pecandu narkoba ( studi naratif 3 pemuda di desa …
TRANSCRIPT
1
PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA
PANCIRO KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA )
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Sosiologi
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
FITRI ANUGRAH
NIM 105381113116
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
2021
2
3
4
5
6
ABSTRAK
Fitri Anugrah, 2020. Pecandu Narkoba (Studi Naratif Masyarakat Kelurahan Panciro
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa). Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Kaharuddin dan Sulvahrul Amin.
Tindakan kenakalan remaja yang tidak terkontrol akan menjerumuskan seorang
remaja pada perilaku kejahatan remaja yang merupakan salah sartu bentuk kenakalan
remaja yang sangat berkembang saat ini, Ketergantungan narkoba pada umumnya
disebabkan oleh adanya interaksi beberapa faktor termasuk sifat dari zat yang terkandung
di dalam narkoba, faktor individu dan lingkungan. Masalah ini tidak lagi berbentuk
kenakalan tetapi sudah menjadi suatu bentuk kejahatan yang sangat meresahkan yang
pada umumnya berbentuk perkelahian antar kelompok,narkoba,pergaulan bebas,aksi
ugal-ugalan dijalan,dan tindakan-tindakan yang menjerumus pada perbuatan-perbuatan
kriminal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara penanggulangan
penyalahgunaan narkoba tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan jenis
pendekatan Naratif yang bertujuan untuk mengetahui unsur-unsur apa saja sehingga
pemuda terlibat mengkonsumsi narkoba serta dampak sosialnya pemua pecandu narkoba
di Kelurahan Panciro Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Informan dalam penelitian ini
yakni para pecandu narkoba,kemudian informan kunci yaitu keluarga dan informan
tambahan yaitu teman dekat.
Hasil penelitian ini menunjukan unsur-unsur sehingga pemuda terlibat
mengkonsumsi narkoba antara lain : 1) faktor dari dalam seperti minat, rasa ingin tahu,
lemahnya rasa ketuhanan dan ketakstabilan emosi 2) faktor dari luar seperti gangguan
psiko-sosial keluarga, lemahnya hukum terhadap pengedar dan pengguna narkoba,
lemahnya sistem sekolah termasuk bimbingan dan konseling serta yang terpenting adalah
lemahnya pendidikan agama para siswa sekolah
Dampak sosial pemuda pecandu narkoba di Kelurahan Panciro Kecamatan
Bajeng Kabupaten Gowa yakni dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa
Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa semakin rapuh
digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf sehingga pemuda tersebut tidak dapat
berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan
tinggal kenangan.
Kata kunci : Pecandu Narkoba, Studi Naratif
vi
7
ABSTRACT
Fitri Anugrah, 2020. Drug addicts (Community Narrative Study of Panciro Village,
Bajeng District, Gowa Regency). Thesis, Faculty of Teacher Training and Education.
Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by Kaharuddin and Sulvahrul Amin.
Uncontrolled juvenile delinquency actions will plunge a teenager into juvenile
crime behavior which is one form of juvenile delinquency that is very developed today,
Drug dependence is generally caused by the interaction of several factors including the
nature of the substances contained in drugs, individual factors and environment. This
problem is no longer in the form of delinquency but has become a very disturbing form of
crime which generally takes the form of group fights, drugs, promiscuity, reckless street
actions, and actions that lead to criminal acts. This study aims to determine how to
overcome drug abuse.
The research method used is a qualitative method with a type of narrative
approach which aims to determine what elements are so that young people are involved in
consuming drugs and the social impact of drug addicts in Panciro Village, Bajeng
District, Gowa Regency. The informants in this study were drug addicts, then the key
informants were family and additional informants were close friends.
The results of this study indicate the elements so that young people are involved
in consuming drugs, among others: 1) internal factors such as interest, curiosity, weak
sense of divinity and emotional instability 2) external factors such as family psycho-
social disorders, weak laws against dealers and drug users, weak school systems
including guidance and counseling and most importantly the weak religious education of
school students
The social impact of young drug addicts in Panciro Village, Bajeng Subdistrict,
Gowa Regency, is that it can endanger the survival of the nation because youth as the
generation who are expected to become the nation's successor are increasingly vulnerable
to being eaten away by nerve-destroying addictive substances so that the youth cannot
think clearly. As a result, the generation of hope for a nation that is strong and intelligent
will only remain a memory.
Keywords: Drug Addicts, Narrative Study
vii
8
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam
tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga dan sahabatnya. Selanjutnya,
penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua
pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini, baik berupa dorongan
moril maupun materil, karena penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut,
sulit rasanya bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini, izinkan
penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada:
Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Prof. Dr. H. Ambo Asse.
M.Ag dan dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Erwin Akib. S.Pd.,
M.P.d. Ph.D serta para wakil dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar. Ketua program Studi Pendidikan
Sosiologi Drs. H. Nurdin, M.Pd dan sekretaris program Pendidikan sosiologi
Kaharuddin, S.Pd.,M.Pd.,Ph.D, beserta seluruh stafnya.
