pemberdayaan industri kreatif berbasis modal sosial

196
PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL (Studi Kasus: Rumah Batik Palbatu, Tebet, Jakarta Selatan) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Eki Rizky Juniar 11160540000008 PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Upload: others

Post on 25-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF

BERBASIS MODAL SOSIAL

(Studi Kasus: Rumah Batik Palbatu, Tebet, Jakarta Selatan)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Eki Rizky Juniar

11160540000008

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

Page 2: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL
Page 3: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL
Page 4: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL
Page 5: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

i

ABSTRAKSI

Eki Rizky Juniar

Pemberdayaan Industri Kreatif Berbasis Modal Sosial (Studi

Kasus di Rumah Batik Palbatu, Tebet, Jakarta Selatan)

Mayoritas penduduk Indonesia mencari penghasilan sebagai pekerja formal maupun informal. Hal tersebut menjadi bumerang bagi perekonomian nasional di Indonesia, karena alternatif bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah seberapa banyak masyarakatnya yang ber-wirausaha. Pengembangan industri kreatif bisa menjadi alternatif bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Berdasarkan pada uraian diatas maka penulis mengajukan skripsi dengan judul; “Pemberdayaan Industri Kreatif Berbasis Modal Sosial”.

Penelitian ini fokus pada kajian modal sosial, pemanfaatan modal sosial dan dampak modal sosial bagi keberlangsungan Rumah Batik Palbatu, terutama pada program beasiswa difable membatik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang berbentuk deskriptif. Sumber data penelitian diambil dari hasil observasi dan wawancara di Rumah Batik Palbatu.

Adapun pertanyaan penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pemanfaatan modal sosial di Rumah Batik Palbatu?

2. Bagaimana dampak atau hasil dari pemanfaatan modal sosial di Rumah Batik Palbatu?

Setelah dilakukannya penelitian maka hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Ada empat bentuk atau unsur modal sosial yang ada di Rumah Batik Palbatu yaitu trust, norma, jaringan, dan filantropi sosial. Batik berfungsi sebagai penyeragam frekuensi di Rumah Batik Palbatu. Pesan moral yang ada di dalam batik diadopsi menjadi norma yang ditaati bersama, yang kemudian menimbulkan rasa percaya antar anggora Rumah Batik Palbatu. Dengan menjaga trust, Rumah Batik Palbatu berhasil memperluas jaringan dengan mitra usahanya. Program pemberdayaan di Rumah Batik Palbatu didasari oleh kepedulian sesama yang ada dalam konsep filantropi modern.

2. Berkembangnya eksistensi Rumah Batik Palbatu sebagai wadah untuk melestarikan budaya batik sekaligus bertujuan untuk memberdayakan masyarakat.

Pemanfaatan modal sosial di Rumah Batik Palbatu merupakan gerakan positif dalam menjalankan program maupun

Page 6: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

ii

dalam keberlangsungan Rumah Batik Palbatu itu sendiri. Pemanfaatan modal sosial diharapkan bisa diadopsi oleh industri kreatif lain maupun organisasi-organisasi dan komunitas-komunitas sosial lain agar interaksi internal maupun eksternal lebih terjaga.

Kata Kunci: Modal Sosial, Industri Kreatif, Batik

Page 7: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah

melimpahkan nikmat yang tak terhingga mulai dari nikmat yang

tidak terlihat sampai nikmat yang amat besar sehingga penulis

bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Modal

Sosial dalam Mengelola Rumah Batik Palbatu” dengan tuntas dan

cukup baik hasilnya, amin.

Tak lupa shalawat serta salam penulis haturkan kepada

baginda Rasulullah yang telah membimbing umatnya hijrah dari

zaman jahiliyyah ke zaman asyriyyah sehingga kita sebagai

umatnya bisa mengaplikasikan pedoman kehidupan yang telah

diwariskan oleh Allah kepada Rasulullah.

Manusia merupakan makhluk yang tidak luput dari

kesalahan sehingga penulis menyadari bahwa banyak pihak yang

telah membantu penulis dalam membangun sebuah karya ilmiah

yang dapat diterima dengan baik oleh yang membaca. Maka dari

itu yang paling utama penulis berikan ucapan terima kasih adalah

Bapak Yusra Kilun, M.Pd selaku pembimbing yang telah dengan

sabar dan ikhlas membimbing peneliti dalam membangun dan

menyusun skripsi ini dengan cukup baik.

Selanjutnya ucapan terima kasih penulis haturkan dengan

amat sangat intim dari lubuk hati kepada:

Page 8: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

iv

1. Mama Yani sebagai perempuan yang di telapak kakinya

terdapat surga bagi penulis pribadi, dengan cinta dan kasih

telah mendidik penulis sedari lahir hingga dewasa seperti

sekarang ini. Dengan sabar dan ikhlas beliau mendengar

keluhan penulis dalam menyusun skripsi ini.

2. Keluarga besar Alm. Kakek Yusron yang telah 100%

memberikan support kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

3. Bapak Dr. Suparto, MED, P.hD selaku Dekan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi masa bakti 2019-2023.

4. Bapak Muhtadi, M.Si selaku ketua jurusan PMI dan Ibu WG.

Pramita Ratnasari, S.Ant., M.Si. selaku sekretaris jurusan PMI

yang dengan ikhlas dan sabar membimbing seluruh mahasiswa

PMI dan menjadi simbol perjuangan mahasiswa PMI di

Fakultas Dakwah.

5. Jajaran dosen PMI yang telah membimbing perjuangan penulis

selama berkuliah dan dengan konsisten membangun jurusan

PMI sehingga bisa bersaing dengan jurusan lain.

6. Bapak Hary dan Bapak Iwan selaku pendiri sekaligus

pengurus Rumah Batik Palbatu yang telah mengizinkan

penulis dalam melakukan penelitian disana.

7. Keluarga besar Rumah Batik Palbatu yang telah menemani

dan menyemangati penulis dalam melakukan penelitian di

Rumah Batik Palbatu.

8. Seluruh mahasiswa PMI angkatan 2016 yang telah penulis

anggap sebagai keluarga yang telah menemani perjuangan

Page 9: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

v

penulis dalam berjuang menempuh pendidikan di jurusan PMI

selama kurang lebih 4 tahun.

9. Dan semua pihak yang telah membantu baik moral maupun

moril dalam menyelesaikan penelitian ini dan tidak bisa

penulis sebutkan namanya satupersatu.

Penulis berharap hasil penelitian yang telah dituangkan

dalam skripsi ini bisa diterima dengan baik bagi yang membaca,

dan juga penulis membuka pintu yang lebar bagi yang ingin

memberi saran dan kritik pada skripsi ini. Mohon maaf apabila

ada kesalahan penulisan, wassalam.

Tangerang, 10 September 2020

Eki Rizky Juniar

Page 10: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................ i

KATA PENGANTAR ...................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................... vi

BAB I (PENDAHULUAN) .............................................. 1

A. LATAR BELAKANG ................................................... 1

B. IDENTIFIKASI MASALAH ........................................ 8

C. PEMBATASAN & PERUMUSAN MASALAH ......... 10

D. TUJUAN & MANFAAT PENELITIAN ...................... 11

E. TINJAUAN PUSTAKA ................................................ 12

F. METODOLOGI PENELITIAN .................................... 17

BAB II (KAJIAN PUSTAKA) ........................................ 29

A. TEORI MODAL SOSIAL ............................................. 29

1. Definisi Modal Sosial ............................................... 35

2. Unsur-Unsur Modal Sosial ....................................... 34

B. INDIKASI KINERJA (KAJIAN DAMPAK) ............... 38

1. Input .......................................................................... 38

2. Output ....................................................................... 39

3. Outcome .................................................................... 39

C. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ........................ 40

1. Definisi Pemberdayaan Masyarakat ......................... 40

2. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat ........................... 42

3. Filantropi Sosial ........................................................ 45

Page 11: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

vii

D. KAJIAN PUSTAKA ..................................................... 45

1. Industri Kreatif.......................................................... 45

2. Batik .......................................................................... 47

E. KERANGKA BERPIKIR ............................................. 48

BAB III (GAMBARAN UMUM LEMBAGA) .............. 52

A. Sejarah Rumah Batik Palbatu ........................................ 52

B. Letak Geografis & Demografis Rumah Batik Palbatu .. 55

C. Visi & Misi Rumah Batik Palbatu ................................. 56

D. Prestasi Rumah Batik Palbatu ....................................... 57

E. Personalia & Keanggotaan Rumah Batik Palbatu ......... 58

F. Program Rumah Batik Palbatu ...................................... 60

1. Wisata Edukasi Batik ................................................ 60

2. Gerai.id ..................................................................... 61

3. Beasiswa Difable Membatik ..................................... 63

BAB IV (HASIL TEMUAN PENELITIAN) ................. 68

A. Bentuk Modal Sosial Di Rumah Batik Palbatu ............. 68

1. Trust .......................................................................... 68

2. Norma Sosial ............................................................ 73

3. Jaringan Sosial .......................................................... 77

B. PROGRAM BEASISWA DIFABLE MEMBATIK DAN

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ........................ 80

1. Filantropi Sosial ........................................................ 81

BAB V (ANALISIS PENELITIAN) ............................... 84

A. Refleksi Teori ................................................................ 84

Page 12: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

viii

B. Faktor Pendukung dan Penghambat ............................. 98

BAB VI (PENUTUP) ....................................................... 102

A. Kesimpulan .................................................................... 102

B. Saran .............................................................................. 103

DAFTAR PUSTAKA ....................................................... 104

PROFIL PENULIS .......................................................... 181

Page 13: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berpikir ............................................ 51

Page 14: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Teknik Sampling Informan .................................. 27

Page 15: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Observasi ....................................... 108

Lampiran 2. Hasil Observasi .............................................. 111

Lampiran 3. Pedoman Wawancara .................................... 118

Lampiran 4. Transkip Wawancara ..................................... 123

Lampiran 5. Catatan Lapangan .......................................... 162

Lampiran 6. Dokumen ....................................................... 169

Lampiran 7. Foto………………………………………….174

Page 16: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia dikenal sebagai negara pekerja, pernyataan

tersebut dikarenakan mayoritas penduduk Indonesia mencari

peruntungan sebagai pekerja, baik pekerja formal maupun pekerja

informal. Bahkan banyak penduduk Indonesia yang mencari

peruntungan di negara lain sebagai asisten rumah tangga dan

pekerjaan informal lainnya.

Masih sedikit penduduk Indonesia yang mencari

peruntungan dengan berwirausasha. Fakta tersebut bisa menjadi

salah satu faktor yang menjadikan Indonesia sebagai negara

berkembang bukan negara maju. Salah satu alternatif

pertumbuhan ekonomi nasional adalah seberapa banyak

penduduknya yang mendapat penghasilan cukup besar dengan

berwirausaha. Kita bisa melihat salah satu negara maju yaitu

China. China merupakan negara maju dengan kepadatan

penduduk yang mencapai 1,4 milyar individu, terbanyak pertama

di dunia diikuti oleh India di posisi kedua lalu Amerika dan

Indonesia di posisi ketiga dan keempat. Namun demikian, 14%

dari keseluruhan penduduk China adalah seorang wirausaha,

fakta yang berbanding terbalik dengan Indonesia yang menurut

data kementrian perindustrian tahun 2019 hanya 3% penduduk

Indonesia yang berwirausaha. Sejatinya pemerintah Indonesia

telah mencanangkan beberapa program yang mendorong

Page 17: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

2

penduduknya agar lebih berani dalam mencari peruntungan

dalam berwirausaha. Salah satu program yang disuarakan oleh

pemerintah Indonesia adalah tentang industri kreatif.

Menurut Departemen Perdagangan Republik Indonesia

(2008), industri kreatif adalah industri yang memanfaatkan

kreatifitas, keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan

kesejahteraan & lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan

mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.

Industi kreatif menjadi alternatif bagi pertumbuhan ekonomi

nasional. Berbeda dengan industri mainstream lain yang lebih

cenderung mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan,

sektor industri kreatif lebih cenderung mengandalkan keunggulan

sumber daya manusia dalam hal ini ide-ide kreatif yang

dituangkan dalam meraup keuntungan finansial. Ada beberapa

sektor dalam industri kreatif yang bisa dimanfaatkan sebagai

peluang. Sektor dalam industri kreatif yang paling banyak

digeluti oleh pelaku usaha adalah di sektor pariwisata, budaya,

dan kuliner.

Modal merupakan elemen dasar dalam membangun sebuah

usaha tidak terkecuali industri kreatif. Konsep modal terbagi

menjadi beberapa klasifikasi (Field, 2018:13-25). Klasifikasi

modal tersebut yang kemudian menjadi batu ganjalan dalam

membangun sebuah usaha. Klasifikasi modal tersebut antara lain:

1. Modal Finansial

Modal ekonomi atau finansial merupakan faktor

fundamental yang mempengaruhi pengembangan segala

Page 18: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

3

bentuk usaha tidak terkecuali industri kreatif. Sirkulasi dan

manajemen modal finansial sangat diperlukan dalam

pengembangan industri kreatif. Sejauh ini ada beberapa

lembaga sosial pemerintah maupun swasta yang

memberikan sokongan modal materi kepada kelompok

yang ingin mendirikan usaha. Sebagai contoh LPEM

BAZNAS, lembaga zakat dan infaq tersebut memiliki

program pendayagunaan uang zakat untuk kepentingan

individu dan kelompok dalam pengembangan usaha dengan

ketetuan tertentu.

2. Modal Fisik

Modal fisik merupakan definisi dari sarana dan

prasarana yang tak luput tentang bahan dan alat produksi

dalam dunia usaha. Modal fisik sering dikaitkan dengan

investasi jangka panjang apabila bisa dimanfaatkan dengan

baik.

3. Modal Sumber Daya Manusia

Dalam pengembangan industri kreatif dibutuhkan

sumber daya manusia yang cukup untuk menunjang target

yang ingin dicapai. Ketika usaha baru berjalan, mungkin

sumber daya manusia masih belum menjadi sorotan utama

karena usaha yang baru berjalan masih terbilang cukup

kecil, namun ketika usaha sudah berkembang tingkat

kebutuhan sumberdaya manusia naik dan menjadi sorotan

penting dalam pengembangan usaha khususnya industri

kreatif.

Page 19: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

4

4. Modal Sosial

Modal sosial merupakan komponen penting yang

tidak bisa dilepaskan dalam pengorganisasian kelompok

dalam mencapai tujuan tertentu. Modal sosial sama

pentingnya dengan modal materi, yang membedakan

keduanya adalah tingkat kompleksifitas yang diwariskan

keduanya dalam membangun sebuah komunitas ataupun

organisasi sosial.

Dalam pembangunan ekonomi internaional, kebudayaan

menjadi formula baru yang menerobos arti penting dan

melampaui ideologi dalam pembangunan ekonomi suatu negara.

Sejalan dengan apa yang diungkapkan Samuel Huntington (yang

dikutip oleh Fukuyama, 2010:6) bahwa setelah melewati abad ke-

20 dan mulai memasuki abad ke-21, dunia mengalami “benturan

peradaban”, dimana identifikasi utama masyarakat bukan lagi

tentang ideologi yang dianut, seperti yang telah terjadi selama

perang dingin (antara komunisme dan kapitalisme), tetapi

berubah menjadi budaya dan kebudayaan.

Batik merupakan budaya yang diwariskan oleh nenek

moyang di Indonesia yang memiliki makna filosofis mendalam

dan mampu menjadi simbol bagi bangsa Indonesia sebagai

bangsa yang luhur dan bermoral. Batik juga bisa menjadi industri

kreatif yang menjanjikan di kemudian hari. Industri batik di

Indonesia tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa yang

kemudian menjadi nama dari jenis-jenis batik tersebut seperti

batik Pekalongan, batik Surakarta, batik Yogya, batik Lasem,

Page 20: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

5

batik Cirebon, batik Sragen. Setiap batik dari daerah tersebut

memiliki ciri motif yang spesifik. Jenis batik yang diproduksi ada

tiga yaitu batik tulis, batik cap dan batik printing.

Pada tanggal 2 Oktober 2009 United Nations of

Educational, Scientific, and Culture Organization (UNESCO)

atau organisasi pendidikan dan budaya antar bangsa di dunia

menetapkan bahwa batik merupakan budaya milik bangsa

Indonesia, yang di kemudian hari 2 Oktober ditetapkan sebagai

hari batik nasional. Yang diakui oleh UNESCO bukan sebagai

budaya materil, namun batik yang diakui UNESCO sebagai

budaya bangsa Indonesia merupakan proses dan makna filosofis

dari membatik.

Industri batik di Jawa mengalami pasang surut. Sempat

maju dan berkembang pesat pada tahun 1970an. Sempat surut di

kisaran tahun 1997-2000an karena krisis moneter yang menimpa

Indonesia. Namun dalam 10 tahun terakhir, sejak dimulainya

modernisasi industri 4.0 industri batik perlahan tapi pasti

berkembang seiring kemajuan teknologi. Untuk konsumsi,

walaupun banyak jenis tekstil yang terus berkembang, tetapi batik

masih digemari. Sebagian besar masyarakat Indonesia memakai

kain batik untuk acara-acara resmi dan istimewa bahkan di dinas-

dinas pemerintah ada instruksi untuk memakai baju batik untuk

hari-hari tertentu. Demikian juga di berbagai sekolah sehingga

batik produksi Indonesia tetap menempati posisi di masyarakat

Indonesia. Ditambah dengan generasi millenial yang

menggunakan motif batik tidak hanya sebagai baju, namun juga

dijadikan motif di tas, topi, sepatu, dan lain-lain.

Page 21: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

6

Tidak semua individu terlahir sempurna baik dalam hal

jasmani maupun rohani. Teman-teman yang yang mengalami hal

tersebut disebut dengan difable, baik difable sejak lahir maupun

difable setelah dewasa. Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional

(Susenas) tahun 2018, penyandang disabilitas di Indonesia

mencapai 30,38 juta individu atau sekitar 14,2 persen dari total

keseluruhan penduduk Indonesia. Keterbatasan yang dialami

teman-teman difable membuat mereka ketika beranjak dewasa

terbilang cukup sulit dalam mencari pekerjaan guna menunjang

hidup. Sejatinya antara peyandang difable dan pekerjaan telah

diatur dalam Undang-Undang No.4/1997 tentang Penyandang

Disabilitas dan Peraturan Pemerintah 43/1998 tentang Upaya

Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Penyandang Disabilitas.

Undang-Undang tersebut berisi tentang kewajiban bagi

perusahaan-perusahaan swasta maupun pemerintah untuk

menyediakan kuota sebanyak 1 persen bagi para penyandang

difable untuk bekerja di perusahaan tersebut.

Jakarta merupakan ibu kota negara Indonesia yang juga

merupakan kota dengan kegiatan perindustrian terbesar di

Indonesia. Gedung perusahaan yang mencakar langit, kemacetan

di tengah kota, pusat modernisasi teknologi, semua yang bersifat

sangat kompleks ada di Jakarta.

Namun siapa sangka di tengah sirkulasi kota metropolitan,

masih ada kelompok masyarakat yang melestarikan budaya batik

yang kemudian berhasil menjadikannya sebagai peluang industri.

Rumah Batik Palbatu, merupakan sebuah gagasan beberapa

individu masyarakat yang ada di Jalan Palbatu IV, Menteng

Page 22: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

7

Dalam, Tebet, Jakarta Selatan merupakan komunitas yang

menjadikan sentra batik sebagai basis dalam pengembangan

industri kreatif mereka.

Selain penguatan di sektor industri kreatif, di Rumah Batik

Palbatu juga ada program pemberdayaan yang diperuntukan

khususnya untuk teman-teman penyandang disabilitas. Para

teman-teman disabilitas diberikan pelatihan membatik secara

gratis yang kemudian setelah menguasai dan dapat menerapkan

konsep membatik, teman-teman disabilitas diperbolehkan

menjual karya-karya mereka di Rumah Batik Palbatu dan mereka

pun bisa menjadi mitra usaha dalam mengelola Rumah Batik

Palbatu.

Tentu untuk menjalankan program tersebut tidaklah mudah,

butuh konsistensi agar program tersebut berjalan secara

suistainable atau berkelanjutan. Salah satu kunci kesuksesan

program tersebut adalah diterapkannya modal sosial yang kuat.

Secara garis besar, modal sosial merupakan bentuk entitas

jejaring sosial yang dijaga oleh beberapa faktor seperti trust atau

kepercayaan dan norma sosial agar entitas jejaring sosial tersebut

bisa terjaga dan bisa mendapat keuntungan ekonomi (economic

gain) dan keuntungan sosial. Ada beberapa dalil ayat Al-Qur’an

yang membahas tentang makna dari modal sosial diantaranya Al-

Maidah ayat 2 yang membahas tentang bekerjasama dalam hal

kebaikan;

Page 23: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

8

ثم والعدوان وتعاونوا على البر والتقوى ول تعاونوا على ال

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa, dan

jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.”

Ayat tersebut sejalan dengan teori modal sosial menurut

James Colemann yang mana menyebutkan bahwa modal sosial

merupakan upaya tarik-menarik antara kemauan individu dan

kemauan kelompok.

Dalam penelitian ini peneliti mengkaji lebih jauh tentang

modal sosial dalam proses pengelolaan Rumah Batik Palbatu

khususnya dalam program pelatihan membatik untuk teman-

teman disabilitas.

Maka dari itu, peneliti ingin mengkaji lebih dalam tentang

“Pemberdayaan Industri Kreatif Berbasis Modal Sosial (Studi

Kasus di Rumah Batik Palbatu, Tebet, Jakarta Selatan)”.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Industri kreatif diharapkan bisa menjadi alternatif bagi

pertumbuhan ekonomi nasional, yang mana memiliki dampak

praktis yaitu mengurangi angka pengangguran dan

menyejahterakan masyarakat kecil. Baik di daerah pedesaan

maupun perkotaan, masyarakat diharapkan menjadi aktor untuk

perkembangan industri kreatif. Banyak subsektor yang bisa

dibangun oleh masyarakat, salah satunya di bidang kebudayaan

yaitu industri batik. Batik merupakan budaya bangsa Indonesia

yang telah diakui oleh organisasi Pendidikan, Penelitian, &

Kebudayaan dunia (UNESCO) sebagai warisan budaya bagi

Page 24: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

9

bangsa Indonesia. Batik yang diakui UNESCO bukan berbentuk

materi ataupun motif, akan tetapi batik yang diakui oleh

UNESCO adalah sebuah proses. Sebagaimana dijelaskan dalam

whc.unesco.org pada tanggal 2 Oktober 2009, UNESCO

menganggap batik sebagai teknik, simbol, dan filosofi

kebudayaan yang melekat pada bangsa Indonesia. Hal tersebut

yang kemudian diadopsi oleh Rumah Batik Palbatu yang

berlokasi di Tebet, Jakarta Selatan. Rumah Batik Palbatu

menjadikan batik sebagai potensi pengembangan industri

rumahan. Banyak batu ganjalan yang menjadi kendala bagi

pengembangan industri batik di tengah hiruk-pikuk kota

metropolitan dan di tengah perkembangan era millenial sekarang

ini. Pemanfaatan modal sosial terutama pada dimensi networking

atau jaringan sosial dinilai perlu untuk dilakukan sebagai

pemecahan masalah. Sebagaimana telah dijelaskan oleh Coleman

(yang dikutip oleh Sunyoto, 2018:25), bahwa modal sosial

terbentuk antara kemauan bersama (kolektif) maupun keinginan

individual. Oleh karenanya, maka timbul pertanyaan bagaimana

implementasi modal sosial yang terdapat pada Rumah Batik

Palbatu, Tebet, Jakarta Selatan?.

Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa modal sosial

telah tertanam dalam perkembangan Rumah Batik Palbatu. Mulai

dari awal berdiri, proses pengelolaan, sampai strategi

pengembangannya. Setidaknya ada tiga unsur dalam definisi

modal sosial antara lain, nilai dan norma, jaringan (networking),

dan kepercayaan (trust). Dalam masa penyesuaiannya, modal

sosial dalam Rumah Batik Palbatu mengalami perkembangan

Page 25: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

10

yang memiliki dinamika cukup menarik. Penerapan modal sosial

bisa dibilang menjadi salah satu kunci kesuksesan dari program

pelatihan membatik untuk teman-teman disabilitas. Dari

kesimpulan diatas maka timbul pertanyaan bagaimana dampak

dari pemanfaatan modal sosial bagi Rumah Batik Palbatu?.

C. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH

Setelah melakukan identifikasi masalah, maka peneliti

membuat formulasi secara ringkas, jelas dan spesifik terkait

permasalahan penelitian. Berikut pembatasan dan perumusan

masalah:

1. Pembatasan Masalah

Agar tidak ada kekeliruan dan generalisasi yang

terlampau jauh maka penelitian kali ini lebih memfokuskan

kepada pemanfaatan modal sosial dan dampaknya dalam

mengelola Rumah Batik Palbatu (industri kreatif yang

berbasis kebudayaan) khususnya dalam program yang

menerapkan konsep pemberdayaan ekonomi masyarakat.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka

peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana implementasi modal sosial dalam

Rumah Batik Palbatu khususnya dalam program

beasiswa difable membatik yang berbasis

pemberdayaan?.

Page 26: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

11

b. Bagaimana dampak dari pemanfaatan modal sosial

di Rumah Batik Palbatu?

D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Setelah menyusun rumusan masalah, maka akan terbentuk

tujuan dan manfaat penelitian secara spesifik dan jelas. Tujuan

dan manfaat penelitian tersebut antara lain:

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan yaitu: pertama,

menganalisa modal sosial di Rumah Batik Palbatu, Tebet,

Jakarta Selatan. Kedua, Mengetahui bagaimana hasil dari

pemanfaatan modal sosial di Rumah Batik Palbatu.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian

kali ini adalah sebagai berikut:

a. Manfaat Akademis

i. Penelitian ini sebagai salah satu persyaratan

dalam memperoleh gelar sarjana (S1) di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

ii. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan

bagi peneliti khususnya menyangkut kegiatan

pemberdayaan ekonomi berbasis industri

kreatif.

Page 27: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

12

iii. Menambah khazanah keilmuan, khususnya

memperkaya elemen dalam pengembangan

masyarakat. Di samping itu, penelitian ini juga

diharapkan dapat digunakan sebagai alat untuk

menemukan dan mengembangkan teori-teori

dalam pemberdayaan masyarakat di bidang

perekonomian.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

referensi bagi komunitas, lembaga atau perusahaan

dalam berkontribusi terhadap perkembangan dunia

dengan membangun dan mengembangkan kegiatan

usaha perekonomian berbasis industri kreatif dengan

memanfaatkan budaya lokal dan kegiatan-kegiatan di

bidang ekonomi lainnya.

E. TINJAUAN PUSTAKA

Setiap penelitian perlu adanya dasar untuk dijadikan sebuah

acuan baik berupa teori atau temuan yang dilakukan di penelitian

sebelumnya. Data-data yang mendukung dalam pelaksanaan

penelitian menurut peneliti perlu dijadikan bahan tersendiri

sebagai acuan agar relevan dengan penelitian yang sedang

dilaksanakan terkait dengan modal sosial. Oleh karena itu peneliti

melakukan langkah kajian pustaka terkait penelitian terdahulu

berupa jurnal yang terkait dan skripsi yang membahas tentang

modal sosial.

Page 28: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

13

1. Judul Skripsi:

“Pemanfaatan Modal Sosial Sebagai Strategi Pedagang

Sekitar Kalijodo Pasca Penggusuran” (studi kasus:

pedagang pasar jembatan dua, Tambora, Jakarta Barat).

Penulis:

Atikah Marwa Nasution, 2018, (NIM: 1113111000034)

Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pembahasan:

Penelitian tersebut menjelaskan dampak dari

penggusuran yang menyebabkan modal sosial yang

berupa jaringan atau networking antara pedagang dengan

masyarakat sekitar menjadi rusak. Dampak yang paling

nyata dari penggusuran tersebut adalah menurunnya

omset dari pedagang di pasar jembatan dua. Para

pedagang dituntut untuk kembali membangun modal

sosial guna mencapai kembali tujuan mereka. Modal

sosial yang dibangun meliputi relasi antar pedagang dan

pelanggan yang melembagakan kepercayaan (trust).

