perceraian di luar pengadilan -...

160
PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN (Studi Kasus di Desa Daon Kecamatan Rajeg Kabupaten Tangerang) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) / Oleh: MUHAMAD IRFAN AMSORI NIM : 11140440000053 PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1439 H/2018 M

Upload: others

Post on 24-Sep-2019

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN

(Studi Kasus di Desa Daon Kecamatan Rajeg Kabupaten Tangerang)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

/

Oleh:

MUHAMAD IRFAN AMSORI

NIM : 11140440000053

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1439 H/2018 M

Page 2: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN

(Studi Kasus di Desa Daon Kecamatan Rajeg Kabupaten Tangerang)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh:

Muhamad Irfan Amsori

NIM: 11140440000053

Pembimbing:

Dr. Hj. Mesraini, S.H., M.Ag

NIP: 197602132003122001

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1439 H/2018 M

Page 3: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN (Studi

Kasus di Desa Daon Kecamatan Rajeg Kabupaten Tangerang)” telah

diajukan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Program Studi

Hukum Keluarga Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada senin

14 Januari 2019, Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Program Strata Satu (S-1) pada Program Studi Hukum

Keluarga.

Jakarta, 14 Januari 2019

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Dr. H. Asep Saepudin Jahar, M.A

NIP. 196912161996031001

PANITIA UJIAN MUNAQASYAH

1. Ketua : Dr. H. Abdul Halim, M.Ag (...................................)

NIP. 196706081994031005

2. Sekretaris : Indra Rahmatullah, S.H.I., M.H (...................................)

3. Pembimbing : Dr. Hj. Mesraini, S.H., M.Ag (...................................)

NIP. 197602132003122001

4. Penguji I : Dr. K.H. A. Juaini Syukri, L.c., M.A (...................................)

NIP. 195507061992031001

5. Penguji II : Dr. H. Moh. Ali Wafa, S.H., M.A (...................................)

NIP. 197304242002121007

Page 4: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S-1) pada Program Studi

Hukum Keluarga Fakultas Syariah dan Hukum di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 19 November 2018

Muhamad Irfan Amsori

Page 5: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

ABSTRAK

Muhamad Irfan Amsori. NIM 11140440000053. PERCERAIAN DI LUAR

PENGADILAN (Studi Kasus di Desa Daon Kecamatan Rajeg Kabupaten

Tangerang). Program Studi Hukum Keluarga (Ahwal Syakhsiyyah), Fakultas

Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1439

H/2018 M. x + 83 halaman 67 halaman lampiran.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui: a). Bagaimana proses perceraian di

luar Pengadilan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Daon Kecamatan Rajeg

Kabupaten Tangerang, b). Faktor apa saja yang menyebabkan masyarakat Desa

Daon Kecamatan Rajeg Kabupaten Tangerang melakukan perceraian di luar

Pengadilan, dan c). Apa saja dampak yang dialami oleh masyarakat Desa Daon

Kecamatan Rajeg Kabupaten Tangerang yang melakukan perceraian di luar

Pengadilan.

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan penelitian empiris. Sedangkan

jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Sumber data dalam

penelitian ini menggunakan sumber data primer yaitu wawancara langsung

dengan masyarakat Desa Daon yang melakukan perceraian di luar Pengadilan

yang berjumlah sebanyak 15 orang. Teknik pemilihan orang yang diwawancarai

dengan cara teknik random sampling. Sedangkan sumber data sekunder dari buku-

buku, Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Peraturan

Pemerintah No. 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang No. 1 Tahun

1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam. Data yang diperoleh

dianalisis dengan menggunakan metode induktif-deduktif atau sebaliknya.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa: a). Masyarakat Desa Daon dalam

melakukan perceraian hanya pergi ke rumah amil setempat, ada juga yang

disaksikan oleh kedua orang tuanya, bahkan perceraiannya tidak disaksikan oleh

siapapun, dan ada yang ditinggalkan begitu saja oleh suaminya. b). Faktor yang

menyebabkan masyarakat Desa Daon melakukan perceraian di luar Pengadilan

yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian di Pengadilan

membutuhkan biaya. Kedua, mereka juga ada yang tidak tahu bahwa perceraian

harus di Pengadilan. Ketiga, tidak mengerti cara mengurus perceraian di

Pengadilan, dan keempat, malas karena proses perceraian di Pengadilan lama. c).

Dampak yang dialami masyarakat Desa Daon setelah melakukan perceraian di

luar Pengadilan yaitu, istri tidak mendapatkan nafkah ketika waktu iddah dan

tidak mendapatkan mut‟ah berupa apapun dari perceraiannya. Begitu juga, nafkah

terhadap anak tidak dipenuhi oleh bapaknya. Tidak hanya itu, ketika janda

tersebut ingin menikah lagi, mereka menikah tidak dapat melalui prosedur

pencatatan di KUA karena tidak mempunyai akta cerai dari Pengadilan. Dengan

demikian, mereka melakukan perkawinan berikutnya itu dengan cara sirri.

Kata Kunci : Perceraian di Luar Pengadilan, Talak

Pembimbing : Dr. Hj. Mesraini, S.H., M.Ag

Daftar Pustaka : Tahun 1974 s.d. 2016

Page 6: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

vi

KATA PENGANTAR

حيم حمن الره بسم للاه الره

Dengan mengucapkan Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “PERCERAIAN DI LUAR

PENGADILAN (Studi Kasus di Desa Daon Kecamatan Rajeg Kabupaten

Tangerang)”. Shalawat dan salam semoga Allah curahkan untuk junjungan alam

kita, Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan

pengikutnya yang setia hingga hari pembalasan. Semoga kita mendapatkan

syafa‟atnya di akhirat kelak.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi tidak akan berhasil tanpa

dukungan, bimbingan, dan bantuan dari semua pihak yang berada di sekeliling

penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan

terima kasih banyak kepada:

1. Dr. H. Asep Saepudin Jahar, M.A., selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta beserta Wakil

Dekan I, II dan III Fakultas Syariah dan Hukum.

2. Dr. H. Abdul Halim, M.Ag., dan Indra Rahmatullah, S.H.I., M.H., selaku

Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi Hukum Keluarga Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Hj. Mesraini, S.H., M.Ag., selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu, tenaga, pikiran dalam bimbingan. Semoga Allah SWT

senantiasa memberikan rahmat dan karunia kepada beliau.

4. Dr. K.H. A. Juaini Syukri, L.c., M.A dan Dr. H. Moh. Ali Wafa, S.H., M.A,

selaku Dosen penguji skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk menguji.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayahnya kepada beliau.

5. Segenap bapak dan ibu Dosen di Fakultas Syariah dan Hukum yang telah

memberikan banyak ilmu pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan.

6. Masyarakat Desa Daon yang telah menjadi narasumber yang mendukung

dalam penelitian skripsi ini yaitu: H. Lamri Hambali, H. Mojahidin, Sarikah,

Page 7: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

vii

Wiwik, Iyah, Tunah, Fuadah, Zubaedah, Rohyanah, Rokayah, Heriyah, Eci,

Hj. Ika Susanti, Hj. Omsiah, Hj. Emul, Nengsih dan Ika.

7. Segenap pimpinan dan staf Perpustakaan Umum Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta atas pelayanan dan

penyediaan buku-bukunya sehingga memudahkan penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Kedua orang tua tercinta yang tidak pernah bosan dan menyerah untuk

memberikan dukungan dan mendo‟akan penulis dalam menempuh pendidikan.

9. Seluruh teman-teman mahasiswa/i Hukum Keluarga angkatan 2014 yang telah

menemani penulis selama kuliah yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu, semoga kita semua menjadi orang sukses.

Tidak ada yang dapat penulis berikan atas balas jasa dan dukungannya, hanya

do‟a semoga amal baik mereka dibalas oleh Allah SWT. Penulis berharap skripsi

ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada

umumnya. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis

harapkan untuk skripsi ini.

Jakarta, 19 November 2018

Penulis,

Page 8: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii

PENGESAHAN PENGUJI ............................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................... iv

ABSTRAK .......................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 5

D. Review Studi Terdahulu ............................................................... 6

E. Metode Penelitian ......................................................................... 7

F. Sistematika Penulisan ................................................................... 10

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERCERAIAN

A. Perceraian Menurut Hukum Islam ............................................... 12

1. Pengertian Perceraian ............................................................. 12

2. Macam-macam Perceraian ..................................................... 12

3. Akibat Perceraian ................................................................... 27

B. Perceraian Menurut Peraturan di Indonesia ................................. 29

1. Pengertian Perceraian ............................................................. 29

2. Alasan-alasan Perceraian........................................................ 33

3. Macam-macam Perceraian ..................................................... 31

4. Tata Cara Perceraian .............................................................. 32

5. Akibat Perceraian .................................................................. 37

Page 9: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

ix

BAB III PERCERAIAN DI DESA DAON KECAMATAN RAJEG

KABUPATEN TANGERANG

A. Gambaran Umum Desa Daon ...................................................... 39

1. Sejarah Desa Daon ................................................................. 39

2. Kondisi Desa Daon ................................................................. 41

3. Letak Geografis Desa Daon ................................................... 42

4. Bidang Agama ........................................................................ 44

5. Bidang Pendidikan ................................................................. 45

6. Bidang Ekonomi ..................................................................... 46

B. Profil Pelaku Perceraian di Luar Pengadilan ............................... 48

BAB IV ANALISIS ATAS PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN

DI DESA DAON KECAMATAN RAJEG KABUPATEN

TANGERANG

A. Proses Perceraian Masyarakat Desa Daon di Luar

Pengadilan .................................................................................... 63

B. Faktor Penyebab Masyarakat Desa Daon Melakukan

Perceraian di Luar Pengadilan ..................................................... 64

C. Dampak Perceraian di Luar Pengadilan yang dirasakan oleh

Masyarakat Desa Daon ................................................................ 69

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 78

B. Saran ............................................................................................. 83

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 18

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Peruntukan Lahan di Desa Daon ........................................................ 41

Tabel 2 Batas Wilayah Desa Daon ................................................................. 41

Tabel 3 Jumlah Penduduk Desa Daon ............................................................ 42

Tabel 4 Jarak dan Waktu Tempuh dari Desa Daon ......................................... 42

Tabel 5 Sarana Ibadah di Desa Daon .............................................................. 43

Tabel 6 Kondisi Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Daon ........................... 44

Tabel 7 Sarana Pendidikan di Desa Daon ....................................................... 44

Tabel 8 Mata Pencaharian Masyarakat Desa Daon ......................................... 45

Tabel 9 Bentuk Proses Perceraian di Desa Daon ............................................ 61

Tabel 10 Faktor Penyebab Melakukan Perceraian di Luar Pengadilan ............ 68

Tabel 11 Dampak Pasca Bercerai ..................................................................... 74

Page 11: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang

wanita sebagai suami istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga atau

rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa. Sungguh sangat ideal sekali tujuan perkawinan yang di inginkan oleh

Undang-undang ini. Tidak hanya melihat dari segi ikatan lahirnya saja, tapi

sekaligus ikatan pertautan kebatinan antara suami-istri yang ditujukan untuk

membina keluarga yang kekal dan bahagia sesuai dengan kehendak Tuhan

Yang Maha Esa.1

Dengan pernikahan, manusia dapat menjalankan fitrahnya dengan jalan

yang baik, terhindar dari terputusnya garis keturunan, dan para perempuan

terjaga dari peran sebagai pemuas nafsu bagi setiap laki-laki yang

menginginkannya. Dengannya pula terbentuk rumah tangga yang dibangun

dengan kelembutan hati seorang ibu dan rengkuhan kasih seorang ayah,

sehingga dapat menghasilkan keturunan yang baik. Pernikahan seperti itulah

yang diridhai oleh Allah SWT dan disyariatkan oleh agama Islam.2

Apabila pergaulan kedua suami istri tidak dapat mencapai tujuan-tujuan

perkawinan, maka hal itu akan mengakibatkan berpisahnya dua keluarga.

Karena tidak adanya kesepakatan antara suami istri, dengan keadilan Allah

SWT dibukakan-Nya suatu jalan keluar dari segala kesukaran itu, yakni pintu

perceraian.3

1 Yahya Harahap, Hukum Perkawinan Nasional, (Medan: C.V. Zahir Trading co, 1976),

cet.1, h. 11. 2 Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah. Penerjemah Abu Syauqina dan Abu Aulia Rahma. Fiqih

Sunnah Jilid 3, (Jakarta: Tinta Abadi Gemilang, 2013), cet. 2, h. 194. 3 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1994), cet. 27, h. 401.

Page 12: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

2

Untuk menjaga kelanggengan lembaga perkawinan akhirnya dibuat

mekanisme perceraian agar laki-laki tidak terlampau mudah menceraikan

istrinya. Perceraian dapat diminta oleh salah satu pihak atau kedua belah pihak

untuk mengakomodasi realitas-realitas perkawinan yang gagal. Meskipun

begitu, perceraian merupakan suatu hal yang tidak disukai dalam agama Islam

meskipun kebolehannya sangat jelas dan hanya boleh dilakukan ketika tidak

ada jalan lain yang dapat ditempuh oleh kedua belah pihak.4 Hukum Islam

memberi jalan kepada istri yang menghendaki perceraian dengan mengajukan

khuluk, sebagaimana hukum Islam memberikan jalan kepada suami untuk

menceraikan istrinya dengan jalan talak.5

Di Indonesia, perkawinan dapat putus karena tiga hal, yaitu: kematian,

perceraian, dan atas putusan Pengadilan. Terkait dengan perceraian,

ditegaskan bahwa perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang

Pengadilan setelah Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil

mendamaikan kedua belah pihak, dan itu pun harus ada cukup alasan bahwa

antara suami dan istri tidak dapat rukun kembali sebagai suami istri. Sebelum

dibentuknya Undang-undang perkawinan, lembaga hukum adat pun telah

memiliki mekanisme perceraian. Menurut Nani Soewondo, hukum adat

Indonesia biasanya menyertakan kepala adat dalam proses perceraian dan

mereka hanya memberikan izin ketika ada alasan yang nyata. Dalam KHI pun

ditegaskan bahwa seorang suami yang akan menjatuhkan talak kepada istrinya

mengajukan permohonan, baik lisan maupun tertulis, kepada Pengadilan

Agama.6

Lain halnya yang terjadi pada sebagian masyarakat di Desa Daon

Kecamatan Rajeg Kabupaten Tangerang yang melakukan perceraian di luar

Pengadilan, karena ketidakcocokan dalam menjalankan rumah tangganya dan

kedua belah pihak sepakat untuk mengakhiri perkawinannya. Akan tetapi,

4 Ahmad Tholabi Kharlie, Hukum Keluarga Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013),

cet.1, h. 228. 5 Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, (Jakarta: Kencana, 2003), cet. 1, h. 220.

6 Ahmad Tholabi Kharlie, Hukum Keluarga Indonesia, h. 231.

Page 13: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

3

kedua belah pihak ini tidak melakukan perceraian sesuai dengan yang telah

diatur pada Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Peraturan

Pemerintah No. 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang No. 1

Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam (KHI). Oleh karena itu penulis

tertarik untuk mengetahui lebih lanjut apa sebenarnya yang menjadi faktor

penyebab masyarakat Desa Daon Kecamatan Rajeg Kabupaten Tangerang

melakukan perceraian di luar Pengadilan? Kemudian bagaimana proses

perceraian di luar Pengadilan yang dilakukan masyarakat Desa Daon

Kecamatan Rajeg Kabupaten Tangerang? Dan penulis juga tertarik ingin

menelusuri apa saja dampak yang dialami oleh masyarakat Desa Daon

Kecamatan Rajeg Kabupaten Tangerang yang melakukan perceraian di luar

Pengadilan? Terutama yang berkaitan dengan perkawinan mereka berikutnya

apakah dicatatkan di KUA atau tidak, karena mereka tidak mempunyai akta

cerai dari Pengadilan, kemudian bagaimana proses pernikahan mereka

berikutnya? Bagaimana dengan hak-hak mereka setelah melakukan perceraian

di luar Pengadilan?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut penulis tertarik

mengkajinya dalam sebuah penelitian skripsi dengan judul “PERCERAIAN

DI LUAR PENGADILAN (Studi Kasus di Desa Daon Kecamatan Rajeg

Kabupaten Tangerang)”.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis mengidentifikasi

masalah-masalah yang perlu dibahas sebagai berikut:

a Apa konsekuensi hukum perceraian di luar Pengadilan.

b Apa saja faktor yang menyebabkan masyarakat Desa Daon melakukan

perceraian di luar Pengadilan.

c Bagaimana proses masyarakat Desa Daon yang melakukan perceraian

di luar Pengadilan.

Page 14: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

4

d Apa saja dampak yang dirasakan oleh masyarakat Desa Daon yang

melakukan perceraian di luar Pengadilan.

e Bagaimana dengan hak-hak istri yang melakukan perceraian di luar

Pengadilan.

f Bagaimana proses pencatatan perkawinan yang berikutnya, setelah

melakukan perceraian di luar Pengadilan tersebut.

g Bagaimana pandangan masyarakat Desa Daon yang melakukan

perceraian di luar Pengadilan.

2. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini perlu dilakukan agar

pembahasannya tidak terlalu luas dan tidak menyimpang dari pokok

permasalahan, di samping itu juga untuk mempermudah melaksanakan

penelitian. Oleh sebab itu penulis membatasi dengan membahas seputar

masyarakat di Desa Daon Kecamatan Rajeg Kabupaten Tangerang yang

melakukan perceraian di luar Pengadilan dan perceraian di luar Pengadilan

yang terjadi di Desa Daon tersebut dilakukan setelah berlakunya Undang-

undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan sampai dengan tahun

2017 yang melakukan perceraian di luar Pengadilan. Sedangkan yang

dimaksud dengan perceraian di sini baik cerai yang diucapkan oleh suami

ataupun cerai yang diminta oleh istri.

3. Perumusan Masalah

Telah diatur dalam Pasal 115 Kompilasi Hukum Islam dan Pasal 39

Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan bahwa perceraian

hanya dapat dilakukan di depan sidang Pengadilan Agama, setelah

Pengadilan Agama tersebut berusaha dan tidak berhasil mendamaikan

kedua belah pihak,7 dan kenyataannya telah terjadi pada masyarakat Desa

Daon melakukan perceraian di luar Pengadilan. Sehubungan dengan itu

penulis akan merumuskan masalah dalam skripsi ini sebagai berikut:

a. Bagaimana proses perceraian di luar Pengadilan yang dilakukan

masyarakat Desa Daon Kecamatan Rajeg Kabupaten Tangerang?

7 Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, h. 251.

Page 15: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

5

b. Apa saja faktor yang menyebabkan masyarakat Desa Daon Kecamatan

Rajeg Kabupaten Tangerang melakukan perceraian di luar Pengadilan?

c. Apa saja dampak yang dirasakan oleh masyarakat Desa Daon

Kecamatan Rajeg Kabupaten Tangerang yang melakukan perceraian di

luar Pengadilan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian skripsi ini di antaranya:

a. Untuk mengetahui bagaimana proses perceraian di luar Pengadilan

yang dilakukan oleh masyarakat Desa Daon Kecamatan Rajeg

Kabupaten Tangerang.

b. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan masyarakat Desa

Daon Kecamatan Rajeg Kabupaten Tangerang melakukan perceraian

di luar Pengadilan.

c. Untuk mengetahui apa saja dampak yang dirasakan oleh masyarakat

Desa Daon Kecamatan Rajeg Kabupaten Tangerang yang melakukan

perceraian di luar Pengadilan.

2. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini penulis mengharapkan hasil dari

penelitian ini dapat memberikan manfaat. Adapun manfaat penelitian

dalam skripsi ini diantaranya:

a. Bagi ilmu pengetahuan (Teoritis)

Dengan adanya penelitian dalam penulisan skripsi ini, penulis

mengharapkan dapat memberi ilmu pengetahuan di bidang hukum dan

masukan guna mengembangkan hukum-hukum di Indonesia.

b. Bagi masyarakat (Praktis)

Dengan adanya penelitian dalam penulisan skripsi ini penulis

mengharapkan semoga hasil dari penelitian yang dibahas dalam skripsi

ini dapat dijadikan sumber pengetahuan bagi masyarakat sehingga

Page 16: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

6

dapat dipraktikan sesuai dengan peraturan dan Undang-undang yang

berlaku di Indonesia.

D. Review Studi Terdahulu

Sebelum penentuan judul bahasan dalam skripsi ini, penulis melakukan

review kajian terdahulu yang berkaitan dengan judul yang penulis bahas.

Review kajian terdahulu yang berkaitan dengan penulis diantaranya:

1. Skripsi dengan judul “Perceraian di Luar Pengadilan Menurut Majelis

Ulama Indonesia (Studi Fatwa MUI No. 1 Tahun 2012)” oleh Silfia Ulfah,

pada jurusan Al-Ahwal Syakhsiyyah Fakultas Syariah Institut Agama

Islam Negri Purwokerto 2016. Dalam penelitian tersebut, Silfia Ulfah

lebih cenderung kepada fatwa MUI, Silfia Ulfah menyimpulkan bahwa

MUI mengesahkan perceraian di luar Pengadilan. Perceraian di luar

Pengadilan yang dimaksud adalah perceraian yang telah memenuhi semua

syarat dan rukun talak yang ditetapkan syariat Islam, namun tanpa

penetapan resmi di instansi berwenang sebagaimana yang diatur dalam

peraturan perundang-undangan.

2. Skripsi dengan judul “Status Hukum Thalaq di Luar Pengadilan dalam

Perspektif Fiqh, UU No 1/1974 dan Kompilasi Hukum Islam” oleh Dofir,

pada jurusan Al-Ahwal Syakhshiyyah Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010. Dofir

menyimpulkan bahwa, talak di luar prosedur pengadilan tidak sah menurut

perspektif Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan

Kompilasi Hukum Islam sekalipun fiqih mengatakan sah talak di luar

Pengadilan, tapi tidak mempunyai kekuatan dalam hukum positif.

3. Skripsi dengan judul “Proses Penyelesaian Talak yang Sudah Terjadi di

Luar Sidang Pengadilan Agama Ditinjau Menurut Hukum Islam (Studi

Kasus di Pengadilan Agama Kelas 1 B Bangkinang)” oleh Ade Saputra,

pada jurusan Ahwal Al-Syakhshiyyah Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau 2012. Ade Saputra

menyimpulkan skripsinya bahwa penyelesaian talak di Pengadilan Agama

Page 17: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

7

Bangkinang terhadap talak yang terjadi di luar sidang Pengadilan Agama

Bangkinang sama dengan penyelesaian talak pada umumnya.

Adapun yang membedakan dari skripsi yang disebutkan di atas dengan

skripsi yang penulis akan bahas adalah “Perceraian di Luar Pengadilan (Studi

kasus di Desa Daon Kecamatan Rajeg Kabupaten Tangerang)” yaitu tempat

objek penelitian yang berbeda dan pembahasan yang berbeda mengenai

bagaimana proses perceraian di luar Pengadilan yang dilakukan masyarakat

Desa Daon Kecamatan Rajeg Kabupaten Tangerang, apa saja faktor yang

menyebabkan masyarakat Desa Daon Kecamatan Rajeg Kabupaten Tangerang

melakukan perceraian di luar Pengadilan dan apa saja dampak yang dirasakan

oleh masyarakat Desa Daon Kecamatan Rajeg Kabupaten Tangerang yang

melakukan perceraian di luar Pengadilan.

E. Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa

dan konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten.

Metodologis berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu, sistematis adalah

berdasarkan suatu sistim, sedangkan konsisten berarti tidak adanya hal-hal

yang bertentangan dalam suatu kerangka tertentu. Sudah tentu bahwa dalam

penelitian hukum, seseorang dapat mengadakan kegiatan-kegiatan untuk

mengungkapkan kebenaran hukum.8

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian sebagai

berikut:

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah pendekatan

penelitian empiris yaitu mendekati masalah yang diteliti dengan sifat

hukum yang nyata atau sesuai dengan kenyataan yang terjadi pada

masyarakat Desa Daon yang melakukan perceraian di luar Pengadilan.

Jadi penelitian dengan pendekatan empiris ini dilakukan di lapangan

8 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia,1986),

cet. 3, h. 42.

Page 18: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

8

dengan kunjungan kepada masyarakat Desa Daon yang melakukan

perceraian di luar Pengadilan untuk diwawancarai.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah jenis penelitian

kualitatif yaitu mendeskripsikan fenomena-fenomena yang terjadi di

lapangan dengan metode pengumpulan data, di mana penulis langsung

melakukan penelitian ke lapangan untuk memperoleh data yang jelas.

Adapun cara yang dilakukan adalah wawancara dengan masyarakat Desa

Daon yang melakukan perceraian di luar Pengadilan.

3. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber

data, yaitu sumber data utama (primer) dan sumber data tambahan

(sekunder):

a Sumber data primer

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan

data kepada pengumpul data.9 Adapun sumber data primer yang

digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah wawancara dengan

masyarakat Desa Daon yang melakukan perceraian di luar Pengadilan,

karena pelakunya banyak maka tidak mungkin penulis untuk

mewawancarai semuanya, sehingga dipilih hanya 15 orang saja. Untuk

menentukan 15 orang tersebut penulis menggunakan teknik random

sampling. Yang dimaksud dengan teknik random sampling adalah

teknik pengambilan sampel dari seluruh jumlah masyarakat Desa Daon

yang melakukan perceraian di luar Pengadilan hanya 15 orang saja

untuk diwawancarai, yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan

tingkatan strata sosial masyarakat yang melakukan perceraian di luar

Pengadilan.

9 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 187.

Page 19: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

9

b Sumber data sekunder

Data sekunder adalah data yang mencakup dokumen-dokumen resmi,

buku-buku, hasil penelitian yang berwujud laporan, buku harian, dan

seterusnya.10 Adapun sumber data sekunder yang peneliti gunakan

adalah dengan melakukan studi kepustakaan seperti buku-buku yang

berkaitan dengan skripsi ini, Undang-undang No. 1 Tahun 1974

tentang Perkawinan, Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 tentang

Pelaksanaan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

dan Kompilasi Hukum Islam.

4. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan suatu proses penyelidikan dan pengaturan

secara sistematis transkrip wawancara, catatan lapangan, dan material-

material lain yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman sendiri

tentang data dan memungkinkan untuk mempresentasikan apa yang telah

ditemukan pada orang lain.11 Adapun metode analisis data yang dipakai

dalam penelitian skripsi ini adalah menganalisis data yang dideskripsikan

ke dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan dengan menggunakan cara

berfikir induktif-deduktif atau sebaliknya. Cara berpikir induktif yaitu

menggeneralisasikan data dari sampel (informan) sebagai hasil penelitian

untuk menggambarkan keadaan umum. Sedangkan cara berfikir deduktif

yaitu kerangka berfikir untuk menarik kesimpulan dari permasalahan yang

bersifat umum terhadap permasalahan konkrit berdasarkan penelitian.

Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis satu persatu kemudian disusun

secara sistematis sehingga dapat menjawab Bagaimana proses perceraian

di luar Pengadilan yang dilakukan masyarakat Desa Daon Kecamatan

Rajeg Kabupaten Tangerang, Apa saja faktor yang menyebabkan

masyarakat Desa Daon Kecamatan Rajeg Kabupaten Tangerang

melakukan perceraian di luar Pengadilan dan Apa saja dampak yang

10 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, h. 12.

11 Rulam Ahmadi, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016),

cet. 3, h. 116.

Page 20: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

10

dirasakan oleh masyarakat Desa Daon Kecamatan Rajeg Kabupaten

Tangerang yang melakukan perceraian di luar Pengadilan. Dengan cara ini

kajian terhadap “Perceraian di Luar Pengadilan (Studi Kasus di Desa Daon

Kecamatan Rajeg Kabupaten Tangerang) dapat dideskripsikan.

F. Sistematika Penulisan

Untuk dapat mengetahui dan mempermudah pembahasan serta

memperoleh gambaran dari keseluruhan, maka di bawah ini dijelaskan

sistematika penulisan skripsi yang dibagi atas lima bab.

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, identifikasi,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

review studi terdahulu, metode penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Tinjauan Umum Tentang Perceraian

Pokok bahasan dalam bab ini berisikan tentang perceraian menurut

hukum Islam dan perceraian menurut peraturan di Indonesia.

Bab III Perceraian di Desa Daon Kecamatan Rajeg Kabupaten

Tangerang

Pokok bahasan dalam bab ini berisikan tentang gambaran umum

Desa Daon dan profil pelaku perceraian di luar Pengadilan.

Bab IV Analisis atas Perceraian di Luar Pengadilan di Desa Daon

Kecamatan Rajeg Kabupaten Tangerang

Pokok bahasan dalam bab ini berisikan tentang proses perceraian

masyarakat Desa Daon di luar Pengadilan, faktor penyebab

masyarakat Desa Daon melakukan perceraian di Luar Pengadilan

dan dampak perceraian di luar Pengadilan yang dirasakan oleh

masyarakat Desa Daon.

Page 21: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

11

Bab V Penutup

Bab ini merupakan akhir dari penulisan skripsi yang isinya meliputi

kesimpulan dan saran-saran serta dilengkapi dengan daftar pustaka

dan lampiran-lampiran yang dianggap penting.

Page 22: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

12

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PERCERAIAN

A. Perceraian Menurut Hukum Islam

1. Pengertian Perceraian

Perceraian itu bahasa Indonesia, sedangkan dalam bahasa Arab adalah

thalaq, yang mengandung arti melepas atau membuka.1 Yang dimaksud

dengan melepas atau membuka yaitu melepaskan ikatan pernikahan dari pihak

suami dengan lafal tertentu, misalnya suami berkata terhadap istrinya “Engkau

telah kutalak”, dengan ucapan tersebut ikatan pernikahan menjadi lepas,

artinya suami istri telah bercerai.2

Apabila perselisihan suami istri menimbulkan permusuhan dan menanam

bibit kebencian antara keduanya atau terhadap kaum kerabat mereka, sehingga

tidak ada jalan lain, sedangkan ikhtiar untuk perdamaian tidak dapat

disambung lagi, maka perceraian itulah jalan satu-satunya yang jadi pemisah

antara mereka.3 Hukum Islam pun memberi jalan kepada istri yang

menghendaki perceraian dengan mengajukan khuluk, sebagaimana hukum

Islam memberi jalan kepada seorang suami yang hendak menceraikannya

istrinya dengan jalan talak.4

2. Macam-Macam Perceraian

a. Talak

Talak menurut bahasa adalah al-thalaq yang berasal dari kata al-ithlaq,

yang berarti melepaskan atau meninggalkan. Sedangkan menurut istilah,

talak adalah melepaskan ikatan pernikahan dan mengakhiri hubungan

suami-istri.5

1 Kama Rusdiana dan Jaenal Aripin, Perbandingan Hukum Perdata, (Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2007), cet. 1, h. 25. 2 Moh Rifa‟i, Fiqih Islam Lengkap, (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 2014),

h. 453. 3 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1994), cet. 27, h. 401.

4 Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, (Jakarta: Kencana, 2003) cet. 1, h. 220.

5 Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah. Penerjemah Abu Syauqina dan Abu Aulia Rahma. Fiqih

Sunnah Jilid 3, (Jakarta: Tinta Abadi Gemilang, 2013), cet. 2, h. 525.

Page 23: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

13

Jadi, talak itu ialah menghilangkan ikatan perkawinan sehingga setelah

hilangnya ikatan perkawinan itu istri tidak lagi halal bagi suaminya, dan

ini terjadi dalam hal talak ba‟in, sedangkan arti mengurangi pelepasan

ikatan perkawinan ialah berkurangnya hak talak bagi suami yang

mengakibatkan berkurangnya jumlah talak yang menjadi hak suami dari

tiga menjadi dua, dari dua menjadi satu, dari satu menjadi hilang hak talak

itu.6

1) Macam-macam Talak

Ditinjau dari segi ada atau tidak adanya kemungkinan bekas suami

merujuk kembali kepada bekas istri, talak dibagi menjadi dua macam yaitu

talak raj‟i dan talak ba‟in.7

a) Talak raj‟i

Talak raj‟i ialah talak yang dijatuhkan suami terhadap istrinya yang

mana seorang suami boleh rujuk kembali kepada bekas istrinya dengan

tidak perlu melakukan perkawinan atau akad baru, asal istrinya masih di

dalalm „iddah-nya seperti talak satu dan dua.8 Setelah terjadi talak raj‟i

maka istri wajib ber-„iddah, hanya bila kemudian suami hendak kembali

kepada bekas istri sebelum berakhir masa „iddah, maka hal itu dapat

dilakukan dengan menyatakan rujuk, tetapi jika dalam masa „iddah

tersebut bekas suami tidak menyatakan rujuk terhadap bekas istrinya,

maka dengan berakhirnya masa „iddah itu kedudukan talak menjadi talak

ba‟in; kemudian jika sesudah berakhirnya masa „iddah itu suami ingin

kembali kepada bekas istrinya maka wajib dilakukan dengan akad nikah

baru dengan mahar yang baru pula.9

b) Talak ba‟in

Talak ba‟in adalah talak yang ketiga, talak bai‟n ini mengakibatkan

suami tidak boleh rujuk kembali kepada bekas istrinya, apabila seorang

6 Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, (jakarta: Kencana, 2003) cet. 1, h. 192.

7 Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, h. 196.

8 Moh Rifa‟i, Fiqih Islam Lengkap, (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 2014),

h. 456. 9 Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, h. 197.

Page 24: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

14

suami ingin rujuk kembali dengan bekas istrinya, maka harus melakukan

akad nikah baru, lengkap dengan rukun dan syarat-syaratnya.10

Talak ba‟in ini ada dua macam, yaitu talak bai‟n shugra dan talak

ba‟in kubro.11

(1) Talak ba‟in shugra

Talak ba‟in shugro ialah talak ba‟in yang menghilangkan kehalalan

bekas suami untuk kawin kembali dengan bekas istri. Artinya, bekas

suami boleh mengadakan akad nikah baru dengan bekas istri, baik

dalam masa „iddah-nya maupun sesudah berakhir masa „iddah-nya.