Kaharuddin, S.Pd.,Ph.,D. sebagai pembimbing 1 (satu) dan Sulvahrul
Amin, S.Pd.,M.Pd. sebagai pembimbing II (dua) yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ungkapan
terima kasih dan penghargaan yang sangat spesial penulis hanturkan dengan
rendah hati dan rasa hormat kepada kedua orang tua penulis Rusli dan Maryam
serta keluarga besar penulis yang dengan segala pengorbanannya tak akan pernah
penulis lupakan atas jasa-jasa mereka. Doa restu, nasihat dan petunjuk dari
mereka yang merupakan dorongan moril yang paling efektif bagi kelanjutan studi
penulis hingga saat ini.
Masyarakat mandar di kelurahan pangaliali, kecamatan banggae,
kabupaten majene. Yang telah memberikan bantuan kepada penulis untuk
viii
9
mendapatkan informasi mengenai makna tradisi mattera’ boyang bagi suku
mandar. Pimpinan beserta para Staf perpustakaan wilayah, perpustakaan fakultas
dan keguruan, atas segala kemudahan yang diberikan kepada penulis untuk
mendapatkan referensi yang ,mendukung penyelesaian skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah
membantu penulisan dalam menyelesaikan skripsi ini mendapat balasan pahala
dari rahmat Allah SWT. Semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Amin Ya Rabbal alamin.
Billahi fii sabilil haq fastabiqul khaerat wassalamua’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Makassar, Januari 2021
Fitri Anugrah
ix
10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN .................................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 8
1. Manfaat Teoritis ................................................................................. 8
2. Manfaat Praktis .................................................................................. 8
E. Defini Operasional .................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Konsep ........................................................................................ 10
1. Konsep Penanganan Pecandu ............................................................... 10
2. Narkoba ................................................................................................ 11
3. Pecandu Narkoba .................................................................................. 14
B. Tinjauan Teori ........................................................................................... 16
C. Penelitian Relevan .................................................................................... 19
D. Kerangka Pikir ........................................................................................... 22
BAB III METODE PENELITIAN
x
11
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian................................................................. 24
B.Lokasi dan waktu Penelitian ......................................................................... 25
C.Imforman Penelitian ..................................................................................... 27
D.Fokus Penelitian ........................................................................................... 27
E. Jenis dan Sumber Data ............................................................................... 28
F. Instrumen Penelitian .................................................................................. 28
G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 29
H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 30
I. Teknik Keabsahan Data ............................................................................. 30
J. Etika Penelitian .......................................................................................... 31
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Lokasi Penelitian .......................................................................... 33
B. Keadaan Geografis .................................................................................... 33
C. Keadaan Pendidikan .................................................................................. 34
D. Keadaan Penduduk ………………….. …………………………………35
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 38
1. Unsur pemuda Terlibat Mengkonsumsi Narkoba ................................ 38
2. Dampak sosial Pecandu Narkoba ......................................................... 41
B. Pembahasan ............................................................................................... 43
1. Unsur Pemuda Terlibat Mengkonsumsi Narkoba ................................ 43
2. Dampak sosial Pecandu Narkoba ......................................................... 47
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan ........................................................................................... 51
a. Saran ..................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 54
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 42
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... 59
xi
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyalagunaan narkotika merupakan permasalahan besar yang terjadi
dalam lingkup nasional dan intersasional. Permasalahan ini tidak habis-habisnya
dibicarakan, sehingga pemerintah terus berjuang dan berusahakeras untuk
memberantas penyalangunaan narkotika di Indonesia karena ini adalah ancaman
yang serius dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Seperti, memberikan
dampak yang berbahaya terhadap aspek pertahanan dan keamanan.
Penyalagunaan narkotika biasanya dimulai dengan rasa ingin tahu untuk sekedar
coba-coba mengikuti teman, untuk mengurangi rasa nyeri, kelelahan ketegangan
jiwa atau sebagai hiburan dan pergaulan.(irawati dkk 2019)
Pecandu narkoba adalah seorang penyalahguna narkoba yang telah
mengalami ketergantungan terhadap satu atau lebih narkotik, psikotropika,dan
bahan adikitf lain (narkoba) baik secara fisik maupun psikis. Jumlah pecandu
narkoba di indonesia terus mengalami penigkatan dari waktu ke waktu. Pemulihan
dari kecanduan narkoba merupakan suatu hal yang sulit,banyak dari mantan
pecandu narkoba yang kembali mengalami kekambuhan atau yang disebut dengan
relapse. Salah satu permaalahan yang dapat memicu terjadinya stres pada mantan
pecandu narkoba adalah adanya labelling dari masyarakat. Seorang mantan
pecandu narkoba yang ingin kembali hidup dengan normal seperti bekerja dan
beraktivitas dengan lingkungan sosialnya,terbentur oleh msalah diskriminasi yang
kental dari nmasyarakat sekitarnya.
Narkotika apabila dipergunakan secara tepat baik dosis maupun ukuran
penggunaannya,seperti untuk pengobatan dan penelitian ilmiah dapat memberikan
manfaat bagi kepentingan manusia. Namun sebaliknya, bila digunakan melebihi
dosis atau ukuran yang benar,maka akan menimbulkan gangguan kesehatan bagi
si pemakai, bahkan lebih fatal lagi mengakibatkan kematian ,serta tidak stabilnya
tatanan kehidupan sosial di masyarakat.
