pelaksanaan kegiatan keprotokolan oleh sub bagian

21
PELAKSANAAN KEGIATAN KEPROTOKOLAN OLEH SUB BAGIAN KEPROTOKOLAN DAN DOKUMENTASI Abang Zainudin Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kapuas Sintang Email : [email protected] Abastrak : Penyelenggaraan Keprotokolan merupakan salah satu elemen penting dalam penyelenggaraan pemerintahan guna mewujudkan tata pemerintahan yang baik. Di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, unit kerja yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan keprotokolan adalah Sub Bagian Protokol dan Dokumentasi pada Sekretariat DPRD Kabupaten Sintang, Sub Bagian Protokol dan Dokumentas berada di Bagian Humas Protokol pada Sekretariat DPRD Kabupaten Sintang. Bentuk kegiatan keprotokolan meliputi tata tempat, tata upacara dan tata penghormatan. Pelaksanaan tata tempat sudah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, namun belum seluruh pengaturan tata tempat maupun Lay Out dapat dilaksanakan secara optimal pada setiap kegiatan di lingkungan pemerintah Kabupaten Sintang. Kendala-Kendala dalam penyelenggaraan keprotokolan meliputi faktor yang bersifat administratif dan faktor yang bersifat teknis. Faktor yang bersifat administratif berkaitan dengan anggaran, Peraturan pelaksana dan teknis, koordinasi antar instansi yang terkait, dan jadwal kerja yang belum tersusun secara sistematis. Sedangankan faktor yang bersifat teknis berhubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana di Sekretariat DPRD Kabupaten Sintang. Kata Kunci : pelaksanaan, keprotokolan Penyelenggaraan Pemerintahan di Indonesia diarahkan untuk mencapai Kepentingan Nasional serta untuk mewujudkan Tujuan Nasional yakni melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan Kesejahteraan Umum, mencerdasakan Kehidupan Bangsa, dan ikut serta melaksanakan Ketertiban Dunia. Fungsi Pemerintahan pada umumnya berupa Penyediaan Pelayanan Umum, Pengaturan dan Perlindungan Masyarakat serta Pembangunan dan Pengembangan. Sedangkan tugas dan kewajiban Pemerintah adalah membuat Regulasi tentang Pelayanan Umum, Pengembangan Sumber Daya Produktif, melindungi Ketenteraman dan ketertiban Masyarakat, Pelestarian Nilai-Nilai Sosio-Kultural, Kesatuan dan Persatuan Nasional, Pengembangan Kehidupan Demokrasi, Pencapaian Keadilan dan Pemerataan, Pelestarian Lingkungan Hidup, Penerapan dan Penegakan Peraturan Perundang- Undangan, mendukung Pembangunan Nasional dan mengembangkan Kehidupan Berbangsa, Bernegara dan Bermasyarakat berdasarkan Pancasila serta menjaga tegak, lestari dan utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Departemen Dalam Negeri RI (2004:4) penyelenggaraan pemerintahan pada setiap jenjang pemerintahan wajib memperhatikan aspirasi dan potensi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat serta 10 prinsip tata pemerintahan yang baik, yaitu: a. Partisipasi, yaitu memberdayakan setiap warga negara untuk mempergunakan hak dan menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan, yang menyangkut kepentingan masyarakat, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. b. Penegakan Hukum, yaitu mewujudkan adanya penegakan hukum yang adil bagi semua pihak tanpa pengecualian, menjunjung tinggi HAM dan memperhatikan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat. c. Transparansi, yaitu menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah dan masyarakat, melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai. d. Kesetaraan, yaitu memberi peluang yang sama bagi setiap anggota masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya. e. Daya Tanggap, yaitu meningkatkan kepekaan kepedulian para penyelenggara pemerintahan terhadap aspirasi masyarakat tanpa terkecuali. f. Wawasan ke depan, yaitu membangun daerah berdasarkan visi dan strategi yang jelas dan mengikutsertakan warga dalam seluruh proses pembangunan, sehingga warga merasa memiliki dan ikut bertanggungjawab terhadap kemajuan daerahnya. g. Akuntabilitas, yaitu meningkatkan akuntabilitas para pengambil keputusan dalam segala bidang 187

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAKSANAAN KEGIATAN KEPROTOKOLAN OLEH SUB BAGIAN

PELAKSANAAN KEGIATAN KEPROTOKOLAN OLEH SUB BAGIANKEPROTOKOLAN DAN DOKUMENTASI

Abang ZainudinFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kapuas Sintang

Email : [email protected]

Abastrak : Penyelenggaraan Keprotokolan merupakan salah satu elemen penting dalam penyelenggaraanpemerintahan guna mewujudkan tata pemerintahan yang baik. Di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(DPRD) Kabupaten Sintang, unit kerja yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan keprotokolanadalah Sub Bagian Protokol dan Dokumentasi pada Sekretariat DPRD Kabupaten Sintang, Sub BagianProtokol dan Dokumentas berada di Bagian Humas Protokol pada Sekretariat DPRD Kabupaten Sintang.Bentuk kegiatan keprotokolan meliputi tata tempat, tata upacara dan tata penghormatan. Pelaksanaantata tempat sudah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, namunbelum seluruh pengaturan tata tempat maupun Lay Out dapat dilaksanakan secara optimal pada setiapkegiatan di lingkungan pemerintah Kabupaten Sintang. Kendala-Kendala dalam penyelenggaraankeprotokolan meliputi faktor yang bersifat administratif dan faktor yang bersifat teknis. Faktor yangbersifat administratif berkaitan dengan anggaran, Peraturan pelaksana dan teknis, koordinasi antar instansiyang terkait, dan jadwal kerja yang belum tersusun secara sistematis. Sedangankan faktor yang bersifatteknis berhubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana di Sekretariat DPRD Kabupaten Sintang.

Kata Kunci : pelaksanaan, keprotokolan

Penyelenggaraan Pemerintahan di Indonesiadiarahkan untuk mencapai Kepentingan Nasionalserta untuk mewujudkan Tujuan Nasional yaknimelindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruhtumpah darah Indonesia, memajukan KesejahteraanUmum, mencerdasakan Kehidupan Bangsa, danikut serta melaksanakan Ketertiban Dunia. FungsiPemerintahan pada umumnya berupa PenyediaanPelayanan Umum, Pengaturan dan PerlindunganMasyarakat serta Pembangunan danPengembangan. Sedangkan tugas dan kewajibanPemerintah adalah membuat Regulasi tentangPelayanan Umum, Pengembangan Sumber DayaProduktif, melindungi Ketenteraman dan ketertibanMasyarakat, Pelestarian Nilai-Nilai Sosio-Kultural,Kesatuan dan Persatuan Nasional, PengembanganKehidupan Demokrasi, Pencapaian Keadilan danPemerataan, Pelestarian Lingkungan Hidup,Penerapan dan Penegakan Peraturan Perundang-Undangan, mendukung Pembangunan Nasional danmengembangkan Kehidupan Berbangsa, Bernegaradan Bermasyarakat berdasarkan Pancasila sertamenjaga tegak, lestari dan utuhnya NegaraKesatuan Republik Indonesia.

Departemen Dalam Negeri RI (2004:4)penyelenggaraan pemerintahan pada setiap jenjangpemerintahan wajib memperhatikan aspirasi danpotensi yang tumbuh dan berkembang dimasyarakat serta 10 prinsip tata pemerintahan yangbaik, yaitu:

a. Partisipasi, yaitu memberdayakan setiap warganegara untuk mempergunakan hak danmenyampaikan pendapat dalam prosespengambilan keputusan, yang menyangkutkepentingan masyarakat, baik secara langsungmaupun secara tidak langsung.

b. Penegakan Hukum, yaitu mewujudkan adanyapenegakan hukum yang adil bagi semua pihaktanpa pengecualian, menjunjung tinggi HAMdan memperhatikan nilai-nilai yang hidup dalammasyarakat.

c. Transparansi, yaitu menciptakan kepercayaantimbal balik antara pemerintah dan masyarakat,melalui penyediaan informasi dan menjaminkemudahan di dalam memperoleh informasiyang akurat dan memadai.

d. Kesetaraan, yaitu memberi peluang yang samabagi setiap anggota masyarakat untukmeningkatkan kesejahteraannya.

e. Daya Tanggap, yaitu meningkatkan kepekaankepedulian para penyelenggara pemerintahanterhadap aspirasi masyarakat tanpa terkecuali.

f. Wawasan ke depan, yaitu membangun daerahberdasarkan visi dan strategi yang jelas danmengikutsertakan warga dalam seluruh prosespembangunan, sehingga warga merasamemiliki dan ikut bertanggungjawab terhadapkemajuan daerahnya.

g. Akuntabilitas, yaitu meningkatkan akuntabilitaspara pengambil keputusan dalam segala bidang

187

Page 2: PELAKSANAAN KEGIATAN KEPROTOKOLAN OLEH SUB BAGIAN

yang menyangkut kepentingan masyarakatluas.

h. Pengawasan, yaitu meningkatkan upayapengawasan terhadap penyelenggaraanpemerintahan dan pembangunan denganmengusahakan keterlibatan swasta danmasyarakat luas.

i. Efisiensi dan efektifitas, yaitu menjaminterselenggaranya pelayanan kepadamasyarakat dengan menggunakan sumberdaya yang tersedia secara optimal danbertanggungjawab.

j. Profesiona li sme, yai tu meningka tkankemampuan dan akhlak penyelenggarapemerintah, agar mampu memberi pelayananyang mudah, cepat, tepat dengan biayaterjangkau.

Penyelenggaraan Keprotokolan merupakansalah satu elemen penting dalam penyelenggaraanpemerintahan guna mewujudkan tata pemerintahanyang baik sebagaimana diungkapkan di atas.Definisi Protokol menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolanadalah “Keprotokolan adalah serangkaian kegiatanyang berkaitan dengan aturan dalam acarakenegaraan atau acara resmi yang meliputi TataTempat, Tata Upacara, dan Tata Penghormatansebagai bentuk penghormatan kepada seseorangsesuai dengan jabatan dan/atau kedudukannyadalam negara, pemerintahan, atau masyarakat.” DiDewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)Kabupaten Sintang, unit kerja yang bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan keprotokolanadalah Sub Bagian Protokol dan Dokumentasi padaSekretariat DPRD Kabupaten Sintang, Sub BagianProtokol dan Dokumentas berada di Bagian HumasProtokol pada Sekretariat DPRD KabupatenSintang. Berdasarakan Peraturan Bupati SintangNomor 42 Tahun 2013 tentang Susunan Organisasidan Tata Kerja Sekretariat Dewan PerwakilanRakyat Daerah Kabupaten Sintang, dinyatakan :“Bagian Humas dan Protokol, mempunyai tugasmelaksanakan pengelolaan kehumasan danpelayanan kegiatan atau acara-acara DPRD sesuaidengan ketentuan keprotokolan dan penangananpengaduan masyarakat serta pendokumentasian”.

Susunan Organisasi Sekretariat DewanPerwakilan Rakyat Daerah Kabupaten SintangBerdasarakan Peraturan Bupati Sintang Nomor42 Tahun 2013 tentang Susunan Organisasi danTata Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan RakyatDaerah Kabupaten Sintang, terdiridari:1.Sekretaris;2.Bagian Umum, terdiri dari :Subbag Tata Usaha dan Kepegawaian, SubbagPerlengkapan dan Rumah Tangga;3.BagianProgram dan Keuangan, terdiri dari : SubbagProgram, Subbag Keuangan;4.Bagian Hukum danPersidangan, terdiri dari : Subbag Persidangan danrisalah, Subbag Perundang-undangan; dan

5.Hubungan Masyarakat dan Keprotokolan terdiridari: Subbag Hubungan Masyarakat danPengaduan masyarakat, Subbag Protokol danDokumentasi. Dalam melaksanakan tugas danfungsi penyelenggaraan keprotokolan sebagaimanadiamanatkan dalam Peraturan Bupati SintangNomor 42 Tahun 2013 tersebut di atas, Sub BagianProtokol dan Dokumentasi, belum dapat berjalanoptimal. Indikasi hal tersebut sesuai dengan prapenelitian yang penulis lakukan di lapangan diketahuibahwa : dalam proses penyelenggaraan kegiatankeprotokolan di DPRD Kabupaten Sintangterbentur dengan kendala-kendala sebagai berikut: pertama, jumlah pegawai yang ditenpatakan di SubBagian Protokol dan Dokumentasi masih belumsesuai dengan kebutuhan, dimana berdasarkantuntutan tugas, fungsi dan volume pekerjaan sesuaidengan alat kelengkapan DPRD Kabupaten Sintangyang terdiri dari 3 komisi, 6 fraksi dan 3 pimpinanandewan, maka semestinya jumlah pegawai pada SubBagian Protokol dan Dokumentasi adalah berjumlah12 orang, kenyataannya pegawai yang tersediapada Sub Bagian Protokol dan Dokumentasi hanya5 (lima) orang yang terdiri dari 3 (tiga) orangPegawai berstatus PNS dan 2 (dua) orang Pegawaisebagai Tenaga Honorer. Dengan keterbatasanjumlah pegawai pada Sub Bagian Protokol danDokumentasi berimplikasi pada pelaksanaan tugaskeprotokolan yang menjadi kurang dapapatdilaksanakan oleh pegawai secara maksimal.Kenyataan lainnya, dalam pelaksanaan tugaskeprotokolan di DPRD Kabupaten Sintang,pagewai pada Sub Bagian Protokol danDokumentasi dihadapkan dengan keterbatasasnsarana dan prasarana yang masih terbatas, dimanajika dilihat segi ruang kerja masih belum sesuaiyaitu hanya satu ruangan dengan ukuran 3 x 4 M2

sebagai tempat bekerja 5(lima) orang pegawai dandifungsikan juaga sebagai tempat penyimpananarsip keprotokolan. Fasilitas kerja juga masihterbatas, dimana meja kerja pegawai hanya 3 unituntuk 5 orang pegawai, begitu pula dengan fasilitasprinter hanya 1 buah untuk ti komputer yangdisediakan, sehingga dalam pelaksanaan pekerjaanpegawai harus bergiliran menggunakannnya..Sehubungan dengan itu, maka penulis merasatertarik untuk melakukan penelitian mengenaiPelaksanaan Kegiatan Keprotokolan oleh SubBagian Keprotokolan dan Dokumentasi diSekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(DPRD) Kabupaten Sintang.Bentuk Kegiatan Keprotokolan

Menurut Nizam (2006:5) “Protokol berasaldari dua perkataan Yunani yaitu Protos artinya ‘yangpertama’ dan Kolla artinya “melekatkan”. Jadi padamulanya kata Protokol berarti “Lembar pertamayang dilekatkan pada suatu dokumen yang berisipersetujuan baik yang bersifat Nasional maupunInternasional”. Selanjutnya kata Protokol menurutAbidin (2006:16) berkembang artinya menjadi :

Abang Zainudin, Pelaksanaan Kegiatan Keprotokolan Oleh Sub Bagian Keprotokolan Dan Dokumentasi 188

Page 3: PELAKSANAAN KEGIATAN KEPROTOKOLAN OLEH SUB BAGIAN

1. Dokumen persetujuan yang mencakupkeseluruhan dari dokumen persetujuan (bukanhanya lembar pertama saja).

2. Dokumen yang melengkapi persetujuan pokok.3. Catatan resmi yang di buat pada akhir setiap

sidang dan ditanda tangani oleh segenapPeserta sidang.

