mereka aja.
7 Berapa jumlah siswa perkelas untuk
tunagrahita?
Maksimal 8 orang perkelas. Untuk
SMP ada 3 rombel perkelasnya
sedangkan SMA kelas 10 dan 11 ada
2 rombel, kelas 12 ada 3 rombel.
8 Bagaimana karakteristik anak-anak
tunagrahita?
Karakteristiknya berbeda-beda
sesuai dengan kelainan yang
disandangnya. Tetapi secara umum
anak tunagrahita ini anak yang IQ-
nya rendah, perilakunya ada
hambatan artinya ganjil dan
keganjilannya itu dipengaruhi oleh
handicap kecacatan yang
disandangnya. Satu anak itu kadang
bermacam-macam kesulitan,
bermacam-macam kelainan.
9 Media apa yang bapak gunakan
selama proses pembelajaran jarak
jauh?
Yang paling sering saya gunakan ya
WA saja mba karena lebih praktis
dan terjangkau oleh orang tua juga
siswa. Karena kebanyakan dari
orang tua itu gak ngerti IT atau
sosmed yang lebih canggih dari ini.
Siswa tunagrahita juga kan sama aja
ga begitu paham dengan media-
media yang canggih, untuk wa aja
mereka masih ada yang belum ngerti
jadi saya mengikuti kemampuan
orang tua saja.
10 Adakah metode khusus yang
mampu diterapkan selama proses
pembelajaran jarak jauh bagi anak
tunagrahita?
Saya memakai metode ceramah,
curhat, tanya jawab, konseling, atau
problem solving. Biasanya saya
jelasin dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh mereka mba. Anak
tunagrahita itu kan gabisa berpikir
abstrak ya mba, jadi saya selalu
mengaitkan materi pembelajaran
terhadap apa yang mereka tahu di
kehidupan mereka untuk membantu
mereka agar bisa memahami materi
yang ingin saya sampaikan. Tapi
kadang pas sesi tanya jawab juga
mereka suka gak nyambung
nanyanya kemana-mana. Namanya
juga anak tunagrahita jadi kadang
yang saya bahas apa yang ditanya
apa, jadi ya kadang apa aja saya
bahas.
11 Seperti apa tugas-tugas mata
pelajaran PAI yang mampu
diberikan kepada anak tunagrahita
selama proses pembelajaran jarak
jauh?
Biasanya saya kirim slide via grup
WA untuk dipelajari oleh siswa atau
orang tua, kemudian saya berikan
penjelasan lanjutan dan setelah itu
saya kasih tugas untuk dikerjakan.
Lalu jika tugas tersebut sudah selesai
ditulis, orang tua akan mengirim foto
dari tugas tersebut. Tapi kadang-
kadang yang nulis tugasnya juga
orang tuanya karena anaknya
mungkin males nulis atau gabisa
nulis. Orang tuanya juga suka bilang
sih ke saya kalo misalkan emang
mereka yang nulis mereka ngasih tau
dan minta maaf karena anaknya
punya kesulitan untuk menulis
terutama kalau anak tersebut anak
tunagrahita yang sedang atau berat.
Saya juga bisa maklum kalo
situasinya kaya begitu karena emang
saya tau karakteristik anak
tunagrahita itu seperti apa.
12 Bagaimana dengan strategi
pembelajaran yang mampu
diterapkan bagi anak tunagrahita
selama proses pembelajaran jarak
Strategi yang saya terapkan sih
untuk membuat siswa paham
terhadap materi yang saya
sampaikan cuma repetisi aja sih mba
jauh? atau pengulangan. Salah satu
kelemahan atau kekurangan anak
tunagrahita kan memorinya kurang
bagus dan pendek, jadi saya selalu
mengulang-ulang apa yang ingin
saya sampaikan aja mba.
13 Bagaimana tahapan dan proses
penilaian yang dilakukan selama
pembelajaran jarak jauh?
Dalam PJJ ini yang saya nilai itu
sikap siswa. Bagaimana mereka
merespon ketika ada materi yang
saya berikan di WA, sikap mereka
dalam mengerjakan tugas, sikap
mereka dalam proses pembelajaran
berlangsung. Kadang saya juga kan
melakukan pembelajaran lewat
video call bareng-bareng gitu 8
orang, nanti mereka belajar di
dampingi orang tuanya. Nah disitu
saya juga bisa liat gimana sikap
mereka saat belajar, antusias mereka
saat mendengarkan materi yang saya
jelaskan.
14 Bagaimana bentuk penilaian dan
evaluasi pembelajaran yang dapat
dilakukan selama pembelajaran
jarak jauh?
Bentuknya ya seperti pada umumnya
penilaian afektif, psikomotorik, dan
kognitif. Cuma untuk anak
tunagrahita ini semua penilaiannya
terbatas pada kemampuan mereka
sendiri, standarnya gak sama dengan
anak normal lainnya. Evaluasi
pembelajarannya pun disesuaikan
dengan kemampuan dasar mereka
yang sekiranya masih bisa saya
kembangkan ya saya kembangkan,
kalo seandainya tidak bisa ya saya
juga tidak bisa terlalu memaksakan
karena memang keadaan mereka
yang seperti itu kan sulit mau
gimanapun juga.
15 Adakah perbedaan penerapan
proses pembelajaran jarak jauh bagi
anak tunagrahita dengan anak
berkebutuhan khusus tipe lain? jika
ada, seperti apa perbedaannya?
Ya jelas ada, saya pernah tanya ke
teman saya yang mengajar anak
tunarungu itu katanya beliau pusing.
Saat PJJ seperti ini kan pembelajaran
jadi online, beliau bingung
bagaimana membuat mereka paham
dengan materi yang dijelaskan
karena mereka kan belajar bukan
sekedar melalui bahasa isyarat saja.
Jadi yang bisa dilakukan hanya
pembelajaran melalui visualisasi saat
ini. Sedangkan untuk anak tunanetra
itu juga sulit karena mereka kan
tidak bisa melihat, jadi hanya bisa
memaksimalkan pembelajaran
melalui audio saja.
16 Bagaimana peran orang tua
terhadap proses pembelajaran jarak
jauh?
Itu sangat penting mba. Tanpa peran
dari orang tua pembelajaran jarak
jauh seperti ini akan sulit. Anak
tunagrahita kan gak begitu ngerti
media sosial ya karena orang tua
juga kan tidak memberi kepercayaan
ke mereka untuk memegang hape.
Jadi peran orang tua disini sangat
penting untuk membantu proses
pembelajaran meskipun orang tua
juga hanya tau sebatas WA saja
sebagai media pembelajaran.
17 Bagaimana interaksi dan koordinasi
yang dilakukan antara orang tua
siswa, siswa, guru, dan wali kelas
selama proses pembelajaran jarak
jauh?
Kami ada grup bersama orang tua.
Biasanya saya disana saling
berkoordinasi dengan para orang tua
untuk keberlangsungan proses
pembelajaran. Cuma ya gitu,
namanya koordinasi lewat media
sosial, kadang diresponnya juga
lambat. Saya kirim pesan hari ini
dibalesnya sore, malem, atau kadang
besok. Seperti proses pembelajaran
saja juga kadang seperti itu karena
orang tua juga kan punya kesibukan
lain yang tidak bisa mereka
tinggalkan, atau kadang gak ada
kuota. Jadi begitu deh mba.
18 Apa saja kendala yang dialami dan
dirasakan baik oleh guru, orang tua
siswa, maupun siswa selama proses
pembelajaran jarak jauh?
Pertama kuota, lalu media dan
keterbatasan kemampuan orang tua
ataupun siswa di bidang teknologi
untuk melakukan proses
pembelajaran yang jauh lebih
efektif. Ditambah dengan
kekurangan-kekurangan yang
dialami oleh anak tunagrahita itu
sendiri. Pembelajaran secara
langsung saja sulit apalagi jauh
seperti ini.
Kesulitan dari basic anak itu sendiri
saja yang memang mengalami
banyak hambatan sangat banyak,
tiap-tiap anak itu punya karakter-
karakter unik yang tidak bisa
diseragamkan.
Pemerintah juga belum siap dan
tidak bisa mengcover semuanya agar
PJJ ini berlangsung dengan baik dan
efektif.
19 Adakah program penunjang yang
diberikan oleh sekolah untuk
meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan keagamaan siswa
selama proses pembelajaran jarak
jauh di masa pandemik Covid-19?
Gak ada. Paling saya inisiatif sendiri
dengan mengirimkan video-video
motivasi atau hal-hal yang misalnya
lagi rame dibahas saat ini. Mana
yang baik dan perlu di contoh dan
mana yang tidak. Seperti itu sih mba
paling.
Saya dan pak Samsul sempat
berencana untuk melakukan kegiatan
keagamaan secara virtual seperti
Maulid atau Isra Mi‟raj gitu
kemarin, namun karena terlalu
banyak kendala jika dilakukan
secara virtual jadinya rencana itu
pun gagal dan tidak jadi dilakukan.
Kalau dulu pas pembelajaran
langsung kita ada kegiatan
keagamaan biasanya pagi shalat
duha, kemudian terapi sujud, setelah
itu belajar membaca al-Qur‟an bagi
anak yang bisa membaca, kalo
gabisa ya hafalan, shalat zuhur
berjamaah kemudian mendengarkan
kultum. Ada sih kaya kegiatan-
kegiatan besar yang lain seperti
qurban, ada pesantren kilat, ya
semuanya diselenggarakan dalam
rangka mengenalkan anak dan
membiasakan untuk
mereligiuskannya.
20 Apakah fasilitas yang diberikan
oleh sekolah sudah dapat
menunjang pembelajaran jarak jauh
yang efektif?
Belum. Saya beli kuota aja sendiri
mba. Sekolah pernah kasih sekali
saja uang 100 ribu untuk beli kuota
tapi kan gak cukup mba setelah 4
bulanan berlalu. Setelah itu gak
pernah ngasih jaminan kuota lagi.
Kuota dari uang 100 ribu itu gak
cukup dipake untuk waktu yang
lama, paling kuat sebulan juga udah
habis.
21 Saya dengar selama PJJ ini ada
yang namanya guru kunjungan, itu
bagaimana ya pak kalau boleh tau?
Iya jadi saya dan guru-guru lain itu
sesekali mengontrol dan
mengunjungi siswa yang belajar
dirumah. Biasanya kalo saya sih
cuma datengin siswa-siswa yang
rumahnya deket-deket atau sekitaran
sini aja. Tapi kalau ternyata sudah
ada yang mengunjungi ya saya gak
kunjungi. Memang kan aturannya
begitu, kalau sudah ada perwakilan
guru yang mengunjungi rumah siswa
tersebut maka guru lain tidak perlu
untuk mengunjungi rumah itu juga,
paling kalo mau ya mengunjungi
rumah siswa yang lain.
Guru yang melakukan kunjungan itu
dapet uang transport juga, tapi
kemarin saya gak dapet karena saya
telat mengklaim uang transportnya.
Jadi saya tuh kan jarang buka grup
jadi kalau ada info dari sekolah saya
suka ketinggalan. Seharusnya kalau
bisa dicairkan, guru yang melakukan
kunjungan bisa mendapatkan uang
sebesar 300 ribu rupiah.
22 Adakah solusi yang ingin bapak
sampaikan terkait pelaksanaan PJJ
ini?
Menurut saya sih lebih baik jika
sekolah memberikan fasilitas berupa
aplikasi yang user friendly bagi
anak-anak ABK seperti yang
dilakukan oleh sekolah tempat anak
saya belajar. Jadi di tempat anak
saya sekolah itu mereka membeli
aplikasi bernama Microsoft Team
kalau gak salah namanya itu. Disitu
lengkap semua data materi pelajaran
dari guru tersedia di aplikasi tersebut
sehingga memudahkan siswa juga
untuk belajar online seperti
sekarang.
Mengetahui,
Guru Pendidikan Agama Islam
Muchafid Anshori, M.Ag
NIP. 197504062000121001
Hasil Wawancara
Informan : Ibu Nur‟aini
Jabatan : Orang Tua Siswa Pragitya Satrio Ari Munandar
Waktu : Minggu, 22 November 2020
Tempat/via : Rumah masing-masing/Telepon WhatsApp
No. Pertanyaan Jawaban
1 Mohon maaf, Ibu namanya siapa? Ibu Nur‟aini
2 Ibu orang tua dari siswa siapa? Pragitya ari de biasa dipanggil ari,
ari ajah
3 Bagaimana tanggapan ibu
mengenai proses pembelajaran
jarak jauh yang sedang diterapkan
oleh sekolah saat ini?
Untuk saat ini ya? Kebetulan kan
anak saya ari kan itu yaa mbak ya
kebutuhan khusus yah jadi agak
susah. Karena kan kalo kebutuhan
khusus kan memang harus tatap
muka ya, jadi kalo PJJ itu guru kan
hanya memberi apah materi ajah.
Sesekali mereka zoom, cuma hasil
akhir kan di tangan orang tua. Kalo
gak didampingin dia gak bisa gituloh
mbak.
4 Berapa alokasi waktu yang
digunakan untuk pembelajaran
jarak jauh?
Sama sih jam pelajaran itu mereka
memberi materi itu dari jam 7 dan
gak berbatas waktu ya mbak
penyelesaiannya. Cuman kalo anak
seperti ini kan moodnya yah,
tergantung moodnya karena dia kalo
lagi mood dia mau kerjain kalo gak
mood ya gak akan dikerjain.
Kadang-kadang sampe siang,
maklumlah anak-anak ABK agak
tergantung mood yah kalo anak
ABK. Kalo dia moodnya bagus 15
menit aja selesai materinya ngerti,
tapi kalo moodnya gak bagus kita
sodorin materi pun dia gak mau
kadang-kadang ngerjain. Ditinggal
tidur malahan.
Harus sabar banyak-banyak berarti
ya bu?
Luar biasa. Makanya aku bilang kalo
jadi guru untuk anak-anak SLB
mungkin memang bener-bener butuh
segalanya ya mbak yah.
5 Media apa yang digunakan oleh
guru untuk melakukan
pembelajaran jarak jauh?
Mmm guru biasanya memberi video
apa yah materi lewat video, terus
mereka juga nerangin juga, terus
mereka sambil bermain juga, terus
setelah itu mereka memberi materi
yang bisa dicopy atau diprint gitu
aja.
6 Apakah pembelajaran PAI
dilakukan melalui tatap muka
secara online? Seperti apa proses
pembelajarannya?
Untuk PAI yah? Agama ya. Kalo
selama ini sih agama hanya ini aja
mbak hanya diberi materi aja.
Mereka menulis, menyalin, mungkin
karena kesulitan juga kali yah kalo
untuk PJJ PAI ya. Karena ma..
gimana ya anak seperti ini kan kalo
dia gak melihat mimik terus di satu-
satu diperhatiin oleh guru agamanya
gak bisa dipaksa-paksa untuk
membaca ya kaya al-Qur‟an gitu.
Jadi ya paling cuma dikasih materi,
terus mereka baca, jawab soal, gitu
aja.
Untuk tatap muka online sejauh ini
sih dari pertama masuk yah baru dua
kali kayaknya deh mba baru dua kali
aja dikasih materi langsung. Karena
anak-anak kaya begini kan gabisa
dikumpulin berbarengan ya mba
memang satu kelas itu cuma ada 8
orang, cuma dari 8 orang itu kadang-
kadang yang mau ikut zoom cuma
bertiga. Yang satu kita paksa zoom
dia gak mau, kadang dipake zoom
malah dipake dia tidur. Susah ya.
Kalo saya rasa mendingan kalo
sekolah langsung offline ya daripada
online. Kalo offline kan dia bisa
anak juga semangat ketemu temen-
temennya jadi memotivasi dia untuk
belajar ya. Tapi kalo online dia kan
sendiri, malah dia lebih asik main.
Kadang-kadang suruh belajar aja gak
mau dia. Jadi kendala banyak deh
mbak kalo kita untuk online anak-
anak seperti ini.
7 Selama ini pak hafidz pembelajaran
PAI nya seperti apa sih bu selama
PJJ?
Selama PJJ dia hanya memberi
materi aja yah mbak yah. Seperti
yang saya bilang tadi dia hanya
memberi materi tentang apa temanya
hari ini, nanti kita orang tua
menyampaikan ke anaknya terus
anaknya biasanya suruh menyalin
ulang materinya dia menyalin ulang
terus kita kasih pengertian anaknya
ini maksudnya apa gitu aja. Hanya
sekali dia ngadain pertemuan
misalkan via zoom baru nerangin ini
loh masalah ini begini masalah ini
begini, gitu aja. Karena anak seperti
ini kan gabisa dikasih materi yang
terlalu detail ya mbak ya dia malah
gak paham gitu jadi yang secara
verbal aja gitu.
8 Apakah ibu berperan secara
langsung untuk membantu anak ibu
selama proses pembelajaran jarak
jauh?
Iya betul mbak hmm betul. Dari
pemberian materi pun sebelum kita
kasih ke anaknya, kita harus tau dulu
karena kan anak ini kan kita kasih
materi langsung suruh baca mereka
kadang-kadang gak paham
maksudnya apa, padahal soal yang
dikasih itukan gak terlalu susah ya.
Cuma karena mereka harus
membaca, jadi pendalamannya
mereka kurang. Beda kalo mereka
langsung kita terangin secara visual
yah. Kalo visual kan mereka lebih
paham. Tapi kalo suruh baca mereka
untuk apa ya.. ngertiin bacaan itu
yang susah. Jadi kita harus baca
dulu, kita kasih pengertian baru kita
cerita. Nah mereka baru paham. Jadi
gabisa ditinggal mbak kalo anak-
anak kaya gini.
9 Lalu bagaimana dengan
pembelajaran PAI yang materinya
cenderung ada yang abstrak gitu bu
yang sulit dimengerti oleh mereka?
Paling ini mbak kalo saya biasanya
kan guru ngasih materi ya, materi
kita hari ini apa misalkan tentang
nabi siapa gitu kan. Saya baca, nanti
saya cerita ke dia. Cerita dengan
cara saya gitu dan dia akan ngerti.