Pecandu pada dasarnya adalah korban penyalahguna narkotika yang
melanggar peraturan pemerintah,dan mereka adalah warga negara indonesia yang
1
2
diharapkan dapat membangun negeri ini dari keterpurukan hampir disegala
bidang. Berkaitan dengan masalah penyalahgunaan narkotika tersebut, di perlukan
suatu kebijakan hukum pidana yang memposisikan pecandu narkotika sebagai
korban, bukan pelaku kejahatan. Berkaitan dengan masalah penyalahgunaan
narkotika menjatuhkan pidana bagi anak dianggap tidak bijak. Akan tetapi,ada
sebagian yang beranggapan bahwa pemidanaan terhadap anak tetap penting
dilakukan,agar sikap buruk anak tidak terus menjadi permanen sampai ia dewasa.
Implementasi dan evaluasi kebijakan saling berhubungan erat. Kegiatan
evaluasi pada dasarnya merupakan satu mata rantai proses kebijakan public yang
menilai konseptualitas dan perancangan implementasi, serta pelaksanan program
intervensi sosial. Evaluasi kebijakan merupakan bagian dari proses kebijakan
public untuk menilai hasil dari kinerja kebijakan . (budiman rusli. 2013)
menyatakan bahwa dalam praktiknya implementasi kebijakan merupakan suatu
proses yang begitu kompleks bahkan tidak jarang bermuatan politis dengan
adanya intervensi berbagai kepentingan, sehingga keberadaannya sering dianggap
lebih penting dari kegiatan yang lain dalam siklus kebijakan.
Berbagai upaya pemerintah dilakukan untuk mengentaskan permasalahan
penyalangunaan narkotika. Tetapi dalam kenyataanya kejahatan narkotika belum
dapat diatasi dengan maksimal. Masih banyaknya jumlah penyalangunaan di
berbagai permasalahan penyalangunaan narkotika. Maka dari itu, pemerintahan
secara rutin harus melakukan evaluasi agar ditemukan apa saja kekurangan dan
hal apa saja yang harus diperbaiki dalam upaya proses dan alat ukur guna
mengontrol sejauh mana program penanganan penyalahgunaan berjalan sesuai
dengan tujuan dan rencana. (Tri Fajar Nugroho, 2011)
Upaya penanggulangan kejahatan yang tepat sebaiknya tidak hanya
berfokus pada berbagai hal yang berkaitan dengan penyebab timbulnya kejahatan
tetapi metode apa yang efektif dipergunakan dalam penanggulangan kejahatan.
Pemberian rehabilitasi terhadap penyalahguna narkotika dianggap perlu untuk
menekan penggunaan terhadap narkotika dan obat-obatan terlarang. Anak adalah
bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia yang
merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa,yang memiliki
3
peranan strategis,mempunyai sifat dan ciri khusus, memerlukan pembinaan dan
perlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik,
mental,dan sosial secara utuh,serasi,selaras,dan seimbang. Sebagai generasi
penerus bangsa pada kenyataan pada saat ini tidak sedikit anak-anak bangsa
terjerumus ke hal-hal yang tidak mendorong mereka tumbuh sebagai anak bangsa
yang berkualitas,salah satu yang menjadi penghambat perkembangan anak yaitu
penyalahgunaan narkotika dikalangan anak. Keberadaan anak perlu mendapatkan
perhatian, dalam perkembangannya kearah dewasa, terkadang melakukan
perbuatan yang lepas kontrol, mereka melakukan perbuatan melawan hukum
sehingga dapat merugikan orang lain atau merugikan dirinya sendiri.
Ketergantungan narkoba pada umumnya disebabkan oleh adanya interaksi
beberapa faktor termasuk sifat dari zat yang terkandung di dalam narkoba, faktor
individu dan lingkungan. Banyak kasus yang dialami para pecandu narkoba,
seperti merasa malu karena dijauhi, dikucilkan bahkan tidak dianggap ada oleh
keluarga karena keluarga seorang percandu narkoba. Orang dengan reaksi malu
bercirikan lebih memperhatikan diri sendiri, tidak berdaya dan rendah diri.
Tindakan kenakalan remaja yang tidak terkontrol akan menjerumuskan
seorang remaja pada perilaku kejahatan remaja yang merupakan salah sartu
bentuk kenakalan remaja yang sangat berkembang saat ini adalah penggunaan
narkoba, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa aaja yang menjadi faktor-
faktor penyebab remaja menjadi pengguna narkoba di kelurahan panciro
kecamatan Bajeng kabupaten Gowa yang diharapkan dapat memberikan informasi
dan pengetahuan tentang kenakalan remaja sehingga dapat mengurangi masalah
sosial penyebab kenakalan remaja khususnya narkoba. Remaja menggunakan
narkoba karena pengaruh lingkungan dan teman sepermainan yang cenderung
berperilaku menyimpang serta pemahaman yang sangat minim akan bahaya dari
narkoba.Keluarga para remaja prngguna narkoba di kelurahan Panciro Kecamatan
Bajeng Kabupaten Gowa kurang dapat memberi perhatian, kasih sayang, dan
kepeduliannya pada remaja sehingga para remaja cenderung berperilaku sesuai
keinginan mereka, tanpa ada yang memperdulikan apa yang mereka lakukan.
