pedoman umum penguatan usaha lembaga tks · pdf filesumber daya alam yang bisa dimanfaatkan...
TRANSCRIPT
Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia
Pedoman Umum Penguatan Usaha Lembaga TKS Purna
1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengangguran merupakan salah satu permasalahan serius bangsayang tiada hentinya menjadi fokus perhatian pemerintah. Upayapenanggulangan pengangguran menjadi penting, karena bila tidaktertangani dengan baik, dampak dari masalah penganggurandikhawatirkan dapat memicu persoalan kerawanan sosial, sepertimeningkatkan angka kemiskinan dan kriminalitas.
Masih tingginya angka pengangguran di tanah air dapat diamati daridata Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) BPS Agustus 2014 yangmenyebutkan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus2014 mengalami peningkatan dari semula sebanyak 7,15 juta orangatau sekitar 5,7 persen penduduk pada Februari 2014 menjadi 7,24 jutaorang atau sekitar 6,17 persen penduduk pada Agustus 2014.
Fakta tersebut menjadi warning kepada pemerintah agar mampumeningkatkan upaya penanggulangan pengangguran secara optimal,terutama ditengah kondisi perekonomian nasional yang belummembaik.
Disisi lain, pengembangan ketenagakerjaan sektor informal belumtergarap secara optimal. Padahal, Indonesia memliki beragam potensisumber daya alam yang bisa dimanfaatkan sebagai modal dasar untukpengembangan kegiatan-kegiatan sektor informal (kewirausahaan).
Dalam rangka mengatasi permasalahan diatas, pemerintah melaluiKementerian Ketenagakerjaan mengupayakan berbagai kebijakan, salahsatunya melalui pelaksanaan kegiatan Pendayagunaan Tenaga KerjaSukarela atau yang dikenal dengan istilah "Pendayagunaan TKS".
Sejak dijalankan kembali pada tahun 2009, kegiatan PendayagunaanTKS telah memberikan banyak manfaat, bukan saja bagi TKS selakupendamping, namun juga bagi kelompok usaha yang didampinginya.
Meskipun tugas pendampingan TKS telah berakhir, akan tetapi dibeberapa tempat, sebagian TKS masih melanjutkan pendampingankelompok untuk pengembangan rintisan usaha. Namun diakui bahwamasalah permodalan nampaknya menjadi kendala dalampengembangan usaha. Disisi lain, akses kredit permodalan usaha dariperbankan sulit diperoleh karena ketidaksanggupan kelompok dalammemenuhi jaminan kredit.
Pedoman Umum Penguatan Usaha Lembaga TKS Purna
2
Menindaklanjuti persoalan diatas, dalam rangka memperkuat usahalembaga TKS Purna, Direktorat Pengembangan dan PerluasanKesempatan Kerja - Ditjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja danPerluasan Kesempatan Kerja - Kementerian Ketenagakerjaan telahmenginisiasi kegiatan yang bernama "Penguatan Usaha Lembaga TKSPurna ".
Kegiatan Penguatan Usaha Lembaga TKS Purna merupakan salah satubentuk pengembangan dari kegiatan Pendayagunaan TKS. Kegiatan iniberbasis pada pemberian bantuan dana kegiatan untuk pengadaansarana/peralatan usaha lembaga TKS Purna. Dengan bantuan tersebut,kemajuan usaha lembaga TKS Purna diharapkan semakin meningkat.
Selanjutnya, untuk medukung kegiatan diatas, maka diperlukansuatu pedoman yang dapat menjelaskan secara rinci prinsip-prinsipkegiatan,mekanisme pelaksanaannya sesuai dengan maksud dan tujuanyang dikehendaki.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;2. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;3. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan;4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2011 tentang
Kewirausahaan Pemuda;6. Peraturan Pemerintah No.33 Tahun 2013 tentang Perluasan
Kesempatan Kerja;7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.12 tahun
2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang BidangKetenagakerjaan dan Ketransmigrasian Tahun 2010-2025;
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 5 Tahun 2014tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Kementerian TenagaKerja dan Transmigrasi Tahun 2014-2019.
