pedoman praktikum dit

29
Panduan Praktikum Laboratorium Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian 2014 Dasar-dasar Ilmu Tanah

Upload: roham-tri-ramadhan

Post on 02-Feb-2016

31 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Dasar ilmu tanah

TRANSCRIPT

Page 1: Pedoman Praktikum Dit

i

P a n d u a n P r a k t i k u m

Laboratorium Sumberdaya Lahan

Fakultas Pertanian

2014

Dasar-dasar Ilmu Tanah

Page 2: Pedoman Praktikum Dit

ii

No Materi Praktikum Tanggal

Praktikum Penyerahan

Laporan Paraf

Pembimbing

I

II

III

IV

V

VI

VII

VIII

IX

X

Pembimbing

_____________

Nama Mahasiswa : ............................................................................

NPM : .............................................................................

Semester / Progdi : .............................................................................

Golongan : .............................................................................

KEGIATAN PESERTA PRAKTIKUM

Page 3: Pedoman Praktikum Dit

iii

TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Praktikan datang tepat waktu.

2. Praktikan wajib menggunakan jas laboratorium.

3. Praktikan wajib menjaga ketertiban dan kebersihan di laboratorium

4. Praktikan yang tidak hadir praktikum dapat melaksanakan praktikum pada hari lain

yang disepakati dengan pembimbing jika sudah menyerahkan surat ijin pada hari

ybs tidak hadir.

5. Dilarang merokok, makan dan minum selama mengikuti praktikum.

6. Wajib menjaga alat yang digunakan. Jika ada alat yang rusak/hilang sebagai

akibat kelalaian praktikan, maka menjadi tanggung jawab praktikan/kelompok.

7. Dilarang menggunakan dan/atau mengganggu alat dan bahan yang tidak

diperlukan untuk kegiatan praktikum.

8. Selesai praktikum, praktikan wajib mengisi lembar kerja praktikum.

9. Praktikan wajib membuat laporan praktikum, dan diserahkan sebelum memulai

acara praktikum selanjutnya.

Page 4: Pedoman Praktikum Dit

iv

DAFTAR ISI

Acara ke Materi Halaman

I Pengambilan contoh tanah di lapangan 1

II Penetapan kadar air kering udara (KU) dan kapasitas lapangan (KL) 4

III Penetapan tekstur, bentuk struktur dan konsistensi tanah 7

IV Penetapan berat isi dan berat jenis tanah 15

V Penetapan pH tanah 18

VI Penetapan kemantapan agregat (metode Vilensky) 20

VII Penetapan bahan organik, kandungan kapur dan warna tanah 23

Page 5: Pedoman Praktikum Dit

1

MATERI PRAKTIKUM

No Materi Praktikum

1. MATERI 1 : PENGAMBILAN CONTOH TANAH DI LAPANGAN

1.1. Metode - Contoh tanah utuh

- Contoh tanah biasa

- Contoh tanah agregat utuh

1.2. Prinsip Untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah di laboratorium

diperlukan tiga macam contoh tanah, yaitu :

a. Contoh tanah utuh (Undisturbed soil sample), untuk

penetapan-penetapan berat isi (bulk density), susunan

pori-pori tanah, pF dan permeabilitas.

b. Contoh tanah agregat utuh (undisturbed soil agregate)

untuk penetapan stabilitas agregat.

c. Contoh tanah biasa (disturbed soil sample) untuk

penetapan kandungan air, tekstur tanah, kandungan

bahan organik, pH dan sifat kimia yang lain.

1.3. Alat & Bahan a. Cooper ring (tabung kuningan) : suatu alat dan bahan

berbentuk tabung silinder. Tebal tabung harus

memenuhi syarat area ratio (nisbah luas) < 0.1, untuk

mencegah terjadinya tekanan mendatar.

Area ratio = 2

22

1

d

d

D

DD

Dimana D1 adalah diameter luar ring

Dd adalah diameter dalam ring

b. Sekop

c. Pisau tajam dan tipis

d. Kantong plastik

1.4. Cara kerja A. Pengambilan Contoh Tanah Utuh

1. Ratakan dan bersihkan lapisan tanah yang akan

diambil, kemudian letakkan tabung tegak lurus

pada lapisan tanah tersebut.

2. Gali tanah sekeliling tabung dengan sekop.

3. Kerat tanah dengan pisau sampai hampir

mendekati tabung.