4
Akan tetapi, saat ini kenakalan yang terjadi tidak lagi berbentuk
kenakalan tetapi sudah menjadi suatu bentuk kejahatan yang sangat meresahkan
yang pada umumnya berbentuk perkelahian antar kelompok, narkoba, pergaulan
bebas, aksi ugal-ugalan dijalan, dan tindakan-tindakan yang menjerumus pada
perbuatan-perbuatan kriminal. Banyak faktor penyebab terjadinya
penyalahgunaan narkoba diantaranya adalah karena kurangnya kasih sayang serta
perhatian dari orangtua dan bergaul dilingkungan negatif. Kebanyakan
penyalahgunaan narkoba terjadi dikalangan remaja yang orang tuanya memiliki
tingkat ekonomi yang mapan. Banyak orangtua yang terlalu sibuk dengan
pekerjaannya dan cenderung menjadikan materi dan uang sebagai ekspresi kasih
sayang mereka kepada anaknya,padahal uang dan materi belum tentu cukup untuk
memenuhi kebutuhan kasih sayang bagi anak.
Mengenai peran serta masyarakat disini, masyarakat tersebut juga
mendapatkan perlindungan hukum juga pada saat yang bersangkutan
melaksanakan haknya atau diminta hadir dalam proses peradilan (pasal 106
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009) sehingga masyarakat disini sangat
penting dalam membantu badan narkotika nasional dan POLRI. Narkotika dalam
hal ini terkait dengan pecandu narkoba dan korban penyalahgunaan narkotika
disini adalah yang harus ditolong.Pertolongan disini adalah proses rehabilitas itu
sendiri,yaitudengan adanya rehabilitas medis dan rehabilitas sosial.Selain
memberikan pendidikan dan penyuluhan kepada peandu narkotika dan korban
penyalahguna narkotika, rehabilitas disini juga bisa dijadikan suatu efek jera bagi
pecandu seperti halnya pidana penjara yang mana dalam pross rehabilitas tersebut
juga dilakukan suatu perlakuan yang keras terhadap pecandu narkotika dan korban
penyalahgunaan narkotika agar benar-benar mengerti akan bahaya narkotika.
Langkah penanganan yang ditujukan untuk menghentikan kebiasaan buruk
pencandu narkoba dengan cara memberi dukungan dengan memperhatikan
perasaan, pikiran, perilaku, dan totalitas pengalaman pecandu narkoba itu sendiri.
Tidak menutup kemungkinan, justru dengan pendekatan inilah akan terlihat
adanya masalah yang pelik untuk dapat ditangani dalam masa penyembuhan.
Dukungan sosial sangat dibutuhkan bagi para pencandu narkoba yang sedang
5
menjalani rehabilitas agar memiliki kualitas hidup yang baik. Berdasarkan uraian
di atas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara dukungan sosial dengan kualitas hidup pada pecandu narkoba yang sedang
menjalani rehabilitas. (amriel 2008)
Ketersediaan narkotika disatu sisi merupakan obat yang bermanfaat
dibidang pengobatan atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu
pengetahuan manun disisi lain menimbulkan ketergantngan yang sangat
merugikan apabila disalah gunakan. Untuk melakuakan pencegahan dan
menyedian narkoba demi kepentingan pengobatan dan pelayanan kesehatan maka
salah satu upaya pemerintah dengan melakukan pengaturan secara hukum tentang
pengedaran, impor, ekspro, menam, pengunaan narkotika secra terkendali dan
dilakuakan pengawasan yang ketat. Maka untuk mencegah dan memberantas
penyelangunaan dan mengedaran gelap narkotika yang telah merugi dan
membahayakan kehidupan masyarakat. (hafied aligani, 2015).
Dampak Penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada
jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi
pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat dilihat pada fisik,
psikis,maupun sosial seseorang.
Gangguan pada system syaraf (Neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi,
gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tapi Gangguan pada jantung dan pembuluh
darah (kardiovakuler) seperti: infeksi akut otot jantung, gangguanperedaran
darah. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan ( abses), alergi,
eksim. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekana fungsi pernapasan,
kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru. Sering sakit kepala mual-mual
dan muntah, suhu tubuh menigkat, pengecilan hati dan sulit tidur. Dampak
terhadap reproduksi adalah gagguan pada endokrin, seperti: penurunan fungsi
hormone reproduksi (ekstrogen, pogesteron, testosterone), gangguan fungsi
seksual. Dampak terhaap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain
perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe( iidak
haid) Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakai jarum
suntik secara bergantian, resikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C,
6
dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya Penyalahgunaan narkoba bisa
berakibat fatal ketika terjadi overdosis yaitu konsumsi narkoba melebihi
kemampuan tubuh untuk menerimanya, overdosis bisa menyebabkan kematian.
Untuk mengetahui bagaimanakah upaya penanggulangan penyalahgunaan
narkoba tersebut,maka penulis mengadakan penelitian dengn judul: “ PECANDU
NARKOBA (Studi Naratif Masyarakat Kelurahan Panciro Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas,maka
permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah unsur sehingga pemuda terlibat mengkonsumsi narkoba?
2. Bagaimana dampak sosial pemuda pecandu narkoba di Kelurahan
Panciro Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah unsur sehingga pemuda terlibat
mengkonsumsi narkoba.
2. Untuk mengetahui dampak sosial sang pecandu narkoba di Kelurahan
Panciro Kccamatan Bajeng Kabupaten Gowa
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat menjadi sumber referensi dan menjadi rujukan peneliti
dan menjadi sumbangan teori tentang peran orang tua dan masyarakat
tentang penyalahgunaan narkoba.
