pedoman kebijakan prosedur instalasi.html

Upload: dita-hafsari-ritonga

Post on 07-Jul-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Pedoman Kebijakan Prosedur Instalasi.html

    1/10

    ilmu otomotif dan komputer

    MM ii nn gg gg uu ,, 11 88 DD ee ss ee mm bb ee rr 22 00 11 11

    PEDOMAN - KEBIJAKAN – PROSEDURINSTALASI – FARMASI RUMAH SAKIT

    16. PEDOMAN - KEBIJAKAN – PROSEDUR INSTALASI – FARMASI

    RUMAH SAKIT

    PENDAHULUAN

    Suatu pedoman, kebijakan, dan prosedur secara secara sederhana

    didefinisikan sebagai suatu kumpulan pernyataan terdokumentasi yang

    menyajikan informasi mengenai keputusan kebijakan administratif dan

    profesional serta mengetaui yang disetujui untuk penerapan keputusantersebut. Pedoman tersebut apabila dikembangkan dan digunakan

    sebagaimana mestinya, lebih banyak merupakan alat manajemen yang

    berharga.

      Untuk IFRS, pedoman seperti ini sangat penting dan sangat berguna

    kapanpun dapat menjadi penuntun untuk melaksanakan pelayanan

    farmasi yang berhasil dan efisien. Untuk pimpinan rumah sakit, staf 

    medik, staf IFRS, pedoman tersebut dapat merupakan suatu sarana

    untuk meningkatkan keamanan efisiensi, dan untuk kerja yang seragam

    dari semua fungsi departemental olehsemua personel.

      Salah satu tanggung jawab utama dari kepala IFRS adalah

    menerapkan kebijakan dan prosedur terdokumentasi untuk

    pengoperasian IFRS. Untuk atau, kepala IFRS dengan persetujuan dan

    kerja sama dari direktur rumah sakit, pengurus memprakarsai dan

    mengembangkan aturan dan ketetapan mengenai kebijakan administratif 

    IFRS, dan dengan persetujuan dan kerjasama PFT, pengurus pulamemprakarsai dan mengembangkan aturan, ketetapan, dan intruksi kerja

    pelaksanaan kebijakan profesional IFRS.

    MANFAAT YANG MUNGKIN DARI SUATU PEDOMAN

    Dorongan untuk mengembangkan suatu pedoman, kebijakan, dan

    prosedur harus diberikan dengan memperkenalkan hal yang mungkin

    diperoleh dari pengadaan dan penggunaannya. Diantaranya adalah

    manajemen departemen yang lebih efektif, yang mencangkup :  Penetapan standar praktik dalam kegiatan administrative dan

    professional

    Beranda

    Beranda

  • 8/19/2019 Pedoman Kebijakan Prosedur Instalasi.html

    2/10

      Koordinasi sumber (yaitu : personel, persediaan, dan peralatan) untuk

    penghantaran pelayanan yang efisien dan ekonomis, dapat

    menghasilkan pengurangan dalam atau peniadaan pemborosan waktu

    dan/atau bahan, yang di sebabkan oleh kesalahan, kurang pengalaman,

    dan/atau, memerlukan pengawasan langsung.

      Penyempurnaan komunikasi intra IFRS melalui pengadaan informasimutakhir, handal, dapat segera tertelusur akan mengurangi kesalahan

    yang disebabkan penyampaian informasi kebijakan dan/atau prosedur

    diantara personel secara lisan.

      Penyempurnaan dalam perlindungan, kepuasan kerja, dan poduktifitas

    personel dengan pernyataan berbagai pengharapan untuk kerja dari

    manajemen.

      Penemuan yang cepat dari unjuk kerja personel yang tidak efisien atau

    bermutu rendah, melalui evaluasi terhadap standar terdokumentasi

      Menetapkan cara untuk mengevaluasi mutu pelayanan.

      Konsisten dalam orientasi dan pelatihan personel baru dapat lebih baik

    dicapai menggunakan pedoman, kebijakan, dan prosedur sebagai

    penuntun. Orientasi dan pelatihan personel yang konsisten dan

    pengadaan suatu panduan yang segera tersedia, mutakhir dan

    komprehensif bagi semua personel sebagai acuan rutin dalam kegiatan

    harian mereka. Dapat membantu dalam keseragaman pelayanan.