4. Protokol adalah Perjanjian Internasional.5. Protokol adalah dokumen yang berisi hak-hak

dan kewajiban, kelonggaran-kelonggaran dankekebalan yang di miliki oleh seorang Diplomat.

6. Kata Protokol menurut AS Hornby berartiNaskah Persetujuan Permulaan (antar Negara)sebagai persiapan suatu Perjanjian Politik.

Sedangkan Definisi Protokol menurut Pasal 1 ayat(1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010 tentangKeprotokolan adalah “serangkaian kegiatan yangberkaitan dengan aturan dalam acara kenegaraanatau acara resmi yang meliputi Tata Tempat, TataUpacara, dan Tata Penghormatan sebagai bentukpenghormatan kepada seseorang sesuai nganjabatan dan/atau kedudukannya dalam negara,pemerintahan, atau masyarakat”. Kesimpulan dariarti kata dan definisi “Protokol” tersebut di atas,menurut Abidin (2006:21) memiliki lima dimensiyaitu: Dimensi pertama; berkaitan dengan dokumenpersetujuan atau perjanjian internasional; dimensikedua; menyangkut dokumen berhubungan denganperlakuan terhadap seseorang atau lambangkehormatan negara. Dimensi ketiga; protokol adalahdokumen yang berisi hak, kewajiban, kelonggarandan kekebalan diplomatik. Dimensi keempat;berkenaan dengan penylenggaraan sesuatukegiatan acara (ceremonial dan visiting), dandimensi kelima; adalah hal ikhwal yang menyangkut“figure protokol”.

Mempedomani dari segi arti protokol adalahmerupakan serangkaian aturan mengenai tatatempat, tata upacara dan tata penghormatan, makamereka yang melaksanakan dan atau yangmenerapkan kaidah dan norma keprotokolan haruslebih menghayati tiga pendekatan di dalamkeprotokolan yaitu: (1) pendekatan kepemimpinan,(2) pendekatan manajemen, dan (3) pendekatanetiket. Pendekatan kepemimpinan adalahmerupakan salah satu penentu keberhasilan dalammelaksanakan sesuatu tugas, sangat penting untukditerapkan dan dipraktekkan setiap saat. MenurutKartono (1988:27) dalam kaitan keprotokolanterdapat empat pendekatan dalam kepemimpinan,yaitu :Pendekatan Sifat (The Traits Approach)yang meliputi hal-hal 1) Intelligence (Kecerdasan).2) Inisiative (Inisiatif). 3) Energy Or Drive(Kekuatan/Pendorong). 4) Emotional Maturity(Kematangan Perasaan) 5) Persuasive(Meyakinkan). 6) Communicative Skill(Kemahiran Komunikasi). 7) Self Assurance(Ketenangan Diri). 8) Perceptie (Cerdik). 9)

Creativity (Daya Cipta) dan 10) SocialParticipation (berperan serta dalampergaulan).Pendekatan Perilaku (The BehavioralApproach) yaitu Pendekatan Perilakuberdasarkan pemikiran bahwa keberhasilan ataukegagalan sesuatu ditentukan oleh gaya bersikapdan bertindak dari yang bersangkutan. Dalam halini dapat dibedakan adanya dua macam PerilakuKepemimpinan yaitu Initiating Structure atauStruktur Tugas dan Consideration yaitu TenggangRasa. Perilaku Kepemimpinan Tenggang Rasamengandung ciri-ciri : 1) Senantiasamemperhatikan kebutuhan. 2) Berusahamenciptakan suasana saling percaya. 3) Berusahamenciptakan suasana saling menghargai. 4) Simpatiterhadap perasaan. 5) Memiliki sikap bersahabat.6) Menumbuhkan peran serta 7) Lebihmengutamakan pengarahan diri, mendisiplinkan diriserta mengontrol diri.Pendekatan Kontingensi (TheContingensi Approach) yang apabiladiterjemahkan secara harafiah berarti PendekatanKemungkinan. Pendekatan Kontingensidirumuskan sebagai hubungan “jika... maka ...”.Terdapat sepuluh macam macam pendekatankontingensi yang satu diantaranya adalah ModelTiga Dimensi Kepemimpinan. Pendekatan inidinamakan Three-Dimensional Model karenapendekatan ini menghubungkan tiga kelompok gayaKepemimpinan yaitu gaya dasar, gaya efektif, dangaya tak efektif dalam kestuan. Selanjutnya, Nizam(2006:49) yang nampak relevan dengan bahasantentang keprotokolan ini, adalah gaya dasar, yaitu:Separated (Pemisahan). Pemimpin yangmenerapkan gaya ini akan nampak dari perilakunyayang berorientasi rendah terhadap orang dantugas;Dedicated (Pengabdi) Pimpinan yangmenerapkan gaya ini akan nampak dari perilakunyayang beriorientasi rendah terhadap orang danberorientasi terhadap tugas;Related (Penghubung)Pemimpin yang menerapkan gaya ini akan nampakdari perilakunya yang berorientasi tinggi terhadaporang dan rendah terhadap tugasnya;Integrated(Terpadu) Pemimpinan yang menerapkan gaya iniakan nampak dari perilakunya yang berorientasitinggi terhadap orang dan terhadap tugas.

Berdasarkan pendekatan manajemen,Baskoro (2006:19) menyatakan “keprotokolan itumerupakan salah satu aspek dari ManajemenPemerintahan yang pengertiannnya adalah ProsesAktivitas Keprotokolan yang meliputi Pengaturan,Pengendalian/Kontrol, dan Pelayanan dengan intipelaksanaannya adalah Aparatur Negara dan atauAparatur Pemerintahan yang bersangkutan”.Manajemen berasal dari kata to manage. MenurutHandoko (2000:15) dalam Websters NewCoelegiete Dictionary kata Menage dalamKamus tersebut diberi arti : To Direct And Control(membimbing dan mengawasi); To Treat WithCare (memperlakukan dengan seksama); To

189 Fokus, Jilid 12, Nomor 2, Maret 2014, hlm. 187-207

Page 4: PELAKSANAAN KEGIATAN KEPROTOKOLAN OLEH SUB BAGIAN

Carry On Business (mengurus perniagaan, atauurusan-urusan/persoalan-persoalan); To AchieveOne’s Purpose (mencapai tujuan tertentu)

Berbicara mengenai Manajemen adalahberbicara tentang pencapaian tujuan daripadasesuatu usaha atau urusan-urusan lain dengan carayang seksama disertai Pembimbingan danPengawasan. Dari berbagai defenisi tentangmanajemen, menurut Handoko (2000:20) dapatditarik kesimpulan sebagai berikut:1).Manajemendiperlukan untuk pencapaian tujuan danpelaksanaan pekerjaan; 2). Manajemen merupakansistem kerjasama yang kooperatif dan rasional;3).Manajemen menekankan perlunya prinsip-prinsip efisiensi;4).Manajemen tidak dapatdilepaskan dari pada kepemimpinana/pembimbingan.

Menurut Baskoro (2006:33) “pendekatanetiket dalam pergaulan terlebih lagi dalam nuansakeprotokolan maka etiket merupakan faktor yangamat dominan oleh karena merupakan sesuatuyang essensiil untuk menumbuhkan khasanahhubungan satu sama lain”. Setiap perilaku manusiadiwarnai dengan peradaban yang dapatmenyesuaikan dirinya dengan lingkungan (adaptasi)dengan tidak menyinggung perasaan. Manakala haltersebut diwujudkan maka sudah tentu akanmembuahkan dampak positif memancarkankepribadian yang menarik good personality.Memiliki kepribadian yang menarik niscaya akanberuntung niscaya akan disenangi, dikagumi,diterima eksistensinya bahkan lebih darpada ituakan dijadikan panutan/teladan, namun sebaliknyabila seorang itu memancarkan sesuatu kepribadianyang buruk bad personality niscaya akan merugi,perasaan antipati orang akan ia peroleh, bahkan iasulit diterima eksistensinya dalam pergaulan.Menurut Rahmani (2006:2) pancaran kepribadianadalah implikasi dari etiket hal ini akan tercermindi dalam tiga sikap yakni:Sikap pribadi “attitude tobe have” yaitu sikap sesuatu keadaan atau gerakantubuh kita dalam berkomunikasi “physical attitudeatau yang belih dikenal yaitu “body languange”atau bahasa tubuh. Sikap ini ditekankan padasesuatu yang bersifat wajar “natural”;Sikap batin“attitude to personafy” sikap bathin inimengandung suatu pengertian cara seseorangmenyampaikan ungkapan, aspirasi, statement,pembicaraan resmi/pribadi. Berdialog, berdiskusidan lain sebagainya. Menurut istilah yang kadangpopular terhadap sikap bathin ini disebut orang“mental attitude” atau dapat disebut effectivespeaking” aplikasi etiket dalam sikap bathin ini ialahseseorang itu mampu berbagi rasa, tenggang rasaatau lazim disebut “empaty”; Sikap hidup “attitudeto live” yaitu sikap hidup yang aktif, giat dan aktualyang nampak dalam penampilan “appearance”seseorang dalam gaya kehidupan yang bersifat

formal atau tidak formal. Etika yang harusditerapkan dalam sikap hidup ini adalah budayamalu “attitude of shame cultural” manakala halini diterapkan dalam pergaulan maka ia tergolongmanusia dengan predikat “tahu diri” sebagaicerminan dari “self image” atau citra diri. Ketigasikap ini akan menumbuhkan sesuatu kepribadianyang dapat mewujudkan kesan pertama yangmenyenangkan “ first empression” yangberdampak “out come” membuka hati orang-orangsimpati terhadap diri kita. Jika kita peroleh hal itumaka segala program dan pekerjaan kita akan dapatdilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan pastilahmencapai tujuan yang kita inginkan. Dalam duniakeprotokolan, ketiga sikap ini akan dapat dilihatdalam suatu kegiatan acara yang mengenai;perilaku seseorang dalam melaksanakan danmengatur sesuatu kegiatan; keluwesan “charme”yaitu sikap dan keadaan pribadi seseorang yangmenggambarkan kebaikan hati dan perhatiannnyaterhadap manusia; berpakaian; menggunakanpakaian sebagaimana mestinya sesuai denganketentuan, situasi dan kondisi; dan tabel manner;yaitu tata kesopanan pada menu makan dalamacara perjamuan.

Tata TempatMenurut Nizam (2006:28) “Arti tempat atau

dapat juga disebut Tata Urutan. Dalam BahasaPerancis dikenal dengan istilah “Preasence” dandalam Bahasa Inggris dikenal dengan sebutan“Order Of Presedence” yang mengandungpengertian “urutan” yaitu siapa yang berhak lebihdahulu atau siapa yang menerima hal prioritasdalam urutan biasa dipergunakan dalam suatukegiatan Acara Resmi atau Acara Kenegaraan”.Definisi tentang Tata Tempat berdasarkan rumusanPasal 1 ayat (4) Undang-Undang Nomor 9 Tahun2010 Tentang Keprotokolan dikatakan bahwa TataTempat adalah pengaturan tempat bagi PejabatNegara, Pejabat Pemerintahan, perwakilan negaraasing dan/atau organisasi internasional, serta TokohMasyarakat Tertentu dalam Acara Kenegaraanatau Acara Resmi”.

Untuk lebih memberikan gambaran yangjelas maka sebelum menguraikan bahasan tentangTata Tempat, maka perlu dijelaskan siapakah yangdimaksud dengan Pejabat Negara, PejabatPemerintah dan Tokoh Masyarakat tertentu.Pejabat Negara adalah Pejabat sebagaimanadimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian danPeraturan Perundang-Undangan lainnya. Pada EraReformasi ini Undang-Undang Kepegawaiantersebut telah disempurnakan denganditerbitkannnya Undang-Undang Nomor 43 Tahun1999. Sebagaimana gambaran dibawah inidijelaskan para Pejabat yang termasuk dalamkelompok Pejabat-Pejabat Negara yaitu :

Abang Zainudin, Pelaksanaan Kegiatan Keprotokolan Oleh Sub Bagian Keprotokolan Dan Dokumentasi 190

Page 5: PELAKSANAAN KEGIATAN KEPROTOKOLAN OLEH SUB BAGIAN

a. Presiden dan Wakil Presiden RepublikIndonesia.

b. Anggota Badan Permusyawaratan/PerwakilanRakyat.

c. Anggota Badan Pemeriksa Keuangan.d. Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda dan Hakim

Agung.e. Dewan Pertimbangan Agung.f. Kepala Perwakilan R.I. di Luar Negeri yang

berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasadan Berkuasa Penuh.

g. Gubernur dan Wakil Gubernur.h. Bupati/Walikotamadya (sebutan Walikotamadya

saat ini adalah Walikota, berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah).