Termasuk talak ba‟in shugro ialah:

a Talak sebelum berkumpul.

b Talak dengan penggantian harta atau yang disebut khuluk.

c Talak karena aib (cacat badan), karena salah seorang dipenjara.

(2) Talak ba‟in kubro

Talak ba‟in kubro yaitu talak yang menghilangkan pemilikan bekas

suami terhadap bekas istri serta menghilangkan kehalalan bekas suami

untuk kawin kembali dengan bekas istrinya, kecuali setelah bekas istri

itu kawin dengan laki-laki lain, telah berkumpul dengan suami kedua

itu serta bercerai secara wajar dan telah selesai menjalankan „iddah-

nya. Talak ba‟in kubro terjadi pada talak yang ketiga.

Ditinjau dari segi waktu dijatuhkannya talak, talak dibagi menjadi tiga

macam, yaitu sebagai berikut:12

a) Talak sunni

Talak sunni yaitu talak yang dijatuhkan sesuai dengan tuntunan sunah.

Talak ini dikatakan talak sunni jika memenuhi empat syarat:

(1) Istri yang ditalak sudah pernah dikumpuli, bila talak dijatuhkan

terhadap istri yang belum pernah dikumpuli, tidak termasuk dalam

talak sunni.

10

Moh Rifa‟i, Fiqih Islam Lengkap, h. 456 11

Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, h. 196. 12

Departemen Agama, Ilmu Fiqh, (Jakarta: Departemen Agama, 1984), cet. 2, h. 227-228

Page 25: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

15

(2) Istri dapat segera melakukan „iddah suci setelah ditalak, yaitu dalam

keadaan suci dari haid. Menurut ulama Syafi‟iyah, perhitungan „iddah

bagi wanita berhaid ialah tiga kali suci, bukan tiga kali haid.

(3) Talak itu dijatuhkan ketika istri dalam keadaan suci, baik di permulaan

suci, di pertengahan maupun di akhir suci kendati beberapa saat lalu

datang haid.

(4) Suami tidak pernah mengumpuli istri selama masa suci di mana talak

itu dijatuhkan. Talak yang dijatuhkan oleh suami ketika istri dalam

keadaan suci dari haid tetapi pernah dikumpuli, tidak termasuk talak

sunni.

b) Talak bid‟i

Talak bid‟i, yaitu talak yang dijatuhkan tidak sesuai atau bertentangan

dengan tuntunan sunah, tidak memenuhi syarat-syarat talak sunni.

Termasuk talak bid‟i ialah:

(1) Talak yang dijatuhkan terhadap istri pada waktu haid, baik

dipermulaan haid maupun dipertengahan haid, juga ketika istri sedang

nifas.

(2) Talak yang dijatuhkan terhadap istri dalam keadaan suci tetapi pernah

dikumpuli oleh suaminya dalam keadaan suci.

c) Talak la sunni wala bid‟i

Talak la sunni wala bid‟i yaitu talak yang tidak termasuk kategori

talak sunni dan tidak pula termasuk kategori talak bid‟i, yaitu:

(1) Talak yang dijatuhkan terhadap istri yang belum pernah dikumpuli.

(2) Talak yang dijatuhkan terhadap istri yang belum pernah berhaid, atau

istri yang telah lepas dari haid.

(3) Talak yang dijatuhkan terhadap istri yang sedang hamil atau

mengandung.

Page 26: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

16

Ditinjau dari segi cara suami menyampaikan talak terhadap istrinya,

talak ada beberapa macam, yaitu sebagai berikut:13

a) Talak dengan ucapan

yaitu talak yang disampaikan oleh suami dengan ucapan lisan

dihadapan istrinya dan istri mendengar secara langsung ucapan suaminya

itu.

b) Talak dengan tulisan

yaitu talak yang disampaikan oleh suami secara tertulis lalu

disampaikan kepada istrinya, kemudian istri membacanya dan memahami

isi dan maksudnya. Talak yang dinyatakan secara tertulis dapat dipandang

jatuh, meski yang bersangkutan dapat mengucapkannya.

c) Talak dengan isyarat

yaitu talak yang dilakukan dalam bentuk isyarat oleh suami yang tuna

wicara. Isyarat bagi suami yang tuna wicara (bisu) dapat dipandang

sebagai alat komunikasi untuk memberikan pengertian dan menyampaikan

maksud dan isi hati. Oleh karena itu isyarat baginya sama dengan ucapan

bagi yang dapat berbicara dalam menjatuhkan talak, sepanjang isyarat itu

jelas dan meyakinkan bermaksud talak atau mengakhiri perkawinan dan

isyarat itulah satu-satunya jalan untuk menyampaikan maksud yang

terkandung dalam hatinya.

d) Talak dengan utusan

yaitu talak yang disampaikan oleh suami kepada istrinya melalui

perantaraan orang lain sebagai utusan untuk menyampaikan maksud suami

itu kepada istrinya yang tidak berada dihadapan suami, bahwa suami

mentalak istrinya. Dalam hal ini utusan berkedudukan sebagai wakil suami

untuk menjatuhkan talak suami dan melaksanakan talak itu.

13

Departemen Agama, Ilmu Fiqh, (Jakarta: Departemen Agama, 1984), cet. 2,h. 232-233.

Page 27: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

17

Ditinjau dari segi tegas dan tidaknya kata-kata yang dipergunakan

sebagai ucapan talak, talak dibagi menjadi dua macam, sebagai berikut:14

a) Talak sharih

Talak sharih yaitu talak dengan mempergunakan kata yang jelas dan

tegas, dapat dipahami sebagai pernyataan talak atau cerai seketika

diucapkan, tidak mungkin di pahami lagi. Beberapa contoh talak sharih

ialah seperti suami berkata kepada istrinya:

(1) Engkau saya talak sekarang juga. Engkau saya cerai sekarang juga.

(2) Engkau saya firaq sekarang juga. Engkau saya pisahkan sekarang juga.

(3) Engkau saya lepas sekarang juga.

Apabila suami menjatuhkan talak terhadap istrinya dengan talak sharih

maka menjadi jatuhlah talak itu dengan sendirinya, sepanjang ucapannya

itu dinyatakan dalam keadaan sadar dan atas kemauannya sendiri.

b) Talak kinayah

Talak kinayah yaitu talak dengan mempergunakan kata-kata sindiran,

atau samar-samar seperti suami berkata kepada istrinya:

(1) Engkau sekarang telah jauh dari diriku.

(2) Selesaikan sendiri segala urusanmu.

(3) Janganlah engkau mendekati aku lagi.

Tentang kedudukan talak dengan kata-kata kinayah atau sindiran ini

sebagaimana dikemukakan oleh Taqiyuddin Al-Husaini, bergantung

kepada niat suami. Artinya, jika suami dengan kata-kata tersebut

bermaksud menjatuhkan talak, maka menjadi jatuhlah talak itu, dan jika

suami dengan kata-kata tersebut tidak bermaksud menjatuhkan talak maka

talak tidak jatuh.15

14

Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, h. 194. 15

Taqiyuddin Al-Husaini, sebagaimana dikutip oleh Abdul Rahman Ghozali judul buku

Fiqh Munakahat, (Jakarta: Kencana, 2003) h. 195.

Page 28: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

18

2) Rukun dan Syarat Talak

Rukun talak ialah unsur pokok yang harus ada dalam talak dan

terwujudnya talak bergantung ada dan lengkapnya unsur-unsur dimaksud.

Rukun talak ada empat, sebagai berikut:

a) Suami

Suami adalah yang memiliki hak talak dan yang berhak

menjatuhkannya. Oleh karena itu talak bersifat menghilangkan ikatan

perkawinan, maka talak tidak mungkin terwujud kecuali setelah nyata

adanya akad perkawinan yang sah.16

Untuk sahnya suami yang menjatuhkan talak disyaratkan:

(1) Berakal. Suami yang gila tidak sah untuk menjatuhkan talak, yang

dimaksud dengan gila dalam hal ini ialah hilang akal atau rusak akal

karena sakit.

(2) Balig. Tidak dipandang jatuh talak yang dinyatakan oleh orang yang

belum dewasa.

(3) Atas kemauan sendiri. Yang dimaksud atas kemauan sendiri di sini

ialah adanya kehendak pada diri suami untuk menjatuhkanka talak itu

dan dijatuhkan atas pilihan sendiri, bukan dipaksa orang lain.

Kehendak dan kesukarelaan melakukan perbuatan menjadi dasar taklif

dan pertanggung jawaban. Oleh karena itu, orang yang dipaksa

menjatuhkan talak tidak bertanggung jawab atas perbuatannya itu.17

b) Istri

Masing-masing suami hanya berhak menjatuhkan talak terhadap

istrinya sendiri, tidak dipandang jatuh talak yang dijatuhkan terhadap istri

orang lain.

16

Departemen Agama, Ilmu Fiqh, (Jakarta: Departemen Agama, 1984), cet. 2, h. 234. 17

Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, h. 202.

Page 29: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

19

Untuk sahnya talak, pada istri yang ditalak disyaratkan sebagai berikut:18

(1) Istri itu masih tetap berada dalam perlindungan kekuasaan suami. Istri

yang menjalani masa iddah talak raj‟i dari suaminya oleh hukum

Islam dipandang masih berada dalam perlindungan kekuasaan suami,

karenanya bila dalam masa itu suami menjatuhkan talak lagi,

dipandang jatuh talaknya sehingga menambah jumlah talak yang

dijatuhkan dan mengurangi hak talak yang dimiliki suami. Dalam hal

talak ba‟in, bekas suami tidak berhak menjatuhkan talak lagi terhadap

bekas istrinya meski dalam masa iddahnya, karena dengan talak ba‟in

itu bekas istri tidak lagi berada dalam perlindungan kekuasaan bekas

suami.

(2) Istri yang telah terikat dengan perkawinan yang sah dengan suaminya.

Apabila istri belum terikat dengan perkawinan yang sah dengan

suaminya atau akad nikahnya masih diragu-ragukan tentang

kesahannya, maka istri itu tidak dapat ditalak oleh suaminya.

(3) Istri yang dalam keadaan suci yang dalam keadaan belum dicampuri

oleh suaminya dalam masa suci itu.

c) Shigat talak

Shigat talak ialah perkataan yang diucapkan oleh suami atau wakilnya

di waktu ia menjatuhkan talak kepada istrinya. Shigat talak itu ada yang

diucapkan dengan langsung, ada dengan perkataan yang jelas (sharih) dan

ada yang diucapkan dengan menggunakan sindiran (kinayah).19

d) Qashdu (kesengajaan)

Artinya bahwa dengan ucapan talak itu memang dimaksudkan oleh

yang mengucapkannya untuk talak, bukan untuk maksud lain. Oleh karena

itu salah ucap yang tidak dimaksud untuk talak tidak dipandang jatuh talak

tersebut, seperti suami memberikan sebuah salak kepada istrinya,

semestinya ia mengatakan terhadap istrinya itu kata-kata: “Ini sebuah

18

Departemen Agama, Ilmu Fiqh, (Jakarta: Departemen Agama, 1984), cet. 2, h. 236. 19

Kamal Mukhtar, Asas-Asas Hukum Islam tentang Perkawinan, (Jakarta: Bulan Bintang,

1974), h. 168.

Page 30: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

20

salak untukmu”, tetapi kekeliruan ucapan, berbunyi: “Ini sebubah talak

untukmu”, maka tidak dipandang jatuh talak.20

3) Hukum Menjatuhkan Talak

Adapun sebab-sebab dan alasan-alasan untuk jatuhnya talak itu ada

kalanya menyebabkan kedudukan talak menjadi wajib, adakalanya

menjadi haram, adakalanya menjadi mubah dan ada kalanya menjadi

sunah.21

a) Wajib

Talak menjadi wajib bagi suami atas permintaan istri dalam hal suami

tidak mampu menunaikan hak-hak istri serta menunaikan kewajibannya

sebagai suami. Dalam hal ini istri berhak menuntut talak dari suaminya

dan suami wajib menuruti tuntutan istri, jangan membiarkan istri

terkatung-katung ibarat orang yang digantung, yakni tidak dilepaskan

tetapi tidak dijamin hak-haknya.

b) Haram

Talak yang haram dilakukan adalah talak yang dijatuhkan tanpa

adanya kebutuhan yang mendesak karena hal itu akan menimbulkan

mudharat antara suami-istri. Apabila suami melakukan talak yang haram,

maka ia telah menghilangkan kemaslahatan yang seharusnya didapatkan di

dalam keluarga.22

c) Mubah

Talak itu mubah hukumnya (dibolehkan) ketika ada keperluan untuk

itu, yakni karena jeleknya perilaku istri, bukannya sikap istri terhadap

suami, atau suami menderita madharat lantaran tingkah laku istri, atau

suami tidak mencapai tujuan perkawinan dari istri.

20

Departemen Agama, Ilmu Fiqh, h. 237. 21

Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, h. 214 22

Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah. Penerjemah Abu Syauqina dan Abu Aulia Rahma. Fiqih

Sunnah Jilid 3, (Jakarta: Tinta Abadi Gemilang, 2013), cet. 2, h. 526.

Page 31: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

21

d) Sunah

Talak disunahkan jika istri rusak moralnya, berbuat zina, atau

melanggar larangan-larangan agama, atau meninggalkan kewajiban-

kewajiban agama seperti meninggalkan shalat, puasa, istri tidak afifah

(menjaga diri, berlaku terhormat). Dalam hal ini, ulama Hanabilah

mempunyai dua pendapat, pertama sunah hukumnya dan yang kedua wajib

hukumnya. Dinukilkan dari Imam Ahmad bahwa mentalak istri yang

demikian ini adalah wajib, terutama jika istri berbuat zina, atau

meninggalkan shalat, atau meninggalkan puasa.23

4) Dasar Hukum Talak

Permasalahan perceraian atau talak dalam hukum Islam dibolehkan

yang diatur dalam al-Qur‟an dan Hadits yang menjadi dasar hukum dalam

permasalahan perceraian. Seorang yang merdeka berhak mentalak istrinya

dari satu sampai tiga kali talak. Talak satu atau dua boleh rujuk sebelum

habis iddah-nya dan boleh kawin kembali sesudah masa iddah-nya habis.24

Sebagaimana Firman Allah SWT dijelaskan di dalam Q.s. Al-Baqarah (2):

229:

رسشيخ ؼشف أ سبن ث فئ رب ش ا اطالق رؤخز أ ى اليذ , ثئدسب

ب أال يمي خفز دهللا, فئ ب دذ يخبفآ أال يمي شيؤ إال أ آ ءاريز

دهللا فال ه دذ , ر بافزذد ث ب في دهللا فالجبح ػي دذ ب, رؼزذ

دهللا يزؼذ ئه دذ فؤ . (229)اجمشح: اظ

Artinya: “Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk

lagi dengan cara yang ma´ruf atau menceraikan dengan cara yang baik.

Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu

berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan

dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa

keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah,

maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh

23

Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, h. 217. 24

Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1994), cet. 27, h. 403.

Page 32: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

22

isteri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah

kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah

mereka itulah orang-orang yang zalim”)Q.s. Al-Baqarah : 229).

Firman Allah SWT dijelaskan di dalam Q.s. Al-Baqarah (2): 230:

طمب فال جبح جب غيش, فئ ىخ ص ثؼذ دز ر , طمب فال رذ فئ

ب أ ػي ب م دهللا يجي ه دذ ر دهللا, ب دذ يمي ظب أ يزشاجؼب إ

( 233)اجمشح:.يؼ

Artinya: “Kemudian jika suami mentalaknya (sesudah talak yang kedua),

maka perempuan itu tidak halal baginya hingga dia kawin dengan suami

yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak

ada dosa bagi keduanya (bekas suami pertama dan istri) untuk kawin

kembali jika keduanya brependapat akan dapat menjalankan hukum-

hukum Allah. Itulah hukum-hukum Allah, diterangkan-Nya kepada kaum

yang (mau) mengetahui”)Q.s. Al-Baqarah : 230).

Talak merupakan perbuatan yang halal, akan tetapi sangat dibenci oleh

Allah, sebagaimana hadits Rasulullah SAW:25

ثب وثيشث ايذ دذ ا ػجيذ هللا ث خبذ ػ ذث ذ ثب صي دذ ذ ػجيذ ا

ػجذهللا ث دثبس )ػ ذبسة ث بفي ػ اص ش ا ي هللا ػ لبي: لبي سس

: س هللا اطالق اث ص هللا ػي ذالي ا 26.(غض ا

Artinya: “Dari Ibnu Umar ra, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: di

antara hal-hal yang halal namun dibenci oleh Allah SWT ialah thalaq”.

(HR. Abu Dawud, Ibnu Majah dan disahkan oleh Hakim dan Abu Hatim

menguatkan mursalnya).

25

Moh Rifai, Fiqih Islam Lengkap, (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 2014),

h. 454. 26

Abi „Abdullah Muhammad bin Yazid Ibn Majah al-Qazwini, Sunan Ibn Majah (Riyad:

Bait al-Afkar al-Dauliyyah, 1999), nomor hadits 2018, h. 219. Lihat juga Abi Dawud Sulaiman

Ibn al-Asy‟ ats al-Sijistani, Sunan Abi Dawud (Riyad: Bait al-Afkar al-Dauliyyah, 1999), nomor

hadits 2178, h. 248.

Page 33: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

23

Selain hadits tersebut terdapat pula hadits Rasulullah SAW yang dipahami

sebagai dasar hukum perceraian yaitu sebagai berikut:

به ػ بفغ: ثي ػجذ هللا لبي: دذ ث بػي ثب إس )دذ ػ ػجذهللا اث

ش ب ػ ي هللا سضي هللا ػ ذ سس ي دبئض ف ػ شأر طك إ أ

خطبة ا ش اث , فسؤي ػ س ي هللا ص هللا ص هللا ػي سس ػي

ره فمبي ػ س ي هللا ص هللا سس ػي س يشاجؼب: ف ش , ث

سىب دز رطش شبءا ,ي إ رطش, ث رذيض ث شبء طك ث إ سه ثؼذ,

س ي أ رطك ,لج شهللا أ ح از أ ؼذ ه ا 27.(باسبء فز

Artinya: “Dari Abdullah bin Umar ra. Sesungguhnya Ibnu Umar telah

mentalak istrinya, sedang istrinya itu dalam keadaan haid pada masa

Rasulullah SAW. Ibnu Khatab menanyakan hal yang demikian kepada

Rasulullah SAW, beliau berkata: “Suruhlah ia agar merujuk istrinya itu,

kemudian hendaklah ia menahan istrinya itu hingga suci, kemudian haid,

kemudian suci, kemudian sesudah itu jika ia mau, ia boleh memegang

(tetap menggauli) istrinya sesudah itu dan jika ia mau, ia boleh

mentalaknya diwaktu suci belum dicampurinya. Itulah iddah yang

diperintahkan Allah bahwa mentalak istri agar ia menjalankan masa

iddahnya”. (HR. Bukhori dan Muslim).28

b. Khuluk

Khuluk ialah perceraian yang timbul atas kemauan istri dengan

membayar „iwadh (ganti) kepada suami, seperti perkataan suami: “Kau

kutalak dengan membayar seratus rupiah”. Kemudian istri membayar

kepadanya seratus rupiah, maka jatuhlah talak tersebut.29 Khuluk ini

diperbolehkan apabila ada sebab yang mengharuskan istri untuk

melakukan hal itu. Misalnya, hal itu dilakukan karena suami memiliki

cacat fisik, suami memiliki akhlak yang kurang baik, mengabaikan hak-

27

Imam Abi „Abdullah Muhammad Ibn Ismail al-Bukhari, Sahih al-Bukhari (Beirut: Dar

ibn Katsir littiba‟ah wa al-Nasyri wa al-Tauzi‟, 2002), nomor hadits 5251, h. 1338. Lihat juga

Imam al-Hafidz Abi al-Husain Muslim ibn al-Hajjaj al-Qusyairi al-Naisaburi, Sahih Muslim

(Riyad: Dar Tayyibah linnasyri wa al-Tauzi‟, 2006), nomor hadits 1471/3542, h. 697. 28

Kamal Mukhtar, Asas-Asas Hukum Islam tentang Perkawinan, (Jakarta: Bulan Bintang,

1974), h. 171. 29

Moh Rifai, Fiqih Islam Lengkap, (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 2014),

h. 464.

Page 34: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

24

hak istrinya, atau hal itu dilakukan oleh sang istri karena ia khawatir

apabila tidak bisa melaksanakan kewajibannya sebagai seorang istri.30

1) Rukun Khuluk

Rukun khuluk menurut jumhur yang selain mazhab Hanafi yaitu ada

lima:31

a) Ijab diucapkan oleh suami, wakilnya atau walinya, jika dia masih kecil

atau bodoh dan tidak memiliki pemahaman.

b) Kepemilikan hak untuk mencumbui masih tetap ada, yaitu dengan

masih adanya ikatan perkawinan secara hakiki atau secara hukum, jika

ikatan perkawinan sudah tidak ada secara hakiki atau secara hukum,

maka tidak terwujudnya khuluk.

c) „Iwadh dari pihak istri, yaitu semua yang bisa dijadikan mahar dari

harta ataupun manfaat yang berdasarkan harta. Tidak ada batasan

minimal bagi „iwadh dan disunahkan agar jangan sampai suami

mengambil „iwadh lebih banyak dari mahar yang pernah diberikan

kepada istri. Tidak mesti ada penyebutan secara terang-terangan

mengenai „iwadh, sebagaimana tidak diwajibkan penyebutan mahar

dalam akad perkawinan.

d) Ucapan, yaitu lafal khuluk atau perkara yang memiliki makna

pembebasan, membebaskan, menebus dan melakukan tebusan. Seperti

suami berkata “kamu saya talak dengan seribu”. Apabila tidak

menggunakan ucapan untuk mengkhuluk, maka tidak sah talaknya itu.

e) Qabul istri, „iwadh yang diberikan oleh seorang istri kepada suami

harus adanya qabul. Ijab dan qabul karena khuluk adalah akad

terhadap talak yang memiliki „iwadh.

30

Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah. Penerjemah Abu Syauqina dan Abu Aulia Rahma. Fiqih

Sunnah Jilid 3, (Jakarta: Tinta Abadi Gemilang, 2013), cet. 2, h. 606. 31

Wahbah az-Zuhaili, Fiqh Islam Wa Adillatuhu. Penerjemah Abdul Hayyi al-Kattani

dkk. Fiqih Islam 9, (Jakarta: Gema Insani, 2011), cet.1, h. 423.

Page 35: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

25

2) Syarat Khuluk

a) Kemampuan suami untuk menjatuhkan talak. Yaitu dia adalah orang

yang baligh dan berakal, menurut jumhur fuqaha. Mazhab Hambali

membolehkan talak yang dilakukan suami yang mengerti dan

memahami talak. Setiap orang yang tidak sah talaknnya, maka tidak

sah khuluk-nya, seperti anak kecil, orang gila, dan orang yang

mentalnya terganggu akibat penyakit atau usia lanjut.

b) Istri merupakan objek khuluk dan perempuan yang memiliki posisi

yang sama dengannya, yang telah dilaksanakan kepadanya akad

perkawinan yang shahih, baik dia sudah disetubuhi maupun belum

disetubuhi, meskipun dia adalah perempuan yang telah ditalak dengan

talak raj‟i, selama dia masih berada pada masa „iddah.

c) Pengganti khuluk adalah sesuatu yang bisa dijadikan mahar. Menurut

Mazhab Hanafi berupa harta yang memiliki harga dan ada pada waktu

khuluk, apakah jenisnya ketahuan ataupun tidak. Ataupun berupa

sesuatu yang manfaat yang dapat di hargakan dengan harta.32

3) Hukum Khuluk

Sebagaimana talak itu status hukumnya bisa menjadi wajib,

adakalanya bisa menjadi haram, adakalanya bisa menjadi makruh,

adakalanya bisa menjadi sunah dan adakalanya menjadi mubah, sesuai

dengan kondisinya, maka demikian pula hukum melakukan khuluk.33

a) Khuluk itu wajib dilakukan ketika permintaan istri karena seorang

suami yang tidak memberi nafkah atau tidak menggauli istrinya.

b) Khuluk itu menjadi haram bagi suami apabila suami menyakiti istri

agar dikhuluk dan tidak memenuhi hak-hak istrinya agar ia merasa

tersisksa untuk tinggal bersama suaminya, hingga sang istri akhirnya

melakukan khuluk kepada suaminya.34

32

Wahbah az-Zuhaili, Fiqh Islam Wa Adillatuhu. Penerjemah Abdul Hayyi al-Kattani

dkk. Fiqih Islam 9, h. 430. 33

Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, (Jakarta: Kencana, 2003) cet. 1, h. 224. 34

Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah. Penerjemah Abu Syauqina dan Abu Aulia Rahma. Fiqih

Sunnah Jilid 3, (Jakarta: Tinta Abadi Gemilang, 2013), cet. 2, h. 608.

Page 36: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

26

c) Khuluk menjadi mubah (boleh) ketika ada keperluan yang

membolehkan istri melakukan jalan ini.35 Seperti sang istri sudah

membenci suaminya untuk tinggal bersama karena kebenciannya itu

takut mengakibatkan tidak dapat menunaikan hak bagi suaminya itu.

d) Dimakruhkan Khuluk bagi istri dengan lurusnya kondisi perkawinan.36

Atau tidak ada keperluan untuk melakukan khuluk.

e) Khuluk menjadi sunah hukumnya apabila dimaksudkan untuk

mencapai kemaslahatan yang lebih baik bagi keduanya.37

4) Dasar Hukum Khuluk

Dasar hukum disyariatkannya khuluk ialah Firman Allah SWT dalam

Q.s. Al-Baqarah (2): 229:

ا رؤخز أ ى اليذ , رسشيخ ثئدسب ؼشف أ سبن ث فئ رب ش اطالق

يخبفآ شيؤ إال أ آ ءاريز ب أال يمي خفز دهللا, فئ ب دذ أال يمي

ب, دهللا فال رؼزذ ه دذ , ر بافزذد ث ب في دهللا فالجبح ػي دذ

اظ ئه دهللا فؤ (229)اجمشح:.يزؼذ دذ

Artinya: “Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu yang telah

kamu berikan kepada mereka (istri) kecuali kalau keduanya khawatir

tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir

bahwa keduanya tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka

tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh istri

untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah maka janganlah kamu

melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah, mereka

itulah orang-orang yang aniaya” ) Q.s. Al-Baqarah : 229).

35

Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, (Jakarta: Kencana, 2003) cet. 1, h. 224. 36

Wahbah az-Zuhaili, Fiqh Islam Wa Adillatuhu. Penerjemah Abdul Hayyi al-Kattani

dkk. Fiqih Islam 9, (Jakarta: Gema Insani, 2011), cet.1, h. 421. 37

Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, , (Jakarta: Kencana, 2003) cet. 1, h. 224.

Page 37: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

27

Sebagai dasar hukum dari hadits, sebagaimana dikemukakan oleh Al-

Shan‟ani bahwa istri Tsabit bin Qais bin Syams bernama Jamilah datang

menghadap Rasulullah SAW mengadukan perihal dirinya sehubungan

dengan suaminya, sebagai berikut:38

خ ػىش ثب خبذ ػ بة لبي: دذ ثب ػجذا لبي: دذ ي ج أخجشب أصشث

شأح ػجبس: أ اث ليس أرذ اجي ػ ثب ثذ ث ص هللا ػي س

الدي ف خك بأػيت ػي ب إي ليس أ فمبذ: يبسسي هللا ثبثذ ث

: س فمبي سسي هللا ص هللا ػي سال ىفش ف اال ىي أوش ا

دذيمز؟" ل ػي ي : "أرشد س لبي سسي هللا ص هللا ػي بذ: ؼ

طمب رطمخ". ذذ يمخ ا ألج39

Artinya: “Ya Rasulullah, terhadap Tsabit bin Qais saya tidak mencelanya

budi pekerti dan agamanya, namun saya membenci kekufuran (terhadap

suami) dalam Islam”.

3. Akibat Perceraian

a. Talak raj’i

Mengurangi jumlah talak yang dimiliki oleh suami. Jika suami

mentalak istrinya dengan talak raj‟i, maka dia masih memiliki dua kali

sisa talak. Jika dia menjatuhkan lagi talak, maka dia masih memiliki satu

kali talak. Jika seorang suami mentalak istrinya dengan talak raj‟i

kemudian dalam masa „iddah-nya habis dan suami tidak melakukan rujuk

38

Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, h. 221. 39

Imam Abi „Abd al-Rahman Ahmad ibn Syu‟aib ibn „Ali ibn Sinan bin Bahr al-

Khurasani al-Nasa‟i. Sunan al-Nasa‟i (Beirut: Dar al-Fikr littiba‟ah wa al-Nasyri wa al-Tauzi‟,

2005), nomor hadits 3460, h. 834. Lihat juga Imam Abi „Abdullah Muhammad ibn Isma‟il al-

Bukhari, Shahih Al-Bukhari (Beirut: Dar ibn Katsir littiba‟ah wa al-Nasyri wa al-Tauzi‟, 2002),

nomor hadits 5273 dan 5274, h. 1344, dan lihat pula Abi „Abd Allah Muhammad bin Yazid ibn

Majah al-Qazwini, Sunan ibn majah (Riyad: Bait al-Afkar al-Dauliyyah, 1999), nomor hadits

2056, h. 222.

Page 38: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

28

kepada istrinya, maka istrinya menjadi haram baginya dengan habisnya

masa „iddah.40

b. Talak ba’in sughra

Talak bain sughra dapat menggugurkan akad nikah. Karena itu, istri

yang ditalak menjadi perempuan asing bagi suaminya. Bahkan, keduanya

tidak saling mewarisi jika salah satu di antara mereka meninggal ketika

masa „iddah belum habis. Apabila suami ingin kembali atau rujuk kepada

mantan istrinya yang sudah ditalak dengan talak ba‟in sughra, maka dia

harus kembali dengan akad nikah dan mahar yang baru. Setelah dia

melakukan akad nikah yang baru dia memiliki jumlah talak yang tersisa

dari sebelumnya, jika sebelumnya menjatuhkan talak dengan satu talak,

maka baginya tersisa dua talak, jika sebelumnya menjatuhkan talak dengan

dua talak, maka tersisa satu talak.41

c. Talak ba’in kubra

Akibat talak ba‟in kubra yaitu tidak menghalalkan mantan suami

merujuknya kembali kepada mantan istrinya, kecuali setelah mantan

istrinya menikah lagi dengan laki-laki lain dengan akad nikah yang sah

menurut agama, dan telah bercerai sesudah dikumpulinya (telah

bersenggama), tapi nikah itu bukan dimaksudkan atau niat untuk

menghalalkan suami yang pertama agar bisa kembali kepada mantan

istrinya.42

d. Khuluk

Khuluk atau talak tebus ini boleh dilakukan baik sewaktu suci maupun

sewaktu haid, karena khuluk ini terjadi atas kehendak dan kemauan

seorang istri. Perceraian yang dilakukan dengan jalan khuluk dapat

mengakibatkan bekas suami tidak dapat rujuk lagi dengan bekas istrinya

40

Wahbah az-Zuhaili, Fiqh Islam Wa Adillatuhu. Penerjemah Abdul Hayyi al-Kattani

dkk. Fiqih Islam 9, (Jakarta: Gema Insani, 2011), cet.1, h. 384. 41

Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah. Penerjemah Abu Syauqina dan Abu Aulia Rahma. Fiqih

Sunnah Jilid 3, h. 568. 42

Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, h. 269.

Page 39: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

29

dan tidak boleh menambah talak pada masa „iddah. Suami hanya

diperbolehkan kawin lagi atau kembali kepada bekas istrinya dengan akad

nikah yang baru.43

B. Perceraian Menurut Peraturan di Indonesia

1. Pengertian Perceraian

Perceraian menurut Pasal 38 Undang-ndang No. 1 Tahun 1974 adalah

“Putusnya perkawinan”. Adapun yang dimaksud dengan perkawinan menurut

Pasal 1 Undang-ndang No. 1 Tahun 1974 yaitu: “Ikatan lahir batin antara

seorang laki-laki dengan seorang perempuan sebagai suami istri dengan tujuan

membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang

Maha Esa”. Jadi, perceraian adalah putusnya ikatan lahir batin antara suami

dan istri yang mengakibatkan berakhirnya hubungan keluarga antara suami

dan istri tersebut.44

Dalam Pasal 39 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 menegaskan bahwa

perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang Pengadilan setelah

Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan

kedua belah pihak, dan untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan,

bahwa antara suami istri itu tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami istri.45

Putusnya hubungan perkawinan menurut KHI diatur dalam Pasal 113

perkawinan dapat putus karena: kematian, perceraian dan atas putusnya

Pengadilan. Pada Pasal 114 putusnya perkawinan yang disebabkan karena

perceraian dapat terjadi karena talak atau berdasarkan gugatan perceraian.

Pada Pasal 115 perceraian hanya dapat dilakukan dengan sidang Pengadilan

setelah Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil

mendamaikan antara kedua belah pihak.46

43

Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1994), cet. 27, h. 409. 44

Muhammad Syaifuddin, Hukum Perceraian, (Jakarta: Sinar Grafika, 2014) cet. 2, h.

18-19. 45

Kama Rusdiana dan Jaenal Aripin, Perbandingan Hukum Perdata, (Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2007), cet. 1, h. 25 46

Mardani, Hukum Keluarga Islam di Indonesia, (Jakarta: Prenamedia Group, 20016), h.

149.

