(pedoman penilaian risiko penyakit menular di pesawat)

Upload: innoitmaannah

Post on 07-Mar-2016

61 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pedoman Penilaian Risiko Penyakit Menular Di Pesawatepidemiologi Lingkungan

TRANSCRIPT

TUGAS KELOMPOKMata Kuliah: Epidemiologi Lingkungan

Dosen

: Prof. Dr. Anwar Daud, SKM, M.KesPEDOMAN PENILAIAN RISIKO PENYAKIT MENULAR

YANG DITULARKAN DI PESAWAT

KELOMPOK 2 :

M. WAHIDIN

P1804214002

YULINAR FITRIA

P1804214003

ZHANAZ TASYA

P1804214014

ITMA ANNAH

P1804214028MULIATI

P1804214035

RESKI AMALIAH

P1804214038

KONSENTRASI EPIDEMIOLOGI

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

20151 Pendahuluan

Rekomendasi yang diberikan dalam dokumen ini didasarkan pada bukti-bukti dari tiga sumber: pencarian sistematis literatur, pendapat ahli, dan mendirikan parameter penyakit spesifik (misalnya masa inkubasi, periode shedding, dll). Untuk beberapa penyakit, bukti masih sedikit atau benar-benar kurang, karena tidak ada atau hanya beberapa publikasi yang tersedia mengenai penyakit tersebut. Dalam beberapa kasus (untuk berada di posisi yang aman), kita sering memilih untuk pendekatan yang komprehensif, yaitu pelacakan kontak / Contact Tracing (CT). Kami menyadari bahwa pelacakan kontak tidak selalu layak dan dapat menyerap sumber daya manusia dan keuangan dalam jumlah besar. Oleh karena itu, ahli kesehatan masyarakat yang bertanggung jawab atas pelacakan kontak harus mempertimbangkan algoritma dalam dokumen ini hanya sebagai acuan dan bukan sebagai rekomendasi yang mengikat. Sebelum membuat keputusan untuk memulai pelacakan kontak, dokter atau ahli epidemiologi harus memperhitungkan bahwa algoritma yang diberikan dalam dokumen ini tidak dapat mencakup setiap aspek atau faktor, misalnya situasi epidemiologi di negara asal, tujuan dari sebuah penerbangan, kerentanan penumpang yang terkena dampak, cakupan vaksin, jenis / subtipe patogen, dan resistensi antibiotik. Lembar pertanyaan dan jawaban (Q & A) untuk pelacakan kontak (lihat Lampiran 1) diberikan dalam dokumen ini dimaksudkan untuk membantu para ahli kesehatan masyarakat dengan proses pengambilan keputusan.Dokumen ini memfokuskan secara eksklusif pada penularan penyakit menular di pesawat. Namun, penilaian risiko yang lebih komprehensif juga harus memeriksa transmisi kemungkinan penyakit di bandara dan transfer selama berada di bandara. 1.1 Latar Belakang Informasi

Selama beberapa terakhir, perjalanan udara komersil nasional dan internasional telah melihat adanya peningkatan yang stabil dalam jumlah penumpang. Perkiraan penumpang oleh International Air Transport Association (IATA) memprediksi peningkatan global komersial lalu lintas udara + 3,0% untuk tahun 2009 [1]. Bandara internasional kolektif menyambut jutaan penumpang setiap hari : pada tahun 2006; 4,4 miliar orang tiba dan berangkat dari bandara seluruh dunia. Perkiraan traffic jangka panjang memprediksi bahwa pada tahun 2025 jumlah ini akan dua kali lipat menjadi lebih dari sembilan miliar penumpang per tahun [2].Penumpang yang bepergian dengan pesawat terbang yang lingkungan kabinnya tertutup dapat mengakibatkan terkena penyakit menular sesama penumpang. Pelacakan kontak dari penumpang yang terpapar selama penerbangan semakin menjadi hal yang menantang para ahli kesehatan masyarakat di seluruh dunia.

Munculnya SARS mengilustrasikan potensi penyakit baru yang tiba-tiba muncul dan menyebar, mengancam kesehatan, kesejahteraan ekonomi dan kehidupan sosial orang banyak, termasuk warga negara Uni Eropa. Pengenalan gejala awal penyakit dan penilaian risiko yang tepat penting dalam rangka untuk memulai respon kesehatan masyarakat yang paling tepat ketika penumpang dan / atau awak menjadi terpapar penyakit menular atau potensi penyakit menular selama penerbangan.1.2 Kualitas ventilasi dan udara kabin pesawat

Sistem pengendalian lingkungan di pesawat penumpang modern yaitu mengontrol tekanan udara, tingkat oksigen, kelembaban dan filtrasi udara di kabin penumpang. Selama penerbangan, kabin merupakan lingkungan tertutup yang menghadapkan penumpang dengan kondisi lingkungan yang berbeda dari orang-orang di lapangan : hipoksia hypobaric, kelembaban relatif rendah dan relatif dekat dengan sesama penumpang upeti yang dibayarkan kepada penerbangan kebutuhan teknis dan ekonomis. Selama penerbangan, udara segar biasanya dipasok ke kabin dari luar melalui asupan udara oleh mesin pesawat. Udara luar di ketinggian saat terbang dapat dianggap steril, karena mengandung hampir tidak ada mikroorganisme dan dipanaskan oleh mesin pesawat ke lebih dari 250 derajat Celcius [3]. Mayoritas pesawat penumpang modern mensirkulasi ulang sekitar 50% udara kabin kembali ke kabin (lihat Gambar 1). 85% dari armada pesawat penumpang Amerika saat ini yang membawa lebih dari 100 penumpang melakukan sirkulasi udara kembali [4]. Re-sirkulasi udara biasanya disaring melalui high-efficiency particulate filter system (HEPA) sebelum kembali memasuki kabin [5]. Secara umum, ventilasi yang tepat bagi ruang terbatas seperti kabin akan mengurangi beban patogen, dan satu pertukaran udara menghilangkan sekitar 63% dari organisme udara [6,7]. Biasanya, pertukaran udara kabin 15-20 perubahan udara / jam, sementara pesawat buatan Eropa memiliki nilai tukar yang lebih rendah sekitar 10 perubahan udara / jam. Sebagai perbandingan, kantor dan rumah-rumah pribadi masing-masing memiliki tingkat pertukaran 12 perubahan udara / jam dan lima perubahan udara / jam. [3] Pesawat yang dibangun sebelum tahun 1980 dan pesawat dengan tempat duduk yang kurang dari 100 penumpang sering tidak dilengkapi dengan sistem HEPA.Sementara mesin dimatikan, misalnya selama ground-delay atau saat boarding, ada beberapa cara untuk menyuplai udara ke kabin. Sebuah unit AC dapat dihubungkan ke sistem ventilasi pesawat dan memasok udara dari sumber udara prekondisi. Atau, sumber pneumatik daerah menyediakan udara, yang kemudian dikondisikan dan didistribusikan melalui sistem kontrol lingkungan pesawat. Metode ketiga untuk menyediakan udara ke kabin adalah dengan mengoperasikan sistem ventilasi pesawat dengan energi yang diberikan oleh unit daya tambahan.Metode yang paling tidak menguntungkan adalah untuk melakukan ventilasi silang melalui pintu pesawat terbuka [8,9]. Ini akan mendistribusikan polusi udara yang mungkin berbahaya seperti patogen ke seluruh kabin.Seberapa penting sistem ventilasi ditunjukkan oleh satu insiden di mana penumpang tetap di pesawat selama ground-delay empat jam, dengan pintu tertutup dan tidak ada sistem ventilasi operasi. Hal ini memberikan kontribusi terhadap wabah influenza di antara penumpang [10]. Oleh karena itu WHO menyarankan agar penumpang tidak boleh tinggal lebih dari 30 menit di dalam pesawat terbang tanpa ventilasi yang tepat [11].

Udara yang tersedia untuk kabin memasuki kabin dari atas melalui outlet di seluruh kabin, kemudian mengalir ke bawah menuju katup keluar dekat dengan lantai, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2 [8,12]. Ini membagi pesawat ke zona ventilasi di mana gerakan udara kebanyakan melintang. Sistem distribusi membatasi jumlah tempat duduk baris berbagi udara yang sama sebelum dievakuasi atau diresirkulasi [13]. Memahami sistem ventilasi sangat penting, tidak hanya untuk penilaian risiko yang lebih baik, tetapi juga karena pedoman WHO mendefinisikan close contact pada zona yang diciptakan oleh pola ventilasi. WHO menganjurkan menelusuri penumpang yang duduk +/- 2 baris dari kasus indeks.

Figure 2. Aliran Udara Cabin1.3 Masalah peraturan dan hukum Kebutuhan untuk penilaian risiko menurut waktu insiden penyakit menular dengan dampak kesehatan masyarakat yang mungkin terjadi telah dibahas melalui beberapa peraturan hukum internasional.Keputusan Uni Eropa 2119Menurut keputusan Uni Eropa ini, Negara Anggota '... harus memberikan informasi tentang penyakit menular melalui struktur dan / atau pihak yang berwenang yang ditunjuk, sesuai dengan Pasal 4 Keputusan No 2119/98 / EC dari Parlemen Eropa dan Dewan 24 September 1998 menyiapkan jaringan untuk surveilans epidemiologi dan pengendalian penyakit menular di Masyarakat (3), yang memerlukan analisis ilmiah menurut waktu agar aksi komunitas yang efektif dapat dilakukan '.Peraturan Kesehatan Internasional / International Health Regulations (IHR 2005)

Pada tanggal 15 Juni 2007, Peraturan Kesehatan Internasional (2005) (IHR 2005) mulai diberlakukan. Perjanjian yang mengikat secara hukum ini memberikan kerangka kerja baru untuk koordinasi dan pengelolaan peristiwa yang dapat menimbulkan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas semua negara untuk mendeteksi, menilai, memberitahukan dan menanggapi ancaman kesehatan masyarakat.Di bawah IHR (2005), semua negara anggota WHO diharapkan untuk memperkuat kapasitas kesehatan publik mereka di bandara yang ditunjuk, pelabuhan dan penyeberangan darat, baik dalam keadaan rutin dan ketika menanggapi peristiwa yang dapat menimbulkan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional / public health emergency of international concern (PHEIC).