4. Tekan tabung sampai tiga perempat bagiannya

masuk kedalam tanah.

5. Letakkan tabung lain tepat di atas tabung pertama,

kemudian tekan lagi sampai bagian bawah dari

tabung yang kedua masuk ke dalam tanah kira-

kira 1 cm.

6. Kedua tabung beserta tanah di dalamnya digali

dengan sekop.

7. Pisahkan tabung pertama dan tabung kedua

dengan hati-hati. Kemudian potonglah tanah kelebihan yang ada pada bagian atas dan bawah

tabung pertama sampai rata.

Page 6: Pedoman Praktikum Dit

2

8. Tutup bagian atas dan bawah tabung dengan tutup

plastik.

B. Pengambilan Contoh Tanah Biasa dan Agregat Utuh

1. Gali tanah sampai kedalaman yang diinginkan.

Untuk penetapan stabilitas agregat cukup dengan

mengambil agregat pada kedalaman sesuai dengan

dalamnya perakaran, atau kedalaman yang

diinginkan.

2. Ambil gumpalan-gumpalan tanah yang dibatasi

dengan belah-belah alami (agregat utuh),

masukkan ke dalam kotak / kantong plastik.

1.5. Tugas Pendalaman

1.5.1. Bahan Diskusi

1. Pada pengambilan contoh tanah utuh

a. Mengapa tanah harus dibersihkan terlebih dahulu

dari tanaman dan perakaran ?

b. Bagaimana cara mengurangi tekanan mendatar ?

c. Mengapa pemisahan kedua tabung (pertama dan

kedua) harus dilakukan secara hati-hati ?

2. Mengapa pengambilan contoh tanah harus dilakukan

pada tempat atau kedalaman yang berbeda ?

3. Jelaskan persyaratan lokasi pengambilan contoh

tanah di lapangan.

1.5.2. Tugas Tertulis Buat laporan hasil pengambilan contoh tanah di lapang.

Page 7: Pedoman Praktikum Dit

3

a. Contoh Tanah (Jenis/Asal/Kedalaman Tanah) :

b. Gambar Contoh Tanah Utuh

Kegunaan :

c. Gambar Contoh Tanah Agregat Utuh

Kegunaan :

d. Gambar Contoh Tanah Biasa

Kegunaan :

e. Syarat-syarat pengambilan contoh tanah

Surabaya ……….............

Disetujui,

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

Page 8: Pedoman Praktikum Dit

4

2. MATERI II : KADAR AIR TANAH

A. Penetapan Kadar

Air Kering Udara

2.1. Metode

Gravimetri

2.2. Prinsip Menghitung Kehilangan Berat sebelum dan sesudah

dioven.

Rumus :

KA (%) = BTKO

BTKO - BTKU x 100%

dimana : BTKU = Berat Tanah Kering Udara

BTKO = Berat Tanah Kering Oven (105ºC)

Faktor Koreksi Air (F) :

F = 100

100(%) KA

2.3. Alat & Bahan a. Timbangan, ketelitian sampai 0.01 g

b. Kaleng

c. Oven, sekurang-kurangnya sampai 110ºC

2.4. Cara Kerja 1. Timbang kaleng

2. Masukkan 10 g tanah kering udara kedalam kaleng,

kemudian timbang (X)

3. Masukkan kaleng beserya tanah kedalam oven dengan

suhu 105º C. Biarkan selama 24 jam (Y).

4. Keluarkan kalengd ari oven, masukkan kedalam

desikator, dan dinginkan. Kemudian timbang.

KA (%) = Y

YX x 100%

2.5. Tugas Pendalaman

2.5.1. Bahan Diskusi

1. Mengapa setelah dioven, sebelum ditimbang kembali,

contoh tanah perlu dimasukkan kedalam desikator

terlebih dahulu ?

2. Mengapa suhu oven harus 105ºC ?

2.5.2. Tugas Tertulis Buat laporan hasil pengukuran kadar air. Bandingkan

hasil yang saudara peroleh dengan menggunakan tanah

yang berbeda.

B. Penetapan Kadar

Air Kapasitas

Lapangan

2.1. Metode

Gravimetri

2.2. Prinsip Jumlah air yang ditanah oleh air ditentukan oleh

banyaknya ruang pori. Bilamana semua ruang pori terisi

air, dikatakan tanah itu jenuh. Namun keadaan ini tidak

berlangsung lama karena sebagian air akan segera

mengalir kebawah akibat gaya gravitasi. Aliran air ke

bawah ini suatu saat akan berhenti dan pada saat itu tanah

dikatakan berada dalam keadaan kapasitas.

