pekerjaan sosial industri

18
PEKERJAAN SOSIAL INDUSTRI A. Definisi Pekerjaan Sosial Industri Pekerjaan sosial industri dapat didefinisikan sebagai lapangan praktik pekerjaan sosial yang secara khusus menangani kebutuhan-kebutuhan kemanusiaan dan sosial di dunia kerja melalui berbagai intervensi dan penerapan metoda pertolongan yang bertujuan untuk memelihara adaptasi optimal antara individu dan lingkungannya, terutama lingkungan kerja. Dalam konteks ini, pekerja sosial dapat menangani barbagai kebutuhan individu dan keluarga, relasi dalam perusahaan, serta relasi yang lebih luas antara tempat kerja dan masyarakat (NASW, 1987) atau yang lebih dikenal dengan istilah tanggung jawab perusahaan (corporate social responbility)(suharto, 2006b). Pekerjaan sosial industri menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai pekerjaan sosial dalam pemberian pelayanan , program, dan kebijakan bagi para pegawai dan keluarganya, manajemen perusahaan, serikat- serikat buruh dan bahkan masyarakat yang berada di sekitar perusahaan. Inti pekerjaan sosial industri meliputi kebijakan, perencanaan, dan pelayanan sosial pada persinggungan antara pekerja sosial dan dunia kerja. (Suharto 2006b). Kegiatan pekerjaan sosial industri antara lain adalah program bantuan (bagi pegawai), 1

Upload: cipta-mandala-putra

Post on 31-Oct-2014

16 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pekerjaan Sosial Industri

PEKERJAAN SOSIAL INDUSTRI

A. Definisi Pekerjaan Sosial Industri

Pekerjaan sosial industri dapat didefinisikan sebagai lapangan praktik pekerjaan

sosial yang secara khusus menangani kebutuhan-kebutuhan kemanusiaan dan sosial

di dunia kerja melalui berbagai intervensi dan penerapan metoda pertolongan yang

bertujuan untuk memelihara adaptasi optimal antara individu dan lingkungannya,

terutama lingkungan kerja. Dalam konteks ini, pekerja sosial dapat menangani

barbagai kebutuhan individu dan keluarga, relasi dalam perusahaan, serta relasi yang

lebih luas antara tempat kerja dan masyarakat (NASW, 1987) atau yang lebih dikenal

dengan istilah tanggung jawab perusahaan (corporate social responbility)(suharto,

2006b).

Pekerjaan sosial industri menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai

pekerjaan sosial dalam pemberian pelayanan , program, dan kebijakan bagi para

pegawai dan keluarganya, manajemen perusahaan, serikat-serikat buruh dan bahkan

masyarakat yang berada di sekitar perusahaan. Inti pekerjaan sosial industri meliputi

kebijakan, perencanaan, dan pelayanan sosial pada persinggungan antara pekerja

sosial dan dunia kerja. (Suharto 2006b). Kegiatan pekerjaan sosial industri antara

lain adalah program bantuan (bagi pegawai), promosi keshatan , manajemen

perawatan kesehatan, tindakan alternatif affirmatif (pembelaan), penitipan anak,

perawatan lanjut usia, pengembangan sumber daya manusia (SDM), pengembangan

organisasi, pelatihan, dan pengembangan karir, konseling bagi penganggur atau yang

terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), tanggung jawab sosial perusahaan

(corporate social responbility), tunjangan-tunjangan pegawai, keamanan dan

keselamatan kerja, pengembangan jabatan, perencanaan sebelum dan sesudah pensiun

serta bantuan pemindahan kerja.

Konsep pekerjaan sosial industri lebih luas dari konsep tanggung jawab sosial

perusahaan (CSR) maupun masyarakat (community development). Pekerjaan sosial

industri mencangkup pelayanan sosial yang bersifat internal dan eksternal, pekerjaan

sosial industri melibatkan program-program bantuan bagi pegawai, seperti pelayanan

konseling. Terapi kelompok, dan pengembangan sumber daya manusia. Secara

1

Page 2: Pekerjaan Sosial Industri

eksternal, pekerjaan sosial industri, berwujud dalam berbagai bentuk program CSR

termasuk di dalamnya strategi dan program pengembangan masyarakat,

pengembangan kebijakan sosial, dan advokasi sosial.