      Dengan masukan dari disiplin dan pelayanan lain, pengembangan

    kebijakan dan prosedur dapat menyempurnakan hubungan

    interdepatemental. Dengan demikian bagian/departemen atau pelayanan

    lain akan memahami kebijakan prosedur IFRS dan sebaliknya. Lagipula

    pertentangan interdepartemental dapat dikurangi setelah perbedaan

    kebijakan dan/atau prosedur yang mungkin dapat diidentifikasi serta

    kebijakan dan prosedur yang kurang bertentangan didokumentasi

    dengan kebijakan dan didomunikasikan kepada staf masing-masing.  Dokumen pedomen standar praktik departemental dan dengan bukti

    kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur terdokumentasi, dapat

    digunakan untuk menunjukkan bahwa pelayanan seharusnya telah

    dilakukan untuk melindungi keselamatan penderita. Jadi, hal ini dapat

    merupakan suatu unsur pertahanan yang penting dalam suatu tindakan

    hukum yang timbul dari suatu kesalahan departemen.

    Hal tersebut diatas menjadi keharusan bahwa berbagai kebijakan danberbagai prosedur secara berkala dikaji ulang, jika perlu direvisi, yang

    merefleksikan perubahan operasional dandilaksanakan.

    KEADAAN DOKUMENTASI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT

    Walaupun begitu pentingnya nilai suatu pedoman yang menggabungkan

    berbagai kebijakan dan prosedur terdokumentasi, masih banyak IFRS

    yang belum mempunyai pedoman demikian itu. Beberapa IFRS telah

    mempunyai prosedur terdokumentasi walaupun belum lengkapmengenai praktik administratif dan sangat sedikit IFRS yang mempunyai

    prosedur terdokumentasi mengenai praktik professional. Sebagian besar

  • 8/19/2019 Pedoman Kebijakan Prosedur Instalasi.html

    3/10

    IFRS telah menetapkan berbagai kebijakan dan prosedur, tetapi tidak

    terdokumentasi mengenai fungsi administratif dan fungsi professional.

    Kegagalan IFRS mengembangkan kebijakkan dan prosedur

    terdokumentasi mencangkup :

      Pimpinan rumah sakit tidak mendesak apoteker untuk mengembangkan

    kebijakan dan prosedur terdokumentasi.  Kurangnya pengetahuan apoteker untuk menyusun/membuat

    pernyataan demikian.

      Kurangnya stat apoteker dan waktu untuk pengembangan/penyusunan

    kebijakan dan prosedur tersebut.

      Kurangnya kemauan dan komitmen apoteker untuk meningkatkan mutu

    pelayanan IFRS.

    Selain itu, pedoman, kebijakan, dan prosedur tidak digunakan secara

    maksimal. Sering kali isinya membingungkan atau kadaluarsa, dan

    sering pedoman demikian berlaku hanya sebagai “perhiasan yang bagus

    untuk rak buku manajemen”, yang hanya memberi kesan seolah-olah

    terdapat komunikasi yang tertata rapi di IFRS itu. Perlu ditegaskan

    bahwa motivasi untuk mengembangkan suatu mengembangkan suatu

    pedoman, kebijakan, dan prosedur IFRS harus datang

    kepemimpinan/kepala IFRS sendiri, tidak dari desakan pimpinan rumah

    sakit. Suatu panduan yang dikembangkan melalui motivasi lain,

    rupa-rupanya pasti mengalami kegagalan. IFRS harus bersemboyan,

    “didokumentasikan apa yang dilakukan dan lakukan apa yang

    didokumentasikan.

    DEFENISI

    Sebelum mendiskusikan pengembangan pedoman, kebijakan, dan

    prosedur, perlukan definisi yang dapat diuraikan dari dua kata kunci“kebijakan” dan “prosedur”. Secara formal kebijakan didefenisikan

    sebagai suatu jalan atau metode yang pasti dari tindakan, dipandang

    dari sudut kondisi tertentu. Untuk menuntun dan menetapkan keputusan

    sekarang dan masa mendatang. Secara singkat dinyatakan, suatu

    kebijakan adalah suatu rencana umum, yang memberikan suatu

    kerangka untuk pengambilan keputusan dan tindakan. Kebijakan itu

    menetapkan batas di sekitar putusan dengan secara menetapkan suatu

    posisi atau tanggapan terhadap suatu situasi. Suatu pernyataankebijakan ditujukan khususnya pada “apa” yang harus dilakukan dan

    kadang-kadang ditujukan pada pernyataan “mengapa” dan “kapan”.