Page 40: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

30

Putusnya perkawinan yang disebabkan karena perceraian dapat terjadi

karena talak yang diucapkan suami di depan Pengadilan setelah Pengadilan

mengizinkan suami mengikrarkannya melalui penetapan Pengadilan yang

sudah berkekuatan hukum tetap (incrach). Perceraian dapat pula terjadi karena

putusan Pengadilan yang sudah incrach terhadap gugatan perceraian dari

pihak istri. Jadi perkara perceraian bisa timbul dari pihak suami dan bisa juga

muncul dari pihak istri.47

2. Alasan-alasan Perceraian

Di mata hukum, perceraian tentu tidak dapat terjadi begitu saja. Artinya

harus ada cukup alasan yang dibenarkan oleh hukum untuk melakukan suatu

perceraian. Itu sangat mendasar, terutama bagi Pengadilan yang notabene

berwenang memutuskan, apakah suatu perceraian layak atau tidak untuk

dilaksanakan.48

Pada Pasal 39 ayat 2 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 menegaskan

bahwa untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan, bahwa antara

suami istri itu tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami istri. Pada Pasal 19

Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 perceraian dapat terjadi karena alasan

atau alasan-alasan:

a. Salah satu pihak berbuat zina atau jadi pemabuk, pemadat, penjudi, dan

lain sebagainya yang sukar disembuhkan.

b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-

turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain di

luar kemampuannya.

c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 tahun atau hukuman yang

lebih berat setelah perkawinan berlangsung.

d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang

membahayakan pihak yang lain.

e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau pemyakit dengan akibat tidak

dapat menjalankan kewajiban suami istri.

47

Aris Bintania, Hukum Acacra Peradilan Agama Dalam Kerangka Fiqh Al-Qadha,

(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012), h. 151. 48

Muhammad Syaifuddin, Hukum Perceraian, (Jakarta: Sinar Grafika, 2014) cet. 2, h.

175.

Page 41: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

31

f. Antara suami dan istri terus-menerus terjadi perselisihan dan

persengketaan dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah

tangga.49

Menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI) pada Pasal 116 perceraian dapat

terjadi karena alasan-alasan, yaitu:

a. Salah satu pihak berbuat zina atau jadi pemabuk, pemadat, penjudi, dan

lain sebagainya yang sukar disembuhkan.

b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-

turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain di

luar kemampuannya.

c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 tahun atau hukuman yang

lebih berat setelah perkawinan berlangsung.

d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang

membahayakan pihak yang lain.

e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau pemyakit dengan akibat tidak

dapat menjalankan kewajiban suami istri.

f. Antara suami dan istri terus-menerus terjadi perselisihan dan

persengketaan dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah

tangga.

g. Suami melanggar taklik talak.

h. Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya ketidak

rukunan dalam rumah tangga.50

3. Macam-macam Perceraian

a. Cerai Talak

Perceraian dalam pengertian cerai talak, yaitu perceraian yang diajukan

permohonannya oleh dan atas inisiatif suami atau kuasanya kepada

Pengadilan Agama, yang dianggap terjadi dan berlaku beserta segala

akibat hukumnya sejak saat perceraian itu dinyatakan (diikrarkan) di

depan sidang Pengadilan Agama.51 Lembaga cerai talak ini diperuntukkan

bagi suami yang beragama Islam yang perkawinannya dilakukan menurut

agama Islam yang ingin menceraikan istrinya. Perceraian ini hanya dapat

dilakukan di depan sidang Pengadilan setelah Pengadilan yang

49

Achmad Kuzairi, Nikah Sebagai Perikatan, (Jakarta: Raja Grafindo Indonesia, 1995)

cet. 1, h. 120. 50

Mardani, Hukum Keluarga Islam di Indonesia, (Jakarta: Prenamedia Group, 2016), h.

149-150. 51

Muhammad Syaifuddin, Hukum Perceraian, (Jakarta: Sinar Grafika, 2014) cet. 2, h.

20.

Page 42: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

32

bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah

pihak. untuk dapat melakukan perceraian talak ini harus ada alasan yang

dapat dibenarkan.52

b. Cerai Gugat

Perceraian dalam pengertian cerai gugat, yaitu perceraian yang

diajukan gugatan cerainya oleh dan atas inisiatif istri atau kuasanya kepada

Pengadilan Agama, yang dianggap terjadi dan berlaku serta segala akibat

hukumnya sejak jatuhnya putusan Pengadilan Agama yang telah

mempunyai kekuatan hukum tetap.53

4. Tata Cara Perceraian

a. Cerai Talak

Tata cara perceraian talak ini diatur dalam Pasal 14 sampai dengan

Pasal 18 Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 yang dapat disimpulkan

sebagai berikut: Seorang suami yang telah melangsungkan perkawinan

menurut agama Islam, yang akan menceraikan (menjatuhkan talak)

terhadap istrinya, mengajukan surat pemberitahuan kepada Pengadilan

Agama yang mewilayahi tempat tinggalnya, yang berisi pemberitahuan

bahwa ia bermaksud menceraikan istrinya disertai dengan alasa-alasannya

serta meminta kepada Pengadilan agar diadakan sidang untuk keperluan

tersebut. Pengadilan Agama yang bersangkutan kemudian mempelajari

surat pemberitahuan tersebut dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga

puluh) hari setelah menerima surat pemberitahuan itu. Kemudia

memanggil suami dan istri yang bersangkutan untuk diminta penjelasan

tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan maksud perceraian itu.

Setelah Pengadilan Agama mendapat penjelasan dari suami istri

tersebut ternyata memang terdapat alasan untuk bercerai, dan setelah

berusaha untuk mendamaikan kedua belah pihak dengan meminta bantuan

kepada Badan Penasihat Perkawinan dan Penyelesaian Perceraian (BP4)

52

Riduan Syahrani, Seluk-Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata, (Bandung: P.T. Alumni,

2010), h. 99. 53

Muhammad Syaifuddin, Hukum Perceraian, h. 21.

Page 43: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

33

tetapi tidak berhasil, maka Pengadilan Agama memutuskan untuk

mengadakan sidang perceraian itu.

Sidang Pengadilan Agama kemudian menyaksikan perceraian

(pengikraran talak) tersebut, setelah itu Ketua Pengadilan Agama

membuat Surat Keterangan Tentang Terjadinya Talak (SKT3) dalam

rangkap empat; helai pertama dikirimkan kepada Pegawai Pencatat

Perkawinan yang mewilayahi tempat tinggal suami untuk diadakan

pencatatan; helai ke-dua dan ke-tiga masing-masing diberikan kepada

suami istri yang telah bercerai; dan helai ke-empat disimpan oleh

Pengadilan Agama. Demikian perceraian dengan cerai talak itu terjadi,

terhitung sejak saat diikrarkan di depan sidang Pengadilan Agama.54

Dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI), tata cara perceraian talak ini

diatur dalam Pasal 129 sampai dengan Pasal 131, yaitu:

1) Seorang suami yang akan menjatuhkan talak kepada istrinya

mengajukan permohonan, baik lisan maupun tertulis kepada

Pengadilan Agama yang mewilayahi tempat tinggal istri disertai

dengan alasan-alasan, serta meminta agar diadakan sidang untuk

keperluan itu.

2) Pengadilan Agama dapat mengabulkan atau menolak permohonan

tersebut, dan terhadap keputusan tersebut dapat diminta nupaya hukum

banding dan kasasi.

3) Pengadilan agama yang bersangkutan mempelajari permohonan dan

dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari memanggil

pemohon dan istrinya untuk meminta penjelasan tentang segala sesuatu

yang berhubungan dengan maksud menjatuhkan talak.

4) Setelah Pengadilan Agama tidak berhasil menasihati kedua belah pihak

dan ternyata cukup alasan untuk menjatuhkan talak serta yang

bersangkutan tidak mungkin lagi hidup rukun dalam rumah tangga,

Pengadilan Agama menjatuhkan keputusannya tentang izin bagi suami

untuk mengikrarkan talak.

5) Setelah keputusan mempunyai kekuatan hukum tetap, suami

mengikrarkan talaknya di depan sidang Pengadilan Agama, dihadiri

oleh isteri atau kuasanya.

6) Bila suami tidak mengucapkan ikrar talak dalam tempo 6 (enam) bulah

terhitung sejak putusan Pengadilan Agama tentang izin ikrar talak

baginya mempunyai kekuatan hukum yang tetap maka hak suami

54

Riduan Syahrani, Seluk-Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata, (Bandung: P.T. Alumni,

2010), h. 100-101.

Page 44: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

34

untuk mengikrarkan talak gugur dan ikatan perkawinan yant tetap

utuh.

7) Setelah sidang penyaksian ikrar talak, Pengadilan Agama membuat

penetapan tentang terjadinya Talak rangkap empat yang merupakan

bukti perceraian bagi bekas suami dan isteri. Pada helai pertama

beserta surat ikrar talak dikirimkan kepada Pegawai Pencatat Nikah

yang mewilayahi tempat tinggal suami untuk diadakan pencatatan,

helai kedua dan ketiga masing-masing diberikan kepada suami isteri,

helai keempat disimpan oleh Pengadilan Agama.55

b. Cerai Gugat

Tata cara cerai gugat ini diatur secara rinci dalam Pasal 20 sampai

dengan 36 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 yang dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1) Pengajuan gugatan

Gugatan perceraian diajukan oleh istri atau kuasanya kepada Pengadilan

yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman tergugat. Dalam hal

tempat kediaman tergugat tidak jelas atau tidak diketahui atau tidak

mempunyai tempat kediaman yang tetap, begitu juga kalau tergugat

bertempat kediaman di luar negeri, maka gugatan diajukan kepada

Pengadilan di tempat kediaman penggugat.

2) Pemanggilan

Pemanggilan terhadap para pihak atau kuasanya dilakukan setiap kali akan

diadakan persidangan. Yang melakukan pemanggilan ialah jurusita pada

Pengadilan Negeri dan petugas yang ditunjuk pada Pengadilan Agama.

Pemanggilan harus disampaikan kepada pribadi yang bersangkutan, tetapi

bila tidak dijumpai pemanggilan disampaikan melalui Lurah atau yang di

persamakan dengan itu. Pemanggilan tersebut harus sudah dilakukan dan

disampaikan secara patut dan sudah diterima oleh penggugat maupun

tergugat atau kuasa mereka selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum

sidang dibuka. Pengadilan kepada tergugat harus dilampiri dengan salinan

surat gugatan. Apabila tergugagt tidak mempunyai kediaman yang tetap

55

Simanjuntak, Hukum Perdata Indonesia, ( Jakarta: Kencana, 2015), h. 100.

Page 45: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

35

atau tidak jelas, maka panggilan dilakukan dengan cara menempelkan

gugatan pada papan pengumuman di Pengadilan dan mengumumkannya

melalui satu atau beberapa surat kabar atau mass media lain yang

ditetapkan Pengadilan, yang dilakukan sebanyak dua kali dengan tenggang

waktu satu bulan antara pengumuman pertama dan kedua. Tenggang

waktu antara panggilan kedua dengan persidangan ditetapkan sekurang-

kurangnya 3 bulan. Dalam hal tergugat bertempat kediaman di luar negeri,

panggilannya disampaikan oleh Pengadilan melalui Perwakilan Republik

Indonesia setempat.56

3) Persidangan

Persidangan untuk memeriksa gugatan perceraian harus dilakukan oleh

Hakim selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah diterimanya surat

gugatan perceraian. Dalam menetapkan hari persidangan ini perlu sekali

diperhatikan tenggang waktu pemanggilan dengan diterimanya panggilan

tersebut oleh penggugat maupun tergugat atau kuasa mereka. Khusus bagi

gugatan yang tergugatnya di luar negeri, persidangan ditetapkan sekurang-

kurangnya 6 (enam) bulan terhitung sejak dimasukkannya gugatan

perceraian di kepaniteraan Pengadilan. Para pihak yang berperkara yakni

suami istri dapat menghadiri sendiri atau didampingi kuasanya atau sama

sekali menyerahkan kepada kuasanya dengan membawa surat-surat

keterangan (seperti surat kuasa, kutipan akta perkawinan dan lain-lain).

Apabila telah dilakukan pemanggilan sepatutnya, tetapi tergugat atau

kuasa tidak hadir, maka gugatan itu dapat diterima tanpa hadirnya

tergugat, kecuali gugatan tersebut tanpa hak atau tidak beralasan.

Pemeriksaan gugatan perceraian dilakukan dalam persidangan tertutup.

4) Perdamaian

Sebelum dan selama gugatan perceraian belum diputuskan, Hakim yang

memeriksa harus berusaha untuk mendamaikan kedua belah pihak yang

berperkara. Perdamaian antara suami istri yang bersengketa ingin bercerai

56

Riduan Syahrani, Seluk-Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata, (Bandung: P.T. Alumni,

2010), h. 102.

Page 46: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

36

merupakan sasaran pertama yang harus dicapai oleh Hakim. Apabila

tercapai perdamaian maka tidak dapat lagi diajukan gugatan perceraian

baru berdasarkan alasan atau alasan-alasan yang ada sebelum perdamaian

dan setelah diketahui penggugat pada waktu tercapainya perdamaian.

Dalam mendamaikan suami istri ingin bercerai ini, Pengadilan (Hakim)

dapat meminta bantuan kepada orang atau badan lain yang dianggap perlu.

Dalam hubungan ini Dirjen Bimas Islam Departemen Agama di seluruh

Indonesia, untuk menggerakkan dan mendayagunakan fungsi BP4 dengan

memperhatikan efisiensi dan efektivitas kerja dalam rangka lebih

memperlancar penanganan masalah Nikah, Talak, Cerai dan Rujuk.57

5) Putusan

Walaupun pemeriksaan perkara perceraian dilakukan dalam sidang

tertutup, tetapi pengucapan keputusannya harus dilakukan dalam sidang

terbuka. Hal ini sesuai dengan asas Pengadilan di Indonesia, di mana

semua keputusan Pengadilan hanya sah dan mempunyai kekuatan hukum

apabila diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum. Putusan mungkin

saja dijatuhkan tanpa kehadiran tergugat atau kuasanya, tetapi ketidak

hadiran tergugat atau kuasanya itu tidak dapat merupakan alasan untuk

dikabulkannya gugatan penggugat, apabila gugatan tersebut tidak

berdasarkan pada alasan yang telah ditentukan. Suatu perceraian dianggap

terjadi beserta segala akibatnya terhitung sejak saat Pencatatan oleh

Pegawai Pencatat, kecuali bagi mereka yang beragama Islam terhitung

sejak saat jatuhnya putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan

hukum yang tetap. Panitera Pengadilan atau Pejabat Pengadilan yang

ditunjuk berkewajiban mengirimkan salinan putusan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap kepada pegawai pencatat dimana

perceraian terjadi, Pegawai Pencatat dimana perkawinan dilangsungkan,

dan bagi perkawinan yang dilangsungkan di luar negeri, salinan putusan

tersebut disampaikan kepada Pegawai Pencatat di Jakarta. Dengan

57

Riduan Syahrani, Seluk-Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata, (Bandung: P.T. Alumni,

2010), h. 104.

Page 47: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

37

demikian, baik di Pengadilan maupun pada Pegawai Pencatat Perkawinan

terdapat catatan perkawinan yang putus karena perceraian.58

5. Akibat Perceraian

Dalam Pasal 41 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,

bahwa akibat putusnya perkawinan karena perceraian adalah:

a. Baik ibu atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidik anak-

anaknya, semata-mata berdasarkan kepentingan anak; bilamana ada

perselisihan mengenai penguasaan anak-anak, Pengadilan memberi

keputusannya.

b. Bapak yang bertanggung-jawab atas semua biaya pemeliharaan dan

pendidikan yang diperlukan anak itu; bilamana bapak dalam kenyataan

tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut, Pengadilan dapat menentukan

bahwa ibu ikut memikul biaya tersebut.

c. Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikan

biaya penghidupan dan/atau menentukan sesuatu kewajiban bagi bekas

isteri.

Menurut Pasal 156 Kompilasi Hukum Islam (KHI), akibat putusnya

perkawinan karena perceraian ialah:

a. Anak yang belum mumayyiz berhak mendapatkan hadhanah dan ibunya,

kecuali bila ibunya telah meninggal dunia, maka kedudukannya digantikan

oleh:

1) Wanita-wanita dalam garis lurus ke atas dari ibu

2) Ayah

3) Wanita-wanita dalam garis lurus ke atas dari ayah

4) Saudara perempuan dari anak yang bersangkutan

5) Wanita-wanita kerabat sedarah menurut garis samping dari ayah

b. Anak yang sudah mumayyiz berhak memilih untuk mendapatkan

hadhanah dari ayah atau ibunya.

c. Apabila pemegang hadhanah ternyata tidak dapat menjamin keselamatan

jasmani dan rohani anak, meskipun biaya nafkah dan hadhanah telah

dicukupi, maka atas permintaann kerabat yang bersangkutan Pengadilan

Agama dapat memindahkan hak hadhanah kepada kerabat lain yang

mempunyai hak hadhanah pula.

d. Semua biaya hadhanah dan nafkah anak jadi tanggungan ayah menurut

kemampuannya, sekurang-kurangnya sampai anak tersebut dewasa dan

dapat mengurus diri sendiri.

e. Bilamana terjadi perselisihan mengenai hadhanah dan nafkah anak,

Pengadilan Agama memberika putusannya berdasarkan huruf a, b, c, dan

d.

58

Riduan Syahrani, Seluk-Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata, (Bandung: P.T. Alumni,

2010), h. 106.

Page 48: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

38

f. Pengadilam dapat pula dengan mengingat kemampuan ayahnya

menetapkan jumlah biaya untuk pemeliharaan dan pendidikan anak-anak

yang tidak turut padanya.59

59

Simanjuntak, Hukum Perdata Indonesia, ( Jakarta: Kencana, 2015), h. 106.

Page 49: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

39

BAB III

PERCERAIAN DI DESA DAON KECAMATAN RAJEG

KABUPATEN TANGERANG

A. Gambaran Umum Desa Daon

1. Sejarah Desa Daon

Pada masa sebelum kemerdekaan Negara Republik Indonesia tahun 1945,

tepatnya mulai tahun 1937 di Indonesia, khususnya di wilayah Kecamatan

Rajeg, sebuah Desa di kepalai oleh seorang Mandor atau sering disebut

Kemandoran atau Jawara istilah penduduk setempat.1

Desa Daon sejak tahun 1937 sampai dengan sekarang sudah mengalami

sebelas kali pergantian Kepala Desa, di antaranya sebagai berikut:2

a. Bapak Juham, berasal dari Kp. Daon, menjabat pada tahun 1937.

b. Bapak Sa‟in, berasal dari Kp. Cilongok.

c. Bapak Amat, berasal dari Kp. Cilongok.

d. Bapak Ikong (anak dari Kepala Desa pertama), berasal dari Kp. Daon

menjabat pada tahun 1947.

e. Bapak Atel, berasal dari Kp. Daon.

f. Bapak Nurjen, berasal dari Kp. Cilongok, menjabat pada tahun 1961-1969.

g. Bapak Surna, berasal dari Kp. Galebeg, menjabat pada tahun 1969-1979.

h. Bapak Kamsinan, berasal dari Kp. Daon, menjabat pada tahun 1979-1988.

i. Bapak Dahlan Hasyim, berasal dari Kp. Pasar Daon, menjabat pada tahun

1988-1998.

j. Bapak Ahmad Jaenuri, berasal dari Kp. Cilongok, menjabat pada tahun

1998-2007.

k. Bapak Muhamad Usman, berasal dari Kp. Cilongok, menjabat pada tahun

2007-2013.

l. Bapak H. Misar, berasal dari Kp. Daon, menjabat pada tahun 2013 sampai

dengan sekarang.

1 Profil Desa Daon Tahun 2018 dari Sekretaris Desa Daon.

2 Profil Desa Daon Tahun 2018 dari Sekretaris Desa Daon.

Page 50: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

40

Asal mula diberi nama Desa Daon karena Kemandoran yang pertama

adalah bapak Juham yang berasal dari Kp. Daon, sejak itulah dibakukan nama

Daon menjadi nama “Desa Daon” sampai dengan sekarang.3

Proses pemilihan Kemandoran atau Kepala Desa dari tahun 1937 sampai

dengan 1947 tergolong masih sederhana, yaitu berdasarkan musyawarah para

Tokoh Masyarakat beserta penduduk sekitar atau yang lebih dikenal sekarang

ini adalah pemilihan secara aklamasi, yaitu ditunjuk langsung setelah

musyawarah selesai. Tidak ada legalitas (SK dari Pemerintah) sebagai

Kemandoran atau Kepala Desa, selama masyarakat nyaman dipimpin oleh

Kemandoran tersebut maka selama itu pula Kemandoran memimpin Desa,

sebaliknya.4

Legalitas Kepemimpinan (SK dari Pemerintah dalam hal ini Pemerintah

Kabupaten) mulai diberlakukan dari Kemandoran yang kelima yaitu bapak

Atel sampai dengan sekarang. Kemandoran dibantu oleh perangkat Desa yang

disebut Marinyo (Jaro) dan Pencalung (Hansip), Pencalung sendiri mengalami

perubahan nama menjadi PD (Pagar Desa), PD juga mengalami perubahan

nama menjadi OKD (Organisasi Keamanan Desa) pada tahun 1957. OKD

mengalami perubahan nama menjadi OPR (Organisasi Pertahanan Rakyat).

Kemudian mengalami perubahan nama lagi menjadi Hansip (Pertahanan Sipil)

hingga sekarang.5

Keberadaan kantor Desa Daon ketika zaman Kemandoran masih

dipusatkan di rumah masing-masing Mandor. Seiring perubahan nama

Kemandoran menjadi Kepala Desa pada masa Kepemimpinan bapak Surna

pada tahun 1969 Kantor Desa Daon pertama berdiri di tanah milik bapak H.

Sarin yang terletak di Kp. Pasar Lama (RT 002/003). Pada tahun 1972 Kantor

Desa Daon dipindahkan ke Kp. Galebeg (RT 004/002) alasannya karena tanah

bapak H. Sarin akan digunakan pihak keluarga. Kemudian pindah ke rumah

bapak Sarnin (RT 002/003), itu pun bapak Surna selaku Kepala Desa Daon

3 Profil Desa Daon Tahun 2018 dari Sekretaris Desa Daon.

4 Profil Desa Daon Tahun 2018 dari Sekretaris Desa Daon.

5 Profil Desa Daon Tahun 2018 dari Sekretaris Desa Daon.

Page 51: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

41

mengeluarkan uang sebesar Rp. 300.000 ribu, untuk membeli rumah bapak

Sarnin tersebut yang akhirnya di peruntukan menjadi kantor Desa Daon.6

Tahun 1983 pada masa Pemerintahan bapak Kamsinan kantor Desa Daon

dipindahkan ke tanah milik bapak Sai‟in dengan jaminan salah satu keluarga

bapak Sa‟in diangkat menjadi perangkat Desa Daon. Setelah disepakati, surat

perjanjian dibuat dan disepakati bersama. Di akhir masa jabatan bapak

Kamsinan surat perjanjian penggunaan tanah bapak Sai‟in untuk Kantor Desa

diserahkan kepada pemangku jabatan Kepala Desa Daon berikutnya yaitu

bapak Dahlan Hasyim. Pada masa Pemerintahan bapak Muhamad Usman

pembangunan kantor Desa Daon hanya rehab kecil, karena pendanaan sangat

kecil, tidak ada bantuan dari pihak Pemerintah maupun swasta. Pada

Pemerintahan bapak H. Misar kantor Desa Daon mengalami pembangungan

yang signifikan, bangunan yang lama dirobohkan (direhab total). Adapun

pendanaan berasal dari bantuan Pemerintah Daerah yang diambil dari alokasi

dana Desa sebesar Rp. 50.000.000 (lima puluh juta) dan dana pribadi bapak H.

Misar sebesar Rp. 480.000.000 (empat ratus delapan puluh juta rupiah).7

Keberadaan pasar di Desa Daon pertama terletak di RT 002/003,

kemudian pindah ke Kp. Galebeg dengan sebutan pasar jati (RT 004/002)

kemudian pindah lagi ke RT 003/003, kemudian pindah lagi ke RT 002/003.

Pada tahun 1972 Pasar Daon dipindahkan ke RT 001/003 hingga sekarang.

Pada masa Pemerintahan bapak Surna, tanah atas nama Risau Rijan tersebut di

beli oleh Pemerintahan bapak Surna dari bapak Hasyim (orang tua bapak

Dahlan Hasyim) sehingga sampai dengan sekarang tanah pasar yang ada di

RT 001/003 adalah sah tanah milik Desa Daon.8

2. Kondisi Desa Daon

Desa Daon yang terletak di sebelah barat sekitar 4 Km dari Kantor

Kecamatan, Desa Daon merupakan salah satu Desa yang cukup subur sebagai

daerah pertanian, sehingga sebagian besar penduduknya di sektor pertanian

6 Profil Desa Daon Tahun 2018 dari Sekretaris Desa Daon.

7 Profil Desa Daon Tahun 2018 dari Sekretaris Desa Daon.

8 Profil Desa Daon Tahun 2018 dari Sekretaris Desa Daon.

Page 52: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

42

atau perkebunan baik tanaman padi maupun palawija yang dapat memenuhi

kebutuhan masyarakat Desa Daon bahkan dapat memenuhi kebutuhan

masyarakat di luar Desa Daon.9

Pada saat ini Desa Daon menjadi ramai dengan adanya pendatang yang

ingin menetap dan tinggal menjadi penduduk Desa Daon, sehingga semakin

lama semakin padat oleh jumlah rumah dan penduduk, ditambah lagi

pengembang yang membangun perumahan yang mengakibatkan semakin lama

semakin berkurang lahan pertanian. Oleh kerana itu masyarakat Desa Daon

saat ini sebagian sudah banyak yang beralih pekerjaan dari petani menjadi

buruh pabrik, buruh bangunan atau berdagang.10

Semakin banyaknya jumlah penduduk, ternyata bertambah juga

permasalahan-permasalahan sosial yang berkembang di masyarakat, serta

semakin bertambah pula kebutuhan akan sarana dan prasarana untuk

menunjang kehidupan yang layak dan nyaman untuk mencapai kehidupan

yang sejahtera, baik sarana pendidikan, kesehatan maupun sarana umum

lainnya. Sehingga ini menjadi tugas dan tantangan yang cukup berat bagi

seorang Kepala Desa untuk mewujudkan kebutuhan masyarakat tersebut

ditengah minimnya kemampuan keuangan Desa serta kurangnya kesadaran

masyarakat untuk swadaya.11

3. Letak Geografis

Desa Daon adalah sebuah wilayah yang terletak di Kecamatan Rajeg

Kabupaten Tangerang Provinsi Banten, Desa Daon ini mempunyai luas

wilayah seluruhnya 462 Ha, yang terbagi ke dalam 8 Kampung/Dusun, 8

Rukun Warga (RW) dan 30 Rukun Tetangga (RT). Luas wilayah Desa Daon

terbagi pada lahan sebagai berikut:12

9 Wawancara dengan Bapak H. Mojahidin (Sekretaris Desa Daon), di kantor Kepala Desa

Daon pada tanggal, 08 juni 2018, pukul 09.00 WIB. 10

Wawancara dengan Bapak H. Mojahidin (Sekretaris Desa Daon), di kantor Kepala Desa

Daon pada tanggal, 08 juni 2018, pukul 09.00 WIB. 11

Wawancara dengan Bapak H. Mojahidin (Sekretaris Desa Daon), di kantor Kepala Desa

Daon pada tanggal, 08 juni 2018, pukul 09.00 WIB. 12

Profil Desa Daon Tahun 2018 dari Sekretaris Desa Daon.

Page 53: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

43

Tabel 1

Peruntukan Lahan di Desa Daon

No Peruntukan Lahan Luas

1

2

3

4

Pemukiman Penduduk

Perkebunan

Sawah

Prasarana Lainnya

146 Ha

42 Ha

218 Ha

56 Ha

Jumlah 462 Ha

Sedangkan batas-batas wilayah di Desa Daon Kecamatan Rajeg

Kabupaten Tangerang adalah sebagai berikut:13

Tabel 2

Batas Wilayah di Desa Daon

No Letak Batas Nama Desa

1 Sebelah Utara Berbatasan dengan Desa Pangarengan

Kecamatan Rajeg

2 Sebelah Timur Berbatasan dengan Desa Sukatani

Kecamatan Rajeg

3 Sebelah Selatan Berbatasan dengan Desa Sindang Asih

Kecamatan Sindang Jaya

4 Sebelah Barat Berbatasan dengan Desa Jambu Karya

Kecamatan Rajeg

13

Profil Desa Daon Tahun 2018 dari Sekretaris Desa Daon.

Page 54: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

44

Penduduk Desa Daon Kecamatan Rajeg terdiri dari 2566 KK, dengan

jumlah penduduk 9965 jiwa, jumlah tersebut diklasifikasikan sebagai

berikut:14

Tabel 3

Jumlah Penduduk di Desa Daon

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki-laki 5.157 jiwa

2 Perempuan 4.808 jiwa

Jumlah 9.965 jiwa

Adapun jarak dan waktu tempuh dari Desa Daon untuk ke Kecamatan, ke

Kabupaten dan ke Provinsi Banten sebagai berikut:15

Tabel 4

Jarak dan Waktu Tempuh dari Desa Daon

No Tempat Jarak Tempuh Waktu Tempuh

1 Jarak ke Kecamatan 4 km 0,30 jam

2 Jarak ke Kabupaten 15 km 1,15 jam

3 Jarak ke Provinsi 64 km 3 jam

4. Bidang Agama

Agama yang dianut mayoritas masyarakat Desa Daon yaitu agama Islam.

Walaupun mayoritas masyarakat Desa Daon mennganut agama Islam akan

tetapi sangat minim pemahaman agama yang mereka anut, dan masih percaya

kepada hal hal yang berbau mistis.16 Untuk sarana ibadah di Desa Daon hanya

ada tempat beribadah untuk orang muslim saja. Dan sarana ibadah masyarakat

14

Profil Desa Daon Tahun 2018 dari Sekretaris Desa Daon. 15

Profil Desa Daon Tahun 2018 dari Sekretaris Desa Daon. 16

Wawancara dengan Bapak H. Lamri Hambali (Tokoh Masyarakat Desa Daon), di

rumah Bapak H. Lamri Hambali pada tanggal, 09 juni 2018, pukul 16.00 WIB.

Page 55: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

45

Desa Daon cukup memadai dengan adanya sebuah Masjid, Mushola dan

majelis ta‟lim.17

Tabel 5

Sarana Ibadah di Desa Daon

No Pembangunan Bidang Agama Jumlah

1 Masjid 5 unit

2 Musholah 21 unit

3 Majlis Ta‟lim Kaum Adam 8 unit

4 Majlis Ta‟lim Kaum Hawa 14 unit

5. Bidang Pendidikan

Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting pada masyarakat,

karena maju mundurnya suatu masyarakat sangat bergantung kepada tingkat

pendidikannya dan dapat mempengaruhi di bidang ekonomi yang dialami oleh

masyarakat Desa Daon ini. Pada sebagian penduduk Desa Daon yang

memiliki pendidikan tinggi maka ekonominya pun akan tinggi pula, hal ini

terbukti pada masyarakat di Desa Daon yang memiliki pendidikan tinggi maka

mudah untuk mencari pekerjaan. Oleh karena itu tidak banyak masyarakat

Desa Daon yang menyelesaikan pendidikannya sampai mendapatkan gelar

sarjana, karena tidak mampu untuk membayar biaya sekolah serta lemahnya

pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan, cukup banyak

masyarakat Desa Daon yang hanya menamatkan pendidikannya sampai

Sekolah Dasar bahkan masyarakat Desa Daon yang tidak tamat sampai

Sekolah Dasar cukup tinngi angkanya.18 Penulis dapat mengklasifikasikan

pendidikan yang diperoleh masyarakat Desa Daon:19

17

Profil Desa Daon Tahun 2018 dari Sekretaris Desa Daon. 18

Wawancara dengan Bapak H. Lamri Hambali (Tokoh Masyarakat Desa Daon), di di

rumah Bapak H. Lamri Hambali pada tanggal, 09 juni 2018, pukul 16.00 WIB. 19

Profil Desa Daon Tahun 2018 dari Sekretaris Desa Daon.

Page 56: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

46

Tabel 6

Kondisi Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Daon

No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 Tamatan SD 1.423

2 Tamatan SMP 1.065

3 Tamatan SMA 2.157

4 Tamatan D3 43

5 Tamatan S1 296

6 Tamatan S2 5

Adapun sarana pendidikan yang ada di wilayah Desa Daon adalah sebagai

berikut:20

Tabel 7

Sarana Pendidikan di Desa Daon

No Bidang Pendidikan Jumlah

1 PAUD 4 unit

2 SDN 3 unit

3 MI 3 unit

4 SMP 2 unit

5 SMK 1 unit

6 TPA 1 unit

7 Pesantren Salafi 1 unit

6. Bidang Ekonomi

Kegiatan ekonomi masyarakat Desa Daon selama ini selain didominasi

oleh sektor pertanian juga adanya Pasar Desa yang terletak di Jalan Raya

Daon. Kegiatan jual beli dalam pasar tersebut hanya dilakukan 3 hari dalam 1

minggu, yakni hari senin, rabu dan sabtu. Beberapa masyarakat juga ada yang

melakukan peternakan ayam negeri baik dalam bentuk ayam potong maupun

20

Profil Desa Daon Tahun 2018 dari Sekretaris Desa Daon.