2.3. Alat dan Bahan Ring sampel dan contoh tanah

Page 9: Pedoman Praktikum Dit

5

2.4. Cara kerja

1. Siapkan 2 macam contoh tanah kering udara yang

sudah ditumbuk dan diayak lolos ayakan 2 mm..

2. Siapkan 3 buah silinder (ring) dengan bagian bawah

ditutup kain kasa, masing-masing dicatat beratnya

(A)

3. Masukkan contoh tanah ke dalam ring sampai

permukaannya sama dengan permukaan silinder

bagian atas. Ketuk-ketuklah beberapa kali agar tanah

agak mampat.

4. Timbanglah silinder dan tanah (B), dan hitunglah

berat tanahnya saja (B-A) = C

5. Celupkan ke dalam air perlahan-lahan sampai tinggal

¼ bagian tabung diatas permukaan air, tunggu

setengah jam, kemudian angkatlah dan tiriskan lebih

kurang 12-16 jam.

6. Timbanglah kembali silinder beserta tanahnya (D)

7. Hitunglah berapa tambahan berat yang disebabkan

adanya air yang terikat oleh tanah.

8. Banyak sedikitnya air yang terikat itu disebut

kapasitas lapangan.

2.5. Tugas Pendalaman

2.5.1. Bahan Diskusi

1. Diantara kedua contoh tanah tersebut, mana yang

kadar kapasitas lapangannya paling besar?

2. Apa yang menyebabkan demikian ?

2.5.2. Tugas Tertulis Buat laporan tentang besarnya kapasitas lapangan

dihubungkan dengan faktor yang mempengaruhi

Page 10: Pedoman Praktikum Dit

6

a. Perhitungan Kadar Air Kering Udara (KA-KU)

No Contoh

Tanah

Berat tanah + kaleng (gr) Berat

kaleng (gr)

Kadar air tanah

kering udara (%) FK

BTKU BTKO

(A) (B) (C) (D)

Kadar air tanah = %100)(

xCB

BA

Faktor Koreksi (FK) = 100

100 D

b. Perhitungan Kadar Air Kapasitas Lapangan (KA-KL)

No Contoh

tanah

Berat

tanah

kering +

silinder

Berat

silinder

Berat tanah

kering

(A-B)

Berat

tanah

basah +

silinder

Berat

tanah

basah

(D-B)

Berat

air =

(E-C)

Kadar air

kapasitas

lapangan

(KA-KL)

= F/C

(A) (B) (C ) (D) (E) ( F )

Surabaya ……….............

Disetujui,

_______________________

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

Page 11: Pedoman Praktikum Dit

7

3. MATERI III : PENETAPAN TEKSTUR, STRUKTUR DAN

KONSISTENSI TANAH

3.1. Metode Penetapan tekstur, struktur dan konsistensi tanah ditentukan

secara kualitatif

3.2. Prinsip A. Penetapan Tekstur Tanah

Menentukan tekstur tanah berdasarkan ada tidaknya tasa

licin, kasar, lekat tidaknya dan mudah patah atau tidak.

B. Penilaian terhadap struktur tanah ditujukan pada tiga

aspek yaitu bentuk agregat, ukuran agregat dan

kemantapan agregat. Masing-masing memiliki prosedur

penetapan yang berbeda. Prosedur ini menunjukkan

penetapan bentuk dan ukuran agregat. Struktur tanah

ditentukan berdasarkan bidang / belahan alami yang

terbentuk akibat tekanan tangan / jari.

C. Penentuan konsistensi secara kualitatif dilakukan dengan

menentukan ketahanan massa tanah terhadap remasan,

tekanan atau pijitan tangan

3.3. Alat & Bahan a. Contoh tanah agregat utuh dan contoh tanah biasa

b. Lempeng kaca

c. Botol penyemprot

3.4. Cara Kerja A. Penetapan Tekstur Tanah

1. Siapkan contoh tanah dalam keadaan kering udara yang

sudah dihaluskan lebih kurang 100 g dan air dalam

botol penyemprot (dapat menggunakan contoh tanah

untuk konsistensi basah).

2. Ambil contoh tanah kira-kira satu sendok makan,

letakkan di telapak tangan.