Kadang-kadang kalo dia udah gak
paham saya suka bukain youtube,
“iniloh kisah tentang nabi ini” suruh
liat. Gitu aja kalo saya. Itu kayaknya
lebih masuk gitu loh selama ini saya
ke anak saya seperti itu. Ketimbang
dia harus baca sendiri biasanya dia
malah gak ngerti.
10 Bagaimana koordinasi antara ibu
dan pihak sekolah dalam
mewujudkan proses pembelajaran
jarak jauh yang efektif bagi anak
ibu?
Paling ini aja yah ada guru ngasih
materi, terus ada hal yang anak itu
kan dia nanya kita kasih pengertian
dia gak ngerti-ngerti yah, baru kita
kembaliin ke gurunya. Nah nanti
gurunya yang akan ngasih
pengertian biasanya pake video call.
Dia ngasih pengertian “oh ini loh
maksudnya ari” gitu, terus dia “iya-
iya” gitu aja mbak. Hehe ribet ya.
11 Apa saja kendala yang ibu rasakan
selama proses pembelajaran jarak
jauh ini? Menurut ibu baiknya
bagaimana?
Kadang-kadang anak ini kan lebih
percaya gurunya ya, jadi kalo
misalkan nanti orang tua nyampein
mereka gak percaya yang ada malah
kita, dia marah. Jadi dia percaya
bahwa guru itu ya yang lebih tau,
jadi orang tua itu kadang-kadang
suka gak dipake. Jadi yang ada
malah berantem dirumah. Lebih
percaya gurunya kayaknya anak
kaya gini.
12 Jadi menurut ibu anak lebih baik
belajar di sekolah ya bu?
Iya betul haha betul mba 100% saya
setuju itu. Jadi anak-anak, kita bisa
ketemu guru juga kan kalo ke
sekolah ya kita jemput kita taunya
permasalahannya apa jadi nanti
sampai di rumah itu kita
ngulanginnya juga gak terlalu susah.
Kalo ini kan pure kita hanya dikasih
materi dan hasil akhir ya ditangan
kita, kita harus nyampein ke anak itu
seperti apa gitu. Itu kendalanya,
masalahnya kan kita gak setiap saat
ini kebetulan kan Ari ada adeknya
juga yang butuh belajar juga. Jadi ya
saya kadang bolak-balik bolak-balik
aduh itu yang berat. Gataunya nanti
malah ketuker, salah masuk
classroomnya salah, ngirim
laporannya terbalik.
13 Apakah ada bantuan berupa uang
atau apapun yang diberikan oleh
sekolah?
Bantuan sekolah untuk kuota iya ada
ya dari sekolah memang ngadain
kebetulan gak berbentuk kuota tapi
berbentuk pulsa ya mbak yah.
Karena kan anak-anak ABK ini kan
lebih sering untuk video call, lebih
sering WhatsApp ketimbang mereka
pake yang kayak google class kaya
gitu-gitu mereka jarang yah. Jadi
mereka lebih sering yang digunakan
tuh ya kayak youtubenya buat
nonton videonya apanya jadi lebih
cocok mereka memang dikasih
pulsa.
14 Kalau boleh tau, bantuan tersebut
diberikan berapa bulan sekali ya
bu?
Selama PJJ ini hanya sekali mbak
hanya sekali kemarin dikasih eh iya
itupun nominalnya juga 300 ribu jadi
mereka memaketkan untuk satu
bulan 100 ribu 100 ribu gitu. jadi
memang dikasihnya sekaligus
tergantung kita makenya aja gitu
karena anak seperti ini kan bisa
dibatesin yah.
Untuk kasus corona ini mereka juga
banyak sih saya nerima bantuan
kaya dapet facial, masker,
handsanitizer, terus dapet apalagi
yah handsoap dapet dari sana.
Pokoknya untuk pandemi ini mereka
memang dikasih paket gituloh untuk
jaga mereka dapet semua.
15 Adakah saran yang ingin ibu
berikan kepada pihak sekolah
terkait pelaksanaan PJJ agar
berjalan lebih baik lagi?
Oh kalo saran saya ya buat sekolah
ya ini aja ya mbak yah. Guru harus
lebih sering interaktif kali ya
gurunya minimal sebelum
pembelajaran mereka emm apa ya
zoom lah atau google meet lah gitu.
Gausah lama-lama 5 atau 10 menit
aja mereka tatap muka, guru
menyampaikan materi gitu loh. Jadi
secara biar mereka ada semangat
gitu untuk “oiya saya mau belajar,
ketemu, ini loh gurunya, ini anak
murid anak saya”. Gausah lama-
lama gitu loh. Kalo memang gabisa
setiap hari minimal seminggu dua
kali lah ya dua kali mereka ketemu
gitu. Jadi mereka biar gak bingung
karena gini begitu masuk kan
mereka kayak, “gurunya yang
mana?, Gak tau” gitu. Aduh itu aja
sih mbak saran saya jadi anak-anak
biar semangat lah mereka punya
semangat bahwa saya memang
belajar ketemu guru 5 menit atau 10
menit aja untuk tatap muka. Terus
guru ngasih materi, “ini loh kita hari
ini temanya ini, belajarnya seperti
ini, nanti coba begini” gitu aja kalo
saya saranin. Jadi anak-anak dikasih
materi tuh anak-anak langsung, “oh
iyah saya tadi harus ini loh” gitu.
Jadi gak langsung dijelasin ini
materi ini kamu kerjain, terus
ditodong harus selesai dikirim,
jangan hanya gitu aja gitu. Maksud
saya gitu.
Mengetahui,
Orang Tua Siswa
Ibu Nur’aini
Hasil Wawancara
Informan : Ibu Maryamah
Jabatan : Orang Tua Siswa Deffi Anggraini Fitri
Waktu : Minggu, 22 November 2020
Tempat/via : Rumah masing-masing/Telepon WhatsApp
No. Pertanyaan Jawaban
1 Mohon maaf, Ibu namanya siapa? Ibu Maryamah
2 Ibu orang tua dari siswa siapa? Iya dari Deffi Anggraini Fitri
3 Bagaimana tanggapan ibu
mengenai proses pembelajaran
jarak jauh yang sedang diterapkan
oleh sekolah saat ini?
Kalo belajar dirumah ya gitu
maksudnya. Sulit. Anaknya susah
kadang gamau belajar gitu ya
mungkin bosen juga kali. Sulit untuk
anak-anak gini kadang saya kurang
paham gitu ininya teranginnya. Jadi,
apa itu mendingan sekolah biasa sih
sebenernya sih kalo lagi gak kaya
gini sih. Mungkin kalo gurunya yang
nerangin yang ini lebih mau gitu,
kadang kalo suruh belajar tuh susah.
Kalo buat saya sih gitu, tau kalo buat
yang lain deh. Iya sulit sekali haduh
kadang-kadang bingung cara
ngejelasinnya juga, saya kurang
paham.
Moodnya anak-anak juga susah
dikendalikan ya bu?
Iya betul, beda dengan anak-anak
biasa. Ini lagi kan udah ibaratnya
kan udah mulai remaja ya.
4 Berapa alokasi waktu yang
digunakan untuk pembelajaran
Sebenernya sih jam sekolah ya, tapi
kalo buat deffi sulit. Kadang-kadang
jarak jauh? semaunya kadang siang kadang sore
gitu. kadang-kadang ngisinya udah
malem baru dikirimnya malem juga.
Pernah suka begitu suka pelajaran
olahraga kadang, kalo ngisinya.. kan
bagiannya jam berapa tapi kadang-
kadang ngisinya besoknya kadang
sore. Kadang-kadang kalo dirumah
itu gak tepat waktu emang, jadi
semaunya anaknya. Meskipun
dipaksa ya kalo lagi gamau ya
gamau.
5 Media apa yang digunakan oleh
guru untuk melakukan
pembelajaran jarak jauh?
Kadang itu apah kaya semacem mm
apa si kaya file gitu nanti dibuka gitu
ada pelajarannya. Pake yang.. kalo
yang itu sih jarang kalo yang video
itu sih jarang-jarang, kaya file gitu..
yang buka link gitu.
6 Berarti kalo video call gitu jarang
ya bu?
Jarang paling cuma beberapa kali
7 Apakah pembelajaran PAI
dilakukan melalui tatap muka
secara online? Seperti apa proses
pembelajarannya?
PAI yah? Agama. Suka dikirimin ini
umpama tentang Nabi Muhammad
atau apa kan disuruh nulis tuh,
ditulis dibuku disalin katanya terus
nanti ada video ceramah kadang dari
ustadz apa suka ada begitu nanti kan
udah nulis buku mungkin ntar suruh
diapalin nanti ada ulangannya gitu.
iya jadi nulis dulu.
8 Tatap muka online gak belajarnya? Engga kalo agama begitu juga sama
Sebelumnya tapi pernah gak tatap
muka online?
iyah.
Tatap muka online agama? kayaknya
si belum deh kalo agama. Tapi kalo
kaya olahraga, kesenian, pelajaran
lain si beberapa kali gitu. Kadang-
kadang deffi gak ikut saya kan kerja
gitu kadang kalo lagi ada video call-
an yang rame-rame itu kadang ikut
kadang engga. Tapi jarang si
ngadain begitu.
9 Kalau ibu kerja berarti deffi
belajarnya gimana ya bu? Apakah
ibu tetap berperan membantu deffi
belajar atau bagaimana?
Kadang kakaknya kalo lagi ada
dirumah dibantu kakaknya, tapi suka
gamau juga. Apalagi ama bapaknya
gamau. Nunggu saya pulang kadang.
Jadi lebih fleksibel yang penting
ngumpulin pokoknya gak harus jam
segini jam segini mungkin gurunya
udah paham. Laen ama di sekolah
kalo di sekolah kan langsung, jadi
kalo disuruh nulis sama temen-
temennya mungkin lebih suka gitu
ya seneng. Kalo di rumah kan nih
ada pelajaran agama, “ah ntar ajah,
ntar ajah”. Buku udah disodor-
sodorin udah diasong-asongin, ya
kalo misalkan dia gamau ya engga.
Susah kalo anak begini. Kadang saya
pusing ngajarinnya. Yaudah jadinya
orang tua aja yang ngasih tau, dia
kan gatau isinya. Jawabannya
kadang jawabannya harus milih di
atas ini dibawah jawabannya, “yang
mana bu yang mana” yaudah deh
diunjuk-unjukkin akhirnya. Mau gak
mau dah daripada gak kelar-kelar.
10 Bagaimana koordinasi antara ibu
dan pihak sekolah dalam
mewujudkan proses pembelajaran
jarak jauh yang efektif bagi anak
ibu?
Pernah ada pertanyaan setuju engga
kalo muridnya sekolah (offline) lagi
umpama bulan ini. Tapi pada gak
setuju saya juga gak setuju, ngisi
yang gak setuju jadinya. Emang
waktu itu sih masih gencar-
gencarnya tuh corona.
11 Apa saja kendala yang ibu rasakan
selama proses pembelajaran jarak
jauh ini?
Ya apa kan anaknya itu kurang
nangkep pelajarannya. Jadi cara
ngejelasinnya gimana gitu biar dia
ngerti itu sangat sulit. Pokoknya
susahnya bener-bener. Anak-nya
juga udah mulai “kapan sih sekolah,
kapan sih sekolah?” kayak udah
bosen banget gitu. Namanya anak
gini kan maen juga gak bebas ya
dirumah paling maen sebentar udah
dipanggil suruh pulang ya takut kan.
12 Apakah anak ibu mengerti tentang
materi ajar khususnya mata
pelajaran PAI yang diberikan oleh
guru melalui pembelajaran jarak
jauh ini?
Kayaknya engga deh. Sulit. Kalo
guru agama sih biasanya belajarnya
nyalin nanti ada ulangan gitu, kayak
gitu
13 Menurut ibu, lebih baik anak
belajar dirumah atau disekolah?
Ya lebih baik si di sekolah kali ya
14 Apakah ada bantuan berupa uang
atau apapun yang diberikan oleh
sekolah?
Oh kalo bantuan dari sekolah
banyak. Alhamdulilah dari sekolah
alhamdulillah bantuan enak sekali.
Semua ATK dapet alhamdulillah
SLB Negeri lebak bulus enak
banget. Uang transport dapet, terus
udah tau kan kalo bayaran mah
gratis. Uang transport itu jadi
ibaratnya ongkos sekolah nanti
ngumpulin bon bensin, rumah saya
kan pondok cabe paling yang
arahnya carinya cirendeu atau
pondok cabe. Nanti berapa duit
dicatet sama jumlah, umpama
jumlah 200 dari pom bensin ampe
200 ribu gitu dikasih ke sekolah
nanti dicairin jadi uang gitu. Terus
ada lagi tuh dana BOS dapet dana
BOS, kalo dana BOS kan gabisa
dicairin paling untuk jalan-jalan,
untuk beli seragam uangnya tapi dari
sekolah gitu.
15 Uang transport tadi itu didapatkan
selama pembelajaran offline saja
atau sampai sekarang juga masih
tetap diberikan?
Tapi tahun ini juga dapet si kemarin
cuma lebih sedikit lagi. Kemarin
cuma dapet 175, lagi tahun kemarin
kan lagi belum corona bisa 500. Iya
kan udah ada dananya dari sana kan
udah turun kan jadinya tetep dikasih
kan.
16 Kalo kuota itu dikasih tidak ya bu? Oh dikasih tapi berbentuk pulsa
dapet 350 ribu. Kemarin udah ada 2
bulan kayaknya.
17 Kalau boleh tau, bantuan kuota
tersebut diberikan berapa bulan
sekali ya bu?
Pulsa mah baru sekali ini, itu
katanya untuk 6 bulan katanya. Iya
jumlah segitu untuk 6 bulan
18 Adakah saran yang ingin ibu
berikan kepada pihak sekolah
terkait pelaksanaan PJJ agar
berjalan lebih baik lagi?
Apa ya, saran ya. Tapi susah juga sih
ya kalo sekolah langsung kalo anak
begini kan ga ngerti. Pasti kalo
ketemu nanti dia berpelukan lah
sama temennya, apah becanda kan
gabisa dibilangin harus jaga jarak
jauh atau apa. Sebenernya si maunya
si sekolah langsung mendingan tapi
gimana ya masih begini.
Mengetahui,
Orang Tua Siswa
Ibu Maryamah
Hasil Wawancara
Informan : Ibu Ita
Jabatan : Orang Tua Siswa Denis Adiftia Permana
Waktu : Minggu, 22 November 2020
Tempat/via : Rumah masing-masing/Telepon WhatsApp
No. Pertanyaan Jawaban
1 Mohon maaf, Ibu namanya siapa? Saya dengan Ita
2 Ibu orang tua dari siswa siapa? Iya saya orang tua dari Denis
3 Bagaimana tanggapan ibu
mengenai proses pembelajaran
jarak jauh yang sedang diterapkan
oleh sekolah saat ini?
Sama saja sih ya bu yah untuk dalam
segi apa pemberian pelajaran jadi
ada jam-jamnya nah untuk itu kan
anak saya bagian otomotif yah.
Istilahnya olahraga pun sama aja
kaya di sekolah cuman kan kalo di
ini di rumah gak kaya biasa di
sekolah gitu. Cuman untuk ini apah
karena anak saya kan istilahnya luar
biasa gitu ya, jadi dia itu perlu
disiplin untuk dari waktu, segi
waktunya aja gitu.
4 Berapa alokasi waktu yang
digunakan untuk pembelajaran
jarak jauh?
Sama aja bu cuman di pihak anak
saya nya aja yang kurang ini sama
waktu gak on time sama waktu
karena mungkin tidak bertatap muka
gitu.
5 Media apa yang digunakan oleh
guru untuk melakukan
pembelajaran jarak jauh?
Kadang-kadang video call gitu kan,
kadang-kadang kita zoom meeting
anak saya sama temen-temennya
yang di JIS juga.
Apakah pembelajaran PAI
dilakukan melalui tatap muka
secara online? Seperti apa proses
pembelajarannya?
Iya, bahkan gurunya sendiri bu
Dinda sendiri pernah dateng ke
rumah untuk tanya jawab gimana
untuk pelajaran, gitu aja gitu. Pernah
visit ke rumah.
Kalo pak hafidz (guru agama) waktu
itu cuma video call aja bagaimana
ini pembelajaran ini ada yang kurang
ngerti gak. Kalo misalnya gak ngerti
tolong tanyakan ke bapak gitu.
6 Bagaimana tahapan
pembelajarannya?
Sama aja sih sama aja kaya di
sekolah. Cuman bedanya kan kalo
seperti biasanya di sekolah, kalo ini
kan di rumah gitu. Sama aja sih ada
jamnya juga.
7 Apakah ibu berperan secara
langsung untuk membantu anak ibu
selama proses pembelajaran jarak
jauh?
Iya pasti saya turun langsung karena
kan anak saya luar biasa ya cuman
saya arahkan dulu setelah itu dia
mengerjakan sendiri.
8 Bagaimana koordinasi antara ibu
dan pihak sekolah dalam
mewujudkan proses pembelajaran
jarak jauh yang efektif bagi anak
ibu?
Ada kadang-kadang kalo kita
pembelajarannya kurang mengerti
langsung tanya sama gurunya gitu
kan, “ini maksudnya seperti apa,
jawabannya gimana” gitu. Kalo
misalnya contohnya ini ini ini, oh
berarti saya bisa nerapkan ke anak
saya oh kaya gini gitu. Seperti ini
loh gitu.
9 Apa saja kendala yang ibu rasakan
selama proses pembelajaran jarak
Kendalanya karena gak tatap muka
aja ya jadi kurang ini jadi anak-anak
jauh ini? Menurut ibu baiknya
bagaimana?
juga merasa gimana gitu, karena gak
pas pas di depannya aja gitu. Jadi
kalo misalnya di rumah kan “ah
biarin aja” gitu kan ntar-ntaran aja,
jadi gitu. Jadi kita aja sebagai orang
tua yang “udah dek cepetan dek, ini
udah jam sekian” gitu. “ngerti gak”
ya kalo gak ngerti ya saya ini juga
dampingin gitu. Kadang-kadang kalo
orang macem kaya anak saya kan
bukan butuh di ini ya, harus pelan-
pelan gitu. Kalo misalnya di ini dia
malah nambah gitu jadi harus pelan-
pelan dampinginnya gitu dalam
memberi tahu anak saya.