Page 57: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

47

ayam telur. Tingkat pendapatan masyarakat belum sepenuhnya mencukupi

kebutuhan hidup karena harga barang yang tidak sebanding dengan

penghasilan yang didapat mereka serta masih minimnya bekal pendidikan,

upah buruh yang masih kecil serta masih mahalnya barang-barang kebutuhan

sembako.21

Hal ini tidak hanya terjadi di Desa Daon, namun hampir merata di

kecamatan Rajeg. Beberapa tahun yang lalu sumber mata pencaharian

masyarakat Desa Daon sebagian besar adalah petani, bercocok tanam, buruh

tani, buruh bangunan dan buruh yang lainnya, tetapi pada saat ini seiring

dengan semakin bertambahnya penduduk datang yang mengisi perumahan

adalah sebagian besar bermata pencaharian buruh pabrik, wiraswasta serta

buruh kasar, hanya sebagian kecil saja yang mempunyai pekerjaan sebagai

pagawai negeri seperti polisi dan guru.22

Untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidup sehari-hari, masyarakat Desa

Daon mempunyai mata pencaharian yang cukup beragam, dapat dilihat

dengan rincian tabel sebagai berikut:23

Tabel 8

Mata PencaharianMasyarakat Desa Daon

No Mata Pencaharian Jumlah

1 Petani 1041 Orang

2 Buruh Tani 862 Orang

3 Buruh Pabrik 312 Orang

4 Buruh Bangunan 21 Orang

5 Peternak Ayam Petelur 6 Orang

6

7

8

Pedagang Ayam Potong

Pedagang Sembako

Pedagang Material Bangunan

9 Orang

37 Orang

5 Orang

21

Wawancara dengan Bapak H. Lamri Hambali (Tokoh Masyarakat Desa Daon), di di

rumah Bapak H. Lamri Hambali pada tanggal, 09 juni 2018, pukul 16.00 WIB. 22

Wawancara dengan Bapak H. Lamri Hambali (Tokoh Masyarakat Desa Daon), di di

rumah Bapak H. Lamri Hambali pada tanggal, 09 juni 2018, pukul 16.00 WIB. 23

Profil Desa Daon Tahun 2018 dari Sekretaris Desa Daon.

Page 58: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

48

9

10

11

12

13

14

15

16

Pengusaha Pipa Paralon

Pengusaha Limbah

Pembantu Rumah Tangga

Bengkel Motor

Bidan

Guru

Pegawai Negeri Sipil

POLRI

1 Orang

72 Orang

14 Orang

12 Orang

8 Orang

32 Orang

21 Orang

8 Orang

B. Profil Pelaku Perceraian di Luar Pengadilan

Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara kepada 15 orang

masyarakat Desa Daon yang melakukan perceraian di luar Pengadilan.

1. Sarikah

Sarikah menikah pada usia 18 tahun melalui prosedur KUA, pekerjaan

suami sarikah sebagai buruh bangunan, dan sekolahnya sampai tamat

SMP. Pada tahun 1982 Sarikah meminta bercerai, perceraiannya dilakukan

di luar Pengadilan, karena tidak tahu bahwa perceraian harus dilakukan di

Pengadilan, sebagaimana yang diungkapkan oleh Sarikah: “Kula teu

nyaho lamun deuk papegatan eta kudu di Pengadilan”.24 Proses perceraian

tidak disaksikan oleh siapapun seperti pernyataan langsung dari ibu

Sarikah: “Pas kula menta papegatan ka salaki kula, ja kula geus embung

rumah tangga deui jeung salaki, trus menang beraha poe tea salaki indit ti

imah, trus teu balik-balik deui ka imah kula”.25 Ketika „iddah Sarikah

tidak mendapatkan nafkah „iddah dan tidak pula mendapatkan mut‟ah

berupa apapun dari mantan suaminya. Setelah tiga bulan bercerai, menikah

lagi, pernikahannya tidak melalui prosedur pencatatan di KUA. Proses

perkawinannya dilakukan di rumah Sarikah hanya memenuhi syarat dan

rukun menurut agama Islam.

24

Wawancara dengan Ibu Sarikah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 23 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Sarikah pada pukul 10.00 WIB. 25

Wawancara dengan Ibu Sarikah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 23 juli 2018, , bertempat di rumah Ibu Sarikah pada pukul 10.00 WIB.

Page 59: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

49

2. Wiwik

Wiwik menikah pada usia 17 tahun melalui prosedur KUA, pekerjaan

suami Wiwik ini sebagai tukang panggul barang di pasar, dan sekolahnya

sampai tamat SMP. Wiwik meminta untuk bercerai pada tahun 1990,

Wiwik tahu bahwa perceraian harus di Pengadilan karena tidak memiliki

biaya untuk mengurus perceraiannya di Pengadilan, maka perceraiannya

dilakukan di luar Pengadilan, seperti pernyataan langsung oleh Wiwik:

“Teu boga biaya deuk nguruskeun papegatan di Pengadilan geh, bisa

jeung dahar sasapoe geh geus alhamdulillah”.26 Proses perceraiannya pun

tidak ada saksi dan tidak ada surat bukti bahwa mereka melakukan

perceraian, sebagaimana diungkapkan langsung oleh Wiwik: “Kula menta

papegatan ka salaki kula, trus salaki geh nerima kula, ja nyana geh sarua

hayang papegatan, atuh geus bae papegatanna kesepakatan dua-an

doang, eweuh saksi keur kula papegatan”.27 Wiwik setelah bercerai tidak

mendapatkan nafkah „iddah, dan tidak pula mendapatkan mut‟ah dari

mantan suaminya. Setelah 8 bulan bercerai menikah lagi, pernikahannya

dilakukan tidak melalui prosedur pencatatan di KUA, karena tidak

memenuhi persyaratan, sebagaimana pernyataan Wiwik: “Teu malalui

prosedur pencatetan di KUA, soalna kula teu boga surat cerai anu ti

Pengadilan”.28 Kemudian pernikahannya dilakukan di rumah Wiwik

dengan nikah sirri.

3. Iyah

Iyah menikah pada usia 18 tahun, pekerjaan suami Iyah sebagai petani,

dan pendidikan terakhirnya sampai tamat Sekolah Dasar saja, kemudian

suami menceraikan pada tahun 1991, Iyah tahu untuk bercerai harus di

Pengadilan karena tidak memiliki biaya untuk bercerai di Pengadilan, Iyah

melakukan perceraiannya di luar Pengadilan. Sebagaimana pernyataan

26

Wawancara dengan Ibu Wiwik, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 23 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Wiwik pada pukul 11.00 WIB. 27

Wawancara dengan Ibu Wiwik, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 23 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Wiwik pada pukul 11.00 WIB. 28

Wawancara dengan Ibu Wiwik, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 23 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Wiwik pada pukul 11.00 WIB.

Page 60: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

50

langsung oleh Iyah: “Teu boga biaya deuk papegatan di Pengadilan geh,

atuh pan di Pengadilan mah kudu make biaya gede, jaman baheula mah

salaki geh cuma tukang tani, jeung sasapoe bae geh hararese, atuh sapira

cuma boga sawah doang , deuk dijual geh ja murah”.29 Pada proses

perceraiannya tidak disaksikan siapapun, suami hanya memberikan

selembar kertas pernyataan talak. Seperti pernyataan langsung Iyah:

“Proses keur papegatan salaki kula cuma mere kertas talak doang bahwa

nyana megatkeun kula, eweuh saksi atau perjanjian nanaon, atuh geus bae

papegatanna kos kitu”.30 Iyah bercerai mempunyai 2 orang anak belum

dewasa yang ikut bersamanya, anaknya tidak mendapatkan nafkah dari

mantan suaminya sampai mereka dewasa, sebagaimana pernyataan Iyah:

“Boga 2 anak ilu jeung kula, salaki teu meureu nafkah jeung anak, nyana

langsung lawur bae, ngabiayaan anak sakola geh heunteu, kula bae anu

ngabiayaan jadi tukang sayuran”.31 pada waktu „iddah Iyah tidak

mendapatkan nafkah dan tidak pula mendapatkan mut‟ah dari mantan

suami. Setelah dua tahun kemudian menikah lagi, pernikahannya tidak

melalui prosedur pencatatan di KUA karena tidak mempunyai akta cerai

dari pengadilan. Pernikahannya hanya sah menurut agama saja yaitu

dengan adanya saksi, wali, Ustad, amil dan keluarga yang menghadiri.

4. Tunah

Tunah menikah pada usia 17 tahun melalui prosedur pencatatan di KUA,

pekerjaan suami Tunah sebagai penjual ayam potong, dan pendidikan

terakhirnya sampai SMP saja, kemudian Tunah meminta bercerai kepada

suami pada tahun 2000, Tunah bercerai dengan suami tidak di Pengadilan

karena tidak tahu bahwa perceraian harus di Pengadilan. Proses

perceraiannya, mereka datang kerumah amil agar diselesaikan

perceraiannya itu, sebagaimana pernyataan langsung Tunah: “Proses

29

Wawancara dengan Ibu Iyah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 23 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Iyah pada pukul 13.00 WIB. 30

Wawancara dengan Ibu Iyah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 23 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Iyah pada pukul 13.00 WIB. 31

Wawancara dengan Ibu Iyah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 23 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Iyah pada pukul 13.00 WIB.

Page 61: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

51

papegatanna di imah amil, salaki ngikrarkeun talak ka kula laju amil

ngajienkeun surat bukti papegatan terus di tanda tangan ku kula, salaki

jeung amil”.32 Tunah bercerai mempunya tiga anak ikut bersamanya, dari

tiga anaknya itu tidak mendapatkan nafkah dari mantan suami hingga

mereka dewasa, seperti pernyataan langsung Tunah: “Kula boga 3 anak,

terus anak ilu jeung kula, salaki tilok mere nafkah jeung anak”.33 Setelah

bercerai Tunah juga tidak mendapatkan mut‟ah dan tidak pula

mendapatkan nafkah ketika „iddah. Setelah tiga tahun bercerai, Tunah

menikah lagi, yang dilakukan tanpa melalui prosedur pencatatan di KUA,

proses pernikahannya hanya memenuhi ketentuan agama Islam saja.

5. Fuadah

Fuadah menikah pada usia 20 tahun melalui prosedur pencatatan di KUA,

pekerjaan suami Fuadah sebagai buruh pabrik, dan pendidikan terakhirnya

sampai SMA. Pada tahun 2016 suami menceraiakannya, Fuadah tahu

bahwa perceraian harus dilakukan di Pengadilan, karena tidak mengerti

cara mengurusnya, Fuadah memilih bercerai di luar Pengadilan. Proses

perceraiannya yang disaksikan oleh kedua orang tuanya, sebagaimana

pernyataan langsung Fuadah: “Proses papegatanna di lakukeun di imah

kula, salaki mawa saksi babturanna dua, jeung kula disaksikeun ku kadua

kolot kula, trus salaki ngomong “Kula geus teu tanggungjawab deui ka

Fuadah, kula serahkeun ka abah jeung emak” laju suami mere salembar

kertas talak ka kula”.34 Dari perceraiannya mempunyai satu anak ikut

bersamanya, dan anaknya tidak mendapatkan nafkah dari mantan suami,

sebagaimana yang dinyatakan Fuadah: “Boga 1 anak, terus anak ilu jeung

kula, salaki tilok mere nafkah jeung anak”.35

Fuadah pun tidak mendapat

mut‟ah dan tidak pula mendapatkan nafkah ketika „iddah. Kemudian

32

Wawancara dengan Ibu Tunah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 25 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Tunah pada pukul 09.00 WIB. 33

Wawancara dengan Ibu Tunah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 25 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Tunah pada pukul 09.00 WIB. 34

Wawancara dengan Ibu Fuadah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 25 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Fuadah pada pukul 10.30 WIB. 35

Wawancara dengan Ibu Fuadah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 25 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Fuadah pada pukul 10.30 WIB.

Page 62: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

52

menikah lagi pada tahun 2018 yang dilakukan melalui prosedur pencatatan

di KUA dan mempunyai buku nikah lagi, sebagaiamana pernyataan

langsung Fuadah: “Prosesna kula nyerahkeun kabeh ka amil, cuma di

penta KTP, KK, jeung foto, laju mayar ka amil 700 rebu”.36

6. Zubaedah

Zubaedah menikah pada usia 21 tahun melalui prosedur pencatatan di

KUA, pekerjaan suaminya sebagai buruh pabrik, dan pendidikan

terakhirnya sampai SMA, pada tahun 2016 suami menceraikannya yang

dilakukan di luar Pengadilan karena tidak memiliki biaya dan takut

mengeluarkan uang yang cukup banyak. Seperti pernyataan langsung dari

Zubaedah: “kula teu boga biaya, bisi ngaluarkeun biaya loba doang”.37

Pada proses perceraiannya pergi ke rumah amil dan disaksikan oleh kedua

orang tua, sebagaimana pernyataan Zubaedah: “Papegatanna di lakukeun

di imah amil, disaksian ku amil jeung kadua kolot kula, terus salaki

ngungkapkeun bahwa nyana geus teu hayang rumah tangga deui jeung

kula, laju kula dibere surat cerai anu di jienkeun ku amil”.38 Zubaedah

bercerai tidak mendapatkan mut‟ah dan tidak pula mendapatkan nafkah

„iddah. Kemudian menikah lagi pada tahun 2018 yang dilakukan melalui

prosedur pencatatan di KUA, sama halnya dengan Fuadah dalam proses

pencatatan pernikahannya diserahkan kepada Amil setempat, sebagaimana

pernyataan dari Zubaedah: “Keur iyeu tea kula cuma meureu KTP anu

statusna can kawin, KK, jeung foto, laju mayar ka amil 700 rebu, eta geus

diuruskeun kabeh ku nyana sampe menang buku nikah deui”.39

7. Rokayah

Rokayah menikah pada usia 17 tahun melalui prosedur pencatatan di

KUA, pekerjaan suaminya sebagai buruh pabrik, dan pendidikan

36

Wawancara dengan Ibu Fuadah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 25 juli 2018, bertempat di rumah Ibu fuadah pada pukul 10.30 WIB. 37

Wawancara dengan Ibu Zubaedah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 25 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Zubaedah pada pukul 14.00 WIB. 38

Wawancara dengan Ibu Zubaedah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 25 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Zubaedah pada pukul 14.00 WIB. 39

Wawancara dengan Ibu Zubaedah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 25 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Zubaedah pada pukul 14.00 WIB.

Page 63: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

53

terakhirnya sampai SMP, kemudian suami menceraikannya pada tahun

2010. Rokayah melakukan perceraian di luar Pengdilan karena tidak tahu

bahwa perceraian harus dilakukan di Pengadilan. Sebagaimana pernyataan

Rokayah: “Teu nyaho lamun deuk papegatan kudu di Pengadilan, Ja di

die mah papegatanna cuma menta uruskeun bae ka amil doang, laju

menang surat talakna, soalna geus kabiasaan anu papegatan keur iyeu na

kos kitu “.40 Sedangkan proses perceraiannya, Rokayah dan suami pergi

kerumah amil, sebagaimana pernyataan langsung oleh Rokayah: “Proses

papegatanna di lakukeun di imah amil, disaksian ku amil laju salaki

ngungkapkeun talak ka kula, laju amil ngajieunkeun surat talak anu di

tanda tangan ku kula, salaki, jeung amil. Ja di die mah papegatanna cuma

okos kitu doang, cuma menta uruskeun bae ka amil, laju menang surat

talakna, soalna geus kabiasaan anu papegatan keur iyeu na kos kitu”.41

Rokayah bercerai tidak mendapatkan mut‟ah dan tidak pula mendapatkan

nafkah iddah. Kemudian menikah lagi yang dilakukan melalui prosedur

pencatatan di KUA, sama halnya dengan Fuadah dan Zubaedah dalam

proses pencatatan pernikahannya, Rokayah menyerahkan kepada Amil

setempat, sebagaimana pernyataan langsung oleh Rokayah: “Kula

nyerahkeun kabeh ka amil, cuma di penta KTP anu statusna can kawin,

KK, jeung foto, laju mayar ka amil 700 rebu, eta geus diuruskeun ku

nyana sampe menang buku nikah deui”.42

8. Hj. Omsiah

Hj. Omsiah menikah pada usia 18 tahun melalui prosedur pencatatan di

KUA, suaminya bekerja di lapak limbah besi, dan pendidikan terakhirnya

sampai SMP. Hj. Omsiah meminta bercerai kepada suami pada tahun

1982, percerainnya dilakukan di luar pengadilan, karena tidak tahu bahwa

bercerai harus di pengadilan. Sebagaimana pernyataan Hj. Omsiah: “Teu

40

Wawancara dengan Ibu Rokayah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 26 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Rokayah pada pukul 10.30 WIB. 41

Wawancara dengan Ibu Rokayah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 26 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Rokayah pada pukul 10.30 WIB. 42

Wawancara dengan Ibu Rokayah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 26 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Rokayah pada pukul 10.30 WIB.

Page 64: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

54

nyaho lamun papegatan kudu di Pengadilan, atuh pajarkeun enggeus

beres papegatan ku amil bae geh teu kudu di Pengadilan”.43 Proses

perceraian Hj. Omsiah dan suami pergi kerumah amil untuk melakukan

percerainnya, sebagaimana yang diungkapkan langsung oleh Hj. Omsiah:

“Kula jeung salaki datang ka imah amil menta disaksikeun papegatanna,

laju salaki ngucapkeun talak ka kula, terus amil ngajieunkeun surat talak

jeung diberekeun ka kula”.44 Hj. Omsiah bercerai mempunyai satu anak

yang ikut bersamanya, anaknya tidak diberikan nafkah oleh mantan

suaminya, sebagaimana pernyataan Hj. Omsiah: “Boga 1 anak ilu jeung

kula, salaki tilok mere nafkah jeung anak ti orok sampe kuari”.45 Hj.

Omsiah sendiri tidak mendapatkan mut‟ah dan tidak pula mendapatkan

nafkah iddah dari mantan suami. Kemudian menikah lagi pada tahun 1992

yang dilakukan secara resmi menurut prosedur KUA, sama halnya dengan

Fuadah, Zubaedah dan Rokayah. Pada proses pencatatan pernikahannya

sebagaimana yang diungkapkan langsung oleh Hj. Omsiah: “Prosesna

diuruskeun ku kakana salaki kula, kula cuma mere KTP, KK, jeung foto, ja

cuman kitu doing”.46

9. Rohyanah

Rohyanah menikah pada usia 17 tahun melalui prosedur pencatatan di

KUA, pekerjaan suaminya sebagai buruh pabrik, dan pendidikan

terakhirnya sampai SMA, kemudian pada tahun 2016 suami menceraikan

Rohyanah di luar Pengadilan, karena dia tidak mengerti cara mengurus

perceraian di Pengadilan, sebagaimana pernyataan Rohyanah: “Atuh kula

teu ngarti lamun di Pengadilan, atuh biasana geh orang die mah ja cuma

43

Wawancara dengan Ibu Hj. Omsiah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon

pada tanggal, 26 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Hj. Omsiah pada pukul 11.30 WIB. 44

Wawancara dengan Ibu Hj. Omsiah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon

pada tanggal, 26 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Hj. Omsiah pada pukul 11.30 WIB. 45

Wawancara dengan Ibu Hj. Omsiah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon

pada tanggal, 26 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Hj. Omsiah pada pukul 11.30 WIB. 46

Wawancara dengan Ibu Hj. Omsiah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon

pada tanggal, 26 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Hj. Omsiah pada pukul 11.30 WIB.

Page 65: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

55

kitu doang meureun papegatanna geh, tilok di Pengadilan”.47 Proses

perceraiannya yang disaksikan oleh kedua orang tuanya, sebagaimana

pernyataan langsung dari Rohyanah: “Prosesna salaki cuma mere surat

talak doang ka kolot kula, terus menta diberekeun ka kula”.48 Dalam

perceraiannya memiliki satu anak yang ikut bersamanya, dan mantan

suami masih memberikan nafkah untuk anak, sebagaimana pernyataan

Rohyanah: “Boga 1 anak, terus anak ilu jeung kula, alhamdulillah salaki

masih mere nafkah jeung anak kula sabulan karak 300.000-500.000, atuh

sakumaha nyana boga rezeki bae meureun”.49 Sedangkan Rohyanah

sendiri bercerai tidak mendapatkan mut‟ah dan tidak pula mendapatkan

nafkah ketika masa „iddah.

10. Eci

Eci menikah ketika berumur 17 tahun melalui prosedur pencatatan diKUA,

kemudian bercerai pada tahun 2011, karena suami meninggalkan Eci dari

rumah dan tidak kembali lagi dari tahun 2011 sampai dengan saat ini

(2018). Eci tidak mau mengurus status percerainnya di Pengadilan karena

tidak memiliki biaya, karena pekerjaannya hanya tukang cuci,

sebagaimana pernyataan Eci: “Atuh kula menang duit dimana, jeung

dahar sasapoe bae geh hararese, Soalna teu boga biaya deuk nguruskeun

di Pengadilan geh, kula geh geus teu peduli deui, geus troma deuk kawin

deui geh”.50 Eci mempunyai 3 anak ikut bersamanya, dan suaminya tidak

mengirimkan uang atau nafkah untuk anaknya, sebagaimana pernyataan

Eci: “Kula boga 3 anak ilu jeung kula, salaki tilok ngiriman nafkah jeung

biaya anak, sakola geh anak menang hasil kula bae jadi kuli nyeseh”.51

47

Wawancara dengan Ibu Rohyanah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 28 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Rohyanah pada pukul 09.00 WIB. 48

Wawancara dengan Ibu Rohyanah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 28 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Rohyanah pada pukul 09.00 WIB. 49

Wawancara dengan Ibu Rohyanah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 28 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Rohyanah pada pukul 09.00 WIB. 50

Wawancara dengan Ibu Eci, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 26 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Eci pada pukul 13.00 WIB. 51

Wawancara dengan Ibu Eci, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 26 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Eci pada pukul 13.00 WIB.

Page 66: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

56

11. Hj. Ika Susanti

Hj. Ika Susanti menikah pada usia 21 tahun melalui prosedur pencatatan di

KUA, pekerjaan suaminya sebagai tukang limbah, dan pendidikan

terakhirnya sampai SMA, kemudian suami mentalaknya pada tahun 2000,

Hj. Ika Susanti bercerai di luar Pengadilan karena tidak tahu bahwa

perceraian harus dilakukan di pengadilan, sebagaimana pernyataan Hj. Ika

Susanti: “Teu nyaho lamun deuk papegatan eta kudu di Pengadilan, atuh

pajarkeun geus bae kituh ari geus papegatan ku amil, ja di bere surat

cerai sagala soalna”.52 Proses perceraian Hj. Ika Susanti dan suami

diselesaikan oleh amil setempat, sebagaimana pernyataan langsung Hj. Ika

Susanti: “Proses papegatanna salaki ngucapkeun talak ka kula anu

disaksikeun ku amil jeung kadua kolot kula, laju amil ngajienkeun surat

talak terus di berekeun ka kula”.53 Setelah bercerai mantan suaminya tidak

memberikan mut‟ah dan tidak pula memberikan nafkah ketika iddah.

Kemudian menikah lagi pada tahun 2001 tidak memalui prosedur KUA.

ketika hendak menikah melalui prosedur KUA tidak bisa, sebagaimana

pernyataan Hj. Ika Susanti: “Teu malalui prosedur pencatetan di KUA,

soalna dek nikah deui di KUA kula di penta surat papegatan, laju kula teu

boga, geus bae nikah anu penting mah sah menurut Islam”.54

12. Heriyah

Heriyah menikah pada usia 17 tahun melalui prosedur pencatatan di KUA,

pekerjaan suaminya sebagai petani, dan pendidikan terakhirnya sampai

SMP. Pada tahun 1992 suami menceraikan Heriyah, yang dilakukan luar

Pengadilan karena tidak tahu bahwa perceraian harus dilakukan di

pengadilan. Pada proses perceraiannya, suami Heriyah hanya memberikan

surat talak kepada orang tuanya sebagaimana pernyataannya: “salaki cuma

meure surat talak ka kolot kula bahwa nyana geus teu tanggungjawab

52

Wawancara dengan Ibu Hj. Ika Susanti, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon

pada tanggal, 26 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Hj. Ika Susanti pada pukul 14.30 WIB. 53

Wawancara dengan Ibu Hj. Ika Susanti, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon

pada tanggal, 26 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Hj. Ika Susanti pada pukul 14.30 WIB. 54

Wawancara dengan Ibu Hj. Ika Susanti, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon

pada tanggal, 26 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Hj. Ika Susanti pada pukul 14.30 WIB.

Page 67: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

57

deui ka kula, eta geh tanpa sepengetahuan kula”.55 Mantan suaminya

tidak memberikan mut‟ah berupa apapun, akan tetapi masih memberikan

nafkah ketika „iddah sebagaimana pernyataan langsung Heriyah “Salaki

merean nafkah keur „iddah 2 bulan doang, eta geh dititpkeun ka emak”.56

Kemudian menikah lagi pada tahun 2001 tidak melalui prosedur

pencatatan di KUA. Pada proses pernikahannya dilakukan di rumahnya

hanya menurut ketentuan agama Islam, sebagaimana pernyataan Heriyah:

“Teu malalui prosedur pencatetan di KUA, soalna dek nikah deui di KUA

kula di penta surat papegatan, laju kula teu boga, geus bae nikah anu

penting mah sah menurut Islam”.57

13. Nengsih

Nengsih menikah pada usia 17 tahun melalui prosedur KUA, pada tahun

1983 bercerai melalui prosedur Pengadilan. Kemudian menikah lagi yang

kedua kalinya pada usia 26 tahun, pekerjaan suaminya mempunyai lapak

limbah, dan pendidikan terakhirnya sampai SMP, pada tahun 2000

suaminya menceraikan Nengsih yang dilakukan di luar Pengadilan, karena

malas mengurus perceraian di Pengadilan yang membutuhkan waktu lama,

sebagaimana pernyataan Nengsih: “Kula geus ngalaman papegatan di

Pengadilan prosesna kebel jasa, ncan ngurus-ngurus berkasna, pokona

kebel di Pengadilan mah”.58 Pada proses perceraiannya dilakukan di

rumah amil agar disaksikan olehnya, sebagaimana pernyataan Nengsih:

“Proses papegatanna, kula jeung salaki datang ka imah amil, terus

ngomomg kami hayang papegatan, atuh geus langsung amil nitah salaki

ngucapkeun talak ka kula, terus kula di bere surat talakna”.59 Nengsih

bercerai mempunyai dua anak yang ikut bersamanya, dan anaknya tidak

55

Wawancara dengan Ibu Heriyah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 26 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Heriyah pada pukul 09.00 WIB. 56

Wawancara dengan Ibu Heriyah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 26 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Heriyah pada pukul 09.00 WIB. 57

Wawancara dengan Ibu Heriyah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 26 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Heriyah pada pukul 09.00 WIB. 58

Wawancara dengan Ibu Nengsih, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 22 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Nengsih pada pukul 09.00 WIB. 59

Wawancara dengan Ibu Nengsih, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 22 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Nengsih pada pukul 09.00 WIB.

Page 68: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

58

mendapatkan nafkah dari mantan suaminya, untuk Negsih sendiri tidak

medapatkan mut‟ah dan tidak mendapatkan nafkah ketika „iddah.

Kemudian menikah lagi pada tahun 2003, tidak melalui prosedur

pencatatan di KUA, sebagaimana pernyataan Nengsih langsung: “Kula

nikah teu malalui prosedur pencatetan di KUA, soalna kula pan teu boga

surat cerai ti Pengadilan jeung salaki nu keur iyeu, atuh geus bae kula

nikah lembur, anu penting mah sah ku agama”.60

14. Hj. Emul

Hj. Emul menikah pada usia 25 tahun melalui prosedur KUA, pekerjaan

suaminya mempunyai toko sembako, dan pendidikan terakhirnya sampai

SMA, kemudian suami menceraikan pada tahun 1998 di luar Pengadilan,

karena proses di Pengadilan memakan waktu yang cukup lama dan

membuat malas untuk mengurus perceraian di Pengadilan. Sebagaimana

pernyataan yang diungkapkan Hj. Emul: “Soalna kula geus nyaho lamun

papegatan di Pengadilan prosesna kebel laju kula jeung salaki hayang

gagera beres ngurus papegatanna, tapi iyeu geh kula deuk nguruskeun

status papegatan kula ka Pengadilan di Tigaraksa tapi sangek bae”.61

Proses perceraiannya, suami hanya berbicara dengan orang tua dari Hj.

Emul bahwa dia ingin bercerai, dalam pernyataan yang diungkapkan

langsung Hj. Emul: ”Prosesna, Salaki cuma ngomong ka kula jeung ka

kolot kula bahwa nyana hayang enggeusan rumah tangga jeung kula, laju

kadua kolot kula nyetujui”.62 Hj. Emul bercerai memiliki satu anak yang

ikut bersamanya, sedangkan mantan suaminya tidak meberikan nafkah

untuk anaknya. Hj. Emul sendiri tidak mendapatkan mut‟ah dan tidak

mendapatkan nafkah ketika „iddah. Hj. Emul menikah lagi pada tahun

2017 yang dilakukan tidak melalui prosedur KUA, proses pernikahannya

menurut ketentuan Agama Islam, sebagaimana pernyataan yang

60

Wawancara dengan Ibu Nengsih, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 22 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Nengsih pada pukul 09.00 WIB. 61

Wawancara dengan Ibu Hj. Emul, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 27 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Hj. Emul pada pukul 16.00 WIB. 62

Wawancara dengan Ibu Hj. Emul, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 27 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Hj. Emul pada pukul 16.00 WIB.

Page 69: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

59

diunkapkan langsung Hj. Emul: “Teu malalui prosedur pencatetan di

KUA, soalna kula teu boga surat cerai ti Pengadilan”.63

15. Ika

Ika menikah ketika berusia 18 tahun melalui prosedur pencatatan di KUA,

pekerjaan suaminya mempunyai peternakan ayam potong, dan pendidikan

terakhirnya sampai SMA, kemudian suami mentalak nya pada tahun 2015,

Ika bercerai di luar Pengadilan karena malas mengurus perceraian di

Pengadilan yang membutuhkan waktu begitu lama, sebagaimana

pernyataan yang diungkapkan Ika: “Soalna kula jeung salaki hayang gera

angges ngurusan papegatan iye, laju cak babaturan kula anu geus pernah

papegatan di Pengadilan prosesna kebel jasa”.64 Pada proses

perceraiannya disaksikan oleh orang tua Ika, suami hanya mengatakan

talak kepada Ika bahwa dia sudah tidak ingin bersamanya lagi,

sebagaimana pernyataan yang diungkapkan Ika: “Prosesna anu disaksian

ku kadua kolot kula, Salaki cuma ngomong ka kula bahwa nyana geus

embung jeung kula deui. Anu penting mah lamun deuk papegatan aya

saksi bae geh geus sah, laju atuh geus bae kula menta disaksikan ku kadua

kolot kula secara kakeluargaan”.65 Ika bercerai memiliki dua orang anak

yang ikut bersamanya, mantan suaminya masih memberikan nafkah untuk

anaknya, sebagaimana pernyataan yang diungkapkan Ika: “Kula boga 2

anak ilu jeung kula, salaki mere nafkah jeung anak cuma 6 kali, ti

samenjak papegatan sampe kuari 2018”.66 Sedangkan dengan Ika sendiri

tidak mendapatkan nafkah ketika „iddah dan tidak mendapatkan mut‟ah

berupa apapun dari mantan suaminya.

63

Wawancara dengan Ibu Hj. Emul, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 27 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Hj. Emul pada pukul 16.00 WIB. 64

Wawancara dengan Ibu Ika, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 28 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Ika pada pukul 10.30 WIB. 65

Wawancara dengan Ibu Ika, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 28 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Ika pada pukul 10.30 WIB. 66

Wawancara dengan Ibu Ika, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 28 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Ika pada pukul 10.30 WIB.

Page 70: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

60

BAB IV

ANALISIS ATAS PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN DI DESA

DAON KECAMATAN RAJEG KABUPATEN TANGERANG

A. Proses Perceraian Masyarakat Desa Daon di Luar Pengadilan

Sebagaimana yang telah diatur dalam Undang-undang Perkawinan bahwa

perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang Pengadilan, pada

kenyataannya beberapa masyarakat di Desa Daon melakukan perceraian di

luar Pengadilan. Pada proses perceraiannya pun cukup sederhana, hal ini dapat

dikelompokkan ke dalam beberapa macam:

1. Bercerai pergi ke rumah amil

Hasil wawancara penulis dengan 15 pelaku cerai di luar Pengadilan

pada masyarakat Desa Daon, ada 6 informan yang melakukan

perceraiannya pergi ke rumah amil untuk meminta diselesaikan dan

disaksikan perceraiannya tersebut, hal ini dilakukan oleh ibu Tunah, ibu

Zubaedah, ibu Rokayah, ibu Hj. Omsiah, ibu Hj. Ika Susanti, dan ibu

Nengsih, karena memang sudah menjadi suatu kebiasaan pada sebagian

masyarakat Desa Daon dalam melakukan perceraian hanya pergi ke rumah

amil saja, di mana mereka yang melakukan perceraian sebelumnya tidak

melalui Pengadilan Agama, jadi mereka ketika ingin bercerai mengikuti

kebiasaan masyarakat sebelumnya, yaitu melakukan perceraiannya di luar

Pengadilan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh ibu Rokayah: “Ja di die

mah papegatanna cuma menta uruskeun bae ka amil doang, laju menang

surat talakna, soalna geus kabiasaan anu papegatan keur iyeu na kos

kitu”.1

2. Bercerai hanya disaksikan oleh kedua orang tua

Tidak hanya disaksikan atau diselesaikan oleh amil saja dalam

melakukan perceraiannya, dari 15 pelaku perceraian di luar Pengadilan di

1 Wawancara dengan Ibu Rokayah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 26 Juli 2018, bertempat di rumah Ibu Rokayah pada pukul 10.30 WIB.