3. Teteskan air sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk

dan digosok dengan telunjuk tangan yang lain.

RASAKAN : APAKAH licin, halus atau ada rasa

kasar ?

* Rasa licin dan halus adalah partikel liat dan debu

* Rasa kasar adalah partikel pasir

4. Taksirlah berapa banyak pasir yang ada dengan

merasakan tingkat kekasarannya.

5. Tambahkan air lagi tetapi jangan sampai terlalu basah,

kemudian pijit-pijitlah sedikit tanah diantara ibu jari

dan telunjuk. RASAKAN : APAKAH ibu jari dan telunjuk lekat

atau mudah lepas ?

* Rasa lekat menunjukkan adanya partikel liat :

semakin lekat berarti semakin banyak partikel liatnya

6. Tambahkan air sedikit lagi sampai tanah itu bisa

Page 12: Pedoman Praktikum Dit

8

digulung, buatlah gulungan dengan diameter sekitar ½

cm dan panjangnya sekitar 5 cm

PERHATIKAN : APAKAH tanag ini bisa digulung

atau tidak dan bila dibengkokkan : patah atau tidak

Tanah yang tidak bisa digulung menandakan jumlah pasir yang banyak.

Tanah yang bisa digulung menunjukkan jumlah partikel liat yang banyak

Yang mudah patah menandakan pengaruh sifat pasir

masih cukup besar.

Yang tidak mudah patah menunjukkan bahwa sifat liat mendominasi tanah ini dan sifat pasir sangat

kecil.

B. Penetapan Bentuk Struktur Tanah

1. Ambil gumpalan tanah (sedapat mungkin dalam keadaan

lembab) dengan diameter ± 10 cm

2. Pecahkan gumpalan tanah tersebut dengan cara menekan

dengan jari, pecahan dari gumpalan tersbeut merupakan

agregat atau gabungan agregat.

Bentuk-bentuk struktur tanah, yang ditentukan oleh

bentuk agregat, dibagi menjadi 7, yaitu :

a. Remah (crumb)

b. Granular

c. Lempeng (Platy), jika sumbu X > Y

d. Prisma (prismatik), jika sumbu Y > X, tapi ujungnya

membulat

e. Gumpal bersudut (angular blocky), jika sumbu X = Y

= Z dan ujungnya membulat

f. Lepas / butir tunggal (loose)

g. Masif / pejal

D. Penetapan Konsistensi Tanah (ditetapkan dalam keadaan

basah, lembab dan kering)

1. Dalam keadaan basah, konsistensi tanah dibagi 2 :

a. Kelekatan (stickness) yang menunjukkan derajat

adhesi tanah yang ditentukan dengan memijit tanah

antara ibu jari dengan telunjuk. Melihat daya

lekatnya, dibagi menjadi :

1) Tidak melekat, apabila tidak ada tanah yang

tertinggal pada ibu jari dan telunjuk.

2) Agak melekat, apabila kedua jari dilepaskan,

sebagian tanah tertinggal pada salah satu jari.

3) Lekat, apabila kedua jari direnggangkan, tanah

tertinggal pada kedua jari

4) Sangat lekat, bila kedua jari direnggangkan,

Page 13: Pedoman Praktikum Dit

9

tanah melekat sekali sehingga sukar untuk

dilepaskan.

b. Plastisitas (Plasticity) : menunjukkan derajat

kohesi tanah, berubah bentuk tanpa retak bila

dipirit antara ibu jari dan telunjuk. Ditentukan

dengan memirit, menggelintir atau menekan massa

tanah untuk merubah bentuknya; melihat dapat

tidaknya dibuat gelintiran, dan mudah tidaknya

berubah bentuk. Dibagi menjadi :

1) Tidak plastis, tak dapat berbentuk gelintiran

tanah. Massa tanah mudah berubah bentuk.

2) Agak plastis, terbentuk gelintiran tanah. Massa

tanah mudah berubah bentuk.

3) Sangat plastis : dapat terbentuk gelintiran

tanah. Massa tanah tahan terhadap tekanan.