10 Apakah anak ibu mengerti tentang
materi ajar khususnya mata
pelajaran PAI yang diberikan oleh
guru melalui pembelajaran jarak
jauh ini?
Kalo untuk mengerti si gak juga ya
kaya untuk matematika gitu. Cuman
kalo kita di iniin back to basic lagi
jadi kembali ke awal lagi. Tapi kalo
misalnya kaya semacem otomotif
gitu “oh ini berarti motornya harus
begini ya mah ya, itu harus begitu
ya”. Jadi dia harus mungkin ya kalo
misalnya dengan tatap muka
mungkin kan ada prakteknya gitu.
Kalo disini kan cuma ada tulisannya
aja gitu.
11 Menurut ibu, lebih baik anak
belajar di rumah atau di sekolah?
Kalo di sekolah, sebenernya si
kalopun misalnya ini mungkin
kelamaan yah untuk pembelajaran di
Jadi ibu sendiri lebih condong di
sekolah ya bu?
rumah. Mungkin anak-anak merasa
bosan gitu kan. Kalo di sekolah itu
kan istilahnya tertib ya bu yah,
berangkat pagi pulang siang gitu.
Jadi ada ini nya ada jamnya ada
waktunya gitu, waktu istirahat
istirahat. Kalo ini kan kadang-
kadang males-malesan gini kaya
semacem bangun tidur aja kadang
susah gitu kan, karena apa karena
“ah orang di rumah”. Mungkin gitu
kali. Jadi ya orang tuanya juga ini
yang ini.
Betul-betul, karena dia ada rasa malu
mungkin kalo misalnya telat, terus
kalo misalnya pelajarannya belum
selesai juga dia merasa malu ama
temen-temen malu sama bu guru
atau pak gurunya gitu. Kalo di
rumah kan istilahnya jadinya “ah
gapapa, gapapa” jadi tuh akan terus
aja begitu “ah males”. Kalo lagi
males ya males. Cuman kan kita
sebagai orang tua kan harus ekstra
gitu membimbing anak yang seperti
ini gitu kan. Gabisa, denis gamau
yaudah, ya ga bisa gitu. Jadi kan
harus ada kerjasamanya antara orang
tua, guru, kemenag gitu.
12 Apakah ada bantuan berupa uang Ada, kita dibantu kaya pulsa gitu
atau apapun yang diberikan oleh
sekolah?
kan. Terus karena saya karena denis
murid baru, pas murid baru memang
di rumah terus jadi tidak ada untuk
kaya sebelum-sebelumnya kaya kk
kelas kan dapet transport gitu yang
kemaren-kemaren yang sebelum-
sebelum ada pandemi ini. Ada itu
juga ada buku, seragam, meja,
handsanitizernya, facialnya juga
semuanya ada kita ngambil ke
sekolah gitu.
13 Kalau boleh tau, bantuan tersebut
diberikan berapa bulan sekali ya
bu?
Eeuuu satu bulan sekali. Mm berapa
ya waktu itu 350 kalo gak salah. duh
lupa saya soalnya ada beberapa anak
saya. Baru sekali sih 350 itu. Yang
pertama itu pake uang 350, kalo
adeknya itu yang SD pake langsung
kuota sekian giga gitu. Kalo yang
denis itu iya uang
14 Adakah saran yang ingin ibu
berikan kepada pihak sekolah
terkait pelaksanaan PJJ agar
berjalan lebih baik lagi?
Untuk PJJ harap segera tatap muka
ya dan setiap siswa itu harus
mematuhi ini aja gitu apah
ketertiban yang di inikan sama
pemerintah gitu. Kaya memakai
masker, mencuci muka gitu, nginiin
jarak gitu jangan terlalu ini gitu.
Mungkin ya anak-anak jadinya
terlalu bosen karena udah lama di
rumah gitu. Apalagi ini kan denis
kan sedang lagi dewasa gitu kan
istilahnya bisa jenuh soalnya saya
tuh semenjak ini tuh gak pernah
keluar anak-anak juga di rumah aja
gitu kan.
15 Jadi menurut ibu lebih baik anak-
anak tetap masuk ke sekolah tetapi
harus tetap mengikuti protokol
yang ada gitu bu?
Betul betul betul. Karena kan
sekarang kan gak kaya kemarin-
kemarin banget gitu kalo sekarang
kan PSBB udah mulai normal
kembali yah. Mungkin bisa untuk
kedepannya untuk tatap muka gitu.
Mengetahui,
Orang Tua Siswa
Ibu Ita
Hasil Wawancara
Informan : Ibu Widi
Jabatan : Orang Tua Siswa Ardiva Ramadhanti
Waktu : Minggu, 22 November 2020
Tempat/via : Rumah masing-masing/Telepon WhatsApp
No. Pertanyaan Jawaban
1 Mohon maaf, Ibu namanya siapa? Nama saya widi mbak
2 Ibu orang tua dari siswa siapa? Ardiva Ramadhanti
3 Bagaimana tanggapan ibu
mengenai proses pembelajaran
jarak jauh yang sedang diterapkan
oleh sekolah saat ini?
Ini kalo proses PJJ kan kalo
sekarang kan memang karena
kondisi ya mbak yah. Kebetulan kan
saya juga punya adeknya diva itukan
umum yah SMP umum, kalau untuk
umum mungkin gak masalah.
Mereka ngerti ada di rumah, belajar.
Tapi kalo khusus anak yang seperti
diva itu tergantung mood mbak
karena mereka kan taunya sekolah
itu ke sekolah, kalo di rumah libur.
Jadi kalo untuk kaya mengerjakan
soal, ada tugas, bikin video segala
macem ya tergantung moodnya dia.
Kalo moodnya dia enak ya dia
kerjain, kalo moodnya gak enak ya
bodo amat gitu. Kalau saya bilang
sih kalau untuk anak yang
berkebutuhan khusus untuk PJJ gak
maksimal yah.
4 Berapa alokasi waktu yang Alokasinya sama pagi hari kan yah.
digunakan untuk pembelajaran
jarak jauh?
Tapi bedanya kan kalo anak
berkebutuhan khusus gurunya
fleksibel waktunya bisa disesuaikan
sama anak ya mereka gak harus,
kalo umum kan harus jam segini jam
segini kumpulin. Kalo anak
berkebutuhan khusus kan gurunya
maklum, “pak anakku tidur, pak
besok ya ngumpulinnya” jadi gak
harus hari itu gitu. Kalau waktu sih
tetep, tetep pagi. Waktunya sekolah
ya mereka sekolah.
5 Media apa yang digunakan oleh
guru untuk melakukan
pembelajaran jarak jauh?
Kebetulan kalo dari SLB itu kan
tergantung gurunya yah, kalo misal
pas lagi waktunya harus google meet
ya google meet, kalo misalnya tugas
kalo kemaren kan bu Dinda itu ada
kunjungan kan, kalo kunjungan ya
bu Dinda kaya ngasih saya file-file
soal-soal kita kerjain gitu.
6 Apakah pembelajaran PAI
dilakukan melalui tatap muka
secara online?
Kalo PAI kebetulan gurunya jarang
yah tapi paling banyaknya dikasih
catetan yah kalo PAI jarang tatap
muka. Ada satu dua sih ada tapi
maksudnya dia jarang.
7 Bagaimana tahapan atau proses
pembelajarannya?
Kalo bu guru atau pak guru itu ada
sepatah dua patah kata untuk
memulai pembelajaran atau misal
konfirmasi pembelajaran via google
meet akan di mulai jam sekian jam
sekian.
8 Apakah ibu berperan secara
langsung untuk membantu anak ibu
selama proses pembelajaran jarak
jauh?
Otomatis mbak. Kalo kita gak
cerewetin susah. Kan ada orang tua,
kalo selama ini saya ngikutin
perkembangannya anaknya umum
aja yah. Kalo orang tuanya cuek ya
cuek gitu anaknya tapi kan kalo,
kebetulan saya ini paling cerewet
yah jadi kalo misalnya ya paling gak
suka gitu kalo anak males-malesan
walaupun di rumah ya. Tapi kalo
orang tuanya cuek ya cuek gitu.
Sekarang kalo pembelajaran itu kan
kalo guru misalnya, kalo guru kan
memang sudah otomatis dia punya
pendidikan gitu. Kalo orang tua kan
mm anak saya yang umum lagi ya
contohnya, pelajaran aljabar.
Pelajaran aljabar diterangin sama
gurunya tapi kan mau gamau orang
tua juga harus ngerti jadi ya mau gak
mau harus belajar lagi mamahnya.
Tapi kalo untuk kondisi seperti di
SLB kan pelajarannya gak seperti
umum ya mbak mau gak mau juga
pasti orang tua harus nguasain lah
9 Bagaimana koordinasi antara ibu
dan pihak sekolah dalam
mewujudkan proses pembelajaran
jarak jauh yang efektif bagi anak
Kalo koordinasi sering mbak bu
guru suka tanya suka gimana
enaknya atau apa, suka sih. Waktu
itu kan juga pernah ada pertanyaan
ibu? juga kan apa ada kebetulan kan kita
ambil boga yah ambil masak gitu,
sedangkan kalo untuk masak sih di
rumah gak masalah praktek, difoto,
di videokan, dikumpulin. Tapi kan
kalo di sekolahan peralatannya kan
sama bahan-bahan kan tersedia ya
jadinya lebih enak sih di sekolahan.
Kemarin sih sempet ditawarin
gimana kalo boga seminggu sekali
tuh kita dateng ya walaupun social
distancing ya jaga jarak berapa
orang aja tapi tatap muka gitu jangan
PJJ. Kalo PJJ kita apa yang mau
dipelajarin gitu kan praktek.
10 Untuk koordinasi tersebut
dilakukan via WA atau bagaimana?
Grup kelas. Kadang pribadi kadang
grup kelas tergantung gurunya aja
mbak.
11 Kalau untuk PAI apakah ada
pembelajaran praktek juga selama
PJJ?
Kalo untuk pas di PJJ belum, kalo
pas di sekolah ada.
12 Apa saja kendala yang ibu rasakan
selama proses pembelajaran jarak
jauh ini?
Kendala PJJ jaringan internet yah.
Kalo untuk internetnya sendiri kan
udah ada pulsa gratis yah, tapi kalo
ini jaringannya. Jaringan tuh kadang
suka bagus suka engga yah. Tapi
kalo untuk SLB kan kalo dia tidak,
tidak harus hari ini ada gangguan ya
sudah besok. Tapi kalo untuk yang
harus ini terus begitu ada kendala
misalnya lagi ulangan tiba-tiba
internet bleg rusak, ya udah bingung
kita. Kaya kemarin kan sempet juga
hape mati total sedangkan lagi
ulangan, wah kita udah bingung gitu.
Jadi sebenernya ada plus minusnya
yah PJJ. Tapi kalo saya si senengnya
di sekolah, mereka ada tanggung
jawabnya. Kalo PJJ tanggung jawab
terhadap anak-anak itu agak kurang.
Mereka lebih ngentengin ya
walaupun mereka tetep ngerjain
tugas tapi beda lah kalo mereka ke
sekolah.
13 Jadi lebih banyak diserahkan ke
orang tua atau bagaimana gitu bu
maksudnya?
Diserahkan ke orang tua engga,
mereka tetep ini tapi maksudnya
mereka kan ya entah bukannya takut
ya takut sama orang tua juga pasti.
Tapi kalo di orang tua sih kayaknya
nyantai paling semarah-marahnya
kayak apa sih gitu ya lebih itu ya,
kalo guru kan mungkin “wih guru”
takut. Padahal kan mereka juga takut
sama kita, tapi kan kalo orang tua
kayak tau orang tua batas marahnya
se-apa sih.
14 Apakah anak ibu mengerti tentang
materi ajar khususnya mata
pelajaran PAI yang diberikan oleh
guru melalui pembelajaran jarak
Kalo PAI yang kita dapet kemarin
kan mungkin karena pak hafid juga
paham ya anak-anak SLB itu seperti
apa pemahamannya. Jadi pak hafid
jauh ini? itu beri kaya ringkasan gitu,
bahasanya bahasa anak-anak, bahasa
yang gampang dicerna anak-anak.
Kayaknya pasti mau gak mau kalo
baca ya ngerti yah. Soalnya kan
bahasanya ke anak-anak itu gak
berat. Jadi mereka sebenernya sih
paham aja
15 Menurut ibu, lebih baik anak
belajar dirumah atau disekolah?
Di sekolah
16 Apakah ada bantuan berupa uang
atau apapun yang diberikan oleh
sekolah?
Ada waktu itu
17 Kalau boleh tau, bantuan tersebut
diberikan berapa bulan sekali ya
bu?
Kalo yang SLB kayaknya sekali aja
yah tapi kalo untuk yang umum dia
perbulan. SLB sekali kan dia 300
ribu apa yah pulsa yah. Tapi kalo
yang umum itu per 50 giga kalo gak
salah.
18 Adakah saran yang ingin ibu
berikan kepada pihak sekolah
terkait pelaksanaan PJJ agar
berjalan lebih baik lagi?
Kalo yang SLB si saran saya si kalo
bisa ya tetep masuk ya, tapi kita
kondisikan gitu walaupun gak
banyak tapi kita dateng kan karena
yang sempurna aja jenuh gitu
apalagi ini gitu. Terus yang kedua
gara-gara PJJ kan istilahnya jadi HP
ya yang jadi pegangan gitu, sekarang
anak ini jadinya gak bisa lepas dari
HP. Kalo dulu kan HP hanya sekali-
kali aja kalo kamu ini ya kita kasih.
Tapi kan kalo sekarang kan
pembelajaran tiap hari mau gak mau
itu harus HP ya, ya udah jadi hak
milik gitu.
Mengetahui,
Orang Tua Siswa
Ibu Widi
Hasil Wawancara
Informan : Ibu Atikah
Jabatan : Orang Tua Siswa Fauzan Adrianto
Waktu : Minggu, 22 November 2020
Tempat/via : Rumah masing-masing/Telepon WhatsApp
No. Pertanyaan Jawaban
1 Mohon maaf, Ibu namanya siapa? Ibu Atikah
2 Ibu orang tua dari siswa siapa? Saya mamahnya Fauzan
3 Bagaimana tanggapan ibu
mengenai proses pembelajaran
jarak jauh yang sedang diterapkan
oleh sekolah saat ini?
Ya bagus sih gapapa kalo anak saya
kebetulan sih di rumah atau di
sekolah dia tingkat kerajinannya
sama aja sih mbak alhamdulillah.
Gak ada istilah kalo dapet tugas dari
bu Dinda atau guru lain tuh gak ada
istilah “ah nanti ah” atau gimana gitu
kalo misalnya dia ada waktu pasti
dia di kerjain gitu kalo dia. Terus
kalo saya sempet dampingin juga,
sekali saya pergi kalo saya pulang
saya sore gitu baru saya dampingin
gitu. Dianya si oke-oke aja di
sekolah atau di rumah.
4 Berapa alokasi waktu yang
digunakan untuk pembelajaran
jarak jauh?
Kalo disini iya biasanya jam
setengah 8 suka udah ada soal dari
sekolah dari bu gurunya. Terus dia
juga mandi dulu kan mandi sarapan,
terus baru ngerjain tugas. Kalo dia
ngerti, kalo saya pergi nih, “mah ade
kerjain ya nanti mamah koreksi”
baru gitu. Dia sih semangat aja sih
mbak gak beda sih anaknya. Cuman
memang ya begitu banyak
pertanyaan karena kan gak dijelasin
ini kan di apah kalo di rumah kan
gak terlalu dijelasin sama gurunya
juga kan. Istilahnya gak seperti di
sekolah lah gitu. Dijelasin sih
memang kadang lewat video tapi
kadang kan masih agak-agak kurang
“mah ini maksudnya apa ya” gitu
kebetulan, jadi suka saya jawab. Dia
suka tanya gurunya juga, “bu Dinda
ini maksudnya apa ya” gitu.
Anaknya kebetulan si yaa kebetulan
ngerti juga si dia.
5 Media apa yang digunakan oleh
guru untuk melakukan
pembelajaran jarak jauh?
Itu mah yang dipake cuma google
meet sama zoom yah, terus sama
video call kadang-kadang bu Rahmi
ada video call yang pake zz hehe gak
ngerti juga. Terus sama WA paling
WA, untuk soal-soal si kebanyakan
dari WA sama buka link aja gitu.
6 Apakah pembelajaran PAI
dilakukan melalui tatap muka
secara online? Seperti apa proses
pembelajarannya?
Agama itu kayaknya belum deh
mbak. Kalo agama kita seringnya
mencatat, mencatat gitu entah
dikasih soal dikasih materi suruh
dicatet sama pak gurunya gitu.
Belum pernah tatap muka. Iya paling
dikirim misalnya nih misalnya
tentang ya manfaat solat atau apa
gitu bisa berapa halaman gitu nanti
dicatet. Ya karena dicatet sih
biasanya anak juga ngerti karena kan
dia sambil baca kan memindahkan
gitu kan ke buku. Alhamdulillah si
ngerti dia.
7 Berarti fauzan termasuk kategori
ringan ya bu?
Iya mbak dia kan apa si
keterbelakangan mental ringan yah
gitu kalo dari ininya dokter psikiater,
retardasi mental ringan. Judulnya
ringan, alhamdulillah si ringan
mbak. Kayaknya sih sekelas dia
memang ringan semua si mbak ada
yang dari umum sekelas dia.
8 Apakah ibu berperan secara
langsung untuk membantu anak ibu
selama proses pembelajaran jarak
jauh?
Ya kalo yang seperti misalnya yang
dia belum paham sih ya saya
jelaskan gitu maksudnya begini “ade
kalo misalnya ade gak ngerti ade
bisa buka di google” gitu aku bilang
gitu sebelum tanya mamah cari dulu
di google, nanti dicari. Ntar kalo
bingung juga “mah ini apa ya
maksudnya ade udah cari tapi belum
dapet” gitu baru. Paling sering sih
paling ya saya juga kadang-kadang
kalo lagi sempet ya saya dampingin
gitu. Tapi dia sering sendiri sih saya
koreksi juga dilaporin ke bu Dinda
oh betul semua gitu. Dia seringnya si
sendiri sih mbak.
