buku pedoman praktikum mikrobiologi - fkk umj

23
BUKU PEDOMAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PENYUSUN : TIM PENGAJAR MIKROBIOLOGI PRODI DIII KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BUKU PEDOMAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI - FKK UMJ

1

BUKU PEDOMAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI

PENYUSUN : TIM PENGAJAR MIKROBIOLOGI

PRODI DIII KEBIDANAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Page 2: BUKU PEDOMAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI - FKK UMJ

2

TIM PENYUSUN

dr. Rayhana M. Biomed

Galila Aisyah Latif Amini, S.Keb.Bd.

EDITOR

Galila Aisyah Latif Amini, S.Keb.Bd.

Page 3: BUKU PEDOMAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI - FKK UMJ

3

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum,Wr.Wb.

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan

rahmat serta hidayahnya sehingga kami dapat selesai menyusun buku Panduan Praktikum

Mikrobiologi ini. Penuntun praktikum mikrobiologi ini disusun untuk membantu mahasiswa

dalam melaksanakan praktikum mata kuliah Mikrobiologi, sehingga dapat menguasai

ketrampilan di laboratorium secara maksimal sesuai dengan apa yang didapat selama

mengikuti

perkuliahan.

Penuntun praktikum mikrobiologi ini mencakup pengenalan mikroskop, tata cara

penggunaan mikroskop, pengamatan mikroba sederhana, pemeriksaan Golongan darah dan

pemeriksaan Pap Smear. Disadari bahwa penyusunan buku ini belum lah sempurna, maka

masukan yang positif dari pembaca sangat diharapkan demi perbaikan di masa datang. Semoga

buku ini bermanfaat bagi kita semua

Waalaikumsalam,Wr.Wb.

Jakarta, April 2017

Tim Penyusun

Page 4: BUKU PEDOMAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI - FKK UMJ

4

PENDAHULUAN

MUKADIMAH

“78. (Yaitu Tuhan) yang telah menciptakan Aku, Maka Dialah yang menunjuki Aku, 79. dan

Tuhanku, yang Dia memberi Makan dan minum kepadaKu, 80. dan apabila aku sakit, Dialah

yang menyembuhkan Aku, 81. dan yang akan mematikan Aku, kemudian akan menghidupkan

aku (kembali), 82. dan yang Amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari

kiamat”. (asy-Syu’araa’: 78-82)

Hadits

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari di dalam shahihnya, dari shahabat Abu Hurairah

bahwasanya Nabi bersabda,

“Tidaklah Allah turunkan penyakit kecuali Allah turunkan pula obatnya”

Dari riwayat Imam Muslim dari Jabir bin Abdillah, beliau berkata bahwa Nabi bersabda,

“Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya maka dia

akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Muslim)

Page 5: BUKU PEDOMAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI - FKK UMJ

5

VISI DAN MISI

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

VISI

Menjadi Program Studi D-III Kebidanan RSIJ Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Jakarta yang kompetitif dan terkemuka dalam Menghasilkan Tenaga

Pelayanan Kebidanan yang Profesional dan Islami tahun 2020.

MISI

Dengan berpedoman pada visi di atas, Program Studi (PS) D-III Kebidanan mempunyai misi:

1. Melaksanakan pembelajaran yang inovatif dalam berbagai bidang Kebidanan dan

unggul dalam Kebidanan Komunitas berdasarkan evidence based.

2. Melaksanakan penelitian berbagai bidang kebidanan di area komunitas melalui

kemitraan dengan berbagai pihak di tingkat regional maupun nasional.

3. Mengembangkan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan kerjasama

Interprofesional Education dalam bidang kebidanan.

4. Mengaktualisasikan prinsip-prinsip dan nilai-nilai islami dalam menyelenggarakan

program studi kebidanan.

