pelaksanaan model pembelajaran area di taman …

86
PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN KANAK-KANAK RIZANI PUTRA MENDALO INDAH KECAMATAN JALUKO KABUPATEN MUARO JAMBI SKRIPSI OLEH : HESTY INDRI HASTUTI NIM . TRA 151757 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Upload: others

Post on 03-Nov-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN

KANAK-KANAK RIZANI PUTRA MENDALO INDAH

KECAMATAN JALUKO KABUPATEN

MUARO JAMBI

SKRIPSI

OLEH :

HESTY INDRI HASTUTI

NIM . TRA 151757

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI 2019

Page 2: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …
Page 3: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …
Page 4: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …
Page 5: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …
Page 6: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

PERSEMBAHAN

Skripsi ini aku persembahkan kepada kedua orang tua ku yang tercinta ayahanda Indra Gunawan dan ibunda Ristilah yang telah membesarkan, mendidik, dan

membimbingku hingga seperti saat sekarang ini, semoga kedua orang tua ku selalu mendapatkan rahmat serta di berikan kesehatan dan umur panjang oleh Allah SWT.

Untuk kakak ku Riska Kurniawan dan adik ku Indah Ristanti Dewi yang selalu memberikan semangat dan doa dan untuk abang ku Harmoko yang selalu

memberikan motivasi dan semangat terimakasih semoga diberi kesehatan dari Allah SWT, serta teman-teman seperjuangan ku khususnya pendidikan anak usia dini,

dan saudara-saudara ku yang selalu memeberikan dorongan semangat. Terimakasih semua yang telah membantu ku dalam menyelesaikan skripsi ini,

semoga Allah memberikan keberkahan, rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Amin ya Rabbal alamin….

Page 7: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …
Page 8: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat limpahan Rahmat dan Karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “ Pelaksanaan Model Pembelajaran Area ( Minat) di taman kanak-kanak

Rizani Putra Mendalo Indah”. Seiring dan salam penulis juga limpahkan kepada

junjungan besar nabi Muhammad Saw. Adapun penulisan skripsi ini bertujuan untuk

memenuhi persyaratan akademik guna memperoleh gelar sarjana pendidikan anak

usia dini di Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih dan

penghormatan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis

selama perkuliahan sampai terselesaikannya penulisan skripsi ini. Secara khusus

penulis sampaikan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, selaku Rektor UIN STS Jambi.

2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd.I selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN STS Jambi.

3. Ibu Dra. Umil Muhsinin, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Program Studi

Pendidikan islam anak usia dini

4. Ibu Dr. Yusria, S.Ag, M.Ag sebagai pembimbing I dan Ibu Siti Maria Ulfa,

M.Pd.I sebagai pembimbing II yang telah banyak membimbing dan

mengarahkan penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Ibu Siti Hajar S.Pd selaku Kepala Sekolah taman kanak-kanak Rizani Putra

Mendalo Indah yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan

penelitian dan memperoleh data di lapangan.

6. Teristimewa yang sangat penulis banggakan kepada kedua orang tua tercinta

Bapak Indra Gunawan dan Ibu Ristilah, yang selama ini telah membesarkan,

mendidik, dan memberikan baik moril dan material kepada penulis serta

memotivasi, memberikan nasihat dan mendoakan penulis sehingga dapat

mengemban pendidikan hingga perguruan tinggi.

Page 9: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

7. Kepada teman-teman seperjuangan mahasiswa pendidikan islam anak usia

dini ( PIAUD) angkatan 2015 dan sahabat-sahabat saya kelas A yang telah

membantu dalam pembuatan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kesalahan dalam penulisan skripsi

ini, penulis juga menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih

banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Penulis mengaharapkan

kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. Atas segala bimbingan dan

bantuan yang telah diberikan, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan

Rahmat dan Berkah-Nya.

Jambi, 29 April 2019

Hesty Indri Hastuti

NIM. TRA 151757

Page 10: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

ABSTRAK

Nama : Hesty Indri Hastuti

Jurusan/ Prodi : Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Judul : Pelaksanaan Model Pembelajaran Area ( Minat) di Tk Rizani

Putra Mendalo Indah

Skripsi ini membahas tentang pelaksanaan model pembelajaran area di Taman

Kanak-kanak Rizani Putra Mendalo Indah. Adapun rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan model pembelajaran area di Taman

Kanak-kanak Rizani Putra Mendalo Indah, Faktor apa saja yang menjadi penghambat

dalam menerapkan model pembelajaran area di Taman Kanak-kanak Rizani Putra

Mendalo Indah, Upaya apa saja yang dilakukan kepala sekolah dalam

mengembangkan pengetahuan guru dalam Model Pembelajaran Area di Taman

Kanak- kanak Rizani Putra. Penelitian menggunakan pendekatan penelitian kualitatif

deskriptif yaitu yang dapat memberikan jawaban atas hasil permasalahan yang

diuraikan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pelaksanaan model pembelajaran area di Taman Kanak-kanak Rizani Putra dalam

proses pelaksanaan pembelajaran tidak menerapkan apa yang telah di rencanakan

oleh guru dalam rancangan program dan mendesain lingkungan belajar sebagaimana

yang telah ditetapkan dalam model pembelajaran area. Kendala yang dihadapi atau

faktor yang menjadi penghambat pelaksanaan model pembelajaran area di Tk. Rizani

Putra Mendalo Indah adalah kurangnya tenaga pendidik dan sarana prasarana

dimana kedua nya menjadi fasilitator yang sangat penting dalam proses belajar

mengajar. Upaya yang dilakukan dalam mengembangkan pengetahuan guru terhadap

model pembelajaran area di Tk. Rizani Putra Mendalo Indah adalah pelatihan-

pelatihan, workshop, seminar, dan kegiatan guru KKG/ IGRI rutin setiap satu bulan

sekali untuk menambah wawasan pengentahuan. Upaya tersebut dapat meningkatkan

ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi tenaga pendidik.

Kata kunci: Model, Pembelajaran

Page 11: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

ABSTRACT

Name : Hesty Indri Hastuti

Major : Islamic Education for Young Learners

Title : The Implementation of Learning Model Area (Interest) at Rizani

Putra Kindergarten Mendalo Indah

This thesis discusses about the implementation of learning model area at Rizani

Putra Kindergarten Mendalo Indah. The research formulation in this research is how

is the implementation of learning model area at Rizani Putra Kindergarten Mendalo

Indah, what are the factors that become inhibition in the implementation of learning

model Area at Rizani Putra Kindergarten Mendalo Indah, what are the efforts done

by the principal in developing teachers’ knowledge in the implementation of learning

model area at Rizani Putra Kindergarten Mendalo Indah. This research uses the

qualitative descriptive design that can give the answer upon the described problems.

The technique of data collection used in this research is observation, interview, and

documentation. The result of this research shows that the implementation of learning

model area at Rizani Putra Kindergarten is not implemented it as planned by the

teachers in the program design and design the learning environment as determined in

the learning model area. The constraints faced or the factor that hinder the

implementation of the model area at Rizani Putra kindergarten Mendalo Indah are the

lack of educatiors and infrastructure where bith are very important fasilitators in the

teaching and learning process. The efforts made in developing model area at Rizani

Putra kindergarden Mendalo Indah are trainings, workshop, seminar and routine

KKG/IGRI teacher activities every once a month to broaden knowledge. These effors

can improve knowledge and experience for educators.

Keywords: model, learning

Page 12: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

NOTA DINAS ........................................................................................................... i

PENGESAHAN ........................................................................................................ ii

PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................................... iii

PERSEMBAHAN ..................................................................................................... iv

MOTTO .................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .............................................................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................................ vii

ABSTRACT .............................................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL..................................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1

B. Fokus Penelitian ............................................................................................... 5

C. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5

D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ..................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 6

A. Konsep Dasar Model Pembelajaran Area ....................................................... 7

1. Pengertian Model Pembelajaran Area ........................................................ 8

2. Aplikasi Model Pembelajaran Area ............................................................ 10

3. Penataan Ruang Model Pembelajaran Area ............................................... 13

4. Langkah- langkah Kegiatan Model Pembelajaran Area ............................. 14

5. Strategi Model Pembelajaran Area ( Minat) ............................................... 15

6. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Area ............................... 17

B. Pendidikan Anak Usia Dini .............................................................................. 20

1. Hakikat Anak Usia dini ................................................................................ 20

2. Karakteristik Pendidikan Anak Usia Dini.................................................... 20

3. Prinsip Dasar Pendidikan Anak Usia Dini ................................................... 22

C. Hasil Penelitian Relevan ................................................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 26

A. Pendekatan Dan Desain Penelitian ................................................................... 26

B. Setting Dan Subjek Penelitian .......................................................................... 27

C. Jenis Data Dan Sumber Data ............................................................................ 28

D. Teknik Pengumupulan Data ............................................................................. 28

Page 13: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

E. Teknik Analisis Data ........................................................................................ 30

F. Pengecekan Keabsahan Data ............................................................................ 31

G. Jadwal Penelitian .............................................................................................. 34

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum............................................................................................... 36

B. Temuan Khusus .............................................................................................. 43

1. Pelaksanaan Model Pembelajaran Area di Tk. Rizani Putra Mendalo Indah

.................................................................................................................. 43

2. Faktor Penghambat dalam Melaksanakan Model Pembelajaran Area di Tk.

Rizani Putra Mendalo Indah..................................................................... 49

3. Upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan

Pengetahuan Guru dalam Melaksanakan Model Pembelajaran Area di Tk.

Rizani Putra Mendalo Indah..................................................................... 51

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................... 53

B. Saran ............................................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA

Page 14: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian…………………………………………….. 34

Tabel 4.1 Keadaan Tenaga Pendidik…………………………………… 40

Tabel 4.2 Keadaan Peserta Didik………………………………………. 40

Tabel 4.3 Kondisi Ruang……………………………………………….. 42

Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana…………………………………………. 42

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran : 1 Instrumen Pengumpulan Data

Lampiran : 2 Foto Dokumentasi Riset

Page 15: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah proses interaksi antara pendidik dan anak didik atau

lingkungan secara sadar, teratur, terencana, dan sistematis guna membantu

perkembangan potensi anak didik secara maksimal. Pendidikan pada anak usia dini

pada dasarnya meliputi seluruh dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang

tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan

menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat bereksplorasi pengalaman yang

memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan mengetahui pengalaman

belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru dan

bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh

potensi dan kecerdasan anak. (Mursid, 2015: 15-16).

Pendidikan ditingkat taman kanak-kanak merupakan salah satu bentuk

pendidikan anak usia dini, yaitu anak yang berusia 0 – 6 tahun. Menurut UU No. 20

tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 butir 14 bahwa pendidikan

anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

lahir hingga enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani maupun rohani agar anak

memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan labih lanjut. ( Mukhtar Latif dkk,

2014: 2)

Dalam perkembangannya, masyarakat telah menunjukkan kepedulian terhadap

masalah pendidikan, pengasuhan dan perlindungan anak 0 sampai 6 tahun dengan

berbagai jenis layanan sesuai dengan kondisi dan kemampuannya yang ada, baik jalur

pendidikan formal maupun non formal. Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini

( PAUD) jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak- kanak ( TK), Raudhatul

Athfal ( RA), dan bentuk lain yang sederajat, yang menggunakan program untuk usia

Page 16: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

4 – 6 tahun. Sedangkan jalur pendidikan non formal berbentuk Taman Penitipan

Anak ( TPA) dan berbentuk lain yang sederajat ( PERMENDIKNAS No 58 tahun

2009).

Dalam kurikulum 2013 pendidikan anak usia dini No 146 tahun 2014 pasal 2

berbunyi Pendidikan Anak Usia dini (PAUD) diselenggarakan berdasarkan

kelompok usia dan jenis layanannya, yang meliputi :

a. Layanan PAUD untuk usia sejak lahir sampai dengan 6 ( enam) tahun

terdiri atas Taman Penitipan Anak ( TPA) dan satuan PAUD sejenis SPS,

dan yang sederajat.

b. Layanan PAUD untuk usia 2 ( dua) tahun sampai dengan 4 ( empat) tahun

terdiri atas kelompok bermain ( KB) dan yang sejenisnya.

c. Layanan PAUD untuk usia 4 ( empat) sampai dengan 6 ( enam) tahun

terdiri atas Taman Kanak- kanak ( TK), Raudhatul Athfal ( RA), Bustanul

Athfal ( BA) dan yang sederajat.

SPS sebagaimana yang dimaksud pada ayat ( 1) huruf a antara lain berbentuk

pos PAUD, Taman Posyandu ( TP), Taman Asuhan Anak Muslim ( TAAM), PAUD

Taman Pendidikan Al- Qur’an ( PAUD TPQ), PAUD Bina Iman Anak ( PAUD BAI)

, PAUD Pembinaan Anak Kristen ( PAUD PAK) dan Nava Dhamma Sekha.

Pendidikan anak dalam islam sangatlah penting untuk selalu dikaji. Anak

sebagai penerus bangsa juga penerus agama yang harus selalu dibekali dengan ilmu

yang bisa menjadi dasar untuk dewasa nanti. Anak-anak harus diberi arahan dengan

bijak tanpa harus menggurui, namun penuh kasih layaknya sahabat yang saling

berdiskusi.