9 Bagaimana koordinasi antara ibu
dan pihak sekolah dalam
mewujudkan proses pembelajaran
jarak jauh yang efektif bagi anak
ibu?
Koordinasi ya paling dengan guru
terkait aja bu Dinda wali kelas sama
guru ini kayak misalnya guru SBK
bu Rahmi gitu. Sama guru yang
terkait aja sih mbak.
10 Apa saja kendala yang ibu rasakan
selama proses pembelajaran jarak
jauh ini?
Kendalanya apa yah, kendalanya apa
ya gak juga sih mbak kayaknya biasa
aja. Alhamdulillah belom ya, belom
ada. Paling ya kalo misalnya apa ya
seperti.. nah kalo dia kan IT yah
keterampilannya ngambilnya IT, nah
itu kasih tugas komputernya itu ya
saya gak ngerti ya mau gak mau ya
ayahnya. Komputer kan saya gak
ngerti apalagi power point segala
macem jaman saya kan dulu belum
ada, paling ya nunggu ayahnya.
11 Apakah anak ibu mengerti tentang
materi ajar khususnya mata
pelajaran PAI yang diberikan oleh
guru melalui pembelajaran jarak
jauh ini?
Agama sih cuma nyatet-nyatet aja
mbak kalo agama, misalnya kaya 10
tugas malaikat, 10 nama malaikat
dengan tugas-tugasnya gitu. Yaudah
kaya gitu aja sih, terus nabi-nabi,
tentang rosul, zakat misalnya kayak
gitu. Jadi ya ngerti sih dia.
12 Menurut ibu, lebih baik anak
belajar di rumah atau di sekolah?
Di sekolah mbak, kalo gak covid
mah di sekolah mbak karena
waktunya lebih panjang terus juga
dia bisa satu kan memang bergaul
juga penting ya, sosialisasi sama
temen juga penting. Dia kan kalo di
rumah juga cuma sendirian mbak
gak ada temen gitu kalo sering di
rumah juga saya jadi kasian juga.
Gak main dia anaknya, kalo di
sekolah kan bisa berbaur sama
temennya, sama guru.
13 Apakah ada bantuan berupa uang
atau apapun yang diberikan oleh
sekolah?
Itu kaya berupa materi tuh bu Dinda
udah ke rumah ngasih materi sampe
untuk bulan Desember, jadi enak
gitu kita gak usah pake ngeprint
udah ada semua, berwarna lagi. Jadi
misal tugas untuk tanggal sekian
tanggal sekian udah ada. Selama ini
saya dapet kuota juga kan
alhamdulillah meringankan lah.
14 Kalau boleh tau, bantuan tersebut
diberikan berapa bulan sekali ya
bu?
Kuota kebetulan kita dapet mungkin
beasiswa kali yah dijatahin jadi
kemarin dibikin tuh kemarin dapet
untuk satu tahun kali ya tapi
lumayan sih 300 ribu, nilainya segitu
deh kalo gak salah yang untuk
internet. Tapi dikasihnya pulsa sih
bukan dikasihnya bentuk kuota gitu.
Kan lumayan ya waktu itu juga ada
dari kemendikbud dapet lumayan
tiap bulan.
15 Adakah saran yang ingin ibu
berikan kepada pihak sekolah
terkait pelaksanaan PJJ agar
Apa yah, apa sih ya mbak bingung
saya juga. Kalo saya sih udah ya
karena saya pikir ya untuk ukuran
berjalan lebih baik lagi? anak SLB mungkin materi segitu
juga udah cukup kali ya mbak kata
saya sih, tapi gatau kalo yang lain
gitu. Soalnya anaknya juga gak
terlalu matuh banget si nanti kalo
beban juga takutnya pusing sendiri
dia. Dia mah kalo dipaksain dipikirin
terus gitu ama dia harus gitu
anaknya. Cuma anak yang lain gatau
sih, kan ada yang mahamin
materinya susah atau apa, kalo dia
sih engga alhamdulillah. Tapi emang
nugasnya cepet bener, misalnya satu
jam udah kelar yaudah udah kelar
gitu semua kadang kalo lagi dia bisa
gitu. Jadi kebanyakan ininya juga
apasih diluar jam pelajarannya.
Paling ya kita yang perintahin
sendiri aja gitu, “ade baca ini
daripada nonton tv” misalnya ini
nonton tv boleh tapi jarang-jarang
gitu. HP juga saya kurangin
makanya HP saya yang pegang, kalo
ada tugas baru saya kasih. Bisa dia
(mengoperasikan HP), ngertian dia
malah dia segala punya instagram
segala apa saya mah engga. Tapi
saya suka awasin sih, gak aneh-aneh
sih.
Mengetahui,
Orang Tua Siswa
Ibu Atikah
Hasil Wawancara
Informan : Pragitya Satrio Ari Munandar
Jabatan : Siswa kelas X.1C
Waktu : Minggu, 22 November 2020
Tempat/via : Rumah masing-masing/Telepon WhatsApp
No. Pertanyaan Jawaban
1 Ade namanya siapa? Ari
2 Ade kelas berapa? Kelas sepuluh
3 Selama Covid-19 belajarnya
gimana?
Baik-baik aja
4 Biasanya belajar dari jam berapa
sampe jam berapa?
Jam 8 sampe jam 12
5 Ibu kamu biasanya bantuin kamu
belajar gak?
Sendiri
6 Sendiri? Iya
7 Terus mamah ngapain? Bantuin ari
8 Kenapa? Bantuin ibu
9 Dibantuin sama ibu belajarnya? Iya
10 Ngerti gak sama materi yang
dikasih guru kalo dari jauh gini?
Ada yang ngerti ada yang engga
(kadang ngerti kadang engga)
11
Adek lebih suka belajar dirumah
atau disekolah?
Kenapa?
Di sekolah.
Bosen, (di sekolah) banyak
temennya
Mengetahui,
Siswa
Pragitya Satrio Ari Munandar
Hasil Wawancara
Informan : Deffi Anggraini Fitri
Jabatan : Siswa kelas X.1C
Waktu : Minggu, 22 November 2020
Tempat/via : Rumah masing-masing/Telepon WhatsApp
No. Pertanyaan Jawaban
1 Ade namanya siapa? Deffi
2 Ade kelas berapa? Kelas satu SMA
3 Selama Covid-19 belajarnya
gimana?
Di rumah
4 Biasanya belajar dari jam berapa
sampe jam berapa?
Dari pagi
5 Ibu kamu biasanya bantuin kamu
belajar gak?
Iya kak
6
Ngerti gak sama materi yang
dikasih guru kalo dari jauh gini?
Bener nih ngerti?
Ngerti kak
Engga tau kak hehe
7
Adek lebih suka belajar dirumah
atau disekolah?
Terus pengen ke sekolahnya kapan?
Di rumah
Besok lah, besok tahun depan
Mengetahui,
Siswa
Deffi Anggraini Fitri
79
Hasil Wawancara
Informan : Denis Adiftia Permana
Jabatan : Siswa kelas X.1C
Waktu : Minggu, 22 November 2020
Tempat/via : Rumah masing-masing/Telepon WhatsApp
No. Pertanyaan Jawaban
1 Ade namanya siapa? Denis
2 Ade kelas berapa? Sepuluh C
3 Selama Covid-19 belajarnya
gimana?
Di rumah
4 Biasanya belajar dari jam berapa
sampe jam berapa?
Jam 7
5 Ibu kamu biasanya bantuin kamu
belajar gak?
Iya
6 Ngerti gak sama materi yang
dikasih guru kalo dari jauh gini?
Ada yang ngerti ada yang engga
7 Adek lebih suka belajar dirumah
atau disekolah?
Di sekolah
Mengetahui,
Siswa
Denis Adiftia Permana
Hasil Wawancara
Informan : Ardiva Ramadhanti
Jabatan : Siswa kelas X.1C
Waktu : Minggu, 22 November 2020
Tempat/via : Rumah masing-masing/Telepon WhatsApp
No. Pertanyaan Jawaban
1 Ade namanya siapa? Halo kak aku Diva
2 Ade kelas berapa? Kelas 1 SMA
3 Selama Covid-19 belajarnya
gimana?
Baik-baik aja
4 Lewat HP ya? Iya
5 Biasanya belajar dari jam berapa
sampe jam berapa?
Dari jam 7 sampe jam setengah 11
6 Ibu kamu biasanya bantuin kamu
belajar gak?
iya
7 Ngerti gak sama materi yang
dikasih guru kalo dari jauh gini?
Ngerti sih kak
8 Adek lebih suka belajar dirumah
atau disekolah?
Di sekolah
Mengetahui,
Siswa
Ardiva Ramadhanti
Hasil Wawancara
Informan : Fauzan Adrianto
Jabatan : Siswa kelas X.1C
Waktu : Minggu, 22 November 2020
Tempat/via : Rumah masing-masing/Telepon WhatsApp
No. Pertanyaan Jawaban
1 Ade namanya siapa? Nama saya Fauzan
2 Ade kelas berapa? Kelas sepuluh
3 Selama Covid-19 belajarnya
gimana?
Semangat
4 Biasanya belajarnya kaya gimana
emang?
Tematik sama bahasa Inggris
5
Kalo belajar agama ngerti gak? Engga palingan kalo belajar
agamanya kalo penerjemahannya
ngerti, kalo bahasa Arabnya belom
ngerti
6 Tapi kalo baca mah ngerti yah? Kalo baca mah ngerti kalo bahasa
Indonesianya, kalo Arabnya belom
7 Biasanya belajar dari jam berapa
sampe jam berapa?
Belajarnya dari jam setengah 8
sampe jam setengah 11
8 Ibu kamu biasanya bantuin kamu
belajar gak?
Iya kalo online soalnya susah banget
9 Susahnya gimana? Iya susahnya matematikanya
10 Ngerti gak sama materi yang
dikasih guru kalo dari jauh gini?
Ngerti
11 Adek lebih suka belajar dirumah
atau disekolah?
Dua-duanya
Mengetahui,
Siswa
Fauzan Adrianto
Lampiran 2
Hasil Observasi
Nama Pengajar : Muchafidz Anshori, M.Ag
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Kelas : X. 1C
Waktu Pembelajaran : Senin, 19 Oktober 2020
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Media Pembelajaran : Visual (foto), Audio (voice note), link Video (Youtube) melalui
aplikasi WhatsApp
No. Pokok Pertanyaan Aspek yang diungkap Keterangan
1. Pelaksanaan
Pembelajaran Jarak
Jauh (PJJ)
Kurikulum yang
diterapkan oleh
sekolah
Sekolah menerapkan
kurikulum 2013 dengan
beberapa perubahan yang
diadaptasi untuk
menyesuaikan situasi yang
sedang terjadi saat ini yaitu
pandemi Covid-19 yang
mengharuskan dilakukannya
PJJ dan disesuaikan dengan
kondisi ketunaan yang
disandang oleh anak
berkebutuhan khsuus di SLB.
Perencanaan
pembelajaran yang
diterapkan sekolah
selama proses
pembelajaran jarak
jauh
Guru mempersiapkan materi
yang akan disampaikan dalam
pembelajaran menggunakan
foto/slide berisi materi tentang
“Sifat Amanah” dengan
penjelasan yang singkat dan
tata bahasa yang mudah untuk
dipahami oleh anak-anak
tunagrahita. Kuantitas materi
yang disampaikan pun tidak
banyak dan disesuaikan
dengan kondisi anak
tunagrahita yang memiliki
kelemahan intelektual. Guru
juga mempersiapkan materi
penjelasan pendukung untuk
lebih memudahkan anak-anak
tunagrahita dalam memahami
materi yang akan disampaikan
dengan mencari video yang
relevan dan cukup mudah
untuk dipahami dari Youtube
yang kemudian nanti link dari
video tersebut akan
dikirimkan ke grup
WhatsApp.
Pelaksanaan
pembelajaran jarak
jauh bagi anak
tunagrahita
Guru melakukan pembukaan
dengan mengirim pesan di
grup WhatsApp yang berisi
ucapan salam disusul dengan
kalimat yang mengatakan
bahwa hari ini ada pelajaran
agama Islam dan guru
meminta siswa untuk
membaca serta menyalin
materi yang disampaikan.
Dalam pesan yang dikirim ini
pula guru memberikan
semangat kepada siswa bahwa
mereka pasti bisa
melakukannya.
Kemudian di pesan berikutnya
guru mengirimkan foto/slide
yang berisi materi tentang
sifat amanah. Materi
disuguhkan dengan kalimat
yang sangat sederhana agar
mudah dipahami oleh anak-
anak tunagrahita. Guru juga
membuat tampilan dari slide
yang berisi materi ini dalam
bentuk poin-poin penting,
bukan susunan kalimat yang
membentuk paragraf.
Selain itu, guru juga
memberikan pesan audio yang
berisi suara beliau untuk
memberikan penjelasan lebih
lanjut terkait materi.
Guru juga mengirimkan link
video ceramah ustadz Abdul
Somad yang berjudul
“Menjaga Amanah” dari
Youtube untuk membantu
siswa ataupun orang tua siswa
dalam memberikan penguatan
materi tentang amanah.
Setelah itu siswa diberikan
waktu untuk membaca dan
menyalin materi yang sudah
diberikan oleh guru, kemudian
hasil dari salinan/catatan
siswa tentang materi amanah
tersebut difoto oleh orang tua
siswa lalu dikirim ke grup
WhatsApp sebagai laporan
bahwa siswa telah melakukan
pembelajaran.
Media yang
digunakan selama
proses pembelajaran
jarak jauh
Media yang digunakan oleh
guru PAI yaitu media audio,
visual, dan audio visual.
Pembelajaran hanya
dilakukan melalui grup
WhatsApp. Akan tetapi guru
juga mengirimkan link video
dari Youtube ke grup WA
untuk menjadi tambahan
referensi materi bagi anak
tunagrahita agar lebih
memahami materi yang
disampaikan.
Sejauh mana materi
yang dapat
disampaikan selama
pembelajaran jarak
jauh
Materi yang disampaikan
hanya materi dasar tentang
amanah. Guru hanya
menyampaikan garis besarnya
saja seperti apa itu amanah,
termasuk apakah sifat amanah
itu, sabda Rasulullah tentang
amanah, dan anjuran untuk
menerapkan sifat amanah.
Penyampaian materi pun
menggunakan bahasa yang
sangat sederhana dan mudah
untuk dipahami.
Metode yang
digunakan dalam
pembelajaran jarak
jauh
Guru menerapkan metode
ceramah dan penugasan.
Peran guru dan orang Guru berperan sebagai
tua terhadap proses
pembelajaran jarak
jauh
pengajar dan salah satu
mediator dalam penyampaian
materi agama kepada siswa
saat PJJ. Sedangkan orang tua
memiliki peranan yang lebih
penting lagi untuk
keberlangsungan
pembelajaran bagi anak
tunagrahita selama PJJ ini.
Tanpa peran dari orang tua
maka PJJ tidak akan berjalan
dengan lancar. Orang tua
berperan sebagai “guru
pengganti” selama anak
belajar di rumah. Selain
berperan sebagai penghubung
komunikasi antara guru
dengan siswa terkait tugas-
tugas atau materi yang
diberikan, orang tua juga turut
membantu siswa untuk
memahami materi yang
disampaikan oleh guru,
membujuk siswa untuk mau
belajar dan mengerjakan
tugas, kemudian memfotokan
hasil tugas siswa dan
dikirimkan kembali ke grup
WhatsApp.
Peran siswa dalam
proses pembelajaran
jarak jauh
Siswa berperan sebagai
peserta didik yang menerima
materi pembelajaran yang
diberikan oleh guru dan
dibantu juga oleh orang
tuanya untuk memahami
materi serta mengetahui tugas
apa saja yang mesti
dikerjakannya.
Strategi yang
diterapkan dalam
pembelajaran jarak
jauh
Guru memberikan tugas
kepada siswa untuk membaca
dan menyalin materi yang
telah diberikan ke buku tulis.
Guru mengulang (repetisi)
materi apa yang ada dalam
tulisan di slide/foto dengan
menjelaskannya kembali
melalui pesan suara
WhatsApp dan memberikan
penguatan dengan mengirim
link video Youtube agar
apabila siswa masih belum
paham, orang tua dapat
memberikan siswa tontonan
mengenai materi yang
dibahas.
Evaluasi proses dan
hasil selama proses
pembelajaran jarak
jauh
Siswa mengirimkan laporan
hasil belajar berupa foto
salinan materi yang sudah
diberikan di grup WhatsApp.
2. Problematika
pelaksanaan
pembelajaran jarak
jauh
Kondisi dan keadaan
wali murid dari segi
finansial, wawasan
terhadap teknologi
informasi dan
komunikasi, dan lain-
lain
- Orang tua harus berperan
sebagai guru dirumah
untuk menjelaskan
materi yang disampaikan
oleh guru
- Ada wali murid yang
harus bekerja sehingga
tidak bisa mendampingi
anaknya belajar tepat
waktu. Hal tersebut pun
berdampak pada waktu
pengumpulan tugas bagi
anaknya ketika memang
orang tuanya baru bisa
mendampingi setelah
pulang bekerja.
Kendala yang dialami
siswa
Tidak bisa mengoperasikan
ponsel secara mandiri
Kendala yang dialami
guru
Kesulitan untuk mendapatkan
cara yang paling tepat dalam
menyampaikan materi
pembelajaran pada proses
pembelajaran jarak jauh bagi
anak tunagrahita yang
memiliki berbagai macam
keterbatasan
Sarana prasarana Kurang terciptanya suasana
belajar mengajar yang baik
karena sarana pembelajaran
hanya dilakukan begitu saja
di aplikasi WhatsApp
Hasil Observasi
Nama Pengajar : Muchafidz Anshori, M.Ag
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Kelas : X. 1C
Waktu Pembelajaran : Senin, 26 Oktober 2020
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Media Pembelajaran : Visual (foto), Audio (voice note), link Video (Youtube) melalui
aplikasi WhatsApp
No. Pokok Pertanyaan Aspek yang diungkap Keterangan
1. Pelaksanaan
Pembelajaran Jarak
Jauh (PJJ)
Kurikulum yang
diterapkan oleh
sekolah
Sekolah menerapkan
kurikulum 2013 dengan
beberapa perubahan yang
diadaptasi untuk
menyesuaikan situasi yang
sedang terjadi saat ini yaitu
pandemi Covid-19 yang
mengharuskan dilakukannya
PJJ dan disesuaikan dengan
kondisi ketunaan yang
disandang oleh anak
berkebutuhan khsuus di SLB.