2. Manfaat Praktis
7
a. Bagi Peneliti
Sebagai bahan dalam proses peningkatan dan pengembangan ilmu
pengetahuan
b. Bagi Orangtua
Untuk lebih meningkatkan pemahaman tentang dampak yang ditimbulkan
dari pecandu narkoba.
c. Bagi Anak
Untuk memberikan kesadaran akan dampak yang ditimbulkan dari
penggunaan narkoba dan mengetahui hukum dan sanksi bagi penggunaan
narkoba.
E. Defenisi Opersasional
Pecandu adalah orang yang menggunakan atau menyalahgunakan
narkotika dan dalam keadaan ketergantungan pada narkotika baik secara fisik
maupun psikis. Pecandu narkoba adalah seorang penyalahguna narkoba yang telah
mengalami ketergantungan terhadap satu atau lebih narkotik, psikotropika, dan
bahan adiktif lain ( narkoba ) baik secara fisik maupun psikis. Ketergantungan
narkoba adalah dorongan untuk menggunakan narkoba terus-menerus dan apabila
pemakaiannya dihentikan gejala putus zat
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Konsep
1. Konsep Penanganan Pencandu
Pecandu adalah seorang penyalahguna narkoba yang telah mengalami
ketergantungan terhadap satu atau lebih narkotik, psikotropika, dan bahan adiktif
lain(narkoba) baik secara fisik maupun psikis. Ketergantungan narkoba adalah
dorongan untuk menggunakan narkoba terus-menerus, dan apabila pemakaiannya
dihentikan gejala putus zat. Berat ringannya gejala putus zat bergantung pada
jenis narkoba, dosis yang digunakan,serta lama pemakaian. Makin tinggi dosis
yang digunakan dan makin lama pemakaiannya, makin hebat gejala sakitnya.
Selain mengatur sanksi hukum, undang-undang itu juga menyebutkan
adanya kewajiban bagi pecandu narkoba untuk menjalani pengobatan dan
perawatan. Proses terapi dan rehabilitas yang dilakukan dapat dilakukan lembaga
pemerintah.Tidak hanya perawatan dan pengobatan,pecandu narkoba pun
mempunyai kewajiban melaporkan statusnya sebagai pecandu narkoba kepada
instansi terkait. Tujuan pelaporan ini sebagai usaha memberikan hak perawatan
dan pengobatan yang harus diberi`kankepada pecandu narkoba.
Gangguan ini tergantung dari jenis narkoba yang digunakan dan cara
menggunakannya, seperti penyakit hati, jantung, dan HIV/AIDS. Gangguan
psikologis meliputi rasa cemas, sulit tidur, depresi, dan paranoia. Biasanya, wujud
gangguan fisik dan psikologis bergantung pada jenis narkoba yang digunakan.
Dan kemudian, gangguan sosial meliputi kesulitan dengan orang tua, teman,
sekolah, pekerjaan, keuangan, dan berurusan denn pihak berwenang.
Kecanduan dalam diri seseorang dapat dilihat dala berbagai tahap, yaitu
apabila terdapat rasa keinginan kuat secara kompulsif untuk memakai narkoba
berkali-kali, lalu muncul kesulitan mengendalikan penggunaan narkoba, baik
dalami usaha menghentikannya ataupun mengurangi tingkat pemakaian. Para
pecandu tidak bisa berhenti begitu saja. Jika berhenti pemakaian, timbul gejala
putus obat.Putus obat, akan berdampak pada intoksikasi, yaitu keracunan oleh
8
9
narkoba. Disini terjadi kerusakan pada organ tubuh dan otak, hilang kesadaran dan
dapat terjadi kerusakan otak dan menjadi gila atau kematian.
2. Narkoba
Narkoba secara etimologis berasal dari bahasa inggris Narcose atau
Narcois yang berarti menidurkan dan pembiusan. kata narkotika berasal dari
bahasa yunani yaitu Narke yang berarti terbius sehingga tidak merasakan apa-apa.
Dari istilah farmokologis yang digunakan adalah kata Drug yaitu sejenis zat yang
bila dipergunakan akan membawa efek dan pengaruh-pengaruh tertentu pada
tubuh pemakai seperti mempengaruhi kesadaran dan memberikan
ketenangan,merangsang dan menimbulkan halusinasi. Secara terminologis
narkotika dalam kamus besar bahsa indonesia adalah obat yang dapat
menenangkan syaraf, menghilangkan rasa sakit, menimbulkan rasa mengantuk,
dan merangang. Narkoba merupakan zat atau obat baik yang bersifat alamiah,
sintesis, maupun semi sintesis yang menimbulkan efek penurunan kesadaran
,halusinasi, serta daya rangsang. Sedangkan menurut Undang-Undang Narkotika
pasal 1 menyatakan bahwa narkotika merupakan zat buatan ataupun yang berasal
dari tanaman yang memberi efek halusinasi, menurunnya kesadaran, serta
menyebabkan kecanduan.
Narkoba (singkatan dari Narkotika, psikotropika dan Bahan Adiktif
berbahaya lainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukkan dalam tubuh manusia,
baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikkan, dapat mengubah pikiran,
suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan
ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis.
Narkoba adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintesis maupun bukan sintesis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran dan hilangnya rasa dan mengalami ketergantungan pada
obat-obat terlarangatau. Narkotika pada zat ini dapat mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang
telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang
akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya krusakan
10
pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung,paru-
paru,hati dan ginjal.