2. Dalam keadaan lembab (KA tanah berada diantara

keadaan kering (titik layu) dan kapasitas lapang), penetapan

konsistensi tanah dilakukan dengan meremas massa tanah pada

telapak tangan. Dengan mengetahui ketahanan massa tanah

terhadap remasan, dibagi menjadi :

a. Lepas : butir-butir tanah terlepas satu dengan

lainnya. Tidak terikat dan melekat bila ditekan.

b. Sangat gembur : dengan sedikit tekanan, mudah

bercerai, digenggam mudah menggumpal, melekat

bila ditekan.

c. Gembur : bila diremas dapat bercerai, bila

digenggam massa tanah menggumpal, melekat bila

ditekan.

d. Teguh : Massa tanah tahan terhadap remasan,

hancur dengan tekanan besar.

e. Sangat teguh : Massa tanah tahan terhadap

remasan, tidak mudah berubah bentuk.

3. Dalam keadaan kering (KA kurang dari titik layu

permanen). Konsistensi tanah ditentukan dengan cara

meremas/menekan massa tanah pada telapak tangan. Dengan

melihat daya tahan tanah terhadap remasan dan tekanan

telapak tangan konsistensi tanah dibagi menjadi :

b. Lepas : butir-butir tanah terlepas satu dengan

lainnya. Tidak terikat.

c. Lunak : dengan sedikit tekanan antara jari tangan,

tanah mudah tercerai menjadi butir kecil

d. Agak keras : agak tahan terhadap tekanan, massa

tanah rapuh

e. Keras : tahan terhadap tekanan, massa tanah dapat

dipatahkan dengan tangan (tidak dengan jari)

f. Sangat keras : tahan terhadap tekanan, massa sukar

dipatahkan dengan tangan

Page 14: Pedoman Praktikum Dit

10

g. Sangat keras sekali : sangat tahan terhadap

tekanan. Massa tanah tidak dapat dipecahkan

dengan tangan.

3.5. Tugas Pendalaman

3.5.1. Bahan Diskusi

- Apakah ada hubungan antara tekstur tanah dengan struktur

tanah ?

- Apakah ada hubungan struktur tanah dengan sifat-sifat

tanah yang lain?

- Apakah ada hubungan antara tekstur tanah dengan

konsistensi tanah ?

3.5.2. Tugas Tertulis Buat laporan hasil pengamatan saudara, bahas berdasarkan

bahan diskusi tersebut diatas.

Page 15: Pedoman Praktikum Dit

11

Hasil Pengamatan Tekstur dan Struktur Tanah

No Contoh Tanah Tekstur Tanah Bentuk Struktur Tanah

Hasil Pengamatan Konsistensi Tanah

No Contoh Tanah Konsistensi Tanah

Basah Lembab Kering

Surabaya ……….............

Disetujui,

_______________________

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

Page 16: Pedoman Praktikum Dit

12

Page 17: Pedoman Praktikum Dit

13

Page 18: Pedoman Praktikum Dit

14

Page 19: Pedoman Praktikum Dit

15

4. MATERI IV : BERAT ISI DAN BERAT JENIS TANAH

4.1. Metode A. Berat isi tanah : Volumetri

B. Berat Jenis tanah : Gravimetri

4.2. Prinsip A. Penetapan Berat Isi Tanah

Berat isi tanah adalah perbandingan antara massa

tanah dengan kerapatan atau volume partikel

ditambah dengan ruang pori diantaranya. Massa tanah

diduga setelah kering oven 105ºC dab volumenya

sama dengan volume dari contoh tanah yang diambil

di lapangan dan dinyatakan dalan gcm-3

. Nilai berat

isi suatu tanah berubah-ubah, tergantung kondisi

struktur tanah, terutama dihubungkan dengan

pemadatan.

B. Penetapan Berat Jenis Tanah

Berat jenis tanah adalah berat tanah dalam satuan

volume butiran tanah. Berat tanah diperoleh dari

berat kering mutlak tanah, sehingga volume padatan

tanah didapat menurut hukum Archimedes. Volume

padatan tanah ini dicari dengan pertambahan volume

air sesudah tanah dimasukkan ke dalam air.

4.3. Alat & Bahan Penetapan berat isi :

a. copper ring

b. timbangan

c. oven

d. kaleng timbang

Penetapan berat jenis :

a. labu ukur 100 ml

b. timbangan

c. kompor listrik

d. oven

e. hot plate

f. beaker gelas

4.4. Cara Kerja A. Penetapan Berat Isi Tanah

1. Ambil contoh tanah dari lapang dengan copper

ring

2. Oven pada suhu 105oC selama 24 jam

3. Timbang tanah dan ringnya (X g), hitung pula

volume ring (Π r2t), dimana :

r = jari-jari lingkaran ring (cm)

t = tebal/tinggi tabung (cm)

4. Berat isi tanah dapat dihitung dengan rumus :

BI = ring Volume

Oven KeringTanah Berat gcm

-3

B. Penetapan Berat Jenis Tanah

1. Panaskan air dalam beaker gelas 250 ml sampai

mendidih, kemudian dinginkan.