Susunan Pejabat Negara sebagaimanadiuraikan di atas, tidak berarti menunjukkanKetentuan Tata Tempat atau menunjukkanTingkatan Kedudukan dalam Jabatan. Yangdimaksud dengan Pejabat Pemerintah yaituseseorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yangdiangkat oleh Pejabat yang berwenang untukmemangku sesuatu Jabatan dalam OrganisasiPemerintahan baik Jabatan Struktural maupunJabatan Fungsional. Jabatan Struktural; SusunanJabatan Struktural yang selama ini mengacu kepadaKeputusan Presiden Nomor 9 Tahun 1985,Keputusan Presiden Nomor 29 Tahun 1985 tentangJenjang Pangkat dan Tunjangan Jabatan Srukturaldan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1994tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalamJabatan Struktural. Kelompok– Kelompok dalamJabatan Struktural adalah mereka yang memegangJabatan dengan Tingkata. Pejabat Eselon I.a dan I.b;b. Pejabat Eselon II.a dan II.b;c. Pejabat Eselon III.a dan III.b;d. Pejabat Eselon IV.a dan IV.b;e. Pejabat Eselon V.a dan V.b;

Jabatan Fungsional; Kelompok atau Rumpundalam Jabatan Fungsional mengacu kepadaKeputusan Presiden Nomor 63 Tahun 1986.Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 danPeraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994.Kelompok-kelompok dalam Jabatan Fungsionalantara lain terdiri dari Widyaiswara, Peneliti, Dosen,Guru, Dokter, Bidan, Perawat, Arsiparis, Sandiman,dan lain sebagainya. Karena keterbatasanPengetahuan maka yang Penyusun uraikan dibawah ini hanya susunan Jabatan FungsionalWidyaiswara mengacu kepada Keputusan PresidenNomor 87 Tahun 1999 yaitu:a. Widyaiswara Utama, dengan Pangkat/Golongan

Pembina Utama (IV/e) dan Pembina UtamaMadya (IV/d)

b. Widyaiswara Madya, dengan Pangkat/GolonganPembina Tingkat I (IV/b) dan Pembina (IV/a)

c. Widyaiswara Muda, dengan Pangkat/GolonganPenata Tingkat I (III/d) dan Penata (III/c)

d. Widyaiswara Pertama, dengan Pangkat/Golongan Penataan Muda Tingkat I (III/b) danPenata Muda (III/a)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 62Tahun 1990 tentang Ketentuan Protokol mengenaiTata Tempat, Tata Upacara dan TataPenghormatan, ditentukan bahwa yang dimaksuddengan Tokoh Masyarakat tertentu terdiri dariTokoh Masyarakat Tertentu Tingkat Nasional danTokoh Masyarakat Tertentu Tingkat Daerah.a. Tokoh Masyarakat Tertentu Tingkat Nasional

terdiri dari :1) Mantan Presiden dan Mantan Wakil

Presiden;2) Perintis Pergerakan Kebangsaan/

Kemerdekaan;3) Ketua Umum Partai-Partai Politik;4) Pemilik Tanda Kehormatan Republik

Indonesia berbentuk Bintang (Bintang RIAdipura (1) Adipradana (II) Bintang RIUtama (III) Bintang RI Pratama (IV) danBintang RI Naraya (V)

5) Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia,Ketua Presidium Komperensi Wali-WaliGereja Indonesia, Ketua PersekutuanGereja-Gereja Indonesia, Ketua ParisadaHindu Dharma, dan Ketua PerwakilanUmat Budha Indonesia.

6) Tokoh lain yang ditentukan olehpemerintah.

b. Tokoh Masyarakat Tertentu Tingkat Daerah1) Ketua-Ketua Dewan Pimpinan Daerah

Partai Politik;2) Pemuka Agama dan Pemuka Adat

setempat; dan3) Tokoh lain yang ditentukan oleh

Pemerintah Daerah.Tata Upacara

Tata Upacara menurut Badudu (1996:89)dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia mempunyaipengertian “Sesuatu Aturan/Peraturan sebagaidasar untuk dijadikan pedoman menyusun TataTertib dalam menyelenggarakan sesuatu perbuatanyang pasti menurut Adat Kebiasaan”. TataUpacara berdasarkan Pasal 1 ayat (5) Undang-Undang Nomor 9 tahun 2010 tentang Keprotokolan,mengenai Tata Tempat definisinya adalah: “TataUpacara adalah aturan untuk melaksanakanupacara dalam Acara Kenegaraan atau AcaraResmi”.

Atas dasar pengertian dan definisi tersebutdi atas maka unsur Tata Upacara terdiri dariPedoman Umum Upacara dan PelaksanaanUpacara. Pedoman Umum Upacara yaitu PedomanTata Upacara yang memuat Perencanaan danPelaksanaan Upacara. Pelaksanaan Upacara yaitu

191 Fokus, Jilid 12, Nomor 2, Maret 2014, hlm. 187-207

Page 6: PELAKSANAAN KEGIATAN KEPROTOKOLAN OLEH SUB BAGIAN

Tertib Upacara yang meliputi segala kelengkapanUpacara, perlengkapan Upacara, langkah-langkahpersiapan upacara, petunjuk pelaksanaan upacaradan susunan acara yang akan berlangsung.

Kelengkapan Upacara; yaitu setiap Pejabatatau Personal Pendukung Upacara antara lainInspektur Upacara, Komandan Upacara,Komandan Upacara, Penanggung Jawab Upacara,Peserta Upacara, Pembawa Naskah, PembacaNaskah, Pembawa Acara dan Personal Upacaralainnya yang diperlukan. Perlengkapan Upacarayaitu segala sesuatu yang menyangkut Logistik/Peralatan Upacara. Langkah-Langkah PersiapanUpacara ialah antara lain menyusun AcaraUpacara, Tata Ruang Upacara (Lay Out),Pengaturan Tempat (Tata Tempat/Preseance)menetapkan jenis atau macam Pakaian dalamUpacara, membuat Petunjuk Pelaksanaan Upacarayang mencerminkan siapa berbuat apa, dan kapania harus berbuat.

Menurut Abidin (2006:52) untuk menjamintertib lancar dan suksesnya sesuatuPenyelenggaraan Upacara harus diupayakan hal-hal sebagai berikut :

a. Memperhatikan sumber-sumber Protokol yaituPeraturan Perundang-Undangan yang berlakudan Adat Istiadat setempat;

b. Segala sesuatu harus diadakan Cek dan Re Chekagar mencapai kepastian (Konfirmasi)

c. Berpedoman pada Tata Upacara yang telahdibuat dan disetujui

d. Melakukan koordinasi sebaik-baiknya dengansemua unsur komponen yang terkait

e. Seluruh Pejabat dan Personal serta PetugasUpacara harus berusaha menegakkan disiplindan berperan sesuai dengan perannya masing-masing serta bertanggung jawab sepenuhnyaterhadap tugasnya;

f. Menegakkan Disiplin Pribadi, artinya ketaatanuntuk melaksanakan sesuatu kegiatan acarasesuai fungsi dan perannya masing-masing;

g. Disiplin Organisasi, artinya terdapat kejelasanLine Commander yaitu siap yang berhakmemberi Petunjuk atau Perintah;

h. Senant i a sa mengadaka n Pemanta ua n(monitoring jalannya acara);

i. Langkah-langkah antisipasi dengan kesiapansolusinya;

j. Memelihara dan mewujudkan Budaya “salinghormat menghormati” agar tidak menimbulkanketersinggungan dan kekecewaan. Hindarkanyang bersifat Instruktif, kendalikan emosi diri,tanamkan kebiasaan bahwa setiap orang ituadalah penting, Courtesy (ramah tamah) danperiharalah/jagalah Kesehatan Jasmaniahdengan berdoa memohon pertolongan kehadiratTuhan Yang Maha Esa.

Tata PenghormatanMenurut Nizam (2006:47) “Di dalam

pergaulan sehari-hari baik yang bersifat Resmi atauPribadi, terdapat dua perkataan dari kata hormatyakni Kehormatan dan Penghormatan”. PerkataanKehormatan mengandung arti segala sesuatu yangmenyangkut harga diri terhadap Pihak lain,contohnya “Perlakuan itu merupakan Kehormatanbagi saya” sedangkan perkataan Penghormatanmengandung arti segala pemberian atau perlakuanterhadap seseorang atau sesuatu denganmenempatkan segi-segi Kelayakan dan Kepatutan(Fit And Proper Test) sebagai dasar danpertimbangan serta alasannya. Contohnya “kamiperlakukan anda seperti ini adalah merupakanPenghormatan kami yang tulus terhadap anda”.

Menurut penjelasan Pasal 1 ayat (6)Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010 bahwa yangdimakud dengan Tata Penghormatan adalah :“aturan untuk melaksanakan pemberian hormat bagiPejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, perwakilanNegara asing dan/atau organisasi internasional, danTokoh Masyarakat Tertentu dalam AcaraKenegaraan atau Acara Resmi”. Tata Caramemberi hormat mengandung pengertianPemberian dan Pengaturan pemberianPenghormatan serta perlakuan terhadap seseorangatau lambang dalam suatu acara yang meliputi TataTempat, Tata Upacara dan Penghormatan.Menurut Abidin (2006:55) “dalam hal pemberianPenghormatan berkaitan dengan Tata Tempatadalah “Preseance” artinya menempatkanseseorang atau Lambang sebagaimana mestinyasesuai dengan Kedudukan Protokol masing-masing”.

Menurut Nizam (2006:49) “dalam halpemberian Penghormatan berkaitan dengan TataUpacara adalah “Rotation” artinya susunan atauurutan siap yang berhak lebih dahulu dalam suatukegiatan Upacara, sesuai dengan KedudukanProtokol masing-masing”. Dalam hal pemberianPenghormatan berkenaan dengan TataPenghormatan ialah hal-hal yang menyangkut SegiEtiket, artinya Segi Kewajaran. Hal ini juga bersifatpengakuan tentang Status dan Kedudukan Protokolseseorang atau Lambang sesuai denganKedudukan Protokolnya dalam Negara,Pmerintahan dan Masyarakat.

Adapun cakupan dan pemberianPenghormatan berkenaan dengan TataPenghormatan tersebut, ialah sebagai berikut:Pemberi Penghormatan kepada LambangKehormatan Negara Republik Indonesia (LambangNegara “Garuda” Bendera Kebangsaan SangMerah Putih” dan Lagu Kebangsaan IndonesiaRaya) yang merupakan juga Lambang KedaulatanNegara Kesatuan Republik Indonesia di dalam

Abang Zainudin, Pelaksanaan Kegiatan Keprotokolan Oleh Sub Bagian Keprotokolan Dan Dokumentasi 192

Page 7: PELAKSANAAN KEGIATAN KEPROTOKOLAN OLEH SUB BAGIAN

kehidupan bernegara, berbangsa danbermasyarakat. Tata cara perlakuan danpenggunaan tersebut bukan saja terhadap LambangKehormatan dari Negara kita, juga terhadapLambang-Lambang Kehormatan Negara Asing.

Faktor-Faktor Yang MempengaruhiPenyelenggaraan Keprotokolan

Menurut Ma’moeri dan Sutrisno (2001:54)“faktor-faktor administratif adalah faktor-faktoryang berhubungan dengan aspek administrasi dalampelayanan tata usaha itu sendiri”. Selanjutnya,dikatakan oleh Ma’moeri dan Sutrisno (2001:54)faktor-faktor yang bersifat administratif antara lain:“(1) ketersediaan anggaran, (2) ketersediaanjuklak/juknis yang dapat dijadikan acuan dalammelaksanakan pelayanan tata usaha, (3) koordinasiantar instansi yang terkait, serta (4) kebijakanpemerintah terhadap pelayanan tata usaha”.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapatdisimpulkan bahwa faktor-faktor administratif yangmempengaruhi penyelenggaraan keprotokolan olehBagian Protokol dan Dokumentasi SekretariatDewan Perwakilan Rakyat Daerah KabupatenSintang adalah: ketersediaan anggaran ketersediaanjuklak/juknis yang dapat dijadikan acuan dalammelaksanakan kegiatan tata usaha, koordinasi dankeprotokolan di Sekretariat Dewan PerwakilanRakyat Daerah Kabupaten Sintang. Ma’moeri danSutrisno (2001:55) menyatakan “faktor-faktor teknisadalah faktor-faktor yang terjadi pada saatdilaksanakannya/operasional dalam suatukegiatan”. Selanjutnya, dikatakan oleh Ma’moeridan Sutrisno (2001:55) faktor-faktor yang bersifatteknis antara lain: “(1) ketersediaan sarana danprasarana, (2) materi pelayanan, serta (3)kemampuan/kualitas dan jumlah kuantitas stafdalam melaksanakan kegiatan”. Berdasarkanpendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor teknis yang mempengaruhi penyelenggaraankeprotokolan oleh Bagian Protokol danDokumentasi Sekretariat Dewan PerwakilanRakyat Daerah Kabupaten Sintang adalah:ketersediaan sarana dan prasarana, materipelayanan, serta kemampuan/kualitas dan jumlahkuantitas staf dalam melaksanakan pelayanan tatausaha.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah Penelitiandeskriptif sebagai prosedur atau cara yangditempuh dalam memecahkan masalah sesuaidengan fokus penelitian, dengan langkah-langkahpenelitian yang dilakukan meliputi: Studi

kepustakaan dan Penelitian studi dilapangan.Subjek dalam penelitian ini meliputi : SekretarisDPRD Kabupaten Sintang Selaku kepala ataupimpinan dari sekretariat DPRD KabupatenSintang; Kepala Bagian Humas dan Protokol selakupimpinan bidang yang membidanggi keprotokolandi sekretariat DPRD Kabupaten Sintang;KepalaSub Bidang Protokol dan Dokumentasi selakupimpinan teknis yang bertanggung jawabmelaksanakan kegiatan keprotokolan di lingkungansekretariat DPRD Kabupaten Sintang dan Staf ataupegawai yang terdapat di Sub Bidang Protokol danDokumentasi selaku pelaksana teknis dalampenyelenggaraan kegiatan keprotokolan dilingkungan sekretariat DPRD Kabupaten Sintang.Teknik pengumpulan data meliputi : wawancara,observasi dan studi dokumentasi, dengan tekikanalisis data yang digunakan adalah analisis kulitatif.Lokasi penelitian ini dilakukan di Sub BagianProtokol dan Dokumentasi Sekretariat DewanPerwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sintang.Pemilihan lokasi tersebut berdasarkanpertimbangan Alasan metodologis dan Alasanpraktis.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANDengan berlakunya otonomi daerah,

Pemerintah Kabupaten Sintang telah melakukanreorganisasi perangkat daerah yang diwujudkandalam bentuk Peraturan Daerah KabupatenSintang Nomor 5 Tahun 2013 tentang SusunanOrganisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sintang.Peraturan Daerah tersebut ditindaklanjuti denganPeraturan Bupati Sintang Nomor 42 Tahun 2013tentang Susunan Organisasi dan Tata KerjaSekretariat Dewan Perwakilan Rakyat DaerahKabupaten Sintang. Berdasarkan PeraturanDaerah dan Peraturan Bupati tersebut, SekretariatDewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah unsurpelayanan terhadap DPRD Kabupaten yangdipimpin oleh Sekretaris DPRD yang secara teknisoperasional berada dibawah dan bertangungjawabkepada pimpinan DPRD dan secara administratifbertanggungjawab kepada Bupati melalui SekretarisDaerah.