Perencanaan
pembelajaran yang
diterapkan sekolah
selama proses
pembelajaran jarak
jauh
Guru mempersiapkan materi
yang akan disampaikan dalam
pembelajaran menggunakan
foto/slide berisi materi tentang
“Mencintai Allah dan
Rasulullah” dengan
penjelasan yang singkat dan
tata bahasa yang mudah untuk
dipahami oleh anak-anak
tunagrahita. Kuantitas materi
yang disampaikan pun tidak
banyak dan disesuaikan
dengan kondisi anak
tunagrahita yang memiliki
kelemahan intelektual. Guru
juga mempersiapkan materi
penjelasan pendukung untuk
lebih memudahkan anak-anak
tunagrahita dalam memahami
materi yang akan disampaikan
dengan mencari video yang
relevan dan cukup mudah
untuk dipahami dari Youtube
yang kemudian nanti link dari
video tersebut akan
dikirimkan ke grup
WhatsApp.
Pelaksanaan
pembelajaran jarak
jauh bagi anak
tunagrahita
Guru melakukan pembukaan
dengan mengirim pesan di
grup WhatsApp yang berisi
ucapan salam disusul dengan
kalimat yang mengatakan
bahwa hari ini ada pelajaran
agama Islam dan guru
meminta siswa untuk
membaca serta menyalin
materi yang disampaikan.
Dalam pesan yang dikirim ini
pula guru memberikan
semangat kepada siswa bahwa
mereka pasti bisa
melakukannya.
Kemudian di pesan berikutnya
guru mengirimkan foto/slide
yang berisi materi tentang
“Mencintai Allah dan
Rasulullah”. Materi
disuguhkan dengan kalimat
yang sangat sederhana agar
mudah dipahami oleh anak-
anak tunagrahita. Guru juga
membuat tampilan dari slide
yang berisi materi ini dalam
bentuk poin-poin penting,
bukan susunan kalimat yang
membentuk paragraf.
Selain itu, guru juga
memberikan pesan audio yang
berisi suara beliau untuk
memberikan penjelasan lebih
lanjut terkait materi.
Guru juga mengirimkan link
video ceramah ustadz Abdul
Somad yang berjudul
“Urgensi Mencintai
Rasulullah” dari Youtube
untuk membantu siswa
ataupun orang tua siswa
dalam memberikan penguatan
materi tentang mencintai
Rasulullah.
Setelah itu siswa diberikan
waktu untuk membaca dan
menyalin materi yang sudah
diberikan oleh guru, kemudian
hasil dari salinan/catatan
siswa tentang materi amanah
tersebut difoto oleh orang tua
siswa lalu dikirim ke grup
WhatsApp sebagai laporan
bahwa siswa telah melakukan
pembelajaran.
Media yang
digunakan selama
proses pembelajaran
jarak jauh
Media yang digunakan oleh
guru PAI yaitu media audio,
visual, dan audio visual.
Pembelajaran hanya
dilakukan melalui grup
WhatsApp. Akan tetapi guru
juga mengirimkan link video
dari Youtube ke grup WA
untuk menjadi tambahan
referensi materi bagi anak
tunagrahita agar lebih
memahami materi yang
disampaikan.
Sejauh mana materi
yang dapat
disampaikan selama
pembelajaran jarak
jauh
Materi yang disampaikan
hanya materi dasar tentang
“Mencintai Allah dan
Rasulullah”. Materi ini
disampaikan oleh guru
bertepatan dengan bulan
Maulid agar relevan dengan
apa yang sedang terjadi di
lingkungan sekitar siswa
meskipun situasi sedang
pandemi. Guru hanya
menyampaikan garis besarnya
saja seperti sabda Rasul yang
menyatakan bahwa tidak
sempurna iman seseorang
sampai ia lebih mencintai
Allah dan Rasul-Nya dari
segala sesuatu yang ada di
alam semesta ini, hal yang
patut/disarankan untuk
dilakukan jika bertepatan
dengan bulan Maulid, dan
sikap atau perbuatan yang
harus dilakukan sebagai
wujud dari kecintaan seorang
hamba kepada Allah dan
Rasulullah.
Penyampaian materi pun
menggunakan bahasa yang
sangat sederhana dan mudah
untuk dipahami.
Metode yang
digunakan dalam
pembelajaran jarak
jauh
Guru menerapkan metode
ceramah dan penugasan.
Peran guru dan orang
tua terhadap proses
pembelajaran jarak
jauh
Guru berperan sebagai
pengajar yang menyampaikan
materi ajar kepada siswa
melalui perantara WhatsApp
dan orang tua siswa.
Orang tua berperan sebagai
perantara antara guru dengan
siswa untuk menyampaikan
ilmu pengetahuan tentang
materi Mencintai Allah dan
Rasulullah. Orang tua juga
berperan sebagai “guru
pengganti” bagi siswa di
rumah agar siswa lebih
memahami materi yang ingin
disampaikan oleh guru.
Peran siswa dalam
proses pembelajaran
jarak jauh
Siswa berperan sebagai
peserta didik yang menerima
materi pembelajaran yang
diberikan oleh guru dan
dibantu juga oleh orang
tuanya untuk memahami
materi serta mengetahui tugas
apa saja yang mesti
dikerjakannya.
Strategi yang
diterapkan dalam
pembelajaran jarak
jauh
Guru memberikan tugas
kepada siswa untuk membaca
dan menyalin materi yang
telah diberikan ke buku tulis.
Guru mengulang (repetisi)
materi apa yang ada dalam
tulisan di slide/foto dengan
menjelaskannya kembali
melalui pesan suara
WhatsApp dan memberikan
penguatan dengan mengirim
link video Youtube agar
apabila siswa masih belum
paham, orang tua dapat
memberikan siswa tontonan
mengenai materi yang
dibahas.
Evaluasi proses dan
hasil selama proses
pembelajaran jarak
jauh
Siswa mengirimkan laporan
hasil belajar berupa foto
salinan materi yang sudah
diberikan di grup WhatsApp.
2. Problematika
pelaksanaan
pembelajaran jarak
jauh
Kondisi dan keadaan
wali murid dari segi
finansial, wawasan
terhadap teknologi
informasi dan
komunikasi, dan lain-
lain
- Orang tua harus berperan
sebagai guru dirumah
untuk menjelaskan
materi yang disampaikan
oleh guru
- Ada wali murid yang
harus bekerja sehingga
tidak bisa mendampingi
anaknya belajar tepat
waktu. Hal tersebut pun
berdampak pada waktu
pengumpulan tugas bagi
anaknya ketika memang
orang tuanya baru bisa
mendampingi setelah
pulang bekerja.
Kendala yang dialami
siswa
Tidak bisa mengoperasikan
ponsel secara mandiri
Kendala yang dialami
guru
- Hanya ada 5 orang siswa
dari 8 siswa kelas X.1C
yang mengumpulkan
tugas ke grup WA
- Kesulitan untuk
mendapatkan cara yang
paling tepat dalam
menyampaikan materi
pembelajaran pada
proses pembelajaran
jarak jauh bagi anak
tunagrahita yang
memiliki berbagai
macam keterbatasan
Sarana prasarana Kurang terciptanya suasana
belajar mengajar yang baik
karena sarana pembelajaran
hanya dilakukan begitu saja di
aplikasi WhatsApp
Hasil Observasi
Nama Pengajar : Muchafidz Anshori, M.Ag
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Kelas : X. 1C
Waktu Pembelajaran : Senin, 09 November 2020
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Media Pembelajaran : Visual (foto) melalui aplikasi WhatsApp
No. Pokok Pertanyaan Aspek yang diungkap Keterangan
1. Pelaksanaan
Pembelajaran Jarak
Jauh (PJJ)
Kurikulum yang
diterapkan oleh
sekolah
Sekolah menerapkan
kurikulum 2013 dengan
beberapa perubahan yang
diadaptasi untuk
menyesuaikan situasi yang
sedang terjadi saat ini yaitu
pandemi Covid-19 yang
mengharuskan dilakukannya
PJJ dan disesuaikan dengan
kondisi ketunaan yang
disandang oleh anak
berkebutuhan khsuus di SLB.
Perencanaan
pembelajaran yang
diterapkan sekolah
selama proses
pembelajaran jarak
jauh
Guru mempersiapkan materi
yang akan disampaikan dalam
pembelajaran menggunakan
foto/slide berisi materi tentang
“Sholawat Nabi” dengan
penjelasan yang singkat dan
tata bahasa yang mudah untuk
dipahami oleh anak-anak
tunagrahita. Kuantitas materi
yang disampaikan pun tidak
banyak dan disesuaikan
dengan kondisi anak
tunagrahita yang memiliki
kelemahan intelektual.
Pelaksanaan
pembelajaran jarak
jauh bagi anak
tunagrahita
Guru melakukan pembukaan
dengan mengirim pesan di
grup WhatsApp yang berisi
ucapan salam disusul dengan
kalimat yang mengatakan
bahwa hari ini ada pelajaran
agama Islam dan guru
meminta siswa untuk
membaca serta menyalin
materi yang disampaikan.
Dalam pesan yang dikirim ini
pula guru memberikan
semangat kepada siswa bahwa
mereka pasti bisa
melakukannya.
Kemudian di pesan berikutnya
guru mengirimkan foto/slide
yang berisi materi tentang
“Sholawat Nabi”. Materi
disuguhkan dengan kalimat
yang sangat sederhana agar
mudah dipahami oleh anak-
anak tunagrahita. Guru juga
membuat tampilan dari slide
yang berisi materi ini dalam
bentuk poin-poin penting,
bukan susunan kalimat yang
membentuk paragraf.
Setelah itu siswa diberikan
waktu untuk membaca dan
menyalin materi yang sudah
diberikan oleh guru, kemudian
hasil dari salinan/catatan
siswa tentang materi sholawat
Nabi tersebut difoto oleh
orang tua siswa lalu dikirim
ke grup WhatsApp sebagai
laporan bahwa siswa telah
melakukan pembelajaran.
Media yang
digunakan selama
proses pembelajaran
jarak jauh
Media yang digunakan oleh
guru PAI dalam pembelajaran
di hari ini hanya berupa
visual dalam bentuk
foto/slide. Pembelajaran
hanya dilakukan melalui grup
Sejauh mana materi
yang dapat
disampaikan selama
pembelajaran jarak
jauh
Materi yang disampaikan
hanya materi dasar tentang
“Sholawat Nabi”. Guru hanya
menyampaikan garis besar
dari materi Sholawat Nabi
seperti sabda Rosul tentang
keutamaan bersholawat,
bacaan sholawat itu seperti
apa, dan keutamaan-
keutamaan yang akan didapat
jika seseorang rajin
bersholawat.
Penyampaian materi pun
menggunakan bahasa yang
sangat sederhana dan mudah
untuk dipahami.
Metode yang
digunakan dalam
Guru menerapkan metode dan
penugasan.
pembelajaran jarak
jauh
Peran guru dan orang
tua terhadap proses
pembelajaran jarak
jauh
Guru berperan sebagai
pengajar yang menyampaikan
materi ajar kepada siswa
melalui perantara WhatsApp
dan orang tua siswa.
Orang tua berperan sebagai
perantara antara guru dengan
siswa untuk menyampaikan
ilmu pengetahuan tentang
materi Sholawat Nabi. Orang
tua juga berperan sebagai
“guru pengganti” bagi siswa
di rumah agar siswa lebih
memahami materi yang ingin
disampaikan oleh guru.
Peran siswa dalam
proses pembelajaran
jarak jauh
Siswa berperan sebagai
peserta didik yang menerima
materi pembelajaran yang
diberikan oleh guru dan
dibantu juga oleh orang
tuanya untuk memahami
materi serta mengetahui tugas
apa saja yang mesti
dikerjakannya.
Strategi yang
diterapkan dalam
pembelajaran jarak
jauh
Guru memberikan tugas
kepada siswa untuk membaca
dan menyalin materi yang
telah diberikan ke buku tulis.
Evaluasi proses dan
hasil selama proses
pembelajaran jarak
Siswa mengirimkan laporan
hasil belajar berupa foto
salinan materi yang sudah
jauh diberikan di grup WhatsApp.
2. Problematika
pelaksanaan
pembelajaran jarak
jauh
Kondisi dan keadaan
wali murid dari segi
finansial, wawasan
terhadap teknologi
informasi dan
komunikasi, dan lain-
lain
- Orang tua harus berperan
sebagai guru dirumah
untuk menjelaskan
materi yang disampaikan
oleh guru
- Ada wali murid yang
harus bekerja sehingga
tidak bisa mendampingi
anaknya belajar tepat
waktu. Hal tersebut pun
berdampak pada waktu
pengumpulan tugas bagi
anaknya ketika memang
orang tuanya baru bisa
mendampingi setelah
pulang bekerja.
Kendala yang dialami
siswa
Tidak bisa mengoperasikan
ponsel secara mandiri
Kendala yang dialami
guru
- Hanya ada 6 orang siswa
dari 8 siswa kelas X.1C
yang mengumpulkan
tugas ke grup WA
- Kesulitan untuk
mendapatkan cara yang
paling tepat dalam
menyampaikan materi
pembelajaran pada
proses pembelajaran
jarak jauh bagi anak
tunagrahita yang
memiliki berbagai
macam keterbatasan
Sarana prasarana Kurang terciptanya suasana
belajar mengajar yang baik
karena sarana pembelajaran
hanya dilakukan begitu saja di
aplikasi WhatsApp
Hasil Observasi
Nama Pengajar : Muchafidz Anshori, M.Ag
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Kelas : X. 1C
Waktu Pembelajaran : Senin, 16 November 2020
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Media Pembelajaran : Visual (foto) dan link Video (Youtube) melalui aplikasi WhatsApp
No. Pokok Pertanyaan Aspek yang diungkap Keterangan
1. Pelaksanaan
Pembelajaran Jarak
Jauh (PJJ)
Kurikulum yang
diterapkan oleh
sekolah
Sekolah menerapkan
kurikulum 2013 dengan
beberapa perubahan yang
diadaptasi untuk
menyesuaikan situasi yang
sedang terjadi saat ini yaitu
pandemi Covid-19 yang
mengharuskan dilakukannya
PJJ dan disesuaikan dengan
kondisi ketunaan yang
disandang oleh anak
berkebutuhan khsuus di SLB.
Perencanaan
pembelajaran yang
diterapkan sekolah
selama proses
pembelajaran jarak
jauh
Guru mempersiapkan materi
yang akan disampaikan dalam
pembelajaran menggunakan
foto/slide berisi materi tentang
“Beriman Kepada Kitab Suci
Al-Qur‟an” dengan penjelasan
yang singkat dan tata bahasa
yang mudah untuk dipahami
oleh anak-anak tunagrahita.
Kuantitas materi yang
disampaikan pun tidak banyak
dan disesuaikan dengan
kondisi anak tunagrahita yang
memiliki kelemahan
intelektual. Guru juga
mempersiapkan materi
penjelasan pendukung untuk
lebih memudahkan anak-anak
tunagrahita dalam memahami
materi yang akan disampaikan
dengan mencari video yang
relevan dan cukup mudah
untuk dipahami dari Youtube
yang kemudian nanti link dari
video tersebut akan
dikirimkan ke grup
WhatsApp.
Pelaksanaan
pembelajaran jarak
jauh bagi anak
tunagrahita
Guru melakukan pembukaan
dengan mengirim pesan di
grup WhatsApp yang berisi
ucapan salam disusul dengan
kalimat yang mengatakan
bahwa hari ini ada pelajaran
agama Islam dan guru
meminta siswa untuk
membaca serta menyalin
materi yang disampaikan.
Dalam pesan yang dikirim ini
pula guru memberikan
semangat kepada siswa bahwa
mereka pasti bisa
melakukannya.
Kemudian di pesan berikutnya
guru mengirimkan foto/slide
yang berisi materi tentang
“Beriman Kepada Kitab Suci
Al-Qur‟an”. Materi
disuguhkan dengan kalimat
yang sangat sederhana agar
mudah dipahami oleh anak-
anak tunagrahita. Guru juga
membuat tampilan dari slide
yang berisi materi ini dalam
bentuk poin-poin penting,
bukan susunan kalimat yang
membentuk paragraf.
Guru juga mengirimkan link
video berisi materi
pembelajaran yang berjudul
“Iman Kepada Kitab-kitab
Allah dan Mencintai Al-
Qur‟an” dari Youtube untuk
membantu siswa ataupun
orang tua siswa dalam
memberikan penguatan materi
tentang beriman kepada kitab
suci al-Qur‟an.
Setelah itu siswa diberikan
waktu untuk membaca dan
menyalin materi yang sudah
diberikan oleh guru, kemudian
hasil dari salinan/catatan
siswa tentang materi amanah
tersebut difoto oleh orang tua
siswa lalu dikirim ke grup
WhatsApp sebagai laporan
bahwa siswa telah melakukan
pembelajaran.
Media yang
digunakan selama
proses pembelajaran
jarak jauh
Media yang digunakan oleh
guru PAI yaitu media visual
dan audio visual.
Pembelajaran hanya
dilakukan melalui grup
WhatsApp.
Sejauh mana materi
yang dapat
disampaikan selama
pembelajaran jarak
jauh
Materi yang disampaikan
hanya materi dasar tentang
“Beriman Kepada Kitab Suci
Al-Qur‟an”. Guru hanya
menyampaikan garis besar
materinya saja seperti
kegunaan dan keutamaan dari
kitab suci Al-Qur‟an.
Penyampaian materi pun
menggunakan bahasa yang
sangat sederhana dan mudah
untuk dipahami oleh siswa.
Metode yang
digunakan dalam
pembelajaran jarak
jauh
Guru menerapkan metode
penugasan.
