skripsie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5374/1/jadi iftach...mempertanggungjawabkan kembali...

183
i PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI EKOSISTEM MELALUI PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) PADA SISWA KELAS VII SEMESTER II SMP NEGERI 2 TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan S.Pd Oleh : IFTACH LAILA ROHMATUL IZZATI NIM : 23060150034 PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2019

Upload: others

Post on 03-Feb-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI EKOSISTEM

    MELALUI PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS)

    PADA SISWA KELAS VII SEMESTER II

    SMP NEGERI 2 TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

    TAHUN PELAJARAN 2018/2019

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan S.Pd

    Oleh :

    IFTACH LAILA ROHMATUL IZZATI

    NIM : 23060150034

    PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2019

  • ii

  • iii

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI EKOSISTEM

    MELALUI PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS)

    PADA SISWA KELAS VII SEMESTER II

    SMP NEGERI 2 TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

    TAHUN PELAJARAN 2018/2019

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan S.Pd

    Oleh :

    IFTACH LAILA ROHMATUL IZZATI

    NIM : 23060150034

    PROGAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2019

  • iv

    LEMBAR PESETUJUAN PEMBIMBING

    Dr. Budiyono Saputro, M.Pd

    Dosen IAIN Salatiga

    Pesetujuan Pembimbing

    Lamp : 4 eksemplar

    Hal : Naskah Skripsi

    Saudari : Iftach Laila Rohmatul Izzati

    Assalamu’alaikum Wr. Wb.

    Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini

    kami kirimkan naskah skripsi saudara:

    Nama : Iftach Laila Rohmatul Izzati

    Nim : 23060150034

    Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)

    Jurusan : Tadris Ilmu Pengetahuan Alam (T.IPA)

    Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPAMATERI

    EKOSISTEM MELALUI PENDEKATAN JELAJAH ALAM

    SEKITAR (JAS)PADA SISWA KELAS VII SEMESTER II SMP

    NEGERI 2 TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN

    PELAJARAN 2018/2019.

    Dengan ini kami mohon skripsi saudari tersebut diatas supaya segera

    dimunaqosahkan

    Demikian agar menjadi perhatian

    Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

    Salatiga, 21 Maret 2019

    Dosen Pembimbing

    Dr. Budiyono Saputro, M.Pd

    NIP.197406302009121001

  • v

  • vi

    DEKLARASI

    Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

    skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah

    diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran–pikiran orang lain,

    kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

    Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang

    lain diluar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup

    mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqosah

    skripsi.

    Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

    Salatiga, 19 Maret 2019

    Penulis

    Iftach Laila Rohmatul Izzati

    23060150034

  • vii

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

    DAN

    KESEDIAAN PUBLIKASI

    Saya yang bertandatangan dibawah ini:

    Nama : Iftach Laila Rohmatul Izzati

    NIM : 23060150034

    Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan ( FTIK)

    Jurusan : Tadris Ilmu Pengetahuan Alam (T.IPA)

    Judul :PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI

    EKSOSISTEM MELALUIPENDEKATAN JELAJAH ALAM

    SEKITAR (JAS) PADA SISWA KELAS VII SEMESTER II SMP

    NEGERI 2 TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN

    PELAJARAN 2018/2019.

    Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil

    karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. pendapat atastemuan

    orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik

    ilmiah. Dan tidak keberatan untuk dipublikasikan oleh e-repository IAIN salatiga

    tanpa menutut konsekuensi apapun. Demikian surat pernyataan saya buat.

    Salatiga, 19 Maret 2019

    Penulis

    Iftach Laila Rohmatul Izzati

    23060150034

  • viii

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    Motto

    Ilmu tiada amalan bagaikan pohon tidak berbuah

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

    1. Kedua orang tuaku (Bapak Muhammad Harkim dan Ibuku tercinta Sundari)

    sebagai madrasah pertama yang selalu mendukung saya dalam belajar baik

    lahir maupun batin, selalu memberikan yang terbaik, mengorbankan segala-

    galanya, tak pernah berhenti mendoakan dan selalu memberi motivasi,

    menyayangi serta mencurahkan perhatiannya kepada saya sehingga saya se-

    semangat ini dalam menyelesaikan studi S1. Semoga Allah selalu

    menyayangi kalian, dan semoga kalian selalu dalam keadaan bahagia meski

    di tempat yang berbeda;

    2. Kakak tercinta Tuchlatul Chayati Mafaida dan Adik tersayang Safira Himatul

    Mahmudah yang selalu memberi warna dalam kehidupan saya, membuat saya

    selalu semangat dalam menggapai cita-cita.

    3. Keluarga besarku yang selalu mendoakan dan menyemangatiku.

    4. Sahabat-sahabat terbaikku (Dewi Nams, Nurul Maghfiroh,Rizka

    Isnaini,Arina Ayu,Rina Royani,Hammy,dan Latif) yang selalu memberi

    semangat dalam hal apapun. Semoga Allah SWT membalas dengan kebaikan

    serta kemuliaan.

  • ix

    5. Dosen pembimbingku dan kepala jurusan T.IPA Bapak Dr. Budiyono

    Saputro, M.Pd yang selalu sabar membimbingku, memberikan arahan dan

    masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

    6. Rektor, Bapak Ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang ikhlas mendidik

    dan membimbingku.

  • x

    KATA PENGANTAR

    “Bismillahirrohmanirrohim”

    Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

    Penyayang. Segala puji penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah

    memberikan limpahan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi dengan judul “peningkatan hasil belajar IPA materi ekosistem

    melalui pendekatan jelajah alam sekitar (jas) pada siswa kelas VII semeter II SMP

    Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019” sebagai hasil

    akhir perkuliahan.

    Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi

    Agung Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di hari akhir nanti.

    Peneliti menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih banyak kekurangan dan

    jauh dari kata sempurna.Hal ini disebabkan karena keterbatasan dan kemampuan

    yang peneliti miliki.Penulisan skripsi ini tentu tidak terlepas dari bimbingan,

    bantuan, dan motivasi dari berbagai pihak, maka dari itu pada kesempatan ini penulis

    mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga;

    2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga;

    3. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Tadris Ilmu

    Pengetahuan Alam (T.IPA) IAIN Salatiga;

    4. Ibu Anggun Zuhaida, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

    memberi motivasi dan dukungannya.

  • xi

    5. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf karyawan IAIN Salatiga yang telah

    memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis;

    6. Ibu Cicilia Nuning Tiasti, M.Pd. selaku guru kelas VII SMP Negeri 2

    Tuntang Kabupaten Semarang yang telah berkenan bekerjasama dengan

    penulis sehingga penelitian dapat berlangsung dengan baik;

    7. Kepala sekolah, guru dan siswa kelas VIISMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten

    Semarang yang telah memberikan ijin dan menjadisubjek dalam penelitian.

    8. Kedua orang tuaku dan saudara-saudaraku yang sangat kusayangi.

    9. Sahabat dan teman-teman T.IPA angkatan 2015 yang

    senantiasamenginspirasi, saling memberikan dukungan dan telah berjuang

    bersamasama.

    Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan

    terimakasih.Semoga amal yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah

    SWT.Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak

    kekurangan baik dalam hal isi maupun metodologi. Kritik serta saran yang

    membangun penulis harapkan bagi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan

    datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para

    pembaca yang budiman.Amin.

    Salatiga, 18 Maret 2019

  • xii

    ABSTRAK

    Izzati, Iftach Laila Rohmatul 2019. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Ekosistem

    Melalui Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (Jas) Pada Siswa Kelas VII

    Semeter II SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran

    2018/2019. Skripsi.Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi

    Tadris Ilmu apaengetahuan Alam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

    Pembimbing Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.

    Kata Kunci: Hasil Belajar, Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS), Ekosistem

    Tujuan penilitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa

    materi ekosistem dengan menggunakan pendekatan pembelajaran JAS pada siswa

    kelas VII SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.

    Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari 2 siklus

    yang masing-masing siklus melalui tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan,

    pengamatan, dan refleksi. Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII D

    yang berjumlah 32 siswa dengan rincian 16 siswa putra dan 16 siswa putri.

    Berdasarkan hasil penelitian, Pendekatan Jelajah Alam Sekitar dapat

    meningkatkan hasil belajar IPA materi ekosistem pada siswa kelas VII SMP Negeri 2

    Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019. Hal ini dibuktikan dari

    hasil pra siklus yang mencapai KKM hanya 50% (16 siswa yang tuntas) sedangkan

    50% tidak tuntas. Kemudian pada siklus I siswa telah mencapai KKM yaitu 63% (20

    siswa yang tuntas) dengan nilai rata-rata 63,375 sedangkan pada siklus II telah

    mencapai KKM sebesar 87% (28 siswa yang tuntas) dengan nilai rata-rata 73.3125.

    Persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus II yaitu 87% menunjukkan bahwa

    penelitian tindakan kelas ini berhasil.