Menurut Alatas, Husein. H (2002.23). ada beberapa faktor yang
menyebabkan individu mengkonsumsi narkoba. Pada dasarmnya dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian besar. Pertama,sebab-sebab yang berasal dari
faktor individu dan kedua sebab-sebab yang berasal dari lingkungannya.faktor
individual yang meliputi:
1. Faktor internal
a. Kepribadian individu memiliki peranan yang besar dalam
penyalahgunaan narkoba. Individu yang memiliki kepribadian yang
lemah (mudah kecewa, tidak mampu menerima kegagalan) lebih
rentanterhadap penyalahgunaan narkoba dibandingkan dengan individu
yang memiliki kepribadian yang kuat ( individu mengetahui mana yang
benar dan mana yang salah, berani mengatakan tidak, tidak mudah
dipengaruhi oleh orang lain).
b. Intelegensi. Dalam konseling sering dijumpai bahwa kecerdasan pemakai
narkoba lebih banyak berada pada taraf rata-rata dan dibawah rata-rata
kelompok seusianya.
c. Usia mayoritas. Pemakai narkoba adalah kaum remaja. Hal ini
disebabkan karena kondisi sosial psikologis yang butuh pengakuan,
identitas dan kelabilan emosi sementara individu yang berada pada usia
yang lebih tua menggunakan narkoba sebagai penenang.
d. Dorongan kenikmatan narkoba dapat memberikan kenikmatan yang unik
dan tersendiri. Perasaan enak mulanya diperoleh dari mulai coba-coba
lalu lama-lama akan menjadi suatu kebutuhan.
11
e. Perasaan ingin tahu adalah kebutuhan setiap orang.Proses awal
terbentuknya seorang pemakai diawali dengan coba-coba karena rasa
ingin tahu,kemudian menjadi iseng, menjadi pemakai tetap dan pada
akhirnya akan menjadi seorang pemakai yang tergantung.
2. Faktor Eksternal
a. Faktor Lingkungan meliputi:
1. Ketidakharmonisan keluarga banyak pemakai yang berasal dari keluarga
yang broken karena keputusasaan dan kecewa maka pemakai terdorong
untuk mencapai dunianya yang lain yaitu menggunakan narkoba sebagai
pelarian.
2. Pekerjaan pada umumnya pemakai nmenggunakan narkoba karena mereka
lebih mudah untuk memperoleh narkoba terebut menggunakan uang yang
mereka peroleh dari hasil mereka bekerja.
b. Faktor Masyarakat meliputi:
1. Kelas sosial ekonomi pada umumnya pemakai berasal dari sosial ekonomi
yang menengah ke atas.Hal ini mungkin terjadi karena mereka muah
mendapatkan informasi dan relatif memiliki uang yang cukup untuk
membeli narkoba.
2. Tekanan kelompok kebanyakan pemakai mulai mengenal narkoba dari
teman sekelompoknya. Bila kelompok pemakai narkoba menekankan
anggotanya berbuat hal yang sama maka penolakan terhadap tekanan
tersebut dapat mengakibatkan anggota yang menolak akan dikucilkan dan
akan dikeluarkan dari kelompok
12
3. Pecandu Narkoba
Pecandu narkoba adalah seorang penyalahguna narkoba yang telah
mengalami ketergantungan terhadap satu atau lebih narkotik, psikotropika, dan
bahan adiktif lain (narkoba), baik secara fisik maupun psikis, ketergantungan
narkoba adalah dorongan untuk menggunakan narkoba terus-menerus, dan apabila
pemakaiannya dihentikan gejala putus zat. Berat ringannya putus zat tergantung
pada jenis narkoba, dosis yang digunakan, serta lama pemakaian. Makin tinggi
dosis yang digunakan dan makin lama pemakaiannya maki hebat gejala sakitnya.
Gangguan pada system syaraf (Neurologis) seperti: kejang-kejang,
halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tapi Gangguan pada jantung dan
pembuluh darah (kardiovakuler) seperti: infeksi akut otot jantung,
gangguanperedaran darah. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti:
penanahan ( abses), alergi, eksim. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti:
penekana fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru.
Sering sakit kepala mual-mual dan muntah, suhu tubuh menigkat, pengecilan hati
dan sulit tidur.
Dampak terhadap reproduksi adalah gagguan pada endokrin, seperti:
penurunan fungsi hormone reproduksi (ekstrogen, pogesteron, testosterone),
gangguan fungsi seksual Dampak terhaap kesehatan reproduksi pada remaja
perempuan antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan
menstruasi, dan amenorhoe( iidak haid) Bagi pengguna narkoba melalui jarum
suntik, khususnya pemakai jarum suntik secara bergantian, resikonya adalah
tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yanghingga saat ini belum ada
obatnya Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi overdosis
yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya,
overdosis bisa menyebabkan kematian. (Badriyah Meijyanti, 2017)
Penyalahguna narkoba adalah mengkonsumsi narkoba dengan tujuan
menghilangkan rasa sakit rangsangan,semangat dan halusinasi, dan
mengkonsumsi narkoba tidak sesuai dengan peraturan menimbulkan bahaya
adanya ediksi/ketergantungan obat (ketagihan).
13
B. Tinjauan Teori
Max Weber adalah salah satu ahli sosiologi dan sejarah bangsa jerman,
lahir Erfurt, 21 April 1864 dan meninggal dunia di Munchen, 14 Juni 1920.