Sebagaimana dalam surat Luqman kita ketahui, banyak petuah-petuah yang

beliau berikan padanya agar menjadi seorang hamba yang baik budi serta iman pada

Ilahi. Pendidikan tidak hanya dengan menyekolahkan di sekolah bergengsi namun

juga dengan adab dan iman agar menjadi bekal di akhirat mampu menjadi anak

berbakti, saleh dan salihah membanggakan orang tua. Firman Allah :

ومن يشكر فإنهما يشكر لنفسه ومن كفر فإ ولقد آتينا لقمان الحكمة أن اشكر لله ن (٢١ميد نه لله

Page 17: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

Dan sesungguhnya telah kami berikan hikmat kepada Luqman, Yaitu:

“Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka

mesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak

bersyukur, maka sesungguhnya Allah maha kaya lagi maha terpuji”. (QS. Luqman:

12).

Dalam suatu lembaga pendidikan anak usia dini adanya pengelolaan kegiatan

yang disebut dengan manajemen yang berarti pengelolaan. Secara sederhana

manajemen bisa diartikan sebagai kegiatan mengelola suatu organisasi untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Suatu lembaga memiliki model atau metode

pembelajaran yang telah tersusun dan terencana. (Novan Ardy, 2017: 8)

Pada lembaga pendidikan telah banyak berkembang model pembelajaran untuk

anak usia dini. Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau suatu pola

yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau

pembelajaran dalam tutorial. Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman

bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran (Trianto,

2010: 51)

Menurut kementrian dan kebudayaan ( 2005: 66) menyatakan bahwa beberapa

model pembelajaran yang digunakan untuk proses pendidikan anak usia dini,

diantaranya model pembelajaran kelompok berdasarkan sudut-sudut kegiatan, model

pembelajaran kelompok berdasarkan pengaman, model pembelajaran berdasarkan

area ( minat) dan model pembelajaran berdasarkan sentra.

Dalam memilih suatu model pembelajaran guru harus dapat menyesuaikan

antara model yang dipilihnya dengan kondisi siswa, materi pembelajaran, dan sarana

yang ada. Oleh karena itu, guru harus menguasai beberapa jenis model pembelajaran

yang ada agar proses belajar mengajar berjalan lancar dan tujuan yang ingin dicapai

dapat terwujud. Menurut Pangastuti ( 2014: 39) penyusunan pembelajaran di Taman

Kanak- kanak ( TK) didasarkan pada silabus yang dikembangkan menjadi program

Page 18: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

tahunan ( prota), program semester ( prosem), rencana kegiatan mingguan ( RKM)

dan rencana kegiatan harian ( RKH).

Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti di Taman Kanak-kanak Rizani

Putra Mendalo Indah Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi menggunakan

model pembelajaran area . Dalam pelaksanaan model pembelajaran area di Taman

Kanak-kanak Rizani Putra Mendalo Indah yang terlihat dilapangan melaksanakan

model pembelajaran area akan tetapi belum maksimal dalam menerapkannya seperti:

1) guru tidak melaksanakan pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan

dalam program tahunan, program semester, rencana kegiatan mingguan dan rencana

kegiatan harian, 2) guru tidak menyediakan lingkungan tempat area-area

pembelajaran, 3) guru tidak menggunakan media sebagai bahan ajar, 4) guru

memberikan pembelajaran berhitung penjumlahan dan pengurangan, 5) guru

memberikan pekerjaan rumah ( PR) kepada anak. Selain itu didalam proses

pelaksanaan area tersebut, masih banyak terjadi kendala- kendala yang dialami,

seperti keterbatasan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran yaitu guru hanya

berjumlah 3 ( tiga) orang dan kendala yang paling utama adalah sarana dan prasarana

yang kurang memadai dalam lembaga tersebut.

Dengan diterapkan model pembelajaran area ini guru dapat melaksanakan

proses kegiatan belajar mengajar dengan optimal. Dimana model pembelajaran

berdasarkan area lebih memberikan kesempatan kepada anak didik untuk memilih

atau melakukan kegiatan tersendiri sesuai dengan minatnya, meskipun adanya

kendala-kendala dalam proses pelaksanaan model pembelajaran tersebut.

Pembelajaran dirancang untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan spesifik anak

dan menghormati keberagaman budaya dan menekankan prinsip, individualisasi

pengalaman bagi setiap anak, membantu anak untuk pilihan –pilihan melalui kegiatan

dan pusat-pusat kegiatan serta peran, peran keluarga dalam proses pembelajaran. (

Suyadi, 2010: 242)

Page 19: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk

meneliti permasalahan yang berkenaan dengan judul: “ Pelaksanaan Model

Pembelajaran Area di Taman Kanak- kanak Rizani Putra Mendalo Indah Kecamatan

Jaluko Kabupaten Muaro Jambi”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka penelitian ini

difokuskan pada Pelaksanaan Model Pembelajaran Area ( Minat) di Taman Kanak-

kanak Rizani Putra Mendalo Indah Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian yang dikemukakan diatas, maka dapat

dikemukakan rumusan masalah penelitian yaitu :

1. Bagaimana pelaksanaan Model Pembelajaran Area di Taman Kanak- kanak

Rizani Putra ?

2. Faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam menerapkan Model

Pembelajaran Area di Taman Kanak- kanak Rizani Putra ?

3. Upaya apa saja yang dilakukan kepala sekolah dalam mengembangkan

pengetahuan guru dalam Model Pembelajaran Area di Taman Kanak- kanak

Rizani Putra ?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan pertanyaan penelitian, maka tujuan penelitian ini

adalah ingin mengetahui :

a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Model Pembelajaran Area di

Taman Kanak- kanak Rizani Putra.

Page 20: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

b. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam

menerapkan Model Pembelajaran Area di Taman Kanak- kanak Rizani

Putra.

c. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan kepala sekolah dalam

mengembangkan pengetahuan guru dalam Model Pembelajaran Area di

Taman Kanak- kanak Rizani Putra.

2. Kegunaan penelitian

a. Kegunaan teoritis: Setelah penelitian ini diharapkan hasilnya dapat menjadi

bagian langkah dalam pengembangan model pembelajaran anak usia dini

khususnya model pembelajaran area dalam kegiatan pelaksanaan proses

pembelajaran.

b. Kegunaan praktis: Setelah penelitian ini diharapkan temuan-temuan dan

pembahasan hasil penelitian dapat menjadi salah satu masukan untuk

perbaikan peningkatan mutu dalam menggunakan model pembelajaran anak

usia dini dalam kegiatan pelaksanaan proses pembelajaran.

Page 21: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Model Pembelajaran Area

Istilah Model Pembelajaran diambil dari dua suku kata, yaitu Model dan

Pembelajaran. Di mana masing-masing kata tersebut memiliki makna yang berbeda-

beda. Model adalah suatu objek atau konsep yang digunakan untuk mempresentasikan

sesuatu hal yang nyata dan dikonversi untuk sebuah bentuk yang lebih komprehensif.

Sedangkan pembelajaran adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan

siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka

mencapai tujuan yang diharapkan. ( Fadlillah, 2012: 182)

Kegiatan pembelajaran, dalam implementasinya mengenal banyak istilah untuk

menggambarkan cara mengajar yang akan dilakukan oleh guru. Saat ini, begitu

banyak macam strategi ataupun metode pembelajaran yang bertujuan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran menjadi lebih baik. Joyce & Weil berpendapat

bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan

untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang

bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. (

Rusman, 2013: 133)

Kemp (1995) menjelaskan bahwa model pembelajaran adalah suatu kegiatan

pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat

dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan pendapat di atas, Dick and Carey

(1985) juga menyebutkan bahwa model pembelajaran itu adalah adalah suatu set

materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk

menimbulkan hasil belajar pada siswa. ( Rusman, 2013: 132)

Page 22: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

Dalam pembelajaran, berbagai masalah sering dialami oleh guru. Untuk

mengatasi berbagai masalah dalam pembelajaran, maka perlu adanya model-model

pembelajaran yang dipandang dapat membantu guru dalam proses belajar mengajar.

Model dirancang untuk mewakili realitas sesungguhnya, walaupun model itu sendiri

bukanlah realitas dari dunia sebenarnya. Model pembelajaran adalah pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelompok

maupun tutorial (Agus Suprijono, 2011: 46).

Sejalan dengan pendapat di atas, model pembelajaran adalah suatu perencanaan

atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran

di kelas atau pembelajaran dalam tutorial.Fungsi model pembelajaran adalah sebagai

pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran

(Trianto, 2010: 51).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran merupakan suatu kerangka yang digunakan dalam pembelajaran untuk

mencapai tujuan tertentu. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan

adalah model pembelajaran Area ( minat).

1. Pengertian Model Pembelajaran Area

Model pembelajaran berdasarkan Area (Minat) lebih memberikan kesempatan

kepada anak didik untuk memilih atau melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan

minatnya. Pembelajarannya dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

spesifik anak dan menghormati keberagaman budaya dan menekankan prinsip,

individualisasi pengalaman bagi setiap anak, membantu anak untuk pilihan-pilihan

melalui kegiatan dan pusat-pusat kegiatan serta peran serta keluarga dalam proses

pembelajaran. ( Suyadi, 2010: 242)

Sistem Area lebih menekankan pada belajar sambil bermain atau bermain

seraya belajar. Artinya, aspek pelajaran dikemas dalam bentuk permainan

sehingga anak-anak belajar dengan cara bermain. Anak didik bermain sesuai

Page 23: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

dengan minat masing-masing. Mereka berhak memilih area mana yang akan

dilakukan olehnya dari minimal empat area yang disesuaikan oleh guru dalam

setiap harinya. Meskipun anak didik berhak memilih, tetapi mereka diharapkan

menyelesaikan semua area yang disiapkan oleh guru.

Diana Mutiah (2010: 121) mengemukakan bahwa “model pembelajaran area

dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak, menghargai

keberagaman budaya, dan menekankan pada pengalaman anak”. Konsep model

pembelajaran area memberikan kesempatan pada anak untuk memilih atau

melakukan kegiatan sesuai minatnya, sehingga anak dapat bermain seraya belajar.

Model pembelajaran area ialah model pembelajaran dimana anak diberi

kesempatan untuk memilih atau melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minat

mereka didalam area-area (Diknas, 2013). Model ini pada dasarnya hampir sama

dengan model pembelajaran sudut-sudut kegiatan. Pembelajarannya dirancang

untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan meghormati

keberagaman budaya yang menekankan pada prinsip (1) pengalaman pembelajaran

pribadi setiap anak, (2) membantu anak membuat pilihan dan keputusan melalui

aktifitas di dalam area-area yang disiapkan, (3) dan keterlibatan keluarga dalam

proses pembelajaran.

Pembelajaran area bertujuan menciptakan suasana pembelajaran yang

membangun suatu landasan bagi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang

penting untuk menghadapi tantangan baik dimasa kini maupun yang akan datang

serta didasarkan pada keyakinan bahwa anak-anak tumbuh dengan baik ika mereka

dilibatkan secara alamiah dalam proses belajar dan mendorong anak untuk

bereksplorasi, bereksperimen, memelopori dan menciptakan.

Pada model pembelajaran area guru mendesain lingkungan belajarnya dalam

bentuk area-area pembelajaran. Setiap area pembelajaran memiliki berbagai jenis

alat main sejenis sesuai areanya untuk menstimulasi perkembangan anak. Anak

Page 24: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

diharapkan akan melakukan berbagai aktifitas dalam satu area pembelajaran.

Widson (2012) yang menyatakan bahwa “when a student is driven to learn by the

natural passion underlying and interest area amazing learning accurs”, yaitu

Pembelajaran akan terjadi ketika anak berada pada area yang sesuai minatnya.

Pembelajaran area ini mencakup tiga pilar yaitu: (1) konstruktivitas, (2) sesuai

dengan perkembangan, dan (3) pendidikan progresif. Konstruktivisme menyakini

bahwa pembelajaran terjadi saat anak berusia memahami dunia di sekelilingnya.

Pembelajaran menjadi proses interaktif yang melibatkan teman sebaya, orang

dewasa, dan lingkungan. Anak membangun pemahaman mereka sendiri atas dunia

dan hal-hal yang terjadi di sekelilingnya dengan membangun pemahaman-

pemahaman baru dan pengalaman-pemgalaman yang telah mereka miliki

sebelumnya.

Pelaksanaan pembelajaran area ini menggunakan metode yang selaras dengan

tahap perkembangan anak. Setiap anak berkembang melalui tahapan yang berbeda,

namun pada saat yang sama, setiap anak adalah makhluk individu dan unik.

Dengan demikian pendidikan harus mencermati dan menyimak perbedaan antara

keterampilan dan minat dari anak-anak yang berusia sama.

Semua kegiatan dalam pembelajaran ini didasarkan atas minat anak, tingkat

perkembangan kognitif dan kematangan social-emosional, mendorong rasa ingin

tahu alamiah anak, kegembiraan terhadap pengalaman-pengalaman panca indera

dan keinginan untuk menjelajahi gagasan-gagasan baru anak itu sendiri.

Pelaksanaan pendidikan progresif dibangun berdasarkan prinsip-prinsip

perkembangan anak dan kontruktivisme ini.

Pembelajaran dengan model area menggunakan sepuluh area, yaitu: area

Agama, Balok, Bahasa, Drama, Berhitung atau Matematika, IPA, Musik, Seni,

Motorik, Pasir dan Air, Membaca dan Menulis. Dalam satu hari dapat dibuka

Page 25: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

minimal 4 area untuk disiapkan alat bermain atau alat peraga dan sarana

pembelajaran yang sesuai dengan indikator yang dicapai.