Page 6: BUKU PEDOMAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI - FKK UMJ

6

COURSE OUTLINE MATA KULIAH

1. DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata kuliah ini memberi kemampuan kepada mahasiswa untuk melakukan tindakan

pencegahan infeksi dalam memberikan asuhan kebidanan di dasari konsep, sikap dan

keterampilan sesuai dengan kewenangannya dengan pokok bahasan konsep dasar

mikrobiologi, mikrobiologi dasar, konsep dasar imunologi, pencegahan infeksi, infeksi

nosokomial, sterilisasi dan desinfeksi, Konsep dasar system imunologi, Jamur yang

mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan menyusui, Macam-macam uji mikrobiologi,

virologi, Konsep dasar nosokomial, Penatalaksanaan cara pencegahan infeksi

nosokomial

2. CAPAIAN PEMBELAJARAN UMUM

Mengetahui prinsip Mikrobiologi secara umum dan berkaitan dengan praktik

kebidanan sehingga dapat melakukan asuhan kebidanan di tatanan pelayanan

Kesehatan .

CPL PRODI

S3

S9

Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan

kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila

Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri

P1 Menguasai konsep teoretis sistem reproduksi, prinsip dan konsep umum biomedik,

kesehatan masyarakat, sosiologi, antropologi budaya, dan ilmu komunikasi

KU2 Mampu menunjukkan kinerja bermutu dan terukur

KU4 Mampu menyusun laporan hasil dan proses kerja secara akurat dan sahih serta

mengomunikasikannya secara efektif kepada pihak lain yang membutuhkan

KK1

KK3

KK4

Mampu memberikan asuhan antenatal tanpa komplikasi untuk mengoptimalkan kesehatan

selama kehamilan, yang peka terhadap kebudayaan setempat

Mampu memberikan asuhan dan memandu persalinan yang aman, sehat, peka terhadap

kebudayaan setempat, serta menangani situasi kegawatdaruratan untuk mengoptimalkan

kesehatan ibu dan bayinya yang baru lahir sesuai dengan kode etik profesi bidan

Mampu memberikan asuhan pada ibu nifas dan bayi baru lahir sehat sampai usia 5 tahun

CP-MK

M1 Mahasiswa mampu menjelaskan Konsep dasar mikrobiologi

M2 Mahasiswa mampu menjelaskan Mikrobiologi Dasar

M3 Mahasiswa mampu menjelaskan Dasar-dasar bakteriologi

M4 Mahasiswa mampu menjelaskan Dasar-dasar virologi

M5 Mahasiswa mampu menjelaskan Dasar-dasar mikologi

Page 7: BUKU PEDOMAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI - FKK UMJ

7

M6 Mahasiswa mampu menjelaskan Konsep dasar system imunologi

M7 Mahasiswa mampu menjelaskan proses adaptasi psikologi pada masa nifas

M8 Mahasiswa mampu menjelaskan Konsep dasar pencegahan infeksi

M9 Mahasiswa mampu menjelaskan Konsep tentang infeksi nosokomial

M10 Mahasiswa mampu menjelaskan Pemeriksaan mikrobiologi

M11 Mahasiswa mampu menjelaskan Pemeriksaan jenis bakteri melalui pewarnaan

Page 8: BUKU PEDOMAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI - FKK UMJ

8

BAB I

PENGENALAN MIKROSKOP

Page 9: BUKU PEDOMAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI - FKK UMJ

9

Mikroskop :

Mikroskop merupakan alat yang sangat erat hubungannya dengan mikrobiologi, hal ini

dikarenakan kita harus bekerja dengan mikrobia yang ukurannya sangat kecil. Mikroskop

adalah alat yang sangat peka sehingga harus digunakan dengan hati-hati. Apabila saudara

masih raguh dalam penggunaannya mintalah pertolongan dengan para asisten saudara.

Kebersihan dari alat ini juga harus dijaga. Setiap praktikan harus membersihkan

mikroskopnya apabila telah selesai

Cara kerja :

Lensa objektif berfungsi untuk pembentukan bayangan pertama dan menentukan struktur serta

bagian renik yang akan terlihat bayangan akhir serta kemampuan untuk memperbesar objek

sehingga dapat memiliki suatu ukuran daya pisah suatu lensa objektif yang akan menentukan

daya pisah spesimen sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai

suatu dua benda terpisah. Lensa adalah lensa yang terdapat dibagian ujung atas tabung

berdekatan dengn mata pengamat dan berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan

oleh lensa objektif sampai 4 hingga 25 kali. Lensa kondensor merupakan lensa yang berfungsi

mendukung terciptanya pencahayaan pada objek yang akan dilihat sehingga dengan

pengaturan yang tepat maka akan diperoleh daya pisah maksimal.

