pedoman bimbingan teknis - gpk gtk kemdikbud...kegiatan bimbingan teknis. pedoman ini merupakan...
TRANSCRIPT
PEDOMAN BIMBINGAN TEKNIS
PROGRAM PEMENUHAN GURU PEMBIMBING KHUSUS
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
DIREKTORAT PEMBINAAN GURU PENDIDIKAN MENENGAH DAN PENDIDIKAN KHUSUS
2020
i Pedoman Bimbingan Teknis SPPI © 2020
LEMBAR VERIFIKASI DAN VALIDASI
VERIFIKATOR VALIDATOR
Saiful Bari NIP. 197806022001121001
Direktur Pembinaan Guru Dikmen dan Diksus
Dr. Praptono, M. Ed NIP. 196905111994031002
ii Pedoman Bimbingan Teknis SPPI © 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya “Pedoman
Bimbingan Teknis Program Pemenuhan Guru Pembimbing Khusus” yang akan
dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Program ini merupakan salah satu
langkah Ditjen GTK dalam merespons salah satu permasalahan dalam
pendidikan inklusif yaitu ditengarai masih cukup banyak Guru Pembimbing
Khusus yang kompetensinya masih cukup rendah dan terdapat kekurangan Guru
Pembimbing Khusus yang cukup banyak.
Pedoman ini disusun sebagai acuan kerja bagi semua unit kerja/instansi yang
terkait dengan kegiatan Bimbingan Teknis Program Pemenuhan Guru
Pembimbing Khusus. Dengan adanya Pedoman ini diharapkan semua pihak
yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dapat melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya secara maksimal sehingga kegiatan berlangsung dengan
sukses dan mampu mengantarkan peserta meningkat kompetensinya sebagai
Guru Pembimbing Khusus.Kami berharap semoga Pedoman ini bermanfaat dan
turut berkontribusi dalam kesuksesan program secara keseluruhan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam penyusunan Pedoman ini, khususnya dari kalangan Perguruan Tinggi
yang cukup banyak memberikan masukan. Ucapan terima kasih juga perlu kami
sampaikan kepada widyaiswara dan tenaga kependidikan lainnya yang turut
menyumbangkan tenaga, waktu, dan pemikirannya untuk mewujudkan pedoman
ini.
Jakarta, Juni 2020
Direktur Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan
Dr. Iwan Syahril, Ph.D.
iii Pedoman Bimbingan Teknis SPPI © 2020
DAFTAR ISI
LEMBAR VERIFIKASI DAN VALIDASI ............................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Rasional ................................................................................................... 1
B. Dasar Hukum ............................................................................................ 3
C. Tujuan ...................................................................................................... 5
D. Sasaran .................................................................................................... 6
E. Manfaat .................................................................................................... 6
BAB II PROGRAM PEMENUHAN GURU PEMBIMBING KHUSUS ................. 7
A. Kebijakan .................................................................................................. 7
B. Program .................................................................................................... 8
C. Tujuan Program ...................................................................................... 10
D. Hasil Yang Diharapkan ........................................................................... 10
E. Prinsip Penyelenggaraan ....................................................................... 11
F. Sasaran dan Target ................................................................................ 12
G. Penyelenggara ....................................................................................... 13
BAB III MEKANISME PENYELENGGARAAN ................................................ 14
A. Tahapan Penyelenggaraan .................................................................... 14
B. Skenario Bimtek ..................................................................................... 15
C. Struktur Program .................................................................................... 16
D. Deskripsi Materi Bimbingan Teknis ........................................................ 18
E. Alur Kegiatan .......................................................................................... 20
F. Jadwal Pelaksanaan ............................................................................... 22
iv Pedoman Bimbingan Teknis SPPI © 2020
G. Peserta Bimbingan Teknis ...................................................................... 23
H. Sumber Daya Manusia ........................................................................... 24
I. Strategi Pendekatan dan Metode ........................................................... 26
BAB IV SISTEM PENJAMINAN MUTU ........................................................... 27
A. Monitoring ............................................................................................... 27
B. Evaluasi .................................................................................................. 28
C. Surat Keterangan Kepesertaan .............................................................. 29
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 30
1 Pedoman Bimbingan Teknis SPPI © 2020
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasional
Pendidikan inklusif merupakan bentuk reformasi pendidikan yang merangkul
keberagaman dan menekankan sikap anti diskriminasi, perjuangan
persamaan hak dan kesempatan, keadilan dan perluasan akses dan mutu
pendidikan bagi semua. Pendidikan inklusif sebagai suatu sistem harus
mengakomodasi keterlibatan semua peserta didik untuk mengikuti
pendidikan tanpa kecuali. Implikasinya semua satuan layanan pendidikan
(formal dan nonformal) harus melayani semua peserta didik tanpa
mempedulikan keadaan fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa, atau kondisi-
kondisi lain, anak-anak dengan potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa
(gifted and talented children), pekerja anak dan anak jalanan, anak di daerah
terpencil, anak-anak dari kelompok etnik dan bahasa minoritas dan anak-
anak yang tidak beruntung dan terpinggirkan dari kelompok masyarakat
(Salamanca Statement, 1994). Dengan demikian semua peserta didik
memperoleh pendidikan yang adil dan berimbang (equity dan equality)
sesuai dengan kebutuhannya. Inilah yang dimaksud dengan merangkul atau
mengakomodasi keberagaman.
Secara formal saat ini pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus
dilayani di Sekolah Luar Biasa (SLB) dan di sekolah umum penyelenggara
pendidikan inklusif. Menurut Dirjen Dikdasmen pada laman kemdikbud.go.id
yang diterbitkan pada tahun 2017, saat ini baru sekitar 18% anak-anak
berkebutuhan khusus yang mendapat layanan pendidikan. Lebih rinci
dijelaskan bahwa terdapat 115 ribu (27,8%) anak dilayani di SLB dan 299
ribu (72,2%) dilayani di sekolah inklusif. Seiring dengan informasi tersebut,
2 Pedoman Bimbingan Teknis SPPI © 2020
catatan tambahan pada Data Pokok Pendidikan (Dapodik) pada tahun 2017,
terdapat 31.724 sekolah penyelenggara pendidikan inklusif pada semua
jenjang pendidikan, dengan rincian sebagai berikut: jenjang SD terdapat
23.195 sekolah, jenjang SMP 5.660 sekolah, dan jenjang SMA dan SMK
2.869 sekolah (Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat, Kemdikbud,
2017). Berdasarkan data-data tersebut, bisa diartikan bahwa sebagian besar
anak-anak berkebutuhan khusus belum mendapat layanan pendidikan, atau
mendekati angka 82%.
Permasalahan utama yang belum terselesaikan hingga saat ini adalah
ketersediaan layanan pembelajaran yang berkualitas dan akomodatif bagi
peserta didik yang beragam. Layanan pembelajaran yang akomodatif adalah
layanan pembelajaran yang mampu melayani semua peserta didik melalui
proses modifikasi dan adaptasi dan memperhatikan keberagaman
kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu diperlukan alternatif sistem layanan
pendidikan lain yang lebih memberikan peluang bagi peserta didik untuk
belajar.
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang memberikan
kesempatan kepada semua anak untuk memperoleh layanan pendidikan
yang bermutu, humanis dan demokratis. Disebutkan pula dalam penjelasan
pasal 15 dalam Undang-undang Sisdiknas Tahun 2003, berbunyi:
“Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta
didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar
biasa yang diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan
khusus ...”. Selanjutnya dengan mengacu kepada Permendiknas Nomor 70
Tahun 2009, memungkinkan setiap pemerintah daerah menunjuk sekolah-
sekolah inklusif baru. Faktanya bahwa jumlah sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif sangat terbatas, secara fungsional sekolah-sekolah yang
ditunjuk sebagai sekolah penyelenggara pendidikan inklusif pun belum
sepenuhnya dapat menjalankan perannya sebagai sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif secara optimal.
3 Pedoman Bimbingan Teknis SPPI © 2020
Guna memenuhi tantangan tersebut di atas, pemerintah dalam hal ini
Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah dan
Pendidikan Khusus, perlu menyusun program pemenuhan kekurangan guru
pembimbing khusus di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dan
sekolah umum yang melayani keberagaman peserta didik. Program
pemenuhan kekurangan guru pembimbing khusus dilakukan melalui
kegiatan bimbingan teknis.
Pedoman ini merupakan rujukan bagi semua pihak, baik di pusat maupun di
daerah, serta masyarakat dan pihak-pihak terkait lainnya, dalam upaya
memenuhi kekurangan guru pembimbing khusus di sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif dan sekolah yang melayani peserta didik peserta didik
yang beragam.
B. Dasar Hukum
Dasar penyelenggaraan bimtek mengacu pada berbagai peraturan dan
perundangan yang berlaku, antara lain:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Penyandang Disabilitas;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
4 Pedoman Bimbingan Teknis SPPI © 2020
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 74
tahun 2008 tentang Guru;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2020 Tentang Akomodasi yang
Layak untuk Peserta Didik Penyandang Disabilitas
8. Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2018 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2015 tentang Rencana Aksi
Nasional Hak Asasi Manusia (RAN HAM) Tahun 2015 – 2019.
9. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan
Pendidikan Karakter;
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru;
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 01 Tahun 2008 tentang
Standar Proses Pendidikan Khusus Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita,
Tunadaksa dan Tunalaras;
13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 32 Tahun 2008 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Pendidikan Khusus;
14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2009 tentang
Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan
Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa;
15. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Nomor 10 Tahun 2011 tentang Kebijakan Penanganan Anak
Berkebutuhan Khusus;
16. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Nomor 8 Tahun 2014 tentang Kebijakan Sekolah Ramah Anak;
5 Pedoman Bimbingan Teknis SPPI © 2020
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016
tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016
tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian Pendidikan;
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 28 Tahun 2016
tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah.
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2018
tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas
Sekolah;
23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 32 Tahun 2018
tentang Standar Teknis Pelayanan Minimal Pendidikan;
24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018
2018 Tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan;
25. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 10/D/KR/2017 tentang
Struktur Kurikulum, Kompetensi Inti-Kompetensi Dasar, dan Pedoman
Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus.
C. Tujuan
Tujuan penyusunan pedoman bimbingan teknis ini adalah agar diperoleh
acuan dalam penyelenggaraan bimbingan teknis program pemenuhan guru
6 Pedoman Bimbingan Teknis SPPI © 2020
pembimbing khusus di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dan
sekolah umum yang melayani peserta didik berkebutuhan khusus.
D. Sasaran
Sasaran pedoman ini adalah Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan
Menengah dan Pendidikan Khusus Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan
Kota/Kabupaten, Asosiasi profesi guru yang relevan, serta organisasi-
organisasi masyarakat sipil lainnya yang terkait dalam penanganan anak
berkebutuhan khusus.
E. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penyusunan pedoman
bimbingan teknis ini adalah:
1. Tersedianya acuan penyelenggaraan bimbingan teknis program
pemenuhan guru pembimbing khusus di sekolah inklusif dan sekolah
umum yang melayani peserta didik berkebutuhan khusus.
2. Terdukungnya program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
dalam meningkatkan kualitas layanan pendidikan bagi anak-anak
berkebutuhan khusus di sekolah inklusif.
3. Tersosialisasikannya penyelenggaraan sistem pendidikan inklusif secara
merata di setiap daerah.
4. Meningkatnya sistem dukungan penyelenggaraan pendidikan inklusif di
satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif dan sekolah umum
yang melayani peserta didik berkebutuhan khusus.
5. Meningkatnya kualitas layanan pembelajaran bagi anak berkebutuhan
khusus di satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif dan
sekolah umum yang melayani peserta didik berkebutuhan khusus.
7 Pedoman Bimbingan Teknis SPPI © 2020
BAB II PROGRAM PEMENUHAN GURU PEMBIMBING KHUSUS
A. Kebijakan
Diterbitkannya Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 secara tersurat
memastikan bahwa layanan pendidikan bagi penyandang disabilitas menjadi
isu strategis. Bahwa pendidikan merupakan hak bagi semua warga negara
dengan tanpa kecuali, maka layanan pendidikan bagi penyandang disabilitas
menjadi sangat penting. Isu pentingnya, Pemerintah dan Pemerintah Daerah
wajib memfasilitasi pendidikan untuk Penyandang Disabilitas.
Penyelenggaraan pendidikan bagi penyandang disabilitas dapat dilakukan
melalui dua sistem pendidikan, yaitu melalui sistem pendidikan inklusif dan
melalui pendidikan khusus. Dalam pelaksanaannya, untuk mendukung
kelancaran proses pembelajaran, Pemerintah atau Pemerintah Daerah wajib
menyediakan pendampingan kepada peserta didik Penyandang Disabilitas.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2018 tentang perubahan
atas Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2015 tentang Rencana Aksi
Nasional Hak Asasi Manusia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
diberi mandat untuk melakukan Bimbingan Teknis Peningkatan Kompetensi
Guru Pendidikan Inklusif.
Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen mengamanatkan bahwa Guru harus memiliki kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Keempat kompetensi bersifat holistik dan merupakan suatu kesatuan yang
menjadi ciri guru profesional.
8 Pedoman Bimbingan Teknis SPPI © 2020
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikan guru harus terus
belajar. Peran guru sangat mempengaruhi kualitas pembelajaran di dalam
kelas. Oleh karena itu kompetensi guru harus terus ditingkatkan, baik oleh
dirinya sendiri atau oleh pihak lain yang berkepentingan dengan peningkatan
kompetensi yang bersangkutan. Peningkatan kualitas pembelajaran di dalam
kelas diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan.
Seiring dengan kebijakan merdeka belajar, maka layanan pembelajaran bagi
peserta didik berkebutuhan khusus menjadi sangat penting. Tantanganya
adalah bagaimana guru secara professional dapat memberikan layanan
pendidikan bagi semua peserta didik di sekolah. Guru memilki kemampuan
untuk melakukan pengelolaan kelas dimana peserta didiknya beragam
termasuk di dalamnya adalah peserta didik berkebutuhan khusus. Semangat
guru sebagai penggerak dapat diwujudkan dengan memberikan pembekalan
sikap, pengetahuan dan keterampilan kepada calon guru pembimbing
khusus agar dapat meningkatkan hasil belajar semua peserta didik termasuk
PDBK menjadi lebih baik.
B. Program
Program pemenuhan guru pembimbing khusus merupakan salah satu
program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat
Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah dan
Pendidikan Khusus untuk memenuhi sebagian dari kebutuhan guru
pembimbing khusus sekaligus meningkatkan kompetensi guru di sekolah
penyelenggara pendidikan inklusif dan guru sekolah umum yang melayani
pendidikan bagi peserta didik yang beragam.
Program akan dilaksanakan melalui bimbingan teknis dengan menggunakan
pendekatan Blended Training dengan pola 84 jam. Pendekatan blended
training dilakukan dengan dua tahap, yaitu tahap pemahaman dan tahap
penguasaan.
9 Pedoman Bimbingan Teknis SPPI © 2020
Tahap pemahaman dilakukan melalui moda daring (Online) yang disetarakan
dengan 36 Jam Pembimbingan (JP), meliputi 18 JP belajar mandiri dengan
tanpa kehadiran narasumber dan 18 JP lainnya dengan kehadiran
narasumber. Selama belajar mandiri, peserta belajar dengan menu yang
disediakan oleh narasumber di LMS (Learning Management System) dan
mengerjakan tugas-tugas terstruktur dari narasumber, selanjutnya tahapan
ini disebut sebagai On-1. Pada saat-saat yang ditentukan, peserta belajar
dengan kehadiran narasumber melalui aplikasi chatting di LMS dan
melakukan video konferensi dengan menggunakan flatform yang ditentukan
oleh panitia, Selanjutnya tahapan ini disebut sebagai In-1.
Tahap penguasaan dilakukan melalui moda tatap muka (Offline) setara
dengan 48 JP. Sebelum mengikuti kegiatan pra tatap muka peserta
diwajibkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan terstruktur untuk melakukan
tugas-tugas yang diberikan oleh narasumber. Tahapan kegiatan pra tatap
muka yang dilakukan oleh peserta disetarakan dengan 12 JP, selanjutnya
tahapan ini disebut sebagai On-2. Selanjutnya, seluruh peserta akan
mengikuti tahapan bimtek selanjutnya yaitu kegiatan pembimbingan dengan
narasumber secara tatap muka. Tahapan kegiatan tatap muka bersama
narasumber dilaksanakan untuk mengklarifikasi masalah-masalah yang
didapat peserta selama melakukan kegiatan On-2. Tahapan kegiatan
pembimbingan dengan narasumber diseratakan dengan 36 JP yang
selanjutnya disebut sebagai In-2.
10 Pedoman Bimbingan Teknis SPPI © 2020
C. Tujuan Program
Tujuan umum penyelenggaraan bimbingan teknis adalah pemenuhan
kebutuhan guru pembimbing khusus yang memiliki standar kelayakan dalam
memberikan layanan pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus
sehingga layak untuk mendapat tugas tambahan dan/atau sebagai guru
pembimbing khusus di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif. Secara
rinci tujuan penyelenggaraan bimbingan teknis adalah sebagai berikut.
1. Memenuhi sebagian dari kebutuhan guru pembimbing khusus di sekolah
penyelenggara pendidikan inklusif.
2. Meningkatkan pemahaman guru tentang konsep dan prinsip dasar
penyelenggaraan sistem pendidikan inklusif.
3. Meningkatkan kompetensi profesional guru dalam praktik layanan
pembelajaran bagi peserta didik berkebutuhan khusus di sekolah
penyelenggara pendidikan inklusif.
4. Meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam melayani anak-anak
berkebutuhan khusus di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif.
5. Meningkatan keterampilan guru dalam praktik pembelajaran bagi peserta
didik berkebutuhan khusus di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif.
D. Hasil Yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dari penyelenggaraan bimbingan teknis pemenuhan
guru pembimbing khusus di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif,
antara lain:
1. Terpenuhinya sebagian dari kebutuhan guru pembimbing khusus di
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif.
2. Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman guru tentang filosofi dan
konsep dan prinsip dasar penyelenggaraan pendidikan inklusif;
3. Meningkatnya sikap positif terhadap keberagaman karakteristik peserta
didik berkebutuhan khusus;
4. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan guru dalam melakukan
identifikasi dan asesmen bagi PDBK.
11 Pedoman Bimbingan Teknis SPPI © 2020
5. Meningkatnya keterampilan guru agar terampil dalam mendeteksi
potensi belajar, hambatan perkembangan, dan kebutuhan belajar PDBK.
6. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan
penyesuaian (adaptasi) kurikulum, pembelajaran, dan penilaian untuk
memenuhi kebutuhan peserta didik;
7. Meningkatnya kemampuan merancang dan menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif bagi semua peserta didik sehingga dapat belajar
secara optimal;
8. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan dalam merancang,
melaksanakan dan mengevaluasi program yang mengakes pendidikan
inklusif; dan
9. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan untuk membina,
memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pendidikan inklusif.
E. Prinsip Penyelenggaraan
Prinsip penyelenggaraan bimbingan teknis program pemenuhan guru
pembimbing khusus di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif adalah:
1. Equity dan Equality
Penyelenggaraan bimbingan teknis program pemenuhan guru
pembimbing khusus di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
dilakukan secara adil, terbuka, dan memberikan kesempatan yang sama
bagi setiap guru untuk berpartisipasi di dalamnya.
2. Berkesinambungan
Setiap peserta berhak mendapat kesempatan untuk mengembangkan
diri melalui program pemenuhan guru pembimbing khusus di sekolah
penyelenggara pendidikan inklusif yang diimplementasikan secara
berkesinambungan.
12 Pedoman Bimbingan Teknis SPPI © 2020
3. Berbasis kompetensi
Bimbingan teknis program pemenuhan guru pembimbing khusus di
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang efektif berpotensi
sangat besar untuk meningkatkan kompetensi peserta agar mampu
memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
di kelasnya. Dengan kata lain, kompetensi yang dipelajari oleh peserta
selama bimbingan teknis kemudian akan dia terapkan di sekolahnya.
4. Sistematis
Bimbingan teknis program pemenuhan guru pembimbing khusus di
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif harus dipandang sebagai
suatu sistem, dimana sistem tersebut akan terdiri dari sub-sub sistem
yang saling berinteraksi dalam mencapai tujuan bimbingan teknis,
sehingga akan terlaksana secara sistematis, optimal, dan terpadu.
F. Sasaran dan Target
1. Sasaran
Sasaran kegiatan bimbingan teknis program pemenuhan guru
pembimbing khusus di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
adalah:
− Guru TK, SD, SMP, SMA, dan SMK yang belum pernah mengikuti
bimbingan teknis sejenis yang dilakukan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dan/atau lembaga lain dengan tujuan
yang sama.
− Guru TK, SD, SMP, SMA, dan SMK yang diberi sudah diberi mandat
sebagai guru pembimbing khusus, namun belum pernah mengikuti
pelatihan sejenis.
Peserta bimbingan teknis diajukan oleh kepala sekolah yang
bersangkutan berdasarkan kriteria ditetapkan oleh Direktorat Guru dan
Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus.
Penetapan dan pemetaan akhir peserta bimbingan teknis ditetapkan oleh
13 Pedoman Bimbingan Teknis SPPI © 2020
Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah dan
Pendidikan Khusus.
2. Target
Target peserta bimbingan teknis sebanyak 5.000 orang guru dari sekolah
penyelenggara pendidikan inklusif dari 34 provinsi.
G. Penyelenggara
Penyelenggara bimbingan teknis program pemenuhan guru pembimbing
khusus di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif, adalah Direktorat Guru
dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
bekerja sama dengan PPPPTK TK dan PLB, LPTK, Dinas Pendidikan
Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan Organisasi dan/atau
Asosiasi guru yang relevan.
14 Pedoman Bimbingan Teknis SPPI © 2020
BAB III MEKANISME PENYELENGGARAAN
A. Tahapan Penyelenggaraan
1. Persiapan
Tahapan persiapan meliputi: (1) Menganalisis kebijakan dan
implementasi sistem pendidikan inklusif, (2) Menetapkan program
prioritas pemenuhan kebutuhan guru pembimbing khusus di sekolah
penyelenggara pendidikan inklusif, (3) Menyusun pedoman bimbingan
teknis program pemenuhan guru pembimbing khusus di sekolah
penyelenggara pendidikan inklusif, (4) Menyusun bahan dan perangkat
bimbingan teknis lainnya, (5) Melakukan rekonsialisasi data dengan
berbagai instansi terkait, (6) Menyusun panduan pelaksanaan bimtek,
dan (7) Menyusun perangkat monitoring dan evaluasi penyelenggaraan
bimtek.
Penyusunan pedoman, bahan dan perangkat bimbingan teknis,
penyusunan panduan pelaksanaan bimbingan teknis dan lainnya, serta
penyusunan instrumen monitoring dan evaluasi bimbingan teknis
dilakukan oleh Direktorat Pembinaan GTK Dikmen dan Diksus
bekerjasama dengan PPPPTK TK dan PLB, LPTK, dan praktisi yang
relevan.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan program meliputi tahapan-tahapan berikut (1)
Mensosialisasikan program kepada dinas pendidikan provinsi,
kabupaten/kota, (2) Memetakan dan menetapkan peserta peserta
bimtek, (3) Melaksanakan bimbingan teknis, dan (4) Melakukan
pemantauan dan pendampingan selama program berlangsung, (5)
Melakukan evaluasi, baik evaluasi penyelenggaraan program maupun
evaluasi hasil bimtek terhadap peserta bimtek.
15 Pedoman Bimbingan Teknis SPPI © 2020
3. Evaluasi dan Pelaporan
Tahap evaluasi dimaksud adalah evaluasi penyelenggaraan bimbingan
teknis meliputi evaluasi proses dan evaluasi hasil. Tahap Pelaporan
meliputi pelaporan kegiatan dan pelaporan penggunaan dana. Laporan
tersebut disampaikan kepada Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Laporan kegiatan berisi gambaran secara menyeluruh mengenai
kegiatan bimbingan teknis yang telah terlaksana, sedangkan laporan
penggunaan dana berisi pemanfaatan dana penyelenggaraan kegiatan
disertai bukti pengeluaran.
B. Skenario Bimtek
Skenario pelaksanaan bimbingan teknis meliputi dua tahapan, yaitu tahapan
pemahaman konsep dan tahapan penguasaan. Pelaksanaan bimbingan
teknis dilakukan dengan menggunakan pendekatan blended training pola 82
jam pelajaran dengan strategi In-On-In.
1. Tahapan pemahaman (Online)
Tahap pemahaman dilakukan dengan menggunakan moda daring
dengan pola 36 JP dengan rincian seperti sebagai berikut:
− Pada kegiatan On-1 peserta belajar mandiri melalui kegiatan
membaca dan mengekplorasi literatur sesuai dengan bahan ajar dan
mengerjakan tugas-tugas terstruktur dari narasumber.
− Pada kegiatan In-1 peserta melakukan kegiatan diskusi (Chatting) dan
Video Conference melalui sistem LMS (Learning Management
System) dengan narasumber. Kegiatan diskusi berfokus pada
penguatan dan penyelesaian masalah.
16 Pedoman Bimbingan Teknis SPPI © 2020
2. Tahapan penguasaan (Offline)
Tahap penguasaan dilakukan dengan menggunakan moda tatap muka
dengan pola 48 jam pelajaran, dengan rincian seperti sebagai berikut.
− Pada kegiatan On-2 peserta belajar mandiri, yaitu mengerjakan tugas-
tugas terstruktur sesuai bahan ajar.
− Pada kegiatan In-2 peserta melakukan kegiatan diskusi langsung
dengan narasumber secara tatap muka. Pada kegiatan ini peserta
melaporkan hasil pelaksanaan tugas, peserta dan narasumber
melakukan diskusi dan klarifikasi dari berbagai masalah yang
dihadapi, dan penyusunan rencana tindak lanjut (RTL). kegiatan
diakhir dengan melakukan evaluasi hasil belajar peserta selama
pelaksanaan bimbingan teknis.
C. Struktur Program
Struktur program bimbingan teknis program pemenuhan guru pembimbing
khusus disusun untuk mengakomodasi dua tahap penyelenggaraan, yaitu
tahap pemahaman dan tahap penguasaan. Kedua tahapan tersebut terdiri
atas tiga bagian, yaitu materi umum, materi pokok, dan materi penunjang.
Materi umum meliputi isu-isu strategis, regulasi, dan kebijakan terkini dalam
implementasi pendidikan inklusif. Materi pokok merupakan materi subtansi
pengembangan pendidikan inklusif yang harus difahami dikuasai oleh setiap
guru pembimbing khusus. Materi penunjang terdiri atas pengenalan Profil
Belajar Siswa, dan perkembangan pendidikan di era industri 4.0.
17 Pedoman Bimbingan Teknis SPPI © 2020
STRUKTUR PROGRAM
BIMBINGAN TEKNIS PROGRAM PEMENUHAN GURU PEMBIMBING KHUSUS
DENGAN PENDEKATAN BLENDED TRAINING POLA 84 JAM PELAJARAN
No. Materi Bimtek Submateri Bimtek Alokasi Waktu (JP)
Online Offline A. Umum
1. Kebijakan Pendidikan Inklusif dalam Tatanan Sistem Pendidikan Indonesia
2
2. PPK dan GLN Review Implementasi PPK dan GLN di Sekolah Inklusif
2
B. Pokok 1. Konsep Dasar
Pendidikan Inklusif a. Inclusion Awareness b. Pengertian Pendidikan Inklusif c. Landasan Pendidikan Inklusif d. Tujuan Pendidikan Inklusif e. Prinsip pendidikan inklusif f. Sekolah Ramah Anak g. Mekanisme Layanan PDBK di
Sekolah Inklusif
4 4
2. Keberagaman Jenis Kebutuhan Peserta Didik
a. Pengertian keberagaman peserta didik
b. Klasifikasi peserta didik c. Hambatan belajar d. Kebutuhan belajar
6 4
3. Bentuk Layanan Pendidikan bagi ABK
a. Segregasi b. Integrasi c. Inklusi
4 6
4. Sistem Layanan Pembelajaran
a. Identifikasi dan Asesmen b. Penyusunan Profil peserta didik c. Program Pembelajaran Individual
konfrehensif d. Adaptasi Kurikulum e. Implementasi pembelajaran
akomodatif f. Penilaian dan Pelaporan Hasil
Balajar
6 14
5. Pengenalan Program Kekhususan
a. Pengenalan program Orientasi dan Mobilitas
b. Pengenalan Program Pengembangan Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama
4 10
18 Pedoman Bimbingan Teknis SPPI © 2020
No. Materi Bimtek Submateri Bimtek Alokasi Waktu (JP)
Online Offline c. Pengenalan Program
Pengembangan Diri d. Pengenalan Program
Pengembangan Diri dan Gerak e. Pengenalan Program
Pengembangan Komunikasi dan Interaksi Sosial
6. Sistem Dukungan a. Unit Layanan Disabilitas b. Resource Center c. Komunitas (OMS/LSM) d. Dunia Usaha dan Dunia Industri
6 6
C. Penunjang 1. PBS Sosialisasi Pemanfaatan Aplikasi PBS
di Sekolah Inklusif 2
2. Pendidikan Era Industri 4.0
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Era Industri 4.0
2
Jumlah 34 48
D. Deskripsi Materi Bimbingan Teknis
Deskripsi materi merupakan jabaran dari setiap materi pokok, meliputi sub-
submateri¸strategi bimbingan, dan media yang diperlukan dalam
penyampaian kepada peserta bimbingan teknis.
Materi Deskripsi Materi
Konsep dasar
Pendidikan Inklusif
Materi ini merupakan materi dasar untuk memahami
konsep pendidikan inklusif secara komprehensif.
Adapun ruang lingkup materinya antara lain:
Pengertian Pendidikan Inklusif, Tujuan dan manfaat
Pendidikan Inklusif, Landasan Pendidikan Inklusif
(Landasan Filosofis, Yuridis, dan Empiris), Prinsip
penyelenggaraan Pendidikan Inklusif, Paradigma
Pendidikan Inklusif, Indeks pendidikan inklusif, dan
sekolah ramah anak. Materi sekolah ramah anak
meliputi konsep sekolah ramah, Lingkungan sosial
(budaya empati), Lingkungan fisik (sarana dan
prasarana), Aksesibilitas lingkungan belajar.
Keberagaman
Peserta Didik
Materi ini mendeskripsikan konsep keberagaman
peserta didik berkenaan dengan hambatan, potensi,
19 Pedoman Bimbingan Teknis SPPI © 2020
Materi Deskripsi Materi
dan kebutuhan belajar peserta didik sebagai sasaran
layanan pendidikan di sekolah inkusif. Adapun ruang
lingkup materinya antara lain Pengertian
Keberagaman, Klasifikasi peserta didik, Hambatan
dan karakteristik belajar peserta didik dan
dampaknya terhadap pembelajaran, dan Kebutuhan
belajar peserta didik.
Bentuk dan Strategi
Layanan
Pembelajaran bagi
PDBK
Materi ini mendeskripsikan proses layanan
pendidikan bagi PDBK. Adapun ruang lingkup
materinya antara lain layanan pendidikan khusus
mulai dari sistem penyelenggaraan pendidikan di
sekolah khusus, sistem layana pendidikan
terintegrasi, dan sistem layanan pendidikan inklusif.
Sistem Layanan
Pembelajaran bagi
PDBK
Materi ini mendeskripsikan tentang konsep layanan
pendidikan khusus dan praktiknya di lapangan. Pada
tataran pembelajaran peserta diperkenalkan pada
konsep dan praktik dasar Identifikasi Asesmen,
Penyusunan Profil peserta didik, Program
Pembelajaran Individual konfrehensif, Adaptasi
Kurikulum, Implementasi pembelajaran akomodatif,
dan Penilaian dan Pelaporan Hasil Balajar.
Pengenalan
Program
Kekhususan
Materi ini mendeskripsikan tentang konsep dasar
pengembangan bagi anak dengan hambatan
penglihatan, anak dengan hambatan wicara dan
pendengaran, anak dengan hambatan mental dan
intelektual, anak dengan hambatan fisik (gerak), dan
anak dengan hambatan komunikasi dan interaksi
sosial.
Sistem Dukungan Materi ini mendeskripsikan peran, tugas, dan
sinergitas antarkomponen pendukung dalam
penyelenggaraan pendidikan inklusif. Adapun ruang
20 Pedoman Bimbingan Teknis SPPI © 2020
Materi Deskripsi Materi
lingkup materinya adalah elaborasi dari komponen
pendukung dalam penyelenggaraan pendidikan
inklusif yang berpotensi mampu memberikan
dukungan, antara lain Tenaga ahli dan tenaga
profesinal pendidikan khusus, Sekolah Luar
Biasa/Sekolah Khusus, Pusat Sumber (Resource
Center), Pemerintah, Perguruan tinggi, dan Unit
Layanan Disabilitas.
E. Alur Kegiatan
1. Penyusunan Pedoman Bimbingan Teknis
2. Penyusunan perangkat Bimbingan Teknis
a. Penyusunan Silabus, Materi Bimtek, dan Penyepakatan Outline
Bahan Bimbingan Teknis
b. Penyusunan Bahan Bimbingan Teknis Tahap Pemahaman I
c. Penyusunan Bahan Bimbingan Teknis Tahap Pemahaman II
d. Finalisasi Penyusunan Bahan Bimbingan Teknis Tahap Pemahaman
e. Digitalisasi Bimbingan Teknis Tahap Pemahaman
f. Penyusunan Instrumen Monitoring dan Evaluasi
g. Rekonsialisasi data peserta bimtek
h. Pemetaan peserta Program Pemenuhan
i. Penyusunan panduan pelaksanaan Bimbingan teknis
3. Pembekalan Calon Narasumber dan Calon Administrator Kelas
4. Pelaksanaan Program Pemenuhan Tahap Pemahaman (On-1 dan In-1)
5. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Tahap Pemahaman
6. Pelaporan Tahap Pemahaman
7. Pelaksanaan Program Pemenuhan Tahap Penguasaan (On-2 dan In-2)
a. Penyusunan Bahan Bimbingan Teknis Tahap Penguasaan
b. Finalisasi Penyusunan Bahan Bimbingan Teknis Tahap Penguasaan
c. Penyusunan Instrumen Monitoring dan Evaluasi
d. Rekonsialisasi data peserta bimtek
e. Pemetaan peserta Program Pemenuhan tahap penguasaan
21 Pedoman Bimbingan Teknis SPPI © 2020
f. Penyusunan panduan pelaksanaan Bimbingan teknis tahap
penguasaan
8. Pembekalan Calon Narasumber dan Calon Administrator Kelas Tahap
Penguasaan
9. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Tahap Penguasaan
10. Sertifikasi dan Pelaporan Tahap Penguasaan
Alur kegiatan digambarkan dalam bentuk grafis sebagai berikut.
Gambar Alur Kegiatan
PENYIAPAN TEKNIS
• Penyusunan Pedoman
dan Panduan Bimtek
• Penyusunan Bahan
Bimtek
PENYIAPAN PESERTA
• Sosialisasi
• Pemetaan Peserta
• Rekrutmen Peserta
PELAKSANAAN BIMTEK
Prabimtek
Pembekalan calon
Narasumber
Bimtek
• On-1
• In-1
TAHAP PEMAHAMAN
Prabimtek
• Pembekalan Calon Narasumber
• Observasi, Studi kasus, Laporan
Bimtek
• On-2
• In-2
TAHAP PENGUASAAN
PENYUSUNAN RTL
SERTIFIKASI DAN
PELAPORAN
MONEV
22 Pedoman Bimbingan Teknis SPPI © 2020
F. Jadwal Pelaksanaan
1. Jadwal Bimbingan Teknis Moda Daring
Kegiatan Hari ke
Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pembukaan
− Paparan Kebijakan
− Petunjuk teknis bimtek
− Pretes
Vicon 1
Konsep Dasar Pendidikan Inklusif
Mandiri
Chat LMS
Konsep Dasar PDBK
Mandiri
Chat LMS
Vicon 2
Bentuk Layanan dan Strategi pembelajaran bagi ABK
Mandiri
Chat LMS
Sistem Layanan Pembelajaran
Mandiri
Chat LMS
Vicon 3
Pengenalan Program Kekhususan
Mandiri
Chat LMS
Sistem Dukungan Mandiri
Chat LMS
Pendidikan di Era Industri 4.0
Mandiri
Chat LMS
Vicon 4
2. Jadwal Bimbingan Teknis Moda Tatap Muka
Materi Bimtek Hari ke
Keterangan 1 2 3 4 5
Praktik Baik Implementasi PPK dan GLN
Pendidikan di Era Industri 4.0
Konsep Dasar Pendidikan Inklusif
Konsep Dasar PDBK
Bentuk Layanan dan Strategi pembelajaran bagi ABK
Sistem Layanan Pembelajaran
Pengenalan Program Kekhususan
Sistem Dukungan
Penutupan
23 Pedoman Bimbingan Teknis SPPI © 2020
G. Peserta Bimbingan Teknis
1. Peserta
Peserta adalah guru di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dan
guru di sekolah yang melayani peserta didik berkebutuhan khusus
(PDBK). Keberadaan PDBK di sekolah dinyatakan dengan surat
keterangan dari kepala sekolah dan diketahui oleh dinas pendidikan
setempat. Keberadaan PDBK di sekolah juga terdaftar di Dapodik yang
dibuktikan melalui tangkapan layar komputer (Screen Shoot). Bagi
sekolah yang belum mendaftarkan PDBK ke Dapodik dipersilakan
menginputnya melalui format Profil Belajar Siswa (PBS).
2. Persyaratan Peserta
Persyaratan peserta Bimbingan Teknis Pemenuhan Kebutuhan GPK
pada SPPI adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kualifikasi pendidikan minimal S-1/D-IV
b. Memiliki latar belakang pendidikan bukan dari Pendidikan Khusus
c. Bagi yang sudah memiliki sertifikat pendidik, bidang studinya bukan
dari Pendidikan Khusus
d. Belum pernah mengikuti pelatihan pendidikan inklusif, pendidikan
khusus atau sejenisnya, dibuktikan dengan surat pernyataan belum
pernah mengikuti pelatihan tersebut
e. Diutamakan guru:
- Memiliki NUPTK
- Pegawai Negeri Sipil (PNS)/Guru Tetap Yayasan (GTY)
- Bertugas sebagai Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan (Penjasorkes) untuk jenjang SD
- Bertugas sebagai Guru Bimbingan Konseling (BK) untuk jenjang
SMP, SMA dan SMK
24 Pedoman Bimbingan Teknis SPPI © 2020
- Mengajar kurang dari 24 (dua puluh empat) jam per minggu bagi
guru kelas dan mata pelajaran atau membimbing kurang dari 5
(rombel) rombel bagi guru BK
- Memiliki kemampuan mengoperasikan sistem teknologi dan
informasi
f. Diutamakan guru yang berasal dari sekolah:
- Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK) lebih dari 4 (empat)
peserta didik per sekolah berdasarkan DAPODIK
- PDBK pada SPPI sudah divalidasi melalui Profil Belajar Siswa
(PBS) 2019
- Belum ada GPK
- Memiliki akses internet yang memadai
- Mewakili masing-masing jenjang (TK, SD, SMP, SMA dan SMK)
H. Sumber Daya Manusia
1. Pengembang
Pengembang program pemenuhan guru pembimbing khusus adalah tim
narasumber yang dibentuk oleh Direktorat Pembinaan GTK Dikmen dan
Diksus yang bertugas untuk mempersiapkan, mengembangkan, dan
melengkapi perangkat bimbingan teknis. Tim pengembang bimbingan
teknis juga bertindak sebagai narasumber.
2. Narasumber
Narasumber pada tahap pamahaman dan tahap penguasaan adalah tim
yang berbeda dengan sistem seleksi berbeda pula. Penetapan
narasumber bimbingan teknis program pemenuhan guru pembimbing
khusus ditetapkan melalui surat keputusan Direktur Pembinaan PTK
Dikmen dan Diksus, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Narasumber kegiatan bimbingan teknis program pemenuhan guru
pembimbing khusus adalah sebagai berikut.
− Pejabat Direktorat Pembinaan GTK Dikmen dan Diksus
− Widyaiswara dengan keahlian yang relevan
25 Pedoman Bimbingan Teknis SPPI © 2020
− Dosen Perguruan Tinggi dengan keahlian yang relevan.
− Praktisi pendidikan (Guru dan Pengawas Sekolah) dengan keahlian
yang relevan.
Persyaratan Calon Narasumber
− Mengisi formulir kesediaan untuk menjadi calon Narasumber.
− Melampirkan surat tugas dari yang berwenang.
− Mengikuti pembekalan calon narasumber yang diselenggarakan oleh
Direktorat Pembinaan PTK Dikmen dan Diksus, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dengan hasil minimal Baik.
3. Administrator Kelas
Administrator kelas, selanjutnya disebut Admin Kelas adalah petugas
yang bertanggungjawab atas ketersediaan sarana dan prasarana yang
diperlukan selama kegiatan bimtek berlangsung, baik pada tahap
pemahaman maupun pada tahap penguasaan. Admin kelas juga
bertugas memonitor dan mengkomunikasikan keterlaksanaan tugas-
tugas peserta bimtek dengan narasumber.
4. Panitia
Panitia adalah petugas yang bertanggungjawab atas keberlangsungan
penyelenggaraan kegiatan bimbingan teknis dari sisi administrasi,
akomodasi, dan kelengkapan pelaksanaan bimbingan teknis lainnya baik
bagi peserta, admin kelas, narasumber, tim pengembang, dan panitia
sendiri.
26 Pedoman Bimbingan Teknis SPPI © 2020
I. Strategi Pendekatan dan Metode
1. Strategi
Pelaksanaan bimbingan teknis melibatkan berbagai sumber belajar,
antara lain dinas pendidikan, satuan pendidikan penyelenggara
pendidikan inklusif, dan sekolah khusus setempat. Strategi pelaksanaan
bimbingan teknis dijabarkan sebagai berikut.
a. Penetapan peserta
Calon peserta bimbingan teknis ditetapkan dan dipetakan oleh
Direktorat Pembinaan GTK Dikmen dan Diksus. Pada kelas daring,
setiap kelas terdiri atas 20 orang peserta yang diampu oleh 1 (satu)
orang narasumber. Pada kelas tatap muka, setiap kelas terdiri atas
40 orang peserta yang diampu oleh 3 (tiga) orang narasumber.
b. Pelaksanaan
Setiap peserta diwajibkan menyelesaikan seluruh proses
pembimbingan yang meliputi tahap pemahaman dan tahap
penguasaan dengan memenuhi seluruh tugas terstruktur yang
terdapat pada sistem pembimbigan. Kehadiran, aktivitas di kelas,
dan pemenuhan seluruh tugas merupakan faktor penentu
keberhasilan peserta dalam mengikuti bimbingan teknis.
c. Penyusunan RTL
Penyusunan rencana tindak lanjutan dimaksudkan untuk
mengetahui program yang akan dilaksanakan oleh peserta setelah
mengikuti bimbingan teknis di satuan pendidikan masing-masing.
2. Pendekatan dan Metode
Bimbingan teknis program pemenuhan guru pembimbing khusus
menggabungkan berbagai pendekatan, antara lain pendekatan
andragogi, konstruktivisme, dan pendekatan kolaboratif. Sedangkan
metode yang digunakan menekankan pada peningkatan pemahaman,
melalui pemahaman materi melalui diskusi dan tanya jawab, kerja
kelompok, presentasi, praktik, tugas mandiri, dan metode-metode
lainnya yang relevan.
27 Pedoman Bimbingan Teknis SPPI © 2020
BAB IV SISTEM PENJAMINAN MUTU
A. Monitoring
Monitoring dan evaluasi dimaksudkan untuk:
1. Memperoleh informasi tentang perkembangan dan kemajuan
penyelenggaraan bimbingan teknis program pemenuhan guru
pembimbing khusus di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dan
sekolah yang melayani peserta didik yang beragam.
2. Mendapatkan informasi tentang keefektifan dan efisiensi bimbingan
teknis peningkatan kompetensi guru di satuan pendidikan penyelenggara
pendidikan inklusif dan sekolah yang melayani peserta didik yang
beragam.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah yang kemungkinan muncul dalam
pelaksanaan bimbungan teknis dan upaya untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut.
4. Menyusun rekomendasi sebagai bahan masukan untuk perbaikan dan
peningkatan program selanjutnya.
Monitoring dan evaluasi program dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Mengobservasi pelaksanaan bimbingan teknis secara langsung.
2. Memantau keterlaksanaan Rencana Tindak Lanjut peserta bimbingan
teknis.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi manggunakan instrumen bimbingan
teknis. Monitoring lapangan dilakukan oleh Direktorat Pembinaan Guru
Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus, dan atau petugas yang yang
mewakili Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan
Khusus.
28 Pedoman Bimbingan Teknis SPPI © 2020
B. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan meliputi evaluasi terhadap proses
penyelenggaraan, peserta, fasilitator, dan kinerja panitia. Perangkat evaluasi
disusun dan disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan bimbingan teknis.
1. Penyelenggaraan
Evaluasi penyelenggaraan bimbingan teknis dilakukan untuk
menentukan kualitas secara keseluruhan, mencakup tahap
perencanaan, pelaksanaan proses bimbingan teknis, dan penilaian hasil
bimbingan, dan proses pelaporannya. Evaluasi proses penyelenggaraan
dilakukan dengan cara membandingkan proses bimbingan teknis
dengan pedoman atau panduan yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Aspek yang dievaluasi meliputi akomodasi, konsumsi, dan perangkat
pembelajaran.
2. Peserta
Evaluasi hasil bimbingan teknis terhadap peserta dilakukan secara
komprehensif, yaitu dengan menggunakan portofolio. Portofolio
digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi pada aspek
keterampilan. Sedangkan pengukuran pencapaian kompetensi dalam
aspek sikap dilakukan dengan cara mengintegrasikannya dalam proses
kegiatan bimbingan teknis.
3. Narasumber
Evaluasi terhadap narasumber dilakukan oleh peserta kepada setiap
narasumber yang mengampu bimbingan teknis. Komponen yang
dievaluasi dari fasilitator meliputi penampilan, penguasaan materi, dan
penguasaan kelas.
4. Panitia
Evaluasi terhadap panitia dilakukan oleh peserta kepada panitia secara
tim. Komponen yang dievaluasi dari tim panitia meliputi penampilan,
kesiapan, dan kesigapan.
29 Pedoman Bimbingan Teknis SPPI © 2020
C. Surat Keterangan Kepesertaan
Peserta yang dinyatakan berhasil mengikuti proses bimbingan teknis
diberikan surat keterangan kepesertaan, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Mengikuti keseluruhan program bimbingan teknis.
2. Menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan fasilitator pada setiap mata
bimbingan teknis.
3. Melaksanakan rencana tindak lanjut yang dibuktikan dalam bentuk
laporan tertulis.
4. Mengikuti evaluasi berupa tes awal dan tes akhir
Surat keterangan keikutsertaan peserta dalam penyelenggaraan bimbingan
teknis diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan
Pendidikan Menengah dan Pendidikan khusus.
30 Pedoman Bimbingan Teknis SPPI © 2020
BAB V PENUTUP
Demikian pedoman bimbingan teknis ini disusun untuk dapat dijadikan acuan
bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan bimbingan teknis
program pemenuhan guru pembimbing khusus di sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif dan sekolah yang melayani peserta didik yang beragam.
Komitmen yang kuat dari semua pihak yang terkait akan mendukung
keberhasilan pelaksanaannya akan mendukung tercapainya tujuan yang
diharapkan. Pedoman ini dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang
dihadapi demi tercapainya tujuan program.
TIMELINE BIMBINGAN TEKNIS PROGRAM PEMENUHAN GPK 2020
No Uraian Kegiatan Juni Juli Agustus September Oktober November
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A Pedoman
1
Finalisasi Pedoman Bimtek Pemenuhan Guru
Pembimbing Khusus pada Satuan Pendidikan
Penyelenggara Pendidikan Inklusif
B Petunjuk Teknis
1
Penyusunan Petunjuk Teknis Bimtek Pemenuhan
Guru Pembimbing Khusus pada Satuan Pendidikan
Penyelenggara Pendidikan Inklusif Tahap 1
2
Penyusunan Petunjuk Teknis Bimtek Pemenuhan
Guru Pembimbing Khusus pada Satuan Pendidikan
Penyelenggara Pendidikan Inklusif Tahap 2
3
Penyelarasan Petunjuk Teknis Bimtek Pemenuhan
Guru Pembimbing Khusus pada Satuan Pendidikan
Penyelenggara Pendidikan Inklusif Tahap 3
C Bahan Ajar
1
Penyusunan Bahan Ajar Bimtek Pemenuhan Guru
Pembimbing Khusus pada Satuan Pendidikan
Penyelenggara Pendidikan Inklusif Tahap 1
2
Penyusunan Bahan Ajar Bimtek Pemenuhan Guru
Pembimbing Khusus pada Satuan Pendidikan
Penyelenggara Pendidikan Inklusif Tahap 2
3
Penyusunan Bahan Pemenuhan Guru Pembimbing
Khusus pada Satuan Pendidikan Penyelenggara
Pendidikan Inklusif Tahap 3 (Finalisasi)
No Uraian Kegiatan Juni Juli Agustus September Oktober November
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
D Sistem Pengelolaan Peserta
1
Penyiapan Sistem Pengelolaan Peserta Bimtek
Pemenuhan Guru Pembimbing Khusus pada Satuan
Pendidikan Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Tahap 1
2
Penyiapan Sistem Pengelolaan Peserta Bimtek
Pemenuhan Guru Pembimbing Khusus pada Satuan
Pendidikan Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Tahap 2
3
Penyiapan Sistem Pengelolaan Peserta Bimtek
Pemenuhan Guru Pembimbing Khusus pada Satuan
Pendidikan Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Tahap 3
E Digitalisasi Bahan Ajar
1
Digitalisasi Bahan Pemenuhan Guru Pembimbing
Khusus pada Satuan Pendidikan Penyelenggara
Pendidikan Inklusif Tahap 1
2
Digitalisasi Bahan Pemenuhan Guru Pembimbing
Khusus pada Satuan Pendidikan Penyelenggara
Pendidikan Inklusif Tahap 2
3
Digitalisasi Bahan Pemenuhan Guru Pembimbing
Khusus pada Satuan Pendidikan Penyelenggara
Pendidikan Inklusif Tahap 3
F Instrumen Penjaminan Mutu
1 Penyusunan instrument monitoring dan evaluasi
kegiatan Tahap 1
2 Penyusunan instrument monitoring dan evaluasi
kegiatan Tahap 2
No Uraian Kegiatan Juni Juli Agustus September Oktober November
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
G Sosialisasi dan Pendaftaran Peserta
1
Sosialisasi program pemenuhan guru pembimbing
khusus pada satuan penddikan penyelengggara
Pendidikan inklusi
2 Pendaftaran Peserta
3 Verifikasi dan Pengajuan Peserta
4 Penetapan peserta dan pengkelasan peserta
5 Pengumuman Hasil Penetapan Peserta dan
Penempatan Kelas
6 Pemantauan dan koordinasi peserta
H Pelaksanaan Bimtek pemenuhan GPK pada SPPPI
1 Penetapan Calon Narasumber
2
Pembekalan Calon Narsum dan Admin Program
pemenuhan GPK pada Satuan Pendidikan
Penyelenggara Pendidikan Inklusif (SPPPI)
3 Pelaksanaan Bimtek pemenuhan GPK pada SPPPI
4 Pelaksnaan Monev Program Pemenuhan GPK pada
SPPPI
5 Pengolahan Data Hasil Monev
6 Penyiapan bahan Pemenuhan Tahap Penguasaan
(Offline) 2021
TIMELINE BIMBINGAN TEKNIS PROGRAM PEMENUHAN GPK 2021
No. Kegiatan Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Koordinasi program antara pusat dan
daerah
2. Penyelarasan program dan kegiatan
3. Pemetaan ulang peserta
4. Pembekalan Calon Narasumber Tahap
Penguasaan
5. Pelaksanaan Program Pemenuhan Tahap
Penguasaan
6. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi
Tahap Penguasaan
7. Sertifikasi peserta
8. Pelaporan Tahap Pemahaman
Terwujudnya dokumen laporan kegiatan pada tahap penguasaan
Terjaringnya data pelaksanaan kegiatan bimbingan teknis pada tahap penguasaan
Terdistribusikannya sertifikat peserta
Terlaksananya kegiatan bimbingan teknis tahap penguasaan selama 45 hari kalender
Tersedianya narasumber tahap penguasaan sebanyak 50 orang
Terjalinnya komunikasi antara pusat dan dinas-dinas pendidikan di daerah
Terwujudnya program dan kegiatan yang selaras
Tersedianya data yang akurat dan akuntabel
JADWAL BIMBINGAN TEKNIS PROGRAM PEMENUHAN GURU PEMBIMBING KHUSUS DI SEKOLAH INKLUSIF MODA DARING
SESI MATERI PELATIHAN KEGIATAN/JAM PEL
FASILITATOR MANDIRI
CHAT/DISKUSI VIA LMS)
VICON
1. Kebijakan Kemendikbud Durasi : 2 JP Waktu : Hari : Ke-1 Vicon 1
Pengarah
2. Petunjuk Teknis Pelatihan Durasi : 1 JP Waktu : Hari : Ke-1 Vicon 1
Ketua Panitia
3. Pre test Kelas Durasi : 1 JP Waktu : Hari : Ke-1
Panitia
4. Konsep Dasar Pendidikan Inklusif
Durasi : 2 JP Waktu : Hari : Ke-2
Durasi : 1 JP Waktu : Hari : Ke-2 Durasi : 2 JP
Waktu : Hari : Ke-3 Vicon 2
Narasumber
5. Konsep Dasar PDBK Durasi : 3 JP Waktu : Hari : Ketiga
Durasi : 2 JP Waktu : Hari : Ketiga
Narasumber
6. Konsep Pendidikan Khusus Durasi : 2 JP Waktu : Hari : Ke-4
Durasi : 1 JP Waktu : Hari : Ke-4
Durasi : 2 JP Waktu : Hari : Ke-5 Vicon 3
Narasumber
7. Sistem Dukungan Durasi : 3 JP Waktu :
Durasi : 2 JP Waktu :
Narasumber
SESI MATERI PELATIHAN KEGIATAN/JAM PEL
FASILITATOR MANDIRI
CHAT/DISKUSI VIA LMS)
VICON
Hari : Ke-5 Hari : Ke-5
8. Sistem Layanan Pembelajaran Durasi : 6 JP Waktu : Hari : Ke-6 dan ke-7
Durasi : 3 JP Waktu : Hari : Ke-8 Durasi : 2 JP
Waktu : Hari : Ke-9 Vicon 4
Narasumber
9. Pendidikan di Era Industri 4.0 Durasi : 1 JP Waktu : Hari : Ke-9
Narasumber
JUMLAH 18 JP 9 JP 9 JP 36