Hubungan antara PSI, CSR, dan ComDev

B. Sejarah dan Perkembangan Pekerjaan Sosial Industri

Pekerjaan sosial industri terlahir dalam konteks pertumbuhan masyarakat industri.

Pekerjaan sosial industri pertama kali muncul tahun 1800-an. Para pekerja sosial

mulai terlibat di berbagai perusahaan Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat sekitar

tahun 1890, sedangkan di Perancis tahun 1920. Pada masa itu, beberapa perusahaan

di sana menyewa apa yang disebut ” sekretaris kesejahteraan”,”pekerja kesejahteraan

industri” , atau ”sekretaris sosial”. Di Jerman, pekerja sosial atau sosiater industri ini

dikenal dengan nama arbeiter sozial, sedangkan di Perancis dinamakan consul de

familie atau conseillers du travail (Suharto, 2006ab).

Pekerja sosial memiliki peranan penting dalam pemberian pelayann sosial, baik

yang bersifat pencegahan, penyembuhan maupun pengembangan dalam sebuah

perusahaan. Tugas utamanya adalah menangani masalah kesejahteraan, kesehatan,

keselamatan kerja, relaxi buruh dan majikan, serta perencanaan dan pengorganisasian

program-program pengembangan masyarakat bagi komunitas yang ada di sekitar

perusahaan (Suharto, 1997;2006b). Karena tugas utamanya menangani permasalahan

Pelayanan sosial eksternal Tanggung jawab sosial perusahaan, pengembangan masyarakat. Pengembangan kebijakan sosial, advokasi sosial

2

PSI

Pelayanan sosial internalTerapi individu, terapi kelompok, pengembangan sumber daya manusia

Page 3: Pekerjaan Sosial Industri

sosial yang terkait dengan perusahaan, sosiawan industri ini dikenal pula dengan

nama pekerja sosial kepegawaian atau occupational social worker (Strausser, 1989).

Menurut Freud, fokus pekerjaan sosial harus menyentuh dunia kerja, karena ia

memberi tempat aman bagi seseorang dalam realitas sebuah komunitas manusia

(human community). Pada tahun 1975, seorang pioneer pekerjaan sosial, Bertha

Reynolds memberi komentar atas pendapat Freud yang dikemukakan pada tahun

1930 itu. Menurut Reynolds, ” tempat kerja yang merupakan sebuah persimpangan

kehidupan (the crossroads of life) sering kali diabaikan sebagai sebuah komunitas

manusia”.

Pernyataan Reynolds tidak lagi berlaku dewasa ini. Sekarang ini kita telah

menyaksikan peningkatan yang luar biasa dalam hal perhatian dan kehadiran profesi

pekerjaan sosial di dunia kerja. Semenjak tahun 1970-an., pekerja sosial telah

menemukan bahwa tempat kerja bukanlah untuk bekerja saja, tetapi merupakan

sebuah tempat yang penting dan unik di mana para pegawainya perlu diberi informasi

mengenai pelayanan-pelayanan yang tidak selalu terkait dengan pekerjaan. Tempat

kerja juga merupakan tempat dimana diagnosis aktual mengenai kebutuhan dan

pelayanan sosial tertentu dapat diberikan. (suharto, 2006b)

Banyak pelayanan sosial di tempat kerja yang dapat diberikan pekerjaan sosial

industri berkisar pada domain-domain fungsi-fungsi pekerjaan sosial tradisional

seperti konseling bagi para pegawai. Dengan semakin canggihnya pendidiksn

pekerjaan sosial dalam bidang industri, ekonomi, perencanaan, dan analisis kebijakan,

asesmen keorganisasian, penelitian, pengembangan masyarakat, membuat pekarjaan

sosial berkiprah dalam bidang industri yang bersifat non-tradisional, seperti

pengembangan SDM dan organisasi, tanggung jawab sosial, dan filantropis

perusahaan. Dengan demikian seperangkat pengetahuan pekerjaan sosial yang begitu

luas yang berpadu dengan kebutuhan kompleks tempat kerja serta semakin

meningkatnya individu yang bekerja di dunia bisnis yang memilih pekerjaan sosial

sebagai ”karir kedua” telah meningkatkan peran pekerja sosial industri di dunia kerja.