    Prosedur secara format didefenisikan sebagai suatu jalan/cara tertentu

    untuk menyelesaikan sesuatu atau tindakan atau suatu rangkaian tahap

    yang terus diikuti dalam suatu urutan yang pasti dan tetap. Suatu

    prosedur adalah suatu pernyataan “bagaimana”. Prosedur memberikan

    suatu penjelasan dari metode pelaksanaan kebijakan. Dengan cara

    langkah demi langkah, prosedur menguraikan tugas melalui suatu siklusyang lengkap dengan menetapkan tanggungjawab untuk tiap fungsi

    pada personal tertentu. Prosedur patuh pada perubahan dalam teknologi,

  • 8/19/2019 Pedoman Kebijakan Prosedur Instalasi.html

    4/10

    peraturan, dan sebagainya. Daripada kebijakan. Oleh karena itu, prosedur

    lebih lentur dan dinamis.

    Dalam gabungan, pernyataan kebijakan, dan prosedur, menjawab

    pernyataan :

      Apa yang harus dilakukan

      Apa maksudnya  Bila harus dilakukan

      Di mana harus dilakukan

      Siapa harus melakukan

      Bagaimana harus dilakukan

    DOKUMENTASI SISTEM MUTU

    Sistem mutu adalah sruktur organisasi, tanggung jawab, prosedur,

    proses, dan sumber untuk menerapkan maajemen mutu. Manajemen

    mutu adalah aspek menyeluruh fungsi manajemen yang menetapkan

    dan menerapkan kebijakan mutu. Kebijakan mutu adalah maksud dan

    arah menyeluruh dari suatu organisasi mengenai mutu, yang secara

    formal dinyatakan oleh pimpinan puncak. Untuk memenuhi persyaratan

    system mutu suatu organisasi/lembaga harus mengadakan dokumen

    system mutu.

    Untuk mendesain, mengembangkan, menghasilkan, dan menghantarkan

    produk dan pelayanan bermutu oleh IFRS, ada berbagai kegiatan individu

    dilakukan oleh personel yang disebarkan dalam berbagai bagian

    fungsional IFRS. Semua kegiatan itu ditujukan ke arah untuk memperoleh

    mutu yang diinginkan dalam keluaran berbagai proses yang dapat

    memenuhi persyaratan konsumen. Tugas individu yang banyak itu saling

    berhubungan satu sama lain. Untuk menyelesaikan tujuan mutu adalah

    penting bahwa tidak ada duplikasi pekerjaan yang dilakukan. Semua

    tugas wajib dilakukan dalam suatu rangkaian yang tepat dan denganprosedur yang benar.

    Dengan perkataan lain, tujuan mutu, urutan tugas, prosedur tugas, dan

    kegiatan jaminan mutu yang saling berhubungan satu sama lainnya,

    harus diidentifikasi, ditetapkan, didokumentasikan secara jelas, dan

    dilaksanakan dalam suatu cara yang terencana dan teratur.

    Dokumentasi berarti bahwa prosedur terdokumentasi dari semua aspek

    operasi IFRS untuk didiakan dan dipelihara. Rekaman dari semua data

    yang relevan disimpan dan digunakan untuk memenuhi tujuan darikebijakan mutu.

    Untuk memenuhi persyaratan system mutu, semua unsur dan ketetapan

    yang diadopsi IFRS untuk manajemen mutunya, harus didokumentasikan

    dalam cara yang sistematik dan teratur dalam bentuk kebijakan dan

    prosedur terdokumentasi.

    System mutu biasanya didokumentasikan oleh suatu panduan mutu.