  • xiii

    DAFTAR ISI

    SAMPUL ................................................................................................................ i

    GAMBAR BERLOGO .......................................................................................... ii

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................ iii

    LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... iv

    PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................v

    DEKLARASI ...................................................................................................... vi

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................... vii

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... viii

    KATA PENGANTAR ............................................................................................x

    ABSTRAK ......................................................................................................... xii

    DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii

    DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xvii

    DAFTAR TABEL ............................................................................................ xviii

    DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .............................................................................1

    B. Rumusan Masalah ......................................................................................8

    C. Tujuan Penelitian ........................................................................................8

    D. Manfaat Penelitian ......................................................................................8

    1. Manfaat Teoritis .....................................................................................8

  • xiv

    2. Manfaat Praktis ......................................................................................9

    E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Penelitian ...........................................10

    1. Hipotesis Tindakan ..............................................................................10

    2. Indikator Keberhasilan .........................................................................10

    F. Definisi Oprasional ...................................................................................11

    1. Hasil Belajar.........................................................................................11

    2. Ilmu Pengetahuan Alam .......................................................................11

    3. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar .........................................................12

    4. Materi Ekositem ...................................................................................12

    G. Metode Penelitian .....................................................................................13

    1. Rancangan Penelitian ..........................................................................13

    2. Subjek Penelitian .................................................................................13

    3. Langkah–langkah Penelitian ................................................................14

    4. Instrumen Penelitian ............................................................................17

    5. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................19

    6. Analisis Data ........................................................................................21

    H. Sistematika Penulisan ...............................................................................21

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Kajian Teori ..............................................................................................23

    1. Hasil Belajar.........................................................................................23

    a. Pengertian Belajar .........................................................................23

    b. Ciri – ciri Belajar dan Prinsip Belajar ...........................................25

  • xv

    c. Pengertian Hasil Belajar ...............................................................27

    d. Aspek Hasil Belajar ......................................................................28

    e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .........................28

    f. Ciri-ciri Hasil Belajar ....................................................................32

    2. Ilmu Pengetahuan Alam dan Materi Ekosistem ...................................34

    a. Hakikat IPA ..................................................................................34

    b. Materi Ekosistem ..........................................................................37

    3. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) ..............................................47

    a. Pengertian Jelajah Alam Sekitar ...................................................48

    b. Komponen-komponen Jelajah Alam Sekitar ................................50

    c. Langkah – langkah Jelajah Alam Sekitar .....................................53

    d. Kelebihan dan Kekurangan Jelajah Alam Sekitar ........................54

    B. Kajian Pustaka ..........................................................................................55

    BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Pelaksanaan Tindakan ..............................................................................58

    1. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan I .......................................................58

    2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan II ......................................................64

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Paparan Siklus ..........................................................................70

    1. Deskripsi Prasiklus...............................................................................70

    2. Deskripsi Data Siklus ...........................................................................73

  • xvi

    a. Hasil Tes .......................................................................................74

    b. Lembar Pengamatan Guru Siklus I ...............................................76

    c. Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ..............................................79

    3. Deskripsi Data Siklus II .......................................................................82

    a. Hasil Tes .......................................................................................82

    b. Lembar Pengamatan Guru Siklus II ..............................................85

    c. Lembar Pengamatan Siswa Siklus II ............................................88

    B. Pembahasan ..............................................................................................90

    1. Prasiklus ..............................................................................................90

    2. Siklus I .................................................................................................91

    3. Siklus II ................................................................................................92

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ...............................................................................................97

    B. Saran .........................................................................................................97

    DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................99

    LAMPIRAN .......................................................................................................102

  • xvii

    DAFTAR GAMBAR

    1.1 Siklus Penelitian Tinsakan Kelas .............................................................15

    2.1 Tingkat Organisasi Makhluk Hidup .........................................................40

    2.2 Ekosistem Alami ......................................................................................40

    2.3 Ekosistem Buatan .....................................................................................41

    2.4 Rantai Makanan ........................................................................................43

    2.5 Jaring-jaring Makanan ..............................................................................44

    2.6 Piramida Makanan ....................................................................................44

    2.7 Simbiosis Mutualisme ..............................................................................45

    2.8 Simbiosis Komensalisme..........................................................................46

    2.9 Simbiosis Parasitisme ...............................................................................47

    4.1 Diagram Ketuntasan Prasiklus .................................................................91

    4.2 Diagram Ketuntasan Siklus I ....................................................................92

    4.3 Diagram Ketuntasan Siklus II ..................................................................93

  • xviii

    DAFTAR TABEL

    4.1 Nilai Ulangan Harian (Prasiklus) .............................................................71

    4.2 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I .................................................74

    4.3 Hasil Pengamatan Guru Siklus I...............................................................77

    4.4 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I .............................................................80

    4.5 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus II ..........................................................82

    4.6 Hasil Pengamatan Guru Siklus II .............................................................85

    4.7 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II ............................................................88

    4.8 Sebaran Nilai Siswa ..................................................................................94

    4.9 Hasil Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar Persiklus ..........................96

  • xix

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Foto Pelaksanaan Penelitian Siklus I ..............................................103

    Lampiran 2 Foto Pelaksanaan Penelitian Siklus II .............................................104

    Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ..................................105

    Lampiran 4 Soal Tes dan Jawaban Siklus I ........................................................112

    Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa Siklus I ..........................................................118

    Lampiran 6 Lembar Pengamatan Guru Siklus I .................................................119

    Lampiran 7 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ................................................122

    Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II.................................124

    Lampiran 9 Soal Tes Siklus II dan Jawaban Siklus II ........................................130

    Lampiran 10 Lembar Kerja Siswa Siklus II .......................................................134

    Lampiran 11 Lembar Pengamatan Guru Siklus II ..............................................136

    Lampiran 12 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II ............................................139

    Lampiran 13 Hasil Lembar Kerja Siswa ............................................................141

    Lampiran 14 Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I ...................................................142

    Lampiran 15 Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II..................................................146

    Lampiran 16 SK Dosen Pembimbing .................................................................150

    Lampiran 17 Surat Ijin Penelitian.......................................................................151

    Lampiran 18 Surat Keterangan Penelitian ..........................................................152

    Lampiran 19 Lembar Konsultasi ........................................................................153

    Lampiran 20 Satuan Kredit Kegiatan .................................................................158

    Lampiran 21 Daftar Riwayat Hidup ...................................................................163

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG MASALAH

    Pendidikan merupakan suatu proses penting yang harus dilaksanakan

    setiap umat manusia. Pentingnya pendidikan untuk manusia tertuang dalam

    Undang–undang Nomor 20 Tahun 2003 bahwa, pendidikan merupakan usaha

    sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

    pembelajaran agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan

    akan mengajarkan manusia untuk mengembangkan potensi dirinya sehingga

    mampu menghadapi tantangan perkembangan ilmu pengetahuan dan

    teknologi serta mampu mengatasi masalah dalam kehidupan sehari–hari

    (Rachmawati dkk., 2015: 142).

    Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting untuk

    kesejahteraan hidupnya. Pendidikan mampu menjadikan manusia yang

    berkualitas baik dihadapan Allah ataupun sesamanya. Manusia yang memiliki

    ilmu pengetahuan akan memiliki derajat yang lebih tinggi dihadapan Allah

    dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki ilmu pengetahuan.

    Proses pendidikan yang berjalan menciptakan proses pembelajaran.

    Pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas yaitu belajar dan

    mengajar. Belajar menurut Winkel (dalam Rahmawati, 2015: 88) adalah

    suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

    lingkungan, yang menghasilkan perubahan–perubahan dalam pengetahuan,

  • 2

    pemahaman, ketrampilan, dan bersikap. Sedangkan, Nana Sudjana (dalam

    Rahmawati, 2015: 140) menyatakan bahwa mengajar adalah membimbing

    kegiatan peseta didik belajar, mengatur dan mengorganisasi lingkunganyang

    ada disekitar peserta didik sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan

    peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar.

    Pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama (SMP) membahas

    pelajaran yang beragam, salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu

    Pengetahuan Alam (IPA). Jasa (2012: 52), mendefinisikan Ilmu Pengetahuan

    Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang kenyataan alam semesta,

    mulai dari hukum fisika dasar, sistem dan mekanisme biologi makhuk hidup

    sampai dengan perubahan-perbahan reaksi kimia yang terjadi di dalamnya.

    Ilmu pengetahuan alam juga diartikan sebagai rumpun ilmu yang memiliki

    karakteristik khusus yaitu kenyataan atau kejadian dan hubungan sebab

    akibatnya (Wisudawati dkk., 2014: 22). Pembelajaran IPA merupakan

    pembelajaran yang penting untuk siswa SMP, hal ini karena kehidupan

    makhluk hidup sangat tergantung dari alam, zat yang terkandung di dalam,

    dan segala jenis gejala yang terjadi di alam.

    Gerakan pendidikan yang mendekatkan peserta didik dengan alam

    sekitarnya merupakan gerakan pengajaran dengan pendekatan alam sekitar.

    Alam sekitar sebagai fundamental pendidikan dan pengajaran memberikan

    dasar emosional, sehingga anak menaruh perhatian yang spontan terhadap

    segala sesuatu yang diberikan kepadanya asal itu didasarkan pada alam

  • 3

    sekitar. Hal itu sesuai dengan Ayat Al–Qur‟an QS. Ali - Imron : 190 – 191,

    sebagai berikut :

    ِة ﴿ە ُ۟ونِى ٱْْلَْنثََٰ ث ٍۢ ْلأ ٍِْم َوٱنىَّهَاِر َلَءاٌََٰ ِف ٱنَّ ِت َوٱْْلَْرِض َوٱْخحِهََٰ َىَٰ َمَٰ ﴾۹۱إِنَّ فِى َخْهِق ٱنسَّ

    ِت َىَٰ َمَٰ ا َوَعهَىَٰ ُجىُىتِِهْم َوٌَحَفَكَُّزوَن فِى َخْهِق ٱنسَّ ا َوقُُعىد ًۭ م ًۭ َ قٍََِٰ ٱنَِّذٌَه ٌَْذُكُزوَن ٱَّللَّ

    ىََك فَقِىَا َعَذاَب ٱنىَّاِر ﴿َوٱْْلَْرِض َرتَّىَ ِطًل ًۭ ُسثَْحَٰ َذا تََٰ ﴾۹۱۹ا َما َخهَْقَث هََٰ

    Artinya: “Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan

    pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi

    orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil

    berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan

    tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami,

    tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau,

    lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Ali-„Imran: 190191).

    Dari ayat tersebut disebutkan bahwa dalam belajar dianjurkan untuk

    tetap mengaitkan segala sesuatu yang terjadi dialam sekitar, karena sangat

    berhubungan dengan Yang Maha Pencipta, sehingga ketika mengetahui

    bahwa segala sesuatu yang ada dialam sekitar tak lepas dari peran Yang

    Maha Pencipta.

    Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang selama ini

    dianggap sulit oleh sebagian besar siswa, mulai dari jenjang sekolah dasar,

    sekolah menengah pertama, sampai sekolah menengah ke atas. Anggapan

    sebagian besar siswa yang menyatakan bahwa pelajaran IPA ini sulit benar

    terbukti dari hasil perolehan Ujian Akhir Sekolah (UAS) yang dilaporkan

  • 4

    oleh Depdiknas masih sangat jauh dari standart yang diharapkan.

    Kenyataannya justru semakin tinggi jenjang pendidikan, maka perolehan rata-

    rata Ujian Akhir Semester (UAS) pendidikan IPA menjadi semakin rendah.

    Kondisi pembelajaran IPA di SMP saat ini masih banyak yang dilaksanakan

    secara konvensional. Guru belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran

    secara aktif dan kreatif dalam melibatkan siswa serta belum menggunakan

    berbagai pendekatan atau strategi pembelajaran yang bervariasi berdasarkan

    karakter materi pelajaran (Susanto, 2013: 165166).

    Berdasarkan Survei yang dilakukan peneliti pada tanggal 18

    Desember 2018 di SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang melalui

    wawancara dengan guru kelas VII-D yaitu Ibu Cicilia Nuning Tiastiti, S.Pd

    ditemukan masalah dalam pembelajaran IPA. Proses pembelajaran pada

    materi ekosistem masih di ajarkan dengan cara yang sama seperti materi yang

    lainnya, yaitu hanya dilaksanakan dalam ruang kelas dengan terfokus pada

    apa yang terdapat atau tertuang di dalam buku saja, disamping itu siswa

    belum begitu paham mengenai materi–materi IPA, hal ini dikarenakan siswa

    kurang berkonsentrasi dalam pembelajaran. Selain itu, proses pembelajaran di

    kelas pada siswa kelas VII D di SMP Negeri 2 Tuntang diketahui bahwa ada

    beberapa siswa mengantuk, dan sebagian dari mereka cenderung bersikap

    pasif dan tidak menunjukan suatu keaktifan dalam proses pembelajaran.

    Pembelajaran fungsi dan peran guru menjadi sangat dominan,

    sedangkan disisi lain siswa hanya menyimak dan mendengarkan informasi

    serta pengetahuan yang diberikan oleh guru, sehingga mengakibatkan hasil

  • 5

    belajar rendah, hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang belum

    mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Nilai KKM yang di terapkan

    pada mata pelajaran IPA di SMP Negeri 2 Tuntang adalah 64. Siswa sendiri

    mengalami kesulitan untuk mencapai nilai KKM tesebut.

    Berdasarkan permasalahan tersebut, tentunya diperlukan suatu inovasi

    pendekatan pembelajaran yang dapat dilakukan guna meningkatkan hasil

    belajar siswa dalam mata pelajaran IPA. Pendekatan pembelajaran dapat

    diartikan sebagai tolok ukur atau sudut pandang kita terhadap proses

    pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses

    yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya memawadai, menginspirasi

    menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis

    tertentu (Suyadi, 2013: 15). Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) dapat

    didefinisikan sebagai pendekatan pembelajaran yang memanfaatkan

    lingkungan alam sekitar kehidupan peserta didik baik lingkungan fisik, sosial,

    teknologi, dan budaya sebagai objek belajar biologi yang fenomenanya

    dipelajari melalui kerja ilmiah (Alimah dkk., 2016: 19).

    Pendekatan pembelajaran JAS adalah salah satu inovasi pendekatan

    pembelajaran biologi dan maupun bagi kajian ilmu lain yang bercirikan

    memanfaatkan lingkungan sekitar dan simulasinya sebagai sumber belajar

    melalui kerja ilmiah, serta diikuti pelaksanaan belajar yang berpusat pada

    peserta didik (Adinugroho, 2018). Belajar adalah kegiatan aktif peserta didik

    dalam membangun pemahaman atau makna. Hal ini menunjukkan bahwa

    pendekatan pembelajaran JAS memberi keleluasaan kepada peserta didik

  • 6

    untuk membangun gagasan yang muncul dan berkembang setelah

    pembelajaran berakhir. Pendekatan pembelajaran JAS tampak secara eksplisit

    bahwa tanggung jawab belajar berada pada peserta didik dan guru

    mempunyai tanggung jawab menciptakan situasi yang mendorong prakarsa,

    motivasi dan tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat.

    Upaya meningkatkan pemahaman siswa salah satunya adalah dengan

    menerapkan pendekatan pembelajaran dan metode pembelajaran tertentu.

    Mulyani (2008) menyatakan bahwa: “pendekatan pembelajaran JAS dalam

    implementasinya menekankan pada pembelajaran yang menyenangkan. Ini

    merupakan salah satu komponen dari “pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan

    menyenangkan” (PAIKEM). Namun dalam pendekatan pembelajaran JAS,

    karakter menyenangkan, terekspresi secara eksklusif dalam istilah

    bioedutainment (asal kata bio = biology; edu = education, dan tainment =

    intertainment), yakni merupakan strategi pembelajaran IPA khusunya materi

    biologi yang menghibur dan menyenangkan melibatkan unsur ilmu atau sain,

    proses penemuan ilmu (inkuari), ketrampilan berkarya, kerjasama,

    permainan yang mendidik, kompetisi, tantangan dan sportivitas”.

    Pembelajaran dengan model JAS akan membuat siswa senang dan

    merasa lebih segar. Belajar di alam sekitar dapat membuat suasana hati siswa

    seperti rekreasi, misalnya siswa mempelajari hubungan makhluk hidup

    dengan lingkungan yang ada disekitar sekolah. Alternatif cara pembelajaran

    mata pelajaran IPA di luar ruangan atau alam sekitar dapat membangun

    makna atau dapat melibatkan lebih banyak indera yaitu indera penglihatan,

  • 7

    indera pendengaran, indera perabaan, dan indera penciuman pada siswa dan

    memberikan pengalaman yang lebih berkesan. Dengan pembelajaran seperti

    ini siswa mengalami sendiri tentang apa yang sedang dipelajari. Pembelajaran

    ini juga akan merangsang siswa untuk ingin tahu serta dapat menambah

    wawasan siswa. Atas dasar tersebut, kajian lebih mendalam terhadap masalah

    ini sehingga perlu dilakukan penelitian tindakan kelas.

    Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian tindakan yang

    dilaksanakan di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung. Penelitian

    Tindakan Kelas dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki atau

    meningkatkan kualitas pembelajaran. Berdasarkan latar belakang tersebut,

    peneliti tertarik untuk melakukan PTK dengan judul “Peningkatan Hasil

    Belajar IPA Materi Ekosistem Melalui Pendekatan Jelajah Alam Sekitar

    (Jas) Pada Siswa Kelas VII Smester II SMP Negeri 2 Tuntang

    Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019”.

  • 8

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka

    rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

    “Apakah Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) dapat meningkatkan hasil

    belajar IPA materi ekosistem pada siswa kelas VII D Semester II SMP Negeri

    2 Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019?”

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan yang hendak dicapai penelitian ini adalah untuk mengetahui

    peningkatan hasil belajar IPA materi ekosistem melalui pendekatan Jelajah

    Alam Sekitar (JAS) pada siswa kelas VII D Semester II SMP Negeri 2

    Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.

    D. Manfaat Penelitian

    Penelitian ini akan membantu meningkatkan hasil belajar siswa pada

    mata pelajaran IPA melalui pedekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) dalam

    pembelajaran yang akan disampaikan secara mendalam. Adapun pelaksanaan

    penelitian ini akan bermanfaat sebagai berikut :

    1. Manfaat Teoritis

    a. Memberikan kontribusi dan menambah wawasan ilmu di bidang

    pendidikan, khususnya pendidikan IPA.

    b. Sebagai salah satu pertimbangan dan rujukan bagi penelitian-

    penelitian sejenis di masa yang akan datang.

  • 9

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi siswa dapat meningkatkan semangat dan kreativitas dalam

    mengikuti pembelajaran karena pembelajaran dikemas secara menarik

    dengan menerapkan pendekatan pembelajaran yaitu Jelajah Alam

    Sekitar (JAS). Penggunaan pendekatan pembelajaran yang baik dan

    tepat diharapkan memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan

    tidak membuat siswa jenuh. Selain itu, kesulitan yang dialami oleh

    siswa dalam memahami materi–materi yang terdapat pada mata

    pelajaran IPA yaitu Ekosistem ;

    b. Bagi guru menambah wawasan, referensi, inovasi dan keterampilan

    guru dan calon guru dalam menerapkan pendekatan pembelajaran

    yang sesuai dengan materi yang hendak diajarkan;

    c. Bagi sekolah memberi sumbangan pemikiran bagi sekolah sebagai

    dasar pengambilan kebijakan sekolah yang pada akhirnya bermanfaat

    pada peningkatan mutu sekolah;

    d. Bagi peneliti lain dapat dijadikan bahan penelitian lebih lanjut dengan

    menambah permasalahan lain.

  • 10

    E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

    1. Hipotesis Tindakan

    Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan pendekatan

    Jelajah Alam Sekitar dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi

    ekosistem pada siswa kelas VII-D SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten

    Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.

    2. Indikator Keberhasilan

    Indikator keberhasilan merupakan tolok ukur tingkat ketercapaian dari

    tindakan yang diberikan (Daryanto, 2011: 83). Penerapan pendekatan JAS

    ini dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Indikator

    ketuntasan siswa adalah sebagai berikut:

    a. Secara Individu

    Nilai yang diperoleh setiap siswa dapat ≥ 64 (KKM yang telah

    ditentukan di sekolah tersebut untuk mata pelajaran IPA).

    b. Secara Klasikal

    Siklus akan berhenti apabila ≥ 85% dari total siswa dalam satu kelas

    mendapat nilai ≥ 64.

  • 11

    F. Definisi Oprasional

    1. Hasil Belajar

    Hasil belajar adalah penilaian yang dilakukan oleh guru terhadap hasil

    pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa, serta

    digunakan sebagai bahan penyusun laporan kemajuan hasil belajar, dan

    memperbaiki proses pembelajaran (Rusman, 2012: 13).