Sekretariat DPRD mempunyai tugasmenyelenggarakan pelayanan administrasikesekretariatan dan administarasi keuanganDPRD, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsiDPRD serta menyediakan dan mengkoordinasikantenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuaikemampuan keuangan daerah. Untukmelaksanakan tugas pokok sesuai denganPeraturan Bupati Sintang Nomor 42 Tahun 2013

193 Fokus, Jilid 12, Nomor 2, Maret 2014, hlm. 187-207

Page 8: PELAKSANAAN KEGIATAN KEPROTOKOLAN OLEH SUB BAGIAN

tentang Susunan Organisasi dan Tata KerjaSekretariat Dewan Perwakilan Rakyat DaerahKabupaten Sintang, adalah sebagai berikut:

1. Sekretaris. Sekretaris DPRD mempunyai tugasmenyelenggarakan pelayanan administrasikesekretariatan dan administrasi keuanganDPRD, mendukung pelaksanaan tugas danfungsi DPRD serta menyediakan danmengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukanoleh DPRD sesuai kemampuan keuangandaerah.

2. Bagian Umum. Bagian Umum mempunyai tugasmemberikan pelayanan tehnis dibidangketatausahaan, urusan administrasikepegawaian dan DPRD, perlengkapan danRumah Tangga DPRD.

3. Bagian Program dan Keuangan. BagianProgram dan Keuangan mempunyai tugasmemberikan pelayanan teknis dibidangperencanaan program dan keuangan secretariatDPRD dan DPRD.

4. Bagian Hukum dan Persidangan. Bagian Hukumdan persidangan mempunyai tugas memberikanpelayanan teknis urusan rapat dan risalah,peraturan perundang-undangan.

5. Bagian Hubungan masyarakat dan Keprotokolan.Bagian Humas dan Protokol, mempunyai tugasmelaksanakan pengelolaan kehumasan danpelayanan kegiatan atau acara-acara DPRDsesuai dengan ketentuan keprotokolan danpenanganan pengaduan masyarakat sertapendokumentasian.

Untuk menyelenggarakan tugas pokoktersebut di atas, Sekretariat DPRD mempunyaifungsi:1). Penyelenggaraan administrasikesekretariatan DPRD; 2).Penyelenggaraanadministarsi keuangan DPRD; 3).Penyelenggaraanrapat-rapat DPRD; dan 4). Penyediaan danpengkoordinasian tenaga ahli yang diperlukanDPRD. Susunan Organisasi Sekretariat DewanPerwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sintang,terdiri dari:1. Sekretaris; 2. Bagian Umum, terdiridari :1) Subbag Tata Usaha dan Kepegawaian, 2)Subbag Perlengkapan dan Rumah Tangga; 3.Bagian Program dan Keuangan, terdiri dari :1)Subbag Program dan 2) Subbag Keuangan; 4.Bagian Hukum dan Persidangan, terdiri dari :1)Subbag Persidangan dan risalah dan 2) SubbagPerundang-undangan; 5. Hubungan Masyarakatdan Keprotokolan 1) Subbag HubunganMasyarakat dan Pengaduan masyarakat dan 2)Subbag Protokol dan

Tata Tempat

Pemerintah Dan Tokoh MasyarakatTertentu Tingkat Nasional Dan Tingkat Daerahmendapat tempat sesuai dengan Ketentuan TataTempat. Dalam pengaturan tata tempat dikenalistilah lay out. Lay Out mengandung pengertianyaitu Tata Letak dengan segala perlengkapannya.Rumus-rumus dalam pengaturan tata tempat terdiriatas Lay Out Upacara dan Lay Out padaPerjamuan Resmi. Berdasarkan Sifat Acara, yaituAcara Kenegaraan, Acara Resmi dan acara yangbersifat pribadi Penyelenggara; apakahdiselenggarakan oleh Lembaga Negara,Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Organisasiatau Masyarakat. Penyusunan Lay Out yang baikmaka akan merupakan Pilar Penunjangkeberhasilan sesuatu rencana. Namun demikiandari hasil penelitian diketahui belum seluruhpengaturan tata tempat maupun Lay Out dapatdilaksanakan secara optimal pada setiap kegiatandi lingkungan pemerintah Kabupaten Sintang.

Menurut sabjek penelitian, Tata tempatadalah aturan mengenai urutan tempat bagi PejabatNegara, Pejabat Pemerintah, dan TokohMasyarakat tertentu dalam Acara Kenegaraanatau Resmi. Berdasarkan Pasal 8 Undang-UndangNomor 9 Tahun 2010 Tentang Kerotokolan bahwaPejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, perwakilanNegara asing dan/atau organisasi internasional,Tokoh Masyarakat Tertentu dalam AcaraKenegaraan atau Acara Resmi mendapat tempatsesuai dengan pengaturan Tata Tempat. KetentuanUrutan Tata Tempat, bagi Pejabat Negara, PejabatPemerintah dan Tokoh Masyarakat TertentuTingkat Nasional dalam acara Knegaraan baik yangdiadakan di Ibukota Negara atau di Luar IbukotaNegara urutannnya ditentukan berdasarkan Pasal9 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 9 Tahun2010 Tentang Kerotokolan. Bagi Pejabat Negara,Pejabat Pemerintah dan Tokoh MasyarakatTertentu Tingkat Daerah Provinsi, dalam acaraResmi ini yang diselenggarakan di Daerah TingkatProvinsi, Urutan Tata Tempatnya ditentukanberdasarkan Pasal 10 ayat (1) dan (2) -UndangNomor 9 Tahun 2010 Tentang Kerotokolan. Khususuntuk kegiatan keprotokolan pada tingkatKabupaten/Kota diatur dalam Pasal 11 ayat (1)dan (2) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010Tentang Kerotokolan.

Abang Zainudin, Pelaksanaan Kegiatan Keprotokolan Oleh Sub Bagian Keprotokolan Dan Dokumentasi 194

Page 9: PELAKSANAAN KEGIATAN KEPROTOKOLAN OLEH SUB BAGIAN

Sumber: UU Nomor 9 Tahun 2010

Tabel 1. Urutan Tata Tempat Pejabat Negara, Pejabat Pemerintah Dan Tokoh Masyarakat Tertentu Tingkat Nasional

Jabatan Nomor Urutan

Presiden R.I 1 Wakil Presiden R.I 2 Mantan Presiden dan Mantan/ Wakil Presiden 3 Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia; 4 Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia; 5 Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia; 6 Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia; 7 Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia; 8 Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia 9 Ketua Komisi Yudisial Republik Indonesia 10 perintis pergerakan kebangsaan/ kemerdekaan 11 Duta besar/Kepala Perwakilan Negara Asing dan Organisasi Internasional 12 Wakil Ketua MPR RI, Wakil DPD RI, Wakil Ketua DPR RI, Gubernur Bank Indonesia, Ketua KPU RI, Wakil Ketua BPK RI, Wakil Ketua MA RI, Wakil Ketua MK RI dan Wakil Ketua Komisi Yudisial Republik Indonesia

13

Menteri, Pejabat setingkat menteri, Anggota DPR RI, dan anggota DPD RI, serta Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia;

14

Kepala Staf Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara Tentara Nasional Indonesia;

15

Pemimpin partai politik yang memiliki wakil di DPR RI 16 anggota Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, Ketua Muda dan Hakim Agung Mahkamah Agung Republik Indonesia, Hakim Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, dan anggota Komisi Yudisial Republik Indonesia;

17

Pemimpin lembaga negara yang ditetapkan sebagai pejabat negara, pemimpin lembaga negara lainnya yang ditetapkan dengan undang-undang, Deputi Gubernur Senior dan Deputi Gubernur Bank Indonesia, serta Wakil Ketua Badan Penyelenggara Pemilihan Umum

18

Gubernur kepala daerah 19 Pemilik tanda jasa dan tanda kehormatan tertentu; 20 Pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian, Wakil Menteri, Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara Tentara Nasional Indonesia, Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia, Wakil Gubernur, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi, pejabat eselon I atau yang disetarakan;

21

Bupati/Walikota dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota; dan 22 Pimpinan tertinggi representasi organisasi keagamaan tingkat nasional yang secara faktual diakui keberadaannya oleh Pemerintah dan masyarakat.

23

195 Fokus, Jilid 12, Nomor 2, Maret 2014, hlm. 187-207

Page 10: PELAKSANAAN KEGIATAN KEPROTOKOLAN OLEH SUB BAGIAN

Tabel 2. Urutan Tata Tempat Acara Resmi Tingkat Provinsi dan Tingkat Kabupaten/Kota

Sumber : UU Nomor 9 Tahun 2010

Tingkat Provinsi No Tingkat Kab/Kota Gubernur; 1 Bupati/Walikota; Wakil Gubernur; 2 Wakil Bupati/Wakil Walikota Mantan Gubernur Dan Mantan Wakil Gubernur; 3 Mantan Bupati/Walikota Dan Mantan Wakil

Bupati/Wakil Walikota; Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi atau nama lainnya 4 Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten/Kota Atau Nama Lainnya Kepala perwakilan konsuler negara asing di daerah; 5 Wakil Ketua DPRD Kabupaten/Kota Atau

Nama Lainnya;

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi atau nama lainnya

6 Sekretaris Daerah, Komandan Tertinggi TNI Semua Angkatan, Kepala Kepolisian, Ketua Pengadilan Semua Badan Peradilan, Dan Kepala Kejaksaan Negeri Di Kab/Kota;

Sekretaris Daerah, Panglima/Komandan Tertinggi TNI Semua Angkatan, Kepala Kepolisian, Ketua Pengadilan Tinggi Semua Badan Peradilan, Dan Kepala Kejaksaan Tinggi Di Provinsi;

7 Pemimpin Partai Politik Di Kab/Kota Yang Memiliki Wakil Di DPRD Kab/Kota;

Pemimpin Partai Politik Di Provinsi Yang Memiliki Wakil Di DPRD Provinsi;

8 Anggota DPRD Kab/Kota Atau Nama Lainnya;

Anggota DPRD Provinsi Atau Nama Lainnya, Anggota MPU Aceh Dan Anggota Majelis Rakyat Papua;

9 Pemuka Agama, Pemuka Adat, Dan Tokoh Masyarakat Tertentu Tingkat Kab/ Kota;

Bupati/Walikota; 10

Asisten Sekda Kab/Kota, Kepala Badan Tingkat Kab/Kota, Kadis Tingkat Kab/Kota, Dan Pejabat Eselon II, Kepala Kantor Perwakilan BI Di Tingkat Kabupaten, Ketua KPU Kab/Kota;

Kepala Kantor Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan Di Daerah, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Di Daerah, Ketua KPU Daerah

11

Kepala Instansi Vertikal Tingkat Kab/Kota, Kepala Unit Pelaksana Teknis Instansi Vertikal, Komandan Tertinggi TNI Semua Angkatan Di Kecamatan, Dan Kepala Kepolisian Di Kecamatan;

Pemuka Agama, Pemuka Adat, Dan Tokoh Masyarakat Tertentu Tingkat Provinsi

12 Kepala Bagian Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Camat, Dan Pejabat Eselon III

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota;

13 Lurah/Kepala Desa Atau Yang Disebut Dengan Nama Lain Dan Pejabat Eselon IV.

Wakil Bupati/Wakil Walikota Dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten/Kota;

14

Anggota DPRD Kabupaten/Kota; 15

Abang Zainudin, Pelaksanaan Kegiatan Keprotokolan Oleh Sub Bagian Keprotokolan Dan Dokumentasi 196

Page 11: PELAKSANAAN KEGIATAN KEPROTOKOLAN OLEH SUB BAGIAN

Pengaturan tata tempat menurut Golonganpenerima preseance atau menerima hakdidahulukan dalam Urutan Tata Tempat yaitu VeryImportant atau VIP dan Very Important Citizenatau VIC. VIP: ialah seseorang memperolehPreseance mengingat kedudukannnya dalamNegara dan Pemerintah, Golongan ini disebutPejabat Negara dan Pejabat Pemerintah. MenurutKepala Bagian Informasi dan Komunikasi, VICialah seseorang memperoleh Preseance mengingatderajatnya, Golongan ini meliputi; (1) Menantu Raja,Pangeran dan Bangsawan sehingga akibatpernikahannya itu maka dia memperoleh hak dalamPreseance, (2) Pemilik Tanda Jasa/Bintang dariNegara Republik Indonesia, (3) Tokoh MasyarakatTertentu, memperoleh Hak Preseance karenaKedudukan Sosialnya menerima Penghormatan dariMasyarakat dan/atau dari Negara atau Pemerintah.Mereka yang tergolong dalam Tokoh MasyarakatTertentu. Selanjutnya Kepala Bagian Humas danProtokol mengatakan Preseance ini dapat bersifatberdiri sendiri atau tergantung kepada hal lain ataudapat kedua-duanya. Berdiri sendiri substantiftermasuk mereka yang memperoleh Preseance.Karena kedudukannya sebagai VIP, sedangkanPreseance yang didasarkan pada hal lain ialahmereka memperoleh Preseance karena derajatnyasebagai VIC, atau mereka memperoleh Preseanceberdasarkan atas kedua-duanya yaitu dalamKedudukannya sebagai VIP dan dalam Kedudukansebagai VIC.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapatdijadikan Pedoman tentang dasar-dasar untukmenetapkan seseorang memperoleh Preseance,dengan mengingat hal-hal sebagai berikut;Pemilihan/Penunjukkan untuk suatu Jabatan atauKedudukan dalam Negara dan Pemerintahan,Dinobatkan, atau mewarisi Kerajaan karenaKeturunan, Seseorang dengan Legitimasimemperoleh Predikat sebagai Tokoh Masyarakat

tertentu, Kelahiran, seperti halnya Kaum Ningrat,pernikahan, seperti halnya Wanita yang menikahdengan Kaum Ningrat atau Pejabat Negara/Pejabat Pemerintah; dan Mereka yang memilikiAnugerah Tanda Kehormatan berupa Bintang atauTanda Jasa dari Negara Kesatuan RepublikIndonesia.