Industri merupakan salah satu bidang garapan profesi pekerjaan sosial yang paling

muda. Namun, akar sejarah pekerjaan sosial industri di AS beranjak pada akhir abad

ke-18 dan semakin dikenal pada awal abad ke-19 saat di mana istilah ”kapitalisme

3

Page 4: Pekerjaan Sosial Industri

kesejahteraan” (welfare capitakism) semakin populer dan saat ”sekretaris sosial”

(social secretaries) dipekerjakan di perusahaan. Kapitalisme kesejahteraan merujuk

pada berbagai tunjangan dan pelayanan sosial yang disediakan secara sukarela oleh

majikan dalam upaya mensosialisasikan, menjaga, dan mengontrol tenaga kerja kasar

yang sangat dibutuhkan pada masa revolusi industri (Suharto, 2006b)

Pemicu lain yang menyebabkan lahirnya pekerjaan sosial industri di AS yaitu

berkaitan dengan upaya para majikan untuk mangatasi masalah yang diakibatkan oleh

meningkatnya wanita yang memasuki dunia kerja setelah perang sipil. Menurut

Brandes, permulaan pekerjaan sosial medis berakar pada suatu bentuk seksisme

(sexism) akibat tumbuhnya bisnis dan majikan mengalami peningkatan pegawai

wanita. Para majikan menghadapi kesulitan manangani masalah pegawai wanita yang

”ganjil” karena pada saat itu, fenomena pekerja wanita masih sangat sedikit. Sebagai

solusinya yaitu dengan menyewa seorang spesialis. Spesialis yang pertama yaitu ibu

Anggie Dunn yang disewa pada tahun 1875 sebagai sekretaris sosial pada perusahaan

H.J. Heinz di Pittsburg ( Suharto, 2006b).

Dunn mungkin satu-satunya sekretaris kesejahteraan hingga tahun 1900 ketika

banyak perusahaan mulai menyewa spesialis seperti dirinya. Pada tahun 1919, Biro

Statistik Buruh melakukan survei terhadap 431perusahaan besar di As dan

menemukan bahwa 141 perusahaan mempekerjakan sekretaris perusahaan secara full

time, dan 154 perusahaan mempekerjakan sekretaris perusahaan secara kontrak dari

luar perusahaan. Tahun 1926, sebesar 80% dari 1500 perusahaan besar di AS

memiliki beberapa jenis program kesejahteraan (people, 1981). Meskipun belum

tahun 1920 sebagian besar tahun lulusan sekolah tinggi pekerjaan sosial New York (

New York School of Social Work) bekerja pada settimng industri daripada setting

lainnya, pekerja sosial yang terlatih secara profesional masih sedikit jmlahnya.

Sebagian besar sekretaris kesejahteraan adalah wanita yang berpendidikan sebagai

guru atau perawat. Salah seorang perawat, ibu Marrion T. Brockway disewa sebagai

”ibu kerumahtanggaan/ perawat tatalaksana” pada Perusahaan Asuransi Jiwa

Metropolitan.