Page 71: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

61

Desa Daon, ada 5 informan yang melakukan percerainnya hanya

disaksikan atau diselesaikan oleh kedua orang tuanya, dalam hal ini pun

sudah menjadi suatu kebiasaan masyarakat Desa Daon dalam melakukan

perceraiannya dilakukan dengan disaksikan oleh kedua orang tua dengan

secara kekeluargaan saja, sebagaimana yang dilakukan oleh ibu Fuadah,

ibu Rohyanah, ibu Heriyah, ibu Hj. Emul, dan ibu Ika, sebagaimana yang

diungkapkan oleh ibu Ika: “Anu penting mah lamun deuk papegatan aya

saksi bae geh geus sah, laju atuh geus bae kula menta disaksikan ku kadua

kolot kula secara kakeluargaan”.2

3. Bercerai ditinggalkan oleh suami

Dari 15 pelaku perceraian di luar Pengadilan yang penulis wawancara,

terdapat 1 informan yang bercerai ditinggalkan oleh suaminya dari tahun

2011 sampai dengan saat ini 2018 suaminya tidak pulang ke rumah dan

tidak mengirimkan nafkah untuk istrinya dan ketiga anaknya, hal ini

dirasakan oleh informan ibu Eci sebgaimana yang dia ungkapakan: “Kula

geh geus teu peduli deui, geus troma deuk kawin deui geh, ongkohna geh

teu boga duit”.3 Ibu Eci ini tidak ingin mengurus perceraiannya di

Pengadilan karena dia tidak memiliki biaya dan sudah tidak peduli lagi

dengan suaminya dan juga sudah trauma kalo ingin menikah lagi.

4. Bercerai tidak disaksikan siapa pun

Tidak hanya itu, pada masyarakat di Desa Daon yang penulis

wawancara dari 15 informan yang melakukan perceraiannya di luar

Pengadilan, terdapat 3 informan yang melakukan percerainnya tanpa

disaksikan oleh siapa pun, yaitu dengan kesepakatan antara suami dan istri

saja dan di dalam percerainnya tidak terdapat perjanjian apapun melainkan

seorang istri hanya mendapatkan selembaran kertas berisikan tentang

pernyataan talak dari suami, hal ini dilakukan oleh ibu Sarikah, ibu Wiwik,

2 Wawancara dengan Ibu Ika, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 28 Juli 2018, bertempat di rumah Ibu Ika pada pukul 10.30 WIB. 3 Wawancara dengan Ibu Eci, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 26 Juli 2018, bertempat di rumah Ibu Eci pada pukul 13.00 WIB.

Page 72: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

62

dan ibu Iyah. Bahwa menurut mereka dengan bentuk perceraian tersebut,

maka perceraiannya sudah terjadi, sebagaimana yang diungkapkan oleh

ibu Iyah: “Pas kula menta papegatan ka salaki kula, trus salaki geh

nerima kula, ja nyana geh sarua hayang papegatan, atuh geus bae

papegatanna kesepakatan dua-an doang, eweuh saksi keur kula

papegatan”.4

Tabel 9

Bentuk Proses Perceraian di Desa Daon

No Proses Perceraian Jumlah

1 Bercerai pergi ke rumah amil 6 Orang

2 Bercerai hanya disaksikan oleh kedua orang tua 5 Orang

3 Bercerai ditinggalkan oleh suami 1 Orang

4 Bercerai tanpa disaksikan siapa pun 3 Orang

Jumlah 15 Orang

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan 15 pelaku cerai di luar

Pengadilan pada tabel 9 bahwa masyarakat Desa Daon yang melakukan

perceraiannya pergi ke rumah amil terdapat 6 orang, hal ini dilakukan oleh ibu

Tunah, ibu Zubaedah, ibu Rokayah, ibu Hj. Omsiah, ibu Hj. Ika Susanti, dan

ibu Nengsih, kemudian bercerai hanya disaksikan oleh kedua orang tua

terdapat 5 orang, sebagaimana yang dilakukan oleh ibu Fuadah, ibu

Rohyanah, ibu Heriyah, ibu Hj. Emul, dan ibu Ika, bercerai karena

ditinggalkan oleh suami 1 orang, ini dialami oleh ibu Eci, dan melakukan

perceraiannya tanpa disaksikan oleh siapa pun 3 orang, dalam perceraian ini

dilakukan oleh ibu Sarikah, ibu Wiwik, dan ibu Iyah.

Dari jumlah informan yang penulis wawancarai di dalam penelitian

terdapat 15 orang, dari 15 orang tersebut ditemukan informasi bahwa tidak

satu pun mereka yang melakukan perceraian dalam bentuk khuluk, semuanya

4 Wawancara dengan Ibu Iyah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 23 Juli 2018, bertempat di rumah Ibu Iyah pada pukul 13.00 WIB.

Page 73: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

63

bercerai dalam bentuk talak, meskipun ada 4 informan yang menyatakan

bahwa perceraiannya itu atas permintaan istri, kemudian suami

mengabulkannya, ini pun tidak bisa di kategorikan ke dalam khuluk, karena

istri tidak membayar sejumlah uang „iwadh kepada suami, hal ini dilakukan

oleh ibu Sarikah, ibu Wiwik, ibu Tunah, dan ibu Hj. Omsiah. Sedangkan

dalam Islam yang di maksud dengan khuluk adalah perceraian yang timbul

atas kemauan istri dengan membayar „iwadh (ganti) kepada suami, seperti

perkataan suami: “Kau kutalak dengan membayar seratus rupiah”. Kemudian

istri membayar kepadanya seratus rupiah, maka jatuhlah talak tersebut.5

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwasannya praktek

perceraian masyarakat Desa Daon tidak sah menurut hukum di Indonesia,

sudah jelas bahwa pada dasarnya perkara perceraian merupakan perkara yang

kewenangannya dimiliki oleh Pengadilan, sebagaimana yang telah diatur pada

Pasal 39 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan bahwa:

“Perceraian hanya dapat dilakukan di depan Sidang Pengadilan setelah

Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan

kedua belah pihak”

Kemudian pada Pasal 115 Kompilasi Hukum Islam juga menyatakan

bahwa:

“Perceraian hanya dapat dilakukan di depan Sidang Pengadilan Agama setelah

Pengadilan Agama tersebut berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua

belah pihak”

Selanjutnya pada Pasal 14 Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1975 tentang

Pelaksanaan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan bahwa:

“Seorang suami yang telah melangsungkan perkawinan menurut agama Islam,

yang akan menceraikan isterinya, mengajukan surat kepada Pengadilan di

tempat tinggalnya, yang berisi pemberitahuan bahwa ia bermaksud

menceraikan isterinya disertai dengan alasan-alasannya serta meminta kepada

Pengadilan agar diadakan sidang untuk keperluan itu”

Mengenai persaksian talak, jumhur ulama fiqih salaf dan khalaf sepakat

bahwa talak sah walaupun dilakukan tanpa adanya saksi karena talak

merupakan salah satu hak mutlak laki-laki, dan hal itu tidak perlu adanya

5 Moh Rifai, Fiqih Islam Lengkap, (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 2014), h.

464.

Page 74: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

64

bukti untuk menggunakan haknya itu, dan tidak ada penjelasan dari Rasulullah

SAW maupun dari sahabat yang mensyariatkan adanya saksi ketika talak

dijatuhkan.6 Dalam hal ini fuqaha Syi‟ah Imamiyah berbeda pendapat dengan

fuqaha jumhur. Fuqaha Syi‟ah Imamiyah berpendapat bahwa persaksian

dalam talak adalah syarat sahnya talak. Alasan mereka berpendapat ialah

firman Allah dalam Q.s. At-Talaq (65): 2:7

فئرا ثغ ذا ر أش ؼشف ث ؼشف أ فبسل ث سى فؤ أج

اي ثبلل يؤ وب ، ػع ث ي بدح لل، راى ا اش ألي ى ػذي

خ يزك هللا يجؼ (2)اطالق: شجب.الخش،

Artinya: “Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah

mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan

persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan

hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi

pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat.

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya

jalan keluar”.( Q.s. At-Talaq:2).

B. Faktor Penyebab Masyarakat Desa Daon Melakukan Perceraian di Luar

Pengadilan

Meskipun di Indonesia sudah ada ketentuan hukum mengenai perceraian,

namun terdapat beberapa faktor penyebab masyarakat di Desa Daon

melakukan perceraiannya di luar pengadilan. Adapun faktor yang

menyebabkan terjadinya perceraian di luar Pengadilan adalah:

1. Tidak memiliki biaya

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan 15 informan yang

melakukan perceraian di luar Pengadilan, ada 4 orang informan yang

melakukan perceraian di luar Pengadilan karena tidak memiliki biaya

untuk mengurus perceraian di Pengadilan. Mengingat mahalnya biaya

6 Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah. Penerjemah Abu Syauqina dan Abu Aulia Rahma. Fiqih

Sunnah Jilid 3, (Jakarta: Tinta Abadi Gemilang, 2013), cet. 2, h. 548. 7 Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, (Jakarta: Kencana, 2003) cet. 1, h. 208.

Page 75: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

65

administrasi yang harus dikeluarkan untuk melakukan proses perceraian di

muka sidang Pengadilan, sedangkan tingkat pendapatan ekonomi mereka

yang rendah, untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja

masih kekurangan, maka ekonomi yang menyebabkan mereka lebih

memilih melakukan bercerai di luar sidang Pengadilan. Hal ini dilakukan

oleh Ibu Wiwik, Ibu Iyah, Ibu Zubaedah, dan Ibu Eci. Sebagaimana yang

yang diungkapkan oleh ibu Iyah “Teu boga biaya kula, atuh pan di

Pengadilan mah kudu make biaya gede, jaman baheula mah salaki geh

cuma tukang tani, jeung sasapoe bae geh hararese, atuh sapira cuma

boga sawah doang deuk dijual geh sawah murah”.8

Memang biaya pengadilan lumayan besar terutama bagi mereka yang

golongan ekonominya menengah ke bawah, padahal Pengadilan dapat

memberikan keringanan biaya bagi siapa saja yang tidak mampu untuk

membayar dalam melakukan proses perkara di Pengadilan, atau bisa

disebut dengan prodeo, sedangkan ke empat responden tersebut tidak

mengetahui apa itu prodeo. Prodeo adalah salah satu bentuk bantuan

hukum yang dapat diberikan kepada masyarakat yang kurang mampu

untuk mengajukan perkara perdata tanpa biaya perkara. Hal ini sesuai

dengan ketentuan Pasal 237 sampai Pasal 245 HIR / Pasal 273 sampai

Pasal 281 RBG yang bunyinya antara lain “Barang siapa hendak

bereperkara, baik sebagai penggugat maupun tergugat, tetapi tidak mampu

membayar ongkos perkara, dapat mengajukan perkara dengan ijin tidak

membayar ongkos”.9

2. Tidak tahu harus di Pengadilan

Tidak hanya faktor ekonomi saja masyarakat Desa Daon yang

melakukan percerainnya di luar Pengadilan, yakni dari 15 informan yang

penulis wawancara terdapat 6 informan yaitu: ibu Sarikah, ibu Tunah, ibu

Heriyah, ibu Rokayah, ibu Hj. Ika Susanti, dan ibu Hj. Omsiah, mereka

8 Wawancara dengan Ibu Iyah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 23 Juli 2018, bertempat di rumah Ibu Iyah pada pukul 13.00 WIB. 9 Elfrida R Gultom, Hukum Acara Perdata, (Jakarta: Literata, 2010), h. 155.

Page 76: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

66

tidak tahu bahwa perceraian harus dilakukan di Pengadilan, seperti

pernyataan ibu Hj. Ika Susanti: “Soalna teu nyaho lamun deuk papegatan

eta kudu di Pengadilan, atuh pajarkeun geus bae kituh ari geus papegatan

ku amil, ja di bere surat cerai sagala soalna”.10 Sedangkan ungkapan dari

ibu Rokayah: “teu nyaho ja lamun papegatan kudu di Pengadilan, Ja di

die mah papegatanna cuma okos kitu doang, cuma menta uruskeun bae ka

amil, laju menang surat talakna, soalna geus kabiasaan anu papegatan

keur iyeu na kos kitu”.11

karena kurangnya pengetahuan tentang perceraian yang harus

dilakukan di Pengadilan, maka mereka melakukan perceraiannya tidak di

Pengadilan, hal ini sudah menjadi suatu kebiasaan masyarakat Desa Daon

sejak dulu dalam melakukan perceraian di luar Pengadilan, hanya dengan

memanggil amil atau datang ke rumah amil setempat untuk meminta agar

perceraiannya diselesaikan secara kekeluargaan, dan amil pun

membuatkan dan memberikan surat talak tersebut yang sudah di

tandatangani oleh istri, suami dan amil sebagai saksi untuk bukti bahwa

antara suami-istri tersebut sudah melakukan perceraian, dengan seperti itu

perceraian mereka sudah dianggap selesai dan sah, karena mereka sangat

mempercayai amil setempat dalam masalah perkawainan atau perceraian.

Seperti yang sudah diketahui bahwasannya amil hanya bertugas untuk

membantu dalam bidang pencatatan pernikahan.

3. Tidak mengerti cara mengurus perceraian di Pengadilan

Dari 15 informan yang penulis wawancara, ada 2 informan yang

melakukan perceraian di luar Pengadilan, karena tidak mengerti cara

mengurus perceraian di Pengadilan, hal ini dilakukan oleh ibu Fuadah, dan

ibu Rohyanah. Sebagaimana pernyataan dari ibu Rohyanah: “Atuh kula teu

10

Wawancara dengan Ibu Hj. Ika Susanti, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon

pada tanggal, 26 Juli 2018, bertempat di rumah Ibu Hj. Ika Susanti pada pukul 14.30 WIB. 11

Wawancara dengan Ibu Rokayah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 26 Juli 2018, bertempat di rumah Ibu Rokayah pada pukul 10.30 WIB.

Page 77: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

67

ngarti ngurusna lamun di Pengadilan, atuh biasana geh orang die mah ja

cuma kitu doang meureun papegatanna geh, tilok di Pengadilan”.12

Karena sudah menjadi kebiasaan pada masyarakat Desa Daon ini

dalam melakukan perceraiannya di luar Pengadilan hanya dengan

disaksikan oleh amil setempat atau kedua orang tua yang membuat mereka

tidak mengerti dan tidak paham akan mengurus perceraian di Pengadilan,

dan tidak adanya sosialisasi dari pihak pemerintah tentang tata cara

perceraian yang berlaku menurut hukum di Indonesia ini.

Tentang tata cara perceraian ini sudah jelas diatur pada Pasal

14,15,16, dan 17 dalam Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 tentang

Pelaksanaan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

bahwa:

”Seorang suami yang melangsungkan perkawinan menurut agama Islam,

yang akan menceraikan isterinya, mengajukan surat kepada Pengadilan

ditempat tinggalnya, yang berisi pemberitahuan bahwa ia bermaksud

menceraikan isterinya disertai dengan alasan-alasannya serta meminta

kepada Pengadilan agar diadakan sidang untuk keperluan itu”.

“Pengadilan yang bersangkutan mempelajari isi Surat yang dimaksud

dalam Pasal 14, dan dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari

memanggil pengirim surat dan juga isterinya untuk meminta penjelasan

tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan maksud perceraian itu”.

“Pengadilan hanya memutuskan untuk mengadakan sidang Pengadilan

untuk menyaksikan perceraian yang dimaksud dalam Pasal 14 apabila

memang terdapat alasan-alasan seperti yang dimaksud dalam Pasal 19

Peraturan Pemerintah ini, dan Pengadilan berpendapat bahwa antara suami

isteri yang bersangkutan tidak mungkin lagi didamaikan untuk hidup

rukun lagi dalam rumah tangga”.

Sesaat setelah diadakan sidang Pengadilan untuk menyaksikan perceraian

yang dimaksud Pasal 16, Ketua Pengadilan membuat surat keterangan

tentang terjadinya perceraian tersebut. Surat keterangan itu dikirimkan

kepada Pegawai Pencatat di tempat perceraian itu terjadi untuk diadakan

pencatatan perceraian”.

12

Wawancara dengan Ibu Rohyanah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 26 Juli 2018, bertempat di rumah Ibu Rohyanah pada pukul 09.00 WIB.

Page 78: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

68

4. Malas karena waktu yang lama

Karena dalam persidangan membutuhkan waktu yang begitu lama,

membuat masyarakat di Desa Daon malas untuk melakukan perceraiannya

di Pengadilan, pada akhirnya mereka lebih memilih untuk melakukan

perceraiannya di luar Pengadilan Agama, dari 15 informan yang penulis

wawancara, terdapat 3 informan yang menyatakan bahwa perceraian di

Pengadilan membutuhkan waktu yang begitu lama. Dalam hal ini

dilakukan oleh Ibu Ika, Ibu Hj. Emul, dan Ibu Nengsih. Sebagaimana

pernyataan informan ibu Nengsih: “Soalna kula geus ngalaman papegatan

di Pengadilan prosesna kebel jasa, ncan ngurus-ngurus berkasna, pokona

kebel di Pengadilan mah”.13 Sedangkan menurut pernyataan ibu Hj. Emul:

“Soalna kula geus nyaho lamun papegatan di Pengadilan prosesna kebel

laju kula jeung salaki hayang gagera beres ngurus papegatanna, tapi iyeu

geh kula deuk nguruskeun status papegatan kula ka Pengadilan di

Tigaraksa tapi sangek bae”.14

Memang sebagian masyarakat Desa Daon ini sudah biasa dalam

melakukan perceraiannya di luar Pengadilan Agama, berdasarkan hasil

wawancara penulis dengan pelaku cerai di luar Pengadilan, meskipun

mereka mengetahui proses perceraian yang seharusnya dilakukan di

Pengadilan, sedangkan di Pengadilan membutuhkan waktu yang begitu

lama dan mereka ingin sekali menyelesaikan masalah rumah tangganya

dengan cepat selesai, maka mereka lebih memilih melakukan

perceraiannya di luar Pengadilan. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan

bahwa mereka tidak mentaati dan kurangnya kesadaran hukum terhadap

peraturan yang berlaku di Indonesia mengenai masalah perceraian, karena

sebenarnya mereka mengetahui bahwa untuk melakukan perceraian harus

di Pengadilan, namun mereka lebih memilih melakukan perceraiannya di

luar Pengadilan.

13

Wawancara dengan Ibu Nengsih, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 22 Juli 2018, bertempat di rumah Ibu Nengsih pada pukul 09.00 WIB. 14

Wawancara dengan Ibu Hj. Emul, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 27 Juli 2018, bertempat di rumah Ibu Hj. Emul pada pukul 16.00 WIB.

Page 79: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

69

Tabel 10

Faktor Penyebab Melakukan Perceraian di Luar Pengadilan

No Faktor Jumlah

1

2

3

4

Tidak memiliki biaya

Tidak tahu harus di Pengadilan

Tidak mengerti cara mengurus di Pengadilan

Malas karena waktu yang lama

4 orang

6 orang

2 orang

3 orang

Jumlah 15 orang

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan 15 pelaku cerai di luar

Pengadilan pada tabel 10 bahwa faktor yang menyebabkan masyarakat Desa

Daon melakukan perceraian di luar Pengadilan adalah: tidak memiliki biaya

terdapat 4 informan, yaitu dirasakan oleh Ibu Wiwik, Ibu Iyah, Ibu Zubaedah,

dan Ibu Eci, tidak tahu bahwa bercerai harus di Pengadilan terdapat 6

informan, hal ini diungkapkan oleh ibu Sarikah, ibu Tunah, ibu Heriyah, ibu

Rokayah, ibu Hj. Ika Susanti, dan ibu Hj. Omsiah, kemudian tidak mengerti

cara untuk mengurus perceraian di Pengadilan terdapat 2 informan, hal ini

diungkapkan oleh ibu Fuadah, dan ibu Rohyanah, dan malas karena perceraian

di Pengadilan memakan waktu yang begitu lama terdapat 3 informan

sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu Ika, Ibu Hj. Emul, dan Ibu Nengsih.

C. Dampak Perceraian di Luar Pengadilan yang dirasakan oleh Masyarakat

Desa Daon

Yang paling mendasar dampak dari perceraian di luar pengadilan adalah

tidak adanya kepastian hukum untuk perceraian tersebut, maka perceraiannya

sah secara hukum agama saja, tetapi tidak sah menurut hukum di Indonesia,

karena belum dilakukan di depan sidang Pengadilan Agama, dan ikatan

perkawinan tersebut belum putus secara hukum, maka suami istri tersebut

masih sah tercatat sebagai suami-istri. Sedangkan ada beberapa dampak

langsung yang dirasakan oleh masyarakat Desa Daon yang melakukan

Page 80: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

70

perceraian di luar Pengadilan, berdasarkan wawancara peneliti dengan pelaku

perceraian di luar Pengadilan dapat peneliti sampaikan sebagai berikut:

1. Nafkah Iddah

Dampak yang dialami masyarakat Desa Daon yang melakukan

perceraiannya di luar pengadilan tidak mendapatkan haknya sebagai

seorang istri, yaitu tidak mendapatkan nafkah ketika masa „iddah. Dari 15

pelaku perceraian di luar Pengadilan pada masyarakat Desa Daon yang

penulis wawancara, hanya 1 orang yang mendapatkan nafkah ketika masa

„iddah itupun hanya 2 bulan saja sebagaimana pernyataan dari ibu

Heriyah: “He‟eh salaki merean nfkah keur „iddah 2 bulan doang, eta geh

dititpkeun ka emak”.15 dan 14 orang informan lagi tidak mendapatkan

sama sekali nafkah ketika masa „iddah dari mantan suaminya, hal ini

dialami langsung oleh ibu Sarikah, Ibu Wiwik, Ibu Iyah, Ibu Tunah, Ibu

Fuadah, Ibu Zubaedah, Ibu Rokayah, Ibu Hj. Omsiah, Ibu Rohyanah, Ibu

Eci, Ibu Hj. Ika Susanti, Ibu Nengsih, Ibu Hj. Emul dan Ibu Ika.

Sebagaimana pernyataan ibu Rokayah: “Salaki teu mere sama-sakali

nafkah keur „iddah”.16

Apabila perempuan yang taat dalam masa „iddah raj‟iyah, maka ia

berhak menerima tempat tinggal, pakaian dan segala keperluan hidupnya

dari bekas suaminya. Akan tetapi apabila ia durhaka atau tidak taat kepada

bekas suaminya, maka ia tidak berhak atas hal-hal tersebut. Apabila

perempuan yang dalam masa „iddah ba‟in, jika ia mengandung, maka ia

berhak juga mendapatkan tempat kediaman, nafkah dan pakaian selama

masa „iddah-nya. Akan tetapi jika ia tidak mengandung, maka ia hanya

berhak menerima makanan dan pakaian saja, dan apabila perempuan yang

dalam masa „iddah-nya karena ditinggal mati suaminya (wafat), maka ia

tidak mempunyai hak sama sekali meskipun ia sedang mengandung. Hal

15

Wawancara dengan Ibu Heriyah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 26 Juli 2018, bertempat di rumah Ibu Heriyah pada pukul 09.00 WIB. 16

Wawancara dengan Ibu Rokayah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 26 Juli 2018, bertempat di rumah Ibu Rokayah pada pukul 10.30 WIB.

Page 81: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

71

tersebut di karenakan ia dan anak yang ada di dalam kandungannya telah

mendapatkan hak pusaka dari suaminya.17 Hal tersebut dijelaskan dalam

Q.s. At-Talaq (65): 6:

ال رضآ جذ و ز ديث سى أسى زضي س , ما ػي

ى أسضؼ , فئ د دز يضؼ فما ػي فؤ ذ د أ و إ

فسزش ضغ رؼبسشر إ ؼشف, ث شاثيى أر , أجس فؤر

(. 6أخش. )اطالق:

Artinya: “Tempatkanlah mereka (para istri) dimana kamu bertempat

tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka

untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (istri-istri yang sudah

ditalak) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya

hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyeusukan (anak-anak)

mu untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan

musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika

kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak

itu) untuknya”.(Q.s. At-Talaq: 6).

Dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) Pasal 149 (sub b) telah

mengatur dalam masalah ini, apabila perkawinan putus karena talak, maka

bekas suami wajib: “memberi nafkah, makan, dan kiswah kepada bekas

istri selama dalam „iddah, kecuali bekas istri telah dijatuhi talak ba‟in atau

nusyuz dan dalam keadaan tidak hamil”.

Berdasarkan Undang-undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan,

pada Pasal 41 (sub c) yaitu: “Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas

suami untuk memberikan biaya penghidupan dan/atau menentukan sesuatu

kewajiban bagi bekas istri”.

Hal tersebut juga dipertegas dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI)

pada Pasal 81 yaitu:

1) Suami wajib menyediakan tempat kediaman bagi isteri dan anak-

anaknya atau bekas isteri yang masih dalam iddah.

2) Tempat kediaman adalah tempat tinggal yang layak untuk isteri selama

dalam ikatan perkawinan, atau dalam iddah talak atau iddah wafat.

17

Moh Rifa‟i, Fiqih Islam Lengkap, (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 2014),

h. 474.

Page 82: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

72

3) Tempat kediaman disediakan untuk melindungi isteri dan anak-

anaknya dari gangguan pihak lain, sehingga mereka merasa aman dan

tenteram. Tempat kediaman juga berfungsi sebagai tempat

menyimpan harta kekayaan, sebagai tempat menata dan mengatur alat-

alat rumah tangga.

4) Suami wajib melengkapi tempat kediaman sesuai dengan

kemampuannya serta disesuaikan dengan keadaan lingkungan tempat

tinggalnya, baik berupa alat perlengkapan rumah tangga

maupun sarana penunjang lainnya.

2. Mut’ah

Dari 15 orang informan pelaku cerai di luar Pengadilan pada

masyarakat Desa Daon yang peneliti wawancara tidak satupun

mendapatkan mut‟ah berupa apapun dari perceraiannya tersebut,

sebagaimana pernyataan informan ibu Zubaedah “Teu menang mut‟ah di

salaki boro-boro”.18 Mut‟ah adalah suatu pemberian dari suami kepada

istrinya sewaktu dia menceraikannya. Pemberian ini diwajibkan atas suami

apabila perceraian itu terjadi karena kehendak suami. Tetapi kalau

perceraiannya itu kehendak si istri, maka pemberian itu tidak wajib.19

Mazhab Syafi‟i mewajibkan mut‟ah setelah terjadinya persetubuhan,

berdasarkan firman Allah dalam Q.s. Al-Baqarah (2): 241:

. زمي ؼشف, دمب ػ ا زبع ثب طمبد (241)اجمشح:

Artinya: “Kepada wanita-wanita yang diceraikan (hendaklah diberikan

oleh suaminya) mut‟ah menurut yang ma‟ruf sebagai suatu kewajiban

bagi orang-orang yang bertaqwa”( Q.s. Al-Baqarah : 241).

Akan tetapi, mazhab Maliki menyunahkan mut‟ah bagi setiap perempuan

yang diceraikan oleh suaminya. Sedangkan menurut mazhab Hanafi dan

Hambali menyunahkan mut‟ah bagi setiap perempuan yang diceraikan

18

Wawancara dengan Ibu Zubaedah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 25 Juli 2018, bertempat di rumah Ibu Zubaedah pada pukul 14.00 WIB. 19

Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1994), cet. 27, h. 397.

Page 83: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

73

kecuali perempuan mufawwidhah, yaitu perempuan yang dikawinkan

tanpa mahar.20

Sedangkan pada Pasal 149 (sub a) Kompilasi Hukum Islam (KHI),

bilamana perkawinan putus karena talak, maka bekas suami wajib:

“memberikan mut‟ah yang layak kepada bekas istrinya, baik berupa uang

atau benda, kecuali bekas istri tersebut qobla al dukhul”

3. Nafkah Anak

Akibat perceraian yang terjadi di luar Pengadilan, tidak hanya

menimbulkan dampak kepada suami atau istri saja, namun juga kepada

anak mengalami dampak, seperti nafkah sebagai anak tidak terpenuhi oleh

bapaknya, kurangnya kasih sayang yang harus diberikan oleh kedua orang

tuanya. Dari 15 orang informan yang penulis wawancara tidak semuanya

memiliki anak, yang memiliki anak ketika bercerai itu ada 9 orang,

sedangkan 6 orang lagi tidak memiliki anak ketika bercerai. Dari 9 orang

yang memiliki anak ini, 7 orang tidak mendapatkan nafkah dari mantan

suami untuk anaknya, hal ini dirasakan oleh ibu Iyah, ibu Tunah, ibu

Fuadah, ibu Hj. Omsiah, ibu Eci, ibu Nengsih dan ibu Hj. Emul,

sebagaimana pernyataan langsung ibu Iyah: “Boga 2 anak ilu jeung kula,

salaki teu meureu nafkah jeung anak nyana langsung lawur bae,

ngabiayaan anak sakola geh heunteu, kula bae anu ngabiayaan jadi

tukang sayuran”.21 Sedangkan yang 2 orang lagi yaitu: Ibu Rohyanah dan

ibu Ika bahwa mantan suaminya masih memberikan nafkah terhadap

anaknya, sebagaimana pernyataan langsung dari ibu Rohyanah:

“Alhamdulillah salaki masih mere nafkah jeung anak kula sabulan karak

300.000-500.000, atuh sakumaha nyana boga rezeki bae meureun”.22 Dan

20

Wahbah az-Zuhaili, Fiqh Islam Wa Adillatuhu. Penerjemah Abdul Hayyi al-Kattani

dkk. Fiqih Islam 9, (Jakarta: Gema Insani, 2011), cet.1, h. 288. 21

Wawancara dengan Ibu Iyah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 23 Juli 2018, bertempat di rumah Ibu Iyah pada pukul 13.00 WIB. 22

Wawancara dengan Ibu Rohyanah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 28 Juli 2018, bertempat di rumah Ibu Rohyanah pada pukul 09.00 WIB.

Page 84: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

74

pernyataan ibu Ika: “Kula boga 2 anak ilu jeung kula, salaki mere nafkah

jeung anak cuma 6 kali, ti samenjak papegatan sampe kuari 2018”.23

Apabila dua orang suami istri bercerai sedangkan keduanya

mempunyai anak yang belum mumayiz (belum mengerti kemaslahatan

dirinya), maka istrilah yang lebih berhak untuk mendidik dan merawat

anak itu hingga ia mengerti akan kemaslahatan dirinya. Tetapi nafkahnya

tetap wajib dipikul oleh bapaknya.24

Para ulama fiqih mendefinisikan: Hadhanah yaitu melakukan

pemeliharaan anak-anak yang masih kecil, baik laki-laki maupun

perempuan yang belum mumayyiz, menyediakan sesuatu yang menjadikan

kebaikan terhadap anak-anaknya, menjaganya dari sesuatu yang menyakiti

dan merusaknya, mendidik jasmani, rohani dan akalnya. Tidak terdapat

ayat-ayat Al-Qur‟an dan hadits yang menerangkan secara tegas tentang

masa hadhanah, hanya terdapat isyarat-isyarat yang menerangkan ayat

tersebut. Karena itu para ulama berijtihad sendiri-sendiri dalam

menetapkannya dengan berpedoman kepada isyarat-isyarat itu. Seperti

mennurut mazhab Hanafi: Hadhanah anak laki-laki berakhir pada saat

anak itu tidak memerlukan penjagaan dan telah dapat mengurus

keperluannya sehari-hari, seperti makan, minum, mengatur pakaian,

membersihkan tempatnya dan sebagainya. Sedangkan masa hadhanah

perempuan berakhir apabila ia telah baligh, atau telah datang masa haid

pertamanya. Pengikut mazhab Hanafi yang terakhir ada yang menetapkan

bahwa masa hadhanah itu berakhir umur 19 tahun bagi laki-laki dan umur

11 tahun bagi perempuan.25

Tentang pemeliharaan anak yang belum mumayyiz, sedangkan kedua

orang tuuanya bercerai, dalam Pasal 105 Kompilasi Hukum Islam

menjelaskan dalam hal terjadinya perceraian:

23

Wawancara dengan Ibu Ika, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 28 Juli 2018, bertempat di rumah Ibu Ika pada pukul 10.30 WIB. 24

Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1994), cet. 27, h. 426. 25

Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, (Jakarta: Kencana, 2003) cet. 1, h. 185.

Page 85: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

75

a. Pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12

tahun adalah hak ibunya.

b. Pemeliharaan anak yang sudah mumayyiz diserahkan kepada anak

untuk memilih diantara ayah atau ibunya sebagai pemegang hak

pemeliharaannya.

c. biaya pemeliharaan ditanggung oleh ayahnya.

Sedangkan dalam Pasal 41 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan, bahwa akibat putusnya perkawinan karena perceraian ialah:

a. Baik ibu atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidik

anak-anaknya, semata-mata berdasarkan kepentingan anak; bilamana

ada perselisihan mengenai penguasaan anak-anak, Pengadilan

memberi keputusannya.

b. Bapak yang bertanggung-jawab atas semua biaya pemeliharaan dan

pendidikan yang diperlukan anak itu; bilamana bapak dalam kenyataan

tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut, Pengadilan dapat

menentukan bahwa ibu ikut memikul biaya tersebut.