    Hasil belajar dalam kegiatan pembelajaran biasanya guru menetapkan

    tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Siswa yang berhasil dalam

    pembelajaran adalah siswa yang berhasil mencapai tujuan-tujuan

    pembelajaran yang ditandai dengan tercapainya nilai Kritera Ketuntasan

    Minimal (KKM). KKM yang ditetapkan pada mata pelajaran IPA di SMP

    Negeri 2 Tuntang adalah 64.

    Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

    adalah suatu proses yang dilakukan siswa dalam pembelajaran dengan

    mencapai tujuan-tujuan belajar yang sudah ditentukan.

    2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

    Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang mempelajari tentang

    kenyataan alam semesta, mulai dari hukum fisika dasar, sistem dan

    mekanisme biologi makhuk hidup smpai dengan perubahan-perbahan

    reaksi kimia yang terjadi di dalamnya. Ilmu Pengetahuan Alam

    merupakan rumpun ilmu yang memiliki karateristik khusus yaitu

    mempelajari fenomena alam yang faktual, baik berupa kenyataan atau

    kejadian dan hubungan sebab-akibatnya. Cabang ilmu yang termasuk

  • 12

    anggota rumpun IPA saat ini antara lain Biologi, Fisika, IPA, Astronomi/

    Astrofisika, dan Geologi (Sari, 2016). Pembahasan IPA yang akan

    dibahas dalam pembelajaran ini adalah tentang Ekosistem

    3. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) merupakan pendekatan

    Pembelajaran yang menekankan pada pemanfaatan lingkungan alam

    di sekitar kehidupan siswa, baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya

    sebagai obyek belajar biologi yang fenomenanya dipelajari melalui kerja

    ilmiah (Alimah dkk., 2016: 19). Pendekatan JAS memiliki karakter

    menyenangkan, terekspresi secara eksklusif, yaitu suatu strategi

    pembelajaran biologi yang menghibur dan menyenangkan melibatkan

    unsur ilmu atau sains, proses penemuan ilmu (inkuiri), ketrampilan

    berkarya, kerjasama, permainan yang mendidik, kompetisi, tantangan dan

    sportivitas.

    4. Materi ekosistem merupakan materi yang diajarkan

    Pada kelas VII SMP semester dua, dengan Kompetensi Dasar (3.7)

    yaitu mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya.

    Materi ekosistem mempelajari bagaimana hubungan timbal balik antara

    komponen makhluk hidup dengan lingkungan, yang antara komponen

    satu dengan lainya saling berinteraksi membentuk suatu sistem.

  • 13

    G. Metode Penelitian

    1. Rancangan Penelitian

    Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

    Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR).

    berdasarkan namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di

    dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di dalam kelas

    (Suyadi, 2010: 17). Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu

    pengamatan yang menerapkan tindakan di dalam kelas dengan

    menggunakan aturan sesuai dengan metodologi penelitian yang dilakukan

    dalam beberapa periode atau siklus (Arifah, 2017: 24).

    Alasan peneliti menggunakan PTK adalah untuk memperbaiki dan

    meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam

    kelas dengan cara menerapkan pendekatan (JAS) sehingga hasil belajar

    siswa dapat meningkat terutama pada mata pelajaran IPA materi

    ekosistem. Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan adalah jenis

    kolaboratif, dimana peneliti bertindak sebagai pengamat.

    2. Subjek Penelitian

    a. Subjek

    Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas VII-D SMP Negeri 2 Tuntang

    Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2019/2019. Jumlah siswa kelas

    VII-D ada 32 siswa meliputi 16 siswa laki-laki dan 16 siswa

    perempuan dengan kolaboratornya guru kelas VII yaitu Ibu Cicilia

    Nuning Tiasti. Alasan mengambil subjek kelas VII-D dikarenakan

  • 14

    pendekatan pembelajaran ini tepat digunakan pada materi ekosistem

    mata pelajaran IPA serta merupakan saran bagi peneliti, yang perlu

    diadakan inovasi pembelajaran. Peneliti mengambil penelitian di SMP

    Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang karena menurut peneliti

    sistem pembelajaran yang terdapat di sekolah tersebut masih kurang

    inovatif dan masih bersifat konvensional dengan hasil belajar yang

    masih rendah.

    b. Lokasi

    Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 2

    Tuntang Kabupaten Semarang.

    c. Waktu

    Waktu penelitian ini dimulai pada bulan Desember 2018 sampai

    Maret 2019 dari tahap pra survei hingga dilaksanakannya tindakan.

    3. Langkah – Langkah Penelitian

    Arikunto dalam (Suyadi, 2010: 49), berpendapat tahap-tahap dalam

    PTK terdiri dari empat tahapan penting yaitu: perencanaaan, pelaksanaan,

    pengamatan, dan refleksi. Model dan penjelasan untuk masing-masing

    tahap seperti/yang ditunjukkan pada Gambar 1.1.

  • 15

    Gambar 1.1 Siklus Pelaksanaan PTK

    a. Tahap Menyusun Rancangan Tindakan (Planning)

    Tahap perencanaan menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,

    di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

    Penelitian yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara

    pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses

    jalannya tindakan. Penelitian kolaborasi ini dikatakan ideal karena

    adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta

    mutu kecermatan amatan yang dilakukan (Arikunto, 2014: 17).

    Kegiatan yang dilakukan terdiri dari:

    1) Peneliti menyiapkan materi ajar tentang ekosistem berdasarkan

    komponen biotik dan abiotik ;

    2) Peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

    materi ekosistem berdasarkan komponen biotik dan abiotik

    dengan menggunakan pendekatan JAS;

  • 16

    3) Peneliti menyiapkan lembar soal materi ekosistem berdasarkan

    komponen-komponen biotik dan abiotik untuk mengetahui hasil

    belajar siswa;

    4) Peneliti menyiapkan instrumen pembelajaran;

    5) Peneliti menyiapkan instrumen pembelajaran lembar observasi

    kegiatan siswa tentang proses pembelajaran menggunakan

    pendekatan JAS;

    6) Peneliti menyiapakan instrumen pembelajaran lembar observasi

    kegiatan guru tentang penggunakan pendekatan pembelajaran

    JAS.

    b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)

    Pelaksanaan tidakan merupakan tahap implementasi atau

    penerapan isi rancangan yaitu mengenakan tindakan di kelas. Yang

    perlu diingat adalah bahwa pelaksana guru harus ingat dan berusaha

    menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus

    pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat (Suyadi, 2010: 62).

    Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini akan diterapkan

    melalui pendekatan pembelajaran JAS sebagai alat bantu dalam

    menyampaikan materi. Pelaksanaan tindakan terdapat tiga kegiatan,

    yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

  • 17

    c. Tahap Pengamatan (Observing)

    Pengamatan yaitu mengamati semua peristiwa selama

    pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan

    dengan menggunakan lembar observasi atau evaluasi yang telah

    disusun. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil

    tes, ulangan harian, presentasi, dll) dan data kualitatif yang

    menggambarkan keaktifan siswa, partisipasi siswa dalam

    pembelajaran, dan lain-lain.

    d. Tahap Refleksi

    Tahap refleksi ini dilakukan dengan menganalisis data

    mengenai proses, masalah, hambatan yang dijumpai, dan dilanjutkan

    dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang

    dilaksanakan. Apabila indikator belum tercapai, maka PTK akan

    dilanjutkan siklus berikutnya pada waktu dan materi yang berbeda

    melalui tahap sama dengan siklus sebelumnya.

    4. Instrumen Penelitian

    Instrumen yang digunakan dalam penelitian meliputi berbagai hal,

    yaitu:

    a. Lembar pengamatan

    Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan pedoman

    pengamatan untuk mengetahui permasalahan yang ada di SMP Negeri

    2 Tuntang dan untuk mengamati guru dan siswa pada saat proses

    pembelajaran berlangsung menggunakan JAS pada mata pelajaran

  • 18

    IPA materi ekosistem. Lembar pengamatan yang dipersiapkan peneliti

    yaitu:

    1) Lembar pengamatan guru

    Dalam hal ini, aspek yang diamati pada guru oleh

    peneliti saat pelaksanaan penelitian yaitu persiapan guru dalam

    mengajar, sikap guru dalam proses pembelajaran, penguasaan

    bahan belajar (materi pelajaran), kemampuan guru dalam

    proses pembelajaran, evaluasi pembelajaran, kemampuan guru

    dalam menutup pembelajaran, dan tindak lanjut.

    2) Lembar pengamatan siswa

    Dalam hal ini, aspek yang diamati pada siswa oleh

    peneliti saat pelaksanaan penelitian yaitu antusias, keaktifan,

    dan kerjasama peserta didik.

    b. Soal evaluasi

    Evaluasi yang digunakan yaitu tes tertulis untuk mengetahui

    hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan

    menggunakan JAS materi ekosistem. Soal tes berisi pertanyaan

    tertulis yang berhubungan dengan materi ekosistem terdiri dari soal

    pilihan ganda sesuai dengan masing-masing siklus.

    c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan

    instrumen yang digunakan peneliti dalam merencanakan pembelajaran

    di kelas dan digunakan oleh kolaborator atau guru yang untuk

  • 19

    melakukan pembelajaran menggunakan pendekatan JAS materi

    ekosistem .