2. Aplikasi Model Pembelajaran Area

Dalam melaksanakan pembelajaran, peran guru sangat penting yakni membuat

program tahunan (Protah), program semester ( Promes) program mingguan (RKM

), dan Program Kegiatan Harian (RKH). Setelah pembentukan rancangan, guru

menyiapkan alat dan bahan ajar. Kemudian melaksanakan proses pembelajaran

dan melakukan evaluasi. Dalam menciptakan lingkungan guru mendasarkan diri

pada pengetahuan yang dimilikinya tentang perkembangan anak. Dalam menyusun

tujuan pembelajaran guru memperhatikan keunikan masing-masing anak,

menghargai kelebihan dan kebutuhan setiap anak , menjaga kealamiahan anak dan

mendukung pembelajaran bersama.

Pembelajaran area menggunakan 10 area yang dalam satu hari dapat dibuka

minimal 4 area untuk disiapkan alat bermain atau alat peraga dan sarana

pembelajaran yang sesuai dengan indicator yang ingin dicapai. Alat bermain untuk

model area sesuai dengan kurikulum paud 2013 adalah :

a. Area Agama

Area Agama merupakan tempat yang memberikan pengalaman pada anak

untuk mengenal agama dan mempraktekkan tata cara beribadah sesuai dengan

agama yang dianutnya. Area agama menyediakan miniatur rumah ibadah,

perlengkapan ibadah, buku-buku bacaan, dan sebagainya.

b. Area Balok

Area balok dilengkapi dengan berbagai macam bentuk dan ukuran balok

untuk meenciptakan susunan khayal atau dapat dikenali seperti bangunan,

melalui bermain balok anak mengembangkan kemampuan matematika,

kemampuan berfikir dan memecahkan masalah, kreatifitas, serta memperkuat

Page 26: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

daya konsentrasi. Alat bermain anak di area balok adalah balok (dengan

berbagai bentuk, ukuran, dan warna), leggo, dan sebagainya.

c. Area Berhitung atau Matematika

Area matematika dan berhitung merupakan tempat yang menyediakan

permainan-permainan yang dapat membantu anak belajar mencocokkan,

berhitung, dan mengelompokkan, serta menciptakan sendiri permainan yang

mereka sukai. Kegiatan-kegiatan di area ini mendorong anak mengembangkan

kemampuan intelektual, otot-otot halus, koordinasi mata tangan, dan

keterampilan sosial seperti berbagi, bernegosiasi, dan memecahkan masalah.

Alat bermain di area matematika adalah lambang bilangan, kepingan geometri,

kartu angka, puzzle, pohon hitung, dan sebagainya.

d. Area Sains atau IPA

Area sains banyak menyediakan kesempatan bagi anak untuk

menggunakan panca indera dan menyalurkan langsung minat mereka terhadap

kejadian-kejadian alamiah dan benda yang mereka temukan. Dengan

mengekplorasi bahan-bahan alami, anak menciptakan, berpikir, dan

berkomunikasi. Anak-anak melatih otot halus dan kasar, mengembangkan

konsep-konsep matematika, gagasan-gaggasan ilmiah, dan kreativitas. Alat

bermain anak di area sains adalah : macam-macam tiruan binatang, biji-bijian

(jagung, kacang tanah, kacang hijau, beras), benda-benda untuk pengenalan

berbagai macam rasa (gula, garam, sirup, cuka), dan sebagainya.

e. Area Musik

Musik dapat digunakan sepanjang hari untuk meyatukan kegiatan

pembelajaran. Bernyanyi, menggerakkan badan, bertepuk tangan, menari, dan

memainkan alat-alat musik. Musik mengembangkan panca indera,

mengajarkan ritme, memperkuat otot halus dan kasar, dan mendorong

Page 27: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

kreatifitas. Alat bermain di area musik adalah : seruling, organ kecil, gendang

angklung, rebana, dan sebagainya.

f. Area Bahasa

Area Bahasa merupakan tempat yang tenang sehingga anak-anak dapat

melihat buku, membacakan temannya, atau meminta guru untuk membacakan.

Alat bermain di area Bahasa ini adalah : buku-buku cerita, kartu-kartu nama,

kartu nama bulan, koran, dan sebagainya.

g. Area Membaca dan Menulis

Area ini merupakan tempat bagi anak untuk mengekplorasi pengalaman

membaca dan menuliskan kata-kata yang ada di sekitar mereka. Area

membaca dan menulis menyediakan berbagai buku-buku atau tulisan-tulisan

dan bahan-bahan untuk kegiatan menyimak atau mendengar bahasa dan

menulis. Area membaca berisi buku-buku dan bahan-bahan untuk kegiatan

membaca. Alat bermain di area membaca ini yaitu : buku, pensil warna, pensil,

kartu huruf, kartu gambar, spidol dan sebagainya.

h. Area Drama atau Bermain Peran

Area drama merupakan tempat memberikan kesempatan pada anak untuk

mengeksplorasi dan mengembanagkan pengalaman bermain peran. Area drama

memiliki baju-baju atau benda-benda lain yang mendorong anak

memperagakan apa yang mereka lihat di kehidupan mereka, membantu mereka

untuk memahami dunia mereka dan memainkan berbagai peran. Pemilihan

benda tegantung dari minat anak-anak da tema yang sedang berlangsung. Alat

bermain di Area Drama adalah : tempat tidur anak (boneka), almari kecil, baju-

baju, kompor-komporan, piring, sendok, garpu, dan lain-lain.

i. Area Pasir

Page 28: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

Jika bermain pasir dan air dimasukkan ke dalam salah satu tempat di

dalam kelas, kita dapat menggunakan pasir dan air menjadi salah satu area

yang menarik untuk beraktifitas dengan anak-anak.

j. Area Seni dan Motorik Halus

Area seni dan motorik merupakan tempat untuk mengembangkan dan

mengekplorasi kreatifitas mereka serta bersenang-senang dengan bahan baru

dan pengalaman fisik. Alat bermain pada area seni dan motorik halus adalah

meja gambar, meja kursi anak, pensil warna, buku gambar, kertas lipat, kertas

koran, lem, gunting, dan sebagainya. Area seni, motorik diberi ruang yang

cukup luas agar anak bisa beraktivitas cukup leluasa dalam mengembangkan

motorik halusnya.

3. Penataan Ruang Model Pembelajaran Area

Pengelolaan kelas model pembelajaran area meliputi pengorganisasian peserta

didik, pengaturan area yang di programkan, dan peranan pendidik. Untuk itu hal-

hal yang diperlukan dalam pengelolaan kelas adalah :

a. Alat bermain, sarana prasarana diatur sesuai dengan area yang

diprogramkan pada hari itu.

b. Kegiatan dapat dilakukan dengan menggunakan meja kursi, karpet, atau

tikar sesuai dengan alat yang digunakan.

c. Pengaturan area memungkinkan pendidik dapat memberikan motivasi,

pembinaan, dan penilaian.

d. Pendidik memperhatikan perbedaan individu setiap peserta didik pada saat

mereka melakukan kegiatan di area.

4. Langkah – langkah Kegiatan Model Pembelajaran Area

Page 29: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

a. Kegiatan awal (± 30 menit )

Kegiatan yang dilaksanakan adalah melatih pembiasaan, misalnya

menyanyi, memberi salam dan berdoa. Bercerita tentang pengalamam sehari-

hari dan setiap anak bercerita, 3 atau 4 anak bertanya tentang cerita anak

tersebut, membicarakan tema/sub tema, melakukan kegiatan fisik atau motorik

yang dapat dilakukan di luar atau di dalam kelas.

b. Kegiatan inti (± 60 menit) secara individual di area kegiatan.

Sebelum melakukan kegiatan inti, pendidik bersama anak membicarakan

tugas-tugas di area yang diprogramkan. Setelah itu peserta didik dibebaskan

memilih area yang disukai sesuai dengan minatnya. Area yang dibuka setiap

hari disesuaikan dengan indikator yang dikembangkan dan sarana atau alat

pembelajaran yang ada. Anak dapat berpindah area sesuai dengan mintanya

tanpa ditentukan oleh pendidik. Apabila terdapat anak tidak mau melakukan

kegiatan di area yang diprogramkan, pendidik harus memotivasi anak tersebut

agar mau melakukan kegiatan. Pendidik dapat melayani anak dengan

membawakan tugasnya ke area yang sedang diminatinya.

c. Istirahat atau makan (± 30 menit)

Kegiatan makan bersama menanamkan pembiasaan yang baik, misalnya

mencuci tangan, berdoa sebelum dan sesudah makan, tata tertib makan,

mengenalkan jenis makanan bergizi, menumbuhkan rasa sosial (berbagai

makanan) dan kerjasama. Setelah kegiatan makan selesai, waktu yang tersedia

dapat digunakan untuk bermain dengan alat permainan yang bertujuan

mengembangkan fisik atau motorik.

d. Kegiatan akhir (± 30 menit )

Kegiatan akhir dilaksanakan secara klasikal, misalnya dengan bercerita,

bernyanyi, cerita dari pendidik atau membaca puisi, dilanjutkan dengan diskusi

Page 30: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

kegiatan satu hari dan menginformasikan kegiatan esok hari, berdoa,

mengucapkan salam dan pulang.

5. Strategi Model Pembelajaran Area

Dick dan Carey (1985) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu

perangkat materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama

untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Jenis strategi pembelajaran:

a. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode

ini senantiasa bagus bila pengunaannya betul-betul disiapkan dengan baik,

didukung alat dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan

penggunannya. Dalam pendidikan anak usia dini, metode ceramah sangat

cocok digunakan untuk menyampaikan penjelasan-penjelasan mengenai aturan

permainan yang dipakai. Melalui penjelasan dari guru, seorang anak akan lebih

mudah dalam memahami materi yang diajarkan. Metode ini dapat dilakukan

pada berbagai area, yakni guru memberikan penjelasan kepada siswa mengenai

apa yang ada di area tersebut.

b. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan

terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat

yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa

menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat

adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru. Metode ini dapat

dilakukan pada area manapun, termasuk area matematika.

c. Metode Pembiasaan

Page 31: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

Metode pembiasaan merupakan metode pembelajaran yang membiasakan

suatu aktivitas kepada seseorang anak atau peserta didik. Metode ini

dipengaruhi adanya teori behavioristik. Untuk anak usia dini, metode ini sangat

baik digunakan karena anak suka menerima dan ia belum terpengaruh oleh

dunia luar. Metode ini dapat digunakan pada semua area pembelajaran

termasuk area agama, musik, dan seni.

d. Metode Keteladanan

Metode keteladanan merupakan metode pembelajaran yang didasarkan

pada contoh tingkah laku yang ditunjukkan oleh orang tua maupun pendidik.

Metode ini sangat efektif karena sifat anak yang suka meniru. Metode

keteladanan ini dapat dilakukan di area agama.

e. Metode Bermain

Metode bermain adalah metode yang menerapkan pemainan tententu

sebagai wahana pembelajaran siswa. Metode ini merupakan metode yang

sangat cocok pada anak usia dini, karena pada hakikatnya anak bermain sambil

belajar. Metode ini cocok digunakan dalam semua area pembelajaran.

f. Metode Bercerita

Metode bercerita adalah metode yang mengisahkan suatu peristiwa atau

kejadian kepada peserta didik, misalnya legenda, dongeng, dan kisah nabi.

Metode ini cocok digunakan di area bercerita anak juga bisa menceritakan

kejadian yang seru dalam hidupnya dan juga cocok dalam area membaca dan

menulis, anak bisa menulis kemudian membacakan ceritanya.

g. Metode Bernyanyi

Metode bernyanyi merupakan metode yang khas digunakan untuk anak

usia dini, yakni metode yang menggunakan syair-syair yang dilagukan.

Page 32: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

Menurut pendapat ahli metode bernyanyi dapat membangun suasana yang

menyenangkan. Metode ini cocok untuk pembelajaran area musik.

h. Metode Karyawisata

Metode karyawisata merupakan metode kunjungan secara langsung ke

objek- objek yang sesuai dengan tema yang dibahs. Metode ini mengajak

peserta didik ke suatu tempat tertentu untuk mempelajari sesuatu yang

berkaitan dengan materi yang diajarkan. Karyawisata dalam arti metode

mengajar mempunyai arti tersendiri, berbeda dengan karyawisata dalam arti

umum. Karyawisata di sini berarti kunjungan ke luar kelas dalam rangka

belajar. Jadi, karyawisatadi atas tidak mengambil tempat yang jauh dari

sekolah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Karyawisata dalam waktu

yang lama dan tempat yang jauh disebut study tour. Dalam hal ini peserta didik

dapat di ajak ke ruangan yang menyerupai binatang, museum, kebun maupun

lainnya. metode ini cocok digunakan pada area Sains/IPA.

i. Metode Pemecahan Masalah

Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya

sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab

dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai

dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Metode ini

memperlakukan pembelajaran anak dengan memberikan persoalan tertentu

yang sederhana, kemudian anak diperintahkan memecahkan masalah. Metode

ini dapat digunakan pada area balok dan area matematika.

j. Metode Simulasi

Metode simulasi merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan

menirukan suatu perbuatan atau kegiatan tertentu. Peniruan tersebut hanyalah

bersifat pura-pura, namun dapat memperjelas materi pelajaran bersangkutan.

Page 33: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

Sebagian pendapat menyebut metode ini dengan istilah bermain peran. Maka

dari itu metode ini sangat cocok dalam model pembelajara area drama.

