2003 -...

98
ANALISIS EMPIRIS REKONSILIASI PAJAK PE:NGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) DENGAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN UNTUJ[( TAHUN PAJAK 2003 (Stllldi Empiris pada Perusahaan Spare Part di Jakarta Industrial Estate Pulo Gad1mg (JIEP), Jakarta) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Oleh: Muhamad Ferdiansyah Oiterin ' Imluk lllmslnusi JURUSAN AKUNTANSI . ·····················-.-········ .. ·•········ FAKULTAS EKONOMI DAN IlLMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1 A'l.ll U I 'lfil\O l'iJf

Upload: lamkhuong

Post on 09-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

ANALISIS EMPIRIS REKONSILIASI PAJAK PE:NGHASILAN

MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) DEN GAN

UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN UNTUJ[( TAHUN PAJAK

2003

(Stllldi Empiris pada Perusahaan Spare Part di Jakarta Industrial Estate Pulo

Gad1mg (JIEP), Jakarta)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Oleh:

Muhamad Ferdiansyah

Oiterin NIM:204082002~~ '

Imluk lllmslnusi

JURUSAN AKUNTANSI . ·····················-.-········ .. ·•········

FAKULTAS EKONOMI DAN IlLMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1 A'l.ll U I 'lfil\O l'iJf

Page 2: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) DENGAN UU

PAJAK PENGHASILAN UNTUK TAHUN PAJAK 2003 (Studi Empiris pada Perusahaan Spare Part di Jakarta Ind1tstrial Estate

Pulo Gadu11g (JIEP), Jakarta)

Skripsi

~---.. -~~-·~-~~-l!il'tJNf-"1.,,,i "14Q!IMJW#i'JI-•~

I. PEHPUSTAA;AAH ~ I U!N SY,".HID ~A !

I_~. ··--··· ··--··· j

Diajukan Kepada Fakultas Ekonorni dan Ilmu Sosial Untuk memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Pembimbing I

Oleh

Muhamad Ferdiansyah 204082002362

Di Bawah Bimbingan

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS NIP. 131 474 891

JURUSAN AKUNTANSI

Pembimbin~ II

r--

) mil" SE. Ak. M.Si NIP. 150 370 232

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HllDAYATULLAH

JAKARTA

1430 W2009 M

Page 3: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

hari ini Kamis Tanggal Empat Bulan Descmber Tahun Dua R1bu Delapan telah

dilakukan Ujian Komprehensif atas narna Muhamad Ferdiansyah NIM:

204082002362 dengan judul skripsi "ANALISIS EMPIRIS REKONSILIASI

PA.JAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI

KEUANGAN (SAK) DENGAN UU PAJAK PENGHASILAN UNTUK

TAHUN PAJAK 2003 (Studi Empiris pada Pcrusahaan Spare Part di Jakarta

Industrial Estate Pu/o Gad1111g (JIEP), Jakarta". Memperhatikan penampilan

mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat

diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonom i pada

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Rini Msi

Ke tu a

Jakarta, 4 Desember 2008

Tim Penguji Ujian Kornprehensif

Yessi Fitri. SE., Ak .. Ms!

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS

Penguji Ahli

Sekretaris

Page 4: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Hari ini Rabu Tanggal 29 Bulan April T&hun Dua Ribu Sembiian telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Muhamad Ferdiansyah NIM: 204082002362 dengan judul skripsi "ANALISIS EMPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) DENGAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN UNTUK TAHUN PAJAK 2003 (Studi Empiris pada Perushaau Sp£ire Part di Jakarta Industrial Estate Pulo Gadung (JIEP), Jakarta)". Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sru:jana Ekonomi pada JunJSan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.

Jakarta, 29 April 2009

Tim Penguii Ujian Skripsi

Pembimbing I Pembimbing II

(~ I ,, •

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Amilin, SE., Ak., M.Si

Penguji Ahli

Y essi Fitri, SE., Ak., Msi

Page 5: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Daftar Riwayat Hidup

Data Pribadi

Nama : Muhamad Ferdiansyah

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat/Tgl Lahir : Jakarta, 26 September 1986

Status : Belum menikah

Agama : Islam

Alamat : Persada Kemala Blok 2411 Rt.12/13 Jakasampuma Bekasi Barat 17145

Telepon : (021) 88961241I0811908716

E-mail : [email protected]

Pendidikan Formal

1992-1998 : SDN 08 Tambun

1998-2001 : SMPN 1 Tambun

2001-2004 : SMAN 2 Bekasi

Pendidikan Non Formal

2003

2003

2005

2006

2007

: Juara lII Pemilihan Abang Mpok Kota Bekasi

: Kursus Bahasa Inggris "LIA" Bekasi

: Pelatihan "SMART Teller Programme", PT Bank Central Asia

: Pelatihan Perbankan Syariah " Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah " Jakarta

: Pelatihan Audit " Universitas Islam Negeri Syarif Hidyatullah" Jakarta

Page 6: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

ABSTRACT

Muhamad Ferdiansyah, researching about empirical analysis of tax income reconciliation based on Financial Accounting Standard with tax income regulation for the Tax Year 2003. In a lecture, the researcher felt lack of understanding about Fiscal Reconciliation study, as a consequence, the difference of tax income calculation between Financial Accounting Standard and tax income regulation, attracts the researcher to learn more about it and make this subject as a substance of paper complying. The method of this research is descriptive analysis, which is study about reference books, try to do the tracing and analyze the difference that occurs in fiscal reconciliation process.

The result of this research shows that the company presents financial statement report based on Financial Accounting Standard. Meanwhile, the calculation of the profit tax has to be based on fiscal financial statement report, which is the financial report that appropriate with the tax regulation requirements. The reconciliation process needs to be done on a financial report that has complied based on Financial Accounting Standard, so that it can be a financial report that refers to tax regulations.

The reconciliation process will give the fiscal correction, that can be formed as positive correction or negative correction. The differences between financial report based on Financial Accounting Standard and tax regulation requirements classified into two groups, time difference and permanent difference. In order that, the company are expected to prepare themselves earlier in calculating tax income and always follow the rule of the newest tax regulations.

Keyword : Fiscal Reconciliation, Financial Accounting Standard, Tax Regulations, Financial Statement Report.

Page 7: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

ABSTRAK

Muhamad Ferdiansyah, meneliti tentang anlisis empiris rekonsiliasi pajak penghasilan menurut standar akuntansi keuangan dengan undang-undang pajak penghasilan tahun pajak 2003. Dalam perkuliahan peneliti merasakan pemahaman yang kurang dalam pembelajaran rekonsiliasi fiskal, oleh karena itu perbedaan perhitungan pajak penghasilan menurut Standard Akuntansi Keuangan (SAK) dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan sangat menarik minat peneliti untuk lebih mendalami dan menjadikannya sebagai bahan penyusunan skripsi. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskripstif yaitu dengan cara mempelajari buku-buku referensi serta mencoba menguraikan clan menganalisis perbedaan yang terjadi dalam proses rekonsiliasi fiskal.

Hasil penelitian menunjukan bahwa perusahaan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan Standard Akuntansi Keuanga.n. Sedangkan untuk menghitung laba kena pajak maka harus didasarkan atas laporan keuangan fiskal. Dimana laporan keuangan fiskal adalah lapora.n keuangan yang telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan. Laporan keuangan yang telah disusun menurut Standard Akuntansi Keuangan (SAK) harus dilakukan proses rekonsiliasi sehingga dapat menjadi laporan keuangan yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan.

Proses rekonsiliasi akan menghasilkan koreksi fiskal yang dapat berupa koreksi positif maupun koreksi negatif. Perbcdaan antara laporan keuangan menurut Standard Akuntansi Keuangan (SAK) dengan ketentuan undang-undang perpajakan dikelompokkan menjadi perbedaan waktu dan perbedaan tetap. Oleh sebab itu pihak perusahaan diharapkan mempersiapkan lebih dini perhitungan pajak penghasilan serta senantiasa mengikuti peraturan perpajakan terbaru.

Kata kunci : rekonsiliasi fiskal, standar akuntansi keuangan, undang­undang pajak penghasilan,dan laporan keuangan fiskal.

Page 8: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Bismillahirrohmaanirohiim

Assalamu'alaikum Wr Wb

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta

Slama semoga terlimpah curhakan keharibaan alam, panutan setiap ummat,

petunjuk jalan, pembawa risalah kebenaran Habibina Wa Syafi'ina Wa Maulana

Muhammad SAW. Shalawat dan Salam semoga terlimpah curahkan kepada

Keluarga Baginda, Para Anbiya, para Auliya dan khususnya kita semua selaku

Ummat Nabi Muhammad SAW. Amma ba'du.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, bernsaha untuk melakukan analisa

dan pembahasan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan yang ada.

Namun demikian, tetap menyadari terdapat hambatan dan kesulitan yang dihadapi

selama penyusunan skripsi ini. Atas bantuan, dorongan dan dukungan dari

berbagai pihak, akhimya skripsi ini dapat diselesaikan dtmgan baik. Untuk itu

dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar­

besamya kepada:

1. Ayah dan Bunda tercinta, yang selalu memberikan limpahan kasih sayang,

perhatian dan dukungan baik moril, spiritual maupun materil yang tiada

terhenti kepada ferdi. Semoga apa yang Ayah dan Bunda telah berikan, dapat

balasan yang berlipat-lipat dari Allah SWT, Amin.

2. Mbah Akung dan Mbah Uti tersayang, Mbah Akung makasih yang sebesar­

besarnya untuk motivasi dan selalu mendoakan cucunya untuk jadi yang

terbaik, dan Mbah Uti yang telah sabar mengurus aku waktu kecil hingga saat

ini dan suka masak makanan kesukaan aku, makasih ya mbah, ferdi akan

selalu ingat kalian semua sampai kapanpun.

3. Adekku satu-satunnya, Fera Tamita Kana yang cantik, makasih ya atas

dorongan dan doanya buat abang, semoga kamu juga ce,pat menyusul lulus ya.

Amin

Page 9: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan FEIS sekaligus sebagai

Dosen Pembimbing I, yang terlah memberikan pengaraban dan bimbingannya.

5. Bapak Amilin SE., Ak., M.Si sebagai selaku Dosen Pembimbing II,

terimakasih banyak untuk waktu, motivasi yang terus menerus dalam

membimbing, dan pengarahan-pengarahan yng sangat berharga.

6. Bapak Hemi Ali Husin Thalib, SE, MM Ketua Program Non-Reguler FEIS

U .I.N Syarif Hidayatullah, Jakarta.

7. Bapak AfifSulfa, SE, Ak., MSi selaku Ketua Jurusan Akuntansi U.LN Syarif

Hidayatullab, Jakarta.

8. Ibu Yessi Fitri, SE, Ak., MSi selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi U.I.N

Syarif Hidayatullah, Jakarta.

9. Segenap Dosen yang telah memberikan ilmu yang bt:rmanfaat< untuk bekal

dimasa depan.

10. Segenap Tata Usaba FEIS Non Reguler khususnya Pak Sukmadi, Mas Alfret,

Kale lsma, Mba Ani yang sering direpotkan dalam pengurusan nilai dan

administrasi lainnya, tak pula juga bagian perpustakaan Pak Djubro dan Mas

Sandy. Terimakasih untuk semuanya.

11. My luvly cat's Pussy, yang selalu setia menemani ferdi saat menggarap skripsi

ini.

12. Nur Preski H., Skg., yang selalu senantiasa memeb<erikan motivasi terus,

perbatian, dan kasih sayang waktu selama jadian, walaupun takdir

memisahkan, maaf ya kalau belum dapat membalas;nya atas kebaikanmu

semua dan jadi terbaik di matamu. Semoga kamu cepat jadi dokter gigi yang

sukses, dapat pengantinya yang terbaik, dan selalu dapat keberkahan dari

Allah SWT. Amin.

13. Teman-Teman terbaikku yang selau menemaniku disaat suka dan duka: Kale

eci n Bang Deni, Kak Pocut, Kak Mayang, Kak Yoda, Kak Nanda, Milka,

Pipit n Rona!, Maya, Okta, Sbilca, Lina, Echa, Ewin, Om miko, Om Andit n

Mba Beta n Citra, Kale Ami, Kak Rizza n Kak Yaya, Yuni n Kak Rizal. Tidak

lupa juga temen seperjuangan di kampus: Agis, Nanang, Via, Ary, Arna dan

Mitba semangat trus ya! Teman rumab: Putut, Faizal, Denny, Sune, n Anne.

Dan Teman Pengajian PangDim's: Dimas, Agung, Ira, Rokim, Edy, n

Page 10: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Hendrik. Tak lupa kepada Mang Ujang sang guru ngaji, yang selalu

membimbing dan memberikan ilmu-ilmunya yang bermanfaat kepada kita.

Makasih ya, semoga silaturrahmi kita terus hingga akhir hayat. Amin.

14. Semua pihak yang telah membanh1 penulis dalam menyelesaikan penulisan ini

yang tidak dapat diesebutkan satu persatu disini.

Dengan menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam

skripsi ini, untuk itu saran dan kritik yang membangun guna penyempumaan

penelitian ini sangat diharapkan. Akhir kata berharap sernoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembacanya.

Wassalamu'alaikum Wr Wb

Jakarta • lvfHrot l009

Muhamad Ferdiansyah

Page 11: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

DAFTARISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... i

ABSTRACT ................................................................................................ ii

ABSTRAK ................................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ................................................................................ iv

DAFTAR ISi ............................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xi

DAFT AR LAMPIRAN ............................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... I

B. Perumusan Masalah ........................................................................... 5

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Teori dasar Perpajakan ...................................................................... 8

I. Pengertian Pajak ........................................................................... 8

2. Fungsi Pajak ................................................................................... 9

3. Sistem Pemungutan Pajak ............................................................ I 0

B. Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal ............................................. 11

l. Latar Belakang Rekonsiliasi Fiskal... .............................................. 11

2. Koreksi Fiskal ............................................................................... 13

3. Pembukuan .................................................................................... 14

C. Beda Waktu dan Beda tetap ............................................................ 17

Page 12: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

I. Beda Waktu (timingdifference) ...................................................... 17

2. Beda Tetap (permanent difference) ................................................. 18

D. Pendapatan dan Biaya ...................................................................... 19

I. Menurut Standar Akuntansi Keuangan .......................................... 19

2. Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan ................................. 20

3. Metode dan Tarif Penyusutan ........................................................ 32

4. Perhitungan Pajak Penghasilan pada Perusahaan inii ...................... 36

5. Kajian Peneliti Terdahulu .............................................................. 37

6. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 40

B. Metode Penentuan Sampel.. ......................................................... 40

C. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 41

D. Metode Analisis .......................................................................... 42

E. Operasional Variabel Penelitian ................................................... 42

I. Pendapatan Menurut Akuntansi dan Perpajakarn ...................... 42

2. Behan menurut Akuntansi dan Perpajakan ....... "······················· 43

3. Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal ..................................... 43

4. Beda Tetap dan Beda Waktu ............................ " ....................... 44

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHA'SAN

A. Gambaran Umum Perusahaan ...................................................... 45

I. Sejarah Singkat Perusahaan ..................................................... 45

2. Struktur Organisasi Perusahaan ............................................... 46

3. Uraian Tugas dan Wewenang .................................................. 47

Page 13: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

B. Data dan Analisis Pembahasan ................................................... 51

1. Kebijakan Akunt11nsi pada Perusahaan Ini .............................. 51

2. Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan .................................. 52

3. Perbedaan Laba Rugi menurut Standar Akuntansi Keuangan

dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan ............................. 61

4. Rekonsiliasi dan Penyajian Laporan Keuangan menurut

Undang-Undang Perpajakan ................................................... 70

5. Perhitungan Pajak Penghasilan pada Perusahan Ini.. ................ 72

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan ................................................................................ 74

B. Implikasi .................................................................................... 75

DAFTARPUSTAKA

LAMP IRAN

Page 14: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Hal

2.1 Pengelompokan Harta Berwujud,

Metode, serta Tarif Penyusutan 32

2.2 Aktiva Tetap dan Tarif Saldo Menurun 33

2.3 Tarif PPh Badan 36

4. l Aktiva Tetap dan Tarif Penyusutan 52

4.2 Penyusutan Kelompok Harta Berwujud 63

4.3 Perhitungan Penyusutan Komersial 64

4.4 Perhitungan Penyusutan Fiskal 65

4.5 Perhitungan Penyusutan Komersial 67

4.6 Perhitungan Penyusutan Fiskal 68

4.7 Tarif PPh Badan 72

Page 15: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Nomor

2.1

DAFT AR GAMBAR

Keterangan

Kerangka Pemikiran

Hal

39

Page 16: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

DAFTAR LAMPIRAN

I. Lampiran I : Struktur Organisasi Perusahaan lni

2. Lampiran 2: Neraca Perusahan lni

3. Lampiran 3: Laba Rugi Komersial Perusahaan lni

4. Lampiran 4: Aktiva Tetap Perusahaan Ini

5. Lampiran 5: Laba Rugi Fiskal Perusahaan Ini

6. Lampiran 6: Rekonsiliasi Laba Rugi Fiskal Perusahaan Ini

Page 17: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber-sumber penerimaan negara dapat dikelompokkan menjadi

penerimaan dari beberapa sektor, diantaranya pajak yang merupakan salah

satu sumber penerimaan terbesar negara, yang termuat dalam struktur

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menjadi sangat penting

demi kelancaran penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan

pembangunan nasional.

Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak/DJP) seringkali melakukan

reformasi perpajakan. Mulai dari mereformasi Undang-Undang (UU)

perpajakan sampai pelaksanaannya juga upaya-upaya berbagai celah rawan

Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang memang diyakini dalam

Undang-Undang dan aturan main tersebut. Moderenisasi sistem administrasi

perpajakan yakni administrasi yang dilakukan dengan teknologi informasi

(TI) serta peningkatan kualitas pelayanan kepada wajib pajak (Fanny, 2006).

Amandemen Undang-Undang perpajakan yang telah disahkan itu

penting sebagai upaya perkembangan yang terjadi di tengah masyarakat

seperti kemajuan teknologi. Ditjen pajak menampungnya dengan dibukanya

pelaporan Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan (SPT) dan pembayaran pajak

secara on-line (e-Reg, e-SPT dan e-Filling), dan juga membenahi hal-hal

yang dianggap kurang baik dari aparat pajak maupun wajib pajak (tax

Page 18: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

payer). Dalam perubahan Undang-Undang tersebut juga diberikan

penegasan kapan seseorang atau suatu badan hams mulai melaksanakan

kewaj iban perpajakannya. Demikian pula wewenang; penyidik, kini semua

instansi atau pihak lain diwajibkan memberikan data perpajakan pada Ditjen

Pajak.

Berlakunya undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan

undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 dan undang-undang Nomor 7 Tahun

1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan

undang-undang Nomor 17 Tahun 2000, maka perusahan diwajibkan untuk

menghitung Pajak Penghasilan berdasarkan ketentuan peraturan undang­

undang Perpajakan. Perubahan undang-undang Pajak Penghasilan

dimaksudkan untuk memenuhi keadilan, kemudahan/efisiensi administrasi

dan produktivitas penerimaan negara.

Pada negara maju kemakmuran negaranya berasal dari pajak. Wajib

pajak orang pribadinya menjadi andalan. Ditjen Pajak perlu meniru negara

maju dalam hal kesadaran wajib pajak orang pribadi dalam membayar pajak.

Disadari bahwa masih banyak potensi pajak khususnya Pajak Penghasilan

(PPh) orang pribadi serta PPh pasal 21 karyawan yang sampai saat ini masih

belum tergali. Ini membuktikan masih diperlukannya koordinasi yang kuat

khususnya dalam tim intensifikasi (peningkatan kualitas aparat pajak,

pelayanan dan pembinaan kepada wajib pajak, pengawasaan administratif,

Page 19: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

pemeriksaan penyidikan, penagihan aktif dan penegakkan hukum) dan

ekstensifikasi (penambahan jumlah wajib pajak melalui sosialisasi).

Adapun yang menjadi dasar pemungutan pajak di Indonesia adalah

pasal 23 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 dimana berbunyi: "Segala pajak

untuk keperluan negara dipungut berdasarkan Undang-Undang". Oleh sebab

itu pajak penghasilan dapat dikenakan terhadap Subyek Pajak berkenaan

dengan penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak.

Indonesia mempunyai sumber daya alam yang sangat banyak serta

letak wilayah yang strategis sehingga merupakan wilayah yang cukup

potensial dan menjadi incaran bagi pihak lain untuk menanamkan modalnya

di Indonesia. Oleh sebab itu, pemerintah sangat menyambut baik setiap

kegiatan penanaman modal di Indonesia baik Pemmaman Modal Dalam

Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA), dimana untuk

PMA pemerintah memberikan insentif berupa: Kemudahan pengurusan ijin,

dan pembebasan pajak/tax holiday. Tax holiday adalah suatu fasilitas

pembebasan pajak dari pemerintah kepada suatu industri tertentu. Hal

tersebut bertujuan untuk mengundang minat investor luar negeri

menanamkan modalnya di Indonesia.

Dimana salah satu tujuan dari perusahaan tersebut adalah untuk

mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin dari. investasinya dan ha!

tersebut harus memperhatikan sistem perundang-undangan yang berlaku di

negara itu khususnya Undang-Undang Perpajakan. Perencanaan dan

pembayaran pajak sangat berhubungan dengan konsep nilai waktu dari uang

Page 20: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

dan peraturan perpajakan yang berlaku. Oleh sebab itu, setiap perusahaan

yang beroperasi di Indonesia harus terus mengikuti perkembangan serta

perubahan dari Undang-Undang Pajak.

Sejak reformasi perpajakan 1984, Indone:sia menerapkan self

assessment dalam pelaksanaan kewajiban perpajakan, diantaranya

menghitung sendiri besamya pajak terutang yang hams dibayar. Dasar untuk

menghitung sendiri pajak dilakukan dari laporan k•euangan yang disusun

sendiri atau auditor independen (kantor akuntan publik, KAP). Jika disusun

sendiri oleh Wajib Pajak, umumnya berdasarkan apa yang diperoleh atau

dikeluarkan untuk usahanya dengan tidak melihat hubungan langsung

dengan kegiatan usahanya, serta aspek perpajakannya. Sedangkan jika

disusun KAP, biasanya telah ada penyesuaian dengan ketentuan perpajakan,

walaupun mungkin belum seluruhnya. Setiap transaksi bisnis yang

dilakukan wajib pajak untuk penghitungan pajak tidaklah mutlak diakui

seluruhnya. Pengakuannya dilakukan melalui penye:maian setiap transaksi

dengan aturan perpajakan yang berlaku, yang dikenal dengan sebutan

rekonsiliasi fiskal. Dari rekonsiliasi fiskal inilah akan diketahui apakah

wajib pajak akan membayar pajak atau tidak (PB&Co, 2007).

Perusahaan yang dijadikan sebagai objt~k penelitian adalah

perusahaan go public yang melakukan kewajiban pe:rpajakan dengan baik.

Tetapi basil perhitungan pajak penghasilan perusahaan ini mengalami

perbedaan menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan. Oleh sebab itu,

tertarik untuk mengadakan penelitian dengan membahasnya dalam skripsi

Page 21: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

yang berjudul: Analisis Empiris Rekonsiliasi Pajak Penghasilan

Menurnt Standar Akuntansi Keuangan (SAK) de111gan Undang-Undang

Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2003 (Studi Empnris Pada Perusahaan

Spare Part di Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP), Jakarta).

B. Perumusan Masalah

Laba yang dihasilkan menurut perhitungan yang didasarkan pada

Standar Akuntansi Keuangan tidak selalu sama deng;an laba yang dihitung

berdasarkan ketentuan undang-undang perpajakan. Oleh karena itu masalah

yang akan dikemukakan oleh penulis adalah sebagai berikut:

I. Bagaimana perbedaan perhitungan pajak penghasilan antara Standar

Akuntansi Keuangan (SAK) dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan

yang diterapkan pada perusahaan?

2. Bagaimana perlakuan biaya-biaya berclasarkan heda tetap (permanent

difference) secara komersial dan fiskal?

3. Bagaimana perhitungan biaya-biaya berdasarkan beda waktu (timing

difference) secara komersial dan fiskal?

Page 22: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah:

a. Menjelaskan perbedaan perhitungan pajak penghasilan antara

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dengan lJndang-Undang Pajak

Penghasilan yang diterapkan pada pernsahaan.

b. Mengetahui perlakuan biaya-biaya berdasarkan beda tetap (permanent

difference) secara komersial dan fiskal.

c. Mengetahui perhitungan biaya-biaya berdasarkan beda waktu (timing

difference) secara komersial dan fiskal.

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Pernsahaan

Memberikan sumbangan pemikiran dan masukan kepada pihak

perusahaan khususnya para pimpinan perusahaan dimana diharapkan

dapat berguna sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan

perhitungan pajak penghasilan menurut Ondang-Undang Pajak

Penghasilan dimasa yang akan datang.

b. Bagi Pemerintah

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi untuk mengetahui,

perusahaan ini telah mematuhi aturan-aturan p(,rpajakan yang berlaku

dengan baik atau tidak.

Page 23: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

c. Praktisi Perpajakan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai bahan

acuan untuk memecahkan masalah dalam perpajakan.

d. Bagi Peneliti Berikutnya

Peneliti berikutnya diharapkan dapat menambahkan bagaimana tata

cara mulai dari pelaporan hingga pembayaran pajak yang dapat

dilakukan oleh wajib pajak.

Page 24: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

pengeluaran umum.Definisi tersebut kemudian disempumakan, sehingga

berbunyi: Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas

negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan 'surplus' -nya digunakan

untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai

public investment.

Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa:

a. Pajak peralihan kekayan dari orang/badan ke pemerintah.

b. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang

serta aturan pelaksanaanya, sehingga dapat dipaksakan.

c. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya

kontraprestasi langsung secara individual yang diberikan oleh

pemerintah.

d. Pajak dipungut oleh negara baik oleh pemurintah pusat maupun

pemerintah daerah.

e. Pajak diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang

bila dari pemasukannya masih teradapat surplus, dipergunakan untuk

membiayai investasi publik.

2. Fungsi Pajak

Menurut Erly Suandy (2006:14), terdapat dua fungsi pajak, yaitu:

fungsi budgetair (finansial) dan fungsi regulerend (fongsi mengatur).

a. Fungsi Budgetair (sumber keuangan negara)

Pajak mempunyai fongsi budgetair artinya memasukkan uang

sebanyak-banyaknya ke kas negara, dengan tujuan untuk membiayai

pengeluaran negara.

Page 25: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

b. Fungsi regulerend

Pajak mempunyai fungsi regulerend artinya pajak digunakan sebagai

alat untuk mengatur baik masyarakat di bidang ekonomi, sosial dan

politik dengan tujuan tertentu.

3. Sistem Pemungutan Pajak

Menurut Siti Resmi (2003: 10), dalam memungut pajak dikenal

beberapa sistem pemungutan, yaitu: official assesment system, self

assesment, dan with holding system.

a. Official Assesment System

Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi kewenangan aparatur

perpajakan untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang

setiap tahunnya sesuai dengan ketentuan undang-undang perpajakan

yang berlaku. Dalam sistem ini, inisiatif dan kegiatan menghitung serta

memungut pajak sepenuhnya berada ditangan para aparatur pajak

(peranan dominan ada pada aparat pajak).

b. Self Assesment System

Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang wajib pajak

untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang temtang setiap tahunnya

sesuai dengan ketentuan undang-undang perpajakan yang berlaku.

Dalam sistem ini, inisiatif dan kegiatan menghitung serta pelaksanaan

pemungutan pajak berada ditangan wajib pajak. Wajib pajak dianggap

mampu memahami peraturan perpajakan yang sedang berlaku, dan

mempunyai kejujuran yang tinggi, serta menyadari akan arti

Page 26: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

pentingnya membayar pajak. Oleh karena itu, wajib pajak diberi

kepercayaan untuk:

I) Menghitung sendiri pajak yang terutang.

2) Memperhitungkan sendiri pajak yang terutang.

3) Membayar sendirijumlah pajak yang terutang.

4) Melaporkan sendirijumlah pajak yang terutang.

5) Mempertanggungjawabkan jumlah pajak yang terutang.

Berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak banyak

tergantung pada wajib pajak sendiri (peranan dominan ada pada wajib

pajak).

c. With Holding System

Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak

ketiga yang ditunjuk untuk menentukan besamya pajak yang terutang

oleh wajib pajak sesuai dengan ketentuan undang-undang perpajakan

yang berlaku. Penunjukkan pihak ketiga ini bisa dilakukan dengan

undang-undang perpajakan, keputusan presiden dan peraturan lainnya.

Berhasil tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak banyak tergantung

pada pihak ketiga yang ditunjuk.

B. Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal

1. Latar belakang rekonsiliasi fiskal

Rekonsiliasi fiskal menurut Muda Markus dan Lalu Hendry

(2002:704), adalah mencocokkan perbedaan yang terdapat dalam laporan

Page 27: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

keuangan komersial yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi dengan

perbedaan yang terdapat pada laporan keuangan fiskal yang disusun

berdasarkan prinsip fiskal. Perbedaan kedua dasar penyusunan laporan

keuangan tersebut mengakibatkan perbedaan perhitungan laba (mgi) suatu

entitas (Wajib Pajak).

Menumt Siti Resmi (2003:335), ada dua pendekatan dalam

menyusun laporan keuangan fiskal yaitu:

1. Laporan keuangan fiskal ekstra komtable dengan laporan keuangan

bisnis.

Laporan keuangan fiskal merupakan produk tambahan, diluar laporan

keuangan bisnis. Laporan keuangan fiskal disusun secara terpisah diluar

pembukuan (ekstra komtable) melalui penyesuaian atau proses

rekonsiliasi.

2. Laporan keuangan fiskal disusun dengan mcnyisipkan ketentuan­

ketentuan pajak dalam laporan keuangan bisnis.

Pembukuan yang diselengarakan perusahaan didasarkan prinsip

akuntansi bisnis, akan tetapi jika ada ketentuan perpajakan yang tidak

sesuai dengan prinsip akuntansi bisnis maka yang diprioritaskan adalah

ketentuan perpajakan.

Pendekatan kedua Jebih relevan untuk digunakan sebagai jembatan

karena adanya perbedaan tujuan kepentingan laporan keuangan komersial

dengan laporan keuangan fiskal serta tercapainya tujuan efesiensi.

Perusahaan hanya menyelenggarakan pembukuan menurut akuntansi

Page 28: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

komersial, tetapi apabila akan menyusun laporan keuangan fiskal barulah

menyusun rekonsiliasi terhadap laporan keuangan komersial tersebut.