Page 20: Pedoman Praktikum Dit

16

2. Timbang labu ukur 50 ml (A g)

3. Isi dengan tanah kering oven ± 30 g, timbang berat

labu ukur dan berat tanah didalamnya (B g)

4. Tambahkan air kedalam labu sampai mengisi ¾

bagian labu, kemudian didihkan diatas hot plate.

5. Dinginkan.

6. Tambahkan air dingin yang sudah dididihkan

sampai garis batas, kemudian timbang (C g).

7. Masukkan air yang telah dididihkan ke labu ukur

lain untuk mencari berat jenis air.

8. Berat jenis tanah (gcm-3

) dapat dihitung dengan

rumus :

Berat labu ukur : A g

Berat labu + tanah : B g

Berat tanah : (B – A) g

Volume tanah = 100 – volume air

= 100 – air BJ

air Berat

Ruang pori total = ( 1 - BJ

BI) x 100 %

4.5. Tugas Pendalaman

4.5.1. Bahan Diskusi

Pada penetapan BI tanah :

a. Jelaskan hubungan BI dengan tekstur dan struktur

tanah

b. Mengapa tanah yang padat memiliki nilai BI yang

lebih tinggi dibandingkan tanah yang porus ?

Pada penetapan BJ tanah :

a. Mengapa air yang dimasukkan harus dididihkan

terlebih dahulu ?

b. Apakah nilai BJ akan selalu tetap atau dapat

berubah-ubah tergantung tekstur dan struktur

tanah ? Apa bedanya dengan BI tanah ?

4.5.2. Tugas Tertulis Buat laporan hasil pengamatan BI dan BJ tanah.

Kemudian hitung nilai ruang pori totalnya, dan

berdasarkan nilai-nilai tersebut bahas bagaimana

kemampuan tanah untuk melalukan air.

Page 21: Pedoman Praktikum Dit

17

a. Hasil Pengamatan Berat Isi Tanah

No Contoh Tanah Berat Tanah + Ring

(g) (105ºC) Berat Ring (g)

Volume tanah

(Π r2t) cm

3

Berat Isi (gcm-3

)

= C

BA )(

(A) (B) (C) (D)

b. Hasil Pengamatan Berat Jenis Tanah

No

Asal

contoh

tanah

Labu

Ukur

Labu Ukur

+ Berat

Tanah

Labu Ukur

+ Berat

Tanah + Air

Berat Air

( C-B)

BJ Air

(gcm-3

)

Volume Tanah

(volume labu

ukur – D/E)

Berat Jenis

(gcm-3

)

F

AB )(

(A) (B) (C) (D) (E) (F) (G)

b. Hasil Pengamatan Ruang Pori Tanah

No Asal contoh tanah Berat Isi Tanah

(gcm-3

)

Beratt Jenis

Tanah (gcm-3

)

Ruang Pori

(%)

Surabaya ……….............

Disetujui,

_______________________

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

Page 22: Pedoman Praktikum Dit

18

5. TUGAS V : PENETAPAN pH TANAH

5.1. Metode Penetapan pH dengan H2O dan KCl

5.2. Prinsip - Aktivitas ion Hidrogen diukur secara potensiometrik

pada suspensi air tanah dengan nisbah 1 : 2 (g cm3).

- Aktivitas ion hidrogen dalam tanah pada suspensi 1 N

KCl dengan nisbah 1 : 2 (gcm3) ditentukan secara

potensiometrik. Dengan larutan KCl, kation yang

diserap termasuk H dan Al akan ditukar oleh K, dan

mengakibatkan penurunan pH, sedang anion yang

ditukar oleh ion Cl akan mengakibatkan kenaikan pH.

5.3. Alat & Bahan a. Air bebas ion atau air suling (H2O), larutan KCl 1 N.

b. Pengocok elektrik, timbangan analitis, botol

pengocok plastik, gelas ukur 20 ml.

5.4. Cara Kerja 1. Timbang 5 g tanah kering udara, masukkan ke dalam

botol plastik.