4

Page 5: Pekerjaan Sosial Industri

Pada pengumuman mengenai penunjukan dia tanggal 3 September 1919, fiske,

presiden perusahaan itu menjelaskan tugas-tugas ibu Brockway sebagai berikut

(Strausser, 1989;4):

Tugas ibu kerumahtanggaan akan dilakukan sesuai dengan sebutannya. Semua

pegawai wanita dipersilakan berkonsultasi mengenai kesehatan kepegawaian, reklasi

dengan rekan kerja, atasan atau anggota keluarga, dan urusan-urusan dan masalah-

masalah pribadi jika ada. Ibu Brockway akan melihat kondisi-kondisi pelayanan

sosial di kantor dan memberi nasihat berkenan dengan masalah-masalah di dalam dan

luar perusahaan, penduduk sekitar perusahaan, serta dewan perusahaan ya g tinggal

jauh dari para tetangga. Ide utama menunjuk seorang ibu kerumahtanggaan adalah

para jurutulis wanita dapat memperoleh layanannya, meskipun ibu Brockway dapat

pula memeberi nasihat pada jurutulis pria. Usia dewasa, pengalaman luas,

kecerdasan, dan kapasitasnya bersimpati, membuat ibu brockway cocok bagi pegawai

wanita maupun pria. Dan semua juru tulis kita menjadi senang berkonsultasi dengan

dia.

Dalam garis besar Carter mengelompokkan peranan sekretaris kesejahteraan ke

dalam empat bidang tugas yang mencangkup(Suharto, 2005;2006b):

1. Kesejahteraan fisik: kesehatan, keamanan, sanitasi, dan perumahan pegawai.

2. kesejahteraan budaya: rekreasi, perpustakaan, pendidikan, dan akulturasi dasar

mengenai dunia kerja dan budaya Amerika.

3. Kesejahteraan personal: pelayanan casework (konseling perseorangan) bagi

para pegawai dan keluarganya.

4. kesejahteraan ekonomi: administrasi pinjaman dan pensiun dan bahkan

perekrutan, pemecatan, dan penetapan gaji karyawan.

Karena kombinasi berbagai kekuatan, seperti ketidakpuasan karyawan, perubahan

ekonomi, peningkatan pelayanan sosial yang disediakan pekerja sosial masyarakat,

dan pergeseran ideologi (Strausser dan Phillips,1988), kehadiran pekerjaan sosial

industri menghilang dari setting industri pada tahun 1920-an dan baru muncul

kembali setelah perang dunia II. Saat itu pekerjaan sosial industri, tidak hanya

memberikan pelayanan sosial untuk membantu orang beradaptasi secara personal

5

Page 6: Pekerjaan Sosial Industri

terhadap dampak perang., tetapi juga pelayanan sosial yang memungkinkan mereka

untuk lebih produktif pada saat produksi.

Pekerjaan sosial bertugas sebagai pemberi pelayanan sosial langsung dalam

setting serikat buruh (Kyle.1994 dan Ronalds 1963) di pemerintah militer dan federal

dan kantor militer (Stanlley,1944) serta sejumlah perusahaan swasta seperti Macy’s

di New York (Evans, 1940), RCA Victor di Indianapolis (Coyle,1944) , J.Lhudson

Departement Store dan perusahaan asuransi jiwa Metopolitan (Palevsky, 1945).

Perkembangan Pekerjaan sosial modern dimulai sejak tahun 1960-an pada saat

pembentukan dua program terpisah yang bertujuan menangani kebutuhan kesehatan

mental karyawan. Program yang dibentuk oleh perusahaan Polaroid di Boston dan

perusahaan pakaian Amerika Amalgamasi di kota New York itu dikendalikan oleh

para pekerja sosial profesional dan mampu mencatat kesuksesan (Kurzman,1988).

Perkembangan pekerjaan sosial industri ini juga didorong dengan munculnya

Pusat Kesejahteraan Sosial Industri (the Industrial Social Welfare Center) yang

dibentuk tahun 1969 di sekolah pekerjaan sosial Columbia University di bawah

arahan Hyman J. Weiner dan didanai oleh pelayanan sosial dan rehabilitasi,

departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan, dan Kesejahteraan AS. Lembaga ini

memiliki 3 tujuan yaitu:

a. Membangun bank pengetahuan dan informasi berkaitan dengan pemberian

pelayanan sosial terhadap populasi para pegawai.

b. Menyediakan bantuan teknis dan pelayanan konsultasi terhadap serikat

buruh, perusahaan bisnis, dan lembaga-lembaga sosial.

c. Memberi kontribusi pada pendidikan pekerja sosial dan profesi pertolongan

lainnya (CUSSW dalam Suharto, 2006). Lembaga tersebut sangat berhasil

dalam mencapai tujuan ini.