Peran guru dan orang
tua terhadap proses
pembelajaran jarak
jauh
Guru berperan sebagai
pengajar yang menyampaikan
materi ajar kepada siswa
melalui perantara WhatsApp
dan orang tua siswa.
Orang tua berperan sebagai
perantara antara guru dengan
siswa untuk menyampaikan
ilmu pengetahuan tentang
materi beriman kepada kitab
suci al-Qur‟an. Orang tua juga
berperan sebagai “guru
pengganti” bagi siswa di
rumah agar siswa lebih
memahami materi yang ingin
disampaikan oleh guru.
Peran siswa dalam
proses pembelajaran
jarak jauh
Siswa berperan sebagai
peserta didik yang menerima
materi pembelajaran yang
diberikan oleh guru dan
dibantu juga oleh orang
tuanya untuk memahami
materi serta mengetahui tugas
apa saja yang mesti
dikerjakannya.
Strategi yang
diterapkan dalam
pembelajaran jarak
jauh
Guru memberikan tugas
kepada siswa untuk membaca
dan menyalin materi yang
telah diberikan ke buku tulis.
Guru memberikan penguatan
atau penjelasan lebih lanjut
dengan mengirim link video
Youtube agar apabila siswa
masih belum paham, orang
tua dapat memberikan siswa
tontonan mengenai materi
yang dibahas.
Evaluasi proses dan
hasil selama proses
pembelajaran jarak
jauh
Siswa mengirimkan laporan
hasil belajar berupa foto
salinan materi yang sudah
diberikan di grup WhatsApp.
2. Problematika
pelaksanaan
pembelajaran jarak
jauh
Kondisi dan keadaan
wali murid dari segi
finansial, wawasan
terhadap teknologi
informasi dan
komunikasi, dan lain-
lain
- Orang tua harus berperan
sebagai guru dirumah
untuk menjelaskan
materi yang disampaikan
oleh guru
- Ada wali murid yang
harus bekerja sehingga
tidak bisa mendampingi
anaknya belajar tepat
waktu. Hal tersebut pun
berdampak pada waktu
pengumpulan tugas bagi
anaknya ketika memang
orang tuanya baru bisa
mendampingi setelah
pulang bekerja.
Kendala yang dialami
siswa
Tidak bisa mengoperasikan
ponsel secara mandiri
Kendala yang dialami
guru
- Hanya ada 6 orang siswa
dari 8 siswa kelas X.1C
yang mengumpulkan
tugas ke grup WA
- Kesulitan untuk
mendapatkan cara yang
paling tepat dalam
menyampaikan materi
pembelajaran pada
proses pembelajaran
jarak jauh bagi anak
tunagrahita yang
memiliki berbagai
macam keterbatasan
Sarana prasarana Kurang terciptanya suasana
belajar mengajar yang baik
karena sarana pembelajaran
hanya dilakukan begitu saja di
aplikasi WhatsApp
Hasil Observasi
Nama Pengajar : Muchafidz Anshori, M.Ag
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Kelas : X. 1C
Waktu Pembelajaran : Senin, 23 November 2020
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Media Pembelajaran : Visual (foto) dan Audio (voice note) melalui aplikasi WhatsApp
No. Pokok Pertanyaan Aspek yang diungkap Keterangan
1. Pelaksanaan
Pembelajaran Jarak
Jauh (PJJ)
Kurikulum yang
diterapkan oleh
sekolah
Sekolah menerapkan
kurikulum 2013 dengan
beberapa perubahan yang
diadaptasi untuk
menyesuaikan situasi yang
sedang terjadi saat ini yaitu
pandemi Covid-19 yang
mengharuskan dilakukannya
PJJ dan disesuaikan dengan
kondisi ketunaan yang
disandang oleh anak
berkebutuhan khsuus di SLB.
Perencanaan
pembelajaran yang
diterapkan sekolah
selama proses
pembelajaran jarak
jauh
Guru mempersiapkan materi
yang akan disampaikan dalam
pembelajaran menggunakan
foto/slide berisi materi tentang
“Kandungan Makna Surat al-
„Alaq ayat 1-4” dengan
penjelasan yang singkat dan
tata bahasa yang mudah untuk
dipahami oleh anak-anak
tunagrahita. Kuantitas materi
yang disampaikan pun tidak
banyak dan disesuaikan
dengan kondisi anak
tunagrahita yang memiliki
kelemahan intelektual.
Pelaksanaan
pembelajaran jarak
jauh bagi anak
tunagrahita
Guru melakukan pembukaan
dengan mengirim pesan di
grup WhatsApp yang berisi
ucapan salam disusul dengan
kalimat yang mengatakan
bahwa hari ini ada pelajaran
agama Islam dan guru
meminta siswa untuk
membaca serta menyalin
materi yang disampaikan.
Dalam pesan yang dikirim ini
pula guru memberikan
semangat kepada siswa bahwa
mereka pasti bisa
melakukannya.
Kemudian di pesan berikutnya
guru mengirimkan foto/slide
yang berisi materi tentang
“Kandungan Makna Surat al-
„Alaq ayat 1-4”. Materi
disuguhkan dengan kalimat
yang sangat sederhana agar
mudah dipahami oleh anak-
anak tunagrahita. Guru juga
membuat tampilan dari slide
yang berisi materi ini dalam
bentuk poin-poin penting,
bukan susunan kalimat yang
membentuk paragraf.
Selain itu, guru juga
memberikan pesan audio yang
berisi suara beliau untuk
memberikan penjelasan secara
verbal mengenai materi yang
ingin disampaikan.
Setelah itu siswa diberikan
waktu untuk membaca dan
menyalin materi yang sudah
diberikan oleh guru, kemudian
hasil dari salinan/catatan
siswa tentang materi
Kandungan Makna Surat al-
„Alaq ayat 1-4 tersebut difoto
oleh orang tua siswa lalu
dikirim ke grup WhatsApp
sebagai laporan bahwa siswa
telah melakukan
pembelajaran.
Media yang
digunakan selama
proses pembelajaran
jarak jauh
Media yang digunakan oleh
guru PAI yaitu media audio
dan media visual.
Pembelajaran hanya
dilakukan melalui grup
WhatsApp.
Sejauh mana materi
yang dapat
disampaikan selama
pembelajaran jarak
jauh
Materi yang disampaikan
hanya materi dasar dan garis-
garis besar dari “Kandungan
Makna Surat al-„Alaq ayat 1-
4”. Penyampaian materi pun
menggunakan bahasa yang
sangat sederhana dan mudah
untuk dipahami.
Metode yang Guru menerapkan metode
digunakan dalam
pembelajaran jarak
jauh
ceramah dan penugasan.
Peran guru dan orang
tua terhadap proses
pembelajaran jarak
jauh
Guru berperan sebagai
pengajar yang menyampaikan
materi ajar kepada siswa
melalui perantara WhatsApp
dan orang tua siswa.
Orang tua berperan sebagai
perantara antara guru dengan
siswa untuk menyampaikan
ilmu pengetahuan tentang
materi Kandungan Makna
Surat al-„Alaq ayat 1-4. Orang
tua juga berperan sebagai
“guru pengganti” bagi siswa
di rumah agar siswa lebih
memahami materi yang ingin
disampaikan oleh guru.
Peran siswa dalam
proses pembelajaran
jarak jauh
Siswa berperan sebagai
peserta didik yang menerima
materi pembelajaran yang
diberikan oleh guru dan
dibantu juga oleh orang
tuanya untuk memahami
materi serta mengetahui tugas
apa saja yang mesti
dikerjakannya.
Strategi yang
diterapkan dalam
pembelajaran jarak
jauh
Guru memberikan tugas
kepada siswa untuk membaca
dan menyalin materi yang
telah diberikan ke buku tulis.
Guru mengulang (repetisi)
materi apa yang ada dalam
tulisan di slide/foto dengan
menjelaskannya kembali
melalui pesan suara
WhatsApp.
Evaluasi proses dan
hasil selama proses
pembelajaran jarak
jauh
Siswa mengirimkan laporan
hasil belajar berupa foto
salinan materi yang sudah
diberikan di grup WhatsApp.
2. Problematika
pelaksanaan
pembelajaran jarak
jauh
Kondisi dan keadaan
wali murid dari segi
finansial, wawasan
terhadap teknologi
informasi dan
komunikasi, dan lain-
lain
- Orang tua harus berperan
sebagai guru dirumah
untuk menjelaskan
materi yang disampaikan
oleh guru
- Ada wali murid yang
harus bekerja sehingga
tidak bisa mendampingi
anaknya belajar tepat
waktu. Hal tersebut pun
berdampak pada waktu
pengumpulan tugas bagi
anaknya ketika memang
orang tuanya baru bisa
mendampingi setelah
pulang bekerja.
Kendala yang dialami
siswa
Tidak bisa mengoperasikan
ponsel secara mandiri
Kendala yang dialami
guru
- Hanya ada 6 orang siswa
dari 8 siswa kelas X.1C
yang mengumpulkan
tugas
- Kesulitan untuk
mendapatkan cara yang
paling tepat dalam
menyampaikan materi
pembelajaran pada
proses pembelajaran
jarak jauh bagi anak
tunagrahita yang
memiliki berbagai
macam keterbatasan
Sarana prasarana Kurang terciptanya suasana
belajar mengajar yang baik
karena sarana pembelajaran
hanya dilakukan begitu saja di
aplikasi WhatsApp
Lampiran 3
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Pengumpulan Data
No. Pokok Pertanyaan Aspek yang diungkap Instrumen yang
digunakan Sumber Data
1. Pelaksanaan
Pembelajaran Jarak
Jauh (PJJ)
Kurikulum yang
diterapkan oleh sekolah
Penyusunan RPP
Alokasi waktu
- Observasi
- Wawancara
- Analisis dokumen
1. Kepala Sekolah
2. Wakil Kepala
Sekolah bidang
kurikulum
3. Wali Kelas
4. Guru
Perencanaan pembelajaran
yang diterapkan sekolah
selama proses
pembelajaran jarak jauh
- Observasi
- Wawancara
- Analisis dokumen
1. Kepala Sekolah
2. Wakil Kepala
Sekolah bidang
kurikulum
3. Wali Kelas
4. Guru
Pelaksanaan pembelajaran
jarak jauh bagi anak
tunagrahita
- Observasi
- Wawancara
1. Guru
2. Wali Kelas
3. Orang tua siswa
4. Siswa
Media yang digunakan
selama proses
pembelajaran jarak jauh
- Observasi
- Wawancara
1. Wali Kelas
2. Guru
3. Orang tua siswa
4. Siswa
Sejauh mana materi yang
dapat disampaikan selama
pembelajaran jarak jauh
- Observasi
- Wawancara
1. Guru
2. Wali Kelas
3. Orang tua siswa
4. Siswa
Metode yang digunakan
dalam pembelajaran jarak
jauh
Peran guru dan orang tua
terhadap proses
pembelajaran jarak jauh
Peran siswa dalam proses
pembelajaran jarak jauh
- Observasi
- Wawancara
1. Guru
2. Wali Kelas
3. Orang tua siswa
4. Siswa
Strategi yang diterapkan
dalam pembelajaran jarak
jauh
- Observasi
- Wawancara
1. Guru
2. Wali Kelas
3. Orang tua siswa
Evaluasi proses dan hasil
selama proses
pembelajaran jarak jauh
- Observasi
- Wawancara
1. Kepala Sekolah
2. Wakil Kepala
Sekolah bidang
kurikulum
3. Wali Kelas
4. Guru
5. Orang tua siswa
2. Problematika
pelaksanaan
pembelajaran jarak
jauh
Kondisi dan keadaan wali
murid dari segi finansial,
wawasan terhadap
teknologi informasi dan
komunikasi, dan lain-lain
Kendala yang dialami
siswa
Kendala yang dialami
guru
Sarana prasarana
- Observasi
- Wawancara
- Analisis dokumen
1. Kepala Sekolah
2. Wakil Kepala
Sekolah bidang
kurikulum
3. Wali Kelas
4. Guru
5. Siswa
6. Orang tua siswa
Tabel 3.2
Kisi-kisi Observasi
No. Pokok Pertanyaan Aspek yang diungkap Keterangan
1. Pelaksanaan
Pembelajaran Jarak
Jauh (PJJ)
Kurikulum yang
diterapkan oleh
sekolah
Perencanaan
pembelajaran yang
diterapkan sekolah
selama proses
pembelajaran jarak
jauh
Pelaksanaan
pembelajaran jarak
jauh bagi anak
tunagrahita
Media yang
digunakan selama
proses pembelajaran
jarak jauh
Sejauh mana materi
yang dapat
disampaikan selama
pembelajaran jarak
jauh
Metode yang
digunakan dalam
pembelajaran jarak
jauh
Peran guru dan orang
tua terhadap proses
pembelajaran jarak
jauh
Peran siswa dalam
proses pembelajaran
jarak jauh
Strategi yang
diterapkan dalam
pembelajaran jarak
jauh
Evaluasi proses dan
hasil selama proses
pembelajaran jarak
jauh
2. Problematika
pelaksanaan
pembelajaran jarak
jauh
Kondisi dan keadaan
wali murid dari segi
finansial, wawasan
terhadap teknologi
informasi dan
komunikasi, dan lain-
lain
Kendala yang dialami
siswa
Kendala yang dialami
guru
Sarana prasarana
Tabel 3.3
Kisi-kisi Wawancara
No. Pokok
Pertanyaan Aspek yang diungkap Nomor Soal Keterangan
1. Pelaksanaan
Pembelajaran
Jarak Jauh
(PJJ)
Kurikulum yang diterapkan oleh sekolah
Penyusunan RPP
Alokasi waktu
1, 2, 5, 9
Perencanaan pembelajaran yang diterapkan
sekolah selama proses pembelajaran jarak jauh
3, 4, 21, 22
Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh bagi anak
tunagrahita
8, 10, 14
Media yang digunakan selama proses
pembelajaran jarak jauh
6
Sejauh mana materi pendidikan agama Islam
(PAI) yang dapat disampaikan selama
pembelajaran jarak jauh
7 & 16
Metode yang digunakan dalam pembelajaran
jarak jauh pada mata pelajaran PAI
Peran guru dan orang tua terhadap proses
pembelajaran jarak jauh
Peran siswa dalam proses pembelajaran jarak
jauh
11, 12, 15
Strategi yang diterapkan dalam pembelajaran
jarak jauh
17
Evaluasi proses dan hasil selama proses
pembelajaran jarak jauh
18 & 19
2. Problematika
pelaksanaan
pembelajaran
jarak jauh
Kondisi dan keadaan wali murid dari segi
finansial, wawasan terhadap teknologi informasi
dan komunikasi, dan lain-lain
Karakteristik siswa dan kendala yang dialami
siswa
Kendala yang dialami guru
Sarana prasarana
13, 20, 23
Tabel 3.4
Pertanyaan Wawancara
No. Pertanyaan Jawaban
1 Kurikulum apakah yang diterapkan
di SLB Negeri 01 Jakarta?
2 Berapakah jumlah siswa perkelas?
3 Selama pandemik Covid-19 ini,
seperti apa perencanaan
pembelajaran yang disusun oleh
sekolah untuk proses pembelajaran
jarak jauh bagi anak berkebutuhan
khusus?
4 Kesulitan-kesulitan apa saja yang
menjadi pertimbangan selama
penyusunan perencanaan
pembelajaran jarak jauh bagi anak
berkebutuhan khusus?
5 Adakah penyusunan RPP yang
dibuat secara khusus oleh guru
untuk menunjang pembelajaran
jarak jauh bagi anak berkebutuhan
khusus?
6 Media apa saja yang digunakan
oleh guru untuk menunjang proses
pembelajaran jarak jauh selama
masa pandemik Covid-19?
7 Sejauh mana materi yang dapat
disampaikan selama proses
pembelajaran jarak jauh bagi anak
berkebutuhan khusus? terutama
untuk mata pelajaran pendidikan
agama Islam
8 Bagaimana tahapan dan penerapan
pembelajaran jarak jauh bagi anak
berkebutuhan khusus?
9 Berapa alokasi waktu yang
diterapkan dalam pembelajaran
jarak jauh?
10 Siapa sajakah pihak yang
bertanggung jawab penuh terhadap
proses pembelajaran jarak jauh?
11 Bagaimana peran orang tua
terhadap proses pembelajaran jarak
jauh?
12 Bagaimana interaksi dan koordinasi
yang dilakukan antara orang tua
siswa, siswa, guru, dan wali kelas
selama proses pembelajaran jarak
jauh?
13 Bagaimana karakteristik anak
berkebutuhan khusus yang ada di
SLB Negeri 01 Jakarta, khususnya
bagi penyandang tunagrahita?
14 Adakah perbedaan penerapan
proses pembelajaran jarak jauh bagi
anak tunagrahita dengan anak
berkebutuhan khusus tipe lain? jika
ada, seperti apa perbedaannya?
15 Adakah metode khusus yang
mampu diterapkan selama proses
pembelajaran jarak jauh bagi anak
tunagrahita?
16 Seperti apa tugas-tugas mata
pelajaran PAI yang mampu
diberikan kepada anak tunagrahita
selama proses pembelajaran jarak
jauh?
17 Bagaimana dengan strategi
pembelajaran yang mampu
diterapkan bagi anak tunagrahita
selama proses pembelajaran jarak
jauh?
18 Bagaimana tahapan dan proses
penilaian yang dilakukan selama
pembelajaran jarak jauh?
19 Bagaimana evaluasi pembelajaran
yang dapat dilakukan selama
pembelajaran jarak jauh?
20 Apa saja kendala yang dialami dan
dirasakan baik oleh guru, orang tua
siswa, maupun siswa selama proses
pembelajaran jarak jauh?
21 Adakah program penunjang yang
diberikan untuk meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan
keagamaan siswa selama proses
pembelajaran jarak jauh di masa
pandemik Covid-19?
22 Jika ada, seperti apa tahapan dalam
pelaksanaan program tersebut? Dan
siapakah penanggung jawabnya?
23 Bagaimana sarana prasarana yang
diberikan oleh sekolah untuk
menunjang pembelajaran jarak jauh
bagi anak tunagrahita?