Upaya yang mereka lakukan pun terbilang sukses

dengan adanya penyebaran informasi kepada masyarakat

luas tentang perkembangan pasar jembatan dua usai

penggusuran.

Relevansi:

Penelitian yang dilakukan oleh Atikah Marwa Nasution

ini menggunakan disiplin ilmu sosiologi sebagai

kerangka berpikir. Hampir sama namun berbeda

Page 29: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

14

konteks, disini peneliti akan meneliti dengan

menggunakan substansi dari disiplin ilmu sosiologi yaitu

disiplin ilmu community development atau

pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat

merupakan disiplin ilmu yang lebih detail dibanding

dengan sosiologi. Dan yang menjadi persamaan antara

penelitian yang dilakukan Atikah Marwa Nasution

dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah

sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif.

2. Judul Skripsi:

”Penguatan Modal Sosial Dalam Program Pelatihan

Keterampilan Untuk Anak Berhadapan Dengan Hukum

(ABH)” (studi kasus di Panti Sosial Marsudi Putra

(PSMP) Handayani, Bambu Apus, Jakarta Timur).

Penulis:

Aditiya Awaludin, 2017, (NIM: 1113054000012)

Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pembahasan:

Penelitian ini membahas tentang program pelatihan

untuk kelompok tertentu dalam hal ini anak berhadapan

dengan hukum (ABH) yang diusung oleh panti sosial

marsudi putra (PSMP). Penelitian ini bersifat sangat

deskriptif karena menjelaskan secara mendetail tentang

program pelatihan keterampilan yang memanfaatkan

Page 30: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

15

modal sosial dan bertujuan memberdayakan ABH di

PSMP.

Relevansi:

Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan oleh

senior peneliti di kampus yang berada di jurusan yang

sama, sehingga substansi yang digunakan juga sama

yaitu pemberdayaan masyarakat. Yang membedakan

penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan

oleh peneliti adalah tempat penelitian dan substansi

variablenya, peneliti akan menggunakan industri kreatif

dalam meneliti, sedangkan penelitian yang dilakukan

oleh Aditya ini menggunakan organisasi sosial sebagai

substansi variable.

3. Judul Skripsi:

“Peran Modal Sosial Dalam Strategi Industri Kreatif”

(studi kasus di sentra kerajinan kayu jati di desa Jepon,

Blora, Jawa Tengah).

Penulis:

Sri Verawati, 2012, (NIM: 08413244046) Program Studi

Pendidikan Sosiologi Jurusan Pendidikan Sejarah

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.

Pembahasan:

Penelitian kedua menggunakan modal sosial yang

tertanam sebagai strategi dalam perkembangan industri

kayu jati di desa jepo. Sebagian besar masyarakat desa

Jepo memiliki mata pencaharian sebagai pengrajin kayu

Page 31: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

16

jati, semua berawal dari pak Lasmin yang kemudian

memanfaatkan networking sebagai penyampaian

informasi kepada seluruh warga desa Jepo.

Relevansi:

Penelitian yang dilakukan Sri Verawati menggunakan

disiplin ilmu pendidikan sosiologi sebagai basic dalam

kerangka berpikir dan sama-sama menggunakan metode

penelitian kualitatif.

4. Judul Skripsi:

“Modal Sosial dalam Pemberdayaan Masyarakat” (studi

kasus: Program Penataan Lingkungan Pemukiman

Berbasis Komunitas (PLPBK) di Desa Mekarwangi

Kecamatan Cisauk Kabupaten Tangerang).

Penulis:

Nur Halimah, 2018, (NIM: 1111054000005) Jurusan

Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Pembahasan:

Penelitian yang dilakukan Nur Halimah lebih fokus

kepada pemanfaatan modal sosial dalam kelompok

masyarakat guna membantu dalam penataan wilayah

desa. Penelitian tersebut menjabarkan bentuk modal

sosial yang dibangun bersama oleh kelompok

masyarakat tersebut.

Relevansi:

Page 32: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

17

Penelitian yang dilakukan oleh Nur Halimah bisa

dibilang lebih luas cangkupannya karena memiliki basis

kelompok sosial dalam mengimplementasikan variable

penelitiannya. Ada satu hal yang akan penulis adopsi

dari struktur kepenulisan penelitian yang dilakukan oleh

Nur Halimah, yaitu tentang deskripsi modal sosial yang

terbentuk dalam sebuah kelompok.

F. METODOLOGI PENELITIAN

1. Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan

penelitian kualitatif, penelitian yang bersifat deskriptif &

naratif. Data yang diungkapkan dalam bentuk kalimat

beserta uraian-uraian, bahkan bisa dalam bentuk cerita

pendek. Tidak ada indikator pasti seperti dalam data di

penelitian kuantitatif, data yang digunakan dapat berupa

istilah seperti “baik” atau “kurang baik” maupun “tidak

baik”. Penulis sendiri berharap dapat mengumpulkan data

se-objektif mungkin.

Pendekatan penelitian kualitatif adalah penelitian

yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang

mendalam tentang masalah-masalah manusia dan sosial.

Peneliti menginterpretasikan bagaimana subjek

memperoleh makna dari lingkungan sekeliling, dan

bagaimana makna tersebut mempengaruhi perilaku mereka.

Penelitian dilakukan dalam latar belakang (setting) yang

Page 33: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

18

alamiah (naturalistic) bukan hasil perlakuan (treatment)

atau manipulasi variabel yang dilibatkan (Gunawan,

2013:85). Peneliti disini akan menggunakan pendekatan

lapangan, dimana dalam penelitian ini bertujuan untuk

mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan

sekarang dan interaksi lingkungan suatu unit sosial,

individu, kelompok dan masyarakat. Penelitian ini

mempunyai ciri sifat yang mendalam tentang suatu unit

sosial tertentu (Suryana, 2010:14).

Secara umum, penelitian studi kasus adalah penelitian

yang menempatkan sesuatu objek yang diteliti sebagai

“kasus”. Pengertian yang lain, studi kasus bisa juga berarti

hasil dari suatu penelitian sebuah kasus tertentu. Studi

kasus adalah suatu pendekatan untuk mempelajari,

menerangkan atau menginterpretasikan suatu kasus dalam

konteksnya secara natural tanpa adanya intervensi pihak

luar (Gunawan, 2013:116). Studi kasus adalah suatu inkuiri

empiris yang: a) menyelidiki fenomena di dalam konteks

kehidupan nyata, bilamana: b) batas-batas antara fenomena

dan konteks tak tampak dengan tegas, dan di mana: c)

multisumber bukti dimanfaatkan (Robert, 2011:18).

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dengan judul “Pemberdayaan Industri

Kreatif Berbasis Modal Sosial (studi kasus di Rumah Batik

Palbatu, Tebet, Jakarta Selatan)” dipilih berdasarkan

pertimbangan dan tujuan dari penelitian yaitu tentang

Page 34: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

19

pemanfaatan modal sosial dalam industri kreatif sebagai

alternatif pemberdayaan masyarakat. Dari beberapa tempat

yang telah peneliti kunjungi maka dengan beberapa

pertimbangan peneliti memilih Rumah Batik Palbatu di

daerah Tebet, Jakarta Selatan sebagai lokasi penelitian.

Lokasi ini dipilih karena merupakan induk dan penggagas

awal dari beberapa rumah batik yang ada di daerah

Jabodetabek. Sebelumnya peneliti ingin mengambil lokasi

yang cukup dekat dengan rumah peneliti yaitu Rumah Batik

Larangan di daerah Ciledug, Kota Tangerang, namun

rumah batik tersebut merupakan rumah batik yang

menjadikan Rumah Batik Palbatu sebagai percontohan,

dalam artian Rumah Batik Palbatu merupakan Rumah Batik

terbaik di daerah Jabodetabek khususnya DKI Jakarta.

3. Waktu Penelitian

Penelitian yang peneliti lakukan di Rumah Batik

Palbatu dimulai pada bulan Maret 2020, namun terkendala

dengan adanya pandemi Covid-19, sehingga ada beberapa

moment penelitian seperti wawancara yang dilakukan

secara daring.

Pada awal penelitian, program beasiswa difable

membatik batch 6 telah berada di fase akhir sehingga

peneliti harus menunggu beberapa bulan untuk program

beasiswa difable membatik batch selanjutnya. Perlu jeda

waktu setidaknya dua bulan sebelum batch 7 diadakan,

namun dikarenakan pandemi Covid-19 sehingga ada

Page 35: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

20

kendala waktu dan mundur beberapa bulan sampai batch 7

dimulai.

Penelitian dilakukan selama dua bulan yaitu pada

bulan Maret dan Juli 2020. Namun antara bulan Maret dan

bulan Juli dikarenakan adanya pandemi makan wawancara

dilakukan secara daring.

4. Sumber Data Penelitian

Menurut Lofland (yang dikutip oleh Moleong

2011:157) sumber data penelitian kualitatif dapat berupa

studi kasus, pengalaman individu, dan dokumen-dokumen

lain sebagai penunjang tambahan. Adapun penjabaran

sumber data penelitian kali ini diantaranya:

a. Sumber data primer

Sumber data primer penelitian ini adalah

observasi dan wawancara yang peneliti lakukan di

Rumah Batik Palbatu secara mendalam dan terbuka.

Informan pada data primer ini adalah pengurus

Rumah Batik Palbatu, anggota Rumah Batik Palbatu

(pengajar batik & alumni program), dan relawan

Rumah Batik Palbatu.

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder penelitian ini adalah

data-data pendukung. Seperti dokumen, catatan, dan

literatur pendukung seperti jurnal.

Page 36: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

21

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan sebuah alat dalam

penelitian yang digunakan untuk memperoleh data

penelitian. Dalam metode penelitian kualitatif, instrumen

yang digunakan adalah diri dari seorang peneliti itu sendiri.

Peneliti dapat memilih fokus utama penelitian, dapat

menentukan informan dalam pengumpulan data,

menganalisa dari hasil observasi dan membuat kesimpulan.

6. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data

antara lain adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Menurut Patton (yang dikutip oleh

Herdiansyah, 2010), dengan observasi, peneliti akan

lebih mampu memahami konteks data dalam

keseluruhan situasi sosial jadi akan dapat diperoleh

pandangan yang holistik atau menyeluruh. Peneliti

akan memperoleh pengalaman langsung. Peneliti juga

dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati

orang lain, khususnya orang yang berada dalam

lingkungan itu karena telah dianggap “biasa” dan

karena itu tidak akan terungkapkan dalam

wawancara.

Peneliti akan mengamati segala kejadian yang

terjadi di lingkungan Palbatu, Tebet, Jakarta Selatan

Page 37: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

22

dengan memanfaatkan pancaindra untuk merekam,

memahami serta menuliskan segala peristiwa ke

dalam tulisan sesuai dengan aturan yang telah

ditetapkan.

Ada beberapa bentuk dalam metode observasi,

peneliti harus benar-benar mengetahui bentuk apa

yang sesuai dan harus digunakan dalam penelitian.

Dalam penelitian kali ini peneliti hanya menggunakan

beberapa metode observasi diantaranya:

i. Observasi Terstruktur

Observasi terstruktur ini bersifat sistematik

sehingga peneliti harus menyiapkan apa saja yang

harus diamati ketika melakukan observasi.

ii. Observasi Eksperimental

Observasi ini bisa juga disebut sebagai

pengamatan dengan hasil sebagai pembanding,

dalam artian peneliti ingin mengetahui gejala-

gejala perbedaan aktifitas kelompok dalam sebuah

penelitian.

iii. Observasi Partisipasi

Observasi ini hampir sering dikaitkan

dengan penelitian antropologi, dalam artian

peneliti dapat mengamati pola aktifitas kelompok

sampai ke akarnya karena mengharuskan peneliti

hidup bersama dengan objek penelitian

Page 38: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

23

b. Wawancara

Wawancara dilakukan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan

studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan

yang harus diteliti. Wawancara merupakan pertemuan

dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui

tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna

dalam suatu topik tertentu (Herdiansyah, 2010:231).

Melalui proses wawancara, peneliti akan

mendapatkan informasi yang berasal dari pengajuan

pertanyaan yang telah disusun ke dalam pedoman

wawancara sebelumnya kepada subjek penelitian

yang dimaksud. Metode wawancara memiliki

beberapa bentuk sebagai pedoman, antara lain:

i. Wawancara Sistematik

Wawancara sistematik adalah metode

wawancara yang memerlukan pedoman pertanyaan

tertulis sebelum melakukan wawancara. Berikut

adalah fungsi utama ataupun kegunaan dari

pedoman pertanyaan tertulis dalam metode

wawancara sistematik:

✓ Pedoman wawancara berfungsi sebagai

pengatur alur antara peneliti dan responden.

✓ Dengan pedoman pertanyaan tertulis

memungkinkan untuk tidak melupakan

Page 39: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

24

beberapa pertanyaan penting tentang

permasalahan penelitian.

✓ Dapat mempertanggung jawabkan hasil

wawancara secara ilmiah karena bersifat

tertulis.

Untuk membuat pedoman pertanyaan tertulis

yang baik, peneliti harus dengan betul memahami

terlebih dahulu karakteristik responden yang akan

diwawancarai.

ii. Wawancara Terarah

Metode ini merupakan metode yang bersifat

moderat, dalam arti bersifat bebas namun tidak

terlepas dari pertanyaan pokok yang akan dibahas

dalam penelitian. Pertanyaan menggunakan

pertanyaan yang tidak tertulis namun tetap utuh,

hanya gaya bahasa yang menyesuaikan

karakteristik kelompok yang akan diteliti.

iii. Wawancara Mendalam

Metode wawancara ini dilakukan secara

informal dan bersifat partisipatif, dalam artian

biasanya metode ini mengharuskan peneliti untuk

lebih berbaur dengan responden. Data yang di

dapat pun lebih luas jangkauannya karena peneliti

haru melakukan wawancara lebih lama.

Page 40: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

25

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik penyerapan

data melalui pengambilan gambar atau dokumen-

dokumen yang berkaitan dengan studi kasus dalam

penelitian. Dokumen yang dikumpulkan bisa berupa

catatan resmi, gambar atau foto, ataupun karya-karya

yang bersangkutan. Adapun sumber-sumber

dokumentasi dalam penelitian kali ini adalah foto-foto

kegiatan rumah batik Palbatu, catatan laporan dan

evaluasi keanggotaan, hasil karya anggota rumah

batik Palbatu, serta catatan dari website resmi rumah

batik Palbatu.

7. Teknik Sampling

Untuk menemukan responden yang tepat dan

menentukan fokus penelitian maka peneliti menggunakan

metode Non-Probability Sampling yaitu metode yang

digunakan berdasarkan tujuan dan pertimbangan tertentu.

Metode ini bisa dibilang cukup fleksibel namun metode ini

bisa dibilang cukup general dalam menemukan hasilnya.

Dalam metode ini ada beberapa teknik yang akan

digunakan dalam penelitian kali ini, antara lain:

a. Purposive Sampling

Langkah awal dalam melaksanakan teknik

purposive sampling ini adalah menentukan kriteria

responden. Dalam penelitian ini, peneliti memiliki

tiga klasifikasi informan diantaranya, pengurus

Page 41: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

26

Rumah Batik Palbatu, anggota Rumah Batik Palbatu,

dan relawan Rumah Batik Palbatu.

b. Accidental Sampling

Teknik ini merupakan teknik penarikan sample

secara kondisional, dalam artian mengikuti kondisi

studi kasus di lapangan. Peneliti akan melakukan

penarikan sampel secara acak ketika kegiatan di

rumah batik Palbatu berlangsung.

Page 42: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

27

No.

Info

rmasi

di K

aji

Jum

lah

Tek

nik

Pengum

pula

n D

ata

Penguru

s R

um

ah B

ati

k P

alb

atu

(Pak

Iw

an)

(Bu

Yuy

un/K

euan

gan)

(Kak

Mel

i/Adm

inis

tras

i)

(Kak

Yus

uf)

Anggota

Rum

ah B

ati

k P

alb

atu

(Bu

Mum

un/P

enga

jar

Bat

ik)

(Mis

s N

inuk

)

Anggota

Rum

ah B

ati

k P

alb

atu

(Novi

ta/P

embat

ik T

uli)

(Ric

hson/

Pem

bat

ik T

uli)

(Far

ida/

Pem

bat

ik T

uli)

Rela

wan R

um

ah B

ati

k P

alb

atu

(Sas

kia

/Ket

ua R

elaw

an 2

020)

(Put

ri/P

ener

jem

ah B

ahas

a Is

yara

t

(Din

a/R

elaw

an D

ivis

i Pro

gram

)

c.P

eser

ta P

rogr

am B

easi

swa

Difa

ble

Mem

bat

ik B

atch

-713 O

rang

Obse

rvas

i

3 O

rang

b.

3.O

rang

Waw

anca

ra &

Obse

rvas

i

Pem

anfa

atan

dan

dam

pak

pen

erap

an

modal

sosi

al (

trus

t,

norm

a, d

an jar

inga

n)

di p

rogr

am b

easi

swa

difa

ble

mem

bat

ik

3.

a. b.

Pendir

i R

um

ah B

ati

k P

alb

atu

Info

rman

a.

1.

Gam

bar

an U

mum

Lem

bag

a1 O

rang

Waw

anca

ra &

Obse

rvas

i

Pem

anfa

atan

dan

dam

pak

pen

erap

an

modal

sosi

al (

trus

t,

norm

a, d

an jar

inga

n)

di R

umah

Bat

ik

Pal

bat

u

2.

4 O

rang

2 O

rang

Waw

anca

ra

Tabel 1. Teknik Sampling Informan

Page 43: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

28

8. Teknik Analisis Data

Menurut Noeng Muhadjir (yang dikutip oleh Rijali,

2018:84) analisis data merupakan proses pengolahan data

secara sistematis guna meningkatkan pemahaman bagi

peneliti dan pemantapan penyajian hasil penelitian sebelum

di publikasi. Dari pemahaman tersebut Rijali (2018:84)

menjabarkan beberapa hal, yakni:

a. Pengumpulan data di lapangan dilakukan dengan

persiapan tertentu

b. Data yang ditemukan di lapangan dirapihkan

secara sistematis sebelum di analisis dan dipahami

oleh peneliti

c. Temuan data disajikan secara mendetail

d. Makna yang dari data yang dianalisis harus mudah

dipahami agar tidak terjadi kesalah pahaman.

Teknik analisis data merupakan proses

pemeriksaan keabsahan data berdasarkan kriteria

tertentu seperti tingkat kredibilitas, keteralihan,

kebergantungan, dan kepastian (hasil dari sebuah

penelitian harus benar-benar berasal dari

pengumpulan data dan tidak menonjolkan konseptual

seorang peneliti) (Rijali, 2018:86).

Page 44: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

29

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. MODAL SOSIAL

1. Definisi Modal Sosial

Secara garis besar modal sosial dapat diartikan

sebagai upaya mengelola, meningkatkan, dan

mendayagunakan relasi-relasi sosial sebagai sumber daya

yang diinvestasikan untuk memperoleh keuntungan

ekonomi atau manfaat sosial (Sunyoto, 2018:4). Adapun

menurut para ahli bahwa modal sosial adalah sebagai

berikut:

a. Pandangan Bordieu

Bourdieu lahir dan berkembang di eropa

(Sunyoto, 2018), sehingga pemikirannya cenderung

mengarah pada gaya pemikiran sosiolog eropa

lainnya yang tertarik dengan kelas sosial dan bentuk

ketimpangan yang berujung konflik. Kesan tersebut

menjadi alasan pemikiran Bordieu terhadap modal

sosial cenderung menganut pemahaman dari sosiologi

konflik. Pernyataan tersebut tidak lepas dari

pembahasan tentang perbedaan distribusi keuntungan

ekonomi atau manfaat sosial dan penguasaan terhadap

sumber daya oleh aktor-aktor tertentu. Aktor-aktor

yang memiliki posisi strategis tersebut merupakan

Page 45: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

30

bentuk strata yang bersifat hierarkis, dalam artian

tidak dibangun secara objektif dan tidak ada ukuran

pasti terhadap gejalanya, umumnya posisi tersebut

terbangun dari kedekatan hubungan tertentu dan

ikatan-ikatan yang bersifat personal (dikutip oleh

Sunyoto, 2018:22-23).

Secara garis besar analisis yang dipaparkan oleh

Bourdieu (yang dikutip oleh John dan diterjemahkan

oleh Nurhadi, 2018) tentang modal sosial adalah

sumberdaya yang terkait dengan keanggotaan suatu

kelompok dan jejaring sosial di dalamnya. Kualitas

modal sosial ditentukan oleh seberapa efektif dan

seberapa luas jejaring sosial yang dapat mereka

kembangkan. Bordieu (yang dikutip oleh John dan

diterjemahkan Nurhadi, 2018:22) juga

mengemukakan bahwa modal finansial, modal

sumber daya manusia, dan modal sosial memiliki

peran dan fungsinya masing-masing sehingga tidak

bisa menggantikan fungsinya satu sama lain, namun

apabila dikombinasikan dapat menjadi sistem yang

dapat mencapai tujuan tertentu.

b. Pandangan Colemann

Berbeda dengan pemaparan Bourdieu, Coleman

menunjukan bahwa aktor-aktor yang tidak memiliki

dominasi dalam kelompok memiliki peran yang sama

dalam proses mencapai tujuan. Pemahaman semacam

Page 46: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

31

ini berakar dari sosiologi fungsionalisme. Menurut

Coleman (yang dikutip oleh Sunyoto, 2018:25) modal

sosial merupakan upaya tarik menarik antara

kemauan bersama (kolektif) dan kemauan individual.

Interaksi dalam konteks modal sosial bukan sekedar

tegur sapa atau dialog biasa, tetapi lebih dari itu

interaksi tersebut melahirkan hubungan timbal balik

dan harapan antara satu individu dengan individu

lainnya. Hubungan timbal balik tersebut merupakan

sebuah tabungan keuntungan sosial dan manfaat

ekonomi yang tentu saja harus dilekati oleh rasa

saling percaya (trust).

Secara garis besar analisis yang dipaparkan

Coleman tentang modal sosial berangkat dari

kemampuan individu-individu dalam kelompok

ataupun masyarakat dalam mengembangkan relasi-

relasi sosial yang dibalut oleh interpendensi atau nilai

kebersamaan. Konsep sederhana modal sosial

menurut Coleman (yang dikutip oleh John dan

diterjemahkan oleh Nurhadi, 2018:33-34) adalah

upaya untuk menjelaskan bagaimana beberapa

individu saling bekerja sama, karena pada dasarnya

sebuah kelompok ataupun masyarakat adalah sistem

sosial yang terdiri dari sekumpulan perilaku individu.

Page 47: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

32

c. Pandangan Putnam

Pada dasarnya Putnam merupakan seseorang

dengan basic pendidikan di ilmu politik, hal tersebut

yang mendasari teori modal sosial yang

diungkapkannya berkaitan dengan politik. Putnam

(yang dikutip oleh Sunyoto, 2018:29-30) dalam

pandangannya mengemukakan tentang gejala uncivic

generation (kelompok yang tidak beretika), gejala

tersebut timbul akibat adanya kepercayaan

masyarakat yang menurun kepada instansi politik atau

pemerintah dan melemahnya keanggotaan pada

organisasi-organisasi sosial.

Putnam menegaskan bahwa organisasi sosial

memiliki peran penting dalam upaya pengembangan

modal sosial. Organisasi sosial menjadi ajang untuk

saling berinteraksi, dan pertukaran ide dan gagasan

antara individu yang tergabung di dalamnya. Norma-

norma, hubungan timbal balik, dan kepercayaan

(trust) merupakan dampak nyata dari adanya interaksi

yang sehat diantara anggota organisasi sosial.

Konsep yang dipahami oleh Putnam sejalan

dengan konsep tentang plurarisme yang menghargai

perbedaan dan keberagaman (John, yang

diterjemahkan oleh Nurhadi, 2018). Perbedaan dan

keberagaman tersebut disinyalir mampu

menumbuhkan bibit kepercayaan (trust) dan tingkat

resiprositas (bentuk pertukaran atau timbal balik antar

Page 48: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

33

individu maupun kelompok) yang tinggi, sehingga

berdampak baik bagi partisipasi politik individu

ditengah masyarakat.

Pierre Bourdieu, James Coleman, dan Robert Putnam

memiliki pandangan tentang modal modal sosial yang

cukup identik. Mereka menunjukan bahwa kedekatan antara

anggota kelompok dapat mempengaruhi seberapa besar

modal sosial yang dapat dimanfaatkan. Dengan menjaga

kedekatan tersebut maka akan terpelihara sebuah

kepercayaan (trust), nilai-nilai dan norma-norma sosial,

serta kewenangan individu-individu yang terlibat. Dampak

nyata dari kedekatan hubungan juga dapat mengoptimalkan

sumber daya yang akan di dayagunakan.

Secara fungsi pun baik Bourdieu, Coleman, dan

Putnam memiliki pandangan yang cukup identik. Mereka

meyakini bahwa modal sosial dapat membantu individu

maupun kelompok dalam mencapai berbagai tujuan dan

mencapai keuntungan ekonomi maupun manfaat sosial.

Dari beberapa teori diatas penulis memutuskan untuk

menggunakan pandangan seorang James Coleman tentang

modal sosial untuk bekal menganalisa dalam penelitian kali

ini.

Page 49: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

34

2. Unsur Modal Sosial

a. Trust (kepercayaan)

Putnam (yang dikutip oleh Erna, 2016:243)

mengungkapkan bahwa rasa percaya adalah suatu

bentuk keinginan untuk mengambil risiko dalam

hubungan-hubungan sosial yang didasari perasaan

yakin bahwa orang lain akan melakukan sesuatu

seperti yang diharapkan dan akan selalu bertindak

dalam suatu pola yang saling mendukung. Rasa

percaya dinilai menjadi elemen utama dalam proses

modal sosial. Lebih tegas Fukuyama (2010:8)

menyatakan bahwa kesejahteraan sebuah negara

dalam artian kemampuannya dalam bersaing,

ditentukan oleh tingkat kepercayaan yang inhern

(bentuk hubungan yang erat) dalam masyarakatnya.

Menurut Mayer (yang dikutip oleh Sunyoto,

2018:50), trust memiliki tiga dimensi yang mampu

menciptakan perubahan sosial, yaitu capability,

benevolence, dan integrity. Capability merupakan

sebuah kompetensi yang dimiliki individu-individu

terkait yang tergabung dalam sebuah kelompok untuk

mencapai tujuan tertentu. Benevolonce adalah sebuah

indikasi seberapa trustee (pihak lain atau mitra diluar

kelompok tersebut) mampu percaya kepada trustor

(Kelompok yang menaruh kepercayaan). Sedangkan

integrity berkaitan dengan perspektif trustor terhadap

trustee tentang beberapa prinsip yang dapat diterima.

Page 50: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

35

Dinamika trust macam ini yang sejalan dengan apa

yang akan diteliti di rumah batik palbatu, dimana para

aktor tertentu membangun trust dengan anggota

kelompok dan pihak lain yang menjadi mitra

kelompok.

Proses pembentukan trust menjadi fokus utama

penelitian ini karena trust yang tumbuh dan

berkembang dalam sebuah kelompok tidak terjadi

secara instan.

Menurut Herreros (yang dikutip oleh Sunyoto,

2018:51-53) proses pembentukan trust terkait dengan

tiga hal berikut:

i. Pertama, trust berdasarkan persepektif yang

dibangun oleh individual aktor terhadap individual

aktor lain yang tergabung dalam sebuah kelompok.

Trust yang terbentuk tidak hanya didasari oleh

kedekatan secara personal namun kesan baik

terhadap sikap dan tindakan juga bisa

mempengaruhi perspektif individual aktor tersebut.