Pasal 18 dan 23 dari IHR 2005 membahas mengenai tindakan kesehatan tentang perjalanan udara internasional, termasuk kebutuhan untuk penelusuran jejak kontrak (CT) pada kedatangan atau keberangkatan wisatawan internasional. Dalam pasal 45, mengatur laporan data pribadi dalam konteks pelacakan kontak. (Teks Pasal 18, 23, dan 45 IHR dikutip di bawah).Pasal 18. Rekomendasi yang berhubungan dengan orang, bagasi, kargo, peti kemas, alat angkut, barang dan paket pos

1. Rekomendasi yang dikeluarkan oleh WHO untuk Negara yang terlibat sehubungan dengan orang-orang menyarankan hal-hal berikut:

tidak ada langkah-langkah kesehatan tertentu yang disarankan;

review riwayat perjalanan di daerah yang terkena;

tinjauan bukti pemeriksaan medis dan setiap analisis laboratorium;

memerlukan pemeriksaan medis;

tinjauan bukti vaksinasi atau profilaksis lainnya;

membutuhkan vaksinasi atau profilaksis lainnya;

tempat orang tersangka di bawah pengawasan kesehatan masyarakat;

menerapkan karantina atau tindakan kesehatan lainnya bagi orang-orang yang dicurigai;

menerapkan isolasi dan pengobatan bila perlu bagi orang yang terkena dampak;

melaksanakan pelacakan kontak dari tersangka atau orang yang terkena;

menolak masuknya tersangka dan orang-orang yang terkena dampak;

menolak masuknya orang belum terpengaruh ke daerah yang terkena; dan

menerapkan skrining keluar dan / atau pembatasan orang dari daerah yang terkena. "Pasal 23. Mengukur kesehatan pada saat kedatangan dan keberangkatan

1. Sesuai dengan perjanjian internasional yang berlaku dan artikel yang relevan dari IHR, negara yang terlibat mewajibkan kegiatan kesehatan masyarakat, pada saat kedatangan atau keberangkatan:a. berkaitan dengan wisatawan:

1) informasi mengenai tujuan wisatawan sehingga wisatawan dapat dihubungi;

2) informasi mengenai jadwal wisatawan untuk memastikan apakah ada perjalanan di atau dekat sebuah daerah yang terkena atau kontak lainnya dengan infeksi atau kontaminasi sebelum kedatangan, serta review dokumen kesehatan traveler jika hal itu diwajibkan di bawah Peraturan ini; dan / atau

3) pemeriksaan kesehatan non-invasif yang merupakan pemeriksaan paling tidak mengganggu yang akan mencapai tujuan kesehatan masyarakat;

b. pemeriksaan bagasi, kargo, petikemas, alat angkut, barang, paket pos dan jenazah.

2. Atas dasar bukti risiko kesehatan masyarakat yang diperoleh melalui langkah-langkah yang diberikan dalam ayat 1 pasal ini, atau melalui cara lain, Negara yang terlibat dapat menerapkan langkah-langkah kesehatan tambahan, sesuai dengan Peraturan ini, khususnya, berkaitan dengan tersangka atau dipengaruhi wisatawan, pada kasus-per kasus, pemeriksaan kesehatan paling mengganggu dan invasif yang akan mencapai tujuan kesehatan masyarakat untuk mencegah penyebaran penyakit secara internasional.3. Tidak ada pemeriksaan kesehatan, vaksinasi, profilaksis atau mengukur kesehatan di bawah Peraturan ini yang dilakukan pada wisatawan tanpa adanya ijin dan persetujuan sebelumnya pada orang tua atau pengasuhnya, kecuali ditentukan dalam ayat 2 Pasal 31, dan sesuai dengan hukum dan kewajiban internasional dari negara yang terlibat.4. Wisatawan yang divaksinasi atau ditawarkan profilaksis sesuai dengan Peraturan ini, orang tua atau pengasuhnya harus diberitahu risiko yang berkaitan dengan vaksinasi atau dengan non-vaksinasi dan dengan penggunaan atau non-penggunaan profilaksis sesuai dengan hukum dan kewajiban internasional Negara yang terlibat. Negara yang terlibat wajib menginformasikan praktisi medis persyaratan ini sesuai dengan hukum Negara tersebut.5. Setiap pemeriksaan medis, prosedur medis, vaksinasi atau profilaksis lain yang melibatkan risiko penularan penyakit hanya dapat dilakukan pada, atau diberikan kepada wisatawan sesuai dengan yang ditetapkan pedoman keselamatan nasional atau internasional dan standar sehingga dapat meminimalkan resiko .

Pasal 45. Perlakuan terhadap data pribadi1. Informasi kesehatan yang dikumpulkan atau diterima oleh suatu Negara yang terlibat sesuai dengan IHR dari Negara lain atau dari WHO yang mengacu pada orang yang diidentifikasi atau yang dapat diidentifikasi harus dijaga kerahasiaannya dan diproses secara anonim seperti yang dipersyaratkan oleh hukum nasional.2. Meskipun ayat 1, Negara Pihak dapat mengungkapkan data pribadi dan proses di mana penting untuk tujuan menilai dan mengelola risiko kesehatan masyarakat, tetapi Negara-negara yang terlibat, sesuai dengan hukum nasional, dan WHO harus memastikan bahwa data pribadi:(A) diproses secara adil dan sah, dan tidak diproses lebih lanjut dengan cara yang tidak sesuai dengan tujuan itu;(B) yang memadai, relevan dan tidak berlebihan dalam kaitannya dengan tujuan tersebut;(C) akurat dan, jika perlu, terus up to date; setiap langkah yang wajar harus diambil untuk memastikan bahwa data yang tidak akurat atau tidak lengkap akan terhapus atau diperbaiki; dan(D) tidak disimpan lebih lama dari yang diperlukan.3. Atas permintaan, WHO akan sepraktis mungkin menyediakan individu dengan data pribadi yang dimaksud dalam Pasal ini dalam bentuk yang dapat dimengerti, tanpa penundaan atau beban dan, bila perlu, memungkinkan untuk koreksi.1.4 Tujuan pedoman RAGIDA

Tujuan dari panduan ini (RAGIDA : risk assessment guidelines for infectious disease transmitted on aircraft / pedoman penilaian risiko untuk penyakit menular yang ditularkan pada pesawat) adalah untuk mengembangkan rekomendasi yang membantu negara-negara anggota Uni Eropa dalam evaluasi risiko yang terkait dengan transmisi berbagai agen infeksi di pesawat dan nasihat tentang kesehatan masyarakat yang sesuai langkah-langkah untuk pencegahan. Rekomendasi dimaksudkan untuk membantu otoritas kesehatan publik nasional saat menentukan pemicu dan membuat keputusan tentang apakah atau tidak untuk menghubungi jejak wisatawan udara dan kru dalam kasus eksposur.2 MetodologiTujuan kami adalah untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang kemungkinan penyakit menular yang ditularkan selama perjalanan udara. Informasi ini sangat penting ketika membantu negara-negara anggota dalam penilaian risiko case-to-case atau membuat rekomendasi mengenai pemicu pelacakan kontak.Kami memperoleh informasi melalui sumber-sumber berikut : Kajian literatur sistematis terhadap peer-review literatur;

Permintaan sistematis dan mencari literatur abu-abu;

Wawancara standar dengan ahli kesehatan masyarakat di lembaga kesehatan masyarakat Uni Eropa dan di penerbangan; dan

Kompilasi patogen epidemiologi tertentu yang berhubungan dengan masa inkubasi, shedding, dll

Kami juga berkonsultasi dengan para ahli mengenai patogen dan mendiskusikan hasil-hasil dan rekomendasi untuk pelacakan kontak dan penilaian risiko.

2.1 Seleksi Penyakit

Kami mengidentifikasi beberapa penyakit yang relevan untuk transmisi selama perjalanan udara, dengan menggunakan kategori / kriteria sebagai berikut:

Potensi penularan dalam konteks perjalanan udara (penyakit menular seksual dikeluarkan);

Penularan orang-ke-orang;

Potensi wabah;

Patogenisitas;

Kemungkinan awal siklus transmisi baru ketika diimpor ke Uni Eropa (jika baru diperkenalkan);

Kemampuan dan justifikasi untuk pencegahan perluasan penyakit; dan

Frekuensi disebutkan dalam literatur peer-review yang diperoleh melalui pencarian literatur awal.

Penyakit dipilih dengan menghitung skor akumulasi untuk semua tujuh kategori. Daftar penyakit yang dihasilkan peringkat sesuai dengan prioritas, dengan penyakit prioritas tinggi di bagian atas daftar:

TB, termasuk MDR dan TB-XDR SARS

Influenza, termasuk subtipe influenza baru

Campak

Rubella

Penyakit meningokokus

Difteri

Ebola demam berdarah

Marburg demam berdarah

Demam Lassa

Cacar

Anthrax

Selama pertemuan dengan Ahli ECDC pada bulan Februari 2007, kami sepakat untuk tidak menyertakan penyakit dengan pathogen yang berasal dari makanan dan vektor.

2.2 Survei relevansi pelacakan kontak untuk penyakit yang dipilihMenggunakan pendekatan 'quick-and-dirty', kami meminta ahli kesehatan masyarakat nasional dari negara-negara anggota Uni Eropa mengenai pendapat pribadi mereka tentang perlunya pelacakan kontak untuk dipilih patogen / penyakit (3.1-3.12) dan input mereka dianalisis secara terpisah.

2.3 Pencarian eventPencarian Literatur

Menurut definisi kita, suatu 'event' adalah 'sebuah insiden di mana transmisi penyakit menular dari satu atau lebih kasus indeks melalui kontak orang selama perjalanan udara telah diduga, terbukti atau dikesampingkan'. Informasi berbasis kasus untuk event diperoleh secara sistematis dari:

Pencarian literatur peer-review secara sistematis; dan

ProMED dan non peer-review literatur diperoleh dari ahli kesehatan masyarakat dan ahli penerbangan.

Basis data literatur dicari untuk dipublikasikan secara internasional, publikasi peer-review adalah Pubmed dan DIMDI (yang termasuk Medline, Global Health, Embase, Biosis Previews, Embase Alert SciSearch, Cochrane CDSR, dan Cochrane CDTR)

Istilah yang digunakan untuk pencarian literatur peer-review adalah:

(pesawat ATAU pesawat ATAU penerbangan ATAU awak pesawat ATAU perjalanan udara ATAU maskapai ATAU penumpang udara)

DAN

(epidemiologi ATAU mikrobiologi ATAU transmisi)

DAN

(pesawat ATAU pesawat ATAU penerbangan ATAU awak pesawat ATAU perjalanan udara ATAU maskapai ATAU penumpang udara)

DAN

(menular)

Pada tahap kedua, kami mengidentifikasi artikel yang relevan dengan peristiwa perjalanan udara terkait yang memenuhi definisi event kami dengan menilai judul dan abstrak setiap artikel yang dihasilkan oleh pencarian literatur.

Kami mencari grey literature berbasis ProMED untuk event terkait perjalanan udara dan secara sistematis meminta epidemiolog suatu negara untuk mengirimkan literature non peer review atau catatan yang tidak diterbitkan berkaitan dengan peristiwa yang sesuai dengan definisi kasus kami. Untuk pencarian ProMED, istilah yang digunakan adalah 'maskapai' Atau 'perjalanan udara' Atau 'penumpang udara'.Selain itu, kami secara sistematis mendekati ahli kesehatan masyarakat di negara-negara Uni Eropa, Jepang, Hong Kong, Amerika Serikat, Kanada dan ahli medis di maskapai aviasi internasional dalam rangka memperoleh grey literature atau catatan peristiwa yang melibatkan orang yang tertular di dalam pesawat penumpang.