Lampiran 4
Profil Sekolah
SLB NEGERI 1 JAKARTA SELATAN
IDENTITAS
NSSS : 891016303001
NPSN : 20109425
NSP : 40104001
Kode Gabungan : M
Kode Sekolah : 001
Status Sekolah : N
IjinPrinsip / Operasional : 2/SK/B/III,13-03-1962
Tahun : 1962
Akreditasi : A
Tahun : 2013
Proses BelajarMengajar : Pagi
ALAMAT
Kode SR : 25
Alamat 1 : Jl. Pertanian Raya
LebakBulus Jak-Sel
Alamat 2 :
Kode Pos : 12440
Kode Area : 021
Telepon : 7696074
Email : [email protected]
Website : www.slbn1jakarta.com
BANK
NomorRekeningSekolah : 042801000437538
Cabang : 0428 KC CINERE Simpedes
BRI
Rekening Atas Nama : SLB NEGERI 01 JAKARTA
DATA OPERATOR
Nama : Mira Ismiyati
DATA KEPALA SEKOLAH
NIP : 196707241993032007
Nama : DedehKurniasih,
M.Pd
Telepon :
Photo :
DATA KEPALA TATA
USAHA NIP : 19 ………
Nama : Wibowo Nurbambang
Telepon :
DATA PENGAWAS
NIP : 196301181984032001
Nama : Dra. Kartini,M.Phil,
SNE
Telepon : 08174829658
SARANA & PRASARANA
1. Ruang KepalaSekolah
Jumlah : 1
Kondisi : BAIK
2. Ruang Tata Usaha
Jumlah : 1
Kondisi : BAIK
3. Ruang Guru
Jumlah : 2
Kondisi : BAIK
Telepon : 08561019423
Email : [email protected]
4. Ruang BimbinganKonseling
Jumlah : 1
Kondisi : BAIK
5. Perpustakaan
Jumlah : 2
Kondisi : BAIK
6. Masjid
Jumlah : 1
Kondisi : BAIK
7. Aula
Jumlah : 1
Kondisi : BAIK
8. Laboratorium IPA
Jumlah : 1
Kondisi : BAIK
9. LaboratoriumKomputer
Jumlah : 1
Kondisi : BAIK
10. Laboratorium Multimedia
Jumlah : 1
Kondisi : BAIK
11. LaboratoriumKetrampilan
Jumlah : 9
Kondisi : BAIK
12. Laboratorium Bahasa
Jumlah : 0
Kondisi : 0
Lampiran 5
DUK 15/16 II
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
DINAS PENDIDIKAN
SLB NEGERI 01 JAKARTA
Jl. Pertanian Raya, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan
Telp./fax. : (021) 7696074, Kode Pos. 12440
DATA URUT KEPANGKATAN
SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020
NO Nama
L NIP/NRK NUPTK
TEMPAT TANGGAL TMT
Gol
Pendidikan
Jabatan P LAHIR LAHIR
Di SLBN 01
CPNS Golongan Jenjang
1 RATMARTINI, M.Pd. P 196005151984032006/
152913 4847738639300042 Surakarta 05/15/1960 12/19/2014 01/03/1984 01/10/2016 IV/b S2
Kep Sek
2 RUDI, S.Pd.MM. L 197309201998031003/
153132 6252751652200003 Plumbon 20/09/1973 15/01/2016 01/03/1998 01/04/2018 IV/b S2 Guru
3 WAKIJO, S.Pd. L 196806101992031016/
152903 4942746648200032 Klaten 10/06/1968 15/01/2016 01/03/1992 01/10/2012 IV/b S1 Guru
4 ENDANG
ROSLIANA, S.Pd. P
197012271995012001/153095
0559748649300013 Jakarta 27/12/1970 12/07/2010 01/01/1995 01/10/2008 IV/b S1 Guru
5 JOKO SUPRAPTO, Drs
L 196110011993031003/
155958 6333739640200013 Klaten 01/10/1961 09/08/2010 01/03/1993 01/04/2018 IV/b S1 Guru
6 RUWIYANTI, S.Pd. P 196910251993032005/
159001 0357747650300053 Kulonprogo 25/10/1969 01/12/2000 01/03/1993 01/10/2009 IV/b S1 Guru
7 ENY DWI ASTUTI,
S.Pd P
196705131988032001/158995
8845745646300012 Wonogiri 13/05/1967 01/08/1987 01/03/1988 01/04/2018 IV/b D2/S1 Guru
8 Drs. SYEICH MAHMUDDIN, M.Pd.
L 196009121983121002/
151519 7249738639200013 Aceh 17/09/1960 31/08/2016 01/12/1983 01/04/2002 IV/a S2 Guru
9 SUGIYANTO, S.Pd. L 196708051992031010/
153125 0137745648200053 Wonogiri 08/05/1967 09/08/2010 01/03/1992 01/04/2011 IV/a S1 Guru
10 PURWANTO, S.Pd. L 196812131993031005/
155977 5545746648200023 Sleman 13/12/1968 01/02/2011 01/03/1993 01/10/2009 IV/a S1 Guru
11 ROSNI, S.Pd. P 196410091992032003/
158983 0242742645300013 Selayo 09/10/1964 01/03/1992 01/03/1992 01/10/2012 IV/a S1 Guru
12 SERI RACHMANTARA, S.Pd
L 196307231988031001/
158990 7055741643200033 Jakarta 23/07/1963 01/12/1986 01/03/1988 01/10/2008 IV/a S1 Guru
13 SUHADI, Drs L 196502011993031017/
158991 6034743644200033 Tengerang 01/02/1965 01/06/1997 01/03/1993 01/10/2008 IV/a S1 Guru
14 DEWI ANGGRAINI,
Dra. P
195910211992032002/158992
9353737639300023 Yogyakarta 21/10/1959 01/10/1988 01/03/1992 01/10/2008 IV/a S1 Guru
15 SLAMET TRI
RAHAYU, S.Pd. P
197005171994122001/158993
6849748649300022 Klaten 17/05/1970 01/12/1994 01/12/1994 01/10/2009 IV/a S1 Guru
16 KURNIASIH, M.Pd. P 196810131994122002/
158998 9345746648300053 Bandung 13/10/1968 01/12/1994 01/12/1994 01/10/2009 IV/a S2 Guru
17 RETNO SUTYASTI,
S.Pd. P
196110181994122001/152923
1350739640300033 Sleman 18/10/1961 01/07/2004 01/12/1994 01/10/2011 IV/a D2/S1 Guru
18 SUHARTINAH, S.Pd. P 196703021993032005/
152884 5634745648300042 Bantul 02/03/1967 09/08/2010 01/03/1993 01/04/2016 IV/a D2/S1 Guru
19 EEM JALIHO, S.Pd P 196202231987032007/
153469 1555740642300022 Garut 23/02/1962 09/08/2010 01/03/1987 01/04/2007 IV/a S1 Guru
20 SUMANTO, S.Pd. L 196810121993031011/
155976 9344746649200043 Gnng Kidul 12/10/1968 01/02/2011 01/03/1993 01/04/2011 IV/a S1 Guru
21 SUNDARINI, S.Pd. P 196212231994032002/
153094 0555740642300043 Yogyakarta 23/12/1962 08/05/2005 01/03/1994 01/10/2011 IV/a D2/S1 Guru
22 LAKSMI, S.Pd P 196509111989032007/
153447 5243743644300033 Sukoharjo 11/09/1965 09/08/2010 01/03/1989 01/10/2009 IV/a S1 Guru
23 JUMARI, S.Pd. L 196604051993031011/
153461 1737744647200052 Ngawi 05/04/1966 15/01/2016 01/03/1993 01/10/2012 IV/a S1 Guru
NO Nama
L NIP/NRK NUPTK
TEMPAT TANGGAL TMT
Gol
Pendidikan
Jabatan P LAHIR LAHIR
Di SLBN 01
CPNS Golongan Jenjang
24 GIRANTA,S.Pd L 196506281993031004/
158956 0960743644200012 Klaten 28/06/1965 01/02/2011 01/03/1993 01/04/2010 IV/a S1 Guru
25 TRIWAHYUNI, M.Pd. P 196406261993032001/
158959 9958742643300032 Klaten 26/06/1964 31/05/2017 01/03/1993 01/11/2011 IV/a S2 Guru
26 ZAWARLY, S.Pd. P 196809061992122002/ 7238746648300043 Jakarta 06/09/1968 09/01/2016 01/12/1992 01/10/2008 III/d S1 Guru
153424
27 RUSMARTININGSIH,
S.Pd. P
196403051992032009/161987
9637742743300052 Purwokerto 05/03/1964 11/11/2014 01/03/1992 01/10/2010 III/d S1 Guru
28 RAMBAT, S.Pd. L 196901162008011009/
172725 6448747650200012 Boyolali 16/01/1969 08/01/1993 01/01/2008 01/10/2015 III/b S1 Guru
29 SULISTIENI, S.Pd P 197209232008012010/
170562 1255750652300063 Pariaman 29/09/1972 06/01/1995 01/01/2008 01/04/2018 III/b S1 Guru
30 SRI WAHYU UTAMI,
S.Pd P
196211162016062001/190658
4448740641300033 Jakarta 16/11/1962 12/07/2016 12/07/2016 12/07/2016 III/a S1 PLB Guru
31 SUWARNI, S.Pd. P 196607122010082001/
182453 1044744648300023 Sukoharjo 12/07/1966 21/11/2011 01/08/2010 01/08/2010 III/a S1 Guru
32 SRI WAHYU UTAMI,
S.Pd P
196211162016062001/190658
4448740641300033 Jakarta 16/11/1962 12/07/2016 12/07/2016 12/07/2016 III/a S1 PLB Guru
33 SIMPING
PURWANTI , S.Pd. P
197403052017082001/193924
26377526653300032
Sleman 05/03/1974 01/08/2017 01/08/2017 01/08/2017 III/a S1 plb Guru
34
WINARNI,S.Pd
P "197201072017082002/194097
7439750651300022 Sleman 07/01/1972 01/08/2017 01/08/2017 01/08/2017 III/A
S1 Pdk Bhs & Sastra
Indonesia
Gr DPK
35 MUCKHAFID ANSHORI,M.Ag
L 197504062000121001/ 4936753653200002 Ngawi 06/04/1975 01/12/2000 01/12/2000 01/10/2010 IV/a S2 Guru
36 SAMSUL HUDA,S.Ag L 197201312000121001/ 1463750653200012 Klaten 31/01/1972 01/06/2004 01/12/2000 01/10/2014 IV/a S1 Guru
37 TUGIYANTO,Drs. L -- 6049744647200063 Sragen 17/07/1966 01/03/2003 -- -- -- S1 Guru
38 PREMI SUBROTO,S.Pd
L -- 6145761662200023 Trenggalek 13/08/1983 01/03/2003 -- -- -- S1 Guru
39 ASMIKHER,S.Pd L -- 6059753655200033 Sungai Jambu
27/07/1975 01/03/2003 -- -- -- S1 Guru
40 MIRA ISMIYATI,S.Pd P -- 3843757659300052 Jakarta 05/11/1979 01/03/2004 -- -- -- S1 Guru
41 RIANA DWI
MULYANI,S.Psi P -- 4453759660300092 Jakarta 21/01/1981 '21/07/2008 -- -- -- S1/A4 Guru
42 HIKMA WARDA, SE P -- 9856765666210112 Jakarta 24/05/1981 05/01/2009 -- -- -- S1/A4 Guru
43 EKA WATI, S.Sos.I. P -- 2452765666210082 Tangerang 20/01/1987 13/07/2009 -- -- -- S1 Guru
44 GIGIH NENAZ NAZZALA, S.Or.
L -- -- Jakarta 21/11/1990 02/01/2018 -- -- -- S1 Guru
45 DUSMI, S.PdI. P -- -- Brebes 05/02/1976 02/01/2018 -- -- -- S1 Guru
46 RESTILA CAHYA
VELISTA, S.Pd. P -- -- Jakarta 14/02/1992 02/01/2018 -- -- -- S1 Guru
47 INTAN DWI P -- -- Grobogan 12/04/1995 02/01/2018 -- -- -- S1 Guru
CAHYANI, S.Pd.
48 SITI LATIFAH, S.Pd. P -- -- Sampang 29/08/1995 02/01/2018 -- -- -- S1 Guru
49 ROSIAH, S.Pd. P 196109131986032005/
158978 8245739641300043 Jakarta 09/13/1961 01/02/1986 01/03/1986 01/10/2015 III/d S1 Tendik
50 WIBOWO NURBAMBANG
L 196705111990031003/
158982 7437745648200043 Jakarta 11/05/1967 01/01/1990 01/03/1990 01/10/2017 III/a SMA Tendik
51 TANIA ASHARI
MARANTIKA, AMD P -- -- Jakarta 31/08/1991 02/01/2018 -- -- -- D3 Tendik
52 EUIS MINARSIH,
AMD P -- -- Tangerang 28/10/1981 02/01/2018 -- -- -- D3 Tendik
53 HERI KURNIAWAN L -- 2551758662200002 Jakarta 19/02/1980 07/01/2003 -- -- -- SMALB Tendik
54 ASEP SARIFUDIN L -- 1244764666200023 Tangerang 12/09/1986 02/01/2005 -- -- -- SMP Tendik
55 UJANG SIDIK BUDIMAN
L -- -- Bandung 06/07/1993 01/08/2014 -- -- -- SMALB Tendik
56 ASEP SARIFUDIN L -- 1244764666200023 Tangerang 12/09/1986 02/01/2005 -- -- -- SMP Tendik
57 HERI KURNIAWAN L -- 2551758662200002 Jakarta 19/02/1980 07/01/2003 -- -- -- SMALB Tendik
58 ASEP SARIFUDIN L -- 1244764666200023 Tangerang 12/09/1986 02/01/2005 -- -- -- SMP Tendik
59 UJANG SIDIK BUDIMAN
L -- -- Bandung 06/07/1993 01/08/2014 -- -- -- SMALB Tendik
PANIGORAN NASUTION,S.Pd
L 195810211982031003/
158997 2353736638200023 Malintang 21/10/1958 01/08/1998 01/03/1982 01/10/2008 IV/a S1 Guru
Pensiun, 01 Nopember 2018
MARYOTO, S.Pd L 195804201988031003/
158996 3752736641200002 Kulonprogo 20/04/1958 01/08/1987 01/03/1988 01/10/2008 IV/a S1 Guru
Pensiun, 01 Mei 2018
KETERANGAN
Jakarta, .. Desember 2018
Kepala SLB Negeri 01 Jakarta
Dedeh Kurniasih, M.Pd
NIP 196707241993032007
Lampiran 6
Data Siswa
DAFTAR SISWA SMALB SLB NEGERI 01 JAKARTA
TAHUN AJARAN 2020-2021
Alamat
: Jl. Pertanian Raya
NPSN
: 20109425
Rt / Rw
: 006 / 004
NIS
: 280060
Kelurahan
: Lebak Bulus
NSS
: 891016303001
Kode POS
: 12440
Tahun berdiri
: 13 Maret 1962
Kecamatan
: Cilandak
Tahun Perubahan
: 2007
Kotamadya
: Jakarta Selatan
Status
: Negeri
: DKI Jakarta
No Nomor Jenis
Kel
as
Kekhu susan
Lahir
Aga
ma
Urut
Wal
i Kls
Gur
u K
ls
NIS NISN Nama Siswa Kelamin Tempat Tanggal
1
Gig
ih N
enaz
Naz
alla
, S.P
d
Dhenas Sima Aulia Munandar X. B
2 Muhammad Nur Syafi X. B
3 Darma septian X. B
4 Shafiyyah isnaini X. B
5 Muhammad Galih Perdana X. B
6 AJI SANTOSO X. B
7 Muhammad Faisirfansyah X. B
8 MUHAMMAD IRHAN X. B
1
Adi
nda
Ayu
M
ahar
ani,
S,P
d Ardiva Ramadhanti X.1C
2 Deffi Anggraini Fitri X.1C
3
PRAGITYA SATRIO ARI MUNANDAR
X.1C
4 ABIDAH NUR ARDELIA X.1C
5 Fauzan Adrianto X.1C
6 Sandi irianto X.1C 7 Syahla Maulina Gomes X.1C
8 Denis Adiftia Permana X.1C
1
Lisd
iana
Isya
sudr
ajat
, S
.Pd
AFRA RAHMANINGDYAH KUSUMA PUTRI
X.2C
2 Ananda Nur Fitriani X.2C
3 AKBAR AFSAN FARABIE X.2C
4 Syarif Akmal X.2C
5 MAULANA SYARIF AKBAR X.2C
6 Nur Haikal X.2C
7 Arizrifqi X.2C
8 KAPITA RIZKI X.2C
1
Rin
a S
ofia
wat
i, S
.Pd
0319194 0041685991 Arsyila Yulianti 1 XI.1 B Bekasi 19/07/2004 Islam
2 0319195 0009349488 Azka azahra Putri 1 XI.1 B Jakarta 19/11/2000 Islam
3 0319196 0034268485 Aishwarya Putri Raysyah 1 XI.1 B Jakarta, 17/05/2003 Islam
4 0319197 0019032640 Dita Arista 1 XI.1 B Jakarta, 21/04/2001 Islam
5 0319198 Thalia Salsabil Rachman I XI.1 B
6
1
Ram
bat,
S.P
d
0319199 9969741570 Arman Dwi Herawan 1 XI.2 B Jakarta, 23/10/1996 Islam
2 0319200 0011363936 Amelia Anggi Saputri 1 XI.2 B Kendal 28/05/2001 Islam
3 0319201 0023015083 Dewi Handayani 1 XI.2 B Brebes 14/04/2002 Islam
4 0319202 Nisrina Azhima 1 XI.2 B Jakarta 17/06/2001 Islam
5 0319203 9987042508 Lukman Nulhakim 1 XI.2 B Bogor 24/12/1998 Islam
6 0319204 Arini Setia Wati I XI.2 B 7 0319205 Hafidz Maulana Putra 1 XI.2 B
8 0319206 0013862776 Peni 1 XI.2 B Grobogan 21/01/2001 Islam
1
Yun
ita
Faja
r, S
.Pd
Yun
ita
Faja
r, S
.Pd
0319207 0036353263 Ainnaya Risna Chairunnisa 1 XI.1 C Jakarta 08/11/2003 Islam
2 0319208 0020280411 Eisyabirra Sabrina Fitria 1 XI.1 C Tangerang 12/11/2002 Islam
3 0319209 0019402834 Mella Audia Putri 1 XI.1 C Jakarta 04/09/2001 Islam
4 0319210 0011326368 Mohamad Ivan Ardiansyah 1 XI.1 C Jakarta 18/01/2001 Islam
5 0319211 0005653787 Mickail Ramadhan malik 1 XI.1 C Jakarta 29/11/2000 islam
6 0319212 0012563266 M. Raihan Jamil 1 XI.1 C1 Jakarta 15/10/2001 Islam
7 0319213 0016016435 Rizki Januarto 1 XI.1 C Jakarta, 19/01/2002 Islam
8 0319214 0024246363 Yazid Abdul Rahman S.W 1 XI.1 C1 Jakarta 05/12/2002 Islam
1
Sum
anto
,S.P
d
Res
tila
CD
, S.P
d
0319215 0034644233 Adytia Wisnu Saputro 1 XI.2 C1 Jakarta 13/06/2004 Islam
2 0319216 0009992785 Banta Syarif 1 XI.2 C1 Aceh Utara 07/11/2000 Islam
3 0319217 0021541618 Pamungkas Wicaksana 1 XI.2 C1 Jakarta 06/08/2002 Protstn
4 0319218 0034648618 Ummu Azizah 1 XI.2 C1 Medan 27/08/1003 Islam
5 0319219 0029756889 Zulhaq Mardhillah 1 XI.2 C1 Jakarta 17/04/2002 Islam
6 0319220 Achmad Buchori 1 XI.2 C1
7 0319221 M. Raihan Al Thoriq 1 XI.2 C1
Rah
mi N
ur S
, S.P
d
1
Tri W
ahyu
ni,
M.P
d
166 0027113941 Aditya Febrian 1 XII.I B Jakarta 02/10/2002 Islam
2 167 0019992205 Angelicca Salwa Muharram 1 XII.I B Jakarta 23/04/2001 Islam
3 168 0023443871 Jazha Khoiru Nisa 1 XII.I B Magetan 02/08/2000 Islam
4 169 0027563753 Muhammad Efrijal Fajri 1 XII.I B Ciamis 20/02/2001 Islam
5 170 0010323772 Wiyan Al Riyadh 1 XII.I B Jakarta 08/11/2001 Islam
6 171 0001677370 Alfira 1 XII.I B Jakarta 12/01/2000 Islam
7 Maulana Hasanuddin 1 XII.I
1
Rah
mi N
ur S
,
S.P
d
172 0010323771 Bayu Radityo 1 XII.2 B Jakarta 22/06/2001 Islam
2 173 9987562035 Lukman Harun 1 XII.2 B Jakarta 02/01/1998 Islam
3 175 9985929944 Reza Aditiya 1 XII.2 B Pekalongan 25/11/1998 Islam
4 176 0001640377 Zaenaludin Ibnu Said 1 XII.2 B Tegal 27/07/2000 Islam
1
Inta
n D
wi
Cah
yan
i, S
.Pd
Sit
i L
atif
ah, S
.Pd
177 9991145280 Adam Hamidi Al Barqi 1 XII.1 C Kediri 25/02/1999 Islam
2 179 0010656459 Falevi Putra Pamungkas 1 XII.1 C Cianjur 03/08/2001 Islam
3 180 0010385247 Gibran Fakhiri Avikri 1 XII.1 C Jakarta 27/11/2001 Islam
4 181 0037520346
Muhammad Eureka Trishessa Putra
1 XII.1 C Tangerang 07/05/2003 Islam
5 183 0000861941 Galih Djaya Santika 1 XII.1 C Jakarta 05/12/2000 Islam
6 184 0006041854 Shibghatallah Mujaddidi 1 XII.1 C Jakarta 11/09/2000 Islam
1
Sugiy
anto
. S
.Pd 178 9993408081 Deby Ningrum Setyowati 1 XII.2 C Jakarta 05/06/2000 Islam
2 182 0019346735 Mohammad Fauzan 1 XII.2 C Ciamis 10/07/2001 Islam
3 186 0078629844 Anggi Nopiyanti 1 XII.2 C Jakarta 03/11/1997 Islam
4 191 0021466904 Said Agil Al Kadri 1 XII.2 C Jakarta 27/11/2002 Islam
5 192 0028270961 Wella Regita Khairani 1 XII.2 C1 Jakarta, 20/05/2002 Islam
1
Ru
wiy
anti
,
S.P
d
185 0027828007 Adinda Meidiyanti 1 XIi.3 C Jakarta 15/05/2002 Islam
2 187 0019403113 Alfian Zidane 1 XIi.3 C Bekasi 14/01/2001 Islam
3 188 0007292828 Nurseptiani 1 XIi.3 C Jakarta 29/09/2000 Islam
4 189 0011330664 Regynda Kanala 1 XIi.3 C Jakarta, 31/08/2001 Kristen
5 190 9996799563 Riskina Deyoviani 1 XIi.3 C Jakarta 03/10/1999 Islam
Lampiran 7
Lampiran 8
Biodata Penulis
Dina Aryani, lahir di Bekasi, 05 Desember 1997. Penulis tinggal di daerah
perkampungan Desa Wangunharja dekat kawasan industri Jababeka Kec.