Weber adalah guru besar di Freiburg (1894-1897), Heidelberg (sejak 1897), dan
Munchen (1919-1920). Weber melihat sosiologi sebagai sebuah studi tentang
tindakan sosial antara hubungan sosial dan itulah yang dimaksud dengan
pengertian paradigma defenisi sosial dan itulah yang dimaksud dengan pengertian
paradigma defenisi atau sosial. Tindakan manusia di anggap sebagai sebuah
bentuk tindakan sosial manakala tindakan itu di tunjukan pada orang lain
Max Weber mengatakan, individu manusia dalam masyarakat merupakan
actor yang kreatif dan realitas sosial bukan merupakan alat yang statis dari pada
paksaan fakta soaial. Artinya tindakan manusia tidak sepenuhnya ditentukan oleh
norma, kebiasaan, nilai, dan sebagainya yang tercakup di dalam konsep fakta
sosial. Walaupun pada akhirnya Weber mengakui bahwa dala masyarakat terdapat
struktur sisial dan pranata sosial. Dikatakan bahwa strukturr dan pranata sosial
merupakan dua konsep yang saling berkaitan dalam membentuk tindakan sosial.
Max Weber mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu tentang institusi
sosial. Sosiologi Weber adalah ilmu tentang perilaku sosial. Menurutnya terjadi
suatu pergeseran tekanan kearah keyakinan, motivasi dan tujuan pada diri anggota
masyarakat, yang semuanya memberi isi dan bentuk kepada kelakuannya.
Perikelakuan dipakai oleh Weber untuk perbuatan-perbuatan yang bagi si pelaku
mempunyai subjektif. Perilaku hendak mencapai suatu tujuan atau ia di dorong
oleh motivasi. Perikelakuan menjadi sosial menurut Weber terjadi hanya kalau
dan sejauh mana arti maksud subjektif dari tingkah laku membuat individu
memikirkan dan menunjukkan suatu keseragaman yang kurang lebih tepat.
Masyarakat biasanya dipandang sebagai sebuah sistem sosial yang dapat
diartikan sebagai suatu pola interaksi sosial yang terdiri dari komponen-komponen
sosial yang teratur dan melembaga. Karakteristik sebuah sistem sosial yaitu
dengan adanya struktur sosial yang mencakup susunan status dan peran yang ada
di satuan sosial sehingga nilai-nilai dan norma-norma yang akan mengatur
interaksi antar status dan peran sosial tersebut.
14
Pada struktur sosial terdapat unsur-unsur sosial yang pokok, misalnya
seperti kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial dan lapisan-lapisan sosial
(Narwoko, 2007: 125). Masyarakat selaku bagian dari struktur sosial akan
melakukan tindakan sosial yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Terkait dengan teori tindakan sosial Weber dia tidak memisahkan
dengan tegas antara struktur sosial dengan pranata sosial (Ritzer, 2009: 37). Teori
strukturasi Giddens (dalam Ritzer dan Douglas J. Goodman, 2010: 510-511) dia
tidak menyangkal fakta bahwa struktur dapat memaksa dan mengendalikan
tindakan. Namun para sosiolog juga telah gagal memperhatikan fakta bahwa
struktur selalu membatasi maupun memungkinkan tindakan. Berangkat dari teori
Weber dan Giddens terlihat hubungan antara “seluruh tindakan sosial memerlukan
struktur dan seluruh struktur memerlukan tindakan sosial” (Ritzer dan Douglas J.
Goodman, 2010: 508`). Jadi struktur sosial mempunyai perananan yang penting
dalam segala tindakan sosial yang dilakukan oleh aktor dalam kehidupan sehari-
hari.
Max Weber mengatakan, individu manusia dalam masyarakat merupakan
aktor yang kreatif dan realitas sosial bukan merupakan alat yang statis daripada
paksaan fakta sosial. Artinya tindakan manusia tidak sepenuhnya ditentukan oleh
norma, kebiasaan, nilai, dan sebagainya yang tercakup dalam konsep fakta sosial.
Walaupun pada akhirnya Weber mengakui bahwa dalam masyarakat terdapat
struktur sosial dan pranata sosial. Dikatakan bahwa struktur sosial dan pranata
sosial merupakan dua konsep yang saling berkaitan dalam membentuk tindakan
sosial. Berbicara mengenai teori Max Waber tentang tindakan sosial ini erat
kaitannya dengan fenomena para pecandu narkoba. Dalam timdakan sosial Waber
membagi menjadi empat tindakan sosial yaitu : tindakan sosial rasional
instrumental, tindakan sosial beriorentasi nilai, tindakan afektif, dan tindakan
tradisional. Menurut penulis tindakan yang dilakukan oleh pelaku pecandu
narkoba yaitu tindakan afektif yang dimana tindakan ini hanya berlandaskan pada
emosional dan perasaan semata tanpa refleksi intelektual atau perencanaan sadar
karena tindakan afektif sifatnya spontan, tidak rasional, dan merupakan eksperesi
emosional dari individu.