Interview kesehatan masyarakat dan pakar penerbangan sipil

Kami merancang kuesioner standar dimana termasuk lebih dari 50 variabel untuk menilai secara sistematis informasi kasus-berdasarkan peristiwa (lihat Lampiran 1). Kuesioner ini digunakan untuk mewawancarai pakar nasional dan internasional yang secara teratur melakukan pelacakan kontak (CT) atau terlibat dalam CT, penilaian risiko, atau pengembangan pedoman. Kami juga melakukan wawancara telepon dengan para ahli yang setuju untuk berpartisipasi.

Artikel analisis eventKami secara sistematis menganalisis artikel tentang peristiwa yang diperoleh dari literatur peer-review, grey literature, interview para ahli, menggunakan kategori yang ditegakkan sesuai dengan kuesioner terstandar (lihat Lampiran 1). Akibatnya, setiap artikel event ditinjau untuk informasi dengan memperhitungkan lebih dari 50 variabel (Lampiran 1 dan 2)

Pertanyaan kunci berikut telah diambil dari kuesioner kami. Anotasi ditambahkan untuk penjelasan lebih lanjut. Daftar lengkap pertanyaan diberikan dalam Lampiran 1.Pertanyaan Utama Didalam Pelacakan Kontak

1. Rincian penerbangan dan informasi kunci dari event

Tahun Pertama event:

Tahun ini digunakan untuk mengidentifikasi acara dalam analisis kami, tapi Iso memberikan informasi tentang fakta-fakta sejarah, seperti jangka waktu antara kejadian dan pelaksanaan pedoman, atau standar teknis pesawat. Jika tersedia, tanggal pasti acara harus diperhatikan juga.

Penyakit / patogen yang ditemukan:

Informasi ini sangat penting. Transmissibility, keparahan, ancaman kesehatan masyarakat, dan kebutuhan untuk tindakan yang semua sepenuhnya tergantung pada informasi penyakit / patogen

Asal dan tujuan penerbangan:

Asal usul penerbangan dapat memberikan informasi tentang epidemiologi penyakit yang diduga dan dapat digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai kemungkinan wabah di negara asal.

Negara dari mana pesawat itu berasal harus diberitahu tentang ancaman kesehatan masyarakat mungkin jika pasien indeks tertular penyakit itu di negara atau sudah menular sebelum penerbangan.

Tujuan penerbangan adalah penting untuk mengingatkan otoritas kesehatan masyarakat dari kemungkinan ancaman kesehatan masyarakat dan memungkinkan pihak berwenang untuk mengambil tindakan lebih lanjut. Untuk analisis kami, kedua variabel memberikan kita dengan cara mengidentifikasi, dan membedakan antara, berbagai aktivitas.

Total jumlah kontak / kontak berhasil ditelusuri / awak:

Kami mengidentifikasi penerbangan dan penumpang informasi berikut sebagai diperlukan:

a. Jumlah total penumpang dan awak kapal;

b. jumlah kasus index (penumpang / awak);

c. rincian tempat duduk (seat lokasi kontak dalam kaitannya dengan kasus indeks);

d. jumlah kontak ditelusuri (penumpang / awak); dan

e. jumlah kontak berhasil ditelusuri (penumpang / awak).

Bukti untuk transmisi di papan tergantung pada jumlah penumpang berhasil ditelusuri. Semakin komprehensif pelacakan kontak, yang kurang lebih kemungkinan hilang kontak terinfeksi. Hal yang sama berlaku untuk bukti tidak infeksi: kemungkinan hilang kontak terinfeksi menurun dengan proporsi penumpang berhasil ditelusuri.Durasi penerbangan:

Waktu penerbangan adalah setara dengan waktu eksposur untuk sesama penumpang dan ada kedepan penting untuk memperkirakan risiko transmisi papan. TotaI durasi penerbangan didefinisikan sebagai kombinasi dari periode setelah menumpang (termasuk keterlambatan tanah), waktu penerbangan yang sebenarnya, dan keterlambatan tanah setelah mendarat. Ketika menilai kebutuhan untuk pelacakan kontak, beberapa pedoman menentukan nilai terendah durasi penerbangan. WHO pedoman tentang penularan TBC selama perjalanan udara merekomendasikan pelacakan kontak penerbangan yang delapan jam atau lebih.

Penundaan penerbangan utama (jam)

Penundaan tanah memperpanjang waktu selama penumpang terkena orang yang terinfeksi. Karena kondisi ventilasi mungkin diubah selama tanah (saat mesin umumnya off), risiko penularan penyakit dapat berkembang biak.

Sistem efisiensi tinggi partikulat udara (HEPA) sistem yang berfungsi penuh selama waktu penerbangan:

Pesawat penumpang modern yang biasanya dilengkapi dengan sistem HEPA fiIter yang fiIter diresirkulasi udara kabin selama mesin atau sumber daya tambahan yang berjalan. Sekitar 99,97% dari partikel> 0,3 im, termasuk sebagian besar microbiologicaI patogen, dikeluarkan dari kabin udara oleh sistem ini. Bahkan virus lebih kecil dari 0,3 im yang cenderung mematuhi partikel atau bentuk gumpalan dieliminasi. Secara teori, sistem HEPA fiIter non fungsional atau dimatikan dapat meningkatkan risiko distribusi patogen seluruh kabin melalui sistem ventilasi.Prosedur Pertanyaan mengenai pelacakan kontak (CT)

Sebagian besar pertanyaan berikut ini relevan untuk mengumpulkan informasi tentang inisiasi, proses, dan hasil pelacakan kontak (CT) dilakukan dalam pengaturan yang berbeda dan melibatkan patogen yang berbeda.

Negara memulai CT :

Berapa banyak baris kursi sebelum / sesudah pasien indeks dianggap untuk CT :

CT komprehensif (daftar penumpang seluruh ditelusuri) :

Anggota awak kabin dihubungi :

Apakah kategori CT kontak digunakan? Jika demikian, kategori yang mana? Kedekatan kontak dengan kasus-kasus indeks:

Kedekatan fisik penumpang pada kasus indeks penting ketika menilai risiko. Jika kategori (seperti 'kontak dekat ") didirikan, mereka dapat dikombinasikan dengan tingkat prioritas tertentu ketika menelusuri penumpang. Untuk tujuan ilmiah, membedakan antara kontak yang dikukuhkan sebagai terinfeksi (tapi tanpa gejala) dan kontak yang dikukuhkan sebagai terinfeksi dan gejala dapat berguna.

Metode CT:

Penumpang dengan nyata mengunakan untuk CT?

Kartu Locator Penumpang digunakan untuk CT?

Deklarasi bea digunakan untuk CT?

Metode menghubungi penumpang:

Kuesioner yang digunakan untuk CT?

menghubungi telepon yang digunakan untuk CT?

Metode lain yang digunakan untuk CT? (silahkan tentukan!)

2. Pertanyaan mengenai indeks pasien

Usia dan jenis kelamin:

Karena penyakit tertentu mengambil tentu saja yang lebih parah pada kelompok usia yang berbeda atau jenis kelamin, usia dan jenis kelamin merupakan parameter epidemiologi penting untuk penilaian risiko. Faktor penting lainnya (seperti penyebaran patogen melalui batuk) dapat dipengaruhi oleh usia.

Kebangsaan atau negara tempat tinggal:

Kebangsaan sangat penting untuk menginformasikan otoritas kesehatan negara asal, untuk melakukan pelacakan kontak jika diperlukan, dan untuk menginformasikan keluarga. Terlebih lagi, negara tempat tinggal dapat memberikan petunjuk berharga tentang prevalensi penyakit atau frekuensi vaksinasi.

Gejala pasien indeks:

Informasi tentang adanya gejala sangat penting untuk memperkirakan menular pasien indeks selama penerbangan. Selain itu, jumlah kontak dapat bervariasi, e. g. diare dapat menyebabkan menghubungi penelusuran setiap penumpang yang digunakan, atau memiliki akses ke, WC (misalnya penumpang, kru atau membersihkan personil).

Tingkat penularan dari kasus indeks selama penerbangan:

Tingkat kasus indeks menular harus dievaluasi berdasarkan semua informasi yang tersedia: tanda-tanda dan gejala kasus indeks, tahap penyakit, potensi penumpahan, dan cara penularannya.

3. Informasi tentang tindakan yang dilakukan

Tindakan dapat mencakup:

Wawancara telepon terstruktur dengan kontak;

Profilaksis pasca pajanan (PEP) (direkomendasikan untuk semua kontak person?); dan

Jika PEP diberikan, informasi yang tepat pada berapa banyak kontak person benar-benar menerima PEP.

Penilaian peristiwa, artikel acara, dan entri dalam database

Kami menilai artikel event yang diperoleh dari wawancara pencarian literatur dan ahli sesuai dengan yang ditetapkan sebelumnya kriteria penilaian / definisi yang telah ditetapkan untuk secara sistematis memanfaatkan informasi.

Dalam konteks studi ini, kriteria penilaian yang didefinisikan sebagai berikut:

Kasus Indeks

Orang atau orang yang diidentifikasi sebagai kasus awal yang dilaporkan dalam acha di infeksi, atau kasus singIe dengan tidak ada kasus sekunder diketahui. Menurut definisi kita, kasus indeks merupakan titik awal untuk proses pelacakan kontak dan mungkin atau tidak mungkin telah terinfeksi orang lain (kontak).

Kontak

Orang yang terpapar dengan suatu penyakit atau potensial kasus indeks penyakit menular. Hubungan paparan ini dinilai dan dijelaskan dengan mengacu pada event faktor tertentu seperti patogen, penularan dari kasus indeks, periode menular, ketersediaan dan validitas informasi tentang pemaparan kapal, eksposur alternatif yang mungkin, faktor risiko untuk infeksi, status vaksinasi, dan kerentanan kontak.