Cikarang Utara, Kab. Bekasi. Ayah penulis bernama Nur‟aen dan Ibunya bernama
Wartini. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Pendidikannya
dimulai pada tahun 2003 di SDN Wangunharja 01 yang berada di sekitar
lingkungan rumahnya, kemudian setelah lulus pada tahun 2009 ia melanjutkan
pendidikannya ke MTs Khairul Bariyyah yang merupakan pondok pesantren di
wilayah Cimuning, Kec. Mustika Jaya, Kota Bekasi. Tahun 2012 saat penulis
lulus MTs, ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan jenjang SMA-nya di
tempat yang sama namun hal itu hanya berlangsung sampai 1 tahun. Pada tahun
2013 sampai dengan 2015 ia melanjutkan pendidikan kelas XI dan XII SMA-nya
ke sekolah yang bernama MAN Cikarang, di Kab. Bekasi. Setelah lulus dari
sekolah tersebut, ia melanjutkan kembali pendidikannya ke UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan mengambil Jurusan Pendidikan Agama Islam di
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
KEMENTERIAN AGAMA
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089
UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
FITK No. Revisi: : 01
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1
UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan SKRIPSI yang berjudul
“Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bagi Anak Berkebutuhan Khusus di
SLB Negeri 01 Jakarta Pada Mata Pelajaran PAI di Masa Pandemik Covid-19”
disusun oleh Dina Aryani, NIM. 11150110000076, Jurusan Pendidikan Agama Islam,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing pada tanggal 19 Februari
2021
Jakarta, 19 Februari 2021
Pembimbing
Heny Narendrany Hidayati, M.Pd
NIP. 19710512 199603 2 002
UJI REFERENSI
Nama : Dina Aryani
NIM : 11150110000076
Jurusan/Prodi : Pendidikan Agama Islam/Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Judul Skripsi : Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bagi Anak
Berkebutuhan Khusus di SLB Negeri 01 Jakarta Pada Mata
Pelajaran PAI di Masa Pandemi Covid-19
Pembimbing : Heny Narendrany Hidayati, M. Pd
No. Buku Sumber/Jurnal Nomor
Footnote
Nomor
Halaman
Paraf
Pembimbing
BAB 1
1
Choirul Mahfud,
Pendidikan Multikultural,
(Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2011), Cet. V, h.
32.
1 1
2
Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 (UU No. 20 Th
2003), tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Bab I
Pasal 1 Ayat 1, Bab IV
Pasal 5 Ayat 1 dan 2.
2, 5 1, 2
3
Novan Ardy Wiyani &
Barnawi, Ilmu Pendidikan
Islam, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2016), Cet. III, h.
29.
3 1
4 Undang-Undang Dasar 4 2
Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 (UUD 1945),
Bab XIII tentang
Pendidikan dan
Kebudayaan, Pasal 31 Ayat
1, h. 15.
5
Agustyawati dan Solicha,
Psikologi Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus,
(Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Jakarta,
2009), h. 136.
6 2
6
Mohammad Efendi,
Pengantar Psikopedagogik
Anak Berkelainan, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2008),
Cet. 2, h. 88.
7 2
7
Safrudin Aziz, Pendidikan
Seks Anak Berkebutuhan
Khusus, (Yogyakarta:
Penerbit Gava Media,
2015), Cet. I, h. 126-127,
129.
9, 33 3, 7
8
Sapariadi, dkk, Mengapa
Anak Berkelainan Perlu
Mendapat Pendidikan,
(Jakarta: PN Balai Pustaka,
1982), Cet. I, h. 45.
10 3
9
Nur Uhbiyati, Ilmu
Pendidikan Islam 2,
(Bandung: CV Pustaka
11 4
Setia, 1997), Cet. I, h. 13-
14.
10
Akmal Hawi, Kompetensi
Guru Pendidikan Agama
Islam, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2013), h. 19.
12 4
11
Muhaimin, Pengembangan
Kurikulum Pendidikan
Agama Islam di Sekolah,
Madrasah, dan Perguruan
Tinggi, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2009), h. 7-8.
13 4
12
Abdul Mujib dan Jusuf
Mudzakkir, Ilmu
Pendidikan Islam, (Jakarta:
Kencana, 2017), Cet. V, h.
51.
14 4
13
Adityo Susilo, dkk,
Coronavirus Disease 2019:
Tinjauan Literatur Terkini,
Jurnal Penyakit Dalam
Indonesia, Vol. 7, No. 1,
2020, h. 45, 46.
15, 17,
19 5
14
Wahyu Aji Fatma Dewi,
Dampak Covid-19
Terhadap Implementasi
Pembelajaran Daring di
Sekolah Dasar, Jurnal
Edukatif: Jurnal Ilmu
Pendidikan, Vol. 2, No. 2,
2020, h. 56.
16, 22,
24, 25 5, 6
15
Adib Rifqi Setiawan,
Lembar Kegiatan Literasi
Saintifik untuk
Pembelajaran Jarak Jauh
Topik Penyakit Coronavirus
2019 (Covid-19), Jurnal
Edukatif: Jurnal Ilmu
Pendidikan, Vol. 2, No. 1,
2020, h. 29.
18, 20,
26 5, 6
16
Syafrida & Ralang Hartati,
Bersama Melawan Virus
Covid-19 di Indonesia,
Jurnal SALAM: Jurnal
Sosial & Budaya Syar‟i,
Vol. 7, No. 6, 2020, h. 496.
21 5
17
Luh Devi Herliandry, dkk,
Pembelajaran Pada Masa
Pandemi Covid-19, Jurnal
Teknologi Pendidikan, Vol.
22, No. 1, 2020, h. 66.
23, 27 6
18
Munir, Pembelajaran Jarak
Jauh Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi,
(Bandung: Alfabeta, 2009),
h. 9.
28, 30,
32 6, 7
19
Ali Taufik, Perspektif
Tentang Perkembangan
Sistem Pembelajaran Jarak
Jauh di Kabupaten Kutai
Kartanegara Kalimantan
Timur, Jurnal Pendidikan:
29 7
Riset dan Konseptual, Vol.
3, No. 2, 2019, h. 88.
20
Muhammad Rozi
Yerusalem, Adian Fatur
Rochim, Kurniawan Teguh
Martono, Desain dan
Implementasi Sistem
Pembelajaran Jarak Jauh di
Program Studi Sistem
Komputer, Jurnal
Teknologi dan Sistem
Komputer, Vol. 3, No. 4,
2015, h. 483.
31 7
BAB 2
1
Ahmad Susanto, Teori
Belajar dan Pembelajaran
di Sekolah Dasar, (Jakarta:
Kencana, 2013), Cet. I, h.
18-19.
1, 3 12
2
Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 (UU RI No. 20
Tahun 2003), tentang
Sistem Pendidikan
Nasional, Bab 1 Pasal 1
ayat 20.
2 12
3
Harjanto, Perencanaan
Pengajaran, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2013), Cet.
VIII, h. 170.
4 13
4
Munir, Pembelajaran Jarak
Jauh Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi,
(Bandung: Alfabeta, 2009),
h. 20, 9.
5, 7 13, 14
5
Ali Taufik, Perspektif
Tentang Perkembangan
Sistem Pembelajaran Jarak
Jauh di Kabupaten Kutai
Kartanegara Kalimantan
Timur, Jurnal Pendidikan:
Riset dan Konseptual, Vol.
3, No. 2, 2019, h. 88.
6 13
6
Muhammad Rozi
Yerusalem, Adian Fatur
Rochim, Kurniawan Teguh
Martono, Desain dan
Implementasi Sistem
Pembelajaran Jarak Jauh di
Program Studi Sistem
Komputer, Jurnal
Teknologi dan Sistem
Komputer, Vol. 3, No. 4,
2015, h. 483-484.
8 14
7
Wina Sanjaya,
Pembelajaran dalam
Implementasi Kurikulum
Berbasis Kompetensi,
(Jakarta: Kencana, 2008),
Ed. 1, Cet. IV, h. 97-98.
9 14
8 Muchafid Anshori, 10, 11, 16, 17
Pendidikan Agama Islam
Adaptif di Sekolah Luar
Biasa, (Jakarta: Pustikom,
2012), h. 72-73, 75-76, 73,
dan 80-81.
12, 13
9
Agustyawati dan Solicha,
Psikologi Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus,
(Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Jakarta,
2009), h. 136, 139-140,
140, 141, 144-148, dan 152.
14, 17,
19, 21,
23, 24
17, 18, 19,
20
10
Mohammad Efendi,
Pengantar Psikopedagogik
Anak Berkelainan, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2008),
Cet. 2, h. 88, 90, 90, 90-91.
15, 18,
20, 22 17, 18, 19
11
Muhaimin, Pengembangan
Kurikulum Pendidikan
Agama Islam di Sekolah,
Madrasah, dan Perguruan
Tinggi, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2009), h. 7-8.
25 20
12
Ahmad Sastra, Filosofi
Pendidikan Islam, (Bogor:
Darul Muttaqien Press,
2014), Cet. 1, h. 104, 105.
26, 27 20
13
Akmal Hawi, Kompetensi
Guru Pendidikan Agama
Islam, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2013), h. 20, 22-23,
28, 30,
32 21
25.
14
Zakiah Daradjat,
Metodologi Pengajaran
Agama Islam, (Jakarta:
Bumi Aksara, 1996), h. 72.
29 21
15
Mukhtaruddin, “Pengaruh
Pendidikan Agama
Terhadap Perilaku
Keagamaan Peserta Didik
SMA Swasta di Kota
Yogyakarta”, Jurnal
Analisa, Vol. 18, No. 01,
2011, h. 135-136.
31 21
16
Luh Devi Herliandry, dkk,
Pembelajaran Pada Masa
Pandemi Covid-19, Jurnal
Teknologi Pendidikan, Vol.
22, No. 1, 2020, h. 66.
33, 42,
46 22, 23
17
Adityo Susilo, dkk,
Coronavirus Disease 2019:
Tinjauan Literatur Terkini,
Jurnal Penyakit Dalam
Indonesia, Vol. 7, No. 1,
2020, h. 45, 45, 46, dan 46.
34, 36,
39, 40 22
18
Syafrida & Ralang Hartati,
Bersama Melawan Virus
Covid-19 di Indonesia,
Jurnal SALAM: Jurnal
Sosial & Budaya Syar‟i,
Vol. 7, No. 6, 2020, h. 496.
35 22
19 Wahyu Aji Fatma Dewi, 37, 43, 22, 23
Dampak Covid-19
Terhadap Implementasi
Pembelajaran Daring di
Sekolah Dasar, Jurnal
Edukatif: Jurnal Ilmu
Pendidikan, Vol. 2, No. 2,
2020, h. 56.
44
20
Adib Rifqi Setiawan,
Lembar Kegiatan Literasi
Saintifik untuk
Pembelajaran Jarak Jauh
Topik Penyakit Coronavirus
2019 (Covid-19), Jurnal
Edukatif: Jurnal Ilmu
Pendidikan, Vol. 2, No. 1,
2020, h. 29.
38, 41,
45 22, 23
BAB 3
1
Lexy J. Moleong,
Metodologi Penelitian
Kualitatif, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2016),
Cet. 35, h. 6, 248.
1, 9 28, 32
2
S. Margono, Metodologi
Penelitian Pendidikan:
Komponen MKDK,
(Jakarta: Rineka Cipta,
2010), Cet. 8, h. 40.
2 28
3
Haris Herdiansyah,
Wawancara, Observasi,
dan Focus Groups: Sebagai
Instrumen Penggalian Data
3, 5 28, 29
Kualitatif, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2015), Cet.
5, h. 20, 131.
4
Sedarmayanti dan
Syarifudin Hidayat,
Metodologi Penelitian,
(Bandung: Mandar Maju,
2011), Cet. 2, h. 74.
4 29
5
Sugiyono, Metode
Penelitian Manajemen,
(Bandung: Alfabeta, 2014),
Cet. 3, h. 384, 396, 435-
445, 404-412.
6, 7, 8,
10
29, 30, 32,
33
BAB 4
1
Abdul Majid, Strategi
Pembelajaran, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Offset, 2014), Cet. 3, h. 8,
193,194, 196-197.
27, 28,
29, 30 50, 51
2
Lukmanul Hakim,
Perencanaan
Pembelajaran, (Bandung:
CV Wacana Prima, 2008),
Cet. 2, h. x, viii
33, 34 52
3
Rudi Susilana dan Cepi
Riyana, Media
Pembelajaran: Hakikat,
Pengembangan,
Pemanfaatan, dan
Penilaian, (Bandung: CV
Wacana Prima, 2008), Cet.
49, 50 59
2, h. 24, 6.
4
Suharsimi Arikunto, Dasar-
Dasar Evaluasi Pendidikan
Edisi Kedua, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2017), h. 3-4, 15-
16, 16.
57, 58,
63 61, 63
Jakarta, 19 Februari 2021
Mengetahui,
Pembimbing Skripsi
Heny Narendrany Hidayati, M.Pd
NIP. 19710512 199603 2 002