Lembar diskusi :

Page 10: BUKU PEDOMAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI - FKK UMJ

10

BAB II

MENGGUNAKAN MIKROSKOP

1. Letakkan mikroskop di tepi meja kerja

2. Letakkan preparat pada meja preparat (stage)

3. Naikkan kondensor setinggi-tingginya dan diafragma dibuka selebar-lebarnya

4. Cahaya diputar seerang-terangnya (light intensity control knob)

5. Amati preparat dari ukuran lensa objektif terendah

6. Naikkan meja preparat dengan memutar makrometer atau tombol pengatur kasar

(coarse focus knob) secara perlahan hingga jarak cukup dekat dengan lensa objektif

7. Lihat preparat melalui lensa okuler

8. Cari bayangan preparat dengan mengatur micrometer atau tombol pengatur halus (fine

focus knob) secara perlahan hingga bayangan terlihat jelas

9. Atur cahaya melalui difragma hingga penyinaran baik

10. Untuk pemeriksaan dengan menggunakan lensa objektif 100x, tambahkan minyak

emersi 1 tetes dan langsung diamati kembali.

Lembar diskusi :

Page 11: BUKU PEDOMAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI - FKK UMJ

11

BAB III

PENGAMATAN MIKROBA DENGAN MENGGUNAKAN MIKROSKOP

(DEMONSTRASI)

1. Pengamatan terhadap jamur

pengamatan ini tidak membutuhkan pewarnaan, sehingga dapat langsung diamati

dengan menggunakan lensa objektif 10x dan 40x, kondensor diturunkan serendah-

rendahny, diafragma di tutup (sesuai dengan kebutuhan cahaya)

Lembar diskusi :

Page 12: BUKU PEDOMAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI - FKK UMJ

12

Lembar diskusi

Page 13: BUKU PEDOMAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI - FKK UMJ

13

2. pengamatan terhadap bakteri

a. pewarnaan sederhana : pewarnaan ini menggunakan 1 macam zat warna

b. pewarnaan gram : pewarnaan ini menggunakan 2 macam zat warna, berguna untuk

mengetahui bakteri apakah termasuk gram positif (badan kuman berwana ungu)

atau gram negatif (badan kuman berwarna merah)

Lembar diskusi :

Page 14: BUKU PEDOMAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI - FKK UMJ

14

Lembar diskusi

Page 15: BUKU PEDOMAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI - FKK UMJ

15

BAB IV

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH ABO

Pemeriksaan Golongan Darah ABO pertama kali ditemukan oleh seorang ahli Patologi

Amerika kelahiran Austria yang bernama Karl Landsteiner, pada tahun 1900an. Antigen utama

dalam sistem ABO ini disebut dengan antigen A dan antigen B dan antibodi utama adalah anti

- A dan anti - B. Gen yang menentukan ada tidaknya aktivitas A atau B terdapat pada

kromosom nomor 9. Pada Orang normal yang berumur di atas 6 bulan selalu mempunyai

antibodi yang dapat bereaksi dengan antigen A atau B apabila antigen bersangkutan tidak

terdapat dalam erihtrositnya sendiri.

Pemeriksaan Golongan Darah sistem ABO ini dapat dibagi menjadi empat golongan darah,

yaitu :

1. Golongan darah A : Erythrosit mengandung aglutinogen A dan serum mengandung

aglutinin anti B

2. Golongan darah B : Erythrosit mengandung aglutinogen B dan serum mengandung

aglutinin anti A

3. Golongan darah O : Erythrosit tidak mengandung aglutinogen dan serum mengandung

aglutinin anti A dan aglutinin anti B

4. Golongan darah AB : Erythrosit mengandung aglutinogen A dan aglutinogen B

sedangkan pada serum tidak mengandung aglutinin apapun.