2. Tambahkan 10 ml larutan air bebas ion (untuk

penetapan pH H2O dan 10 ml KCl (untuk penetapan

pH KCl).

3. Kocok dengan pengocok elektrik selama 10 menit.

4. Ukur pH suspensi dengan pH meter

5.5. Tugas Pendalaman

5.5.1. Bahan Diskusi

1. Apa pengaruh masing-masing larutan terhadap nilai

pH ?

2. Mengapa pengukuran suspensi pH harus dilakukan

segera setelah pengocokan ?

5.5.2. Tugas Tertulis Buat laporan hasil pengukuran pH. Bandingkan hasil

yang saudara peroleh dari pengukuran pH dengan

suspensi yang berbeda.

Page 23: Pedoman Praktikum Dit

19

Hasil Pengukuran pH Tanah

( Perbandingan …………. : ………………. )

No Contoh Tanah Nilai pH

pH H2O pH KCl

Surabaya ……….............

Disetujui,

_______________________

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

Page 24: Pedoman Praktikum Dit

20

6. TUGAS VI : PENETAPAN KEMANTAPAN AGREGAT

6.1. Metode Vilensky

6.2. Prinsip Contoh tanah diberi air dengan energi kinetik tertentu

untuk mengetahui berapa kekuatan air yang diperlukan

untuk menghancurkan agregat tanah.

6.3. Alat & Bahan a. Buret

b. Aquadest

c. Kertas saring

d. Contoh tanah kering utuh

6.4. Cara Kerja 1. Buret diisi dengan aquadest sampai angka nol.

2. Bukalah buret perlahan-lahan sampai air menetes.

Jangan terlalu cepat, usahakan agar interval waktu

antar tetesan sekitar 2-3 detik. Hitunglah jumlah

tetesan dan perhatikan penurunan volume air. Agar

lebih mudah hitunglah tetesan sebanyak 10-20 kali,

kemudian amati volume air yang sudah keluar.

Lakukan sampai 5-10 kali pengamatan dan catat

hasilnya. Hitung ukuran rata-rata tiap tetesan air yang

keluar dari ujung buret.

3. Letakkan sebuah agregat yang berdiameter 2 – 3 mm

diatas kertas merang dan ditetesi dengan air dari buret

berjarak 20 cm.

4. Bukalah buret dan biarkan air menetes dengan

kecepatan yang sama dan uji coba terdahulu.

Usahakan agar setiap tetesan sampai agregat hancur

(B), ulang 10 kali dengan menggunakan kertas

merang yang baru dan agregat yang baru juga.

5. Hitung rata-ratanya dari hasil yang diperoleh,

dihitung pula standar deviasi (SD), sehingga

diketahui nilai rata-rata kemampuan tanah terhadap

energi tetesan.

Ek = mgh

Ek ± SD

6.5. Tugas Pendalaman

6.5.1. Bahan Diskusi

1. Apa arti dan peran ukuran tetesan dan jarak ujung

buret ke agregat ?

2. Apa yang mempengaruhi ketahanan tanah terhadap

hancuran ?

3. Apa akibatnya bila ukuran tetesan air diperbesar ?

Apakah yang terjadi dengan jumlah tetesan yang

diperlukan untuk memecahkan dan menghancurkan

agregat ?

6.5.2. Tugas Tertulis Buat laporan hasil pengukuran kemantapan agregat.

Bahas faktor-faktor yang mempengaruhi kemantapan agregat.

Page 25: Pedoman Praktikum Dit

21

Pengukuran Kemantapan Agregat

1. Mencari Diameter Tetesan

Ulangan

ke- Jumlah tetesan Volume air

Volume per

tetes

Jari-jari

tetesan

Rata-rata

Volume tetesan air = 4/3 x π x r3 .

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

Page 26: Pedoman Praktikum Dit

22

2. Mencari Jumlah Tetesan Air untuk Menghancurkan Tanah

Ulangan ke-

Jumlah tetesan Saat

Agregat Mulai Pecah

(A)

Jumlah Tetesan Saat

Agregat Hancur

(B)

Catatan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Rata-rata (Xi)

Xi2

(Xi2

)

SD

Catatan :

A : Jumlah tetesan sampai agregat pecah (pecah menjadi dua bagian hampir

sama besar)

B : Jumlah tetesan sampai agregat hancur (agregat pecah menjadi banyak dan

kecil-kecil).