Dari 10 jenis strategi pembelajaran diatas memiliki kecocokan tersendiri

terhadap model area pembelajaran. Peran guru sangat penting dalam memilih

metode yang tepat dengan model pembelajaran yang disesuaikan dengan

kurikulum yang anda.

6. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Area

a. Kelebihan Model Pembelajaran Area

Model pembelajaran area dianggap sebagai model pembelajaran baru dan

efektif yakni model pembelajaran dimana anak diberi kesempatan untuk

memilih atau melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minat mereka didalam

area-area. Berikut merupakan kelebihan dari model pembelajaran area:

1) Lebih memberikan kesempatan kepada anak didik untuk memilih atau

melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya, dan memungkinkan

anak untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan pengetahuan dan

ketrampilasn nya melalui berbagai kegiatan dan meningkatkan pemahaman

anak secra komprehensif.

2) Pembelajaran di rancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik

anak dan menghormati keberagaman budaya yang lebih menekankan pada

prinsip.

3) Pengalaman pembelajaran pribadi setiap anak Membantu anak membuat

keputusan melaluli aktivitas di dalam area-area yang disiapkan.

4) Keterlibatan keluarga dalam proses pembelajaran, anggota keluarga di

libatkan sukarela dalam kegaitan pembelajaran misalnya orang tua di

libiatkan dalm mempersiapkan peraturan media pembelajaran atau model

dalam pembelajaran teretntu. Keluarga bermitra dengan PAUD dalam

Page 34: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

membuat keputusan tentang anak, misalnya orang tua diminta

pertimbangannya perihal kebutuhan layanan khusus individual untuk anak.

5) Bagi kegiatan yang memerlukan pemahaman atau membahayakan, dan

pengamatan langsung, maka jumlah anak dibatasi agar guru dapat

memperhatikan lebih mendalam proses dan hasil yang dicapai dapat lebih

maksimal tanpa mengabaikan anak yang ada di area lain. Secara tidak

langsung perhatian guru lebih mendalam dari proses dan hasil yang

dicapai secara maksimal tanpa mengabaikan anak-anak yang berda di area

yang lain. Guru mudah menguasai kelas, Mudah mengorganisasikan

tempat duduk atau kelas, Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya,

Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik, Memberi kesempatan

pada guru untuk menggunakan pengalaman, pengetahuan dan kearifan,

Dapat menggunakan bahan pelajaran yang luas, Membantu siswa untuk

mendengar secara akurat, kritis, dan penuh perhatian, Jika digunakan

dengan tepat maka akan dapat menstimulasikan dan meningkatkan

keinginan belajar siswa dalam bidang akademik.Dapat menguatkan bacaan

dan belajar siswa dari beberapa sumber lain.

6) Kemampuan anak dalam belajar lebih optimal, anak lebih sibuk bergerak

melakukan atau aktif belajar yang telah dipilihnya. Dengan system area ini

pengalaman belajar anak lebih banyak dan anak lebih kreatif.

7) Dengan menggunakan system area sebagai antisipasi terhadap perbedaan

cara belajar, motivasi, kemampuan dan minat anak. Sehingga anak dapat

membuat kesimpulan sendiri dari setiap hal yang dipelajarinya.

b. Kelemahan Model Pembelajaran Area

Selain kelebihan, model pembelajaran area ini juga memiliki kelemahan,

diantarannya yakni:

1) Bila selalu digunakan dan terlalu digunakan dapat membuat bosan. (a)

Guru dituntut untuk mempunyai wawasan yang luas dan kreatif untuk

Page 35: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

mengembangkan model pembelajaran area agar lebih inovatif dan variatif,

(b) Guru harus memiliki ketrampilan metodologis yang handal, rasa

percaya diri yang tinggi dan berani mengemas dan mengembangkan materi

secara akademik.

2) Aspek sarana dan sumber pembelajaran memerlukan sumber informasi

yang cukup banyak dan bervariasi yang akan menunjang dan memperkaya

pengembangan model pembelajaran area. Dan bila sarana ini tidak

terpenuhi maka penerapan pembelajaran terpadu juga akan terhambat.

3) Aspek penilaian pembelajaran membutuhkan penilaian yang menyeluru

(komprehensif) yaitu menetapakan keberhasilan belajar peserta didik dari

berbagai bidang pada model pembelajaran area.

B. Pendidikan Anak Usia Dini

1. Hakikat Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulusi,

membimbing, mengasuh, dan memberikan kegiatan pembelajaran yang akan

menghasilkan kemampuan dan keterampilan anak. Pendidikan anak usia dini

merupakan sebuah pendidikan yang dilakukan pada anak yang baru lahir sampai

delapan tahun. Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu

proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya.

Anak usia dini berada pada rentang 0-8 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan

dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat

dalam rentang perkembangan hidup manusia. Proses pembelajaran sebagai

bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik

yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak. ( Mursid, 2015: 15)

Page 36: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional berkaitan dengan pendidikan anak usia dini tertulis pada

pasal 28 ayat 1 yang berbunyi “ Pendidikan Anak Usia dini di selenggarakan bagi

anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan bukan merupakan prasyarat

untuk mengikuti pendidikan dasar. Selanjutnya pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 14

ditegaskan bahwa pendidikan anak usia dini suatu upaya pembinaan yang

ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan enam tahun yang dilakukan

melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut. ( Hendra Sofyan, 2014: 70)

2. Karakteristik Anak Usia Dini

Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik, moral,

dan sebagainya. Karakteristik anak usia dini diantaranya adalah: a) memiliki rasa

ingin tahu yang besar, b) merupakan pribadi yang unik, c) suka berfantasi dan

berimajinasi, d) masa potensial untuk belajar, e) menunjukkan sikap egosentris,

f) memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek, g) sebagai bagian makhluk

sosial.

Pendidik perlu memahami karakteristik anak untuk mengoptimalkan

kegiatan pembelajaran. Pendidik dapat memberikan materi pembelajaran

sesuai dengan perkembangan anak. Pendapat lain tentang karakteristik anak usia

dini (Hibama S Rahman, 2002: 43-44) adalah sebagai berikut.

a. Usia 0–1 tahun

Perkembangan fisik pada masa bayi mengalami pertumbuhan yang paling

cepat dibanding dengan usia selanjutnya karena kemampuan dan keterampilan

dasar dipelajari pada usia ini. Kemampuan dan keterampilan dasar tersebut

merupakan modal bagi anak untuk proses perkembangan selanjutnya.

Karakteristik anak usia bayi adalah sebagai berikut: 1) keterampilan motorik

Page 37: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

antara lain anak mulai berguling, merangkak, duduk, berdiri dan berjalan, 2)

keterampilan menggunakan panca indera yaitu anak melihat atau mengamati,

meraba, mendengar, mencium, dan mengecap dengan memasukkan setiap

benda ke mulut, 3)komunikasi sosial anak yaitu komunikasi dari orang

dewasa akan mendorong dan memperluas respon verbal dan non verbal bayi.

b. Anak Usia 2–3 tahun

Usia ini anak masih mengalami pertumbuhan yang pesat pada

perkembangan fisiknya. Karakteristik yang dilalui anak usia 2-3 tahun antara

lain: 1) anak sangat aktif untuk mengeksplorasi benda-benda yang ada di

sekitarnya. Eksplorasi yang dilakukan anak terhadap benda yang ditemui

merupakan proses belajar yang sangat efektif, 2) anak mulai belajar

mengembangkan kemampuan berbahasa yaitu dengan berceloteh. Anak

belajar berkomunikasi, memahami pembicaraan orang lain dan belajar

mengungkapkan isi hati dan pikiran, 3) anak belajar mengembangkan emosi

yang didasarkan pada faktor lingkungan karena emosi lebih banyak ditemui

pada lingkungan.

c. Anak usia 4–6 tahun

Anak pada usia ini kebanyakan sudah memasuki Taman Kanak-kanak.

Karakteristik anak 4-6 tahun adalah: 1) perkembangan fisik, anak sangat aktif

dalam berbagai kegiatan sehingga dapat membantu mengembangkan otot-otot

anak, 2) perkembangan bahasa semakin baik anak mampu memahami

pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan pikirannya, 3)

perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat ditunjukkan dengan rasa

keingintahuan anak terhadap lingkungan sekitarnya. Anak sering bertanya

Page 38: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

tentang apa yang dilihatnya, 4) bentuk permainan anak masih bersifat individu

walaupun dilakukan anak secara bersama-sama.

d. Anak usia 7–8 tahun

Karakteristik anak usia 7-8 tahun adalah: 1) dalam perkembangan

kognitif, anak mampu berpikir secara analisis dan sintesis, deduktif dan

induktif (mampu berpikir bagian per bagian), 2) perkembangan sosial, anak

mulai ingin melepaskan diri dari orangtuanya. Anak sering bermain di luar

rumah bergaul dengan teman sebayanya, 3) anak mulai menyukai permainan

yang melibatkan banyak orang dengan saling

3. Prinsip Dasar Pendidikan Anak Usia Dini

Dalam melaksanakan pendidikan anak usia dini hendaknya mengungkapkan

prinsip- prinsip sebagai berikut:

a. Berorientasi pada kebutuhan anak

Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi pada

kebutuhan anak. Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan

upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek

perkembangan.

b. Belajar melalui bermain

Bermain merupakan saran belajar anak usia dini. Melalui bermain anak

diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkkan, dan mengambil

kesimpulan mengenai benda disekitarnya.

c. Lingkungan yang kondusif

Lingkungan harus diciptakan dengan sedemikian rupa sehingga menarik

dan menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta kenyamanan yang

dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain.

Page 39: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

d. Menggunakan pembelajaran terpadu

Pembelajaran anak usia dini harus menggunakan konsep pembelajaran

terpadu yang dilakukan melalui tema. Tema yang dibangun harus menarik dan

dapat membangkitkan minat anak dan konstektual. Hal ini dimaksudkan agar

anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas sehingga

pembelajaran menjadi mudah dan bermakna bagi anak.

e. Mengembangkan kecakapan hidup

Mengembangkan keterampilan hidup dapat melalui berbagai proses

pembiasaan. Hal ini dimaksudkan agar anak belajar untuk menolong diri

sendiri, mandiri dan bertanggung jawab serta memiliki disiplin diri.

f. Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar

Media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan alam

sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik ( guru).

g. Dilaksanakan secara bertahap dan berulang-ulang

Pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya dilakukan secara bertahap,

dimulai dari konsep yang sederhana dan dekat dengan anak, agar konsep dapat

dikuasai dengan baik hendaknya pendidik menyajikan kegiatan-kegiatan yang

berulang.

C. Hasil Penelitian Relevan

Penelitian relevan merupakan penelitian yang hampir serupa sudah dilakukan

oleh penelitian lain relevan dengan masalah yang diteliti. Oleh sebab itu,

dikemukakan beberapa penelitian lain yang pernah dilakukan berikut ini.

Penelitian yang dilakukan oleh Uswatun Chasanah tahun 2017, dengan judul “

Pengembangan Pembelajaran Area dan Sentra Berbasis Alat Permainan Edukatif di

Taman Kanak- Kanak Pertiwi Gordangrejo Karanganyar”. Permasalahan pokok

pada latar belakang masalah penelitian tersebut dinyatakan bahwa peneliti

Page 40: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

menemukan pelaksanaan pembelajaran masih menggunakan LKS dan buku, sehingga

kurang menarik bagi anak dan anak mudah bosan. Dari latar belakang masalah

tersebut Uswatun Chasanah mengemukakan rumusan masalah yaitu: Bagaimana

pelaksanaan pengembangan pembelajaran area dan sentra berbasis alat permainan

edukatif.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Lita Latiana, Dkk tahun 2016, dengan

judul “ Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Dengan Pendekatan Area di Taman

Kanak- Kanak di Kota Semarang”. Permasalahan pokok pada latar belakang masalah

penelitian tersebut dinyatakan bahwa peneliti menemukan guru tidak melaksanakan

atau menerapkan ilmu yang didapat sesuai dengan teori yang diberikan karena tidak

didukung dengan sarana prasarana yang baik serta mahalnya pembiayaan untuk

melaksanakannya. Dari latar belakang masalah tersebut Lita Latiana, Dkk

,mengemukakan rumusan masalah yaitu: Apakah dengan pendekekatan area dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran anak.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Hijriati tahun 2017, dengan judul “

Pengembangan Model Pembelajaran Anak Usia Dini”. Permasalahan pokok pada

latar belakang masalah penelitian tersebut bahwa peneliti menemukan guru tidak

efektif dalam menerapkan model pembelajaran anak usia dini, sehingga pembelajaran

menjadi tidak optimal dalam menumbuh kembangkan aspek perkembangan anak.

Dari latar belakang masalah tersebut Hijriati mengemukakan rumusan masalah yaitu:

Bagaimana pelaksanaan pengembangan model pembelajaran anak usia dini.

Bertolak dari beberapa penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti

terdahulu, maka dapat dinyatakan perbedaan- perbedaan yang signifikan dengan

penelitian ini sebagaimana dijelaskan berikut :

1. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Uswatun Chasanah adalah

tentang suatu pelaksanaan pembelajaran yang tidak menarik dan membosankan.

Page 41: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

Penelitian ini lebih mengungkapkan tentang menungkapkan upaya pengembangan

pembelajaran area dengan alat permainan edukatif.

2. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lita Latiana, Dkk adalah tentang

guru tidak melaksanakan atau menerapkan suatu pembelajaran sesuai dengan teori.

Dalam penelitiannya juga mengungkapkan bahwa tidak adanya sarana dan

prasarana yang mendukung suatu pelaksanaan pembelajaran.

3. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hijriati adalah tentang guru

tidak efektif dalam melaksanaan atau menerapkan model pembelajaran, sehingga

pembelajaran tidak optimal.

Beberapa perbedaan yang telah dikemukakan antara penelitian terdahulu

dengan penelitian ini, dapat pula dibedakan dari segi setting dan subjek penelitian.

Selain itu latar belakang dan rumusan masalah penelitian terdahulu berbeda.

Adapun persamaan penelitian yang dilakukan adalah mengangkat tentang

pelaksanaan model pembelajaran yang diterapkan.

Page 42: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Menurut Sugiyono ( 2018: 8-9) penelitian kualitatif adalah metode penelitian

yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah ( sebagai

lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,

teknik pengumpulan data dilakukan secara trangggulasi ( gabungan), analisis data

bersifat induktif dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada

generalisasi. Metode penelitian kualitatif sering juga disebut metode penelitian

naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah ( natural

setting ).

Adapun pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif deskriptif. Kualitatif deskriptif merupakan salah satu

penelitian yang termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Pendekatan penelitian

kualitatif diskriptif yaitu memaparkan apa adanya data yang terdapat dilapangan

dengan menggunakan metode pengumpulan data meliputi wawancara, observasi

dan dokumentasi.

2. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif.

Dimana peneliti akan melakukan wawancara dan observasi terlebih dahulu dengan

fokus permasalahan penelitian sesuai dengan latar belakang penelitian. Kemudian

peneliti akan mermaparkan apa adanya hasil penelitian sesuai dengan penelitian

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu secara holistik.( Lexy Moleong,

2013: 4)

Page 43: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

B. Setting dan Subjek Penelitian

1. Seting Penelitian

Menurut Sugiyono ( 2018: 292) Setting penelitian merupakan tempat dimana

keadaan, lokasi, dan situasi sosial tersebut akan diteliti. Misalnya sekolah,

perusahaan, lembaga pemerintah, dan lain sebaginya.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu di Taman Kanak-

kanak Rizani Putra Mendalo Indah Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi.

Pemilihan lembaga tersebut sebagai tempat penelitian didasarkan atas apa yang

dilihat dan dimati oleh peneliti sebagai suatu permasalahan. Fokus permasalahan

penelitian yang akan menjadi objek yang relevan dengan keadaan pokok sebagai

permasalahan dalam penelitian ini.

Alasan praktis pemilihan lembaga tersebut juga didasarkan atas

pertimbangan dimana keterjangkauan lokasi penelitian baik dari segi tenaga dan

efisiensi waktu dan juga situasi sosial yang ramah sebelum melakukan penelitian,

peneliti sudah mengadakan komunikasi informal dengan pihak sekolah sehingga

mendapat izin secara informal.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel

atau sasaran dalam sebuah penelitian. Dimana subjek penelitian memberikan

tanggapan dan informasi terkait dengan data yang dibutuhkan oleh peneliti. Dalam

subjek penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive yaitu suatu teknik

teknik untuk menentukan sampel penelitian dengan berbagai pertimbangan

tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih refrensitif,

dengan kata lain subjek penelitian ini sesuai dengan kebutuhan peneliti. (

Sugiyono, 2018: 292)

Page 44: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

Adapun subjek penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah kepala sekolah

dan guru. Dimana kepala sekolah sebagai key informan yaitu yang mengetahui

berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian ini.

C. Jenis Data dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenisdata adalah yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini dibagi dalam

dua jenis data yaitu:

a. Data primer yaitu data pokok yang berkenaan langsung dengan permasalahan

peneltian. Data ini diambil melalui observasi dan wawancara.

b. Data sekunder yaitu data pendukung yang berkaitan dengan permasalahan

penelitian yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang telah tersedia

sebelumnya. Adapun dokumen tersebut ialah struktur lembaga, kegiatan

akademik kepala sekolah dan guru, latar belakang pendidikan guru dan foto.

2. Sumber Data

Menurut Lofland, sumber data utama dalam penelitian kualitatif kata-kata ,

tindakan dan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. (

Lexy Moeloeng, 2010: 157). Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah

dimana peneliti melakukan tindakan observasi dan wawancara langsung

dilapangan, serta penelitian ini juga didukung oleh dokumen-dokumen dilembaga

tersebut.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dengan

menggunakan teknik pengumpulan data, maka peneliti akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetepkan. ( Sugiyono : 2018: 224). Adapun

Page 45: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah menggunakan sumber data secara

lisan dan tertulis, sehingga dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang

dilakukan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.

1. Observasi

Menurut Kartono ( dalam Imam G. 2015: 143) observasi adalah studi yang

disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala- gejala psikis

dengan jalan pengamatan dan pencatatan. Adapun jenis observasi yang

dilakukan oleh peneliti adalah observasi terstruktur. Observasi secara

terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa

saja yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Jadi observasi struktur

dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang

akan di amati. ( Imam, 2015: 146)

Adapun pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah

bagaimana pelaksanaan model pembelajaran area ( minat) di lembaga Taman

Kanak-kanak Rizani Putra Mendalo Indah selama 1 ( satu) bulan sesuai dengan

jadwal yang dilakukan peneliti.

2. Wawancara

Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung

secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara

langsung informasi- informasi atau keterangan- keterangan.( Narbuko dan

Achmadi, 2010: 83). Adapun jenis wawancara yang dilakukan oleh peneliti

adalah wawancara secara terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara

untuk menemukan permasalahan secara terbuka, dimana peneliti megajukan

pertanyan sesuai dengan fokus permasalahan penelitian dan mendengarkan

secara teliti, mencatat apa yang dikemukaan oleh informan. ( Sugiono, 2017:

233)

Peneliti akan melakukan wawancara langsung kepada kepala sekolah

sebagai key informan dan guru untuk mendapatkan informasi dengan

Page 46: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

mengajukan pertanyaan- pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan

penelitian.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang bersumber dari catatan

yang sudah berlalu. Dokumen ini bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-

karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya

catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan,

kebijakan.Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup,

sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni yang

dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain.Studi dokumen ini

merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara

dalam penelitian kualitatif.( Sugiono, 2017: 240). Dokumen-dokumen yang

diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan yang dilakukan oleh peneliti

sebagai bukti pendukung dalam penelitian ini, diantaranya berupa foto,

catatan guru, karya tulis dan lain sebagainya.

E. Teknik Analisis data

Menurut Sugiyono, 2018: 244) analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami, dan temuan ini

dapat di informasikan kepada orang lain. Analisis data dalam penelitian ini

dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan data setelah selesai

pengumpulan data dalam periode tertentu.

Miles dan Huberman ( 1984) mengumukakan bahwa aktivitas dalam analisis

data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus

sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu:

Reduksi data, Penyajian data, Kesimpulan. Berikut dijelaskan proses yang akan

dilakukan dalam analisis data:

1. Reduksi data

Page 47: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan

kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti

yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada

teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi itu maka wawasan

peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki

temuan dan pengembangan teori yang signifikan. ( Sugiyono, 2018: 247)

2. Penyajian data

Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian

data.Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan jenisnya. Dalam

hal ini Miles dan Huberman ( 1984 ) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks

yang bersifat naratif. Dengan penyajian data, maka akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa

yang telah dipahami tersebut. ( Sugiyono, 2018: 249)

3. Kesimpulan/ Verifikasi

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman

adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukan

masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti

yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi

apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-

bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan

data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel.( Sugiyono, 2018: 252)

Kesimpulan dalam penelitian ini merupakan temuan baru yang sebelumnya

belum pernah ada.Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obejk

yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti

Page 48: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis dan

teori.( Sugiyono, 2018: 253)

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Uji keabsahan data adalah upaya untuk memberikan jaminan data yang

diperoleh dapat dipercaya kebenarannya ( valid). Dalam mengujian keabsahan data

metode penelitian kualitatif yang digunakan untuk menguji keabsahan data yaitu:

Uji kredibelitas data, Uji transferability, Uji dependability, dan Uji confirmability.

( Sugiyono, 2018: 270)

Dalam uji kredibelitas data atau kepercayaan terhadap hasil penelitian

kualitatif antara lain dilakukan dengan perpenjangan pengamatan, peningkatan

ketekunan, triangulasi, analisis kasus negatif, menggunakan bahan referensi dan

mengadakan memberceck.

1. Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali kelapangan melakukan

pengamatan, wawancara kembali dengan sumber data yang pernah ditemui

maupun yang baru.Dengan perpanjangan pengamatan ini guna untuk

menguatkan data yang diperoleh pada tahap awal.( Sugiyono, 2018: 270)

Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek kembali apakah

data yang telah diberikan selama ini merupakan data yang sudah benar atau

tidak.Bila data yang diperoleh selama ini setelah dicek kembali pada sumber

data asli atau sumber data lainnya ternyata tidak benar, maka peneliti

melakukan pengamatan lagi yang lebih luas dan mendalam sehingga diperoleh

data yang pasti kebenarannya.( Sugiyono, 2018: 271)

2. Meningkatkan Ketekunan

Langkah uji kedua adalah meningkatkan ketekunan.Meningkatkan

ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan

berkesinambungan.Dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat

melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah

Page 49: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

atau tidak. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan maka peneliti dapat

memberikan deskripsi yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.

Dalam meningkatkan ketekunan yang dilakukan adalah dengan cara

membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi

yang terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca maka wawasan

peneliti akan semakin luas dan tajam, sehingga dapat digunakan untuk

memeriksa data yang ditemukan itu benar dan terpercaya atau tidak.( Sugiyono,

2018: 272)

3. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibelitas ini diartikan sebagai pengecekan

data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu. Dengan demikian

terdapat triangulasi sumber, teknik dan waktu.

a. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber adalah mengecek data yang diperoleh dari berbagai

sumber. Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek

data yang telah diperoleh memalui beberapa sumber. Tujuan dilakukan

triangulasi sumber agar data yang diperoleh dari satu sumber dapat

dikuatkan dengan sumber yang lainnya, sehingga data yang dihasilkan

dapat dipercaya. Dengan kata lain peneliti akan mendapatkan data dari

berbagai sumber dari satu data yang diperoleh oleh peneliti untuk

membuktikan kebenarannya.

b. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik adalah upaya pengecekan data kepada sumber yang

sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya, peneliti mendapatkan

caradata diperoleh dengan wawancara lalu dicek dengan cara observasi,

dokumentasi, dan kuesioner. Bila dengan tiga teknik pengujian kredibelitas

Page 50: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti

melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber yang bersangkutan atau

yang lain untuk memastikan data yang dianggap benar.

c. Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu adalah pengecekatan data dengan cara pengumpulan

data melalui observasi dan wawancara pada waktu yang berbeda. Waktu

juga sering mempengaruhi kredibelitas data. Data yang dikumpulkan

dengan teknik wawancara pada saat narasumber masih segar, tidak banyak

masalah akan memeberikan data yang valid sehingga lebih kredibel. Untuk

itu dalam pengujian kredibelitas data dapat dilakukan dengan cara

melakukan penegecekan dengan cara wawancara, observasi atau teknik lain

dalam waktu atau situasi yang berbeda. ( Sugiyono, 2018: 274)

G. Jadwal Penelitian

Jadwal waktu penelitian adalah jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan.

Dalam jadwal penelitian berisi kegiatan apa saja yang akan dilakuka.( Sugiyono,

2018: 286). Jadwal waktu penelitian dilakukan selama enam bulan, yaitu mulai

bulan November, Desember, Januari, Februari, Maret dan April 2019. Rencana

waktu penelitian ini masih bersifat tentatif, artinya dapat berubah berdasarkan

situasi dan kondisi dilapangan. Berikut uraian tahap-tahap yang dilakukan selama

penelitian dilaksanakan:

Page 51: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

Tabel 3. 1 Jadwal Penelitian

N

o

Kegiatan

Bulan

Novem

ber

Desm

ber

Januari

Feb

ruari

Maret

April

Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3

4 1 2 3 4

1 Pengajuan

judul

X

2 Pembuatan

proposal

x x x x x

3 Seminar

proposal

x

4 Perbaikan

hasil

proposal

5 Pengurusa

n dan

penerbitan

izin

penelitian

x

6 Pengumpul

an data dan

lapangan

x

7 Analisis

dan

penyusuna

n laporan

penelitian

x

8 Seminar

hasil/ujian

skripsi

x

9 Perbaikan

hasil

skripsi

X

1

0

Pengesaha

n hasil

ujian oleh

tim

penguji

x

Page 52: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

Nb: Sewaktu-waktu jadwal dapat berubah

1

1

Pengganda

an data dan

laporan

penyeraha

n hasil

X

Page 53: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum

1. Historis

Taman kanak-kanak Rizani Putra Mendalo Indah berdiri pada tahun 2007.

Pendiri lembaga taman kanak-kanak ini berada dibawah yayasan milik

sendiri, dengan luas tanah 300 m2. Pada tahun 2014 lembaga ini mendapat

surat keterangan izin operasional dalam mengelola lembaga lebih lanjut.

Kepemimpinan dilembaga taman kanak-kanak rizani putra di bawah

pimpinan Pesri Yenni S.Pd sebagai pemilik yayasan dan Siti Hajar S.Pd

sebagai kepala sekolah. Perjalanan lembaga ini mengalami perkembangan

yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Masyarakat mendalo indah

khususnya menunjukkan respon positif terhadap lembaga ini.

2. Letak Geografis

Taman Kanak-kanak Rizani Putra Mendalo Indah tepatnya terletak di Jl.

Tulip Blok B No.11 Rt 006 Perubahan Bumi Arza 1. Apabila dilihat dari

keadaan daerahnya, lokasi tersebut cukup menunjang dalam terselenggaranya

pendidikan taman kanak- kanak, karena suasana nya tidak ramai dan cukup

tenang dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Lokasi lembaga

tersebut yang strategis, karena mudah dijangkau oleh masyarakat sekitar

Perumahan Bumi arza 1 dan daerah tersebut hanya ada satu lembaga taman

kanak-kanak.

Page 54: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

3. Visi dan Misi

a. Visi

Cerdas, Kreatif, Beriman, dan Mandiri

b. Misi

1) Meningkatkan mutu pendidikan dengan guru yang professional

2) Menciptakan suasana yang menyenangkan dengan prinsip “

bermain sambil belajar, belajar sambil bermain”

3) Menumbuhkan kecintaan terhadap ajaran agama yang dianut

4) Menumbuh kembangkan sifat kreatif kepada anak serta berani

menghadapi tantangan

4. Tujuan Sekolah

Adapun tujuan yang ingin dicapai Taman Kanak-kanak Rizani Putra

Mendalo Indah adalah:

1) Meningkatkan kualitas lulusan Tk. Rizani Putra Mendalo agar

mampu bersaing dan menyesuaikan diri serta mandiri

2) Meningkatkan mutu pelayanan pendidikan dan pengajaran kepada

anak didik

3) Meningkatkan kualitas pendidikan Tk. Rizani Putra mendalo

dengan mengikuti kegiatan-kegiatan pelatihan/ KKG/ IGTKI

4) Meningkatkan kinerja setiap personil TK. Rizani Putra mendalo

menjadi lebih baik lagi

5) Mengembangkan kreatifitas anak sesuai kemampuan, bakat dan

minatnya

6) Meningkatkan pendidikan dibidang moral, sosial budaya dan

agama

5. Kurikulum Sekolah

Page 55: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

Kurikulum yang ditetapkan di Taman Kanak-kanak Rizani Putra

Mendalo Indah adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP)

yaitu kurikulum opersional yang dikembangkang dan dilaksanakan sesuai

dengan karakteristik satuan PAUD. Artinya kurikulum ini dibuat oleh

satuan pendidikan disesuaikan dengan karakteristik satuan PAUD seperti

keadaan lingkungan, peserta didik, pendidik, sarana dan prasarana, biaya

dan nilai-nilai yang mendasari, serta program yang dilakukan oleh satuan

PAUD.

Adapun prinsip yang digunakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan ( KTSP) di Taman Kanak-kanak Rizani Putra Mendala Indah

ialah sebagai berikut:

1) Berpusat pada anak dengan mengembangkan potensi, bakat, minat,

perkembangan dan kebutuhan anak termasuk kebutuhan khusus.

2) Kurikulum dikembangkan secara kontekstual

3) Mencakup semua dimensi kompetensi dan program

pengembangan.

4) Program pengembangan sebagai dasar pembentukan keperibadian

anak.

5) Memperhatikan tingkat perkembangan anak.

6) Mempertimbangkan cara anak belajar.

7) Holistik- Integratif

6. Struktur Organisasi

Sebagai lembaga pendidikan formal yang menjalankan berbagai kegiatan

pembelajaran dalam rangka tujuan yang diinginkan, maka perlu adanya

struktur organisasi untuk memperlancar aktivitas program pembelajaran.

Struktur dan tugas-tugas yang pada akhirnya harus dipertanggung jawabkan.

Semuanya mempunyai hubungan satu dengan yang lainnya terhadap etika-

etika dan tata tertib organisasi. Sukses dan lancarnya suatu badan organisasi

Page 56: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

tergantung pada pengurusnya dan tentunya setiap organisasi mempunyai

pimpinan atau kepala yang bertugas mengatur dan mengontrol organisasi

tersebut. Adapun struktur dilembaga Taman Kanak- kanak Rizani Putra

adalah sebagai berikut:

STRUKTUR ORGANISASI TAMAN KANAK-KANAK RIZANI

PUTRA MENDALO INDAH TAHUN 2018/2019

7. Keadaan Tenaga Pendidik dan Peserta Didik

a. Tenaga Pendidik

Ketua Yayasan

PESRI YENNI, S.Pd

Kepala Sekolah

SITI HAJAR, SP.d

Guru Kelas B

NUR’ARNI, S.Pd

Guru Kelas A

NIZA DWI PUTRI, S.Pd

Page 57: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

Tenaga pendidik di Taman Kanak-kanak Rizani Putra Mendalo Indah

mempunyai tugas utama dalam mengelola pembelajaran untuk

disampaikan kepada peserta didik. Seorang guru memiliki tugas dan

tanggung jawab dan membina mengembangkan anak didik. Tenaga

pengajar dengan latar belakang pendidikan yang sama. Berikut ini

keadaan tenaga pendidik TK. Rizani Putra Mendalo Indah :

Tabel 4.1 Keadaan tenaga pendidik Tk Rizani Putra Mendalo Indah

NO NAMA TEMPAT

TANGGAL

LAHIR

JABATA

N

PENDIDI

KAN

TERAHIR

1 Siti Hajar, S.Pd Pijoan, 29 Maret

1983

Kepala

sekolah

SI

2 Nur’Arni, S.Pd Padang, 28

Agustus 1969

Guru SI

3 Niza Dwi Putri, S.Pd Jambi, 19

September 1996

Guru SI

b. Keadaan peserta didik

Tabel 4.2 Keadaan peserta didik Tk Rizani Putra Mendalo Indah

NO NAMA

TEMPAT/ TGL LAHIR KELO

MPOK

1 Abhiyan Alifiandra Irzi Muaro Jambi /2013-02-28 B

2 Ahmad Anwar Abiyu Saki Jambi /2014-11-24 B

3 Ahmad Asyraf Alghani Batang Hari /2013-06-13 B

Page 58: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

4 Ahmad Zhafif Muzahirul Muaro Jambi /2013-07-04 B

5 Alby Arya Ghossan Muaro Jambi /2014-01-08 B

6 Alfarezi Sazanolo Jambi /2014-12-03 B

7 Alfijar Mirza Sinaga Jambi /2013-11-02 B

8 Aliyya Faza R Jambi /2014-07-20 A

9 Bhimas Riski Aditya Jambi /2013-06-01 B

10 Chintiya Oktaviani Muaro Jambi /2013-10-08 A

11 Clarinta Nathania Br Ginting Jambi /2013-12-09 A

12 Gendhard Gavriel Sitorus Muaro Jambi /2013-08-28 A

13 Haura Apriska Sungai Penuh /2013-12-20 A

14 Humairah Putri Amanda Jambi /2013-03-30 A

15 M. Farhan Jambi /2013-10-19 B

16 M. Kamil Zhorif Kerinci /2013-07-14 B

17 M. Liyani Azzam Firdaus Batang Hari /2013-12-20 A

18 M. Raska Aditya Pramana Muaro Jambi /2014-04-28 B

19 M. Rofiq Hijazi Surya Jambi /2014-03-06 A

20 M. Zhellan Al-Ziqri Jambi /2014-03-10 A

21 Maura Jambi /2013-01-01 B

22 Miftahul Inaya Jambi /2014-02-02 A

23 Muhammad Ayub Al Fatih Muaro Jambi /2013-09-25 B

24 Nathan Adhryan Sinambela Muaro Jambi /2013-04-05 B

25 Qaireen Diya Ramadhani Kerinci /2013-07-12 B

26 Raden Zhilan Zholila Arsyad Muaro Jambi /2014-02-08 A

27 Riesya Sasabillah Wibowo Cirebon /2014-01-23 A

28 Sabili Alhadi Amsya Qilta Jambi /2013-05-05 B

29 Zharif Azka Nasution Jambi /2014-12-28 A

Page 59: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

8. Sarana dan Prasarana

Upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan dan terciptanya tujuan

yang telah ditetapkan maka dalam suatu lembaga pendidikan harus adanya

faktor yang menunjang terlaksananya proses pembelajaran, karena sarana

dan prasarana merupakan salah satu faktor yang mempunyai fungsi yang

dapat melancarkan proses pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan.

Sarana pendidikan merupakan tempat berlangsungnya proses

pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik dan juga dapat memberikan

motivasi kepada peserta didik dalam belajar. Adapun sarana prasarana

dilembaga Tk. Rizani Putra Mendalo Indah adalah sebagai berikut :

a. Kondisi ruang

Tabel 4.3 Kondisi ruang Tk Rizani Putra Mendalo Indah

Nama Ruang Kondisi Ruang Belajar Jumlah

Baik Rusak Rusak Berat

Kelas A V 1

Kelas B V 1

Kantor V 1

Wc V 1

b. Sarana dan parasarana

Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana Tk Rizani Putra Mendalo Indah

NO Jenis Sarana Jumlah Luas Kondisi

1 Tanah sekolah 1 300 m2 Baik

2 Ruang guru / Kantor 1 9 m2 Baik

3 Ruang kelas 2 Kelas A(36

m2)

Kelas

1 kelas

Baik

1 kelas

Page 60: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

B(36m2) Baik

4 Wc 1 4 m2 Baik

5 Kursi dan meja siswa 20 Baik

6 Kursi dan meja guru 3 Rusak

ringan

7 Kursi tamu - Tidak ada

8 Rak mainan - Tidak ada

9 Rak tas anak - Tidak ada

10 Papan tulis 2 Baik

11 APE Luar

a. Ayunan

b. Terowongan

drum

c. Panjatan pelangi

d. Keranjang bola

e. Tangga

majemuk

2

1

-

-

1

Baik

Baik

Baik

Tidak Ada

Tidak ada

Baik

12 APE Dalam

a. Balok bangunan

2 Set

Baik

B. Temuan dan Pembahasan

1. Pelaksanaan Model Pembelajaran Area ( Minat) di Tk. Rizani Putra

Mendalo Indah

Page 61: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

Model pembelajaran area dirancang untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhan spesifik anak, menghargai keberagaman budaya, dan menekankan

pada pengalaman anak. Konsep model pembelajaran area memberikan

kesempatan pada anak untuk memilih atau melakukan kegiatan sesuai

minatnya, sehingga anak dapat bermain seraya belajar. Pada pelaksanaan

model pembelajaran area peran guru sangat penting yakni membuat program

tahunan (Protah), program semester ( Promes) program mingguan (RKM ),

dan program kegiatan harian (RKH). Setelah pembentukan rancangan, guru

menyiapkan alat dan bahan ajar, kemudian melaksanakan proses

pembelajaran, melakukan evaluasi dan guru mendesain lingkungan belajarnya

dalam bentuk area-area pembelajaran. Begitupun yang harus dilakukan di

Taman Kanak-kanak Rizani Putra Mendalo Indah dimana guru harus

memahami pelaksanaan model pembelajaran area yang digunakan agar tidak

terjadi kekeliruan dalam melaksanakan proses belajar mengejar tersebut.

Berdasarkan hasil penulis dilapangan di Taman Kanak-kanak Rizani

Putra Mendalo Indah bahwasanya terdapat pelaksanaan model pembelajaran

area ( minat) yang di awali dengan rancangan pembelajaran yaitu dengan

melakukan perencanaan program tahunan ( protah), program semester (

prosem), rencana kegiatan mingguan ( RKM) dan rencana kegiatan harian (

RKH). Kemudian dalam suatu pembelajaran guru tidak mendesain lingkungan

belajarnya dalam bentuk area- area pembelajaran seperti tidak adanya area

berhitung dan menulis, area musik, area agama, area sains IPA dan lain

sebagainya. ( Observasi 2 Maret 2019)

Berikut wawancara penulis dengan ibu Siti Hajar selaku kepala sekolah

Rizani putra mengatakan bahwa:

“Sebelum melaksanakan pembelajaran guru- guru membuat rencana

kegiatan harian ( RKH) dahulu. RKH dibuat berdasarkan RKM yang

Page 62: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

ada, terkadang kami kalau susah membuat nya kami diskusikan sama-

sama”

Siti hajar juga menjelaskan bahwa”

“Kalau buat RKM itu terkadang pusing mana pula sekarang ini harus

menggunakan kurikulum yang 2013 jadi tambah susah rasanya

makanya kadang kami tidak mengikuti nian lah yang K-13, kami buat

ala kadar nya saja asal menyesuaikan dengan tema hari itu”

Siti hajar kembali menjelaskan bahwa:

“Kalau kami ini tidak mengikuti dengan perencanaan macam protah,

prosem, rkh soalnya repot bingung apalagi sudah disuruh pakai

kurikulum k-13 tambah pusing jadi perencanaan tetap lah dibuat saat

belajar saja mengikuti tema hari itu dan juga orang tua murid

menuntut anak –anak harus bisa baca berhitung jadi terkadang tidak

lagi mengikuti rkh,fokus mengajarkan anak supaya bisa baca menulis

dengan berhitung” ( Wawancara dengan ibu 1, 4 Maret 2019)

Jawaban dari kepala sekolah didukung pula oleh gurunya yaitu Nurarni

mengatakan bahwa:

“Kami tetap lah buat perencanaan itu tapi terkadang tidak dipakai

soalnya orang tua murid meminta anak-anaknya bisa baca menulis

berhitung agar masuk SD nya tidak sulit lagi, tuntutan orang tua murid

tulah nak anak nyo pintar baca berhitung menulis jadi kami hanya ikut

saja lagian juga di SD dak di terima kalau anak-anak tu belum bisa

baca menulis berhitung” ( Wawancara dengan ibu 2, 4 Maret 2019)