Kontak berhasil ditelusuri

Kata kontak berhasil ditelusuri digunakan untuk kontak dengan bukti yang jelas mengenai penyakit infeksi atau non infeksi contohnya bukti laboratoium atau diagnosis klinik. Jika tes laboratorium tidak mampu memanfaatkan, tidak adanya gejala setelah dua periode inkubasi dianggap sebagai bukti non infeksi.Informasi teknis pelacakan kontak

Pelacakan kontak (CT) adalah investigasi prosedur imedat memperoleh informasi kontak untuk mendekati kontak yang berpotensi terkena patogen. CT dapat lengkap (semua menghubungi penumpang dan awak) atau mengikuti pendekatan yang lebih terkendali: penumpang hanya akan dihubungi ketika mereka memenuhi kriteria tertentu sebagaimana dipublikasikan dalam pedoman yang ada, misalnya kategori kontak didefinisikan (dekat kontak = +/- 2 baris di depan / belakang kasus indeks, yang sangat terkena kontak = batuk atau bersin di).Event

Sebuah kejadian selama transmisi suatu penyakit menular dari satu atau lebih kasus index ke kontak dengan orang selama perjalanan udara telah diduga, terbukti atau dikesampingkan.Jumlah kejadian: umunya, masing-masing bertarung dihitung sebagai salah satu acara. Dalam kumpulan data acara, penerbangan dihitung secara terpisah ketika jumlah semua kontak ditelusuri dan kontak lainnya dilaporkan per penerbangan (dan tidak kumulatif untuk seluruh penerbangan). Dalam semua kasus lain, jumlah tahapan dari beberapa ditelusuri penerbangan Haruskah dianggap sebagai salah satu acara tunggal.Pada dataset event, penerbangan dianggap sebagai event terpisah ketika semua nomor pelacakan kontak dan kontak lain dilaporkan setiap penerbangan (dan tidak bertahap untuk semua penerbangan). Jika jumlah totaI kontak dihitung secara bertahap (dan bukan setiap penerbangan), kami menganggap mereka sebagai salah satu cara penerbangan.Waktu penerbangan

Kami mendefinisikan total durasi penerbangan sebagai jumlah waktu terbang yang sebenarnya (total waktu yang dihabiskan di udara), dari waktu boarding dan keterlambatan sebelum dan setelah penerbangan. Jika tidak ada informasi spesifik pada waktu penerbangan adalah jika tersedia tetapi penerbangan asal / tujuan menunjukkan (non stop) penerbangan jarak minimal delapan jam, waktu penerbangan diatur ke delapan jam. Ketika jumlah semua kontak ditelusuri dan kontak lainnya yang diberikan setiap penerbangan (dan tidak bertahap), setiap penerbangan sendiri dianggap secara terpisah untuk analisis. Dalam kasus nomortahapan diberikan untuk beberapa penerbangan durasi yang tidak sama, waktu penerbangan individu tidak dapat dipertimbangkan.Konversi TST (tuberkulosis saja)

Kami mendefinisikan konversi TST sebagai tes kulit tuberkulin negatif awal (TST) yang menjadi positif setelah tes kedua. Sebuah awalnya TST contact person negatif (baik sebagai yang sesuai dari catatan medik sebelumnya atau TST diterapkan dengan di tiga minggu pertama setelah udara traveI - reIated paparan selama penerbangan) yang menjadi TST positif dalam minggu 48 setelah udara traveI - terkait selama paparan penerbangan dianggap telah terinfeksi oleh kasus indeks. Negatif TST pada 3 minggu awal setelah terpapar harus dilakukan TST kedua pada saat diatas 8 minggu setelah paparan pertama. Jika TST kedua adalah negatif, tidak ada investigasi lebih lanjut diperlukan, karena tidak ada bukti infeksi selama bertarung. Sebuah TST positif dengan dalam tiga minggu setelah terpapar adalah kemungkinan akibat paparan sebelumnya atau vaksinasi, dan tidak lebih TST ditunjukkan.Untuk setiap event kami menilai apakah transmisi on-board terjadi atau tidak. Dalam kasus konfirmasi penularan, kami menilai bukti penularan sesuai dengan kriteria bukti yang dikembangkan (lihat Kotak 1). Selain itu, kami memasukkanya ke kriteria penyakit spesifik akun, misalnya validitas tes diagnostik, validitas informasi untuk (alternatif) eksposur, dan kerentanan kontak.

Dalam banyak kejadian, hanya hasil TST tunggal positif yang tersedia. Dalam peristiwa ini, kami menilai bukti-bukti sesuai dengan validitas informasi yang dapat diperbaiki atas kerentanan atau eksposur alternatif.

Kotak 1. Kriteria yang digunakan untuk penilaian tingkat bukti untuk transmisi onboard, jika informasi yang tersedia untuk dianalisis

Kami menganggapnya sebagai bukti yang tinggi untuk transmisi onboard, jika

Indeks pasien dan kasus TB cocok dalam diagnosis molekuler dan informasi yang diperoleh bahwa kontak tidak memiliki eksposur sebelumnya adalah masuk akal;

ATAU

kontak memiliki konversi TST terbukti setelah terpapar dalam penerbangan dan informasi yang diperoleh bahwa kontak tidak terpapar sebelumnya adalah masuk akal.

Kami menganggapnya sebagai bukti media untuk transmisi onboard, jika

Indeks pasien dan kasus TB cocok dalam diagnosis molekuler dan informasi yang diperoleh bahwa kontak tidak memiliki eksposur sebelumnya adalah masuk akal, tapi kurang lengkap daripada A) (Informasi tentang kerentanan kurang meyakinkan dibandingkan A);

ATAU

kontak memiliki konversi TST terbukti setelah terpapar dalam penerbangan dan informasi yang diperoleh bahwa kontak tidak pernah terpajan kurang masuk akal, tapi kurang lengkap daripada A) (Informasi tentang kerentanan kurang meyakinkan daripada di A);

ATAU

kontak memiliki TST positif tunggal setelah terpapar dalam penerbangan dan informasi yang diperoleh bahwa kontak tidak memiliki eksposur sebelumnya adalah masuk akal. Kami menganggapnya sebagai tingkat rendah onboard transmission jika

contact person memiliki TST positif tunggal setelah paparan, tapi informasi tentang kerentanan sebelum dan selama penerbangan itu baik tidak tersedia atau tidak meyakinkan.

Kami menyimpulkan kemungkinan untuk transmisi on-board dalam acara ditetapkan dalam kategori A, B, C tinggi, kemungkinan dan kemungkinan berturut-turut.

Ketika tidak ada bukti penularan, kami menilai tingkat bukti non-transmisi dengan menghubungkan kontak berhasil ditelusuri dari kasus indeks jumlah semua kontak yang dikenal selama penerbangan. Kami kemudian menghitung persentase kontak yang berhasil ditelusuri.

Dengan demikian, kami memperhitungkan apa yang disebut beta error (kesalahan jenis kedua). Banyak artikel melaporkan pencarian komprehensif sesama penumpang, yaitu semua penumpang pada penerbangan - dengan pengecualian dari kasus indeks - adalah kontak dipertimbangkan. Jika pelacakan kontak dibatasi untuk menutup kontak atau baris tertentu di sekitar kasus indeks, kita mendefinisikan dan menelusuri kontak sesuai dengan spesifikasi tersebut, karena tidak ada informasi layak lain yang tersedia.

Kami mendefinisikan hubungan antara tingkat tingkat bukti dan persentase kontak berhasil ditelusuri (dari semua kontak dihubungi dari kasus indeks) sebagai berikut:

Tingkat bukti rendah untuk non-transmisi: kurang dari 35% dari kontak berhasil ditelusuri;

Tingkat bukti media non-transmisi: antara 35% dan 75% dari kontak berhasil ditelusuri; dan

Tingkat tinggi bukti non-transmisi: 75% atau lebih kontak berhasil ditelusuri.

'Bukti level Medium' menandakan bahwa bukti untuk transmisi infeksi kurang menarik dibandingkan pada tingkat bukti yang tinggi.

Untuk setiap artikel jurnal yang menjelaskan suatu peristiwa, tiga anggota staf ilmiah menyelesaikan kuesioner dan artikel dinilai, menggunakan kriteria bukti kami (lihat Kotak 1). Hasil itu dimasukkan ke dalam database event (Microsoft Access 2002). Kemudian, perbedaan diidentifikasi dan dibahas dalam rapat. Sebuah versi akhir dari setiap peristiwa yang diputuskan dan kemudian ditambahkan ke database. Proses pengambilan keputusan didokumentasikan.

Kami mengumpulkan dataset event final dengan menggabungkan data dari penilaian literature dengan data dari wawancara kami dengan para ahli eksternal. Sebuah analisis deskriptif dataset event dilakukan setelahnya.

Kami menganalisis dataset di SPSS untuk Windows, Versi 15.0.

2.4 Pedoman

Kami secara sistematis mereview sumber yang berkaitan dengan penumpang perjalanan udara, seperti pedoman tentang penilaian risiko atau manajemen penyakit menular dari penerbangan internasional, e. g. dari Bandara Internasional Council (ACI), InternationaI Asosiasi Transportasi Udara (IATA), dan InternationaI Civil Aviation Organization (ICAO). Selain itu, web publikasi nasional dan lembaga internationai public health seperti WHO, CDC, ECDC, HPA, HeaIth Kanada, dan Robert Koch Institute yang berbasis secara sistematis dicari.

2.5 Atribut Patogen Tertentu

Kami mengumpulkan peer-reviewed literatur penyakit parameter epidemiologi tertentu seperti R0, masa inkubasi, periode penumpahan, durasi penumpahan, periode maksimum dan minimum menular, tanda-tanda dan gejala yang menunjukkan peningkatan sifat mengantar (transmisi), dan kekebalan awal vaksinasi untuk mempertimbangkan mereka agar kami rekomendasi.2.6 Menurut pendapat ahli

Kami mempresentasikan hasil pencarian literatur kami, wawancara pakar, patogen atribut tertentu, dan pencarian pedoman para ahli di masing-masing patogen di Robert Koch Institute (RKI) dan membahas penyakit rekomendasi spesifik.

2.7 Penyampaian Produk

Bukti yang diperoleh melalui pencarian literatur kami, pencarian pedoman, pertemuan pakar, dan pencarian literature untuk patogen atribut tertentu dimasukkan ke dalam proposal untuk lembaran fakta untuk setiap patogen, yang berjudul 'Pertanyaan dan jawaban untuk pelacakan kontak'.

Setiap kali diperlukan, kami merancang sebuah algoritma yang untuk setiap penyakit dan berdasarkan informasi yang dikumpulkan termasuk pemicu, prosedur dan rekomendasi untuk pelacakan kontak. Para hasil analisis kami semua sumber yang tersedia disajikan dalam Bagian 3.

3 Penyakit- Hasil Spesifik

Bagian ini menyajikan hasil dari ulasan literatur sistematik kami dan wawancara ahli kami. Sebagai tambahan, bagian ini mengulas pedoman yang telah ada dan merangkum diskusi kami dengan para ahli di Robert Koch Institude di Berlin.

Dalam kolaborasi dengan ECDC dan berdasarkan peringkat penyakit yang kami buat di bagian 2.1, kami memilih penyakit-penyakit berikut ini sebagai analisis selanjutnya yaitu: tuberculosis, influenza, SARS, penyakit infeksi meningococcal, measles, rubella, diphtheria, demam berdarah Ebola, demam berdarah Marburg, demam Lassa, smallpox, dan anthrax.Pencarian sistematik dari ulasan litreratur menghasilkan 3711 judul pilihan. Beberapa diantaranya, 421 menyarankan koneksi ke sebuah link pedoman analisis risiko untuk penularan penyakit menular di dalam pesawat terbang dalam judul mereka. Kami mengecualikan 377 artikel yang tidak sesuai dengan definisi kami mengenai kejadian melalui analisis abstrak dan/ atau keseluruhan artikel. Akhirnya kami mengidentifikasi 44 artikel yang sesuai untuk penelusuran kontak. Kemudian 14 artikel dihilangkan karena hanya berhubungan dengan penyakit akibat makanan. Lima ulasan artikel tambahan diambil melalui referensi silang. Secara keseluruhan, terdapat 35 ulasan artikel yang ditemukan.Sebelas literature yang meliputi kejadian ditemukan melalui referensi silang dan pencarian ProMed. Kami mengontrak 73 orang ahli dari 38 negara. Beberapa diantaranya, 22 orang berkontribusi melalui wawancara telefon (14) dan/atau berpartisipasi dalam survei kami dalam hal kebutuhan pelacakan kontak (11).3.1 Tuberculosis (TB)Hasil Survei

Ketika ditanya mengenai perlunya pelacakan kontak untuk kejadian terkait TB , 1 1 ahli dari Uni Eropa, Jepang, dan Swiss yang menjadi responden survei kami, menganggap melacak kontak diperlukan jika ada yang dicurigai atau dikonfirmasi sebagai kasus penyakit menular di dalam pesawat terbang. Seluruhnya secara bersama-sama, 12 negara Uni Eropa dan Swiss telah melacak kontak sehubungan dengan lebih dari 80 kejadian antara tahun 2001 dan 2007. Sebagian besar peristiwa ini bukanlah kejadian terbaru, dan tidak satupun dari mereka yang menutupi baik artikel maupun literaturnya, juga tidak ada informasi yang tersedia untuk wawancara ahli kami.Hasil dari Menelusuran Artikel dan Analisis Artikel Kejadian

Secara keseluruhan, kami mengidentifikasi 28 kejadian terkait TB antara tahun 1991-2008.

Penelusuran literatur telah mengidentifikasi 18 kejadian dalam 11 ulasan artikel yang menunjukkan indeks kasus tuberculosis yang menyebar melalui perjalanan pesawat terbang. Sebagai tambahan bagi ulasan literature, kami mengidentifikasi 4 kejadian lain dalam 4 artikel dalam literature. Keempat kejadian tersebut memperhatikan indeks kasus kejadian resistensi multi obat (MDR) TB. Selanjutnya, kami menemukan 6 kejadian lain dengan 6 ulasan para ahli.Kami menganalisis informasi dengan alasan /motivasi untuk melacak kontak, dimana hanya dapat dilakukan melalui 6 wawancara telefon. Kriteria terpenting dalam memulai pelacakan kontak yaitu:

Kasus harus sesuai dengan kriteria pedoman pelacakan TB nasional atau internasional

Terjadinya resistensi multi obat (2/6 wawancara)

Terdapatnya indeks pasien yang asimpomatik (5/6 wawancara)

Terjadinya periode perpanjangan inkubasi TB memberikan kesempatan untuk dilakukannya intervensi (5/6 wawancara)

Waktu paruh antara permulaan pelacakan terjadinya kontak dan waktu kejadian yaitu 51 hari (antara 25-77 hari).Pelacakan kontak secara menyeluruh (berdasarkan kontak penumpang pesawat) diambil dalam 15 kejadian. Kru pesawat mengalami kontak dalam 18 kejadian dan kategori kontak terjadi dalam 6 kejadian, dengan informasi pelacakan kontak yang mendetail. Definisi WHO tentang kategori kontak untuk penumpang pesawat merupakan definisi yang paling sering digunakan (penumpang duduk diantara 2 baris indeks kasus).Detail Penerbangan

Waktu terbang bagi kejadian TB yaitu 2-14 jam. Untuk kejadian yang sama, waktu penerbangan setidaknya 6 jam, sehingga waktu paruh yang tepat bagi kejadian TB tidak dapat dihitung.

Kami menemukan satu kejadian dengan waktu (paruh) paparan untuk penerbangan pribadi hanya 4 jam selama kemungkinan terjadinya penularan (level bukti ilmiahs medium). Mayoritas kejadian TB (18/28, 64%) terjadi dalam penerbangan yang lebih dari 6 jam, terlepas dari terjadinya penularan sebenarnya. Waktu terbang terjadinya penularan antara 4-14 jam. Mayoritas (5/6 kejadian) terjadi pada waktu terbang lebih dari 6 jam.Delay di darat dilaporkan hanya 1 kejadian. Di sini, penerbangan termasuk waktu delay di darat yaitu 9 jam, dan penularan kemungkinan telah terjadi disaat itu (level bukti ilmiah medium).

Informasi mengenai fungsi dari system filter HEPA diperoleh melalui 9 kejadian; system filter HEPA telah digunakan dalam 8 kejadian. Pada kejadian lain, pilot yang terinfeksi TB telah melakukan penerbangan dengan patnernya menggunakan tipe pesawat yang tidak memiliki filter HEPA: tidak terjadi penularan (level bukti ilmiah tinggi).

Detail hasil kejadian terdapat pada tabel 2 dan lampiran 3.

Penularan infeksi dalam pesawatKontak terlacak dalam 28 kejadian. Dalam 6 kejadian, kemungkinan penularan dalam pesawat berasal dari sputum positif, indeks kasus yaitu 18 kontak yang dilaporkan. Dari jumlah itu, 5 orang duduk pada posisi 2 baris di belakang indeks kasus (baris 12,13, 15, 23, 29), dan 2 lainnya terekspos sangat dekat dengan indeks kasus selama penerbangan. Dalam suatu kejadian dengan waktu terbang (median) 4 jam (antara 3-6 jam, waktu penerbangan kumulatif) telah terjadi penularan. Level bukti ilmiahsnya berada pada peringkat medium (kurang meyakinkan). Dalam kejadian tertentu, 71 penumpang dengan ferkuensi terbang yang tinggi telah tereksposur dengan sputum culture positif yang berasal dari awak pesawat dengan lesi kavitas. Waktu paruh eksposur untuk penumpang adalah 4 jam, dan 4/71 penumpang menunjukkan konversi TST. Detailnya dapat terlihat pada table 2 dan lampiran 3.Penularan TB berdasarkan kriteria bukti ilmiah kami ditemukan 2/28 kejadian dengan level bukti ilmiah yang tinggi (7 kontak yang terlibat dalam 2 kejadian). Pada kejadian lainnya 3/2, penularan terjadi dengan level bukti ilmiah medium (10 kontak yang terlibat dalam 3 kejadian infeksi dalam pesawat, dengan level bukti ilmiahs medium- kurang meyakinkan). Dalam suatu kejadian, ditemukan 1 penumpang dengan kemungkinan atau probabilitas rendah terinfeksi dalam pesawat.Terdeteksi tidak terjadi penularan dalam 16 kejadian; dari jumlah tersebut 10 teridentifikasi melalui penelusuran literature dalam ulasan artikel, 3 melalui pendapat ahli, dan 3 lainnya diperoleh melalui literature. Penemuan kejadian diperoleh melalui tinjauan kumpulan literature, level bukti ilmiah untuk tidak terjadinya penularan yaitu 1/10 untuk level tinggi, 2/10 untuk level medium, 4/10 untuk level rendah, dan 3/10 untuk level yang tidak diketahui.Pada 6/28 kejadian lainnya yang berasal dari sumber lain (telaah kumpulan literature, pustaka kelabu, dan wawancara melalui telefon), informasi mengenai penularan dalam pesawat sangatlah kurang.Tabel berikut merangkum ciri-ciri kejadian penularan TB dalam pesawat

Tabel 1: Ciri-ciri kejadian dengan kemungkinan penularan tinggi (level kejadian tinggi) atau kemungkinan penularan (level kejadian medium)Bukti penularan dalam PesawatJumlah penumpang/ kru yang terinfeksiLevel buktiWaktu penerbangan (jam)Delay Fungsi HEPAJarak posisi duduk dari penumpang yang terinfeksiIndeks usia pasienIndeks gejala pasien selama penerbangan

Ya3 penumpang dengan konversi TST tanpa RF Tinggi14Tidak diketahuiTidak diketahui15,23,29 baris dari indeks kasus44Tidak diketahui

Ya4 penumpang dengan konversi TST tanpa RF dan 2 dengan TST tunggal positif dan tanpa RFTinggi 4, medium 2>8TidakYa0,1,12,13, baris dari indeks kasus dan kru32Batuk, demam

Ya2 kru dengan konversi TST dan tanpa RF, tapi mengalami kontak di darat dengan kerabatmedium12 (medium)Tidak diketahuiTidak diketahui2 kruTidak diketahuiBatuk, nafas pendek

Ya4 penumpang dengan TST tunggal positif dan tanpa RFMedium4 (median)TidakTidak diketahuiTidak diketahuiTidak diketahuiBatuk, nafas pendek

Ya2 penumpang dengan TST tunggal positif dan tanpa RFMedium9YaYaTidak diketahuiTidak diketahuiBatuk, demam, nafas pendek

Ya1 penumpang dengan TST tunggal positif dan tanpa RF Rendah>8Tidak diketahuiTidak diketahuiTidak diketahuiTidak diketahuiBatuk, batuk berdarah

Indeks Kasus

Dalm 20/28 kejadian, indeks kasus secara nasional dapat diketahui. Indeks kasus berasal dari 9 negara berbeda, 4 diantaranya dari negara dengan prevalensi tinggi: Rusia (3 indeks kasus), Afrika selatan (2 indeks kasus), Thailand (2 indeks kasus), dan Korea (3 indeks kasus). Indeks kasus lainnya berasal dari Amerika (3 indeks kasus), Taiwan (3 indeks kasus), Denmark (1 indeks kasus), Firlandia (1 indeks kasus), dan New Zeland (2 indeks kasus).Kombinasi gejala batuk dengan sesak nafas ditemukan pada tiga kejadian di mana indeks kasus telah terinfeksi dari sesama penumpang (bukti medium, lihat kotak 1).

Kontak

Scara keseluruhan, paling sedikit 3677 kontak dalam pesawat telah teridentifikasi dari ulasan kejadian dalam kumpulan artilkel. Jumlah sesungguhnya nampaknya akan jauh lebih besar, sejak beberapa artikel tidak menyebutkan total jumlah terjadinya kontak. Dari 3677 kontak di dalam pesawat, 2699 (73,4%) merupakan penumpang dan 374 (10,2%) merupakan kru pesawat. Hanya 1779/3677 kontak (48,4%, teridentifikasi dalam 18 kejadian) yang berhasil dilacak. Hanya kasus-kasus tersebut yang memungkinkan untuk menampilkan kejadian penularan.Dari seluruh kejadian yang memiliki informasi mengenai status terjadinya kontak infeksi, hanya 18/1779 kontak (1,0%) yang (berpotensial) menginfeksi di dalam pesawat, kemungkinan karena kami telah mengurutkan 11 dari 18 kontak dengan level bukti medium (kurang dipercaya) bagi terjadinya penularan dalam pesawat.

Keempat kejadian ditemukan dalam pustaka kelabu yang menyertakan indeks kasus dengan MDR TB danterjadi pada tahun 2007. Secara keseluruhan, kami mengidentifikasi 1085 kontak dalam artikel pustaka kelabu dan 93 kontak lainnya melalui wawancara telefon yang kami lakukan. Informasi mengenai kontak yang berhasil dilacak tidak tersedia di organisasi structural, organisasi yang mengawali penelusuran kontak tidak selalu menerima umpan balik informasi dari institusi yang melaksanakan pelacakan kontak.

Dalam artikel pustaka kelabu, jam terbang dalam 3 kejadian sangat jelas lebih dari 8 jam. Tidak terdapat informasi mengenai fungsi system penyaringan HEPA dalam pesawat terbang atau selama terjadinya delay. Tidak terdapat satupun bukti yang nyata mengenai terjadinya penularan dalam pesawat dari keempat kejadian dalam pustaka kelabu. Secara keseluruhan 512 kontak berhasil ditelusuri, namun jumlah keseluruhan kontak yang ditelusuri tidak diberikan. Oleh karena itu, kami tidak dapat memberikan level bukti untuk kejadian dalam pustaka kelabu.

Silahkan lihat tabel 2 untuk kejadian TB. Rincian mengenai tabel dapat dilihat pada lampiran 3.

Tabel 2. Ulasan tentang kejadian yang melibatkan kasus TB yang diperoleh melalui ulasan kumpulan literature, pustaka kelabu, dan pendapat ahli

ReferensiNegaraTahun KejadianJam terbang termasuk jam delay (jam)Fungsi HEPADelay?Indeks pasienIndeks usia pasienIndeks gejala pasien selama penerbanganPenularan dalam pesawat?Bukti level penularan/ tidak terjadi penularanJumlah penumpang/ kru yang terinfeksiJarak dari kontak (baris duduk)

D river CR, Va lway SE, Mo rga n WM , O nora to I M , Castro KG .TMycobacterium tuberculosis a ssoci ated w ith a i r trave l . JAMA 1994; 272(13) : 103 1-5USAMei - Oktober199212 (median)Tidak diketahuiTidak diketahuiPerempuan, pramugariTidak diketahuiBatuk, sesak nafasYaMedium2 kru lainnya (konversi TST dan tanpa RF, tapi memiliki kemungkinan terpapar di darat oleh teman)Tidak diketahui

D river CR, Va lway SE, Mo rga n WM , O nora to I M , Castro KG .TMycobacterium tuberculosis a ssoci ated w ith a i r trave l . JAMA 1994; 272(13) : 103 1-5USAMei - Oktober19924 (median)antara 2-6 jamTidak diketahuiTidak diketahuiPerempuan, pramugariTidak diketahuiBatuk, sesak nafasYaMedium4 penumpangTidak diketahui

Pa rmet A . T u berc u losi s o n the fl i ght deck . Avi at S pac e E nv i ro n M ed 1999; 70(8) : 8 17-8 .USA1998> 8 (8-60terpapar)Tidak diketahuiTidak diketahuiLaki-laki, pilotTidak diketahuiTidak diketahuiTidakTinggiXX

Wh it loc k G, Ca lde r L, Perry H . Atuberculosis on two long-haul aircraft flights: contact i nvestigat on . N Z M ed J 2001; 1 14(1137) :353-5.NewZealand1996> 8YaTidak diketahuiPerempuan dari New Zeland21Batuk, BB turunTidakMediumXX

Wh it loc k G, Ca lde r L, Perry H . Atuberculosis on two long-haul aircraft flights: contact i nvestigat on . N Z M ed J 2001; 1 14(1137) :353-5.NewZealand1996> 8YaTidak diketahuiPerempuan dari New Zeland21Batuk, PerdarahanTidakMediumXX

M c Fa rla nd JW, H ickm a n C ,O L Etuberculosis during air travel.La ncet 1993; 342(8863) : 112-3.USA1992>8Tidak diketahuiTidak diketahuiTidak diketahuiTidak diketahuiTidaak diketahuTidakRendahXX

C C Eand flight crew to Mycobacterium tuberculosis on commercial aircraft; 19921995. M MWR M or b M orta l Wk l y Rep 1995 M a r 3 ;44(8): 137-40.USA19931Tidak diketahuiTidak diketahuiTidak diketahuiTidak diketahuiTidak diketahuiTidakRendahXX

C C Eand flight crew to Mycobacterium tuberculosis on commercial aircraft; 19921995. M MWR M or b M orta l Wk l y Rep 1995 44(8) : 137^0 .USA1994Tidak diketahuiTidak diketahuiTidak diketahuiWarga Negara AmerikaTidak diketahuiTidak diketahuiTidakRendahXX

M i l ler MA, Va lway S, O no ra to I Tex posu re o n a i rpla nes . Tu ber L u ng D is 1996;77(5) :4 14-9 .USA19939YaYaLaki-laki RusiaBatuk, demam, sesak nafasYaMedium2 penumpang dengan TST tunggal positif dan tanpa RFTidak diketahui

M i l ler MA Va lway S, O no ra to I Tex posu re o n a i rpla nes . Tu ber L u ng D is 1996;77(5) :4 14-9 .USA19932Tidak diketahuiTidakLaki-laki RusiaTidak diketahuiBatuk, demam, sesak nafasTidakTidak diketahuiXx

Kenyo n TA, Va lwa y SE, I h le WW, O norato I M , Ca stro KG . Tresistant Mycobacterium tuberculosis during a long a i rpla ne fl ig ht. N E ngl J M ed 1996;334(15) :933-8.USA1994> 8YaTidakPerempuan, Korea32Tidak diketahuiTidakTidak diketahuiXX

Kenyo n TA, Va lwa y SE, I h le WW, O norato I M , Ca stro KG . Tresistant Mycobacterium tuberculosis during a long a i rpla ne fl ig ht. N E ngl J M ed 1996;334(15) :933-8.USA19942YaTidakPerempuan, Korea32Tidak diketahuiTidakTidak diketahuiXX

Kenyo n TA, Va lwa y SE, I h le WW, O norato I M , Ca stro KG . Tresistant Mycobacterium tuberculosis during a long a i rpla ne fl ig ht. N E ngl J M ed 1996;334(15) :933-8.USA19942YaTidakPerempuan, Korea32Tidak diketahuiTidakTidak diketahuiXX

Kenyo n TA, Va lwa y SE, I h le WW, O norato I M , Ca stro KG . Tresistant Mycobacterium tuberculosis during a long a i rpla ne fl ig ht. N E ngl J M ed 1996;334(15) :933-8.USA1994>8YaTidakPerempuan, Korea32Batuk, demamYes4 tinggi, 2 medium4 penumpang dengan kompersi TST tanpa RF dan 2 dengan TST tungal positif tanpa RF 4: baris yang sama, 1baris , 12 baris, 13 baris2: 1 baris, 1 krow

M oore M , F lem in g KS, Sa nds L . Alaryngeal tuberculosis: no evidence of transmission on two s hort fl ig hts. Av iat Spa xce E1996;67(11) : 1097- 1x00.USA1994each 1.25Tidak diketahuiTidakLaki-lakiTidak diketahuiBatuk, parauTidak diketahuimediumTidak diketahuix

Vassx i loyana ko po u los A, S pa la G , M av rou E,H a dj ic h ri stodo ul o u C. A case of tuberculosis on a long distance flight: the difficulties of the i nv estigati on . E u ro S u rvei l l 1999;4(9) :96-7.Yunani1998>8Tidak diketahuiTidakRemaja laki-laki, ThailanTidak diketahuiBatuk, perdarahanYesMedium1 penumpang dengan TST tunggal psotif dan tanpa RFX

Wa ng PD . Two-step tu bercu l i n testing of passengers and crew0 n a com m erc ia l a i rpl ane . Am J1 C 8.Taiwan199714Tidak diketahuiTidak diketahuiPerempuan, Taiwan44Tidak diketahuiYesTinggi3 penumpang dengan kompersi TST dan tanpa RFBerjarak 15, 23, 29 baris

C hem a rd i n J , Paty M -C,Rena rd- D u bo is S, Vezi ris N, Anto i ne D . CT of passe ngers exposed Id an extensively drug-resistant tuberculosis case during an air flight from Beirut to Pa r is, O ctobe r 2006.E2007; 12( 12).Prancis20065Tidak diketahuiTidak diketahuiLaki-laki, RusiaTidak diketahuiBatukTidakRendahXx

Wawancara melalui telefonDenmark2007>8Tidak diketahuiTidakPerempuan, Denmark55Tidak diketahuiTidakXXx

Wawancara melalui telefonEstoria20048YaTidak diketahuiWarga FirlandiaTidak diketahuiBatuk, Tidak diketahuiXXx

Wawancara melalui telefonPrancis20065Tidak diketahuiTidak diketahuiLaki-laki, RusiaTidak diketahuiTidakXXX

Wawancara melalui telefonGerman20078Tidak diketahuiTidak diketahuiPerempuan, Afrika Selatan20Tidak diketahuiXXX

Wawancara melalui telefonIrlandia2008>8Tidak diketahuiTidakLaki-laki, Afrika Selatan31Tidak diketahuiXXX

Wawancara melalui telefonNorwegia2006>8Tidak diketahuiTidak diketahuiPerempuan, Thailan32TidakXXX

Pustaka Kelabu (ProMed)USA2007> 8Tidak diketahuiTidak diketahuiLaki-laki, USATidak diketahuiTidakXXX

Pustaka Kelabu (ProMed)Canada2007> 8Tidak diketahuiTidak diketahuiLaki-laki, USATidak diketahuiTidakXXX

Pustaka Kelabu (ProMed)Taiwan/Cina2007< 8Tidak diketahuiTidak diketahuiLaki-laki usia 55 tahun ( dan perempuan 57 tahun dengan riwayat TB dari Taiwan)55/57Tidak diketahuiXXX

Pustaka Kelabu (ProMed)Taiwan/Cina2007< 8Tidak diketahuiTidak diketahuiLaki-laki usia 55 tahun ( dan perempuan 57 tahun dengan riwayat TB dari Taiwan)55/57Tidak diketahuiXXX

Hasil dari pedoman pelacakan Kami mengumpulkan informasi yang sesuai untuk pelacakan kontak pada kasus TB dari beberapa organisasi berikut : WHO, CDC, HPA, Inggris, dan Komite Pusat Penanggulanan Tuberkulosis Jerman. Pedoman terbaru dan lengkap untuk TB dan penerbangan udara adalah pedoman WHO untuk pencegahan dan pengontrolan (8). WHO menyarankan bahwa dalam pelacakan kontak seharusnya dibatasi pada penerbangan 3 bulan terakhir diutamakan bagi pemegang kebijakan kesehatan. Berdasarkan WHO, durasi keterpaparan minimal (lamanya jam terbang ) yang digunakan untuk pelacakan kontak adalah 8 jam. Pelacakan kontak hanya direkomendasikan jika seseorang dicurigai telah terinfeksi selama penerbangan. Untuk orang yang tidak terinfeksi, pelacakan kontak tidak direkomendasikan. Kru pesawat terbang biasanya sangat dekat dengan kontak dari indeks kasus. Jika sumber infeksi atau kasus yang berpotensi untuk menginfeksi diketahui sebelum penerbangan orang tersebut seharusnya dibatalkan ikut dalam penerbangan. Jika sumber infeksi atau kasus yang berpotensi untuk menginfeksi diketahui selama penerbangan, maka seluruh penumpang harus diberikan masker untuk mencegah penyebaran infeksi melalui droplet. Jika masker tidak tersedia atau masker tidak dapat digunakan maka penumpang harus diberikan tissue atau handuk dan diinstruksikan untuk menutup mulutnya, setidaknya pada saat berbicara, batuk atau bersin. Badan kesehatan yang pertama dihubungi seharusnya adalah badan kesehatan dimana kasus ditemukan, badan kesehatan seharusnya juga menyediakan catatan indeks kasus penerbangan udara.Tujuan dari prosedur tindak lanjut adalah untuk mencari kemungkinan terjadinya penularan TB dari sumber infeksi selama penerbangan termasuk melalui uji kulit tuberkulosis (TST), tanpa memperhatikan riwayat vakksinasi TB sebelumnya. TST harus dilakukan secepat mungkin setelah penerbangan. Sebagai dasar penilaian, TST harus dilakukan lagi 3 minggu setelah penerbangan. Hasil TST yang positif dalam 3 minggu seharusnya dianggap sebagai paparan ( atau vaksinasi ) yang terjadi selama penerbangan, dan tidak dibutuhkan TST selanjutnya. Hasil test yang positif setelah 3 minggu mungkin membutuhkan vaksinasi, boster atau paparan terbaru. Orang yang hasil TST yang negatif namun menjadi positif setelah test kedua dianggap terkena infeksi pada saat penerbangan ( 8 ).Dalam pedoman umum bagi penyelidikan kontak dari orang yang terinfeksi TB, CDC merekomendasikan bahwa pelacakan kontak untuk indeks kasus TB paru atau TB laring harus dilakukan jika hapusan sputum AFB positif melalui mikroskop. Jika AFB tidak terdeteksi melalui mikroskop, maka penyelidikan masih tetap direkomendasikan jika foto ronsen thorax mengindikasikan terjadinya kavitas paru-paru. Walaupun gambaran tersebut tidak nampak, pelacakan kontak harus tetap dilakukan, untuk melengkapi hasil foto toraks yang dicurigai mengalami TB paru. Orang dengan hasil hapusan AFB positif TB merupakan orang yang diporitaskan untuk dilacak untuk menentukan waktu terjadinya penularan (indeks kaus), CDC, mengikuti pedoman WHO, bahwa periode infeksi hingga 3 bulan kedepan didiagnosis sebagai TB, CDC merekomendasikan bahwa penetapan data minimal berdasarkan indeks kasus harus tersedia untuk melalukan penilaian risiko yang mencukupi (tabel 4).

Dalam pedoman klinis no. 33 (Diagnosis Klinis dan Tata Laksana Tuberkulosis, dan Penilaian untuk Tindakan Pencegahan dan Pengontrolan), The National Institute for Health and Clinical Excellence (Inggris) secara rutin tidak menganjurkan untuk melakukan pelacakan kontak setelah diketahui terdapat seorang penumpang pesawat terbang sebagai sumber infeksi, tetapi selalu menganjurkan bahwa petugas pengendalian penyakit untuk selalu menandai adanya:

Jika kurang dari 3 bulan tejadi kekambuhan, sejak penerbangan dan lama penerbangan yaitu lebih darin8 jam; dan Jika indeks kasus hapusan sputum positif dan juga positif terinfeksi MDR TB atau sering batuk-batuk selama penerbangan

Jika indeks kasus merupakan kru pesawat terbang, pelacakan kontak seharusnya tidak dilakukan secara rutin terhadap penumpang namun harus dilakukan pada kru/ staf penerbangan yang lain. (26)

Komite Pusat Penanggulanag Tuberkulosis Jerman (DZK) merekomendasikan bahwa pelacakan kontak harus dilakukan jika AFB ditemukan dalam indeks kasus sputum atau sekresi pernafasan. Selanjutnya, pelacakan kontak disarankan jika kultur dari uji molecular ( metode amplifikasi molecular) dari indeks kasus sputum atau sekresi pernafasan hasilnya positif atau jika hasil ronsen thorax menunjukkan adanya lesi kavitas (27).

Ulasan tentang isi pedoman terdapat pada table 3.Tabel 3 : Informasi yang relevan untuk memperoleh pelacakan kontak dari pedoman penanggulangan TB

Garis Pedoman

Pelacakan kontak ( CT ) dianjurkan jika :Cara CT

yang direkomendasikankerangka waktu CT yang direkomendasikanlangkah-langkah lain yang direkomendasikan

WHO : Tuberkulosis dan perjalanan udara (penerbangan) : Pedoman pencegahan dan pengendalian ( 3rd edition )Indeks kasus dengan TB paru-paru atau laring yang salah satu dari keduanya menular atau berpotensi menular ( BTA positif) atau berpotensi menular ( BTA negatif dan biakan positif ) dan penilaian risiko membenarkan CT * .

* Kehadiran kavitasi di dada sinar x atau transmisi didokumentasikan untuk menutup kontak atau kehadiran gejala ( seperti batuk , hemoptisis ) pada saat penerbangan dan waktu penerbangan setara setidaknya delapan jam , atau hasil penilaian risiko membenarkan CTCT untuk kontak dekat : +/- 2 tempat duduk baris sekitar kasus indeks ; kru tidak secara rutin dianggap sebagai kontak dekatCT untuk kontak dekat : +/- 2 tempat duduk baris sekitar kasus indeks ; kru tidak secara rutin dianggap sebagai kontak dekatSungkup muka atau kertas tisu bedah untuk kasus indeks selama penerbangan . pemberitahuan otoritas kesehatan masyarakat negara mana diagnosis pertama dibuat : informasi tentang kasus indeks

C D C . Pedoman penyelidikan kontak orang dengan TBC menular . Rekomendasi dari asosiasi pengendali TB nasional dan CDCSmear kasus indeks paru TB pleura atau laring jika dahak Tidak ditentukan memiliki AFB pada mikroskop . jika AFB tidak terdeteksi oleh mikroskop dalam tiga BTA , penyelidikan masih dianjurkan jika rontgen dada menunjukkan adanya rongga di paru-paru .tidak spesifikMinimal dua tatap muka wawancara lambat < = 1 hari kerja setelah pelaporan untuk kasus indeks menular , dan tidak lebih dari < = 3 hari kerja untuk kasus-kasus yang dicurigai .tidak spesifik

HPA : BAGUS . Tuberkulosis : Diagnosis klinis dan manajemen tuberkulosis , dan langkah-langkah untuk pencegahan dan pengendaliannya . 2006. Institut Nasional untuk Kesehatan dan Clinical Excellence Clinical Guideline 33 .hanya jika indeks BTA positif , dan terinfeksi TB MDR atau kasus yang sering batuk selama penerbangan dan waktu penerbangan lebih lama dari delapan jamtidak spesifikKurang dari tiga bulan telah berlalu pada saat pemberitahuan sejak penerbangantidak spesifik

DZK . Rekomendasi furdie studi lingkungan di tuberkulosis pada tahun 2007AFB dari sputum atau pernapasan sekresi kasus indeks telah ditemukan positif , atau budaya atau molekul tes ( metode amplifikasi molekul ) dari dahak kasus indeks atau sekresi pernapasan kembali hasil positif , atau jika dada x - ray menunjukkan lesi guatidak spesifiktidak spesifiktidak spesifik

Pendapat Ahli

Melalui pencarian literatur kami, kami menemukan bukti level tinggi terhadap penularan TB di pesawat pada dua penumpang yang duduk lebih dari dua baris tempat duduk dari indeks kasus yang dilaporkan paparan khusus untuk kasus indeks selama penerbangan. Ketika mempertimbangkan pelacakan kontak, salah satu kebutuhan untuk diingat bahwa penumpang duduk lebih dari dua baris dari kasus juga bisa terkena. Oleh karena itu, selain rekomendasi WHO mempertimbangkan penumpang yang duduk di tempat duduk/baris yang sama atau +/- 2 baris jarak dari kasus indeks (WHO 's' 'definisi kontak dekat), penumpang dengan eksposur khusus juga harus dipertimbangkan untuk pelacakan kontak. Paparan khusus termasuk yang batuk atau bersin oleh kasus atau memiliki interaksi sosial yang erat dengan kasus setiap saat selama penerbangan.

Risiko kesehatan masyarakat yang serius juga diajukan oleh penumpang dengan infeksi saluran pernapasan MDR / XDR TB atau penumpang menular yang menunjukkan gejala atau menampilkan perilaku yang meningkatkan kemampuan menularkan selama penerbangan, misalnya sering batuk atau bersin, atau kontak sosial yang dekat. Kriteria ini - bahkan jika waktu penerbangan kurang dari delapan jam hal tersebut menyebabkan risiko kesehatan masyarakat perlu ditingkatkan dan harus ditimbang dengan hati-hati ketika mempertimbangkan inisiasi pelacakan kontak.

Akibatnya, dalam kasus penumpang yang dikonfirmasi menderita MDR pernapasan menular atau XDR TB, pelacakan kontak harus selalu dipertimbangkan, terlepas dari waktu penerbangan dan rincian tempat duduk.3.2 Influenza

Hasil Survei

Ketika ditanya mengenai perlunya pelacakan kontak untuk perjalanan udara kejadian influenza -terkait , 10 / 11 EU ahli menanggapi bahwa survei pelacakan kontak diperlukan jika ada yang dicurigai sebagai kasus penyakit menular di dalam pesawat terbang . Dari 10 rekan menanggapi , 10/08 berpendapat bahwa pelacakan kontak diperlukan pada saat influenza musiman dan pandemi . Dua diantara ahli menyimpulkan bahwa pelacakan tidak diperlukan untuk influenza musiman melainkan pada pandemic saja.

Hasil dari pencarian literatur dan acara analisis artikel

Dalam literatur peer-review [ 10,28-30 ] , kita bisa mengidentifikasi lima peristiwa terkait influenza antara tahun 1977 dan 1999 . Peristiwa tersebut dilaporkan dari Amerika Serikat ( 4 ) dan Australia ( 1 ) . Waktu tunda untuk memulai pelacakan kontak berkisar antara dua dan tujuh hari. Alasan pelacakan kontak tidak disebutkan . Metode yang paling sering dilakukan pada pelacakan kontak influenza adalah penemuan aktif melalui wawancara telepon ( 3/5 peristiwa ) .

Rincian penerbangan

Informasi mengenai daerah penundaan durasi penerbangan yang tersedia untuk 3/5 peristiwa . semua penerbangan berlangsung kurang dari delapan jam ( 3 , 3 dan 4 jam , masing-masing) . dilaporkan bahwa Dalam satu peristiwa , daerah penundaan dan sistem HEPA non functional ; penularan terjadi pada 38 penumpang . Di sisa data empat peristiwa pada fungsi sistem filter HEPA dan daerah penundaan tidak diberi .

Penularan penyakit di penerbangan

Penularan Influenza di pesawat terjadi pada 4/5 peristiwa, sehingga berdasarkan kasus tersebut terdapat 81 orang kontak yang terinfeksi. Bukti transmisi di pesawat ditemukan tinggi dalam satu peristiwa [10] dan menengah dalam tiga peristiwa lain [28-30]. kontak orang per orang yang terinfeksi yakni duduk di baris yang sama bahkan hingga sepuluh baris dari kasus.

Kasus indeks

Semua kasus yang tertular menderita batuk dan demam selama penerbangan. kasus juga melaporkan sakit kepala, satu kasus melaporkan menggigil. Satu kasus dari sebuah kejadian di mana transmisi meyakinkan menderita batuk dan demam. terdapat satu kasus dengan jenis kelamin laki-laki berusia 21 tahun,. dari 3/5 kejadian dua diantaranya berkebangsaan Amerika Serikat, satu lagi Australia.

Kontak

84 kontak orang dari 181 kontak semuanya secara bersamaan berhasil ditelusuri (46,4%) terinfeksi.Gambaran kejadian influenza dilihat pada Tabel 4.

Hasil dari pencarian garis panduan

Kami menemukan ada panduan khusus yang membahas pelacakan kontak pada kasus-kasus influenza di pesawat. Namun, beberapa panduan memberikan saran generik tentang bagaimana menangani penumpang yang sakit selama penerbangan. Pedoman WHO pada investigasi kasus flu burung pada manusia A (H5N 1) memberikan beberapa saran umum untuk pelacakan kontak dari tersangka kasus flu burung pada manusia, tapi tanpa merujuk menghubungi pelacakan dalam peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan perjalanan udara [3 1]. Dalam 'pedoman Interim untuk kru maskapai penerbangan dan orang-orang yang bertemu penumpang yang tiba dari area dengan flu burung' nya, CDC merekomendasikan bahwa masker bedah harus dipakai oleh kasus yang dicurigai influenza di atas pesawat.

Selain itu, dugaan kasus influenza harus dipisahkan dari penumpang lain (3-6 kaki). jika masker wajah tidak tersedia, masker bedah kertas atau kain kasa harus digunakan untuk mengurangi jumlah tetesan batuk ke udara.

Petugas harus mengenakan sarung tangan sekali pakai ketika kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh dari setiap penumpang [32],

rekomendasi umum untuk mengurangi penularan influenza manusia, ECDC merekomendasikan -mencuci tangan, kebersihan pernapasan yang baik, memakai masker dalam pengaturan kesehatan (oleh orang-orang dengan gejala infeksi pernapasan demam akut), isolasi awal (biasanya di rumah) orang merasa tidak enak badan, demam atau menunjukkan gejala-gejala lain dari influenza [33],

Pendapat Ahli

Influenza biasanya ditularkan oleh tetesan, memiliki sejumlah reproduksi dasar antara 1,5 dan 2,5 dan

Indeks manifestasi sekitar 40% [34-36]. Pencarian literatur kami menghasilkan bukti untuk penularan di penerbangan 8 jam. Badan Kesehatan Masyarakat Kanada menyebutkan bahwa kemoprofilaksis untuk sesama penumpang tidak dianjurkan di Inggris kecuali dengan gejala kasus yang telah diidentifikasi sebagai kontak dekat. (pedoman Dalam manajemen kesehatan masyarakat untuk penyakit meningitis, dengan Badan Perlindungan Kesehatan Inggris tidak menyarankan kursi berikutnya dari penumpang dengan gejala kasus harus ditangani dengan kemoprofilaksis. Pendapat yang sama dipegang oleh 'kelompok Pekerja pada Bakteri meningitis dan kondisi terkait "Departemen Kesehatan Irlandia dan Anak [67-69]). Tidak jelas apakah pihak berwenang Kanada setuju dengan rekomendasi ini. Namun demikian, pihak berwenang Kanada merekomendasikan bahwa kasus kontak meningitis harus ditelusuri jika kasus ini bepergian saat masih menular (tujuh hari sebelum timbulnya gejala; hingga 24 jam setelah serangan pengobatan yang efektif), jika penerbangan berlangsung dalam sepuluh hari terakhir, dan total waktu yang dihabiskan di pesawat itu setidaknya delapan jam [67].

Pendapat ahli

Masa inkubasi penyakit meningitis adalah tiga sampai empat hari dan berkisar antara 2 dan 10 hari. Hal ini dapat bertahan lebih lama karena penyakit invasif menunjukkan pola kolonisasi durasi variabel [70]. Tingkat kasus sekunder antara kontak dekat tertinggi setelah timbulnya gejala dalam gejala kasus [71].

Orang yang berisiko adalah mereka yang berhuhubungan langsung dengan gejala kasus melalui sekresi lisan: (berciuman dan resusitasi mulut ke mulut, juga staf medis yang mengelola intubasi endotrakeal atau penanganan tabung endotrakeal). Faktor risiko lebih lanjut untuk menjadi sakit adalah asplenia, defisiensi komplemen terminal (C3, C5-C9), dan infeksi HIV [71]. Kelompok beresiko peningkatan risiko infeksi harus diberikan prioritas ketika pelacakan kontak. Untuk kontak dekat, kemoprofilaksis idealnya diberikan dalam waktu 24 jam pertama, dan selambat-lambatnya 14 hari setelah paparan [71].

Di antara semua peristiwa yang disurvei, ada satu peristiwa di mana penularan mungkin terjadi selama penerbangan 11 jam dimana dua penumpang mengidap serogrup B penyakit meningitis (timbulnya gejala masing-masing dua dan lima hari setelah mendarat). Dua penumpang duduk 12 baris terpisah; menurut laporan, satu penumpang berjalan berulang kali sekitar pesawat, sementara yang lain duduk di kursi lorong [62]. Data surveilans telah menunjukkan bahwa hanya < 3% kasus disebabkan oleh transmisi sekunder, yang menyiratkan bahwa sebagian besar transmisi terjadi dari Pembawa tanpa gejala (carier) [71,72].

Hal ini tidak diketahui apakah udara kering di dalam pesawat terbang dapat memperkuat terjadinya nuklei droplet atau Tepatnya apakah efek dari lingkungan kabin kering memberi pengaruh terhadap besarnya transmisi droplet. Untuk semua jenis transmisi, kontak dekat berkepanjangan sangat penting. Pola vertikal sirkulasi udara dalam pesawat dengan sedikit aliran udara horizontal, dikombinasikan dengan penyaringan diresirkulasi udara dengan filter HEPA, kemungkinan memerlukan kontak dekat untuk terjadinya transmisi di dalam pesawat [5,73].

Informasi yang diperoleh dan diringkas tersebut di atas menunjukkan indikasi risiko rendah penularan dalam penerbangan pesawat. Namun demikian, karena tingkat keparahan penyakit meningitis, pelacakan kontak dapat dipertimbangkan untuk orang yang duduk di sebelah yang dicurigai atau pengidap yang dikonfirmasi laboratorium, dan bagi orang-orang yang secara langsung terkena sekresi oral gejala kasus, sehingga profilaksis pasca-paparan dapat diberikan.

Dengan syarat status vaksinasi pada kontak diketahui, maka informasi tentang serogrup gejala kasus sangat membantu. Namun demikian, menunggu hasil serogruping tidak dianjurkan karena serogrup B (non-vaccinable) adalah serogrup yang paling umum di Eropa. Pemberian PEP ke kontak harus memiliki prioritas pertama. Kebutuhan studi ilmiah harus menambahkan insentif tambahan untuk meningkatkan pelacakan kontak dalam kasus menigitis.

Tabel 7. Gambaran peristiwa meningokokus ditemukan di artikel event dan wawancara telepon

Referensi Negara Tahun acara Waktu penerbangan termasuk delay (jam) Penundaan? HEPA

filter

fungsional? Indeks

pasien

usia Indeks

pasien

Gejala On-board

transmisi? On-board transmisi / penularan non: tingkat bukti Jumlah penumpang ditelusuri / terinfeksi Kontak Terinfeksi: baris kursi jarak dari kasus indeks

Bar-Oz et al (2003). Surat di: Emerg Inf Dis 9: 757 758 Israel 2000 11 diketahui diketahui 20 malaise,

mati rasa kaki, ruam diketahui diketahui; kontak dekat kasus indeks disediakan dengan PEP

segera diketahui

CDC, MMWR Weekly,

15 Juni 2001, 50 (23); 485-9. USA 2001 8 diketahui diketahui 62 diketahui tidak medium 1/2 kontak berhasil ditelusuri; tidak terinfeksi. Informasi tentang kontak kedua tidak tersedia diketahui

Abu-abu

literatur. RKI: Epid. Banteng.

15/2001 Jerman 2001 3 diketahui diketahui 57 Tidak ada gejala selama penerbangan; Dua hari kemudian: demam, muntah dan kemajuan untuk sindrom Waterhouse- Friderichsen. diketahui diketahui; dua

penumpang

duduk di samping

kasus indeks

ditelusuri

berhasil,

PEP

diberikan. diketahui

O'Connor BA et al.

Com mu n Dis Intell. 2005; 29 (3): 312-4 Australia 2003 15 diketahui diketahui 68 Indeks pasien asimtomatik. Tiga hari setelah penerbangan, pasien menunjukkan demam, diare, muntah dan petechiae; baik pasien indeks dan kontak yang terinfeksi sembuh setelah pengobatan antibiotik. iya nih tinggi: genotip disarankan Link epidemiologi; serogrup B 1/9 diidentifikasi

tindakanterinfeksi 1; dua belas baris

Riley LK. AVIAT Ruang Med Vol 77, No.7. Juli 2006 USA 2005 11 diketahui diketahui diketahui sakit kepala,

muntah,

ketakutan dipotret tidak diketahui diketahui

Telepon

wawancara Jerman 2005 4 diketahui tidak 38 batuk, demam, petechiae tidak diketahui diketahui

Abu-abu

literatur

RKI.

Epidemiol.

Buletin

24/2005 Jerman 2005