2. Koreksi Fiskal

Koreksi fiskal menurut Seputar Pajak di Indonesia (2008: I) adalah

analisis perbedaan permanen dan temporer terjadi karena perbedaan konsep,

cara pengukuran, dan pengukuran akuntansi dengan pajak mengenai biaya

dan penghasilan. Oleh karena itu, untuk memperoleh laba kena pajak maka

perbedaan-perbedaan tersebut dikoreksi sesuai dengan aturan fiskal. Koreksi

ini dilakukan untuk menyesuaikan laba kena pajak. Koreksi yang terjadi

dalam proses rekonsiliasi fiskal adalah:

a. Koreksi Positif

Yaitu koreksi atas laporan keuangan komersial supaya sesuai dengan

prinsip Undang-Undang Pajak Penghasilan sehingga menambah laba

kena pajak.

b. Koreksi Negatif

Yaitu koreksi atas laporan keuangan komersial supaya sesuai dengan

prinsip Undang-Undang Pajak Penghasilan sehingga mengurangi jumlah

laba kena pajak.

Page 29: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

3. Pembukuan

Dasar-dasar perusahaan ini untuk melakukan pembukuan sebagai

berikut:

a. Berdasarkan Pasal 28 (I) UU No. 28/2007 (KUP),

Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau

pekerjaan bebas dan Wajib Pajak badan di Indonesia wajib

menyelenggarakan pembukuan.

b. Tujuan Pembukuan perpajakan tidak hanya untuk menghitung

penghasilan neto, tetapi juga untuk menghitung pajak penghasilan

terutang dalam satu tahun fiskal.

c. IAI menggunakan kerangka dasar penyusunan clan penyajian laporan

keuangan, sedangkan pembukuan perpajakan mtmekankan itikad baik

Wajib Pajak agar pembukuan perpajakan mencerminkan keadaan atau

kegiatan usaha yang sebenamya (pasal 28 (3) KUP). Penjelasan pasal 6

(!) a Undang-Undang PPh 2000, menyatakan pengeluaran-pengeluaran

yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto harus dilakukan dalam

batas-batas yang wajar sesuai dengan adat kebiasaan pedagang yang

baik.

d. Dalam pasal 10 Undang-Undang PPh-2000 menunjukkan bahwa PPh

menganut prinsip harga historis dalam menentukan penghasilan dan

biaya, ha! ini sesuai dengan yang dianut oleh akuntansi.

Page 30: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

e. PSAK No. 48 mengakui kerugian yang timbul karena penurunan nilai

aktiva tetap, hal ini tidak diakui PPh karena PPh menganut prinsip

realisasi dalam menentukan biaya atau kerugian.

f. Pasal 28 (5) KUP, pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asas

(konsisten), walaupun demikian berdasarkan pasal 28 (6) KUP

diperkenankan merubah metode pembukuan atau tahun buku, dengan

syarat:

I) Diajukan ke DJP/KPP sebelum dimulainya tahun buku yang

bersangkutan.

2) Menyampaikan alasan-alasan yang logis dan dapat diterima serta

akibat-akibat yang mungkin timbul.

3) Persetujuan DJP.

PSAK No. I butir 14, perubahan kebijaikan akuntansi yang

terpengaruh material perlu diungkapkan dalam laporan keuangan.

g. Akuntansi menggunakan prinsip konservatis, yaitu mengakui kerugian

yang mungkin timbul (belum direalisasi) yang daipat diperkirakan atau

ditaksir dengan membentuk penyisihan, misalnya: penurunan nilai surat­

surat berharga, kerugian piutang, potongan penjualan, retur penjualan,

penilaian persediaan berdasarkan harga pokok dan harga pasar mana yang

lebih rendah.

h. Pasal 28 (5) KUP, pembukuan perpajakan diselenggarakan dengan stelsel

akrual atau stelsel kas. Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan

keuangan menggunakan dasar akrual, sedangkan dasar kas pada umumnya

Page 31: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

tidak digunakan dalam akuntansi. Dasar Kas yang digunakan dalam

menghitung penghasilan kena pajak adalah dasar kas campuran bahkan

mendekati dasar akrual, penjelasan pasal 28 (5) KUP:

I) Penjualan meliputi seluruh penjualan baik yang tunai maupun yang

bukan tunai (kredit), hal ini sama dengan akrual.

2) Harga pokok penjualan harus diperhitungkan seluruh pembelian (tunai

dan kredit) dan persediaan (awal dan akhir), hal ini sama dengan akrual.

3) Harta yang dapat disusutkan dan hak-hak yarng dapat diamortisasi,

pembebanannya tidak boleh sekaligus tapi hams dilakukan melalui

penyusutan dan amortisasi; hal ini sama dengan akrual.

4) Pasal 6 UU PPh-2000, dalam menentukan biaya yang dapat

dikurangkan dari penghasilan bruto tidak dibedakan antara dasar leas

dan dasar akrual.

i. Berdasarkan penjelasan Pasal 28 (7) UU No. 28/2007, pembukuan harus

diselenggarakan dengan cara atau sistem yang lazim dipakai di Indonesia,

misalnya: berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan, kecuali peraturan

perundang-undangan perpajakan menentukan lain.

j. UU No. 1 tahun 1995 "Perseroan Terbatas" Pasal 58 (1): Perhitungan

tahunan dibuat sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

Penjelasan: yang dimaksud dengan SAK adalah prinsip-prinsip akuntansi

yang telah diakui dan disetujui oleh kalangan Akuntan Indonesia bersama

instansi pemerintah yang berwenang.

Page 32: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

k. Pasal 58 (2): Dalam hal SAK sebagaimana dimaksud dalam ayat (I) tidak

dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya, hams diberikan penjelasan

serta alasannya (cukup jelas).

I. Akuntansi perpajakan atau akuntansi pajak penghasilan adalah

membandingkan SAK dengan ketentuan undang-undlang pajak penghasilan

dan peraturan pelaksanaan, kemudian dibuat atau disusun persamaannya

dan perbedaannya; perbedaannya klasifikasikan antara beda tetap dan beda

waktu. Pembukuan berdasarkan SAK berlaku umum dan menghasilkan

"Laporan Keuangan Komersial (LKK)", untuk tujuan menghitung

penghasilan kena pajak LKK tersebut dilakukan koreksi fiskal, menjadi

Laporan Keuangan Fiskal. Sesuai azas "Self Assessment ", rekonsiliasi

LKF dilakukan oleh Wajib Pajak. Jika LKK diaudit oleh akuntan publik,

maka rekonsiliasi LKF dicantumkan dalam Japoran audit, mulai SPT PPh

Badan tahun 2001 wajib melampirkan rekonsiliasi Rugi Laba Fiskal.

C. Beda Tetap dan Beda Waktu

Menumt Graham (2002), menyatakan bahwa perbedaan-perbedaan

antara prinsip akuntansi dan prinsip pajak dalam Japoran keuangan bisa

dikelompokkan kedalam dua kelompok berikut:

I. Beda waktu (time difference)

Beda Waktu adalah perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan beban

tertentu menurut akuntansi dengan ketentuan perpajakkan. Perbedaaan

Page 33: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

ini mengakibatkan penggeseran pengakuan penghasilan dan biaya antara

satu tahun pajak ke tahun yang lain.

Perbedaan dalam waktu dapat digolongkan menjadi 4 kategori:

a. Pendapatan atau keuntungan yang diakui lebih dahulu oleh pajak

daripada akuntansi. Misalnya: Penghasilan untuk beberapa tahun yang

diperoleh sekaligus seperti: sewa gedung.

b. Biaya atau kerugian yang diakui lebih dahulu oleh pajak daripada

akuntansi. Misalnya: Penyusutan penambahan harta tetap yang

dilakukan pada tenggah tahun fiskal atau sesudahnya. Dimana pajak

menganggap semua penyusutan dimulai pada awal tahun.

c. Pendapatan atau keuntungan yang diakui lebih dahulu oleh akuntansi

daripada pajak. Misalnya: Pendapatan yang sudah jatuh tempo tetapi

belum diterima uangnya.

d. Biaya atau kerugian yang diakui lebih dahulu oleh akuntansi daripada

pajak. Misalnya: Penyisihan untuk piutang yang diragukan telah

dijadikan biaya pada saat suatu piutang diperkirakan tidak dapat

ditagih, sedangkan pajak mengakui pada saat piutang benar-benar

dihapuskan.

2. Beda tetap (permanent difference)

Beda tetap adalah perbedaan pengakuan suatu !Penghasilan atau biaya

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dengan

prinsip akuntansi yang sifatnya permanen. Suatu penghasilan atau biaya

tidak akan diakui untuk selamanya dalam rangka menghitung penghasilan

Page 34: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

kena pajak. Misalnya: Pemberian kenikmatan natura, biaya jamuan,

sumbangan, rugi penarikan harta tetap dari pemakaian, PPh 26 atas

royalty yang ditanggung oleh pemberi hasil.

D. Pendapatan dan Biaya

Berikut ini dipaparkan beberapa definisi pendapatan dan biaya dari beberapa

literatur:

1. Menurut Standar Akuutansi Keuangan

Dalam PSAK No 23, pendapatan didefinisikan sebagai berikut:

Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari

aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu

mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi

penanaman modal (lkatan Akuntan Indonesia, 2007:23).

Pendapatan hanya terdiri dari arus masulk bruto dari manfaat

ekonomi yang diterima dan dapat diterima oleh perusahaan untuk dirinya

sendiri. Jumlab yang ditagih atas nama pihak ketiga seperti: Pajak

Pertambahan Nilai, bukan merupakan manfaat ekonomi yang mengalir ke

perusabaan dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuita.s dan karena itu harus

dikeluarkan dari pendapatan.

Menurut Kieso dan Weygant (2002:04), b1:berapa prinsip umum

dalam pengakuan pendapatan, pendapatan diakui pada. saat:

a. Jika pendapatan tersebut telah diperoleh

b. Jika pendapatan tersebut telah direalisasi

Page 35: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Berdasarkan kondisi dari waktu pelaporan pendapatan terdiri dari:

a. Ketika Produksi

b. Saat selesai produksi

c. Pada saat penjualan

d. Pada saat penerimaan kas

Dalam PSAK pada Kerangka Dasar Penyusunan clan Penyajian Laporan

Keuangan, beban didefinisikan sebagai berikut:

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi

dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya

kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut

pembagian kepada penanam modal. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2007:70).

Pengertian dari biaya secara umum adalah:

a) Pemakaian atau penggunaan barang atau jasa atau nilai barang menjadi

habis karena produk ditransfer ke pelanggan.

b) Arus keluar atau penggunaan aktiva atau peningkatan hutang akibat

pengangkutan/produksi barang, pemberian jasa atau melakukan aktivitas

yang merupakan kegiatan utama perusahaan.

2. Mennrnt Undang-Undang Pajak Penghasilan

Menurut Erly Suandy (2006:20-21 ), dilihat dari mengalirnya tambahan

kemampuan ekonomis kepada Subyek Pajak, penghasilan dapat

dikelompokkan menjadi:

a. Penghasilan dari peke1jaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas,

seperti: gaji, honorarium. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan

Page 36: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

2) Keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya

karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu atau anggota;

3) Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran,

pemecahan, atau pengambilalihan usaha;

4) Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau

sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis

keturunan garis lurus satu derajat, dan badan keagamaan atau badan

pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi

yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, s:epanjang tidak ada

hubungannya dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan

antara pihak-pihak yang bersangkutan.

Biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto bagi wajib

pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap dapat dibagi dalam dua

golongan yaitu:

a. Biaya yang mempunyai masa manfaat tidak Jebih dari I tahun.

Biaya yang mempunyai masa manfaat tidak Jebih dari I tahun

merupakan biaya pada tahun yang bersangkutan misalnya biaya gaji,

biaya administrasi dan bunga, biaya rutin pengolahan limbah.

b. Biaya yang mempunyai masa manfaat Jebih dari I tahun.

Pengeluaran yang mempunyai masa manfaat Jebih dari I tahun,

pembebanan dilakukan melalui penyusutan atau melalui amortisasi.

Pengeluaran yang dilakukan oleh Wajib Pajak dapat dibedakan

menjadi dua bagian:

Page 37: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

a. Pengeluaran yang dapat dibebankan sebagai biaya.

Pengeluaran yang dapat dibebankan sebagai biaya adalah pengeluaran

yang mempunyai hubungan langsung di~ngan usaha atau kegiatan untuk

mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan

obyek pajak yang pembebanan dapat dilakukan <la.lam tahun pengeluaran

atau selama masa manfaat dari pengeluaran tersebut.

b. Pengeluaran yang tidak dapat dibebankan sebagai biaya.

Pengeluaran yang tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto atau

tidak dapat dibebankan sebagai biaya adalah pengeluaran untuk

mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang bukan

merupakan obyek pajak atau pengeluaran dilakukan tidak dalam batas­

batas wajar sesuai dengan adat kebiasan pedagang yang baik. Oleh

karena itu pengeluaran yang melampaui batas kewajaran dipengaruhi

oleh hubungan istimewa, maka pengeluaran tersebut tidak boleh

dikurangkan dari penghasilan bruto.

Biaya-biaya yang diperkenankan bagi Wajib Pajak dalam Negeri

dan Bentuk Usaha Tetap sesuai dengan pasal 6 ayat I PPh:

a. Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan

termasuk biaya pembelian bahan, biaya yang berkenaan dengan

pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, bonus, gratifikasi, dan

tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang, bunga, sewa, royalti,

biaya perjalanan, biaya pengolahan limbah, premi asuransi, biaya

administrasi dan pajak kecuali pajak penghas.ilan.

Page 38: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Biaya-biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara

penghasilan serta yang berkenaan dengan pekerjaan atau jasa adalah

sebagai berikut:

1) Pengeluaran-pengeluaran atau pemberian imbalan kepada karyawan

(orang pribadi) perlakuan perpajakkannya dibedakan:

a) Bagi perusahaan merupakan biaya yang dapat dikurangkan

(deductible expenses) dan bagi karyawan merupakan objek PPh

pasal 21.

b) Bagi perusahaan tidak dapat dikurangkan (non deductible) dan

bagi karyawan bukan merupakan objek PPh pasal 21.

c) Bagi perusahaan merupakan biaya yang dapat dikurangkan

(deductible expense), tapi bagi karyawan bukan merupakan

obyek PPh pasal 21.

d) Bagi perusahaan tidak dapat dikurangkan (non deductible), tapi

bagi karyawan merupakan obyek PPh pasal 21.

b. Pemberian natura dan kenikmatan

Akuntansi tidak membedakan pemberian imbalan kepada karyawan

baik dalam bentuk uang atau natura (yang dapat diketahui harganya)

diakui sebagai biaya. Didalam Pasal 9 (JI) b Undang-Undang

No.17 /2000, pemberian natura dan kenikmaitan kepada karyawan

tidak dapat dikurangkan dari penghasilan brute>, misalnya:

Page 39: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

1) Penyusutan, bahan bakar, biaya reparasi/pemeliharan untuk

kendaraan perusahaan yang dikuasai dan dibawa pulang pegawai

tertentu;

2) Penyusutan dan biaya rumah perusahaan yang ditempati pegawai,

kecuali pegawai yang menempati rumah diberikan tunjangan

perumahan sebesar penyusutan dan biaya rurnah tersebut;

3) Pemberian beras, gula dan sebagainya.

Perubahan yang cukup mendasar dalam pasal 9 (1) b Undang­

Undang. No.17/2000 adalah penyediaan makanan dan minuman

bagi seluruh pegawai merupakan biaya yang dapat dikurangkan

dari penghasilan bruto dan bukan merupakan obyek PPh pasal 21.