Begitu pula ketika pihak lain atau mitra kelompok

mampu mempercayai integritas kelompok tersebut,

maka dunia luar pun dapat menumbuhkan

persepektif baik dan mempercayai eksistensi dari

kelompok tersebut.

ii. Kedua, terkait dengan nilai-nilai dan norma-norma

yang lahir dari kolektifitas kelompok tersebut dan

Page 51: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

36

menjadi referensi dalam beraktifitas dan bertindak

dalam kelompok tersebut. Nilai-nilai dan norma-

norma tersebut yang kemudian membangun

solidaritas dalam kelompok dan digunakan untuk

menyelesaikan permasalahan dan mencapai tujuan

kelompok. Nilai-nilai dan norma-norma tersebut

bersifat aktual dalam artian bisa jadi dibuat secara

tekstual maupun non-tekstual, dan dapat berlaku

untuk semua karakteristik kelompok baik

kelompok homogen maupun kelompok heterogen.

iii. ketiga, ketika nilai-nilai dan norma-norma tersebut

dapat ditransormasikan ke kehidupan sehari-hari

sehingga menjadi indikasi dalam menjalani repetisi

kehidupan sehari-hari.

Proses pembentukan trust yang telah dijelaskan

di atas menjadi analisa utama peneliti dalam

melakukan penelitian kali ini. Peneliti akan

menganalisa bagaimana trust bisa terbentuk dalam

keanggotaan rumah batik palbatu. Trust yang

terbentuk di rumah batik palbatu terbilang cukup

kompleks karena keanggotaan di rumah batik palbatu

bersifat heterogen. Mungkin saat awal berdiri masih

mencangkup warga Palbatu, Tebet, Jakarta selatan,

namun ketika eksistensi rumah batik palbatu telah

naik di media pemberitaan, banyak kelompok

Page 52: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

37

masyarakat yang ingin terlibat dalam pengembangan

rumah batik palbatu.

b. Norma

Dalam kajiannya Coleman (yang dikutip oleh

Sunyoto, 2018:25) menjelaskan bahwa norma

merupakan sebuah pola interaksi yang melembagakan

berbagai kewajiban individu dalam sebuah kelompok

yang bertujuan sebagai obligasi dan harapan guna

tercapainya kerjasama dalam kelompok. Emile

Durkheim (yang dikutip oleh Fukuyama, 2010:7)

menyebutnya sebagai Anomie, apabila ketiadaan

norma-norma dan nilai-nilai yang mengatur pola

aktivitas masyarakat ataupun kelompok yang

menyebabkan timbulnya keresahan di dalamnya.

Dalam rumah batik palbatu, norma dan nilai

yang berlaku sangat berkaitan dengan filosofi budaya

batik dan membatik itu sendiri. Bersih secara jiwa

dan pikiran, sabar dan telaten, serta penghormatan

kepada sesama individu maupun kelompok

merupakan satu filosofi batik yang digunakan sebagai

norma dan nilai dalam mengelola rumah batik

palbatu.

c. Jaringan

Menurut Durkheim (yang dikutip oleh Saidang,

dan Suparman, 2019:123), jaringan sosial yang baik

terbentuk dari adanya solidaritas antara individu di

Page 53: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

38

dalam sebuah kelompok atau masyarakat yang

didasari oleh moral dan kepercayaan yang dianut

bersama yang diperkuat dengan pengalaman bersama.

Fokus utama jaringan sosial yang terkandung dalam

modal sosial adalah bagaimana kemampuan individu

ataupun aktor dalam menjaga jaringan sosial yang

kemudian memanfaatkannya untuk mencapai tujuan

tertentu.

B. INDIKASI KINERJA (KAJIAN DAMPAK)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kinerja bisa

didefinisikan sebagai sesuatu yang dicapai. Secara garis besar

kinerja dapat diartikan sebagai hasil (baik kuantitas maupun

kualitas) dari sebuah sistem yang diterapkan dalam sebuah

kelompok masyarakat, organisasi, maupun instansi tertentu.

Menurut Luthans (yang dikutip oleh muchlisin, 2014),

kinerja merupakan kuantitas maupun kualitas sesuatu yang

dihasilkan atau jasa yang diberikan oleh seseorang berdasarkan

sistem yang diterapkan. Berikut merupakan unsur-unsur yang

terdapat dalam indikasi kinerja:

1. Input

Secara garis besar input merupakan elemen yang

dimasukan dalam sebuah proses. Dalam penelitian ini input

yang digunakan adalah modal sosial. Unsur-unsur yang

terdapat dalam modal sosial (trust, norma, dan jaringan)

menjadi komponen utama yang dimasukan ke dalam proses

Page 54: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

39

perkembangan Rumah Batik Palbatu dan program beasiswa

difable membatik.

2. Output

Secara garis besar output merupakan hasil langsung

yang didapat dari sebuah input atau proses. Output

berkenaan dengan dengan hasil dari pengimplementasian

sebuah sistem dalam sebuah proses.

Output yang ada dalam penelitian ini adalah

pemanfaatan dari unsur-unsur yang ada dalam modal sosial

(trust, norma, dan jaringan). Pemanfaatan modal sosial di

Rumah Batik Palbatu memiliki hasil langsung yang

menyasar terhadap stakeholder yang terkait langsung.

3. Outcome

Secara garis besar outcome merupakan dampak yang

bersifat jangka panjang dalam penerapan suatu sistem.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dampak bisa

didefinisikan sebagai pengaruh kuat yang mendatangkan

akibat (baik positif maupun negatif). Pengaruh merupakan

hasil yang timbul dari sebuah tindakan representatif seorang

individu. Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai

pengaruh atau akibat.

Dalam setiap tindakan yang diambil oleh individu

atau kelompok akan memiliki dampak, baik dampak bagi

yang melakukan tindakan ataupun dampak bagi pihak yang

bersangkutan namun tidak melakukan tindakan.

Page 55: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

40

Dari penjabaran diatas kita bisa menarik dampak

menjadi dua pengertian, yaitu:

a. Dampak Positif

Dampak positif timbul apabila tindakan (sebab)

yang dilakukan oleh individu atau kelompok bisa

bermuatan positif baik bagi yang melakukan tindakan

ataupun pihak yang menerima tindakan.

Indikasi dari positif bisa berupa kondisi yang

menguntungkan, keberhasilan dari sebuah usaha,

maupun keuntungan atau manfaat yang bersifat

tangiable (kasat mata).

b. Dampak Negatif

Berbanding terbalik dengan dampak positif,

dampak negatif timbul apabila tindakan (sebab) yang

dilakukan oleh individu atau kelompok bisa

bermuatan negatif baik bagi yang melakukan tindakan

ataupun pihak yang menerima tindakan.

Indikasi dari negatif bisa berupa kondisi yang

merugikan, kegagalan dari sebuah usaha, maupun

kerugian yang bersifat mutlak.

C. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

1. Definisi Pemberdayaan Masyarakat

Menurut Robert Chambers (yang dikutip oleh Alfitri,

2011:22) secara umum pemberdayaan masyarakat

Page 56: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

41

merupakan sebuah konsep pembangunan ekonomi yang

didalamnya terangkum nilai-nilai sosial. Dalam

perkembangannya, pemberdayaan seringkali menjadi

indikator bagi kesuksesan dalam sebuah program

pembangunan, karena pada dasarnya pemberdayaan

masyarakat merujuk pada pemerataan stratifikasi ekonomi

masyarakat.

Namun secara detail pemberdayaan masyarakat

bukan semata-mata hanya memenuhi kebutuhan masyarakat

yang bersifat kontemporer, lebih luas pemberdayaan

masyarakat di desain guna mencapai masyarakat mandiri

yang bersifat suistainable. Kadang kala otoritas yang

bertanggung jawab terhadap pembangunan ekonomi

menanggapi pemberdayaan dengan kacamata yang kurang

tepat dan terkesan mencari alternatif yang bersifat instan.

Program charity seringkali dijadikan gimik dan menyangkal

bahwa program tersebut seharusnya bersifat pemberdayaan

masyarakat. Fenomena tersebut terjadi karena proses

pemberdayaan masyarakat yang terbilang cukup panjang

dan memakan waktu bahkan hingga hitungan tahun.

Menurut Alfitri (2011:23) pemberdayaan masyarakat

merupakan sebuah empowering bagi sekelompok

masyarakat yang memiliki tujuan khusus sebagai

pengembangan diri yang mencangkup proses-proses

tertentu.

Prinsip dasar dari pemberdayaan masyarakat adalah

bahwa masyarakat itu sendiri yang menjadi subjek dari

Page 57: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

42

pembangunan. Dalam artian dengan adanya fasilitator atau

pendamping, masyarakat yang merancang sendiri

bagaimana konsep dalam program pembangunan,

masyarakat merupakan aktor yang mengimplementasikan

program yang telah dirancang, dan masyarakat pula yang

memberikan evaluasi bagi program tersebut.

Pemberdayaan masyarakat tidak melulu berpacu pada

pemberdayaan ekonomi, pemberdayaan juga bisa

mencangkup di bidang kebudayaan maupun politik. Dalam

penelitian ini implementasi pemberdayaan masyarakat

dibagi menjadi dua bidang, yaitu pemberdayaan ekonomi

dan pemberdayaan di bidang kebudayaan. Rumah batik

palbatu menerapkan pemberdayaan di bidang kebudayaan

sebagai upaya untuk empowering sekelompok masyarakat

agar bisa ikut berpartisipasi dalam pelestarian budaya batik

di Indonesia.

2. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

(Dumasari, 2018:35) Tujuan dari pemberdayaan

masyarakat terbagi menjadi dua kategori, yaitu tujuan

umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dari pemberdayaan

masyarakat cenderung lebih luas dan bersifat universal,

dalam artian tujuan umum dari pemberdayaan masyarakat

mencangkup tujuan bersama masyarakat tersebut. Berikut

merupakan beberapa tujuan umum pemberdayaan

masyarakat menurut Dumasari (2018:36-37):

Page 58: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

43

a. Meningkatkan pemerataan kualitas sumber daya

manusia secara berkeadilan.

b. Mengentaskan kemiskinan masyarakat yang

bersifat kultural dan absolut.

c. Meningkatkan kemandirian dan keswadayaan

masyarakat yang lemah dan tidak berdaya.

d. Melepaskan masyarakat dari belenggu ketunaan,

keterbelakangan, ketergantungan dan kemerosotan

moral.

e. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di

berbagai bidang.

f. Meningkatkan kemauan dan kemampuan

partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan

usaha produktif kreatif berbasis sumber daya lokal.

g. Menguatkan daya saing masyarakat dalam pasar

lokal maupun internasional.

h. Mengembangkan kelembagaan lokal dalam proses

pemberdayaan.

Rumah batik palbatu mengadopsi beberapa tujuan

umum dari pemberdayaan masyarakat khususnya yang

tertuang dalam misi rumah batik palbatu yaitu tentang

Page 59: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

44

sumberdaya manusia yang berdaya dalam ekonomi maupun

budaya.

Sedangkan tujuan dari pemberdayaan masyarakat

yang bersifat khusus merupakan ranting ataupun substansi

lanjutan dari tujuan umum pemberdayaan masyarakat.

Berikut merupakan tujuan khusus pemberdayaan

masyarakat yang dipaparkan oleh Dumasari (2018:38):

a. Meningkatkan akses dan kontrol masyarakat

kedalam pemanfaatan sumberdaya lokal di

kawasan tertentu.

b. Meningkatkan pelayanan fasilitas bagi pemenuhan

kebutuhan masyarakat yang bermasalah.

c. Menjadi fasilitator bagi masyarakat dalam mencari

alternatif pemecahan masalah.

d. Membantu masyarakat dalam memperbaiki moral

dan norma-norma masyarakat sehingga masyarakat

bisa lebih berempati dalam menghadapi masalah.

Dalam dua sampai tiga tahun terakhir rumah batik

palbatu mulai menjalankan tujuan khusus dari

pemberdayaan masyarakat, khususnya ketika rumah batik

palbatu sudah mendapat formula yang pas dalam

menjalankan program beasiswa difable membatik. Rumah

batik palbatu menjadi wadah dan penyedia fasilitas bagi

Page 60: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

45

teman-teman disabilitas dalam keikutsertaannya

memanfaatkan sumberdaya lokal.

3. Filantropi Sosial

Mungkin istilah filantropi sosial masih terdengar

cukup asing bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.

Namun dalam kenyataannya masyarakat Indonesia sudah

sedari lama mengamalkan budaya filantropis, sebagai

contoh adalah budaya gotong royong.

Secara garis besar filantropi sosial merupakan sebuah

sistem sosial yang dibangun berdasarkan kepedulian

sesama, dimana yang kuat sudah seharusnya peduli dengan

yang lemah. Menurut Dendy (2020), dalam

perkembangannya, konsep filantropi dimaknai secara lebih

luas yakni tidak hanya berhubungan dengan kegiatan yang

kuat memberi yang lemah, melainkan pada bagaimana

keefektifan sebuah kegiatan “memberi‟, baik material

maupun non-material, dapat mendorong perubahan kolektif

di masyarakat.

Filantropi sosial telah dianggap sebagai salah satu

bentuk modal sosial yang telah melekat pada kultur

komunal khususnya pada budaya bangsa Indonesia. Budaya

gotong royong pada masyarakat Jawa merupakan contoh

nyata penerapan filantropi sosial sebagai penguatan modal

sosial di Indonesia.

Menurut Chusnan Jusuf (yang dikutip oleh Dendy,

2008), ada dua bentuk filantropi sosial yang berkembang di

Page 61: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

46

masyarakat, yaitu; filantropi tradisional dan modern.

Filantropi tradisional merupakan bentuk “belas kasih” yang

kaya kepada yang miskin. Bentuk filantropis ini hanya

berupa sumbangan kepada individu dan bertujuan untuk

penguatan status bagi si kaya atau yang menyumbang.

Berbanding terbalik dengan filantropi tradisional, bentuk

filantropi modern lebih cenderung kepada pendayagunaan

kekuatan guna menjadi stimulan atau pendorong bagi

pembangunan dan kesejahteraan sosial.

Rumah batik palbatu menerapkan filantropi sosial

sebagai salah satu bentuk pelaksanaan programnya.

Sedekah batik dan beasiswa difable membatik merupakan

contoh nyata dalam penerapan filantropi sosial di rumah

batik palbatu. Kedua program tersebut mengusung bentuk

filantropi sosial gaya modern dimana rumah batik palbatu

tidak hanya memberikan sumbangan berbentuk materi

semata, namun rumah batik palbatu memberikan ilmu dan

keterampilan dalam membatik. Khususnya program

beasiswa difable membatik, rumah batik palbatu berangkat

dari keresahan terhadap teman-teman tuli yang

termajinalisasi karena sulitnya mendapat pekerjaan. Rumah

batik palbatu mewadahi teman-teman tuli untuk bersama-

sama belajar membatik yang secara bertahap mengalami

proses seleksi sehingga setelah teman-teman tuli lulus dari

beasiswa membatik, teman-teman tuli bisa menyumbang

hasil karyanya secara suistainable untuk dijual di gerai

rumah batik palbatu.

Page 62: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

47

D. KAJIAN PUSTAKA

1. Industri Kreatif

Industri kreatif merupakan kegiatan industri yang

memerlukan ide dan gagasan sebagai rancangan

pengembangannya. Banyak sektor yang bisa dijelajahi dan

dikembangankan dalam industri kreatif. Salah satu sektor

yang menjanjikan apabila dikembangkan secara komitmen

adalah industri wisata yang berbasis kearifan lokal. Diawal

abad ke-21 industri kreatif telah menjadi alternatif jangka

panjang dalam pemecahan masalah ekonomi suatu negara.

Dalam temuan Howkins (yang dikutip oleh Kamil,

2015:169), industri kreatif Amerika di tahun 1996

mendulang pendapatan senilai 60,18 milyar dollar (sekitar

Rp.600 trilliun), pendapatan tersebut jauh melampaui

pendapatan industri mainstream lain seperti otomotif,

pertanian, dan pesawat. Temuan tersebut mengindikasikan

adanya gelombang ekonomi baru yang didasari oleh

pengembangan kreatifitas dan intelegensi lanjutan.

Sejauh ini rumah batik palbatu telah mengeksplorasi

beberapa sektor yang ada di industri kreatif, diantaranya;

budaya, craft, fashion, dan wisata. Sejauh ini yang menjadi

dasar terbentuknya Rumah Batik Palbatu sesuai dengan apa

yang ada di dalam visi Rumah Batik Palbatu yaitu menjadi

wisata edukasi batik di Indonesia. Walaupun pada

kenyataannya masih banyak pekerjaan rumah agar Rumah

Batik Palbatu bisa bersaing dengan wisata-wisata budaya

lainnya.

Page 63: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

48

Menurut Yoeti (yang dikutip oleh Etty dkk, 2020:19)

sebuah usaha bisa disebut sebagai kegiatan wisata apabila

di dalamnya terdapat tiga faktor penunjang, yaitu

something to do, something to see, dan something to buy.

Rumah Batik Palbatu sudah bisa disebut sebagai destinasi

wisata karena telah mengadopsi ketiga faktor tersebut,

namun yang menjadi hambatan adalah bagaimana proses

pengemasan supaya rumah batik palbatu bisa menjadi

wisata kebudayaan yang menarik bagi para pengunjung.

2. Batik

Batik merupakan warisan budaya leluhur bangsa

Indonesia yang bernilai seni tinggi dan mengandung makna

filosofis yang mendalam. Menurut Bram (2019), dalam

penerapannya batik adalah kain yang dilukis menggunakan

canting dan cairan lilin malam sehingga membentuk

lukisan-lukisan bernilai seni tinggi. Secara bahasa definisi

dari batik merujuk kepada kata benda, yang berarti hal

tersebut mengindikasikan bahwa batik merupakan budaya

yang berbentuk materil. Namun banyak orang yang salah

dalam berpandangan tentang batik, sebagian orang

menganggap batik adalah sebuah kain yang telah diberi

motif, ada juga sebagian yang beranggapan bahwa batik

merupakan pola yang digunakan dalam kain tersebut (pola

batik megamendung dan lain-lain). Pada hakikatnya batik

merupakan sebuah proses yang mengandung nilai filosofis

Page 64: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

49

yang mendalam, dalam artian proses mempertahankan

warna diatas kain menggunakan lilin malam.

Sering terjadi perdebatan dari mana batik awalnya

muncul dan diperkenalkan. Negara Malaysia seringkali

mengklaim bahwa batik merupakan budaya dari negara

Malaysia, sampai pada akhirnya tanggal 2 Oktober 2009

UNESCO menetapkan bahwa batik merupakan budaya asli

bangsa Indonesia.

E. KERANGKA BERPIKIR

Konsep utama dalam industri kreatif adalah pendayagunaan

kreatifitas, inovasi, serta bakat pada seorang individu maupun

kelompok untuk menciptakan tambahan lapangan pekerjaan dan

kesejahteraan masyarakat. Banyak industri kreatif di Indonesia

gagal berkembang karena lemahnya modal sosial yang

menyebabkan menurunnya inklusifitas antara anggota pelaku

industri kreatif.

Di Rumah Batik Palbatu terdapat unsur-unsur dari modal

sosial yang mempengaruhi perkembangan dari Rumah Batik

Palbatu, tidak terkecuali dalam program beasiswa difable

membatik. Unsur-unsur dari modal sosial tersebut berupa trust,

norma, dan jaringan. Unsur-unsur modal sosial tersebut yang

menjadi input dari pengelolaan Rumah Batik Palbatu, terutama

dalam program beasiswa difable membatik.

Output atau hasil langsung dari implementasi unsur-unsur

modal sosial di Rumah Batik Palbatu adalah pemanfaatan dari

modal sosial itu sendiri. Sedangkan outcome atau dampak dari

Page 65: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

50

implementasi modal sosial di Rumah Batik Palbatu adalah

pemberdayaan masyarakat dan economic gain.

Pemberdayaan masyarakat merupakan sebuah

pembangunan dimana masyarakat aktif dan berpartisipasi secara

langsung dan penuh. Hal tersebut dikarenakan dalam konsep

pemberdayaan, masyarakatlah yang menjadi subjek dari

pembangunan.

Page 66: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

51

Gambar 1: Kerangka Berpikir Penelitian

Page 67: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

52

BAB III

PROFIL LEMBAGA

A. SEJARAH RUMAH BATIK PALBATU

Rumah Batik Palbatu merupakan sebuah komunitas yang

bergerak di bidang kebudayaan khususnya batik yang memiliki

dasar dan tujuan sebagai wadah pemberdayaan masyarakat.

Secara internasional, batik baru ditetapkan sebagai budaya

warisan milik bangsa Indonesia pada tahun 2009. UNESCO

menetapkan batik sebagai warisan budaya bangsa Indonesia, yang

diakui sebagai budaya yaitu batik secara proses dan filosofis.

Namun stereotipe masyarakat Indonesia khususnya masyarakat

millenial yang mayoritas masih menganggap batik terlampau

kuno dan ndeso, apalagi di daerah metropolitan seperti Jakarta.

Berangkat dari keresahan tersebut dua orang warga

berinisiatif untuk mendirikan komunitas yang nantinya akan

bergerak di bidang kebudayaan khususnya batik. Pada tahun 2011

Hary dan Iwan sebagai founder Rumah Batik Palbatu mulai

membentuk Forum Komunikasi Pengembangan Kampung Batik

Palbatu, walaupun sebenarnya tidak ada satupun dari mereka

yang bisa membatik. Lantas mereka pun mengundang belasan

pembatik dari daerah Jawa Timur untuk memberikan pelatihan

membatik kepada seluruh warga RW.04 di Jalan Palbatu.

Pada awalnya komunitas ini bernama kampung batik yang

mana skala pergerakannya lebih luas yakni mencangkup seluruh

wilayah Palbatu.

Page 68: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

53

“Pas ketemu pak Iwan dan berdiskusi panjang, saya

langsung jadi idealis banget, waktu itu ekspetasi saya di

setiap RT harus ada satu rumah batik, jadi klo di RW.04

ada 12 RT ya berarti ada 12 rumah batik. Akhirnya saya

harus ngalah, dan akhirnya manfaatin apa yang ada

(Rumah Batik Palbatu yang ada di RT.09 RW.04).”

(Hary, hasil wawancara 7 Maret 2020)

Pernyataan pak Hary tersebut menunjukan bahwa

pemberdayaan masyarakat bukanlah hal yang mudah, perlu

adanya partisipasi yang benar-benar penuh dari seluruh individu

yang terlibat.

Agenda pertama mereka dilakukan pada 21-22 Mei 2011,

mereka mengundang 18 pengrajin batik profesional dari wilayah

Jawa Timur dan sekitarnya untuk memberi pengajaran dan

pelatihan seputar batik kepada warga wilayah Palbatu sebagai

bekal dalam melestarikan budaya batik secara nyata. Bulan-bulan

berikutnyapun mereka mulai rutin mengadakan program yang

berkaitan dengan budaya membatik, sampai pada pertengahan

bulan Mei 2014 mereka mulai melakukan ekspansi ke seluruh

wilayah Jabodetabek.

Pada bulan Oktober tahun 2014 kampung batik palbatu

mengadakan program Jakarta Batik Carnival, program tersebut

yang di kemudian hari menjadi batu loncatan bagi Kampung

Batik Palbatu bisa dikenal oleh masyarakat luas. Banyak media

yang tertarik untuk meliput dan memberitakan tentang Kampung

Batik Palbatu. Setelah dikenal oleh masyarakat luas, Kampung

Batik Palbatu yang dimotori oleh Budi Darmawan (pak Iwan) dan

Budi Dwi Haryanto (pak Hary) mulai mencanangkan program-

program yang berbasis industri kreatif, sehingga bisa menjadikan

Page 69: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

54

keuntungan ekonomi bagi komunitas Kampung Batik Palbatu.

Mulai dari pelatihan batik berbayar bagi yang berminat,

penjualan hasil karya membatik, sampai eksplorasi tetang batik

lebih mendalam lewat seminar-seminar yang diadakan instansi-

instansi besar.

Hal tersebut yang menjadi magnet bagi perusahaan-

perusahaan besar untuk turut serta bergabung menjadi mitra bagi

kampung batik palbatu. Komunitas kampung batik palbatu

memiliki kantor di jalan Palbatu yang bernama Rumah Batik

Palbatu. Rumah Batik Palbatu berdiri bertepatan dengan hari

batik nasional (2 Oktober) 2013. Rumah batik palbatu berfungsi

sebagai kesekretariatan dan juga gerai batik bagi yang ingin

membeli produk-produk nya.

Pada pertengahan tahun 2017, komunitas ini ingin lebih

konsentrasi dengan program pemberdayaan ekonominya sehingga

membuat kampung batik mengerucut dan hanya berfokus di

rumah batik nya saja. Pada tahun 2017 Rumah Batik Palbatu

kedatangan Ahmad Yusuf dari komunitas bahasa isyarat, yang

mana komunitas tersebut peduli dengan cara berkomunikasi

dengan teman-teman tuli.

Hal tersebut yang mendorong diadakannya program

beasiswa membatik bagi teman-teman difable khususnya teman-

teman tuli. Program beasiswa difable membatik sudah memasuki

batch yang ketujuh di tahun 2020 ini.

Page 70: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

55

B. LETAK GEOGRAFIS & DEMOGRAFIS

Secara administratif Rumah Batik Palbatu berada di

wilayah Tebet, Jakarta Selatan, lebih tepatnya di Jalan Palbatu

IV, no.17, Kelurahan Menteng Dalam. Jakarta Selatan sendiri

dikenal sebagai wilayah padat yang cukup banyak destinasi

wisata modern di dalamnya, hal tersebut dikarenakan banyaknya

mall dan juga café tempat “nongkrong” muda-mudi bersama

teman-temannya. Beberapa mall maupun tempat-tempat yang

sering dikunjungi di Jakarta Selatan antara lain; Kemang Village,

Kota Kasablanka, Cilandak Town Square, Blok M, dan lain-lain.

Hal tersebut yang mendukung berkembangnya Rumah Batik

Palbatu dikarenakan menjadi daya tarik baru di tengah padatnya

kota metropolitan.

Rumah Batik Palbatu merupakan sebuah bangunan

berbentuk rumah ditengah komplek perumahan yang dijadikan

gerai maupun kesekretariatan. Komplek perumahan Palbatu

berada tepat di samping jalan utama yang menghubungkan

Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Sampai Jakarta Barat. Fakta

tersebut yang dianggap pak Hary sebagai keuntungan tersendiri

karena akses yang cukup mudah bagi tamu maupun wisatawan

yang ingin berkunjung ke Rumah Batik Palbatu.

Akses setelah masuk perumahan palbatu pun cukup mudah

karena saat masuk di perumahan palbatu akan terlihat banyak

tembok-tembok warga yang di cat motif batik. Secara kasat mata

perumahan dijalan Palbatu ini terkesan sebuah perumahan yang

diperuntukan masyarakat dengan golongan ekonomi kelas

menengah. Fakta tersebut didasari oleh hasil observasi yang

Page 71: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

56

dilakukan oleh peneliti, peneliti mengambil kesimpulan model

rumah yang ada di jalan palbatu terbilang cukup sederhana dan

tidak ada perbedaan yang mencolok (dalam artian rumah mewah

dan rumah biasa) antara satu rumah dengan rumah lainnya.

C. VISI & MISI RUMAH BATIK PALBATU

Rumah Batik Palbatu memiliki visi dan misi guna

mewujudkan tujuannya dalam pengembangan industri kreatif

yang berbasis pemberdayaan ekonomi masyarakat. Berikut

merupakan visi dan misi Rumah Batik Palbatu:

1. Visi Rumah Batik Palbatu

Menjadi destinasi wisata edukasi batik terbaik di

Indonesia.

2. Misi Rumah Batik Palbatu

a. Memberdayakan masyarakat melalui kegiatan edukasi

batik dan ekonomi kreatif.

b. Melestarikan batik sebagai warisan budaya tak benda

yang telah diakui dunia melalui kegiatan edukasi dan

produksi batik.

c. Mendorong lahirnya kecintaan generasi millenial

terhadap batik berikut dengan manfaat ekonomisnya

melalui berbagai kegiatan kreatif dan edukatif.

Page 72: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

57

Selain visi dan misi, Rumah Batik Palbatu juga memiliki

nilai tambah yang membedakan dengan Rumah Batik Lainnya,

nilai tambah tersebut antara lain:

a. Proses pewarnaan secara Colet, meminimalisir limbah

b. Fleksibelitas membatik: batik di café, disekolah dan

dimana pun.

c. Kurikulum untuk advand (3 kali minimal dalm 1 bulan).