Meskipun anti - A dan anti - B bereaksi secara spesifik dan kuat dengan erytrosit yang relevan

serta adanya rangsangan untuk pembentukan anti - A dan anti - B tidak ditimbulkan oleh

erytrosit itu sendiri. Pada Orang-orang dengan golongan darah A hanya membentuk anti-B dan

mereka dengan golongan darah B hanya dapat membentuk anti-A. Sedangkan Orang-orang

dengan golongan darah O mempunyai baik anti-A maupun anti-B didalamnya, dan yang

golongan darah AB tidak memiliki anti-A dan anti-B.

Page 16: BUKU PEDOMAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI - FKK UMJ

16

Cara Menetukan Antigen dan Aglutinogen pada Pemeriksaan Golongan Darah ABO

Anti - A dan anti - B pada Pemeriksaan Golongan Darah ABO ini merupakan aglutinin yang

kuat dan mudah dinyatakan pada pemeriksaan laboratorium. Aglutinin ini dapat dengan cepat

menghancurkan erytrosit tidak kompatibel yang masuk dalam sirkulasi melalui aktivitas

komplemen. Satu-satunya cara erytrosit inkompatibel golongan darah ABO masuk dalam

sirkulasi adalah melalui transfusi darah yang salah, kecuali pada beberapa kasus dimana

erytrosit janin masuk kedalam sirkulasi darah ibu pada waktu hamil atau pada saat melahirkan.

Reaksi transfusi hemolitik pada umumnya bisa disebabkan oleh kesalahan dalam identifikasi

penderita atau kesalahan sampel darah penderita, donor dan atau kesalahan administrasi.

Penetapan golongan darah adalah menentukan jenis aglutinogen yang terdapatdalam darah.

Disamping itu juga dilakukan penetapan jenis aglutinin yang terdapat dalam serum (Reverse

Grouping dan Serum Grouping). Terdapat beberapa cara untuk menentukan golongan darah

seperti dengan cara Objek glass dan dengan cara Tabung.

(Dikutip dari artikel pemeriksaan golonan darah :

http://www.tesdarahlengkap.com/2014/11/pemeriksaan-golongan-darah.html)

RHESUS

Rhesus adalah sistem penggolongan darah berdasarkan ada atau tidaknya antigen D di

permukaan sel darah merah, nama lainnya adalah faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini

diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh

Karl Landsteiner.

Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan

darah Rh- (Rhesus Negatif). Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah

merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+ (Rhesus Positif).

Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO dengan

menambahkan “+” bagi pemilik faktor rhesus atau “-“ bagi yang tidak memiliki faktor rhesus

dalam darahnya, sehingga kita mengenal golongan darah A+ atau A

-, B

+ atau B

-, AB

+ atau AB

-,

dan O+ atau O

-.

Delapan puluh lima persen penduduk dunia memiliki faktor rhesus (Rh+) dalam darahnya,

sementara 15% nya tidak memiliki faktor rhesus (Rh-) dalam darahnya.

PEMERIKSAAN SEDERHANA GOLONGAN DARAH DAN RHESUS

Persiapan

Persiapan penderita: tidak memerlukan persiapan khusus

Persiapan sample: Larutan sel darah merah yang akan diperiksa dari darah utuh

Prinsip: Reaksi antigen-antibodi berupa penggumpalan (aglutinasi)

Page 17: BUKU PEDOMAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI - FKK UMJ

17

Alat dan bahan:

Serum yang terdiri atas:

serum anti-A biasanya berwarna biru atau hijau,

serum anti-B biasanya berwarna kuning,

serum anti-AB biasanya berwarna merah muda/tak berwarna

serum anti-D (Rhesus) biasanya tidak berwarma/bening

Page 18: BUKU PEDOMAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI - FKK UMJ

18

Pemeriksaan

Cara Slide

Pada sebuah kaca obyek (slide) teteskan 1 tetes serum anti A disebelah kiri, 1 tetes

tetes serum anti B ditengah, dan 1 tetes serum anti AB disebelah kanan. Pada kaca

obyek yang lain teteskan 1 tetes serum anti-D (anti Rhesus) disebelah kiri dan 1 tetes

serum yang akan diperiksa sebagai kontrol disebelah kanan.

