pedoman wawancara pengaruh poligami terhadap perceraian di pengadilan jakarta barat
TRANSCRIPT
PEDOMAN WAWANCARA
PENGARUH POLIGAMI TERHADAP PERCERAIAN
DI PENGADILAN JAKARTA BARAT
I. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama : Nany Setyowaty
2. Jabatan : Hakim Anggota
II. DAFTAR PERTANYAAN
1. Dalam UU Perkawinan No.1 Th.1974 dan KHI, dimana dijelaskan bahwa
suami dapat minta cerai atau poligami jika si istri cacat, mandul, dan
sebagainya. Kenapa hanya pihak perempuan saja yang dituntut? Bagaimana
jika hal tersebut terjadi pada istri suami?
2. Apakah poligami membawa dampak negatife terhadap perceraian ?dan hal-hal
apa saja yang mempengaruhi istri untuk menggugat cerai?
3. Dalam hal poligami Apakah perempuan menjadi korban atas kekuasaan suami
atas dihalalkannya poligami?
4. Bagaimana menurut Anda dalam praktik poligami yang ada dimasyarakat
masih banyak melakukan poligami dengan tanpa seizing Pengadilan? Dan
bagaimanakah status istri dan anak-anaknya?dan apakah mereka mendapatkan
hak yang sesuai dengan UU Perkawinan dan KHI?
5. Apakah suami istri mempunyai hak yang sama untuk minta cerai?
6. Apa tindakan Hakim agar mereka tidak bercerai?
7. Apakah ada perlindungan hukum bagi istri pasca perceraian?dan apakah ia
masih mendapatkan haknya sebagai istri dari mantan suaminya?
8. Apakah dalam memutuskan perkara Anda memperhatikan apa yang menjadi
hak dan kewajiban istri?
9. Apakah didalam gugatan istri selalu menuntut haknya sebagai istri?
10. Jika hak-hak istri pasca perceraian tidak dijalankan oleh mantan suami.Apa
yang harus dilakukan oleh si istri untuk mendapatkan haknya kembali?
11. Apakah pemberian nafkah pasca percerain selalu adil untuk istri?