Pemberian natura yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto

dan bagi pegawai bukan merupakan obyek PPh pasal 21 sudah

sejak diatur dalam SKMK. No.633/KlvlK.04/1994 dan SE-

29/PJ.4/1995 kemudian diganti SKMK No. 466/KMK.04/2000 dan

KEP.213/PJ/2001.Bukan daerah terpencil:

1) Pemberian naturalkenikmatan yang merupakan keharusan dalam

pelaksanaan pekerjaan, berkaitan dengan keamanan dan

keselamatan pekerjaan yang biasanya diwajibkan oleh

DEPNAKER atau PEMDA setempat, misalnya: Pakaian dan

peralatan bagi pegawai pemadam kebakaran, proyek, pakaian

seragam pabrik, hansip/satpam, penyediaan makanan dan minuman

Page 40: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

"Sepanjang fasilitas dan sarana tersebut tidak tersedia, sehingga

pemberi kerja harus menyediakan sendiri", yang mempunyai masa

manfaat lebih dari satu tahun, disusutkan sesuai Pasal 11 Undang­

Undang No.I 7/2000.

c. Pemberian kepada pegawai dalam bentuk natura/kenikmatan yang

merupakan keharusan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan,

keamanan, dan keselamatan kerja atau berkenaan dengan situasi

lingkungan kerja: antar jemput pegawai, pakaian seragam pabrik,

satpam, hansip.

c. Biaya Pengobatan

1) Biaya pengobatan pegawai yang dibayar langsung ke rumah sakit, dokter

dan apotik, merupakan pemberian kenikmatan kepada pegawai, tidak

dapat dikurangkan dari penghasilan bruto dan bukan merupakan obyek

PPh Pasal 21.

2) Penggantian pengobatan, pemberian uang pengobatan atau pemberian

tunjangan pengobatan, merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari

penghasilan bruto dan merupakan obyek PPh Pasal 21.

d. Pembayaran bonus, gratifikasi, jasa produksi, tantiem kepada karyawan

yang merupakan bagian keuntungan atau dibebankan ke Retained Earning,

bagi perusahaan tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto tapi bagi

pegawai merupakan obyek PPh Pasal 21.

e. Pengantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang

diterima dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau

Page 41: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Pemerintah. Perubahan yang cukup mendasar pada penjelaslin, yaitu

penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan

merupakan obyek pajak atau obyek PPh Pasal 21 jika yang memberikan:

I) Bukan Wajib Pajak, misalnya Kedutaan Asing dan Organisasi

Internasional.

2) Wajib Pajak yang dikenakan PPh Final, misalnya: kontraktor,

pelayaran.

3) Wajib Pajak yang dikenakan PPh berdasarkan norma penghitungan

khusus, misalnya: perwakilan dagang asiug.

f. Biaya Perjalanan Dinas

Biaya perjalanan dinas pegawai (tidak termasuk keluarga) dalam rangka

menjalankan tugas perusahaan yang didukung dengan bukti-bukti (tiket,

kuintansi agen, hotel, dan akomodasi) dapat dikurangkan dari penghasilan

bruto dan bukan merupakan obyek PPh pasal 21. Honor atau uang saku

dalam perjalanan dinas merupakan obyek PPh pasal 21 dan dapat

dikurangkan dari penghasilan bruto. Sebaiknya tidak digunakan "Lum­

sum" yaitu berdasarkan anggaran, karena dalam pemeriksaan pajak

kemungkinan akan dikoreksi (tidak dapat dikurangkan dari penghasilan

bruto) atau dikenakan PPh pasal 21. Biaya perjalanan keluarga pegawai

tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.

g. Biaya Pendidikan, Seminar, Lokakarya.

Penjelasan pasal 6 (I) huruf g Undang-Undang No.17 /2000, biaya yang

dikeluarkan untuk keperluan beasiswa, magang, dan pelatihan dalam

Page 42: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat dibebankan

sebagai biaya perusahaan, dengan memperhatikan kewajiban dan

kepentingan perusahaan. Biaya seminar, lokakarya, penataran bagi

pegawai merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto

dan bukan merupakan obyek PPh pasal 21.

h. Biaya rekreasi dan olahraga.

Biaya rekreasi dan olahraga untuk pegawai merupakan pemberian

kenikmatan kepada pegawai, tidak dapat dikurangkan dari penghasilan

bruto dan bukan merupakan obyek PPh pasal 21.

i. Kendaraan sedan perusahaan yang dibawa pulang pegawai.

Dapat dikurangkan dari penghasilan bruto sebesar 5 0% atas bi a ya

penyusutan sedan melalui penyusutan kelompok U, dan 50% dari jumlah

biaya pemeliharaan, perbaikan rutin, bahan bakar dapat dibebankan

(deductible expense) berdasarkan KEP-220/PJ/2002, mulai berlaku 18

April 2002.

j. Biaya sewa rumah untuk pegawai

Pegawai tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto kecuali pegawai

yang bersangkutan diberikan tunjangan sewa sebesar biaya sewa rumah

tersebut. Sebaiknya pegawai diberikan uang sewa rumah yang merupakan

obyek PPh pasal 21 dan dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.

k. Rumah perusahaan yang ditempati pegawai.

Tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto atas penyusutan dan biaya

pemeliharaan rumah perusahaan yang ditempati nleh pegawai, kecuali

Page 43: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

rumah perusahaan tersebut hanya sebagai persinggahan sementara bagi

pegawai yang bersangkutan.

l. Biaya bunga

Biaya bunga atas pinjaman yang digunakan untuk tujuan tertentu (investasi

atau penyertaan modal) tidak boleh diperlakukan sebagai biaya fiskal atau

pengurang penghasilan. Termasuk dalam kategori lbiaya bunga demikian

itu, antara lain:

I) Biaya bunga atas pinjaman yang dipergunakan untuk membeli saham

yang sudah beredar atau untuk mengakusisi saham-saham milik para

pemegang saham lama sepanjang dividen yang diterimanya tidak

merupakan Obyek Pajak Penghasilan (Pasal 4 ayat 3 huruf f);

2) Biaya bunga atas pinjaman yang dipergunakan untuk melakukan

penyertaan modal pada perusahaan yang baru didirikan atau

mengambil bagian dalam right issue oleh pernsahaan yang sudah

berjalan. Biaya bunga atas pinjaman ini dikapitalisasi sebagai nilai

perolehan dari Penyertaan Modal (Investa.si), meskipun pada

umumnya, biaya bunga merupakan pengeluaran pendapatan namun

pembebanan biaya bunga sebagai bagian dari biaya untuk

mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan sebagai biaya

fiskal; dalam kondisi tertentu tidak semudah pembebanan biaya-biaya

lainnya. Beberapa situasi yang membuat biaya bunga sebagai bagian

dari biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan

sebagai biaya fiskal menjadi rumit adalah:

Page 44: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

1) Ketentuan tentang debt equity ratio (DER) atau rasio antara utang

dengan modal yang dapat dibenarkan untuk keperluan

penghitungan Penghasilan Kena Pajak (Pasal 18 ayat 1 ), yang

berakibat tidak seluruh biaya bunga dapat dikurangkan dari

penghasilan bruto.

2) Biaya bunga untuk wajib pajak yang menerima atau memperoleh

penghasilan berupa bunga deposito atau tabungan lainnya yang

sudah dipungut pajak dengan tarif tersencliri (final), juga tidak

boleh dikurangkan dari penghasilan bruto.

m. Biaya promosi, sumbangan, entertainment.

Mengenai pengeluaran untuk promosi, perlu dibeda.kan antara biaya yang

benar-benar dikeluarkan untuk promosi dengan biaya yang ada pada

hakikatnya merupakan sumbangan. Biaya yang bf:llar-benar dikeluarkan

dari penghasilan bruto adalah:

1) Biaya promosi yang didukung dengan bukti-bukti (iklan dan papan

reklame) dapat dikurangkan dari penghasilan.

2) Sumbangan yang yang tidak ada hubungan usaha, pekerjaan,

pengusaan atau kepemilikan, bagi yang menerima bukan obyek PPh

dan bagi yang memberi bukan biaya.

3) Biaya entertainment, representasi, jamuan tamu dan sejenisnya untuk

mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang

merupakan obyek PPh (tidak final) dapat dikurangkan dari

Page 45: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

penghasilan bruto dengan syarat dibuat daftar nominatif dan

dilampirkan dalam SPT Tahunan PPh.

3. Metode dan Tarif Penynsntan

Menurut Mardiasmo (2008: 145), Metode penyusutan yang

dipergunkan adalah metode garis lurus (straight line method) dan metode

saldo menurun (declining balance method). Wajib pajak diperkenankan untuk

memilih salah satu metode untuk melakukan penyusut11n. Metode garis lurus

diperkenankan dipergunakan untuk semua kelompok harta tetap berwujud.

Sedangkan metode saldo menurun hanya diperkenankan digunakan untuk

kelompok harta berwujud bukan bangunan saja. Berikut ini menggambarkan

pengelompokan harta berwujud, metode, serta tarif penyusutannya:

Tabet 2.1

Pengelompokan Harta Berwujud, Metode, serta Tarif Penyusutan

Kelompok Mas a Tarif Penyusutan J Tarif Penyusutan Harta Berwujud Manfaat (Garis Lurus) (Saldo Menurun) I. Bukan Ban!!llnan Kelompok 1 4 tahun 25% 50% Kelompok2 8 tahun 12,5 % 25% Kelompok3 16 tahun 6,25 % 12,5 % Kelompok4 20tahun 5% 10% II. Bangunan

Permanen 20 tahun 5% ----Tidak Permanen 10 tahun 10% ----Sumber : Mardiasmo (2006: 145)

Sedangkan menurut kebijakan akuntansi perusahaan yang mengacu

pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) tarif aktiva tetap dinyatakan

berdasarkan harga perolehan. Kelompok bangunan dan prasarana pabrik

disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus (Straight Line Method)

Page 46: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

sebesar 5% per tahun dari harga perolehan, sedangkan kelompok aktiva

tetap lainnya disusutkan dengan menggunakan metode saldo menurun

(double declining balance method) masing-masing dengan tarif sebagai

berikut:

Tabet 2.2 Aktiva Tetap dan Tarif Saldo Menurun

No Nama Aktiva Tetap Tarif

I. Mesin dan Peralatan 10%-25% 2. Peralatan Kantor 10%-50% 3. Kendaraan 10%-50%

Sumber : Kebijakan Perusahaan yang mengacu padac SAK

Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud

dan amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain

yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun yaitu:

a. Berdasarkan KEP-220/PJ/2002, mulai berlaku 18 April 2002

1) Telepon selular (HP) yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan

untuk pegawai tertentu karena jabatam1ya atau pekerjaannya:

a) Harga perolehan, termasuk kelompok 1 dapat dibebankan

sebesar 50% melalui penyusutan.

Contoh: 1 Mei 2002 dibeli HP untuk p1:gawai Rp. 3.000.000,

penyusutan dengan metode garis lurus:

Penyusutan fiskal yang dapat dikurangkan tahun 2002 = 50% x

8/12 x ( 25% x Rp. 3.000.000) = Rp. 250,000

Page 47: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

b) 50% dari jumlah biaya berlangganan atau pengisian ulang pulsa

dan perbaikan dalam tahun yang bersangkutan dapat

dikurangkan (deductible expense).

2) Kendaraan bus, minibus, atau yang sejenisnya yang dimiliki dan

dipergunakan perusahaan untuk antar jemput pegawai.

a) Harga perolehannya atau biaya perbaikan besar, dapat

dibebankan seluruhnya melalui penyusutan fiskal kelompok II.

b) Biaya pemeliharaan, perbaikan rutin, bahan bakar, dan

sebagainya dapat dibebankan seluruhnya (deductible expense).

3) Kendaraan sedan atau sejenisnya yang dimiliki dan dipergunakan

untuk pegawai tertentu karena jabatan atau pekerjaannya.

a) Harga perolehan/pembelian atau perbaikan besar, dapat

dibebankan sebesar 50 % melalui penyu:sutan kelompok II.

Contoh: 1 Juli 2002 dibeli kendaraan seharga Rp. 180.000.000,

penyusutan fiskal tahun 2002 (garis lurus) 50 % x 6/12 x

(12,5% x Rp. 180.000.000) = Rp. 5.625.000

b) 50% dari jumlah biaya pemeliharaan, perbaikan rutin, bahan

bakar dapat dibebankan (deductible expense).

b. Juran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh

Menteri Keuangan (bukan obyek PPh Pasal 21 ).

1) Premi asuransi: kesehatan, kecelakaan jiwa, dwiguna bea siswa

yang dibayar perusahaan untuk pegawai ( obyek PPh Pasal 21 ).

Page 48: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

c. Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan

digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan,

menagih, dan memelihara penghasilan.

d. Kerugian karena selisih kurs mata uang asing.

Kerugian karena selisih kurs mata uang asing dapat disebabkan oleh

adanya fluktuasi kurs yang terjadi sehari-hari, atau oleh adanya

kebijaksanaan Pemerintah dibidang moneter.Apabila Wajib Pajak

menggunakan sistem pembukuan berdasarkan kurs tetap (kurs

realisasi), maka kerugian selisih kurs mata uang asing yang disebabkan

oleh fluktuasi kurs, pembebanannya dilakukan berdasarkan sistem

pembukuan yang dianut, dan hams dilakukan secara taat azas. Apabila

Wajib Pajak menggunakan sistem pembukuan b1irdasarkan kurs tengah

BI atau kurs yang sebenamya berlaku pada akhir tahun,

pembebanannya dilakukan pada setiap akhir tahun berdasarkan kurs

tengah BI atau kurs yang sebenamya berlaku 1pada akhir tahun.Rugi

selisih kurs karena kebijaksanaan Pemerintah dibidang moneter dapat

dibukukan dalam perkiraan sementara dineraca dan pembebanannya

dilakukan bertahap berdasarkan realisasi mata uang asing tersebut.

e. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di

Indonesia.

f. Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan.

g. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih, dengan syarat:

I) Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;

Page 49: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

2) Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri

atau Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN) atau

adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan

piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang

bersangkutan;

3) Telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; dan

4) Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat

ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak.

4. Perhitungan Pajak Penghasilan pada Pernsahaan ini

Tarif pajak penghasilan berdasarkan Ketentuan pasail 17 Ayat 1 UU No.17

tahun 2000 yaitu besarnya tarif pajak yang diterapkan atas penghasilan kena

pajak bagi wajib pajak dalam negeri dan luar negeri yang menjalankan usaha

atau melakukan kegiatan di Indonesia melalui suatu bentuk usaha tetap di

Indonesia sebagai berikut:

Tabel 2.3

Tarif PPh Badan

Lapisan Penghasilan Kena Pajak TarifPajak

Sampai dengan Rp.50.000.000 10%

Diatas Rp. 50.000.000-Rp. 100.000.000 15%

Diatas Rp. 100.000.000 30%

Sumber : Undang-undang No.17 Tahun 2000 tentang PaJak Penghasilan

Untuk keperluan penerapan tarif pajak tersebutjumlah penghasilan

kena pajak harus dibulatkan kebawah dalam ribuan rupiah.

Page 50: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

5. Kajian Peneliti Terdahnln

Skripsi dengan Judul Analisis Rekonsiliasi Fiskal Untuk

menentukan Laba Kena Pajak Pada PT.XYZ, memiliki relevansi dengan

penelitian yang sebelumnya yang dilakukan oleh Ismawati Haribowo pada

tahun 2004 dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Peneliti terdahulu membahas mengenai perbedaaan pengakuan pendapatan

dan beban antara laporan keuangan komersial dan laporan keuanagn fiskal.

1. Manfaat yang didapat dari kajian penelitian terdahulu yaitu:

mendapatkan beberapa informasi mengenai perbedaan pengakuan

pendapatan dan beban antara Undang-Undang Perpajakan Nomor 17

tahun 2000 dengan Standar Akuntansi Keuangan, sehingga

menghasilkan koreksi fiskal dan penyusunan laporan keuangan fiskal

yang sesuai dengan peraturan Perpajakan.

2. Perbedaaan dengan kajian penelitian terdahulu terletak pada:

a. Undang-Undang yang dipergunakan.

Peneliti terdahulu mengunakan Undang-Undang perpajakan Nomor

16 Tahun 2000 dan Undang-Undang Perpajakan Nomor 17 Tahun

2000 sedangkan peneliti sekarang mengunakan Undang-Undang

Perpajakan Nomor 28 Tahun 2007 dan Undang-Undang Perpajakan

Nomor 17 Tahun 2000.

Page 51: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

b. Tujuan yang ingin dicapai.

Penelitian terdahulu melakukan analisa untuk memperoleh gambaran

mengenai latar belakang perbedaan Jaba akuntansi dan laba fiskal,

sedangkan peneliti sekarang melakukan rekonsiliasi fiskal

berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan dengan Undang-Undnag

Perpajakan sehingga dapat laba kena pajak dan mengetahui PPh yang

masih harus dibayar oleh perusahaan.

6. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini menjelaskan bagaimana perusahaan ini melakukan

rekonsiliasi fiskal, dimana ketentuan-ketentuanya telah diatur baik

dalam Standar Akuntansi Keuangan dan Undang-Undang (UU)

Perpajakan.Berikut ini adalah gambar kerangka pemikiran:

Page 52: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

I Dapat Berdasarkan SAK

Laporan Keuangan Komersial

Gambar2.1

Kerangka Pemikiran

Pembukuan Wajib Pajak

~nghitung PKP I

E1sarkan UU PPh 2000

Laporan Keuangan Fiskal

Koreksi Fiskal

I Rekonsiliasi Laporan

Keuangan Fiskal

Page 53: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BABilI

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Linglmp Penelitian

Objek penelitian ini dilakukan pada Perusahan yang bergerak dibidang

spare part, yang berlokasi di Jakarta. Dalam menganalisa data dari perusaham1

ini, penelitian dilakukan melalui data tahun pajak 2003. Penelitian ini dibatasi

pada:

I. Proses rekonsiliasi fiskal selama satu periode.

2. Laporan rugi/laba tahun 2003.

3. Kewajiban Pembukuan.

4. Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan penghitungan pajak penghasilan

terutang.

5. Perbedaan yang terjadi baik itu perbedaan temporer maupun permanen

hanya dibatasi pada ketentuan perpajakan menurut paEal 4, 6, 9, 11 dan 1 IA,

Undang-undang No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana

telah diubah terakhir dengan Undang-undang No.17 tahun 2000.

B. Metode Penentmrn Sam pel

Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode pu1posive sampling yaitu pcnentuan dengan pengambilan data yang

terkait dengan pcnelitian yang akan dilakukan, data yang dimnbil adalah data yang

Page 54: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

berhubungan dengan penelitian yang dilakukan di Perusahaan lni, Jakaita. Dalain

metode ini, mana yang akan diainbil sebagai anggota sampel diserahkan pada

pertimbangan pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Jadi,

pengumpulan data yang telah diberi penjelasan oleh peneliti akan mengainbil

siapa saja yang menurut pertimbangannya sesuai dengan maksud dan tujuan

penelitian.

C. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data yang sesuai dengan pokok pembahasan

dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah:

1. Studi Lapaugau (Field Research)

a. Wawancara (interview), yaitu dengan menanyakan secara lisan atau dialog

langsung kepada orang-orang yang berkompeten dengan topik yang

dianalisis.

b. Pengainatan (observasi), yaitu melakukan pengamatan atas obyek data dan

kronologis suatu kegiatan, merekain, menghitung, serta mencatat data

yang diperoleh.

2. Studi Kepustakaan (Library Research)

Metode pengumpulan bahan dari berbagai perpustakaan yang meliputi

buku-buku ilmiah perpajakan, peraturan perundang-undangan beserta aturan

pelaksaannya, artikel, majalah, dan bahan tertulis lainnya yang ada

relevansinya dengan topik yang dianalisis.

Page 55: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

D. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan adalah pendekatan analisis deskriptif

yaitu peneliti mencoba menguraikan dan menganalisis p,erbedaan yang terjadi

akibat dari proses rekonsiliasi fiskal yang dilakukan sehingga peneliti dapat

mengidentifikasi perbedaan temporer dan permanen, kemudian menggunakan

basil dan identifikasi tersebut untuk kepentingan pajak. Analisa data kualitatif dan

kuantitatif juga digunakan dalam penelitian skripsi ini, dimana peneliti mencoba

menguraikan mengenai proses rekonsiliasi laporan k'euangan fiskal pada

perusahaan ini, analisis data kuantitatif ini diperoleh dengan mengadakan

pengelompokkan sedemikian atas variabel-variabel yang dianalisis dan dinyatakan

dalam satuan angka, antara lain:

a. Jumlah penghasilan yang merupakan obyek pajak dan besarnya jumlah

penghasilan yang bukan merupakan obyek pajak.

b. Jumlah biaya-biaya yang diperlakukan dan yang tidak diperlakukan untuk

dikurangkan dari penghasilan bruto.

c. Jumlah selisih lebih atau selisih kurang dari laporan keuangan.

d. Besarnya penghasilan kena pajak dan pajak penghasilan terutang.

E. Operasional Variabel Penelitian

1. Pendapatan Menurut Akuntansi dan Perpajakan

a. Pendapatan menurut Akuntansi

Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul

dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu

Page 56: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

mengak:ihatkan kenaikan ekuitas yang tidak herasal dari kontrihusi

penanaman modal.

h. Penghasilan menurut Perpajakan

Penghasilan adalah setiap tamhahan kemampuan ekonomis yang diterima

atau diperoleh wajih pajak, haik yang herasal dari Indonesia maupun dari

luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menamhah

kekayaan wajih pajak yang hersangkutan dengan nama dan dalam hentuk

apapun.

2. Beban menurut Akuutansi dau Perpajakan

a. Behan menurut akuntansi

Behan adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi

dalam bentuk arus kas keluar atau herkurang aktiva atau terjadinya

kewajihan yang mengakihatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut

pemhagian kepada penanam modal.

h. Behan menurut Perpajakan

Pengertian hehan dalam perpajakan adalah pengeluaran hiaya yang dapat

dikurangkan dari penghasilan untuk menentukan besamya penghasilan

kena pajak atau !aha kena pajak.

3. Rekonsiliasi Laporan Keuaugan Fiskal

Rekonsiliasi laporan keuangan fiskal adalah usaha untuk mencocokan

perhedaan yang terdapat dalam laporan keuangan komersial yang disusun

herdasarkan prinsip akuntansi dengan perbedaan yang terdapat dalam laporan

keuangan fiskal yang disusun herdasarkan prinsip fiskaL

Page 57: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

4. Beda Tetap dan Beda Waktu

a. Beda waktu adalah pengakuan pendapatan dan beban tertentu menurut

akuntansi dengan ketentuan perpajakan. Perbedrum ini mengakibatkan

pergeseran pengakuan penghasilan dan biaya antara satu tahun pajak ke

tahun lain.

b. Beda Tetap adalah perbedaan pengakuan suatu p1:nghasilan atau biaya

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dengan

prinsip akuntansi yang sifatnya permanen.

Page 58: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusabaan

1. Sejarab Siugkat Perusabaan

Karena hal-hal yang tidak bisa disebutkan menyangkut kepentingan

perusahaan nama dan keterangan atas perusahaan tidak diperkenankan untuk

dicantumkan, oleh karena itu penulis menggunakan perusahaan ini sebagai nama

perusahaan didalam penulisan skripsi. Karena keterbatasan data laporan keuangan

yang diperoleh, maim laporan keuangan yang disajikan adalah laporan keuangan

tahun 2003.

Perusahaan ini didirikan pada tahun 1982, dimana pendirinya Agung

Santoso dan Budi Nugroho yang bergerak dibidang pembuatan alat-alat

perlengkapan (spare parts) untuk kendaraan bermotor. Pada tahun 1986,

kepemilikan perseroan beralih ke tangan kelompok usaha Auto Diesel Motor

(ADM), sebuah kelompok perusahaan yang juga bergerak di bidang pembuatan

alat-alat perlengkapan. Produk utama perusahan pada saat itu adalah shockbreaker

yang digunakan untuk kendaraan bermotor. Sesuai dengan keputusan Rapat

Uumum Pemegang Saham (RUPS) pada tanggal 31 Januari 1994, perusahaan

mengambil alih 100% saham PT.ACAP dan 70% PT.PJM yang merupakan

perusahaan pembuat shockbreaker.

Saat ini, Perusahaan tidak hanya sebagai perusahaan pembuat sockbreaker

untuk kendaraan bennotor saja, namun telah berkembang menjadi perusahaan

Page 59: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

pembuat shockbreaker untuk bagasi mobil yang menggunakan pegas,alat

berat,danforkliji.

Dengan bantuan teknis dari beberapa Perusahaan besar dari Jepang dan

Amerika, produk perushaan telah digunakan oleh beb1~rapa Agen Tunggal

Pemegang Merk (ATPM) di Indonesia dan produsen mobil di Jepang sebagai

OEM/OES kendaraan bermotor mereka.

2. Struktur Orgauisasi Perusahaau

Organisasi dibentuk karena dibutuhkan kerjasama yang baik dalam

melaksanakan aktivitas perusahaan. Kerjasama ini meliputi pembagian tugas,

penetapan wewenang dan tanggung jawab. Hal ini digambarkan dalam suatu

bagan organisasi yang memberikan gambaran mengenai urntan fungsi dan batas­

batas pertanggungjawaban. Organisasi yang terorganisir dengan baik akan lebih

mudah mencapai tujuan, sebab setiap orang dalam organisasi tersebut dapat

menjalankan tugasnya dengan jelas, sehingga memperoleh hasil yang memuaskan.

Bila dalam organisasi itu tidak baik, maka kegiatan manajemen dan fasilitas

dalam perusahaan tidak dapat digunakan secara efisien, sehingga setiap orang

yang bekerja tidak dapat mengembangkan kegiatannya dengan baik. Struktur

organisasi akan tampak jelas apabila digambarkan dalam ba.gan organisasi dengan

bermacam-macam bagian tugas dan fungsi yang berlainan dapat terlihat, menurut

pola yang ditetapkan oleh pimpinan

Struktur organisasi pada perusahan ini merupakan struktur organisasi garis,

karena segala kebijaksanaan perusahaan ditentukan oleh direktur secara langsung

dan semua bagian organisasi bertanggung jawab pada manajer masing-masing.

Page 60: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Hal ini disebabkan karena perusahaan menghendaki pengambilan keputusan

secara efektif dan mudah. Hal ini dapat dilihat dalam lampiran I melalui bagan

organisasi.

3. Uraian Togas dan Wewenang

Sesuai bagan organisasi perusahaan ini, pada lampiran I, maka dapat

diuraikan tugas serta tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam

organisasi.

1) General Meetings Of Shareholders

Rapat Umum Pemegang Saham merupakan pemegang kekuasaan tertinggi

dalam perusahaan yang berwenang untuk mengesahkan anggaran dasar

dan anggaran rumah tangga serta perubahan atas anggaran, menunjuk

dewan komisaris, dan menetapkan pembagian devide:n.

2) Boards OfCommisioner

Menentukan garis-garis kebijaksanaan perusahaan dan rencana jangka

panjang perusahaan, meningkatkan efektivitas manajemen dengan

memberikan pengarahan dan mengawasi pelaksanaan kerja direksi.

3) Managing Director

Bertanggung jawab kepada dewan komisaris atas tercapainya tujuan

perusahaan dan pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan, menetapkan

rencana kerja tahunan perusahaan, serta berhak bertindak atas nama

perusahaan dalam hubungannya dengan pihak ekstem dan intern

perusahaan untuk kepentingan perusahaan.

'17

Page 61: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

4) Corporate Secretary

Bertanggung jawab atas penyampaian inforrnasi perusahaan tersebut

kepada pihak publik (Bappepam, dan masyarakat).

5) Financial Controller

Bertanggung jawab untuk mengawasi kinerja operasional dan keuangan

perusahaan sehingga tercipta efisiensi dan efektivitas.

6) International Business Director

Bertanggung jawab atas kinerja manager marketing development dan

manager export.

7) Finance & Administration Director

Bertanggung jawab atas kinerja manager local purchasing, manager

finance, manager accounting, manager import.

8) Operation Director

Bertanggungjawab atas kinerja manager sales dan manager factory.

9) Technic & Development Director

Bertanggung jawab atas kinerja manager information tecnology, manager

mechanical engineering, manager maintenance, manager development.

10) Human Resources Director

Bertanggung jawab atas kinerja manager recruitment & selection,

manager training, manager industry relation, manager personnel.

11) Quality Assurance Director

Bertanggung jawab atas kinerja manager quality control dan manager lab

& calibration.

Page 62: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

12) Marketing Development Manager

Bertanggung jawab atas pemasaran hasil produksi perusahaan.

13) Export Manager

Bertanggung jawab atas penjualan ekspor hasil produksi perusahaan serta

mengurus LC (Letter Of Credit).

14) Local Purchasing Manager

Bertanggung jawab atas pembelian bahan balru perusahaan serta

melakukan penyeleksian terhadap para supplier disamping itu melakukan

pemeriksaan atas harga bahan baku.

15) Finance Manager

Bertanggung jawab atas administrasi dan keuangan perusahaan serta

menyusun anggaran pendapatan dan belanja perusahaan.

16) Accounting Manager

Bertanggung jawab atas kegiatan pembukuan dani penyusunan laporan

keuangan dengan tepat waktu sesuai dengan prosedur yang sudah

ditetapkan.

17) Import Manager

Bertanggung jawab atas pembelian import bahan baku perusahaan serta

mengurus dokumen-dokumen yang dibutuhkan.

18) Sales Manager

Bertanggung jawab atas penjualan dalam negeri serta melakukan

pengawasan atas penjualan kredit.

Page 63: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

19) Factory Manager

Bertanggung jawab atas penyimpanan dan pengawasan atas bahan baku

dan basil produksi perusahaan.

20) Information Technology Manager

Bertanggung jawab atas perancangan dan pengembangan sistem informasi

berbasis komputer untuk membantu kinerja perusahaan.

21) Mechanical Engineering Manager

Bertanggung jawab atas segala permasalahan teknis yang berkaitan dengan

mesin-mesin dan peralatan pabrik.

22) Maintenance Manager

Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan perawatan mesin-mesin serta

peralatan produksi.

23) Development Manager

Bertanggung jawab atas perencanaan dan penge:mbangan perusahaan

dimasa yang akan datang.

24) Recruitment & Selection Manager

Bertanggung jawab atas penerimaan dan penyeleksian karyawan yang

dibutuhkan oleh perusahaan.

25) Training Manager

Bertanggung jawab atas pelatihan dan pendidikan bagi peningkatan

kemampuan dan kualitas tenaga kerja.

Page 64: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

26) Industry Relation Manager

Bertanggung jawab untuk membina hubungan baik dengan pihak

karyawan maupun pihak pemerintah (Depnaker).

27) Personnel Manager

Bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan evaluasi

prestasi kerja.

28) Quality Control Manager

Bertanggung jawab atas pengujian terhadap mutu bahan baku dan produk

yang dihasilkan berdasarkan standard produk yang ditetapkan.

29) Lab & Calibration Manager

Bertanggung jawab atas pengujian laboratorium atas bahan baku dan

hasil-hasil produksi.

B. Data dan Analisis Pembahasan

1. Kebijakan Akuntansi Pada Perusahaan Ini

a. Setara Kas

Deposito berjangka yang akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau

kurang sejak ditempatkan diklasifikasikan sebagai "Se,tara kas".

b. Persediaan

Persediaan dinyatakan berdasarkan harga perolehan yang ditentukan dengan

metode rata-rata bergerak. Penyisihan dibentuk untuk menyesuaikan nilai

persediaan ke nilai realisasi bersih.

Page 65: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

c. Aktiva Tetap

Aktiva tetap dinyatakan berdasarkan harga perolehan, kelompok bangunan

dan prasarana pabrik disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus

(Straight Line Method) sebesar 5% per tahun dari harga perolehan,

sedangkan kelompok aktiva tetap lainnya disusutkan dengan menggunakan

metode saldo menurun (double declining balance method), masing-masing

dengan tarif sebagai berikut:

Tabel 4.1 Aktiva Tetap dan Tarif Penyusutan

No Nama Aktiva Tetap Tarif

!. Mesin dan Peralatan 10%-25% 2. Peralatan Kantor 10 %-50 % 3. Kendaraan 10%-50% ..

Sumber: keb11akan perusahaan yang mengacu pada SAK

d. Pengakuan Pendapatan dan Biaya

Pendapatan dari penjualan diakui pada saat penyerahan barang kepada

langganan untuk penjualan lokal dan penyerahan barang diatas kapal untuk

penjualan ekspor. Beban diakui sesuai masa manfaatnya (metode accrual).

e. Perhitungan Pajak Penghasilan

Perhitungan pajak penghasilan pada laporan keuangan ditentukan

berdasarkan perhitungan pajak dalam periode bersangkutan.

2. Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

Setiap perusahaan yang melakukan aktivitas dan memperoleh penghasilan

dari usahanya diwajibkan untuk menyelenggarakan pembukuan. Pada akhir

periode akuntansi yang berakhir 31 Desember untuk st:tiap tahunnya, setiap

Page 66: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

TAK/"\AN UTAMA SYAH1D """'~

perusahan perlu menyusun Japoran keuangan yang mencerminkan posisi

keuangan dan prestasi perusahaan selama periode yang bersangkutan. Laporan

keuangan secara lengkap terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan

ekuitas, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan.

Tujuan umum penyusunan laporan keuangan pada perusahaan ini adalah

sebagai berikut:

I) Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan

kewajiban serta modal perusahaan.

2) Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai posisi keuangan dan

perubahan dalam aktiva bersih perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha

memperoleh laba.

3) Memberikan informasi keuangan yang dapat membantu para pemakai Japoran

keuangan dalam menaksir potensi kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba.

4) Memberikan informasi yang berguna bagi para pemegang saham maupun

pihak manajemen dalam mengambil keputusan serta memprediksi arus kas.

Pemakai informasi laporan akuntansi tersebut adalah:

I) Pemilik

Digunakan untuk memprediksi deviden dan perkembangan harga saham.

2) Kreditur

Digunakan untuk memprediksi pembayaran pelunasan dan bunga

pinjaman dari debitur.

Page 67: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

3) Supplier

Digunakan untuk memprediksi pelunasan.

4) Management dan karyawan

Untuk memprediksi gaji, bonus, dan insentifyang akan diterima.

5) Pemerintah ·

Dalam ha! ini khususnya bagian pajak untuk menentukan besamya pajak

penghasilan yang akan dibayar oleh perusahaan.

Syarat suatu laporan keuangan yang baik adalah sebagai berikut:

I). Relevan terhadap kebutuhan para pengguna laporan dalam rangka

pengambilan keputusan.

2). Dapat diandalkan yaitu bebas dari pengertian yang menyesatkan,

kesalahan yang material serta dapat diandalkan oleh pengguna (user)

sebagai penyajian yang wajar.

Supaya dapat diandalkan informasi tersebut harus:

I). Dapat dibuktikan.

2). Tidak memihak

3). Disajikan dengan wajar.

Laporan keuangan perusahaan pada perusahan ini yang terdiri atas neraca

per 31 Desember 2003 dan laporan laba rugi yang berakhir pada tanggal 31

Desember 2003 beserta perincian-perinciaannya dapat dililhat dalam lampiran 2

dan lampiran 3.

Page 68: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Perincian Neraca dan Laporan Laba-Rugi:

1. Kas Dan Setara Kas

Kas dan bank

Setara Kas

Deposito Berjangka:

a. PT. BDN (Persero)

b. PT. Bank Eksekutiflnternational

(Hubungan Istimewa)

c. PT. Bank Exim

Jumlah Setara kas

Jumlah kas dan setara kas

Rp 4.846.465.100

Rp 6.500.000.000

Rp 3.100.000.000

Rp 500.000.000

Rp 10.100.000.000

Rp 14.946.465.100

Jumlah kas di bank yang ditempatkan pada pihak hubu1ngan istimewa adalah

sebesar Rp 1.877.294.852.

2. Piutang Usaha

Rincian piutang usaha adalah sebagai berikut:

1 ). Hubungan istimewa:

a. PT Prapat Tunggal Cipta

b. PT Mangatur Dharma

c. Lain-lain (masing-masing dibawah

Rp. 500 juta)

2). Pihak ketiga:

a. Lokal

b. Ekspor

Jumlah

Rp 3.290.955.013

Rp 2.666.691.667

Rp. 419.133.173

Rp 7.914.245.398

Rp 40.959.640.662

Rp 54.880.665.913

Page 69: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

3. Saldo dan Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Perusahaan dalam kegiataan usaha normal melakukan transaksi dengan

pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa terutama dalam bentuk

penjualan dan pembelian. Jumlah penjualan yang dilakukan pada pihak hubungan

istimewa adalah sebesar 6%. Jumlah pembelian dari pihak hubungan istimewa

adalah sebesar 3,9%. Saldo piutang usaha dengan pihak hubungan istimewa

adalah sebesar Rp 6.006.779.853 yang disajikan sebagai bagian dari "Piutang

usaha" dalam neraca. Saldo hutang usaha kepada pihak istimewa adalah sebesar

Rp 1.545.213.821 yang disajikan sebagai bagian dari "Hutang usaha" dalam

neraca.

Saldo akun piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang

berasal dari transaksi diluar usaha terdiri dari:

a. PT Adrindo Perkasa

b. Lain-lain

Jumlah

Rp 5.000.000.000

Rp 87.209.449

Rp 5.087.209.449

Transaksi dengan pihak hubungan istimewa dengan jumlah diatas

Rp 1.000.000.00 untuk tahun berakhir 2003 adalah sebagai berikut:

Penjualan:

a). PT Prapat Tunggal Cipta

b ). PT Mangatur Dharma

Pembelian:

a). PT Selamat Sempurna Perkasas

b ). PT Hydraxle Perkasa

Rp 12.643.013.174

Rp 8.753.224.343

Rp 4.027.985.531

Rp 1.564.678.188

Page 70: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Penghasilan Bunga:

a). PT Bank Prima Ekspress

b ). PT Bank Eksekutiflnternational

4. Persediaan

Persediaan terdiri dari:

Barangjadi

Barang dalam proses

Bahan Baku dan bahan pembantu

Barang dalam perjalanan

Jumlah

Dikurangi penyisihan persediaan

Bersih

5. Pinjaman Bank

Rp 4.143.947.1:83

Rp 3.035.060.4-12

Rp 10.879.581.317

Rp 1.874.323.875

Rp 42.615.136.271

Rp 448.469 .994

Rp 55.817.511.457

Rp (373.202.:533)

Rp 55.444.308.924

Akun ini terdiri dari pinjaman dalam mata uang Rupiah yang diperoleh

dari:

PT BDN (Persero):

kredit modal kerja untuk:

1 ). Industri

2). Pengembangan ekspor

Jumlah

6. Hutang Usaha

Rincian akun ini adalah sebagai berikut:

1 ). Hubungan istimewa:

Rp 3.254.256.087

Rp 1.000.000.000

Rp 4.254.256.087

Page 71: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

a. PT Hidup Karya Tunggal Cipta Rp 1.151.159.676

b.Lain-lain (untuk setiap jumlah dibawah

Rp. 500 juta) Rp 394.054.145

2).Pihak ketiga:

a. Impor Rp 5.777.983.049

b.Lokal Rp 5.876.936.606

Jumlah Rp 13.200.133.476

Pemasok utama perusahaan antara lain adalah Dae Woo Corp, Outokumpu

Copper Strip AB, Ltd, E Sadoshima Co, Ltd, dan Ahlstrom Co, Ltd.

7. Hutang Pajak

Hutang pajak terdiri dari:

Pajak Penghasilan:

a). Pajak penghasilan final atas penilaian kembali aktiva

b). Pasal 21

c ). Pasal 23/26

d). Pasal 25

e). Pasal 29

Jumlah

8. Biaya Masih Harus Dibayar

Akun ini terdiri dari: 1 ). Behan penjualan

2). Royalti

3). Jasa Professional

4). Gaji dan upah karyawan

5). Lain-lain

Jumlah

Rp. 4.366.246.776

Rp. 1.506.396.132

Rp. 443 .092.440

Rp. 757.369.940

Rp. 5.802.400.850

F~p. 12.875.506.140

Rp. 2.713.812.701

Rp. 338.385.780

Rp. 267.890.000

Rp. 244.147.400

ftp. 427.427.773

Rp. 3.991.663.654

Page 72: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

9. Modal Saham

Komposisi kepemilikan saham perusahaan adalah sehagai herikut:

Pemegang Saham

PT. Adrindo Intiperkasa

Agung Santoso

Budi Nugroho

Masyarakat

Jumlah

10. Penjualan Bersih

Akun ini terdiri dari:

1). Ekspor

2). Lokal

Jumlah

Jumlah Persentase

Saham Kepemilikan

133.849.554 68,02

3.000.358 1,53

758.688 0,38

59.159.400 30,07

196.768.000 100

Rp. 291.3 77 .031.064

Rp. 58.183.863.502

Rp. 349.560.894.546

Jumlah

(rupiah)

66.924.777.000

1.500.J 79 .000

379.344.000

29.579.700.000

98.384.000.000

Sehagian peajualan dilakukan pada huhungan istimewa.

11. Behan Pokok Penjualan

Akun ini terdiri dari:

Bahan haku yang digunakan

Upah huruh langsung

Behan Pahrikasi:

Rp. 171.916.778.193

Rp. 21.535.674.162

a). Behan Bahan Penolong Rp. 12.187.658.320

h). Behan Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp. 4.384.156.730

c). Behan Perhaikan Rp. 3.575.261.825

Page 73: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

d). Behan Impor Rp. 2.563.891.152

e). Behan Penyusutan Bangunan dan Mesin Rp. 14.824.375.000

f). Behan Overhead Lain-lain

Jumlah hehan produksi

Persediaan Barang Dalam Proses:

Rp. 4.620.882.917

Rp. 42.156.225.940

Rp. 235.608.678.200

Awai tahun

Pemhelian

Akhir tahun

Behan pokok produksi

Persediaan Barang Jadi:

Awai tahun

Pemhelian

Akhirtahun

Behan Pokok Penjualan

12. Behan Penjualan

Akun ini terdiri dari:

Rp. 1.487.438.180

Rp. 68.357.962

Rp. (1.874.323.875)

Rp. 235.290.150.400

Rp. 13.121.133.970

Rp. 1.056.961.967

Rp. (10.879.581.317)

Rp. 238.588.665.000

1 ). Iklan, komisi, dan promosi penjualan Rp. 17.029.571'.994

Rp. 4.826.718.886

Rp. 1.328.295.671

Rp. 1.603.196.923

Rp. 24.787.789.475

2). Pengangkutan

3). Royalti

4). Lain-lain

Jumlah

Page 74: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

13. Beban Umum dan Administrasi

Akun ini terdiri dari:

I). Gaji dan Bonus 2). Kesejahteraan karyawan 3). Pengobatan Karyawan 4). Penyusutan 5). Sewa 6). Sumbangan dan representasi 7). Perjalanan dinas

Rp. 4.232.530.232 Rp. 575.420.600 Rp. 421.600.720 Rp. 1.776.848.856 Rp. 1.304.479.071 Rp. 1.071.190.118 Rp. 935.384.640

8). Amor! biaya emisi saham ditangguhkan 9). Jasa professional

Rp. 908,488,800 Rp. 788.068.068

10).Pelatihan 11 ).Air & Listrik 12).Telepon, Telex, Pos 13).Pembuangan Limbah 14).Asuransi 15).Lain-lain

Jumlah 14. Beban Keuangan dan Penghasilan Bunga

Beban keuangan ini terdiri dari:

Rp. 600.840.230 Rp. 825.906.275 Rp. 420.455.900 Rp. 706.500.720 Rp. 575.800.850 Rp. 457.455.902 Rp. 15.600.970.980

a). Beban bunga dan administrasi pinjaman bank Rp. 9.220.625.861

b ). Beban bunga sewa guna usaha dan lainnya Rp. 18.065.442

Jumlah Rp. 9.238.691.303

Sebagian besar penghasilan bunga yaitu sekitar 95% adalah merupakan

penghasilan bunga pada deposito berjangka.

3. Perbedaan Laba Rugi menurut Standar Akuntansi Keuangan dengan

Undang-Undang Pajak Penghasilan.

Laba menurut akuntansi adalah selisih lebih pendapatan setelah dikurangi

dengan biaya-biaya yang telah terjadi sehubungan dengan usaha untuk

memperoleh pendapatan dan sebaliknya apabila biaya-biaya yang dikeluarkan

lebih besar dari pendapatan yang diterima maka selisihya disebut rugi. Laba

Page 75: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

menurut pajak adalah penghasilan kena pajak yaitu penghasilan bruto dikurangkan

dengan biaya-biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan,

biaya penyusutan, dan biaya administrasi serta biaya-biaya yang diperkenankan

menurut pajak. Dalam ha! ini, laporan keuangan menurut Standard Akuntansi

Keuangan perlu direkonsiliasi sehingga memenuhi syarat sebagai dasar untuk

menentukan besamya pajak penghasilan terutang.

Koreksi fiskal adalah penyesuaian yang dilakukan untuk

mentransformasikan laba sebelum pajak menurut akuntansi menjadi laba kena

pajak yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan.

Koreksi fiskal positif adalah koreksi fiskal yang dilakukan apabila

perusahaan membebankan biaya-biaya yang menurut ketentuan perundang­

undangan perpajakan merupakan non deductible expense atau apabila perusahaan

tidak menggabungkan penghasilan yang menurut ketentuan perundang-undangan

perpajakan merupakan taxable income. Koreksi fiskal positif akan menghasilkan

laba fiskal yang lebih besar dari laba komersial.

Koreksi fiskal negatif adalah koreksi fiskal yarng dilakukan apabila

perusahaan tidak membebankan biaya-biaya yang menurut ketentuan perundang­

undangan perpajakan merupakan deductible expense atau apabila perusahaan

menggabungkan penghasilan yang menurut ketentuan perundang-undangan

perpajakan merupakan non deductible income. Koreksi fiskal negatif akan

menghasilkan laba fiskal yang lebih kecil daripada laba komersial.

Page 76: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Setelah melakukan analisa atas laporan keuangan komersial perusahaan ini

maka koreksi fiskal yang perlu dilakukan atas laporan keuangan adalah sebagai

berikut:

a). Harga Pokok Penjualan.

!. Penyusutan.

Penyusutan atas pengeluaran untuk pembelian, pendirian, penambahan,

perbaikan atau perubahan harta berwujud kecuali tanah yang dimiliki dan

digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelibara penghasilan yang

mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Menurut pasal 11 UU No.17

tahun 2000 untuk menghitung penyusutan kelompok harta berwujud

ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 4.2 Penyusutan Kelompok Harta Berwujud

Kelompok Masa Tarif Penyusutan Tarif Penyusutan Harta Berwuiud Manfaat (Garis Lurus) (Saldo Menurun) I. Bukan Banl!llnan Kelompok 1 4 tahun 25% 50% Kelompok2 8 tahun 12,5 % 25% Kelompok3 16 tahun 6,25 % 12,5% Kelompok4 20 tahun 5% 10% II. Bangunan

Permanen 20 tahun 5% ----Tidak Permanen 10 tahun 10% ----

Sumber : Undang-Undang No.17 tahun 2000

Menurut perincian laporan laba-rugi perusahaan ini bahwa jumlah

penyusutan aktiva tetap yang dibebankan sebagai biaya pabrikasi adalah sebesar

Rp 14.824.375.000. Sedangkan perhitungan penyusutan berdasarkan UU No.17

Page 77: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

tahun 2000 beban penyusutan adalah sebesar Rp. 18.360.644.120. Hal ini

disebabkan karena penempatan kelompok aktiva tetap :serta penetapan tarif

penyusutan yang dilakukan perusahaan berbeda dengan penempatan kelompok

aktiva tetap dan tarif penyusutan menurut ketentuan perundang-undangan

perpajakan. Dengan demikian perlu dilakukan koreksi sebesar Rp. 3.536.269.120.

Perhitungan penyusutan aktiva tetap menurut komersial dan fiskal dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Tabel Perhitungan Penyusutan Komersial

Keterangan Kelompokill Kelompok Total Bamrnnan

Saldo Awai Tahun2003 73.731.736.651 10.778.106.194 84.509.842.845

Penambahan 68.783.310.658 2.807.865.083 71.591.175.741

Pen1mrangan 1.064.282.862 .. 1.064.282.862 Dasar Penyusutan Tahun2003 141.450.764.447 13.585.971.277 155.036.735.724 Tarif 10% 5% Penyusutan Saldo Menurun Garis Lurus Be ban Penyusutan Tahun 2003 14.145.076.444 679 .298.564 14.824.375.000

Page 78: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Keterangan

Saldo AwalTahun 2003

Penambahan

Pengurangan Dasar Penyusutan Tahun 2003 Tarif Penyusutan Be ban Penyusutan Tahun2003

Tabel 4.4

Perhitungan Penyusutan Fiskal

Kelompokm Kelompok Banimnan

73.731.736.651 10.778.106.194

68.783.310.658 2.807.865.083

1.064.282.862 -

141.450.764.447 13.585.971.277 12,5 % 5% Saldo Menurun Garis Lurus

17.681.345.556 679 .298.564

b). Beban Umum dan Administrasi.

I. Behan Kesejahteraan Karyawan

Total

84.509.842.845

71.591.175.741

1.064.282.862

155.036.735.724

18.360.644.120

Dalam perincian laporan laba-rugi terdapat beban kesejahteraan

karyawan sebesar Rp. 575.420.600. Menurut UU No.17 tahun 2000,

jumlah beban tersebut tidak diperbolehkan untuk dikurangkan dalam

menghitung penghasilan kena pajak karena dianggap sebagai suatu

pemberian dalam bentuk natura. Kenikmatan dalam bentuk natura

merupakan tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau

diperoleh tidak dalam bentuk uang. Apabila diterima oleh karyawan

dalam bentuk uang, maka merupakan pengha.silan bagi karyawan

tersebut dan bagi perusahaan diperbolehkan sebagai pengurang dalam

menghitung penghasilan kena pajak.

Page 79: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

2. Behan Pengohatan Karyawan

Perlakuan untuk hehan pengohatan termasuk pemherian dalam hentuk

natura. Oleh sehah itu biaya sehesar Rp. 421.600.720 tidak holeh

dikurangkan dalam menghitung penghasilan kena pajak. Apahila

diterima oleh karyawan dalam hentuk uang, maka merupakan

penghasilan hagi karyawan tersehut dan hagi perusahaan diperholehkan

sehagai pengurang dalam menghitung penghasilan kena pajak.

3. Behan Sumhangan dan Representasi.

Menurut Surat Edaran Dirjen Pajak No.27/PJ.22/1986 tanggal 14 juni

1986, pengeluaran hehan jamuan atau entertainment dapat dihehankan

sehagai hiaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan hrutto dengan

alasan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan

perusahaan. Di samping itu, pengeluaran behan jamuan atau

entertainment tersehut harus dapat dihuktikan dan perusahaan harus

dapat melampirkan daftar nominatif dalam SPT Tahunannya. Daftar

nominatif tersehut berisi nomor urut, tanggal entertainment, nama,

tempat, alamat, jumlah heban entertainment, serta data herupa nama,

jabatan, nama perusahaan, dan jenis usaha relasi yang diberikan

entertainmet tesehut. Dari jumlah heban sumhangan dan representasi

sebesar Rp. 1.071.190.118, ternyata sejumlah Rp. 240.568.180 dapat

dibuktikan melalui daftar nominatif, sedangkan sisanya tidak dapat

dikurangkan dari penghasilan hruto karena ;pengeluarannya tidak

herhuhungan dengan kegiataan perusahaan untuk mendapatkan,

Page 80: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

menagih, dan memelihara penghasilan perusahaan, jadi diperlukan

koreksi fiskal sebesar Rp. 830.621.938.

4. Behan Penyusutan

Dalam biaya umum dan administrasi terdapat biaya penyusutan sebesar

Rp. 1.776.848.856. Perhitungan penyusutan aktiva tetap menurut

komersial dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabet 4.5 Perhitungan Penyusutan Komersial

Kelompok Kelompok Total I l!I

Saldo Awai Tahun 2003 4.125.387.571 4.232.656.226 8.358.043.797 Penambahan 503.385.685 646.748.887 1.150.134.572 Pengurangan - 1.317.150.309 1.317.150.309 Dasar Penyusutan Tahun 2003 4.628. 773 .256 6.196.555.422 I 0.825.328.678

25% 10% Tarif Penyusutan Sal do Sal do

Menurun Menurun Behan Penyusutan Tahun 2003 1.157.193.314 619.655.542 1. 776.848.856

sedangkan perhitungan penyusutan berdasarkan UU No.17 tahun 2000

adalah sebesar Rp. 3.204.950.329 sehingga perlu dilakukan koreksi fiskal

sebesar Rp. 1.428.101.473. Perhitungan penyusutan aktiva tetap menurut

fiskal dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 81: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Tabel 4.6 Perhitungan Penyusutan Fiskal

Kelompok Kelompok I II

Saldo Awai Tahun 2003 4.125.387.571 4.232.656.226 Penambahan 503.385.685 646.748.887 Pemrurangan - 1.317.150.309 Dasar Penyusutan Tahun2003 4.628.773.256 6.196.555.422

50% 25% Tarif Penyusutan Sal do Saldo

Menurun Menurun Behan Penyusutan Tahun 2003 2.314.386.628 890.563.701

c). Pendapatan dan Beban Lain-Lain.

1 ). Pendapatan Bunga

Total

8.358.043.797 1.150.134.572 1.317.150.309

10.825.328.678

3.204.950.329

Sesuai dengan ketentuan UU No.17 tahun 2000, penghasilan berupa

pendapatan bunga dikenakan pemotongan pajak de:ngan tarif khusus dan

bersifat final. Penghasilan yang dikenakan pajak bersifat final ini tidak

dimasukkan kedalam penghitungan penghasilan kena pajak. Dengan

demikian harus dilakukan koreksi fiskal sebesar Rp 9.126.692.607.

2). Beban dan Denda Pajak.

Oleh pihak pajak, perusahan dikenakan denda pajak sebesar Rp

480.096.076 karena kelalaian perusahan dalam memenuhi kewajibannya

dalam membayarkan pajak terhutang. Perusahaan memasukkan beban

denda pajak tersebut sebagai beban pengeluaran yang mengurangi

penghasilan kena pajak. Menurut UU No.17 tahun 2000, sanksi

administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi pidana

berupa denda yang berkaitan dengan pelaksanaan perundang-undangan

Page 82: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

dihidang perpajakan, tidak holeh dikurangkan dari penghasilan hruto.

Oleh karena itu perlu dilakukan koreksi fiskal sebesar Rp 480.096.076.

Koreksi fiskal yang telah disehutkan tersehut diatas dapat dijaharkan

sehagai herikut:

a. Koreksi fiskal positif meliputi:

1) Behan Kesejahteraan Karyawan

2) Behan Pengohatan Karyawan

3) Behan Sumhangan dan Representasi

4) Behan dan Denda Pajak

Total

h. Koreksi fiskal negatifmeliputi:

1) Behan Penyusutan

2) Pendapatan Bunga

Total

: Rp. 575.420.600

: Rp. 421.600.720

: Rp. 830.621.938

: Rp. 480.096.076

: Rp. 2.307.739.334

: Rp. 4.964.370.593

: Rp. 9.126.692.607

Rp.14.091.063.200

Koreksi fiskal tersehut diperlukan karena adanya perhedaan-perhedaan

dalam pengakuan pendapatan dan hehan antara Standard Akuntansi

Keuangan dengan ketentuan perundang-undang perpajakan.

Perhedaan tersehut dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu:

a. Perhedaan waktu (timing difference)

Perhedaan waktu disehahkan karena adanya perhedaan waktu pengakuan

pendapatan dan hehan tertentu antara akuntansi dengan ketentuan

perpajakan. Perhedaan ini mengakihatkan te~iadinya penggeseran

pengakuan pendapatan dan hehan tertentu antara satu tahun pajak ke tahun

pajak lainnya. Koreksi fiskal alas laporan !aha rugi perusahaan ini yang

termasuk kelompok timing difference adalah:

Page 83: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

I) Beban penyusutan sebesar Rp 4.964.370.593

b. Perbedaan tetap (permanent difference).

Perbedaan ini timbul karena adanya pendapatan dan beban-beban

tertentu yang diakui menurut akuntansi, akan tetapi tidak diakui menurut

ketentuan perundang-undangan perpajakan.

Koreksi fiskal atas laporan laba rugi perusahan ini yang termasuk

kelompok permanent difference adalah:

I) Beban Kesejahteraan Karyawan :Rp. 575.420.600

2) Beban Pengobatan Karyawan :Rp. 421.600.720

3) Beban Sumbangan dan Representasi :Rp. 830.621.938

4) Beban dan Denda Pajak :Rp. 480.096.076

5) Pendapatan Bunga : Rp. 9.126.692.607

4. Rekonsiliasi dan Penyajian Laporan keuan1~an Meuurut UU

Perpajakan

Untuk keperluan perpajakan, wajib pajak diwajibkan untuk

menyampaikan laporan keuangan fiskal yang disusun berdasarkan ketentuan

perundang-undangan perpajakan yang dihasilkan mela.lui proses rekonsiliasi

atas laporan keuangan komersial.

Rekonsiliasi laporan keuangan menurut Standard Akuntansi Keuangan

dapat disusun setelah melakukan proses analisa atas transaksi usaha. Hasil

analisa tersebut akan menghasilkan dua kelompok transaksi yaitu transaksi

yang sama dan transaksi yang berbeda menurut Ketentuan Penmdang­

undangan Pajak. Selanjutnya transaksi yang berbeda tersebut digolongkan

Page 84: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

menjadi beda kelompok tetap dan beda kelompok waktu. Perbedaan ini

merupakan penyesuaian atas beban-beban yang tidak diperbolehkan untuk

dikurangkan dari penghasilan kena pajak dan penghasilan yang secara fiskal

merupakan bukan merupakan objek pajak.

Karena adanya perbedaan tersebut maka perlu dilakukan koreksi fiskal

baik koreksi positif maupun koreksi negatif. Rekonsiliasi laba akuntansi

menjadi laba kena pajak dengan memperhatikan sifat koreksi fiskal (positif

dan negatif) dapat dijabarkan sebagai berikut:

Laba komersial

Koreksi Positif:

1) Beban Kesejahteraan Karyawan

2) Beban Pengobatan Karyawan

3) Beban Sumbangan dan Representasi

4) Beban dan Denda Pajak

Koreksi Negatif:

1) Pendapatan Bunga

2) Beban penyusutan

Laba kena Pajak

Rp. 70.096.126.203

: Rp. 575.420.600

: Rp. 421.600.720

: Rp. 830.621.938

: Rp. 480.096.076

:(Rp. 9.!26.692.607)

:(Rp. 4.964.370.593)

:Rp. 58.312.802.337

Rekonsiliasi laporan laba rugi perusahaan ini dan penyi\jian laporan laba rugi

fiskal dapat dilihat dalam lampiran 5 dan lampiran 6.

Page 85: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

5. Perhitungan Pajak Penghasilan pada Perusmhaan Ini

Tarif pajak penghasilan berdasarkan Ketentuan pasal 17 Ayat l UU

No.17 tahun 2000 yaitu besarnya tarif pajak yang diterapkan atas penghasilan

kena pajak bagi wajib pajak dalam negeri dan luar negeri yang meajalankan

usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia melalui suatu bentuk usaha tetap

di Indonesia sebagai berikut:

Tabel 4.7

Tarif PPh Badan

Lapisan Penghasilan Kena Pajak

Sampai dengan Rp.50.000.000

Diatas Rp.50.000.000 - Rp.100.000.000

Diatas Rp.100.000.000 '

TmrifPajak

10%

15 %

30%

Sumber : Undang-Undang No. 17 tahun 2000

Untuk keperluan penerapan tarif pajak tersebut jumlah penghasilan

kena pajak harus dibulatkan kebawah dalam ribuan rupiah. Pada perusahaan

ini terdapat kredit pajak yang dapat dikurangkan dari pajak penghasilan

terutang yaitu:

I) Pemotongan pajak atas penghasilan dari kegiatan dibidang impor yaitu

PPh pasal 22 sebesar Rp. 6.630.311.185.

2) Angsuran PPh pasal 25 yang telah dibayar oleh wajib pajak selama tahun

pajak yang bersangkutan sebesar Rp. 5.052.678.869.

Dari laporan keuangan yang disusun menurut Ketentuan Undang-

Undang Perpajakan diperoleh laba kena pajak perusahaan ini adalah Rp.

Page 86: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

58.312.802.337 dibulatkan dalam ribuan rupiah penuh menjadi Rp.

58.313.800.000.

Perhitungan pajak penghasilan yang terutang adalah sebagai berikut:

Penghasilan Kena Pajak

Pajak Penghasilan:

I 0 % x Rp 50.000.000

15 % x Rp 50.000.000

=

=

30 % x Rp 58.113.800.000 =

Pajak Penghasilan Terutang

Dikurangi:

Rp. 58.313.800.000

Rp.

Rp.

5.000.000

7.500.000

Rp. 17.434.140.000

I) PPh Pasal 22 Rp 6.630.311.185

2) PPh Pasal 25 Rp 5 .052.678.869

Rp. 17.446.640.000

(Rp. 11.682.990.054)

Pajak Penghasilan yg masih harus dibayar ( PPh Psi 29) = Rp. 5.763.650.046

Page 87: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

A. KESIMPULAN

BABV

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya mengenai

"Analisis Empris Rekonsiliasi Pajak Pengl!asilan Mennrnt Standard

Aknntansi Kenangan (SAK) dengan Undang-Undang Pajak

Pengbasilan Untnk Tab1111 Pajak 2003 (Stndi Empiris Pada

Pernsabaan Spare Part di Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP),

Jakarta, maim dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Laporan keuangan yang disusun menurut Standar Akuntansi Keuangan

(SAK) memiliki perbedaan dengan laporan keuangan fiskal dimana

laporan keuangan fiskal disusun berdasarkan ketentuan perundang­

undangan perpajakan yang berlaku.

2. Perbedaan antara laporan keuangan menurut Standar Akuntansi

Keuangan (SAK) dengan laporan fiskal karena adanya perbedaan

pengakuan pendapatan dan biaya. Dimana perbedaan tersebut dapat

dikelompokkan menjadi dua yaitu: beda tetap (permanent differences),

beda waktu (timing differences).

3. Adan ya perbedaan tersebut, maka hams dilakukan koreksi fiskal sebagai

proses untuk merekonsiliasi laporan keuangan menurut Standar

Akuntansi Keuangan (SAK) menjadi laporan fiskal yang sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Koreksi fiskal

Page 88: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

tersebut dapat dibagi menjadi dua yaitu: koreksi positif dan koreksi

negatif.

4. Pada tahun 2003, perusahaan ini memperoleh laba menurut Standar

Akuntansi Keuangan (SAK) sebesar Rp. 70.096.126.203 sedangkan

menurut laporan keuangan fiskal, laba kena pajak adalah sebesar Rp.

58.312.802.337.

B. IMPLIKASI

Bertitik tolak dari hasil analisis dan pembahasan pada bab-bab

sebelumnya, maka penelitian ini mencoba mengemukakan implikasi yang

mungkin dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan terutama bagi

perusahaan dalam menyusun laporan keuangannya yaitu:

I. Apabila perusahaan ingin meningkatkan kesejahte.raan karyawan baik

berupa menanggung biaya pengobatan maupun memberikan hadiah,

maka sebaiknya perusahaan mewujudkannya dengan cara

menggabungkannya sebagai bagian dari beban gaji dan bonus atau

tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang, sehingga beban tersebut

diperbolehkan untuk dikurangkan dalam perhitungan penghasilan kena

pajak.

2. Untuk beban sumbangan dan representasi, dimana. beban representasi

sebaiknya dibuat daftar normantif yang lengkap sebagai bukti bahwa

beban tersebut digunakan untuk tujuan mendapatkan, menagih, dan

memelihara penghasilan perusahaan.

Page 89: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

3. Pihak perusahaan hendaknya mempersiapkan lebih dini perhitungan laba

kena pajak dan memenuhi kewajibannya secara tcpat waktu agar tidak

melewati batas waktu penyetoran pajak dan penyampaian SPT sehingga

tidak dikenakan sanksi administrasi ataupun denda oleh pihak fiskus.

4. Perusahan hendaknya membuat tax library dan senantiasa mengikuti

peraturan dan perkembangan baru dalam perpajakan sehingga laporan

keuangan fiskal yang disajikan sesuai dengan ketentuan perundang­

undangan perpajakan.

Page 90: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

DAFTAR PUSTAKA

Berita PB&Co. "Rekonsiliasi Fiskal" , Jakarta, 2008, diakses melalui google: http://www.pb-co.com/news.asp?id=412&lang=ind.

Berita Seputar Pajak di Indonesia. "Koreksi Fiskal '', fakarta, 2008, diakses melalui google: http://pajakindonesia.wordpress.com/2008/02/28/koreksi­fiskal/.

Gunadi. "Ketentuan Dasar Pajak Penghasilan '', Salemba Ernpat, Jakarta,2002.

Graham J, Willard. 2002, Perbedaan-Perbedaan Antara Prinsip Akuntansi dan Prinsip Pajak Dalam Laporan Keuangan, Jakarta: Penerbit salemba empat

Hamid, Abdul. "Buku Panduan Penulisan Skripst', FEIS UIN Press, Jakarta, 2007.

Hariwibowo, Ismawati. Analisis Rekonsiliasi Fiskal Untuk Menentukan Lab Kena Pajak Pada PT.XYZ, UIN Jakaiia, 2004.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan per I september 2007, Jakarta: Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. "Metodo/ogi Pene/itian dan Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen", Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta, 2002.

Keputusan Menteri Keuangan Nomor: SKMK. No.633/KMK.04/1994 jo. SKMK No.466/KMK.04/2000 tentang "Penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai dan penggantian atau imbalan sehubungan dengan peke1jaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu serta yang berkaitan dengan pelaksanaan peketjaan yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto pemberi ke~ia", Jakarta.

Keputusai1 Direktur Jenderal Pajak Nomor: SE-29/PJ.4/1995 jo. KEP.213/PJ/2001 tentang "Perlakuan perpajakan atas penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai dan penggantian atau imba/an sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan di

Page 91: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

daerah tertentu ser/a yang berkaitan dengan pelaksanaan pekeljaan yang dapal dikurangkan dari penghasilan bruto pemberi kelja", Jakarta.

Kieso dan Weygandth. "Akuntansi Keuangan Menengah ", Erlanggas, Jakarta, 2002.

Lalu, Hendry Yujana dan Muda Markus, "Pajak Penghasilan Petunjuk Umum dan Pemajakan Bulanan dan Tahunan Berdasarkan UU Terbaru ", PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002.

Mardiasmo. "Perpajakan", Edisi Revisi 2008, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2008.

Pardiat, 2003. Akuntansi Perpajakan, Jakarta: Penerbit Widyaiswara Pajak.

Republik Indonesia, 2000. Undang-Undang Dasar 1945, Jakarta: Penerbit Pustaka Setia.

Resmi, Siti. "Perpajakan Teori & Kasus", Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta, 2003.

Rusjdi, Muhammad. "Pph Pajak Penghasilan ", Indeks, Jakarta, 2004.

Suandy, Erly, 2006, Perpajakan, Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Suandy, Erly, 2006, Hukum Pajak, Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Undang-undang No.6 Tahun 1983 jo. Undang-undang No. 16 Tahun 2000 jo. Undang-undang No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Uudang-undang No.7 tahun 1983 jo. Undang-undang No.17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan.

Wajuyo. "PerpajakaYJ Indonesia" Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta, 2008.

Page 92: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Yusronillah, Fanny, Analisis Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Jenis Peke1jaan Wajib Pajak Terhadap Motivasi Membayar Pqjak, UIN Jakarta, 2006.

Page 93: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

. - - - -- -- ·-

STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN IN!

General Meetings Of Shareholders -,i!Ji,

Board Of Comissioner I

Managing Director I Financial Controller I - -···············

I I I International Finance & Operation Technic &

Business Administration Development

l I I r I

-1 I Market Export r- 11 Sales I [ Factory LT &Dev Finance

r

Accountin!J I ,,.!:!wJ -, a Local J

Purchasing ,--

Dev !!I

Import -

Lampiran 1

Corporate Secretary I

I Human Quality

Resources Assurance

'-- Rect&

11 ~%%;:•,cJJ, I Selec1

~~~.v2f:•'''f%t ,

,---·--- - --" '

I Training ii

e·he2w

H Q.C

~dust lation I I Lab&

Calibration

L.-l Personnel

Page 94: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PERUSAHAAN INI Neraca

Untuk Periode Yang Berakhir Tahun 2003 (Dalam Rupiah)

TIVA TIVALANCAR : dan setara kas tang Usaha 1-lubungan fsti!ne\vq Lain - lain sediaan Bersih ya dibayar dimuka dan iva Lancar Laino ya ilah Aktiva Lancar

TIVA TETAP ii tcrcatat

unulasi penyusutan ii Buku

TIVA LAIN - LAIN tg muka pembelian aktiva tetap ah yang belum digunakan ·~ntuk usaha )'a emisi sahan1 ditangguhkan - bcrsih 1 - lain 1lah Aktiva Lain - lain 11LAH AKTIVA

IVAJIBAN DAN EKUITAS IVAJIBAN LANCAR an1an Bank ang: Jsaha ang Pajak .'a n1asih harus dibayar !ah Kc\vajiban Lancar

BA DIT ANGGUHKAN DARI TRANSAKSI PENJUALAN )AN SEWA KEMBALI - Bersih UITAS

ja! Sahan1 - ni\ai nominal per saham Rp. 500 ~odal Dasar - 400.000.000 saham

~odal ditempatkan dan disetor penuh - 196.768.000 :> saham sih penilaian kembali aktiva tetap lo laba

lah Ekuitas ~LAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS

14,946,465,100

54,880,665,913 5,087,209,449

533,302,216 55,444,308,924

5,745,504,630

173,911,703,402 (59. 732,631,078)

4,235,383,826 2,432,994, 190 2,422,636, 772 7,264,772,975

4,254,256,087

13,200, 133,4 76 15,i43,372,154 3,991,663,654

98,384,000,000 96,000,000

31,956,591,903 94, 158,457,207

136,637,456,232

114, 179,072,324

11,355,787,763 262, 172,316,319

36,589,425,371

987,841,838

224,595,049, 110 262, 172,316,319

Lampiran 2

Page 95: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PERUSAHAAN INI Laporan Laba Rngi

Untuk Periode Yang Berakhir Tahun 2003 (Dalam Rupiah)

PENJUALAN BERSIH BEBAN PO KOK PENJUALAN LABAKOTOR

BEBAN USAHA : Penjualan Umum dan Administrasi Jumlah Bcban Usaha

LABA USAHA

PENGHASILAN DAN BEBAN LAIN -LAIN: Penghasilan bunga Selisih kurs - bersih Beban Keuanga11 Beban dan denda pajak Lain - lain bersih Penghasilan dan beban lain - lain

Laba Bersih Sebelum Pajak Penghasilan

349,560,894,566 (238,588,665,000)

24,787,789,474 15,600,970,982

9, 126,692,607 160,068, 158

(9,238,691,303) (480,096,076) (55,316,293)

Lampiran 3

110,972,229,566

40,388, 760,456

70,583,469, 110

( 487,342,907)

70,096, 126,203

Page 96: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Keterangan Hak Atas Tanah Bangunan & Prasarana Mesin & Peralatan Peralatan Kantor Kendaraan Jumlah

Akumulasi Penyusutan : Bangunan & f'rasarana Mesin & Peralatan Peralatan Kantor Kendaraan Jumlah

SaldoAwal 8,049,639,000

18, 778, 106, 194 73, 731, 736,65 l 4,125,387,571 4,232,696,226

l 00,917,565,642

3,276,791,384 35,618,609,728

1,596,305,938 31,410,074,708 71,901,781,758

Penambahan

2,807,865,083 68,783,310,658

503,385,685 646,748,887

72,741,310,313

664,287,039 13,874,504,110

1,216,445,720 1,729,808,552

17,.485,045,42 l

Pengurangan

-

1,064,282,862

-l,317,150,309 2,381,433,171

203,764,057

l,!81,364,744 l,385,128,801

Saldo Akhir 8,049,639,000

13,585,971,277 141,450,764,447

4,628, 773,256 6, l 96,555,422

173,911,703,402

3,941,078,423 49,289,349, 78 l

2,812,751,658 3,689,451,216

59,732,631,078

Page 97: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Keter.ingan

Penjuatan Bersih

H::.rga Pokok Penjualan

Laba Kotor

Beban Usah~:

l> Seba'\ Penp;.::lan

!klan, kornisi, dan promosi penjualan

Pen9angkutan

Royalti

Lain - lam

b Behan Urnurn dan Administrasi

Gaji dan Bonus

Kesejahteraan karyawan

Pengobatan Karyawan

Fei.yusutan

Sewa

Surnbangan dan representasi

PerJ<llanan Dinas

PERUSAHMN IN!

Rokons111asl Laporan Laba - Rugl Flskal

Untilk Pcrtodo Yang Borakhlr Desembcr 2003

Komersfai Koroksl Flska\

Beda Tetao Boda \l.Jaktu

349,560,894,5ee

(238,588,665,000 (3,538,:!69, 120)

110,972,229,566

(17,029,577 ,9941

(4,826,718,886)

(1,328,295,671}

(1,603,196,923)

(24,787,789,474)

(4,232,530,232}

(575,420,600) 575,420,600

(421,600,720) l .,1,600, 720

(1, 776,848,856) {1,428,. 01,473)

(1,304,479,071)

{1,071, 190, 118) 830,621,938

(935,384,640)

Amortisasi hiaya emisi saham ditangguhkan {908,488,800)

Jasa p1ofesional {788,068,068)

Pelatihan (600,840,230)

Air & Listnk (825,906,275)

Telepon, Telex. Pos (420,455,900}

Pembuangan Limhah (206,500, 720)

Asurans1 (575,800,850}

Lam - lain (957,455,9-02)

(15,600,970,982)

Jumlah Behan Usaha (40,368,760,456)

Laba Usaha 70,583,469, 110

Penghasllan (Beban) Lain - lain;

Penghasi1an Sunga 9, 126,692,607 (9,126,692,607)

Se!Jsih Kurs 160,068,158

Behan Keuangan (9,238,691,303)

Behan dan Denda Pajak (480,096,076) 480,096,078

Lam - fain (55,316,293)

Jumtah Penghasllan ( Behan ) Lain - lain (487,342,9-07)

Laba Berslh Sehelum Pajak 70,096,126,203

Lamp/ran :5

flsk.al

349,5en.S94,566

1242.124,934,120)

t07,435,S60,446

(17,029.577,994)

(4,826,718,886)

(1,328,295,6711

(1,603,196,923)

(24,787, 789,474)

(4.232,530,232)

(3,'.<04,850,329)

{1,304,479,071)

(240,568,180)

{935,384,640)

(908,488,800)

(781:1,068,068)

(600.840,230)

(825,906,275)

(420,455,900)

{206,500,720)

(575,800,850)

(957,455,902)

(15,201.429, 197)

(39,989,218,671)

67,446,741:r75

160,068, 158

(9,238,691,303)

(55.316,293)

(9,133,939,438)

58,312,802,337

Page 98: 2003 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7698/1/MUHAMAD... · ANALISIS EMIPIRIS REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PERUSAHAAN INI Laporan Laba - Rugi Fiskal

Untuk Periode Yang Berakhir Desember 2003 ( Dalam Rupiah )

Penjualnn b"lrsih Barga Pokok Penjuaian

Laba Kotor

Behan lisaha : a. Beban Penjualan

b. Beban Urnurn dan Administrasi

Jumlah Behan Usaha

Penghasilan ( Behan ) Lain - Lain : Selisih Kurs Beban Keuangan Lain - Lain

J umlah Penghasi!an ( Behan ) Lain - lain

Laba bersih Sebelum Pajak

349,560,,894,566 (242, 124,934, 120)

107,435,.960,446

24, 787,.789,474

15,201.429,197

39,989,218,671

67,446,741,775

160,,068, 158

(9,238,691,303) (55,316,293)

(9, 133,939,438)

58,312,802,337

Lampiran 6