Kalo diluar hanya basic (hanya 1 kali pertemuan).

d. Edukasi sesuai dengan SKKNI.

D. PRESTASI RUMAH BATIK PALBATU

Banyak prestasi membanggakan yang telah diraih oleh

Rumah Batik Palbatu, mulai dari prestasi lokal sampai prestasi

yang bersifat nasional. Rumah Batik Palbatu pernah dua kali

mendapat rekor muri yang pertama rekor dengan penyelenggara

pengecatan jalan dengan motif batik dan yang kedua rekor

dengan “ngebatik sekampung” atau menghias seluruh dinding

rumah warga dengan motif batik.

Media-media berita nasional juga banyak yang berdatangan

karena penasaran dengan kesuksesan Rumah Batik Palbatu.

Setelah media berita berdatangan maka reputasi Rumah Batik

Palbatu makin besar dan terdengar ke beberapa negara. Banyak

warga negara asing dan turis mancanegara yang sedang berlibur

ke Indonesia menyempatkan untuk mampir dan belajar membatik

Page 73: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

58

di Rumah Batik Palbatu. Para turis mancanegara penasaran

dengan budaya membatik di Indonesia yang kental akan filosofi

dalam kehidupan.

Karena reputasi Rumah Batik Palbatu yang terbilang cukup

besar, sering ada event-event kebudayaan khususnya batik yang

turut serta mengundang perwakilan dari Rumah Batik Palbatu.

Pihak penyelenggara event-event tersebut seringkali mengundang

perwakilan dari Rumah Batik Palbatu untuk menjadi juri dalam

sebuah kontes, tamu kehormatan, bahkan pembicara dalam event-

event tertentu.

E. PERSONALIA & KEANGGOTAAN

Kemajuan teknologi menuntut setiap orang untuk terus

update setiap harinya, namun bagi masyarakat yang tergolong

lanjut usia sangat sulit untuk mengejar ketertinggalan teknologi.

Hal tersebut yang menjadi alasan pada tahun 2020 ini Rumah

Batik Palbatu menggaet millenial dari beberapa universitas dan

program studi untuk ikut serta dalam mengelola Rumah Batik

Palbatu. Para relawan millenial ini berfungsi sebagai penyedia

jalur informasi bagi kemajuan teknologi dan juga sebagai

kaderisasi Rumah Batik Palbatu. Dengan adanya relawan dari

generasi millenial ini Rumah Batik Palbatu diharapkan bisa

menjadi lebih ramah dan bersahabat dengan para generasi

millenial lainnya.

Sebelumnya Rumah Batik Palbatu di pimpin oleh dua orang

pengagagas yang bertanggung jawab penuh yaitu Budi Dwi

Hartanto (pak Hary) dan Budi Darmawan (pak Iwan) dan diikuti

Page 74: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

59

oleh Sri Wahyuni (bu Yuyun) sebagai penganggung jawab

keuangan. Belakangan Meliana diberikan kepercayaan sebagai

salah satu penganggung jawab Rumah Batik Palbatu

yangmengurusi permasalahan administrasi.

Dalam mengajar batik kepada peserta, beberapa anggota

Rumah Batik Palbatu telah memiliki legalitas dalam bentuk

sertifikat yang di dapat dari proses seleksi melalui APPBI.

Sertifikat tersebut berfungsi sebagai tanda bukti bahwa anggota

tersebut telah diakui secara nasional sebagai orang yang mengerti

dan memahami penuh tentang batik.

Pengajar batik yang ada di Rumah Batik Palbatu terdiri dari

beberapa warga Palbatu, namun ada juga beberapa pengajar batik

yang berasal dari luar Palbatu. Para mengajar batik bahu-

membahu saling mengisi satu sama lain, sebagian besar pengajar

batik mengaku mengajar batik di Rumah Batik Palbatu sebagai

pekerjaan sampingan.

Selain itu ada juga pembatik tuli yang berasal dari alumni

program beasiswa difable membatik. Rumah Batik Palbatu

memberikan kepercayaan kepada beberapa alumni dengan

klasifikasi tertentu untuk ikut berpartisipasi menjadi pengajar

batik. Ada juga beberapa pembatik tuli yang dibantu untuk

mendapat sertifikat sebagai pembatik dari APPBI.

Page 75: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

60

F. PROGRAM LEMBAGA

1. Wisata Edukasi Batik

Wisata edukasi batik merupakan program inti yang

sesuai dengan visi dari Rumah Batik Palbatu. Konsep

utama dari program wisata edukasi batik adalah pelestarian

budaya batik dengan pelatihan membatik oleh anggota

Rumah Batik Palbatu yang terdiridari warga dan non warga

Palbatu serta alumni beasiswa difable membatik.

Bagi yang ingin mengikuti pelatihan membatik ada

beberapa paket yang bisa dipilih dengan tarif yang beragam

pula. Ada pelatihan yang hanya sekali pertemuan dengan

biaya kurang lebih 200 ribu rupiah. Sedangkan paket yang

selama 3 bulan dengan 12 pertemuan, dikenakan biaya

sekitar 1 juta rupiah. Harga yang dipatok cukup mahal

karena target pasarnya berupa wisatawan maupun individu-

individu dengan ekonomi menengah keatas dan lembaga-

lembaga atau perusahaan-perusahaan yang ingin

memberikan pelatihan kepada para karyawannya.

Pendapatan dari pelatihan membatik ini akan dibagi

rata kepada para anggota Rumah Batik Palbatu yang ikut

serta mengajar batik dan sisanya akan masuk ke dalam kas

Rumah Batik Palbatu dan biaya operasional (pemeliharaan

alat-alat dan pembelian bahan baku membatik).

“jadi setiap ada yang mau ikut pelatihan membatik

ini kita tugasin beberapa anggota yang ada waktu

luang buat jadi pengajar, hasilnya nanti dibagi dua,

separo buat yang ngajar batik separonya lagi buat

Page 76: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

61

operasional.” (Hary, hasil wawancara 7 Maret

2020)

Pelatihan membatik difokuskan kepada pelatihan

batik tulis, karena dibandingkan dengan batik cap batik tulis

memiliki proses yang lebih rumit dan biasanya hasil karya

dari batik tulis lebih memiliki value yang lebih tinggi.

2. Gerai.id

Gerai.id merupakan program baru yang digagas oleh

Ahmad Yusuf sebagai salah satu anggota Rumah Batik

Palbatu. Berangkat dari sebuah keresahan dalam penjualan

hasil karya para anggota Rumah Batik Palbatu, Yusuf pun

membuat sebuah program yang mewadahi hal tersebut.

Konsep utama dari program ini adalah seluruh

anggota Rumah Batik Palbatu ikut berpartisipasi dalam

proses pemasaran hasil karya seluruh anggota. Sebenarnya

selain anggota, seluruh alumni program beasiswa difable

membatik, juga yang pernah mengikuti pelatihan membatik

di Rumah Batik Palbatu juga bisa ikut berpartisipasi dalam

program ini.

Program ini disebut sebagai solusi dalam

permasalahan pemasaran produk yang menjadi mimpi

buruk bagi seluruh pelaku usaha terutama Rumah Batik

Palbatu.

“Jadi ceritanya kan saya juga magang kuliah disini

hehe jadi abis penelitian trus nemu hasilnya, nemu

permasalahannya, nemu juga solusinya

Alhamdulillah. Walaupun masih dalam tahap

pengembangan, tapi saya berharap program

Page 77: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

62

gerai.id ini bisa jadi solusi jangka panjang buat

Rumah Batik Palbatu.” (Yusuf, hasil wawancara

14 Maret 2020)

Dalam penerapan program gerai.id ini, seluruh

anggota bisa ikut menjadi reseller bagi yang ingin menjual

hasil karya atau dagangannya. Peneliti mengambil contoh

seperti, misal A mau menjual hasil karya nya dengan harga

50 ribu rupiah lalu si A sounding di grup whatsapp gerai.id

tentang niatnya menjual hasil karyanya, lalu anggota lain

boleh ikut menjual hasil karyanya dan juga ikut mengambil

keuntungan seperti menjual kembali dengan harga 60 ribu.

Dengan begitu apabila si B ingin ikut menjual barang milik

A namun harga yang dipasang si B adalah 60 ribu, maka si

B ikut mendapat keuntungan sebesar 10 ribu dari barang

dagangan si A.

Dengan begitu sirkulasi pemasaran produk bisa lebih

meluas dengan adanya program gerai.id yang

mewadahinya. Program ini juga digagas sebagai jalan

keluar saat terhambatnya ekonomi saat masa pandemi

Covid-19.

Rumah Batik Palbatu memperbolehkan seluruh

anggotanya memanfaatkan sumberdaya yang ada di Rumah

Batik Palbatu dalam membuat batik (alat-alat membatik dan

bahan) dan menjualnya.

Kesimpulan yang bisa ditarik dari pernyataan pak

Hary diatas adalah;

Page 78: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

63

a. Alat dan bahan yang digunakan dalam membatik

bukan sesuatu yang mudah di dapat dan kadang

memiliki harga yang cukup tinggi.

b. Rumah Batik Palbatu memiliki kelengkapan alat

dan bahan yang biasa digunakan dalam membatik,

Rumah Batik juga memperbolehkan anggotanya

untuk memanfaatkannya.

c. Rumah Batik Palbatu memberikan kepercayaan

kepada anggotanya dalam memanfaatkan fasilitas

yang ada, Rumah Batik Palbatu tidak membebani

anggotanya tentang modal untuk membuat batik.

Anggota yang ingin membuat produk batik bisa

memanfaatkannya terlebih dahulu, pengembalian

modal dari bahan dan alat boleh ketika produknya

sudah laku terjual.

Program gerai.id ini memiliki komunikasi online

yang cukup bagus yaitu dengan adanya grup whatsapp,

sehingga memudahkan komunikasi anggotanya tanpa ada

tatap muka saat situasi pandemi Covid-19.

3. Beasiswa Difable Membatik

Beasiswa difable membatik adalah bentuk program

yang dibangun berdasarkan tanggung jawab sosial Rumah

Batik Palbatu kepada masyarakat disabilitas. Program ini

dibentuk pertama kali pada pertengahan tahun 2017,

Page 79: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

64

awalnya program ini bernama belajar membatik bersama

sahabat disabilitas, yang kemudian di tahun 2019 tepatnya

saat memasuki batch 6 program ini berganti nama menjadi

beasiswa difable membatik.

Konsep utama dari program ini adalah memberi

pelatihan membatik untuk peserta disabilitas yang telah

mendaftar dan telah lulus seleksi tertentu. Para peserta akan

diberikan pelatihan membatik oleh seluruh anggota Rumah

Batik Palbatu yang dibantu jugaoleh para relawan milenial

Rumah Batik Palbatu. Program berjalan selama kurang

lebih dua bulan dengan delapan kali pertemuan di setiap

hari sabtu.

Disabilitas yang diutamakan biasanya adalah mereka

yang menyandang tunarungu, namun ada juga beberapa

yang menyandang tunadaksa dan di batch yang ke enam

ada penderita kanker yang ikut serta dalam program ini.

Penderita kanker yang pernah ikut serta dalam program ini

adalah Restu, Rizky, dan Athala. Ketiganya adalah anak

remaja dibawah usia 17 tahun yang masih bersekolah di

jenjang SD maupun SMP. Yang masih rajin membatik dan

sering ke Rumah Batik Palbatu adalah Restu, Rumah Batik

Palbatu ikut serta dalam membatu ekonomi orang tua Restu

yang bisa dibilang ada di kelas menengah kebawah. Bentuk

nyata dari bantuan yang diberikan oleh Rumah Batik

Palbatu adalah, orang tua Restu diperbolehkan untuk ikut

Page 80: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

65

serta dalam belajar membatik yang kemudian bisa menjual

hasil karyanya di Rumah Batik Palbatu.

Selain sebagai keterampilan tambahan, para penderita

kanker bisa sekaligus melakukan terapi kesenian dengan

membatik. Bamandhita (2018) menyatakan terapi seni

membantu mereka dari berbagai perasaan yang tidak

menyenangkan, dan memberi dukungan saat mereka merasa

cemas dan jauh dari orang-orang yang mereka cintai. Selain

itu, dengan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan

kesenian dapat mengubah pola gelombang, hormon, dan

sinyal di otak.

Tidak ada ukuran pasti dalam menyelenggarakan

program beasiswa difable membatik ini, dalam artian tidak

menentu akan diadakan setiap berapa kali dalam setahun.

Sejauh ini beasiswa difable membatik telah melalui 6 batch

dan sudah mulai tahap seleksi di batch yang ketujuh.

Dalam proses selesksi para calon peserta akan

diwawancarai mengenai tanggung jawab dan

konsistensinya dalam mengikuti program beasiswa difable

membatik ini. Layaknya program beasiswa pada umumnya,

ada surat kontrak yang akan diberikan kepada calon peserta

yang berisi kewajiban selama mengikuti program beasiswa

difable membatik. Kewajiban yang tertera dalam surat

kontrak tersebut antara lain:

Page 81: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

66

Kewajiban pihak Pertama (Rumah Batik Palbatu):

a. Pihak Pertama memberikan pelatihan berupa beasiswa

untuk belajar Batik untuk angkatan ke_ sesuai ketentuan

yang berlaku, kepada Pihak Kedua untuk mengikuti dan

menyelesaikan Program Beasiswa Difabel Membatik di

Rumah Batik Palbatu selama 8 (delapan) pertemuan.

b. Pihak Pertama memfasilitasi tempat belajar membatik,

alat dan bahan kain membatik kepada Pihak Kedua

selama Program Beasiswa Difabel Membatik

berlangsung selama 8 (delapan) pertemuan.

c. Pihak Pertama memegang penuh atas keputusan apabila

Pihak Kedua tidak menaati peraturan yang sudah dibuat

dan disepakati oleh kedua belah pihak.

Kewajiban Pihak Kedua (Peserta):

a. Pihak Kedua wajib hadir selama 8 (delapan) pertemuan

untuk menerima materi yang disampaikan oleh Pihak

Pertama.

b. Pihak Kedua diberikan dispensasi maksimal 3 kali tidak

hadir, jika Pihak Kedua tidak hadir melebihi batas

maksimal dispensasi dan tanpa ada keterangan yang

jelas, Pihak Pertama berhak mengambil keputusan untuk

memberhentikan Beasiswa Program Beasiswa Difabel

Membatik.

Page 82: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

67

c. Pihak Kedua wajib memberikan informasi atau

keterangan kepada Pihak Pertama dengan alasan yang

relevan jika Pihak Kedua berhalangan hadir.

d. Pihak Kedua wajib menyelesaikan semua tugas yang

diberikan oleh Pihak Pertama selama Program Beasiswa

Difabel Membatik berlangsung, selama selama 8

(delapan) pertemuan.

Setelah mengisi semua isi dari kontrak peserta

program beasiswa difable membatik, para peserta harus

menandatangani kontrak tersebut dengan disertai materai

6000.

Page 83: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

68

BAB IV

TEMUAN LAPANGAN

A. IMPLEMENTASI MODAL SOSIAL DI RUMAH BATIK

PALBATU

Modal sosial merupakan sebuah entitas dalam suatu

kelompok sosial yang memanfaatkan unsur kepercayaan, norma,

dan jaringan sosial sebagai tumpuan dasar pelaksanaannya.

Rumah Batik Palbatu memanfaatkan modal sosial sebagai salah

satu kunci terutama dalam program yang memiliki konsep

pemberdayaan. Berikut penjabaran dari pemanfaatan modal sosial

di Rumah Batik Palbatu:

1. Kepercayaan (trust)

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, trust atau

kepercayaan merupakan sebuah tindakan yang didasari oleh

rasa yakin bahwa orang lain akan melakukan sesuai dengan

apa yang diharapkan dan merupakan pola yang saling

mendukung.

Dalam perkembangannya, Rumah Batik Palbatu tidak

terlepas dari rasa percaya antara keanggotaan yang

tergabung di dalamnya. Dalam proses awal pembentukan

Rumah Batik Palbatu, Pak Hary dan Pak Iwan meyakinkan

warga jalan Palbatu dan otoritas setempat agar bisa

mendukung dan berpartisipasi dalam mengimplementasikan

gagasan mereka terkait Rumah Batik Palbatu.

Page 84: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

69

Banyak hambatan yang harus mereka lalui untuk

meyakinkan warga dan otoritas setempat, sebagaimana

dijelaskan oleh pak Hary:

“Proses paling sulit pas mendirikan Rumah Batik

ini ya tentang bagaimana cara meyakinkan warga

Palbatu sini, RT, sama RW. Apalagi yang

berkaitan sama proposal yang isinya tentang

pengajuan dana. Tapi karna saya dan pak Iwan

udah terlanjur niat ya mau ga mau harus konsisten

sama ikhtiar yang kuat.” (Hary, hasil wawancara 7

Maret 2020)

Pernyataan tersebut menjelaskan bagaimana trust atau

kepercayaan dari lingkungan sekitar menjadi tumpuan

utama dalam mendirikan Rumah Batik Palbatu. Sampai

pada akhirnya terbentuklah sebuah pola kepercayaan antara

lingkungan kepada Rumah Batik Palbatu. Warga sekitar

mampu mempercayai program-program yang diusung

Rumah Batik Palbatu, salah satu contoh kepercayaan warga

kepada Rumah Batik Palbatu adalah ketika warga dengan

sukarela berpartisipasi dan dengan sukarela dinding

rumahnya dilukis dengan motif batik dalam program

ngebatik sekampung.

Begitu pula dengan otoritas setempat seperti ketua RT

dan ketua RW, pak Hary dan pak Iwan berhasil

meyakinkan otoritas setempat agar bisa mendukung penuh

program-program yang di gagas Rumah Batik Palbatu. Ada

kepercayaan yang diberikan otoritas setempat kepada

Rumah Batik Palbatu, Rumah Batik Palbatu tidak akan

mendapat kesulitan ketika ingin mengadakan program-

Page 85: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

70

program yang di gagas karena adanya dukungan penuh dari

otoritas setempat terkait izin penyelenggaraannya.

Dalam beberapa tahun terakhir Rumah Batik Palbatu

berhasil melakukan ekspansi besar-besaran yang

berdampak baik bagi reputasi Rumah Batik Palbatu. Hal

tersebut yang menyebabkan Rumah Batik Palbatu merekrut

anggota-anggota baru yang bukan hanya dari warga sekitar.

Pak Hary dan pak Iwan selaku pendiri Rumah Batik Palbatu

membuka kesempatan bagi anggota yang berkomitmen

untuk ikut serta menjadi tim pengurus Rumah Batik

Palbatu. Adanya kepercayaan yang diberikan pak Hary dan

pak Iwan kepada beberapa anggota seperti Meliana untuk

menjadi bagian dari tim pengurus yang ikut serta

merencanakan beberapa pengembangan program dari

Rumah Batik Palbatu.

Pak Hary menjelaskan tentang bentuk

kepercayaannya terhadap anggota yang memiliki komitmen

penuh terhadap Rumah Batik Palbatu:

“Sebenernya sih terbuka bagi siapapun ya (ikut

serta dalam mengurus), tapi kan yang dibutuhkan

RBP itu komitmen dan tanggung jawab. Jadi ya

saya jadikan beberapa anggota kaya Meli dan

Yusuf ini sebagai tim pengurus karna saya percaya

ada tanggung jawab dan komitmen di diri mereka.”

(Hary, hasil wawancara 7 Maret 2020)

Begitu pula pengakuan dari kacamata Meliana

tentang kepercayaan antara anggota dan pendiri sekaligus

pengurus Rumah Batik Palbatu. Meliana menaruh harapan

kepada Rumah Batik Palbatu agar dapat selalu berkembang

Page 86: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

71

dengan cara turut berpartisipasi dan mempercayai kinerja

seluruh pengurus Rumah Batik Palbatu.

“Saya juga ga nyangka ya bisa dikasih

kepercayaan buat jadi tim pengurus RBP, padahal

awalnya saya cuma mau belajar tentang batik aja.

Saya terima tawaran dari pak Hary (buat jadi tim

pengurus) karna saya senang ada disini trus juga

percaya RBP ini bisa jadi simbol perkembangan

budaya batik di Jakarta.” (Meliana, hasil

wawancara 14 Maret 2020)

Layaknya sebuah keluarga, individu-individu yang

tergabung di dalam Rumah Batik Palbatu menaruh

kepercayaan satu sama lain yang di dasari oleh seberapa

intens komunikasi dan interaksi di dalamnya serta seberapa

dekat juga hubungan antara individu maupun kelompok

yang terlibat di dalamnya.

Secara garis besar Rumah Batik Palbatu merupakan

sebuah industri kreatif yang bergerak di sektor wisata

budaya. Hal tersebut yang mendasari bentuk trust yang

diadopsi ke dalam program merupakan bentuk trust yang

biasa digunakan dalam dunia wirausaha. Sebagaimana

disebutkan oleh Fadjar (2016) bahwa trust, sebuah kata

kunci yang bisa membuka banyak kebuntuan dalam bisnis

dan urat nadi dari bisnis. Semua konsep, strategi bisnis

yang begitu sempurna akan tidak berarti bila trust ini

hilang. Sebaliknya strategi sederhana akan bekerja ampuh

bila ada derajat trust yang tinggi.

Mengambil gambaran trust dalam program beasiswa

difable membatik, Rumah Batik Palbatu memberikan

Page 87: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

72

kepercayaan kepada peserta dengan kriteria tertentu untuk

belajar membatik secara gratis selama dua bulan penuh.

Rumah Batik Palbatu memberikan trust kepada peserta

dengan harapan agar setelah mengikuti pelatihan peserta

memiliki keterampilan mengenai batik dan bisa berdaya

secara ekonomi dengan menjadi pembatik atau pengusaha

batik. Setelah menguasai batik, Rumah Batik Palbatu

memberikan kepercayaan kepada peserta agar bisa menjual

hasil karyanya di Rumah Batik Palbatu. Sebagaimana

penuturan Novita selaku alumni beasiwa difable membatik

batch 1 (penyandang tunarungu) yang rutin membatik dan

menjual hasilkaryanya secara mandiri ataupun lewat

Rumah Batik Palbatu.

“Saya bersyukur bisa dikasih kepercayaan buat

membatik dan menjual hasil karya saya disini

(Rumah Batik Palbatu).” (Novita, hasil wawancara

11 Juli 2020)

Dari beberapa pernyataan di atas dapat ditarik

kesimpulan bahwa ada beberapa indikasi utama dalam

proses pembentukan trust di Rumah Batik Palbatu,

diantaranya:

a) Persamaan frekuensi yang terbentuk akibat

komunikasi intens yang terjalin antara aktor-aktor

yang tergabung di dalamnya.

b) Inklusifitas yang terjalin diantara individu yang

tergabung, tidak membedakan status, agama, suku,

Page 88: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

73

ras, dan lain-lain. Hal tersebut yang menyebabkan

adanya kedekatan secara emosional antara

individu-individu yang tergabung di dalamnya.

c) Tindakan, sifat, dan perilaku individu yang

tergabung di dalamnya.

2. Norma

Norma merupakan sebuah pola aturan yang

diperlakukan sebagai pedoman utama dalam bertindak dan

berinteraksi seorang individu dengan individu lain.

Sedangkan norma sosial merupakan sebuah norma yang

lebih berfokus pada pola interaksi individu dalam sebuah

kelompok yang dijaga agar tidak ada perpecahan dan

kesalahpahaman.

Dalam Rumah Batik Palbatu norma yang disepakati

diadopsi dari nilai filosofis dan nilai moral dari budaya

batik itu sendiri. Walaupun setiap pola batik memiliki

makna filosofis dan pesan yang berbeda-beda, namun

secara umum batik merupakan sebuah anugerah budaya

yang diwariskan nenek moyang Indonesia. Sebagaimana

dijelaskan oleh pak Hary:

“Mangkanya, perlu ada pemahaman mendasar dari

batik itu sendiri, dalam artian apasih batik itu?

Pesan apasih yang mau disampaikan oleh batik

kepada kita?.” (Hary, hasil wawancara 7 Maret

2020)

Pesan moral yang ingin disampaikan dari “membatik”

adalah bagaimana kita agar lebih menghargai sebuah

Page 89: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

74

proses, menghormati kepada sesama melalui toto kromo,

menjaga ikatan batin dengan sesama, dan kepedulian

mendalam bagi sesama terutama bagi yang

membutuhkannya.

Persamaan perspektif dan frekuensi seluruh anggota

di Rumah Batik Palbatu tentang batik menyebabkan norma

yang berjalan terbilang cukup efektif. Salah satu bentuk

nyata norma yang berjalan di Rumah Batik Palbatu adalah

tentang jadwal rapat bagi pengurus dan anggota. Telah

disepakati bahwa diadakan rapat setiap seminggu sekali di

hari sabtu, kewajiban untuk mengikutinya dan apabila

berhalangan harus meminta maaf kepada seluruh anggota

dan menyertai alasannya. Walaupun di keadaan pandemi

dan harus menerapkan Physical Distancing tapi rapat harus

tetap berjalan walaupun harus lewat aplikasi pertemuan di

smartphone seperti zoom.

“Udah disepakatin dari awal tentang rapat, apapun

kondisinya kecuali ada keperluan mendesak,

semua harus ikut rapat. Kalo lagi gabisa tatap

muka (situasi pandemi) ya kan bisa lewat hape.”

(Saski, hasil wawancara 11 Juli 2020)

“Kemaren aku sering gaikut rapat gara-gara ada

keperluan kerjaan hehe, mau gamau aku harus

japri satu-satu semua anggota sambil minta maaf.”

(Dina, hasil wawancara 11 Juli 2020)

Output dari norma yang mengatur tentang jadwal

rapat adalah sebuah konsistensi, tanggung jawab, dan

kebersamaan. Setiap anggota terlepas dari jabatan sebagai

Page 90: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

75

pengurus ataupun relawan semua harus menaati aturan yang

berlaku dan semua harus ikhlas dan menerimanya.

Selain tentang aturan dalam rapat mingguan,

kebersihan dan kerapihan Rumah Batik Palbatu pun

memiliki sebuah norma yang harus dijalankan bersama.

Setiap anggota Rumah Batik Palbatu wajib merapihkan

barang-barang yang telah selesai dipakai dan

membersihkan ruangan setelahnya.

“Semua barangnya kan susah dapetinnya, harganya

juga ada yang lumayan (mahal) mangkanya kalo

abis dipake sama anggota atau sama peserta kita

wajib rapihin trus dibersihin juga disapu sama di

pel. Bukannya apa-apa, klo ada yang rusak sama

hilang kan kita juga yang rugi.” (Yuyun, hasil

wawancara 14 Maret 2020)

Dalam pelaksanaan program, khusunya dalam

program beasiswa difable membatik, norma yang dijalani

akan lebih bersifat teknis dan sesuai dengan lapangan.

Dalam menjalankan program beasiswa difable membatik

banyak norma yang harus dituruti karena adanya perbedaan

karakteristik peserta yang menyandang disabilitas

khususnya tunarungu. Sebagaimana dijelaskan oleh Ahmad

Yusuf sebagai salah satu anggota Rumah Batik Palbatu

sekaligus aktivis bahasa isyarat:

“Mereka (teman-teman tunarungu) itu lebih

sensitif, kadang mereka ga suka kalo kita ngobrol

sama orang trus dia ga diajak ngomong. Pokoknya

kita harus seolah-olah komunikatif sama mereka.”

(Yusuf, hasil wawancara 14 Maret 2020)

Page 91: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

76

Sejauh ini hanya ada dua anggota Rumah Batik

Palbatu yang menguasai penuh terkait bahasa isyarat dan

etika komunikasi dengan penyandang tuli atau tunarungu

mereka adalah Ahmad Yusuf dan Putri Haitami. Sejauh

yang peneliti pelajari, ada beberapa etika ketika berinteraksi

dengan teman-teman tuli atau tunarungu, diantaranya:

a) Pastikan apakah mereka nyaman diajak

komunikasi atau tidak, dalam artian keterbatasan

kita dalam menggunakan bahasa isyarat kadang

kala membuat mereka sedikit terganggu.

b) Kita harus ekspresif dan tidak boleh menunjukan

ekspresi dan gerakan yang tidak sinkron.

c) Tidak menutup mulut, mengunyah permen dan

kegiatan lain yang bisa mengganggu mereka dalam

membaca gerak bibir kita.

d) Jika memutuskan untuk minta bantuan

penerjemah, kita harus tetap berfokus dan lebih

komunikatif kepada mereka.

Selain norma dalam berkomunikasi dengan peserta

tuli atau tunarungu, anggota Rumah Batik juga harus

mendapingi penuh para peserta karena ada beberapa

momen kecil yang bisa berakibat fatal bagi peserta tuli atau

tunarungu.

Page 92: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

77

Peneliti mengambil contoh sebagaimana telah

dijelaskan oleh pak Hary, bahwa dalam membatik ada

proses yang dinamakan lorot. Proses lorot sendiri

merupakan proses dalam melepas lilin malam dari kain.

Dalam prosesnya lorot membutuhkan kwali besar, air

mendidih, dan pastinya kompor yang menggunakan gas

agar lebih maksimal. Kadangkala kita pun harus teliti dan

berhati-hati ketika menggunakan kompor gas, kebocoran

sedikit akan menimbulkan malapetaka. Kebocoran gas

maupun selang kompor dapat diidentifikasi dengan bunyi

yang menggangu dari sumbernya. Dikarenakan mereka

(peserta beasiswa difable membatik) tidak bisa mendengar

maka perlu ada pendampingan untuk hal-hal yang seperti

ini.

3. Jaringan

Bisa dikatakan bahwa jaringan sosial merupakan

sebuah jembatan penghubung antara individu ataupun

kelompok lain yang bisa membuat sebuah perkembangan

bagi yang terlibat. Perkembangan dalam artian dengan

adanya jaringan maka akan ada pertukaran baik informasi

maupun resources.

Rumah Batik Palbatu selalu menjaga maupun

mengembangkan jaringan yang ada, salah satu contohnya

jaringan dengan Asosiasi Pengusaha dan Pengrajin Batik

Indonesia (APPBI). APPBI merupakan sebuah asosiasi

besar yang menaungi pembatik maupun industri batik yang

Page 93: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

78

ada di seluruh Indonesia. Pertukaran yang terjadi antara

APPBI dan Rumah Batik Palbatu adalah, APPBI ikut

membantu mempromosikan Rumah Batik Palbatu agar

lebih ter-ekspos dan menjaga reputasi dari Rumah Batik

Palbatu, sedangkan Rumah Batik Palbatu ikut berpartisipasi

dalam melestarikan budaya batik sesuai dengan apa yang

ada dalam misi APPBI.

Peneliti mendapat kesempatan berharga

mewawancarai salah satu pengurus APPBI yang berasal

dari Cirebon yaitu Agus Purwanto. Pada tanggal 12 Maret

2020 Pak Agus datang ke Jakarta untuk mengisi salah satu

workshop batik yang diadakan di Bale Nusa, Kebayoran

Baru, Jakarta Selatan.

Sebagaimana telah disebutkan oleh pak Agus, salah

satu pendiri Rumah Batik Palbatu yaitu Budi Darmawan

(Pak Iwan) merupakan salah satu anggota APPBI dari

Jakarta. Bila ada masalah eksternal maupun ada masukan

kepada APPBI, pak Iwan selalu menjadi mediator antara

Rumah Batik Palbatu dengan APPBI.

Pak Iwan sendiri merupakan seseorang yang memiliki

banyak relasi dengan orang-orang besar maupun

perusahaan-perusahaan tertentu. Salah satu mitra Rumah

Batik Palbatu hasil dari relasi pak Iwan adalah PT.

Indonesia Power yang merupakan anak perusahaan dari

Perusahaan Listrik Negara (PLN). PT. Indonesia Power

pernah beberapa waktu menjadi mitra dari Rumah Batik

Page 94: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

79

Palbatu, salah satu output dari kemitraan tersebut adalah

pembentukan website kampoengbatikpalbatu.com.

“Dulu saya mikir gimana cara nya sounding RBP

ke masyarakat luas, akhirnya dengan relasi sama

PT.Indonesia Power RBP ini bisa dibuatkan

website resmi dan tidak dikenakan biaya.” (Iwan,

hasil wawancara 14 Maret 2020)

Selain dari perusahaan-perusahaan swasta, Rumah

Batik Palbatu pun pernah menjalin kerjasama dengan

beberapa pihak pemerintahan. Bahkan ketika sedang marak

pemilihan umum, banyak calon-calon legislatif yang datang

dan berdiskusi dengan Rumah Batik Palbatu, tetapi pak

Hary sebagai salah satu pendiri Rumah Batik Palbatu

menolak keras Rumah Batik Palbatu dijadikan sebagai alat

politik.

Selain dengan kemitraan, Rumah Batik Palbatu juga

menjaga jaringan yang ada antara anggota maupun peserta-

peserta yang pernah mengikuti program. Sejauh ini Rumah

Batik Palbatu memiliki dua program unggulan yaitu wisata

edukasi batik dan beasiswa difable membatik.

Program wisata edukasi batik merupakan program

yang bersifat umum, siapa saja boleh mengikuti pelatihan

batik dengan biaya tertentu. Para peserta yang pernah

mengikuti program wisata edukasi batik masih banyak yang

menjaga komunikasi baik dengan Rumah Batik Palbatu,

sehingga bisa menjadi media promosi dari mulut ke mulut.

Begitu pula dengan program beasiswa difable

membatik yang sejauh ini telah masuk di batch yang

Page 95: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

80

ketujuh. Rumah Batik Palbatu berusaha untuk tetap

menjaga jaringan dengan alumni dari batch satu sampai

batch enam.

“Saya pribadi usaha keras buat jaga komunikasi

sama alumni batch-batch sebelumnya, sejauh ini

selain mereka jual hasil karya nya ke kita belum

ada satu program yang khusus buat menaungi

mereka-mereka itu.” (Hary, hasil wawancara 7

Maret 2020)

Dengan begitu jaringan yang dibentuk antara Rumah

Batik Palbatu dan alumni program terbilang cukup baik

dengan contoh nyata masih ada beberapa alumni yang

sering main ke Rumah Batik Palbatu.

B. PROGRAM BEASISWA DIFABLE MEMBATIK DAN

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Menurut Robert Chambers (yang dikutip oleh Alfitri,

2011:22) secara umum pemberdayaan masyarakat merupakan

sebuah konsep pembangunan ekonomi yang didalamnya

terangkum nilai-nilai sosial. Tujuan utama dalam program yang

menganut filosofi pemberdayaan masyarakat adalah bagaimana

tentang program yang bersifat suistainable dan menghindari

ketergantungan.

Dalam penelitian ini, peneliti menemukan data lapangan

tentang program beasiswa difable membatik yang memiliki dasar

atas kepedulian Rumah Batik Palbatu terhadap teman-teman

disabilitas yang sulit mendapat pekerjaan. Maka dari itu Rumah

Batik Palbatu mengagagas program beasiswa difable membatik

Page 96: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

81

yang merepresentasikan pemberdayaan masyarakat sebagai

tujuan utamanya.

1. Filantropi Sosial

Masih sedikit kajian pustaka yang membahas

hubungan antara filantropi sosial dengan modal sosial,

namun peneliti berusaha mecari beberapa sumber yang

memberikan contoh nyata dari bentuk filantropi yang

diadopsi dalam modal sosial.

Peneliti memutuskan untuk menjelaskan bentuk

filantropi yang ada di modal sosial karena kutipan dari

Adiprigandari (dalam Alfitri, 2011:10). Adiprigandari

menyebutkan filantropi yang mencangkup kepedulian sosial

masuk dalam unsur modal sosial. Budaya seperti gotong

royong yang telah melekat pada bangsa Indonesia secara

tidak langsung telah mengadopsi modal sosial.

Kepedulian menjadi tumpuan utama pak Hary dalam

menggagas program beasiswa difable membatik.

“Saya percaya kalo kita melakukan hal baik,

kebaikannya bakal balik lagi ke kita, Allah ga tidur

kok. Saya udah sering ikut program-program sosial

kaya ACT, agen kebaikan dan lain-lain, nah dari

pengalan itu saya punya niat baik buat bikin

program yang outputnya membantu sesama. Nah

dari situ saya ketemu sama Yusuf, kebetulan

Yusuf kan aktif tuh di JBI (Juru Bahasa Isyarat)

jadi setelah ngobrol-ngobrol di warkop akhirnya

ketemu jalannya buat bikin program beasiswa

difable membatik.” (Hary, hasil wawancara 7

Maret 2020)

Page 97: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

82

Pak Hary sendiri mengaku tidak pernah memiliki ke

khawatiran kepada masalah keuangan ketika menjalankan

program beasiswa difable membatik. Bisa diakui bahwa

dalam program beasiswa difable membatik sama sekali

tidak memungut biaya sepeser pun dari para peserta, malah

para peserta di fasilitasi dengan makan siang setiap jadwal

pelatihan, alat dan bahan yang sudah disediakan secara

komplit bahkan peserta setelah menguasai teknik membatik

boleh menjual hasil karyanya di Rumah Batik Palbatu.

Sejauh ini hanya ada dua anggota di Rumah Batik

Palbatu yang menguasai bahasa isyarat yaitu Yusuf dan

Putri.

“Kamu tau ga kenapa saya bisa bahasa isyarat?

Jadi ya.. ibu saya tuli dan ya mau gamau saya

sebagai anak harus bisa bahasa isyarat biar bisa

komunikasi. Bagi saya punya ibu yang gabisa

ngomong bisa jadi dorongan buat peduli sama

temen-temen tuli lainnya diluar sana. Gara-gara

bahasa isyarat saya bisa dapet uang (menjadi juru

bahasa isyarat di tv) bahkan waktu itu beberapa

tahun lalu saya pernah diundang ke Jepang gara-

gara bahasa isyarat, Alhamdulillah.” (Yusuf, hasil

wawancara 14 Maret 2020)

“Gue juga sama kaya Yusuf, orang tua gue dua-

duanya tuli. Intinya bukannya gue bersyukur

punya orang tua tuli, bukan, tapi kita gaboleh malu

atau mungkin putus asa sama takdir yang udah

dikasih. Takdir yang ga diharapkan yang kaya gitu

harusnya jadi acuan buat kita, gimana caranya dari

yang kurang baik jadi kelebihan, nilai plus buat

kita.” (Putri, hasil wawancara 11 Juli 2020)

Page 98: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

83

Dari hasil temuan diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa bentuk filantropi sosial yang ada di Rumah Batik

Palbatu bukan sekedar filantropi yang memberi dan

memberi, namun bentuk nyata yang ada adalah kepedulian

yang menghasilkan output dari unsur pemberdayaan.

Bentuk filantropi sosial tersebut merupakan bentuk

filantropi modern dimana yang menjadi tujuan utamanya

adalah seberapa efektif kepedulian kita terhadap sesama.

Kepedulian bisa diartikan sebagai pemberian, baik yang

berupa barang maupun sesuatu yang tidak kasat mata

seperti ilmu.

Page 99: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

84

BAB V

ANALISA TEMUAN LAPANGAN

A. REFLEKSI TEORI

Bab II menjelaskan bahwa secara garis besar modal sosial

merupakan pendayagunaan kerjasama antar anggota suatu

kelompok dalam mencapai tujuan bersama. Ada empat unsur

modal sosial yang di adopsi oleh Rumah Batik Palbatu, yaitu

trust, norma dan nilai sosial, jaringan sosial, dan filantropi sosial.

Penelitian ini “Pemberdayaan Industri Kreatif Berbasis Modal

Sosial (studi kasus di Rumah Batik Palbatu)”, menggunakan teori

modal sosial yang dicanangkan oleh James Coleman sebagai

pisau analisis.

Sunyoto (2018) mengutip pandangan Coleman yang

mengatakan bahwa modal sosial merupakan sebuah bentuk

kerjasama antara anggota yang ada di dalam sebuah kelompok.

Kepercayaan merupakan instrumen utama dalam sebuah

komunitas atau masyarakat. Biasanya kepercayaan terbentuk

karena adanya kesamaan nasib maupun kesamaan frekuensi dan

minat sehingga mampu menyatukan diri dalam mencapai tujuan

tertentu.

Berikut peneliti akan menjabarkan hasil analisa dari

pemanfaatan unsur-unsur modal sosial (trust, norma&nilai,

jaringan sosial, filantropi sosial) dalam program pemberdayaan di

Rumah Batik Palbatu:

Page 100: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

85

1. Trust atau kepercayaan Sebagai bonding antara

pengelola, anggota, peserta program, dan

masyarakat sekitar.

Kepercayaan merupakan sebuah kunci dalam

penguatan komunikasi dan interaksi dalam sebuah

kelompok. Kepercayaan yang terbentuk di Rumah Batik

Palbatu memiliki perjalanan waktu yang cukup panjang.

Sedari awal pembentukan Rumah Batik Palbatu, pak Hary

dan pak Iwan selaku founder dari Rumah Batik Palbatu

berhasil meyakinkan lingkungan sekitar dalam hal ini

warga dan otoritas setempat dalam sounding tentang apa

dan bagaimana Rumah Batik Palbatu.

Demikian pula dalam mengelola maupun dalam

pengembangan program, Rumah Batik Palbatu menjadikan

kepercayaan sebagai pijakan dalam pengaplikasian seluruh

gagasan-gagasan yang telah dibentuk.

Dampak akan hasil dari pengaplikasian trust yang

terkandung dalam modal sosial ketika membangun,

mengelola, dan mengembangkan Rumah Batik Palbatu

dapat dilihat dalam beberapa hal:

a. Dukungan Penuh dari Warga dan Otoritas

Setempat

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya,

pak Hary dan pak Iwan selaku founder Rumah Batik

Palbatu menjadikan kepercayaan warga dan otoritas

Page 101: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

86

setempat sebagai langkah awal dalam mendirikan

Rumah Batik Palbatu.

Kepercayaan dari warga sekitar menjadi penting

karena dengan adanya kepercayaan dari warga maka

timbul sebuah dukungan baik moral maupun materi

terhadap program-program yang di gagas Rumah

Batik Palbatu. Karena tujuan awal pembentukan

Rumah Batik Palbatu adalah pemberdayaan ekonomi

bagi warga Palbatu, pak Hary berharap Rumah Batik

Palbatu bisa menjadi solusi bagi warga Palbatu yang

memiliki masalah dalam ekonominya.

Pak Hary dan pak Iwan dengan relasi yang

dimiliki, mengundang pembatik dari Jawa Timur

yang kemudian memberikan kepercayaan kepada

warga Palbatu untuk ikut serta dalam pelatihan

membatik. Setelah menguasai teknik membatik,

warga Palbatu diberikan kepercayaan untuk menjadi

anggota Rumah Batik Palbatu. Dalam penerapan

programnya, warga Palbatu yang ikut serta dalam

keanggotaan Rumah Batik Palbatu di berikan tugas

untuk menjadi pengajar batik dan juga pengrajin

batik. Profit dari kegiatan tersebut dibagi dua,

setengah buat warga yang berpartisipasi dan setengah

lagi untuk kas Rumah Batik Palbatu.

Selanjutnya dukungan dari otoritas setempat

yaitu ketua RT dan ketua RW. Pada dasarnya Rumah

Batik Palbatu ini mencangkup RW 04 yang ada di

Page 102: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

87

Kelurahan Menteng Dalam. Ini berarti bahwa seluruh

stakholder yang ada di RW 04 berhak untuk ikut

berpartisipasi dalam pengembangan Rumah Batik

Palbatu. Otoritas setempat menaruh kepercayaan

kepada Rumah Batik Palbatu sebagai salah satu

wadah dalam menyalurkan keterampilan membatik.

b. Stimultan Bagi Seluruh Anggota

Sejatinya Rumah Batik Palbatu memiliki jajaran

pengelola antara lain pak Hary, pak Iwan, dan juga bu

Yuyun (Sri Wahyuni). Namun Rumah Batik juga

membuka peluang bagi anggota yang memiliki

tanggung jawab dan konsistensi untuk ikut serta

dalam mengelola Rumah Batik Palbatu. Mengelola

dalam artian ikut serta dalam perencanaan program

secara mendalam (termasuk di bagian keuangan),

pengelola juga berhak untuk mengetahui urusan dapur

Rumah Batik Palbatu.

Dengan demikian para anggota Rumah Batik

Palbatu terpacu dengan adanya kepercayaan yang

diberikan oleh pak Iwan maupun pak Hary. Dengan

demikian para anggota lebih bersemangat dan

meningkatkan kesadarannya terhadap perkembangan

Rumah Batik Palbatu.

Page 103: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

88

c. Adanya Respon Peserta Program Terhadap

Rumah Batik Palbatu

Rumah Batik Palbatu dalam program Beasiswa

difable membatik memberikan kepercayaan kepada

teman-teman disabilitas terpilih untuk secara gratis

ikut serta dalam pelatihan membatik. Semua biaya

operasional dalam program tersebut seperti bahan

baku dan alat-alat 100% ditanggung oleh pihak

Rumah Batik Palbatu. Para peserta juga akan

diberikan makan siang selama program berjalan.

Inisiasi tersebut membuat psikologis para

peserta menjadi lebih baik sehingga para peserta

mendedikasikan dirinya untuk berpartisipasi penuh

dalam program tersebut. Setelah program tersebut

selesai kurang lebih selama 2-3 bulan ada wisuda bagi

para peserta. Peserta diberikan sertifikat sebagai tanda

bahwa mereka pernah mengikuti pelatihan membatik.

Peserta juga dibuatkan video dokumenter selama

program berlangsung.

Dampak atau hasil program pun tidak berhenti

sampai disini. Setelah selesai program selama 2-3

bulan, ada “seleksi alam”. Dalam artian alumni-

alumni tertentu yang memiliki antusias dan

konsistensi melibatkan dirinya dalam program-

program di Rumah Batik Palbatu yang lain.

Sebenarnya Rumah Batik Palbatu membuka pintu

bagi setiap alumni program beasiswa difable

Page 104: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

89

membatik untuk terus berkarya dan menjual karyanya

di Rumah Batik Palbatu. Namun dikarenakan

kesibukan dan lain hal hanya beberapa saja yang

masih menetap dan menjadi anggota Rumah Batik

Palbatu. Hal tersebut merupakan sebuah bentuk

resiprositas atau timbal balik yang diberikan oleh

alumni program kepada Rumah Batik Palbatu. Para

alumni program beasiswa difable membatik yang

masih terus berkarya merupakan ekspresi mereka

dalam membayar kepercayaan yang diberikan Rumah

Batik Palbatu.

2. Norma dan Nilai Sosial Sebagai Pedoman dalam

Berinteraksi, dan mengambil keputusan

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa

norma merupakan sebuah pedoman dalam bertindak dan

berinteraksi individu-individu yang tergabung dalam

kelompok. Filosofi dan nilai moral yang terkandung dalam

budaya batik yang menjadi pedoman dalam pengelolaan

Rumah Batik Palbatu.

Batik mengajarkan tentang bagaimana cara

menghargai sebuah proses, menghargai sesama maupun

orang lain lewat toto kromo, menjaga ikatan batin dengan

sesama, dan kepedulian terhadap lingkungan. Peneliti

melihat hal tersebut yang diadopsi Rumah Batik Palbatu,

baik dalam keanggotaan maupun di luar keanggotaan.

Page 105: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

90

Rumah Batik Palbatu berusaha melestarikan batik sebagai

budaya materil dan filosofis.

Berikut merupakan dampak diadopsinya batik sebagai

pedoman baik secara norma maupun nilai sosial dalam

Rumah Batik Palbatu:

a. Penyeragaman Frekuensi dalam Mencapai

Tujuan Bersama

Pesan moral yang terdapat pada batik sebagai

pedoman dalam Rumah Batik Palbatu menjadikan

keseluruhan stakeholder yang terkait memiliki

kesamaan frekuensi dan perspektif. Hal tersebut

mendorong kerjasama antar anggota yang terlibat

dalam mencapai tujuan bersama. Rumah Batik

Palbatu memiliki tujuan yang sangat eksplisit, yakni

melestarikan budaya batik, pemberdayaan ekonomi,

dan economic gain yang dirasakan bersama.

b. Adanya kedisiplinan tingkat lanjut antar

anggota Rumah Batik Palbatu

Kedisiplinan merupakan sebuah kunci dalam

mengatur sebuah kelompok maupun organisasi.

Kedisiplinan ada karena anggota yang tergabung

dalam kelompok ataupun organisasi menaati

peraturan yang ada. Begitu juga dengan apa yang

terjadi di Rumah Batik Palbatu, disiplin merupakan

kunci agar tidak ada clash antar anggota dan miss

komunikasi. Komitmen merupakan kata yang cocok

Page 106: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

91

dalam pengaplikasian kedisiplinan. Rumah Batik

Palbatu menuntut setiap anggotanya untuk

bertanggung jawab dan berkomitmen penuh dalam

menerapkan aturan yang ada. Sanksi sosial bagi yang

melanggar aturan pun ada namun tidak tertulis hanya

berupa kesepakatan bersama. Sanksi pun tidak wajib

dilakukan apabila melanggar, namun hanya kesadaran

diri sendiri yang melatar belakangi setiap anggota

Rumah Batik Palbatu untuk menjalankannya.

Hasil positif dari diterapkannya kedisiplinan

pun terlihat jelas, sekretariat Rumah Batik Palbatu

bersih dan rapi setiap saat karena ada kedisiplinan

setiap anggotanya dalam menjaga kebersihan dan

kerapihan. Kedisiplinan terkait waktu maupun jadwal

rapat pun dapat diterapkan dengan baik di Rumah

Batik Palbatu.

c. Anggota Rumah Batik Palbatu Bisa Memahami

Karakter Satu Sama Lain

Batik mengajarkan tentang bagaimana cara

dalam menghargai sesama apapun kondisinya.

Keanggotaan Rumah Batik Palbatu cukup kompleks

karena berbagai macam individu yang berbeda

karakter tergabung di dalamnya.

Perbedaan tersebut mengahruskan seluruh

anggota bekerja sama satu sama lain walaupun

berbeda karakter maupun latar belakang. Tidak boleh

Page 107: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

92

ada penghalang dalam bekerja sama untuk mencapai

tujuan bersama. Seluruh keanggotaan Rumah Batik

Palbatu mulai dari pengelola sampai relawan dituntut

untuk bisa saling memahami satu sama lain agar lebih

mudah dalam bekerja sama.

d. Adanya Inklusifitas antara Anggota dan

Peserta Penyandang Difable

Kepedulian terhadap teman-teman disabilitas

yang melatar belakangi pak Hary berkolaborasi

dengan Ahmad Yusuf dalam membuat program

beasiswa difable membatik. Kesulitan dalam mencari

pekerjaan acap kali dirasakan oleh teman-teman

difable. Maka dari itu Rumah Batik Palbatu berharap

pelatihan membatik yang diberikan kepada teman-

teman disabilitas dapat menjadi bekal dalam

kehidupan ekonomi teman-teman disabilitas.

Sebagai individu yang memiliki kesempurnaan,

acap kali merasa sungkan ketika berhadapan dengan

teman-teman penyandang disabilitas terutama

penyandang tuli. Rasa sungkan timbul karena

permasalahan dalam hal komunikasi dengan teman-

teman tuli. Teman-teman tuli biasa berkomunikasi

dengan menggunakan bahasa isyarat. Anggota Rumah

Batik yang menguasai bahasa isyarat hanya dua

orang, namun bukan berarti tidak ada komunikasi

Page 108: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

93

antara teman-teman tulidengan anggota lain yang

tidak bisa bahasa isyarat.

Anggota Rumah Batik Palbatu dituntut untuk

bisa menjaga inklusifitas dengan teman-teman tuli

dengan cara menjaga komunikasi yang baik walaupun

tidak bisa bahasa isyarat. Karena pada dasarnya

teman-teman tuli lebih merasa dihargai ketika mereka

dilibatkan dalam pembicaraan walaupun hanya

sedikit yang bisa mereka pahami.

3. Jaringan Sosial Berfungsi Sebagai Jembatan Dalam

Menerima Dan Menyalurkan Informasi Terkait

Rumah Batik Palbatu

Jaringan sosial merupakan bekal yang cukup penting

dalam ekspansi dunia usaha. Jaringan sosial yang baik

dapat menjadi magnet bagi reputasi sebuah usaha dalam

bermitra dengan pihak-pihak lain baik pemerintahan

maupun non-pemerintahan.

Pak Iwan dan pak Hary memiliki cukup banyak relasi

karena memang pada dasarnya mereka memiliki basic

sebagai pengusaha. Hal tersebut yang kemudian disalurkan

kepada Rumah Batik Palbatu untuk melakukan ekspansi.

Pak Iwan memiliki relasi yang cukup baik dengan

perusahaan-perusahaan besar dan juga asosiasi pembatik

seluruh Indonesia. Sedangkan pak Hary sebagai pengusaha

percetakan memiliki beberapa relasi yang cukup baik

dengan konsumennya. Kolaborasi tersebut membuat

Page 109: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

94

Rumah Batik Palbatu dengan mudah melenggang di dunia

industri batik.

Berikut peneliti akan memaparkan dampak dari

pemanfaatan jaringan sosial yang dimiliki oleh Rumah

Batik Palbatu:

a. Pengembangan Relasi yang Menguntungkan

Bagi Rumah Batik Palbatu

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya,

relasi yang baik akan menghasilkan mitra usaha dan

pengembangan sebuah industri mandiri. Sejauh ini

Rumah Batik Palbatu telah memiliki mitra dengan

beberapa perusahaan seperti PT.Indonesia Power,

Telkom Indonesia, dan beberapa organisasi sosial.

Rumah Batik Palbatu dapat bertukar resources

dengan mitra-mitra tersebut. Sebagai contoh Rumah

Batik Palbatu memiliki website resmi berkat mitranya

dengan PT.Indonesia Power. Banyak dana hibah

sosial juga yang masuk ke Rumah Batik Palbatu dari

mitra-mitra yang terbentuk.

b. Menanamkan Program yang Bersifat

Suistainable

Selain jaringan sosial dengan mitra-mitra usaha,

Rumah Batik Palbatu juga menjaga relasi dengan

beberapa stakeholder yang pernah berkaitan dengan

Rumah Batik Palbatu. Seperti halnya dalam setiap

program yang pernah dijalankan, setiap program

Page 110: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

95

memiliki rentang waktu yang beragam dan Rumah

Batik Palbatu masih mencoba untuk tetap menjaga

komunikasi dengan individu-individu yang pernah

mengikuti program di Rumah Batik Palbatu.

Program beasiswa difable membatik yang

sejauh ini telah melewati beberapa batch dan mulai

masuk di batch yang ketujuh. Dan di setiap batch

jumlah peserta pun beragam, sampai sejauh ini

Rumah Batik Palbatu berusaha agar tetap menjalin

silaturahmi dengan para alumni peserta beasiswa

difable membatik. Rumah Batik Berharap agar

seluruh peserta difable bisa terus berkarya dan

mendapat econoic gain dari karya-karyanya tersebut.

Dan yang terpenting output dari menjaga jaringan

sosial dengan para alumni program adalah sebuah

program yang bersifat suistainable atau

berkelanjutan. Karena Rumah Batik Palbatu tidak

mau apa yang sudah diberikan di program beasiswa

difable membatik ataupun program lain hanya

sekedar menjadi pengalaman yang tidak

dimanfaatkan.

4. Filantropi Gaya Modern Sebagai Akar dari Bentuk

Pemberdayaan Masyarakat

Banyak yang masih salah paham dengan makna dari

filantropi, banyak yang masih beranggapan bahwa

filantropi merupakan sebuah “bentuk amal” kepada yang

Page 111: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

96

membutuhkan. Bentuk filantropi yang demikian merupakan

bentuk filantropi sosial yang ada saat zaman feodal.

Filantropi ada pertama kali saat zaman feodalisme dimana

para raja-raja terdahulu kepada rakyat-rakyat miskin yang

tertindas.

Dalam perkembangannya filantropi sosial menjadi

sebuah fenomena yang dapat memberikan dampak nyata

pertumbuhan ekonomi dan pemecahan masalah

kesenjangan sosial. Dalam kacamata Rumah Batik Palbatu

filantropi sosial dimaknai dengan kepedulian terhadap

sesama yang di ekspresikan dengan cara memberikan ilmu

dan non-material lainnya sebagai bekal dalam survive

ditengah modernisasi global. Berikut merupakan dampak

dari di adopsinya filantropi sosial di Rumah Batik Palbatu:

a. Adanya kepedulian yang timbul kepada sesama

maupun kepada mereka yang membutuhkan

Pak Hary merupakan pribadi yang peka

terhadap fenomena-fenomena sosial yang terjadi di

lingkungan sekitar. Beliau juga merupakan seorang

yang sering tergabung dalam kegiatan-kegiatan sosial

yang diadakan oleh beberapa komunitas maupun

organisasi sosial.

Hal tersebut yang melatar belakangi

terbentuknya beberapa program yang ada di Rumah

Batik Palbatu. Berangkat dari keresahan terhadap

teman-teman disabilitas khususnya tunarungu atau

Page 112: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

97

tuli yang sulit untuk mendapat pekerjaan sehingga

berada di fase ekonomi yang cukup buruk. Ada di

sebuah momen pak Hary bertemu dengan Ahmad

Yusuf yang merupakan juru bahasa isyarat dan

berkecimpung di kegiatan sosial yang peduli terhadap

teman-teman tuli. Di tahun 2017 digagas lah program

beasiswa difable membatik yang menyasar teman-

teman disabilitas dengan kriteria-kriteria tertentu.

b. Efisiensi dalam memberi baik secara materil

maupun non-materil dan menghilangkan sifat

ketergantungan

Semakin banyak kita memberi dengan rasa

ikhlas maka akan semakin banyak pula rezeki yang

akan datang kepada kita. Kurang lebih begitulah

penuturan pak Hary dalam menjawab pertanyaan

peneliti. Karena pada dasarnya mencintai dan

menolong sesama manusia sebagai makhluk sosial

telah menjadi naluri setiap individu. Potret buram

persoalan sosial dan lingkungan di Indonesia dewasa

ini membutuhkan filantropi sebagai potensi yang ada

pada diri manusia dan khususnya bangsa Indonesia,

untuk ditransformasikan menjadi sesuatu yang lebih

berarti.

Rumah Batik Palbatu tidak ingin membuat

program yang hanya bersifat charity karena dampak

yang ditimbulkan bisa menjadi bumerang bagi

Page 113: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

98

seluruh stakeholder yang terkait. Maka dari itu bentuk

pemberian Rumah Batik Palbatu kepada peserta

program adalah berupa keterampilan sebagai modal

untuk mendapat economic gain. Rumah Batik Palbatu

tidak mau ketergantungan dan menginginkan program

yang berkelanjutan. Dengan keterampilan membatik,

para peserta dan juga alumni program dapat terus

berkarya, mengembangkan kemampuannya, dan juga

mendapat keuntungan ekonomi dari keterampilan

yang di dapat dari Rumah Batik Palbatu. Rumah

Batik Palbatu juga berharap agar keterampilan yang

telah di dapat para peserta program bisa disalurkan

kembali agar lebih banyak manfaat dan kebaikan

yang disebar luaskan.

B. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT

1. Faktor Pendukung

Terdapat beberapa aspek yang menjadi faktor

pendukung dalam pengelolaan Rumah Batik Palbatu

maupun dalam pengembangan programnya, antara lain:

a. Rumah Batik Palbatu menjadi sebuah wadah dalam

melestarikan budaya batik. Seluruh nilai-nilai yang

terkandung dalam batik diadopsi penuh oleh Rumah

Batik Palbatu. Hal tersebut dapat menjadi magnet bagi

seluruh masyarakat Indonesia karena budaya batik

merupakan budaya warisan bangsa Indonesia, maka

Page 114: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

99

sudah seharusnya bangsa Indonesia memiliki rasa

simpati maupun empati dalam melestarikan budaya

bangsanya.

b. Relawan yang tergabung dalam Rumah Batik Palbatu

merupakan gabungan dari beberapa remaja yang pantas

mendapat julukan millenial. Modernisasi teknologi

informasi dapat dimanfaatkan oleh siapapun tak

terkecuali Rumah Batik Palbatu, teknologi bisa

digunakan untuk ekspansi dan eksistensi di masyarakat

yang lebih luas. Namun modernisasi teknologi informasi

kadang kala sulit untuk diakses oleh beberapa orang

yang sudah cukup umur. Maka dari itu hadirnya relawan

milenial bisa menjadi solusi bagi pemanfaatan kemajuan

teknologi informasi.

c. Rumah Batik Palbatu telah mendedikasikan sebuah

program yang memiliki subjek yang jelas yaitu teman-

teman difable. Pengukuhan tersebut bisa menjadi modal

dalam menggaet mitra-mitra yang bisa membantu

keberlangsungan program, baik mitra yang berasal dari

instansi pemerintahan, organisasi-organisasi sosial yang

memiliki prospek yang sama, maupun Corporate Social

Responsibility (CSR) dari perusahaan-perusahaan besar

yang mau ikut berpartisipasi dan juga ikut membangun

sebuah reputasi di mata masyarakat.

Page 115: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

100

Faktor pendukung yang telah dipaparkan diatas dapat

lebih dioptimalkan oleh Rumah Batik Palbatu agar bisa

menerobos gagasan-gagasan baru yang lebih visioner.

2. Faktor Penghambat

Semua faktor pendukung yang telah dijelaskan bukan

berarti tidak ada batu sandungan bagi Rumah Batik Palbatu.

Berikut peneliti akan memaparkan faktor-faktor yang bisa

menjadi hambatan bagi pengembangan Rumah Batik

Palbatu:

a. Keanggotan Rumah Batik Palbatu yang bersifat

heterogen dan memiliki kesibukan masing-masing.

Alasan tersebut yang menjadikan seluruh anggota

Rumah Batik Palbatu memiliki skala prioritas yang

berbeda setiap individunya. Ada yang bekerja sebagai

karyawan, ada yang memiliki usaha sendiri, ada yang

memiliki tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga,

bahkan ada yang masih menempuh pendidikan.

Kesibukan-kesibukan tersebut yang menjadikan waktu

bagi Rumah Batik Palbatu sangat berharga.

b. Mitra yang hanya “nitip program” di Rumah Batik

Palbatu. Banyaknya mitra bukan berarti dapat di

andalkan dalam kerjasama pengembangan program, acap

kali ada mitra yang tidak mau repot dan mau yang serba

instant sehingga terlihat seperti hanya “nitip program”

ataupun “nitip nama” di Rumah Batik Palbatu.

Page 116: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

101

c. Kendala jarak antara rumah dengan Rumah Batik

Palbatu yang seringkali dialami oleh beberapa peserta

program. Peserta program banyak yang rumahnya cukup

jauh dari dengan Rumah Batik Palbatu sehingga ada

penghalang untuk terus mengembangkan diri.

Faktor yang menjadi penghambat di Rumah Batik

Palbatu diharapkan bisa menjadi bahan evaluasi untuk ke

depannya agar bisa menjadi lebih baik lagi.

Page 117: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

102

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Konsep modal sosial yang dibalut oleh trust, norma, dan

jaringan sosial, membuat keberlangsungan program maupun

perkembangan Rumah Batik Palbatu dapat dimanfaatkan dengan

baik. Pemanfaatan modal sosial dapat menjadi dampak yang

cukup baik dalam membangun, mengelola, maupun

mengembangkan sebuah kelompok industri khususnya industri

kreatif.

Konsep-konsep tersebut memiliki perannya masing-masing

namun tetap berkorelasi satu sama lain. Filantropi sosial

merupakan elemen fundamental bagi Rumah Batik Palbatu dalam

menggagas program-program yang berkaitan dengan

pemberdayaan masyarakat. Filantropi modern merupakan bentuk

kepedulian yang mengedepankan efisiensi dalam memberikan

bantuan.

Batik merupakan sebuah budaya warisan bangsa Indonesia

yang syarat akan makna filosofis dan juga pesan moral leluhur

bangsa Indonesia. Norma-norma yang terkandung dalam batik

diadopsi dengan baik oleh Rumah Batik Palbatu dalam

keanggotaannya. Sehingga muncul trust dalam internal mauapun

eksternal Rumah Batik Palbatu. Pemanfaatan modal sosial

membuat program-program yang ada di Rumah Batik Palbatu

dapat berjalan dengan cukup baik, baik program yang berafiliasi

Page 118: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

103

kepada keuntungan ekonomi maupun program yang berbasis

pemberdayaan masyarakat.

B. SARAN

Adapun saran yang dapat penulis berikan kepada Rumah

Batik Palbatu adalah sebagai berikut:

1. Sounding ulang kepada masyarakat jalan Palbatu agar rasa

simpatik warga kepada Rumah Batik Palbatu bisa terbentuk

kembali. Hal tersebut penting karena partisipasi merupakan

faktor penting ketika ingin menjalankan sebuah program

pemberdayaan masyarakat.

2. Kadang kala para pembatik mengkritisi batik printing yang

sering dipakai oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Para

pembatik menilai batik printing menyalahi proses dalam

membatik. Mayoritas masyarakat memilih batik printing

karena harganya yang lebih ekonomis dibanding batik tulis

asli. Penulis menyarankan agar batik, khususnya produk

yang ada di Rumah Batik Palbatu bisa menyasar pasar yang

terdiri dari kelompok masyarakat ekonomi menegah

kebawah.

3. Perkuat jaringan dengan mitra usaha, baik yang

ada di pemerintahan maupun yang ada di pihak swasta. Hal

tersebut berpengaruh kepada reputasi Rumah Batik Palbatu

dan ekspansi usaha dalam memasarkan produk-produknya.

Page 119: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

104

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

• Abdulsyani. 2012. Sosiologi: Skematika, Teori, dan

Terapan. Jakarta : PT.Bumi Aksara.

• Alfitri. 2011. Community Development: Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

• Dumasari. 2018. Dinamika Pengembangan Masyarakat

Partisipatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

• Field, John. 2018. Modal Sosial. Terjemahan oleh Nurhadi.

Yogyakarta: Kreasi Wacana.

• Fukuyama, Francis. 2010. Trust: Kebajikan Sosial dan

Penciptaan Kemakmuran. Terjemhan oleh Ruslani.

Yogyakarta: Qalam.

• Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif.

Jakarta: Bumi Aksara.

• Herdiansyah, Haris. 2010. Metode Penelitian Kualitatif

untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

• Indriyani, Etty dkk. 2020. Industri Kreatif Pariwisata

Bernilai Kearifan Lokal. Yogyakarta : Deepublish.

Page 120: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

105

• Kelompok Kerja Indonesia Design Power. 2008. Studi

Industri Kreatif Indonesia. Jakarta: Departemen

Perdagangan RI.

• Murodi, MA, dan Wati Nilamsari. 2007. Buku Ajar:

Sosiologi Pembangunan. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah.

• Shragge, Eric. 2013. Pengorganisasian Masyarakat Untuk

Perubahan Sosial. Terjemahan oleh Lessy Zulkipli.

Yogyakarta : Graha Ilmu.

• Soekanto, Soerjono. 2014. Sosiologi; Suatu Pengantar.

Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada.

• Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

• Suryana. 2010. Metodologi Penelitian: Model Praktis

Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

• Usman, Sunyoto. 2012. Pembangunan dan Pemberdayaan

Masyarakat. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

• Usman, Sunyoto. 2018. Modal Sosial. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

• Yin, Robert K. 2011. Studi Kasus: Desain dan Metode.

Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Page 121: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

106

Jurnal:

• Kamil, Ahmad. 2015. Industri Kreatif Indonesia:

Pendekatan Analisis Kerja Industri. Media Trend, 10(2),

165-182.

• Kurniawati, Erna dan Esra, Elly. 2016. Modal Sosial

Keluarga Beda Agama. Cakrawala, 4(2), 239-257.

• Rijali, Ahmad. 2018. Analisis Data Kualitatif.

Alhadharah, 17(33), 81-95.

• Saidang, dan Suparman. 2019. Pola Pembentukan

Solidaritas Sosial dalam Kelompok Sosial Antar Pelajar.

EDUMASPUL, 3(2), 122-126.

Internet:

• Priambodo, Bram. 2019. Batik; Pengertian, Asal-usul,

dan Makna. https://www.pemoeda.co.id (diakses pada 16

Juni 2020).

• Raditya, Dendy. 2020. Mengenal Filantropi Sosial.

https://chub.fisipol.ugm.ac.id (diakses pada 8 Juni 2020)

• Dewanto, Fadjar. 2016. Membangun Trust dalam Bisnis.

https://www.blj.co.id (diakses pada 12 Juli 2020)

Page 122: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

107

• Setiaji, Bamandhita Rahma. 2018. Terapi Seni, Cara

Ampuh Atasi Stress Pada Pasien Kanker.

https://www.hellosehat.com (diakses pada 15 Juli 2020).

Page 123: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

108

Lampiran I

Pedoman Observasi

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pedoman

observasi yang memiliki fungsi sebagai alat bantu guna menuntun

peneliti agar melakukan observasi lebih sistematis. Pedoman

observasi dalam semua kegiatan yang berkaitan dengan modal

sosial di Rumah Batik Palbatu.

Berikut merupakan pedoman observasi yang digunakan

oleh peneliti;

1. Letak geografis

2. Fasilitas, sarana, dan prasarana

3. Pemanfaatan modal sosial baik di internal maupun eksternal

Rumah Batik Palbatu

4. Dampak dari pemanfaatan modal sosial di Rumah Batik

Palbatu

No. Aspek yang diamati Keterangan

1.Elemen trust.

a.

Kepercayaan yang terbangun antara

Rumah Batik Palbatu dengan

Lingkungan.

b. Kepercayaan internal Rumah Batik

Palbatu (pengurus-anggota-relawan).

Page 124: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

109

c.

Kepercayaan antara Rumah Batik

Palbatu dengan peserta program

beasiswa difable membatik.

2. Elemen norma & nilai sosial

a. Norma yang disepakati warga dan

Rumah Batik Palbatu.

b. Norma yang mengatur internal

Rumah Batik Palbatu.

c.

Norma yang berlaku antara Rumah

Batik Palbatu dengan peserta

program beasiswa difable membatik.

3. Elemen jaringan

a. Hubungan antara Rumah Batik

Palbatu dengan lingkungan.

b.

Hubungan Rumah Batik Palbatu

dengan alumni program beasiswa

difable membatik

c. Hubungan kerja sama antara Rumah

Page 125: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

110

Batik Palbatu dengan mitra

4. Filantropi sosial

a.

Seberapa efektif program beasiswa

difable membatik dalam

memberdayakan para peserta.

5. Dampak pemanfaatan modal sosial

a. Dampak pemanfaatan trust.

b. Dampak pemanfaatan norma.

c. Dampak pemanfaatan Jaringan.

d. Dampak pemanfaatan filantropi sosial

Page 126: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

111

Lampiran 2

HASIL OBSERVASI

No. Aspek yang diamati Keterangan

1.Elemen trust.

a. Kepercayaan yang terbangun antara

RBP dengan Lingkungan.

Warga merasa

diuntungkan

dengan adanya

RBP karna banyak

manfaat yang bisa

di petik.

Contohnya adalah

warga Palbatu bisa

mendapat

pelatihan

membatik secara

gratis. RBP pun

sama

diuntungkannya

karena warga

selalu mendukung

penuh setiap

program yang di

gagas oleh RBP.

contoh dari

kepercayaan

warga kepada RBP

adalah warga

dengan sukarela

mengizinkan

tembok rumahnya

di cat motif batik.

b. Kepercayaan internal Rumah Batik Pengurus RBP

Page 127: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

112

Palbatu (pengurus-anggota-relawan). tidak mau ada

sentimen antar

pribadi dalam

internal RBP.

Sehingga RBP

selalu membangun

kepercayaan

dalam internal

antara pengurus-

anggota-relawan.

Selalu

mengadakan

diskusi di setiap

minggu guna

membahas

keresahan masing-

masing. RBP juga

memberikan

kepercayaan

kepada anggota

yang berkomitmen

dan bertanggung

jawab untuk ikut

menjadi pengurus.

c. Kepercayaan antara Rumah Batik RBP memberikan

Page 128: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

113

Palbatu dengan peserta program

beasiswa difable membatik.

kepercayaan

kepada teman-

teman difable

terpilih untuk

mengikuti

program pelatihan

secara gratis

selama kurang

lebih 2 bulan. Para

peserta terpilih

pun membalas

kepercayaan RBP

dengan berkarya

dengan maksimal

setelah selesai

mengikuti

pelatihan.

2. Elemen norma & nilai sosial

a. Norma yang disepakati warga dan

Rumah Batik Palbatu.

Tidak ada norma

khusus yang

spesifik antara

RBP dengan

warga Palbatu.

Hanya selalu

menjaga sikap

saling mendukung

antara RBP

dengan warga

Palbatu.

b. Norma yang mengatur internal Rumah Makna filosofis

Page 129: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

114

Batik Palbatu. dan pesan moral

dari batik secara

umum yang

menjadi pedoman

utama dalam RBP.

Menghargai

proses,

menghargai

sesama, berhati

lapang, dan

menjaga ikatan

persaudaraan

adalah contoh dari

pesan moral batik

secara umum.

c.

Norma yang berlaku antara Rumah

Batik Palbatu dengan peserta program

beasiswa difable membatik.

RBP berusaha

menekan

pemahaman

tentang batik

secara mendalam

kepada peserta

program. Sebelum

program berjalan

ada proses seleksi

peserta yang

bertujuan untuk

memilih peserta

yang sesuai

dengan kriteria.

Tidak ada kriteria

khusus, namun

yang lebih

dibutuhkan adalah

komitmen dan

tanggung jawab.

3. Elemen jaringan

Page 130: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

115

a. Hubungan antara Rumah Batik

Palbatu dengan lingkungan.

RBP selalu

berusaha menjaga

hubungan baik

dengan

lingkungan, dalam

hal ini warga

Palbatu dan

otoritas setempat.

RBP, khususnya

pak Hary tidak

mau ada sentimen

pribadi antar RBP

dan lingkungan.

b.

Hubungan Rumah Batik Palbatu

dengan alumni program beasiswa

difable membatik

Sejauh ini program

beasiswa

membatik telah

masuk ke batch

yang ketujuh.

Yang artinya telah

banyak alumni

program yang

sudah selesai

mengikuti

pelatihan

membatik.

Walaupun tidak

semua alumni

melanjutkan

berkarya di RBP,

namun RBP selalu

berusaha untuk

terus sounding

agar alumni

program beasiswa

Page 131: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

116

terus berkarya di

RBP.

4. Filantropi sosial

a.

Seberapa efektif program beasiswa

difable membatik dalam

memberdayakan para peserta.

Gagasan utama

program beasiswa

difable membatik

adalah kepedulian

terhadap teman-

teman difable

khususnya

tunarungu yang

sulit mendapat

pekerjaan.

Harapan dari

terlaksana

program beasiswa

difable membatik

adalah agar teman-

teman difable bisa

mendapat

keuntungan dari

karya-karya batik

hasil mereka.

5. Dampak pemanfaatan modal sosial

Page 132: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

117

a. Dampak pemanfaatan trust.

Dampak yang

paling terlihat

dalam

pemanfaatan trust

adalah adanya

sinergi baik

internal maupun

eksternal RBP.

Selain itu juga

tercipta suasana

inklusi antara RBP

dengan teman-

teman difable.

b. Dampak pemanfaatan norma.

Makna batik

secara umum yang

dijadikan norma di

RBP membuat

frekuensi yang

seragam di internal

RBP.

c. Dampak pemanfaatan Jaringan.

Memanfaatkan

jaringan membuat

RBP lebih mudah

dalam proses

ekspansi dan

mengukuhkan

eksistensinya di

Jakarta.

d. Dampak pemanfaatan filantropi sosial

Memberi lebih

efektif baik materi

maupun non-

materi merupakan

dampak yang

diterima dari

pemanfaatan

modal sosial.

Page 133: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

118

Lampiran 3.A

PEDOMAN WAWANCARA

A. Pengurus Rumah Batik Palbatu

Nama :

Jabatan :

1. Apa yang menjadi latar belakang terbentuknya Rumah Batik

Palbatu?

2. Kenapa memilih batik sebagai concern utama?

3. Bagaimana bentuk kepercayaan antara Rumah Batik Palbatu

dengan lingkungan (warga Palbatu dan otoritas setempat)?

4. Apa dampak dari kepercayaan yang terjalin antara Rumah

Batik Palbatu dengan lingkungan?

5. Bagaimana bentuk kepercayaan di internal Rumah Batik

Palbatu?

6. Bagaimana dampak dari kepercayaan yang terjalin di internal

Rumah Batik Palbatu?

7. Norma apa yang disepakati bersama dan menjadi acuan di

Rumah Batik Palbatu?

8. Adakah sanksi bagi yang melanggar norma tersebut?

9. Bagaimana pembentukan sinergi antara peserta program

beasiswa difable membatik dan Rumah Batik Palbatu?

10. Bagaimana dampak dari penerapan norma yang disepakati

bersama tersebut?

11. Bagaimana strategi pengembangan relasi di Rumah Batik

Palbatu?

Page 134: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

119

12. Siapa saja pihak yang pernah bekerjasama dengan Rumah

Batik Palbatu?

13. Bagaimana cara Rumah Batik Palbatu menjaga hubungan

dengan para alumni program beasiswa difable membatik?

14. Dari pemanfaatan jaringan tersebut, adakah dampak yang

diterima oleh Rumah Batik Palbatu?

15. Apa yang melatar belakangi gagasan tentang program

beasiswa difable membatik?

16. Mengapa memilih teman-teman difable sebagai peserta

program?

Page 135: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

120

Lampiran 3.B

PEDOMAN WAWANCARA

B. Anggota Rumah Batik Palbatu

Nama :

Jabatan :

1. Sudah berapa lama anda bergabung dengan Rumah Batik

Palbatu?

2. Bagaimana bentuk kepercayaan yang terjalin antara anda

dengan Rumah Batik Palbatu?

3. Bagaimana bentuk sinergi antar internal Rumah Batik

Palbatu?

4. Adakah dampak dari hubungan saling percaya di internal

Rumah Batik Palbatu?

5. Adakah norma yang disepakati di internal Rumah Batik

Palbatu?

6. Adakah sanksi bagi yang melanggar norma yang telah

disepakati?

7. Apa dampak yang terlihat dalam memanfaatkan norma yang

disepakati sebagai acuan utama?

8. Bagaimana pandangan anda tentang program beasiswa

difable membatik?

9. Apakah program beasiswa difable membatik telah berhasil

mengadopsi trust, norma, dan jaringan dengan baik?

Alasannya?

Page 136: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

121

10. Sudah efektifkah program beasiswa difable membatik dalam

memberdayakan para peserta?

11. Menurut anda bagaimana dampak dari pemanfaatan trust,

norma, dan jaringan dalam program beasiswa difable

membatik?

Page 137: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

122

Lampiran 3.C

PEDOMAN WAWANCARA

C. Relawan Rumah Batik Palbatu

Nama :

Jabatan :

1. Sudah berapa lama anda bergabung dengan Rumah Batik

Palbatu?

2. Apa yang membuat anda percaya dengan Rumah Batik

Palbatu sehingga mau menjadi relawan disini?

3. Selama membantu dalam program beasiswa difable

membatik, menurut anda bagaimana kepercayaan yang

terbentuk antara peserta dengan Rumah Batik Palbatu?

4. Adakah norma yang disepakati dalam program beasiswa

difable membatik?

5. Adakah sanksi bagi para peserta yang melanggra norma yang

disepakati tersebut?

6. Bagaimana pola komunikasi antara peserta dengan peserta,

dan peserta dengan Rumah Batik Palbatu?

7. Apakah program beasiswa difable membatik telah berhasil

mengadopsi trust, norma, dan jaringan dengan baik?

Alasannya?

8. Menurut anda bagaimana dampak dari pemanfaatan trust,

norma, dan jaringan dalam program beasiswa difable

membatik?

Page 138: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

123

Lampiran 4.A.1

TRANSKIP WAWANCARA

INFORMAN I

Identitas Informan:

Nama : Budi Dwi Haryanto (Pak Hary)

Jabatan : Pendiri Rumah Batik Palbatu

(Wawancara Pertama-7 Maret 2020)

1. Apa yang menjadi latar belakang berdirinya Rumah Batik

Palbatu?

Niat awal kita awalnya sederhana saja, mau berkarya lewat

batik sekaligus bisa dapet keuntungan dan bisa saling

membantu. Setelah ketemu sama pak Iwan saya langsung

menggebu-gebu. Pas ketemu pak Iwan dan berdiskusi

panjang, saya langsung jadi idealis banget, waktu itu

ekspetasi saya di setiap RT harus ada satu rumah batik, jadi

kalo di RW.04 ada 12 RT ya berarti ada 12 rumah batik.

Akhirnya saya harus ngalah, dan akhirnya manfaatin apa

yang ada (Rumah Batik Palbatu yang ada di RT.09 RW.04).

2. Bagaimana bentuk kepercayaan antara Rumah Batik Palbatu

dengan lingkungan (warga Palbatu dan otoritas setempat)?

Proses paling sulit pas mendirikan Rumah Batik ini ya

tentang bagaimana cara meyakinkan warga Palbatu sini, RT,

sama RW. Apalagi yang berkaitan sama proposal yang isinya

tentang pengajuan dana. Tapi karna saya dan pak Iwan udah

terlanjur niat ya mau ga mau harus konsisten sama ikhtiar

Page 139: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

124

yang kuat. Kalo waktu itu saya sama pak Iwan menyerah

buat ngeyakinin warga tentang ide Rumah Batik Palbatu,

mungkin nama Rumah Batik Palbatu ga akan ada sampai

sekarang.

3. Apa dampak dari kepercayaan yang terjalin antara Rumah

Batik Palbatu dengan lingkungan?

Dampaknya pasti positif ya, karena dengan adanya

kepercayaan masyarakat kita (RBP) bisa lebih mudah kalo

mau ngadain program-program. Contohnya ketika program

ngebatik sekampung, masyarakat dengan sukarela

mengizinkan tembok rumahnya di cat motif batik. Coba

bayangin kalo ga ada kepercayaan dari masyarakat ke RBP,

ya ga akan mau dong warga-warga di sini di acak-acak

tembok rumahnya.

4. Selanjutnya, bagaimana bentuk kepercayaan yang terjalin di

internal RBP?

Jadi di RBP itu ada kami (pengurus), anggota (pengajar

batik), sama relawan. Sebenernya sih terbuka bagi siapapun

ya (ikut serta dalam mengelola), tapi kan yang dibutuhkan

RBP itu komitmen dan tanggung jawab. Jadi ya kita jadikan

beberapa anggota kaya Meli dan Yusuf ini sebagai tim

pengurus karna kita percaya ada tanggung jawab dan

komitmen di diri mereka.

5. Apa yang mendasari RBP membuat program khusus untuk

teman-teman difable khususnya teman-teman tuli?

Saya pribadi percaya kalo kita melakukan hal baik,

kebaikannya bakal balik lagi ke kita, Allah ga tidur kok. Saya

Page 140: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

125

udah sering ikut program-program sosial kaya ACT, agen

kebaikan dan lain-lain, nah dari pengalaman itu saya punya

niat baik buat bikin program yang outputnya membantu

sesama. Nah dari situ saya ketemu sama Yusuf, kebetulan

Yusuf kan aktif tuh di JBI (Juru Bahasa Isyarat) jadi setelah

ngobrol-ngobrol di warkop akhirnya ketemu jalannya buat

bikin program beasiswa difable membatik.

6. Norma apa yang menjadi acuan di RBP?

Jika norma yang dimaksud disini adalah sebuah aturan yang

spesifik, saya katakan bahwa di RBP ini tidak ada aturan

spesifik yang tertulis. RBP sendiri kan sebuah kelompok

yang kekuatannya ada di batik, batik jadi kiblat buat semua

yang berkaitan dengan RBP. Mungkin norma di RBP lebih

ke filosofi dari batik itu sendiri sih ki.

7. Bagaimana agar norma yang disepakati bisa berjalan dan

ditaati bersama?

Itu tadi yang saya bilang, karena mungkin kami di RBP lebih

menjadikan filosofi batik sebagai acuan utama mangkanya,

perlu ada pemahaman mendasar dari batik itu sendiri, dalam

artian apasih batik itu? Pesan apasih yang mau disampaikan

oleh batik kepada kita?.

8. Adakah sanksi bagi anggota atau peserta program yang

melanggar norma yang disepakati?

Nah tadi itu, karna norma atau peraturannya ga spesifik, jadi

saya pun tidak berani untuk memberikan sanksi secara

lagsung kecuali memang sudah menjadi keputusan bersama.

Page 141: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

126

9. Bagaimana proses dalam membentuk sinergi antara RBP

dengan peserta program?

Sebenernya mudah sih, yang penting asas keterbukaan dan

saling percaya harus tetap dijaga. Jadi kaya pembagian hasil

ketika ada anggota yang bikin batik terus dijual, ataupun pas

ada tamu yang dateng buat belajar batik. Jadi setiap ada yang

mau ikut pelatihan membatik ini kita tugasin beberapa

anggota yang ada waktu luang buat jadi pengajar, hasilnya

nanti dibagi dua, separo buat yang ngajar batik separonya

lagi buat operasional. Jadi ya gitu saya pribadi kalo ada

masalah pribadi ya diomongin jangan dijadiin gosip.

10. Bagaimana RBP bisa memanfaatkan jaringan dalam

melakukan ekspansi di dunia usaha?

Sebenernya di era yang udah lebih modern kaya sekarang ini

gampang ya, tinggal kita yang harus belajar gimana cara

manfaatinnya (teknologi). Banyak juga yang mau jadiin RBP

ini sebagai batu loncatan buat nyari panggung, ya sebut aja

calon-calon legislatif yang mau nyari nama. ya kalo ada

mereka-mereka (pejabat) yang kesini ya gapapa, namanya

juga silaturahmi kan. Tapi kalo udah nyerempet ke politik ya

saya jadi orang paling depan yang nolak. Saya mau RBP ini

jadi kelompok yang punya power tapi bersifat netral.

11. Bagaimana RBP bisa terus menjaga hubungan dengan

alumni program beasiswa difable membatik?

Sejauh ini program beasiswa difable membatik udah masuk

ke batch 7 ya, jadi udah cukup banyak alumni program yang

pernah ikut pelatihan disini. Saya pribadi usaha keras buat

Page 142: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

127

jaga komunikasi sama alumni batch-batch sebelumnya,

sejauh ini selain mereka jual hasil karya nya ke kita belum

ada satu program yang khusus buat menaungi mereka-

mereka itu.

12. Dari elemen-elemen modal sosial yang diterapkan, apa

dampak yang diterima oleh RBP?

Elemen modal sosial itu yang tadi kamu sebutin itu ya? Ya

dampak yang paling nyata sih ada sinergi, ada power, ada

energi positif di setiap kegiatanyang ada di RBP ini. Sisanya

kamu cari sendiri ya hehe, kenapa saya nyuruh kamu jadi

relawan disini ya itu, biar kamunya lebih gampang melihat

situasi secara langsung.

(Wawancara 2 (Revisi Setelah Sidang)-19 September 2020)

1. Bagaimana bentuk kepercayaan di internal Rumah Batik

Palbatu?

Di Rumah Batik Palbatu ini kami membangun trust satu sama

lain dimana dalam satu kegiatan di Rumah Batik Palbatu. Ada

yang mengajar ada juga yang menyiapkan alat. Diberikan

tugas masing-masing, kami mempercayakan wewenang

kepada masing-masing anggota. Dan sampai sekarang sudah

terjalin hubungan kepercayaan seperti itu. Dampak dari

hubungan tersebut adalah kami bisa saling mengingatkan satu

sama lain tentang tugas masing-masing anggota Rumah Batik

Palbatu.

2. Kalo kepercayaan di eksternalnya sendiri seperti apa pak?

Page 143: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

128

Nah, kami juga tujukan bahwa bagaimana sih tujuan dari

Rumah Batik Palbatu ada disini. Kami bangun satu

kepercayaan bahwa kami berniat baik kepada lingkungan salah

satu bentuknya sebagai pemberdayaan. Buktinyatanya apa?

Beberapa ibu-ibu sudah terlibat disini, itu bukti nyatanya

akhirnya lingkungan menerima. Itu alasan mengapa

lingkungan Palbatu bisa menerima dan berhubungan baik

dengan Rumah Batik Palbatu ini.

3. Poin selanjutnya tentang norma, apakah ada kaitannya antara

batik sebagai budaya Indonesia yang penuh dengan makna

filosofis dengan norma yang berlaku di Rumah Batik Palbatu?

Ya betul, terutama dari saya pribadi lalu saya tularkan ke

teman-teman tentang filosofi dari batik bisa tidak di tuangkan

di Rumah Batik Palbatu. Salah satunya percaya, trus tanggung

jawab. Bisa ga kitabertanggung jawab dengan tugas-tugas

yang dipercayakan. Kita juga menjalin kerjasama, oh saling

tolong menolong ketika lagi membatik kalo satu orang lagi

kosong mau tidak membatu temannya yang lagi membatik.

Norma-norma tersebut yang sejatinya diharapkan ada di

Rumah Batik Palbatu, menandakan pekerjaan-pekerjaan

tersebut bukan untuk pribadi namun untuk bersama.

4. Selanjutnya mengenai jaringan pak, bagaimana Rumah Batik

Palbatu memanfaatkan jaringan untuk berekspansi lebih luas

lagi?

Salah satu bentuknya kita mealui sosial media, dan tidak lupa

pula kita bekerja sama kepada pihak-pihak lain entah itu

komunitas, organisasi atau semacamnya. Khususnya yang

Page 144: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

129

paling dasar adalah kita disini bekerjasama dengan

lingkungan, dengan seluruh warga Palbatu. Yang kedua kita

bekerjasama dengan teman-teman disabilitas. Yang ketiga kita

bekerjasama dengan teman-teman survivor cancer. Dan ada

juga yang dari masyarakat umum, jaringan-jaringan tersebut

yang kita bangun. Hasilnya ya produk kita, termasuk hasil

karya temen-temen disabilitas bisa di pamerkan di pameran-

pameran, atau kita anggota dari asosiasi batik di Indonesia.

Pentingnya bermitra untuk mengingatkan kita bahwa kita tidak

sendiri, kita harus bekerja sama dengan teman-teman atau

mitra di luar sana.

5. Lalu tentang program beasiswa difable membatik pak yang

diperuntukan untuk teman-teman disabilitas, itu ide awalnya

seperti apa pak? Keresahan seperti apa yang mendukung

adanya program tersebut?

Saya ingin membangun sebuah usaha, walaupun memang

sebenernya kita ini social preneur ya, bagaimana bisa ada satu

nilai ibadah disitu. Maka dari itu kami atau saya pribadi

menggagas bagaimana waktu itu sedekah batik. Sedekah batik

itu bagaimana bersedekah namun berupa ilmu, bukan

membagikan kain batik, ilmunya dengan apa? Dengan

mempraktekan. Kita membagi bahan baku, alat, untuk mereka

bisa membatik. Nah terlintas bagi saya bagaimana agar bisa

mempertahankan hal tersebut sampai sekarang, dengan adanya

program beasiswa difable membatik menjadi kekuatan bagi

kami. Bahwa pekerja sosial itu tidak hanya tentang berbagi

materi, tapi dari sisi berbagi ilmu pun bisa sangat bermanfaat.

Page 145: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

130

Saya bisa buktikan walaupun dalam kondisi sulit seperti

apapun kami masih bisa bertahan.

Page 146: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

131

Lampiran 4.A.2

TRANSKIP WAWANCARA

INFORMAN II

Identitas Informan:

Nama : Budi Darmawan (Pak Iwan)

Jabatan : Pendiri Rumah Batik Palbatu

(Wawancara pertama-14 Maret 2020)

1. Apa yang menjadi latar belakang terbentuknya Rumah Batik

Palbatu?

Rumah Batik Palbatu merupakan sebuah bentuk keresahan

dari saya dan pak Hary. Kami resah dengan budaya

membatik yang kian hari kian tergerus dan terlupakan.

2. Kenapa memilih batik sebagai concern utama?

Ya itu tadi, kami terutama pak Hary yang memang seorang

yang sering menjadikan seni sebagai bahan utama dalam

berpikir.

3. Bagaimana bentuk kepercayaan antara Rumah Batik Palbatu

dengan lingkungan (warga Palbatu dan otoritas setempat)?

Saya pribadi kan orang luar bukan orang Palbatu, rumah saya

di Larangan, Ciledug.

4. Apa dampak dari kepercayaan yang terjalin antara Rumah

Batik Palbatu dengan lingkungan?

Saya rasa ada hubungan saling menguntungkan ya. Kami

RBP diuntungkan dengan dukungan dari warga dan warga

Page 147: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

132

diuntungkan dengan adanya RBP karena jadi wadah dalam

mengembangkan potensi di Palbatu ini.

5. Bagaimana pembentukan sinergi antara peserta program

beasiswa difable membatik dan Rumah Batik Palbatu?

Bagi saya sinergi yang terbentuk ada karena hubungan yang

erat seperti keluarga, seperti rumah. Satu sama lain memiliki

rasa yang sama, frekuensi yang sama.

6. Bagaimana strategi pengembangan relasi di Rumah Batik

Palbatu?

Ya dengan tadi itu, menjaga kepercayaan bisa jadi sebuah

nilai tambah dalam sebuah usaha. Semua akan berjalan

apabila pihak-pihak yang berkaitan saling percaya satu sama

lain.

7. Siapa saja pihak yang pernah bekerjasama dengan Rumah

Batik Palbatu?

Banyak, mungkin salah satunya yang cukup membekas ya

sama Indonesia Power. Dulu saya mikir gimana cara nya

sounding RBP ke masyarakat luas, akhirnya dengan relasi

sama PT.Indonesia Power RBP ini bisa dibuatkan website

resmi dan tidak dikenakan biaya.

8. Dari pemanfaatan jaringan tersebut, adakah dampak yang

diterima oleh Rumah Batik Palbatu?

Yang pastinya akan menguntungkan semua pihak yang

berkaitan. Sama saja kaya di dunia usaha, jaringan dibentuk

karena memang ada tujuannya dan tujuan tersebut harus

menguntungkan bagi pihak-pihak tersebut.

Page 148: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

133

(Wawancara 2 (Revisi Sidang-via telepon karena adanya PSBB

DKI Jakarta)-3 Oktober 2020)

1. Konsep awal dalam mendirikan Rumah Batik Palbatu itu

seperti apa pak?

Awalnya itu kita Kampung Batik Palbatu yang launching di

2011, itu waktu buat edukasi warga selama 2 tahun. Baru di

tahun 2013 dibuka yang namanya Rumah Batik Palbatu.

Konsep utama dari Rumah Batik Palbatu lebih ke edukasi

sama workshop, karna emang awalnya mencangkup seluruh

wilayah Palbatu tapi karna satu dan lain hal mangkanya di

dirikan Rumah Batik Palbatu.

2. Kenapa memilih batik sebagai concern utama pak?

Saya kan memang tidak tinggal di Palbatu, awalnya saya

bekerja sebagai event organizer dan setelah 2 Oktober 2009

ditetapkan sebagai hari batik nasional, saya banyak megang

acara yang bersangkutan sama batik. Yang diakui UNESCO

kan sebenernya intagiable heritage, tapi yang dipahami

sebagian besar masyarakat kan batik sebagai kain, atau motif

tertentu. Nah dari keresahan itu saya ngobrol sama pak Hary

tentang bagaimana membuat wadah yang mengedukasi

masyarakat tentang batik sebagai proses, sebagai warisan yang

memiliki makna tersendiri.

3. Nah awalnya bagaimana proses dalam meyakinkan warga

Palbatu sendiri tentang konsep Rumah Batik Palbatu?

Yang pastinya ada pro dan kontra, kontranya begini, pak Iwan

ini kan bukan asli orang sini beda sama pak Hary. Warga

waktu itu skeptis sama saya, nganggepnya saya mau ikut

Page 149: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

134

campur masalah Palbatu. Mangkanya waktu 2011 itu saya

bikin pameran di Palbatu sekaligus ngundang pembatik-

pembatik dari daerah Jawa buat mengedukasi warga terkait

pemahaman tentang batik. Nah setelah 2 tahun itu walaupun

sudah diadakan edukasi seperti itu tapi belum ada wadahnya,

akhirnya di 2013 saya sama pak Hary bikin Rumah Batik

Palbatu. Nah itulah yang menunjukan bahwa kita tidak bisa

hanya dengan kata-kata saja sama warga, tapi harus ada bentuk

nyata. Akhirnya kan seiring berjalannya waktu warga jadi

percaya kalo manfaat yang bisa dipetik bukan cuma buat saya

atau pak Hary doang tapi buat bareng-bareng.

4. Lalu bentuk jaringan RBP sama mitra sendiri seperti apa pak?

Salah satunya waktu itu pas ada kegiatan ngecat jalan pake

motif batik itu kita di sponsorin sama cat Dulax apa ya kalo ga

salah. Dapet ribuan kaleng waktu itu buat ngecat jalan sama

tembok rumah warga. Kalo dari lingkungan pasti ada, dari

Karang Taruna, dari PKK, dan dari DKM masjid juga ada.

Nah yang paling besar dari Indonesia Power, kita dapet

sumbangan alat-alat batik, kita juga dibuatkan website gratis.

5. Jadi menurut pak Iwan bagaimana dampak dari menjaga

jaringan dengan mitra diluar Rumah Batik Palbatu?

Sangat penting karena jaman sekarang kan pasti butuh

kolaborasi, butuh sinergi dalam membuat ekosistem.

Mangkanya kan saya membuat ekosistem di Rumah Batik

Palbatu itu seimbang tidak timpang. Mangkanya kita

bekerjasama biar pembatik-pembatik di Rumah Batik Palbatu

Page 150: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

135

ini punya sertifikasi dari pemerintah, supaya bisa diakui

sebagai pembatik resmi.

6. Menurut pak Iwan apa dampak diadopsinya modal sosial di

Rumah Batik Palbatu ini?

Sangat berdampak karena begini, kita kan hari ini butuh

sinergi dan kolaborasi. Kita harus membuat sebuah ekosistem

yang positif, kamu tau kan ekosistem di dalemnya saling

berkaitan, artinya kalo ekosistemnya terputus berarti kan ada

rantai yang ga berjalan. Nah, mangkanya kita butuh sertifikasi

pembatik supaya saling bergantung secara positif. Nah itu

yang saya bilang harus saling bersinergi, biar sama-sama

merasakan keuntungannya.

Page 151: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

136

Lampiran 4.A.3

TRANSKIP WAWANCARA

INFORMAN III

Identitas Informan:

Nama : Sri Wahyuni (Bu Yuyun)

Jabatan : Pengurus Rumah Batik Palbatu

(14 Maret 2020)

1. Sudah berapa lama Ibu ikut serta menjadi pengurus di

Rumah Batik Palbatu?

Saya kan warga Palbatu sini, jadi dari awal terbentuk RBP

saya sudah ikut partisipasi. Tapi kalo jadi yang ngurus

keuangan saya baru sekitar 3-4 tahunan sih.

2. Mengapa Ibu bisa dipercaya sama Rumah Batik Palbatu buat

megang masalah keuangan?

Waduh saya gatau pasti sih kalo itu, tapi kayanya gara-gara

saya udah kenal lama sama pak Hary kali ya, jadi pak Hary

mungkin udah tau saya orangnya gimana jadi ya gitu sih

kayanya.

3. Apa dampak dari kepercayaan yang terjalin antara Rumah

Batik Palbatu dengan lingkungan?

Ya paling RBP dipermudah segalanya sih, asalkan kitanya

juga mengikuti aturan yang ada kaya bayar uang keamanan,

bayar uang sampah, ya yang gitu-gitu lah.

4. Bagaimana bentuk kepercayaan di internal Rumah Batik

Palbatu?

Page 152: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

137

Kalo ini di setiap ada kegiatan diusahakan setelah selesai

kegiatan semuanya kumpul buat evaluasi. Karna setau saya

pak Hary itu orangnya lebih suka yang jujur dari pada ada

sentimen pribadi di belakang orangnya.

5. Bagaimana dampak dari kepercayaan yang terjalin di internal

Rumah Batik Palbatu?

Ya itu tadi, suasana disini jadi lebih terbuka dan lebih jujur

jadi gaada yang ngomong di belakang.

6. Norma apa yang disepakati bersama dan menjadi acuan di

Rumah Batik Palbatu?

Kalo yang tertulis ada di kontrak perjanjian, tapi saya selalu

bawel masalah fasilitas di RBP ini. Masalah barang-barang

entah bahan-bahan kaya kain, canting, cat, segala macem itu

lah pokoknya. Semua barangnya kan susah dapetinnya,

harganya juga ada yang lumayan (mahal) mangkanya kalo

abis dipake sama anggota atau sama peserta kita wajib

rapihin trus dibersihin juga disapu sama di pel. Bukannya

apa-apa, klo ada yang rusak sama hilang kan kita juga yang

rugi.

7. Adakah sanksi bagi yang melanggar norma tersebut?

Kalo masalah yang tadi saya bilang, pastinya saya jadi yang

paling bawel kalo ada yang sembrono.

8. Bagaimana pembentukan sinergi antara peserta program

beasiswa difable membatik dan Rumah Batik Palbatu?

Bentuk sinerginya sih yang pasti kita berharap mereka

(peserta program) bisa saling kerjasama ketika lagi ngebatik.

Kita juga gamau ada gesekan diantara mereka.

Page 153: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

138

9. Bagaimana dampak dari penerapan norma tersebut?

Harapan saya barang-barang yang ada di RBP bisa rapih ga

berantakan. Kan enak kalo rapih mau ini mau itu gampang

nyarinya.

10. Bagaimana cara Rumah Batik Palbatu menjaga hubungan

dengan para alumni program beasiswa difable membatik?

Dibuat grup di whatsapp jadi buat komunikasi mereka sama

kita juga lebih gampang kan.

11. Apa yang melatar belakangi gagasan tentang program

beasiswa difable membatik?

Itu urusan pak Hary sih, setau saya memang pak Hary itu

orang yang sangat peduli sosial ya. Pak Hary sering ikut-ikut

program sosial gitu sampe akhirnya ketemu Yusuf dan

akhirnya nemu ide tentang program pelatihan membatik buat

difable.

Page 154: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

139

Lampiran 4.A.4

TRANSKIP WAWANCARA

INFORMAN IV

Identitas Informan:

Nama : Meliana (kak Meli)

Jabatan : Pengurus Rumah Batik Palbatu

(14 Maret 2020)

1. Sudah berapa lama kak Meli bergabung dengan Rumah Batik

Palbatu?

Saya kenal pak Hary dari tahun 2017, dari situ saya diajak

kenalan sama RBP hehe.

2. Apa yang dipercayakan Rumah Batik Palbatu ke kak Meli?

Awalnya sih saya ga kepikiran buat ikut ngurus di RBP,

awalnya saya cuma mau tau lebih banyak tentang batik.

Akhirnya pas awal-awal ada program beasiswa difable

membatik saya dipercaya buat ngurus administrasi disini.

Saya juga ga nyangka ya bisa dikasih kepercayaan buat jadi

tim pengurus RBP, padahal awalnya saya cuma mau belajar

tentang batik aja. Saya terima tawaran dari pak Hary (buat

jadi tim pengurus) karna saya senang ada disini trus juga

percaya RBP ini bisa jadi simbol perkembangan budaya batik

di Jakarta.

3. Apa dampak yang terjadi dengan adanya kepercayaan yang

terjalin antara kak Meli dengan Rumah Batik Palbatu?

Page 155: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

140

Menurut saya cukup baik pastinya, karena dengan pak Hary

mempercayakan kepada saya untuk jadi pengurus, jadi acuan

buat saya sih buat lebih kontribusi sama batik Indonesia

khususnya Rumah Batik Palbatu.

4. Menurut kak Meli sudah efektifkah program beasiswa

difable membatik dalam memberdayakan peserta (teman-

teman difable)?

Kalo ditanya efektif apa ngga, saya gabisa ngasih jawaban

pasti ya. Karna emang di setiap angkatan ada aja mereka-

mereka yang punya kesibukan masing-masing. Jadi pas udah

selesai pelatihan ya ga dilanjut. Alesannya sendiri sih saya ga

tau pasti ya. Tapi buat sejauh ini dari setiap angkatan saya

bisa bilang 40-50% yang masih lanjut ngebatik.

5. Selama jadi pengajar batik, menurut kak meli kepercayaan

seperti apa sih yang timbul antara pengajar batik dengan

peserta program?

Menurut saya gini ki, program beasiswa batik itu kan

diperuntukan untuk teman-teman difable ya. Jadi yang saya

baca selama ngajarin teman-teman difable ngebatik, mereka

itu tidak suka diperlakukan secara “istimewa”. Jadi ya

menurut saya kita harus nganggep mereka ya sama aja kaya

orang-orang biasa lainnya, mereka lebih suka kaya gitu.

Mereka itu tipikal yang sensitif, tapi mereka juga tipikal yang

care. Jadi kalo kita bisa ngambil hati mereka, ya otomatis

kepercayaan pun bakal timbul sendirinya sih menurut saya.

6. Dampak dari kepercayaan antara pengajar batik sama peserta

program kalo menurut kak Meli gimana sih?

Page 156: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

141

Presentase goals yang mau dicapai dari program bisa

meningkat kalo menurut saya.

7. Kalo norma yang disepakati bersama dalam program

beasiswa difable membatik itu seperti apa?

Aturan-aturan tertulis ada di kontrak kesepakatan antara

peserta sama RBP, nanti saya kasih filenya ki.

8. Adakah sanksi bagi yang melanggar?

Ngga sih ya, walaupun ada yang ngelanggar ya paling kita

selesain secara kekeluargaan.

9. Bagaimana pembentukan sinergi antara peserta program

beasiswa difable membatik dan Rumah Batik Palbatu?

Ya itu yang tadi kita obrolin, adanya kepercayaan antara

pengajar sama peserta. Saling memahami satu sama lain,

walaupun untuk komunikasi emang rada susah sih tapi

mereka malah kurang suka kalo ga diajak ngobrol.

10. Bagaimana dampak dari penerapan norma yang disepakati

bersama tersebut?

Peserta bisa lebih tanggung jawab, komitmen mereka juga

jadi lebih kuat ya. Kita juga sebagai anggota harusnya lebih

semangat lagi ya, karna malu sih kalo menurut saya. Merka

aja semangat masa kitanya ngga hehe.

11. Bagaimana cara Rumah Batik Palbatu menjaga hubungan

dengan para alumni program beasiswa difable membatik?

Ada grup whatsapp yang per-angkatan, ada juga yang dari

angkatan 1 sampe yang sekarang.

12. Dari pemanfaatan jaringan tersebut, adakah dampak yang

diterima oleh Rumah Batik Palbatu?

Page 157: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

142

Dengan adanya grup whatsapp buat peserta, saya rasa dari

RBP bisa lebih gampang sih buat komunikasinya.

Page 158: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

143

Lampiran 4.A.5

TRANSKIP WAWANCARA

INFORMAN V

Identitas Informan:

Nama : Ahmad Yusuf (kak Yusuf)

Jabatan : Pengurus Rumah Batik Palbatu

(14 Maret 2020)

1. Sejak kapan kak Yusuf concern di bidang bahasa isyarat?

Kamu tau ga kenapa saya bisa bahasa isyarat? Jadi ya.. ibu

saya tuli dan ya mau gamau saya sebagai anak harus bisa

bahasa isyarat biar bisa komunikasi. Bagi saya punya ibu

yang gabisa ngomong bisa jadi dorongan buat peduli sama

temen-temen tuli lainnya diluar sana. Gara-gara bahasa

isyarat saya bisa dapet uang (menjadi juru bahasa isyarat di

tv) bahkan waktu itu beberapa tahun lalu saya pernah

diundang ke acara-acara di Jepang gara-gara bahasa isyarat,

Alhamdulillah.

2. Bagaimana bentuk kepercayaan antara Rumah Batik Palbatu

dengan teman-teman difable?

Awalnya keresahan saya sama pak Hary terkait teman-teman

difable khususnya tuli yang sulit untuk mencari pekerjaan.

Jadi ada inisiatif dari RBP untuk memberi kepercayaan

kepada teman-teman difable terpilih buat ikut program

beasiswa ini.

Page 159: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

144

3. Bagaimana bentuk kepercayaan di internal Rumah Batik

Palbatu?

Saya rasa cukup baik ya, yang saya suka di RBP ini

semuanya harus terbuka, harus jujur biar ga ada omongan ga

enak di belakang. Kaya saya nih akhir-akhir ini lagi sibuk

sama kerjaan jadi saya bicara baik-baik karna saya akan

beberapa kali tidak hadir.

4. Bagaimana dampak dari kepercayaan yang terjalin di internal

Rumah Batik Palbatu?

Ya itu tadi, ga ada namanya sentimen pribadi, ga ada

omongan-omongan ga enak di belakang.

5. Norma apa yang disepakati bersama dan menjadi acuan di

Rumah Batik Palbatu?

Kalo norma disini definisinya aturan, ya banyak ya aturan

yang disepakati bersama di RBP. Kaya misalkan tentang

menjaga barang-barang yang ada di RBP, tentang

kedisiplinan waktu, banyak sih.

6. Adakah sanksi bagi yang melanggar norma tersebut?

Ya kesepakatan bersama paling, kaya bersihin RBP selama

berapa pertemuan.

7. Bagaimana pembentukan sinergi antara peserta program

beasiswa difable membatik dan Rumah Batik Palbatu?

Intinya saling memahami satu sama lain. Mereka (peserta

difable) biasanya lebih sensitif. Satu contohnya adalah

mereka (teman-teman tunarungu) itu lebih sensitif, kadang

mereka ga suka kalo kita ngobrol sama orang trus dia ga

Page 160: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

145

diajak ngomong. Pokoknya kita harus seolah-olah

komunikatif sama mereka.

8. Bagaimana cara Rumah Batik Palbatu menjaga hubungan

dengan para alumni program beasiswa difable membatik?

Sekarang kan zaman udah lebih canggih, cara simple nya ya

dibikinin grup whatsapp. Selain grup whatsapp buat alumni

program, saya juga bikin grup untuk wadah jual beli di antara

mereka. Jadi ceritanya kan saya juga magang kuliah disini

hehe jadi abis penelitian trus nemu hasilnya, nemu

permasalahannya, nemu juga solusinya. Walaupun masih

dalam tahap pengembangan, tapi saya berharap program

gerai.id ini bisa jadi solusi jangka panjang buat Rumah Batik

Palbatu.

Page 161: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

146

Lampiran 4.B.1

TRANSKIP WAWANCARA

INFORMAN VI

Identitas Informan:

Nama : Novita

Jabatan : Pembatik tuli, anggota Rumah Batik Palbatu

(11 Juli 2020)

1. Sudah berapa lama kamu bergabung dengan Rumah Batik

Palbatu?

Saya ikut program beasiswa yang batch pertama (2017).

2. Bagaimana bentuk kepercayaan yang terjalin antara kamu

dengan Rumah Batik Palbatu?

Awalnya saya ga tau apa itu RBP, tapi waktu itu saya dapet

info dari komunitas tuli tentang pelatihan batik di RBP. Saya

rasa saya bakal bisa batik kalo belajar di RBP. Saya

bersyukur bisa dikasih kepercayaan buat membatik dan

menjual hasil karya saya disini (Rumah Batik Palbatu).

3. Bagaimana bentuk sinergi antar internal Rumah Batik

Palbatu?

RBP sangat baik sama temen-temen tuli. Kami diajarin batik

dari gabisa sampe bisa. Kami boleh terus membatik

walaupun udah ga ikut pelatihan. Saya rasa kami (temen-

temen tuli) akan berikan yang terbaik untuk RBP.

4. Adakah dampak dari hubungan saling percaya antara temen-

temen tuli dengan Rumah Batik Palbatu?

Page 162: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

147

Saya bersyukur bisa dikasih kepercayaan buat membatik dan

menjual hasil karya saya disini (Rumah Batik Palbatu).

5. Adakah norma/aturan yang disepakati di internal Rumah

Batik Palbatu?

Saya tidak tau, coba tanya saja sama pak Hary.

6. Bagaimana pandangan kamu tentang program beasiswa

difable membatik?

Saya sangat senang bisa belajar membatik di RBP, saya

sangat senang bisa kenal orang-orang baik di RBP. Saya

akan ajak teman-teman saya di komunitas tuli untuk belajar

membatik di RBP.

7. Apakah kamu bisa dapet uang dari membatik?

Ya, kadang saya dapet orderan kain batik. Kadang pak Hary

juga minta tolong sama saya untuk dibantu membuatkain

batik.

Page 163: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

148

Lampiran 4.B.2

TRANSKIP WAWANCARA

INFORMAN VII

Identitas Informan:

Nama : Richson

Jabatan : Pembatik tuli, anggota Rumah Batik Palbatu

(8 Agustus)

1. Sudah berapa lama kamu bergabung dengan Rumah Batik

Palbatu?

Saya sama dengan Novita, angkatan (batch) yang pertama.

2. Bagaimana bentuk kepercayaan yang terjalin antara kamu

dengan Rumah Batik Palbatu?

Saya sangat percaya dengan Rumah Batik Palbatu karena

diberi kesempatan untuk belajar membatik gratis. Saya

bersyukur ilmu yang saya dapat disini bisa berguna.

3. Bagaimana bentuk sinergi antar teman-teman difable di

Rumah Batik Palbatu?

Kami selalu berkomunikasi di grup whatsapp, jadi kalo ada

kegiatan apa-apa informasinya ada di grup whatsapp.

4. Adakah dampak dari hubungan saling percaya antara teman-

teman tuli dengan Rumah Batik Palbatu?

Kami bisa memberikan yang terbaik untuk Rumah Batik

Palbatu, kami akan selalu berterima kasih dengan Rumah

Batik Palbatu.

Page 164: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

149

5. Adakah norma yang disepakati antara teman-teman tuli

dengan Rumah Batik Palbatu?

Tidak ada, kami selalu membatik bersama-sama. Kami selalu

mengikuti apa yang pak Hary mau. Karna pak Hary selalu

bertanya kepada kami apa yang menjadi kesulitan. Akhirnya

kita selalu berdiskusi bersama.

6. Apa dampak yang terlihat dalam memanfaatkan norma yang

disepakati sebagai acuan utama?

Kami (teman-teman tuli) bisa lebih dekat dengan anggota

Rumah Batik Palbatu yang lain, tidak ada yang sungkan.

7. Sudah efektifkah program beasiswa difable membatik dalam

memberdayakan para peserta?

Setiap orang beda-beda ya, tergantung orangnya masing-

masing. Ada yang memang sulit cari kerja akhirnya ngebatik

di Rumah Batik Palbatu. Contohnya teman saya Novita.

Page 165: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

150

Lampiran 4.B.3

TRANSKIP WAWANCARA

INFORMAN VIII

Identitas Informan:

Nama : Farida

Jabatan : Pembatik tuli, anggota Rumah Batik Palbatu

(14 Maret 2020)

1. Sudah berapa lama kamu bergabung dengan Rumah Batik

Palbatu?

Saya bergabung baru setahun, saya dari batch 5.

2. Apa yang membuat kamu percaya sampai mau belajar batik

di Rumah Batik Palbatu?

Saya pikir RBP sudah terkenal sekali di Jakarta, saya juga

mau banget belajar tentang batik dan mengenal batik lebih

dalam lagi.

3. Menurut kamu bagaimana bentuk kepercayaan yang terjalin

antara temen-temen peserta program beasiswa difable

membatik?

Menurut saya saya dan temen-temen tuli lain sangat kompak

ketika belajar batik di RBP. Kami dituntut untuk saling

membantu sama lain, tidak ada yang boleh egois.

4. Adakah dampak dari hubungan saling percaya antara peserta

program dan Rumah Batik Palbatu?

Page 166: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

151

Kami bisa memberikan yang terbaik untuk RBP, kami sangat

berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan RBP

kepada kami.

5. Adakah norma yang disepakati antara teman-teman tuli dan

Rumah Batik Palbatu?

Ya, sebelum kami belajar batik kami diberikan surat kontrak

perjanjian dengan RBP. Kami dituntut untuk lebih

bertanggung jawab dan komitmen terhadap program

beasiswa yang kami ikuti.

6. Adakah sanksi bagi yang melanggar norma yang telah

disepakati?

Setau saya akan diberi teguran oleh pak Hary.

7. Apa dampak yang terlihat dalam memanfaatkan norma yang

disepakati sebagai acuan utama?

Ya, kami bisa lebih bertanggung jawab, lalu disiplin, dan

juga lebih komitmen dalam belajar batik.

8. Bagaimana pandangan anda tentang program beasiswa

difable membatik?

Sangat baik karena kami (peserta difable) diberikan

keterampilan dalam membatik. Sungguh sangat bermanfaat

karena kami bisa menggunakan keterampilan tersebut untuk

membatik lalu menjualnya.

9. Sudah efektifkah program beasiswa difable membatik dalam

memberdayakan para peserta?

Seperti yang saya bilang tadi, kami bisa memanfaatkan

keterampilan dalam membatik untuk mendapat keuntungan.

Page 167: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

152

Lampiran 4.B.4

TRANSKIP WAWANCARA

INFORMAN IX

Identitas Informan:

Nama : Miss Ninuk

Jabatan : Anggota Rumah Batik Palbatu, anggota PKK

Kelurahan Menteng Dalam.

(28 September 2020)

1. Sudah berapa lama bergabung di Rumah Batik Palbatu?

Bergabung di RBP tahun 2013, tapi ga full ke RBP karna

kerja. Paling kalo lagi ada tamu aja atau lagi diundang ke

acara-acara skala internasional.

2. Bagaimana pola kepercayaan yg terbentuk antara miss Ninuk

dengan Rumah Batik Palbatu?

Kepercayaan antar personil baik, tapi kalo di RBP kita

dibiasain kalo ada masalah harus diselesaikan secara langsung

jadi gaada omongan dari belakang.

3. Sebagai warga Palbatu, apa pandangan miss ninuk terkait

Rumah Batik Palbatu?

Pandangan aku sebagai warga sih baik, bisa dibilang rezeki

juga sih. Coba aja kalo diluar sana kamu belajar batik berapa

biayanya? RBP ngasih kepercayaan ke warga Palbatu buat

belajar bati gratis, bener-bener gratis buat warga Palbatu.

4. Bagaimana bentuk sinergi antara warga palbatu dengan

Rumah Batik Palbatu?

Page 168: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

153

Agak susah ya, karna rentan adanya sentimen pribadi. Kalo

untuk warga sih baik-baik aja, tapi sama pengurus RT nya ini

agak sulit karna mungkin ada ketidakpahaman tentang RBP

dari pengurus Rtnya.

5. Adakah norma/aturan yg disepakati antara warga dan Rumah

Batik Palbatu? Kalo ada apa normanya? Kalo ada apa dampak

diterapkannya norma antara Rumah Batik Palbatu dengan

warga?

Berkaitan sama pertanyaan sebelumnya sih, menurut aku

masih rentan adanya sentimen pribadi antara pengurus RT

sama RBP. Jadi ya saya gabisa gambarin lebih jelas karna aku

juga kurang paham sih.

6. Menurut miss sebagai warga dan anggota di Rumah Batik

Palbatu, bagaimana jaringan yang terbentuk di internal dan

eksternal Rumah Batik Palbatu?

Aku udah ngalamin berganti personil dari dulu, setiap

angkatan ada sisi positif ada sisi negatif nya juga. Tapi balik

lagi menurut saya saling memahami aja.

7. Apakah program beasiswa difable membatik telah berhasil

mengadopsi trust, norma, dan jaringan dengan baik?

Alasannya?

Untuk trust menurut aku dengan mereka (peserta) mau daftar

di program aja udah ada kepercayaan sih. Norma apalagi,

proses membentuk karakter peserta juga udah termasuk norma

sih kalo menurut aku. Apalagi kan menurut aku temen-temen

difable itu lebih care ke sesama, lebih peka, mereka itu luar

biasa baik, suka tolong menolong.

Page 169: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

154

8. Menurut miss apabila trust, norma, dan jaringan dimanfaatkan

dengan baik di Rumah Batik Palbatu khususnya di program

difable, apa dampak yang akan dirasakan?

Dampak yang dirasakan gede banget ya. Contohnya ga semua

terlahir beruntung secara ekonomi ya, jadi menurut aku

keikutsertaan mereka (peserta difable) di RBP bisa jadi nilai

tambah buat mereka karna mereka bisa dapet pendidikan non-

formal yang bisa jadi bekel buat suatu saat mereka nyari

nafkah.

Page 170: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

155

Lampiran 4.C.1

TRANSKIP WAWANCARA

INFORMAN X

Identitas Informan:

Nama : Saskia Adel

Jabatan : Ketua Relawan Rumah Batik Palbatu 2020

(11 Juli 2020)

1. Sudah berapa lama anda bergabung dengan Rumah Batik

Palbatu?

Dari awal batch 6, itu sudah sekitar beberapa bulan sih

sampe sekarang.

2. Apa yang membuat anda percaya dengan Rumah Batik

Palbatu sehingga mau menjadi relawan disini?

Karena ingin menambah relasi, networking. Karna sekarang

harus punya keterampilan tambahan ya, ga tercuali batik.

3. Selama membantu dalam program beasiswa difable

membatik, menurut anda bagaimana kepercayaan yang

terbentuk antara peserta dengan Rumah Batik Palbatu?

Sangat baik sih dalam komunikasi, selain ada penerjemah

(karena peserta ada yang tuli) kita juga harus bisa

komunikasi sama peserta dengan baik.

4. Bagaimana pola komunikasi antara peserta dengan peserta,

dan peserta dengan Rumah Batik Palbatu?

Page 171: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

156

Alhamdulillah dengan adanya program tersebut (beasiswa

difable membatik) kita bisa lebih aware lagi sama temen-

temen tuli.

5. Adakah norma diantara relawan Rumah Batik Palbatu?

Ada dong, tentang disiplin waktu sama kehadiran sih yang

paling penting. Semuanya disepakatin bersama yang

pastinya, jadi kalo ada hukumannya juga sesaui sama

kesepakatan bersama.

6. Apa sanksi bagi yang melanggar norma yang disepakati?

Sesuai kesepakatan bersama sih. Contohnya kaya udah

disepakatin dari awal tentang rapat, apapun kondisinya

kecuali ada keperluan mendesak, semua harus ikut rapat.

Kalo lagi gabisa tatap muka (situasi pandemi) ya kan bisa

lewat hape.

7. Apakah program beasiswa difable membatik telah berhasil

mengadopsi trust, norma, dan jaringan dengan baik?

Alasannya?

Alhamdulillah menurut saya sudah berhasil karena di situasi

pandemi ini khususnya, mereka bisa memanfaatkan apa yang

mereka dapat di RBP dengan baik.

8. Menurut anda bagaimana dampak dari pemanfaatan trust,

norma, dan jaringan dalam program beasiswa difable

membatik?

Dampaknya sangat baik, karena para peserta sudah terlatih di

program beasiswa difable membatik. Harapannya mereka

terbantu secara ekonomi dengan adanya keterampilan

membatik khususnya.

Page 172: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

157

Lampiran 4.C.2

TRANSKIP WAWANCARA

INFORMAN XI

Identitas Informan:

Nama : Putri Haitami

Posisi : Penerjemah Bahasa Isyarat Rumah Batik Palbatu

2020.

(11 Juli 2020)

1. Sudah berapa lama kak Putri bergabung dengan Rumah Batik

Palbatu?

gue baru sih disini, diajak-ajak sama Yusuf. Kayanya bareng

sama elu deh ki gabungnya.

2. Apa yang membuat kak Putri percaya dengan Rumah Batik

Palbatu sehingga mau menjadi relawan disini?

Sejujurnya gue awalnya gatau kalo di RBP ada program yang

khusus buat temen-temen difable. Karena emang gue cukup

aktif di lingkungan temen-temen difable. Gue juga sama

kaya Yusuf, orang tua gue dua-duanya tuli. Intinya bukannya

gue bersyukur punya orang tua tuli, bukan, tapi kita gaboleh

malu atau mungkin putus asa sama takdir yang udah dikasih.

Takdir yang ga diharapkan yang kaya gitu harusnya jadi

acuan buat kita, gimana caranya dari yang kurang baik jadi

kelebihan, nilai plus buat kita.

Page 173: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

158

3. Selama membantu dalam program beasiswa difable

membatik, menurut kak Putri bagaimana kepercayaan yang

terbentuk antara peserta dengan Rumah Batik Palbatu?

Menurut gue temen-temen tuli itu lebih sensitif dan lebih apa

ya.. gampangnya begini, kalo kita care sama mereka, mereka

akan lebih care lagi sama kita, dan sebaliknya. Jadi ya

kepercayaan yang terbangun diantara mereka sih menurut

gua cukup baik ki.

4. Adakah norma yang disepakati dalam program beasiswa

difable membatik?

Paling yang disepakati di surat kontrak itu sih, itu kan

perjanjian antara calon peserta sama RBP.

5. Adakah sanksi bagi para peserta yang melanggar norma yang

disepakati tersebut?

Sejauh ini setau gue cuma teguran langsung dari pak Hary

kali ya.

6. Bagaimana pola komunikasi antara peserta dengan peserta,

dan peserta dengan Rumah Batik Palbatu?

Dalam pandangan gue komunikasi antar peserta cukup baik

ya, peserta bisa dapet temen-temen baru selama di RBP ini,

peserta juga bisa tau karakter satu sama lain pas ikut program

ini. Kalo peserta sama RBP, menurut gue mereka merasa

dihargai sih. Jadi catetan juga nih buat kita, jadi

sepengalaman gue temen-temen tuli itu ga suka kalo

diistimewakan sama kita, mereka lebih suka kalo kita ya

biasa aja sama mereka.

Page 174: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

159

7. Apakah program beasiswa difable membatik telah berhasil

mengadopsi trust, norma, dan jaringan dengan baik?

Alasannya?

Karna gue juga baru disini, jadi gue juga kurang tau kalo

angkatan-angkatan yang sebelumnya. Kalo untuk angkatan

ini menurut gue cukup berhasil sih.

8. Menurut kak Putri bagaimana dampak dari pemanfaatan

trust, norma, dan jaringan dalam program beasiswa difable

membatik?

Menurut gue bisa jadi bahan evaluasi buat batch-batch yang

akan datang. Apa yang bisa diperbaiki dari kekurangan-

kekurangan di batch sebelumnya.

Page 175: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

160

Lampiran 4.C.3

TRANSKIP WAWANCARA

INFORMAN XII

Identitas Informan:

Nama : Dina Indriyani

Jabatan : Relawan Divisi Program Rumah Batik Palbatu 2020

(11 Juli 2020)

1. Sudah berapa lama kak Dina bergabung dengan Rumah Batik

Palbatu?

Aku ikut disini dari awal tahun, dari batch 6.

2. Apa yang membuat kak Dina percaya dengan Rumah Batik

Palbatu sehingga mau menjadi relawan disini?

Waduh, kalo ditanya gitu aku sih niat awalnya cuma mau isi

waktu luang. Waktu pertama daftar kan aku lagi nunggu

wisuda, jadi daripada nganggur mending cari kegiatan yang

bermanfaat. Trus kenapa milih RBP ya karena belum pernah

aktif di kegiatan batik sih.

3. Selama membantu dalam program beasiswa difable

membatik, menurut kak Dina bagaimana kepercayaan yang

terbentuk antara peserta dengan Rumah Batik Palbatu?

Hubungan yang saling menguntungkan kalo menurut aku.

Peserta dikasih pelatihan full tentang batik gratis, RBP juga

bisa punya kader-kader pembatik dari temen-temen difable.

4. Adakah norma yang disepakati relawan Rumah Batik

Palbatu?

Page 176: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

161

Walaupun statusnya relawan tapi tetep harus bisa megang

tanggung jawab yang dikasih RBP. Terutama tentang disiplin

waktu sama kehadiran sih. Tentang kehadiran pas ada

kegiatan, pas rapat juga harus bisa hadir.

5. Adakah sanksi bagi para peserta yang melanggra norma yang

disepakati tersebut?

Sanksi sosial sih paling. Kemaren aku sering gaikut rapat

gara-gara ada keperluan kerjaan hehe, mau gamau aku harus

japri satu-satu semua anggota sambil minta maaf.

6. Apakah program beasiswa difable membatik telah berhasil

mengadopsi trust, norma, dan jaringan dengan baik?

Alasannya?

Selama aku disini program beasiswa yang batch 6 sama

batch yang ke 7 yang lagi jalan cukup baik dalam

menerapkan proses-proses yang kamu bilang tadi.

7. Menurut kak Dina bagaimana dampak dari pemanfaatan

trust, norma, dan jaringan dalam program beasiswa difable

membatik?

Banyak manfaat yang di dapat sih menurut aku, contohnya

mungkin peserta bisa beradaptasi dengan baik di lingkungan

RBP ini. RBP bisa jadi keluarga baru bagi mereka, bagi kita

volunteer juga. Bisa tau karakter satu sama lain, bisa saling

berbagi pengalaman juga.

Page 177: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

162

Lampiran 5

CATATAN LAPANGAN

7 Maret 2020

Peneliti berangkat dari rumah di Tangerang pukul 08:00

dan sampai di Rumah Batik Palbatu sekitar pukul 10:00. Saat

peneliti tiba di Rumah Batik Palbatu, disana sedang briefing

sebelum kegiatan di program beasiswa difable membatik batch 6

dimulai. Hari itu adalah pertemuan terakhir di batch yang keenam

dan di minngu selanjutnya akan ada wisuda bagi peserta batch 6

yang sudah menjalani pelatihan selama kurang lebih 8 pertemuan.

Saat itu peneliti masih harus beradaptasi dengan semuanya karena

hari itu adalah hari pertama penulis datang ke Rumah Batik

Palbatu.

Hari itu peneliti ingin mengetahui lebih lanjut tentang profil

dari Rumah Batik Palbatu. Peneliti pun meminta izin dari pak

Hary untuk melihat beberapa dokumen yang ada di Rumah Batik

Palbatu. Selagi melihat dokumen-dokumen, peneliti juga

berkenalan dengan seluruh stakholder yang saat itu ada di Rumah

Batik Palbatu.

Hasil dari penelitian hari itu adalah peneliti bisa mendapat

profil Rumah Batik Palbatu yang bersumber dari beberapa

dokumen dan hasil wawancara dengan pak Hary. Peneliti juga

sudah berkenalan dan menyimpan nomer telepon beberapa

informan yang akan diwawancarai kelak.

Page 178: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

163

12 Maret 2020

Pada tanggal 10 Maret pukul 19:00 peneliti mendapat pesan

singkat dari mas Yusuf yang mana isi pesannya adalah

mengundang peneliti untuk hadir di acara workshop batik di

Balenusa. 12 Maret merupakan jadwal tidak terduga karena

peneliti tidak menjadwalkan penelitian untuk tanggal 12 Maret

tersebut. Acara tersebut merupakan sebuah workshop yang dibuat

oleh Rumah Batik Palbatu, khususnya pak Iwan. Workshop

tersebut dihadiri oleh beberapa kelompok pembatik yang ada di

Jabodetabek dan diisi oleh bapak Agus Purwanto dari perwakilan

APPBI Cirebon sebagai narasumber.

Peneliti mengikuti acara tersebut dari jam 10:00 sampai

dengan jam 14:00. Peneliti tidak menyiapkan pedoman

sebelumnya karna memang acara yang cukup mendadak bagi

peneliti. Namun peneliti menggunakan kesempatan tersebut

untuk meneliti tentang jaringan yang dibangun Rumah Batik

Palbatu dengan beberapa kelompok pembatik di Jabodetabek dan

dengan APPBI yang menaungi pembatik seluruh Indonesia.

Peneliti melakukan wawancara singkat dengan pak Agus

Purwanto sebagai pembicara di acara tersebut.

Page 179: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

164

14 Maret 2020

14 Maret merupakan agenda puncak bagi peserta program

beasiswa difable membatik batch yang ke-6. Hari itu peneliti

datang jam 09:00 pagi saat acara baru dimulai. Acara selesai pada

pukul 12:00 atau bertepatan dengan adzan dzuhur.

Setelah acara berakhir peneliti ikut merapikan tempat dan

barang-barang yang sudah selesai dipakai. Setelah itu peneliti

bergegas untuk mewawancarai beberapa informan terkait

pertanyaan penelitian. Beberapa informan yang peneliti

wawancarai hari itu adalah pak Iwan, bu Yuyun, kak Meli, kak

Yusuf, dan Farida (salah satu alumni program).

Peneliti melihat adanya kebersamaan yang cukup hangat

antara peserta batch 6 dan Rumah Batik Palbatu. Peserta dan

anggota Rumah Batik Palbatu mengadakan makan bersama yang

mana terlihat seperti sebuah keluarga besar. Tidak ada sekat

walaupun ada perbedaan baik secara fisik maupun yang tidak

terlihat.

Hasil penelitian hari itu adalah jawaban dari beberapa

informan terkait bentuk modal sosial dan dampak dari

pemanfaatan modal sosial di Rumah Batik Palbatu.

Page 180: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

165

11 Juli 2020

Setelah vakum selama kurang lebih 4 bulan akibat pandemi

yang mengharuskan karantina mandiri di rumah, akhirnya di

bulan Juli peneliti bisa kembali mengunjungi Rumah Batik

Palbatu.

Hari itu peneliti sampai di Rumah Batik Palbatu sekitar

pukul 10:00 pagi. Hari itu jadwalnya adalah rapat persiapan

menghadapi program beasiswa difable membatik yang akan

memasuki batch yang ke-7. Selama karantina mandiri di rumah,

pengurus, anggota, dan relawan sudah rapat secara daring

mengenai pendaftaran program beasiswa difable membatik batch

yang ke-7.

Seusai rapat, peneliti kembali mewawancarai beberapa

informan yang ada di Rumah Batik Palbatu guna mencari

jawaban terkait pertanyaan penelitian. Informan yang

diwawancarai peneliti di hari itu adalah bu Mumun, Saskia, kak

Putri, dan kak Dina.

Page 181: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

166

18 Juli 2020

Hari itu merupakan hari dimana akan dilaksanakannya

seleksi wawancara bagi calon peserta program beasiswa difable

membatik batch 7. Total ada sekitar 13 peserta yang mendaftar,

dan dikarenakan aturan PSBB maka jadwal seleksi wawancara

dibagi menjadi dua minggu. Tanggal 18 Juli ada sebagian dari

pendaftar yang di panggil untuk wawancara. Calon peserta yang

diwawancarai hari itu adalah Dwi Widodo, Paula Ardhia Kardina,

Jonathan Pardede, dan Hadi Sutiana.

Hari itu peneliti tidak mewawancarai informan yang

berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan yang ada di penelitian.

Hari itu peneliti hanya fokus kepada calon peserta program

karena menurut peneliti hal tersebut bisa menjadi data penunjang

di penelitian.

Page 182: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

167

8 Agustus 2020

Tanggal 8 Agustus merupakan pertemuan pertama batch 7

dimulai. Pertemuan pertama di tandai dengan pengisian kontrak,

perkenalan dengan Rumah Batik Palbatu dan dengan sesama

peserta, pemaparan kurikulum atau silabus selama mengikuti

pelatihan.

Peneliti ikut membaur dengan peserta lain dan ikut

berkenalan serta belajar memahami karakter beberapa peserta

baru di batch yang ketujuh ini. Peneliti melihat adanya suasana

inklusi di kelompok peserta di batch yang ketujuh ini. Ada

beberapa karakter peserta yang berbeda satu sama lain. Dari segi

usia pun ada yang terlampau jauh satu sama lain. Tapi peneliti

melihat perbedaan tersebut tidak menjadikan suasana menjadi

saling sungkan, namun justru sebaliknya. Suasana menjadi lebih

hangat, sudah seperti keluarga walaupun baru pertemuan yang

pertama. Peneliti mencoba untuk sedikit demi sedikit belajar

bahasa isyarat. Peneliti pun mencoba dengan ucapan sehari-hari

dan juga alphabet.

Page 183: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

168

19 September 2020 (Setelah Sidang)

Peneliti telah melakukan sidang skripsi pada tanggal 15

September 2020, namun dikarenakan ada beberapa kendala

peneliti kembali ke Rumah Batik Palbatu untuk memperbaiki apa

yang harus diperbaiki. Kondisi Rumah Batik Palbatu sepi

dikarenakan adanya karantina wilayah di DKI Jakarta. Program

beasiswa difable membatik masih tertunda karena tidak mendapat

izin dari ketua RT untuk mengadakan kerumunan. Peneliti telah

membuat janji dengan pak Hary untuk melakukan wawancara

ulang. Tidak banyak yang hadir di Rumah Batik Palbatu, hanya

bu Mumun, dan beberapa pembatik tuli seperti Novita, Richson,

dan pak Budi.

Peneliti hanya melakukan wawancara ulang dengan pak

Hary kurang lebih sekitar 15 menit dikarenakan pak Hary

mempunyai janji lain dengan kerabatnya. Peneliti melakukan

wawancara dengan pak Hary terkait pertanyaan yang ada di

dalam masalah penelitian. Peneliti tidak meawancarai ulang

pembatik tuli dikarenakan tidak hadirnya kak Yusuf, kak Putri,

maupun penerjemah bahasa isyarat lain yang bisa mendampingi

peneliti dalam mewawancarai pembatik tuli.

Page 184: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

169

Lampiran 6

Page 185: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

170

Lampiran 6.A

Surat Kontrak Peserta Beasiswa Difable Membatik Dengan Rumah

Batik Palbatu

Page 186: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

171

Lampiran 6.B

Surat Izin Penelitian

Page 187: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

172

Lampiran 6.C

Surat Undangan Penguji Sidang Skripsi

Page 188: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

173

Lampiran 6.D

Daftar Hadir Penguji Sidang Skripsi

Page 189: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

174

Lampiran 7

Sharing Section Program Beasiswa Difable Membatik Batch 6

(7 Maret 2020)

Talkshow Batik bersama Pak Agus (Pembatik & Assesor Batik

dari Cirebon) yang bertempat di Bale Nusa.

(12 Maret 2020)

Page 190: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

175

Wisuda Beasiswa Difable Membatik Batch 6

(14 Maret 2020)

Rapat Online (Ketika Situasi Pandemi Covid -19) Pengelola &

Volunteer Rumah Batik Palbatu dalam merancang pendaftaran

Beasiswa Difable Membatik Batch7

(6 Juni 2020)

Page 191: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

176

Proses seleksi wawancara peserta difable membatik batch 7

(18 Juli2020)

Page 192: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

177

Perkenalan dengan peserta beasiswa batik batch 7

(8 Juli 2020)

Pemamparan materi selama program beasiswa difable membatik

berlangsung

(8 Juli 2020)

Page 193: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

178

Praktek membuat pola peserta program beasiswa difable

membatik batch 7

(8 Juli 2020)

Kolaborasi penulis dan pak Hary dalam membuat batik

kontemporer

(11 Juli 2020)

Page 194: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

179

Proses mencanting peserta program beasiswa difable membatik

batch 7

(15 Agustus 2020)

Page 195: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

180

Proses pewarnaan peserta program difable membatik batch 7

(15 Agustus 2020)

Page 196: PEMBERDAYAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS MODAL SOSIAL

181

PROFIL PENULIS

Eki Rizky Juniar, lahir di Tangerang

tanggal 2 Juni 1998. Anak pertama

dari Ayah yang bernama Asep Eka

Priyana dan Ibu yang bernama Yani

Surtiyani. Masih Tinggal bersama

kedua orang tua di daerah Cipondoh,

Kota Tangerang.

Pendidikan yang ditempuh oleh

penulis yaitu SDN Poris Gaga 03 lulus pada tahun 2010, SMP Al-

Mizan litahfidzil Qur’an lulus pada tahun 2013, lanjut MAN

Cipondoh dan lulus pada tahun 2016. Saat lulus SMA penulis

langsung melanjutkan studi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tahun 2016. Penulis mengambil

program studi Pengembangan Masyarakat Islam di Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

“Hadapilah Layaknya Seorang Samurai”

-Penulis