    5. Teknik Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data dalam PTK ini adalah menggunakan

    metode observasi, wawancara, tes formatif, dokumentasi:

    a. Observasi

    Observasi dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian,

    yaitu dengan melakukan pengamatan di SMP Negeri 2 Tuntang

    dengan mengambil nilai dari buku laporan hasil belajar siswa kelas

    VII-D SMP Negeri 2 Tuntang yang sudah berlangsung. Observasi

    juga dilakukan pada saat peneliti mengamati kolaborator atau guru

    yang mengajar menggunakan pendekatan JAS materi ekosistem dan

    juga untuk mengamati siswa pada saat pelaksanaan penelitian

    b. Wawancara

    Wawancara digunakan untuk mendapatkan data tentang materi

    pokok khususnya pada mata pelajaran IPA yang kurang memenuhi

    KKM dan untuk mendapatkan informasi mengenai metode yang

    sering digunakan guru dalam pembelajaran sebelum menerapkan

    pendekatan pembelajaran JAS.

    c. Dokumentasi

    Dokumentasi ini berisi peristiwa yang menggambarkan

    aktivitas yang dilakukan siswa bersama guru selama proses

    pembelajaran berlangsung. Foto yang diambil pada saat proses

  • 20

    pembelajaran berlangsung merupakan sumber data yang dapat

    memperjelas data yang lain. Aspek-aspek yang didokumentasikan

    adalah aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran dengan

    menggunakan JAS.

    d. Tes Formatif

    Muchtar Bukhori (dalam Arikunto, 2016: 46) mengatakan tes

    ialah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau

    tidaknya hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok

    murid. Tujuan menggunakan metode pengumpulan data tes yaitu

    untuk mendapatkan data peningkatan hasil belajar yang diperoleh

    siswa setelah menerapkan pelajaran IPA materi ekosistem dengan

    menggunakan pendekatan (JAS) dengan melakukan evaluasi setelah

    pembelajaran selesai di setiap siklus (Siklus I, II) supaya dapat

    mengukur kemampuan dan pemahaman siswa dalam pelajaran.

    6. Analisis Data

    Analisis data dilakukan dalam setiap siklusnya dengan cara

    memberikan soal tes formatif pada setiap akhir pelaksanaan

    pembelajaran. Data yang terkumpul dianalisis setiap siklus untuk

    mengetahui peningkatan hasil belajar yang dicapai siswa. Untuk

    membuktikan hipotesis tindakan maka hasil penelitian dianalisis

    menggunakan statistik untuk menghitung ketuntasan klasikal. Hasil

    belajar siswa secara klasikal X mencapai ≥ 85% maka siklus dihentikan.

  • 21

    Rumus untuk menghitung persentase ketuntasan klasikal adalah sebagai

    berikut:

    P =

    Keterangan:

    P = Persentase

    = Jumlah siswa yang tuntas

    = Jumlah seluruh siswa (Daryanto, 2018: 195)

    H. Sistematika Penulisan

    Penelitian Tindakan Kelas secara umum menjadi tiga bagian utama, yaitu

    bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.

    Masing-masing bagian dalam sistematika sebagai berikut:

    1. Bagian Awal

    Cakupan bagian awal meliputi: Halaman Sampul; Halaman Judul;

    Lembar Berlogo IAIN; Halaman Persetujuan Pembimbing; Halaman

    Pernyataan Keaslian Penelitian; Halaman Pengesahan Kelulusan;

    Halaman Motto dan Persembahan; Kata Pengantar; Abstrak; Daftar Isi;

    Daftar Tabel; Daftar Gambar; dan Daftar Lampira.

    2. Bagian Inti

    BAB I PENDAHULUAN memuat tentang: Latar Belakang; Rumusan

    Masalah; Tujuan Penelitian; Manfaat Penelitian (Manfaaat Teoritis dan

    Manfaat Praktis); Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan;

    Definisi Operasional; Metode Penelitian (Rancangan Penelitian, Subjek

  • 22

    Penelitian, langkah-langkah Penelitian, Metode Pengumpulan Data,

    Instrumen Penilaian, Pengumoulan Data, dan Analisis Data) dan

    Sistematika Penulisan.

    BAB II LANDASAN TEORI memuat tentang: Kajian Teori (Kajian

    Teori, Kajian Materi Penelitian), dan Kajian Pustaka.

    BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN memuat tentang: Deskripsi

    Pelaksanaan Siklus I (Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan

    Refleksi); Deskripsi Pelaksanaan Siklus II; dan Deskripsi Pelaksanaan

    Siklus III dan seterusnya.

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN memuat tentang

    Deskripsi Per Siklus (data hasil penelitian, refleksi); dan Pembahasan.

    BAB V PENUTUP memuat tentang: Kesimpulan dan Saran.

    3. Bagian Akhir

    Daftar Pustaka dan Lampiran.

  • 23

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. KAJIAN TEORI

    1. Hasil Belajar

    a. Pengertian Belajar

    Dalam Alqur‟an terdapat berbagai ayat yang menjelaskan

    tentang belajar. Hal ini salah satunya seperti yang dijelaskan pada

    surat Al-Kahfi ayat 66 yang berbunyi:

    ا ذ ْش ُز َ ح ْم أ ه ا عُ مَّ ِم ِ ى َم هأ عَ ُ ْن ج َ َىَٰ أ ه َك عَ عُ ِ ث َّ ج َ ْم أ هَ ىَٰ ىسَ ُ مُ اَّلَلَ َ ق

    Artinya: “Musa berkata kepadanya (Khidhr): Bolehkah aku

    mengikutimu dengan maksud agar kamu mengajarkan kepadaku ilmu

    yang benar yang telah Allah ajarkan kepadamu” (QS. Al-Kahfi : 66).

    Maksud yang terkandung dari ayat tersebut ialah: Nabi Musa

    menggaris bawahi bahwa kegunaan suatu pengajaran itu untuk dirinya

    secara pribadi, yaitu untuk menjadi petunjuk baginya. Beliau

    mengisyaratkan keluasan ilmu hamba yang saleh itu sehingga Nabi

    Musa hanya mengharap kiranya dia mengajarkan sebagian dari apa

    yang telah diajarkan kepadanya. Dalam hal ini, Nabi Musa tidak

    menyatakan apa yang engkau ketahui wahai hamba Allah, karena

    beliau sepenuhnya sadar bahwa ilmu pastilah bersumber dari satu

    sumber, yakni dari Allah Yang Maha Mengetahui.

  • 24

    Gambaran yang jelas dalam pokok bahasan di atas, maka perlu

    diadakan pembatasan mengenai arti belajar, dalam hal ini terdapat

    beberapa definisi tentang belajar.

    Arti kata belajar di dalam buku Kamus Umum Bahasa

    Indonesia adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.

    Perwujudan dari berusaha adalah berupa kegiatan sehingga belajar

    merupakan suatu kegiatan. Dalam Kamus Bahasa Inggris, belajar atau

    to learn (verb) mempunyai arti : (1) to gain knowledge,

    comprehension, or mastery of through experince or study; (2) to fix in

    the mind or memory; memorize; (3) to acquire through experience;

    (4) to become in forme of to find out. Jadi, empat macam arti belajar

    menurut kmus bahasa Inggris, yaitu memperoleh pengetahuan atau

    menguasai pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui

    pengalaman, mengingat, menguasai, melalui pengalaman, dan

    mendapat informasi atau menemukan (Prawira, 2013: 224 ).

    Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur

    yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan

    jenjang pendidikan. Artinya, keberhasilan atau kegagalan pencapaian

    tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang

    dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun dilingkungan

    rumah atau keluargannya sendiri (Syah, 2010: 63).

    Dalam buku The Conditions of learning 1997, Gagne

    mendefinisikan belajar merupakan sejenis perubahan yang

  • 25

    diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaannya

    berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan

    sesudah melakukan tindakan belajar (Rachmawati dkk., 2015: 86).

    Berdasarkan berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan

    bahwa belajar adalah aktivitas manusia yang dilakukan dengan

    sengaja dalam keadaan sadar dengan adanya perubahan yang

    diperoleh dari suatu pengalaman untuk mencapai tujuan yang baik.

    b. Ciri-ciri Belajar dan Prinsip Belajar

    Dalam Baharuddin dan Wahyuni (2008: 1516), disebutkan

    ciri-ciri belajar sebagai berikut:

    1) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku.

    2) Perubahan perilaku relatif permanen.

    3) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada

    saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku

    tersebut bersifat potensial.

    4) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau

    pengalaman.

    5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Jadi,

    seseorang dapat dikatakan belajar apabila ada perubahan pada

    tingkah laku yang bersifat relativ permanen yang merupakan

    hasil dari pengalaman.

    Prinsip belajar adalah konsep–konsep yang harus diterapkan di dalam

    proses belajar mengajar. Menurut Soekanto dan Winatapura dalam

  • 26

    tugas melaksanakan proses belajar mengajar, seorang guru peru

    memperhatikan beberapa prinsip belajar berikut (Fathurrohman dkk.,

    2012: 17) :

    1) Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan

    orang lain. Untuk itu, siswa yang harus bertindak aktif.

    2) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.

    3) Siswa dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan

    langsung pada setiap langkah yang dilakukan selam proses

    belajar.

    4) Penguatan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan

    siswa akan membuat proses belajar lebih berarti.

    5) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi

    tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.

    Jadi, prinsip belajar pada dasarnya semua terfokus pada siswa.

    Siswa harus aktif dalam belajar, siswa juga belajar sesuai dengan

    kemampuannya, dan siswa juga membutuhkan penguatan dan motvasi

    agar belajar menjadi lebih berarti.

  • 27

    c. Pengertian Hasil Belajar

    Hasil belajar adalah kemajuan yang diperoleh seseorang dalam

    segala hal akibat dari belajar. Seseorang yang mempelajari sesuatu

    melalui proses pembelajaran telah memperoleh hasil dariapa yang

    telah dipelajarinya, hasil maksimal yang diperoleh inilah yang

    dikatakan hasil belajar (Amirin dan Irawan, 2000: 43).

    Menurut Sutratinah Tirtonegoro (2001) menyatakah bahwa,

    hasil belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang

    dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang

    dapat mencerminkan hasil yang sudah di capai oleh setiap anak dalam

    periode tertentu (Fatkhurohman, 2012: 119). Secara sederhana, yang

    dimaksud hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh siswa

    setelah melalui kegiatan belajar. Guru menetapkan tujuan

    pembelajaran siswa sebagai pencapaiaan hasil belajar. Anak yang

    berhasil dalam belajar adalah anak yang berhasil mencapai tujuan

    pembelajaran.