Pengaturan tata tempat dikenal istilah layout. Lay Out mengandung pengertian yaitu TataLetak dengan segala perlengkapannya. Dalamistilah Umum, Lay Out dikenal dengan sebutan“Tata Ruang” tempat diselenggarakan suatuUpacara (Tata Ruang Upacara). Lebih lanjutKepala Sub Bidang Protokol dan Dokumentasimengatakan, Komunikasi dan Protokol, rumus-rumus dalam pengaturan tata tempat terdiri atasLay Out Upacara dan Lay Out pada PerjamuanResmi. Dalam suatu Upacara Penyusuna Lay OutTata Tempatnya pada umumnya terdiri dari; BarisUtama (Front Row); Sayap Kanan Baris Utama(Be Sight Right Front Row), Sayap Kiri BarisanUtama (Be Sight Left Front Row) dan BelakangBaris Utama (Behind Front Row) diantara masing-masing baris diberi jarak pemisah secukupnya, agarnyaman dipergunakan lalu lintas orang. Penyusunanseperti ini seluruh Audiensis menghadap TempatPidato (Stage). Lay Out pada Baris Utama (FrontRow) dipergunakan bagi seseorang yangmemperoleh Preseance Utama (1) dengan paraPendampingnya yang ditentukan (2) (3) (4) (5) (6).Jumlahnya bisa genap atau ganjil. Sebagaimanagambarannya adalah sebagai berikut: bila jumlahnya2 orang maka; nomor (1) bila jumlahnya 3 orangnomor (1) ditempatkan ditengah. Nomor (2) dan(3) ditempatkan masing-masing disebelah kanan dankiri dari nomor (1). Selanjutnya jika jumlah 4 orang;maka nomor (2) disebelah kiri (1) nomor (3)disebelah kanan (1) dan Nomor (4) disebelah kirinomor (2). Dibawah ini digambarkan pengaturanTata Tempat baik dalam jumlah genap maupunganjil sebagai berikut:

Bila 2 orang ; —————————— (2) (1)—————————————

Bila 3 orang ; ————————— (3) (1) (2)——————————

Bila 4 orang ; —————— (4) (2) (1) (3) ———————————

—————— (5) (3) (1) (2) (4) ————————

———— (6) (4) (2) (1) (3) (5) ——————

Lay Out pada Baris Utama adalah (1)>>2) >> (3)>>(4)>>(5)>>(6)>>(7).>>(8)>>(9)umpanya nomor 9 (kebetulan Wanita, maka tempatduduknya bergeser menempati nomor (8)Penghormatan kepada Kaum Wanita, jangan iaditempatkan pada tempat yang paling ujung, kecualisituasi dan kondisi tidak memungkinkan. Lay Out

pada Sayap Kiri Baris Utama adalah(9)<<(8)<<(7)<<(6)<<(5)<<(4)<<(3)<<(2)<<(1).Lay Out pada Belakang Baris Utama, makapengaturan Tata Tempatnya disesuaikan denganTata Tempat pada Baris Utama. Menurut Staf ataupegawai yang terdapat di Sub Bidang Protokol danDokumentasi : penempatan Isteri/Suami dari Pejabat

197 Fokus, Jilid 12, Nomor 2, Maret 2014, hlm. 187-207

Page 12: PELAKSANAAN KEGIATAN KEPROTOKOLAN OLEH SUB BAGIAN

dan Tokoh Masyarakat Tertentu, dalam suatu AcaraResmi atau Acara Kenegaraan maka penempatanIsteri atau Suami daripada Pejabat kegembiraan,rasa syukur serta harus memperhatikan situasi dankondisi lingkungan dimana diselenggarakannyaacara tersebut. Berdasarkan Tradisi; Adat Istiadatdan kebiasaan setempat; sesuatu acara yangditampilkan sesuai dengan Nilai Sosial dan BudayaBangsa Indonesia serta mengupayakannya dalamKoridor “Pola Hidup Sederhana” namun tidakmengurangi kekhidmatan dan kemegahan sesuatuUpacara.

Kepala sabjek penelitian menjelaskan bahwa,penyusunan Lay Out yang baik maka akanmerupakan Pilar Penunjang keberhasilan sesuaturencana. Setiap Lay Out Upacara harus disusundan diatur dengan mempedomani hal-hal sebagaiberikut: (1) Segi “Etika”; secara Substantif harusdapat memperlakukan/memberikan Penghormatanbaik terhadap VIP maupun VIC sebagaimanamestinya sesuai dengan ketentuan Perundang-Undangan yang berlaku, (2) Segi Estetika ;menempatkan keserasian dan keseimbanganterhadap segala sesuatu yang akan digelar dandipergunakan, hal ini penting artinya untukmenumbuhkan “A Pleasenty Situation”, (3)Memperlihatkan “Nuansa Kebangsaan” denganmemasang/ menempatkan Lambang-LambangKehormatan Negara R.I “Garuda Pancasila”,Bendera Kebangsaan Indonesia dan gambarPresiden dan Wakil Presiden R.I sebagaimanamestinya sesuai dengan Ketentuan PeraturanPerundang-Undangan yang berlaku untuk itu.

Dalam merencanakan/menyusun Lay Outharus pula memperhatikan hal-hal penting sebagaiberikut : (1) Arus Lalu Lintas pada Undangan harusnyaman, (2) Menyediakan Ruangan Tunggu“Waiting Room” untuk VIP, (3) Perlengkapanyang dibutuhkan dalam upacara diupayakan secaraoptimal agar tidak menimbulkan hambatan/ganguan; (4) Pemasangan Seating Card dan NameBoard pada tempat-tempat yang dianggap perluuntuk memudahkan Pelayanan Keprotokolan; (5)Pengumpulan Data misalnya daftar undangan, bukutamu bila dianggap perlu, dan evaluasi data yangdirumuskan dalam pembuatan denah Lay Outdimaksudkan untuk menjawab siapa/duduk beradadimana serta untuk memudahkan monitoring paraUndangan; (6) Dekorasi pembuatan taman kering/basah pemasangan bunga meja, pemasangan backdrop dan lain sebagainya; (7) Podium memasangPodium untuk Pidato, tempat disebelah kanan ataukiri meja baris utama dapat saja dilaksanakandengan memperhatikan situasi dan kondisi RuanganUpacara; (8) Penyejuk udara ventilasi udara, aircondition, kipas angin sesuai dengan kebutuhandan bilamana dianggap perlu.

Untuk menentukan bentuk-bentuk Lay OutUpacara tergantung jenis acara yang akanberlangsung. Untuk Upacara Pengibaran Benderayang dilaksanakan di Lapangan Upacara, dapat sajamenggunakan “Bentuk TUM” atau paling tidakmempedomaninya. Untuk Upacara yang bukanUpacara Bendera misalnya: Upacara Pelantikandilaksanakan duduk atau berdiri dapatmenggunakan Lay Out dengan bentuk “ClassRoom”.

BARIS UTAMA

Gambar 1. Bentuk Class Room Dalam Lay Out Upacara

Sumber: Sekretariat DPRD Kabupaten Sintang Tahun 2015

Berdasarkan gambar di atas, Bentuk ClassRoom Dalam Lay Out Upacara umumnyadigunakan untuk upacara pelantikan pejabat. Padabaris utama adalah Bupati beserta jajaran Muspida.Sebelah kiri adalah para undangan, sebelah kanan

adalah petugas upacara (rohaniawan, pembawaacara, pembaca do’a). Sedangkan di hadapan barisutama adalah para pejabat yang dilantik. UpacaraPeresmian Proyek Pembangunan Lay Outnyabentuk “Frontal/Theater” sebagai berikut:

STAGE

Gambar 2. Bentuk Frontal/Theater Dalam Lay Out Upacara

Sumber: Sekretariat DPRD Kabupaten Sintang Tahun 2015

Abang Zainudin, Pelaksanaan Kegiatan Keprotokolan Oleh Sub Bagian Keprotokolan Dan Dokumentasi 198

Page 13: PELAKSANAAN KEGIATAN KEPROTOKOLAN OLEH SUB BAGIAN

Upacara Peresmian Proyek PembangunanLay Outnya bentuk “Frontal/Theater”sebagaimana tergambar di atas, adalah dihadapanpara peserta upacara umumnya ada meja/panggungdi mana semua undangan menghadap ke satu arahatau ke pentas/panggung. Di atas pentans/panggung biasanya tersedia altar/meja untukmeletakan prasasti yang nantinya akanditandatangani oleh pejabat yangmeresmikan.Selanjutnya, ketika MenerimaKunjungan Delegasi, Hearing dan sejenisnyabentuk Lay Outnya ialah Face To Face”. AcaraPerjamuan Resmi, bentuk Lay Outnya bermacam-macam yaitu: U.Form, Round Table, T atau IForm; Oval dan E Form;Gambar 3. Bentuk Face To Face Dalam LayOut Upacara

Sumber: Sekretariat DPRD Kabupaten SintangTahun 2015

Berdasarkan gambar di atas, bentuk FaceTo Face dalam Lay Out Upacara digunakan untukmenerima kunjungan delegasi, dengar pendapat dansebagainya. Para peserta umumnya salingberhadapan satu sama lain. Menurut Kepala BagianHumas dan Protokol, prinsip-prinsip dalam tatatempat adalah, Tata Urutan pada Menteri Negara;menurut urutan Menteri yang ditetapkan denganKeputusan Presiden Republik Indonesia; TataUrutan Mantan Pejabat Negara atau MantanPejabat Pemerintah, memperoleh Preancesetingkat lebih rendah daripada yang masihberdinas aktif (yang menggantikannya); Pejabatyang mewakili (Refresentative) bukan wakil (Vice)Tata Tempatnya tidak menempati Tata TempatPejabat yang diwakilinya, namun yangbersangkutan ditempatkan pada Tata Tempat sesuaidengan Kedudukan Jabatannya; Pejabat yangberjabatan rangkap; Baginya berlaku Tata Tempatyang Preseancenya lebih utama; Isteri atau SuamiPejabat; memperoleh Tata Tempat setelah Suamiyang Pejabat atau Isteri yang menjabat; TataTempat Tuan Rumah; Tuan Rumah Daerah danTuan Rumah Acara mendampingi seseorang yangmemperoleh Preseance Utama sebagai Pembina/Inspektur Upacara. Kedua hal tersebut padapelaksanaannya tergantung situasi dan kondisisetempat.

Tata UpacaraTata Upacara adalah aturan untuk

melaksanakan Upacara dengan tertib, khidmat danlancar di dalam acara yang bersifat Kenegaraan(Acara Kenegaraan) atau yang bersifat Resmi(Acara Resmi). Upacara dalam Acara Kenegaraandapat berupa Upacara Bendera dan bukan UpacaraBendera. Acara Resmi adalah Acara yang bersifatResmi yang diatur dan dilaksanakan olehPemerintah atau Lembaga Tinggi Negara dalammelaksanakan tugas dan fungsi tertentu dihadirioleh Pejabat Negara dan/atau Pejabat Pemerintahserta Undangan lainnya. Acara Resmi dapatdiselenggarakan oleh Lembaga Tertinggi/TinggiNegara Instansi Pemerintah Pusat dan InstansiPemerintah Daerah. Sesuatu acara yang jugadiselenggarakan oleh Organisasi Non Pemerintah,jika dihadiri oleh Pejabat Negara dan/atau PejabatPemerintah, maka terhadap kegiatan tersebutdikategorikan sebagai acara Resmi yang dalampelaksanaannya harus sesuai dengan ketentuanTata Tempat, Tata Upacara dan TataPenghormatan. Menurut Kepala Sub BidangProtokol dan Dokumentasi, Tata Upacara adalahaturan untuk melaksanakan Upacara dengan tertib,khidmat dan lancar di dalam acara yang bersifatKenegaraan (Acara Kenegaraan) atau yangbersifat Resmi (Acara Resmi). Terdapat 2 Sifatacara yakni; acara kenegaraan dan acara resmi.Acara Kenegaraan adalah “Acara yang bersifatKenegaraan yang diatur dan dilaksanakan secaraterpusat, dihadiri oleh Presiden dan/atau WakilPresiden serta Pejabat Negara dan Undanganlainnya dalam melaksanakan Acara Tertentu”.Acara Kenegaraan merupakan acara yangdiselenggarakan oleh Negara, dilaksanakan olehPanitia Negara yang diketuai oleh Menteri/Sekretaris Negara.

Acara Kenegaraan dilaksanakan secarapenuh berdasarkan Peraturan Tata Tempat TataUpacara dan Tata Penghormatan sebagaimanaditentukan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 62Tahun 1990 tentang Ketentuan KeprotokolanMengenai Tata Tempat, Tata Upacara dan TataPenghormatan. Upacara dalam Acara Kenegaraandapat berupa Upacara Bendera dan bukan UpacaraBendera. Untuk melaksanakan Upacara Benderadalam Acara Kenegaraan diperlukan kelengkapanUpacara, Perlengkapan Upacara dan UrutanUpacara dalam Acara Khusus untuk UpacaraBendera dalam Acara Kenegaraan dalam rangkaPeringatan Hari Ulang Tahun ProklamasiKemerdekaan Republik Indonesia, urutan acaraditentukan sebagai berikut: Pengibaran BenderaPusaka Merah Putih diiringi dengan LaguKebangsaan Indonesia Raya; MengheningkanCipta, Detik-Detik Proklamasi diiringi dengantembakan meriam, sirine, bedug, lonceng gereja danlain-lain selama satu menit; Pembacaan TeksProklamasi; dan Pembacaan Do’a.

IV

III

I II

199 Fokus, Jilid 12, Nomor 2, Maret 2014, hlm. 187-207

Page 14: PELAKSANAAN KEGIATAN KEPROTOKOLAN OLEH SUB BAGIAN

Contoh-contoh lain dalam bentuk Upacaradalam Acara Kenegaraan yaitu UpacaraPenurunan Bendera Pusaka Merah Putih dalamrangka Peringatan Hari Ulang Tahun ProklamasiKemerdekaan R.I. Pidato Kenegaraan PresidenR.I dalam Rapat Paripurna DPR-RI PengucapanSumpah/Janji Jabatan Presiden dan Wakil PresidenR.I dalam Rapat Paripurna MPR-RI. PenyampaianNota Keuangan RAPBN dalam Rapat ParipurnaDPRD-RI, Pelantikan para Menteri dalam Kabinet(baru), Pengambilan Sumpah/Janji bagi Anggota-Anggota Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara R.Idan lain-lain. Juga yang termasuk dalam AcaraKenegaraan adalah Kunjungan KenegaraanKepala Negara Asing “State Visit” dan KunjunganKepala Pemerintahan Asing. “Offisial Visit KeIndonesia”, dikelompokkan dalam; AcaraPenyambutan Kedatangan Tamu Negara; AcaraPokok Kunjungan; dan Acara Pelepasan TamuNegara.

Selanjutnya, Acara Resmi adalah “Acarayang bersifat Resmi yang diatur dan dilaksanakanoleh Pemerintah atau Lembaga Tinggi Negaradalam melaksanakan tugas dan fungsi tertentudihadiri oleh Pejabat Negara dan/atau PejabatPemerintah serta Undangan lainnya”. Acara Resmidapat diselenggarakan oleh Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara Instansi Pemerintah Pusat danInstansi Pemerintah Daerah. Sesuatu acara yangjuga diselenggarakan oleh Organisasi NonPemerintah, jika dihadiri oleh Pejabat Negara dan/atau Pejabat Pemerintah, maka terhadap kegiatantersebut dikategorikan sebagai acara Resmi yangdalam pelaksanaannya harus sesuai denganketentuan Tata Tempat, Tata Upacara dan TataPenghormatan sebagaimana diatur dalamPeraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 1990.

Bentuk-bentuk Upacara dalam Acara Resmiialah Upacara Bendera dan Bukan UpacaraBendera. Pelaksanaan Upacara Bendera dalamacara Resmi meliputi Tata Bendera Kebangsaan,Lagu Kebangsaan dan Pakaian Upacara yangdalam pelaksanaannya berpedoman kepadapetunjuk acara dari Instansi yang berwenang diTingkat Pusat, sedangkan untuk Upacara BukanUpacara urutan acara dalam acara resmi, padapokoknya terdiri dari; Pembukaan/Sambutan-Sambutan; Acara Pokok dan Penutup. Contoh-contoh lain dari bentuk Upacara dalam acara Resmiadalah; Upacara Pelantikan Pejabat, UpacaraPembukaan Kongres/Muktamar/Mubes/Simposium dan lain-lainnya yang sejenis, serta acarakegiatan lainnya yang bersifat seremonial.

Tata Upacara Bendera dalam Acara Resmiyang diselenggarakan Rangka Peringatan HariPendidikan Nasional (2 Mei); Peringatan HariKebangkitan Nasional (20 Mei); Peringatan Hari

Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan RepubikIndonesia (17 Agustus); Upacara Bendera setiapTanggal 17 yang diselenggarakan oleh setiapInstansi Pemerintah; Peringatan Hari KesaktianPancasila (1 Oktober); Peringatan Hari SumpahPemuda (28 Oktober); Peringatan Hari Pahlawan(10 November); Peringatan Hari Ibu (22 Desember)dan lain sebagainya terdiri dari acara Pendahuluan,Acara Pokok, Acara Tambahan dan AcaraPenutup. Acara Pendahuluan adalah bagian awaldari Upacara Bendera yang meliputi persiapan diLapangan Upacara yang di Pimpin oleh Dan UP.Acara Pokok yaitu Substansi Acara dalam UpacaraBendera yang akan dilaksanakan/dipimpin olehInspektur Upacara, dimulai dari kedatangan sampaiPenghormatan Peserta Upacara, dimulai darikedatangan sampai Penghormatan PesertaUpacara kepada Irup. Acara Tambahan adalahkegiatan acara tembahan dalam suatu UpacaraBendera yang dilakukan atau disaksikan olehInspektur Upacara. Acara Penutup adalah kegiatanakhir dari suatu Upacara Bendera yang dipimpinoleh Dan Up. (Inspektur Upacara lepas libat)

Menurut sabjek penelitian, PeraturanPerundang-Undangan dan Ketentuan-Ketentuanlainnya yang dijadikan dasar dan PedomanPenyelengggaraan Upacara Bendera, yaitu;Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1987 tentangProtokol tercantum pada Pasal 1 ayat (1), (2) dan(3) dan Pasal 5 ayat (1); Peraturan PemerintahNomor 62 Tahun 1990 tentang KetentuanKeprotokolan mengenai Tata Tempat, TataUpacara dan Tata Penghormatan, diuraikan padaPasal 15, 16, 17, 19, 20 dan 21; PeraturanPemerintah Nomor 40 Tahun 1958 tentang LaguKebangsaan Republik Indonesia; PeraturanPemerintah Nomor 44 Tahun 1958 tentangKebangsaan Indonesia Raya; Keputusan-Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24Tahun 1953 tentang Peringatan HUT ProklamasiKemerekaan R.I; Nomor 153 Tahun 1967 tentangHari Kesaktian Pancasila; Inpres Nomor 12 Tahun1968 tentang Pengucapan/Pembacaan Pancasila;Inpres Nomor 14 Tahun 1981 tentang UpacaraPengibaran Bendera Tanggal 17; Surat-suratMenteri Dalam Negeri yaitu; Nomor 188.5/129Tanggal 8 Januari 1988 Perihal Pengucapan danPenulisan Pancasila; Nomor 1802/2017/SJ Tanggal22 Pebruari 1985 Perihal Naskah resmi Undang-Undang Dasar 1945 dan Nomor 019/651/SJTanggal 2 Desember 1993 Perihal Tata UpacaraBendera. Selain Pedoman-Pedoman selainbagaimana diuraikan di atas, dalam pelaksanaanharus konsisten dengan Juklak yang diterbitkan olehMenteri, dan Kepala LPND Tingkat Pusat.

Berdasarkan hasil penenelitian dilapangan,Susunan Acara Upacara dalam Acara Resmi, padaumumnya dapat diuraikan sebagai berikut:

Abang Zainudin, Pelaksanaan Kegiatan Keprotokolan Oleh Sub Bagian Keprotokolan Dan Dokumentasi 200

Page 15: PELAKSANAAN KEGIATAN KEPROTOKOLAN OLEH SUB BAGIAN

1) Acara Pendah uluana) Peserta Upacara masuk Formasi(1)Persiapan Peserta Upacara(2)Komandan Upacara memasuki Lapangan

Upacara(3)Penghormatan Upacara kepada Komandan

Upacara(4)Laporan tia-tiap Komandan Barisan kepada

Komandan Upacara(5)Dan upacara mengambil Alih Komando,

selanjutnya mengadakan Latihan-Latihanseperlunya

b) Para Undangan hadir ditempat Upacara2) Acara Pokoka) Pejabat Upacara tiba ditempat Upacara(1) Inspektur Upacara tiba ditempat Upacara(2)Musik memperdengarkan Lagu “Tanda Siap”

(p.m)(3)Dan Up menyiapkan barisan Upacara(4) Inspektur Upacara menuju mimbar Upacarab) Penghormatan Peserta Upacara kepada Irupc) Laporan dan Up kepada Irupd) Pengibaran Bendera Kebangsaan Sang Merah

Putih diiringi dengan Lagu KebangsaanIndonesia Raya dipimpin Komandan Upacara.

e) Mengheningkan Cipta dipimpin InspekturUpacara

f) Pengucapan/Pembacaan Teksg) Penganugrahan Tanda Penghormatan Presiden

R.I berupa “Satya Lencana Karaya Satya”Kepada Karyawan/Karyawati

(1)Pembacaan Keputusan Presiden(2)Penerima Tanda Kehormatan maju kedepan

dengan langkah biasa, mengambil formasi 6langkah menghadap Inspektur Upacara.

(3)Penyematan Satya Lencana Karya Satya danPenyerahan Petikan Keputusan Presiden olehInspektur Upacara kepada para penerima

(4)Selesai Penganugrahan kelompok penerimakembali ketempat semula.

h) Amanat Inspektur Upacarai) Laporan Komandan Upacara kepada Inspektur

Upacaraj) Penghormatan Upacara kepada Irupk) Pejabat Upacara/Inspektur Upacara

meninggalkan3) Acara Penutupa) Komandan Upacara memberikan Perintah.

“Kepala Komandan Pasukan/Barisan,sesuaikan Lencana, Kerjakan” tiap-tiapKomandan Barisan menirukan kata “Kerjakan”.

b) Penghormatan perorangan tiap-tiap KomandanBarisan kepada Komandan Upacara

c) Komandan Pasukan/Barisan membubarkanPasukan/Barisannya masing-masing

d) Formasi bubarUntuk keseragaman, kelancaran, ketertiban

dan kekhidmatan jalannya Upacara Bendera, harusdiselenggarakan berdasarkan Tata UpacaraBendera yang antara lain meliputi Pedoman UmumTata Upacara Bendera dan Pelaksanaan Upacara(Pasal 15 ayat (1) Peraturan Pemerintah; Nomor62 Tahun 1990). Pelaksanaan Upacara Benderadalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmimeliputi pula Tata Bendera Kebangsaan laguKebangsaan dan Pakaian Upacara (Pasal 19Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 1990).Sebutan-sebutan dalam Upacara Bendera sesuaidengan penjelasan Pasal 16 ayat (1) PeraturanPemerintah Nomor 62 Tahun 1990, InspekturUpacara (Irup) sebutan bagi Pembian Upacara,adalah Gelar Jabatan dalam Upacara Benderayang meminim suatu Upacara Bendera. KomandanUpacara (Dan Up) sebutan bagi PemimpimUpacara, adalah Gelar Jabatan dalam UpacaraBendera yang bertanggung jawab secara teknismengenai penyelenggaraan suatu Upacara.Penanggungjawab Upacara (Penjaup) sebutan bagiPerwira Upacara, adalah Gelar Jabatan dalamUpacara Bendera yang bertanggung jawab secarateknis mengenai penyelenggaraan suatu Upacara.Peserta Upacara (Pes Up) sebutan bagi BarisanUpacara, yaitu barisan-barisan dalam UpacaraBendera dibawah Komando Upacara.

Selama ini terdapat sebutan MimbarUpacara, Mimbar Undangan, mimbar 1 dan mimbar2 uraiannya sebagai berikut: Mimbar Upacaraadalah mimbar untuk tempat berdiri InspekturUpacara, sedangkan bagi Wakil Ketua dan AnggotaDPRD Mimbar Upacara disebut mimbar 2.Mimbar Undangan adalah tempat duduk bagiUndangan , sedangkan bagi Bupati dan WakilBupati disebut mimbar I atau mimbar Kehormatan.Pembawa Acara dalam Upacara Benderamengumumkan acara menurut urutan-urutan dansaat yang telah ditentukan, demi tertibnya Upacara.Mempunyai suara baik, terang dan faham akanmaksud, tujuan dan pelaksanaan acara. UraianPembawa Acara hanya mengantarkan acara-acarapokok/penting saja, tidak semua gerakan diantaroleh uraian Pembawa Acara. Di dalammengantarkan acara, mempergunakan uraian-uraian yang bersifat menghormat daripada bersifatInstruktif. Klasifikasi Upacara terdiri dari a)Upacara Bendera Terpusat baik Pusat maupunTingkat Daerah dimana yang bertindak sebagaiInspektur Upacara adalah Pimpinan Puncaknya;b) Upacara Tingkat Internaisonal dimana yangbertindak sebagai Inspektur Upacara adalah

201 Fokus, Jilid 12, Nomor 2, Maret 2014, hlm. 187-207

Page 16: PELAKSANAAN KEGIATAN KEPROTOKOLAN OLEH SUB BAGIAN

Pimpinan Komponen/Instansi yang bersangkutan.Jika cuaca hujan, maka Upacara Bendera dapatdilaksanakan di dalam ruangan Pengibaran BenderaKebangsaan ditiadakan.

Tata upacara pelantikan pejabat, dimanaPelantikan adalah Peresmian seseorang olehPejabat yang berwenang atau oleh Pejabat yangdiberi mandat oleh Pejabat yang berwenang untukmemangku sesuatu Jabatan dalam OrganisasiPemerintahan, yang pelaksanaanya didahuluidengan Pengangkatan/Pengambilan Sumpah/JanjiJabatan. Setelah Pelantikan maka seseorang ituresmi dan mulai melaksanakan Tugas Jabatannya.Serah Terima Jabatan atau disebut Timbang TerimaJabatan adalah Penyerahan dan PenyambutanTugas/Pekerjaan adalah Pemerintahan, menurutcara-cara yang telah ditentukan, denganmemperhatikan; Berita Acara Serah TerimaJabatan, Memori Tugas Jabatan, penyerahannyadilakukan oleh Pejabat Lama kepada Pejabat Barudisaksikan oleh Pejabat yang melantik (Pelantik).Hal ini dapat diselenggarakan manakala KedudukanProtokol Jabatan yang dilantik tersebut satu tingkatlebih rendah dari Pelantik. Prinsip-Prinsip DalamUpacara Pelantikan, adalah seseorang PegawaiNegeri untuk memangku suatu Jabatan dalamOrganisasi Pemerintahan, didahului denganPengangkatan/Pengambilan Sumpah/Janji Jabatan.Setiap Pegawai Negeri yang akan dilantik untukmemangku suatu Jabatan tertentu harus bersumpahpada waktu menerima Jabatan atau Pekerjaannya.Kalimat awal dari Sumpah Jabatan adalah “DemiAllah Saya bersumpah”. Apabila seseorangberkeberatan untuk mengucapkan Sumpah karenaanggapannya tentang Agama, dapat ia sebagaigantinya mengucapkan Janji, oleh karena demikianmaka kalimat Demi Allah saya bersumpah digantidengan kalimat “Saya menyatakan dan berjanjidengan sungguh-sungguh” atau dengan kalimat“Demi Allah Yang Maha Esa, saya menyatakandan berjanji dengan sungguh-sungguh”. Untuk/bagimereka yang beragama Masehi maka kata-kata“Demi Allah” dari bunyi Sumpah tersebutdihapuskan dan diganti dengan kalimat yangdiucapkan pada akhir Sumpah yaitu: Kiranya Tuhanakan menolong saya”. Untuk mereka yangberagama lain daripada Islam dan Masehi makakalimat awalan “Demi Allah” dari kalimat Sumpahtersebut dihapus dan diganti dengan kata-kata lainyang sesuai dengan Agamanya yakni: PemelukAgama Hindu, mengucapkan “Om AtahParamawisesa” saya berjanji. Pemeluk AgamaBudha mengucapkan “Demi Sang Hyang AdiBudha” saya bersumpah.

Pelantikan seorang Pegawai Negeri dalamsuatu Jabatan tertentu dalam OrganisasiPemerintahan dilaksanakan dengan didahuluiPengangkatan /Pengambilan Sumpah/Janji Jabatan,

oleh karena setiap Pegawai Negeri yang akandilantik untuk memangku sesuatu Jabatan tertentuharus bersumpah pada waktu menerima Jabatanatau Pekerjaannya (tegasnya seorang dapat dilantikmanakala yang bersangkutan telah diambil Sumpah/Janji Jabatan). Menteri Pelantikan terdiri dari SuratKeputusan Pengangkatan dari Pejabat yangberwenang. Berita Acara Pengangkatan/Pengambilan Sumpah/Janji Jabatan yangditandatangani oleh Pejabat yang dilantik, Pelantik,Saksi dan Rohaniwan dan Naskah PernyataanPelantikan. Pelaksanaan Serah Terima Jabatan(Sertijab) dilakukan oleh Pejabat Lama kepadaPejabat Baru disaksikan oleh Pelantik, denganmaterinya ialah Penandatanganan Berita AcaraSerta Terima Jabatan dan Serah Terima MemoriTugas Jabatan, dengan penjelasan sebagai berikut:Sertijab tersebut dapat dilaksanakan apabilaKedudukan Protokol Jabatan Pejabat yang dilantiksatu tingkat lebih rendah dari Pelantik. Jikasituasinya tidak sebagaimana huruf a diatas, makaSertijab oleh Pejabat Lama kepada Pejabat Barudilaksanakan tidak dalam rangkaian AcaraPelantikannya, dan disaksikan oleh AtasanLangsung Pejabat yang bersangkutan dalamkesempatan terpisah. Bagi Pejabat yang ditunjuksebagai PLH tidak dilaksanakan Sertijab dariPejabat Lama kepadanya. Sertijab lama dilakukanolehnya kepada Atasan Langsung yangbersangkutan. Susunan acara upacara pelantikanPejabat Pemerintah pada umumnya dapatdiselenggarakan dengan rangkaian acaranya terdiridari: Pembacaan Keputusan PengangkatanJabatan; Pelantikan oleh Pejabat Pelantik (Pelantik)terdiri atas, Pengambilan Sumpah/Janji Jabatan,Penandatanganan Berita Acara PengambilanSumpah/Janji oleh Pejabat yang bersangkutan danPelantik, Kata-kata atau Pernyataan Pelantikan,Pemasangan Tanda Pangkat Jabatan, PenyematanTanda Jabatan dan/atau Penyerahan PetikanKeputusan Pejabat Yang Berwenang (biladimungkinkan). Serah Terima Jabatan oleh PejabatLama kepada Pejabat Baru disaksikan olehPelantik; Penandatanganan Berita Acara Sertijabdan Penyerahan Memori Tugas Jabatan. AmanatPelantik, Doa, Penyampaian Ucapan Selamatkepada Pejabat Baru dan Pejabat Lama (besertaIstri/Suami).

Tata Penghormatan

Menurut Sabjek penelitian PemberianPenghormatan kepada Pejabat Negara, PejabatPemerintah dan Tokoh Masyarakat tertentu.Terhadap Pejabat Negara tertentu yaitu Presidendan Wakil Presiden berhak menerima pemberianPenghormatan dengan menggunakan LambangKehormatan Negara Republik Indonesia yakni;Dalam rangka kunjungan Presiden dan/atau WakilPresiden ke Daerah, Untuk memberikan

Abang Zainudin, Pelaksanaan Kegiatan Keprotokolan Oleh Sub Bagian Keprotokolan Dan Dokumentasi 202

Page 17: PELAKSANAAN KEGIATAN KEPROTOKOLAN OLEH SUB BAGIAN

Penghormatan kepada beliau, maka Gubernur,Bupati, Walikota dapat menganjurkan kepadakhalayak di Daerahnya untuk mengibarkanBendera Kebangsaan Sang Merah Putih padatempat-tempat tertentu selama kunjungan tersebutberlangsung. Padahal Kedudukan ProtokolBendera Kebangsaan lebih tinggi daripadaKedudukan Protokol Presiden/Wakil Presiden. Padasuatu Upacara dalam Acara Kenegaraan dan/atauAcara Resmi, Presiden dan/atau Wakil Presidendapat menerima Penghormatan dengan LaguKebangsaan Indonesia Raya. Terhadap PejabatNegara atau Pejabat Pemerintah, TokohMasyarakat tertentu Tingkat Nasional, apabilameninggal dunia maka berdasarkan Pasal 25 ayat(2) sampai ayat (5) dan Pasal 26 PeraturanPemerintah Nomor 62 Tahun 1990 memperolehPenghormatan tersebut diberikan dalam bentukPengibaran setengah tiang Bendera KebangsaanMerah Putih. Sebagai tanda berkabung selamaukuran waktu tertentu, yaitu sebagai berikut:Selama tujuh hari bagi Presiden dan WakilPresiden; Selama tujuh hari bagi Mantan Presidendan Mantan Wakil Presiden; Selama Lima hari bagiKetua MPR, DPD, MA, DPA, dan BPK sebagaiPimpinan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara;Selama Tiga hari bagi Menteri Negara, Pejabatyang diberi Kedudukan setingkat dengan MenteriNegara, Wakil Ketua Lembaga Tertinggi dan TinggiNegara, Panglima TNI, Kepala Staf AngkatanTNI-AD-TNI-AL-, TNI-AU dan KepalaKepolisian Republik Indonesia. Hari-hari selamaPengibaran Setengah Tiang Bendera KebangsaanMerah Putih tersebut dinyatakan sebagai “HariBerkabung Nasional” dan dikibarkan di seluruhPelosok Tanah Air. Selanjutnya terdapat PejabatNegara lainnya, Ketua/Kepala/Direktur Jenderaldari LPND atau Tokoh Masyarakat tertentu lainnyaapabila meninggal dunia, maka BenderaKebangsaan Merah Putih dikibarkan setengah tiangsebagai tanda berkabung di lingkungan instansimasing-masing selama dua hari.

Terhadap Pejabat Negara, PejabatPemerintah dan Tokoh Masyarakat Tertentumemperoleh Penghormatan dalam bentuk bantuansaran, pemberian perlindungan, ketertiban dankeamanan yang diperlukan dalam melaksanakanacara atau tugas yang diberikan kepadanya, sesuaiketentuan yang berlaku baginya dengan tidakmenimbulkan sifat berlebihan. Penyediaankelengkapan dimaksud, secara sederhana dijelaskansebagai berikut :

1) Transportasi, baik berupa mobilitas maupunangkutan perjalanan dalam melaksanakan TugasJabatannya;

2) Kendaraan sebagai Voorijders (Kawal LaluLintas) sesuai dengan tipe-tipe Pengawalan,dimaksudkan untuk keamanan dan kelancarandalam Lalu Lintas untuk melaksanakan TugasJabatan;

3) Berhubungan dengan fasilitas untuk Kesehatan“Healt Security” dan fasilitas untuk Konsumsi“Food Security”;

4) Hal-hal yang berkenaan dengan segi-segiFasilitas Akomodasi yang wajar dan memadai;

5) Faktor-faktor yang melibatkan unsur-unsurPengamanan terapat diri Pejabat Negara,Pejabat Pemerintah dan Tokoh MasyarakatTertentu;

6) Alur Lalu Lintas yang akan dilewati oleh PejabatNegara, Pejabat Pemerintah dan TokohMasyarakat tertentu agar tidak terdapathambatan yang berarti;

7) Dan lain sebagainya yang sekiranya dianggapperlu, bagi perlindungan, ketertiban dankeamanan terhadap Pejabat Negara, PejabatPemerintah dan Tokoh Masyarakat tertentu didalam melaksanakan Tugas Jabatannyamenghadiri suatu acara.

Terhadap Pejabat Negara, PejabatPemerintah dan Tokoh Masyarakat Tertentumemperoleh Penghormatan dalam bentuk bantuansaran, pemberian perlindungan, ketertiban dankeamanan yang diperlukan dalam melaksanakanacara atau tugas yang diberikan kepadanya, sesuaiketentuan yang berlaku baginya dengan tidakmenimbulkan sifat berlebihan. Penyediaankelengkapan dimaksud, secara sederhana dijelaskansebagai berikut: yang menyangkut segiTransportasi, baik berupa mobilitas maupunangkutan perjalanan dalam melaksanakan TugasJabatannya; Kendaraan sebagai Voorijders(Kawal Lalu Lintas) sesuai dengan tipe-tipePengawalan, dimaksudkan untuk keamanan dankelancaran dalam Lalu Lintas untuk melaksanakanTugas Jabatan; Berhubungan dengan fasilitas untukKesehatan “Healt Security” dan fasilitas untukKonsumsi “Food Security”; Hal-hal yangberkenaan dengan segi-segi Fasilitas Akomodasiyang wajar dan memadai; Faktor-faktor yangmelibatkan unsur-unsur Pengamanan terapat diriPejabat Negara, Pejabat Pemerintah dan TokohMasyarakat Tertentu; Alur Lalu Lintas yang akandilewati oleh Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahdan Tokoh Masyarakat tertentu agar tidak terdapathambatan yang berarti; Dan lain sebagainya yangsekiranya dianggap perlu, bagi perlindungan,ketertiban dan keamanan terhadap Pejabat Negara,Pejabat Pemerintah dan Tokoh Masyarakat tertentudi dalam melaksanakan Tugas Jabatannyamenghadiri suatu acara.

203 Fokus, Jilid 12, Nomor 2, Maret 2014, hlm. 187-207

Page 18: PELAKSANAAN KEGIATAN KEPROTOKOLAN OLEH SUB BAGIAN

Faktor-Faktor Yang MempengaruhiPelaksanaan Kegiatan Keprotokolan

Penyelenggaraan Keprotokolan ditanganioleh Sub Bagian Keprotokolan dan Dokumentasidi Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(DPRD) Kabupaten Sintang. Dalam pelaksanaannya,Penyelenggaraan Keprotokolan tersebut seringdihadapkan berbagai kendala baik yang bersifatadministratif maupun yang bersifat teknis. MenurutKepala Bagian Humas dan Protokol, adapunkendala-kendala yang bersifat administratif dalamPenyelenggaraan Keprotokolan oleh Sub BagianKeprotokolan dan Dokumentasid SekretariatDewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)Kabupaten Sintang adalah, tidak tersedianyaanggaran yang memadai, tidak tersedianya juklak/juknis yang dapat dijadikan acuan dalammelaksanakan Penyelenggaraan Keprotokolan,kurangnya koordinasi antar instansi yang terkait,serta jadwal kerja yang belum tersusun secarasistematis.

Menurut Kepala Sub Bagian Keprotokolandan Dokumentasi, berdasarkan Hasil AnalisisJabatan Di Lingkungan Sekretariat DPRDKabupaten Sintang, rumusan tugas Kepala SubBagian Pelayanan Informasi, Komunikasi DanProtokol adalah Memimpin pelaksanaan tugas SubBagian Humas dan Protokol dalam mengumpulkandan mengolah bahan perumusan kebijakan danpetunjuk teknis dibidang Pelayanan Informasi,Komunikasi dan Protokol serta menyelenggarakanpelayanan informasi, komunikasi dan urusankeprotokolan sesuai ketentuan yang berlaku agartugas pokok dan fungsi Sub Bagian Humas danProtokoldapat terlaksana secara efisien dan efektif.Salah satu uraian tugas yang dilaksanakan adalahMemberikan layanan informasi mengenai kegiatan-kegiatan resmi Bupati dan Wakil Bupati berdasarkanagenda dan arahan atasan yang telah ditetapkankepada pihak-pihak yang membutuhkan sertaMengatur protokoler kegiatan rapat, upacara, danacara resmi lainnya yang melibatkan Bupati danWakil Bupati agar kegiatan tersebut dapat berjalansecara terarah dan tertib.

Sintang No Bahan Kerja, Perangkat Kerja dan Hasil Kerja Bagian Informasi dan

Komunikasi 1 Materi rencana kerja Bagian dan Sub Bagian ada dan lengkap 2 Materi disposisi dan arahan pimpinan ada dan lengkap 3 Materi hasil kerja bawahan ada, namun belum lengkap 4 Materi data dan informasi yang disampaikan oleh

masing-masing Unit Kerja dilingkungan Pemerintah Kabupaten Sintang

ada, namun belum lengkap

5 Materi naskah-naskah dinas yang berkenaan dengan ruang lingkup tugas

ada, namun belum lengkap

Tabel 3. Bahan Kerja, Perangkat Kerja dan Hasil Kerja Sub Sub Bagian Protokol dan DokumentasiSekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang

Sumber: Data Lapangan Diolah, 2015.

Bahan kerja yang diperlukan melaksanakantugas tersebut adalah, Materi rencana kerja BagianInformasi dan Komunikasi, Materi rencana kerjaSub Bagian Pelayanan Informasi, Komunikasi danProtokol, Materi disposisi dan arahan pimpinan,Materi hasil kerja bawahan, Materi kebijakan danpetunjuk teknis di bidang Pelayanan Informasi,Komunikasi dan Protokol, Materi naskah-naskahdinas yang berkenaan dengan ruang lingkup tugasSub Bagian Pelayanan Informasi, Komunikasi danProtokol serta Materi agenda kegiatan Bupati danWakil Bupati. Perangkat kerja yang diperlukanadalah Himpunan peratuan dan petunjuk teknisPelayanan Informasi, Komunikasi dan Protokol,Pedoman Tata Naskah Dinas, Komputer danPeralatan telekomunikasi.

Selanjutnya, spesifikasi jabatan (JobSpecification) adalah informasi tentang syarat-syarat yang diperlukan bagi setiap pegawai agardapat memangku suatu jabatan dengan baik. Syarattersebut antara lain : 1) Syarat pendidikan, 2) Syaratkesehatan, 3) Syarat fisik, dan 4) Syarat lain sepertistatus pernikahan, jumlah anggota keluarga,kepribadian tertentu dan sebagainya. SpesifikasiJabatan (Job Specification) Sub BagianPelayanan Informasi, Komunikasi Dan ProtokolBagian Informasi Dan Komunikasi SekretariatDPRD Kabupaten Sintang belum memenuhi syaratjabatan sebagaimana yang ditentukan. Hal initentunya merupakan kendala tersendiri dalampenyelenggaraan kegiatan keprotokolan. Kendalayang bersifat teknis dalam Penyelenggaraan

Abang Zainudin, Pelaksanaan Kegiatan Keprotokolan Oleh Sub Bagian Keprotokolan Dan Dokumentasi 204

Page 19: PELAKSANAAN KEGIATAN KEPROTOKOLAN OLEH SUB BAGIAN

Keprotokolan di Sekretariat Dewan PerwakilanRakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang adalahketersedian sarana dan prasarana yang masih

terbatas, seperti ruang tempat kerja yang masihterbatas dan fasilitas kerja kantor yang masihterbatas.

Sumber: Sekretriat DPRD Kabupaten Sintang Tahun 2015

Tabel 4. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Pada Sub Bagian Protokol dan Dokumentasi Sekretariat DPRD Kabupaten Sintang Tahun 2015

No Nama/Jenis Sarana dan Prasaran

Yang Tersedia Kebutuhan (Jumlah/Ukuran) Keterangan Jlh/Ukuran Kondisi

1 Ruang Kerja 1 ruangan/4 x 4 m

Kurang baik

2 ruangan/5x5 m Kurang 1 ruangan

2 Ruang Rapat Tidak Ada 1 ruangan Kurang 1

ruangan

3 Ruang Tamu Tidak Ada 1 ruangan Kurang 1

ruangan 4 Meja Kerja 3 Buah Rusak 7 buah Kurang 4 buah 5 Kursi Kerja 9 Buah Baik 16 buah Kurang 7 buah 6 Kursi Tamu 2 Buah Baik 6 buah Kurang 4 buah 7 Kipas Angin Tidak Ada 2 buah Kurang 2 buah

8 Air Conditioner (AC) 1 Buah Baik

2 buah Kurang 1 buah

9 Komputer/PC 2 Unit Baik 4 unit Kurang 2 unit

10 Printer 2 Buah Kurang Baik

7 buah Kurang 5 buah

11 Note Book Tidak Ada 2 buah Kurang 2 buah 12 Rak Arsip Tidak Ada 3 set Kurang 3 Set 13 Lemari Arsip 2 Buah Baik 5 buah Kurang 3 buah 14 Dispenser Tidak Ada 2 unit Kurang 2 unit 15 Televisi Tidak Ada 1 unit Kurang 1 unit 16 Kamera Digital 1 Unit Baik 6 unit Kurang 5 unit 17 Jam Dinding 1 Buah Baik 2 buah Kurang 1 buah 18 Papan Jadual Rapat 1 Buah Baik 2 buah Kurang 1 buah 19 Kenderaan Roda 4 1Buah Baik 2 Buah Kurang 1 buah 20 Kenderaan Roda 2 4 Buah Baik 7 buah Kurang 3 buah

Apabila melihat data sebagaiman yang tersajipada tabel 4.6 tentang Ketersediaan Sarana danPrasarana Sub Bagian Protokol dan DokumentasiSekretariat DPRD Kabupaten Sintang Tahun 2015tersebut di atas, dapat terlihat bahwa sarana danprasaran yang dimiliki oleh Sub Bagian Protokoldan Dokumentasi Sekretariat DPRD KabupatenSintang masih terbatas atau belum sesuai dengankebutuhan sebagaimana mestinya. Dalampenyelenggaraan pekerjaan perkantoransemestinya ketersediaan sarana dan prasaranaadalah merupakan salah satu faktor penting. Jikadikaitkan dengan arti pentingnya sarana danprasarana dalam proses penyelenggaraanpemerintahahan tentunya perlu didukung olehketersediaan sarana dan prasarana yang memadaidalam proses pencapaian tujuan organisasi yangefektif dan efisien.Tanpa didukung oleh sarana danparasaran yang memadai dalam artikata sesuai

dengan keperluan dan kebutuhakan organisasi,tentunya pencapaian tujuan organisasi menjaditerkendala, begitu pula dalam penyelenggaraanpekerjaaan kator pada Sub Bagian Protokol danDokumentasi Sekretariat DPRD Kabupaten Sintangsemestinya didukung oleh sarana dan prasaranayang memadai, sehingga tidak mengalami suatuhambatan secara teknis dan penyelengaraankegiatan keprotokolan dapat dilaksanakan secaraefektif dan efisien.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan apa yang telah diuraikan dalamhasil penelitian dan pembahasan tentangPelaksanaan Kegiatan Keprotokolan Oleh SubBagian Protokol dan Dokumentasi SekretariatDewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)Kabupaten Sintang maka dapat ditarik kesimpulan:

205 Fokus, Jilid 12, Nomor 2, Maret 2014, hlm. 187-207

Page 20: PELAKSANAAN KEGIATAN KEPROTOKOLAN OLEH SUB BAGIAN

bentuk kegiatan keprotokolan oleh Sub BagianProtokol dan Dokumentasi Sekretariat DewanPerwakilan Rakyat Daerah (DPRD) KabupatenSintang meliputi tata tempat, tata upacara dan tatapenghormatan. Pelaksanaan tata tempat sudahdilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, namun belum seluruhpengaturan tata tempat maupun Lay Out dapatdilaksanakan secara optimal pada setiap kegiatandi lingkungan pemerintah Kabupaten Sintang.Faktor yang mempengaruhi dalam penyelenggaraankeprotokolan oleh Sub Bagian Protokol danDokumentasi Sekretariat Dewan PerwakilanRakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintangmeliputi faktor yang bersifat administratif dan faktoryang bersifat teknis. Faktor yang bersifatadministratif berkaitan dengan tidak tersedianyaanggaran yang memadai, tidak tersedianya juklak/juknis yang dapat dijadikan acuan dalammelaksanakan Penyelenggaraan Keprotokolan,kurangnya koordinasi antar instansi yang terkait,serta jadwal kerja yang belum tersusun secarasistematis. Sedangankan faktor yang bersifat teknisberhubungan dengan belum tersedianya sarana danprasarana sebagaimana yang dibutuhkan, sehinggapelaksanaan kegiatan keprotokolan di SekretariatDPRD Kabupaten Sintang belum dapatdilaksanakan secara optimal.

Berdasarkan ruang lingkup dankesimpulan, maka disarankan hal-hal sebagaiberikut: bentuk kegiatan keprotokolan yangdilakukan oleh Sub Bagian Protokol danDokumentasi Sekretariat Dewan PerwakilanRakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintangdiharapkan dapat ditingkatkan misalnya denganmemperhatikan hal-hal penting antara Arus LaluLintas pada Undangan harus nyaman, menyediakanRuangan Tunggu untuk Muspida, perlengkapanyang dibutuhkan dalam upacara diupayakan secaraoptimal agar tidak menimbulkan hambatan/ganguan; Pemasangan Seating Card dan NameBoard pada tempat-tempat yang dianggap perluuntuk memudahkan Pelayanan Keprotokolan;Pengumpulan Data misalnya daftar undangan, bukutamu bila dianggap perlu, dan evaluasi data yangdirumuskan dalam pembuatan denah Lay Outdimaksudkan untuk menjawab siapa/duduk beradadimana serta untuk memudahkan monitoring paraUndangan; Dekorasi pembuatan taman kering/basah pemasangan bunga meja, pemasangan backdrop dan lain sebagainya; serta Penyejuk udaraventilasi udara, air condition, kipas angin sesuaidengan kebutuhan dan bilamana dianggap perlu.Diharapkan kepada Pemerintah Daerah KabupatenSintang dapat menyediakan anggaran yang bersifatkhusus untuk keprotokolan, juklak/juknis yang dapatdijadikan acuan dalam melaksanakanpenyelenggaraan keprotokolan pada setiap SKPD,serta pendidikan dan pelatihan bidang keprotokolankepada aparatur setiap SKPD.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin,O.H.2006. Paradigma Keprotokolan.Yogyakarta: Pusdiklat OTDA UGM.

Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian SuatuPendekatan Praktis . Jakarta: PTRinneka Cipta.

Badudu, J.S. dan Zain Sm. 1996. Kamus UmumBahasa Indonesia. Jakarta: PustakaSinar Harapan.

Baskoro, S.2006. Mengelola Situasi Krisis AcaraPejabat/Pimpinan. Modul PelatihanManagemen Keprotokolan UntukHumas, Protokol Sekretaris Pimpinan,Ajudan dan Rumah Tangga .Yogyakarta: Pusdiklat OTDA UGM.

Depdagri RI, 2004. Pemerintahan Umum diIndonesia, Manual Tugas PokokCamat. (tidak diterbitkan)

Faisal, S. 2005. Format-Format Penelitian Sosial.Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Handoko, TH. 2000. Manajemen. Yogyakarta:BPFE.

Kartono,K. 1988. Pemimpin Dan Kepemimpinan.Jakarta: CV Rajawali.

Ma’moeri, E dan Sutrisno, 2001. PengelolaanInformasi dan Teknik Pelaporan .Jakarta: Lembaga Administrasi RI.

________,2001. Metodologi PenelitianKualitatif. Bandung: RemajaRosdakarya.

________-,1990. Metode Penelitian BidangSosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.Narbuko & Achmadi. 1997. Metodologi

Penelitian. Jakarta : Bumi AksaraNasir, Moh. 1988. Metodelogi Penelitian. Jakarta:

Ghalia Indonesia.Nizam.2006. Tata Keprotokoleran. Yogyakarta:

Pusdiklat OTDA UGM.Rahmani,N. 2006. Mengelola Citra Pejabat.

Modul Pelatihan ManagemenKeprotokolan Untuk Humas, ProtokolSekretaris Pimpinan, Ajudan danRumah Tangga. Yogyakarta: PusdiklatOTDA UGM.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R & D. Jakarta: CV.Alfabeta

Peraturan Perundang-Undangan:

Negara Republik Indonesia. 1985,Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1985Tentang Jenjang Pangkat danJabatan Struktural.Tidak Diterbitkan

Negara Republik Indonesia. 1999,Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999Tentang Pokok-PokokKepegawaian.Tidak Diterbitkan

Abang Zainudin, Pelaksanaan Kegiatan Keprotokolan Oleh Sub Bagian Keprotokolan Dan Dokumentasi 206

Page 21: PELAKSANAAN KEGIATAN KEPROTOKOLAN OLEH SUB BAGIAN

223

Negara Republik Indonesia. 2010,Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010Tentang Keprotokolan .TidakDiterbitkan

Negara Republik Indonesia. 1990, PeraturanPemerintah Republik IndonesiaNomor 62 Tahun 1990 TentangKetentuan Protokol Mengenai TataTempat, Tata Upacara dan TataPenghormatan.Tidak Diterbitkan

Negara Republik Indonesia. 1994, PeraturanPemerintah Republik IndonesiaNomor 15 Tahun 1994 Tentang

Pangkat Pegawai Negeri Sipil danJabatan Struktural.Tidak Diterbitkan

Negara Republik Indonesia.1999, KeputusanPresiden Republik IndonesiaNomor 87 Tahun 1999 TentangJabatan Fungsional.TidakDiterbitkan

Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang. 2013,Peraturan Bupati Sintang Nomor42 Tahun 3013 Tentang SusunanOrganisasi dan Tata KerjaSekretariat Dewan PerwakilanRakyat Daerah KabupatenSintang.Tidak Diterbitkan

207 Fokus, Jilid 12, Nomor 2, Maret 2014, hlm. 187-207