pedoman dan prosedur penetapan fatwa - …mui.or.id/wp-content/uploads/2017/02/pedoman... ·...

32
PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA Dr. HM. Asrorun Ni am Sholeh,MA Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia @ans

Upload: vuonghuong

Post on 19-Jul-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA - …mui.or.id/wp-content/uploads/2017/02/PEDOMAN... · Auditor Halal untuk menentukan apakah penerapan Sistem Jaminan ... koordinasi dan konsultasi

PEDOMAN DAN PROSEDUR

PENETAPAN FATWA

Dr. HM. Asrorun Ni’am Sholeh,MA

Sekretaris Komisi Fatwa

Majelis Ulama Indonesia

@ans

Page 2: PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA - …mui.or.id/wp-content/uploads/2017/02/PEDOMAN... · Auditor Halal untuk menentukan apakah penerapan Sistem Jaminan ... koordinasi dan konsultasi

PENGERTIAN

Fatwa adalah jawaban atau penjelasan dari ulama

mengenai masalah keagamaan dan berlaku untuk

umum.

Fatwa MUI adalah fatwa MUI tentang suatu

masalah keagamaan yang telah disetujui oleh

anggota Komisi dalam rapat komisi.

Fatwa Produk Halal adalah fatwa yang ditetapkan

oleh Komisi Fatwa MUI mengenai produk pangan,

obat-obatan dan kosmetika.

Page 3: PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA - …mui.or.id/wp-content/uploads/2017/02/PEDOMAN... · Auditor Halal untuk menentukan apakah penerapan Sistem Jaminan ... koordinasi dan konsultasi

PENGERTIAN

Auditor Halal adalah orang yang ditugaskan oleh LPPOM MUI untuk melakukan audit halal setelah melalui proses seleksi yang mencakup kompetensi, kualitas, dan integritas, serta lulus pelatihan yang diadakan oleh LPPOM MUI, dan berfungsi sebagai wakil dari ulama dan saksi untuk mencari fakta tentang produksi halal di perusahaan.

Auditing adalah proses pemeriksaan atau penilaian secarasistematik, independen dan terdokumentasi yang dilakukan olehAuditor Halal untuk menentukan apakah penerapan Sistem JaminanHalal berjalan sesuai dengan ketentuan.

Sertifikat Halal adalah fatwa tertulis yang dikeluarkan oleh MUI melalui keputusan sidang Komisi Fatwa yang menyatakan kehalalansuatu produk berdasarkan proses audit.

Page 4: PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA - …mui.or.id/wp-content/uploads/2017/02/PEDOMAN... · Auditor Halal untuk menentukan apakah penerapan Sistem Jaminan ... koordinasi dan konsultasi

OTORITAS DAN DASAR FATWA

Penetapan fatwa dilakukan secara kolektif oleh

suatu lembaga yang disebut Komisi Fatwa.

Penetapan fatwa didasarkan pada Al-Quran,

Hadist, Ijma’, Qiyas dan dalil lain yang mu’tabar.

Page 5: PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA - …mui.or.id/wp-content/uploads/2017/02/PEDOMAN... · Auditor Halal untuk menentukan apakah penerapan Sistem Jaminan ... koordinasi dan konsultasi

SIFAT FATWA

Proses penetapan fatwa bersifat :

responsif,

proaktif dan

antisipatif.

Fatwa yang ditetapkan bersifat :

argumentatif (memiliki kekuatan hujjah),

legitimatif (menjamin penilaian keabsahan hukum),

kontekstual (waqi’iy),

aplikatif (siap diterapkan), dan

moderat.

Page 6: PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA - …mui.or.id/wp-content/uploads/2017/02/PEDOMAN... · Auditor Halal untuk menentukan apakah penerapan Sistem Jaminan ... koordinasi dan konsultasi

METODE PENETAPAN FATWA (Ps 5 – 7)

Sebelum fatwa ditetapkan, dilakukan kajian komperehensif terlebih dahulu guna memperoleh deskripsi utuh tentang :

obyek masalah (tashawwur al-masalah),

rumusan masalah;

dampak sosial keagamaan yang ditimbulkan dan titik kritis dari berbagai aspek hukum (norma syari’ah) yang berkaitan dengan masalah tersebut.

Kajian komprehensif mencakup:

telaah atas pandangan fuqaha mujtahid masa lalu, pendapat para imam madzhab dan ulama yang mu’tabar,

telaah atas fatwa-fatwa yang terkait, serta

pandangan ahli fikih terkait masalah yang akan difatwakan.

Kajian komprehensif antara lain dapat melalui penugasan pembuatan makalah kepada Anggota Komisi atau ahli

Page 7: PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA - …mui.or.id/wp-content/uploads/2017/02/PEDOMAN... · Auditor Halal untuk menentukan apakah penerapan Sistem Jaminan ... koordinasi dan konsultasi

PENETAPAN FATWA

1. Masalah yang ma’lum min al-din bi al-dlarurah langsung difatwakan dengan menyampaikan hukum sebagaimana apa adanya.

2. Masalah yang terjadi perbedaan pendapat (masail khilafiyah) di kalangan madzhab, maka :

1. Penetapan fatwa didasarkan pada hasil usaha pencapaian titik temu di antara pendapat melaluimetode al-jam’u wa al-taufiq;

2. Jika tidak tercapai titik temu, penetapan fatwa didasarkan pada hasil tarjih melalui metodemuqaranah (perbandingan) dengan menggunakan kaidah-kaidah ushul fiqih muqaran.

3. Masalah yang tidak ditemukan pendapat hukum di kalangan madzhab atau ulama yang mu’tabar, didasarkan pada ijtihad kolektif melalui metode bayani dan ta’lili (qiyasi, istihsaniy, ilhaqiy, istihsaniy dan sad al-dzaraa’i) serta metode penetapan hukum (manhaj) yang dipedomani oleh para ulama madzhab.

4. Dalam masalah yang terdapat perbedaan di kalangan peserta Rapat, dan tidak tercapai titik temu, maka penetapan fatwa disampaikan tentang adanya perbedaan pendapat tersebut disertai dengan penjelasan argumen masing-masing, disertai penjelasan dalam hal pengamalannya, sebaiknya mengambil yang paling hati-hati (ihtiyath) serta sedapat mungkin keluar dari perbedaan pendapat (al-khuruuj min al-khilaaf).

Page 8: PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA - …mui.or.id/wp-content/uploads/2017/02/PEDOMAN... · Auditor Halal untuk menentukan apakah penerapan Sistem Jaminan ... koordinasi dan konsultasi

PROSEDUR RAPAT

Rapat harus dihadiri oleh para anggota Komisi

yang jumlahnya dianggap cukup memadai oleh

pimpinan rapat.

Dalam hal-hal tertentu, rapat dapat menghadirkan

pakar atau tenaga ahli yang berhubungan dengan

masalah yang akan difatwakan.

Page 9: PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA - …mui.or.id/wp-content/uploads/2017/02/PEDOMAN... · Auditor Halal untuk menentukan apakah penerapan Sistem Jaminan ... koordinasi dan konsultasi

Rapat diadakan jika terdapat:

permintaan atau pertanyaan dari masyarakat;

permintaan atau pertanyaan dari pemerintah,

lembaga/organisasi atau MUI sendiri;

perkembangan dan temuan masalah-masalah

keagamaan yang muncul akibat perubahan sosial

kemasyarakatan, kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta seni budaya.

Page 10: PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA - …mui.or.id/wp-content/uploads/2017/02/PEDOMAN... · Auditor Halal untuk menentukan apakah penerapan Sistem Jaminan ... koordinasi dan konsultasi

Pimpinan Rapat

Rapat dipimpin oleh Ketua atau Wakil KetuaKomisi atas persetujuan Ketua Komisi, didampingioleh Sekretaris dan/atau Wakil Sekretaris Komisi.

Jika Ketua dan Wakil Ketua Komisi berhalanganhadir, rapat dipimpin oleh salah satu pimpinan Komisi yang hadir.

Selama proses rapat, Sekretaris dan/atau WakilSekretaris Komisi mencatat usulan, saran danpendapat Anggota Komisi untuk dijadikan RisalahRapat dan Bahan Fatwa Komisi.

Page 11: PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA - …mui.or.id/wp-content/uploads/2017/02/PEDOMAN... · Auditor Halal untuk menentukan apakah penerapan Sistem Jaminan ... koordinasi dan konsultasi

FORMAT FATWA

Nomor dan Tema Fatwa

Kalimat Basmalah.

Konsideran yang terdiri atas :

Menimbang; memuat latar belakang dan alasan serta urgensi penetapan fatwa.

Mengingat; memuat dasar-dasar hukum (adillah al-ahkam) yang berbentuk nash syar’i,

terjemah dalam bahasa Indonesia dan penjelasan terkait pemanfaatan dalil sebagai

argumen (wajhu al-dilalah)

Memperhatikan; memuat pendapat para ulama, peserta rapat, para ahli dan hal-hal

lain yang mendukung penetapan fatwa.

Diktum yang memuat :

Ketentuan Umum; yang berisi tentang definisi dan batasan pengertian masalah yang

terkait dengan fatwa, jika dipandang perlu

Ketentuan Hukum; yang berisi tentang substansi hukum yang difatwakan.

Rekomendasi dan/atau solusi masalah jika dipandang perlu.

Lampiran-lampiran terkait masalah yang difatwakan, jika dipandang perlu.

Page 12: PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA - …mui.or.id/wp-content/uploads/2017/02/PEDOMAN... · Auditor Halal untuk menentukan apakah penerapan Sistem Jaminan ... koordinasi dan konsultasi

TANDA TANGAN

Fatwa ditandatangani oleh Ketua danSekretaris Komisi.

Terhadap beberapa fatwa yang membutuhkan penjelasan lebih lanjut, fatwa dapat diberikan penjelasan agar dapat dipahami secara utuh oleh masyarakat.

Page 13: PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA - …mui.or.id/wp-content/uploads/2017/02/PEDOMAN... · Auditor Halal untuk menentukan apakah penerapan Sistem Jaminan ... koordinasi dan konsultasi

KEWENANGAN DAN WILAYAH

FATWA (16 – 19)

MUI berwenang menetapkan fatwa mengenai masalah syari’ah secara umum, baik dalam bidang akidah, ibadah, maupun akhlak

Kewenangan penetapan fatwa juga meliputi:

faham keagamaan yang muncul di masyarakat,

masalah sosial kemasyarakatan,

masalah pangan obat-obatan dan kosmetika (POM),

masalah yang terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta

masalah ekonomi syari’ah.

Page 14: PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA - …mui.or.id/wp-content/uploads/2017/02/PEDOMAN... · Auditor Halal untuk menentukan apakah penerapan Sistem Jaminan ... koordinasi dan konsultasi

KEWENANGAN DAN WILAYAH

FATWA

Majelis Ulama Indonesia berwenang menetapkan fatwa yang menyangkut :

umat Islam secara nasional atau

masalah-masalah keagamaan di suatu daerah yang berpotensi meluas ke daerah lain.

Terhadap masalah yang terjadi di daerah dan belum difatwakan oleh MUI, Majelis Ulama Indonesia Daerah berwenang untuk menetapkan fatwa terkait masalah tersebut.

Majelis Ulama Indonesia Daerah yang berwenang menetapkan fatwa adalah

Komisi Fatwa MUI Provinsi dan

Komisi Fatwa MUI Kabupaten/Kota.

Page 15: PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA - …mui.or.id/wp-content/uploads/2017/02/PEDOMAN... · Auditor Halal untuk menentukan apakah penerapan Sistem Jaminan ... koordinasi dan konsultasi

KEWENANGAN DAN WILAYAH

FATWA

Terhadap masalah yang telah difatwakan oleh

MUI, MUI Daerah hanya berhak untuk

melaksanakannya.

Pada kasus tertentu di mana Fatwa MUI tidak

dapat dilaksanakan, MUI daerah berkewajiban

untuk berkonsultasi kepada MUI untuk menetapkan

Fatwa Khusus yang terkait masalah tersebut.

Page 16: PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA - …mui.or.id/wp-content/uploads/2017/02/PEDOMAN... · Auditor Halal untuk menentukan apakah penerapan Sistem Jaminan ... koordinasi dan konsultasi

KEWENANGAN DAN WILAYAH

FATWA

Terhadap masalah-masalah yang sangat musykil

dan sensitif, MUI Daerah berkewajiban melakukan

koordinasi dan konsultasi terlebih dahulu kepada

MUI.

Page 17: PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA - …mui.or.id/wp-content/uploads/2017/02/PEDOMAN... · Auditor Halal untuk menentukan apakah penerapan Sistem Jaminan ... koordinasi dan konsultasi

FATWA PRODUK HALAL (20 – 21)

Penetapan fatwa produk halal dilakukan setelah :

adanya laporan hasil pemeriksaan (auditing) oleh Auditor Halal dan

telah melalui proses evaluasi dalam Rapat Auditor LPPOM MUI.

Laporan hasil audit disampaikan oleh Direktur LPPOM MUI

dalam Sidang Pleno Komisi.

Dalam bidang yang memerlukan keahlian fikih secara khusus,

seperti proses penyembelihan dan proses pensucian, Auditor

Halal dalam menjalankan tugasnya disertai oleh Komisi Fatwa.

Sertifikat Halal dikeluarkan oleh MUI setelah ditetapkan status

kehalalannya oleh Komisi Fatwa MUI.

Page 18: PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA - …mui.or.id/wp-content/uploads/2017/02/PEDOMAN... · Auditor Halal untuk menentukan apakah penerapan Sistem Jaminan ... koordinasi dan konsultasi

RUANG LINGKUP

Penetapan fatwa terhadap produk yang

berskala nasional dan internasional

dilakukan oleh MUI.

Penetapan fatwa terhadap produk yang

berskala lokal dapat dilakukan oleh MUI

Daerah.

Page 19: PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA - …mui.or.id/wp-content/uploads/2017/02/PEDOMAN... · Auditor Halal untuk menentukan apakah penerapan Sistem Jaminan ... koordinasi dan konsultasi

FATWA EKONOMI SYARI’AH

Penetapan fatwa tentang ekonomi syari’ah yang

terkait dengan produk dan jasa keuangan syari’ah

dilakukan oleh DSN-MUI.

Penetapan fatwa tentang ekonomi syari’ah

mengikuti pedoman penetapan fatwa dalam

ketentuan ini.

Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme

penetapan fatwa ekonomi syari’ah diatur oleh

Dewan Syari’ah Nasional.

Page 20: PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA - …mui.or.id/wp-content/uploads/2017/02/PEDOMAN... · Auditor Halal untuk menentukan apakah penerapan Sistem Jaminan ... koordinasi dan konsultasi

LAIN-LAIN

Di samping penetapan fatwa dengan format sebagaimana diatur dalam Pasal 13, Komisi Fatwa juga menetapkan fatwa melalui :

surat dan/atau

melalui lisan secara langsung tanpa melalui rapat Komisi Fatwa terhadap masalah yang telah jelas hukum dan dalil-dalilnya (ma’lum min al-din bi al-dlarurah) dengan menyampaikan hukum sebagaimana apa adanya.

Di samping penetapan fatwa, Komisi Fatwa berwenang :

menetapkan Rekomendasi Kesesuaian Syari’ah atas berbagai hal yang terkait dengan masalah keagamaan praktis untuk menjadi panduan bagi masyarakat.

Rekomendasi kesesuaian syari’ah diberikan kepada masyarakat yang mengajukan setelah dilakukan pengkajian dan pendalaman sesuai dengan ketentuan syari’ah.

Page 21: PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA - …mui.or.id/wp-content/uploads/2017/02/PEDOMAN... · Auditor Halal untuk menentukan apakah penerapan Sistem Jaminan ... koordinasi dan konsultasi

Fatwa MUI Sebagai Wadah Ijtihad

Jama’i Berdasarkan paartisipasi kepesertaan,

ijtihad dikategorikan menjadi dua; (i) ijtihad personal (ijtihad fardi) dan ijtihad kolektif (ijtihad jama`i).

Ijtihad jama’i dilakukan oleh sejumlah (sekelompok) orang yang terdiri atas para ahli di berbagai bidang, yang secara kumulatif telah memenuhi persyaratan yang diperlukan dalam berijtihad.

Wujud kongkrit dari lembaga ijtihad kolektif ini, di lingkungan MUI antara lain adalah “Komisi Fatwa”.

Page 22: PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA - …mui.or.id/wp-content/uploads/2017/02/PEDOMAN... · Auditor Halal untuk menentukan apakah penerapan Sistem Jaminan ... koordinasi dan konsultasi

Kelembagaan Fatwa MUI

Komisi Fatwa adalah perangkat organisasi MUI yang bertugas untuk menelaah, membahas, dan merumuskan masalah fatwa keagamaan.

Kelembagaan Komisi Fatwa berdiri bersamaan dengan berdirinya MUI, yakni pada tahun 1975.

Page 23: PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA - …mui.or.id/wp-content/uploads/2017/02/PEDOMAN... · Auditor Halal untuk menentukan apakah penerapan Sistem Jaminan ... koordinasi dan konsultasi

Fatwa Produk Halal

Fatwa Produk Halal adalah fatwayang ditetapkan oleh Komisi FatwaMUI mengenai produk pangan, obat-obatan dan kosmetika.

Page 24: PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA - …mui.or.id/wp-content/uploads/2017/02/PEDOMAN... · Auditor Halal untuk menentukan apakah penerapan Sistem Jaminan ... koordinasi dan konsultasi

PENETAPAN FATWA HALAL

Di Indonesia, lembaga yang memilikikewenangan mengeluarkan SertifikatHalal adalah Majelis Ulama Indonesia(MUI).

Sebelum penetapan fatwa, pelaksa-naan teknis auditing dilakukan olehLPPOM-MUI.

Penetapan Fatwa dilakukan olehKomisi Fatwa MUI.

Page 25: PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA - …mui.or.id/wp-content/uploads/2017/02/PEDOMAN... · Auditor Halal untuk menentukan apakah penerapan Sistem Jaminan ... koordinasi dan konsultasi

Prosedur dan Mekanisme

Penetapan Fatwa Halal… (1)

1. MUI memberikan pembekalan pengetahuan kepada para auditor LPPOM tentang standar penetapan produk halal.

2. Para auditor melakukan penelitian dan audit ke pabrik-pabrik (perusahaan) yang meminta sertifikasi halal. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi:

a. Pemeriksaan secara seksama terhadap bahan-bahan produk, baik bahan baku, bahan tambahan maupun bahan penolong.

b. Pemeriksaan terhadap bukti-bukti pembelian bahan produk.

c. Cara pemotongan hewan untuk produk hewani atau mengandung unsur hewani.

Page 26: PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA - …mui.or.id/wp-content/uploads/2017/02/PEDOMAN... · Auditor Halal untuk menentukan apakah penerapan Sistem Jaminan ... koordinasi dan konsultasi

Prosedur dan Mekanisme

Penetapan Fatwa Halal….. (2)

3. Bahan-bahan tersebut kemudian diperiksa, terutama bahan-bahan yang dicurigai sebagai benda haram atau mengandung benda haram (najis), untuk mendapat kepastian, serta didiskusikan dan dikaji oleh tim di LP.POM.

4. Pemeriksaan terhadap suatu perusahaan tidak jarang dilakukan lebih dari satu kali; dan tidak jarang pula auditor (LP.POM) menyarankan –bahkan mengharuskan— agar mengganti suatu bahan yang dicurigai atau diduga mengandung bahan yang haram (najis) dengan bahan yang diyakini kehalalannya atau sudah berserifikat halal dari MUI atau dari lembaga lain yang dipandang berkompeten, jika perusahaan tersebut tetap menginginkan mendapat sertifikat halal dari MUI.

5. Hasil audit dan kajian LP.POM tersebut kemudian dituangkan dalam sebuah Berita Acara yang disebut dengan “Laporan Hasil Auditing LP.POM-MUI” dan kemudian diajukan ke Komisi Fatwa MUI untuk dibahas dalam rapat Komisi Fatwa.

Page 27: PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA - …mui.or.id/wp-content/uploads/2017/02/PEDOMAN... · Auditor Halal untuk menentukan apakah penerapan Sistem Jaminan ... koordinasi dan konsultasi

Prosedur dan Mekanisme

Penetapan Fatwa Halal….. (3)

6. Dalam rapat Komisi Fatwa, pihak LP.POM menyampaikan dan menjelaskan isi Laporan Hasil Auditing, dan kemudian dibahas secara teliti dan mendalam oleh peserta rapat Komisi.

7. Suatu produk yang masih mengandung bahan yang jelas-jelas diharamkan atau diragukan kehalalannya, atau terdapat bukti-bukti pembelian bahan produk yang dipandang tidak transparan oleh rapat Komisi, dikembalikan kepada LP.POM untuk dilakukan penelitian atau auditing ulang ke perusahaan bersangkutan.

8. Sedangkan produk yang telah diyakini kehalalannya oleh peserta rapat, diputuskan fatwa halalnya oleh rapat Komisi tersebut.

9. Hasil rapat Komisi yang berupa keputusan fatwa halal kemudian dilaporkan kepada Dewan Pimpinan MUI untuk di-tanfiz-kan dan dikeluarkan Surat Keputusan Fatwa Halal dalam bentuk Sertifikat Halal.

Page 28: PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA - …mui.or.id/wp-content/uploads/2017/02/PEDOMAN... · Auditor Halal untuk menentukan apakah penerapan Sistem Jaminan ... koordinasi dan konsultasi

Proses Fatwa Produk Halal

Mustafti/Produsen

KOMISI FATWAMeminta fatwa (lewat LPPOM)

1. LPPOM menjelaskan hasil

auditingnya

2. KF melakukan pendalaman dan

pengkajian terhadap substansi

masalah

Rapat pleno Komisi Pleno menyetujui Hasil AuditFatwa

(1)

(4)

(5)

(6)

LPPOM-MUI

Proses Auditing

(2)

(3)

Pleno tidak menyetujui Hasil Audit

Page 29: PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA - …mui.or.id/wp-content/uploads/2017/02/PEDOMAN... · Auditor Halal untuk menentukan apakah penerapan Sistem Jaminan ... koordinasi dan konsultasi

Dokumen SJHDokumen Sertifikat

ProdukPendaftaran

Audit Produk

EvaluasiAudit

SidangKomisiFatwa

Sertifikat Halal

Audit Memorandum Bahan

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Page 30: PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA - …mui.or.id/wp-content/uploads/2017/02/PEDOMAN... · Auditor Halal untuk menentukan apakah penerapan Sistem Jaminan ... koordinasi dan konsultasi
Page 31: PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA - …mui.or.id/wp-content/uploads/2017/02/PEDOMAN... · Auditor Halal untuk menentukan apakah penerapan Sistem Jaminan ... koordinasi dan konsultasi

Syukran...

@ans

Page 32: PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA - …mui.or.id/wp-content/uploads/2017/02/PEDOMAN... · Auditor Halal untuk menentukan apakah penerapan Sistem Jaminan ... koordinasi dan konsultasi

Assalamu’alaikum Wr.Wb

@ans