    Penulis berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu

    keberhasilan yang diperoleh dari proses-proses belajar. Keberhasilan

    ini bisa berupa tingkah laku yang lebih baik atau prestasi belajar.

  • 28

    d. Aspek Hasil Belajar

    Benyamin S.Bloom membagi kawasan belajar yang mereka

    sebut sebagai tujuan pendidikan menjadi tiga bagian yaitu ranah

    kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik (Sudijono, 2006: 50).

    1) Ranah kognitif

    Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan

    mental (otak). Dalam ranah ini terdapat enam jenjang proses

    berfikir yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,

    analisis, sintesis, dan evaluasi.

    2) Ranah afektif

    Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek

    yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi

    dan internalisasi.

    3) Ranah psikomotorik

    Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

    kemampuan bertindak.

    e. Faktor-faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar

    Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

    dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

    Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses belajar

    individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar (Fathurrohman

    dan Sulistyorini, 2012: 119).

    1) Faktor internal

  • 29

    Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari

    dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar

    individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis

    dan psikologis.

    a) Faktor fisiologis

    Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor

    yang berhubungan dengan kondisi fisik individu.

    Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam.

    Pertama, keadaan tonus jasmani pada umumnya

    memengaruhi aktivitas belajar siswa. Kedua, keadaan

    fungsi jasmani/fisiologis yang sangat memengaruhi

    hasil belajar, terutama panca indera.

    b) Faktor psikologis

    Faktor-faktor psikologis adalah keadaan

    psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses

    belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama

    memengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa,

    motivasi, minat, sikap, dan bakat.

  • 30

    2) Faktor eksternal

    Faktor-faktor eksternal yang memengaruhi belajar

    dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:

    a) Lingkungan sosial terdiri dari:

    (1) Lingkungan sosial sekolah, seperti: Guru,

    administrasi, dan teman-teman sekelas dapat

    memengaruhi proses belajar seorang siswa.

    Hubungan yang harmonis anatara ketiganya

    dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar

    lebih baik di sekolah. Perilaku yang simpatik

    dan dapat menjadi teladan seorang guru atau

    administrasi dapat menjadi pendorong bagi

    siswa untuk belajar.

    (2) Lingkungan sosial masyarakat.

    Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal

    siswa akan memengaruhi balajar siswa.

    Lingkungan siswa yang kumuh, banyak

    pengangguran dan anak terlantar juga dapat

    memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling

    tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman

    belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar

    yang kebetulan belum dimilikinya.

  • 31

    (3) Lingkungan sosial keluarga.

    Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan

    belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orang

    tua atau saudara, demografi keluarga (letak

    rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat

    memberi dampak terhadap aktivitas belajar

    siswa. Hubungan antara anggota keluarga,

    orang tua, anak, kakak, atau adik yang

    harmonis akan membantu siswa melakukan

    aktivitas belajar dengan baik.

    b) Lingkungan non-sosial terdiri dari:

    (1) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang

    segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang

    tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu

    lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang.

    Lingkungan alami tersebut merupakan faktor-

    faktor yang dapat memengaruhia aktivitas belajar

    siswa. Sebaliknya, kondisi lingkungan alam tidak

    mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.

    (2) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang

    dapat digolongkan menajdi dua. pertama,

    hardware, seperti: gedung sekolah, alat-alat

    belajar, fasilitas belajar, dan lain sebagainya.

  • 32

    Kedua, software seperti: kurikulum sekolah,

    peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, dan

    lain sebagainya.

    (3) Faktor materi pelajaran. Faktor ini hendaknya

    disesuaikan dengan usia perkembangan siswa,

    begitu juga dengan metode mengajar guru

    disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa.

    Karena itu, agar guru dapat memberikan

    kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajar

    siswa, maka guru harus menguasai materi

    pelajaran dan berbagai metode mengajar yang

    dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.

    Jadi, disimpulkan bahwa ada faktor yang mempengaruhi belajar yaitu

    faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal itu sendiri meliputi

    faktor fisiologis dan psikologi. Sedangkan, faktor eksternal meliputi

    faktor sosial dan non sosial.

    f. Ciri-ciri Hasil Belajar

    Ciri–ciri hasil belajar adalah adanya perubahan tingkah laku

    dalam diri individu. Artinya seseorang yang telah mengalami proses

    belajar itu akan berubah tingkah lakunya. Tetapi tidak semua

    perubahan tingkah laku adalah hasil belahar. Perubahan tingkah laku

    sebagai hasil belajar mempunyai ciri–ciri sebagai berikut:

  • 33

    1) Perubahan yang disadari, artinya siswa yang melakukan proses

    pembelajaran menyadari bahwa pengetahuan dan

    ketrampilannya bertambah, sehingga siswa lebih percaya diri.

    2) Perubahan yang bersifat berkesinambungan, artinya suatu

    perubahan yang telah terjadi menyebabkan tingkah laku yang

    lain, misalnya seorang anak yang telah belajar membaca

    menjadi dapat membaca.

    3) Perubahan yang bersifat fungsional, artinya perubahan yang

    telah diperoleh sebagai hasil pembelajaran memberikan

    manfaat bagi siswa yang bersangkutan.

    4) Perubahan bersifat positif, artinya terjadi adanya pertambahan

    perubahan dalam siswa.

    5) Perubahan bersifat aktif, artinya perubahan itu tidak terjadi

    dengan sendirinya akan tetapi melalui aktivitas siswa.

    6) Perubahan bersifat permanen, artinya perubahan yang terjadi

    sebagai hasil pembelajaran akan berada secara kekal dalam diri

    siswa.

    7) Perubahan yang bertujuan dan terarah, artinya perubahan itu

    terjadi karena ada sesuatu yang akan dicapai (Rachmawati

    dkk., 2015: 37).

  • 34

    2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Materi Ekosistem

    a. Hakikat IPA

    IPA merupakan rumpunan ilmu, memiliki karakteristik khusus

    yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual, baik berupa

    kenyataan atau kejadian dan hubungan sebab akibatnya. Cabang ilmu

    yang termasuk anggota rumpunan IPA saat ini antara lain Biologi,

    Fisika, IPA, Astronomi/Astrifisika, dan Geologi.

    IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan

    dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif). Dua hal berkaitan

    yang tidak terpisahkan dengan IPA, yaitu sebagai produk,

    pengetahuan berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan

    metagonitif, dan IPA sebagai proses, yatu kerja ilmiah. Saat ini objek

    kajian kajian IPA menjadi semakin luas, meliputi konsep IPA, proses,

    nilai, dan sikap ilmiah, aplikasi IPA dalam kehidupan sehari-hari, dan

    kreativitas (Kemendiknas, 2011). Belajar IPA berarti belajar kelima

    objek atau bidang kajian tersebut.

    Carin dan Sund (1993) mendefinisikan IPA sebagai

    “pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku

    umum dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen”.

  • 35

    Merujuk pada definisi Carin dan Sund tersebut maka IPA memiliki

    empat unsur utama yaitu:

    1) Sikap: memunculkan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena

    alam, makhluk hidup, serta hubunga sebab akibat. Persoalan

    IPA dapat dipecahkan dengan menggunakan prosedur yang

    bersifat open ended.

    2) Proses: prosedur yang runtut dan sistematis melalui metode

    ilmiah. Metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis,

    perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi,

    pengukuran, dan penarikan kesimpulan.

    3) Produk: produk IPA berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum.

    4) Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam

    kehidupan sehari-hari. Berupa Kebersihan lingkungan,

    penyakit, gaya hidup, ekonomi.

    Dalam proses pembelajaran IPA keempat unsur itu diharapkan

    dapat muncul sehingga peserta didik dapat mengalami proses

    pembelajaran secara utuh dan menggunakan rasa ingin tahunya untuk

    memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah yang

    menerapkan langkah-langkah metode ilmiah. Oleh karena itu, IPA

    sering kali disamakan dengan the way of thingking (Wisudawati,

    2014: 24).

    Jadi, IPA merupakan suatu ilmu teoritis yang didasarkan atas

    pengamatan percobaan terhadap gejala-gejala alam melalui

  • 36

    pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur,

    dan menjelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu

    kesimpulan dengan unsur utama yang diharapkan dapat muncul pada

    siswa saat proses pembelajaran.

    Adapun cara berpikir IPA, meliputi tertulis sebagai berikut:

    1) Percaya

    Kecenderungan para ilmuan melakukan penelitian

    terhadap masalah gejala alam dimotivasi oleh kepercyaan

    bahwa hukum alam dapat kontruksi dari observasi dan

    diterangkan dengan pemikiran dan penalaran.

    2) Rasa ingin tahu

    Kepercayaan bahwa alam dapat dimengerti didoronng

    oleh rasa ingin tahu untuk menemukannya.

    3) Imajinasi

    Para ilmuwan sangat mengandalkan pada kemampuan

    imajinasinya dalam memecahkan masalah gejala alam.

    4) Penalaran

    Penalaran setingkat dengan imajinasi. Para ilmuwan

    mengandalkan penalaran dalam mmecahkan masalah gejala

    alam.

  • 37

    5) Koreksi diri

    Pemikiran ilmiah adalah sesuatu yang lebih tinggi

    daripada sekedar suau usaha untuk mengerti tentang alam.

    Pemikiran ilmiah juga merupakan sarana untuk memahami

    dirinya, untuk melihat seberapa jauh para ahli sampai pada

    kesimpulan tentang alam (Wuryastuti, 2008: 9)

    b. Ekosistem

    Ekosistem merupakan komunitas makhluk hidup dan

    lingkungan fisiknya yang berinteraksi sebagai kesatuan ekologi.