Tabel 11

Dampak Pasca Bercerai

No Dampak Mendapatkan Tidak mendapatkan

1

2

3

Nafkah iddah

Mut‟ah

Nafkah Anak

1 orang

-

2 orang

14 orang

15 orang

7 orang

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan 15 pelaku cerai di luar

Pengadilan pada tabel 11 dampak pasca bercerai yang dialami masyarakat

adalah: Dari 15 pelaku perceraian di luar Pengadilan pada masyarakat

Desa Daon yang penulis wawancara, hanya 1 orang yang mendapatkan

nafkah ketika masa „iddah itupun hanya 2 bulan saja hal ini dirasakan oleh

ibu Heriyah, dan 14 orang informan yang penulis wawancara tidak

mendapatkan sama sekali nafkah ketika masa „iddah dari mantan

suaminya, hal ini dialami langsung oleh ibu Sarikah, Ibu Wiwik, Ibu Iyah,

Ibu Tunah, Ibu Fuadah, Ibu Zubaedah, Ibu Rokayah, Ibu Hj. Omsiah, Ibu

Rohyanah, Ibu Eci, Ibu Hj. Ika Susanti, Ibu Nengsih, Ibu Hj. Emul dan Ibu

Ika. Terkait dengan mut‟ah dari 15 orang informan peneliti wawancara

Page 86: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

76

tidak satupun dari mereka mendapatkan mut‟ah berupa apapun dari

perceraiannya tersebut. Sedangkan dengan nafkah anak, dari 15 orang

informan yang penulis wawancara tidak semuanya memiliki anak, yang

memiliki anak ketika bercerai itu ada 9 orang, sedangkan 6 orang lagi

tidak memiliki anak ketika bercerai. Dari 9 orang yang memiliki anak ini,

7 orang tidak mendapatkan nafkah dari mantan suami untuk anaknya, hal

ini dirasakan oleh ibu Iyah, ibu Tunah, ibu Fuadah, ibu Hj. Omsiah, ibu

Eci, ibu Nengsih dan ibu Hj. Emul, dan 2 orang lagi yaitu: Ibu Rohyanah

dan ibu Ika bahwa mantan suaminya masih memberikan nafkah terhadap

anaknya.

4. Pelaksanaan Pernikahan Selanjutnya

Dari 15 orang informan yang penulis wawancara tidak semuanya

melakukan pernikahan lagi setelah mereka bercerai, yang menikah lagi

setelah bercerai itu ada 13 orang, sedangkan 2 orang lagi belum menikah,

dari 13 orang yang menikah lagi ini, 9 orang yang melakukan

pernikahannya tidak melalui prosedur pencatatan di KUA, sedangkan yang

4 orang lagi melakukan pernikahannya melalui prosedur pencatatan di

KUA. Berikut penjelasannya:

a. Pernikahan tidak melalui prosedur pencatatan di KUA

Dampak masyarakat Desa Daon setelah melakukan perceraian di

luar Pengadilan, yaitu ketika melakukan pernikahan selanjutnya tidak

bisa melaluli prosedur pencatatan di KUA, kemudian mereka memilih

dengan jalan nikah sirri, karena kewajiban syarat bagi orang yang

ingin melangsungkan pernikahan selanjutnya menurut hukum di

Indonesia, bagi mereka yang statusnya janda atau duda harus

melampirkan surat cerai dari Pengadilan atau surat keterangan

kematian, sementara 9 orang ini tidak memilikinya, hal ini dialami

oleh informan ibu Sarikah, ibu Iyah, ibu Wiwik, ibu Tunah, ibu Hj. Ika

Susanti, ibu Heriyah, ibu Nengsih, ibu Hj. Emul dan ibu Ika.

Sebagaimana pernyataan langsung dari ibu Nengsih: “Teu malalui

prosedur pencatetan di KUA, soalna kula pan teu boga surat cerai ti

Page 87: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

77

Pengadilan jeung salaki nu keur iyeu, atuh geus bae kula nikah

lembur, anu penting mah sah ku agama”.26

b. Pernikahan melalui prosedur pencatatan di KUA

Lain halnya dengan 4 orang informan yang penulis wawancara

yaitu: ibu Fuadah, ibu Zubaedah, dan ibu Rokayah, mereka menikah

selanjutnya melalui prosedur pencatatan di KUA dan mempunyai

Buku Nikah lagi, yaitu dengan menyerahkan kepada amil agar

mengurus pencatatan pernikahannya dengan membayar uang sebesar

700.000 rupiah, dan memberikan kepada amil Kartu Keluarga, Kartu

Tanda Penduduk yang statusnya belum kawin dan foto, sebagaimana

pernyataan dari informan ibu Rokayah: “Kula nyerahkeun kabeh ka

amil, cuma di penta KTP anu statusna can kawin, KK, jeung foto, laju

mayar ka amil 700 rebu, eta geus diuruskeun ku nyana”.27 Sedangkan

dengan ibu Hj. Omsiah dalam melakukan pernikahannya melalui

prosedur pencatatan di KUA dia menyerahkan semuanya kepada kaka

dari suaminya dan syaratnya pun sama hanya memberikan KTP, KK,

dan foto, sebagaimana pernyataannya langsung dari ibu Hj. Omsiah:

“Prosesna diuruskeun ku kakana salaki kula, kula cuma mere KTP,

KK, jeung foto, ja cuman kitu doang”.28

26

Wawancara dengan Ibu Nengsih, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 22 Juli 2018, bertempat di rumah Ibu Nengsih pada pukul 09.00 WIB. 27

Wawancara dengan Ibu Rokayah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 26 Juli 2018, bertempat di rumah Ibu Rokayah pada pukul 10.30 WIB. 28

Wawancara dengan Ibu Hj. Omsiah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon

pada tanggal, 26 Juli 2018, bertempat di rumah Ibu Hj. Omsiah pada pukul 11.30 WIB.

Page 88: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

78

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan tersebut, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Masyarakat di Desa Daon dalam melakukan perceraiannya di luar

Pengadilan dapat dikelompokkan ke dalam beberapa macam:

Pertama: Bercerai pergi ke rumah amil. Karena memang sudah menjadi

suatu kebiasaan, di mana mereka yang bercerai sebelumnya hanya pergi ke

amil untuk meminta diselesaikan dan disaksikan perceraiannya, jadi

mereka ketika ingin bercerai mengikuti kebiasaan masyarakat sebelumnya,

yaitu pergi ke rumah amil. Kedua: Bercerai hanya disaksikan oleh kedua

orang tua. Hal ini pun sudah menjadi kebiasaan masyarakat Desa Daon

dalam melakukan perceraiannya dilakukan dengan disaksikan oleh kedua

orang tua dengan secara kekeluargaan. Ketiga: Bercerai ditinggalkan oleh

suami. Ada 1 informan yang bercerai ditinggalkan oleh suaminya dari

tahun 2011 sampai dengan saat ini (2018), suaminya tidak pulang ke

rumah dan tidak mengirimkan nafkah untuk istri dan ketiga anaknya.

Keempat: Bercerai tidak disaksikan siapa pun. Yaitu dengan kesepakatan

antara suami dan istri saja dan seorang istri hanya mendapatkan

selembaran kertas berisikan tentang pernyataan talak dari suami.

2. Faktor yang menyebabkan sebagian masyarakat di Desa Daon melakukan

perceraian di luar Pengadilan adalah:

Pertama: Tidak memiliki biaya. Karena mahalnya biaya administrasi

perceraian di Pengadilan, akhirnya mereka melakukan perceraiannya di

luar Pengadilan. Padahal Pengadilan dapat memberikan keringanan biaya

bagi siapa saja yang tidak mampu untuk membayar dalam melakukan

proses perkara di Pengadilan, atau bisa disebut dengan prodeo, sedangkan

mereka tidak mengetahui apa itu prodeo. Kedua: Tidak tahu harus di

Pengadilan. Karena memang mereka sangat mempercayai amil setempat

dalam masalah perkawainan atau perceraian, yang mengakibatkan mereka

Page 89: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

79

tidak mengetahui dalam melakukan perceraian itu harus di Pengadilan.

Ketiga: Tidak mengerti cara mengurus perceraian di Pengadilan. Karena

tidak adanya sosialisasi dari pihak pemerintah tentang tata cara perceraian

yang berlaku menurut hukum di Indonesia ini. Keempat: Malas karena

waktu yang lama. Mereka lebih memilih untuk melakukan perceraian di

luar Pengadilan, karena di Pengadilan membutuhkan waktu yang begitu

lama. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa mereka tidak

mentaati dan kurangnya kesadaran hukum terhadap peraturan yang

berlaku di Indonesia mengenai masalah perceraian.

3. Dampak yang dirasakan oleh sebagian masyarakat Desa Daon setelah

melakukan perceraian di luar Pengadilan yaitu:

Pertama: Nafkah „iddah. Dari 15 informan yang penulis wawancara,

hanya 1 orang yang mendapatkan nafkah ketika masa „iddah itupun hanya

2 bulan saja, dan 14 informan lagi tidak mendapatkan nafkah ketika iddah.

Kedua: Mut‟ah. Dari 15 informan yang penulis wawancara tidak satupun

mendapatkan mut‟ah dari perceraiannya tersebut. Mut‟ah adalah suatu

pemberian dari suami kepada istrinya sewaktu dia menceraikannya.

Ketiga: Nafkah anak. Dari 15 informan yang penulis wawancara tidak

semuanya memiliki anak ketika bercerai, yang memiliki anak ada 9 orang,

dari 9 orang yang memiliki anak, 7 orang tidak mendapatkan nafkah dari

mantan suami untuk anaknya. Sedangkan 2 orang lagi, anaknya diberikan

nafkah oleh bapaknya. Keempat: Pencatatan pernikahan selanjutnya. Dari

15 informan, tidak semuanya menikah lagi setelah bercerai, yang menikah

lagi ada 13 orang, dari 13 orang yang menikah lagi, 9 orang yang

melakukan pernikahannya tidak melalui KUA, Sedangkan yang 3 orang

melakukan pernikahannya melalui KUA yaitu dengan menyerahkan

kepada amil agar mengurusnya, dengan membayar uang sebesar 700.000

rupiah, dengan persyaratannya hanya Kartu Keluarga, Kartu Tanda

Penduduk yang statusnya belum kawin dan foto. Sedangkan 1 orang lagi

melalui prosedur pencatatan di KUA, dia menyerahkan prosesnya kepada

kaka dari suaminya.

Page 90: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

80

B. Saran

Berdasarkan ksesimpulan tersebut, penulis dapat mengemukakan saran-

saran sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada masyarakat Desa Daon khususnya, dan masyarakat

seluruh Indonesia pada umumnya, untuk tidak melakukan perceraian di

luar sidang Pengadilan, karena akan menimbulkan dampak, terutama

kepada istri dan anak-anaknya.

2. Agar masyarakat bisa memahami bahwa perceraian harus dilakukan di

muka sidang Pengadilan dan tidak ada lagi perceraian yang dilakukan oleh

masyarakat di luar Pengadilan, diharapakan kepada pemerintah setempat

untuk melakukan sosialisasi di bidang hukum terhadap masyarakat yang

tidak mengetahuhi betapa pentingnya tentang tatacara perceraian di

Pengadilan.

3. Di harapkan dalam Undang-undang tentang perkawinan agar ditentukan

sanksi yang tegas terhadap masyarakat Indonesia yang melakukan

perceraian di luar sidang Pengadilan.

4. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk menyempurnakan hal-hal yang

dinilai kurang dari penelitian ini.

Page 91: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

81

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Rulam, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. 3, Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media, 2016.

Az-Zuhaili, Wahbah, Fiqh Islam Wa Adillatuhu. Penerjemah Abdul Hayyi al-

Kattani dkk. Fiqih Islam 9, Cet. 9, Jakarta: Gema Insani, 2011.

Bintania, Aris, Hukum Acacra Peradilan Agama dalam Kerangka Fiqh Al-Qadha,

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012.

Departemen Agama, Ilmu Fiqh, Cet. 2, Jakarta: Departemen Agama, 1984.

Ghozali, Abdul Rahman, Fiqh Munakahat, Cet. 1, Jakarta: Kencana, 2003.

Gultom, Elfrida R, Hukum Acara Perdata, Jakarta: Literata, 2010.

Harahap, Yahya, Hukum Perkawinan Nasional, Cet. 1, Medan: C.V. Zahir

Trading, 1976.

Kharlie, Ahmad Tholabi, Hukum Keluarga Indonesia, Cet. 1, Jakarta: Sinar

Grafika, 2013.

Kuzari, Achmad, Nikah Sebagai Perikatan, Cet. 1, Jakarta: Raja Grafindo

Indonesia, 1995.

Mardani, Hukum Keluarga Islam di Indonesia, Jakarta: Prenamedia Group,

2016.

Mukhtar, Kamal, Asas-Asas Hukum Islam tentang Perkawinan, Jakarta: Bulan

Bintang, 1974.

Profil Desa Daon Tahun 2018 dari Sekretaris Desa Daon.

Rasjid, Sulaiman, Fiqh Islam, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1994 Cet. 27.

Rifa‟i, Moh, Fiqih Islam Lengkap, Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang,

2014.

Page 92: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

82

Rusdiana, Kama, dan Jaenal Aripin, Perbandingan Hukum Perdata, Cet. 1,

Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007.

Sabiq, Sayyid, Fiqhus Sunnah. Penerjemah Abu Syauqina dan Abu Aulia Rahma.

Fiqih Sunnah Jilid 3, Cet. 2, Jakarta: Tinta Abadi Gemilang, 2013.

Simanjuntak, Hukum Perdata Indonesia, Jakarta: Kencana, 2015.

Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, Cet. 3, Jakarta: Universitas

Indonesia, 1986.

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, Bandung: Alfabeta, 2011.

Syahrani, Riduan, Seluk-Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata, Bandung: P.T.

Alumni, 2010.

Syaifuddin, Muhammad, Hukum Perceraian, Cet. 2, Jakarta: Sinar Grafika, 2014.

Wawancara dengan Bapak H. Mojahidin (Sekretaris Desa Daon), di kantor Kepala

Desa Daon pada tanggal, 08 juni 2018, pada pukul 09.00 WIB.

Wawancara dengan Bapak H. Lamri Hambali (Tokoh Masyarakat Desa Daon),

bertempat di rumah Bapak H. Lamri Hambali pada tanggal, 09 juni

2018, pada pukul 16.00 WIB.

Wawancara dengan Ibu Nengsih, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon

pada tanggal, 22 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Nengsih pada

pukul 09.00 WIB.

Wawancara dengan Ibu Sarikah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon

pada tanggal, 23 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Sarikah pada pukul

10.00 WIB.

Wawancara dengan Ibu Wiwik, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon

pada tanggal, 23 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Wiwik pada pukul

11.00 WIB.

Wawancara dengan Ibu Iyah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 23 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Iyah pada pukul

13.00 WIB.

Page 93: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

83

Wawancara dengan Ibu Tunah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon

pada tanggal, 25 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Tunah pada pukul

09.00 WIB.

Wawancara dengan Ibu Fuadah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon

pada tanggal, 25 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Fuadah pada pukul

10.30 WIB.

Wawancara dengan Ibu Zubaedah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon

pada tanggal, 25 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Zubaedah pada

pukul 14.00 WIB.

Wawancara dengan Ibu Heriyah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon

pada tanggal, 26 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Heriyah pada

pukul 09.00 WIB.

Wawancara dengan Ibu Rokayah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon

pada tanggal, 26 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Rokayah pada

pukul 10.30 WIB.

Wawancara dengan Ibu Hj. Omsiah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa

Daon pada tanggal, 26 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Hj. Omsiah

pada pukul 11.30 WIB.

Wawancara dengan Ibu Eci, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 26 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Eci pada pukul

13.00 WIB.

Wawancara dengan Ibu Hj. Ika Susanti, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa

Daon pada tanggal, 26 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Hj. Ika

Susanti pada pukul 14.30 WIB.

Wawancara dengan Ibu Hj. Emul, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon

pada tanggal, 27 juli 2018. bertempat di rumah Ibu Hj. Emul pada

pukul 16.00 WIB.

Wawancara dengan Ibu Rohyanah, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon

pada tanggal, 28 juli 2018, bertempat di rumah Ibu Rohyanah pada

pukul 09.00 WIB.

Wawancara dengan Ibu Ika, Pelaku Cerai di Luar Pengadilan di Desa Daon pada

tanggal, 28 juli 2018. bertempat di rumah Ibu Ika.

Page 94: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

HASIL WAWANCARA

Nama : Nengsih

Hari/Tanggal : Minggu/22 Juli 2018

Waktu/Tempat : Jam 09.00/Rumah

1. Apakah Ibu keur nikah pertama sa encan papegatan malalui prosedur

pencatetan di KUA?

Jawab: He‟eh malalui pencatetan di KUA

2. Keur umur beraha ibu nikah?

Jawab: Keur umur 17 tahun kula nikah

3. Keur tahun beraha ibu papegatan?

Jawab: Papegatan keur tahun 1983

4. Di mana tempat ibu keur ngalakukeun papegatan?

Jawab: Di Pengadilan

5. Apakah Ibu nikah kadua sa enggeus papegatan malalui prosedur pencatetan di

KUA?

Jawab: He‟eh malalui pencatetan di KUA

6. Keur umur beraha ibu nikah kadua kalina?

Jawab: Umur 26 tahun

7. Keur tahun beraha ibu papegatan nu kadua?

Jawab: Tahun 2000

8. Saha anu menta papegatan?

Jawab: Salaki anu megatkeun kula

9. Naon anu nyebabkeun ibu papegatan?

Jawab: Salaki geus teu bogoh deui

10. Di mana tempat ibu keur ngalakukeun papegatan?

Jawab: Di imah amil

11. Saha bae anu nyaksikeun papegatan ibu?

Jawab: Amil doang

Page 95: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

12. Apakah ibu nyaho papegatan kudu di Pengadilan?

Jawab: He‟eh nyaho kudu Pengadilan

13. Kunaon ibu teu ngalakukeun papegatanna di Pengadilan?

Jawab: Soalna kula geus ngalaman papegatan di Pengadilan prosesna kebel

jasa, ncan ngurus-ngurus berkasna, pokona kebel di Pengadilan mah

14. Naon pagawean ibu jeung salaki?

Jawab: Kula jualan kue, salaki boga lapak limbah

15. Naon pendidikan timberi ibu jeung salaki?

Jawab: Kula jeung salaki sarua lulusan SMP

16. Kumaha proses papegatan ibu anu dilakukeun di luar Pengdilan?

Jawab: Proses papegatanna, kula jeung salaki datang ka imah amil, terus

ngomomg kami hayang papegatan, atuh geus langsung amil nitah salaki

ngucapkeun talak ka kula, terus kula di bere surat talakna

17. Apakah ibu boga anak ti papegatan ibu jeung salaki? Beraha? Terus anak ilu

jeung saha? Kumaha kana nafkah anak, apakah diberekeun ku mantan salaki?

Jawab: He‟eh boga anak 2 ilu jeung kula, salaki tilok mere nafkah jeung anak-

anakna

18. Apakah ibu menang mut’ah ti papegatan ibu jeung salaki?

Jawab: Teu menang mut’ah di salaki

19. Apakah ibu menang nafkah ti salaki keur masa ‘iddah?

Jawab: Teu menang nafkah ti salaki keur masa ‘iddah

20. Apakah ibu nikah deui mantas papegatan?

Jawab: He‟eh nikah deui mantas papegatan

21. Apakah pernikahan anu salanjutna malalui prosedur pencatetan di KUA?

Jawab: Kula nikah teu malalui prosedur pencatetan di KUA, soalna kula pan

teu boga surat cerai ti Pengadilan jeung salaki nu keur iyeu, atuh geus bae kula

nikah lembur, anu penting mah sah ku agama

22. Kumaha proses pernikahan ibu?

Jawab: Prosesna nikahna menurut agama doang

Page 96: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

1. Apakah ibu menikah pertama sebelum bercerai melalui prosedur pencatatan di

KUA?

Jawab: Iya melalui prosedur pencatatan di KUA

2. Pada usia berapa ibu menikah?

Jawab: Pada usia 17 tahun saya menikah

3. Pada tahun berapa ibu bercerai?

Jawab: Bercerai pada tahun 1983

4. Di mana tempat ibu ketika melakukan perceraian?

Jawab: Di Pengadilan

5. Apakah ibu menikah kedua setelah bercerai melalui prosedur pencatatan di

KUA?

Jawab: Iya melalui pencatatan di KUA

6. Pada usia berapa ibu menikah?

Jawab: 26 tahun

7. Pada tahun berapa ibu bercerai yang kedua?

Jawab: Tahun 2000

8. Siapa yang meminta bercerai?

Jawab: Suami yang menceraikan saya

9. Apa yang menyebabkan ibu bercerai?

Jawab: Suami sudah tidak cinta lagi

10. Di mana tempat ibu ketika melakukan perceraian?

Jawab: Di rumah amil

11. Siapa saja yang menyaksikan perceraian ibu?

Jawab: Amil saja

12. Apakah ibu tahu bercerai harus di Pengadilan?

Jawab: Iya saya tahu harus di Pengadilan

13. Mengapa ibu tidak melakukan perceraian melalui Pengadilan?

Jawab: Karena saya sudah pernah merasakan mengurus perceraian di

Pengadilan, itu prosesnya lama sekali, belum lagi mengurus berkas-berkasnya,

pokonya lama sekali kalo di Pengadilan

Page 97: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

14. Apa pekerjaan ibu dan suami?

Jawab: Saya menjual kue, suami mempunyai usaha lapak limbah

15. Apa pendidikan terakhir ibu dan suami?

Jawab: Saya dengan suami sama tamatan SMP

16. Bagaimana proses perceraian ibu yang dilakukan di luar Pengadilan?

Jawab: Proses perceraiannya, saya dan suami pergi ke rumah amil, kemudian

saya dan suami berbicara dengan amil bahwa kami ingin meminta bercerai,

kemudian amil langsung menyuruh suami mengucapkan talak kepada saya,

dan saya di berikan surat talaknya

17. Apakah ibu mempunyai anak atas perceraian tersebut? Berapa? Kemudian

anak ikut siapa? Bagaimana dengan nafkah anak apakah diberi oleh mantan

suami?

Jawab: Iya mempunyai 2 anak ikut bersama saya, dan suami tidak

memberikan nafkah terhadap anak-anaknya

18. Apakah ibu mendapatkan mut’ah dari perceraian tersebut?

Jawab: Tidak mendapatkan mut’ah dari suami

19. Apakah ibu mendapatkan nafkah dari suami ketika masa „iddah?

Jawab: tidak mendapatkan nafkah dari suami ketika masa ‘iddah

20. Apakah ibu menikah lagi setelah bercerai?

Jawab: Iya menikah lagi setelah bercerai

21. Apakah pernikahan berikutnya melalui prosedur pencatatan di KUA?

Jawab: Tidak melalui prosedur pencatatan di KUA, karena saya tidak punya

surat cerai dari Pengadilan dengan suami yang dulu, sudah saja saya menikah

kampung, yang penting sah menurut agama

22. Bagaiamana proses pernikahan ibu?

Jawab: proses pernikahan saya sah menurut agama saja

IBU NENGSIH

Page 98: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

HASIL WAWANCARA

Nama : Sarikah

Hari/Tanggal : Senin/23 Juli 2018

Waktu/Tempat : Jam 10.00/Rumah

1. Apakah Ibu keur nikah pertama sa encan papegatan malalui prosedur

pencatetan di KUA?

Jawab: He‟eh malalui pencatetan di KUA

2. Keur umur beraha ibu nikah?

Jawab: Keur umur 18 tahun kula nikah

3. Keur tahun beraha ibu papegatan?

Jawab: Papegatan keur tahun 1982

4. Saha anu menta papegatan?

Jawab: Kula anu menta papegatan ka salaki

5. Naon anu nyebabkeun ibu papegatan?

Jawab: salaki tilok pernah meure duit jeung sasapoe

6. Di mana tempat ibu keur ngalakukeun papegatan?

Jawab: Di imah kolot kula

7. Saha bae anu nyaksikeun papegatan ibu?

Jawab: Euweh anu nyaksikeun

8. Kunaon ibu teu ngalakukeun papegatanna di Pengadilan?

Jawab: Soalna teu nyaho lamun deuk papegatan eta kudu di Pengadilan

9. Naon pagawean ibu jeung salaki?

Jawab: Kula mah teu gawe, lamun salaki gawe kuli bangunan

10. Naon pendidikan timberi ibu jeung salaki?

Jawab: Kula mah SD geh teu lulus, lamun salaki lulusan SMP doang

11. Kumaha proses papegatan ibu anu dilakukeun di luar Pengdilan?

Jawab: Pas kula menta papegatan ka salaki kula, ja kula geus embung rumah

tangga deui jeung salaki, trus menang beraha poe tea salaki indit ti imah, trus

teu balik-balik deui ka imah kula

Page 99: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

12. Apakah ibu boga anak ti papegatan ibu jeung salaki? Beraha? Terus anak ilu

jeung saha? Kumaha kana nafkah anak, apakah diberekeun ku mantan salaki?

Jawab: Teu boga anak

13. Apakah ibu menang mut’ah ti papegatan ibu jeung salaki?

Jawab: Teu menang mut’ah di salaki

14. Apakah ibu menang nafkah ti salaki keur masa ‘iddah?

Jawab: Teu menang nafkah ti salaki keur masa ‘iddah

15. Apakah ibu nikah deui mantas papegatan?

Jawab: He‟eh nikah deui mantas papegatan

16. Apakah pernikahan anu salanjutna malalui prosedur pencatetan di KUA?

Jawab: Teu malalui prosedur pencatetan di KUA, soalna dek nikah deui di

KUA kula di penta surat papegatan, laju kula teu boga, geus bae nikah anu

penting mah sah menurut Islam

17. Kumaha proses pernikahan ibu?

Jawab: Prosesna sederhana di nikahkeun ku amil trus ngundang keluarga

doang

Page 100: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

1. Apakah ibu menikah pertama sebelum bercerai melalui prosedur pencatatan di

KUA?

Jawab: Iya melalui prosedur pencatatan di KUA

2. Pada usia berapa ibu menikah?

Jawab: Pada usia 18 tahun saya menikah

3. Pada tahun berapa ibu bercerai?

Jawab: Bercerai pada tahun 1982

4. Siapa yang meminta untuk bercerai?

Jawab: Saya yang meminta bercerai kepada suami

5. Apa yang menyebabkan ibu bercerai?

Jawab: Suami tidak memberi uang untuk sehari-sehari

6. Di mana tempat ibu ketika melakukan perceraian?

Jawab: Di rumah orang tua saya

7. Siapa saja yang menyaksikan perceraian ibu?

Jawab: Tidak ada yang menyaksikan

8. Mengapa ibu tidak melakukan perceraian melalui Pengadilan?

Jawab: KarenatTidak tahu Jika ingin bercerai harus di Pengadilan

9. Apa pekerjaan ibu dan suami?

Jawab: Saya tidak kerja, kalo suami kerja jadi kuli bangunan

10. Apa pendidikan terakhir ibu dan suami?

Jawab: Saya SD juga tidak lulus, kalo suami lulusan SMP

11. Bagaimana proses perceraian ibu yang dilakukan di luar Pengadilan?

Jawab: Ketika saya meminta bercerai kepada suami saya, karena saya sudah

tidak mau lagi berumah tangga dengannya, setelah beberapa hari kemudian

suami saya pergi dan tidak kembali lagi kerumah saya

12. Apakah ibu mempunyai anak atas perceraian tersebut? Berapa? Kemudian

anak ikut siapa? Bagaimana dengan nafkah anak apakah diberi oleh mantan

suami?

Jawab: Tidak punya anak

13. Apakah ibu mendapatkan mut’ah dari perceraian tersebut?

Jawab: Tidak mendapatkan mut’ah dari suami

Page 101: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

14. Apakah ibu mendapatkan nafkah dari suami ketika masa „iddah?

Jawab: tidak mendapatkan nafkah dari suami ketika masa ‘iddah

15. Apakah ibu menikah lagi setelah bercerai?

Jawab: Iya menikah lagi setelah bercerai

16. Apakah pernikahan berikutnya melalui prosedur pencatatan di KUA?

Jawab: Tidak melalui prosedur pencatatan di KUA, karena ketika saya ingin

menikah lagi kemudian saya di tanyakan surat cerai dan saya tidak punya, y

sudah saya nikah yang penting sah menurut Islam

17. Bagaiamana proses pernikahan ibu?

Jawab: prosesnya cukup sederhana dengan memanggil amil dan para keluarga

saja

IBU SARIKAH

Page 102: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

HASIL WAWANCARA

Nama : Wiwik

Hari/Tanggal : Senin/23 Juli 2018

Waktu/Tempat : Jam 11.00/Rumah

1. Apakah Ibu keur nikah pertama sa encan papegatan malalui prosedur

pencatetan di KUA?

Jawab: He‟eh malalui pencatetan di KUA

2. Keur umur beraha ibu nikah?

Jawab: Keur umur 17 tahun kula nikah

3. Keur tahun beraha ibu papegatan?

Jawab: Papegatan keur tahun 1990

4. Saha anu menta papegatan?

Jawab: Kula anu menta papegatan ka salaki

5. Naon anu nyebabkeun ibu papegatan?

Jawab: Salaki selingkuh jeung bikang anu lain, terus tilok meure nafkah

6. Di mana tempat ibu keur ngalakukeun papegatan?

Jawab: Di imah kula

7. Saha bae anu nyaksikeun papegatan ibu?

Jawab: Euweh anu nyaksikeun

8. Apakah ibu nyaho papegatan kudu di Pengadilan?

Jawab: He‟eh nyaho kudu Pengadilan

9. Kunaon ibu teu ngalakukeun papegatanna di Pengadilan?

Jawab: Soalna teu boga biaya deuk nguruskeun papegatan di Pengadilan geh,

bisa jeung dahar sasapoe geh geus alhamdulillah

10. Apakah ibu teu nyaho tentang prodeo anu proses berperkara di Pengadilan

secara gratis?

Jawab: He‟eh teu nyaho

11. Naon pagawean ibu jeung salaki?

Jawab: Kula mah teu gawe, salaki kula tukang panggul di pasar

Page 103: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

12. Naon pendidikan timberi ibu jeung salaki?

Jawab: Kula jeung salaki sarua lulusan ti SMP

13. Kumaha proses papegatan ibu anu dilakukeun di luar Pengdilan?

Jawab: Pas kula menta papegatan ka salaki kula, trus salaki geh nerima kula,

ja nyana geh sarua hayang papegatan, atuh geus bae papegatanna kesepakatan

dua-an doang, eweuh saksi keur kula papegatan

14. Apakah ibu boga anak ti papegatan ibu jeung salaki? Beraha? Terus anak ilu

jeung saha? Kumaha kana nafkah anak, apakah diberekeun ku mantan salaki?

Jawab: Teu boga anak

15. Apakah ibu menang mut’ah ti papegatan ibu jeung salaki?

Jawab: Teu menang mut’ah di salaki

16. Apakah ibu menang nafkah ti salaki keur masa ‘iddah?

Jawab: Teu menang nafkah ti salaki keur masa ‘iddah

17. Apakah ibu nikah deui mantas papegatan?

Jawab: He‟eh nikah deui mantas papegatan

18. Apakah pernikahan anu salanjutna malalui prosedur pencatetan di KUA?

Jawab: Teu malalui prosedur pencatetan di KUA, soalna kula teu boga surat

cerai anu ti Pengadilan

19. Kumaha proses pernikahan ibu?

Jawab: Prosesna nikahna menurut agama doang

Page 104: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

1. Apakah ibu menikah pertama sebelum bercerai melalui prosedur pencatatan di

KUA?

Jawab: Iya melalui prosedur pencatatan di KUA

2. Pada usia berapa ibu menikah?

Jawab: Pada usia 17 tahun saya menikah

3. Pada tahun berapa ibu bercerai?

Jawab: Bercerai pada tahun 1990

4. Siapa yang meminta untuk bercerai?

Jawab: Saya yang meminta bercerai kepada suami

5. Apa yang menyebabkan ibu bercerai?

Jawab: Suami selinkug dengan wanita lain dan tidak memberi saya nafkah

6. Di mana tempat ibu ketika melakukan perceraian?

Jawab: Di rumah saya

7. Siapa saja yang menyaksikan perceraian ibu?

Jawab: Tidak ada yang menyaksikan

8. Apakah ibu tahu bercerai harus di Pengadilan?

Jawab: Iya saya tahu harus di Pengadilan

9. Mengapa ibu tidak melakukan perceraian melalui Pengadilan?

Jawab: Karena tidak punya biaya untuk mengurus perceraian di Pengadilan,

bisa untuk makan sehari-hari saja sudah alhamdulillah

10. Apakah ibu tidak tahu tentang prodeo yang proses berperkara di Pengadilan

secara gratis?

Jawab: Iya tidak tahu

11. Apa pekerjaan ibu dan suami?

Jawab: Saya tidak kerja, suami saya kerja panggul di pasar

12. Apa pendidikan terakhir ibu dan suami?

Jawab: Saya dengan suami sama tamatan SMP

13. Bagaimana proses perceraian ibu yang dilakukan di luar Pengadilan?

Jawab: Ketika saya meminta bercerai kepada suami saya, kemudian suami

juga menerima permintaan saya, karena dia juga sama ingin bercerai, ya sudah

bercerai dengan kesepakatan beruda saja, tidak ada saksi ketika saya bercerai

Page 105: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

14. Apakah ibu mempunyai anak atas perceraian tersebut? Berapa? Kemudian

anak ikut siapa? Bagaimana dengan nafkah anak apakah diberi oleh mantan

suami?

Jawab: Tidak punya anak

15. Apakah ibu mendapatkan mut’ah dari perceraian tersebut?

Jawab: Tidak mendapatkan mut’ah dari suami

16. Apakah ibu mendapatkan nafkah dari suami ketika masa „iddah?

Jawab: tidak mendapatkan nafkah dari suami ketika masa ‘iddah

17. Apakah ibu menikah lagi setelah bercerai?

Jawab: Iya menikah lagi setelah bercerai

18. Apakah pernikahan berikutnya melalui prosedur pencatatan di KUA?

Jawab: Tidak melalui prosedur pencatatan di KUA, karena saya tidak punya

surat cerai dari Pengadilan

19. Bagaiamana proses pernikahan ibu?

Jawab: proses pernikahan saya sah menurut agama saja

IBU WIWIK

Page 106: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

HASIL WAWANCARA

Nama : Iyah

Hari/Tanggal : Senin/23 Juli 2018

Waktu/Tempat : Jam 13.00/Rumah

1. Apakah Ibu keur nikah pertama sa encan papegatan malalui prosedur

pencatetan di KUA?