    Panduan mutu menyatakan kebijakan mutu dan menguraikan system

    mutu IFRS dan berkaitan dengan kegiatan menyeluruh IFRS. Panduanmutu didukung oleh berbagai tingkatan dokumen dan tiap tingkatan

    secara bertahap semakin rinci. Biasanya dokumentasi system mutu itu

  • 8/19/2019 Pedoman Kebijakan Prosedur Instalasi.html

    5/10

    terdiri atas empat tingkatan, yaitu : Panduan Mutu, Prosedur Mutu,

    Instruktursi kerja, dan Rekaman mutu. Dokumen panduan mutu disebut

    dokumen tingkat I : dokumen prosedur adalah dokumen rekaman adalah

    dokumen tingkat II; dokumen instruksi kerja adalah dokumen tingkat III;

    dan dokumen rekaman adalah dokumen tingkat IV (Gambar 16.1).

    Walaupun IFRS belum menerapkan standar ISO 9000, ada baiknyasystem dokumentasi standar ISO 9000 diterapkan oleh IFRS.

    Panduan mutu

    Panduan mutu IFRS adalah suatu dokumen yang menyatakan kebijakan

    mutu dan uraian system mutu dari IFRS dan dikaitkan dengan kebijakan

    dan prosedur terdokumentasi tentang cara melaksanakan tugas/fungsi

    yang dengan kebijakan dan prosedur tersebut IFRS membuat

    produk/pelayanannya memuaskan konsumen. Panduan mutu (tingkat I)

    adalah dokumen yang paling penting dari system dokumentasi tersebut.

    Dokumen tersebut diam, tetapi sangat kuat dan merupakan juru bicara

    IFRS. Panduan mutu secara jelas memperkenalkan kepada tiap orang,

    keterikatan IFRS pada mutu melalui visi dan misi manajemen, kebijakan

    mutu dan tujuan mutu, system, berbagai prosedur, dan metedologi. Inilah

    dokumen yang oleh IFRS diperagakan untuk memperkenalkan

    keterikatannya pada mutu. Oleh karena itu, secara mendasar penting

    untuk memastikan bahwa panduan mutu dikembangkan dengan

    keuletan dan profesionalisme sepenuhnya.

    Panduan Mutu

    Suatu dokumen panduan mutu biasanya harus mengandung hal-hal

    sebagai berikut :

      Nama rumah sakit dan profil IFRS

      Daftar isi  Lingkup dan bidang penerapan. Lingkup panduan mutu yang diterapkan

    ini harus secara jelas dinyatakan

      Kata pengantar dari kepala IFRS

      Tanggal penerbitan

      Status amandemen dengan lembaran rekaman amandemen

      Penetapan personel yang diberi wewenang menyiapkan, mengesahkan,

    dan menerbitkan panduan.

      Daftar distribusi panduan mutu  Defenisi/ terminology

    10.  Pengendalian dan pengenalan panduan

    11.  Visi dan misi IFRS

    12.   Kebijakan dan tujuan IFRS. Bagian ini harus menyatakan keterikatan

    IFRS untuk mencapai mutu, pernyataan kebijakan mutu dan uraian

    tujuan mutunya. Harus diuraikan cara kebijakan mutu dapat diketahui da

    dimengerti oleh semua personel pada semua tingkat dan cara penerapan

    dan mempertahankannya.13.   Uraian struktur organisasi dan pernyataan tanggung jawab dan

    kewenanga. Dalam bagian ini diuraikan struktu organisasi IFRS secara

  • 8/19/2019 Pedoman Kebijakan Prosedur Instalasi.html

    6/10

     jelas dan bagan struktur organisasi. Uraian kerja dari semua personel

    inti, tanggungjawab, kewenangan, dan hubungan timbal balik personel

    yang mengelola, melaksanakan, memverifikasi, atau mengkaji pekerjaan

    yang mempengaruhi mutu pelayanan IFRS

    14.   Kebijakan pokok dari semua tugas, fungsi, dan kegiatan IFRS. Dalam

    bagian ini tertera kebijakan pokok secara berurutan mulai dari tugas,fingsi, dan kegiatan dari manajemen; pelayanan farmasi nonklinik,

    pelayanan farmasi klinik; dan personel. Kebijakan pokok merupakan

    klausal/ketentuan system mutu dari tugas, fungsi, dan kegiatan di IFRS.

    Pada tiap klausal diberi identitas prosedur pelaksanaan yang tertera

    dalam dokumen prosedur.

    15.   Lampiran contoh formulir rekaman mutu yang digunakan IFRS dan

    lai-lain.

    Kegunaan Panduan Mutu

    Ada berbagai kegunaan panduan mutu sebagai berikut :

      Menyempurnakan/meningkatkan komunikasi intra dan antardeparteme,

    unit, dan individu di IFRS/rumah sakit

      Menyediakan alat bantu yang berharga untuk pelatihan staf IFRS dengan

    menetapkan cara mutu dikelola dalam IFRS/rumah sakit

      Membantu staf IFRS melakukan tugas mereka secara efektif dengan

    meniadakan kemenduaan, dengan menetapkan system, menetapkan

    tanggung jawab dan menetapkan yang bertanggungjawab sehingga

    setiap orang mengetahui apa saja yang terjadi

      Memberikan suatu dasar untuk audit dan kaji ulang manajemen bagi

    pimpinan IFRS guan menetapkan : pertama “apakah kita lakukan apa

    yang kita katakan?”, kedua :”apakah system masih memenuhi kebutuhan

    kita?”

      Menunjukkan kepada siapa konsumen (penderita dan professionalkesehatan), lembaga sertifikasi, dan bahkan “stakeholders” bahwa

    system mutu IFRS telah direncanakan secara sistematis

      Digunakan sebagai suatu alat promosi yang menunjukkan upaya IFRS

    memenuhi persyaratan konsumen.

      Digunakan sebagai suatu sarana mengomunikasikan kebijakan,

    prosedur, dan keterikatan IFRS pada mutu.

      Membantu staf IFRS dalam penerapan dan pemeliharaan yang efektif 

    dari system mutu  Mengadakan titik temu antar dan intra-IFRS yang efektif 

    10.   Membuat pengendalian praktek yang meningkat dan member

    kemudahan dalam kegiatan jaminan mutu

    11.   Memberikan konsistensi dan keseragaman dalam penerapan dari

    prosedur system

    12.   Memberikan suatu bukti yang efektif bahwa IFRS telah melaksanakan

    system mutu dengan bena, sesuai dengan kebijakan dan tujuan yang

    dinyatakan13.   Memelihara kontinuitas system mutu dan persyaratannya selama

    perubahan keadaan.

  • 8/19/2019 Pedoman Kebijakan Prosedur Instalasi.html

    7/10

    Dokumen Prosedur

    Adalah dokumen tingkat II dalam sistem dokumentasi ISO 9000.

    Prosedur didefenisikan sebagai “suatu cara tertentu untuk melakukan

    suatu kegiatan”.

    Prosedur didokumentasikan biasanya disebut prosedur tertulis dan/atauprosedur terdokumentasi.

    Prosedur terdokumentasi biasanya mengikuti format berikut :

      Struktur kegiatan, uraian struktur kegiatan

      Maksud suatu kegiatan, uraian maksud spesifik dari prosedur

      Lingkup suatu kegiatan, uraian daerah departemen, kelompok atau

    personel yang dicakup prosedur atau terhadap mana prosedur itu

    diterapkan

      tanggung jawab, siapa yang menerapkan prosedur untuk mencapai

    maksud atau siapa yang melaksanakan tugas tertentu.

      Acuan atau dokumen terkait jika prosedur mempunyai titik temu dengan

    prosedur lain atau dokumen system mutu, cantumkan acuan dokumen

    prosedur tersebut. Bagian ini merupakan daftar konsumen internal atau

    ekternal yang harus dikonsultasikan berkaitan dengan prosedur

      Prosedur/proses/kegiatan, daftar tahap kegiatan yang perlu dilakukan.

    Apabila dilakukan dan mengapa kegiatan dilakukan. Harus diidentifikasi

    personel dan departemen yang dilibatkan dalam kegiatan.

    Direkomendasikan agar menggunakan peta alur untuk menguraikan

    suatu kegiatan Karena peta menunjukkan urutan tugas berbeda yang

    terlibat

      Bahan, alat, dan dokumen apa yang harus dilakukan

      Dokumentasi, identifikasi dokumen atau formulir berkaitan dengan

    penggunaan prosedur, atau data yang direkam dan cara mengendalikan.

    Bila perlu diberi contoh.  Rekaman, identifikasi rekaman yang diadakan sebagai hasil dari

    penggunaan prosedur, siapa yang akan memeliharanya dan beberapa

    lama.

    10.  Lampiran, identifikasi lampiran, peta alur atau dokumentasi lain sebagai

    bagian dari prosedur

    11.   Informasi pengendalian, halaman informasi pengendalian dari prosedur

    harus mencakup berbagai hal berikut : nama rumah sakit /IFRS, judul

    dokumen, nomor dokumen, penerbitan dokumen dan tanggal revisi,nama pembuat, dan nama yang mengesahkan dokumen prosedur.

    Bagian dari format prosedur tersebut sebenarnya adalah system mutu

    seperti yang telah diuraikan terdahulu, yaitu struktur organisasi,

    tanggungjawab prosedur, dan sumber untuk penerapan manajemen

    mutu. Demikian juga, dokumen prosedur IFRS adalah uraian cara

    melaksanakan kebijakan pokok yang tertera dalam dokumen panduan

    mutu. Semua tugas, fungsi, pengelolaan dan kegiatan IFRS, mempunyaisystem mutu. Jadi, proses dari IFRS menguraikan apa saja yang harus

    dilakukan, oleh siapa, bagaimana, apabila, dimana, dan mengapa suatu

  • 8/19/2019 Pedoman Kebijakan Prosedur Instalasi.html

    8/10

    kegiatan dilakukan. Kegunaan dari documen prosedur adalah member

    instruksi pada personel, cara kebijakan dan tujuan yang dinyatakan

    dalam panduan mutu dilakukan dan dicapai.

    Dokumen Instruksi Kerja

    Dokumen instruksi kerja (IK) adalah dokumen tingkat III dalam systemdokumentasi ISO 9000. Kegunaan dokumen IK adalah menguraikan

    secara rinci, cara (bagaimana) suatu kegiatan tertentu dilakukan dan

    menetapkan standar penerimaan untuk produk atau pelayanan.

    Sementara prosedur menetapkan “bila”, “apa”, dan oleh “siapa” suatu

    kegiatan dilakukan. IK biasanya menguraikan “bagaimana” suatu tugas

    dilakukan. Dibawah pendekatan ini rinciandapat diambil dari prosedur

    dan disajikan dalam suatu IK, jika perlu keduanya, prosedur dan IK

    adalah bermaksud untuk menciptakan suatu pengertian yang jernih dari

    tugas yang akan dilaksanakan dan juga memastikan kelanjutan dalam

    proses kerja, walaupun ada perubahan dalam personel yang terlibat.

    IK biasanya terikat pada alat, fasilitas, dan kegiatan atau proses khusus

    yang mempunyai dampak terhadap mutu produk atau pelayanan. Contoh

    khas dari IK adalah gambar, spesifikasi proses, insrtruksi manufaktur,

    criteria inspeksi dan pengujian, metode pengemasan, instruksi meracik

    suatu sediaan obat tertentu, instruksi pemberian harga obat atas resep,

    instruksi distribusi obat untuk PRT, dan instruksi melayani resep

    penderita ambulatori.

    IK sebaiknya ditulis oleh pengguna atau operator sendiri dan dalam

    bahasa atau bagan yang mudah dimengerti oleh mereka. Struktur dan isi

    IK adalah mirip dengan prosedur. Kadang-kadang dapat terjadi tumpang

    tindih antara prosedur dan IK, dalam keadaan tertentu, disajikan dalam

    satu dokumen.

    Dokumen Rekaman Mutu

    Dokumen Rekaman Mutu (DRM) merupakan dokumen tingkat IV dalam

    system dokumentasi ISO 9000.

    DRM didefenisikan sebagai suatu dokumen yang memberikan bukti

    objektif dari kegiatan yang dilakukan atau hasil yang dicapai. Kegunaan

    DRM adalah menunjukka suatu produk dan/atau pelayanan yang

    diberikan telah dikembangkan dan dihasilkan sesuai dengan persyaratan

    yang ditetapkan serta membuktikan pemfungsian system yang efektif.Rekaman dapat didokumentasikan atau disimpan di media apa saja,

    misalnya penyimpanan dalam computer atau pada berbagai jenis

    formulir dan laporan dari kegiatan yang berbeda. Rekaman mutu

    dipelahara untuk maksud pembuktian, guna memastikan ketertelusuran

    dan sebagai pembantu untuk pencegahan dan tindakan perbaikan

    rekaman mutu dipelihara sebagai bukti dari kegiatan mutu dan

    memberikan jenis informasi berikut, antara lain :

      Tingkat tujuan mutu yang telah dicapai  Tingkat kepuasan atau tidak kepuasan konsumen dengan pelayanan

    yang diberikan

  • 8/19/2019 Pedoman Kebijakan Prosedur Instalasi.html

    9/10

      Temuan dan hasil yang diperoleh oleh system mutu digunakan untuk

    pengkajian dan peningkatan pelayanan

      Dasar untuk analisis dari kecenderungan mutu

      Tindakan perbaikan yang dilakukan dan keefektifannya

      Unjuk kerja pemasok

      Keterampilan personel, pelatihan personel

    Contoh rekaman mutu IFRS antara lain resep/order dokter,…………….

    TUGAS-FUNGSI-KEGIATAN IFRS YANG MEMERLUKAN KEBIJAKAN DAN

    PROSEDUR

    Kebijikan dan prosedur yang perlu dikembangkandan ditetapkan dalam

    lingkup IFRS mencakup bidang berikut.

    Bidang Manajemen/Administratif 

    Dalam bidang ini kebijakan dan prosedur yang perlu dikembangkan

    untuk :

      Penetapan tanggung jawab pimpinan IFRS

      Penetapan visi, misi, kebijakan mutu, dan tujuan mutu

      Manajemen sumber daya

      Dokumentasi system mutu

      Audit mutu internal

      Kaji ulang manajemen

      Pengendalian mutu terapi obat

      Penggunaan obat investigasi

      Pelayanan farmasi dalam kejadian bencana

    10.  Kegiatan perwakilan perusahaan farmasi (PPF)

    11.   Memastikan bahwa penderita menerima obat yang benar pada waktu

    yang benar12.  Mengidentifikasi dan penggunaan obat yang dibawa penderita kerumah

    sakit

    13.   Pengelolaan belanja obat dengan metode formularium terkendali

    pembelian kelompok dan pengkajian penggunaan obat

    14.  Perencanaan pengadaan perbekalan kesehatan

    15.  Pembelian

    16.  Produksi sediaan obat

    17.  Penyimpanan18.  Pengemasan kembali

    19.  Distribusi dan pengendalian

    20.  Pengendalian ketidaksesuian/tindakan perbaikan

    Bidang professional

    Kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan pelayanan penderita

    langsung atau tidak langsung.

      Pelaksanaan peranan apoteker dalam proses penggunaan obat  Pelaksanaan wawancara sejarah obat

      Seleksi obat dan regimen obat

  • 8/19/2019 Pedoman Kebijakan Prosedur Instalasi.html

    10/10

    ‹ ›Beranda

    Lihat versi web

    rangga htc di 15.14

      Pengkajian resep/order obat

      Pengelolaan profil pengobatan penderita

      Peracikan / dispensing

      Penyerahan obat

      Pelaksanaan konseling/edukasi obat untuk penderita

      Pelaksanaan kunjungan ke ruang perawatan penderita.  Pemantauan efek obat

    .  Pelayanan farmakonetik

    .  Pelayanan pencampuran sediaan intravena

    .  Pelayanan nutrisi parenteral lengkap

    .  Pemantauan terapi obat

    .  Pelaksanaan evaluasi penggunaan obat

    .  Pelayanan informasi obat

    .  Pemantauan dan pelaporan reaksi obat merugikan

    .  Pelayanan bahan sitotoksik/bahan berbahaya lain

    .  Pelayanan farmasi di unit kritis

    .  Pemeliharaan formularium

    .  Edukasi obat untuk professional kesehatan

    .  Penelitian

    .  Pelayanan informasi keracunan

    .  Pengendalian i

    Berbagi

    Tidak ada komentar:

    Poskan Komentar

    Diberdayakan oleh Blogger

    rraannggggaa hhttcc

    Lihat profil lengkapku

    AAbboouutt MMee