SD = 1

2)(2

n

n

XinXi

Ek = m g h (m = massa air (g) ; g = 9.8 g cm-3

; h = 20 cm)

Ek ± SD

Tanah yang paling mantap adalah ………………….

Tanah yang paling rendah kemantapannya adalah ………………….

Surabaya ……….............

Disetujui,

_______________________

Page 27: Pedoman Praktikum Dit

23

7. TUGAS VII : PENETAPAN BAHAN ORGANIK, KANDUNGAN

KAPUR DAN WARNA TANAH

7.1. Metode Kualitatif

7.2. Alat & Bahan Alat :

1. Cangkir/wadah plastik kecil

2. Pengaduk / spatula

3. Sendok

4. Pipet palstik

5. Label stiker penanda asal/jenis tanah

6. Penunjuk waktu atau stop watch

7. “Munsell Soil Color Chart”

Bahan :

1. Koleksi tanah atau sampel tanah akan dikumpulkan

dari berbagai lokasi yang dipilih/ditentukan

2. Larutan Hidrogen peroksida (H2O2)

3. Larutan Hydrochloric acid (HCl) 6 N dalam botol

gelas/plastik

7.3. Cara Kerja A. Penetapan Bahan Organik

1. Siapkan cangkir/wadah plastik untuk tempat contoh

tanah (jumlah sesuai banyaknya jenis tanah yang

tersedia)

2. Gunakan sendok plastik/spatula untuk mengambil

sampel tanah yang telah disediakan

3. Tempelkan label stiker untuk menandai asal/jenis

tanah

4. Siapkan larutan Hidrogen peroksida (H2O2) dalam

pipet tetes

5. Campurkan sebanyak 5 tetes H2O2 ke permukaan

masing2 contoh tanah yang telah disiapkan.

6. Amati tanda/gejala perubahan reaksi yang terjadi dan

catat pada lembar kerja/pengamatan praktikum,

sambil diperbandingkan waktu reaksinya.

7. Setelah semua pengamatan selesai, bersihkan (cuci)

kembali peralatan yang digunakan praktikum dan

kembalikan ketempatnya semula.

B. Penetapan Kandungan Kapur

1. Siapkan cangkir/wadah plastik untuk tempat contoh

tanah (jumlah sesuai banyaknya jenis tanah yang

tersedia)

2. Gunakan sendok plastik/spatula untuk mengambil

sampel tanah yang telah disediakan

3. Tempelkan label stiker untuk menandai asal/jenis

tanah

4. Siapkan larutan Hydrochloric acid (HCl) 6 N dalam

Page 28: Pedoman Praktikum Dit

24

pipet tetes

5. Campurkan sebanyak 5 tetes HCl 6 N ke permukaan

masing2 contoh tanah yang telah disiapkan.

6. Amati tanda/gejala perubahan reaksi yang terjadi dan

catat pada lembar kerja/pengamatan praktikum,

sambil diperbandingkan waktu reaksinya.

7. Setelah semua pengamatan selesai, bersihkan (cuci)

kembali peralatan yang digunakan praktikum dan

kembalikan ketempatnya semula.

C. Penetapan Warna Tanah

1. Ambil segumpal massa tanah dalam keadaan lembab,

tetapkan warnanya dengan cara membandingkan

dengan daftar warna yang terdapat pada “Munsell Soil

Color Chart”

2. Catatlah satuan nilai hue, value dan chromanya

3. Setelah didapat simbol warna, carilah warna tersebut

pada halaman berikutnya

7.4. Tugas Pendalaman

7.4.1. Bahan Diskusi

- Mengapa dalam uji bahan organik digunakan H2O2

- Apakah ada hubungan antara bahan organik dengan

sifat tanah yang lain

- Mengapa pengukuran kapur menggunakan HCl 6 N

- Apakah ada hubungan antara kandungan kapur

dengan sifat tanah yang lain

- Apakah yang menyebabkan warna tanah berbeda-

beda?

7.4.2. Tugas Tertulis Buat laporan hasil pengukuran bahan organik, kandungan

kapur serta warna tanah, dan bahas berdasarkan bahan

diskusi tersebut diatas

Page 29: Pedoman Praktikum Dit

25

Hasil Pengamatan Bahan Organik, Kandungan Kapur dan Warna Tanah

No Contoh Tanah Bahan

organik Kapur

Warna Tanah

Satuan Keterangan

Surabaya ……….............

Disetujui,

_______________________

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM