booklet penyakit menular

19
DIARE PENGERTIAN Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari (Depkes RI, 2011). PENYEBAB DIARE Beberapa penyebab terjadinya diare yaitu: a. Keracunan makanan Keracunan bahan makanan seperti udang, tiram, kerang atau makanan lain yang tidak segar lagi atau disimpan terlampau lama di luar lemari es. b. Obat-obat tertentu Misalnya antasida yang mengandung magesium hidroksida dapat menimbulkan diare. Diare juga dapat timbul sebagai efek samping dari beberapa jenis antibiotika seperti senyawa penisilin (ampisilin dan amoksisilin), tetrasiklin dan kloramfenikol yang semuanya memiliki khasiat luas sehingga tidak saja kuman penyebab penyakit tetapi juga bakteri usus yang berguna turut dimusnahkan. c. Infeksi virus Dapat menimbulkan gejala seperti flu disertai diare dan karena itu disebut influenza perut. Virus khusus ini (norovirus) merusak permukaan dinding usus sehingga sel selaput lendir tidak dapat bekerja dengan baik lagi dan menimbulkan diare. d. Infeksi bakteri Lebih jarang terjadi tetapi dapat menyebabkan diare yang bersifat lebih berbahaya. Infeksi ini merusak

Upload: ferdiana-revitasari

Post on 17-Sep-2015

38 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

penyakit menular booklet

TRANSCRIPT

DIARE

PENGERTIAN

Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari (Depkes RI, 2011). Penyebab Diare

Beberapa penyebab terjadinya diare yaitu:

a. Keracunan makanan Keracunan bahan makanan seperti udang, tiram, kerang atau makanan lain yang tidak segar lagi atau disimpan terlampau lama di luar lemari es.

b. Obat-obat tertentu

Misalnya antasida yang mengandung magesium hidroksida dapat menimbulkan diare. Diare juga dapat timbul sebagai efek samping dari beberapa jenis antibiotika seperti senyawa penisilin (ampisilin dan amoksisilin), tetrasiklin dan kloramfenikol yang semuanya memiliki khasiat luas sehingga tidak saja kuman penyebab penyakit tetapi juga bakteri usus yang berguna turut dimusnahkan.

c. Infeksi virus

Dapat menimbulkan gejala seperti flu disertai diare dan karena itu disebut influenza perut. Virus khusus ini (norovirus) merusak permukaan dinding usus sehingga sel selaput lendir tidak dapat bekerja dengan baik lagi dan menimbulkan diare.

d. Infeksi bakteri

Lebih jarang terjadi tetapi dapat menyebabkan diare yang bersifat lebih berbahaya. Infeksi ini merusak dinding usus sedemikian rupa sehingga timbul diare yang disertai demam dan atau lendir / darah dalam tinja.

e. Akibat penyakit

Terdapat beberapa jenis penyakit yang menyebabkan diare sebagai salah satu gejalanya antara lain penyakit cacing (gelang dan pita), peradangan dinding usus kecil/besar serta kanker usus besar dan pankreas.

f. Akibat alergi makanan

Alergi terhadap bahan makanan misalnya kepekaan berlebihan (hipersensitif) terhadap lemak atau suatu protein dari gandum.

g. Akibat emosi

seperti gelisah, ketegangan dan perasaan takut.

Tanda dan Gejala DiareBeberapa tanda dan gejala ketika seseorang mengalami diare antara lain:a. Demam;b. anak rewel dan tidak mau makan;c. gelisah;d. berak terus menerus, encer, dan kadang disertai dengan muntah. PENCEGAHAN DIARE

Kegiatan pencegahan penyakit diare yang benar dan efektif yang dapat dilakukan adalah :

Perilaku Sehat

1. Pemberian ASI

ASI adalah makanan paling baik untuk bayi. Komponen zat makanan tersedia dalam bentuk yang ideal dan seimbang untuk dicerna dan diserap secara optimal oleh bayi. ASI saja sudah cukup untuk menjaga pertumbuhan sampai umur 6 bulan. ASI bersifat steril, berbeda dengan sumber susu lain seperti susu formula atau cairan lain yang disiapkan dengan air atau bahan-bahan dapat terkontaminasi dalam botol yang kotor. Pemberian ASI saja, tanpa cairan atau makanan lain dan tanpa menggunakan botol, menghindarkan anak dari bahaya bakteri dan organisme lain yang akan menyebabkan diare. Keadaan seperti ini di sebut disusui secara penuh (memberikan ASI Eksklusif).

2. Makanan Pendamping ASI

Pemberian makanan pendamping ASI adalah saat bayi secara bertahap mulai dibiasakan dengan makanan orang dewasa. Perilaku pemberian makanan pendamping ASI yang baik meliputi perhatian terhadap kapan, apa, dan bagaimana makanan pendamping ASI diberikan. Ada beberapa saran untuk meningkatkan pemberian makanan pendamping ASI, yaitu:

a. Perkenalkan makanan lunak, ketika anak berumur 6 bulan dan dapat teruskan pemberian ASI. Tambahkan macam makanan setelah anak berumur 9 bulan atau lebih. Berikan makanan lebih sering (4x sehari). Setelah anak berumur 1 tahun, berikan semua makanan yang dimasak dengan baik, 4-6 x sehari, serta teruskan pemberian ASI bila mungkin.

b. Tambahkan minyak, lemak dan gula ke dalam nasi /bubur dan biji-bijian untuk energi. Tambahkan hasil olahan susu, telur, ikan, daging, kacang-kacangan, buah-buahan dan sayuran berwarna hijau ke dalam makanannya.

c. Cuci tangan sebelum meyiapkan makanan dan meyuapi anak. Suapi anak dengan sendok yang bersih.

d. Masak makanan dengan benar, simpan sisanya pada tempat yang dingin dan panaskan dengan benar sebelum diberikan kepada anak.

3. Menggunakan Air Bersih Yang Cukup Penularan kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui Face-Oral kuman tersebut dapat ditularkan bila masuk ke dalam mulut melalui makanan, minuman atau benda yang tercemar dengan tinja, misalnya jari- jari tangan, makanan yang wadah atau tempat makan-minum yang dicuci dengan air tercemar. Yang harus diperhatikan oleh keluarga :

a. Ambil air dari sumber air yang bersih

b. Simpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup serta gunakan gayung khusus untuk mengambil air.

c. Jaga sumber air dari pencemaran oleh binatang dan untuk mandi anak-anak

d. Minum air yang sudah matang (dimasak sampai mendidih)

e. Cuci semua peralatan masak dan peralatan makan dengan air yang bersih dan cukup. 4. Mencuci Tangan Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makan anak dan sebelum makan, mempunyai dampak dalam kejadian diare ( Menurunkan angka kejadian diare sebesar 47%).

5. Menggunakan Jamban Pengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa upaya penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam penurunan risiko terhadap penyakit diare. Keluarga yang tidak mempunyai jamban harus membuat jamban dan keluarga harus buang air besar di jamban. Yang harus diperhatikan oleh keluarga :

a. Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi baik dan dapat dipakai oleh seluruh anggota keluarga.

b. Bersihkan jamban secara teratur.

c. Gunakan alas kaki bila akan buang air besar.

6. Membuang Tinja Bayi Yang Benar Banyak orang beranggapan bahwa tinja bayi itu tidak berbahaya. Hal ini tidak benar karena tinja bayi dapat pula menularkan penyakit pada anak-anak dan orang tuanya. Tinja bayi harus dibuang secara benar. Yang harus diperhatikan oleh keluarga:

a. Kumpulkan segera tinja bayi dan buang di jamban

b. Bantu anak buang air besar di tempat yang bersih dan mudah di jangkau olehnya.

b. Bila tidak ada jamban, pilih tempat untuk membuang tinja seperti di dalam lubang atau di kebun kemudian ditimbun.

c. Bersihkan dengan benar setelah buang air besar dan cuci tangan dengan sabun.

7. Pemberian Imunisasi Campak Pemberian imunisasi campak pada bayi sangat penting untuk mencegah agar bayi tidak terkena penyakit campak. Anak yang sakit campak sering disertai diare, sehingga pemberian imunisasi campak juga dapat mencegah diare. Oleh karena itu berilah imunisasi campak segera setelah bayi berumur 9 bulan.

Penyehatan lingkungan 1. Penyediaan Air Bersih Mengingat bahwa ada beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui air antara lain adalah diare, kolera, disentri, hepatitis, penyakit kulit, penyakit mata, dan berbagai penyakit lainnya, maka penyediaan air bersih baik secara kuantitas dan kualitas mutlak diperlukan dalam memenuhi kebutuhan air sehari-hari termasuk untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Untuk mencegah terjadinya penyakit tersebut, penyediaan air bersih yang cukup disetiap rumah tangga harus tersedia. Disamping itu perilaku hidup bersih harus tetap dilaksanakan. 2. Pengelolaan Sampah Sampah merupakan sumber penyakit dan tempat berkembang biaknya vektor penyakit seperti lalat, nyamuk, tikus, kecoa dsb. Selain itu sampah dapat mencemari tanah dan menimbulkan gangguan kenyamanan dan estetika seperti bau yang tidak sedap dan pemandangan yang tidak enak dilihat. Oleh karena itu pengelolaan sampah sangat penting, untuk mencegah penularan penyakit tersebut. Tempat sampah harus disediakan, sampah harus dikumpulkan setiap hari dan dibuang ke tempat penampungan sementara. Bila tidak terjangkau oleh pelayanan pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir dapat dilakukan pemusnahan sampah dengan cara ditimbun atau dibakar.3. Sarana Pembuangan Air Limbah Air limbah baik limbah pabrik atau limbah rumah tangga harus dikelola sedemikian rupa agar tidak menjadi sumber penularan penyakit. Sarana pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat akan menimbulkan bau, mengganggu estetika dan dapat menjadi tempat perindukan nyamuk dan bersarangnya tikus, kondisi ini dapat berpotensi menularkan penyakit seperti leptospirosis, filariasis untuk daerah yang endemis filaria. Bila ada saluran pembuangan air limbah di halaman, secara rutin harus dibersihkan, agar air limbah dapat mengalir, sehingga tidak menimbulkan bau yang tidak sedap dan tidak menjadi tempat perindukan nyamuk.

Penatalaksanaan Diare

LINTAS Diare ( Lima Langkah Tuntaskan Diare )

1. Berikan Oralit Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah tangga dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak tersedia berikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur, air matang. Oralit saat ini yang beredar di pasaran sudah oralit yang baru dengan osmolaritas yang rendah, yang dapat mengurangi rasa mual dan muntah. Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi penderita diare untuk mengganti cairan yang hilang. Bila penderita tidak bisa minum harus segera di bawa ke sarana kesehatan untuk mendapat pertolongan cairan melalui infus.

Pemberian Oralit yang diharuskan dalam Tiga Jam Pertama

UmurOralit yang harus diberikan

< 1 tahun

1-4 tahun

> 5 tahun

Dewasa300 ml (1,5 gelas)

1-4 tahun (3 gelas)

1200 ml (6 gelas)

2400 ml (12 gelas)

Pemberian Oralit yang Harus Diberikan Setiap Habis BAB

Umur PenderitaOralit yang Harus Diberikan Setiap Habis BAB

< 1 tahun50 - 100 ml ( - gelas)

1-4 tahun

100 - 200 ml ( 1 gelas)

> 5 tahun

200 - 300 ml (1 - 1 gelas)

Dewasa300 - 400 ml ( 1 - 2 gelas)

2. Berikan obat Zinc

Pemberian Zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja, serta menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya.(Black, 2003). Penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa Zinc mempunyai efek protektif terhadap diare sebanyak 11 % dan menurut hasil pilot study menunjukkan bahwa Zinc mempunyai tingkat hasil guna sebesar 67 %(Hidayat 1998 dan Soenarto 2007). Berdasarkan bukti ini semua anak diare harus diberi Zinc segera saat anak mengalami diare.Dosis pemberian Zinc pada balita:

- Umur < 6 bulan : tablet ( 10 Mg ) per hari

selama 10 hari

- Umur > 6 bulan : 1 tablet ( 20 mg) per hari

selama 10 hari.

Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti. Cara pemberian tablet zinc : Larutkan tablet dalam 1 sendok makan air matang atau ASI, sesudah larut berikan pada anak diare.3. Pemberian ASI / Makanan :

Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi pada penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat badan. Anak yang masih minum. Asi harus lebih sering di beri ASI. Anak yang minum susu formula juga diberikan lebih sering dari biasanya. Anak uis 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah mendapatkan makanan padat harus diberikan makanan yang mudah dicerna dan diberikan sedikit lebih sedikit dan lebih sering. Setelah diare berhenti, pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu untuk membantu pemulihan berat badan. 4. Pemberian Antibiotika hanya atas indikasi

Antibiotika tidak boleh digunakan secara rutin karena kecilnya kejadian diare pada balita yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotika hanya bermanfaat pada penderita diare dengan darah (sebagian besar karena shigellosis), suspek kolera.

Obat-obatan Anti diare juga tidak boleh diberikan pada anak yang menderita diare karena terbukti tidak bermanfaat. Obat anti muntah tidak di anjurkan kecuali muntah berat. Obat-obatan ini tidak mencegah dehidrasi ataupun meningkatkan status gizi anak, bahkan sebagian besar menimbulkan efek samping yang bebahaya dan bisa berakibat fatal.

5. Pemberian Nasehat

Ibu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan balita harus diberi nasehat tentang :

1. Cara memberikan cairan dan obat di rumah

2. Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan bilaa. Diare lebih sering b. Muntah berulang c. Sangat haus d. Makan/minum sedikit e. Timbul demam f. Tinja berdarah g. Tidak membaik dalam 3 hari.

TUBERKULOSIS (TBC)1. Definisi

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi dan menular langsung yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman ini menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai tubuh lainnya (Depkes RI, 2007).2. Penyebab

Mycobacterium tuberculosis merupakan jenis kuman berbentuk batang berukuran panjang 1-4 mm dengan tebal 0,3-0,6 mm. Kuman ini bersifat aerob yakni menyukai daerah yang banyak oksigen.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Tuberkulosis

Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian tuberkulosis diantaranya:

a. faktor ekonomi

keadaan sosial yang rendah pada umumnya berkaitan erat dengan berbagai masalah kesehatan karena ketidakmampuan dalam mengatasi masalah kesehatan. Masalah kemiskian akan sangat mengurangi kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi, pemukiman dan lingkungan sehat, jelas semua ini akan mudah menumbuhkan penyakit tuberkulosis;

b. status gizi

merupakan faktor yang penting dalam timbulnya penyakit tuberkulosis. Berdasarkan hasil penelitian kejadian tuberkulosis menunjukakan bahwa penyakit yang bergizi normal ditemukan kasus lebih kecil daripada status gizi kurang dan buruk;

c. status pendidikan

latar belakang pendidikan mempengaruhi penyebaran penyakit menular khususnya tuberkulosis. Berdasarkan hasil penelitian mengatakan semakin rendah latar belakang pendidikan kecenderungan terjadi kasus tuberkulosis, hal ini faktor terpenting dari kejadian TB paru;d. jenis kelaminmenurut WHO, sedikitnya dalam periode setahun ada sekitar 1 juta perempuan yang meninggal akibat TB paru, dapat disimpulkan bahwa pada kaum perempuan lebih banyak terjadi kematian yang disebabkan oleh TB Paru dibandingkan dengan akibat proses kehamilan dan persalinan. Pada jenis kelamin lakilaki penyakit ini lebih tinggi karena merokok tembakau dan minum alkohol sehingga dapat menurunkan sistem pertahannan tubuh, sehingga lebih mudah dipaparkan dengan agent penyebab TB Paru;

e. umur

penyakit TB Paru paling sering ditemukan pada usia muda atau usia produktif (15-50 tahun). Dewasa ini dengan terjadinya transisi demografi menyebabkan usia harapan hidup lansia menjadi lebih tinggi. Pada usia lanjut lebih dari 55 tahun sistem imunologis seseorang menurun, sehingga sangat rentan terhadap berbagai penyakit termasuk penyakit TB Paru4. Cara Penularan

Sumber penularan adalah pasien tuberculosis, pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak. Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab.

Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut. Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman tuberkulosis ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut (Depkes RI, 2007).

5. Tanda dan Gejala penyakit TB paru

Tanda dan gejala penyakit TB paru dapat dibedakan menjadi dua, antara lain:

a. gejala umum batuk terus-menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebihb. Gejala lain yang sering dijumpai ialah:

1) demam

biasanya menyerupai demam influenza, tetapi kadang-kadang panas badan dapat mencapai 40-41 oC. Serangan demam pertama dapat sembuh kembali. Begitulah seterusnya hilang timbulnya demam influenza ini, sehingga penderita tidak pernah merasa terbebas dari serangan demam influenza. Keadaan ini sangat dipengaruhi daya tahan tubuh penderita dan berat ringannya infeksi kuman TBC yang masuk;

2) batuk/ batuk darah

gejala ini banyak ditemukan dan biasanya terjadi karena adanya iritasi pada saluran napas. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (tidak ada dahak) kemudian setelah timbul peradangan menjadi produktif (ada dahak). Keadaan lanjut adalah berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah;

3) sesak napas

pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak napas. Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut

4) nyeri dada;

5) malas untuk beraktivitas

penyakit TBC bersifat radang menahun, gejala ini sering ditemukan berupa tidak ada nafsu makan, badan makin kurus (berat badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam, dan lain-lain. Gejala malaise ini makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur

6. Pengobatan TB

a. Tujuan Pengobatan

Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap OAT (Obat Anti Tuberkulosis).b. Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan.1) Pada tahap intensif (awal)

Pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat. Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya pasien menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu.2) Tahap lanjutan

Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, 3x dalam seminggu selama 4 bulan. Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persisten sehingga mencegah terjadinya kekambuhan

7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesembuhan TB paru

Menurut Depkes RI tahun 2007, faktor-faktor yang mempengaruhi kesembuhan TB paru adalah:

a. Faktor sarana ditentukan oleh:

1) pelayanan kesehatan: sikap petugas kesehatan terhadap pola penyakit TB paru;

2) ada tidaknya obat di pelayanan kesehatan

3) adanya PMO (Pengawas Menelan Obat).

b. faktor penderita ditentukan oleh :

1) pengetahuan penderita mengenai penyakit TB paru, cara pengobatan, dan bahaya yang dapat ditimbulkan akibat berobat tidak adekuat;

2) menjaga kondisi tubuh dengan makan makanan bergizi, cukup istirahat, hidup teratur, dan tidak mengkonsumsi alkohol atau merokok;

3) menjaga kebersihan diri dengan tidak membuang dahak sembarangan dan bila batuk menutup mulut dengan sapu tangan.

c. faktor keluarga dan lingkungan ditentukan oleh:

Dukungan keluarga, ventilasi yang tidak baik, lantai rumah yang lembab, dan sirkulasi udara yang buruk sebagai faktor lingkungan yang sering menyebabkan TB.

8. Etika Saat Batuk dan Bersina) Menutup mulut dengan tisu/sapu tangan ketika batukb) Jangan menghadap ke orang lain ketika batuk atau bersinc) Ketika batuk menghadap ke arah samping dan menutupnya dengan lengand) Cuci tangan setelah memegang tisu/sapu tangan yang habis dipakai batuk

DIFTERI1. Definisi

Difteri adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh kuman bakteri Corynebacterium diphteriae yang berasal dari kulit bagian dalam hidung dan nasofaring, kulit dan luka lain dari orang yang terinfeksi.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Difteri

Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian tuberkulosis diantaranya:

a) faktor ekonomi

keadaan sosial yang rendah pada umumnya berkaitan erat dengan berbagai masalah kesehatan karena ketidakmampuan dalam mengatasi masalah kesehatan. Masalah kemiskinan akan sangat mengurangi kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi, pemukiman dan lingkungan sehat, jelas semua ini akan mudah menumbuhkan penyakit difteri;

b) status gizi

merupakan faktor yang penting dalam timbulnya penyakit tuberkulosis. Berdasarkan hasil penelitian kejadian difteri menunjukakan bahwa penyakit yang bergizi normal ditemukan kasus lebih kecil daripada status gizi kurang dan buruk;

c) status pendidikan

latar belakang pendidikan mempengaruhi penyebaran penyakit menular khususnya difteri.

d) jenis kelamine) umur 3. Cara Penularan

Penularan terjadi melalui tetes udara yang dikeluarkan oleh penderita ketika batuk atau bersin, dapat juga terjadi melalui sapu tangan dan gelas bekas minum penderita atau menyentuh luka penderita.4. Tanda dan Gejala penyakit Difteri

Tanda dan gejala penyakit difetri antara lain:

a) demam kurang dari 38 oCb) nyeri saat menelan, tenggorokan sakit, dan sesak napas

c) luka keabu-abuan

d) pembengkakan di leher (pada kasus sedang dan berat)

5. Pencegahan Difteri

a) Imunisasi DPT pada umur 2,4,6, 18 bulan dan 5 tahunb) Imunisasi TD (Toxoid Difteri) pada usia 10 dan 18 tahun

6. Pengobatan Difteri

Tujuan Pengobatan untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman.