pedagogia - unpak...peristiwa sekitar proklamasi untuk mata pelajaran ipskelasvsdyangdikembangkan...

97
Volume 10 Nomor 1 Tahun 2018 ISSN E: 2460-2175 ISSN P :1693-5799 PEDAGOGIA Jurnal Ilmiah Pendidikan STRUKTUR ORGANISASI JURNAL PEDAGOGIA Pelindung : Ketua Yayasan Pakuan Siliwangi Pengarah : Rektor Universitas Pakuan Pimpinan Umum : Drs. Deddy Sofyan, M.Pd Penyunting Ahli : Prof. Dr. H. Yus Rusyana Dr. Entis Sutisna, M.Pd Sandi Budiana, M.Pd Drs. Dadang Kurnia, M.Pd Dra. Atti Herawati, M.Pd Suhendra, M.Pd Dr. Surti Kurniasih, M.Si Elly Sukmanasa, M.Pd Pemimpin Redaksi : Suci Siti Lathifah, M.Pd Sekretaris Redaksi : Wildan Fauzi Mubarok, M.Pd Redaktur Pelaksana Asih Wahyuni, M.Pd Mursidah Rahmah, M.Pd Rina Rosdiana, M.Pd Mukodas, M,Pd Dra. Susi Sutjihati, M.Si Aip M. Irpan, S.Pd., M.Si Desti Herawati, M.Pd Fitri Siti Sundari, M.Pd Dr. Yuyun Elizabeth Patras, M.Pd Rukmini Handayani, M.Pd Lina Novita, M.Pd Tata Usaha/Sirkulasi : Andi Mulyana, M.Pd Alamat Redaksi: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan Jalan Pakuan Kotak Pos 452 Tlp. 0251 8375608 Fax 0251 8375608 Terbit Pertama Tahun 2004 Frekwensi Terbit 6 bulanan STRUKTUR ORGANISASI JURNAL PEDAGOGIA BERDASARKAN SURAT KEPUTUSANDEKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN NOMOR :262/SK/D/FKIP/X/2017

Upload: others

Post on 02-Jun-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

Volume 10 Nomor 1 Tahun 2018 ISSN E: 2460-2175 ISSN P :1693-5799

PEDAGOGIAJurnal Ilmiah Pendidikan

STRUKTUR ORGANISASI JURNAL PEDAGOGIA

Pelindung : Ketua Yayasan Pakuan Siliwangi

Pengarah : Rektor Universitas Pakuan

Pimpinan Umum : Drs. Deddy Sofyan, M.Pd

Penyunting Ahli : Prof. Dr. H. Yus RusyanaDr. Entis Sutisna, M.PdSandi Budiana, M.PdDrs. Dadang Kurnia, M.PdDra. Atti Herawati, M.PdSuhendra, M.PdDr. Surti Kurniasih, M.SiElly Sukmanasa, M.Pd

Pemimpin Redaksi : Suci Siti Lathifah, M.Pd

Sekretaris Redaksi : Wildan Fauzi Mubarok, M.Pd

Redaktur Pelaksana Asih Wahyuni, M.PdMursidah Rahmah, M.PdRina Rosdiana, M.PdMukodas, M,PdDra. Susi Sutjihati, M.SiAip M. Irpan, S.Pd., M.SiDesti Herawati, M.PdFitri Siti Sundari, M.PdDr. Yuyun Elizabeth Patras, M.PdRukmini Handayani, M.PdLina Novita, M.Pd

Tata Usaha/Sirkulasi : Andi Mulyana, M.Pd

Alamat Redaksi:Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan

Jalan Pakuan Kotak Pos 452 Tlp. 0251 8375608 Fax 0251 8375608Terbit Pertama Tahun 2004Frekwensi Terbit 6 bulanan

STRUKTUR ORGANISASI JURNAL PEDAGOGIA BERDASARKANSURAT KEPUTUSANDEKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAKUAN NOMOR :262/SK/D/FKIP/X/2017

Page 2: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh
Page 3: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

Volume 10 Nomor 1 Tahun 2018 ISSN E: 2460-2175 ISSN P :1693-5799

PEDAGOGIAJurnal Ilmiah Pendidikan

DAFTAR ISI

Nomor ISSN...................................................................................................................................... iSusunan Redaksi................................................................................................................................. iDaftar Isi.............................................................................................................................................ii

1. PENGEMBANGANMEDIA PEMBELAJARAN KOMIK DIGITALDENGANPROGRAM ECLIPSE PADAMATAPELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIALBAGI SISWAKELAS V SEKOLAH DASAR DI KOTABOGORElly Sukmanasa, Tustiyana Windiyani, Lina Novita..................................................................1

2. PENGGUNAAN ‘ENVIRONMENTALMEDIA’ DALAMMENINGKATKANKEMAMPUANMENULIS TEKS DESKRIPTIF SISWATUNARUNGUYanti Suryanti............................................................................................................................. 7

3. PENERAPAN PEMBELAJARAN IPATERPADU BERBASIS PROYEK PADATEMALINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWAYYamin.....................................................................................................................................12

4. PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TSTS UNTUK MENGELOLABEBANKOGNITIF SESUAI KEADAAN SOSIAL EKONOMI SISWAPADAMATERISPERMATOPHYTARifki Risma Munandar..............................................................................................................18

5. PENGARUHMODEL SINEKTIK TERHADAP PEMBELAJARAN BERPIDATOSISWAKELAS IX SEKOLAH BINA PERSADACIMAHIStella Talitha............................................................................................................................. 27

6. ISOLASI DAN IDENTIFIKASI CENDAWAN PENYEBAB PENYAKITLAYU PADATANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens) DI BOGORAnnisa Wulan Agus Utami....................................................................................................... 34

7. ANALISIS INTERAKSI SOSIALANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITYDISORDER DI SEKOLAHALAM DEPOKFitri Siti Sundari, Trisna Gita Handayani................................................................................. 44

8. PEMBELAJARAN TARI TRADISIONALUNTUK MENINGKATKANKEMAMPUAN KOMUNIKASI NONVERBALNon Dwishiera C.A...................................................................................................................52

9. HUBUNGANANTARAMANAJEMEN KONFLIK DAN KECERDASANEMOSIONALDENGAN KEPUASAN KERJAGURU SMANEGERI DI KOTABOGORFitri Anjaswuri.......................................................................................................................... 59

Page 4: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

Volume 10 Nomor 1 Tahun 2018 ISSN E: 2460-2175 ISSN P :1693-5799

10. KONSEPDAN IMPLEMENTASI KURIKULUM TAFHIMAL-QURAN DI SMATERPADUAL-MA’SHUMMARDIYAH CIANJUR (Model Kurikulum Sekolah IslamTepadu)Nizar Abdullah Suja’i, ............................................................................................................ 69

11. ANALISIS ASOSIASI ANTARORGANISME KOMUNITAS TUMBUHAN DIHUTAN PENDIDIKAN GUNUNGWALAT (HPGW)Meilisha Putri Pertiwi........................................................................................................78

12. AKTIVITASANTIFUNGI EKSTRAK DAUN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatasL.) TERHADAP Fusarium oxysporumDina Dyah Saputri............................................................................................................. 86

Page 5: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK DIGITAL 1

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK DIGITAL DENGANPROGRAM ECLIPSE PADA MATA PELAJARAN

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAGI SISWA KELAS VSEKOLAH DASAR DI KOTA BOGOR

Elly Sukmanasa1, Tustiyana Windiyani2, Lina Novita3Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unpak

[email protected]@[email protected]

AbstrakPenelitian pengembangan media pembelajarn komik digital ini merupakan salah saytyu uoaya bahwa seringkalimetode ataupun model pembelajaran konvensional masih diterapkan pada pembelajaran mata pelajaran IlmuPengetahuan Sosial (IPS) di kelas V, siswa lebih banyak mendengarkan penjelasan guru atau (teacher centre).Pembelajaran IPS sering dianggap membosankan, kurang menarik, tidak begitu penting, dan relatif sulit.Sebagai akibatnya pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran masih rendah. Tujuan pembelajaran belumtercapai secara optimal. Media yang biasa digunakan guru sebatas pada gambar-gambar yang ada dalam bukuteks. Kondisi ini dapat diatasi dengan pengembangan media yang ada, salah satunya adalah pengembanganmedia komik digital. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksploratif dengan penelitianpengembangan atau R &D (Research and Development). Hasil penelitian menunjukkan adanya ketertarikanminat belajar siswa dengan penggunaan media komik digital program eclipse untuk mata pelajaran IPS kelas VSD dengan materi yang diujikan yaitu materi Peristiwa Sekitar Proklamasi. Media pembelajaran yangdikembangkan, dinyatakan layak digunakan berdasarkan validasi oleh ahli materi, validasi ahli media, dan hasilujicoba oleh guru serta tanggapan siswa. Simpulan dari penelitian ini bahwa media komik digital programeclipse dapat dikembangan dan layak untuk digunakan pada proses pembelajaran mata pelajaran IlmuPengetahuan Sosial materi Peristiwa Sekitar Proklamasi di Kelas V Sekolah Dasar.Kata Kunci: Media, Komik, Digital, Siswa, IPS.

AbstractThe research of developing this digital comic learning media is one of the learning methods that still exist in thelearning of Social Science subjects (IPS) in class V, students more teacher explanation or teacher. Learning IPSis often less attractive, less attractive, less important, and relatively difficult. Because the consequences ofunderstanding students on learning materials is still low. Learning objectives are not yet optimal. The mediaused by teachers is limited to the pictures in textbooks. This condition can be overcome with the development ofexisting media, one of which is the development of digital comic media. The research method used isexplorative method with research development or R & D (Research and Development). The results showedinterest in student learning interest with the use of comic media digital eclipse program for subjects IPS class VSD with the tested material that is the event material about Proclamation. Learning media developed, applicablefor use by material experts, validation of media experts, and results of testing by teachers and student responses.The conclusion of this research is the comic media of digital eclipse program can be developed and feasible tobe used in the learning process of Social Science subject of Proklamasi material in Grade V of elementaryschool.Keywords: Media, Comics, Digital, Students, IPS.

PENDAHULUANPenggunaan media pembelajaran dikatakan

mampu membangkitkan motivasi dan minat siswa,media juga dapat membantu siswa meningkatkanpemahaman, menyajikan data yang menarik,terpercaya, memudahkan penafsiran data, danmemadatkan informasi. Dengan adanya media,pembelajaran akan lebih dapat tersampaikan sesuaitujuan, pembelajaran yang abstrak menjadi lebih

kongkret dan dapat membuat siswa lebih berminatdalam belajar.

Namun masih banyak ditemukanpermsalahan dimana siswa masih kurangtermotivasi dalam belajar. Permasalahan tersebutditemukan pada kelas V Sekolah Dasar Negeriyang sudah melakukan kerjasama dengan FKIPUnpak Bogor. SDN yang sudah melakukankerjasama adalah SDN Ciheuleut 2, SDN

Page 6: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

2 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK DIGITAL

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

Katulampa 3, SDN Katulampa 5, SDN Semplak 2,SDN Pondok Rumput, SDN Pengadilan 5, danSDN Cikaret 2 Kota Bogor. Berdasarkan hasilwawancara dengan guru, pembelajaran IPS di kelasV masih menerapkan metode pembelajarankonvensional dimana siswa lebih banyakmendengarkan penjelasan guru atau (teachercentre). Aktifitas pembelajaran didominasi guru,sedangkan siswa cenderung pasif. Komunikasiyang terjadi cenderung komunikasi searah dimanaguru menjelaskan dan siswa mendengarkan.Pembelajaran IPS oleh siswa dianggapmembosankan, kurang menarik, tidak begitupenting, dan relatif sulit. Hal-hal tersebutmenyebabkan kurangnya minat siswa belajar.Sebagai akibatnya pemahaman siswa terhadapmateri pembelajaran masih rendah. Tujuanpembelajaran belum tercapai secara optimal.

Media yang biasa digunakan guru sebataspada gambar-gambar yang ada dalam buku teks.Namun penggunaan gambar-gambar belum mampumembangkitkan minat dan motivasi siswa secaramaksimal. Penyajian materi dalam buku tekssebagai sumber belajar utama dalam pembelajaranmasih kurang menarik bagi siswa. Hal tersebutdikarenakan penyajian materi secara deskriptif dangambar yang ada relatif monoton. Meskipungambar yang dipakai berupa gambar realistik,media gambar kurang bisa memberikan gambaranmengenai materi pelajaran karena setiap mediagambar berdiri sendiri dan belum terlihatkesinambungan antar gambar. Siswa masih seringkesulitan mengingat peristiwa sejarah, membacapeta ataupun materi lain yang terdapat pada matapelajaran IPS. Nilai yang dicapai siswa juga relatifmasih kurang memuaskan.

Siswa memerlukan media pembelajaranyang mampu memotivasi keinginan mereka untukmembaca materi. Penelitian yang dilakukan olehPurnama, Unty Bany., Mulyoto, dan Deny TriArdianto (2015) menemukan adanya perbedaanpengaruh penggunaan media komik digital denganpenggunaan media gambar terhadap prestasibelajar siswa. Jika dilihat dari nilai rata-rataprestasi belajar siswa maka dapat disimpulkanbahwa siswa dengan media komik digital prestasibelajarnya lebih baik daripada siswa yangmenggunakan media gambar. Kemudian jurnal lainyang meneliti tentang media komik digital yaituditulis oleh Nurinayati, Fitri., Nurmasari Sartono,dan Dian Evriyani (2014) dengan hasil penelitianbahwa Media komik digital pada materi sistemimun telah berhasil dikembangkan danmemperoleh nilai interpretasi sangat baik dan layakdigunakan dalam variasi pembelajaran. Jurnal dariSetyaningsih, Harum Aris., Winarno, Muh HendriNuryad (2016), menunjukkan hasil bahwa kelasyang diajar dengan menerapkan media komik

digital memiliki hasil yang lebih baik dibandingkandengan kelas yang tidak diajar denganmenggunakan media komik digital. Hal inidibuktikan dengan adanya perbedaan rata-rataantara kelas eksperimen sebesar 79,80 lebih tinggidaripada kelas kontrol sebesar 74,84.

Dari ketiga jurnal tersebut menunjukkanbahwa penggunaan media dalam pembelajaranakan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapatmenumbuhkan motivasi belajar (Sudjana dan Rivai,2010:2). Penyajian materi IPS perlu disusunsedemikian rupa dengan memanfaatkan media agarpembelajaran menjadi lebih menarik. Anak-anakpada umumnya menyukai gambar-gambar ilustrasi,begitu pula dengan komik. Hampir semua anakseusia kelas V SD suka membaca komik sebagaisarana hiburan. Anak-anak akan lebih mudahmengingat tokoh-tokoh dari komik yang merekalihat. Secara empirik siswa cenderung menyukaibuku yang bergambar, yang penuh warna dandivisualisasikan dalam bentuk realistis maupunkartun (Daryanto, 2010:129). Demikian pula padaanak-anak di kelas V SDN Ciheuleut 2, SDNKatulampa 3, SDN Katulampa 5, SDN Semplak 2,SDN Pondok Rumput, SDN Pengadilan 5, danSDN Cikaret 2 Kota Bogor. Komik dapatmenyajikan cerita IPS lebih konkret bagi siswa.Anak-anak usia kelas V SD termasuk dalamtahapan berfikir operasional konkret. Pada tahapoperasional konkret anak-anak dapat melakukanoperasional konkret (concrete operation), siswajuga dapat menalar secara logis sejauh penalaranitu dapat diaplikasikan pada contoh-contoh yangspesifik atau konkret (Santrock, 2012:329). Hal inimerupakan suatu potensi untuk mengembangkankomik sebagai sebuah media pembelajaran.Penggunaan komik diharapkan mampumemberikan warna baru dalam pembelajaran IPSsehingga muncul motivasi dalam diri siswa untukbelajar dengan media tersebut. Melalui komik,pembelajaran IPS dapat dituangkan secara lebihmenarik dalam ilustrasi gambar kartun danmenyeluruh dengan alur jelas.

Berdasarkan penjelasan terkait mediapembelajaran oleh para ahli dapat disimpulkanbahwa media pembelajaran adalah alat yangdigunakan untuk menyampaikan informasi yangdidalamnya memiliki tujuan instruksional tertentu,kepada penerima pesan sehingga dapat memotvasisiswa untuk belajar, salah satu media tersebutadalah komik digital, komik yang berbentuk formatdigital berbasis elektronik yang tidak hanyamenampilkan alur cerita saja, namun didalamnyadapat disispkan game, animasi, film, atau aplikasilainnya yang mempermudah pembaca dalammengikuti dan menikmati tiap cerita danpenyimpannya dapat dilakukan secara onlineataupun melalui gadget tertentu.

Page 7: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK DIGITAL 3

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

METODE PENELITIAN1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian iniadalah metode eksploratif dengan penelitianpengembangan (Research and Development).Penelitian dan Pengembangan adalah suatu prosesatau langkah-langkah untuk mengembangkan suatuproduk atau mnyempurnakan produk yang telahada, yang dapat dipertanggungjawabkan(Sukmadinata, 2013:164). Penelitian ini dilakukanutuk mengembangkan produk media pembelajaanberupa komik untuk materi Ilmu PengetahuanSosial pada kelas V SD.

2. Langkah Penelitian PengembanganLangkah-langkah penelitian terdiri dari

tahap pendahuluan, pengembangan, uji lapangan,serta diseminasi dan sosialisasi produk. Desainpenelitian digambarkan dalam bagan berikut:

Gambar 1. Desain Penelitian Pengembangan RancanganBorg & Gall yang dikelompokkan dalam Empat

Langkah (Munawaroh, 2012:2-5)

Penelitian pengembangan inimenggunakan beberapa instrumen antara lain yaituangket analisis kebutuhan siswa, panduanwawancara dengan guru pengajar, angket ujikelayakan kepada ahli media dan ahli materi sertaangket uji kepada guru dan siswa.

3. Populasi dan Sampel PenelitianPopulasi dan sampel penelitian ini

dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri KotaBogor yang mewakili satu setiap kecamatan, yaituSD Negeri Pengadilan 2, SD Negeri PondokRumput, SD Negeri Cikaret, dan SD NegeriSemplak 2 untuk uji luas. Sedangkan untuk ujiterbatas dilakukan pada SD Negeri Ciheuleut 2, SDNegeri Katulampa 3, SD Negeri Katulampa 5 danSD Negeri Bubulak.

4. Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah teknik angket atau

kuesioner, observasi, wawancara, dan studidokumenter.

PEMBAHASAN HASIL PENELITIANA. Hasil Pengembangan Produk

Penelitian dan pengembangan inibertujuan untuk menghasilkan media pembelajarankomik digital dengan materi Peristiwa SekitarProklamasi dan mengetahui kelayakan mediapembelajaran komik digital dengan materiPeristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaranIPS kelas V SD. Media pembelajaran yangdikembangkan, dinyatakan layak digunakanberdasarkan validasi oleh ahli materi, validasi ahlimedia, dan hasil ujicoba oleh guru serta tanggapansiswa.

Hasil penelitian pada tahap ini dapatdiuraikan sebagai berikut:

1. Hasil Validasi Ahli MateriSebelum melakukan ujicoba, media

pembelajaran komik digital dengan materiPeristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaranIPS kelas V SD yang dikembangkan divalidasiterlebih dahulu oleh ahli materi. Validasi materidilaksanakan oleh dosen Fakultas Ilmu Keguruandan Pendidikan yang mempunyai latar belakangsesuai dengan materi yang dikembangkan. Validasioleh ahli materi bertujuan untuk mendapatkaninformasi, kritik, dan saran agar mediapembelajaran komik digital dengan materiPeristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaranIPS kelas V SD yang dikembangkan menjadiproduk yang berkualitas secara aspek materi,pembelajaran dan kebahasaan.

Validasi media oleh ahli materi dilakukansebanyak dua kali. Validasi oleh ahli materibertujuan agar produk media pembelajaran komikdigital dengan materi Peristiwa Sekitar Proklamasiuntuk mata pelajaran IPS kelas V SD yangdikembangkan menjadi produk yang berkualitassecara aspek isi pembelajaran, bahasa, tampilan/penyajian, dan keterpakaian.

Rata-rata skor akhir dari validasi ahlimateri sebesar 3,51 berada pada rentang Mi + 0,6Sbi < X ≤ Mi + 1,8 Sbi dengan rata-rata 3,4 < X ≤4,2 atau kategori “Baik”. Berdasarkan hasiltersebut, dapat diketahui bahwa mediapembelajaran komik digital dengan materiPeristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaranIPS kelas V SD yang dikembangkan layak untukdigunakan secara aspek isi pembelajaran, bahasa,tampilan/ penyajian, dan keterpakaian. Penilaianproduk oleh ahli materi berdasarkan rata-rata skor,disajikan dalam diagram berikut:

Studi Pendahuluan :a. Studi Pustakab. Studi Lapangan

Pengembangan :a. Analisis

Tujuanb. Analisis

Kemampuanc. Pengembangan

Desaind. Validasi AhliDiseminasi danSosialisasiProduk :

a. Diseminasib. Sosialisasi

Produk

Uji Lapangan:a. Uji Lapangan

Terbatas danRevisi Produk

b. Uji LapanganLebih Luas danRevisi Produk

c. Uji Operasionaldan RevisiProduk

Page 8: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

4 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK DIGITAL

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

Gambar 2. Diagram Hasil Validasi Ahli Materi

Gambar 3. Diagram Hasil Rata-rata Tahap 1 dan 2Validasi Ahli Materi

2. Hasil Validasi Ahli MediaValidasi media dilaksanakan oleh dosen

Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Pakuanyang mempunyai latar belakang sesuai denganmedia yang dikembangkan. Validasi oleh ahlimedia bertujuan untuk mendapatkan informasi,kritik, dan saran agar media pembelajaran komikdigital yang dikembangkan menjadi produk yangberkualitas secara aspek pemrograman dantampilan.

Penghitungan rata-rata skor data yangdiperoleh bertujuan untuk mengetahui kelayakanmedia pembelajaran komik digital dengan materiPeristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaranIPS kelas V SD. Validasi media oleh ahli mediadilakukan sebanyak dua kali. Validasi oleh ahlimedia bertujuan agar produk media pembelajarankomik digital dengan materi Peristiwa SekitarProklamasi untuk mata pelajaran IPS kelas V SDyang dikembangkan menjadi produk yangberkualitas secara aspek pemograman dan tampilan.

Rata-rata skor akhir dari validasi ahlimedia sebesar 4,01 berada pada rentang Mi + 0,6Sbi < X ≤ Mi + 1,8 Sbi dengan rata-rata 3,4 < X ≤4,2 atau kategori “Baik”. Berdasarkan hasil

tersebut, dapat diketahui bahwa mediapembelajaran komik digital dengan materiPeristiwa Sekitar Proklamasi untuk matapelajaran IPS kelas V SD yang dikembangkanlayak untuk digunakan secara aspekpemrograman dan tampilan. Penilaian produkoleh ahli media berdasarkan rata-rata skor,disajikan dalam diagram berikut:

Gambar 4. Diagram Hasil Rata-rata Validasi AhliMedia

Gambar 5. Diagram Hasil Rata-rata Tahap 1 dan 2Validasi Ahli Materi

3. Hasil Validasi Guru atau PraktisiPendidikan

Penilaian oleh guru lebih mengedepankanpada aspek pembelajaran, isi/materi, bahasa,tampilan/penyajian dan keterpakaian. Hasilpenelitian berupa data kuantitatif skor pada setiapbutir aspek dan uraian saran.

Penghitungan rata-rata skor data yangdiperoleh bertujuan untuk mengetahui kelayakanmedia pembelajaran komik digital dengan materiPeristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaranIPS kelas V SD. Validasi media oleh gurudilakukan sebanyak dua kali. Validasi oleh gurubertujuan agar produk media pembelajaran komikdigital dengan materi Peristiwa Sekitar Proklamasiuntuk mata pelajaran IPS kelas V SD yangdikembangkan menjadi produk yang berkualitassecara aspek pemograman dan tampilan.

Page 9: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK DIGITAL 5

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

Rata-rata skor akhir dari validasi gurusebesar 3,65 berada pada rentang Mi + 0,6 Sbi <X ≤ Mi + 1,8 Sbi dengan rata-rata 3,4 < X ≤ 4,2atau kategori “Baik”. Berdasarkan hasil tersebut,dapat diketahui bahwa media pembelajaran komikdigital dengan materi Peristiwa SekitarProklamasi untuk mata pelajaran IPS kelas V SDyang dikembangkan layak untuk digunakansecara aspek pemograman dan tampilan.Penilaian produk oleh ahli media berdasarkanrata-rata skor, disajikan dalam diagram berikut:

Gambar 6. Diagram Hasil Rata-rata Validasi AhliMedia

Gambar 7. Diagram Hasil Rata-rata Tahap 1 dan 2Validasi Ahli Materi

4. Hasil Angket SiswaAngket siswa lebih mengedepankan pada

aspek warna/gambar, pesan/ informasi danpenyajian/tampilan. Hasil penelitian berupa datakuantitatif skor pada setiap butir aspek dan uraiansaran. Data kuantitatif kemudian dikonversikanmenjadi kualitas setiap aspek. Dari hasil angketdidapat keterangan bahwa siswa merasa senangdengan pembelajaran menggunakan media komikdigital yang dapat diakses melalui handphone.

Berdasarkan hasil observasi danwawancara dengan guru peneliti mendapatkan hasilbahwa guru tidak mengalami kesulitan dalampengoperasian media pembelajaran, namun gurumemberikan saran agar petunjuk penggunaanmedia dapat dicetak sehingga guru lebih mudahuntuk mempelajari cara pengoperasian media.

B. PembahasanPenelitian dan pengembangan ini

dilaksanakan dengan mengacu pada tahapan

penelitian dan pengembangan menurut Borg &Gall. Borg & Gall (2003:775) memaparkan adasepuluh tahap dalam penelitian dan pengembangan,namun dalam penelitian dan pengembangan inikesepuluh langkah tersebut disederhanakanmenjadi empat langkah. Berdasarkan kesepuluhtahap penelitian dan pengembangan model Borg &Gall, ada beberapa tahap yang memiliki kesamaantujuan. Kesamaan tersebut terlihat pada beberapatahap, seperti tahap ujicoba lapangan awal(preliminary field testing), tahap ujicoba lapangan(main field testing), dan tahap ujicoba pelaksanaanlapangan (operational field testing). Adanyakesamaan pada beberapa tahap ujicoba tersebut,membuat peneliti menyederhanakan menjadi satutahap ujicoba yaitu setelah revisi tahap I.Kesamaan tujuan juga terlihat pada tahap revisiproduk sehingga peneliti menyederhanakanmenjadi dua tahap revisi produk yaitu setelahproduk divalidasi dan setelah ujicoba produk.Keempat tahap penelitian dan pengembangan inimeliputi: a) tahap pengumpulan informasi; b) tahapperencanaan; c) tahap pengembangan; dan d) tahapvalidasi dan ujicoba. Tahap pengumpulaninformasi dilakukan tinjauan standar isi yangmeliputi Standar Kompetensi (SK) dan KompetensiDasar (KD) dan studi pustaka. Setelah tahappengumpulan informasi selesai, selajutnyadilakukan tahap perencanaan. Pada tahap inidilakukan pembuatan kisi-kisi instrumen penelitiandan pembuatan instrumen penelitian. Kisi-kisiinstrumen penelitian dibuat dengan berpedomanpada kriteria mengevaluasi media pembelajaranmenurut Walker dan Hess. Kriteria penilaian mediamenurut Walker dan Hess menjadi pedoman dalampembuatan kisi-kisi instrumen lembar validasi,lembar observasi dan pedoman wawancara.Kisi-kisi instrumen yang telah selesai dibuatselanjutnya menjadi pedoman dalam pembuataninstrumen penelitian.

Selanjutnya, tahap pengembangan produkterdiri dari pembuatan story board, pembuatanlayout, penulisan materi, dan penambahan menuagar mempermudah penginstallan. Setelahpengembangan produk selesai, maka diperolehmedia pembelajaran komik digital dengan materiPeristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaranIPS kelas V SD.

Produk awal media pembelajaran komikdigital selanjutnya divalidasi oleh ahli materi danahli media. Ahli materi memvalidasi sebanyak duakali, hal ini disebabkan oleh rata-rata skor hasilvalidasi materi belum menunjukkan nilai yangsesuai dengan katergori kelayakan. Nilai rata-ratapada validasi ke-1 adalah sebesar 3,2 yangtermasuk kategori cukup, sehingga mediapembelajaran komik digital belum memenuhistandar untuk diujicobakan. Pada uji validasi kedua

Page 10: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

6 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK DIGITAL

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

didapat nilai rata-rata sebesar 3,79 dengan kategoribaik, dan hal ini dapat dikatakan komik digitalsudah memenuhi standar untuk diujicobakan. Ahlimedia memvalidasi sebanyak dua kali. Hal inidisebabkan oleh rata-rata skor hasil validasi ahlimedia tahap I masih menunjukkan nilai sebesar3,25 yang termasuk kategori cukup sehingga mediapembelajaran komik digital selanjutnya direvisisesuai saran dan komentar ahli materi dan ahlimedia. Media pembelajaran komik digital yangtelah direvisi, divalidasi kembali oleh ahli media.Validasi oleh ahli media pada tahap II inimenunjukkan hasil rata-rata skor sebesar 4,12 yangtermasuk kategori baik. Berdasarkan hasil tersebutmedia pmbelajaran komik digital sudah layakuntuk diujicobakan. Guru sebagai praktisipembelajaran melakukan juga dua kali uji validasiyang didapat nilai pada validasi kesatu didapat nilairata-rata 3,38 kategori cukup yang menunjukkanmasih belum memenuhi standar untuk ujicoba, danpada tahap kedua nilai rata-rata didapat sebesar3,87 kategori baik, hal ini menunjukkan komikdigital sudah memenuhi standar untuk ujicoba.

Ujicoba dilaksanakan dengan carapenggunaan media pembelajaran komik digitaldengan materi Peristiwa Sekitar Proklamasi untukmata pelajaran IPS kelas V SD dalam prosespembelajaran oleh guru. Selama prosespembelajaran menggunakan media, penelitimelakukan observasi terhadap penggunaan mediatersebut. Guru yang telah menggunakan media didalam proses pembelajaran kemudian diwawancarauntuk diminta tanggapan, komentar, dan juga saranmengenai media yang dikembangkan. Guru yangdiwawancara berjumlah 6 orang. Selain dilakukanwawancara terhadap guru, juga dilakukanwawancara terhadap siswa. Siswa yangdiwawancara berjumlah 25 orang. Berdasarkanwawancara terhadap guru dan siswa, mediakembali direvisi. Hasil revisi tahap II menghasilkanproduk akhir media pembelajaran komik digitaldengan materi Peristiwa Sekitar Proklamasi untukmata pelajaran IPS kelas V SD dan layak untukdigunakan.

SIMPULANBerdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan, maka penggunaan mediapembelajaran komik digital dapat meningkatkan

minat siswa dalam proses pembelajaran. Hasilrevisi yang dilakukan untuk peningkatan komikdigital ini menghasilkan produk akhir mediapembelajaran komik digital dengan materiPeristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaranIPS kelas V SD dan layak untuk digunakan.

DAFTAR PUSTAKABorg, W.R. & Gall, J.P., Gall, M.D. 2003.

Educational Research, An Introduction.(edisi 7). Boston: Pearson Education Inc.

Daryanto, 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta:Gava Media.

Munawaroh, 2012. Panduan MemahamiMetodologi Penelitian. Cetakan Pertama.PT.Intimedia.

Nurinayati, Fitri. Nurmasari Sartono, dan DianEvriyani. 2014. Pengembangan MediaPembelajaran Dalam Bentuk Komik DigitalPada Materi Sistem Imun di SMA Negeri 13Jakarta. Jurnal BIOSFER, Vol. VII, No. 2,Oktober 2014.

Purnama, Unty Bany., Mulyoto, Deny Tri Ardianto.2015. Penggunaan Media Komik DigitalDan Gambar Pengaruhnya TerhadapPrestasi Belajar IPA Ditinjau Dari MinatBelajar Siswa. Jurnal TEKNODIKA,Volume 13, Nomor 2, September 2015.

Santrock, John W. 2012. Life-span Development.13 th Edition. University of Texas, Dallas :Mc Graw-Hill.

Setyaningsih, Harum Aris., Winarno, Muh HendriNuryadi. 2016. Pengaruh PenggunaanMedia Komik Digital Terhadap MinatBelajar PPKn Siswa pada KompetensiDasar Mendeskripsikan Kasus Pelanggarandan Upaya Penegakan HAM. Jurnal IkatanSarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) JawaTengah Volume 3 Nomor 2, November2016. ISSN 2442-6350.

Sudjana dan Rivai, 2010. Media Pengajaran(Penggunaan dan Pembuatannya).Bandung : Sinar Baru Algensindo Offset.

Sukarjo. 2006. Penilaian Hasil Belajar Kimia.Yogyakarta: UNY.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. MetodePenelitian Pendidikan. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.

Page 11: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

PENGGUNAAN ‘ENVIRONMENTAL MEDIA’ 7

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

PENGGUNAAN ‘ENVIRONMENTAL MEDIA’ DALAMMENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPTIF

SISWA TUNARUNGU

Yanti SuryantiDosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan.

[email protected]

ABSTRAKPenelitian yang dilakukan terhadap tujuh siswa tunarungu kelas VIII ini bertujuan untukmengetahui penggunaan environmental media sebagai sarana untuk mengajarkan teksdeskriptif. Environmental media adalah media pengajaran berupa tempat sekitar yang bisadigunakan guru untuk membantu siswa menulis teks deskriptif. Penelitian tindakan kelasditerapkan sebagai metode penelitian dengan dua siklus, dan setiap siklus memiliki tigaperlakuan. Data dikumpulkan dari observasi, dan dokumentasi. Pengamatan digunakan untukmengetahui proses pembelajaran yang melibatkan ke tujuh siswa, dan dokumentasi dalambentuk tulisan siswa digunakan untuk mengukur kemampuan mereka menulis teks deskriptif.Hasil prates menunjukkan nilai terendah yaitu 60, dan tertinggi 83. Setelah diterapkanenvironmental media, hasil siklus pertama menunjukkan bahwa terdapat peningkatan padanilai siswa yakni nilai terendah menjadi 70, dan tertinggi yakni 93. Penelitian dilanjutkan kesiklus dua yang menghasilkan nilai lebih baik dengan nilai terendah yaitu 67, dan tertinggi 99.Melihat kenaikan nilai yang diperoleh siswa, maka dapat dikatakan bahwa penerapanenvironmental media dapat meningkatkan kemampuan siswa tunarungu dalam menulis teksdeskriptif.Kata kunci: Tunarungu, environmental media,

ABSTRACTThe study which was done to seven deaf students of the eight grade has the aim of showingthe use of ‘environmental’ as the media to teach them descriptive text. Environmental is oneof teaching media which could be used by the teacher to help the students to write descriptivetext. Classroom action research was applied as the method of the research with two cycles,and each cycle has three treatments. The data were collected from observation, anddocumentation. The observation was used to figure out the teaching process that involve thestudents, and the documentation in form of written works was used to measure their ability towrite descriptive text. The pre-test scores showed that that the lowest mark was 55, and thehighest was 83. After the environmental media was applied in the first cycle, there wereincreasing marks in which the lowest mark became 65, and the highest was 93. The cycle wascontinued to the second one with the result that the lowest mark is 67 (fair), and the highestone is 99 (excellent). Looking at the increasing marks, it could be said that the use ofenvironmental media increases deaf students ability to write descriptive.Key words: Deaf student, environmental media

PENDAHULUANBahasa Inggris dipelajari tidak saja

oleh siswa di sekolah umum, namun jugadipelajari oleh siswa berkebutuhan khususdengan beragam kekhususan yang mereka

miliki. Sehingga konsekwensi yangdihadapi oleh guru yang mengajarkannyakepada peserta didik ini sangatlah beragam,dan oleh karena itu guru harus memiliki

Page 12: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

8 PENGGUNAAN ‘ENVIRONMENTAL MEDIA’

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

teknik pengajaran yang mampu membuatsiswa tertarik.

Kurikulum menggaris bahwahibahwa dalam proses pembelajaran siswaharus berinteraksi dengan lingkunganterdekat mereka untuk membantupemahaman mereka secara lebih baik.

Penelitian ini berfokus pada siswatunarungu yang memiliki ketidakmampuandalam pendengaran mereka, sehinggaperkembangan bahasa mereka pada hampirsemua aspek tertinggal. Kekurangantersebut secara otomatis menghambatperkembangan bahasa mereka, sementaradi lain sisi mendengar menjadi aspekpenting pertama untuk penguasaan sebuahbahasa.

Terdapat empat keterampilan yangharus dimiliki seorang pembelajar bahasa,yaitu: kemampuan untuk mendengarkan,berbicara, membaca, dan yang ter akhirmenulis. Semuanya terjalin satu sama lainuntuk membangun pengembangan bahasa.Persyaratan untuk bisa menulis adalahmembaca. Sementara persyaratan untukbisa membaca adalah mendengarkan danberbicara.

Kurikulum pembelajaran bahasaInggris untuk menulis memiliki standarkompetensi menulis, di mana siswa kelasdelapan harus mampu menulis teksfungsional dan esai pendek dalam bentukteks deskriptif untuk berinteraksi dengansekitar. Sementara untuk kompetensi dasarmereka harus bisa mengungkapkan maknadalam teks fungsional sederhana danpendek dengan menggunakan ungkapantertulis yang akurat dan dapat diterima.

Ada tiga hal mengapa penulismelakukan penelitian ini: pertama diIndonesia, rujukan/referensi yang tersediadan berkaitan dengan kebutuhan khusus,khususnya tunarungu sangat terbatas,dikarenakan kurangnya penelitian terkaittunarungu. Kedua, siswa tunarungu sulituntuk berkomunikasi karena kurangnyapendengaran sehinggga hal tersebut

menghambat kemampuan mereka baikuntuk berkomunkais baik lisan maupuntulisan. Ketiga, menulis merupakan mediaberkomunikasi bagi siswa tunarungu disamping pengunaan bahasa isyarat, olehkarena keterampilan menulis tidak dapatdiabaikan dan harus diajarkan. Untukmenangani kesulitan yang dihadapi siswaturnarungu, maka perlu untuk dilakukanpenelitian yang berfokus pada penggunaanenvironmental media yang dirumuskan kedalam pertanyaan: Apakah PenggunaanEnvironmental Media dapat meningkatkankemampuan siswa tunarungu dalammenulis teks deskriptif?

Environmental media merupakanmedia yang menggunakan alam/situasi/benda sekitar seperti kelas, laboratorium,bahkan fakta atau peristiwa dalam bentuksebenarnya untuk membantu prosespengajaran (Rahmawati, 2010:22). SelainRahmawati, M. Basyiruddin (2002:108-109) juga menggarisbawahi bahwapenggunaan alam sekitar baik itu di dalam,maupun di luar kelas dapat dijadikansumber pembelajaran.

Kesulitan yang dihadapi oleh siswatunarungu dalam menulis berfokus padapenerapan struktur kalimat, sepertipenempatan subjek/predikat, keterangantempat, dan menuliskan kalimat panjang.

Kesulitan tersebut tidak sajadihadapi oleh siswa di Indonesia, namunjuga siswa pembelajar asing sebagaimanadikatakan oleh Moores & Martin (2006)dan Paul (2009) yang mengatakan bahwa:“Deaf students’ language performance ortheir understanding do not provideaccurate description of their languagecompetencies”. Lebih jauh merekamengatakan bahwa siswa dengan tingkatpendengaran parah mencerminkanketerampilan mereka yang rendah, baikdalam membaca maupun menulis.Kesulitan yang mereka hadapiberhubungan dengan struktur kalimat,

Page 13: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

PENGGUNAAN ‘ENVIRONMENTAL MEDIA’ 9

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

mekanika, ejaan, dan penggunaan hurufbesar.

METODE PENELITIANPenelitian ini menerapkan

pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK)dengan menerapkan Environmental mediauntuk meningkatkan kemampuan menulisteks deskriptif siswa tunarungu. Penelitianini dilakukan di salah satu SLB diBandung, tahun pelajaran 2017/2018dengan subjek penelitian lima orang siswakelas VIII, yang terdiri dari enam orangsiswa laki-laki, dan satu orang siswaperempuan.

Prosedur penelitian ini terdiri dariempat langkah, yakni: planning, acting,observing and reflecting (Kemmis andMac Taggart, 1990).

Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan

HASIL PENELITIANSebelum penulis menerapkan

kedua siklus dari PTK ini, pratesdilakukan untuk mengetahui kemampuanmenulis siswa dalam menulis teksdeskriptif. Nilai yang didapat dari hasilprates dipaparkan di bawah ini.

Gambar 1. Nilai Prates

Nilai terendah yang didapat dariprates yakni 55, sedangkan tertinggi

adalah 83. Untuk memperbaikikemampuan menulis deskriptif para siswa,penulis memulainya dengan menerapkanpenggunaan Environmental media. Padasiklus satu, dilakukan perlakuan sebanyaktiga kali yakni pada bulan Juli denganmengekspos ketujuh siswa untukmenuliskan keadaan kelas mereka,termasuk di dalamnya menceritakanbenda-benda yang ada di dalam kelas.Tidak hanya itu mereka juga diminta untukmenuliskan nama orang/teman-merekayang berada di kelas.

Penilaian yang dilakukandidasarkan pada rubrik penilaian untukproduk tunarungu yang diadopsi dariHammil & Larsen (1996) yang berfokuspada konten, organisasi, dan kosakata.Sedangkan untuk kriteria nilai, penulismembuat patokan berdasarkan sebarannilai yang didapat dari hasil pekerjaansiswa dengan paparan berikut ini.

80 - Ke atas = Sangat Baik70 - 79 = Baik60 - 69 = CukupMakan waktu untuk meminta

mereka menuliskan kalimat-kalimat yangharus memenuhi penilaian. Namundemikian dengan bantuan guru kelas yangdengan sabar mengajari kelima siswanya,akhirnya mereka mampu menuliskankalimat- kalimat tersebut sehingggamembentuk sebuah teks deskriptif. Nilaidari pekerjaan mereka dipaparkan berikutini. Observer yang merupakan mahasiswayang sedang melakukan kuliah lapanganmembantu memberikan masukan bahwaguru harus menjelaskan lebih terinci apayang harus dilakukan siswa, dan siswapasif harus lebih diperhatikan, dan gurujuga harus berkeliling untuk memeriksatulisan ketujuh siswa tersebut.

Nilai yang didapat pada siklus satumengalami perbaikan dan dipaparkan padagambar 2 berikut ini.

Page 14: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

10 PENGGUNAAN ‘ENVIRONMENTAL MEDIA’

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

Gambar 2. Nilai Siklus I

Nilai siklus I di atas diperoleh daripenggunaan media lingkungan yangdipilih oleh ketujuh siswa yakni kelasmereka. Dalam hal ini mereka membuatteks dsskripsi yang menceritakan tentangkelas mereka. Hasil siklus satumenunjukkan bahwa masih ada satu siswayang memiliki nilai di bawah kriteriaketuntasan minimal (KKM) dengan nilai65 walaupun tergolong cukup, Hal inilahyang membuat perlakuan berikutnya harusdilakukan pada siklus kedua.

Pada siklus kedua, penulis denganbantuan guru masih melakukan hal yangsama seperti yang dikerjakan pada sikluspertama, namun dengan menambahkanperbaikan yang diberikan oleh observer disiklus pertama. Pada siklus kedua ini siswadiajak ke dapur boga yang tersedia disekolah. Guru menerangkan satu persatualat yang tersedia di dapur, berikut dengannama alat-alat yang tergantung di dindingdapur dengan perlahan dan lebihmemperhatikan siswa yang kurang,dikarenakan dia memiliki dua keterbatasanyakni tipe C, dan tipe D.

Selain itu guru meminta salah satusiwa yakni #R3 untuk membantu teman-temannya dalam mencari kata dan artinyadi dalam kamus, sehingga hal tersebutmenolong siswa lainnya yang kurangpaham. Selain meminta #R3, guru jugameminta #R1 untuk menolong temanlainnya yang kurang memahamipenjelasan guru. #R1, dan #R3 diakuikelima temannya bahwa mereka tempat

bertanya, dan memiliki kemampuan yanglebih dari mereka dalam hal bahasa Inggris.

Hasil dari siklus kedua yangdilakukan menunjukkan bahwa terdapatpeningkatan nilai yang didapat yakni nilaiterendah menjadi 67/cukup, dan nilaitertinggi menjadi 99/ sangat baik. Paparanketujuh nilai siswa tunarungu pada sikluskedua ini penulis gambarkan dalamgambar 3 berikut

.

Gambar 3. Hasil Siklus 2

PEMBAHASANPenelitian ini dilakukan untuk

mengetahui apakah penggunaanEnvironmental Media dapat meningkatkankemampuan menulis teks deskriptif siswatunarungu. Hasil dari siklus pertamamenunjukkan bahwa hanya ada dua orangsiswa mendapatkan nilai di atas KKM, danmereka adalah #R1, dan #R3. Sedangkansisanya lima orang siswa mereka, yakni#R2, #R4, #R5, #R6 dan #R7 mendapatnilai masih di bawah KKM. Kesulitanyang mereka masih hadapi adalahmenuliskan kalimat panjang, danketidakberanian meeka untuk bertanyalebih lanjut kepada guru. Selain itu jugaketerbatasan kosakata yang mereka milikimasih menjadi masalah. Hal lain yangmenjadi penghambat adalah tingkatketunarunguan mereka jugamempengaruhi kemampuan mereka dalammenyerap apa yang diterangkan oleh guru.

Pada siklus kedua, ketujuh siswadapat menulis dengan lebih baik, sehinggahal ini mempengaruhi nilai yang mereka

Page 15: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

PENGGUNAAN ‘ENVIRONMENTAL MEDIA’ 11

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

dapat. Dua orang siswa tergolong kedalam kriteria ‘sangat baik’, dengan nilaijauh di atas KKM. Empat orang siswamendapatkan nilai yang memenuhi KKMdan tergolong ke dalam kriteri ‘baik’, dansatu orang siswa yang memiliki dua jenisketerbatasan masih memiliki nilai dibawah KKM atau ‘kurang’.

SIMPULANPenelitian tindakan kelas yang

dilakukan dalam dua siklus, di manasetiap siklusnya terdiri dari tiga kaliperlakuan sebagai mana tersebut di atasmenunjukkan adanya peningkatankemampuan menulis teks deskriptif siswatunarungu melalui penggunaanenvironmental media. Hal tersebut dapatdilihat dengan bertambah baiknyakemampuan menulis teks deskriptif yangdilakukan oleh keenam siswa tunarungu disekolah ini. Namun sayangnya, hal initidak berjalan dengan baik kepada siswayang memiliki dua jenis kekhususan(doubled dissabilities) sebagaimanadimiliki oleh #R7.

Hasil pengamatan dari observermenggambarkan bahwa kemampuan guru

dalam hal menjelaskan materi juga sangatmempengaruhi kemampuan siswa untukmengerti apa yang diajarkan. Interaksiyang terjadi antara guru dengan ketujuhsiswanya berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKAHammill, David D. and Stephen C. Larsen.

1996. Test of Written Language, 4thEd. (TOWL-4).

Kemmis, Robbin. and Stephen Mc Taggart.1990. The Action Research Planner.London: Hyperion Books.

M. Basyiruddin, Usman. 2002. MediaPembelajaran. Jakarta: Ciputat Press.

Moores, Donald F., and David S. Martin.(2006). Deaf Learners:Developments in Curriculum andInstruction. Washington, DC:Gallaudet University.

Paul, Peter V. (2009). Language andDeafness. Fourth Edition. Sudbury,MA: Jones & Barlett Publication

Rahmawati, Yeni. 2010. PengelolaanLingkungan Belajar. Jakarta:Kencana.

Page 16: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

12 PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU BERBASIS PROYEKPADA TEMA LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN

PENGUASAAN KONSEP SISWA

Y Yamin1*1Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Pakuan, Bogor, Indonesia

*[email protected]

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pembelajaran IPA terpadu berbasisproyek terhadap penguasaan konsep siswa SMP pada tema lingkungan. Metode yangdigunakan dalam penelitian ini merupakan metode kuasi eksperimen dengan desainpenelitian Randomaized Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi dan sampel yangdigunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII di salah satu SMP Negeri di kotaBandung, sebanyak dua kelas di pilih secara acak untuk dijadikan kelas eksperimen dan kelaskontrol. Kelas eksperimen menerapkan model pembelajaran IPA terpadu berbasis proyek(Project Based Learning) sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran IPA terpaduberbasis masalah (Problem Based Learning). Instrumen yang digunakan dalam penelitian iniadalah tes penguasaan konsep dan rubrik penilaian produk. Berdasarkan hasil penelitiandiperoleh data bahwa pembelajaran IPA terpadu berbasis proyek pada tema lingkungan dapatmeningkatan penguasaan konsep siswa SMP. Hasil rata-rata tes penguasaan konsep kelaseksperimen adalah 80,6% (kategori sangat baik) dengan nilai Gain 60,5 (katagori sedang).Sedangkan rata-rata tes penguasaan konsep kelas kontrol sebesar 74,7% (kategori baik)dengan nilai Gain 46,7 (katagori sedang)

ABSTRACTThe aim of this research is to analyze the effect of guided science project based on juniorhigh students’ concept mastery on environmental theme. Quasi experiment is used as themethod with Randomized Pretest-Posttest Control Group Design. Population and sampleused in this research is students of 7th grade from one of public school in Bandung, twoclasses are chosen randomly as experimental and control. Experimental class is taught usingguided science with project based learning while control class is taught using guided sciencewith problem based learning. Instrument used in this research is test of concept mastery andproduct scoring rubric. Based on the result of the research it shows that teaching guidedscience with project based on environmental theme can improve students of junior highconcept mastery. The average score of concept mastery in experiment class is 80,6%(excellent category) with Gain value 60,5 (average category). While average test of conceptmastery in control class is 74,7% (good category) with Gain value 46,7 (average category)

PENDAHULUANPesatnya perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi menuntut dukungan dariberbagai faktor, salah satunya adalahfaktor pendidikan, yaitu pendidikan yangberkualitas atau bermutu. Untukmendapatkan pendidikan yang berkualitasatau bermutu perlu perbaikan, perubahan

dan pembaharuan dalam segala aspek yangmempengaruhi keberhasilan pendidikan.Aspek-aspek tersebut meliputi kurikulum,sarana dan prasarana, guru, siswa, metodepengajaran yang digunakan dan lain-lain[1]. Metode mengajar yang kooperatifakan membantu meningkatkan pencapaianprestasi belajar peserta didik. Metode

Page 17: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU 13

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

pembelajaran kooperatif merupakanserangkaian kegiatan belajar yangdilakukan oleh peserta didik dalamkelompok-kelompok tertentu untukmencapai tujuan pembelajaran yang telahdirumuskan. Pemilihan modelpembelajaran yang tepat akan membuatproses belajar mengajar jadimenyenangkan dan siswa akan lebih aktifdalam mengikuti proses belajar [2].

Menurut Silbermen [3] modelpembelajaran berbasis proyek (ProjectBased Learning) merupakan salah satumodel pembelajaran yang dapatmerangsang peserta didik untuk aktifterlibat dalam proses pembelajaran.Pembelajaran berbasis proyek merupakanmodel belajar yang sistematis, yangmelibatkan peserta didik dalam belajarpengetahuan dan ketrampilan melaluiproses pencarian atau penggalian (inquiry)yang panjang dan terstruktur terhadappertanyaan yang otentik dan kompleksserta tugas produk yang dirancang dengansangat hati-hati. Pembelajaran berbasisproyek memiliki potensi yang amat besaruntuk menjadikan pengalaman belajaryang lebih menarik dan bermakna bagipeserta didik. Model tersebut sudahterbukti memberikan dampak positifterhadap peserta didik sepertimeningkatkan prestasi peserta didik,penguasaan konsep peserta didik, sikappeserta didik terhadap sains, keaktifianpeserta didik mengikuti pembelajaran dankemampuan belajar peserta didik[4,5,6,7,8,9].

Penelitian mengenai pembelajaranberbasis proyek semakin berkembangtermasuk pembelajaran berbasis proyekdalam sains terpadu seperti yang dilakukanoleh Kubiatko & Vaculova [10]. Hasilnyamasih kurang menggembirakan karenapembelajaran sains terpadu berbasisproyek masih sulit diterapkan di dalamkelas karena beberapa kendala diantaranyawaktu, kurikulum, ketersediaan alat/bahandan pemahaman guru mengenai

pembelajaran berbasis proyek. Dalampenerapan pembelajaran terpadu perludidukung guru yang profesional yangmampu menerapkan pembelajaran sainsterpadu di kelas dengan baik [11].

Untuk memudahkan guru dalammengorganisasikan dan memadukankonten mata pelajaran maka diperlukantipe keterpaduan yang dikemukakan olehFogarty [12], dimana tipe keterpaduan initidak hanya menitik beratkan pada kontenatau potensi kognitif siswa, melainkanjuga melatihkan keterampilan berpikirsiswa. Selain itu, dalam penerapanpembelajaran terpadu perlu didukungdengan kegiatan pembelajaran yang tepatyang mampu merangsang peserta didiklebih aktif dalam proses pembelajaran.

METODE PENELITIANMetode yang digunakan dalam

penelitian ini merupakan metode kuasieksperimen dengan desain penelitianRandomaized Pretest-Posttest ControlGroup Design. Populasi dan sampel yangdigunakan dalam penelitian ini adalahsiswa kelas VII di salah satu SMP Negeridi kota Bandung. Sebanyak dua kelas dipilih secara acak untuk dijadikan kelaseksperimen dan kelas kontrol. Kelaseksperimen menerapkan modelpembelajaran IPA terpadu berbasis proyek(Project Based Learning), sedangkan kelaskontrol menggunakan pembelajaran IPAterpadu berbasis masalah (Problem BasedLearning). Instrumen yang digunakandalam penelitian ini adalah tes penguasaankonsep dan rubrik penilaian produk.

HASIL PEMBAHASANPembelajaran IPA yang digunakan dalampenelitian ini merupakan pembelajaranIPA terpadu dengan tipe keterpaduanIntegrated [12]. Analisis pembelajaranIPA terpadu pada tema lingkungan yangdilaksanakan dalam penelitian ini dapatdilihat pada Gambar 3.1.

Page 18: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

14 PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

Gambar 3.1. Desain keterpaduan pada tema Lingkungan

Gambar 3.1 terlihat bahwa materi yangdiajarkan pada tema lingkungan meliputiperubahan wujud zat, karakteristik zat,pencemaran lingkungan dan peranmanusia dalam pengelolaan lingkungan.

Penguasaan konsep dijaring melalui tespilihan ganda dan produk yang dihasilkan.Pencapaian nilai penguasaan konsep kelaseksperimen dan kontrol dapat dilihat padaTabel 3.1.

Tabel 3.1. Pencapain nilai penguasaan konsep kelas eksperimen

KonsepKelas Eksperimen Kelas Kontrol

Rata-rata Pre-test

Rata-rataPost-test

Rata-rataPre-test

Rata-rataPost-test

Perubahan wujud zat 51.3% 81.4% 52.8% 75.6%Karakteristik zat 50.0% 79.6% 48.6% 72.2%Pencemaran lingkungan 49.5% 80.4% 50.7% 74.6%Peran manusia dalampengelolaan lingkungan

50.1% 81.1% 51.6% 76.5%

Rata-rata keseluruhan nilaipenguasaan konsep

50.2% 80.6% 50.9% 74.7%

Tabel 3.1 menunjukkan bahwa terjadipeningkatan rata-rata nilai penguasaankonsep pada kelas eksperimen antara rata-rata pre-test dengan rata-rata post-testsebesar 30,4% (pre-test 50,2% dan post-test 80,6%). Konsep yang paling dikuasaidi kelas eksperimen adalah konsepperubahan wujud zat (81,4%), sedangkankonsep yang paling sulit dikuasai adalah

konsep karakteristik zat (79,6%). Daritabel 3.1 tersebut terlihat juga bahwa padakelas kontrol terjadi peningkatan rata-ratanilai penguasaan konsep pre-test denganpost-test sebesar 23,8% (pre-test 50,9%dan post-test 74,7%). Konsep yang palingdikuasai di kelas kontrol adalah konsepperan manusia dalam pengelolaanlingkungan (76,5%), sedangkan konsep

BIOLOGI- Pencemaranlingkungan

- Peran manusiadalam pengelolaanlingkungan

KIMIA- KarakteristikZat

FISIKA- Perubahan WujudZat

LINGKUNGAN

Page 19: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU 15

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

yang paling sulit dikuasai adalah konsepkarakteristik zat (72,2%).

Nilai penguasaan konsep yang dijaringmelalui produk di kelas eksperimendilakukan menggunakan rubrik penilaian.Hasil pencapaian penguasaan konsep

jenjang kognitif C5 (synthesis) dan C6(evaluation) pada kelas eksperimen yangdijaring melalui produk yang dihasilkandapat dilihat pada Tabel 3.2.

Table 3.2. Pencapain nilai penguasaan konsep kelas eksperimen

Jenjang Kognitif Indikator Produk Pencapaian

Synthesis (C5)Merancang pembuatan produk 87%Pengetahuan konseptual yang dipadukan (disintesis) 87%Pengetahuan prosedural yang dipadukan (disintesis) 81%

Evaluation (C6)

Mengidentifikasi kelebihan dari produk yangdihasilkan

67%

Mengidentifikasi kekurangan dari produk yangdihasilkan

67%

Memberi pertimbangan terhadap produk sendiri 81%Memberi pertimbangan terhadap produk orang lain 87%Kriteria yang digunakan dalam memberipertimbangan

67%

Mengambil keputusan untuk memperbaiki produkberdasarkan hasil pertimbangan

87%

Rata-rata 79%

Tabel 3.2 menunjukkan bahwa pencapaianpenguasaan konsep yang dijaring melaluiproduk yang hasilkan jenjang kognitif C5(synthesis) dan C6 (evaluation) di kelaseksperimen mencai 79%.

Hasil tes penguasaan konsep di kelaseksperimen pada tema lingkunganmenunjukkan bahwa konsep karakteristikzat menjadi konsep yang paling sulit bagisiswa (pencapaian 79,6%), Bukan hanya dikelas eksperimen, di kelas kontrol jugakonsep karakteristik zat menjadi konsepyang paling sulit (pencapaian 72,2%). Halini disebabkan karena konsep karakteristikzat merupakan konsep yang sulit dan perluwaktu yang lebih lama untuk memahamilebih dalam konsep karakteristik zat secaramendalam. Sedangkan konsep peranmanusia dalam pengelolaan lingkunganmerupakan konsep yang mengalamipeningkatan paling tinggi baik di kelaseksperimen maupun di kelas kontrol. Padakelas eksperimen, konsep peran manusiadalam pengelolaan lingkungan mengalami

peningkatan sebesar sebesar 31% (pre-test50,1% dan post-test 81,1%). Pada kelaskontrol, konsep peran manusia dalampengelolaan lingkungan mengalamipeningkatan sebesar 24,9% (pre-test51,6% dan post-test 76,5%). Hal inimenunjukan bahwa siswa lebih mudahmemahami konsep pengelolaanlingkungan ini karena konsep ini bisaditemui dalam kehidupan sehari-hari.Namun hasil peningkatan tes penguasaankonsep antara pre-test dan post-test padakelas ekperimen lebih tinggi jikadibandingkan peningkatan hasil tespenguasaan konsep pada kelas kontrol. Halini sejalan dengan pendapat Nurhadi [13]yang mengatakan bahwa fokuspembelajaran berbasis proyek terletakpada konsep-konsep dan prinsip-prinsipinti dari suatu disiplin studi, melibatkansiswa dalam investigasi pemecahanmasalah dan kegiatan tugas-tugasbermakna yang lain, memberi kesempatansiswa bekerja secara otonom untuk

Page 20: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

16 PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

mengkonstruk pengetahuan mereka sendiri,dan mengkulminasikannya dalam produknyata.

Jika di bandingkan antara kelaseksperimen (kelas dengan modelpembelajaran IPA terpadu berbasis proyek)dan kelas kontrol (kelas dengan model

pembelajaran IPA terpadu berbasismasalah), maka rata-rata hasil post-testpenguasaan konsep kelas eksperimen lebihbaik dalam semua konsep pada temalingkungan. Rekapitulasi nilai penguasaankonsep baik kelas eksperimen maupunkelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Table 3.3. Rekapitulasi nilai penguasaan konsep

Kelas Rata-rata Pre-test Rata-rata Post-test N-GainEksperimen 50,2% 80,6% 60,5 (sedang)Kontrol 50,9% 74,7% 46,7 (sedang)

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa N-Gainpre-test dan post-test pada kelaseksperimen lebih tinggi dari pada kelaskontrol. N-Gain pada kelas eksperimenadalah 60,5. Jika diinterpretasikanberdasarkan kategori N-Gain menurutSugiyono [14], maka N-Gain pada kelaseksperimen termasuk kategori sedang.Sedangkan N-Gain pada kelas kontroladalah 46,7. Jika diinterpretasikanberdasarkan kategori N-Gain tersebutmaka N-Gain pada kelas kontrol termasukkategori sedang. Hal ini menunjukkanbahwa terjadi peningkatan kemampuanpenguasaan konsep pada tema lingkunganbaik pada kelas eksperimen maupun padakelas kontrol.

Hanya saja, jika dibandingkan antarakelas eksperimen dan kelas kontrol,hasilnya menunjukkan bahwa penggunaanmodel pembelaran IPA terpadu berbasisproyek pada tema lingkungan lebih baikdari pada model pembelajaran IPA terpaduberbasis masalah. Hal ini dibuktikandengan uji U Mann Whitney (uji ini dipilihkarena data tidak terdistribusi normal),hasilnya menunjukkan bahwa terdapatpeningkatan penguasaan konsep siswadalam pembelajaran IPA terpadu berbasisproyek pada tema lingkungan (nilaiAsymp. Sig (2-tailed) 0,01 < 0,05).Sehingga dapat dikatakan bahwapembelajaran IPA terpadu berbasis proyekdapat meningkatkan penguasaan konsep

siswa pada tema lingkungan. Hal iniseperti yang diungkapkan oleh Rais [15]yang mengatakan bahwa pembelajaranberbasis proyek menyediakan suatulingkungan untuk terjadinya aplikasi darisuatu keterampilan sehingga dapatmeningkatkan kualitas pembelajaran siswauntuk mencapai level kognitif yang lebihtinggi, yang merupakan salah satu daritujuan proses pembelajaran.

KESIMPULANBerdasarkan analisis hasil penelitian,diperoleh simpulan bahwa pembelajaranIPA terpadu berbasis proyek pada temalingkungan dapat meningkatkanpenguasaan konsep siswa SMP denganpencapaian post-test 80,6% (kategorisangat baik) dan N-Gain 60,5 (katagorisedang). Hal ini menunjukkan bahwadalam hal meningkatkan penguasaankonsep siswa SMP tema lingkungan padapembelajaran IPA terpadu berbasis proyeklebih baik dibandingkan denganmenggunakan model pembelajaran IPAterpadu berbasis masalah.

DAFTAR PUSTAKA[1] Purwanto N 2002 Psikologi

Pendidikan (Bandung: RemajaRosdakarya)

[2] Slavin R E 2005 CooperativeLearning: Theory, Research and

Page 21: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU 17

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

Practice (terjemahan). (Bandung:Nusa Media)

[3] Silberman M 2005 Active Learning(Yogyakarta: Data Media)

[4] Yenice 2011 The Impact of Project-Based Learning Approach inScience Education on Pre-ServiceTeachers’ Attitudes for Scienceand Project Journal of Education

[5] Hemisoglu H 2011 The Effect ofProject Based Learning Approachin Social Sciences Class on theStudent Success andMemorability Eurasia Journal ofMathematics, Science &Technology Education, 7(3), 149-160

[6] Baran M and Maskan A 2011 Theeffect of Project-based Learningon Pre-Service Physics Teachers'Electrostatic AchievementsCypriot Journal of EducationalSciences

[7] Altunyalin S, Turgut U andBuyukkasap E 2011 The Effect ofProject Based Learning onScience Undergraduates' Learningof Electricity, Attitude towardsPhysics and Scientific ProcessSkills International OnlineJournal of Educational Science,1(1), 81-105

[8] Guo and Yang 2012 Project-BasedLearning: an Effective Approachto Link Teacher ProfessionalDevelopment and studentsLearning Journal of EducationalTechnology Development andExchange, 5(2), 41-56

[9] Ozer D Z and Ozkan M 2013 TheEffect of Project Based LearningMethod on Science Process Skillsof Prospective Teachers ofScience Education in BiologyLessons. International OnlineJournal of Educational Sciences,5 (3), 17-645

[10] Kubiatko M and Vaculova I 2011Project-Based Learning:Characteristic and TheExperiences With Application inThe Science Subjects JournalEnergy Education Science andTechnology Part B: Social andEducational Studies. Volume(issue) 3(1): 65-74

[11] Hafizan E, Halim L and Meerah S2012 Perception, ConceptualKnowledge and CompetencyLevel of Integrated ScienceProcess Skill Towards Planning aProfessional EnhancementProgramme Sains Malaysiana41(7) 921-930

[12] Fogarty R 1991 How to Integrate theCurricula (Palatine: IRI SkylightPublishing)

[13] Nurhadi 2003 PembelajaranKontekstual dan Penerapannyadalam KBK (Malang: UniversitasNegeri Malang)

[14] Sugiyono 2011 Metode PenelitianPendidikan (Bandung: Alfabeta)

[15] Rais 2010 Pengembangan ModelProject Based Learning: SuatuUpaya Meningkatkan KecakapanAkademik Mahasiswa JurusanTeknik Mesin UNM (Malang:Universitas Negeri Malang)

Page 22: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

18 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TSTS

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TSTS UNTUKMENGELOLA BEBAN KOGNITIF SESUAI KEADAAN SOSIAL

EKONOMI SISWA PADA MATERI SPERMATOPHYTA

Rifki Risma MunandarJurusan Pendidikan Biologi, FKIP UNPAK

[email protected]

ABSTRAKGuru memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas, supayamateri yang disajikan selama pembelajaran dapat dipahami oleh siswa. Adapun tujuan daripenelitian ini yaitu untuk menganalisis beban kognitif sesuai keadaan sosial ekonomi siswapada pembelajaran klasifikasi tumbuhan Spermatophyta menggunakan kooperatif tipe twostay two stray dan pembelajaran konvensional. Penelitian dilakukan pada salah satu SMANegeri kota Bandung menggunakan metode quasy experimental dengan disain posttest onlycontrol group. Subjek penelitian kelas pertama terdiri atas 33 siswa, menggunakanpembelajaran two stay two stray (TSTS), sedangkan kelas kedua terdiri atas 34 siswa,menggunakan strategi pembelajaran konvensional. Hasil penelitian menunjukan 1). Dilihatdari beban kognitif extraneous yang masih tinggi untuk memperoleh kemampuan penalaranpada kedua kelas, menunjukan bahwa kedua kelas memiliki beban kognitif yang sama.Keadaan sosial ekonomi pada kelas eksperimen berkorelasi dengan kemampuan menerimadan mengolah informasi, sedangkan kelas kontrol berkorelasi dengan usaha mental. Hasil inimengindikasikan bahwa pada kedua kelas masih memiliki beban kognitif yang tinggi,sehingga dibutuhkan pengembangan strategi pembelajaran yang mampu menurunkan bebankognitif.Kata kunci: Pembelajaran TSTS, beban kognitif,, sosial ekonomi.

ABSTRACTTeachers have an important role in improving the quality of learning in the classroom, so thatthe material presented during the learning can be understood by the students. The purpose ofthis research is to analyze the cognitive load according to the socioeconomic conditions ofthe students on the classification of plants Spermatophyta using cooperative type two staytwo stray and conventional learning. The research was conducted on one of the BandungState Senior High School using quasy experimental method with posttest only control groupdesign. The first class research subjects consisted of 33 students, using two stay two straylearning (TSTS), while the second class consisted of 34 students, using conventional learningstrategy. The results showed 1). Judging from the extraneous cognitive load still high to gainreasoning ability in both classes, it shows that both classes have the same cognitive load. Thesocioeconomic state in the experimental class correlates with the ability to receive andprocess information, while the control class correlates with mental effort. These resultsindicate that in both classes still have a high cognitive load, so it is necessary development oflearning strategies that can reduce cognitive load.keyword: TSTS learning, cognitive, social, economic burden.

Page 23: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TSTS 19

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

PENDAHULUANPendidikan adalah salah satu

kebutuhan manusia. Pendidikan tidakdidapat hanya dalam waktu singkat,namun memerlukan prosespembelajaran yang menyebabkan hasilatau akibatnya sesuai dengan prosesyang telah dilalui. Upaya pemerintahuntuk meningkatkan kualitaspendidikan di Indonesia, salah satunyaadalah dengan menetapkan kurikulum.Kurikulum dikembangkan untukmengatasi permasalahan yang terjadi didunia pendidikan di Indonesia, yaitulemahnya proses pembelajaran danpenerapan pembelajaran yang masihdidominasi oleh guru (Badan StandarNasional Pendidikan, 2006).

Eisenkraft (2003) menjelaskanbahwa guru memainkan peran pentingdalam meningkatkan kualitaspembelajaran di kelas. Sehingga gurumemiliki hak untuk mengelola kelassehingga materi yang disajikan selamapembelajaran dapat dipahami olehsiswa. Karena salah satu tugas gurudalam belajar adalah menentukanbagaimana mencapai tujuanpembelajaran berkenaan denganbagaimana menyampaikan pelajarandan pembelajaran bagaimanamengolahnya (Yamin, 2013).

Fakta di lapangan menunjukkanbahwa sebagian besar guru seniormasih berpegang pada paradigmapembelajaran lama yang didasarkanpada asumsi tabula rasa. Sebagaimanahasil dari paradigma ini, siswa menjadikurang aktif serta komunikasi yangterjadi hanya dalam satu arah.Sehingga pembelajaran menjadisesuatu yang membosankan bagi siswadan dapat mengurangi motivasi belajarsiswa serta inisiatif untuk mengajukanpertanyaan dan mengekspresikangagasan. Situasi ini bertentangandengan prinsip-prinsip konstruktivismeyang menganggap bahwa siswa harusmembangun pengetahuan merekasendiri (Dahar, 1989).

Faktor yang mendasar seperti itumasih terus berlangsung sampaisekarang. Fakta lain juga yangditemukan berdasarkan pengamatanyang telah dilakukan oleh peneliti yaitusiswa kurang terlibat langsung dalamproses pembelajaran, misalnya melaluidiskusi atau tanya jawab, serta aktivitassiswa dalam pembelajaranpun masihtergolong rendah. Hal ini ditunjukkanoleh sikap siswa di kelas dalam prosespembelajaran, siswa cenderung hanyamenunggu informasi yang diberikanoleh guru. Masalah lain yang dihadapiyaitu banyak siswa yang tidakmendukung proses pembelajaranseperti mengobrol dan tidakmemperhatikan penjelasan guru sertaterkadang asik menggunakangadgetnya.

Adanya masalah yang telahdijelaskan sebelumnya, tentunya akanberdampak pada beban kognitif siswakhususnya beban kognitif ekstraneousatau usaha mental (Sweller, 2010).Dalam hal ini siswa akan merasaterbebani akibat dari strategipembelajaran yang kurang tepat.Tentunya akan berdampak pada adanyausaha mental atau usaha lain yangdilakukan oleh siswa selainmenggunakan kapasitas sistemkognitifnya.

Selain itu, beban kognitifextraneous juga dapat terbentuk akibatkeadaan sosial ekonomi keluarga.Keadaan sosial ekonomi keluarga jugasangat berperan terhadap kemampuanmengolah informasi siswa. Karenamelalui keluarga bisa jadi segalakeinginan/kubutuhan keluarga akandipenuhi, khususnya kebutuhan untukpendidikan anak (Harun et al., 2014).

Kebutuhan pendidikan anakberkaitan dengan fasilitas belajar yangdimiliki di rumah, baik sumber belajarberupa buku, mengikuti belajartambahan di bimbingan belajar atauprivat, fasilitas internet dan lain-lain.Akan tetapi, semua kebutuhan

Page 24: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

20 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TSTS

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

pendidikan tersebut tergantung daripenghasilan setiap orang tua. Siswayang berada pada keadaan sosialekonomi menengah ke atas, fasilitasbelajar yang dimiliki di rumahnyasangat lengkap. Seperti yangdikemukakan oleh Purwati (2011)bahwa orang tua yang mempunyaipendapatan yang tinggi, dapatmemenuhi kebutuhan sarana belajaranaknya. Sehingga sebelum pelajarandimulai siswa sudah menyiapkan padahari sebelumnya supaya ketikapembelajaran berlangsung siswa sudahmemiliki pengetahuan awal mengenaimateri yang akan dipelajari.

Ataupun sebaliknya, jika padasaat proses pembelajaran (penjelasanguru atau temannya) kurang dipahami,maka akan mencari informasitambahan di luar pembelajaran ataumelakukan usaha mental melaluifasilitas yang dimiliki di rumah. Sepertiyang dikemukakan oleh Nurdin (2011)jika semakin lengkap fasilitas belajaryang bisa dimanfaatkan dan dimilikioleh siswa, maka usaha yang dilakukanuntuk memperoleh hasil balajar yangbagus akan lebih optimal. Dengan katalain dengan adanya fasilitas yanglengkap, mendukung siswa untukmelakukan usaha mental. Sehingga, halinilah yang dapat mengakibatkan siswamelakukan usaha-usaha diluar prosespembelajaran.

Oleh karenanya, dibutuhkanstrategi pembelajaran yang mampumengelola beban kognitif siswa. Salahsatu alternatif strategi pembelajarandapat mencakup hal tersebut adalahdengan menggunakan tipepembelajaran kooperatif Two Stay TwoStray (TSTS). Model pembelajaran inimemungkinkan siswa untuk bertukarinformasi dengan kelompok lain (Lie,2008). Penggunaan modelpembelajaran kooperatif TSTS akanmengarahkan siswa untuk lebih aktifmemproses informasi dalam diskusi,tanya jawab, mencari jawaban,

menjelaskan dan mendengarkan materiyang dijelaskan oleh teman, jugadibantu dengan kegiatan praktikumyang harus dilakukan berkelompokdengan siswa lain untuk melakukanobservasi pada beberapa spesiestanaman.

Berdasarkan pertimbangan diatas, maka dibuat sebuah penelitianyang bertujuan untuk menganalisisbeban kognitif sesuai keadaan sosialekonomi siswa pada pembelajaranklasifikasi tumbuhan Spermatophytamenggunakan kooperatif tipe two staytwo stray dan pembelajarankonvensional.

METODOLOGI PENELITIANPenelitian dilakukan di SMAN 7

Bandung pada kelas X MIA semesterakademik tahun 2014/2015. Penelitianini menggunakan metode Quassyexperiment dengan disain posttes onlycontrol group (Creswell, 2008).

Tabel 1. Desain PenelitianPosttest Only Control Group DesignKelompok Perlakuan PosttestKontrol X1 T1

Eksperimen X2 T2Sumber: (Creswell, 2008).

Ket:X 1 : kegitan pembelajaran klasifikasitumbuhan menggunakan pembelajarankonvensional pada kelas controlX2 : Perlakuan kegitan pembelajaranklasifikasi tumbuhan menggunakankooperatif tipe two stay two stray padakelas eksperimenT1 dan T2 : Posttest beban kognitifgermane

Sampel penelitian menggunakanteknik random cluster sampling,diperoleh dua sampel dari totalpopulasi 4 kelas X SMA MIA.

Kelas X MIA 1 digunakan sebagaistrategi pembelajaran kelas eksperimendengan menggunakan model two staytwo stray, yaitu dengan pembagian

Page 25: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TSTS 21

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

tugas di masing-masing kelompok, duasiswa tinggal dalam kelompok dan duasiswa berkunjung ke kelompok lain.Dua orang yang bertugas memberikaninformasi kepada tamu tentang hasildiskusi kelompok, sedangkan duaorang bertugas yang berkunjungmencatat hasil diskusi kemudianmengunjungi kelompok lain danmengulangi informasi yang diperolehdari kelompok lain ke kelompok temanyang ditugasi tinggal. Strukturpembelajaran kooperatif two stay twostray ditunjukkan pada Gambar 1 dibawah ini:

Gambar.1. Strukturpembelajaran kooperatif two stay

two straySumber : Prasepty & Tanjung

(2014)

Sedangkan kelas X MIA 3 yangdigunakan sebagai kelas kontrolmenggunakan pembelajarankonvensional. Kelas denganpembelajaran konvensional membahasdalam kelompok kecil tentang DKL(disain kegiatan laboratorium) yangdiberikan oleh guru, dan kemudianmasing-masing kelompokmempresentasikan hasil diskusi kelas.

Catatan pada kedua kelas penelitianini bahwa kedua kelas sama-samatampil (presentasi) setelah diskusikelompok.

Teknik pengumpulan data untukmengukur kemampuan menerima danmengolah informasi menggunakan taskcomplexity worksheet (Brunken et al.,2010). Pengukuran usaha mentalmenggunakan angket subjective rattingscale (skala Likert). Pengukuran hasilbelajar berupa soal essay, mengacupada standar penalaran yangdikembangkan oleh Marzano et al(1993). Sosial ekonomi dijaringmenggunakan instrumen yangdikembangkan dari guru BK di sekolah,diukur dengan memberikan skor yangdiperoleh dari jumlah jawaban padasetiap pertanyaan, mengacu padapenilaian skala Likert. Data hasilpengukuran dianalis melalui ujikorelasi dan dinterpretasikan sesuaikarakter komponen beban kognitif(Rahmat & Hindriana, 2014).

HASIL DAN PEMBAHASANData hasil penelitian berupa

kemampuan menerima dan mengolahinformasi, usaha mental, hasil belajardan keadaan sosial ekonomi.Hubungan komponen beban kognitifdengan sosial ekonomi perlu dianalisisuntuk mengetahui seberapa besarhubungan keadaan sosial ekonomiterhadap komponen beban kognitifdengan menggunakan rumus koefisienkorelasi Produk Momen Pearson.Kriteria hubungan komponen bebankognitif dengan keadaan sosialekonomi diketahui dengan menentukanrhitung terhadap rentang katagori yangtelah ditentukan. Adapun rekapitulasihasil perhitungan koefisien korelasikelas kontrol dan eksperimen dapatdilihat pada Tabel 2.

Page 26: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

22 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TSTS

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

Tabel. 2. Korelasi Komponen Beban Kognitif dengan Keadaan Sosial Ekonomi

No KorelasiKoefisien korelasi (r)

Kontrol Ket. Eksperimen Ket.r r2 Sig r r2 Sig

1

sosial ekonomiterhadapkemampuanmenerima danmengolahinformasi

-0,185 - 0,29

4

Sangat

lemah

-0,377

0,142

0,031 Sangat lemah

2sosial ekonomiterhadap usahamental

0,321 - 0,064

Lemah

-0,204 - 0,25

5 Sangat lemah

3

sosial ekonomiterhadapkemampuanpenalaran

-0,277 - 0,11

3

Sangat

lemah

-0,205 - 0,25

2 Sangat lemah

Ket. Sig ≥0,05 : tidak signifikan

Berdasarkan hasil perhitungan(Tebel 2) dapat digambarkan bahwakorelasi sosial ekonomi terhadapkemampuan menerima dan mengolahinformasi pada kelas kontrol memilikihubungan yang sangat lemah dan tidakada kontribusi sosial ekonomi yangjelas yang dapat meningkatkankemampuan menerima dan mengolahinformasi, sedangkan kelas eksperimenbahwa sosial ekonomi berkontribusiterhadap peningkatan kemampuanmenerima dan mengolah informasi.

Korelasi sosial ekonomi terhadapusaha mental pada kelas kontrolmemiliki hubungan yang lebih tinggidibandingkan kelas eksperimen yaitupada kategori lemah, sedangkan padakelas eksperimen pada kategori sangatlemah. Dengan kata lain sosialekonomi pada kelas kontrolberkontribusi terhadap usaha mentalsiswa, sedangkan pada kelaseksperimen kontribusi sosial ekonomiterhadap penurunan usaha mentalmasih belum jelas, kemungkinan siswamasih memiliki beban kognitifsekalipun sangat kecil.

Korelasi sosial ekonomi terhadapkemampuan penalaran pada keduakelas memiliki hubungan yang sangat

lemah dan tidak jelasnya kontribusisosial ekonomi terhadap kemampuanpenalaran. Sehingga, memungkinkansiswa masih memiliki beban kognitifwalaupun kecil.

Koefisien determinasi (r2) sosialekonomi terhadap kemampuanmenerima dan mengolah informasipada kelas eksperimen sebesar 0,142.Hal ini menunjukkan bahwa sosialekonomi pada kelas eksperimanberkontribusi terhadap kemampuanmenerima dan mengolah informasisebesar 14,2%.

Berdasarkan data sosial ekonomiyang diperoleh dari kedua kelas, datasosial ekonomi digolongkan menjadiempat golongan. Golongan pertamadengan kategori tidak mampu,golongan kedua dengan kategorikurang mampu, golongan ketigadengan kategori mampu, golongankeempat dengan kategori sangatmampu.

Berdasarkan hasil penggologankeadaan sosial ekonomi, kebanyakanpada kedua kelas termasuk padagolongan ketiga yaitu pada golonganorang mampu. Hal ini berarti keadaansosial ekonomi siswa pada kedua kelastermasuk kedalam kelompok orang

Page 27: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TSTS 23

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

mampu atau orang berada, dengan katalain siswa pada kedua kelas tersebutakan mempunyai fasilitas belajar yanglengkap yang telah disiapkan olehorang tuanya.

Berdasarkan golongan tersebutdilihat rerata kemampuan menerimadan mengolah informasi, usaha mentaldan kemampuan penalarannya. Hal inibermaksud untuk menganalisis sejauhmana hubungan sosial ekonomiterhadap setiap komponen bebankognitif. Rekapitulasi perolehan nilairata-rata kemampuan menerima danmengolah informasi, usaha mental dankemampuan penalaran sesuai golongansosial ekonomi kedua kelas, antarakelas kontrol dan kelas eksperimendapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Nilai Rata-Rata BebanKognitif Sesuai Golongan Sosial

EkonomiGol.Sosek

Kelas Kontrol KelasEksperimen

KMMI

UM KP

KMMI

UM KP

3 60.34

49.54

67.32

72.67

41.26

76.67

Keterangan:KMMI : kemampuan menerima danmengolah informasiUM: usaha mentalKP : kemampuan penalaran

Berdasarkan hasil perhitungangolongan sosial ekonomi golongansosial ekonomi ke tiga, kelas kontrolmemiliki nilai rata-rata kemampuanmenerima dan mengolah informasiyang lebih rendah dibandingkan kelaseksperimen yaitu dengan kategori baik,sedangkan kelas eksperimen beradapada kategori sangat baik. Nilairata-rata usaha mental pada kelaskontrol lebih tinggi dibandingkan kelaseksperimen. Nilai rata-rata kemampuanpenalaran pada kelas eksperimen lebih

tinggi dibandingkan dengan kelaskontrol yaitu dengan kategori sangatbaik sedangkan kelas kontrol dengankategori baik.

Berdasarkan hasil uraianperhitungan di atas, dilihat lebih rincikorelasi sosial ekonomi terhadapkemampuan menerima dan mengolahinformasi, menunjukkan bahwakeadaan sosial ekonomi pada kelaseksperimen berkontribusi dalammenerima dan mengolah informasi.Hal tersebut didukung juga dengantingginya rata-rata keadaan sosialekonomi pada kelas eksperimen yaituberada pada golongan mampu ataugolongan tiga, bahkan ada yang beradapada golongan sangat mampu, makadimungkinkan fasilitas belajar yangdimiliki pada golongan sosial ekonomitersebut akan lengkap. Denganlengkapnya fasilitas belajar yangdimiliki, minat belajar siswa juga akanmeningkat (Suryani & Wiradinata,2013) dan pada akhirnya siswamemanfaatkan fasilitas yang dimiliki dirumah untuk belajar sebelumpembelajaran sekolah dimulai, dengankata lain siswa sudah mempersiapkanpengetahuan atau materi yang akandipelajari di sekolah. Kondisi sosialorang tua merupakan salah satu faktoreksternal timbulnya minat belajar bagianaknya (Yuliani et al., 2015).

Korelasi sosial ekonomi terhadapusaha mental siswa menunjukkanbahwa pada kedua kelas. Ternyatakelas kontrol memiliki usaha mentalyang tinggi dibandingkan dengan kelaseksperimen yaitu dengan nilai korelasipositif, artinya siswa pada kelas kontrolmemiliki beban kognitif yang tinggi.Seperti yang telah dikemukakansebelumnya di atas, diduga karenalengkapnya fasilitas belajar di rumahyang dimiliki oleh siswa kelas kontrol.Menurut Nurdin (2011) jika semakinlengkap fasilitas belajar yang dimilikioleh siswa, maka usaha yang dilakukan

Page 28: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

24 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TSTS

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

untuk memperoleh hasil belajar yangbagus akan lebih optimal.

Tingginya usaha mental pada kelaskontrol, diperkuat juga dengan melihatrata-rata golongan sosial ekonomiterbanyak pada kelas kontrol yaitupada golongan mampu, sehinggamemungkinkan fasilitas atau saranabelajar yang dimiliki oleh siswa padakelas kontrol akan lengkap.Ketersediaan sarana belajar siswa, padaorang tua yang mempunyai pendapatanyang tinggi dapat memenuhi kebutuhansarana belajar anaknya (Purwati, 2011).Semakin tingginya anggaran untukbelajar, maka siswa dapat menambahjam belajar melalui les, melengkapisumber belajar dan fasilitas lainnya(Nastuti & Ariandi, 2010). Sehinggadengan lengkapnya fasilitas belajaryang dimiliki oleh siswa, ketika adamateri pelajaran yang kurangdimengerti pada saat pembelajaran dikelas, siswa mencoba untuk melakukanusaha ekstra di luar pembelajaranuntuk memperoleh informasi tersebutbaik mencari di internet, bertanya padaguru ataupun mengikuti bimbinganbelajar dan lain-lain. Sehingga, halinilah yang menyebabkan usaha mentalpada kelas kontrol lebih tinggidibandingkan dengan kelaseksperimen.

Korelasi sosial ekonomi terhadapkemampuan penalaran pada keduakelas menunjukkan nilai koefisienkorelasi yang sangat lemah bahkanbernilai negatif tidak signifikan artinyakontribusi sosial ekonomi terhadapkemampuan penalaran tidak jelas,sehingga siswa masih memiliki bebankognitif. Hal ini mempertegas bahwawalaupun siswa berada pada keadaansosial ekonomi golongan mampu atausangat mampu dengan fasilitias belajaryang lengkap atau usaha mental tinggibelum tentu dapat membantu siswasecara utuh dalam meningkatkankemampuan penalaran siswa. Sejalandengan yang dikemukakan oleh

Ramlah (2013) lengkap atau tidaklengkapnya fasilitas belajar yangdimiliki oleh siswa di rumah tidak akanmenjamin hasil belajarnya semakintinggi atau sebaliknya.

Secara keseluruhanmenggambarkan bahwa keadaan sosialekonomi pada kelas kontrol ternyatadigunakan oleh siswa untuk melakukanusaha mental karena fasilitas belajaratau keadaan sosial ekonomi yangdimiliki oleh siswa mendukung untukmelakukan usaha lain di luar jampelajaran untuk memperoleh informasi.Hal ini diperkuat juga oleh rata-ratanilai sosial ekonomi pada kelas kontrolkebanyakan siswa berada padagolongan tiga atau golongan keluargamampu. Sedangkan pada kelaseksperimen keadaan sosial ekonomidigunakan oleh siswa untuk menerimadan mengolah informasi, dalam artiankemampuan menerima dan mengolahinformasi disini terfasilitasi dengankeadaan sosial ekonomi keluarga yangmenyediakan kebutuhan belajar dirumahnya, sehingga siswamenggunakanya untuk mempersiapkanmateri pembelajaran yang akandipelajari di sekolah. Seperti yang dikemukakan oleh Yuliani et al (2015)bahwa kondisi sosial orang tua menjadipenentu terhadap timbulnya motivasidan minat anaknya untuk belajar.

KESIMPULANHasil penelitian telah menunjukkan

bahwa dengan menggunakanpembelajaran two stay two stray dapatmengelola komponen beban kognitifyaitu beban kognitif intrinsic.Pembelajaran kooperatif two stay twostray mampu membantu siswa dalammeningkatkan kemampuan menerimadan mengelola informasi. Meskipunhasil penalaran yang diperoleh tidaksepenuhnya diperoleh dari kemampuanmenerima dan mengelola informasi,akan tetapi masih ada sedikit usahamental yang dilakukan oleh siswa.

Page 29: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TSTS 25

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

Dengan kata lain pembelajaran twostay two stray belum bisa menurunkanusaha mental secara utuh untukmeningkatkan kemampuan penalaran,sehingga masih memiliki bebankognitif yang tinggi.

SARANPenyajian disain kegiatan praktikumatau LKS harus menggunakan langkahkerja yang sederhana denganmenyesuaikan tingkat pendidikansiswa, supaya mempermudah siswadalam memahami informasi.

DAFTAR PUSTAKABadan Standar Nasional Pendidikan

(BSNP). (2006). PedomanPengembangan Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan (KTSP).Jakarta: Departemen PendidikanNasional.

Eisenkraft, A. (2003). Expanding the5E Model, The Sciences Teacher.Journal National Science TeachersAssociation. Vol 70, Nomor 6,Halaman 56-59.

Brünken, R., Seufert, T., & Paas,F.(2010).Measuring CognitiveLoad. Dalam Plass J. L.Moreno R.,& Brünken, R. (eds.). CognitiveLoad Theory (hlm. 181 – 202).Cambridge:Cambride UniversityPress.

Creswell, J. W.(2008). EducationalResearch. New Jersey: PersonEducation.Inc.

Dahar, R. W. (1996). Teori-teoriBelajar. Jakarta: Penerbit Erlangga

Harun, Mashudi, Achmadi.(2014).Pengaruh Motivasi Belajar, LatarBelakang Sosial Ekonomi OrangTua Terhadap Hasil Belajar IpsEkonomi. Jurnal Pendidikan danPembelajaran.Vol.3 No.3.Hal.1-17.

Lie, A.(2008). Cooperative LearningMempraktikan CooperativeLearning di Ruang-Ruang Kelas.Jakarta: Grasindo.

Marzano R. J., Pickering D. &McTighe J. (1993) AssessingStudent Outcomes, PerformanceAssesment Using the Dimensionsof Learning. Alexandria:Association for Supervision andCurriculum Development

Nastuti, A & Ariandi, B.Y (2010).Pengaruh Kondisi SosialEkonomi Orang Tua SiswaTerhadap Hasil Belajar IlmuPengetahuan Sosial. JurnalSalam Universitas MuhamadiyahMalang. Volume 13. Nomor2.Halaman 67-78.

Nurdin (2011). Pengaruh Minat Baca,Pemanfaatan Fasilitas DanSumber Belajar Terhadap PrestasiBelajar Ips Terpadu Smp Negeri13 Bandar Lampung. JurnalEkonomi & Pendidikan, Volume8. Nomor 1. Hal 88-101.

Prasepty, D, N. & Tanjung, R.(2014).Pengaruh Model PembelajaranKooperatif Tipe Two Stay TwoStray (Tsts)Terhadaphasil belajarSiswa Pada Sub Materi PokokAlat–Alatoptik Di Kelas XSemester Ii Sma Negeri 7 MedanT.P. 2012/2013. Jurnal Inpafi.Volume 2. Nomor 1. Halaman90-99.

Purwati,A.(2011). Pengaruh StatusSosial Ekonomi Orang Tua,Persepsi Atas Lingkungan, DanPrestasi Belajar EkonomiTerhadap Perilaku Konsumsi.Jurnal Ekonomi Bisnis,Volume.16, no. 1. Halaman11-16.

Rahmat, A & Hindriana, A, F. (2014).Beban kognitif mahasiswa dalampembelajaran fungsi terintegrasistruktur tumbuhan berbasisdimensi belajar. Jurnal IlmuPendidikan. Halaman 1-14.

Ramlah. (2013). HubunganKetersediaan Fasilitas Belajar DiRumah Terhadap Hasil BelajarGeografi Siswa Kelas X Sma

Page 30: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

26 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TSTS

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

Negeri 2 Balaesang KabupatenDonggala. E-JournalGeo-Tadulako UNTAD. Vol 1.N0.2.Hal 1-16.

Suryani,L.&Wiradinata,D.R.(2013).Pengaruh Kondisi Sosial EkonomiOrang Tua Terhadap MotivasiBelajar Siswa Pada MataPelajaran Ekonomi Kelas X DiSMAN 1 Beber Tahun Pelajaran2012/2013. Jurnal PendidikanEkonomi. Volume1.No.2.Hal.21-25.

Sweller, J. (2010). Cognitive LoadTheory: Recent TheoreticalAdvances, Dalam Plass J. L.,

Moreno R., & Brünken, R. (eds.),Cognitive Load Theory (hlm.29 – 47). Cambridge: CambrideUniversity Press.

Yuliani, Herkulana, Warneri.(2015).Pengaruh Minat Belajar DanStatus Sosial Orang TuaTerhadap Hasil Belajar Siswa.Jurnal Pendidikan danPembelajaran.Volume 4, No.4.Hal 1-16.

Yamin, M. (2013).Strategi dan Metodedalam Model Pembelajaran.Jakarta:Referensi (GP PressGroup)

Page 31: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

PENGARUH MODEL SINEKTIK 27

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

PENGARUH MODEL SINEKTIK TERHADAP PEMBELAJARANBERPIDATO SISWA KELAS IX SEKOLAH BINA PERSADA CIMAHI

Stella TalithaProgram Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, UNPAK

[email protected]

ABSTRAKPenelitian ini berawal dari permasalahan sulitnya siswa mengungkapkan pendapat ataugagasannya dalam berpidato. Siswa kesulitan mengungkapkan ide-ide yang dimilikinyakarena kurangnya penguasaan bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia di sekolahinternasional hanya diperkenankan ketika mata pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung.Mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Bina Persada hanya berlangsung 180 menit perminggu. Itu berarti, siswa di Sekolah Bina Persada hanya menggunakan bahasa Indonesiakurang lebih 180 menit per minggu di sekolah. Penelitian ini bertujuan untukmendeskripsikan: (1) profil pembelajaran berpidato di kelas IX Sekolah Bina Persada; (2)kemampuan berpidato siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberikanperlakuan; (3) penerapan model sinektik di kelas eksperimen; (4) kemampuan berpidatosiswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan; dan (5) efektivitaspenggunaan model sinektik terhadap pembelajaran berpidato. Secara metodologis, penelitianini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalaheksperimen semu. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan tes. Instrumen yangdigunakan berupa lembar observasi, pedoman wawancara, dan butir soal tes. Data yangdiperoleh dari hasil tes dianalisis dan diolah menggunakan perangkat lunak SPSS. Databerdasarkan hasil observasi dan wawancara diolah dan dianalisis. Adapun pengolahan danpenganalisisan data merupakan upaya menata data secara sistematis. Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa nilai kemampuan berpidato siswa mengalami peningkatan setelah diberiperlakuan model sinektik. Nilai rata-rata siswa sebelum diberikan perlakuan sebesar 5 masukke dalam kategori kurang dan meningkat menjadi 7 setelah diberikan perlakuan yang masukke dalam kategori cukup. Selain itu, berdasarkan uji ukuran efek, diperoleh nilai Cohen’s (d)sebesar 1,5 atau setara dengan 92%. Hal ini menunjukkan penggunaan model sinektik efektifdalam pembelajaran berpidato.

Kata kunci: model sinektik, pembelajaran berpidato

ABSTRACTThis research originated from problems of students experienced difficulties while undergoingthe process of learning Indonesian, especially in speech lesson. Students have difficultyexpressing ideas that they have because the lack of Indonesian mastery. The use ofIndonesian in international schools is only allowed when the Indonesian lesson progresses.Indonesian subjects in Sekolah Bina Persada only lasts 180 minutes per week. That means,students at the Sekolah Bina Persada only use Indonesian less than 180 minutes per week inschool. This research aimed to describe: (1) speech lesson profile in class IX Sekolah BinaPersada; (2) the ability of students’ speech in the experimental class and control class beforethe treatment; (3) application of sinektik models in the experimental class; (4) the ability ofstudents’ speech in the experimental class and control class after the treatment; and (5) theeffectiveness of sinektik models in speech lesson. Methodologically, this research uses aquantitative approach. The method used in this study is quasi-experimental. Data were

Page 32: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

28 PENGARUH MODEL SINEKTIK

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

collected through observation, interview, and test. The instruments used are observationsheets, interview guidelines, and test items. The data obtained from the test results wereanalyzed and processed using SPSS software. Data is based on observations and interviewswere processed and analyzed. Meanwhile, processing and analyzing data is an attempt toorganize the data systematically. The results of this research indicate that the score ofstudents’ speech abilities has increased after being treated by sinektik models. The averagescore of the students before being given treatment was 5, the category was less and increasedto 7 after being given treatment, sufficient category. In addition, based on the effect size test,the value of Cohen's (d) is 1.5 or equal to 92%.This show sinektik models is effective inteaching speech lesson.

Keywords: sinektik models, speech lesson

PENDAHULUANPenggunaan bahasa asing sebagai

bahasa pengantar di dunia pendidikanmembuat siswa hanya menggunakanbahasa Indonesia pada saat mata pelajaranBahasa Indonesia berlangsung. Siswa-siswa ini pun mengalami kesulitan saatmenjalani proses kegiatan belajar bahasaIndonesia khususnya dalam pembelajaranberpidato. Siswa kesulitanmengungkapkan ide-ide yang dimilikinyakarena kurangnya penguasaan bahasaIndonesia. Kurangnya penguasaan bahasaIndonesia ini khususnya di bidangpembendaharaan kata sehingga siswakurang mampu mengungkapkanpemikirannya dalam bahasa Indonesia.Siswa-siswa ini harus menerjemahkandulu ide-idenya yang dalam bahasa Inggriske dalam bahasa Indonesia yang seringkalimereka tidak tahu padanan kata dalambahasa Indonesianya.

Penggunaan bahasa Indonesia disekolah internasional hanya diperkenankanketika mata pelajaran Bahasa Indonesiaberlangsung. Mata pelajaran BahasaIndonesia di Sekolah Bina Persada hanyaberlangsung selama 180 menit per minggu.Itu berarti, siswa di Sekolah Bina Persadahanya menggunakan bahasa Indonesiakurang lebih 180 menit per minggu disekolah.

Berdasarkan wawancara terhadapbeberapa orang tua siswa di Sekolah Bina

Persada, diketahui bahwa siswa-siswa inimenggunakan bahasa Inggris dilingkungan sekolah, lingkungan keluarga,dan lingkungan pertemanannya. Merekahanya menggunakan bahasa Indonesiaketika mereka berbicara dengan asistenrumah tangganya. Padahal, siswa-siswa inimerupakan keluarga asli Indonesia, yanglahir dan tinggal di Indonesia tetapiintensitas penggunaan bahasaIndonesianya sangat rendah.

Jarangnya penggunaan bahasaIndonesia ini juga menyebabkan siswakekurangan perbendaharaan kata dalambahasa Indonesia khususnya kata-kata dibidang pelajaran yang pengantarnyamenggunakan bahasa asing. Selain itu,siswa-siswa ini menjadi kesulitan saatharus berkomunikasi dengan orang lainyang hanya menggunakan bahasaIndonesia atau bahasa daerah sebagai alatkomunikasi. Jika penggunaan bahasa terusmenerus tidak seimbang antara bahasaasing dan bahasa Indonesia, siswa akanmengalami kesulitan dalam berkomunikasiketika mereka berada dalam lingkupmasyarakat juga ketika merekamelanjutkan ke sekolah yang tidakmenggunakan bahasa asing sebagai bahasapengantar.

Keterampilan berbicara yang perludikuasai oleh siswa salah satunya adalahberpidato. Pembelajaran berpidato disekolah menuntut siswa terampil berbicara

Page 33: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

PENGARUH MODEL SINEKTIK 29

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

di muka umum. Melalui pembelajaranberpidato, siswa dilatih untuk runtut dalamberbicara.

Salah satu teknik yang digunakandalam pembelajaran berpidato adalahteknik impromtu. Melalui teknik impromtu,kita dapat melihat kemampuan siswadalam berbahasa Indonesia karena siswatidak diperkenankan menyiapkanpidatonya.

Salah satu model pembelajaranyang dapat melibatkan aktivitas berbicarasiswa adalah model pembelajaran sinektik.Sinektik diterapkan untuk membimbingsiswa mengembangkan cara-cara berpikiryang “segar” tentang dirinya, motif-motifmereka, sifat hukuman, tujuan kita, dansifat masalah. Model pembelajaransinektik pertama kali dirancang olehGordon, pembelajaran ini merupakanpendekatan yang sangat menarik danmenyenangkan dalam mengembangkaninovasi-inovasi.

Penelitian yang dilakukan olehAyi (2013) dalam tesisnya yang berjudul“Efektivitas Model Sinektik BerorientasiBerpikir Kritis dalam MeningkatkanKemampuan Apresiasi Karakter Tokohpada Novel Remaja 24 Hour Stay atSchool Karya Esa Khairina Husein: StudiEksperimen pada Siswa Kelas VIII SMPN3 Pangalengan Kabupaten Bandung TahunAjaran 2012/2013”. Hasil penelitian inimenunjukkan penggunaan model sinektikefektif dalam meningkatkan kemampuanapresiasi karakter tokoh pada sebuah novelsiswa kelas VIII.

Model sinektik pernah digunakandalam penelitian oleh Mutiawati (2013)dalam tesisnya yang berjudul “PengaruhPembelajaran Sinektik terhadapPeningkatan Kemampuan Berpikir Kritisdan Kreatif Matematis Mahasiswa PGSD”.Penelitian ini menunjukkan modelpembelajaran sinektik mampumeningkatkan kemampuan berpikir kritisdan kreatif matematis mahasiswa PGSDsecara signifikan dibandingkan dengan

penggunaan model pembelajarankonvensional.

Hasil penelitian yang dilakukanoleh Manurung (2014) dalam tesisnyayang berjudul “Pengaruh Penerapan ModelPembelajaran Sinektik dengan PenugasanMind Mapping terhadap KualitasMiskonsepsi & Peningkatan KemampuanKognitif Siswa SMP” menunjukkanpeningkatan kemampuan kognitif siswasecara signifikan dengan menggunakanmodel pembelajaran sinektik.

Keefektifan penggunaan modelsinektik juga dapat dilihat pada hasilpenelitian yang dilakukan oleh Maryani(2013) dalam tesisnya yang berjudul“Pengaruh Penerapan Model Sinektikdengan Teknik Analogi Langsungterhadap Kemampuan MengembangkanPerilaku Kreatif Siswa MelaluiPembelajaran IPS (Pra Eksperimen padaSMP kelas IX SMP Negeri 1 Bandung)”.Hasil penelitian ini menunjukkanpenggunaan sinektik terbuktimeningkatkan kualitas pembelajaran yangditunjukkan oleh peningkatan perilakukreatif siswa SMP kelas IX pada matapelajaran IPS.

Selain itu, Rita Agustina Karnawati(2013) dalam tesisnya yang berjudul“Peningkatan Kemampuan BerbicaraMelalui Pendekatan Sinektik dalamPengajaran Bahasa Jepang Kepariwisataan:Penelitian Eksperimen Mata KuliahBahasa Jepang pada Mahasiswa SemesterIII STP Trisakti Jakarta” menunjukkankemampuan berbicara mahasiswameningkat setelah diberikan perlakuanberupa model sinektik.

Hosna, Rofiatul (2011) dalamdisertasinya yang berjudul“Pengembangan Model PembelajaranSinektik bagi Peningkatan KemampuanBerpikir Kreatif Siswa pada MataPelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial diMadrasah Ibtidaiyah Se-kabupatenJombang” menunjukkan peningkatankemampuan berpikir kreatif siswa pada

Page 34: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

30 PENGARUH MODEL SINEKTIK

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

mata pelajaran ilmu pengetahuan sosialsetelah diberikan perlakuan berupa modelpembelajaran sinektik.

Berdasarkan pemaparan di atas,penelitian ini dianggap penting karenadengan mengetahui apakah model sinektikmerupakan model yang tepat dalampembelajaran berpidato, penggunaanbahasa Inggris ketika mata pelajaranBahasa Indonesia berlangsung dapatdikurangi bahkan dihilangkan. Hal tersebutdapat membantu guru mata pelajaranBahasa Indonesia yang mengajar disekolah internasional dalam mengatasipenggunaan bahasa Inggris ketikapembelajaran Bahasa Indonesiaberlangsung.

Atas dasar permasalahan dan fakta-fakta yang diungkapkan di atas, padapenelitian ini akan dikaji “Pengaruh ModelSinektik terhadap Pembelajaran BerpidatoSiswa kelas IX Sekolah Bina PersadaCimahi.

Rumusan masalah dalam penelitianini adalah sebagai berikut.1. Bagaimana profil pembelajaran

berpidato di kelas IX Sekolah BinaPersada?

2. Bagaimana kemampuan berpidato siswadi kelas eksperimen dan kelas kontrolsebelum diberikan perlakuan?

3. Bagaimana penerapan model sinektik dikelas eksperimen?

4. Bagaimana kemampuan berpidato siswadi kelas eksperimen dan kelas kontrolsesudah diberikan perlakuan?

5. Seberapa besar pengaruh model sinektikterhadap kemampuan berpidato?

Secara umum, penelitian inibertujuan untuk mengetahui kemampuanberpidato siswa dengan menggunakanmodel sinektik.

Secara khusus, penelitian inibertujuan untuk mendeskripsikan:1. Profil pembelajaran berpidato di kelas

IX Sekolah Bina Persada;

2. Kemampuan berpidato siswa di kelaseksperimen dan kelas kontrol sebelumdiberikan perlakuan;

3. Penerapan model sinektik di kelaseksperimen;

4. Kemampuan berpidato siswa di kelaseksperimen dan kelas kontrol setelahdiberikan perlakuan; dan

5. Efektivitas penggunaan model terhadappembelajaran berpidato.

METODOLOGI PENELITIANPendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.Metode yang digunakan dalam penelitianini adalah eksperimen semu. Penelitimenggunakan teknik tes dan nontes dalampengumpulan data penelitian ini. Tes yangdigunakan adalah tes lisan. Tes dilakukansebanyak dua kali, yaitu prates (tes awal)dan pascates (tes akhir). Kedua tes ini akandilaksanakan di kelas eksperimen dankelas kontrol dengan menggunakanperlakuan yang berbeda. Teknik nontesdalam pengumpulan data ini dilakukandalam bentuk observasi dan wawancara.

Adapun teknik pengolahan datamelalui tahapan berikut.1. Menganilisis data prates dan pascates.

Langkah-langkah analisis dilakukandengan cara: (1) menganalisis pidatosiswa; (2) mengubah skor prates danpascates menjadi nilai; dan (3) ujireliabilitas antarpenimbang.

2. Melakukan uji normalitas.3. Melakukan uji homogenitas.4. Melakukan pengujian hipotesis.

HASIL PENELITIANBerdasarkan perhitungan,

diperoleh nilai 0,997 dari uji reliabilitasantarpenimbang kemampuan berpidatoprates dan nilai 0,998 pascates di kelaseksperimen. Dilihat dalam tabel Guilford,koefisien reliabilitasnya termasuk kedalam kualitas korelasi sangat tinggi.Tingkat kepercayaan terhadap penilaianantarpenimbang sangat tinggi dan tidak

Page 35: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

PENGARUH MODEL SINEKTIK 31

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

diragukan lagi keobjektifannya dalammemberi penilaian. Oleh karena itu,penilaian yang dilakukan tidakmengandung unsur subjektif.

Berdasarkan uji normalitasKolmogorov-Smirnov, data kemampuanberpidato kelas eksperimen, nilaisignifikan prates sebesar 0,898 atau > 0,05maka H0 diterima. Nilai signifikansi dipascates sebesar 0,255 atau > 0,05 makaH0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwadata kemampuan berpidato kelaseksperimen berasal dari populasi yangberdistribusi normal.

Berdasarkan uji homogenitasvarian data kemampuan berpidato kelaseksperimen, diperoleh taraf signifikansebesar 0,314, oleh karena 0,314 > 0,05maka H0 diterima. Hal ini menunjukkanbahwa data kemampuan berpidato kelaseksperimen mempunyai variansi yanghomogen.

Berdasarkan uji hipotesismenggunakan T-test, diperoleh tarafsignifikansi sebesar 0,000. Oleh karena0,000 < 0,05 maka H0 diterima. Hal inimenunjukkan bahwa model pembelajaransinektik efektif dalam pembelajaranberpidato di kelas eksperimen.

PEMBAHASANBerpidato merupakan salah satu

kompetensi dasar yang harus dimiliki olehsiswa kelas IX. Untuk mencapaikompetensi tersebut, pemilihan modeldalam proses belajar mengajar yangmenarik dan inovatif akan menentukankeberhasilan tujuan yang ingin dicapaidalam pembelajaran tersebut. Guru harusmampu memilih dan menerapkan modelsecara efektif untuk mampu meningkatkanketerampilan berpidato siswa. Perlakuanpada penelitian ini menggunakan modelsinektik dalam pembelajaran berpidato diSekolah Bina Persada Cimahi.

Penerapan model pembelajaran inimenjadikan siswa aktif dalammengembangkan daya imajinasi dalam

membuat analogi-analogi dalam rangkamengumpulkan gagasan untuk berpidato.Di samping itu, siswa juga dilatih untukmengembangkan pengetahuan danpemahaman mereka melalui pengalamanyang telah dimilikinya.

Pada setiap kali pertemuan denganmenerapkan model sinektik, gurusenantiasa menggunakan teknik-teknikuntuk memancing siswa dalam berpikirkreatif. Efek positif yang dirasakan antaralain siswa dapat bertindak kreatif danmenjelajahi gagasan-gagasan baru dalambidang-bidang ilmu pengetahuan. Hal inisejalan dengan penelitian yang dilakukanoleh Amalia (2015); Sumiati (2013);Mutiawati (2013); Manurung (2014);Maryani (2013); Suryana (2013); Widiarti(2013); Alrosyid (2015); dan Karnawati(2013) yang menyatakan bahwa terdapatperbedaan hasil belajar siswa yangdiberikan perlakuan berupa model sinektikantara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Kemampuan berpidato dapatditingkatkan dengan menggunakan modelpembelajaran yang tepat dan inovatif. Halini sejalan dengan penelitian yangdilakukan oleh Sugiono (2014); Muslihat(2013); Santosa (2013); Hidayat (2015);Dinata (2012); Wibowo (2015); Sukatmi(2009); Kasmiyati (2011); Yulita (2010);dan Hastri (2012).

Berkaitan dengan kelemahan-kelemahan model sinektik, penelitiberusaha mencari strategi untuk menutupikelemahan tersebut. Pada pertemuanpertama, dalam aspek penampilanberpidato, sebagian siswa masih belummampu untuk berpidato secara maksimal.Masih ada siswa yang menggunakan lafalbahasa asing. Langkah-langkah yangpeneliti tempuh untuk menutupikelemahan ini, yaitu dengan mengingatkansiswa untuk terus berlatih dan senantiasamenggunakan lafal bahasa Indonesia.

Meskipun terdapat peningkatanyang signifikan terhadap kemampuanberpidato siswa setelah model sinektik

Page 36: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

32 PENGARUH MODEL SINEKTIK

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

diterapkan, kemampuan siswa dalamberpidato di kelas eksperimen sebagianbesar masih berada dalam kategori cukup.Hal ini membuat peneliti berusahamenyelidiki penyebab masalah ini.Langkah yang peneliti tempuh yaknidengan menghubungi kembali guru matapelajaran dan mendiskusikanpermasalahan ini secara lebih lanjut. Gurutersebut mengutarakan bahwa dalampembelajaran berpidato dibutuhkanpenanganan ekstra karena tidak hanyasiswa yang merasa sulit mengungkapkangagasan, guru pun merasakan hal yangsama. Selain itu, kurangnya bukupenunjang yang berisi materi pidatomembuat siswa kesulitan mempelajariihwal berpidato. Lebih lanjut, gurutersebut mengatakan bahwa kendala yangdihadapi dalam pembelajaran berpidatomeliputi tiga komponen, yaitu pada dirisiswa, pada guru, dan pada sarana yangminim.

Pada diri siswa kendala yangdihadapinya antara lain sebagai berikut:1. siswa jarang sekali mendengarkan

pidato dalam bahasa Indonesia;2. siswa memiliki budaya literasi yang

rendah sehingga berdampak padaperbendaharaan kata yang minim;

3. siswa banyak tidak percaya diri padasaat berpidato;

4. siswa memiliki latar belakang yangberagam sehingga mereka memilikipengalaman yang berbeda-beda.Kondisi ini juga erat kaitannya dengankemampuan berpidato;

5. siswa banyak yang tidak terampil dalamberkomunikasi dengan menggunakanbahasa Indonesia;

6. sebagian siswa belum memilikikeinginan untuk terlibat secara aktifpada saat proses pembelajaranberlangsung; dan

7. sebagian siswa masih memiliki motivasibelajar yang rendah.

Lebih lanjut guru tersebutmengemukakan bahwa kendala yang

dialami oleh siswa ini berhubungan eratdengan apa yang dirasakan oleh guru padasaat mengajar materi pidato. Kendalatersebut adalah kurangnya sarana danprasarana yang menunjang untuk gurumenyampaikan materi pidato.

Pada dasarnya, kreativitasseseorang dapat dideskripsikan, didorongdan dapat ditingkatkan dengan sengaja.Proses kreativitas memiliki dua komponenutama, ialah komponen proses intelektualdan komponen emosional, namunkomponen emosional ini memiliki perananyang lebih penting, karena kreativitas padadasarnya adalah proses emosional.Kreativitas pada diri seseorang atau padakelompok dapat ditingkatkan dengan caramenyadari proses kreatif dan memberikanbantuan secara sadar ke arah terjadinyakreativitas.

Model sinektik menawarkan duastrategi atau model mengajar, yaitumenciptakan sesuatu yang baru danmemperkenalkan keanehan produk baru.Strategi pertama dirancang untukmengenal keanehan, akan membantu parasiswa memahami masalah ide, atau produkdalam sesuatu yang baru yang akhirnyamemperjelas kreativitas. Strategi keduadirancang untuk menambah pemahamansiswa, dan memperdalam hal-hal baru ataumateri pelajaran yang sulit.

Agar ide-ide yang tidak dikenalakan lebih berarti maka strategi ini harusmembuat sesuatu yang baru. Dalampelaksanaannya, model ini melibatkanpenggunaan metafora atau analogi melaluiperbandingan sebuah objek gagasandengan objek gagasan lain.

SIMPULAN DAN REKOMENDASIBerdasarkan penelitian ini, dapat

disimpulkan bahwa penggunaan modelsinektik efektif digunakan dalampembelajaran berpidato. Hal ini dapatdilihat dari meningkatnya rata-rata nilaikemampuan berpidato siswa yaitu dari 5menjadi 7.

Page 37: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

PENGARUH MODEL SINEKTIK 33

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

Dalam pembelajaran bahasaIndonesia, khususnya pembelajaranberpidato, guru harus menggunakan modelpembelajaran yang variatif dan sesuai agarterangsangnya minat dan kemampuansiswa dalam berpidato.

DAFTAR PUSTAKAArikunto, S. (2002). Prosedur penelitian

suatu pendekatan praktik. Jakarta:Rineka Cipta.

Arsjad, M. G. dan Mukti, U. S.(1993). Pembinaan kemampuanberbicara bahasa indonesia.Jakarta: Erlangga

Creswell, J. W. (2014). Research design:pendekatan kualitatif, kuantitatif,dan mixed. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Fasold, R. (1984). The sociolinguistics ofsociety. New York: BasilBlackwell Inc. GBHN tahun 1993.

Hamalik, O. (2007). Perencanaanpengajaran berdasarkanpendekatan sistem. Jakarta: BumiAksara.

Joyce, B., Marsha W., dan Emily C.(2011). Models of teaching (edisibahasa indonesia). Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Keraf, G. (2004). Komposisi sebuahpengantar kemahiran berbahasa.Jakarta: Nusa Indah.

Nurgiyantoro, B. (2010). Penilaian dalampengajaran bahasa dan sastra.Yogyakarta: BPFE.

Rafanany, B. (2013). 30 menit jagomenjadi mc dan pidato dalambahasa indonesia. Yogyakarta:Araska.

Rakhmat, J. (2007). Retorika modern:pendekatan praktis. Bandung: PTRemaja Rosdakarya.

Sagala, S. (2010). Konsep dan maknapembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Subana, dkk. (2005). Statistik pendidikan.Bandung: Pustaka Cipta.

Sukatmi. (2009). Upaya peningkatankemampuan berpidato denganmedia gambar. Surakarta:Universitas Sebelas Maret.

Sumarsono. (2010). Sosiolinguistik.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suprijono, A. (2011). Model-modelpembelajaran. Jakarta: GramediaPustaka Jaya.

Tarigan, H. G. (2008). Berbicara sebagaisuatu keterampilan berbahasa.Bandung: Angkasa.

Trianto. (2009). Mendesain modelpembelajaran inovatif-progresif.Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014).Pedoman penulisan karya ilmiah.Bandung: UPI.

Page 38: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

34 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI CENDAWAN

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI CENDAWAN PENYEBAB PENYAKITLAYU PADATANAMAN CABAI RAWIT(Capsicum frutescens) DI BOGOR

Annisa Wulan Agus Utami1

1Staf Pengajar Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Pakuan, Jl Pakuan, Tegallega, Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat 16143

[email protected]

ABSTRAKCabai rawit (Capsicum frutescens) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang

mempunyai nilai ekonomi penting di Indonesia sehingga banyak dibudidayakan oleh parapetani. Bogor merupakan salah satu wilayah sentra budidaya tanaman cabai. Produksi cabai diBogor mengalami penurunan produksi karena adanya Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)salah satunya cendawan yang dapat mengganggu kesehatan tanaman. Penelitian ini bertujuanuntuk mengidentifikasi cendawan penyebab penyakit layu daun pada tanaman cabai rawit(Capsicum frutescens) yang dibudidayakan di Bogor. Penelitian ini dilaksanakan diUniversitas Pakuan dari bulan Oktober 2017 hingga Februari 2018. Seabnyak 8 isolatcendawan penyebab layu daun diperoleh dari delapan desa di Bogor yakni dari Gunung Putri,Cimahpar, Ciomas, Cobinong, Ciapus, Pabaton, Ciampea, dan Sindang Barang Loji.Identifikasi isolat didasarkan pada pengamatan makroskopis dan mikroskopis. Isolatcendawan penyebab layu daun yang berhasil diisolasi yaitu genus Fusarium sp.,Colletotricum sp., dan Aspergillus sp.

Kata Kunci: cabai rawit (Capsicum frutescens), penyakit layu daun, Fusarium sp.,Colletotricum sp., Aspergillus sp.

ABSTRACTChili (Capsicum fruitescens) is an important vegetable commodities and high

economic value in Indonesia. Bogor is one of the central areas of chili cultivation. One of themain factors causing low productivity of chili in Indonesia is pest and disease. The purpose ofthis study was to identify the types of pathogenic fungi in chili (Capsicum fruitescens). Theexperiment was conducted in Pakuan University, from October 2016 until February 2017. Theresults showed that from 8 isolates that have been taken from 8 villages eight villages inBogor namely from Gunung Putri, Cimahpar, Ciomas, Cobinong, Ciapus, Pabaton, Ciampea,and Sindang Barang Loji. Identification of isolates based on macroscopic and microscopiccharacters. there were found 3 genus i.e. Fusarium sp, Colletotricum sp. and Aspergillus sp.

Keyword : Chilli (Capsicum frutescens), pathogen of leaf, Fusarium sp., Colletotricum sp.,Aspergillus sp.

PENDAHULUANLatar Belakang

Cabai merupakan salah satukomoditas hortikultura yang mempunyainilai ekonomi penting di Indonesia. Cabai

dimanfaatkan sebagai penyedap makananatau perangsang nafsu makan. Hal inidikarenakan rasa cabai yang pedas danberaroma khas dapat membangkitkan seleramakan bagi orang-orang tertentu (Dewi

Page 39: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI CENDAWAN 35

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

2009). Selain itu cabai dapat membantumenyembuhkan kejang otot, sakittenggorokan, alergi, melancarkan sirkulasidarah dalam jantung, meringankan pegal dandingin akibat rematik. Kebutuhan cabaimasyarakat yang besar membuat cabaimenjadi salah satu komoditas strategis yangperlu mendapatkan perhatian khusus daripemerintah. Salah satu cabai yang memilikipotensi ekonomi adalah cabai rawit(Capsicum frutescens) sehingga banyakdibudidayakan oleh para petani. PadaRencana Pembangunan Jangka MenengahNasional (RPJMN) Bidang Pangan danPertanian 2015-2019, cabai dimasukkansebagai salah satu dari 8 komoditas panganutama bersama beras, jagung, kedelai, gula,daging sapi, bawang merah dan kelapa sawit.Hal ini menunjukkan bahwa cabaimerupakan komoditas yang memilikiperanan penting dalam perencanaanpembangunan nasional (BPS 2016).

Daerah Bogor merupakan wilayahyang merupakan sentra produksi cabai.Produksi cabai di Kabupaten Bogormengalami penurunan produksi karenaadanya Organisme Pengganggu Tanaman(OPT). Menurut Girsang (2008) berbagaijenis OPT yang dapat menyerang tanamanantara lain: cendawan, bakteri, nematoda,serta virus yang dapat mengganggukesehatan tanaman. Beberapa cendawanyang dapat menginfeksi tanaman cabaiantara lain: Colletitricum capsici,Cercospora capsici, Fusarium oxysporum,Stemphylum solani, dan Leveillula taurica(Duriat et al. 2007). Cendawan genusFusarium merupakan cendawan yangmenyebabkan tanaman layu pada tanamanholtikultura biasanya hanya menyerangtomat dan tidak memiliki efek pada tanamanlainnya (Agrios 2005).

Infeksi cendawan patogen padatanaman dapat mengakibatkan kerusakanstruktur jaringan yang selanjutnya dapatmenyebabkan kematian. Gejala kerusakanyang terjadi pada tanaman cabai ditandaidengan bercak kuning kecoklatan pada daun.

Bercak kuning tersebut menunjukkan bahwaOPT telah merusak jaringan daun sehinggamenghambat proses fotosintesismetabolisme tanaman yang mengakibatkanpenurunan produksi cabai. Penurunan hasilproduksi tersebut dapat mengakibatkankerugian pada para petani cabai salahsatunya petani cabai rawit, sehinggadiperlukan penelitian untukmengidentifikasi cendawan patogen padacabai rawit di lahan pertanian Bogor.Penelitian ini diharapkan akan menghasilkaninformasi penting mengenai cendawanpatogen pada cabai sehingga selanjutnyadapat diketahui cara mengatasi cendawanpatogen tersebut. Implikasi hasil penelitiandiharapkan dapat digunakan sebagai bahandan acuan untuk penelitian selanjutnya baikdalam fungsinya sebagai biofertilizer danatau biopestisida pada berbagai komoditastanaman pangan dan hortikultura, terutamapada tanaman cabai rawit di Bogor, JawaBarat.

Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk

mengidentifikasi cendawan penyebabpenyakit layu daun pada tanaman cabairawit (Capsicum frutescens) yangdibudidayakan di Bogor sehinggadiharapkan akan menghasilkan informasipenting mengenai cendawan patogen padacabai sehingga selanjutnya dapat diketahuicara mengatasi cendawan patogen tersebut.

METODE PENELITIANWaktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 6bulan, mulai dari bulan Oktober 2016hingga Februari 2017. Pengambilan sampeldaun cabai pada lahan pertanian di Bogoryang telah terserang penyakit layu daun.Pembuatan PDA dan pengisolasian sertapengidentifikasian fungi dilakukan diLaboratorium Pendidikan Biologi FKIPUniversitas Pakuan.

Page 40: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

36 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI CENDAWAN

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

Bahan dan AlatBahan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah daun cabai yangterinfeksi penyakit layu daun ditandaidengan daun menguning,terjadinya layusepihak atau keseluruhan, kentang, dextrosa,agar-agar, aquades, alkohol 70%, air sterilsebagai pelarut.

Alat yang digunakan dalampenelitian ini adalah cawan petri yangdigunakan untuk pembiakan fungi padamedia Potato Dextrose Agar (PDA), gelasukur, labu Erlenmayer, laminar, flow, lampubunsen, autoklaf, inkubator, kompor,mikroskop cahaya, tabung reaksi,mikrometer, kaca objek, kaca penutup,pinset, label nama, aluminium foil, kapas,kamera digital dan alat tulis

Prosedur PenelitianPembuatan media Potato Dextrose Agar(PDA)Kentang yang telah dikupas dan dipotong-potong dengan ukuran ± 1 x 1 cmsebanyak 200 gram di rebus dalam 500 mlair akuades sampai matang. Hal ini dapatdiketahui dengan menusuk kentang dengangarpu. Jika di tusuk terasa mudah, berartikentang telah mengeluarkan sarinya.Kemudian 15 gram agar-agar larut,selanjutnya dekstrosa (dapat diganti dengangula pasir) sebanyak 15 gram dimasukkanke dalamnya. Air ekstrak kentangselanjutnya dituangkan ke dalam larutanagar-agar.Larutan ini kemudian disaringdengan kain katun yang tipis, larutanditambahkan air steril sampai volumenyamenjadi 100 ml. setelah dididihkan, larutanPDA dimasukkan ke dalam erlenmayerkemudian ditutup dengan kapas steril danditutup lagi dengan menggunakanaluminium foil. Kemudian di sterilkan didalam autoclave selama kurang lebih 15menit dengan suhu 121-124oC padatekanan 1 atm. Setelah itu PDA dikeluarkan

dan dibiarkan hingga dingin (10-20 oC),kemudian di tuangkan kedalam cawan petri.

Isolasi Cendawan PatogenIsolasi patogen dilakukan dengan caramemotong bagian yang terinfeksi (daun)dengan ukuran sekitar 2x2cm, dicelupkan kedalam beaker glass yang berisi alkohol 70%selama 2 menit untuk menghilangkankontaminasi pada bagian luarnya, kemudiandibilas dengan cara mencelupkan ke dalamakuades steril sebanyak 3 kali. Setelah itudiletakkan pada permukaan media PotatoDextrose Agar (PDA) dan diinkubasikanselama 5 hari pada suhu 27-28ºC. Miseliumjamur yang tumbuh selanjutnya direisolasipada media PDA baru hingga diperolehbakan murni.

Identifikasi Cendawan PatogenBiakan murni cendawan patogendiremajakan pada media PDA, dandiinkubasi selama 5-7 hari pada suhu ruang.Isolat yang telah tumbuh pada media,diamati ciri-ciri makroskopiknya denganmenggunakan mikroskop, kemudiandisesuaikan ciri-cirinya dengan bukuidentifikasi fungi untuk mengetahui cirimikroskopik fungi tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil PengamatanIdentifikasi isolat pada media PDA

didasarkan pada warna yang isolat yangterbentuk kemudian dilanjutkan pengamatansecara mikroskopis diperoleh cendawanFusarium sp, Colletotricum sp. danAspergillus sp. yang berasal dari delapandesa di Bogor yakni dari Gunung Putri,Cimahpar, Ciomas, Cobinong, Ciapus,Pabaton, Ciampea, dan Sindang Barang Loji.(Tabel 1) .

Page 41: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI CENDAWAN 37

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

Tabel 1 Isolat Cendawan Patogen Penyebab Layu Daun pada Tanaman Cabai di Bogor

No Tempat Asal Isolat Isolat CendawanPatogen Karakteristik

1 Gunung Putri Fusarium sp. -Warna cendawan berwarna putih,-Makrokonidia berbentuk sabit-Mikrokonidia berbentuk lonjong-Klamidospora berbentuk bulat

2 Cimahpar Colletotricum sp. -Apressoria berbentuk lonjong-Spora berbentuk silindris berwarna putih

3 Sindang BarangLoji

Fusarium sp. -Warna cendawan berwarna putih,-Makrokonidia berbentuk sabit-Mikrokonidia berbentuk lonjong-Klamidospora berbentuk bulat

4 Ciampea Fusarium sp. -Warna cendawan berwarna putih,-Makrokonidia berbentuk sabit-Mikrokonidia berbentuk lonjong-Klamidospora berbentuk bulat

5 Cibinong Fusarium sp. -Warna cendawan berwarna putih,-Makrokonidia berbentuk sabit-Mikrokonidia berbentuk lonjong-Klamidospora berbentuk bulat

6 Ciomas Fusarium sp. -Warna cendawan berwarna putih,-Makrokonidia berbentuk sabit-Mikrokonidia berbentuk lonjong-Klamidospora berbentuk bulat

7 Ciapus Aspergillus sp. -Koloni cendawan berwarna putihkecoklatan-Spora berwarna putih dan berbentukglobuse

8 Pabaton Fusarium sp. -Warna cendawan berwarna putih,-Makrokonidia berbentuk sabit-Mikrokonidia berbentuk lonjong-Klamidospora berbentuk bulat

Daun yang terkena gejala layu daunmengalami kerusakan morfologi yangditandai dengan perubahan warna daunmenjadi kuning kecoklatan pada bagian-bagian tertentu di permukaan atas daun,bercak tersebut juga terdapat padapermukaan bawah daun dengan disertaiadanya miselium (Gambar 1). Hasilpengamatan mikroskopis Fusarium sp.memiliki ciri warna cendawan berwarna

putih, makrokonidia berbentuk sabit,mikrokonidia berbentuk lonjong danklamidospora berbentuk bulat. Colletotricumsp. memiliki ciri apresorium berbentuklonjong dan spora berbentuk silindrisberwarna putih. Aspergillus sp. memiliki cirikoloni cendawan berwarna putih kecoklatandan spora berwarna putih dan berbentukglobuse (Gambar 2).

Page 42: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

38 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI CENDAWAN

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

ed

g

Gambar 1 Daun yang terserang penyakit layu daun oleh asal isolat (a) Gunung Putri, (b)Cimahpar, (c) Ciomas, (d) Cibinong, (e) Ciapus, (f) Pabaton, (g) Ciampea, (h) SindangBarang Loji.

Gambar 2 Cendawan penyebab layu daun pada cabai (a) Fusarium sp. (b) Colletroticum sp.,(c) Aspergillus sp.

PembahasanIdentifikasi isolat pada media PDA

didasarkan pada warna yang isolat yangterbentuk. Isolat cendawan penyebab layudaun yang berhasil diisolasi yaitu genusFusarium berwarna putih tebal, genusColletotricum berwarna putih kecoklatandengan spora berbentuk silindris, dan genus

Aspergillus berwarna putih kecoklatandengan spora berbentuk globuse. Isolatcendawan penyebab layu daun yangdiperoleh dari delapan desa di Bogor yaknidari Gunung Putri, Cimahpar, Ciomas,Cobinong, Ciapus, Pabaton, Ciampea, danSindang Barang Loji. Hal ini sesuai denganpenelitian yang dilakukan oleh Nurwahyuni

Page 43: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI CENDAWAN 39

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

et.al, 2015 yang berhasil mengisolasi genusFusarium, Colletotrichum, Ovulariopsis, danVerticillium pada daun cabai rawit diKecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban padamedia Czapek Agar (CA). Adanyaperbedaan hasil isolasi cendawan pada dauncabai dipengaruhi oleh perbedaan mediatumbuh cendawan yang digunakan serta asaldaun yang diteliti.

Genus Fusarium sp. merupakansalah satu genus yang menimbulkanpenyakit pada tanaman pertanian (Leslieet.al 2003). Fusarium sp. dimasukkankedalam famili Turberculariaceae karena dialam jamur ini membentuk tubuh buahpembentuk konidium yang disebutsporodokium (Gilman 1996). Fusarium sp.membentuk tiga tipe spora aseksual yaitumikrokonidium, makrokonidium danklamidospora (Agrios 2005). Fusarium sp.memiliki ciri warna cendawan berwarnaputih, makrokonidia berbentuk sabit,mikrokonidia berbentuk lonjong danklamidospora berbentuk bulat (Gambar 2).Genus ini memiliki banyak spesiesdiantaranya yang memiliki kisaran inangyang luas ialah Fusarium oxysporum (Leslieet.al. 2003). Fusarium oxysporum adalahpenyebab utama layu pada banyak spesiestanaman. F. oxysporum terdiri lebih dari 120formae specialis berdasarkan inang yangdiinfeksi. Masing-masing dari mereka dapatdibagi ke dalam ras fisiologis yangmenunjukkan karakteristik pola virulen padavarietas inang yang berbeda. Kebanyakanpatogen spesifik untuk tanaman inangtertentu contohnya Fusarium oxysporum f.sp.lycopersici yang menyebabkan tanaman layupada tomat biasanya hanya menyerangtomat dan tidak memiliki efek pada tanamanlainnya (Agrios 2005).

Colletotricum sp. memiliki ciriapresorium berbentuk lonjong dan sporaberbentuk silindris berwarna putih (Gambar2). Mendgen and Daising (1993)menjelaskan bahwa apresorium berfungsimembantu proses penetrasi hifa ke dalamjaringan tumbuhan yang terinfeksi.

Perkembangan selanjutnya adalah hifa akanmengeluarkan enzim protease, selulase, danpektinase sehingga menyebabkan kerusakanstruktur dinding sel. Menurut GenusColletotricum sp. merupakan penyebabpenyakit layu daun, antraknosa, busukmerah tebu, penyakit buah kopi, busukmahkota pada stroberi dan pisang, sertabercak coklat kacang tunggak (Waller et al.2002). Penyakit antraknosa merupakan salahsatu penyakit yang banyak terjadi danmerugikan cabai. Penyakit yang disebabkanoleh cendawan Colletotrichum sp., dengangejala yang diawali oleh bercak coklatkehitaman pada permukaan buah, yangselanjutnya meluas menjadi gejala busuklunak. Penyakit antraknosa umumnyamenyerang pada hamper semua bagiantanaman yaitu ranting, cabang, daun, danbuah. Fase penyerangannya mulai dari faseperkecambahan, fase vegetatif, dan fasegeneratif. Gejala diawali berupa bintik-bintik kecil yang berwarna kehitam-hitamandan sedikit melekuk. Serangan yang lebihlanjut mengakibatkan buah mengerut, kering,membusuk dan jatuh. Pada gejala ini akanmuncul kumpulan titik-titik hitam yangmerupakan tubuh buah cendawan tersebut.Gejala yang timbul pada persemaian jikaterbawa benih, dapat berupa kegagalanperkecambahan dan menyebabkan kelayuan.Serangan pada tanaman dewasa dapatmenyebabkan mati pucuk, serta busukkering pada daun dan batang. Tingkatserangan antraknosa akan sangat parahketika musim hujan, dan dapatmenyebabkan kehilangan hasil mencapai 50-100% (Hariati 2007; Pakdeevaraporn et al.2005). Beberapa pesies dari genusColletotrichum sp. yaitu Colletotrichumgloeosporioides, C. acutatum, C. dematium,C. capsici, C. truncatum dan C. coccodes(Kim et al. 1999; Pakdeevaraporn et al.2005; Than et al. 2008; Sharma et al. 2014).Cendawan C. gloeosporioides memiliki duastrain yaitu strain R dan G. Strain R hanyamenyerang buah cabai masak yang berwarnamerah, sedangkan strain G dapat menyerang

Page 44: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

40 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI CENDAWAN

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

semua tanaman, termasuk buah cabai yangmasih berwarna hijau maupun buah yangberwarna merah C. gloeosporioides dan C.capsici (Kim et al. 1985). Jenis patogentersebut dapat bertahan di benih dalamwaktu yang cukup lama dengan membentukaservulus, sehingga merupakan penyakittular benih. Buah yang terserang C. capsicimenjadi busuk dengan warna sepertiterbakar sinar matahari yang diikuti busukbasah berwarna hitam. Gejala berwarnahitam karena adanya seta yaitu bagiancendawan yang terbentuk pada aservulus.Cendawan ini pada umumnya menyerangbuah cabai menjelang masak ketika buahmulai berwarna kemerahan (Mahasuk et al.2008). Colletotrichum capsici, C.gloeosporioides, dan C. acutatummerupakan tiga dari beberapa spesiesColletotrichum yang dilaporkan sebagaipenyebab penyakit antraknosa di Asia(Montri et al. 2009; Kanchana-udomkan etal. 2004; Raj et al. 2014). C. capsicimerupakan spesies Colletotrichum yangbanyak ditemukan pada penelitian tersebut.C. capsici menginfeksi buah cabai, dandapat bertahan pada benih denganmembentuk aservulus dan mikrosklerotia(Raj & Chrishtopher 2009). Infeksi C.capsici yang terjadi pada stadia tanamandewasa lebih tinggi dibandingkan pada padafase awal pertumbuhan tanaman cabai (Rajet al. 2013). C. capsici dipencarkan daritanaman sakit ke tanaman sehat melaluipercikan air, dan dapat bertahan di dalambenih, sehingga menjadi sumber inokulumpatogen pada pertanaman berikutnya.Penyakit ini juga dapat bersifat sistemik jikatanaman berasal dari benih yang telahterinfeksi, dan dengan kondisi lingkunganyang sesuai serta inang rentan akanmendukung bagi perkembangan penyakit(Garg et al. 2013).

Genus Aspergillus menunjukkansifat antagonis terhadap penyebab penyakitlayu pada tanaman (Suryanti et.al 2013).Menurut Agrios (2005) cendawanAspergillus sp. ini dapat dijumpai hampir di

seluruh tempat sehingga sering dikenaldengan sebutan cendawan kosmopolit(Subba rao 2010). Pada hasil pengamatanmikroskopis Aspergillus sp. memiliki cirikoloni cendawan berwarna putih kecoklatandan spora berwarna putih dan berbentukglobuse (Gambar 2). Aspergillus sp.memiliki hifa bersepta dan bercabang,konidiofor yang muncul dari foot cell(miselium yang bengkak dan berdindingtebal) dengan stigmata dan konidia yangmembentuk rantai spora. Spesies Aspergillusmerupakan jamur yang umum ditemukan dimateri organik. Aspergillus sp dapatmenghasilkan aflatoksin yang paling seringdijumpai pada hasil panen pertanian sertabahan makanan pokok di banyak negaraberkembang sehingga mengancamkeamanan pangan. Aflatoksin adalah jenistoksin yang bersifat karsinogenik danhepatotoksik (Nani 2010).

Mekanisme infeksi cendawanpatogen pada daun cabai dapat terjadimelalui penetrasi langsung denganmenembus permukaan tanaman inang,melalui luka ataupun melalui stomata danhifa kapang dapat masuk ke dalam jaringantumbuhan tanpa merusak jaringan epidermis,karena hifa hanya menembus lapisankutikula dengan mengeluarkan enzimkutinase yang merupakan biokatalisatordalam proses degradasi kutikula, selanjutnyamiselium tumbuh di antara kutikula dandinding sel epidermis (Yunafsi 2008;Nurwahyuni et.al 2015; Struck 2006).Pertumbuhan hifa selanjutnya akanmenembus ke dalam sel-sel penyusunjaringan sponsa dan palisade, sehinggaberdasarkan hasil pengamatan anatomisecara melintang ditemukan sebaranmiselium pada penyusun jaringan mesofil(Nurwahyuni et.al 2015). Selama prosesinfeksi cendawan patogen dalam jaringandaun, hifa cendawan akan mengeluarkanenzim yang berfungsi untuk mendegradasisenyawa-senyawa yang terkandung di dalamdinding sel seperti karbohidrat, lemak, danprotein. Beberapa enzim yang dihasilkan

Page 45: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI CENDAWAN 41

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

oleh cendawan misalnya enzim selulase danpektinase yang merupakan biokatalisatordalam proses degradasi selulose dan pektinpada dinding sel tumbuhan (León &Montesano 2013). Penembusan hifa kedalam sel tumbuhan bertujuan untukmenyerap nutrisi yang terkandung di dalamsel. Nutrisi tersebut akan digunakan olehcendawan dalam proses metabolisme yangbertujuan untuk membentuk strukturtubuhnya serta membentuk alat reproduksi,aktivitas tersebut dapat mengakibatkankerusakan sel tanaman yang diserang olehcendawan (Gafur 2003; Gao et al. 2010).

SIMPULAN DAN SARANSimpulan

Cendawan penyebab penyakit layudaun pada tanaman cabai yangdibudidayakan di Bogor yaitu Fusarium sp,Colletotricum sp. dan Aspergillus sp.Fusarium sp. memiliki ciri warna cendawanberwarna putih, makrokonidia berbentuksabit, mikrokonidia berbentuk lonjong danklamidospora berbentuk bulat. Colletotricumsp. memiliki ciri Apressoria berbentuklonjong dan spora berbentuk silindrisberwarna putih. Aspergillus sp. memiliki cirikoloni cendawan berwarna putih kecoklatandan spora berwarna putih dan berbentukglobuse.

SaranPenelitian lanjutan disarankan untuk

identifikasi secara molekular dan mengujibeberapa mikroba endofit atau ekstrak yangbisa melawan atau bersifat antagonisterhadap cendawan penyakit layu daun padatanaman cabai sehingga selanjutnya dapatdiketahui cara mengatasi cendawan patogentersebut.

DAFTAR PUSTAKAAgrios GN.2005.Plant Pathology

5thed .New York: Elsevier AcademicPresS.

Badan Pusat Statistik [BPS]. 2016.Distribusi Perdagangan Komoditas

Cabai Merah Indonesia 2015.www.bps.go.id (diakses padatanggal 20 Oktober 2016).

Dewi TR. 2009. Analisis Permintaan CabaiMerah (Capsicum annuum L) diKota Surakarta [Skripsi]. Surakarta:Fakultas Pertanian UniversitasSebelas Maret.

Duriat AS, Gunaeni N, Wulandari AW.2007. Penyakit Penting TanamanCabai dan Pengendaliannya.Monografi, 31, (online)(http://balitsa.litbang.pertanian.go.id, diakses pada 22 November 2016).

Gafur, A. 2003. Aspek Fisiologis danBiokimiawi Infeksi Jamur PatogenTumbuhan. Jurnal Hama danPenyakit Tumbuhan Tropika, 3 (1):21-28, (online)(http://citation.itb.ac.id, diaksespada 21 Desember 2014). Gao, F.,Dai, C dan Liu, X. 2010.Mechanisms of fungal endophytesin plant protection againstpathogens. African Journal ofMicrobiology Research, 4(13):1346-1351.

Gao, F., Dai, C dan Liu, X. 2010.Mechanisms of fungal endophytesin plant protection againstpathogens. African Journal ofMicrobiology Research, 4(13):1346-1351.

Garg R, Kumar S, Kumar R, Loganathan M,Saha S, Kumar S, Rai AB, Roy BK.2013. Novel source of resistanceand differential reactions on chillifruit infected by Colletotrichumcapsici. Aus Plant Pathol. 42:227-233. doi:10.1007/s13313-012-0194-7.

Gilman JC.1996.A Manual of SoilFungi.The Iowa State University Press:Iowa.

Hariati N. 2007. Analisis keragaman 23genotipe cabai (Capsicum sp.)berdasarkan penampakan fenotipikserta ketahanannya terhadap

Page 46: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

42 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI CENDAWAN

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

penyakit antraknosa(Colletotrichum sp.) [skripsi].Bogor (ID): Institut PertanianBogor.

Ginting BB. 2014. Penyakit Penting PadaTanaman Cabai. Medan:Universitas Khatolik Santo ThomasSumatera Utara.

Girsang EM. 2008. Uji Ketahanan BeberapaVarietas Tanaman Cabai(Capsicum annum L.) terhadapSerangan Penyakit Antraknosadengan Pemakaian Mulsa Plastik.Medan: Universitas Sumatera Utara.

Pakdeevaraporn P, Wasee S, Taylor PWJ,Mongkolporn O. 2005. Inheritanceof resistance to anthracnose causedby Colletotrichum capsici inCapsicum. Plant Breeding124(2):206-208. doi: 10.1111/j.1439-0523.2004.01065.x.

Kanchana-udomkan C, Taylor PWJ,Mongkol-porn O. 2004.Development of a bioassay to studyanthracnose infection of Capsicumchinense Jacq. fruit caused byColletotrichum capsici. Thai J AgricSci. 37: 293-297.

Kim WK, Cho EK, Lee ES. 1985.Variations of the anthracnosepathogen of pepper, Colletotrichumgloeosporioides Perez. inmorphology, pathogenicity andcultural characteristics. J PlantPathol.1:211-212.

Kim KD, BJ Oh, Yang J. 1999. Differentialinteraction of a Colletotrichumgloeosporiodes isolate with greenand red pepper fruits. Phytoparasitica27(2):1-10.

León, I.P and Montesano, M. 2013.Activation of Defense Mechanismsagainst Pathogens in Mosses andFlowering Plants. InternationalJournal of Molecular Sciences, 14:3178-3200.

Leslie JF, Salleh B, Summerell BA. 2003. AUtilitarian to Fusarium Identification.Plant Disease 87:117-128.

Mahasuk P, Khumpeng N, Wasee S, TaylorPWJ, Mongkolporn O. 2008.Inheritance of resistance toanthracnose (Colletotrichum capsici)at seedling and fruiting stages in chilipepper (Capsicum spp.). PlantBreeding 128: 701-706.

Michielse CB, Rep M. 2009. Pathogen profilupdate: Fusarium oxysporum. Mol.Plant Pathol. 10:311-324.

Montri P, Taylor PWJ, Mongkolporn O.2009. Pathotypes of Colletotrichumcapsici the causal agent of chiliantrachnose, in Thailand. Plant Dis.93:1720.

Nani R.Diktat Mikrobiologi Pangan. 2010(diunduh 2 November2017).Tersedia dari: URL:HYPERLINKhttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Diktat%20Bab%201%20Mikrobiologi%20Pangan%20%20Prinsip%20Mikrobiologi%20Pa%E2%80%A6.pdf

Nurwahyuni R, Hastuti US, Witjoro A. 2015.Isolasi dan Identifikasi Kapang padaBercak di Daun Cabai Rawit(Capsicum frutescens L) dariKecamatan Jatirogo KabupatenTuban. Jurnal-online.um.ac.id. 1: 1-9.Universitas Negeri Malang

Raj TS, Christopher DJ. 2009. Effect of bio-control agents and fungicides againstColletotrichum capsici causing fruitrot of chilli. Ann Plant Protect Sci.17:143-145.

Raj TS, Christopher DJ, Suji AH. 2013.Evaluation of virulence and methodsof inoculation of Colletotrichumcapsici (SYD) Butler and Bisby. Int JAgric Sci. 9(2):802-805.

Raj TS, Christopher DJ, Suji HA. 2014.Morphological, pathogenic andgenetic variability in ColletotrichumCapsici causing fruit rot of chili in

Page 47: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI CENDAWAN 43

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

Tamil Nadu, India. Afr J ofBiotechnol. 13(17):1786-1790.

Rubatzky VE, Yamaguchi M. 1997. Sayurandunia: prinsip, produksi dan gizi. Jilid3. Bandung (ID) : ITB Bandung.

Rukmana. 2002. Usaha Tani Cabai Rawit.Yogyakarta: Kanisius

Sharma G, Pinnaka AK, Shenoy BD. 2014.Infra-specific diversity ofColletotrichum truncatum associatedwith chili anthracnose in India basedon microsatelite marker analysis.Arch of Phytopathol and Plant Prot.47(20):2509-2523. doi:10.1080/03235408.2014.880577.

Subba rao, N.S. 2010. MikroorganismeTanah dan Pertumbuhan Tanaman.Jakarta : Penerbit UI-Press.

Syukur M, Sujiprihati S, Yunianti R. 2012.Teknik Pemuliaan Tanaman. Bogor(ID): Penebar Swadaya.

Suryanti IAP, Ramona Y, Proborini MW.2013. Isolasi dan Identifikasi JamurPenyebab Penyakit layu danAntagonisnya pada Tanaman

Kentang yang dibudidayakan diBedugul, Bali. Jurnal BiologiXVII(2):37-41.

Struck, C. 2006. Infection Strategies of PlantParasitic Fungi. The Epidemiologyof Plant Diseases, 2nd edition: 117–137.

Than PP, Prihastuti H, Phoulivong S, TaylorPWJ, Hyde KD. 2008. Review: Chilianthracnose disease caused byColletotrichum species. J of ZhejiangUniv Sci. 9(10):764-778.

Waller JM, Lenné JM, Waller SJ. 2002.Plant Pathologists’s Pocketbook.Wallingford (UK): CABI.

Wiryanta BTW. 2000. Bertanam Cabaipada Musim Hujan. Yogyakarta:Agromedia Pustaka

Yunafsi. 2008. Serangan Patogen danGangguan terhadap Proses FisiologisPohon. Universitas Sumatera Utara(Karya tulis online,http://repository.usu.ac.id, diaksespada 5 Desember 2017).

Page 48: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

44 ANALISIS INTERAKSI SOSIAL ANAK

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

ANALISIS INTERAKSI SOSIAL ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITYDISORDER DI SEKOLAH ALAM DEPOK

Fitri Siti Sundari, Trisna Gita HandayaniPendidikan Guru Sekolah [email protected]

ABSTRAKPenelitian ini menerapkan penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Prosedurpengumpulan data dan perekaman data dilaksanakan melalui observasi, wawancara, dandokumentasi. Teknik analisa data dilakukan dengan tahap reduksi data, penyajian data, danverifikasi (penarikan kesimpulan). Peneliti menggunakan uji kredibilitas, transferabilitas,dependabilitas, dan konfirmabilitas untuk memperoleh keabsahan data.Tujuan penelitian iniadalah untuk mendeskripsikan temuan bentuk interaksi sosial anak Attention DeficitHyperactivity Disorder di Sekolah Alam Depok. Pelaksanaan penelitian ini pada semestergenap tahun pelajaran 2016/2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk interaksisosial anak Attention Deficit Hyperactivity Disorder di Sekolah Alam Depok yaitu mengarahpada dua kutub yang berlawanan yaitu kerjasama dan perkelahian (pertikaian). Subyek dapatberkerjasama ketika fasilitator memberikan tugas secara berkelompok, subyek belum dapatmengeluarkan idenya ketika mengerjakan tugas berkelompok tetapi subyek dapat membantumengambilkan benda-benda yang dibutuhkan teman-teman kelompoknya. Sulitnya subyekdalam mengendalikan emosi membuatnya sering terpancing untuk berkelahi dengan seorangteman di kelasnya, hal ini dikarenakan ada kecemburuan sosial yang dirasakan seorang temansekelasnya yang juga Anak Berkebutuhan Khusus karena subyek lebih disenangiteman-temannya. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa bentukinteraksi sosial dapat mengarah pada dua kutub yang berlawanan yaitu kerjasama danperkelahian (pertikaian).Kata kunci: Interaksi sosial, Anak ADHD

ABSTRACTThis research applies case study research with qualitative approach. Data collection anddata recording procedures are conducted through observation, interview and documentation.Data analysis technique was done by three phases; data reduction, data presentation andverification (drawing the conclusion). This research uses test of credibility, transferability,dependability and confirmability to obtain the validity of the data. The objective of this studyis to describe the findings of social interaction forms of Child with Attention DeficitHyperactivity Disorder at Sekolah Alam Depok. The research conducted in the even semesterof academic year 2016/2017. The result showed that the forms of social interaction of Childwith Attention Deficit Hyperactivity Disorder at Sekolah Alam Depok is leading to twoopposite poles; cooperation and fights (dispute). The subject can work together when thefacilitator assigns tasks in groups, the subject is not able to express his ideas while workingon group tasks. However, the subject can help to take things which are needed by his groupfriends. The difficulty of the subject in controlling emotion make him often provoked to fightwith his friends in the class. It is caused by there is a social jealousy felt by one of hisclassmate who is also child with Special Needs because the subject is more liked by otherfriends in the class. Based on the result of the research, it can be concluded that the forms ofsocial interaction can lead to two opposite poles. Those are cooperation and fights (dispute).Keywords: Social Interaction, Child with ADHD

Page 49: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

ANALISIS INTERAKSI SOSIAL ANAK 45

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

PENDAHULUANAnak merupakan suatu karunia yangdiberikan oleh Tuhan kepada setiap orangtuayang mendambakannya. Para orangtuaselalu menginginkan anaknya berkembangmenjadi sempurna, seperti cantik atautampan, soleh atau solehah, cerdas, dan baikakhlaknya serta sikapnya. Namun tidaksemua orangtua dikaruniai anak seperti yangdiharapkan tersebut.

Setiap anak terlahir dengan karakteristikyang beragam, memiliki kelebihan dankekurangan masing-masing, dan mengalamiperkembangan yang berbeda disetiap tahapusianya. Anak yang terlahir normal akantumbuh dan berkembang dengan normal,akan tetapi ada pula anak yang terlahirsebagai anak tidak normal yaitu anak yangdilahirkan memiliki hambatan dan berakibatpada perkembangannya sehingga berbedadengan anak seusianya.Anak-anak inilahyang memerlukan bantuan khusus dalampemenuhan kebutuhannya yang selanjutnyadisebut dengan Anak Berkebutuhan Khusus.Anak Berkebutuhan Khusus selanjutnyadisebut (ABK) kemudian dikelompokkanberdasarkan tingkat kesulitan yang dihadapianak. Tingkat kesulitan tersebut meliputigangguan-gangguan seperti gangguanmental, gangguan kepribadian, gangguanmotorik, dan gangguan kognitif. Salah satugangguan yang terdapat pada anakpenyandang Attention Deficit HyperactivityDisorder selanjutnya disebut (ADHD) yaitugangguan perkembangan mental yangdisebabkan disfungsi otak,di mana individumengalami kesulitan dalam mengendalikanperilaku (hiperaktif), kesulitan mengikutiinstruksi, dan kurang konsentrasi. Hal inimenyebabkan berbagai kesulitan-kesulitanlain yang saling kait-mengait.

Anak penyandang ADHD yang akandijadikan subyek penelitian oleh penelitiyaitu siswa kelas I bernama IndrastaJagadita Baskoro atau biasa disapa Rasta.Rasta telah mendapatkan diagnosa sebagaipenyandang ADHD berdasarkanpemeriksaan medis serta hasil pemeriksaan

psikologis ada dalam lampiran danmemang memiliki karakteristik yangberbeda dengan anak lainnya yang normal.Apabila dilihat dari penampilan fisik,Rasta tidak berbeda dengan anak-anaklain yang tidak mengalami gangguantersebut. Hanya saja bila diperhatikansecara seksama, perilaku yangditampilkan oleh Rasta akanmenunjukkan bahwa Rasta mengalamigangguan tertentu yakni mengalamikesulitan mengikuti instruksi, kesulitanmempertahankan perhatian, dan sulitmengontrol perilakunya yang berdampakpada kesulitannya dalam berinteraksisosial, akibat dari hal ini Rasta perludidampingi Sahabat Anak Istimewaselanjutnya disebut (SAHATI) untukmempermudahnya dalam melaksanakankegiatan di sekolah.

Pada saat pra penelitian, Rastamenunjukkan ekspresi wajah yang datarketika berinteraksi. Rasta juga selaluberlari ke sana ke mari, dan sering tertawatanpa alasan. Rasta menunjukkantanda-tanda fokus jika diberi instruksioleh fasilitator atau SAHATI, tetapi ituhanya bertahan kurang dari 2 menit danselebihnya Rasta tidak bisa mengontrolperilakunya. Rasta dapat bertanya danmenjawab, akan tetapi terkadang Rastamengeluarkan kosa kata bukan padatempatnya.

Pada dasarnya anak penyandangADHD mempunyai dorongan untukberhubungan dengan orang lain sepertihalnya anak normal. Namun anakpenyandang ADHD memiliki kesulitandalam melakukan interaksi sosial. Anakpenyandang ADHD sering mengalamikesulitan dalam berteman. Merekamengalami kesulitan dalam mengontrolperilakunya, di mana hal ini dapatmenyulitkan mereka untuk masuk dalamsuatu kelompok sosial dan sulitmembentuk persahabatan. Padahal ketikaanak mulai berkembang, proses interaksisosialnya bukan lagi hanya dengan

Page 50: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

46 ANALISIS INTERAKSI SOSIAL ANAK

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

keluarga tetapi juga dengan masyarakat.Pada interaksi sosial akan terjadi prosesbelajar,pembentukan sikap serta pemahamannilai sosial. Salah satu bagian interaksisosial adalah berteman, melalui bertemaninteraksi anak akan saling berkembangsehingga menjadi makhluk sosial seutuhnya.

Pada hakekatnya anak penyandangADHD juga memerlukan pendidikan danbimbingan sebagaimana anak normallainnya. Sebenarnya anak penyandangADHD mempunyai potensi untukdikembangkan, dimana potensi-potensitersebut akan dapat dikembangkan maksimaljika mendapat bimbingan dari orang yangtepat, salah satunya melalui pendidikan.

Pada kenyataannya, anak penyandangADHD seolah hanya memiliki satu pilihanpendidikan, yaitu jenis pendidikan yangsering disebut sebagai sekolah luar biasaatau masuk ke panti-panti pembinaan.Pengelompokkan ABK termasuk anakpenyandang ADHD ke dalamsekolah-sekolah khusus Namun mungkinmemang bermanfaat. Namun dilihat secaralebih luas sekolah-sekolah khusus tersebutsebetulnya membatasi pilihan dan pergaulananak penyandang ADHD, misalnyamenghambat proses interaksi sosial antaraanak penyandang ADHD dengan anak yangnormal. Akibatnya dalam masyarakat anakpenyandang ADHD seperti terasingkan.Sementara anak penyandang ADHD sendirimerasa keberadaannya bukan menjadibagian yang diharapkan dari kehidupanmasyarakat.

Seiring dengan berkembangnya tuntutanuntuk memperoleh hak yang sama dalammendapatkan pendidikan bagi ABK dalamhal ini penyandang ADHD, maka munculkonsep Pendidikan Inklusi. Adapun salahsatu tujuannya adalah untuk mendorongterwujudnya partisipasi penuh ABKtermasuk anak penyandang ADHD dalammasyarakat.

Salah satu sekolah yang menerapkanPendidikan Inklusiyaitu Sekolah AlamDepok. Berprinsip pendidikan bagi semua,

Sekolah Alam Depok percaya bahwadengan menyatukan antara anak yangnormal dan anak penyandang ADHD,masing-masing pihak akan dapat salingbelajar. Anak penyandang ADHD akanmeniru perilaku yang normal, sementaraanak yang normal akan lebih tumbuh rasaempatinya terhadap sesama.

Sekolah Alam membebaskananak-anak untuk tidak berseragam, justrumengenakan pakaian bermain yangmembuat mereka bebas untukbereksplorasi dengan lingkungannya.Keberagaman dipandang sebagai sesuatuyang unik di sekolah ini. Keseragamantidak dipandang dari apa yang dikenakan,tetapi pada akhlak, perilaku dan sikapserta semangat belajar dan rasa ingin tahumereka. Secara ideal, dasar konseptersebut berangkat dari nilai-nilai AlQur’an dan Sunnah, yang menyatakanbahwa hakikat penciptaan manusia adalahuntuk menjadi khalifah di bumi. Parapenggagas sekolah alam yakin bahwahakikat tujuan pendidikan adalahmembantu anak didik tumbuh menjadimanusia yang berkarakter. Menjadimanusia yang tidak saja mampumemanfaatkan apa yang tersedia di alam,tetapi juga mampu mencintai danmemelihara lingkungannya.

Saat ini sekolah yang menerapkanPendidikan Inklusi terutama di KotaDepok masih jarang. Kelebihan yangditerapkan Sekolah Alam Depok ditengahdiskriminasi anak-anak saat ini, membuatpeneliti tertarik mengkaji lebih dalammengenai interaksi sosial anakpenyandang Attention DeficitHyperactivity Disorder di sekolah alamini. Oleh karena itu, peneliti memilikikeinginan untuk melakukan penelitian diSekolah Alam Depok melalui penulisanskripsi dengan judul Analisis InteraksiSosial Anak Attention DeficitHyperactivity Disorder di Sekolah AlamDepok Kecamatan Sawangan Kota Depok

Page 51: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

ANALISIS INTERAKSI SOSIAL ANAK 47

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

Semester Genap Tahun Pelajaran2016/2017.

Berdasarkan pemaparan pada latarbelakang masalah yang telah diuraikan diatas, agar tidak terjadi pembahasan yangmeluas dan tidak terbatas sehinggapermasalahan hanya difokuskan padamasalah analisis Interaksi Sosial AnakAttention Deficit Hyperactivity Disorder diSekolah Alam Depok. Adapun sub fokuspeneliti dalam penelitian yaitu BentukInteraksi Sosial Anak Attention DeficitHyperactivity Disorder di Sekolah AlamDepok.

Perumusan masalah dalam penelitian iniadalah:Bagaimana Bentuk Interaksi Sosial AnakAttention Deficit Hyperactivity Disorder diSekolah Alam Depok?

Setiadi dan Kolip (2011:64) mengatakanbahwa interaksi sosial dapat diartikansebagai hubungan yang dinamis antaraindividu dan individu, antara individu dankelompok atau antara kelompok dankelompok dalam bentuk kerja sama,persaingan maupun pertikaian. Pendapattersebut diperjelas oleh Bungin (2006:55)yang mengungkapkan bahwa interaksi sosialmerupakan hubungan sosial yang dinamismenyangkut hubungan antara orangperorangan, antara kelompok-kelompokmanusia, maupun antara orang perorangandengan kelompok manusia.

Pendapat lain dikemukakan oleh Effendidan Setiadi (2006:46) yang mengungkapkanbahwa interaksi sosial merupakan hubungantimbal balik saling mempengaruhi antaraindividu, kelompok sosial, dan masyarakat.Hal tersebut diperkuat oleh Suhardi danSunarti (2009:69) yang mengatakan bahwainteraksi sosial merupakan hubungan sosialyang dinamis, bersifat timbal balik antarindividu, antar kelompok, dan antaraindividu dengan kelompok.Selain itu,Soekanto (2012:55) berpendapat bahwainteraksi sosial adalah cara-caraberhubungan yang dapat dilihat apabila paraindividu dan kelompok-kelompok saling

bertemu dan menentukan sistem sertabentuk hubungan tersebut atau apa yangakan terjadi apabila adaperubahan-perubahan yang menyebabkangoyahnya cara-cara hidup yang telah ada,atau dengan perkataan lain, proses sosialdiartikan sebagai pengaruh timbal balikantara pelbagai segi kehidupan bersama.

Baihaqi dan Sugiarmin (2014:2)berpendapat bahwa Attention DeficitHyperactivity Disorder (ADHD) adalahkondisi anak-anak yang memperlihatkansintom-sintom (ciri atau gejala) kurangkonsentrasi, hiperaktif, dan impulsif yangdapat menyebabkan ketidakseimbangansebagian besar aktivitas hidup mereka.Pendapat tersebut diperjelas olehSantrock (2009:292), Ormrod (2010:233),serta Surna dan Pandeirot (2014:206)yang mengatakan bahwa Attention DeficitHyperactivity Disorder (ADHD) adalahgangguan untuk memfokuskan danmempertahankan atensi, hiperaktif, danimpulsif.

Pendapat lain dikemukakan olehHidayat (2006:3) yang mengatakanbahwa Attention Deficit HyperactivityDisorder (ADHD) adalah mereka yangtidak mampu memusatkan perhatian padaobjek, tugas atau informasi yang dilihatdan didengar, serta mudah terangsangoleh stimulasi dari luar, sehinggamemerlukan penyesuaian pelayananpendidikan. Pendapat tersebut diperkuatoleh Santoso (2012:93) danKosasih(2012:17) yang mengatakan bahwaAttention Deficit Hyperactivity Disorder(ADHD) adalah mereka yang tidakmampu memusatkan perhatian,pembicaraan yang lepas kontrol,meyelesaikan tugas, dan mengikutiinstruksi.

Balitbangham (2015:3) mengatakanbahwa pendidikan inklusi adalah sistempenyelenggaraan pendidikan yangmemberikan kesempatan kepada semuapeserta didik yang memiliki kelainan danmemiliki potensi kecerdasan dan/atau

Page 52: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

48 ANALISIS INTERAKSI SOSIAL ANAK

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

bakat istimewa untuk mengikuti pendidikandan pembelajaran dalam lingkunganpendidikan secara bersama-sama dengansiswa pada umumnya.Pendapat tersebutdiperjelas oleh Jacobsen, Eggen, dkk(2009:270-272) mengatakan pendidikaninklusi adalah sistem penyelenggarapendidikan yang memberikan kesempatankepada siswa yang memilikikeunikan-keunikan tersendiri untukmengikuti pendidikan secara bersama-samadengan siswa pada umumnya.

Pendapat lain dikemukakan olehMuhammad (2008:28) yang berpendapatbahwa pendidikan inklusi adalah sebuahprogram dimana murid-murid pendidikankhusus belajar bersama-sama dengan muridnormal di dalam satu kelas yang sama dandiajar oleh guru yang sama dengan dibantuoleh guru pendidikan khusus.Pendapattersebut diperkuat oleh Wardani, dkk(2016:2.24-2.25) dan Suparno (2010:2) yangmengatakan pendidikan inklusi adalahsebuah program dimana setiap anak diakuisebagai bagian dari anak lainnya denganbelajar bersama di dalam satu kelas denganguru yang sama.Selain itu, Ramayulis(2015:336) berpendapat pendidikan inklusiadalah sebuah pendekatan yangberhubungan dengan perkembangan yangditujukan untuk memenuhi belajar seluruhanak-anak tanpa perbedaan dan pemisahan.

METODE PENELITIANMetode dalam penelitian ini

menggunakan metode penelitian studi kasusyang bertujuanuntuk memahami fenomenasecara mendalam dengan mengumpulkansebanyak mungkin fakta yang berkaitandengan fokus penelitian, yakni interaksisosial anak Attention Deficit HyperactivityDisorder di Sekolah Alam Depok. Penelitiandilaksanakan di Sekolah Alam DepokKecamatan Sawangan Kota Depok SemesterGenap Tahun Pelajaran 2016/2017. Subyekpenelitian ini yaitu anak penyandang ADHDyang bernama Indrasta Jagadita Baskoroatau biasa disapa Rastakelas I Sunset

Sekolah Alam Depok Tahun Pelajaran2016/2017.Teknik pengumpulan datadilakukan secara triangulasi, yaknigabungan antara hasil studi observasi(pengamatan), interview (wawancara),dan dokumentasi. Observasi dalampenelitian ini yaitu observasinon-partisipasif. Observasi yangdilakukan yaitu mencatat peristiwa yangterjadi. Selama melakukan observasipenelitian membuat catatan lapangan(CL).Bentuk wawancara yang digunakandalam penelitian ini adalah wawancarasemiterstruktur. Jenis wawancara inisudah termasuk dalam kategori in-deptinterview,dimana dalam pelaksanaannyalebih bebas bila dibandingkan denganwawancara terstruktur, informan dalampenelitian ini meliputi Fasilitator Kelas(guru kelas), Sahabat Anak Istimewa(SAHATI), Psikologi Special NeedCentre, Terapis Wicara, TerapisSensoriIntegrasi, dan Anak Normalyangdirekam menggunakan alat bantu berupaalat perekam suara. Dokumentasi denganmenghimpun dan menganalisisdokumen-dokumen, baik dokumentertulis, gambar, maupunelektronik.Analisis data yang digunakandalam penelitian ini adalah denganmenggunakan model Miles andHuberman. Miles and Huberman yangdikutip oleh Sugiyono (2015:337)mengemukakan bahwa ‘...analisis datayang dilakukan dalam penelitian kualitatifyaitu melalui proses reduksi data,penyajian data, dan kesimpulan(verifikasi)’.

Page 53: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

ANALISIS INTERAKSI SOSIAL ANAK 49

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

Gambar 1 Komponen dalam Analisis Data(flow model)

HASIL PENELITIANPeneliti mengumpulkan fakta dan data

yang berkaitan dengan fokuspenelitian.Berdasarkan hasil penelitian anakpenyndang ADHD mampu untukberinteraksi dengan orang di sekitarnyawalaupun hanya saling bersentuhan, ia jugamampu bertanya dan menjawab pertanyaanyang diajukan fasilitator, SAHATI,teman-temannya maupun orang yang iatemui di lingkungan sekolah walaupunkalimatnya masih belum tersusun rapih dancenderung singkat ketika menjawab, inidikarenakan perkembangan bahasanya yangbelum sesuai dengan tahap usianya yangseharusnya sudah dapat berkomunikasidengan baik. Anak penyandang ADHDsering dilibatkan pada kegiatan belajarsecara berkelompok dan mengerjakan tugasbersama dengan teman-teman kelompoknyatetapi anak penyandang ADHD belum dapatmengeluarkan ide, hanya saja ketikateman-teman kelompoknya membutuhkanbantuan ia akan membantu sepertimengambilkan gunting, pensil, danbenda-benda lainnya, ini menandakanbahwa ketika berinteraksi anak penyandangADHD juga mampu untuk bekerjasama.

Ketika di sekolah, anak penyandangADHD tidak dapat duduk dengan tenangketika kegiatan belajar mengajarberlangsung, biasanya anak penyandangADHD akan menampilkan perilaku berulang

seperti berjalan ke sana ke mari,menggerakkan jari-jari tangan,mengeluarkan kata-kata yang ada padadialog film, teriak, dan tertawa tanpaalasan yang jelas. Anak penyandangADHD juga memiliki kesulitan mengertidengan sekali instruksi, maka dari ituketika fasilitator dan SAHATImemberikan instruksi biasanya sampaitiga kali instruksi, jika tidak dikerjakanmaka akan disertai dengan tindakan.Ketika berinteraksi anak penyandangADHD seperti tidak memperhatikanlawan bicaranya, ini karena kontak mataanak penyandang ADHD yang belumdapat menatap lawan bicaranya secarakonsisten. Kesulitannya untuk menahanemosi membuat anak penyandang ADHDmudah untuk terpancing ketika temannyamengejek dan perkelahianpun seringterjadi, hal ini dikarenakan adakecemburuan sosial yang dirasakanseorang teman sekelasnya yang jugaAnak Berkebutuhan Khusus (ABK)karena subyek lebih disenangiteman-temannya. Perilaku negatif lainyang anak penyandang ADHD tampilkanyaitu tidak bisa menahan ketika inginbuang air kecil, ini dikarenakan anakpenyandang ADHD sering tertawa dantidak bisa menahannya.

PEMBAHASANBerdasarkan hasil penelitian yang

dilakukanndari tanggal 10 Mei sampaidengan 05 Juni 2017 menunjukkanbentuk interaksi anak Attention DeficitHyperactivity Disorder (ADHD) diSekolah Alam Depok yaitu mengarahpada bentuk kerjasama dan pertikaian.Bentuk interaksi yang mengarah padabentuk kerjasama subyek dapatbergabung dengan teman-temannyaseperti Hasna, Tubi, Syakira, Taqiyya,Bimo, Damar, Tifa, Kendayu, Bazlah,Amora, Hafidz, dan Zaki. Subyek jugasering mengerjakan tugas bersamakelompok belajarnya yang beranggotakan

Page 54: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

50 ANALISIS INTERAKSI SOSIAL ANAK

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

Bimo, Bazlah, Hasna, Abdan, dan Kamil,walaupun subyek belum mampumengeluarkan ide tetapi subyek dapatmembantu jika teman sekelompoknyamembutuhkan bantuan sepertimengambilkan benda yang dibutuhkan.Kegiatan di luar kelas yang mengarah padabentuk kerjasama yaitu subyek ikut sertadalam kegiatan ekstrakulikuler perkusi, disana ia tidak hanya bertemu dengan temansekelasnya tetapi kakak-kakak kelasnya juga.Bentuk interaksi yang mengarah padapertikaian dan permusuhan adalahkecemburuan sosial yang terdapat padaRaziq yang kebetulan juga AnakBerkebutuhan Khusus (ABK), Raziq seringkali mencari perhatian teman-temannya danmengejek subyek, subyek yang belum bisamengendalikan emosinya membuat merekasering berkelahi. Hal ini seperti yangdikemukakan oleh Suhardi dan Sunarti(2009:77-88) bahwa interaksi sosial yangdilakukan manusia mengarah ke dua kutubyang berlawanan ada kalanya mengarahpada suatu kerja sama, namun pada saat laindapat mengarah ke bentuk perlawanan.Interaksi sosial yang mengarah ke bentukkerja sama disebut interaksi asosiatif,sedangkan interaksi yang mengarah kebentuk perlawanan disebut interaksidisosiatif.

SIMPULANBerdasarkan pembahasan hasil

penelitian dan temuan data yang telahdiuraikan sebelumnya, maka dapat diambilsimpulan bahwa Indrasta Jagadita Baskoromerupakan anak yang didiagnosa sebagaipenyandang Attention Deficit HyperactivityDisorder (ADHD) yakni kesulitanmengontrol perilaku (hiperaktif-implusif)dan kesulitan mempertahankan perhatian(inattention). Walaupun begitu, subyekmampu untuk berinteraksi dengan orang disekitarnya walaupun hanya salingbersentuhan, subyek juga mampu bertanyadan menjawab pertanyaan yang diajukanfasilitator, Sahabat Anak Istimewa

(SAHATI), teman-temannya maupunorang yang subyek temui di lingkungansekolah walaupun kalimatnya masihbelum tersusun rapih dan cenderungsingkat ketika menjawab, ini dikarenakanperkembangan bahasanya yang belumsesuai dengan tahap usianya yangseharusnya sudah dapat berkomunikasidengan baik. Bentuk interaksi sosial anakAttention Deficit Hyperactivity Disorder(ADHD) di Sekolah Alam Depokmengarah pada bentuk kerjasama danpertikaian, interaksi sosial yang mengarahke bentuk kerja sama disebut interaksiasosiatif, sedangkan interaksi yangmengarah ke bentuk perlawanan disebutinteraksi disosiatif. Subyek dapatberkerjasama ketika fasilitatormemberikan tugas secara berkelompok,subyek belum dapat mengeluarkan idenyaketika mengerjakan tugas berkelompoktetapi subyek dapat membantumengambilkan benda-benda yangdibutuhkan teman-teman kelompoknya.Sulitnya subyek dalam mengendalikanemosi membuatnya sering terpancinguntuk berkelahi dengan seorang teman dikelasnya, hal ini dikarenakan adakecemburuan sosial yang dirasakanseorang teman sekelasnya yang jugaAnak Berkebutuhan Khusus (ABK)karena subyek lebih disenangiteman-temannya.

DAFTAR PUSTAKABadan Penelitian dan Pengembangan

Hukum dan HAM. 2015.Implementasi Pendidikan Inklusifdalam Pemenuhan Hak atasPendidikan bagi AnakBerkebutuhan Khusus. Jakarta :Kementrian Hukum dan HAMRepublik Indonesiahttp://ebook.balitbangham.go.id/litbanghamebook/files/2015_khusus_lit_inklusif/index.html#/48(27November 2016)

Page 55: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

ANALISIS INTERAKSI SOSIAL ANAK 51

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

Baihaqi, Mif dan Sugiarmin, M. 2014.Memahami dan Membantu AnakADHD. Bandung: Refika Aditama

Basrowi. 2014. Pengantar Sosiologi. Bogor:Ghalia Indonesia

Bungin, Burhan. 2006. SosiologiKomunikasi: Teori, Pradigma, danDiskursus Teknologi Komunikasi diMayarakat. Jakarta: Prenada MediaGroup

Hidayat., Heryana, Yayan. dan Setiawan,Atang. 2006. Bimbingan AnakBerkebutuhan Khusus. Bandung: UPIPRESS

Jacobsen, David A. Paul Eggen, dkk. 2009.Methods for Teaching. Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Kosasih, E. 2012. Cara Bijak MemahamiAnak Berkebutuhan Khusus.Bandung: Yrama Widya

Muhammad, Jamila K. A. 2008. SpecialEducation for Special Children.Bandung: Mizan

Ormrod, Jeanne Ellis. 2010. PsikologiPendidikan: Membantu SiswaTumbuh dan Berkembang. Jakarta:Erlangga

Ramayulis. 2015. Dasar-DasarKependidikan: Suatu Pengantar IlmuPendidikan. Jakarta: Kalam Mulia

Santoso, Hargio. 2012. Cara Memahami &Mendidik Anak BerkebutuhanKhusus. Yogyakarta: GosyenPublishing

Santrock, John W. 2009. PsikologiPendidikan: EducationalPsychology. Jakarta: SalembaHumanika

Setiadi, Elly M dan Usman Kolip. 2011.Pengantar Sosiologi PemahamanFakta dan Gejala PemahamanSosial: Teori, Aplikasi, danPemecahannya. Jakarta: PrenadaMedia Group

Soekanto, Soerjono. 2012. SosiologiSuatu Pengantar. Jakarta: PTRajaGrafindo Persada

Suhardi dan Sunarti, Sri. 2009. Sosiologi1 untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:Pusat Perbukuan DepartemenPendidikan Nasional

Suparno. 2010. Buku Panduan :Pendidikan Inklusif untuk AnakUsia Dini di Taman Kanak-kanak.Yogyakarta :Universitas NegeriYogyakartahttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131572384/Pendidikan%20Inklusif%20Untuk%20Anak%20Usia%20Dini%20Di%20Taman%20Kanak-kanak.pdf (27 November2016)

Surna, I Nyoman. dan Pandeirot, Olga D.2014. Psikologi Pendidikan 1.Jakarta: Erlangga

Wardani, IGAK, dkk. 2016. PengantarPendidikan Anak BerkebutuhanKhusus. Tangerang Selatan:Universitas Terbuka

Page 56: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

52 PEMBELAJARAN TARI TRADISIONAL

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

PEMBELAJARAN TARI TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKANKEMAMPUAN KOMUNIKASI NONVERBAL

Non Dwishiera C.AProgram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FKIP Universitas Pakuan Bogor.Email : [email protected]

ABSTRAKPembelajaran tari berbasis keragaman tari tradisional dapat menjadi kekuatan untukmeningkatkan kemampuan komunikasi nonverbal. Artikel ini menjelaskan pentingnyapembelajaran seni tari tradisional sebagai salah satu cara untuk melatih dan meningkatkankemampuan komunikasi nonverbal. Sanggar Tari Rumingkang menjadi salah satu contohstimulus peningkatan kemampuan komunikasi nonverbal melalui pembelajaran seni taritradisional. Artikel ini dipaparkan berdasarkan hasil studi pustaka dan observasipembelajaran tari tradisional oleh Buyung di sanggar tari Rumingkang. Pembelajaran senitari tradisional memiliki peranan dalam pengembangan kecerdasan interpersonal khususnyadalam peningkatan kemampuan komunikasi nonverbal.Kata kunci: Komunikasi nonverbal, kecerdasan interpersonal, Pembelajaran Tari Tradisional.

ABSTRACTLearning dance can be a way to improve nonverbal communication. This article explains theimportance of learning traditional dance as one of the way to practice and improve nonverbalcommunication ability. Sanggar Tari Rumingkang is one of the examples of stimulus ofimproving nonverbal communication through traditional dance. This article is explainedbased on theoretical study and observation of traditional dance by Buyung in sanggar tariRumingkang. Traditional dance learning has a role of developing interpersonal intelligenceespecially in improving nonverbal communication.Keywords: Nonverbal Communication, Interpersonal Intelligence, Learning Traditionaldance.

PENDAHULUANSetiap individu akan selalu berupaya

untuk memenuhi kebutuhan hidup.Hakikatnya setiap individu (manusia) telahdibekali multiple intelligence yang dapatdigunakan untuk memenuhi kebutuhanhidup. Komunikasi menjadi kebutuhanyang fundamental saat menjalin hubungandi masyarakat. Sebagai makhluk sosial,setiap individu dituntut untukberkomunikasi dengan individu lainnya.Setiap individu akan mampu memenuhituntutan yang diberikan oleh kelompoksosialnya, jika dapat menjalin komunikasidengan baik. Individu yang dapatberkomunikasi dengan baik ialah individu

yang mampu mengolah kecerdasanintrepersonalnya. Kurangnya kemampuanindividu dalam berkomunikasi secaraverbal dan nonverbal akan membuatindividu tersebut terisolasi darilingkungannya.

Pesatnya kemajuan teknologi telahmempermudah manusia dalam memenuhikebutuhan berkomunikasi dan kebutuhanestetisnya. Kemajuan teknologi bersifatparadoks, karena menrimbulkan dua sisiyang berbeda. Melalui telpon genggamdan media sosial seperti Facebook,Instagram, Twitter dan sebagainyamanusia dapat berkomunikasi denganmanusia lainnya. Melalui media masa

Page 57: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

PEMBELAJARAN TARI TRADISIONAL 53

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

seperti TV, seseorang dapat memenuhikebutuhan estetisnya. Secara eksplisit halini dinilai sangat menguntungkan, namunjika ditinjau dari segi fungsi komunikasi,hal tersebut akan berdampak burukterhadap mutu interaksi sosial dalambermasyarakat.

Teknologi telah memberi jarakinteraksi fisik antara individu denganindividu lainnya, sehingga tidak terjalinkomunikasi secara nonverbal. Saat seorangsedang berduka, sebagian besar orang akanmenggunakan telpon genggam untukmenunjukan rasa empatiknya. Padahalkomunikasi nonverbal sangat dibutuhkandalam kondisi tersebut. Pelukan, sentuhandan ekspresi wajah yang menggambarkanrasa empatik dianggap akan lebih mampumenyampaikan rasa duka cita yang ingindisampaikan. Studi Albert Mahrabian(1971) menyimpulkan bahwa “tingkatkepercayaan dari pembicaraan oranghanya 7% berasal dari bahasa verbal, 38%dari vokal suara, dan 55% dari ekspresimuka” (Cangara, 2012 : 117). Hal inimenunjukan bahwa komunikasi nonverbal,menjadi kebutuhan yang harus dikuasaioleh setiap manusia dalam berinteraksi.Tujuannya untuk meyakinkan kebenarantentang isi pesan yang disampaikan,mempertegas ucapan yang disampaikan,menunjukan jati diri, sertamengekspresikan emosi jiwa.

Sebagai salah satu kebutuhan hidup,kemampuan komunikasi nonverbal dapatditingkatkan melalui proses pembelajaranformal, informal dan nonformal.Pembelajaran seni tari tradisional secaranon-formal seperti di sanggar dapatdijadikan wadah untuk meningkatkankemampuan komunikasi nonverbal.Pembelajaran tari tradisional di sanggarmenuntut peserta didik untuk menguasaidan mengekspresikan tari yang sedangdipelajarinya secara mendalam, dimulaidari aspek gerak, rasa dan irama yangdisesuaikan dengan pesan/makna dalamtari tersebut. Proses penguasaan rasa dan

pengekspresian inilah yang dapat membuatseseorang menyadari fungsi tubuhnya.Penyadaran fungsi tubuh dalampembelajaran tari tradisional akanmenstimulus seseorang agar dapatberkomunikasi nonverbal dengan lebihbaik. Oleh karena itu tujuan pembelajarantari tradisional semata-mata bukan hanyauntuk mencetak individu agar memilikipengetahuan dan keterampilan menariyang baik, melainkan agar individumemiliki moralitas, sehingga dapatberinteraksi sesuai dengan aturan sosialyang berlaku.

HASIL DAN PEMBAHASANPembelajaran

Sebagai makhluk hidup danmakhluk sosial, setiap individu selaludihadapkan pada berbagai permasalahan.Permasalahan dapat diselesaikan jikaindividu tersebut berupaya untukmemperbaiki tingkah lakunya. Perubahantingkah laku dapat diperoleh denganproses pembelajaran. Pembelajaranmenurut Jazuli (2008 :137) adalah “ caramenjadikan orang belajar, artinya terjadiproses manipulasi lingkungan untukmemberi kemudahan orang belajar”.Selain itu Jazuli menambahkan bahwapengajaran merupakan proses usaha yangdilakukan untuk memperoleh perubahantingkah laku sebagai hasil dari prosesbelajar. Perubahan tingkah laku yangdiinginkan melalui proses pembelajaranyaitu mencakup seluruh aspek tingkahlaku yang positif dan dilakukan secarasadar, berkelanjutan, berfungsi, sertabertujuan. Pembelajaran seni tarimerupakan salah satu pembelajaran yangmampu memenuhi tujuan pembelajaran.Jazuli dalam buku Paradigma KontekstualPendidikan Seni menyatakan“ Pembelajaran seni adalah suatu prosesusaha yang dilakukan seseorang untukmemperoleh suatu perubahan sikap dantingkah laku sebagai hasil pengalamanberkesenian dan berinteraksi dengan

Page 58: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

54 PEMBELAJARAN TARI TRADISIONAL

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

budaya lingkungan untuk mencapai tujuantertentu “ (Jazuli, 2008 : 139).

Melalui pembelajaran taritradisional peserta didik akanmendapatkan pengajaran secara continue.Contohnya setelah mendapatkanpengajaran tarian satu dia akanmendapatkan pembelajaran tari lainnya.Selanjutnya selain mendapatkanketerampilan dalam menari, peserta didikjuga mendapatkan pembelajaran mengenainilai-nilai filosofis budaya yangterkandung dalam tari tradisional tersebut.Hal ini sejalan dengan pemikiran Karolusdalam buku seni tradisi sebagai apresiasidan pembelajaran seni (2012 : 151-161)mengenai pentingnya pembelajaran musiktradisional. Pembelajaran musiktradisional menurut Karolus akanmemberikan pelajaran mengenaikeberagaman, sehingga akan terjalinkomunikasi budaya baik linier maupunnon linier.

Pembelajaran seni tari yangberkualitas akan terwujud jika terjadiproses belajar mengajar yang berkualitas.Melalui interaksi antara pendidik danpeserta didik dalam pengajaran yangbersifat edukatif, pendidik harus mampumenciptakan proses pengajaran dalamsuasana kegiatan belajar mengajar yangbaik, agar tercipta proses pembelajaranyang efektif dan berkualitas. Pembelajaranseni tari yang berkualitas berakar dariadanya strategi pembelajaran yang telahterdisain untuk mencapai kompetensipembelajaran. Melalui pembelajaran senitari tradisional yang berkualitas pesertadididik akan menyadari terjadi perubahandalam keterampilan, pengetahuan, sertatingkah lakunya.

Tari TradisionalSecara eksplisit tari merupakan

serangkaian gerak indah yangmengandung makna. Banyak pakar yangmengdefinisikan mengenai tari. MenurutSoedarsono tari adalah ungkapan perasaan

manusia tentang sesuatu dengan gerak-gerak ritmis dan indah. SelanjutnyaH’Doubler mendefinisikan tari sebagai“ekspresi gerak ritmis dari keadaanperasaan yang secara estetis dinilai, yanglambang geraknya dirancang untukkenikmatan serta kepuasan daripengalaman ulang, ungkapanberkomunikasi, melaksanakan, Aserta daripenciptaan bentuk-bentuk” (Narawati,2013). Tari dalam kamus umum BahasaIndonesia berarti “gerakan badan (tangandan sebagainya) yang berirama danbiasanya diiringi dengan bunyi-bunyian(seperti music, gamelan, dan sebagainya”(1984 : 1020). Sementara tradisionalberarti “segala sesuatu (seperti adat,kepercayaan, ajaran, kesenian, tarian,pandangan hidup, dan sebagainya) yangbersifat turun temurun” (1984 :1088).

Berdasarkan definisi-definisi diatas maka dapat dikatakan bahwa taritradisional adalah ekspresi gerak manusiayang bersumber dari nilai-nilai budayayang bersifat turun temurun, dandituangkan melalui gerak tubuh yang lebihestetis. Setiap jenis tari memiliki pesanyang ingin disampaikan kepadapenikmatnya. Dapat dikatakan bahwa taritradisional merupakan bentuk komunikasinonverbal yang dituangkan secara estetis.Sehingga pesan yang ditransmisikanmelalui sebuah tarian harus mampumenyampaikan makna yang terkandungdalam tarian tersebut.

Pada dasarnya, materi baku tariadalah gerak, dan alat ungkap yang palingpenting dari kesenian ini adalah tubuhmanusia itu sendiri. Namun demikiandalam buku tari komunal (2006 : 46)dijelaskan bahwa aspek yang meliputi tari,tidak hanya meliputi aspek gerak sepertisifat gerakan dan kualitas gerak saja,melainkan aspek-aspek lain seperti norma,nilai, kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dikalangan masyarakat pendukung tarianyang bersangkutan.

Page 59: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

PEMBELAJARAN TARI TRADISIONAL 55

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

Komunikasi NonverbalManusia dan komunikasi adalah

dua hal yang tidak dapat dipisahkan.Selama hidup manusia dituntut untukberkomunikasi secara verbal maupunnonverbal. Komunikasi nonverbalmerupakan salah satu alat penunjangkebutuhan hidup manusia dalam interaksisosial. Hidayat dalam buku KomunikasiAntarpribadi dan Medianya, memaparkanbahwa “ Komunikasi nonverbal adalahpenyampaian pesan tanpa kata-kata dankomunikasi nonverbal memberikan artipada komunikasi verbal” ( 2012 : 14).Setiap manusia dituntut untuk terusmeningkatkan kemampuan komunikasinonverbal dengan berbagai cara.Komunikasi nonverbal merupakan bentukkomunikasi yang menggunakan tubuhsebagai media ungkapnya.

Seyogyanya tubuh dapat berfungsisebagai individu, sebagai sosial, religi dansebagai estetis. Oleh karena itu,komunikasi nonverbal dan tari tradisionalmemiliki satu benang merah yang sama.Kesamaan tersebut terdapat pada fungsitubuh sebagai media ungkap individu,sosial, religi dan estetis. MenurutDamayanti (2017 : 10) komunikasinonverbal sangat erat hubungannyadengan bahasa tubuh, termasuk semuaalat-alat komunikasi manusia antara lainvisual, gerak, taktik bahkan rasa.Damayanti juga memaparan tiga fungsikomunikasi non verbal dalam berinteraksi,pertama bahasa tubuhmengkomunikasikan makna khusus, keduabahasa tubuh sebagai jaringan komunikasiyang kompleks dalam penyampaian pesan-pesan sehingga seseorang dapatmengemukakan perasaan dan emosinya,ketiga bahasa tubuh memegang perananpenting dalam ujaran, sehingga tergolongsebagai komunikasi yang efektif.

Untuk menyampaikan pesan secaranonverbal, manusia dapatmengekspresikannya melalui sebagiantubuh, bahkan seluruh tubuhnya dengan

berbagai cara. Jalaludin Rakhmat (1994)mengelompokan pesan-pesan nonverbalmenjadi : pesan kinestetik, yaitu pesanyang menggunakan gerakan tubuh yangterdiri dari pesan facial (wajah), gestural(sebagian anggota badan), dan postural(keseluruhan anggota badan); pesanproksemik, yaitu pesan yang disampaikanmelalui pengaturan jarak dan ruang; pesanartifaktual, yaitu pesan yang disampaikanmelalui penampilan tubuh, pakaian dankosmetik; pesan paralinguistik yaitu pesannonverbal sebagai penegas pesan verbal;pesan sentuhan dan bau-bauan untukmenyampaikan maksud emosional tertentudan pesan gerak isyarat yang berfungsisebagai penegasan pembicaraan (Hidayat,2012 : 17). Kemampuan nonverbal dalamkelompok pesan kinestetik, pesan gestural,pesan proksemik dan pesan artifaktualdapat ditingkatkan salah satunya melaluipembelajaran seni tari tradisional.

Tari Tradisional Untuk MeningkatkanKemampuan Komunikasi Nonverbal

Setiap individu memiliki tugasperkembangannya masing-masing.Sebagai makhluk sosial, interaksi sosialmerupakan tugas perkembangan yangselalu ada di setiap jenjang usia.Havighurst menyebutkan tugasperkembangan manusia dari masa bayihingga masa tua yaitu menjalin interaksiagar dapat menyesuaikan diri denganlingkungan sosialnya (Hurlock, 10). Tugasinteraksi sosial tersebut akan berjalan baik,jika setiap individu memiliki kemampuanberkomunikasi yang baik.

Melalui komunikasi seseorangdapat mengekspresikan jiwanya, sertadapat bekerjasama dengan lingkungansosialnya. Adanya interaksi dalam sebuahkomunikasi di lingkungan sosial, akanmenimbulkan reaksi. Reaksi terjadi karenaadanya perbedaan karakter pada setiapindividu. Hidayat dalam bukunyaKomunikasi Antarpribadi dan Medianya(2012 :60) menyatakan

Page 60: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

56 PEMBELAJARAN TARI TRADISIONAL

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

Reaksi positif akan terjadi jikamasing-masing individu dalamkomunikasi memunculkan rasasaling menghargai, mengikuti normayang berlaku, tidak menunjukanegois yang berlebihan, persamaanpemikiran, kesamaan kepentingan,tujuan atau merasakan adanyaperasaan senasib.

Setiap individu memiliki caratersendiri dalam mengungkapkan perasaanatau ekspresi jiwanya. Akhir-akhir inibanyak bermunculan acara-acarapencarian bakat di TV. Pada salah satuajang pencarian bakat yang pernah tayangdi Trans TV, Brandon, Fungki Papua,Rumingkang dan Sandrina memilih senitari sebagai sarana pengekpresian jiwanya.Hal ini berarti bahwa mereka memilihbahasa ungkap nonverbal untukmenuangkan ekspresi jiwanya.Komunikasi nonverbal dapat dijadikansalah satu cara untuk dapat meyakinkanlawan interaksi mengenai isi pesan yangdisampaikan, serta menghindari terjadinyakeambiguan dan kesalahpahamaninterpretasi terhadap isi pesan. Menuruthasil studi Albert Mahrabian dalamCangara (2012 : 117 ) jika terjadipertentangan antara apa yang diucapkanseseorang dengan perbuatannya, orang lainakan cenderung mempercayai hal-hal yangbersifat nonverbal. Pernyataan ini berartibahwa dalam menyampaikan pesan,komunikasi nonverbal dianggap akan lebihmampu mentransmisikan isi pesandibandingkan dengan komunikasi verbal.

Perbedaan latar belakang budayadan perbedaan status sosial menjadikendala atau gangguan dalam komunikasinonverbal. Hidayat (2012 :170) menyebutkondisi tersebut sebagai rintang budayadan rintang status. Rintangan Budaya ialahrintangan yang terjadi disebabkan karenaadanya perbedaan norma, kebiasaan dannilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihakyang terlibat dalam komunikasi.Sedangkan rintangan status ialah rintangan

yang disebabkan karena jarak sosialdiantara peserta komunikasi. Havighurst(1953) menyatakan bahwa “tugas tugasperkembangan yang dilakukan seseorangdalam masa kehidupan tertentudisesuaikan dengan norma-norma sosialserta norma-norma kebudayaan” (Ahmadidan Sholeh, 2005 : 69). Pernyataantersebut nampaknya berlaku pula untuktata cara setiap individu dalamberkomunikasi nonverbal. Berdasarkanpernyataan-pernyataan diatas, dapatdisimpulkan bahwa tata cara dalam sebuahkomunikasi harus disesuaikan dengan latarbelakang budaya serta status sosialnya.

Sebagai salah satu seni yangbersifat multilingual, seni tari tradisionalberakar dari nilai-nilai filosofi yangtumbuh dari kebudayaan suatu kelompokmasyarakat (suku/ etnis/ daerah) tertentu.Penelitian Alex Lomang tentangChoreomatriks menunjukan bahwa gayaseni dalam suatu komunitas merefleksikangaya ulah kehidupan sehari-hari (Jazuli,2008 : 124). Dari hasil penelitian tersebutdapat diartikan bahwa tari tradisionalmerupakan gambaran tingkah laku budayamasyarakat pembuatnya. Hal tersebutmembuat proses pengekspresian gerak dantrasmisi makna yang terkandung dalamsuatu tari tradisional harus disampaikansecara maksimal. Setiap pemahaman danpenghayatan terhadap hasil karya seni taritradisional memerlukan wawasan budaya.Kondisi tersebut membuat seseorang yangtelah mempelajari tari tradisionalakan mendapatkan beberapakeuntungan, salah satunya yaitu untukmeningkatnya potensi tubuh danpengetahuan mengenai nilai-nilai budayasuatu kelompok masyarakat. Pentingnyapenguasaan tari tradisional, tertuang puladalam kurikulum setiap tingkat pendidikan,dengan tujuan untuk menumbuhkan rasacinta tanah air.

Di Indonesia organisasi kesenianswasta atau milik perorangan memilikiandil yang sangat besar dalam

Page 61: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

PEMBELAJARAN TARI TRADISIONAL 57

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

menyehatkan perkembangan mentalbangsa. Buyung merupakan salah satupemilik sanggar di Bandung. Ia merupakankoreografer dan pelatih tari jaipongan diSanggar Rumingkang yang hingga saat initerus berupaya menanamkan nilai-nilaibudaya Sunda melalui pembelajaran taritradisional. Melalui proses interaksipembelajaran, Buyung telah ikut sertadalam melestarian seni tari daerah, sertamelatih peserta didik agar lebih pekaterhadap potensi tubuhnya. Hakikatnyatubuh dapat digunakan sebagaipembuktian diri individu, sebagai alatsosial, serta sebagai media ungkap estetis.

Untuk memfungsikan ketiga fungsitubuh tersebut, Buyung menggunakanberbagai strategi pembelajaran tari agarpeserta didik dapat menari denganberkualitas. Kualitas tarian seseorangdalam menari akan ditentukan olehkedalaman emosi, kematangan jiwa, dankemampuan tubuh (Dibya, dkk, 2006 :21).Kedalaman emosi, kematangan jiwa dankemampuan tubuh dan mengkordinasikantubuh/sistem motoriknya akan membantutugas perkembangan manusia dalamberinteraksi. Kedalaman emosi,kematangan jiwa, dan kemampuan tubuhdalam mengkordinasikan tubuhnyamenjadi landasan agar dapatberkomunikasi nonverbal dengan baik.

Metode stimulus dan latihan yangberulang-ulang yang dilakukan di sanggarRumingkan bertujuan agar peserta didikdapat menari dengan olah rasa sehinggatari yang ditampilkan terlihat sama rasa.Adanya aturan mengontrol emosi saatmenari mempunyai tujuan agar pesertadidik dapat bekerjasama dan kompak saatmenari sehingga gerak yang ditampilkanterlihat sama makna. Strategi tersebutdilakukan agar peserta didik dapatmengekspresikan dan mengkomunikasikanpesan yang ingin Buyung sampaikan lewatkarya tarinya dengan benar. Disamping itustrategi yang Buyung lakukan akanmembentuk kedalaman emosi,

kematangan jiwa serta kesadaran pesertadidik terhadap potensi tubuhnya.

Strategi pembelajaran taritradisional yang dilakukan Buyung disanggar Rumingkang, dapat dijadikansebagai salah satu cara untukmeningkatkan kemampuan komunikasinonverbal. Sesuai dengan pernyataan Irmadalam buku seni tradisi sebagai mediaapresiasi dan pembelajaran seni (2012 ;119) bahwa pembelajaran seni tari tradisisecara nonformal merupakan salah satubentuk melatih diri dan mengasahpengindraan terhadap perasaan dantanggungjawab yang diterapkan melaluiwiraga, wirama dan wirasa. Selain ituadanya kesamaan terhadap fungsi tubuhmenjadikan tari tradisional dianggapmampu meningkatkan kemampuankomunikasi nonverbal.

Pelatihan {drill) seperti yangdilakukan Buyung untuk menampilkansuatu gerak yang tumbuh dari hati, lama-lama akan berdampak pada interaksi sosialpeserta didik di luar proses pembelajaran.Tari tersebut akan memberikan rasakesenangan dan kegembiraan pada parapelakunya. Gerakan tari yang digerakanoleh setiap tubuh penari secara intelektual,emosional dan fisikal merupakan saranapribadi penari/koreografer untukmengkomunikasikan pengalamanrealitasnya kepada orang lain dalambentuk gerak. Dalam prakteknya,komunikasi tersebut terjadi antara penaridan penonton. Selain itu kegiatan tari akanselalu membutuhkan bantuan orang lainseperti pemain musik, penata panggung,penata cahaya, juru rias, dan lain-lain.Kegiatan tari di sanggar rumingkangmerupakan kegiatan yang dapat dijadikanwadah sosialisasi peserta didik atau wadahpeningkatan kemampuan interpersonal.

Berdasarkan paparan mengenaihasil pembelajaran tari tradisional disanggar Rumingkang diatas, makapembelajaran tari tradisional sebagaistimulus peningkatkan kemampuan

Page 62: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

58 PEMBELAJARAN TARI TRADISIONAL

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

nonverbal dianggap akan berdampakpositif, karena telah membantu pesertadidik dalam meningkatkan kemampuantubuhnya, meningkatkan kedalaman emosidan kematangan jiwa sehingga dapatmenjalin komunikasi nonverbal denganbaik. Selain itu pengetahuan mengenainilai-nilai budaya yang terkandung dalamsebuah tarian, sedikitnya akan mengatasikendala rintangan budaya dan rintanganstatus yang terjadi dalam komunikasinonverbal. Hal ini berdampak pada reaksipositif terhadap proses interaksi social,seperti adanya kerjasama, salingmenghargai, empati, mengikuti normayang berlaku, tidak menunjukan sikapegois yang berlebihan dan perasaansenasib. Sikap inilah yang akan menunjangkokohnya suatu kelompok masyarakatbahkan kokohnya suatu bangsa.

KESIMPULANKomunikasi merupakan salah satu

alat penunjang untuk memenuhi kebutuhanmanusia. Komunikasi nonverbalmerupakan komunikasi yang lebih efektifdigunakan dalam interaksi sosial.Komunikasi nonverbal adalah salah satucara untuk menghindari konflik yangterjadi karena kesalahpahaman interpretasipada bahasa verbal. Kemampuankomunikasi nonverbal dapat ditingkatkanmelalui pembelajaran tari tradisional. Halini dikarenakan tari tradisional dankomunikasi nonverbal sama-samamemfungsikan tubuh sebagai mediaungkapnya. Melalui pembelajaran taritradisional individu dapat menyadaripotensi tubuhnya serta mampumengungkapkan bahasa tubuh sesuaidengan nilai budaya yang dipahaminya.Oleh karena itu kendala dalam komunikasi

nonverbal dapat teratasi. Kondisi ini akanmenimbulkan reaksi positif dalaminteraksi sosial.

DAFTAR PUSTAKAAhmadi, Abu dan Shaleh, Munawar.

(2005). Psikologi Perkembangan.Jakarta : PT Rineka Cipta.

Cangara, Hafied. (2012). Pengantar IlmuKomunikasi. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Damayanti. (2017). Buku Pintar BahasaTubuh dan Public Speaking untukGuru. Yogyakarta : Araska.

Dibya, I Wayan, dkk. (2006). TariKomunal. Jakarta : LembagaPendidikan Seni Nusantara.

Hidayat, Dasrun. (2012). KomunikasiAntarpribadi dan Medianya.Yogyakarta : Graha Ilmu.

Hurlock, Elizabeth B. (----). PsikologiPerkembangan Suatu PendekatanSepanjang Rentang Kehidupan.Jakarta : Erlangga.

Kasmahidayat, Yuliawan. (eds).(2012).Seni Tradisi sebagai MediaApresiasi dan Pembelajaran Seni.Bandung : CV Bintang Warli Artika.

Jazuli, M. (2008). Paradigma KontekstualPendidikan Seni. Semarang : UnesaUniversity Press.

Narawati, Tati. (2012). Minggu pertama :Apresiasi Tari (powerpoint slides).Naskah tak terbit, UniversitasPendidikan Indonesia, Bandung,Indonesia.

Surya, Mohamad. (2004). PsikologiPembelajaran dan Pengajaran.Bandung : Pustaka Bani Quraisy.

----. (1984). Kamus Umum BahasaIndonesia. Jakarta : PN BalaiPustaka.

Page 63: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN KONFLIK DAN KECERDASAN EMOSIONAL 59

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN KONFLIK DAN KECERDASANEMOSIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA GURU SMA NEGERI DI KOTA

BOGOR

Fitri AnjaswuriProgram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP UNPAK

[email protected]

ABSTRAKPenelitian ini merupakan penelitian korelasi yang terdiri atas dua variable bebas, yaitumanajemen konflik dan kecerdasan emosional dan satu variabel terikat yaitu kepuasan kerjaguru SMA Negeri se-Kota Bogor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubunganantara manajemen konflik dan kecerdasan emosional baik secara sendiri-sendiri maupunsecara bersama-sama dengan kepuasan kerja guru. Tempat dan waktu penelitian ini dilakukandi SMA Negeri se-Kota Bogor dengan menggunakan metode survai. Responden yang terlibatdalam penelitian ini sebanyak 60 orang yang karakteristiknya ditunjukkan berupa manajemenkonflik, kecerdasasn emosional, dan kepuasasn kerja guru. Pengambilan sampel dilakukandengan teknik acak proporsional. Analisis data dilakukan melalui statistic parametric yaitumenggunakan korelasi dan regresi linier sederhana serta korelasi dan regresi linier ganda.Pengujian hipotesis dilakukan dengan taraf signifikan 0,05 dan 0,01. Hasil penelitianmenghasilkan tiga kesimpulan, yaitu (1) terdapat hubungan positif yang signifikan antaramanajemen konflik dengan kepuasan kerja guru yang ditunjukkan dengan persamaan regresiY= 139.9 + 0.120X1 dan koefisien korelasi ry1 = 0,432. (2) terdapat hubungan positif yangsangat signifikan antara kecerdasan emosional dengan kepuasan kerja guru yang ditunjukkandengan persamaan regresi Y = 78.86 + 0.495X2 dan koefisien korelasi ry2 = 0,472. (3)terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara manajemen konflik dan kecerdasanemosional secara bersama-sama dengan kepuasan kerja guru yang ditunjukkan denganpersamaan regresi Y = 85.038+ -0,098X1+0.556X2, dan koefisien korelasi ganda ry1.2. =0,482. Berdasarkan hasil temuan, maka kepuasan kerja guru dapat ditingkatkan melaluikecerdasan emosional dan tidak melalui manajemen konflik.Kata kunci : Manajemen Konflik, Kecerdasan Emosional, dan Kepuasan Kerja Guru.

ABSTRACTThis study is a correlation study consisting of two independent variables, namely themanajemen of conflict and emotional intelligence and one dependent variable that is jobsatisfaction at High School teachers in Bogor City. The objectives of this research are to findout correlation between the management of conflict and emotional intelligence with teachers’job satisfaction. This research can be classified into a correlation research wich consists oftwo independent variables, namely the perception about management conflict and emotionalintelligence, and a dependent variable namely the teachers’ job satisfaction. The study wasconducted at State Senior High School in City of Bogor by using survey method. Respondentsinvolved in this study were 60 teachers’. The method used was the proportional randomtechnique. The data analysis was done through parametric statistic that used simple andmultiple correlation and regression, as well. Meanwhile the hypothesis test was done withsignificant level of 0.05 and 0.01. the result of the study was shown in tree conclusions,namely (1) there is positive and highly significant correlation between management conflictwith teachers’ job satisfaction that was shown by coefficient of correlation regressionequation Y= 139.9 + 0.120X1 and correlation coefficient ry1 = 0,432; (2) there is positive and

Page 64: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

60 HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN KONFLIK DAN KECERDASAN EMOSIONAL

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

highly significant correlation between emotional intelligence with teachers’ job satisfactionthat was shown by regression equation Y = 78.86 + 0.495X2 and correlation coefficient ry2=0,472; and (3) there is positive and highly significant correlation between managementconflict and emotional intelligence all together with teachers’ job satisfaction that was shownby coefficient of correlation regression equation Y = 85.038+ -0,098X1+0.556X2 andcorrelation coefficient ry2 = 0,482. Based on the result above, it can be concluded thatteachers’ job satisfaction can be increased through the management of conflict andemotional intelligence.Keywords : Management of Conflict, Emotional Intelligence, and Teachers’ Job Satisfaction.

PENDAHULUANPendidikan Nasional bertujuan

untuk meningkatkan kualitas manusiaIndonesia yaitu, manusia yang berimanyang bertaqwa terhadap Tuhan YangMaha Esa, berbudi luhur, berkepribadianmandiri, cerdas, kreatif, terampil dandisiplin. Demikian pula membangunsektor pendidikan tidak pernah akanmencapai tujuan akhir yang sempurna danfinal.

Mencermati tujuan tersebut setiapproduk pendidikan dituntut memilikistandar ilmu pengetahuan sesuai denganperubahan masyarakat dan perkembanganIPTEK. Terlebih-lebih dalam erainformasi seperti saat ini, keterbukaanhampir terjadi pada semua aspek dansistem kehidupan manusia tidak dapatdicegah lagi oleh kekuatan apapun. Begitupula parameter kualitas pendidikan, baikdilihat dari segi masukan, proses, keluaran,hasil, selalu berubah dari waktu ke waktu.Oleh karena itu, pendidikan nasionalsecara terus-menerus perlu ditingkatkankualitasnya, mulai dari pendidikan dasarsampai pada pendidikan tinggi melaluiberbagai kebijakan dan keputusan yangtepat dan berkualitas.

Pengelolaan sumber daya manusiaagar dapat bekerja secara efektif dalammencapai tujuan organisasi diperlukankomunikasi secara vertikal antara atasan,yaitu kepala sekolah dan bawahan yaituguru. Terciptanya komunikasi danhubungan baik, memiliki rasa salingterbuka, dan terjalin keakraban pada

akhirnya akan memberikan kesenanganserta rasa nyaman bagi para bawahankhususnya para guru dalam bekerja.Dengan keadaan tersebut, dapatmemberikan rasa kepuasan kerja tersendiribagi guru, sehingga dengan tingkatkepuasan kerja tinggi maka guru akanmenunjukkan sikap yang positif terhadapkegiatan mengajarnya.

Guru memiliki peranan sentraldalam menciptakan output pendidikanyang berkualitas, untuk itu upaya untukmeningkatkan kepuasan kerja yang salahsatunya melalui kesejahteraan bagi gurudan selama ini terabaikan sudahsewajibnya mendapat perhatian yangcukup serius dari pemerintah. Indikasiadanya keberhasilan bidang pendidikansuatu Negara dapat terlihat dari adanyakomitmen pemerintah terhadappengembangan pendidikan, salah satudiantaranya berhubungan denganpermasalahan guru serta systempenggajiannya. Meskipun demikianpeningkatan besaran gaji seorang gurubukan merupakan faktor utama yang dapatmenentukan keberhasilan prosespeningkatan kualitas pendidikan diIndonesia.

Peraturan Menteri PendidikanNasional No. 18 tahun 2007 tentangsertifikasi guru serta disyahkannyaUndang-undang No. 20 tahun 2003tentang Sisdiknas menjelaskan bahwabagian dari upaya meningkatkankompetensi professional selainmemberikan jaminan yaitu untuk

Page 65: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN KONFLIK DAN KECERDASAN EMOSIONAL 61

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

meningkatkan kualitas kehidupan bagipara guru. Sertifikasi guru merupakansalah satu upaya yang dilakukan olehpemerintah dalam menjembatani salah satufaktor yang mungkin menjadikan kepuasandalam bekerja bagi pegawai pada institusipendidikan. Adanya perubahan systempembayaran ini dilakukan denganberdasarkan pada keahliannya, yaitupembayaran dilakukan dimana parapegawai digaji berdasarkan pengetahuandan ketrampilannya.

Kepuasan kerja merupakan kajianyang telah banyak diulas oleh parapeneliti-peneliti sebelumnya, sebagaisebuah gambaran bahwa masalahkepuasan kerja cukup pentingkemanfaatannya baik secara teoritismaupun praktis. Kajian kepuasan kerjaguru memberikan dampak besar dalamkehidupan organisasi sekolah menujupencapaian kinerja guru yang maksimal.Hani Handoko (2000:193) mengatakanbahwa kepuasan kerja adalah keadaanemosional dimana para karyawanmemandang pekerjaan mereka, kepuasankerja mencerminkan perasaan seseorangterhadap pekerjaannya, ini terlihat dalamsikap positif dan negatif karyawanterhadap pekerjaan dan segala sesuatuyang dihadapi di lingkungan kerjanya

Faktor yang sangat mendasar yangberkaitan erat dengan kinerja profesiseorang guru dalam melaksanakantugasnya yaitu kepuasan kerja. Kepuasanini dilatarbelakangi oleh faktor-faktor yangdirasakan oleh guru selama ini. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah; imbalanjasa, rasa aman, hubungan antar pribadi,kondisi tempat kerja, dan kesempatanuntuk pengembangan dan peningkatan diri.

Kepuasan kerja merupakan unsuryang sangat penting pada suatu organisasidalam menghasilkan produksinya.Kepuasan kerja memungkinkan dapatmemberikan pengaruh terhadap motivasidan perilaku kerja. Oleh karenanyamasalah yang berhubungan dengan

kepuasan kerja perlu mendapatkanperhatian lebih dan ditingkatkankeberadaannya karena berkaitan langsungdengan pelaksanaan kerja pada suatuorganisasi yang lebih baik.

Keberhasilan dalampenyelenggaraan pendidikan di sekolahsangat terkait dengan manajemen sekolahyang mencakup upaya-upaya bagaimanamemenuhi kepuasan kerja baik kebutuhan,keinginan, dan harapan guru terhadapberbagai aspek pekerjaan guru di sekolahsehingga guru mampu bekerja dengan baikdemi tercapainya tujuan sekolah.

Guru memiliki pandangan yangberbeda dalam memandang pekerjaannyademikian pula harapan untuk mendapatkankepuasan dari tempatnya bekerja.Kepuasan kerja merupakan hal yangberbeda untuk dimiliki oleh setiap individu,hal tersebut dikarenakan tingkat kepuasanyang berbeda-beda berdasarkan normayang dimiliki oleh setiap individu. HusainiUsman (2009:497) menyatakan kepuasankerja adalah sikap seseorang terhadappekerjaannya yang mencerminkanpengalaman yang menyenangkan dan tidakmenyenangkan dalam pekerjaannya sertaharapan-harapannya terhadap pengalamanmasa depan.

Guru yang memiliki kepuasan kerjatinggi cenderung akan memandangpekerjaannya sebagai sesuatu yangmenyenangkan, sebaliknya guru yangmemiliki kepuasan kerja rendah, akanmelihat pekerjaannya sebagai hal yangmenjemukan dan membosankan sehinggaguru tersebut mengajar dalam keadaanterpaksa. Efeknya apabila ini terjadi makaproduktivitas kerjanya buruk, dan sekolahakan dirugikan dengan kondisi yangdemikian. Ada beberapa hal yang biasdilakukan oleh guru yang tidak terpuaskanterhadap keadaan sekolahnya, yaituberhenti mengajar, mengeluh, tidak patuh,mengelak dari tanggung jawab atau sikapmasa bodoh.

Page 66: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

62 HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN KONFLIK DAN KECERDASAN EMOSIONAL

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

Kepribadian yang baik, kecocokanantara kepribadian guru dengan pekerjaanakan menimbulkan kepuasan dalammelaksanakan pekerjaannya. Orang yangmempunyai kepribadian yang cocokdengan pekerjaan yang mereka pilih,kemungkinan besar lebih berhasildibanding mereka yang tidak memilikinyaatau mengajar tanpa melihat cocok atautidak pekerjaan tersebut dengankepribadiannya.

Kondisi kerja yang mendukung,akan membuat guru merasa ‘at home’.Suasana yang menyenangkan secara psikisakan meningkatkan gairah kerja dan akanmeningkatkan produktivitas kerja.Sebaliknya suasana yang hingar bingar,ramai, bising, dan keadaan yang tidakmenyenangkan kemungkinan akanmembuat guru tidak bias konsen 100%pada pekerjaannya.

Faktor lain yang menjadikankepuasan kerja bagi seorang pegawaiadalah kepemimpinan yang memberikanenergi positif dan secara konsistenberkaitan dengan upaya menjadikan parapegawai dengan pimpinan dapat terlihatsejauhmana atasan membantu tenaga kerjauntuk memiliki kepuasan dalam bekerja.Bagi sebagian pegawai tingkat kepuasankerja paling besar untuk dimiliki bukankarena faktor-faktor yang disebutkandiatas, melainkan karena pegawai tersebutsangat mencintai pekerjaannya,adakalanya pendapatan yang diperolehdari tempat kerjanya tidak berbandinglurus dengan apa yang telah dikerjakannya,namun di sisi lain mendapatkan kepuasantersendiri yang tidak dapat dihargaidengan uang.

Kenyataannya sebagian guru-gurubanyak yang sering datang terlambatmasuk kelas, beberapa guru masuk kelasrata-rata kurang lebih sepuluh hingga limabelas menit setelah jam pelajaran dimulai,hal tersebut mengindikasikan bahwa gurutidak bersemangat dalam bekerja.

Siagian (2010:295) menyatakanbahwa kepuasan kerja adalah cara pandangseseorang baik yang bersifat positifmaupun bersikap negatif tentangpekerjaannya. Kepuasan kerja tidakterlihat secara nyata, tetapi terwujud dalamsuatu hasil pekerjaan. Kepuasan kerjaterdiri dari perasaan dan emosi yangmenyenangkan dan tidak menyenangkandari para guru dalam memandangpekerjaannya. Menurut Schmidt danKochan dalam Husein (2005:42)berpendapat bahwa konflik adalah suatuperselisihan atau perjuangan di antara duapihak yang ditandai dengan menunjukkanpermusuhan secara terbuka dan/ ataumengganggu dengan sengaja pencapaiantujuan pihak yang menjadi lawannya.

Menurut Suwarto (1999:217)manajemen konflik adalah penggunaanteknik pemecahan dan perangsangan untukmencapai tingkat konflik yang diinginkan.Konflik yang terjadi di sekolah jikadikelola dengan baik pada akhirnya akanmemberikan dampak positif yaitumendorong kreativitas dan munculnyagagasan atau ide baru serta sikap yangterbuka, berorientasi pada perubahan yangpada akhirnya akan berdampak terhadapkepuasan kerja dan peningkatan kerja gurudan performansi sekolah secarakeseluruhan. . Oleh karena itu denganmengetahui persepsi tentang manajemenkonflik dan kecerdasan emosional yangtinggi dari kepala sekolah akan mampumemberikan ketenangan, kenyamanan,rasa senang, rasa bahagia bagi para gurudalam bekerja.

Berdasarkan studi pendahuluanyang dilakukan peneliti pada bulan juni2011 di SMA Negeri di kota Bogorkepada20 orang guru mata pelajaran BahasaInggris, Komputer/IT, dan IPA, melaluiobservasi tentang kepuasan kerja gurudengan indikator kondisi dan kelengkapantempat kerja, jenjang karir dan promosiatas kerja yang dilakukan, 69% respondenmenyatakan bahwa kondisi dan

Page 67: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN KONFLIK DAN KECERDASAN EMOSIONAL 63

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

kelengkapan tempat kerja menyebabkanketidakpuasan kerja. Berdasarkan datatersebut dapat disimpulkan bahwa secaraumum kondisi kepuasan kerja guru SMANegeri di Kota Bogor belum mencapaitahap kepuasan yang sangat memuaskandan memberikan petunjuk bahwa banyakfaktor yang dapat mendukung kepuasankerja guru. Agar kepuasan kerja gurutinggi, maka perlu pengkajian yang lebihmendalam dengan melakukan penelitian.

METODE PENELITIANPenelitian ini dilaksanakan di

SMA Negeri di Kota Bogor. Penelitiandilaksanakan selama tujuh bulan, yaitupada bulan Juli 2011 – Januari 2012.Metode yang digunakan dalam peneitianini adalah metode survai, denganpendekatan korelasional yaitu penelitianuntuk mengetahui hubungan variabelbebas, manajemen konflik dan kecerdasanemsional dengan variabel terikat yaitukepuasan kerja guru. Populasi dalampenelitian ini adalah jumlah seluruh guruSMA Negeri Se-Kota Bogor yangberstatus PNS. Adapun teknik penarikansampel menggunakan teknik sampel acakproporsional (proporsional randomsampling)

Penelitian ini menggunakankuesioner terstruktur sebagai instrumenpenelitian. Kuesioner disusun berdasarkanindikator-indikator yang terdapat dalamvariabel penelitian. Penggunaan kuesionertersebut adalah untuk mendapatkan dataprimer yang dibutuhkan data mengenaipersepsi tentang manajemen konflik (X1),kecerdasan emosiona (X2) dan kepuasankerja guru (Y). Instrumen yang digunakanuntuk mengetahui pilihan tentangkepuasan kerja guru berbentuk pernyataandengan pilihan yang bersifat Rating Scale.Model yang digunakan dalam penelitianini dirumuskan dalam bentuk kontinumdengan 5 (lima) kategori pilihan, denganalternatif pilihan Selalu (Sl), Sering (Sr),

Kadang-kadang (Kd), Pernah (P), danTidak Pernah (TP).

Analisis data dalam penelitian initerdiri dari dua bagian, yaitu analisisdeskriptif dan analisis inferensial atauinduktif. Analisis deskriptif merupakanpengolahan data hasil penelitian dengantujuan agar kumpulan data itu bermakna.Deskriptif data ini terdiri atas penyajiandata melalui tabel distribusi frekuensi,histogram, rata-rata, dan simpangan baku.Analisis induktif adalah pengolahan datauntuk menguji hipotesis yang selanjutnyauntuk generalisasi dari sampel ke populasi.Analisis induktif ini terdiri dari ujinormalitas, homogenitas, linearitas, dansignifikansi regresi. Teknik analisis datayang digunakan dalam penelitian ini yaitumenggunakan regresi dan korelasi.

Pengujian normalitas datadilakukan dengan teknik uji-Lilifors,sedangkan homogenitas varians dilakukandengan teknik uji-Barlett, dan linieritaspersamaan regresi dapat dilihat dari bentukpersamaannya, keberartian regresi diujidengan uji-F, dan keberartian korelasi diujidengan uji-t untuk korelasi sederhana,koefisien korelasi ganda menggunakan uji-F.Data dinyatakan normal apabila Lhitung

<Ltabel pada taraf signifikansi 0,05; ujilinieritas data dan keberartian regresi yangdimaksudkan untuk melihat apakah regresiyang diperoleh sudah benar-benarberbentuk linier. Regresi dinyatakan linierapabila nilai Lhitung <Ltabel pada tarafsignifikansi 0,05 dan regresi dinyatakanberarti (signifikan) apabila nilai Lhitung

>Ltabel pada taraf signifikansi 0,05.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keterangan

Kepuasan KerjaGuru

Manajemen

Konflik

Kecerdasan

Emosional

Skorminimum 135 129 137

Page 68: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

64 HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN KONFLIK DAN KECERDASAN EMOSIONAL

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

Skormaksimum

186 189 187

Rata-rata 159,56 162,7 162,883Median 160 162 163,5Modus 156 162 168StandarDeviasi(s)

11,16 13,25 10,62

Varians(s2) 124,45 175,50 112,82

SkorTotal 9574 9762 9773

RentangSkor 51 60 50

Pengujian hipotesis dilakukandengan tujuan untuk menguji korelasi danmengetahui seberapa besar korelasi antaravariabel-variabel bebas dan variabel terikat.Ada tiga hipotesis yang telah dirumuskandan diuji secara empirik dalam penelitianini, yaitu :

Tabel 1. Hasil Perhitungan Korelasidan Korelasi Parsial

thitung ttabel

Korelasi

antara

Notasi

KoefisienKorelasi

Koefisien

Determinasi

3,317

1,85

X1 danY rX1y 0,432 0,186

4,57 1,85

X2 danY rX2y 0,472 0,223

2,94 3,15

X1 danX2

dengan Y

0,482 0,232

2,94 1,85

X1

Y ry12 0,363 0,186

3,79 1,85 X2Y ry21 0,448 0,223

Hasil pengujian hipotesis pertamamenyatakan bahwa terdapat hubunganpositif antara manajemen konflik (X1) dankepuasan kerja guru (Y). Hal inidibuktikan dengan adanya nilai koefisienkorelasi pada persamaan linier sederhanaŶ= 139,94 + 1,01X1. Nilai koefisien

korelasi (rx1y) = 0,432 dan koefisiendeterminasi r2 x1y = 0,186. Koefisien initeruji signifikan, hal ini menunjukkanbahwa faktor manajemen konflik berperanatau memberikan kontribusi sebesar 23,3%terhadap kepuasan kerja guru, sedangkan78,7% merupakan pengaruh dari faktoryang lain.

Manajemen konflik ternyatamemiliki korelasi yang saling menjalindengan kepuasan kerja guru, karenahipotesis penelitian yang menyatakanbahwa terdapat hubungan positif antaravariabel manajemen konflik dengankepuasan kerja guru secara statistik telahteruji kebenarannya. Hal ini menunjukkanbahwa semakin positif manajemen konflik,maka semakin tinggi kepuasan kerja guru.Demikian pula sebaliknya, semakinnegative manajemen konflik, makasemakin rendah pula kepuasan kerja guru.

Hasil pengujian hipotesis keduamenyatakan bahwa terdapat hubunganpositif antara kecerdasan emosional (X2)dan kepuasan kerja guru (Y). Hal inidibuktikan dengan adanya nilai koefisienkorelasi pada persamaan linier sederhanaŶ= 78,86 + 0,495X2. Nilai koefisienkorelasi (rx2y) = 0,472 dan koefisiendeterminasi r2 x2y = 0,223. Koefisien initeruji signifikan, hal ini menunjukkanbahwa faktor kecerdasan emosionalberperan atau memberikan kontribusisebesar 22,3% terhadap kepuasan kerjaguru.

Kecerdasan emosional ternyatamemiliki korelasi yang saling menjalindengan kepuasan kerja guru, karenahipotesis penelitian yang menyatakanbahwa terdapat hubungan positif antaravariabel kecerdasan emosional dengankepuasan kerja guru secara statistik telahteruji kebenarannya. Hal ini menunjukkanbahwa semakin positif kecerdasanemosional, maka semakin tinggi kepuasankerja guru. Demikian pula sebaliknya,semakin negatif kecerdasan emosional,

Page 69: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN KONFLIK DAN KECERDASAN EMOSIONAL 65

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

maka semakin rendah pula kepuasan kerjaguru.

Hasil pengujian hipotesis ketigamenyatakan bahwa terdapat hubunganpositif antara manajemen konflik (X1) dankecerdasan emosional (X2) dengankepuasan kerja guru (Y). Hal inidibuktikan dengan adanya nilai koefisienkorelasi (Ry12) = 0,482 dan koefisiendeterminasi R2 y12 = 0,186 pada persamaanregresi +X1 + X2. Hal ini menunjukkanbahwa koefisien korelasi ganda telah terujisignifikan, sehingga dapat diartikan bahwamanajemen konflik dan kecerdasanemosional secara bersama-samamemberikan kontribusi terhadap kepuasankerja guru sebesar 23,2%.

Selanjutnya pengujian korelasi parsialuntuk X1 dengan Y apabila X2 dikontrol.Hasil perhitungan korelasi parsialdiperoleh nilai koefisien parsial ry1.2=0,363 dan koefisien determinasi r2y1.2=0,232. Pengujian signifikansi korelasiparsial dengan uji-t telah mendapatkanhasil thitung>ttabel yaitu 2,94>1,85 pada tarafsignifikan α = 0,05, artinya korelasi parsialantara X1 dengan Y apabila X2 dikontroladalah signifikan. Koefisien determinasisebesar 0,186, dengan demikian hubunganantara manajemen konflik dengankepuasasn kerja guru dimana nilaikecerdasan emosional dikontrol atau tetapadalah titik signifikan dengan kontribusisebesar 0,232 atau 23,2%.

Kemudian pengujian korelasi parsialuntuk X2 dengan Y apabila X1 dikontrol.Hasil perhitungan korelasi parsialdiperoleh nilai koefisien parsial ry2.1=0,448 dan koefisien determinasi r2y2.1=0,223. Pengujian signifikansi korelasiparsial dengan uji-t telah mendapatkanhasil thitung>ttabel yaitu 3,79>1,85 pada tarafsignifikan α = 0,05, artinya korelasi parsialantara X2 dengan Y apabila X1 dikontroladalah signifikan. Hal ini menunjukkanbahwa variabel kepuasan kerja gurudijelaskan atau ditentukan oleh kecerdasan

emosional setelah variabel manajemenkonflik dikontrol.

Kepuasan kerja guru ternyatamemiliki korelasi yang saling menjalindengan manajemen konflik dan kecerdasanemosional. Manajemen konflik yangdimiliki guru baik positif maupun negatifakan mempengaruhi kepuasan kerja guru.Konflik yang terjadi di sekolah jikadikelola dengan baik pada akhirnya akanmemberikan dampak positif yaitumendorong kreativitas dan munculnyagagasan atau ide baru serta sikap yangterbuka, berorientasi pada perubahan yangpada akhirnya akan berdampak terhadapkepuasan kerja dan peningkatan kerja guruserta performansi sekolah secarakeseluruhan. Sebaliknya konflik yangberkelanjutan karena tidak dikelola denganbaik dapat menimbulkan stres,ketidakpuasan yang berakibat padameningkatnya tingkat absensi, tingkatkeluar atau pindah serta produktivitaskerja yang rendah.kondisi ini secara tidaklangsung akan mempengaruhi performansisekolah.

Begitu juga dengan kecerdasanemosional merupakan unsur yang pentingdalam kehidupan seseorang termasukorganisasi, sehingga upaya pembinaan danpengembangan menjadi sangat pentingdalam pengembangan organisasi. Dalamkaitannya dengan organisasi sekolah,kepala sekolah sebagai manajerpendidikan di sekolah jelas memerlukansifat kecerdasan emosional, sehinggakepuasan kerja guru sebagai individudapat memberikan sumbangan positifdalam menciptakan iklim kerja di sekolahyang kondusif bagi pengembanganorganisasi guna mencapai tujuanpendidikan di sekolah.

Dengan demikian, hipotesis penelitianyang menyatakan terdapatnya hubunganpositif antara manajemen konflik dankecerdasan emosional bersama-samadengan kepuasan kerja guru secarastatistik teruji kebenarannya. Semakin

Page 70: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

66 HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN KONFLIK DAN KECERDASAN EMOSIONAL

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

positif manajemen konflik dan disertaisemakin tinggi kecerdasan emosional,maka semakin tinggi pula kepuasan kerjaguru.

Berdasarkan hasil penelitian diatas,membuktikan bahwa kontribusi variabelmanajemen konflik dan kecerdasanemosional berhubungan terhadap kepuasankerja guru, maka peningkatan terhadapkedua variabel tersebut akan sangatmembantu dalam mencapai kepuasan kerjaguru yang lebih baik lagi.

Berikutnya, pengujian korelasi parsialantara manajemen konflik dengankepuasan kerja guru apabila kecerdasanemosional dikontrol. Terbukti bahwadiantara manajemen konflik dankecerdasan emosional yang palingmenentukan dalam peningkatan kepuasankerja guru adalah kecerdasan emosionalsetelah kecerdasan emosional dikontrol.Oleh karena itu, kecerdasan emosionalsangat berperan penting dalampeningkatan kepuasan kerja guru apabiladibandingkan dengan manajemen konflik.

Dengan kata lain, untukmeningkatkan kepuasan kerja guru, makaguru harus lebih baik lagi dalammeningkatkan kecerdasan emosionalantara lain kepala sekolah sebagai seorangpemimpin baiknya memiliki kecerdasanemosional yang baik salah satudiantaranya memiliki kemampuan socialdan komunikasi yaitu kemampuan untukmemecahkan masalah, menghasilkansolusi kreatif, kemampuan mengatasiperbedaan, dan berinteraksi secara optimaluntuk mencapai tujuan bersama.

SIMPULANBerdasarkan hasil pengujian

hipotesis menunjukkan bukti bahwa ketigahipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesispenelitian (H1) diterima. Maka dengandengan kata lain, terdapatnya hubunganantara manajemen konflik dan kecerdasanemosional dengan kepuasan kerja guru.Berikut ini beberapa kesimpulan dari hasil

pengujian hipotesis penelitian antara lain :(1) Terdapat hubungan yang positif antaramanajemen konflik dan kepuasan kerjaguru. Dengan demikian, manajemenkonflik memiliki hubungan yang nyatadengan kepuasan kerja guru. Semakinpositif manajemen konflik, maka semakintinggi kepuasan kerja guru. Sebaliknya,apabila semakin negatif manajemenkonflik yang dimiliki guru, maka semakinrendah kepuasan kerja guru. (2) Terdapathubungan yang positif antara kecerdasanemosional dan kepuasan kerja guru.Dengan demikian, kecerdasan emosionalmemiliki hubungan yang nyata dengankepuasan kerja guru. Semakin positifkecerdasan emosional, maka semakintinggi kepuasan kerja guru. Sebaliknya,apabila semakin negatif kecerdasanemosional yang dimiliki guru, makasemakin rendah kepuasan kerja guru. (3)Terdapat hubungan yang positif antaramanajemen konflik dan kecerdasanemosional secara bersama-sama dengankepuasan kerja guru. Semakin positifmanajemen konflik dan semakin tinggikecerdasan emosional secara bersama-sama, maka semakin tinggi pula kepuasasnkerja. Sebaliknya, apabila semakin negatifmanajemen konflik dan semakin rendahkecerdasan emosional yang dimiliki guru,maka semakin rendah kepuasan kerja guru.

Selanjutnya, hasil korelasi parsialmanajemen konflik dengan kepuasan kerjaguru apabila kecerdasan emosionaldikontrol, diperoleh koefisien determinasisebesar 0,186 menerangkan bahwa 23,2%variabel kepuasan kerja guru dijelaskanatau ditentukan oleh manajemen konfliksetelah variabel kecerdasan emosionaldikontrol. Sedangkan hasil korelasi parsialapabila manajemen konflik yang dikontrol,maka diperoleh koefisien determinasisebesar 0,223 menerangkan bahwa 22,3%variabel kepuasan kerja guru dijelaskanatau ditentukan oleh kecerdasan emosionalsetelah manajemen konflik dikontrol.

Page 71: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN KONFLIK DAN KECERDASAN EMOSIONAL 67

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

Implikasi penelitian ini menegaskanbahwa manajemen konflik berhubunganpositif dengan kepuasan kerja guru. Hal inimenegaskan bahwa jika inginmeningkatkan kepuasan kerja guru, makalangkah pertama yang dapat dilakukanadalah meningkatkan kecerdasanemosional lebih dahulu. Jadi, semakinpositif kecerdasan emosional guru, makasemakin tinggi kepuasan kerja guru.Kemudian yang kedua, manajemen konflikyang miliki oleh guru berhubungan positifkepuasan kerja guru. Hal ini menekankanbahwa semakin tinggi manajemen konflikyang dimiliki oleh guru, maka semakintinggi kepuasan kerja guru.

DAFTAR PUSTAKAAgus Sunyoto. 2002. Perencanaan

Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta: IPWIJA Press.

Anwar Prabu Mangkunegara. 2005.Perilaku dan Budaya Organisasi.Bandung : PT Refika Aditama.

Ary Ginanjar Agustian. 2001. ESQ,Emotional Spiritual Quetient. Jakarta :Arga.

Agus Dharma. 2000. ManagementSupervisi: Petunjuk Praktis bagi ParaSupervisor. Jakarta : PT. rajaGrafindo.

Bimo Walgito. 2003. Pengantar PsikologiUmum. Yogyakarta: Andi Offset.

Endin Nasrudin. 2010. PsikologiManajemen. Bandung : Pustaka Setia.

Ernie Tisnawati S. 2009. PengantarManajemen. Jakarta : Kencana.

Goleman, Daniel. 2001. KecerdasanEmosional. Alih Bahasa T. Hermaya.Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

----------1990. Kecerdasan Emosional AlihBahasa T. Hermaya. Jakarta :Gramedia Pustaka.

Hani Handoko. 2000. ManajemenPersonalia dan Sumber DayaManusia. Yogyakarta : BPFE.

Husaini Usman. 2009. Manajemen Teori,Praktik, dan Riset Pendidikan.Jakarta : Bumi Aksara.

Hendyat Soetopo. 2010. PerilakuOrganisasi, Teori dan Praktik dalamBidang Pendidikan. Bandung : PTRemaja Rosdakarya.

Husein Umar. 2005. Riset Sumber DayaManusia. Jakarta : PT GramediaPustaka Utama.

Kotler, Philip. 2000. MarketingManajemen: Analysis, Planning,implementation, and Control 9thEdition. New Yersey: Prentice HallInternational.

Luthans Fred. 2006. Perilaku OrganisasiTerj Vivin Andika. Yogyakarta : Andi.

Marwansyah. 2010. Manajemen SumberDaya Manusia. Bandung :ALFABETA.

Muhammad, As’ad. 2004. PsikologiIndustri. Yogyakarta : PenerbitLiberty.

Muhammad Ali. 2006. Psikologi RemajaPerkembangan Peserta Didik. Jakarta :PT Bumi Aksara.

Nana Saodih S. 2007. Landasan PsikologiProses Pendidikan. Bandung :Remaja Rosdakarya.

Panduan Manajemen Sekolah. 2000.Jakarta : Proyek PendidikanMenengah Umum.

Robbins, Stephen P & Judge. 2008.Perilaku Organisasi Terj. DianaAngelika. Jakarta : Salemba Empat.

-------- 1994. Teori Organisasi Struktur,Desain dan Aplikasi, Terj JusufUdaya. Jakarta : Arcan.

Cooper Robert K Ayman Sawaf. 2000.Executive EQ, Kecerdasan Emosionaldan Kepemimpinan dan Organisasi,Terj. Alex Tri Kunjoro. Jakarta :Gramedia.

Rohiat. 2008. Kecerdasan EmosionalKepemimpinan Kepala Sekolah.Bandung : PT. Refika Aditama.

Page 72: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

68 HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN KONFLIK DAN KECERDASAN EMOSIONAL

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

Sarlito Wirawan Sarwono. 2002. PsikologiLingkungan. Jakarta : PT. GramediaWidia Sarana Indonesia.

Stephen R Covey. 2005. The 8Th Habitterjemahan Zein Isa. Jakarta : PT.Gramedia.

Suripno. 2001. Tesis Hubungan antaraKecerdasan Emosional KepalaSekolah dan Iklim Sekolah denganKepuasan Kerja Guru di SMAwilayah Jakarta Selatan. Jakarta :UNJ Jakarta.

Sondang P. Siagian. 2010. ManajemenSumber Daya Manusia. Jakarta : PTBumi Aksara.

Suharsimi Arikunto. 1983. MetodeResearch. Jakarta : Rajawali Press.

Veithzal Rivai. 2003. Kepemimpinan danPerilaku Organisasi. Jakarta : PTRaja Grafindo Persada.

Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Yulk Gary. 2005. Kepemimpinan DalamOrganisasi Terj. Budi Supriyono,Jakarta : PT Indeks.

BIODATA PENULIS1. Fitri Anjaswuri, Dosen Tetap

Program Studi Pendidikan GuruSekolah Dasar (PGSD) FKIP UNPAK,

Page 73: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

KONSEP DAN IMPLEMENTASI KURIKULUM TAFHIM AL-QURAN 69

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

KONSEP DAN IMPLEMENTASI KURIKULUM TAFHIM AL-QURANDI SMA TERPADU AL-MA’SHUMMARDIYAH CIANJUR

(Model Kurikulum Sekolah Islam Tepadu)

Nizar Abdullah Suja’i,Program Studi Pendidikan Agama Islam STAI Al-Azhary Cianjur,

[email protected]

Di Indonesia terdapat pendidikan pesantren yang diakui telah menghasilkan lulusan yangunggul di bidang agama dan akhlak, pendidikan sekolah di bawah naungan kementerianpendidikan telah menghasilkan lulusan yang unggul di bidang sains dan teknologi, kurikulumtafhim al-Quran ditujukan untuk mencapai keunggulan dari dua pendidikan tersebut. SMATerpadu Al-Ma’shum Mardiyah Cianjur menjadi objek pengamatan dengan pertimbangantelah melaksanakan kurikulum tersebut, ketersediaan sarana dan prsarana, serta prestasi yangtelah diraih.Tujuan dari penelitian ini untuk a) mendeskripsikan konsep kurikulum tafhim al-Qur’an b) mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan kurikulum c)keunggulan kurikulum tafhim al-Qur’an. Metodologi penelitian yang digunakan kualitatifdengan pendekatan etnografi. Hasil penelitian menunjukan tujuan utama penggunaankurikulum tafhim al-Quran mengintegrasikan pemahaman al-Quran pada kurikulum nasionalindonesia, al-Quran menjadi ruh mata pelajaran lain dengan demikikian dapat menghasilkanoutput yang mempunyai sikap dan pemikiran integral (tidak dikotomis) antara pengetahuansains dan agama. Dengan demikian Kurikulum Tafhim Al-Quran ini dapat dijadikan sebagaialternatif kurikulum untuk mencapai pendidikan Islam integral.Kata Kunci : kurikulum, tafhim al-Quran, pendidikan Islam.

ABSTRACTIn Indonesia, there is Pesantren/islamic boarding school admitted as educational institute thatcreates excellence outcomes in religious knowledge and has good character/akhlak al-karimah, school under ministry of education and culture also has admitted as educationalinstitution that crates excellence in science and technology. Tafhim al-Quran curriculum isaimed to achieve both excellences. The Reasons of Al-Ma’shum Mardiyah Integrated SeniorHigh School of Cianjur to be chosen as object of reasearch are having applied the curriculum,the facilities, and the achievements. The research aimed to a) describe the concept of tafhimal-Quran curricula b) know supporting factors and obstacle factors on implementatios oftafhim al-Quran curriculum. The reasearch undertakes qualitative reasearch method withetnography approach. The result of reasearch revealed the main aim of tafhim al-QuranCurriculum is to integrate al-Quran understanding on national curriculum.Al-Quran becomesspirit of every subject taught, So that it can create output having integral attitude and insightbetween religion and science. Tafhim Al-Quran could be alternative curriculum to reachintgrated islamic curriculum.Keywords : curriculum, tafhim al-Quran, islamic education.

PENDAHULUANPendidikan Indonesia dinaungi oleh

dua kementerian ; Kementerian Pendidikandan Kebudayaan, dan KementerianAgama. Dari dua kementerian ini

mengeluarkan output yang berbeda,apapun hasilnya Kementerian Agama telahmelakukan usaha yang maksimal untuklembaga pendidikan yang dinaunginya jika

Page 74: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

70 KONSEP DAN IMPLEMENTASI KURIKULUM TAFHIM AL-QURAN

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

kita tinjau dari kurikulum. Yang menjadiperhatian peneliti kali ini adalahbagaimana mendekatkan lembagapendidikan nasional di bawah KementerianPendidikan dan Kebudayaan, perlu adamata pelajaran secara terpisah agarmendekatkan pendidikan ini lebih dekatpada Al-Qur’an.

Menurut M. Zainuddin (2013:7)pendidikan Islam dalam merekonstruksipendidikannya setidaknya perlumemperhatikan tiga hal : pertama, subjectmatter pendidikan harus berorientasi kemasa depan; kedua, perlu dikembangkansikap terbuka transfer of knowledge dankritis pada setiap perubahan; ketigamenjauhkan pandangan dikotomis terhadapilmu baik naqliyah maupun ilmu ‘aqliyah,sehingga menyikapi ilmu merupakanentitas yang menyatu dan tidak dapatdipisahkan satu sama lain.

Kenyataan di lapangan menurut UmayDja`far Shiddieq (2015:156) terdapat duamodel pendidikan. Pertama, pendidikanIslam parsial, pendidikan yang hanyamengajarkan pendidikan yang bersifatkeakhiratan seperti aqidah, syariah danakhlak. Pendidikan ini dilaksanakan olehpesantren tradisional, dimana ajaran danamalannya berupa ibadah harian, dankitab-kitab kuning. Metode yangdilaksanakan pada pendidikan ini adansorogan atau bandongan. Para Ahlimenamakan model pesantren ini salafmurni atau di Kementerian Agama disebutpesantren salafy. Pesantren tradisional inidalam perkembangan dewasa inimengalami penurunan jumlah yangsignifikan akibat dari “seleksi alam”.Padahal menurut Azyumardi Azra dikutipoleh Umay M. Dja`far Shiddieq (2015:157)Pesantren model inilah yang melahirkanbanyak Ulama, dengan kata lain sulitdilahirkan dari lembaga selain modelsalafy ini.

Masalah dualisme pendidikan ini tidakhanya terjadi di Indonesia saja tapiberbagai belahan dunia lain di mana

muslim menjadi masyarakat mayoritas. Halini tentu memberi pengaruh terhadap polapikir, dan life style yang tentunya akanmembahayakan dan merugikan umat Islamsendiri. Oleh karena itulah pendidikanIslam perlu memperbaharui pendidikannyauntuk mewujudkan integrasi antara ilmudan agama. Dengan mengintegrasikan duakurikulum pendidikan nasional dankepesantrenan diharapkan menjadi solusiatas permasalahan tersebut.

“Mesin” dari pendidikan formaladalah kurikulum. Kurikulum yang banyakdigunakan merupakan kurikulum parsial,yang lebih mengutamakan aspek kognitifdan meninggalkan aspek afektif danpsikomotrik holistik; tidak begitumemperhatikan kecerdasan emosional,sosial dan spiritual. Dalam pendidikanIslam mempunyai konsep sendiri dalampendidikan holistik. Menurut AmiePrimarni dan Khairunnas (2013:35)pendidikan Islam harus mengembangkantiga konsep fundamental dalam Islam yaituIman, Islam dan Ihsan, dalam pendidikantiga komposisi tersebut menjadi Iman-kognitif, Islam Konatif, Ihsan-Afektif.Iman-kognitif arinya menjadi seorangmuslim harus memiliki pengetahuan untukmeyakini sesuatu, karena Islam melarangumatnya mempercayai sesuatu tanpapengetahuan yang benar dari sumber yangdapat dipercaya, seperti tertuang dalamQ.S. Al-Hajj ayat 3 :�yat��nt� �m ꦐ䘰䘠�ꦐt䘠tꦐ �ꦐ�䘠䘰ꦐ 䘰ꦐ�ntꦐ䘰䘠 䘰�o �䘰o ꦐ䘰䘠at�䘠 �tm 䘰Ϧa��ϣ� t䘰mtꦐ

�Ϧ䘠䘰ꦐtmDi antara manusia ada orang yangmembantah tentang Allah tanpa Ilmupengetahuan dan mengikuti setiap setanyang jahat.

Pendidikan Islam mengarahkanpeserta didiknya untuk mengambangkandaya nalarnya yang dituntun dengan nilaitauhid. Daya nalar yang benar dan murnitidak mungkin bertentangan dengankonsep Al-Qur’an.

SMA Al-Ma`shum Mardiyahmemadukan kurikulum pendidikan

Page 75: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

KONSEP DAN IMPLEMENTASI KURIKULUM TAFHIM AL-QURAN 71

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

nasional dan kurikulum kepesantrensehingga menjadi sebuah kurikulumterpadu islami, yang memandukanbeberapa pelajaran yang mendukung matapelajaran Tafhim al Qur’an. Namunpelaksanaannya raw input peserta didikyang berbeda dan tenaga pendidik yangmempunyai latar belakang pengetahuanagama yang berbeda-beda menjadipenghambat yang perlu diatasi sehinggatujuan dapat tercapai. Adanya integrasi al-ulum al-aqliyah dan al-ulum al-naqliyahtentu tidak hanya sebatas pemisahan dalammata pelajaran tentu berpengaruh adanyakeharusan keterpaduan materi yang ada.

Imam Moedjiono (2015), konsep danimplementasi pendidikan Islam Terpaduyang dideskripsikan berupa tujuan,kurikulum, fasilitas yang disediakan sertabiaya yang digambarkan secara umumpada sekolah-sekolah yang disinyalirmelaksanakan pendidikan islam terpadu.Penelitian tersebut belum menggambarkansecara teknis kurikulum yang dilaksanakanoleh sekolah terpadu.

Pada penelitian ini akan dibahasbagaimana kurikulum tafhim al-Quransebagai kurikulum untuk sekolah Islamterpadu sehingga dapat menjadi modelsekaligus khazanah pendidikan Islamditinjau dari segi konsep danimplementasinya.

METODE PENELITIANPenelitian ini merupakan jenis

penelitian kualitatif, menurut Bogdan danTaylor yang dikutip Lexy J. Moleong(2011:4) metodologi penelitian kualitatifmerupakan rangkaian prosedur riset yangmenghasilkan data deskriptif berupa katayang ditulis ataupun lisan dari orang-orangdan tingkah laku yang diamati..

Adapun pendekatan metodekualitatif yang digunakan adalah etnografi.Menurut S Nasution (2002: 8) intietnografi adalah mencoba memahami

makna perbuatan dan kejadian bagi orangyang bersangkutan menurut kebudayaandan pandangan mereka. Dalam penelitianini peneliti akan mengungkapkan situasidan kondisi riil dengan mengumpulkandari dari berbagai pihak yang terlibat baikyang kemudian akan disajikan dalambentuk narasi.

Dalam penelitian ini penelitiuntuk menggambarkan bagaimanapenggunaan kurikulum Tafhim Al-Qur’andi SMA Terpadu Al-Ma’shum denganmengumpulkan data dari berbagai pihakyang terkait dan menganilisisnya.Kemudian enjadikannya sebagai alternatifkurikulum untuk pendidikan Islam terpadu.

1. Teknik Pengumpulan DataInstumen pada penelitian kualitatif

merupakan human instrument ataumanusia berfungsi sebagia informanmaupun yang mencari data, peneliti sendiriyang menjadi ujung tombak pengumpuldata.

Adapun teknik pengumpulan datapenelitian ini menggunakan tiga tekniksebagai berikut : a) observasi b)Wawancara c) studi dokumentasi.

2. Analisis DataAnalisis data kualitatif, menurut

Bogdan dan Biklen dalam Lexy J.Moleong (2009:249) adalah upaya yangdilakukan dengan cara bekerja dengan data,mengorganisasikan, memilah,mensintesiskan, mencari dan menemukanpola menemukan apa yang penting dan apayang dipelajari dan memutuskan apa yangdapat diceritakan.

Langkah langkah analisis datapada penelitian ini terdiri dari datareduction, data display, dan dataconclusion drawing/verification.Sebagimana ditunjukan pada gambarberikut.

Page 76: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

72 KONSEP DAN IMPLEMENTASI KURIKULUM TAFHIM AL-QURAN

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

Datareduction

Conclusion;drawing/verification

Datacollection Data display

Gambar 1 Komponen dalam analisis data (interactive model) (Sugiono, 2015:338)

HASIL DAN PEMBAHASANHasil Penelitian

Dihubungkan dengan pendidikanIslam, perbedaan yang signifikan adalahorientasi dari pendidikan Islam tersebut,menurut Mahmud kurikulum pendidikanIslam orientasinya sebagai berikut ; 1)orientasi perkembangan peserta didik; b)orientasi pada lingkungan sosial; c)orientasi pada perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi.

Definisi kurikulum Undang-undangSistem Pendidikan Nasional tahun 1989Kurikulum adalah seperangkat rencana danpengaturan mengenai tujuan, isi dan bahanpelajaran serta cara yang digunakansebagai pedoman penyelenggaraankegiatan pembelajaran untuk mencapaitujuan pendididikan tertentu.

Menurut Umay M. Dja’far Shiddieq(2015:195) kurikulum berbasis Tafhîm al-Qur’an adalah kurikulum yangmengembangkan rasa, rasio dan ragasecara menyeluruh yang dilandaskan padaAl-Qur’an.

Secara teknis kurikulum Tafhîm al-Qur’an ini dapat dipahami sebagaimanaberikut ;1. Satu pelajaran dengan pelajaran lainnya

saling berkaitan dan saling menguatkan.Seperti teks dalam bahasa arab atauinggris adalah tema-tema yang ada padapelajaran Tafhîm al-Quran atau Biologiatau pelajaran lainnya.

2. Al-Qur’an dan Hadits digunakansebagai landasan hukum pada seluruhmata pelajaran.

3. Pemahaman Al-Qur’an agar mewarnaimata pelajaran lain.Dari pengertian di atas dapat ditarik

sebuah kesimpulan bahwa kurikulummerupakan seperangkat rencana,pengaturan mengenai tujuan isi, dan bahanpelajaran digunakan sebagai pedomanpenyelenggaraan pendidikan danpengalaman yang akan didapatkan pesertadidik di sekolah baik tertulis atau tidaktertulis untuk mencapai tujuan pendidikan.

Dengan demikian bahwa denganadanya kurikulum tafhîm al-Quran siswadalam mata pelajaran apapun selaludihubungkan dengan Al-Qur’an. SehinggaAl-Qur’an dapat mewarnai kehidupannyatidak hanya dalam ibadah ritual tetapi jugadalam sosial.

Menurut Muhamad Nu’man Soemantri(2001:128), pendidikan terpadu adalah“keseluruhan mata pelajaran yangdiharapkan dapat tumbuh secara simbiostiksaling mempengaruhi dan memperkaya.Dalam artian adanya keterkaitan satu samalain, sehingga masing-masing konsepselalu akan memberi kemudahan danberakses luas terhadap upaya memperkuatcara berpikir intelektual sejalan denganproses internalisasi nilai agama dankebudayaan”

Menurut Moh. Kasiram pendidikanTerpadu adalah pendidikan yang utuh

Page 77: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

KONSEP DAN IMPLEMENTASI KURIKULUM TAFHIM AL-QURAN 73

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

antara sains dan agama, keduanyadiharapkan dapat berjalan secaraberdampingan dan seimbang.

Dari pandangan di atas secara esensialkonsep pendidikan terpadu adalahmeleburkan sejumlah disiplin keilmuansehingga satu dengan yang lainnya salingmempengaruhi dan memperkaya untukmemadukan kelebihan dari masing-masingdisiplin.

SMA Terpadu Al-Ma’shumMardiyah adalah sekolah bernuansa Islam,yaitu sekolah yang memadukan pendidikannasional dan pesantren, pada tatarankurikulum, sistem pengelolaan, danpengasuhan. Didirikan pada tahun 2003,izin operasional pendirian sekolah dariDinas Pendidikan dan KebudayaanKabupaten Cianjur diperoleh pada tangga03 Nopember 2003, kemudianmendapatkan Nomor Identitas Sekolah(NIS) : 311201, Nomor Pokok SekolahNasional (NPSN) : 20252189, dan NomorStatistik Sekolah (NSS) : 302020710005.Sekolah ini berlokasi di kaki Gunung Gede,dengan ketinggian 1000 m di ataspermukaan laut, seratus kilometer dariJakarta, tepatnya di Jalan Simpang GaludraNo. 76 Desa Galudra KecamatanCugenang Cianjur Jawa Barat 43252.

Penentuan kurikulum di SMATerpadu Al-Ma’shum Mardiyah padakelompok belajar mata pelajaran umummengacu pada kurikulum Kemendikbudsedangkan pada kelompok pelajaranAgama dan Bahasa mengacu pada yangdirancang oleh sekolah. Acuanpengelompokan ini sebagai penyeimbangkebutuhan pendidikan sesuai karaktersekolah ini yaitu mampu menguasai ilmupengetahuan secara luas tanpameninggalkan agama sebagai tuntunan.Muatan kurikulum SMA Terpadu Al-Ma’shum Mardiyah Cianjur meliputiseluruh mata pelajaran yang keluasan dankedalamannya sesuai standar kompentensidan kompetensi dasar yang diterapkanBSNP yang diapdukan dengan mata

pelajaran keagamaan serta muatan lokal.Berikut gambaran muatan kurikulum diSMA Terpadu Al-Ma’shum MardiyahCianjur :1. Mata pelajaran yang wajib diikuti

peserta didik khususnya di SMATerpadu Al-Ma’shum MardiyahCianjur terdiri dari pendidikan AgamaIslam, Pendidikan Kewarganegaraan,Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,Matematika, Biologi, Kimia, Fisika,Sejarah, Ekonomi, Geografi, Sosiologi,Pendidikan Jasmani Olahraga danKesehatan, Seni dan Budaya, danTeknologi Informasi dan Komunikasi.

2. Mata Pelajaran khusus yangdikembangkan adalah materi ajarpesantren yang telah disesuaikandengan kebutuhan sendiri antara alain :Tafhim al-Quran 4 (ahkam al-Islam),Tafhim al-Quran 5 (akhlak al-karimah), tafhim al-Quran 6 (akhlaqas-sayyiah), Tilawah al-Qur’an danTajwid, Bahasa Arab, Nahwu Sharaf,Syariah Ibadah (Fikih), Tahfizh al-Qur’an, Ulum al-Qur’an, Ulum al-hadits, Qira’at al-Kutub dan Ushul al-Fiqh.

3. SMA Terpadu Al-Ma’shum Mardiyahmenerapkan hubungan guru-muridsebgai Murid Sahabat Guru. Metodayang dikembangkan guru diarahkanberpusat pada peserta didik. Gurusebagai fasilitator dan motivatormendorong peserta didik belajarsecara aktif, baik fisik maupun mental.Dalam pencapaian setiap kompetensimasing-masing mata pelajaran,diberikan secara kontekstual denganmemperhatikan perkembangan sebagaiaspek kehidupan.

4. Evaluasi dalam kurikulum Tafhim al-Qur’an secara umum sama denganevaluasi pada kurikulum konvensional,yang berbeda adalah adanya ujikomprehensif dan ujian komprehensifterbuka. Khusus untuk ujikomprehensif terbuka orang tua

Page 78: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

74 KONSEP DAN IMPLEMENTASI KURIKULUM TAFHIM AL-QURAN

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

diperkenankan untuk melihat 3 pesertadidik dengan perolehan nilai terbesar.

Struktur kurikulum merupakanpola dan susunan mata pelajaran yangharus ditempuh oleh peserta didik dalamkegiatan pembelajaran. SMA Terpadu ataspersetujuan Yayasan Al-Ma’shumMardiyah dan memperhatikan saran dariberbagai pihak terkait serta minat pesertadidik, menetapkan pengelolaan kelassebagai berikut1. Menetapkan sistem paket, belum

menggunakan sistem kredit semester2. Pengorganisasian kelas dibagi ke

dalam dua kelompok yaitu kelas Xmerupakan program umum yangdiikuti oleh seluruh peserta didik dankelas XII dan kelas XII merupakanprogram penjurusan terdiri atasProgram Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Pelaksanaanya secara rinci kurikulumtafhim al-Quran sebagai berikut.1. Alokasi pengaturan jam di SMA

Terpadu adalah 40 menit/jam.2. Pada semester 1 dan 2 di kelas X

pembelajaran mata pelajaranPendidikan Nasional 35 mata pelajarankepesantrenan ada 19 .Mata pelajarankepesantrenan di kelas X merupakanpaling banyak dibanding kelas XI danXII hal ini dikarenakan tidak semuayang masuk kelas X merupakan lulusanSMP Terpadu, padahal mata pelajaranyang ada di SMA merupakan lanjutandari jenjang berikutnya pada kelas inisengaja dibuat lebih banyak dengan adapelajaran tilawa>t al-Qur’an dantajwi>d sebanyak, Tafhim Al-Qur’anmenjadi 4 jam pada kelas berikutnyahanya 3 jam, dan syariah Ibadah 3 jam.Hal ini dilakukan untuk menyetarakankemampuan terutama untuk pesertadidik yang bukan lulusan SMP TerpaduAl-Ma’shum Mardiyah.

3. Pada kelas XI baik IPA maupun IPSsemester 1 dan 2 muatan pendidikan

nasional ada 39 dan mata pelajarankepesantrenan 15.

4. Pada Kelas XII baik IPA maupun IPSpada semester 1 muatan pendidikannasional ada 39 dan mata pelajarankepesantrenan 15. Pada semester 2 matapelajaran pendidikan nasional 50 jamdan kepesantrenan menjadi 4 jam. Halini dilakukan karena peserta didikdiarahkan untuk fokus pada UjianNasional.

Dalam melaksanakan pembelajaranguru dituntut melakukan inovasi-inovasidalam pembelajaran dalam menyampaikanmateri dengan metode yang jelas dalammengajar, setelah proses dilaksanakankemudian guru melaksanakan evaluasi,setelah hal tersebut dilakukan pada tahapini guru kembali mengembangkanpembelajarannya. Upaya guru melakukaninovasi kurikulum terkait pada materidigunakan sebagai eksperimen untukManusia melakukan perubahan yang lebihbaik. Tafhim al-Qur’an hubungannyadengan mata pelajaran lain, PengurusHarian Yayasan Bidang Pendidikan, H.Dede Muharamsyah, S.Psi., M.Pd.menjelaskan: “Pada pembelajaran setiapguru dianjurkan untuk menghubungkanatau mengawali dengan sumber hukumIslam, namun hal tersebut tidak semuaguru dapat melakukannya karenaketerbatasan pemahaman guru yangbersangkutan”.Pelaksanaan kurikulum terpadu diperlukanteknik pembelajaran terpadu dalam UmayM. Dja’far Shiddieq (2015:196), yaitu :1. Pelajaran yang satu dengan yang

lainnya saling berkaitan. Sehingga,pelajaran yang satu dengan yanglainnya saling menguatkan. Misalnya,teks yang digunakan dalam BahasaArab dan Inggris adalah tema-temadalam pelajaran Tafhim Al-Qur’an,materi Biologi, Fisika, dan lainsebagainya.

2. Semua materi yang diajarakan padasuatu mata pelajaran akan dilandaskan

Page 79: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

KONSEP DAN IMPLEMENTASI KURIKULUM TAFHIM AL-QURAN 75

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

kepada al-Qur’an sebagai referensihukum Islam yang pertama, yangtentunya Hadits Nabi Saw termasuk didalamnya.

3. Pemahaman Al-Qur’an hendaknyamewarnai mata pelajaran mata pelajaranyang diajarkan;

4. Materi dalam mata pelajaran hendaklahdikaitkan dengan pemahaman al-Qur’an.Demikian juga sebaliknya, pemahamanal-Qur’an hendaknya dikaitkan denganmateri lain yang relevan.

5. Model buku ajar yang diharapkandengan kurikulum ini adalahmenggunakan metode tematikintegralistik (maudu`iy).

6. Materi pelajaran membaca al-Qur’an(BTQ) merupakan mata pelajaran yangtidak bisa dipisahkan dari Tafhim Al-Qur’an itu sendiri. Sebab al-Qur’antidak dapat dipahami tanpa dibacaterlebih dahulu.Hubungan Tafhim al-Qur’an dapat

secara jelas dengan gambaran bagan dibawah ini :

Gambar 2 Kurikulum Tafhim Al-Qur’an(Umay M. Djafar Shiddieq, 75)

Dari gambar di atas memberikan gambaranbahwa dengan adanya Tafhim al-Qur’anseluruh mata pelajaran dapat salingberhubungan satu sama lain. Misalnya,dalam Tafhim al-Qur’an jilid 2 terdapatbahasan mengenai apa dan siapa manusiadalam al-Qur’an Surat : al-Sajdah 9-7��a ��� �Ϧ�˶���ρ� ˶Ϧ�˶˶ϣ ˶Ϧ˶˶˶ϣ˶ρ �Ϧ˶˶˶˶˶ϣ �Ϧ�˶˶ϣ ��m ˶˶��ϛ˶Ϧ ������˶Ϟ˶˵˶�˶ρ �Ϟ���˶� ��m ���˶� �Ϧ�˶� ��� �Ϧ˶���� ��� �Ϧ˶ �˶�˶� ˶˶˶˶ϣ ��m

��˶˶Λ ˶ϴ˶˶�Ϡ�˴��˶ρ ˶ϴ�˶��ϣ��˶ρ ˶ϴ� �˶��� ��˶˶� ˶˶˶˶ϣ˶ρ �Ϧ�ϛρ�ϴ ��� �Ϧ�˴˶Ϧρ�䘢�˶�䘢˶䓰 �˶�

Yang membuat segala sesuatu yang Diaciptakan sebaik-baiknya dan Yangmemulai penciptaan manusia dari tanah.Kemudian Dia menjadikan keturunannyadari saripati air yang hina (air mani).Kemudian Dia menyempurnakan danmeniupkan ke dalam (tubuh) nya roh(ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagikamu pendengaran, penglihatan dan hati;(tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.

Kemudian ayat ini jugadihubungkan dengan ayat lain yangmembahas tentang proses penciptaanmanusia Al-Qur’an Surat Al-Mu’minun12-14:˶�˴ �Ϧ˶ �˵��� �Ϟ�˶䗐�˶˶˶˶ϣ ��䙠�䗐�a ��� �Ϧ˶�˶��� ��� ˶Ϧ�˶�����ρ� �˶䗐�˶˶˶˶ϣ �˶˶˶˶�˶ρ�Ϧ˶㿰�댠�� ˶Ϧ˶˶˶˶˶ �˶�� �˶䗐�˶˶˶˶䗊˶˴ �Ϧ˶˶˶˶˶妀 ˶Ϧ˶ �˵�䗗䗐�� �˶䗐�˶˶˶˶ϣ ��䙠�䗐�˶˶� �ϴ�˶䘢˶Λ�Ϟ�˶���˶䘢��˶Ϧ ��m ��˶��˶� ˶˱�˶�� �˶�� �˶���˶�˶˶˶˴ ����˶��妀 ˶Ϧ˶㿰�댠� �˶�� �˶䗐�˶˶˶˶䗊˶˴

˶�˶���˶䗊��� �˶��ϛ˶Ϧ ��o ˶�˶ϴ�˶�˶ᄀ˶˴ ˶䘢˶ϣa ��˶�˶˶ϣDan sesungguhnya Kami telahmenciptakan manusia dari suatu saripati(berasal) dari tanah.Kemudian Kamijadikan saripati itu air mani (yangdisimpan) dalam tempat yang kokoh(rahim). "Kemudian air mani itu Kamijadikan segumpal darah, lalu segumpaldarah itu Kami jadikan segumpal daging,dan segumpal daging itu Kami jadikantulang belulang, lalu tulang belulang ituKami bungkus dengan daging. KemudianKami jadikan dia makhluk yang (berbentuk)lain. Maka Maha sucilah Allah, PenciptaYang Paling Baik.

PembahasanDalam hal integrasi Susan M. Drake

(2013:18) mengemukakan terdapatbeberapa tingkatan hierarkis dalamintegrasi diantaranya:1. Fusi : Langkah pertama dari tahapan

hierarkis adalah fusi, pada tahap inisesuatu difusikan ke kurikulum yangsudah ada.

2. MultidisiplinerKurikulum pada tahapini, materi pelajaran yang sama

Page 80: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

76 KONSEP DAN IMPLEMENTASI KURIKULUM TAFHIM AL-QURAN

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

diajarkan pada saat yang sama dalamdisiplin yang berbeda.

3. Interdisipliner : Kurikuluminterdisipliner mebuat koneksi lebiheksplisit sepanjang area mata pelajaran.Kurikulum berkembang di sekelilingtema, isu atau masalah bersama, namunkonsep atau keterampilaninterdisipliner ditekankan sepanjangarea mata pelajaran dan bukan didalamnya.

4. Transdisipliner : pada tahaptransdisipliner muali dengan kontekskehidupan nyata, pada tahap ini tidakdimulai dengan disiplin atau konsepatau keterampilan bersama. Yang palingdipertimbangkan adalah relevansi yangdipahami peserta didik.

Terdapat dua pilihan dalammengimplementasikan pendidikan terpadudalam kurikulum, pertama kurikulumterpadu (integrated curriculum) dan keduakurikulum holistik (holistic curriculum).Bentuk dari kurikulum menurut SyaifuddinSabda dalam M. Zainuddin (2013:66)terpadu yaitu : (1) keterpaduan dalam satudisiplin ilmu, (2) ketepaduan lintas bidangstudi, dan (3) keterpaduan dalam lintassiswa. Hal ini bisa dilakukan dengan caramenyatukan sains dengan dijadikannyaagama sebagar pedoman dan sumberinspirasi dan konsultasi bagipengembangan mata pelajaran lain.Perumusannya bisa dilakukan dengankajian interdisipliner melalui teamteaching, yaitu guru umum dan guruagama bersama-sama merumuskanmenyusun desain pembelajaran dalambentuk silabus dan buku. Tahap integrasidapat melalui empat pendekatan, yaitu :Fusi, Multidisipliner, Interdisipliner dantransdisipliner.

Dalam pelaksanaan kurikulumterpadu diperlukan guru-guru yang benar-benar dapat memadukan ilmu yangdiampunya dengan nash Al-Qur’an. Hal initidak mudah, apalagi jikamempertimbangkan akses jalan ke sekolah

ini yang kurang begitu bagus dan jauh dariperkotaan, tentunya harus diikuti dengankesejahteraan yang layak untuk pendidik.Namun sebetulnya untuk belajar kondisidan situasi tersebut akan sangatmendukung untuk terciptanyapembelajaran yang kondusif, karena jauhdari kebisingan dan keramaian.

Dalam pendekatan kurikulumterpadu di SMA Terpadu diantara empatpendekatan integrasi, pendekatan yangdilakukan adalah integrasi fusi, yaitusesuatu difusikan ke kurikulum yang sudahada, dalam hal ini Tafhim Al-Qur’anditanamkan kurikulum, merupakan bagianintegral dari seluruh mata pelajaran. Akanlebih baik lagi jika pendekatan integrasiadalah multidisipliner atau interdisipliner,jika dengan dua pendekatan itu makaketerpaduan akan benar-benar terlaksanadengan baik.

Sehingga implikasi dalampembelajaran tidak lagi konvensionaltetapi pembelajaran berbasis kehidupannyata sebagaimana dirancang oleh Drake.

KESIMPULANBerdasarkan hasil penelitian di

lapangan atas masalah yang diteliti, makapeneliti menarik kesimpulan sebagaiberikut : Konsep Kurikulum Tafhîm al-Qur’an adalah kurikulum inti yangmengikat selurh mata pelajaran denganpemahaman al-Qur’an. Mata pelajarantafhim al-Quran merupakan mata pelajaranunggulan dalam kurikulum ini, sehinggamendapatkan porsi khusus pada kurikulum,Tafhîm al-Qur’an menjadi ruh pada setiappembelajaran. konsep kurikulum inidijalankan optimal dalam waktu 6 tahunjika dihubungkan dengan pendidikansebelumnya/SMP, waktu enam tahundisesuaikan dengan mata pelajaran Tafhîmal-Qur’an terdiri dari enam jilid, satu jiliduntuk setiap kelas.

Page 81: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

KONSEP DAN IMPLEMENTASI KURIKULUM TAFHIM AL-QURAN 77

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

DAFTAR PUSTAKAAbdullah Idi, 2007. Pengembangan

Kurikulum Teori dan Praktik.Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

Amie Primarni dan Kharunnas, 2013.Pendidikan Holistik: Format BaruPendidikan Islam MembentukKarakter Paripurna. Jakarta : Al-Mawardi Prima.

Dokumen 1 KTSP SMA Terpadu Al-Ma’shum Mardiyah Cianjur

Imam Moedjiono, 2002. Konsep danImplementasi Pendidikan IslamTerpadu. JPI FIAI Jurusan TarbiyahVolume VII Tahun V Juni 2002.

M. Zainuddin, 2013. ParadigmaPendidikan Terpadu; Menyiapkan

Generasi Ulul Albab. Malang: UINMalang Press.

M. Umay Dja`far Shiddieq, 2015.Pendidikan Islam Terpadu. Jakarta:Taushia,

Lexy J Moleong, 2009. MetodologiPenelitian Kualitatif. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Yayan Rahtikawati dan Dadan Rusmana,2013. Metodologi Tafsir Al-Qur’an.Bandung: Pustaka Setia.

S. Nasution, 2003. Metode PenelitianNaturalistik Kualitatif. Bandung:Tarsito,Susan M. Drake 2013. MenciptakanKurikulum Terintegrasi yangBerbasis Standar. Jakarta: Indeks,.

Page 82: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

78 ANALISIS ASOSIASI ANTARORGANISME KOMUNITAS TUMBUHAN

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

ANALISIS ASOSIASI ANTARORGANISME KOMUNITAS TUMBUHANDI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNGWALAT (HPGW)

Meilisha Putri Pertiwi11Staff Pengajar Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNPAK

Email: [email protected]

ABSTRAKPenelitian analisis asosiasi antarorganisme komunitas tumbuhan di Hutan Pendidikan Gunung

Walat (HPGW) telah dilakukan pada 11—12 Desember 2017. Keenam spesies yang menjadi objekpengamatan yaitu Pinus merkusii, Schima wallichii, Agathis lorantifolia, Leea sp., Etlingera sp., danArenga pinnata. Tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat ada atau tidaknya asosiasi di antara 6spesies yang diamati dan juga bagaimana tingkat keeratan asosiasinya (IO). Metode yang digunakanadalah metode kuadrat ukuran 50 x 50 m dan di dalamya dibuat plot kuadrat ukuran 2 x 2 m dengan 5kali pengulangan. Berdasarkan pengolahan data, keenam spesies yang diamati memiliki asosiasinamun berbeda-beda tingkat keeratannya yaitu dari sangat rendah hingga sangat tinggi. Adanyaasosiasi dari keenam spesies tumbuhan tersebut menunjukkan adanya ketergantungan/interdependenantarspesies. Pasangan spesies tumbuhan dengan keeratan asosiasi tertinggi (IO = 1) yaitu Schimawallichii dan Leea sp. Sedangkan pasangan spesies tumbuhan dengan keeratan asosiasi terendah (IO =0) yaitu Pinus merkusii dan Eltingera sp, serta Eltingera sp. dan Arenga pinnata. Keeratan asosiasiyang tinggi dapat menunjukkan ketergantungan antarspesies yang tinggi, sementara keeratan yangrendah bisa jadi dikarenakan kompetisi ataupun hubungan yang saling meniadakan.

Kata kunci : Asosiasi antarorganisme, Indeks Ochiai, Hutan Pendidikan Gunung Walat

ABSTRACTResearch about organism association analysis of plant community in Gunung Walat

University Forest (GWUF) was conducted in December 11th-12th 2018. Pinus merkusii, Schimawallichii, Agathis lorantifolia, Leea sp., Etlingera sp., dan Arenga pinnata were the research’s object.The research aimed to analyse association’s presence among 6 species and its associationtightness (IOindex). The method was quadrate 50 x 50 m with small quadrate 2 x 2 m inside. Data sampling wasdone 5 times. The result gave information that all 6 species had association even low or high. Specieinterdependency was proved by this association. Schima wallichii and Leea sp. had the highestassociation (IO = 1), in contrast Pinus merkusii and Eltingera sp.; Eltingera sp. and Arenga pinnatahad the lowest ones (IO = 0). High IO of two species could explain a high species interdependency,meanwhile low IO of two species could occure because of competition or abolishable relation.Keyword: species association; Ochiai index, Gunung Walat University Forest (GWUF)

PENDAHULUANKomposisi jenis dan

keanekaragaman tumbuhan di hutanbergantung beberapa faktor lingkunganseperti kelembapan, nutrisi, cahayamatahari, topografi, batuan induk,karakteristik tanah, struktur kanopi, dansejarah tata guna lahan (Hutchincson et al.,1999). Perbedaan utama antara hutandataran rendah dengan bioma terestrial lainyaitu tingginya kerapatan jenis pohon dan

status konservasi tumbuhannya yanghampir sebagian besar dikategorikanjarang secara lokal (Clark et al., 1999).

Hutan Pendidikan Gunung Walat(HPGW) merupakan wahana bagimasyarakat khususnya pelajar, mahasiswa,dan peneliti untuk mempelajari hutan sertahubungan timbal balik antarkomponenekosistemnya. HPGW memiliki luas 359ha dan terletak di Kecamatan Cibadak dan

Page 83: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

ANALISIS ASOSIASI ANTARORGANISME KOMUNITAS TUMBUHAN 79

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, kuranglebih 50 km dari Kampus IPB Dramaga,Bogor. Sejak 1950-an HPGW memilikikebijakan paling penting dalampengelolaaannya. Salah satunya yaitu tidakdiperbolehkan menebang pohon karenaakan berdampak penurunan padakemampuan memberikan manfaat secaraekologi, ekonomi, dan sosial secaraberkelanjutan (Budi Prihanto, 2012).

Hutan menyediakan berbagaimanfaat untuk ekosistem. Hutanmemberikan manfaat tidak langsung danpenggunaan langsung berupa produk yangdiperoleh dari dalam hutan (Barlowet et al.,2007). Hutan adalah ekosistem yangdicirikan oleh komunitas pohon dansumberdaya alam hayati lainnya yangpengelolaan dan pelestariannyamemerlukan pengetahuan ekologi danpendekatan ekosistem (Soerianegara,1998).

Menurut Peta Geologi LembarBogor-Jawa (1974), Gunung Walat dansekìtarnya dibangun oleh batuan sedimentersier bawah (oligosen) yang disebutFormasi Walat. Formasi Walat terutamadisusun oleh batu pasir kwarsa yangberlapisan silang, konglomerat kerakalkwarsa, lempung karbon, lignit dan lapisanarang tipis (Marwitha, 1997).

HPGW adalah salah satu unitpengelolaan hutan yang ada di perhutani.Terdapat tiga vegetasi yang ada di HPGW.Berdasarkan jenis tanaman yang ditanamatau diusahakan dan yang paling dominanyaitu tipe Agathis loranthifolia, Pinusmerkusii, dan Schima wallichi.

Agathis sp. (damar) termasukkedalam famili Araucariaceae. Tinggipohon mencapai 55 m dan diameter batangmencapai ≥ 150 cm dengan bentuk batangsilindris dan lurus. Pohon ini tumbuh padahutan primer, tanah berpasir, berbatu atauliat dan tidak tergenang air pada ketinggian2-1.750 m dpl (Nurhasybi & Sudarajat,2001). Agathis biasa diambil resinnyauntuk diolah menjadi kopal . Resin ini

adalah getah yang keluar tatkala kulit(pepagan) atau kayu damar dilukai. Lama-kelamaan getah ini akan mengerassehingga dapat dipanen dan dikenal sebagaikopal sadapan.

Pinus merkusii merupakan jenisprimadona (60%) yang ditanam dalampenyelamatan hutan, tanah dan airkhususnya kegiatan reboisasi danpenghijauan oleh pemerintah melaluikementrian kehutanan yang telahdilaksanakan sejak era tahun 60-an (PelitaI, 1969). Pinus merkusii memiliki beberapafungsi, diantaranya sebagai tanamanpelindung tanah secara ekologis dansebagai penghasil kayu. Selain itu, Pinusmerkusii juga memiliki daya kompetitifyang besar terhadap tumbuhan lain disekitarnya sehingga mampu bersaing(Marisa, 1990). Pinus merkusii memilikisaluran resin yang dapat menghasilkansuatu metabolit sekunder bersifat alelopati(Taiz & Zeiger, 1991). Pemilihan jenispinus tersebut disebabkan oleh beberapafaktor seperti tersedianya benih cukupbanyak, laju pertumbuhannya cepat bahkandapat menjadi jenis pionir dan dapattumbuh pada lahan-lahan yang marginal(Alrasjid et al., 1983; Megundikoro, 1983;).

Schima wallichii atau dikenaldengan puspa termasuk kedalam familiTheaceae. Puspa mampu hidup padaberbagai kondisi tanah, iklim, dan habitat.Tanaman ini umum dijumpai di hutan-hutan sekunder dan wilayah yangterganggu, bahkan juga di padang ilalang.Pohon ini dapat hidup hingga ketinggian100 mdpl dengan daya bertahan hidupcukup tinggi dilengkapi kulit kayu yangtebal sehingga tahan api (Anonim, 2014 ).

Penelitian ini fokus pada 3 spesiesutama tersebut beserta 3 spesies tambahan.Spesies yang dimaksud yaitu Leea sp.,Arenga pinnata, dan Etlingera sp. SpesiesLeea sp. termasuk dalam famili Vitaceae.Tumbuhan ini memiliki akar tunggang,banir ± 1 m, kondisi tajuk berbentukpayung dengan percabangan yang masih

Page 84: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

80 ANALISIS ASOSIASI ANTARORGANISME KOMUNITAS TUMBUHAN

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

utuh, dan tidak terlalu rimbun. SementaraArenga pinnata memiliki sifat khas danunik serta keragaman yang cukup tinggi,baik dari corak maupun bentuk (Gusbageret al., 2003). Arenga pinnata merupakanpohon atau tanaman memanjat denganbatang yang kerap kali tidak bercabang danmempunyai bekas daun membentuk cincin.Arenga memiliki daun menyirip ataumembentuk kipas seperti pada palem kipas(Wisam, 2007). Spesies terakhir yaituEtlingera sp. dikenal sebagai ‘jahe obor’atau ‘jahe merah’ termasuk dalam familiZingiberaceae. Etlingera merupakantumbuhan herba yang tumbuh hampir diseluruh daratan Asia Tenggara(Haleagrahara, 2005) serta tersebar cukupluas di Indonesia (Darwis et al., 1991).

Keenam spesies tumbuhantersebut akan dilihat bagaimana asosiasidan interaksi antarspesies dalam habitatnya.

Selain itu juga dilihat bagaimana keeratanasosiasi yang terbentuk. Tipe asosiasidapat didefinisikan sebagai sebuah unitvegetasi yang dibentuk dari sejumlahcuplikan vegetasi atau releve yang berisisejumlah jenis yang sama. Sebuah asosiasidikenal dengan komposisi jenisnyaterutama dengan jenis penciri (characterspecies) yaitu jenis khas dalam tipeasosiasi dan juga beberapa jenis pembeda(differentiating species) (Dombois &Ellenberg, 2016). Ketika menentukanasosiasi antara spesies, seseorang berusahauntuk mencari kelompok yang berulangdari kombinasi spesies yang sama (Michael,1994). Tujuan dilakukannya penelitian iniuntuk melihat ada atau tidaknya asosiasi diantara 6 spesies yang diamati dan jugabagaimana tingkat keeratan asosiasinya(IO).

BAHAN DAN METODEA. LokasiBagian timur dalam kawasan HPGW, Kecamatan Cibadak dan Cicantayan KabupatenSukabumi.

Gambar 1. Area pengambilan data

B. WaktuPengambilan data dilaksanakan padatanggal 10—11 Desember 2017.

C. Alat dan BahanAlat yang digunakan adalah soil tester,patok kayu, tali rapia, kamera, dan alattulis.

D. MetodePengambilan data dilakukan terhadap 6spesies yaitu Pinus merkusii, Scimawallichii, Agathis lorantifolia, Leea sp.,Etlingera sp., dan Arenga pinnata.Parameter abiotik yang diukur yaitu suhudan intensitas cahaya sebanyak 5 kalipengulangan.

Lokasi pengambilan data

Page 85: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

ANALISIS ASOSIASI ANTARORGANISME KOMUNITAS TUMBUHAN 81

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

Pengambilan data dilakukandengan metode kuadrat ukuran 50 x 50 mdan di dalamya dibuat plot kuadrat ukuran2 x 2 m dengan 5 kali pengulangan.Peletakan plot kuadrat 2 x 2 m dilakukansecara subyektif sehingga dapat dipilih

area yang diharapkan menunjukkanheterogenitas, baik komposisi spesiespenyusun maupun kondisi lingkungan.Plot kuadrat dibuat dengan menggunakanpatok kayu dan tali rapia dengan bentukseperti gambar di bawah ini

:

Gambar 2. Metode Kuadrat

Hasil perhitungan seluruh pasanganspesies disajikan dalam bentuk tabelkontingensi 2x2. Selanjutnya hasil ini diuji

dengan perhitungan Indeks Ochiai (IO)(Djufri, 2002). IO ditentukan denganmenggunakan rumus:

Tabel 1. Tabel kontingensi 2x2Sp (A)

Sp (B) Hadir Tidak Hadir Jumlah

Hadir a B a+bTidak Hadir c d c+dJumlah a+c b+d

Asosiasi terjadi pada skala 0-1, semakin kuat hubungan antara kedua jenis organisme makanilai indeksnya semakin mendekati angka 1 sebaliknya semakin jauh hubungan antara keduajenis nilai indeksnya mendekati 0 (nol). Skala indeks ochiai dapat dispesifikasikan sebagaiberikut :a 1 - 0,75 : Sangat Tinggib 0,74 - 0,49 : Tinggic 0,48 – 0,23: Rendahd < 0,22 : Sangat Rendah(Indriyanto, 2006).

Page 86: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

82 ANALISIS ASOSIASI ANTARORGANISME KOMUNITAS TUMBUHAN

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 2. Sebaran spesies dalam plot pengamatanNo. Spesies Plot 1 Plot 2 Plot 3 Plot 4 Plot 5 Jumlah1. Pinus merkusii 1 1 22. Schima wallichii 1 2 1 1 1 63. Agathis lorantifolia 1 1 2 44. Leea sp. 2 11 3 2 2 205. Etlingera sp. 1 16. Arenga pinnata 1 1 1 3

Jumlah 5 13 7 4 7 36

Jumlah tumbuhan yang didapatselama pengambilan data yaitu 36individu. Pada tabel 2 didapat bahwatumbuhan dengan jumlah mayoritas diplot pengamatan yaitu Leea sp. denganjumlah 20 individu. Hal ini dikarenakanLeea sp. memiliki pola sebaran kelompokdengan biji yang dihasilkan jatuh tidakjauh dari pohon induk, sehinggamengakibatkan pertumbuhan Leea sp.menjadi dominan (Dombois & Ellenberg,2016). Tumbuhan yang jarang terdapatpada plot pengamatan yaitu Etlingera sp.dengan jumlah 1 individu. Hal inidisebabkan Etlingera sp. memiliki pola

sebaran acak. Persebaran Etlingera sp.dapat juga dipengaruhi oleh tanamandisekelilingnya dan Etlingera sp. dapatberkembang dengan baik bila ditanam ditempat yang relatif ternaungi denganaerasi tanah yang baik (Dombois &Ellenberg, 2016). Deshmuhk (1992)sependapat bahwa apabila suatu jenisdalam penyebarannya menemukanlingkungan yang cocok sebagai akibatkombinasi antara daya pemencaran danfaktor lingkungan mengakibatkanpenyebarannya hanya terbatas pada suatudaerah tertentu, maka jenis tersebutdikatakan endemik daerah itu.

Tabel 3. Asosiasi antarspesies

No. Kombinasi Spesies(a dan b)

a danb

hadir

a hadir,b absen

a absen,b hadir

a dan babsen Jumlah

1. Pinus merkusii - Schimawallichii

4 0 4 0 8

2. Pinus merkusii - Agathislorantifolia

5 0 1 0 6

3. Pinus merkusii - Leea sp. 7 0 15 0 224. Pinus merkusii - Etlingera

sp.0 2 1 0 3

5. Pinus merkusii - Arengapinnata

4 0 1 0 5

6. Schima wallichii - Agathislorantifolia

7 3 0 0 10

7. Schima wallichii - Leea sp. 26 0 0 0 268. Schima wallichii - Etlingera

sp.2 5 0 0 7

9. Schima wallichii - Arengapinnata

6 3 0 0 9

Page 87: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

ANALISIS ASOSIASI ANTARORGANISME KOMUNITAS TUMBUHAN 83

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

10. Agathis lorantifolia - Leeasp.

11 0 13 0 24

11. Agathis lorantifolia -Etlingera sp.

2 3 0 0 5

12. Agathis lorantifolia - Arengapinnata

5 3 0 0 8

13. Leea sp. - Etlingera sp. 3 18 0 0 2114. Pinus merkusii - Schima

wallichii10 23 0 0 33

15. Pinus merkusii - Agathislorantifolia

0 2 0 0 2

Jumlah 92 62 35 0 189Pada tiap plot yang diamati, hadir atau tidaknya kedua spesies dicatat

kemudian disusun dalam tabel kontingensi. Keenam spesies yang diteliti memberikanangka di atas 0 yang berarti keenam spesies memiliki asosiasi. Hasil perhitungandapat dilihat seperti di Tabel 3.

Tabel 4. Uji Indeks OchiaiNo. Pasangan Spesies Indeks Ochiai (IO) Keterangan1. Pinus merkusii - Schima wallichii 0,71 Sangat Tinggi2. Pinus merkusii - Agathis lorantifolia 0,91 Sangat Tinggi3. Pinus merkusii - Leea sp. 0,56 Tinggi4. Pinus merkusii - Etlingera sp. 0 Sangat Rendah5. Pinus merkusii - Arenga pinnata 0,89 Sangat Tinggi6. Schima wallichii - Agathis lorantifolia 0,84 Sangat Tinggi7. Schima wallichii - Leea sp. 1 Sangat Tinggi8. Schima wallichii - Etlingera sp. 0,53 Tinggi9. Schima wallichii - Arenga pinnata 0,82 Sangat Tinggi10. Agathis lorantifolia - Leea sp. 0,68 Tinggi11. Agathis lorantifolia - Etlingera sp. 0,63 Tinggi12. Agathis lorantifolia - Arenga pinnata 0,79 Sangat Tinggi13. Leea sp. - Etlingera sp. 0,38 Rendah14. Leea sp. – Arenga pinnata 0,66 Tinggi15. Etlingera sp.- Arenga pinnata 0 Sangat Rendah

Nilai IO maksimal di angka 1yang terlihat pada pasangan spesies Schimawallichii dan Leea sp. Sementara nilai IOminimum di angka 0 yang telihat padapasangan spesies Pinus merkusii danEtlingera sp. serta Etlingera sp. danArenga pinnata. Begitu pula dengantingkat asosiasi pasangan spesies lainnya,ada yang tinggi dan rendah. Hal tersebutmenunjukkan, meskipun antarspesiessesuai Tabel 3 memiliki asosiasi, namunkeeratannya ada yang rendah ataupun

tinggi. Hardjosuwarno (1990) menjelaskanbahwa organisme dalam suatu komunitasbersifat saling bergantungan/interdependen,sehingga mereka tidak terikat sekedarberdasarkan kesempatan saja, dangangguan satu organisme akan mempunyaikonsekuensi terhadap keseluruhanorganisme. Pada umumnya spesiespenyusun HPGW menunjukan toleransiuntuk hidup bersama pada area yang sama,atau ada hubungan timbal balik yang salingmenguntungkan, khususnya dalam

Page 88: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

84 ANALISIS ASOSIASI ANTARORGANISME KOMUNITAS TUMBUHAN

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

pembagian ruang hidup (Mueller-Dombois& Ellenberg, 1974; Babour et al, 1987).Namun pada tumbuhan Pinus merkusii danEtlingera sp., Leea sp. dan Etlingera sp.,Etlingera sp. dan Arenga pinnata memilikitingkat asosiasi yang relatif sangat rendah.Kemungkinan pasangan-pasangan inisaling meniadakan satu dengan yang lain,atau pasangan jenis tersebut mempunyaireaksi yang berbeda terhadap perbedaanlingkungan (Whittaker, 1975). Selain itu

kecenderungan untuk saling meniadakanantar kedua jenis tersebut disebabkan olehterjadinya kompetisi antar kedua jenistersebut. timbulnya kompetisi inidisebabkan jenis-jenis tersebut mempunyaikebutuhan hidup yang sama sedangkansumber-sumber yang mendukungkebutuhan hidup itu sendiri dalam keadaanterbatas.

Tabel 5. Parameter Abiotik

Faktor Abiotik Hari ke-1 Hari ke-213.30 WIB 15.10 WIB 08.00 WIB 10.00 WIB 13.00 WIB

Intensitas Cahaya Low- Low- Low- Low- Low-Suhu 24oC 24oC 24oC 24oC 24oC

Pengukuran faktor abiotik sebagaidata pendukung dapat dilihat pada Tabel 5.Pengukurannya dilakukan selama 2 haripada pagi, siang, dan sore hari denganmengukur intensitas cahaya dan suhu padaplot pengamatan. Hasil pengamatanmenunjukan rata – rata intensitas cahayapada plot yang diamati yaitu Low- dengansuhu rata – rata yaitu 24°C. Kondisi ketikapengukuran di siang hari turun hujan,sehingga suhu siang hari tidak terlalutinggi. Hasil pengukuran parametertersebut sesuai untuk pertumbuhanvegetasi di HPGW.

SIMPULANBerdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa keenam spesies yangdiamati memiliki asosiasi, namun tingkatkeeratannya (IO) berbeda-beda. Pasanganspesies dengan IO tertinggi yaitu Schimawallichii dan Leea sp., sementara IOterendah pada Pinus merkusii danEtlingera sp. serta Etlingera sp. danArenga pinnata.

DAFTAR PUSTAKAAlrasjid H; D.Natawiria, &

A.Ng.Gintings.1983.Pembinaan HutanPinus Khususnya Pinus merkusii Untuk

Pnnghara Industri. Pusat Litbang HasilHutan dan Perum Perhutani 27- 28 Juli1983. Simpo Pinus ’83Proceeding.Jakarta

Anonim.2014.http://www.pusatbiologicom/2014/04/tumbuhan-yang-hidup-di-dataran tinggi.html. Diakses padatanggal 1 Desember 2011.

CONIFER SPECIALIST GROUP. 1998.Agathis dammara. In: IUCN 2010.IUCN Red List of Threatened Species.Version 2010.4. Diakses pada tanggal 1Desember 2017.

Darwis, S. N., dkk., Tumbuhan obatfamily Zingiberaceae, Bogor. Ballitro,1991Daubenmire, R. 1968. Plantcommunities: A Text Book of plantSynecology. New York : Harper andRow publisher.

Desshmuhk, I. 1992. Ekologi dan BiologiTropika. Jakarta: Yayasan OborIndonesia.

Djufri, 2002. Penentuan Pola Distribusi,Asosiasi, dan Interaksi SpesiesTumbuhan Khususnya Padang Rumputdi Taman Nasional Baluran, JawaTimur. Jurnal Biodiversitas 3(1),181-188.

Page 89: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

ANALISIS ASOSIASI ANTARORGANISME KOMUNITAS TUMBUHAN 85

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

Hairiah, K. & Rahayu, S. 2007.Pengukuran “Karbon Tersimpan” DiBerbagai Macam Penggunaan Lahan.World Agroforestry Centre, ICRAFSA.Bogor.

Hardjosuwarno, S. 1990. Dasar-DasarEkologi Tumbuuhan. Yogyakarta:Fakultas Biologi Universitas GajahMada.

Indriyanto, 2006. Ekologi hutan. BumiAksara : Jakarta

Marisa, H. 1990. Pengaruh Ekstrak DaunPinus pinus merkusii terhadapPerkecambahan dan PertumbuhanVegetatif Tanaman Kedelai (Glycinemax(L.) Merr.). Tesis Pasca SarjanaBiologi.Institut Teknologi Bandung.Bandung.

Mueller, D. & Ellenberg. 1974. Aims andMethod of vegetation Ecology.

Newyork, Brisbone Toronto: WilleyInternational Edition.

Nurhasybi &D.J., Sudrajat. 2001.Informasi Singkat Benih AgathisLorantifolia RA Salisbury. DirektoratPerbenihan Tanaman Hutan.

Subba, N. S. 1994. Mikroorganisme Tanahdan Pertumbuhan Tanaman. Jakarta:Universitas Indonesia.

Taiz & Zeiger E. 1991. Plant Physiology.Tokyo. The Benyamin / CummingPublis Company Inc.

Wisma, A, M, R,. 2007 Budidaya TanamPalem. Buku statistic Tahunan.

Whittaker, R. H. 1975. Communities andecosystem. Mac millan Publishing Co.Inc. New York. Collie-Mac millanPublishing Limited Dublin

Page 90: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

86 AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK DAUN UBI JALAR UNGU

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK DAUN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.)TERHADAP Fusarium oxysporum

Dina Dyah Saputri11Departement of Biology Education, Universitas Pakuan, Bogor, Indonesia

E-mail : [email protected]

Ringkasan. Daun ubi jalar (Ipomoea batatas L.) memiliki nilai manfaat yang sangat tinggi.Daun ubi jalar (Ipomoea batatas L.) memiliki senyawa metabolit sekunder yang digunakansebagai antibakteri dan antifungi. Fusarium oxysporum adalah jamur parasit yangmenyebabkan penyakit layu pada daun tanaman. Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) adalahtanaman yang mengandung senyawa aktif dalam bentuk flavonoid yang memiliki aktivitasantifungi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ekstrak daun ubi jalar memilikiaktivitas antifungi terhadap Fusarium oxysporum. Penelitian dilakukan dengan ekstraksi daunubi jalar dengan etanol 70%, metanol, dan pelarut n-hexana. Perlakuan dengan menggunakanberbagai konsentrasi dalam 2%, 4%, 8%, 16%, dan 32%. Uji antifungi dilakukan denganmenggunakan metode difusi agar. Uji antifungi menggunakan ketoconazole 2% sebagaikontrol positif dan DMSO 10% sebagai kontrol negatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwaekstrak daun ubi jalar memiliki aktivitas antifungi terhadap Fusarium oxysporum. Konsentrasioptimum aktivitas antifungi ekstrak daun ubi jalar adalah etanol 70% ekstrak dalamkonsentrasi 16%.

Kata kunci : Antifungi, Fusarium oxysporum, Ipomoea batatas L.

Abstract. Sweet potato (Ipomoea batatas L.) leaves are extremely versatile that possesses

AbstractSweet potato (Ipomoea batatas L.) leaves are extremely versatile that possesses high value.Sweet potato (Ipomoea batatas L.) leaves have secondary metabolism compounds that usedas antibacterial and antifungal. Fusarium oxysporum is a parasitic fungus that cause leaveswilt disease in plants. Meanwhile, Sweet potato (Ipomoea batatas L.) is a plant that containsof the active compounds in the form of flavonoid which have antifungal activity. This studyaimed to test whether the extract of leaves of sweet potato have antifungal activity againtsFusarium oxysporum. The study was done by extraction of sweet potato leaves with ethanol70%, methanol, and n-hexana solvents. The treatments are using various concentrations in 2%,4%, 8%, 16%, and 32%. Antifungal test was done by using agar diffusion method. Antifungaltest used ketoconazole 2% as positive control and DMSO 10% as negative control. Theresults showed that the leaves extract of sweet potato have antifungal activity againstFusarium oxysporum. The optimum concentration of antifungal activity of extract of sweetpotato leaves is ethanol 70% extract in 16% concentration.

Key word : Antifungal, Fusarium oxysporum, Ipomoea batatas L.

PENDAHULUANUbi jalar (Ipomoea batatas L.)

merupakan tanaman yang sudah terkenal dikalangan masyarakat karena dapat

ditemukan di berbagai wilayah seluruhIndonesia. Ubi jalar ungu merupakanbahan pangan alternatif selain beras, yangmerupakan sumber vitamin dan mineral

Page 91: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK DAUN UBI JALAR UNGU 87

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

yang sangat bermanfaat bagi kesehatan.Bagian dari ubi jalar ungu yang banyakdimanfaatkan sebagai bahan pangan adalahumbinya, tetapi ternyata daun dari ubi jalarkandungan gizinya tidak kalah denganumbinya sehingga sudah banyak diguna-kan sebagai sayuran oleh masyarakat.

Ubi jalar ungu merupakan tanamanyang sangat familiar bagi kita, dan yangpaling umum adalah ubi jalar putih, ungu,kuning atau orange. Kelebihan dari ubijalar ungu yang berwarna yaitumengandung antosianin. Antosianinmerupakan metabolit sekunder golonganflavonoid dan polifenol yang dapatberperan sebagai antioksidan (Ginting dkk.,2011).

Daun ubi jalar selain dapatdimanfaatkan sebagai bahan makanan jugaberpotensi sebagai obat untuk berbagaipenyakit. Penelitian Darwis dkk (2009)menggunakan ekstrak daun ubi jalar merahternyata dapat menghambat pertumbuhanbakteri Staphylococcus aureus penyebabbisul pada manusia. Masyarakat di daerahpedesaan lebih cenderung memakaitanaman sebagai obat tradisional untukmenyembuhkan berbagai penyakit.

Fusarium oxysporum merupakansalah satu fungi patogen yang sangatmerugikan di bidang pertanian karenamenyebabkan penyakit layu pada beberapakomoditas bahan pangan Indonesia seperticabai, tomat, dan kentang sehingga dapatmenurunkan nilai produksi bahan pangantersebut secara drastis. Nurzannah dkk(2014) melaporkan bahwa penyakit layukarena jamur Fusarium oxysporummerupakan penyakit yang sering dijumpaidi pertanaman cabai. Penyakit tersebutberperan penting dalam menurunkanproduksi cabai. Selain itu, Ayed et al.(2006) melaporkan Phytopthora infestandan Fusarium sp. merupakan jamurpatogen penyebab penyakit layu yangmenyerang tanaman kentang di sebagianbesar di daerah Tunisia. Kerugian dibidang pertanian dan pangan akibat

penyakit layu tanaman yang disebabkanoleh Fusarium oxysporum lebih lanjutdiperkuat dengan penelitian Pandey &Gupta (2013) yang melaporkan bahwamenurunnya hasil produksi tomatdisebabkan oleh beberapa jenis fungi,bakteri, dan virus. Fusarium oxysporumdilaporkan merupakan penyebab infeksiterbanyak yang mengakibatkan penyakitpada tomat. Penurunan hasil produksitomat tersebut hingga mencapai 30% –40%.

Pengendalian penyakit padatanaman pertanian yang disebabkan olehmikroba biasanya dilakukan dengan cararotasi tanaman dan tumpang sari, tetapisemua cara tersebut belum efektif,sedangkan penggunaan pestisida sintetikmenyebabkan resisten pada mikrobapenyebab penyakit dan residunya dapatmenyebabkan kematian organisme yangbukan target. Pengendalian secara biologidan ramah lingkungan sangat diperlukan.Pestisida nabati dengan bahan yang berasaldari tumbuhan yang memiliki senyawametabolit sekunder dan bersifat bioaktifberpotensi untuk dapat mengendalikanpatogen pada tanaman.

Penelitian mengenai kandunganmetabolit sekunder pada tanaman sudahbanyak yang dilakukan dan terbukti dapatberpotensi sebagai biopestisida bahkan adayang berpotensi sebagai insektisida alamiatau bioinsektisida pada patogen penyebabpenyakit tanaman karena kandunganmetabolit sekundernya salah satunya darigolongan flavonoid. Meskipun demikian,penelitian pada daun ubi jalar ungu belumbanyak dilakukan sehingga perlu untukdilakukan penelitian pendahuluan aktivitasantifungi ekstrak daun ubi jalar unguterhadap pertumbuhan FusariumOxysporum yang diduga dapat meng-hasil-kan senyawa metabolit sekunder sehinggaberpotensi untuk dikembangkan menjadibiopestisida dan dapat dijadikan pestisidaalternatif yang ramah lingkungan dan amanbagi manusia.

Page 92: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

88 AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK DAUN UBI JALAR UNGU

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

BAHAN DAN METODEAlat

Alat yang digunakan adalahtimbangan digital, blender, saringanukuran 40 mesh, desikator, oven, rotaryevaporator, cawan Petri, tabung reaksi,Erlenmeyer, pipet tetes, pipet mikro, gelasukur, batang pengaduk, corong, jarum ose,spreader, laminar air flow¸vortex mixer,autoklaf, cork borer.

BahanBahan utama yang digunakan

dalam penelitian ini adalah daun ubi jalarungu (Ipomoea batatas L.) yang berasaldari Bogor, Jawa Barat. Mikrob uji yangdigunakan adalah fungi Fusariumoxysporum koleksi LaboratoriumPendidikan Biologi FKIP UniversitasPakuan. Bahan pendukung yang digunakanantara lain aquadest, alkohol 70%,ketoconazole, etanol 70%, etanol 70%,metanol, n-heksana, Dimethyl sulfoxide(DMSO), kentang, gula pasir, agar putih,NaCl fisiologis 0,9%, larutan Mc Farland0.5.

Cara KerjaPreparasi sampel dan Penentuan kadar air

Daun dan batang ubi jalar ungu(Ipomea batatas) dikering anginkanselama 1-2 hari selanjutnya di oven padasuhu 50 °C selama 3-4 hari. Daun ubi jalarungu yang telah kering kemudiandihaluskan dengan menggunakan blenderhingga menjadi bubuk dan disaringmenggunakan saringan dengan ukuran 40mesh. Sampel dau ubi jalar ungu dilakukananalisis kadar air sampel dengan metodeoven (AOAC 2005). Prinsipnya adalahmenguapkan molekul air (H2O) bebas yangada dalam sampel. Kemudian sampelditimbang sampai didapat bobot konstanyang diasumsikan semua air yangterkandung dalam sampel sudah diuapkan.Selisih bobot sebelum dan sesudahpengeringan merupakan banyaknya air

yang diuapkan. Kadar air dihitung denganpersamaan :

Kadar air (%) :

Dengan : a = bobot sampel sebelumpemanasan (gr)

b = bobot sampel setelahpemanasan (gr)

Pembuatan ekstrak daun dan batang ubijalar ungu (Ipomea batatas) (Harborne1996)

Tahap ini menggunakan 3 pelarut,yaitu etanol 70%, metanol, dan n-heksana.Simplisia dimaserasi sebanyak 15 gramdengan masing-masing pelarut denganperbandingan 1 : 10 selama 5 hari padasuhu ruang. Kemudian sampel disaring.Masing-masing filtrat dievaporasi denganrotary evaporator pada suhu 60 °C untukmenguapkan dan memekatkan ekstrak.Ekstrak pekat ditimbang dan didapatkanrendemennya. Rendemen ekstrak yangdidapat selanjutnya diuji aktivitasantimikrobnya. Rendemen ekstrak dihitungdengan cara sebagai berikut:

Rendemen (%) =

Pembuatan Media PDA (Potato DextroseAgar)

Pembuatan media PDA dari 200 grkentang yang dipotong dadu kemudiandicuci dengan air mengalir lalu direbus.Selanjutnya kentang yang telah direbus,disaring ekstraknya dan diperas. Airperasan ekstrak kentang ditambahkan gulapasir 20 gram dan agar putih 20 gram dandiaduk hingga homogen, lalu ditambahkanaquades hingga volume 500 ml. Larutandimasukkan ke dalam Erlenmeyerkemudian dipanaskan di atas api bunsensambil diaduk hingga agar mengental.Setelah mengental, media dimasukkan kedalam autoklaf suhu 121 ºC selama 15menit untuk disterilisasi. Setelah sterilisasi,tunggu hingga suhunya hangat dan

Page 93: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK DAUN UBI JALAR UNGU 89

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

selanjutnya dituang ke dalam cawan Petristeril sebanyak 20 ml (Achmad et al. 2013).Sterilisasi Alat dan Media

Seluruh alat yang akan digunakandicuci bersih dan dikeringkan. Sterilisasidilakukan dengan autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit. Tabung reaksi, gelasukur, dan Erlenmeyer ditutup mulutnyadengan kapas. Cawan Petri dibungkusdengan kertas. Seluruh media pembenihandisterilkan. Pinset dan jarum osedisterilkan dengan cara memijarkan padaapi bunsen (Berlian dkk., 2016).Peremajaan Biakan Murni Fusariumoxysporum

Fungi Fusarium oxysporumdiremajakan dengan menggoreskanFusarium oxysporum menggunakan jarumose pada media agar miring (Berlian dkk.,2016). Kemudian diinkubasi pada suhuruang selama 5 hari (Setyaningsih, dkk.,2012).Pembuatan NaCl Fisiologis 0,9%

Larutan NaCl Fisiologis 0,9 %dibuat dengan cara menimbang NaClsebanyak 2,25 g kemudian dilarutkandalam 250 ml aquades (Ayu, 2012).Pembuatan Larutan Standar 0,5 McFarland

Pembuatan larutan standar 0,5 McFarland dengan cara mencampurkan BaCl20,048 M sebanyak 0,5 ml dan H2SO4 0,18M sebanyak 9,5 ml (Nuria 2010).Pembuatan Suspensi Fungi Fusariumoxysporum

Pembuatan suspensi fungidilakukan dengan menggunakan NaClfisiologis 0,9%. Koloni jamur diambil daribiakan murni dengan menggunakan jarumose kemudian dimasukkan ke dalamtabung reaksi yang telah berisi 1 ml NaClfisiologis 0,9% dan selanjutnya divortexhingga homogen (Hakim, 2009). Suspensifungi Fusarium oxysporum dibandingkankekeruhannya hingga setara dengan larutanstandar 0,5 Mc Farland. Biakan cair yangkekeruhannya setara dengan larutan

standar 0,5 Mc Farland mempunyaipopulasi 1 x 108 CFU/ml (Nuria 2010).Pembuatan Larutan Uji

Larutan sampel untuk ekstrakdibuat dengan cara melarutkan ekstraketanol 70%, metanol, dan n-heksana daunubi jalar ungu ke dalam pelarut DMSO10%. Konsentrasi yang dibuat adalah 2%,4%, 8%, 16%, 32%, sedangkan volumelarutan uji yang digunakan sebanyak 50 μl.Uji aktivitas antifungi

Uji aktivitas antifungi dilakukandengan metode difusi agar. Inokulan fungipatogen Fusarium oxysporumditumbuhkan pada media Potato DextroseAgar (PDA). Biakan F. oxysporumkemudian diencerkan dengan NaCl 0.9%menggunakan metode Mc Farland 0.5(setara dengan 108 CFU/ml). Penentuanaktivitas antifungi dilakukan denganmetode difusi agar dengan menggunakanmetode lubang (sumuran). Sebanyak 0,1ml suspensi Fusarium oxysporum yangtelah diencerkan ditumbuhkan ke dalammedia Potato Dextrose Agar (PDA)dengan metode sebar (spread platemethod). Suspensi dalam cawan yang telahdisebar di permukaan media diratakandengan menggunakan batang spreaderagar koloni tumbuh merata pada mediaPotato Dextrose Agar (PDA). Mediadilubangi dengan cork borrer berdiameter6 mm setelah permukaan media mengering.Ekstrak etanol 70%, metanol, dan n-heksana daun ubi jalar ungu masing-masing dilarutkan dengan DMSO(Dimethyl sulfoxide) 10%. Sebanyak 50 μldari masing-masing ekstrak dimasukkan kedalam sumuran. Ketokonazol ditimbangsebanyak 2 mg dilarutkan dalam 100 mlakuades steril sehingga didapatketokonazol dengan konsentrasi 2%sebagai kontrol positif dan DMSO 10%sebagai kontrol negatif. Selanjutnyadiinkubasi pada suhu ruang selama 3 – 5hari. Zona bening yang terbentuk disekeliling sumuran diukur menggunakanpenggaris.

Page 94: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

90 AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK DAUN UBI JALAR UNGU

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

HASIL DAN PEMBAHASANPenentuan Kadar AirDaun ubi jalar yang telah dikeringkandilakukan pengujian terhadap kadar air.Penentuan kadar air sampel dengan metodeoven (AOAC, 2005). Kadar air yangdiperoleh dari penelitian ini adalah 6,18%.

Penentuan kadar air bertujuanuntuk menyatakan kandungan zat dalamtumbuhan sebagai persen bahan kering danuntuk mengetahui ketahanan suatu bahandalam penyimpanan (Harjadi, 1993).Sampel dengan kadar air kurang dari 10%adalah sampel yang baik untuk disimpandalam jangka waktu yang lama (Winarno,1997). Kadar air yang diperoleh dalampenelitian ini adalah 6,18%. Hal inimenandakan bahwa sampel daun ubi jalarmemiliki ketahanan untuk disimpan dalamjangka waktu yang lama.Rendemen Ekstrak Daun Ubi Jalar Ungu

Daun ubi jalar diekstrak denganpelarut etanol 70 %, metanol, dan n-heksana menghasilkan rendeman yangberbeda-beda. Ekstrak etanol 70 %memiliki rendemen yang paling tinggiyaitu 35,44 %, ekstrak metanol sebanyak20,73%, dan yang terendah adalah ekstrakn-heksana dengan presentase rendemensebanyak 6,70 % disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Rendemen ekstrak daun ubi jalarEkstrak Rendemen (%)

Etanol 70% 35,44 %Metanol 20,73 %n-heksana 6,70 %

Penelitian ini menggunakan 3 jenispelarut yaitu etanol 70%, metanol, dan n-heksana. Ekstraksi daun ubi jalar dilakukandengan metode maserasi. Metode inidipilih karena sederhana. Maserasimerupakan metode yang cocok digunakanterutama untuk senyawa-senyawa aktifyang terdapat dalam daun ubi jalar yangtidak tahan terhadap panas saat prosesekstraksi. Etanol 70% menghasilkanrendemen ekstrak paling besardibandingkan dengan pelarut lainnya yaitusebesar 35,44%. Tingginya rendemenekstrak daun ubi jalar dengan pelarutetanol 70% menunjukkan bahwa pelarutetanol 70% pada daun ubi jalar ungumampu mengekstrak senyawa lebih baikdibandingkan metanol dan n-heksana.

Aktivitas Ekstrak Daun Ubi Jalar unguterhadap Fusarium oxysporum

Pengujian aktivitas antifungiekstrak etanol 70%, ekstrak metanol, danekstrak n-heksana daun ubi jalar ungudilakukan terhadap fungi Fusariumoxysporum. Pengujian aktivitas antifungiini bertujuan untuk melihat kemampuanekstrak daun ubi jalar ungu dengan variasikonsentrasi 2%, 4%, 8%, 16%, dan 32%dalam menghambat pertumbuhanFusarium oxysporum. Hasil pengukuranzona hambat ekstrak daun ubi jalarterhadap fungi Fusarium oxysporumdisajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Hasil rata-rata luas zona hambat ekstrak daun ubi jalar, kontrol positif, dan kontrolnegatif terhadap pertumbuhan fungi Fusarium oxysporum.

Perlakuan Konsentrasi Ulangan Rata-rata zona hambatI II III IV (mm)

Etanol 70% 2% - - - - -4% - - - - -8% 0,50 0,50 0,12 0,10 0,3116% 2,75 3,13 3,56 2,28 2,9332% 1,20 0,35 0,35 1,86 0,94

Metanol 2% - - - - -4% - - - - -

Page 95: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK DAUN UBI JALAR UNGU 91

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

8% 1,35 1,15 2,20 0,82 1,3816% 1,90 0,74 2,42 2,13 1,8032% 0,75 0,63 1,50 1,15 1,00

n-heksana 2% - - - - -4% - - - - -8% v v v v V16% v v v v V32% - - - - -

Ketokonazola

8,25 8,31 8,05 7,53 8,03

DMSO10%b

- - - - -

aketokonazol sebagai kontrol positif, bDMSO 10% sebagai kontrol negatifketerangan : (-) : tidak menghambat

(v): terdapat zona hambat namun sangat kecil dan sulit terukur

Pengujian aktivitas antifungiekstrak etanol 70%, metanol, dan n-heksana daun ubi jalar dibuat dengan serikonsentrasi 2%, 4%, 8%, 16%, dan 32%(Das et al., 2010). Pengamatan dilakukandengan melakukan pengukuran zonabening di sekitar sumuran. Hasil positifjika terbentuk zona hambat ditunjukkan

dengan terbentuknya zona bening di sekitarsumuran (Gambar 1).

Peningkatan konsentrasi ekstraketanol 70% dan metanol justru mengalamipenurunan daya hambat. Hal inidisebabkan karena konsentrasi ekstrakyang terlalu pekat. (Nurainy et al., 2008).

Gambar 1 Zona hambat ekstrak etanol 70%, metanol, dan n-heksana daunubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.) konsentrasi 16%.

Uji aktivitas antifungimenunjukkan daya hambat yang palingbesar diantara ketiga jenis pelarut adalahetanol 70% > metanol > n-heksana. Hasiluji aktivitas antifungi menunjukkan bahwaekstrak etanol 70% memiliki daya hambatyang paling besar dibandingkan pelarutmetanol dan n-heksana. Hal inidikarenakan etanol 70% merupakan pelarutuniversal yang memiliki polaritas yangtinggi (Azis dkk 2014).

Kontrol positif pada penelitian inimenggunakan ketokonazol. Pemilihanketokonazol 2% sebagai kontrol positifdikarenakan ketokonazol merupakan suatuzat antifungi murni. Kontrol negatifDMSO 10% digunakan untuk mengetahuiapakah pelarut fraksi ini mempengaruhipertumbuhan dari jamur (Mulangsri danNurani, 2015). Uji aktivitas antifungikontrol negatif (DMSO 10%) dalampenelitian ini menunjukkan adanyapertumbuhan Fusarium oxysporum. Hal ini

Etanol 70% Metanol n-heksana

Page 96: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

92 AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK DAUN UBI JALAR UNGU

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

menandakan bahwa zona bening yangterbentuk di sekitar sumuran dari ekstrakdaun ubi jalar disebabkan karena adanyaaktivitas senyawa aktif antifungi yangberasal dari ekstrak daun ubi jalar danbukan dari jenis pelarut yang digunakan.

KESIMPULANDaun ubi jalar ungu (Ipomoea

batatas L.) yang diekstrak dengan pelarutetanol 70%, metanol, dan n-heksanamemiliki aktivitas antifungi terhadap jamurFusarium oxysporum. Ekstrak etanol 70%memiliki aktivitas antifungi yang palingbesar pada konsentrasi 16% dibandingkanekstrak lainnya.

DAFTAR PUSTAKAAchmad, Herliyana, E.N, Octaviani, E.A.

2013. Pengaruh pH, PenggoyanganMedia, dan Penambahan SerbukGergaji terhadap PertumbuhanJamur Xylaria sp. J. SilvikulturTropika Vol. 4 No. 2 : 57-61. ISSN :2086-8227.

[AOAC] Association of OfficialAnalytical Chemist. 2005. OfficialMethods of Analytical of Theassociation of Official AnalyticalChemist. Washington DC (US).AOAC.

Ayed, F.M, Remadi, D, Khiareddine, H.J,Mahjoub, M.E. 2006. PotatoVascular Fusarium oxysporum wiltin Tunisia : Incidence andBiocontrol by Trichoderma sp.Plant Pathology Journal 5 : 92-98.

Ayu, P.E.K. 2012. Pengaruh Infusa BuahAsam Jawa (Tamarindus indica L.)terhadap Efek Ulserogenik Asetosalpada Mencit. Surakarta: UniversitasMuhammadiyah. Naskah Publikasi.

Azis, T, Febrizky, S, Mario, A.D. 2014.Pengaruh Jenis Pelarut terhadapPersen Yield Alkaloid dari DaunSalam India (Murraya koenigii). J.Teknik Kimia, Vol. 20 (2).

Berlian, Z., Aini, F., Lestari, W. 2016.Aktivitas Antifungi Ekstrak DaunKemangi (Ocimum americanum L.)terhadap Fungi Fusariumoxysporum Schlecht. Jurnal BiotaVol. 2 (1).

Darwis, W., Melati, P., Widiyati, E.,Supriati, R. 2009. EfektivitasEkstrak Daun Ubi Jalar Merah(Ipomoea batatas Poir) terhadapBakteri Staphylococcus aureusPenyebab Penyakit Bisul padaManusia. Konservasi Hayati, Vol. 5(2):1-6.

Ginting, E., Utomo, J.S, Yulifianti, R.,Jusuf, M. 2011. Potensi Ubi JalarUngu sebagai Pangan Fungsional.Iptek Tanaman Pangan 6(1): 116-138.

Hakim, A.R. 2009. Uji Potensi AntifungiEkstrak Etanol RimpangKecombrong (Nicolaia speciosaHoran) terhadap Trichophytonmentagrophytes dan Trichophytonrubrum. Jakarta: UIN SyarifHidayatullah.

Harborne, J.B. 1996. PhytochemicalMethods: A Guide to ModernTechniques of Plant Analysis.London (GB): Chapman and HallInc.

Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia AnalitikDasar. Jakarta: Gramedia.

Mulangsri, D.A.K., Nurani, L.H. 2015.Aktivitas Antifungi Fraksi EtilAsetat Ekstrak Daun Pacar Kukuterhadap Candida albicans ResistenFlukonazol. Media Farmasi, Vol.12 (2):46-56.

Nurainy, F., Rizal, S., Yudiantoro. 2008.Pengaruh Konsentrasi Kitosanterhadap Aktivitas Antibakteridengan Metode Difusi Agar(Sumur). Jurnal Teknologi Industridan Hasil Pertanian, Vol. 13 (2) :117-125.

Nuria, M.C. 2010. Antibacterial Activitiesfrom Jangkang (Homalocladium

Page 97: PEDAGOGIA - UNPAK...Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk mata pelajaran IPSkelasVSDyangdikembangkan layak untuk digunakan secara aspek pemrograman dan tampilan. Penilaian produk oleh

AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK DAUN UBI JALAR UNGU 93

Pedagogia, Volume 10 Nomor 1 2018

platycladum (F. Muell) Bailey)Leaves. Jurnal Ilmu Pertanian.

Nurzannah, S.E., Lisnawati, Bakti, D. 2014.Potensi Jamur Endofit Asal Cabaisebagai Agen Hayati untukMengendalikan Layu Fusarium(Fusarium oxysporum) pada Cabaidan Interaksinya. Jurnal OnlineAgroekoteknologi Vol. 2, No. 3 :1230 – 1238. ISSN No. 2337 –6597.

Pandey, K.K., Gupta, R,C. 2013. VirulenceAnalysis of Fusarium oxysporum

f.sp. lycopersici Causing TomatoWilt in India. J. Mycol. PlantPathol 43 : 409-413.

Setyaningsih, I., Desniar, Purnamasari, E.2012. Antimikroba dariChaetoceros gracilis yangDikultivasi dengan PenyinaranBerbeda. Jurnal Akuatika Vol. 3,No. 2, Hal: 183. ISSN 0853-2523.

Winarno, F,G . 1997. Kimia Pangan danGizi. Jakarta: Gramedia PustakaUtama.