C. Tujuan
Pedoman kegiatan Penguatan Usaha Lembaga TKS Purna bertujuanuntuk memberikan informasi kepada semua pihak yang terlibat dalampelaksanaan kegiatan, yaitu Pelaksana Kegiatan Pusat (Dit.Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja), Pelaksana Kegiatandi daerah (Disnaker Provinsi dan Kabupaten/Kota) dan Lembaga TKSselaku pemohon bantuan kegiatan.
Pedoman Umum Penguatan Usaha Lembaga TKS Purna
3
D. Sasaran
- Tersedianya pedoman/acuan kerja bagi Tim Penilai (Verifikator)untuk melakukan penilaian atas proposal usaha yang diajukan olehlembaga pemohon;
- Tersedianya pedoman/acuan kerja bagi lembaga pengusul mengenaitata cara penyusunan dan pengajuan proposal sesuai denganketentuan yang ditetapkan;
- Terciptanya koordinasi dan sinergi dalam mendukung kegiatanpenguatan lembaga TKS Purna;
- Terlaksananya kegiatan sesuai dengan arah dan sasaran kebijakan;
- Terlaksananya penilaian hasil kegiatan yang obyektif, transparan, adildan dapat dipertanggung jawabkan.
E. Daftar Istilah
Untuk dapat memahami kegiatan Penguatan Usaha Lembaga TKSPurna secara baik, ada beberapa istilah penting yang harus diketahuipara pengguna pedoman, sebagai berikut :
1. Tenaga Kerja Sukarela Purna (TKS Purna) mantan peserta kegiatanpendayagunaan Tenaga Kerja Sukarela sebagai pendampingkelompok usaha masyarakat.
2. Lembaga TKS Purna adalah suatu organisasi berbadan hukum yangdibentuk dan dijalankan oleh minimal 4 (empat) orang TKS Purnadan beranggotakan sebanyak 10 s.d 20 orang. Lembaga tersebutberorientasi pada kegiatan pemberdayaan masyarakat melaluipengembangan usaha produktif.
3. Kelompok Dampingan TKS adalah kumpulan orang (kelompok)yang didampingi TKS pada saat kegiatan Pendayagunaan TKS,dimana saat kegiatan berakhir, TKS masih mendampingi kelompokuntuk pengembangan usaha produktif.
4. Proposal adalah dokumen usulan permohonan bantuan penguatanusaha. Dokumen tersebut disusun oleh lembaga pemohon dandisampaikan kepada Direktur Pengembangan dan PerluasanKesempatan Kerja - Ditjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerjadan Perluasan Kesempatan Kerja-Kementerian Ketenagakerjaan.
5. Bantuan Penguatan Usaha adalah bantuan dana penyelenggaraankegiatan pemberdayaan masyarakat yang diberikan olehKementerian Ketenagakerjaan kepada lembaga atau kelompokdampingan TKS Purna dalam rangka pengembangan usahaproduktif.
Pedoman Umum Penguatan Usaha Lembaga TKS Purna
4
6. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya meningkatkan kekuatanatau posisi tawar masyarakat agar mampu mengambil keputusanuntuk dirinya serta ikut menentukan dan mempengaruhipengambilan keputusan yang dilakukan pihak lain yangberpengaruh terhadap dirinya.
7. Usaha produktif adalah semua jenis usaha yang menghasilkan danmenguntungkan secara berkesinambungan.
8. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuanseseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarahpada upaya mencari, menciptakan, serta menerapkan cara kerja,teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalamrangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan/ataumemperoleh keuntungan yang lebih besar.
Pedoman Umum Penguatan Usaha Lembaga TKS Purna
5
BAB IIPROFIL KEGIATAN PENGUATAN LEMBAGA USAHA TKS PURNA
A. Konsep Kegiatan
Masalah pengangguran harus dicermati dan disikapi secara serius
oleh semua pihak untuk menghasilkan suatu upaya penanganan yang
efektif. Kegagalan dalam penanganan masalah pengangguran, tentu saja
akan berimplikasi luas terhadap persoalan sosial lainnya, seperti
kemiskinan struktural dan penurunan kualitas tenaga kerja. Oleh karena
itu, penanganan masalah pengangguran yang multi dimensi harus
ditangani secara integral.
Kebijakan perluasan kesempatan kerja yang dikembangkan oleh
Kementerian Ketenagakerjaan melalui penguatan usaha lembaga TKS
Purna merupakan salah satu terobosan strategis dalam rangka
mendukung pembangunan ekonomi masyarakat.
Pendekatan ini secara teknis diwujudkan melalui pemberian bantuan
pembiayaan kepada lembaga usaha TKS PUrna yang concern terhadap
kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui usaha-usaha produktif.
Dengan bantuan tersebut, diharapkan terjadi transformasi sosial
ekonomi masyarakat miskin atau penganggur ke arah yang lebih
produktif, inovatif dan responsif terhadap dinamika kehidupan sosial
ekonomi di lingkungannya, sekaligus tumbuh dan berkembangnya
kesempatan kerja dan usaha yang berkelanjutan.
Secara teknis, bantuan penguatan usaha lembaga TKS Purna
memerlukan kerangka kelembagaan yang memadai dan dapat dijalankan
secara terstruktur. Setidaknya ada tiga pihak yang secara langsung
terlibat dalam pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan Penguatan
Usaha Lembaga TKS Purna, meliputi :
1) Tenaga Kerja Sukarela Purna (TKS Purna);
2) Masyarakat dampingan TKS;
3) Aparatur pemerintah sebagai penanggung jawab kegiatan,
fasilitator, pembina sekaligus pengawas kegiatan, yakni Direktorat
Pengembangan Perluasan Kesempatan Kerja, Dinas yang
membidangi ketenagakerjaan di tingkat Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
membentukmenjalankan
Skema Kegiatan
TKSp
membentukmenjalankan
Skema Kegiatan
Secara sederhana, skema kegiatan PenguatanPurna diuraikan sebagai berikut :
- Lembaga TKS Purna mengajukan proposalkepada Direktur Pengembangan
- Direktur Pengembangan Perluasan Kesempatan KerjaPelaksana Pusat memerintahkankelayakan lembaga pemohon
- Setelah proses verifikasi,Kesempatan Kerja menetapkan nambantuan, kemudian ditindaklanjuti dengan penandatangananperjanjian kerja sebagai dasar pelaksanaan pengbarang/sarana usaha.
- Lembaga penerima bantuanpemanfaatan bantuan usahaPengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerjapertanggungjawaban penggunaan anggaran negara;
- Direktorat Pengembanganmelakukan monitoring dan evaluasi untuk mengetahui hasil kegiatanpemberdayaan masyarakat yangserta menghimpun berbagaiberikutnya.
Pedoman Umum Penguatan Usaha Lembaga TKS Purna
6
membentuk/menjalankan
Lembaga/KelompokDampingan TKS Purna
DITJEN BINAPENTA c.q.Dit.Pengembangan Perluasan
Kesempatan Kerja
BantuanUsaha
Lembaga mengajukanproposal bantuan dan
mempertanggungjawabkanpenggunaan bantuan
membentuk/menjalankan
Lembaga TKS Purna
Dit. Pengembangan danPerluasan Kesempatan Kerja
BantuanUsaha
Lembaga mengajukanproposal bantuan dan
mempertanggungjawabkanpenggunaan bantuan
ederhana, skema kegiatan Penguatan Usaha Lembaga TKSsebagai berikut :
mengajukan proposal bantuan penguatan usahaPengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja;
Pengembangan Perluasan Kesempatan Kerja sebagaimemerintahkan tim verifikasi untuk meneliti
lembaga pemohon dan kelayakan usaha yang dijalankan.