Jawaban dari kepala sekolah dan guru diperkuat juga dengan guru lainnya

yaitu Niza mengatakan bahwa:

“payah kalau mau mengikuti perencanaan itu, perencanaan tetap

dibuat tapi tidak dipakai soalnya anak-anak ini harus bisa baca menulis

berhitung sesuai dengan tema hari itu, tuntutan orang tuanya agar anak

bisa baca menulis berhitung makanya guru-guru diadakan lah les

tambahan untuk anak-anak ni dimana kalau pagi belajar pakai majalah

Page 63: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

sesuai dengan tema kemudian siangnya dilanjut dengan les tambahan”

( Wawancara dengan ibu 3, 4 Maret 2019)

Kemudian berdasarkan hasil peneliti dilapangan dalam proses

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di taman kanak-kanak Rizani Putra

Mendalo Indah dilakukan sebanyak enam hari yaitu hari senin sampai dengan

sabtu dan jam pembelajaran dimulai pada pukul 07.30 s/d 10.00 WIB. Selain

itu pembelajaran yang dilakukan jam 10.00 s/d 11.00 dari hari senin hingga

rabu yaitu pembelajaran tambahan les membaca,menulis dan berhitung. (

Observasi 2 Maret 2019)

Wawancara dengan ibu Siti Hajar selaku kepala sekolah mengatakan

bahwa:

“Pelaksanaan pembelajaran berlangsung setiap hari dari hari senin

sampai sabtu dimulai jam 07.30 s/d 10.00 WIB, pelaksanaan

belajarnyo di dalam kelas, sebelum masuk anak- anak kumpul dulu

diluar untuk baca ikrar. Anak-anak biasanya jam 07.00 tu sudah

datang tapi mereka main-main dulu diluar kelas sebelum

melaksanakan kegiatan belajar mengajar”. ( Wawancara dengan ibu 1,

4 Maret 2019)

Nurarni selaku guru kelas juga menjelaskan bahwa:

“Anak-anak masuk jam 07.00 sd 10.00 untuk pembelajaran

sekolahnya, sesudah pulang sekolah anak dilanjutkan untuk les sampai

jam 11.00 baik les membaca, menulis dan berhitung”. ( Wawancara

dengan ibu 2, 4 Maret 2019)

Selain itu hasil pengamatan penulis dilapangan di taman kanak-kanak

Rizani Putra Mendalo Indah dalam proses pelaksanaan juga terdapat langkah-

langkah kegiatan model pembelajaran area ( minat) yang dilakukan seperti

kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat dan makan,dan kegiatan akhir. Dalam

kegiatan inti peserta didik dibebaskan memilih area-area yang disukai sesuai

dengan minatnya dan area yang dibuka disesuaikan dengan indikator yang

Page 64: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

dikembangkan dengan sarana atau alat pembelajaran yang ada. Akan tetapi

dalam proses pelaksanaan dilapangan guru tidak melakukan dengan langkah-

langkah kegiatan tersebut seperti dalam kegiatan inti anak dibiarkan untuk

berkeliaran dan bermain diluar kelas saat proses kegiatan belajar mengajar. (

Observasi 5 Maret 2019)

Penulis juga menemukan guru mengajar yang tidak seharusnya tidak

boleh diajarkan disekolah seperti menghitung penjumlahan dan pengurangan,

menulis dan membaca sebanyak satu lembar buku majalah setiap harinya dan

guru juga memberikan PR ( pekerjaan rumah) kepada anak. Selain itu peneliti

juga menemukan disaat proses pelaksanaan guru malas untuk membuat media

dan alat permainan yang menyenangkan bagi anak didik dan guru tidak

menyiapkan area-area minimal empat area yang sesuai dengan teori model

pembelajaran area ( minat), seperti tidak ada penataan letak area agama, area

berhitung, area bahasa, area music dan lain sebagainya. ( Observasi 5 Maret

2019)

Wawancara dengan ibu Nurarni selaku guru kelas mengatakan bahwa:

“Anak-anak belajar harus bisa membaca menulis dan berhitung

dikarnakan dalam proses kegiatan pembelajaran juga terdapat tuntutan

orang tua anak dengan guru untuk bisa membaca, menulis dan

berhitung agar anak bisa masuk SD dengan mudah”.

Ibu Nurarni juga mengatakan bahwa:

“anak-anak ini sulit di atur nakal-nakal nian makanya biar lah mereka

mau main-main berkeliaran nanti kalau sudah capek mau sendiri

mengerjakan tugas nya, belajar mana yang mau saja lah nanti yang

lain itu dipaksa dulu baru mau belajar”

Ibu Nurarni juga menjelaskan bahwa:

Page 65: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

“Malas mau buat media itu karna anak-anak kan sudah ada buku

kalau mau untuk contoh di jelaskan saja seperti apa bentuk bulan

mataharikan, anak-anak ini belajar dengan majalah jadi ya

sudahlah tidak buat media-media” ( Wawancara dengan ibu 2, 5

Maret 2019)

Kemudian wawancara ini didukung oleh ibu Siti Hajar selaku kepala

sekolah juga mengatakan:

“Kalau mau dituruti sesuai dengan area itu tidak bisa, soalnya

tuntutan orang tuanya anak-anak itu harus bisa baca, menulis dan

berhitung jadi menggunakan majalah saja yang penting anak tu

bisa baca menulis berhitung “

Ibu Siti hajar juga mengatakan:

“Kalau mau dituruti betul model area itu mau lengkap alat-alat

sama tempat nya, sedangkan sekolah ini tidak lengkap. jadi

simbol saja model area nya itu yang jelas anak-anak ini bisa apa

yang di pelajari hari itu sesuai dengan tema”. ( Wawancara

dengan ibu 1, 6 Maret 2019)

Dari pernyataan diatas penulis dapat memahami bahwa di taman kanak-

kanak Rizani Putra Mendalo Indah dalam untuk pelaksanaan pembelajaran

model area dilaksanakan dengan membuat perencanaan terlebih dahulu

kemudian dilanjutkan dengan langkah-langkah kegiatan sesuai dengan

perencanaan yang telah dibuat. Untuk persiapan sebelum mengajar guru tidak

melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan apa yang direncanakan

seperti rencana kegiatan harian ( RKH) hanya sebagai simbolis saja begitupun

dalam langkah- langkah kegiatan kegiatan model pembelajaran area ( minat)

yang telah ditentukan dan penempatan area-area belajar yang tidak disediakan.

Hal ini juga di jelakan oleh Suyadi mengatakan bahwa dalam

pelaksanaan model pembelajaran area ( minat) dalam pembelajarannya

Page 66: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan

menghormati keberagaman budaya dan menekankan prinsip,

individualisasi pengalaman bagi setiap anak, membantu anak untuk

pilihan-pilihan melalui kegiatan dan pusat-pusat kegiatan serta peran serta

keluarga dalam proses pembelajaran.

Dalam mengaplikasian model pembelajaran area ( minat) dimana

peran guru sangat penting yakni dalam membuat suatu perencanaan yaitu

membuat program tahunan ( protah), program semester ( Promes) program

mingguan (RKM ), dan program kegiatan harian (RKH). Setelah

pembentukan rancangan, guru menyiapkan alat dan bahan ajar. Kemudian

melaksanakan proses pembelajaran dan melakukan evaluasi.

Hal ini juga dijelaskan oleh Hijriati mengatakan bahwa langkah-

langkah kegiatan model pembelajaran area ( minat) meliputi kegiatan

awal, kegiatan inti, istirahat dan makan, dan kegiatan penutup. Dalam

kegiatan inti ,sebelum melakukan kegiatan inti, pendidik bersama anak

membicarakan tugas-tugas di area yang diprogramkan. Setelah itu peserta

didik dibebaskan memilih area yang disukai sesuai dengan minatnya. Area

yang dibuka setiap hari disesuaikan dengan indikator yang dikembangkan

dan sarana atau alat pembelajaran yang ada. Anak dapat berpindah area

sesuai dengan mintanya tanpa ditentukan oleh pendidik. Apabila terdapat

anak tidak mau melakukan kegiatan di area yang diprogramkan, pendidik

harus memotivasi anak tersebut agar mau melakukan kegiatan. Pendidik

dapat melayani anak dengan membawakan tugasnya ke area yang sedang

diminatinya.

2. Faktor Penghambat Dalam Melaksanakan Model Pembelajaran Area

( Minat) di Tk. Rizani Putra Mendalo Indah

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis bahwasanya

adanya faktor yang menjadi penghambat dalam proses belajar mengajar.

Salah satunya keterbatasan guru dilembaga taman kanak-kanak Rizani

Page 67: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

Putra Mendalo Indah yang hanya berjumlah 3 ( tiga ) orang. ( Observasi 5

Maret 2019)

Berdasarkan wawancara penulis dengan ibu Siti Hajar selaku kepala

sekolah mengatakan bahwa:

“Hambatannya lebih kepada kurangnya guru jadi anak-anak tidak

terkontrol terkadang guru keteteran ngurus anak-anak ini kalau

misalnya dari salah satu guru ada yang sakit atau berhalangan,

sudah itu kepala sekolah ada rapat mendadak dan yang menangani

peserta didik hanya satu guru dengan melayani 28 anak didik

pembelajaran tidak terlaksana secara optimal dan tidak kondusif”.

( Wawancara dengan ibu 1, 6 Maret 2019)

Menurut ibu Nurarni selaku guru kelas juga mengatakan bahwa:

“ kadang susah kalau guru nya ada yang terkendala mending kalau

cuma satu guru yang tidak ada kadang buk siti dengan buk niza

tidak masuk menghendel anak sebanyak itu pusing kelapa mana

pula anak-anak itu nakal tidak bisa nian ngikuti aturan sudah lah

biarkan saja yang belajar ya belajar yang main ya main”. (

Wawancara dengan ibu 2, 5 Maret 2019)

Kemudian ibu Niza selaku guru kelas juga menjelaskan bahwa:

“Kendala nya itu kalau guru-guru ini berhalangan atau cuma satu

saja guru yang masuk mau ngurus anak banyak itu payah , mau

ditambah guru kendala nya duit untuk bayar gaji tidak ada. ini saja

minim nian anak-anak bayar spp sebulan cuma Rp. 35.000 dibagi-

bagi lagi nanti untuk kegiatan, kalau di tambah guru dapat capek

saja gaji tidak sebarapa, tapi tidak setiap hari juga berhalangan

semua guru-gurunya”. ( Wawancara dengan ibu 3, 5 Maret 2019)

Dari hasil pengamatan yang ditemukan penulis juga di Taman

Kanak-kanak Rizani Putra Mendalo Indah selain faktor tenaga pendidik

yang menjadi penghambat dalam proses kegiatan belajar mengajar, salah

satu faktor lain yang utama adalah faktor sarana dan prasarana.

Keterbatasan ruang belajar, alat permainan edukatif dan tempat bermain

menjadi salah satu penghambat untuk mendukung kegiatan proses belajar

mengajar. Salah satu dari faktor tersebut adalah kondisi ruangan untuk

Page 68: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

menyiapkan area-area pembelajaran tidak ada dikarnakan keterbatasan

meja dan kursi, serta APE untuk area –area tersebut yang tidak memadai.

( Observasi 5 Maret 2019)

Berdasarkan wawancara penulis dengan ibu Siti Hajar selaku kepala

sekolah mengatakan bahwa:

“Kendala mau buat area-area ini alat nya tidak ada, ada alatnya

dirusak anak-anak, kursi, meja sebagian sudah rusak tempat mau

buat area-area itu tidak ada ruangan cuma dua kelas jadinya

sebagai simbol saja yang jelas anak- anak tetap lah belajar dengan

seadanya”. ( Wawancara dengan ibu 1, 6 Maret 2019)

Wawancara dengan ibu Nurarni selaku guru kelas juga mengatakan

bahwa:

“ Hambatan nya juga kepada keadaan sekolah yang tidak memadai

untuk membuat area-area kegiatan, kurangnya media

pembelajaran dan alat permainan edukatif yang tidak mendukung

dalam proses pembelajaran”. ( Wawancara dengan ibu 2, 5 Maret

2019)

Kemudian wawancara dengan ibu Niza selaku guru kelas juga

menjelaskan bahwa:

“Hambatannya ke kurang nya alat permainan edukatif dan media

pembelajarnnya, kalau untuk tempat masih bisa di akali supaya

ada area-area kegiatan anak-anak untuk belajar, keterbatasan dana

yang tidak memadai juga menjadi salah satu penghambat untuk

membeli media dengan APE”. ( Wawancara dengan ibu 3, 5 Maret

2019)

Berdasarkan pernyataan kepala sekolah dan guru di Taman Kanak-

kanak Rizani Putra Mendalo Indah bahwa untuk hambatan dalam

pelaksanaan model pembelajaran area ( minat) dimaknai bahwa hambatan

Page 69: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

pelaksanaan pembelajaran tersebut pada kurangnya tenaga pendidik,

media pembelajaran dan alat permainan edukatif yang tidak memadai

3. Upaya Yang Dilakukan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan

Pengetahuan Guru Dalam Model Pembelajaran Area ( Minat)

Berdasarkan hasil pengamatan penulis dilapangan di taman kanak-

kanak Rizani Putra Mendalo Indah upaya yang dilakukan dalam

menunjang keberhasilan suatu lembaga yang baik dan bermutu, dalam hal

ini kepala sekolah memberikan kesempatan yang luas untuk dapat

melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan baik dilaksanakan di

sekolah dengan bermusyawarah antar guru, diskusi professional dan

sebagainya atau melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan diluar sekolah,

seperti kesempatan melanjutkan pendidikan atau mengikuti berbagai

kegiatan yang diselenggarakan pihak lain. ( Observasi 6 Maret 2019)

Berdasarkan wawancara dengan ibu Siti Hajar selaku kepala sekolah

mengatakan bahwa:

“Upaya yang dilakukan selain melanjutkan pendidikan, guru-guru

mengikuti kegiatan seperti: pelatihan-pelatihan, workshop, seminar

dan kegiatan yang lainnya dengan mengikuti kegiatan guru KKG/

IGRI rutin setiap satu bulan sekali untuk menambah wawasan

pengentahuan”. ( Wawancara dengan ibu 1, 6 Maret 2019)

Ibu Siti Hajar selaku kepala sekolah juga menjelaskan bahwa

“Untuk workshop dan seminar biasanya diadakan setahun dua kali

yang menyelenggarakan nya dari pemerintah dan dinas

pendidikan, kalau untuk pelatihan diselenggarakan oleh pihak

swasta yang hampir dilaksanakan sebulan satu kali”. ( Wawancara

dengan ibu 1, 6 Maret 2019)

Wawancara dengan ibu Nurarni selaku guru kelas juga menjelaskan

bahwa:

“Mayoritas dari lembaga-lembaga yang ada di kecamatan Jaluko

rata-rata menggunakan model pembelajaran klasikal kelompok

dan area sehingga dengan adanya kegiatan rutin setiap sebulan

sekali guru-guru dapat bertukar pikiran tentang pembelajaran yang

Page 70: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

digunakan hanya saja yang menjadi kendala utama nya adalah

sarana dan prasarana yang tidak memadai”. ( Wawancara dengan

ibu 2, 6 Maret 2019)

Selain itu wawancara dengan ibu Niza selaku guru kelas juga

menjelaskan bahwa:

“Biasanya kami aktif untuk mencari informasi-informasi

mengenai kegiatan sekolah baik perencanaan, memperdalam ilmu

tentang model pembelajaran yang digunakan dengan ikut seminar,

workshop dan lain-lain untuk menambah wawasan kadang ikut

lomba-lomba antar guru seperti microteaching”. ( Wawancara

dengan ibu 3, 6 Maret 2019)

Berdasarkan pernyataan kepala sekolah dan guru di taman kanak-

kanak Rizani Putra Mendalo Indah bahwasanya upaya yang dilakukan

untuk mendapat kan wawasan yang lebih baik kepala sekolah maupun

guru aktif ikut serta dalam kegiatan-kegiatan tentang pengetahuan

sekolah.

Page 71: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uraian penelitian yang dilakukan penulis di Tk. Rizani

Putra Mendalo Indah kecamatan jaluko kabupaten muaro Jambi mengenai

pelaksanaan model pembelajaran area maka penulis dapat menyimpulkan

sebagai berikut:

1. Dalam pelaksanaan model pembelajaran area di Tk. Rizani Putra Mendalo

Indah adalah dalam proses pelaksanaan pembelajaran melaksanakan apa

yang telah di rencanakan oleh guru dalam rancangan program dan

mendesain lingkungan belajar sebagaimana yang telah ditetapkan dalam

model pembelajaran area, akan tetapi belum maksimal dalam

penerapannya.

2. Kendala yang dihadapi atau faktor yang menjadi penghambat pelaksanaan

model pembelajaran area di Tk. Rizani Putra Mendalo Indah adalah

kurangnya tenaga pendidik dan sarana prasarana dimana kedua nya

menjadi fasilitator yang sangat penting dalam proses belajar mengajar.

3. Upaya yang dilakukan dalam mengembangkan pengetahuan guru terhadap

model pembelajaran area di Tk. Rizani Putra Mendalo Indah adalah: a.

pelatihan- pelatihan, b. workshop, c. seminar, dan d. kegiatan guru KKG/

IGRI rutin setiap satu bulan sekali untuk menambah wawasan

pengentahuan. Upaya tersebut dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan

pengalaman bagi tenaga pendidik.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan, temuan dan kesimpulan yang berhasil penulis

ungkapkan, maka penulis menyampaikan beberapa saran dan semoga saran-

Page 72: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

saran ini dapat diambil manfaatnya serta hikmahnya bagi pembaca antara lain

sebagai berikut:

1. Kepada kepala sekolah diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru

baik dalam menambahkan guru serta wawasan guru agar dapat

melaksanakan suatu pembelajaran yang baik dan sesuai dengan apa

yang diharapkan.

2. Bagi guru diharapkan melakukan kinerja yang baik salah satunya

dalam melaksanakan pembelajaran baik dalam membuat suatu media

serta dapat menaungi anak agar anak termotivasi dalam belajar.

Page 73: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Al-Qur’anul Karim Tajwid Perkata Tajwid Kode, Alfatih, 2013

Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi Paikem. Surabaya: Pustaka

Pelajar, 2009

Cholid dan Achmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2010.

Depdiknas. Pedoman Pengembangan Silabus di Taman Kanak-kanak. Jakarta. Dirjen

Dikdasmen, Direktorat Pembinaan Taman Kanak- kanak dan Sekolah Dasar, 2010

Depdiknas. Pedoman Penilaian di Taman Kanak- kanak. Jakarta. Dirjen Dikdasmen,

Direktorat Pembinaan Taman Kanak- kanak dan Sekolah Dasar, 2010.

Diana Mutiah. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Prenada Media Group, 2010.

Fadlillah, Muhammad. Desain Pembelajaran PAUD. Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2014

Hendra Sofyan. Perkembangan Anak Usia Dini dan Cara Praktis Peningkatannya.

Jakarta: CV Infomedika, 2014.

Iskandar. Metodologi Pendidikan dan Sosial ( Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung

Persada Press, 2009.

Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya,

2015.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan Menteri Pemdidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Anak Usia Dini.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Pearuran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Anak Usia Dini.

Lexy J. Moeleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2010.

Muhktar dkk. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,

2013

Mursid. Belajar dan Pembelajaran Paud. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015.

Novan. Manajemen Paud Berdaya Saing. Yogyakarta: Gava Media, 2017.

Tim,(20180 Pedoman penulisan skripsi): Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi,2018.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,2018.

Page 74: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

Suyadi. Konsep Dasar Paud. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013.

Suyadi. Implementasi Inovasi dan Kurikulum PAUD 2013. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2014

Umar. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2012.

Hhttp: Hijriati. Pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini. Journal

Volume III Nomor I Tahun 2017

Page 75: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

INSTRUMEN PENELITIAN

A. LEMBAR OBSERVASI

1. Identitas observasi

a. Lembaga yang diamati : TK. Rizani Putra Mendalo Indah

b. Hari/ Tanggal : kamis 28 Februari 2019

c. Waktu : -

2. Aspek-aspek yang diamati

a. Pelaksanaan model pembelajaran Area ( Minat)

b. Sarana dan Parasarana pendukung pengembangan SDM

c. Kinerja guru dalam proses pembelajaran

3. Lembar observasi

a. Pelaksanaan model pembelajaran Area ( Minat)

No Aspek yang diamati Observasi

Ya Tidak

1 Guru melaksanakan model pembelajaran area

yang aktif dan menyenangkan

2 Guru menggunakan menggunakan media yang

membuat siswa aktif dalam pembelajaran

3 Guru menggunakan media pembelajaran sesuai

dengan kompetensi dasar

4 Guru menyusun skenario pembelajaran sesuai

dengan perkembangan peserta didik

5 Guru menyusun skenario pembelajaran sesuai

dengan materi pembelajaran

6 Guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai

dengan tema

7 Guru menyampaikan apersepsi yang sesuai

dengan materi pembelajaran

8 Guru meyampaikan recalling yang sesuai dengan

materi pembelajaran

9 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

kompetensi yang akan dicapai

10 Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan

Page 76: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

realitas kehidupan sehari-hari

11 Guru menggunakan bahasa lisan yang baik dan

lancar

12 Guru membuat program kegiatan pembelajaran

seperti Program tahunan ( Protah), Program

Semester ( Prosem), Program kegiatan mingguan

( RKM) dan Rencana kegiatan harian ( RKH)

13 Guru menyelenggarakan proses pembelajaran

yang berorientasi pada kegiatan siswa

14 Guru menngunakan media pembelajaran yang

efektif dan efisien

15 Guru melaksanakan evaluasi akhir sesuai dengan

tingkat kecapaian siswa

b. Sarana dan Prasarana Lembaga Pendukung SDM

No Sarana dan Prasarana Ada Tidak

ada

1 Ruang Kantor

2 Ruang guru

3 Ruang belajar siswa

4 Ruang UKS

5 Fasilitas bermain

6 Wc

7 Visi misi

8 Program kegiatan

9 Struktur organisasi lembaga

10 Profil lembaga

B. LEMBAR WAWANCARA

1. Informan wawancara

a. Kepala sekolah

b. Pendidik ( Guru)

2. Wawancara saat proses penelitian

a. Profil lembaga

b. Pelaksanaan model pembelajaran area ( minat)

c. Pendukung dan penghambat dalam melaksanakan proses pembelajaran

Page 77: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

3. Uraian pertanyaan dalam penelitian

1) Apa profil lembaga taman kanak-kanak rizani putra mendalo indah?

2) Apa visi misi dilembaga taman kanak-kanak rizani putra mendalo

indah?

3) Berapa jumlah guru dilembaga taman kanak-kanak rizani putra

mendalo indah?

4) Berapa jumlah guru yang sesuai dengan kualisifikasi pendidikan di

lembaga taman kanak-kanak rizani putra mendalo indah?

5) Berapa jumlah siswa dilembaga taman kanak-kanak rizani putra

mendalo indah?

6) Bagaimana proses pelaksanaan model pembelajaran area ( minat) di

lembaga taman kanak-kanak rizani putra mendalo indah?

7) Mengapa menggunakan model pembelajaran area ( minat) dilembaga

taman kanak- kanak rizani putra mendalo indah?

8) Bagaimana sarana dan prasarana dilembaga taman kanak-kanak rizani

putra mendalo indah?

9) Apa saja yang menjadi faktor penghambat dalam melaksanakan model

pembelajaran area ( minat) dilembaga taman kanak-kanak rizani putra

mendalo indah?

10) Apa upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam

mengembangkan pengetahuan guru dalam melaksanakan model

pembelajaran area ( minat) dilembaga taman kanak-kanak rizani putra

mendalo indah?

Page 78: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

C. LEMBAR DOKUMENTASI

NO Dokumen yang dibutuhkan

Jenis Dokumen

Keterangan Ada Tidak

ada

1 Profil sekolah Data 2 Ruang lingkup lembaga Foto 3 Tenaga pendidik Foto dan Data 4 Peserta didik Foto dan Data 5 Kurikulum Data

6 Program kegiatan lembaga Data 7 Struktur organisasi lembaga Data

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN ( RPPH)

TK RIZANI PUTRA MENDALO INDAH TAHUN 2019

Semester/ Minggu/ Hari ke :

Hari/ Tanggal :

Tema/ Subtema :

Kompetensi Dasar ( KD) :

Materi Kegiatan : - Doa sebelum dan sesudah kegiatan

- Mengenalkan alam semesta

- Mengenalkan benda dilangit dan bumi

- Lagu anak-anak

Materi Pembiasaan : - Bersyukur sebagai ciptaan tuhan

- Mengucapkan salam

- Doa sebelum dan sesudah kegiatan

- Mencuci tangan sebelum makan

Kegiatan Pembelajaran

A. Kegiatan Awal ± 30 Menit

1. Salam, doa dan ikrar

2. Upacara bendera

3. Berdiskusi tentang alam semesta

4. Mengenalkan benda dilangit dan bumi

5. Menyebutkan nama-nama benda dilangit dan bumi

6. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain

B. Kegiatan Inti ± 60 Menit

1. Mengenal huruf menjadi sebuah kata ( Matahari)

2. Mengelompokkan jumlah matahari

3. Mewarnai gambar matahari

C. Istirahat atau Makan ± 30 Menit

Page 79: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

1. Cuci tangan doa sebelum dan sesudah makan

2. Bermain bebas

D. Kegiatan akhir ± 30 Menit 1. Menanyakan perasaan selama hari ini

2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkan

3. Menginformasikan kegiatan esok hari

4. Doa, salam dan Pulang

Mengetahui Guru Kelas

Kepala sekolah

Siti Hajar S.Pd Nurarni, S.Pd

Page 80: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

Gambar 1. Anak sedang upacara bendera

Gambar 3. Anak saat lingkaran sebelum pembelajaran

Page 81: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

Gambar 2. Berhitung pengurangan dan penjumlahan

Gambar 4. Anak belajar menggunakan majalah

Page 82: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

Gambar 5. Anak sedang melakukan kegiatan mencari bola warna yang sama

Gambar 6. Anak malakukan praktik shalat subuh

Page 83: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

Gambar 7. Kegiatan makan bersama

Gambar 8. Kegiatan gotong royong

Page 84: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

Gambar 9. Lomba menggambar dalam rangka Gebyar Paud Kec. Jaluko

Gambar 10. Lomba tari serampang laut dalam rangka Gebyar Paud Kec. Jaluko

Page 85: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …

Gambar 11. Foto bersama guru dan peserta didik

Gambar 12. Foto bersama dengan guru Tk Rizani Putra

Page 86: PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AREA DI TAMAN …