    Ekosistem terbentuk karena terjadinya interaksi antarorganisme atau

    individu dalam suatu wilayah dan interaksinya dengan lingkungan tak

    hidup (abiotik) disekitarnya (Widodo,dkk., 2017: 28)

    Di dalam Al-Qur‟an terdapat beberapa penjelasan tentang

    ekosistem, salah satunya terdapat dalam surat Al-Baqoroh ayat 164

    yang berbunyi :

    ارِ هَ َّ انى ِم َو ٍْ َّ ِف انه ًَل حِ اْخ ْرضِ َوَ اْْل اتِ َو اَو مَ قِ انسَّ هْ نَّ فًِ َخ ِ إ

    اِء مَ َه انسَّ ُ ِم َل َّللاَّ َز وْ َ ا أ مَ اَس َو َّ عُ انى فَ ىْ َ ا ٌ مَ زِ تِ ثَْح ي فًِ انْ زِ َْج حًِ ج َّ ِك ان هْ ُ ف انْ َو

    هْ ٍهَا ِم تَثَّ فِ هَا َو جِ ْى ذَ مَ ْع َ َض ت َْر هِ اْْل ِ َا ت ٍ َْح أ َ اء ف ْه مَ ٌِف ِم زِ َْص ج ة َو َّ ات مأ دَ كُ

    ُىنَ ه ِ ق ْع َ ٍ م ْى َ ق ِ ه َاج ٌ ََ ْرضِ َ اْْل اِء َو مَ َه انسَّ ٍْ َ ت زِ خَّ سَ مُ ابِ انْ َح انسَّ َاحِ َو ٌ انزأ

    Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,

    silih pergantian malam dan siang, kapal yang berlayar di laut dengan

    (muatan) yang bermanfaat bagi manusia, apa yang diturunkan Allah

    dari langit berupa air, lalu dengan itu dihidupkan-Nya bumi setelah

  • 38

    mati (kering) dan Dia tebarkan di dalamnya bermacam-macam

    binatang, dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara

    langit dan bumi, (semua itu) sungguh, merupakan tanda-tanda

    (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang mengerti” (QS. Al-Baqoroh

    : 164).

    Maksud yang terkandung dari ayat tersebut ialah Allah SWT

    telah menjadikan air sebagai sumber kehidupan. Dengan air maka

    tumbuh – tumbuhan dapat hidup, yang kemudian tumbuhan tersebut

    dapat dimanfaatkan oleh manusia maupun hewan sebagai sumber

    kehidupannya. Merupakan salah satu dari pengertian ekosistem, yaitu

    terdapat adanya hubungan timbal balik antar makhluk hidup dengan

    lingkungan sekitar.

    Materi pokok ekosistem atau hubungan timbal balik antara

    makhluk hidup dengan lingkungannya yang dipelajari pada tingkat

    SMP dapat diuraikan menjadi beberapa sub materi, antara lain:

    1) Tingkat Organisme Makhluk Hidup Dalam Ekosistem

    Tingkat Organisme makhluk hidup dalam ekosistem adalah

    sebagai berikut:

    a) Individu merupakan makhluk hidup tunggal, contoh:

    seekor burung.

    b) Populasi merupakan sekumpulan makhluk hidup yang

    sejenis mendiami tempat tertentu. Contoh dari populasi

  • 39

    seperti: populasi rumput, populasi semut yang hidup

    bersama–sama di suatu tempat.

    c) Komunitas merupakan kumpulan populasi–populasi yang

    berbeda dan hidup bersama pada tempat tertentu.

    d) Kesatuan antara komunitas dengan lingkungannya dimana

    di dalamnya ada hubungan timbal balik disebut dengan

    ekosistem.

    e) Jika ekosistem yang satu selalu berhubungan dengan

    ekosistem yang lain sehingga seluruh ekosistem di bumi

    membentuk satu kesatuan, hal itu disebut dengan biosfer,

    contoh dari biosfer seperti bumi. Ilmu yang mempelajari

    hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan

    lingkungan disebut ekologi.

    Tempat hidup makhluk hidup sendiri disebut dengan

    habitat (Widodo dkk,. 2017: 29). Makhluk hidup bertempat

    tinggal dalam suatu habitat akan tergantung pada

    lingkungannya. Lingkungan ini merupakan segala sesuatu

    yang ada di sekitar makhluk hidup. Tingkatan organisasi

    makhluk hidup dalam ekosistem dapat dilihat pada Gambar

    2.1.

  • 40

    Gambar 2.1 Tingkatan Organisasi Makhluk Hidup

    (Sumber : Ansori, Martono, 2009: 207)

    2) Macam-macam Komponen Dalam Ekosistem

    Berdasarkan proses terjadinya, suatu ekosistem dapat

    dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

    a) Ekosistem alami merupakan ekosistem yang belum

    pernah ada campur tangan manusia, seperti hutan,

    sungai, laut dan sebagainya (Muryanto dkk., 2016).

    Beberapa contoh ekosistem alami dapat kita lihat pada

    Gambar 2.2.

    Gambar 2.2 Ekosistem Alami

    Sumber: (Ansori, Martono, 2009: 207)

  • 41

    b) Ekosistem buatan merupakan ekositem yang sudah

    banyakdipengaruhi oleh manusia, seperti sawah, kebun,

    kolam dansebagainya. Ekosistem buatan dapat kita lihat

    pada Gambar 2.3.

    Gambar 2.3 Ekosistem buatan

    Sumber: (Ansori, Martono, 2009: 209)

    3) Komponen Penyusun Ekosistem

    Komponen penyusun ekosistem secara umum dapat

    dibedakan sebagai berikut:

    a) Komponen abiotik, yaitu komponen tak hidup, seperti

    tanah, air, udara dan cahaya matahari.

    b) Komponen biotik, yaitu yang terdiri dari makhluk

    hidup. Dalam komponen biotik terdiri dari manusia,

    hewan, tumbuhan dan mikroorganisme (Ansori, 2009:

    205).

  • 42

    Berdasarkan fungsinya, komponen biotik dapat

    dikelompokan menjadi tiga macam, antara lain:

    a) Produsen, organisme yang dapat memproduksi

    makanan,baik untuk dirinya sendiri maupun untuk

    organisme yang lain (autotrof).

    b) Konsumen, organisme yang memakan organisme lain

    karena tidak dapat membuat makanan sendiri

    (heterotrof). Berdasarkan tingkat memakannya,

    konsumen dalam ekosistem dapat dibedakan sebagai

    berikut:

    (1) Konsumen tingkat I (konsumen primer), yaitu

    konsumen yang memakan langsung produsen.

    (2) Konsumen tingkat II (konsumen sekunder),

    yaitu konsumen yang memakan konsumen I.

    (3) Konsumen tingkat III (konsumen tersier).

    c) Dekomposer (pengurai), organisme yang dapat

    menguraikan bahan organik menjadi bahan anorganik

    dari sisa-sisa organisme yang telah mati.

  • 43

    4) Aliran Energi Dalam Ekosistem

    Aliran energi dalam ekosistem terjadi melaui berbagai

    proses, antara lain:

    a) Rantai Makanan

    Rantai makanan merupakan suatu peristiwa

    makan dan dimakan dengan urutan tertentu dalam

    suatu ekosistem. Contoh rantai makanan dapat dilihat

    pada Gambar 2.4

    Gambar 2.4 Rantai Makanan

    (Sumber : Ansori, Martono, 2009: 209)

    b) Jaring-jaring Makanan

    Jaring-jaring makanan sekumpulan rantai

    makanan yang saling berhubungan dalam suatu

    ekosistem. Contoh jaring-jaring makanan dapat dilihat

    pada Gambar 2.5.

  • 44

    Gambar 2.5 Jaring-jaring Makanan

    (Sumber : Ansori, Martono, 2009: 209)

    c) Piramida Makanan

    Piramida makanan suatu gambaran

    perbandingan antara produsen, konsumen I, konsumen

    II dan seterusnya dalamsuatu ekosistem. Contoh

    piramida makanan dapat dilihat pada Gambar 2.6

    Gambar 2.6 Piramida Makanan

    (Sumber : Ansori, Martono, 2009: 211)

  • 45

    5) Pola-pola Interaksi dalam Ekosistem

    Untuk memenuhi kebutuhan akan makanan, setiap

    organisme melakukan interaksi tertentu dengan organisme

    lain. Beberapa bentuk interaksi itu antara lain:

    a) Simbiosis, adalah pola hidup bersama antara dua atau

    lebih makhluk hidup dalam suatu ekosistem. Ada

    beberapa bentuk simbiosis yaitu:

    (1) Simbiosis mutualisme, adalah hubungan yang

    saling menguntungkan antara dua makhluk

    hidup atau lebih yang berbeda jenis. Contohnya:

    hubungan antara lebah dengan bunga, seperti

    Gambar 2.7.

    Gambar 2.7 Simbiosis Mutualisme

    (Sumber : widodo dkk., 2017: 35)

  • 46

    (2) Simbiosis komensalisme, adalah hubungan

    organisme yang berbeda jenis, yang satu

    memperoleh keuntungan dan yang lain tidak

    dirugikan. Contoh: ikan badut dengan anemon,

    seperti Gambar 2.8.

    Gambar 2.8 Simbiosis Komensialisme

    (Sumber : Widodo dkk., 2017: 35)

    (3) Simbiosis parasitisme adalah hubungan antara

    dua makhluk hidup berbeda spesies, yang satu

    mendapatkan untung dan yang lain dirugikan.

    Contoh: hubungan antara benalu yang terdapat

    pada batang pohon mangga, ulat yang memakan

    daun dari suatu tumbuhan, seperti Gambar 2.9.

  • 47

    Gambar 2.9 Simbiosis Parasitisme

    (Sumber : Widodo dkk., 2017: 36)

    b) Kompetisi, adalah persaingan diantara makluk hidup

    yang berada dalam suatu ekosistem karena adanya

    persaingan kebutuhan hidup. Contoh: persaingan antara

    zebra, kuda, dan rusa untuk mendapatkan rumput.

    c) Netralisme, adalah dua populasi dalam suatu komunitas

    tetapi tidak berinteraksi.

    d) Predasi, adalah hubungan hewan pemakan dengan

    organisme yang dimakan. Contoh: kucing memangsa

    tikus. (Utomo dkk., 2015: 21)

    3. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS)

    Kreatifitas guru dalam menerapkan pendekatan pembelajaran sangat

    diperlukan, karena tidak ada pendekatan pembelajaran yang paling baik.

    Penggabungan beberapa model pembelajaran dapat dilakukan dengan

    memperhatikan kelebihan-kelebihan model pembelajaran yang ada.

    pendekatan pembelajaran JAS salah satu model yang dapat dirujuk dalam

    pembelajaran khususnya IPA (Ismartoyo dkk., 2016).

  • 48

    Ciri kegiatan pembelajaran dengan berbasis penjelajahan alam sekitar

    adalah: (1) dikaitkan dengan alam sekitar secara langsung, tidak langsung

    maupun menggunakan media, (2) ada kegiatan peramalan, pengamatan,

    dan penjelasan, (3) ada laporan untuk dikomunikasikan baik secara lisan,

    tulisan, gambar, foto atau audiovisual (Ridlo, 2005).

    Berikut ini adalah penjelasan tentang kegiatan JAS:

    a. Pengertian Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS)

    JAS (Jelajah Alam Sekitar) memiliki karakter menyenangkan,

    terekspresi secara eksklusif dalam istilah bioedutainment, yakni

    merupakan strategi pembelajaran biologi yang menghibur dan

    menyenangkan melibatkan unsur ilmu atau sains, proses penemuan

    ilmu (inkuiri), ketrampilan berkarya, kerjasama, permainan yang

    mendidik, kompetisi, tantangan dan sportivitas (Mulyani, 2015: 19).

    Pendekatan JAS sebagai pendekatan pembelajaran yang

    dianggap mampu menciptakan siswa yang produktif dan inovatif

    dengan alasan-alasan sebagai berikut:

    1) Selama ini pembelajaran IPA masih didominasi oleh suatu

    kondisi kelas yang berfokus pada guru sebagai sumber utama

    pengetahuan. Ceramah masih menjadi pilihan utama guru

    dalam mengajar, proses sains belum biasa dikembangkan

    dalam proses pembelajaran. Pembelajaran masih menekankan

    pada hasil belajar dan bukan pada kegiatan atau proses untuk

    menguasai konsep. Dipilihnya suatu pendekatan yang lebih

  • 49

    memberdayakan siswa, yang tidak mengharuskan siswa

    menghafalkan fakta-fakta tetapi dapat mendorong siswa untuk

    mengkonstruksikan fakta-fakta pengetahuan yang dia peroleh

    berdasarkan konsep atau prinsip biologi melalui proses

    eksplorasi dan investigasi.

    2) Pendekatan pembelajaran JAS mengutamakan siswa belajar

    dari mengalami dan menemukan sendiri dengan memanfaatkan

    lingkungan fisik, sosial, budaya yang ada di sekitarnya.

    3) Tuntutan kurikulum bahwa hasil belajar peserta didik berupa

    perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotorik

    menuntut suatu pembelajaran yang menekankan pada keaktifan

    peserta didik secara fisik, mental, intelektual, dan emosional.

    Pembelajaran berbasis jelajah alam sekitar menekankan pada

    kegiatan pembelajaran yang dikaitkan dengan situasi dunia nyata,

    sehingga selain dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari

    seluruh peserta didik, pendekatan ini memungkinkan peserta didik

    dapat mempelajari berbagai konsep dan cara mengaitkannya dengan

    dunia nyata sehingga hasil belajarnya lebih berdaya guna (Savitri

    dkk., 2016).

  • 50

    b. Komponen–komponen JAS

    Menurut (Alimah, 2010) Pendekatan JAS terdiri atas beberapa

    komponen. Adapun komponen komponen tersebut adalah sebagai

    berikut:

    1) Eksplorasi

    Dengan melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya,

    seseorang akan berinteraksi dengan fakta yang ada di

    lingkungan sehingga menemukan pengalaman dan sesuatu

    yang menimbulkan pertanyaan atau masalah. Dengan adanya

    masalah manusia akan melakukan kegiatan berpikir untuk

    mencari pemecahan masalah. Memecahkan masalah tidak

    berdasar pada perasaan tetapi lebih ke penalaran ilmiah.

    Lingkungan yang dimaksud disini tidak hanya lingkungan

    fisik saja, akan tetapi juga meliputi lingkungan sosial, budaya

    dan teknologi.

    2) Konstruktivisme

    Dalam pembentukan pengetahuan menurut Piaget

    terdapat dua aspek berpikir yaitu aspek figurative dan aspek

    operatif. Berpikir operatif membuat sesorang untuk

    mengembangkan pengetahuannya dari suatu level tertentu ke

    level yang lebih tinggi.

  • 51

    3) Proses sains

    Proses kegiatan ilmiah dimulai ketika seseorang

    melakukan pengamatan yang menimbulkan pertanyaan atau

    permasalahan. Permasalahan ini akan mendapatkan

    pemecahan dengan melakukan metode ilmiah, atau

    membandingkannya dengan teori yang telah diperoleh

    sebelumnya.

    4) Masyarakat belajar

    Konsep learning community menyerankan agar hasil

    pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain (Sari

    dkk., 2017). Hasil diperoleh dari sharing antar teman atau

    kelompok. Praktek pembelajaran di kelas dapat diterapkan

    dalam masyarakat belajar terwujud seperti tertulis di bawah

    ini:

    a) Pembentukan kelompok kecil

    b) Pembentukan kelompok besar

    c) Mendatangkan ahli ke dalam kelas

    d) Bekerja dengan kelas sederajat

    e) Bekerja dengan masyarakat.

    5) Bioedutainment

    Bioedutainment dalam pendekatannya melibatkan

    unsur utama ilmu dan penemuan ilmu, ketrampilan berkarya,

    kerjasama, permainan yang mendidik, kompetisi, tantangan

  • 52

    dan sportivitas dapat menjadi salah satu solusi dalam

    menyikapi perkembangan biologi saat ini dan masa yang akan

    datang. Bioedutainment semua aspek dapat teramati.

    6) Penilaian Autentik

    Pengumpulan data yang bisa menggambarkan

    perkembangan belajar siswa dapat digunakan untuk

    mengidentifikasi kesulitan belajar siswa sehingga dapat

    digunakan untuk mengambil tindakan segera dan tepat.

    Karakter penilaian autentik antaralain tertulis di bawah ini:

    a) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran.

    b) Dapat digunakan untuk formatif maupun sumatif.

    c) Mengukur ketrampilan dan performasi.

    d) Berkesinambungan.

    e) Terintegrasi.

    f) Dapat digunakan sebagai umpan balik.

    Proses pembelajaran melalui pendekatan JAS memungkinkan

    siswa dalam mengembangkan potensinya. Pendekatan JAS

    menekankan pada proses pembelajaran yang dikaitkan dengan

    lingkungan alam sekitar kehidupan siswa dengan dunia nyata,

    sehingga selain dapat membuka wawasan berfikir yang beragam,

    siswa juga dapat mempelajari berbagai konsep dan cara

    mengaitkannya dengan masalah-masalah kehidupan nyata. Dengan

    demikian, idealnya dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya

  • 53

    memperoleh ilmu pengetahuan secara instan dari guru ataupun buku,

    melainkan melalui kegiatan-kegiatan nyata dari lingkungan sekitar

    atau kehidupan siswa (Halimah dkk., 2016).

    Dari hasil kajian teori ditatas maka peneliti berpendapat

    sangatlah tepat jika pendekatan JAS diterapkan pada materi ekosistem

    yang menuntut eksplorasi terhadap alam sekitar dimana siswa akan

    banyak memperoleh penanaman konsep serta penerapannya secara

    langsung di lapangan.

    c. Langkah–langkah JAS

    Dalam proses pembelajaran dengan penerapan JAS dapat

    dilaksanakan sebagai berikut :

    1) Persiapan dan perencanaan

    a) Menentukan tujuan dan sasaran yang akan dituju.

    b) Menentukan aspek-aspek atau permasalahan yang akan

    diselidiki.

    c) Membentuk kelompok-kelompok, yang masing-masing

    kelompok maksimal terdiri dari lima orang.

    d) Menetapkan waktu ketika pelaksanaan jelajah alam

    sekitar.

    2) Pelaksanaan

    a) Kegiatan jelajah dilakukan secara tertib.

    b) Setiap kelompok melakukan tugasnya, baik

    mengumpulkan bahan dan mencatat hasil pengamatan.

  • 54

    c) Setiap kelompok mengecek kembali tugas yang telah

    disiapkan sebelumnya apakah telah dilakukan semua.

    d) Tindak lanjut Setelah kegiatan jelajah selesai

    dilaksanakan, maka perlu adanya tindak lanjut yaitu

    setiap kelompok mempresentasikan hasil yang di

    dapatkan yang diikuti dengan diskusi.

    d. Kelebihan dan Kekurangan JAS

    Belajar dengan mengajak siswa menjelajah lingkungan dapat

    memberikan banyak kelebihan serta beberapa kekurangan. Kelebihan

    atau keuntungan yang diperoleh antara lain sebagai berikut:

    1) Kegiatan belajar akan lebih menarik dan tidak membosankan

    siswa, sehingga akan membuat siswa lebih termotivasi.

    2) Bahan-bahan yang dipelajari lebih kaya dan faktual, selain itu

    juga kebenarannya lebih akurat.

    3) Membuat siswa akan lebih aktif, karena dapat dilakukan

    dengan berbagai cara seperti mengamati atau

    mendemonstrasikan.

    4) Menjadikan banyak sumber belajar, hal ini karena lingkungan

    yang dapat dipelajari sangat beraneka ragam.

    5) Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek

    kehidupan secara langsung yang ada di lingkungannya,

    sehingga dapat membangkitkan minat ingin tah