Pada masing-masing serum teteskan 2 tetes darah yang akan diperiksa, campurkan

dengan cara menggoyangkan kedepan dan kebelakang, sambil diamati adanya

gumpalan (aglutinasi) berupa titik-titik halus seperti pasir yang akan terjadi.

Pengamatan dilakukan dalam waktu 2 menit setelah percampuran serum dan darah

yang akan diperiksa

Kesalahan dapat terjadi dalam pembacaan secara kasat mata karena gumpalan yang

terjadi bisa sangat halus dan tidak terlihat, pastikan secara mikroskopik

Aglutinasi terjadi pada Penilaian

anti-A anti-B anti-AB anti-D golongan darah Rh

+ - + + A Positif

- + + + B Positif

+ + + - AB Negatif

- - - - 0 Negatif

Sumber kesalahan

1. Masing-masing serum tidak boleh tercemar oleh serum yang lain.

2. Suspensi eritrosit juga tidak boleh tercemar oleh panel sel.

3. Kalau hasil pengamatan aglutinasi meragukan, maka dapat diamati dibawah

mikroskop.

Published by dr. Natalina

(Dikutip dari artikel pemeriksaan sederhana golongan darah dan rhesus :

http://www.rhesusnegatif.com/article-detail.php?id=157)

Page 19: BUKU PEDOMAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI - FKK UMJ

19

Lembar diskusi :

Page 20: BUKU PEDOMAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI - FKK UMJ

20

BAB V

PAP SMEAR

1. Definisi Pap Smear

Tes Pap Smear adalah pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio untuk melihat

adanya perubahan atau keganasan pada epitel serviks atau porsio (displasia) sebagai tanda

awal keganasan serviks atau prakanker (Rasjidi, Irwanto, Sulistyanto, 2008). Pap Smear

merupakan suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari leher rahim dan kemudian

diperiksa di bawah mikroskop. Pap Smear merupakan tes yang aman dan murah dan telah

dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada

sel-sel leher rahim (Diananda, 2009).

Pemeriksaan ini mudah dikerjakan, cepat, dan tidak sakit, serta bisa dilakukan setiap

saat, kecuali pada saat haid (Dalimartha, 2004). Pap Smear pertama kali diperkenalkan

tahun 1928 oleh Dr. George Papanicolou dan Dr. Aurel Babel, namun mulai populer sejak

tahun 1943 (Purwoto & Nuranna, 2002).

2. Manfaat Pap Smear

Pemeriksaan Pap Smear berguna sebagai pemeriksaan penyaring (skrining) dan

pelacak adanya perubahan sel ke arah keganasan secara dini sehingga kelainan prakanker

dapat terdeteksi serta pengobatannya menjadi lebih murah dan mudah (Dalimartha, 2004).

Pap Smear mampu mendeteksi lesi prekursor pada stadium awal sehingga lesi dapat

ditemukan saat terapi masih mungkin bersifat kuratif (Crum, Lester, & Cotran, 2007).

Manfaat Pap Smear secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut (Manuaba, 2005):

a. Diagnosis dini keganasan

Pap Smear berguna dalam mendeteksi dini kanker serviks, kanker korpus

endometrium, keganasan tuba fallopi, dan mungkin keganasan ovarium.

b. Perawatan ikutan dari keganasan Pap Smear berguna sebagai perawatan ikutan setelah

operasi dan setelah mendapat kemoterapi dan radiasai.

c. Interpretasi hormonal wanita

Pap Smear bertujuan untuk mengikuti siklus menstruasi dengan ovulasi atau tanpa

ovulasi, menentukan maturitas kehamilan, dan menentukan kemungkunan keguguran

pada hamil muda

d. Menentukan proses peradangan

Page 21: BUKU PEDOMAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI - FKK UMJ

21

Pap Smear berguna untuk menentukan proses peradangan pada berbagai infeksi bakteri

dan jamur.

3. Prosedur Pemeriksaan Pap Smear . Menurut Soepardiman (2002), Manuaba

(2005), Rasjidi(2008), Sarwono (2011).

1. Persiapan alat, alat yang akan digunakan, meliputi spekulum Bivalve (cocor

bebek),cytobrush, spatula Ayre, kaca objek yang telah diberi label atau tanda,

dan alkohol 95%.

2. Pasien berbaring dengan posisi litotomi.

3. Pasang spekulum sehingga tampak jelas vagina bagian atas, forniks posterior,

serviks uterus, dan kanalis servikalis.

4. Periksa serviks apakah normal atau tidak.

Gambaran serviks normal

5. Terlebih dahulu dilakukan tindakan pengambilan sampel endoserviks (dari

kanalisservikalis), karena kandungan musin yang banyak mencegah

pengeringan sel. Ini penting, terutama bila sampel sel berada dalam satu kaca

benda.

6. Sangat dianjurkan mengambil bahan endoserviks dengan cytobrush,

pengambilandengan lidi kapas (cotton bud).

Page 22: BUKU PEDOMAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI - FKK UMJ

22

7. Setelah diyakinkan cytobrush mencakup keseluruhan kanalis servikalis

dilakukan pemutaran sehingga sel melekat pada sikat tersebut.

8. Sel yang diperoleh dipindahkan ke kaca benda dengan memutar cytobrush

(bukan dengan menggesek lurus) sehingga mengisi sebagian kaca benda yang

telah diberi nomor atau nama masing- masing pasien (dianjurkan kaca benda

frosted end atau yang mudah ditulis dengan pencil).

9. Selanjutnya untuk pengambilan bahan ektoserviks dengan spatula Ayre (ujung

yang pendek) dimasukkan ke dalam endoserviks sedalam mungkin, dimulai

dari arah jam 12 dan diputar 360 searah jarum jam.

10. Bila pada pemeriksaan/inspekulo ditemukan kelainan cerviks bermakna,

dilakukan pengambilan sampel khusus (diagnostic pap smear).

11. Sediaan yang telah didapat, dioleskan di atas kaca objek pada sisi yang telah

diberi tanda dengan membentuk sudut 45 satu kali usapan.

12. Masukkan segera (dalam hitungan detik) apusan pada kaca benda ke dalam

botol berisi cairan fiksasi etil alkohol, di beberapa negara fiksasi dilakukan

dengan semprotan (spray fiksatif, bukan hair spray).

13. Bila sediaan apus akan dikirim dengan pos ke laboratorium sitologi, sediaan

direndam di dalam cairan fiksasi paling sedikit 30 menit, keluarkan dan

keringkan di udara terbuka. Sediaan apus jangan direndam dalam cairan fiksasi

lebih dari 1 minggu karena akan terjadi distorsi sel.

14. Kemudian sediaan yang telah dikeringkan dimasukkan ke dalam wadah

transport dan dikirim ke ahli patologi anatomi. Untuk diproses dan diperiksa.

Page 23: BUKU PEDOMAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI - FKK UMJ

23

DAFTAR PUSTAKA

Crum, C.P., Lester, S.C., Cotran, R.S., 2007. Sistem Genitalia Perempuan dan Payudara.

In:Hartanto, H., et al., ed. Buku Ajar Patologi (vol. 2), 7thed. Jakarta: EGC. 767-770.

Dalimartha Setiawan. 2000.Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Bogor : TrobusAgriwidya

Diananda, Rama,.2009.Panduan lengkap Mengenal Kanker, Jogjakarta: Mirza Media Pustaka

Manuaba, I.B.G.I.A. 2007. Chandranita Manuaba, dan I.B.G. Fajar Manuaba. Pengantar

Kuliah Obstetri. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Purwoto, G. & Nuranna L., 2002. Metode Skrinning Alternatif pada Kanker Serviks. In:

Deteksi Dini Kanker. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 142-143.

Rasjidi, I. Irwanto, Y. Wicaksono, B., 2008. Kanker Serviks. Jakarta : Sagung Seto.

Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

Soepardiman. 2002. Cermin Dunia Kedokteran: Pemeriksaan Pap Smear.

Bibiana, 2010. Analisis Mikroba di Laboratorium. PT. Raya Grafindo Persada. Jakarta.

Hadioetomo, 1990.Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT. Gramedia. Jakarta

Hafrah. 2009. Mikrobiologi Umum. Program Studi Biologi. UIN Alauddin

Makassar.Makassar