Pada pertengahan tahun 1970-a, perkembangan pekerjaan sosial industri yang

tadinya secara terkotak-kotak (terserak) mulai mengkerucut melalui gerakan yang

terorganisir (Masi dalam Suharto 2006b). Kemajuan ini berasal dario beberapa

sebab, antara lain:

6

Page 7: Pekerjaan Sosial Industri

1. Menurunkan afiliasi para pekerja sosial profesional dengan sektor

publik (semula sebagian besar pekerja sosial di lembaga

pemerintah);

2. Semakin banyaknya pekerja sosial yang membuka praktek mandiri

(privat);

3. Perubahan angkatan kerja karena masuknya kaum wanita,

minoritas, dan orang dengan kecacatan (ODK) ke dunia industri;

4. Disahkan sebagai peraturan dengan perundang-undang yang terkait

dengan pekerjaan, seperti the Hughes Act, the Vocational

Rehabilitation Act, The OCCUPATIONAL Safety and health Act,

the Employee Retirement Income Security ACT, the Age

Discrimination in Employment Act, dan Title VII of the Civil

Rights Act;

5. Meningkatnya kesadaran sosial mengenai dampak tempat kerja

terhadap kesehatan mental dan kecanduan alcohol di kalangan

pegawai.

Selain lima kondisi di atas, semakin populernya pekerjaan sosial industri

juga dipicu oleh profesionalisme pada program-program penanggulangan

alkoholisme di tempat kerja, evolusi program-program bantuan bagi pegawai

(Employee Asistance Programs/EAPs), serta dibentuknya program-program

pelatihan di sejumlah sekolah pekerjaan sosial di seluruh AS dan Kanada yang

ke;ak meningkatkan kesempatan kerja dan tersedianya pekerja sosial yang terlatih

untuk posisi-posisi baru.

Jumlah pekerja sosial saat ini belum diketahui secara pasti. Namun,

Asosiasi National Pekerja Sosial (National Association of Social Workers) AS

menghimpun daftar alamat surat sekitar 2200 individu sebagai bagian dari survey

nasional pekerjaan sosial industri yang dilaksanakan lembaga ini tahun 1985.

Pada tahun 1987, tercatat ada 614 pekerja sosial berlisensi yang menjadi anggota

the Association of Labor Management Administrators and consultans on

Alcoholism(ALMACA), sebuah organisasi profesional utama yang mewakili para

pekerja sosial yang bekerja di program-program bantuan (EAPs) bagi pegawai.

7

Page 8: Pekerjaan Sosial Industri

Seperti dinyatakan oleh Googins (1987;37). ”Para pekerja sosial memegang

posisi-posisi pimpinan dan menjadi kelompok profesional terdepan di asosiasi-

asosiasi dunia kerja, seperti ALMACA, EASNA (Employeeassistance Society of

North America) dan IASISW (International Association of Industrial Social

Workers).

Pekerja sosial industri dewasa ini bekerja di sektor swasta, baik untuk

organisasi laba maupun nir-laba di lembaga-lembaga pemerintah tingkat federal,

negara bagian, dan lokal, di organisasi militer, dan serikat-serikat buruh. Survei

national yang dilakukan di 39 sekolah pekerjaan sosial yang menyelenggarakan

pelatihan-pelatihan pekerjaan sosial industri mengidentifikasikan bahwa 30% dari

pekerja sosial industri bekerja di organisasi-organisasi swasta, 23% di kontraktor-

kontraktor yang menyediakan pelayanan sosial bagi perusahaan-perusahaan besar,

17% di lembaga-lembaga pemerintah negara bagian dan lokal, 15% di serikat

buruh dan 15% di lembaga pemerintahan federal (Maiden dan Hardcastle, 1985).

Pekerja sosial industri mampu memberikan beragam pelayanan sosial di berbagai

macam setting. Namun, sebagian besar setting pekerjaan sosial industri adalah di

bidang-bidang yang berkaitan dengan program-program bantuan pegawai (EAPs).

C. Bidang Garapan Pekerjaan Sosial Industri

1. Bidang Garapan Pekerja sosial

Guna mengenal lebih jauh fungsi dan peranan pekerjaan sosial, di bawah ini

disajikan beberapa contoh bidang garapan atau setting utama yang sering kali menjadi

tempat berkiprah para pekerja sosial yaitu antara lain:

1. Keluarga dan pelayanan anak: penguatan keluarga, konseling keluarga,

pemeliharaan anak, dan adopsi, perawatan harian, pencagahan

penelantaran, dan kekerasan dalam rumah tangga.

2. Kesehatan dan rehabilitasi: pendampingan pasien di rumah sakit,

pengembangan kesehatan masyarakat, kesehatan mental. Rehabilitasi

vokational, rehabilitasi pecandu obat dan alkohol, pendampingan

ODHA, harm reduction programmer.

8

Page 9: Pekerjaan Sosial Industri

3. Pengembangan masyarakat: perencanaan sosial, pengorganisasian

masyarakat, revitalisasi ketetanggaan, perawatan lingkungan hidup,

kehutanan sosial, penguatan modal sosial, penguatan ekonomi kecil.

4. Jaminan sosial: skema asuransi sosial, bantuan sosial, social fund,

JKSM, jaringan pengaman sosial.

5. Pelayanan kedaruratan: pengorganisasian bantuan: manajemen krisis,

informasi dan rujukan, integrasi pengungsi, pengembangan peringatan

dini masyarakat.

6. Pekerjaan sosial sekolah: konseling penyesuaian sekolah, manajemen

perilaku pelajar, manajemen tunjangan biaya pendidikan.

Pengorganisasian makan siang murid, peningkatan partisipasi keluarga

dan masyarakat dalam pendidikan.

7. Pekerjaan sosial industri: program bantuan pegawai, penanganan

stress, dan burnout, penempatan dan relokasi kerja, perencanaan

pensiun, tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social

responbility)

2. Masalah yang ditangani Pekerja Sosial

Berawal dari abad ke-14 di Inggris, masyarakat industri sangat ditentukan

sistem pebrik. Pada zaman merkantilisme ini, pada awalnya laki-laki dan wanita

bekerja di ladang atau pada perusahaan-perusahaan keluarga (informal)

(Johnson,1984; Kartono, 1994).Hal ini memisahkan orang dewasa yang sebagian

besar waktunya bekerja di pabrik dengan anak-anak yang ditinggalkan di rumah

bersama keluarga besar atau tanpa pengawasan sama sekali. Pemisahan ini

menjadi awal bagi dinamika keluarga dan masyarakat termasuk bagi munculnya

permasalahan sosial yang diakibatkannya. Retaknya relasi sosial antara pekerja

dan keluarganya, kurangnya kesempatan anak dalam meniru model peranan

orangtua dan munculnya alinasi atau keterasingan pekerja dalam kehidupan

masyarakatnya adalah beberapa contoh masalah sosial yang timbul akibat

industrialisasi.

Mekanisme dan otyomatisasi melahirkan rutinitas pekerjaan dan membuat

tenaga manusia tampak semakin tidak penting. Para pekerja kerah biru maupun

9

Page 10: Pekerjaan Sosial Industri

kerah putih merasa tidak bermakna dan terancam karena kapan saja dapat

digantikan oleh saingannya, yakni mesin. Perubahan teknologi, penggantian

tenaga kerja (shift), dan pemutusan hubungan kerja yang semakin menjadi

fenomena dalam kehidupan sehari-hari sering menimbulkan kecemasan bagi para

pekerja. Proses otomatisasi di As menggantikan sekitar 2 juta pekerjaan setiap

tahunnya. Para pekerja yang merasa tidak berguna dan tidak berdaya dalam

pekerjaanya seringkali membawanya ke rumah dan masyarakat. Johnson

(1948:261) mengklasifikasikan akibat akibat industrialisasi yang bersifat negatif

terhadap kesejahteraan manusia ke dalam 5A yaitu:

a. Alienation: perasaan keterasingan dari diri, keluarga, dan kelompok sosial

yang menimbulkan apatis, marah, dan kecemasan.

b. Alcoholism atau addiction: ketergantungan terhadap alkohol, obat-obat

terlarang atau rokok yang dapat menurunkan produktivitas, meruasak

kesehatan fisik dan psikis , dan kehidupan sosial seseorang.

c. Absenteeism: kemangkiran kerja atau perilaku membolos kerja dikarenakan

rendahnya motivasi pekerja, perasaan-perasaan malas, tidak berguna, tidak

merasa memiliki perusahaan, atau sakit fisik dan psikis lainnya.

d. Accidents: kecelakaab kerja yang diakibatkan oleh menurunnya konsentrasi

pekerja atau oleh lemahnya sistem keselamaatan dan kesehatan lingkungan

kerja.

e. Abuse: bentuk-bentuk perlakuan salah terhadap anak-anak atau pasangan

dalam keluarga (istri/suami), seperti memukul. Dan menghardik secara

berlebihan yang ditimbulkan oleh frustasi, kebosanan, kelelahan di tempat

pekerjaannya.

Beberapa permasalahan lainnya yang terkait dengan masalah industrialisasi

adalah: diskriminasi di tempat kerja atau tindakan-tindakan tidak adil terhadap

wanita, kaum minoritas, imigran, remaja, pensiunan, dan para penyandang cacat.

Beberapa industri dan perusahaan kerap menimbulkan dampak negatif terhadap

masyarakat di sekitarnya,sepeti polusi (udara, air,suara) dan kerusakan-kerusakan

fisik dan psikis para pekerjanya. Para pekerja sosial industri dapat membantu

10

Page 11: Pekerjaan Sosial Industri

dunia industri untuk mengidentifikasi dan mengatasi berbagai biaya sosial (social

care) yang ditimbulkan oleh perusahaan.

3. Tugas Pekerja Sosial Industri

Menurut Johnson (1984:263-264) ada 3 bidang tugas pekerja sosial yang

bekerja di perusahaan antara lain:

a. Kebijakan, perencanaan dan administrasi.

Bidang ini umumnya tidak melibatkan pelayanan sosial secara langsung.

Sebagai contoh, perumusan kebijakan untuk peningkatan karir,

pengadministrasian program-program tindakan afirmatif, pengkoordinasian

program-program jaminan sosial dan bantuan sosial bagi para pekerja , atau

perencanaan kegiatan-kegiatan sosial dalam departemen perusahaan.

b. Praktik langsung dengan individu, keluarga, dan populasi khusus.

Tugas pekerja sosial dalam bidang ini meliputi intervensi krisis (crisis

intervention), assesmen (penggalian) masalah-masalah personal, dan

pelayanan rujukan, pemberian konseling bagi para pensiunan atau pekerja

yang menjelang pensiun.

c. Praktik yang mengkombinasikan pelayanan sosial langsung dan perumusan

kebijakan sosial bagi perusahaan.

Para pekerja sosial telah memberikan kontribusi penting dalam memanusiakan

dunia kerja. Mereka umumnya terlibat dalam konseling di dalam maupun di luar

perusahaan, pengorganisasianprogram-program personal, konsultasi dengan manajemen

dan serikat-serikat kerja mengenai konsekuensi kebijakan-kebijakan perusahaan terhadap

pekerja, serta bekerja dengan bagian kesehatan dan kepegawaian untuk meningkatkan

kondisi lingkungan kerja dan kualitas tenaga kerja (Johnson,1994;Suharto,1997).

11