, Direktur Pengembangan dan Perluasanmenetapkan nama-nama lembaga penerima
ditindaklanjuti dengan penandatangananperjanjian kerja sebagai dasar pelaksanaan pengadaan bantuan
penerima bantuan melaporkan hasil kegiatan danusaha secara berkala kepada Direktur
Perluasan Kesempatan Kerja sebagai bentukpertanggungjawaban penggunaan anggaran negara;
Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerjamelakukan monitoring dan evaluasi untuk mengetahui hasil kegiatanpemberdayaan masyarakat yang dijalankan oleh Lembaga TKS Purna
a menghimpun berbagai masukan untuk pengembangan kegiatan
Pedoman Umum Penguatan Usaha Lembaga TKS Purna
7
B. Hasil Yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan Penguatan UsahaLembaga TKS Purna, antara lain:
1. Tumbuhnya kemampuan masyarakat dalam mengelola potensisumber daya lokal;
2. Tumbuhnya kemandirian kelompok dalam membangun danmeningkatkan perekonomian lokal;
3. Tewujudnya kelembagaan fungsional masyarakat yang kokoh danmampu menjadi motor penggerak dalam meningkatkan kapasitasmasyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi;
4. Terciptanya kelompok-kelompok wirausaha baru yang mempunyaikeunggulan kompetitif;
5. Tumbuh dan berkembangnya kesadaran masyarakat dalammendayagunakan potensi diri dan sumberdaya lokal sehinggamampu melakukan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik.
C. Sifat dan Jenis Kegiatan
Pada dasarnya, kegiatan Penguatan Usaha Lembaga TKS Purnabersifat berkelanjutan, artinya kegiatan memiliki dampak positif dandapat dipelihara secara terus menerus, sehingga memberikan nilaitambah secara optimal.
Jenis-jenis kegiatan yang dilaksanakan harus sesuai dengankebutuhan masyarakat dan potensi sumber daya daerah serta mengarahpada kegiatan usaha ekonomi produktif, antara lain :
1. Peternakan, seperti : sapi, kerbau, kambing, ayam, itik dsb;
2. Budidaya perikanan air tawar, tambak, udang, kepiting soka dsb;
3. Pemanfaatan lahan tidur melalui kegiatan pertanian dan perkebunantanaman obat, tanaman jarak, jagung hibrida dsb;
4. Terapan Teknologi Tepat Guna (TTG), seperti bordir, sablon, batubata, genteng, kuliner, makanan ringan, agrobisnis dan pupukorganik, anyaman, kerajinan tangan dsb.
5. Pelayanan Jasa, seperti, percetakan, sablon, bengkel/pertukangan,service komputer, perdagangan,dsb.
Catatan : Jenis usaha yang tidak diperkenankan, antara lain usaha hiburan,game online dan pelayanan pendidikan, seperti kursus, pelatihan.
Pedoman Umum Penguatan Usaha Lembaga TKS Purna
8
BAB IIIORGANISASI PELAKSANA
Dalam rangka mendukung kegiatan Penguatan Usaha Lembaga TKSPurna, ada beberapa persyaratan penting yang terkait dengan lembagapelaksana dan pembina kegiatan.
A. Pelaksana Kegiatan
Pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan, antara lain:
1. Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja,Dinas/SKPD yang membidangi urusan Ketenagakerjaan di tingkatProvinsi dan Kabupaten/Kota selaku penanggung jawab, fasilitator,pembina dan pengawas kegiatan.
2. TKS Purna sebagai anggota lembaga dan pendamping kelompokusaha masyarakat;
3. Masyarakat sebagai anggota Lembaga TKS Purna;
B. Lembaga TKS Purna
Sebagaimana telah dijelaskan, bantuan penguatan usaha dariKementerian Ketenagakerjaan diberikan kepada lembaga TKS Purna.Lembaga TKS Purna merupakan organisasi berbadan hukum yangdidirikan dan dikelola oleh minimal oleh 4 (empat) orang TKS Purna.Lembaga ini beranggotakan minimal 10 orang dan maksimal 20 orang.Lembaga dapat berbentuk yayasan, unit dagang/usaha atau koperasi.Untuk memperkuat kegiatannya, lembaga ini dapat merekrut anggotayang berasal dari masyarakat luas.
Selain itu, Lembaga TKS Purna dapat pula berbentuk kelompokdampingan TKS, dimana pasca penugasan, TKS Purna masih melanjutkanpendampingan kepada kelompok dan secara bersama-sama terlibat aktifuntuk memperkuat usaha yang dijalankan.
Untuk menjamin legalitas, transparansi dan akuntabilitas kegiatan, makasetiap lembaga pelaksana kegiatan harus memenuhi persyaratan, sbb :
1. Memiliki visi dan misi pemberdayaan masyarakat;
2. Lembaga bukan milik perseorangan;
3. Berbadan hukum dibuktikan akte pendirian lembaga (akte notaris),dalam bentuk Yayasan, Koperasi, Lembaga Swadaya Masyarakat,Organisasi/Lembaga Pemberdayaan Masyarakat;
4. Memiliki struktur organisasi dan kepengurusan yang representatif;
Pedoman Umum Penguatan Usaha Lembaga TKS Purna
9
5. Memiliki program yang jelas dan berorientasi pada upayapemberdayaan masyarakat;
6. Memiliki kantor sekretariat dengan bukti ijin domisili dari lurahsetempat dan memiliki papan nama di depan kantor;
7. Memiliki NPWP dan rekening bank atas nama lembaga;
8. Bersedia menandatangani surat pernyataan tentang kesanggupanpelaksanaan kegiatan, membuat laporan pertanggungjawaban,berupa laporan kegiatan dan keuangan;
9. Bersedia untuk menjaga, melestarikan dan mengembangkan hasilyang dicapai;
10. Memiliki kepedulian yang tinggi dan aspiratif terhadap problemyang dihadapi masyarakat penganggur;
11. Memiliki akses pengembangan SDM, pengentasan kemiskinan, danpenanggulangan pengangguran diberbagai sektor;
12. Memahami potensi sumber daya daerah yang akan dikembangkanatau dikelola;
C. Tugas dan Fungsi Pelaksana
1. Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja:
a. Menjadi penanggung jawab, pelaksana dan pembina kegiatan;
b. Memberikan fasilitasi sebagian pembiayaan dalam bentukbantuan penguatan usaha kepada lembaga TKS Purna;
c. Memberikan legitimasi dan dukungan kepada pelaksana kegiatansesuai dengan tugas, fungsi dan tanggung jawab masing-masing;
d. Melakukan penilaian atas kelayakan dan kepatutan proposalyang disampaikan dari lembaga pemohon;
e. Melaksanakan perjanjian kerjasama dengan lembaga penerimabantuan;
f. Menyiapkan Kontrak Kerja dan Surat Perintah Kerja denganlembaga penerima bantuan;
g. Menunjuk dan menetapkan lembaga penerima bantuan;
h. Memfasilitasi lembaga penerima bantuan yang memerlukankoordinasi dengan institusi atau lembaga lain.
2. Dinas yang membidangi Ketenagakerjaan di Provinsi:
a. Memberi rekomendasi proposal yang diajukan oleh lembagapemohon bantuan dan menerima tembusan proposal;
Pedoman Umum Penguatan Usaha Lembaga TKS Purna
10
b. Memfasilitasi kelompok yang memerlukan koordinasi denganinstitusi atau lembaga lain;
c. Membina lembaga penerima bantuan sarana usaha;
d. Membantu penyelesaian masalah dalam pelaksanaan kegiatan dilapangan.
3. Dinas yang membidangi Ketenagakerjaan di Kabupaten/Kota:
a. Memberikan rekomendasi proposal yang diajukan oleh lembagapemohon bantuan dan menerima tembusan proposal;
b. Memberikan pembinaan dan bimbingan penyusunan proposalkepada lembaga pemohon;
c. Membantu penyelesaian masalah di lapangan;
d. Melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi kinerja lembagapenerima bantuan.
e. Memberikan arahan/bimbingan penyelesaian administrasikegiatan kepada lembaga penerima bantuan;
f. Memfasilitasi lembaga/kelompok yang memerlukan koordinasidengan lembaga/instansi lain;
g. Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi kepada DirektoratPengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja dan tembusankepada Dinas Tenaga Kerja Provinsi.
Pedoman Umum Penguatan Usaha Lembaga TKS Purna
11
BAB IVTAHAPAN KEGIATAN
Kegiatan Penguatan Usaha Lembaga TKS Purna dijalankan secaraterencana dan terukur, sesuai dengan mekanisme/tahapan sebagai berikut :
A. Sosialisasi Kegiatan
Sebelum kegiatan Penguatan Usaha Lembaga TKS Purna dijalankan,Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja melakukansosialisasi kepada jajaran Aparatur Dinas Tenaga Kerja Provinsi danKabupaten/Kota. Sosialisasi dilakukan untuk meningkatkan koordinasidiantara pelaksana kegiatan sehingga diharapkan dapatmengimplementasikan kegiatan sesuai dengan maksud dan tujuan yangingin dicapai.
Selanjutnya, petugas Dinas Tenaga Kerja Provinsi dan Kabupaten/Kotameneruskan informasi kegiatan kepada para TKS Purna untuk menjaringsebanyak-banyaknya lembaga yang berminat memanfaatkan bantuanpenguatan usaha. Berbagai informasi yang berkaitan dengan kegiatan,persyaratan lembaga pemohon dan mekanisme pengajuannya dijelaskansecara lengkap dalam sosialisasi.
B. Penyampaian Proposal Bantuan
Lembaga TKS Purna mengusulkan proposal bantuan usaha produktifdengan memaparkan informasi terkait status kelembagaan, strukturorganisasi, jenis usaha yang dijalankan, sasaran anggota kelompok danpembiayaan yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan.
Selain itu, proposal juga melampirkan foto copy dokumen-dokumenkelembagaan, seperti: Akte notaris pendirian lembaga, NPWP, rekeningbank atas nama lembaga, Rencana Anggaran Biaya kegiatan dan lain-lain.
C. Penilaian Kelayakan
Setelah menghimpun proposal dari lembaga pengusul, DirektoratPengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja melakukan penilaiankelayakan melalui evaluasi proposal dan verifikasi lembaga.
Untuk menjamin bahwa proses verifikasi berjalan sistematis,transparan, jujur dan adil, maka Direktorat Pengembangan dan PerluasanKesempatan Kerja harus membuat sistem verifikasi yang terencana danmenunjuk petugas verifikasi untuk melakukan pengecekan dokumenkelembagaan dan identifikasi lapangan (lokasi kegiatan usaha lembaga).
Pedoman Umum Penguatan Usaha Lembaga TKS Purna
12
D. Perjanjian Kerja
Lembaga TKS Purna yang telah ditetapkan sebagai penerima bantuan,selanjutnya mengadakan perjanjian kerja dengan Pejabat DirektoratPengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja yang ditunjuk.
Perjanjian kerja memuat ketentuan-ketentuan yang mengatur tentangpokok kegiatan, ruang lingkup, hak dan kewajiban, pihak-pihak yangterlibat dalam pelaksanaan kegiatan, rincian kegiatan (lokasi, bidangkegiatan, jangka waktu pelaksanaan), putusnya perjanjian dan ketentuanlain yang dianggap penting.
E. Pengadaan Barang Bantuan Usaha
Perjanjian Kerja dan Surat Perintah Kerja menjadi dasar bagi lembagauntuk melakukan pengadaan barang/sarana usaha. Dalam prosespengadaan barang, lembaga penerima bantuan bekerjasama denganpihak ketiga selaku pihak penyedia barang. Pelaksanaan pengadaanbarang harus mengacu pada peraturan pengadaan barang dan jasa.
F. Pencairan Dana Kegiatan
Proses pencairan dana kegiatan lembaga penerima bantuan dilakukanmelalui SISTEM PEMBAYARAN LANGSUNG (LS), yang dibuktikan denganBerita Acara Serah Terima Pekerjaan dari lembaga penerima bantuan danBerita Acara Pembayaran yang dikeluarkan oleh Pejabat PembuatKomitmen (PPK) Direktorat Pengembangan dan Perluasan KesempatanKerja.
G. Monitoring dan Evaluasi
Pelaksana kegiatan dari Direktorat Pengembangan dan PerluasanKesempatan Kerja, Dinas Tenaga Kerja Provinsi dan Kabupaten/Kotamelakukan monitoring dan evaluasi untuk mengetahui hasil pelaksanaankegiatan lembaga penerima bantuan, sejauhmana pencapaian hasilkegiatan dan persoalan-persoalan yang dihadapi dalam pelaksanaankegiatan.
Berbagai informasi yang terhimpun dari hasil monitoring dan evaluasimenjadi masukan untuk perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan padatahun berikutnya.
H. Pertanggungjawaban kegiatan
Mengingat bahwa sumber pembiayaan kegiatan berasal dari AnggaranPendapatan dan Belanja Negara (APBN), sesuai dengan Peraturan
Pedoman Umum Penguatan Usaha Lembaga TKS Purna
13
Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan KinerjaInstansi Pemerintah, maka setiap entitas instansi pemerintah harusmempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan tugasnya melalui suatupelaporan yang mencakup laporan pelaksanaan dan realisasi anggaran.Begitu pun dengan pelaksanaan kegiatan penguatan usaha lembaga TKSPurna.
Secara umum, pertanggungjawaban kegiatan, meliputipertanggungjawaban kinerja dan pertanggungjawaban administrasikeuangan. Pertanggungjawaban kinerja kegiatan diwujudkan dalambentuk pelaporan hasil kegiatan dari tahap awal sampai denganperkembangan terakhir kegiatan yang dijalankan serta hasil-hasil yangtelah dicapai.
Sedangkan pelaporan administrasi keuangan disampaikan denganmelampirkan bukti-bukti pengeluaran definitif yang telah dibukukansecara baik dan tertib administrasi sesuai dengan peraturan yang berlaku.Lembaga penerima bantuan harus dapat menunjukkan semua bukti-buktipengeluaran kepada petugas pemeriksa yang berwenang.
Pedoman Umum Penguatan Usaha Lembaga TKS Purna
14
BAB VMONITORING DAN EVALUASI
Pada dasarnya monitoring dan evaluasi merupakan kegiatan untukmelihat, menilai dan mengukur sejauhmana hasil capaian kegiatan. Untukkepentingan itu, maka diperlukan upaya pengumpulan data dan informasikegiatan secara komprehensif, baik pelaksana kegiatan, peserta kegiatanmaupun institusi lain yang terkait, sekaligus nilai kemanfaatan hasilkegiatan. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam monitoringdan evaluasi.
A. Metode
Untuk mendapatkan informasi yang akurat terkait hasil kegiatan, makametode monev yang digunakan adalah kunjungan lapangan. Data primerdiperoleh melalui pengisian kuesioner dan wawancara antara petugasdengan kelompok sasaran. Selain itu dilakukan pula analisis datasekunder dari laporan yang disampaikan lembaga penerima bantuan.
B. Instrumen
Instrumen atau perangkat yang digunakan dalam monev, meliputikuesioner, panduan wawancara, kamera, alat perekam, dsb.
C. Responden
Responden yang menjadi sasaran monitoring dan evaluasi adalahmereka yang terkait langsung dengan pelaksanaan kegiatan atau pihaklain yang terpengaruh secara langsung maupun tidak langsung dengankegiatan. Responden yang dimaksud adalah lembaga penerima bantuan,anggota lembaga, Dinas Tenaga Kerja dan instansi/lembaga terkaitlainnya.
D. Mekanisme
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan, meliputi tahapan-tahapan, sebagai berikut:
1. Identifikasi lembaga yang menjadi target monev.
2. Penetapan petugas monev.
3. Penetapan jadwal monev.
4. Pelaksanaan monev.
5. Pelaporan dan Rekomendasi.
Pedoman Umum Penguatan Usaha Lembaga TKS Purna
15
E. Indikator
Untuk mengevaluasi secara menyeluruh pelaksanaan kegiatan,capaian kinerja, manfaat serta penilaian layak atau tidaknya kegiatandimaksud dikembangkan, maka diperlukan penilaian terhadap tigasubyek yaitu (1). lembaga TKS Purna (2). anggota lembaga TKS Purna,(3). Dinas yang membidangi Ketenagakerjaan baik di Provinsi maupunKabupaten/Kota selaku pembina. Untuk kepentingan tersebut, makaindikator penilaian terbagi menjadi 4 (empat) poin penting.
INDIKATOR 1: LEMBAGA/KELOMPOK DAMPINGAN TKS PURNAIndikator ini untuk mengetahui dan menilai eksistensi lembagapenerima bantuan.
INDIKATOR 2: ANGGOTA LEMBAGA/KELOMPOK DAMPINGAN TKS
Indikator ini dimaksudkan untuk mengetahui secara pasti kondisi ataukeberadaan anggota lembaga, manfaat kegiatan, danperkembangannya antara sebelum dan sesudah menerima bantuan.
INDIKATOR 3: KEBERLANJUTAN KEGIATAN
Indikator ini dimaksudkan untuk mengetahui kemanfaatan kegiatan,kesinambungan dan hubungan antara lembaga dengan anggota.
INDIKATOR 4: DINAS YANG MEMBIDANGI KETENAGAKERJAAN SELAKULEMBAGA FASILITASI DAN PEMBINA
Indikator ini untuk mengetahui apakah Dinas Ketenagakerjaan setempatmemiliki peran penting dalam pembinaan lembaga TKS Purna. Hasilevaluasi akan dijadikan sebagai rujukan khusus bagi pelaksana pusatuntuk memperkuat peran Dinas Tenaga Kerja Provinsi danKabupaten/Kota dalam pembinaan lembaga penerima bantuan.
Pedoman Umum Penguatan Usaha Lembaga TKS Purna
16
BAB VIPELAPORAN
Pelaporan kegiatan diperlukan sebagai sumber informasi untukmengetahui perkembangan usaha lembaga penerima bantuan di lapangan.Hal-hal yang disampaikan dalam laporan menjadi rujukan dalampenyusunan kegiatan tahun berikutnya. Laporan dapat berbentuk laporankegiatan dan laporan hasil monitoring dan evaluasi.
A. Laporan Kegiatan
Lembaga penerima bantuan yang telah melaksanakan kegiatandiwajibkan membuat laporan. Disamping berfungsi sebagai buktipenyelenggaraan, laporan juga sangat diperlukan untuk kelengkapanpencairan anggaran melalui pengajuan ke Kantor PerbendaharaanNegara.
Laporan kegiatan memuat hasil perkembangan yang dicapai secarakumulatif dari sejak awal kegiatan sampai dengan laporan dibuat,terutama terkait dengan modal kerja usaha (bantuan sarana usaha,penambahan tenaga kerja, kontinuitas kelembagaan usaha, masalah-masalah yang dihadapi dan upaya pemecahan).
B. Laporan Monitoring Dan Evaluasi (Monev)
Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerjaberkewajiban menghimpun dan menyusun laporan perkembangan hasilkegiatan secara menyeluruh dan kumulatif berkaitan dengan jumlahbantuan sarana usaha, tenaga kerja yang diserap, permasalahan yangdihadapi serta upaya pemecahannya. Laporan ini disusun berdasarkanhasil monitoring dan evaluasi lapangan.
Laporan monev menjadi salah satu bahan masukan dalam penyusunanLaporan Kegiatan Penguatan Usaha Lembaga TKS Purna DirektoratPengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja.
Pedoman Umum Penguatan Usaha Lembaga TKS Purna
17
BAB VIIP E N U T U P
Pedoman Penguatan Usaha Lembaga TKS Purna diharapkan dapatmemberikan informasi yang jelas dan lengkap kepada para pelaksanakegiatan. Keberhasilan kegiatan sangat dipengaruhi oleh konsistensi,keseriusan dan kejujuran dari masing-masing pelaksana kegiatan.
Oleh karena itu, kepada semua pihak yang terkait dalam pelaksanaankegiatan diharapkan dapat memberikan kinerja yang terbaik denganharapan bahwa tujuan dan sasaran kegiatan dalam rangka pengentasankemiskinan dan pengangguran dapat terwujud.