Jawab: He‟eh malalui pencatetan di KUA

2. Keur umur beraha ibu nikah?

Jawab: Keur umur 18 tahun kula nikah

3. Keur tahun beraha ibu papegatan?

Jawab: Papegatan keur tahun 1991

4. Saha anu menta papegatan?

Jawab: Salaki anu megatkeun kula

5. Naon anu nyebabkeun ibu papegatan?

Jawab: Salaki geus teu bogoh deui ka kula

6. Di mana tempat ibu keur ngalakukeun papegatan?

Jawab: Di imah kula

7. Saha bae anu nyaksikeun papegatan ibu?

Jawab: Euweh anu nyaksikeun

8. Apakah ibu nyaho papegatan kudu di Pengadilan?

Jawab: He‟eh nyaho ari kudu di Pengadilan

9. Kunaon ibu teu ngalakukeun papegatanna di Pengadilan?

Jawab: Soalna teu boga biaya deuk papegatan di Pengadilan geh, atuh pan di

Pengadilan mah kudu make biaya gede, jaman baheula mah salaki geh cuma

tukang tani, jeung sasapoe bae geh hararese, atuh sapira cuma boga sawah

doang , deuk dijual geh ja murah

10. Apakah ibu teu nyaho tentang prodeo anu proses berperkara di Pengadilan

secara gratis?

Jawab: He‟eh teu nyaho

Page 107: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

11. Naon pagawean ibu jeung salaki?

Jawab: Kula tukang sayur, lamun salaki tukang tani

12. Naon pendidikan timberi ibu jeung salaki?

Jawab: Kula jeung salaki cuma lulusan SD

13. Kumaha proses papegatan ibu anu dilakukeun di luar Pengdilan?

Jawab: Proses keur papegatan salaki kula cuma mere kertas talak doang

bahwa nyana megatkeun kula, eweuh saksi atau perjanjian nanaon, atuh geus

bae papegatanna kos kitu

14. Apakah ibu boga anak ti papegatan ibu jeung salaki? Beraha? Terus anak ilu

jeung saha? Kumaha kana nafkah anak, apakah diberekeun ku mantan salaki?

Jawab: Boga 2 anak ilu jeung kula, salaki teu meureu nafkah jeung anak

nyana langsung lawur bae, ngabiayaan anak sakola geh heunteu, kula bae anu

ngabiayaan jadi tukang sayuran

15. Apakah ibu menang mut’ah ti papegatan ibu jeung salaki?

Jawab: Teu menang mut’ah di salaki

16. Apakah ibu menang nafkah ti salaki keur masa ‘iddah?

Jawab: Boro-boro nafkah ‘iddah, nafkah jeung anak geh teu mere

17. Apakah ibu nikah deui mantas papegatan?

Jawab: He‟eh nikah deui mantas papegatan

18. Apakah pernikahan anu salanjutna malalui prosedur pencatetan di KUA?

Jawab: Teu malalui prosedur pencatetan di KUA, soalna teu boga surat cerai

di Pengadilan

19. Kumaha proses pernikahan ibu?

Jawab: Proses nikahna, nikah sirri

Page 108: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

1. Apakah ibu menikah pertama sebelum bercerai melalui prosedur pencatatan di

KUA?

Jawab: Iya melalui prosedur pencatatan di KUA

2. Pada usia berapa ibu menikah?

Jawab: Pada usia 18 tahun saya menikah

3. Pada tahun berapa ibu bercerai?

Jawab: Bercerai pada tahun 1991

4. Siapa yang meminta untuk bercerai?

Jawab: Suami yang menceraikan saya

5. Apa yang menyebabkan ibu bercerai?

Jawab: Suami sudah tidak cinta lagi sama saya

6. Di mana tempat ibu ketika melakukan perceraian?

Jawab: Di rumah saya

7. Siapa saja yang menyaksikan perceraian ibu?

Jawab: Tidak ada yang menyaksikan

8. Apakah ibu tahu bercerai harus di Pengadilan?

Jawab: Iya tahu harus di Pengadilan

9. Mengapa ibu tidak melakukan perceraian melalui Pengadilan?

Jawab: Karena tidak mempunyai biaya ingin bercerai di Pengadilan juga, kalo

di Pengadilan harus memakai biaya yang cukup banyak, jaman dulu suami

juga hanya petani, buat sehari-hari aja susah, hanya punya sawah doang, ingin

di jual juga murah harganya jaman dulu

10. Apakah ibu tidak tahu tentang prodeo yang proses berperkara di Pengadilan

secara gratis?

Jawab: Iya saya tidak tahu

11. Apa pekerjaan ibu dan suami?

Jawab: Saya jualan sayuran, suami saya seorang petani

12. Apa pendidikan terakhir ibu dan suami?

Jawab: Saya dengan suami lulusan SD

Page 109: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

13. Bagaimana proses perceraian ibu yang dilakukan di luar Pengadilan?

Jawab: Proses ketika bercerai, suami hanya memberikan kertas bahwa dia

menceraikan saya, tidak ada saksi atau perjanjian

14. Apakah ibu mempunyai anak atas perceraian tersebut? Berapa? Kemudian

anak ikut siapa? Bagaimana dengan nafkah anak apakah diberi oleh mantan

suami?

Jawab: Punya 2 anak yang ikut bersama saya, dan suami tidak memberikan

nafkah untuk anak dia langsung pergi saja, ngebiayain anak sekolah juga

tidak, saya saja yang ngebiayain jadi tukang jual sayuran

15. Apakah ibu mendapatkan mut’ah dari perceraian tersebut?

Jawab: Tidak mendapatkan mut’ah dari suami

16. Apakah ibu mendapatkan nafkah dari suami ketika masa „iddah?

Jawab: Boro-boro nafkah ‘iddah, nafkah untuk anakn saja tidak diberikan

17. Apakah ibu menikah lagi setelah bercerai?

Jawab: Iya menikah lagi setelah bercerai

18. Apakah pernikahan berikutnya melalui prosedur pencatatan di KUA?

Jawab: Tidak melalui prosedur pencatatan di KUA, karena tidak mempunyai

surat cerai dari Pengadilan

19. Bagaiamana proses pernikahan ibu?

Jawab: Proses pernikahannya yaitu nikah sirri

IBU IYAH

Page 110: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

HASIL WAWANCARA

Nama : Tunah

Hari/Tanggal : Rabu/25 Juli 2018

Waktu/Tempat : Jam 09.00/Rumah

1. Apakah Ibu keur nikah pertama sa encan papegatan malalui prosedur

pencatetan di KUA?

Jawab: He‟eh malalui pencatetan di KUA

2. Keur umur beraha ibu nikah?

Jawab: Keur umur 17 tahun kula nikah

3. Keur tahun beraha ibu papegatan?

Jawab: Papegatan keur tahun 2000

4. Saha anu menta papegatan?

Jawab: Kula menta papegatan ka salaki

5. Naon anu nyebabkeun ibu papegatan?

Jawab: Salaki geus boga bikang deui di tukang kula

6. Di mana tempat ibu keur ngalakukeun papegatan?

Jawab: Di imah amil

7. Saha bae anu nyaksikeun papegatan ibu?

Jawab: Amil doang anu nyaksikeun papegatan kula

8. Kunaon ibu teu ngalakukeun papegatanna di Pengadilan?

Jawab: Soalna kula teu nyaho lamun deuk papegatan kudu ka Pengadilan

9. Naon pagawean ibu jeung salaki?

Jawab: Kula jualan kotok pencit, salaki geh sarua jualan kotok pencit

10. Naon pendidikan timberi ibu jeung salaki?

Jawab: Kula lulusan SD, lmun salaki lulusan SMP

11. Kumaha proses papegatan ibu anu dilakukeun di luar Pengdilan?

Jawab: Proses papegatanna di imah amil, salaki ngikrarkeun talak ka kula laju

amil ngajienkeun surat bukti papegatan terus di tanda tangan ku kula, salaki

jeung amil

Page 111: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

12. Apakah ibu boga anak ti papegatan ibu jeung salaki? Beraha? Terus anak ilu

jeung saha? Kumaha kana nafkah anak, apakah diberekeun ku mantan salaki?

Jawab: He‟eh boga 3 anak, terus anak ilu jeung kula, salaki tilok mere nafkah

jeung anak

13. Apakah ibu menang mut’ah ti papegatan ibu jeung salaki?

Jawab: Teu menang mut’ah di salaki

14. Apakah ibu menang nafkah ti salaki keur masa ‘iddah?

Jawab: Teu menang nafkah ‘iddah

15. Apakah ibu nikah deui mantas papegatan?

Jawab: He‟eh nikah deui mantas papegatan

16. Apakah pernikahan anu salanjutna malalui prosedur pencatetan di KUA?

Jawab: Teu malalui prosedur pencatetan di KUA, pas kula deuk nguruskeun

di KUA di tanyakeun surat cerai anu di Pengadilan, atuh kula teu boga, geus

bae nikah sirri

17. Kumaha proses pernikahan ibu?

Jawab: Proses nikahna, nikah sirri

Page 112: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

1. Apakah ibu menikah pertama sebelum bercerai melalui prosedur pencatatan di

KUA?

Jawab: Iya melalui prosedur pencatatan di KUA

2. Pada usia berapa ibu menikah?

Jawab: Pada usia 17 tahun saya menikah

3. Pada tahun berapa ibu bercerai?

Jawab: Bercerai pada tahun 2000

4. Siapa yang meminta untuk bercerai?

Jawab: Saya yang minta bercerai kepada suami

5. Apa yang menyebabkan ibu bercerai?

Jawab: Suami sudah mempunyai istri lagi di belakang saya

6. Di mana tempat ibu ketika melakukan perceraian?

Jawab: Di rumah amil

7. Siapa saja yang menyaksikan perceraian ibu?

Jawab: Hanya amil yang menyaksikan perceraian saya

8. Mengapa ibu tidak melakukan perceraian melalui Pengadilan?

Jawab: Karena saya tidak tahu bahwa ingin bercerai harus di Pengadilan

9. Apa pekerjaan ibu dan suami?

Jawab: Saya pedagang ayam potong, suami saya juga pedagang ayam ptong

10. Apa pendidikan terakhir ibu dan suami?

Jawab: Saya lulusan SD sedangkan suami lulusan SMP

11. Bagaimana proses perceraian ibu yang dilakukan di luar Pengadilan?

Jawab: Proses perceraiannya dilakukan di rumah amil, suami mengikrarkan

talak kepada saya, kemudian amil membuatkan surat bukti perceraian dan di

tanda tangani oleh saya, suami, dan amil

12. Apakah ibu mempunyai anak atas perceraian tersebut? Berapa? Kemudian

anak ikut siapa? Bagaimana dengan nafkah anak apakah diberi oleh mantan

suami?

Jawab: Iya punya 3 anak yang ikut bersama saya, dan suami tidak

memberikan nafkah untuk anak

Page 113: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

13. Apakah ibu mendapatkan mut’ah dari perceraian tersebut?

Jawab: Tidak mendapatkan mut’ah dari suami

14. Apakah ibu mendapatkan nafkah dari suami ketika masa „iddah?

Jawab: Tidak mendapatkan nafkah ‘iddah

15. Apakah ibu menikah lagi setelah bercerai?

Jawab: Iya menikah lagi setelah bercerai

16. Apakah pernikahan berikutnya melalui prosedur pencatatan di KUA?

Jawab: Tidak melalui prosedur pencatatan di KUA, karena ketika saya ingin

mengurus pernikahan di KUA di tanyakan surat perceraian dari Pengadilan,

dan saya tidak mempunyai, ya sudah saya nikah sirri saja

17. Bagaiamana proses pernikahan ibu?

Jawab: Proses pernikahannya yaitu nikah sirri

IBU TUNAH

Page 114: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

HASIL WAWANCARA

Nama : Fuadah

Hari/Tanggal : Rabu/25 Juli 2018

Waktu/Tempat : Jam 10.30/Rumah

1. Apakah Ibu keur nikah pertama sa encan papegatan malalui prosedur

pencatetan di KUA?

Jawab: He‟eh malalui pencatetan di KUA

2. Keur umur beraha ibu nikah?

Jawab: Keur umur 20 tahun kula nikah

3. Keur tahun beraha ibu papegatan?

Jawab: Papegatan keur tahun 2016

4. Saha anu menta papegatan?

Jawab: Salaki anu megatkeun kula

5. Naon anu nyebabkeun ibu papegatan?

Jawab: Geus teu harmonis deui rumah tangga kula

6. Di mana tempat ibu keur ngalakukeun papegatan?

Jawab: Di imah kula

7. Saha bae anu nyaksikeun papegatan ibu?

Jawab: Kadua kolot kula, jeung salaki mawa dua babaturanna

8. Apakah ibu nyaho papegatan kudu di Pengadilan?

Jawab: He‟eh nyaho ari kudu di Pengadilan

9. Kunaon ibu teu ngalakukeun papegatanna di Pengadilan?

Jawab: Soalna kula teu ngarti ngurusanna lamun di Pengadilan

10. Naon pagawean ibu jeung salaki?

Jawab: Kula teu gawe, salaki gawe di pabrik

11. Naon pendidikan timberi ibu jeung salaki?

Jawab: Kula jeung salaki sarua lulusan SMA

Page 115: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

12. Kumaha proses papegatan ibu anu dilakukeun di luar Pengdilan?

Jawab: Proses papegatanna di lakukeun di imah kula, salaki mawa saksi

babturanna dua, jeung kula disaksikeun ku kadua kolot kula, trus salaki

ngomong “Kula geus teu tanggungjawab deui ka Fuadah, kula serahkeun ka

abah jeung emak” laju suami mere salembar kertas talak ka kula

13. Apakah ibu boga anak ti papegatan ibu jeung salaki? Beraha? Terus anak ilu

jeung saha? Kumaha kana nafkah anak, apakah diberekeun ku mantan salaki?

Jawab: He‟eh boga 1 anak, terus anak ilu jeung kula, salaki tilok mere nafkah

jeung anak

14. Apakah ibu menang mut’ah ti papegatan ibu jeung salaki?

Jawab: Teu menang mut’ah di salaki

15. Apakah ibu menang nafkah ti salaki keur masa ‘iddah?

Jawab: Teu menang nafkah ‘iddah

16. Apakah ibu nikah deui mantas papegatan?

Jawab: He‟eh nikah deui mantas papegatan

17. Apakah pernikahan anu salanjutna malalui prosedur pencatetan di KUA?

Jawab: He‟eh pernikahan anu salanjutna malalui prosedur pencatetan di KUA

18. Kumaha proses pencatetan pernikahan ibu?

Jawab: Prosesna kula nyerahkeun kabeh ka amil, cuma di penta KTP, KK,

jeung foto, laju mayar ka amil 700 rebu

Page 116: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

1. Apakah ibu menikah pertama sebelum bercerai melalui prosedur pencatatan di

KUA?

Jawab: Iya melalui prosedur pencatatan di KUA

2. Pada usia berapa ibu menikah?

Jawab: Pada usia 20 tahun saya menikah

3. Pada tahun berapa ibu bercerai?

Jawab: Bercerai pada tahun 2016

4. Siapa yang meminta untuk bercerai?

Jawab: Suami yang menceraikan saya

5. Apa yang menyebabkan ibu bercerai?

Jawab: Sudah tidak harmonis lagi rumah tangga saya

6. Di mana tempat ibu ketika melakukan perceraian?

Jawab: Di rumah saya

7. Siapa saja yang menyaksikan perceraian ibu?

Jawab: Kedua orang tua saya, dan dua teman suami saya

8. Apakah ibu tahu bercerai harus di Pengadilan?

Jawab: Iya tahu harus di Pengadilan

9. Mengapa ibu tidak melakukan perceraian melalui Pengadilan?

Jawab: Karena saya tidak mengerti mengurusnya kalo di Pengadilan

10. Apa pekerjaan ibu dan suami?

Jawab: Saya tidak kerja, suami kerja di pabrik

11. Apa pendidikan terakhir ibu dan suami?

Jawab: Saya dan suami sama lulusan SMA

12. Bagaimana proses perceraian ibu yang dilakukan di luar Pengadilan?

Jawab: Proses perceraiannya dilakukan di rumah saya, suami membawa dua

saksi temannya, dan saya disaksikan oleh kedua orang tua saya, kemudian

suami mengatakan “Saya sudah tidak tanggungjawab lagi kepada Fuadah,

saya serahkan kepada bapak dan ibu” kemudian suami memberikan selembar

kertas talak kepada saya

Page 117: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

13. Apakah ibu mempunyai anak atas perceraian tersebut? Berapa? Kemudian

anak ikut siapa? Bagaimana dengan nafkah anak apakah diberi oleh mantan

suami?

Jawab: Iya punya 1 anak yang ikut bersama saya, dan suami tidak

memberikan nafkah untuk anak

14. Apakah ibu mendapatkan mut’ah dari perceraian tersebut?

Jawab: Tidak mendapatkan mut’ah dari suami

15. Apakah ibu mendapatkan nafkah dari suami ketika masa „iddah?

Jawab: Tidak mendapatkan nafkah ‘iddah

16. Apakah ibu menikah lagi setelah bercerai?

Jawab: Iya menikah lagi setelah bercerai

17. Apakah pernikahan berikutnya melalui prosedur pencatatan di KUA?

Jawab: Iya pernikahan berikutnya melalui prosedur pencatatan di KUA

18. Bagaiamana proses pencatatan pernikahan ibu?

Jawab: Prosesnya meyerahkan semua kepada amil untuk mengurusnya, amil

hanya meminta KTP, KK, dan foto, dan kemudian membayar kepada amil

700.000

IBU FUADAH

Page 118: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

HASIL WAWANCARA

Nama : Zubaedah

Hari/Tanggal : Rabu/25 Juli 2018

Waktu/Tempat : Jam 14.00/Rumah

1. Apakah Ibu keur nikah pertama sa encan papegatan malalui prosedur

pencatetan di KUA?

Jawab: He‟eh malalui pencatetan di KUA

2. Keur umur beraha ibu nikah?

Jawab: Keur umur 21 tahun kula nikah

3. Keur tahun beraha ibu papegatan?

Jawab: Papegatan keur tahun 2016

4. Saha anu menta papegatan?

Jawab: Salaki anu megatkeun kula

5. Naon anu nyebabkeun ibu papegatan?

Jawab: Geus teu cocok deui

6. Di mana tempat ibu keur ngalakukeun papegatan?

Jawab: Di imah amil

7. Saha bae anu nyaksikeun papegatan ibu?

Jawab: Amil, jeung kadua kolot kula

8. Apakah ibu nyaho papegatan kudu di Pengadilan?

Jawab: He‟eh nyaho ari kudu di Pengadilan

9. Kunaon ibu teu ngalakukeun papegatanna di Pengadilan?

Jawab: Soalna kula teu boga biaya, bisi ngaluarkeun biaya loba doang

10. Apakah ibu teu nyaho tentang prodeo anu proses berperkara di pengadilan

secara gratis?

Jawab: Teu nyaho

11. Naon pagawean ibu jeung salaki?

Jawab: Kula teu gawe, salaki gawe di pabrik

Page 119: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

12. Naon pendidikan timberi ibu jeung salaki?

Jawab: Kula jeung salaki sarua lulusan SMA

13. Kumaha proses papegatan ibu anu dilakukeun di luar Pengdilan?

Jawab: Proses papegatanna di lakukeun di imah amil, disaksian ku amil jeung

kadua kolot kula, terus salaki ngungkapkeun bahwa nyana geus teu hayang

rumah tangga deui jeung kula, laju kula dibere surat cerai anu di jienkeun ku

amil

14. Apakah ibu boga anak ti papegatan ibu jeung salaki? Beraha? Terus anak ilu

jeung saha? Kumaha kana nafkah anak, apakah diberekeun ku mantan salaki?

Jawab: Teu boga anak

15. Apakah ibu menang mut’ah ti papegatan ibu jeung salaki?

Jawab: Teu menang mut’ah di salaki boro-boro

16. Apakah ibu menang nafkah ti salaki keur masa ‘iddah?

Jawab: Teu menang nafkah ‘iddah

17. Apakah ibu nikah deui mantas papegatan?

Jawab: He‟eh nikah deui mantas papegatan

18. Apakah pernikahan anu salanjutna malalui prosedur pencatetan di KUA?

Jawab: He‟eh pernikahan anu salanjutna malalui prosedur pencatetan di KUA

19. Kumaha proses pencatetan pernikahan ibu?

Jawab: Prosesna keur iyeu tea kula cuma meureu KTP anu statusna can

kawin, KK, jeung foto, laju mayar ka amil 700 rebu, eta geus diuruskeun

kabeh ku nyana sampe menang buku nikah deui

Page 120: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

1. Apakah ibu menikah pertama sebelum bercerai melalui prosedur pencatatan di

KUA?

Jawab: Iya melalui prosedur pencatatan di KUA

2. Pada usia berapa ibu menikah?

Jawab: Pada usia 21 tahun saya menikah

3. Pada tahun berapa ibu bercerai?

Jawab: Bercerai pada tahun 2016

4. Siapa yang meminta untuk bercerai?

Jawab: Suami yang menceraikan saya

5. Apa yang menyebabkan ibu bercerai?

Jawab: Sudah tidak cocok lagi

6. Di mana tempat ibu ketika melakukan perceraian?

Jawab: Di rumah amil

7. Siapa saja yang menyaksikan perceraian ibu?

Jawab: Amil, dan kedua orang tua saya

8. Apakah ibu tahu bercerai harus di Pengadilan?

Jawab: Iya tahu harus di Pengadilan

9. Mengapa ibu tidak melakukan perceraian melalui Pengadilan?

Jawab: Karena saya tidak memiliki biaya, dan takut mengeluarkan biaya yang

banyak

10. Apakah ibu tidak tahu tentang prodeo yang proses berperkara di Pengadilan

secara gratis?

Jawab: Tidak tahu

11. Apa pekerjaan ibu dan suami?

Jawab: Saya tidak kerja, suami kerja di pabrik

12. Apa pendidikan terakhir ibu dan suami?

Jawab: Saya dan suami sama lulusan SMA

13. Bagaimana proses perceraian ibu yang dilakukan di luar Pengadilan?

Jawab: Proses perceraiannya dilakukan di rumah saya, disaksikan oleh kedua

orang tua saya dan amil, kemudian suami mengungkapkan bahwa dia sudah

Page 121: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

tidak ingin berumah tangga lagi dengan saya, kemudian saya diberi surat cerai

oleh suami yang dibuatkan oleh amil

14. Apakah ibu mempunyai anak atas perceraian tersebut? Berapa? Kemudian

anak ikut siapa? Bagaimana dengan nafkah anak apakah diberi oleh mantan

suami?

Jawab: Tidak punya anak

15. Apakah ibu mendapatkan mut’ah dari perceraian tersebut?

Jawab: Tidak mendapatkan mut’ah dari suami boro-boro

16. Apakah ibu mendapatkan nafkah dari suami ketika masa „iddah?

Jawab: Tidak mendapatkan nafkah ‘iddah

17. Apakah ibu menikah lagi setelah bercerai?

Jawab: Iya menikah lagi setelah bercerai

18. Apakah pernikahan berikutnya melalui prosedur pencatatan di KUA?

Jawab: Iya pernikahan berikutnya melalui prosedur pencatatan di KUA

19. Bagaiamana proses pencatatan pernikahan ibu?

Jawab: Prosesnya ketika itu saya hanya memberikan KTP yang statusnya

belum kawin, KK, dan foto, dan kemudian membayar kepada amil 700.000

rupiah, itu sudah dikerjakan semua oleh amil sampai mendapatkan buku nikah

lagi

IBU ZUBAEDAH

Page 122: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

HASIL WAWANCARA

Nama : Heriyah

Hari/Tanggal : Kamis/26 Juli 2018

Waktu/Tempat : Jam 09.00/Rumah

1. Apakah Ibu keur nikah pertama sa encan papegatan malalui prosedur

pencatetan di KUA?

Jawab: He‟eh malalui pencatetan di KUA

2. Keur umur beraha ibu nikah?

Jawab: Keur umur 17 tahun

3. Keur tahun beraha ibu papegatan?

Jawab: Keur tahun 1992

4. Saha anu menta papegatan?

Jawab: Salaki nalak kula

5. Naon anu nyebabkeun ibu papegatan?

Jawab: Kula teu hayang cicing di imah kolot salaki, laju salaki geh teu hayang

cicing di imah kolot kula

6. Di mana tempat ibu keur ngalakukeun papegatan?

Jawab: Di imah kolot kula

7. Saha bae anu nyaksikeun papegatan ibu?

Jawab: Kadua kolot kula

8. Kunaon ibu teu ngalakukeun papegatanna di Pengadilan?

Jawab: Soalna teu nyaho lamun deuk papegatan eta kudu di Pengadilan

9. Naon pagawean ibu jeung salaki?

Jawab: Kula mah mgawarung, lamun salaki jadi tani

10. Naon pendidikan timberi ibu jeung salaki?

Jawab: Kula lulusan SD, lamun salaki SMP

Page 123: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

11. Kumaha proses papegatan ibu anu dilakukeun di luar Pengdilan?

Jawab: Prosesna, salaki cuma meure surat talak ka kolot kula bahwa nyana

geus teu tanggungjawab deui ka kula, eta geh tanpa sepengetahuan kula

12. Apakah ibu boga anak ti papegatan ibu jeung salaki? Beraha? Terus anak ilu

jeung saha? Kumaha kana nafkah anak, apakah diberekeun ku mantan salaki?

Jawab: Teu boga anak

13. Apakah ibu menang mut’ah ti papegatan ibu jeung salaki?

Jawab: Teu menang mut’ah di salaki

14. Apakah ibu menang nafkah ti salaki keur masa ‘iddah?

Jawab: He‟eh salaki merean nafkah keur „iddah 2 bulan doang, eta geh

dititpkeun ka emak

15. Apakah ibu nikah deui mantas papegatan?

Jawab: He‟eh nikah deui mantas papegatan

16. Apakah pernikahan anu salanjutna malalui prosedur pencatetan di KUA?

Jawab: Teu malalui prosedur pencatetan di KUA, soalna dek nikah deui di

KUA kula di penta surat papegatan, laju kula teu boga, geus bae nikah anu

penting mah sah menurut Islam

17. Kumaha proses pernikahan ibu?

Jawab: Prosesna nikahna, nikah sirri

Page 124: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

1. Apakah ibu menikah pertama sebelum bercerai melalui prosedur pencatatan di

KUA?

Jawab: Iya melalui prosedur pencatatan di KUA

2. Pada usia berapa ibu menikah?

Jawab: Pada usia 17 tahun

3. Pada tahun berapa ibu bercerai?

Jawab: Pada tahun 1992

4. Siapa yang meminta untuk bercerai?

Jawab: Suami mentalak saya

5. Apa yang menyebabkan ibu bercerai?

Jawab: Saya tidak mau tinggal di rumah orang tua suami, dan suami juga

tidak mau tinggal di rumah orang tua saya

6. Di mana tempat ibu ketika melakukan perceraian?

Jawab: Di rumah orang tua saya

7. Siapa saja yang menyaksikan perceraian ibu?

Jawab: Kedua orang tua saya

8. Mengapa ibu tidak melakukan perceraian melalui Pengadilan?

Jawab: Karena tidak tahu Jika ingin bercerai harus di Pengadilan

9. Apa pekerjaan ibu dan suami?

Jawab: Saya buka warung, kalo suami petani

10. Apa pendidikan terakhir ibu dan suami?

Jawab: Saya lulusan SD, kalo suami SMP

11. Bagaimana proses perceraian ibu yang dilakukan di luar Pengadilan?

Jawab: Prosesnya, suami hanya memberikan surat talak tersebut kepada orang

tua saya bahwa dia sudah tidak tanggung jawab lagi terhadap saya, dan itu pun

tanpa sepengetahuan saya

12. Apakah ibu mempunyai anak atas perceraian tersebut? Berapa? Kemudian

anak ikut siapa? Bagaimana dengan nafkah anak apakah diberi oleh mantan

suami?

Jawab: Tidak punya anak

Page 125: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

13. Apakah ibu mendapatkan mut’ah dari perceraian tersebut?

Jawab: Tidak mendapatkan mut’ah dari suami

14. Apakah ibu mendapatkan nafkah dari suami ketika masa „iddah?

Jawab: Iya suami memberikan nafkah ketika ‘iddah salama 2 bulan saja, itu

juga dititpkan kepada emak

15. Apakah ibu menikah lagi setelah bercerai?

Jawab: Iya menikah lagi setelah bercerai

16. Apakah pernikahan berikutnya melalui prosedur pencatatan di KUA?

Jawab: Tidak melalui prosedur pencatatan di KUA, karena ketika saya ingin

menikah lagi kemudian saya di tanyakan surat cerai dan saya tidak punya, y

sudah saya nikah yang penting sah menurut Islam

17. Bagaiamana proses pernikahan ibu?

Jawab: prosesnya dengan nikah sirri

IBU HERIYAH

Page 126: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

HASIL WAWANCARA

Nama : Rokayah

Hari/Tanggal : Kamis/26 Juli 2018

Waktu/Tempat : Jam 10.30/Rumah

1. Apakah Ibu keur nikah pertama sa encan papegatan malalui prosedur

pencatetan di KUA?

Jawab: He‟eh malalui pencatetan di KUA

2. Keur umur beraha ibu nikah?

Jawab: Keur umur 17 tahun kula nikah

3. Keur tahun beraha ibu papegatan?

Jawab: Papegatan keur tahun 2010

4. Saha anu menta papegatan?

Jawab: Salaki anu mgatkeun kula

5. Naon anu nyebabkeun ibu papegatan?

Jawab: Kula jeung salaki geus teu harmonis deui, osok ribut bae rumah

tangga kula

6. Di mana tempat ibu keur ngalakukeun papegatan?

Jawab: Di imah amil

7. Saha bae anu nyaksikeun papegatan ibu?

Jawab: Amil

8. Kunaon ibu teu ngalakukeun papegatanna di Pengadilan?

Jawab: Soalna teu nyaho lamun deuk papegatan kudu di Pengadilan, Ja di die

mah papegatanna cuma menta uruskeun bae ka amil doang, laju menang surat

talakna, soalna geus kabiasaan anu papegatan keur iyeu na kos kitu

9. Naon pagawean ibu jeung salaki?

Jawab: Kula gawe serabutan, salaki gawe buruh pabrik

10. Naon pendidikan timberi ibu jeung salaki?

Jawab: Kula jeung salaki sarua lulusan SMP

Page 127: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

11. Kumaha proses papegatan ibu anu dilakukeun di luar Pengdilan?

Jawab: Proses papegatanna di lakukeun di imah amil, disaksian ku amil laju

salaki ngungkapkeun talak ka kula, laju amil ngajieunkeun surat talak anu di

tanda tangan ku kula, salaki, jeung amil. Ja di die mah papegatanna cuma okos

kitu doang, cuma menta uruskeun bae ka amil, laju menang surat talakna,

soalna geus kabiasaan anu papegatan keur iyeu na kos kitu

12. Apakah ibu boga anak ti papegatan ibu jeung salaki? Beraha? Terus anak ilu

jeung saha? Kumaha kana nafkah anak, apakah diberekeun ku mantan salaki?

Jawab: Teu boga anak

13. Apakah ibu menang mut’ah ti papegatan ibu jeung salaki?

Jawab: Teu dibere mut’ah

14. Apakah ibu menang nafkah ti salaki keur masa ‘iddah?

Jawab: Salaki teu mere sama-sakali nafkah keur ‘iddah

15. Apakah ibu nikah deui mantas papegatan?

Jawab: He‟eh nikah deui mantas papegatan

16. Apakah pernikahan anu salanjutna malalui prosedur pencatetan di KUA?

Jawab: He‟eh pernikahan anu salanjutna malalui prosedur pencatetan di KUA

17. Kumaha proses pencatetan pernikahan ibu?

Jawab: Prosesna kula nyerahkeun kabeh ka amil, cuma di penta KTP anu

statusna can kawin, KK, jeung foto, laju mayar ka amil 700 rebu, eta geus

diuruskeun ku nyana sampe menang buku nikah deui

Page 128: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

1. Apakah ibu menikah pertama sebelum bercerai melalui prosedur pencatatan di

KUA?

Jawab: Iya melalui prosedur pencatatan di KUA

2. Pada usia berapa ibu menikah?

Jawab: Pada usia 17 tahun saya menikah

3. Pada tahun berapa ibu bercerai?

Jawab: Bercerai pada tahun 2010

4. Siapa yang meminta untuk bercerai?

Jawab: Suami yang menceraikan saya

5. Apa yang menyebabkan ibu bercerai?

Jawab: Suami dan saya sudah tidak harmonis lagi, sering sekali ada

pertengkeran dalam rumah tangga saya

6. Di mana tempat ibu ketika melakukan perceraian?

Jawab: Di rumah amil

7. Siapa saja yang menyaksikan perceraian ibu?

Jawab: Amil

8. Mengapa ibu tidak melakukan perceraian melalui Pengadilan?

Jawab: Karena saya tidak tahu kalo mau bercerai harus di Pengadilan, di sini

mah kalo bercerai hanya minta di uruskan oleh amil saja, kemudian

mendapatkan surat talak dari amil, karena sudah menjadi kebiasaan yang

bercerai sebelumnya seperti itu

9. Apa pekerjaan ibu dan suami?

Jawab: Saya kerja serabutan, suami kerja buruh pabrik

10. Apa pendidikan terakhir ibu dan suami?

Jawab: Saya dan suami sama lulusan SMP

11. Bagaimana proses perceraian ibu yang dilakukan di luar Pengadilan?

Jawab: Proses perceraiannya yang dilakukan di rumah amil, disaksikan oleh

amil dan suami mengungkapkan talak kepada saya, kemudian amil

membuatkan surat talak tersebut yang ditandatangani oleh saya, suami dan

amil. Di sini bercerainya seperti itu, hanya meminta uruskan kepada amil,

Page 129: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

kemudian mendapatkan surat talak dari amil, karena sudah menjadi kebiasaan

yang bercerai sebelumnya seperti itu

12. Apakah ibu mempunyai anak atas perceraian tersebut? Berapa? Kemudian

anak ikut siapa? Bagaimana dengan nafkah anak apakah diberi oleh mantan

suami?

Jawab: Tidak punya anak

13. Apakah ibu mendapatkan mut’ah dari perceraian tersebut?

Jawab: Tidak dikasih mut’ah

14. Apakah ibu mendapatkan nafkah dari suami ketika masa „iddah?

Jawab: Suami tidak memberikan sama-sekali nafkah ketika ‘iddah

15. Apakah ibu menikah lagi setelah bercerai?

Jawab: Iya menikah lagi setelah bercerai

16. Apakah pernikahan berikutnya melalui prosedur pencatatan di KUA?

Jawab: Iya pernikahan berikutnya melalui prosedur pencatatan di KUA

17. Bagaiamana proses pencatatan pernikahan ibu?

Jawab: Prosesnya saya meyerahkan semua kepada amil untuk mengurusnya,

amil hanya meminta KTP yang statusnya belum kawin, KK, dan foto,

kemudian membayar kepada amil 700.000, itu sudah diurus semua oleh amil

sampai mendapatkan buku nikah lagi

IBU ROKAYAH

Page 130: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

HASIL WAWANCARA

Nama : Hj. Omsiah

Hari/Tanggal : Kamis/26 Juli 2018

Waktu/Tempat : Jam 11.30/Rumah

1. Apakah Ibu keur nikah pertama sa encan papegatan malalui prosedur

pencatetan di KUA?

Jawab: He‟eh malalui pencatetan di KUA

2. Keur umur beraha ibu nikah?

Jawab: Keur umur 18 tahun

3. Keur tahun beraha ibu papegatan?

Jawab: Papegatan keur tahun 1982

4. Saha anu menta papegatan?

Jawab: Kula anu menta papegatan

5. Naon anu nyebabkeun ibu papegatan?

Jawab: Salaki jarang pulang ka imah, soalna boga bikang deui

6. Di mana tempat ibu keur ngalakukeun papegatan?

Jawab: Di imah amil

7. Saha bae anu nyaksikeun papegatan ibu?

Jawab: Amil doangan

8. Kunaon ibu teu ngalakukeun papegatanna di Pengadilan?

Jawab: Soalna kula teu nyaho lamun papegatan kudu di Pengadilan, atuh

pajarkeun enggeus beres papegatan ku amil bae geh teu kudu di Pengadilan

9. Naon pagawean ibu jeung salaki?

Jawab: Kula teu gawe, salaki gawe di limbah besi

10. Naon pendidikan timberi ibu jeung salaki?

Jawab: Kula jeung salaki tamatan SMP

Page 131: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

11. Kumaha proses papegatan ibu anu dilakukeun di luar Pengdilan?

Jawab: Prosesna, kula jeung salaki datang ka imah amil menta disaksikeun

papegatanna, laju salaki ngucapkeun talak ka kula, terus amil ngajieunkeun

surat talak jeung diberekeun ka kula

12. Apakah ibu boga anak ti papegatan ibu jeung salaki? Beraha? Terus anak ilu

jeung saha? Kumaha kana nafkah anak, apakah diberekeun ku mantan salaki?

Jawab: He‟eh boga 1 anak ilu jeung kula, salaki tilok mere nafkah jeung anak

ti orok sampe kuari

13. Apakah ibu menang mut’ah ti papegatan ibu jeung salaki?

Jawab: Teu menang mut’ah di salaki

14. Apakah ibu menang nafkah ti salaki keur masa ‘iddah?

Jawab: Teu menang nafkah ‘iddah

15. Apakah ibu nikah deui mantas papegatan?

Jawab: He‟eh nikah deui mantas papegatan

16. Apakah pernikahan anu salanjutna malalui prosedur pencatetan di KUA?

Jawab: He‟eh pernikahan anu salanjutna malalui prosedur pencatetan di KUA

17. Kumaha proses pencatetan pernikahan ibu di KUA?

Jawab: Prosesna diuruskeun ku kakana salaki kula, kula cuma mere KTP, KK,

jeung foto, ja cuman kitu doang

Page 132: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

1. Apakah ibu menikah pertama sebelum bercerai melalui prosedur pencatatan di

KUA?

Jawab: Iya melalui prosedur pencatatan di KUA

2. Pada usia berapa ibu menikah?

Jawab: Pada usia 18 tahun

3. Pada tahun berapa ibu bercerai?

Jawab: Bercerai pada tahun 1982

4. Siapa yang meminta untuk bercerai?

Jawab: Saya yang meminta bercerai

5. Apa yang menyebabkan ibu bercerai?

Jawab: Sudah jarang pulang ke rumah, karena sudah punya istri lagi

6. Di mana tempat ibu ketika melakukan perceraian?

Jawab: Di rumah amil

7. Siapa saja yang menyaksikan perceraian ibu?

Jawab: Hanya amil saja

8. Mengapa ibu tidak melakukan perceraian melalui Pengadilan?

Jawab: Karena saya tidak tahu kalo bercerai harus di Pengadilan, saya

mengira sudah selesai apabila bercerai di amil dan tidak harus di Pengadilan

9. Apa pekerjaan ibu dan suami?

Jawab: Saya tidak kerja, suami kerja di limbah besi

10. Apa pendidikan terakhir ibu dan suami?

Jawab: Saya dan suami tamatan SMP

11. Bagaimana proses perceraian ibu yang dilakukan di luar Pengadilan?

Jawab: Prosesnya, saya bersama suami pergi ke rumah amil untuk meminta

disaksikan perceraian saya, kemudian suami mengucapkan talak kepada saya,

terus amil membuatkan surat cerai untuk diberikan kepada saya

12. Apakah ibu mempunyai anak atas perceraian tersebut? Berapa? Kemudian

anak ikut siapa? Bagaimana dengan nafkah anak apakah diberi oleh mantan

suami?

Jawab: Iya punya 1 anak ikut bersama saya, dan suami tidak memberikan

nafkah untuk anak dari bayi sama sekrang ini

Page 133: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

13. Apakah ibu mendapatkan mut’ah dari perceraian tersebut?

Jawab: Tidak mendapatkan mut’ah dari suami

14. Apakah ibu mendapatkan nafkah dari suami ketika masa „iddah?

Jawab: Tidak mendapatkan nafkah ‘iddah

15. Apakah ibu menikah lagi setelah bercerai?

Jawab: Iya menikah lagi setelah bercerai

16. Apakah pernikahan berikutnya melalui prosedur pencatatan di KUA?

Jawab: Iya pernikahan berikutnya melalui prosedur pencatatan di KUA

17. Bagaiamana proses pencatatan pernikahan ibu?

Jawab: Proses perncatatannya diurus oleh kakaknya suami saya, saya hanya

memberikan KTP, KK, dan foto, cuma seperti itu saja

IBU Hj. OMSIAH

Page 134: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

HASIL WAWANCARA

Nama : Eci

Hari/Tanggal : Kamis/26 Juli 2018

Waktu/Tempat : Jam 13.00/Rumah

1. Apakah Ibu keur nikah pertama sa encan papegatan malalui prosedur

pencatetan di KUA?

Jawab: He‟eh malalui pencatetan di KUA

2. Keur umur beraha ibu nikah?

Jawab: Keur umur 17 tahun

3. Keur tahun beraha ibu di tinggalkeun ku salaki?

Jawab: Keur tahun 2011 sampe kuari 2018

4. Naon anu nyebabkeun ibu ditinggalkeun ku suami?

Jawab: Salaki geus boga bikang anu lain

5. Apakah ibu nyaho lamun nguruskeun papegatan kudu di Pengadilan?

Jawab: He‟eh nyaho kudu Pengadilan

6. Kunaon ibu teu ngurus status perkawinan ibu di Pengadilan?

Jawab: Atuh kula menang duit dimana, jeung dahar sasapoe bae geh hararese,

Soalna teu boga biaya deuk nguruskeun di Pengadilan geh, kula geh geus teu

peduli deui, geus troma deuk kawin deui geh

7. Apakah ibu teu nyaho tentang prodeo anu proses berperkara di pengadilan

secara gratis?

Jawab: He‟eh teu nyaho

8. Naon pagawean ibu jeung salaki?

Jawab: Kula kuli nyeseh kadie kaditu

9. Naon pendidikan timberi ibu jeung salaki?

Jawab: Lulusan SMP

Page 135: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

10. Apakah ibu boga anak ti papegatan ibu jeung salaki? Beraha? Terus anak ilu

jeung saha? Kumaha kana nafkah anak, apakah diberekeun ku mantan salaki?

Jawab: He‟eh boga 3 anak ilu jeung kula, salaki tilok ngiriman nafkah jeung

biaya anak, sakola geh anak menang hasil kula bae jadi kuli nyeseh

11. Apakah ibu sorangan masih dikiriman duit ku salaki?

Jawab: Teu sama sakali

Page 136: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

1. Apakah ibu menikah pertama sebelum bercerai melalui prosedur pencatatan di

KUA?

Jawab: Iya melalui prosedur pencatatan di KUA

2. Pada usia berapa ibu menikah?

Jawab: Pada usia 17 tahun

3. Pada tahun berapa ibu ditinggalkan oleh suami?

Jawab: Pada tahun 2011 sampai sekarang 2018

4. Apa yang menyebabkan ibu ditinggalkan oleh suami?

Jawab: Suami sudah punya istri yang lain

5. Apakah ibu tahu kalo mengurus perceraian harus di Pengadilan?

Jawab: Iya tahu harus di Pengadilan

6. Mengapa ibu tidak mengurus status perkawinan melalui Pengadilan?

Jawab: Ya saya dapat uang dari mana untuk mengurusnya, untuk makan

sehari-hari saja susah, karena saya tidak punya biaya untuk mengurus di

Pengadilan, lagian juga saya sudah tidak peduli lagi, sudah trauma mau nikah

lagi juga

7. Apakah ibu tidak tahu tentang prodeo yang proses berperkara di Pengadilan

secara gratis?

Jawab: Iya tidak tahu

8. Apa pekerjaan ibu dan suami?

Jawab: Saya kuli cuci baju kesana kesini

9. Apa pendidikan terakhir ibu dan suami?

Jawab: Lulusan SMP

Page 137: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

10. Apakah ibu mempunyai anak atas perceraian tersebut? Berapa? Kemudian

anak ikut siapa? Bagaimana dengan nafkah anak apakah diberi oleh mantan

suami?

Jawab: Iya punya 3 anak ikut bersama saya, suami tidak menirimkan uang

buat biaya anak, anak sekolah juga hasil saya jadi kuli cuci

11. Apakah ibu sendiri masih diberikan uang oleh suami?

Jawab: Tidak sama sekali

IBU ECI

Page 138: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

HASIL WAWANCARA

Nama : Hj. Ika Susanti

Hari/Tanggal : Kamis/26 Juli 2018

Waktu/Tempat : Jam 14.30/Rumah

1. Apakah Ibu keur nikah pertama sa encan papegatan malalui prosedur

pencatetan di KUA?

Jawab: He‟eh malalui pencatetan di KUA

2. Keur umur beraha ibu nikah?

Jawab: Keur umur 21 tahun kula nikah

3. Keur tahun beraha ibu papegatan?

Jawab: Papegatan keur tahun 2000

4. Saha anu menta papegatan?

Jawab: Salaki anu megatkeun kula

5. Naon anu nyebabkeun ibu papegatan?

Jawab: Salaki boga bikang deui

6. Di mana tempat ibu keur ngalakukeun papegatan?

Jawab: Di imah kula

7. Saha bae anu nyaksikeun papegatan ibu?

Jawab: Amil jeung kolot

8. Kunaon ibu teu ngalakukeun papegatanna di Pengadilan?

Jawab: Soalna teu nyaho lamun deuk papegatan eta kudu di Pengadilan, atuh

pajarkeun geus bae kituh ari geus papegatan ku amil, ja di bere surat cerai

sagala soalna

9. Naon pagawean ibu jeung salaki?

Jawab: Kula mah teu gawe, lamun salaki gawe limbah

10. Naon pendidikan timberi ibu jeung salaki?

Jawab: Kula jeung salaki tamat sampe SMA

Page 139: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

11. Kumaha proses papegatan ibu anu dilakukeun di luar Pengdilan?

Jawab: Proses papegatanna salaki ngucapkeun talak ka kula anu disaksikeun

ku amil jeung kadua kolot kula, laju amil ngajienkeun surat talak terus di

berekeun ka kula

12. Apakah ibu boga anak ti papegatan ibu jeung salaki? Beraha? Terus anak ilu

jeung saha? Kumaha kana nafkah anak, apakah diberekeun ku mantan salaki?

Jawab: Teu boga anak

13. Apakah ibu menang mut’ah ti papegatan ibu jeung salaki?

Jawab: Teu menang mut’ah di salaki

14. Apakah ibu menang nafkah ti salaki keur masa ‘iddah?

Jawab: Teu menang nafkah ti salaki keur masa ‘iddah

15. Apakah ibu nikah deui mantas papegatan?

Jawab: He‟eh nikah deui mantas papegatan

16. Apakah pernikahan anu salanjutna malalui prosedur pencatetan di KUA?

Jawab: Teu malalui prosedur pencatetan di KUA, soalna dek nikah deui di

KUA kula di penta surat papegatan, laju kula teu boga, geus bae nikah anu

penting mah sah menurut Islam

17. Kumaha proses pernikahan ibu?

Jawab: Prosesna nikahna nikah sirri, anu di nikahkeun ku amil trus ngundang

keluarga doang

Page 140: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

1. Apakah ibu menikah pertama sebelum bercerai melalui prosedur pencatatan di

KUA?

Jawab: Iya melalui prosedur pencatatan di KUA

2. Pada usia berapa ibu menikah?

Jawab: Pada usia 21 tahun saya menikah

3. Pada tahun berapa ibu bercerai?

Jawab: Bercerai pada tahun 2000

4. Siapa yang meminta untuk bercerai?

Jawab: Suami yang menceraikan saya

5. Apa yang menyebabkan ibu bercerai?

Jawab: Suami mempunyai istri lagi

6. Di mana tempat ibu ketika melakukan perceraian?

Jawab: Di rumah saya

7. Siapa saja yang menyaksikan perceraian ibu?

Jawab: Amil dan kedua orang tua saya

8. Mengapa ibu tidak melakukan perceraian melalui Pengadilan?

Jawab: Karenat tidak tahu jika ingin bercerai harus di Pengadilan, saya

mengira sudah selesai jika bercerai oleh amil, dan diberi juga surat cerainya

9. Apa pekerjaan ibu dan suami?

Jawab: Saya tidak kerja, kalo suami kerja di limbah

10. Apa pendidikan terakhir ibu dan suami?

Jawab: Saya dan suami tamat sampai SMA

11. Bagaimana proses perceraian ibu yang dilakukan di luar Pengadilan?

Jawab: Proses perceraiannya suami mengucapkan talak kepada saya yang

disaksikan oleh amil dan kedua orang tua saya, kemudian amil membuatkan

dan memberikan surat talak dan diberikan kepada saya

12. Apakah ibu mempunyai anak atas perceraian tersebut? Berapa? Kemudian

anak ikut siapa? Bagaimana dengan nafkah anak apakah diberi oleh mantan

suami?

Jawab: Tidak punya anak

Page 141: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

13. Apakah ibu mendapatkan mut’ah dari perceraian tersebut?

Jawab: Tidak mendapatkan mut’ah dari suami

14. Apakah ibu mendapatkan nafkah dari suami ketika masa „iddah?

Jawab: tidak mendapatkan nafkah dari suami ketika masa ‘iddah

15. Apakah ibu menikah lagi setelah bercerai?

Jawab: Iya menikah lagi setelah bercerai

16. Apakah pernikahan berikutnya melalui prosedur pencatatan di KUA?

Jawab: Tidak melalui prosedur pencatatan di KUA, karena ketika saya ingin

menikah lagi kemudian saya di tanyakan surat cerai dan saya tidak punya, y

sudah saya nikah yang penting sah menurut Islam

17. Bagaiamana proses pernikahan ibu?

Jawab: proses nikahnya dengan nikah sirri, yang di dinikahkan oleh amil dan

memanggil keluarga saja

IBU Hj. IKA SUSANTI

Page 142: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

HASIL WAWANCARA

Nama : Hj. Emul

Hari/Tanggal : Jum‟at/27 Juli 2018

Waktu/Tempat : Jam 16.00/Rumah

1. Apakah Ibu keur nikah pertama sa encan papegatan malalui prosedur

pencatetan di KUA?

Jawab: He‟eh malalui pencatetan di KUA

2. Keur umur beraha ibu nikah?

Jawab: Keur umur 25 tahun

3. Keur tahun beraha ibu papegatan?

Jawab: Papegatan keur tahun 1998

4. Saha anu menta papegatan?

Jawab: Salaki anu megatkeun kula

5. Naon anu nyebabkeun ibu papegatan?

Jawab: Salaki geus boga bikang deui

6. Di mana tempat ibu keur ngalakukeun papegatan?

Jawab: Di imah

7. Saha bae anu nyaksikeun papegatan ibu?

Jawab: Kadua kolot kula

8. Apakah ibu nyaho papegatan kudu di Pengadilan?

Jawab: He‟eh nyaho kudu Pengadilan

9. Kunaon ibu teu ngalakukeun papegatanna di Pengadilan?

Jawab: Soalna kula geus nyaho lamun papegatan di Pengadilan prosesna

kebel laju kula jeung salaki hayang gagera beres ngurus papegatanna, tapi iyeu

geh kula deuk nguruskeun status papegatan kula ka Pengadilan di Tigaraksa

tapi sangek bae

10. Naon pagawean ibu jeung salaki?

Jawab: Kula tukang kredit, salaki boga toko sembako

Page 143: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

11. Naon pendidikan timberi ibu jeung salaki?

Jawab: Kula jeung salaki sarua lulusan SMA

12. Kumaha proses papegatan ibu anu dilakukeun di luar Pengdilan?

Jawab: Prosesna, Salaki cuma ngomong ka kula jeung ka kolot kula bahwa

nyana hayang enggeusan rumah tangga jeung kula, laju kadua kolot kula

nyetujui

13. Apakah ibu boga anak ti papegatan ibu jeung salaki? Beraha? Terus anak ilu

jeung saha? Kumaha kana nafkah anak, apakah diberekeun ku mantan salaki?

Jawab: He‟eh boga 1 anak ilu jeung kula, salaki tilok mere nafkah jeung anak

14. Apakah ibu menang mut’ah ti papegatan ibu jeung salaki?

Jawab: Teu menang mut’ah di salaki

15. Apakah ibu menang nafkah ti salaki keur masa ‘iddah?

Jawab: Teu menang nafkah ti salaki keur masa ‘iddah

16. Apakah ibu nikah deui mantas papegatan?

Jawab: He‟eh nikah deui mantas papegatan

17. Apakah pernikahan anu salanjutna malalui prosedur pencatetan di KUA?

Jawab: Teu malalui prosedur pencatetan di KUA, soalna kula teu boga surat

cerai ti Pengadilan

18. Kumaha proses pernikahan ibu?

Jawab: Prosesna nikahna menurut agama doang

Page 144: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

1. Apakah ibu menikah pertama sebelum bercerai melalui prosedur pencatatan di

KUA?

Jawab: Iya melalui prosedur pencatatan di KUA

2. Pada usia berapa ibu menikah?

Jawab: Pada usia 25 tahun

3. Pada tahun berapa ibu bercerai?

Jawab: Bercerai pada tahun 1998

4. Siapa yang meminta bercerai?

Jawab: Suami yang menceraikan saya

5. Apa yang menyebabkan ibu bercerai?

Jawab: Suami sudah mempunyai istri lagi

6. Di mana tempat ibu ketika melakukan perceraian?

Jawab: Di rumah saya

7. Siapa saja yang menyaksikan perceraian ibu?

Jawab: Kedua orangtua saya

8. Apakah ibu tahu bercerai harus di Pengadilan?

Jawab: Iya saya tahu harus di Pengadilan

9. Mengapa ibu tidak melakukan perceraian melalui Pengadilan?

Jawab: Karena saya dan suami tahu bahwa mengurus perceraian di

Pengadilan prosesnya, kemudian saya dan suami ingin buru-buru selesai

mengurus perceraiannya, tapi ini juga saya ingin mengurus status perceraian

saya ke Pengadilan di Tigaraksa tapi bawaannya malas

10. Apa pekerjaan ibu dan suami?

Jawab: Saya tukang kredit, suami mempunyai toko sembako

11. Apa pendidikan terakhir ibu dan suami?

Jawab: Saya dengan suami sama tamatan SMA

12. Bagaimana proses perceraian ibu yang dilakukan di luar Pengadilan?

Jawab: Prosesnya, suami hanya berbicara kepada saya dan kedua orang tua

saya bahwa dia ingin mengakhiri rumahtangga dengan saya, kemudian kedua

orangtua saya menyetujuinya

Page 145: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

13. Apakah ibu mempunyai anak atas perceraian tersebut? Berapa? Kemudian

anak ikut siapa? Bagaimana dengan nafkah anak apakah diberi oleh mantan

suami?

Jawab: Iya mempunyai 1 anak ikut bersama saya, dan suami tidak

memberikan nafkah terhadap anak

14. Apakah ibu mendapatkan mut’ah dari perceraian tersebut?

Jawab: Tidak mendapatkan mut’ah dari suami

15. Apakah ibu mendapatkan nafkah dari suami ketika masa „iddah?

Jawab: tidak mendapatkan nafkah dari suami ketika masa ‘iddah

16. Apakah ibu menikah lagi setelah bercerai?

Jawab: Iya menikah lagi setelah bercerai

17. Apakah pernikahan berikutnya melalui prosedur pencatatan di KUA?

Jawab: Tidak melalui prosedur pencatatan di KUA, karena tidak punya surat

cerai dari Pengadilan

18. Bagaiamana proses pernikahan ibu?

Jawab: proses pernikahan saya sah menurut agama saja

IBU Hj. EMUL

Page 146: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

HASIL WAWANCARA

Nama : Rohyanah

Hari/Tanggal : Sabtu/28 Juli 2018

Waktu/Tempat : Jam 09.00/Rumah

1. Apakah Ibu keur nikah pertama sa encan papegatan malalui prosedur

pencatetan di KUA?

Jawab: He‟eh malalui pencatetan di KUA

2. Keur umur beraha ibu nikah?

Jawab: Keur umur 17 tahun kula nikah

3. Keur tahun beraha ibu papegatan?

Jawab: Papegatan keur tahun 2016

4. Saha anu menta papegatan?

Jawab: Salaki anu megatkeun kula

5. Naon anu nyebabkeun ibu papegatan?

Jawab: Salaki boga selingkuhan

6. Di mana tempat ibu keur ngalakukeun papegatan?

Jawab: Di imah kula

7. Saha bae anu nyaksikeun papegatan ibu?

Jawab: Kadua kolot kula

8. Apakah ibu nyaho papegatan kudu di Pengadilan?

Jawab: He‟eh nyaho kudu di Pengadilan

9. Kunaon ibu teu ngalakukeun papegatanna di Pengadilan?

Jawab: Atuh kula teu ngarti lamun di Pengadilan, atuh biasana geh orang die

mah ja cuma kitu doang meureun papegatanna geh, tilok di Pengadilan

10. Naon pagawean ibu jeung salaki?

Jawab: Kula gawe pembantu rumah tangga, salaki gawe buruh pabrik

11. Naon pendidikan timberi ibu jeung salaki?

Jawab: Kula lulusan SMP, salaki lulusan SMA

Page 147: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

12. Kumaha proses papegatan ibu anu dilakukeun di luar Pengdilan?

Jawab: Prosesna salaki cuma mere surat talak doang ka kolot kula, terus

menta diberekeun ka kula

13. Apakah ibu boga anak ti papegatan ibu jeung salaki? Beraha? Terus anak ilu

jeung saha? Kumaha kana nafkah anak, apakah diberekeun ku mantan salaki?

Jawab: He‟eh boga 1 anak, terus anak ilu jeung kula, alhamdulillah salaki

masih mere nafkah jeung anak kula sabulan karak 300.000-500.000, atuh

sakumaha nyana boga rezeki bae meureun

14. Apakah ibu menang mut’ah ti papegatan ibu jeung salaki?

Jawab: Teu menang mut’ah di salaki

15. Apakah ibu menang nafkah ti salaki keur masa ‘iddah?

Jawab: Teu menang nafkah ‘iddah

16. Apakah ibu nikah deui mantas papegatan?

Jawab: Can nikah deui

Page 148: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

1. Apakah ibu menikah pertama sebelum bercerai melalui prosedur pencatatan di

KUA?

Jawab: Iya melalui prosedur pencatatan di KUA

2. Pada usia berapa ibu menikah?

Jawab: Pada usia 17 tahun saya menikah

3. Pada tahun berapa ibu bercerai?

Jawab: Bercerai pada tahun 2016

4. Siapa yang meminta untuk bercerai?

Jawab: Suami yang mentalak saya

5. Apa yang menyebabkan ibu bercerai?

Jawab: Suami punya selingkuhan

6. Di mana tempat ibu ketika melakukan perceraian?

Jawab: Di rumah saya

7. Siapa saja yang menyaksikan perceraian ibu?

Jawab: Kedua orang tua saya

8. Apakah ibu tahu bercerai harus di Pengadilan?

Jawab: Iya tahu harus di Pengadilan

9. Mengapa ibu tidak melakukan perceraian melalui Pengadilan?

Jawab: Karena saya tidak mengerti kalo di Pengadilan, Biasanya juga orang

sini hanya begitu doang kali bercerainya, tidak di Pengadilan

10. Apa pekerjaan ibu dan suami?

Jawab: Saya kerja jadi pembantu rumah tangga, suami kerja buruh pabrik

11. Apa pendidikan terakhir ibu dan suami?

Jawab: Saya lulusan SMP dan suami lulusan SMA

12. Bagaimana proses perceraian ibu yang dilakukan di luar Pengadilan?

Jawab: Prosesnya suami hanya memberikan surat talak kepada kedua orang

tua saya, dan suami saya meminta kepada orang tua saya agar surat talak ini

diberikan kepada saya

Page 149: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

13. Apakah ibu mempunyai anak atas perceraian tersebut? Berapa? Kemudian

anak ikut siapa? Bagaimana dengan nafkah anak apakah diberi oleh mantan

suami?

Jawab: Iya punya 1 anak yang ikut bersama saya, alhamdulillah suami masih

memberikan nafkah untuk anak saya sebulan sebesar 300.000-500.000, atuh

segimana suami punya rizki aja kali

14. Apakah ibu mendapatkan mut’ah dari perceraian tersebut?

Jawab: Tidak mendapatkan mut’ah dari suami

15. Apakah ibu mendapatkan nafkah dari suami ketika masa „iddah?

Jawab: Tidak mendapatkan nafkah ‘iddah

16. Apakah ibu menikah lagi setelah bercerai?

Jawab: Belum menikah lagi setelah bercerai

IBU ROHYANAH

Page 150: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

HASIL WAWANCARA

Nama : Ika

Hari/Tanggal : Sabtu/28 Juli 2018

Waktu/Tempat : Jam 10.30/Rumah

1. Apakah Ibu keur nikah pertama sa encan papegatan malalui prosedur

pencatetan di KUA?

Jawab: He‟eh malalui pencatetan di KUA

2. Keur umur beraha ibu nikah?

Jawab: Keur umur 18 tahun

3. Keur tahun beraha ibu papegatan?

Jawab: Papegatan keur tahun 2015

4. Saha anu menta papegatan?

Jawab: Salaki anu megatkeun kula

5. Naon anu nyebabkeun ibu papegatan?

Jawab: Geus teu harmonis deui

6. Di mana tempat ibu keur ngalakukeun papegatan?

Jawab: Di imah

7. Saha bae anu nyaksikeun papegatan ibu?

Jawab: Kadua kolot kula

8. Apakah ibu nyaho papegatan kudu di Pengadilan?

Jawab: He‟eh nyaho kudu Pengadilan

9. Kunaon ibu teu ngalakukeun papegatanna di Pengadilan?

Jawab: Soalna kula jeung salaki hayang gera angges ngurusan papegatan iye,

laju cak babaturan kula anu geus pernah papegatan di Pengadilan prosesna

kebel jasa

10. Naon pagawean ibu jeung salaki?

Jawab: Kula buruh pabrik, salaki boga ternak ayam potong

11. Naon pendidikan timberi ibu jeung salaki?

Jawab: Kula jeung salaki sarua lulusan SMA

Page 151: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

12. Kumaha proses papegatan ibu anu dilakukeun di luar Pengdilan?

Jawab: Prosesna anu disaksian ku kadua kolot kula, Salaki cuma ngomong ka

kula bahwa nyana geus embung jeung kula deui. Anu penting mah lamun

deuk papegatan aya saksi bae geh geus sah, laju atuh geus bae kula menta

disaksikan ku kadua kolot kula secara kakeluargaan

13. Apakah ibu boga anak ti papegatan ibu jeung salaki? Beraha? Terus anak ilu

jeung saha? Kumaha kana nafkah anak, apakah diberekeun ku mantan salaki?

Jawab: He‟eh boga 2 anak ilu jeung kula, salaki mere nafkah jeung anak cuma

6 kali, ti samenjak papegatan sampe kuari 2018

14. Apakah ibu menang mut’ah ti papegatan ibu jeung salaki?

Jawab: Teu menang mut’ah di salaki

15. Apakah ibu menang nafkah ti salaki keur masa ‘iddah?

Jawab: Teu menang nafkah ti salaki keur masa ‘iddah

16. Apakah ibu nikah deui mantas papegatan?

Jawab: Encan nikah deui

Page 152: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

1. Apakah ibu menikah pertama sebelum bercerai melalui prosedur pencatatan di

KUA?

Jawab: Iya melalui prosedur pencatatan di KUA

2. Pada usia berapa ibu menikah?

Jawab: Pada usia 18 tahun

3. Pada tahun berapa ibu bercerai?

Jawab: Bercerai pada tahun 2015

4. Siapa yang meminta bercerai?

Jawab: Suami yang menceraikan saya

5. Apa yang menyebabkan ibu bercerai?

Jawab: Sudah tidak harmonis lagi

6. Di mana tempat ibu ketika melakukan perceraian?

Jawab: Di rumah saya

7. Siapa saja yang menyaksikan perceraian ibu?

Jawab: Kedua orang tua saya

8. Apakah ibu tahu bercerai harus di Pengadilan?

Jawab: Iya saya tahu harus di Pengadilan

9. Mengapa ibu tidak melakukan perceraian melalui Pengadilan?

Jawab: Karena saya dan suami ingin cepat selesai mengurus perceraiannya,

kemudian kata teman saya yang sudah pernah bercerai di Pengadilan

prosesnya lama sekali

10. Apa pekerjaan ibu dan suami?

Jawab: Saya buruh pabrik, suami mempunyai ternak ayam potong

11. Apa pendidikan terakhir ibu dan suami?

Jawab: Saya dengan suami sama tamatan SMA

12. Bagaimana proses perceraian ibu yang dilakukan di luar Pengadilan?

Jawab: Prosesnya disakiskan oleh kedua orangtua saya, dan suami hanya

berbicara kepada saya bahwa dia sudah tidak mau bersama saya lagi. Yang

penting mah kalo ingin bercerai harus ada saksi sudah sah, kemudian saya

minta disaksikan oleh kedua orangtua secara kekeluargaan

Page 153: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

13. Apakah ibu mempunyai anak atas perceraian tersebut? Berapa? Kemudian

anak ikut siapa? Bagaimana dengan nafkah anak apakah diberi oleh mantan

suami?

Jawab: Iya mempunyai 2 anak ikut bersama saya, dan suami memberikan

nafkah terhadap anak hanya 6 kali dari sejak bercerai sampai sekarang 2018

14. Apakah ibu mendapatkan mut’ah dari perceraian tersebut?

Jawab: Tidak mendapatkan mut’ah dari suami

15. Apakah ibu mendapatkan nafkah dari suami ketika masa „iddah?

Jawab: tidak mendapatkan nafkah dari suami ketika masa ‘iddah

16. Apakah ibu menikah lagi setelah bercerai?

Jawab: Belum menikah lagi

IBU IKA

Page 154: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

Foto wawancara dengan ibu Wiwik pelaku cerai di luar pengadilan.

Foto wawancara dengan ibu Sarikah pelaku cerai di luar pengadilan.

Page 155: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

Foto wawancara dengan ibu Iyah pelaku cerai di luar pengadilan.

Foto wawancara dengan ibu Fuadah pelaku cerai di luar pengadilan.

Page 156: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

Foto wawancara dengan ibu Zubaedah pelaku cerai di luar pengadilan.

Foto wawancara dengan ibu Hj. Omsiah pelaku cerai di luar pengadilan.

Page 157: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

Foto wawancara dengan ibu Hj. Ika Susanti pelaku cerai di luar pengadilan.

Foto wawancara dengan ibu Heriyah pelaku cerai di luar pengadilan.

Page 158: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

Foto wawancara dengan ibu Eci pelaku cerai di luar pengadilan

Foto wawancara dengan ibu Rokayah pelaku cerai di luar pengadilan.

Page 159: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

Foto wawancara dengan ibu Nengsih pelaku cerai di luar pengadilan.

Foto wawancara dengan ibu Hj. Emul pelaku cerai di luar pengadilan.

Page 160: PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44585/1/MUHAMAD... · yaitu: Pertama, tidak memiliki biaya, karena perceraian

Foto wawancara dengan ibu Ika pelaku cerai di luar pengadilan.

Foto wawancara dengan ibu Rohyananh pelaku cerai di luar pengadilan.