15
C. Penelitian Relevan
Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa hasil temuan yang diperoleh
peneliti yang menarik diteliti dan dianalisis,penelitian terdahulu dapat diuraikan
sebagai berikut:
Implementasi Rehabilitasi Medik Bagi Penyalahguna Narkotika (Studi
kasus di Kota Makassar Tri Fadly 2013 Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pelaksanaan rehabilitasi medik bagi penyalahguna narkoba di kota
Makassar dan untuk mengetahui kendala-kendala dalam pelaksanaan rehabilitas
medik bagi penyalahguna narkoba di kota Makassar
Penelitian ini dilakukan di Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi
Selatan dan kepolisian Daerah Sulawesi Selatan, dengan menggunakan jenis
penelitian sosio yuridis dan menggunakan dokumen serta wawancara dengan
pihak terkait. Agar pelaksanaan rehabilitas medik bagi penyalahguna narkotika di
Makassar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka penulis
menyarankan (1) sosialisasi/penyuluhan dapat dilakanakan dan diterapkan tidak
hanya dilingkungan pendidikan atau instansi terkaitnamun
dilingkunganmasyarakat secara umum dapat digalang (2) perhatian orang tua
dalam lingkungan keluarga lebih utama untuk menangkal pengaruh narkoba yang
mengancam putra-putri mereka.
Rehabilitasi Bagi Pecandu Narkoba di Yayasan An-Nur Balai
Pengobatan/Wisma Rehabilitasi K.H Supono Mustajab Kabupaten Purbalingga
Irvan Bachtiar 2018 Pentingnya kesadaran diri dalam menghadapi masalah dan
tantangan hidup ini akan membawa kesadaran bahwa manusia tidak ada artinya
apa-apa dihadapan Allah SWT. Sehingga semua tingkah laku, baik kegiatan fisik
maupun pikiran akan senantiasa digantungkan kepada Allah SWT. semata Tetapi
tidak semua manusia mengetahui tentang hal itu sehingga ketika berhadapan
dengan suatu masalah yang mengakibatkan timbulnya frustasi, stress dan lain-lain
justru mencari penyelesaian dengan pelarian pada jalan yang salah,seperti
mengkonsumsi narkobasehingga bukannya menyelesaikan masalah bamun
sebaliknya masalah bertambahsemakin parah. Rehabilitas merupakan salah satu
upaya pemerintah dalam menanggulangi atau menetralisir penyalahguna narkoba.
16
Salah satu diantara sekian banyak panti rehabilitas yang ada adalah Yayasan An-
Nur Balai pengobatan/wisma Rehabilitasio K.H Supono Mustajab Kabupaten
Purbalingga.
Konseling Bagi Pecandu Narkoba ( Telaah terhadap Buku Membantu
pemulihan pecandu Narkoba dan keluarganya Eka Stianingsih 2017). Masalah
penyalahgunaan narkoba merupakan masalah perilaku dan masalah kesehatan
yang berdampak buruk terhadap kehidupan sosial-ekonomi, meningkatkan beban
keluarga masyarakat, dan negara.Kebanyakan narkoba penyalahgunaan narkoba
tidak dapat menyelesaikan masalahnya sendiri sehingga dibutuhkan suatu bantuan
yaitu konseling. Untuk mengetahui penanganan konseling bagi pecandu agar
mereka dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan
bermasyarakat sekitar.
Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa
bentuk dan proses konseling bagi pecandu narkoba dalam buku Membantu
pemulihan pecandu Narkoba dan keluarganya adalah menggunakan konseling
individu, konseling kelompok, dan konseling keluarga.
Rehabilitas Mental Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Pada remaja (Studi
kasus di Yayasan Madani Helth Care Cipinang Besar Selatan-Jakarta Timur)
Jovenra Aliansyah (2012) Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
mengenai proses rehabilitas yang dilakukan dalam penyembuhan korban
penyalahgunaan narkoba di Yayasan Madani Mental Health Care Cipinang Besar
Selatan-Jakarta Timur.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
teknik pengumpulan data melalui observasi,wawancara dan studi dokumentasi.`
Hasil penelitian ditemukan bahwa: pertama, faktor yang mempengaruhi
penggunaan narkoba adalah berawal dari rasa ingin tahu dan coba-coba. Kedua,
Materi rehabilitasi yang dilakukan meliputi (1) Terapi emdik dan komplikasi
medik (Bio), (2) Terapi religius ( spritual). (3) Terapi psikososial,dan (4)
pengetahuan umum.
Studi Kasus Kehidupan Remaja Mantan Pecandu Narkoba Diah
Ardiantina 2016 Penelitian ini dilatar belakangi oleh banyaknya remaja indonesia
menjadi pecandu narkoba.Penelitian ini bertujuan untuk; (1) Mendeskripsikan
17
perkembangan fisik remaja mantan pecandu narkoba, (2) Mendeskripsikan
perkembangan kondisi remaja mantan pecandu narkoba, (3) Mendeskripsikan
perkembangan sosio-emosional remaja mantan pecandu narkoba yang terfdapat
atau berasal dari panti sosial Pamardi Putra Sehat Mandiri.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
informan dalam penelitian ini terdiri dari 2 subjek dan 3 key informan. kedua
subjek berada dalam rentang usia masa remaja akhir. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah observasi dan wawancara mendalam. Uji keabsahan data
dilakukan dengan tragulasi teknik dan trigulasi sumber. Teknik analisis data yang
digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.
D. Kerangka Pikir
Remaja menggunakan narkoba karena pengaruh lingkungan dan teman
sepermainan yang cenderung berperilaku menyimpang serta pemhahaman yang
sangat minim akan bahaya dari narkoba. Keluarga para remaja pengguna narkoba
di Kelurahan panciro kecamatan bajeng kabupaten Gowa kurang dapat memberi
perhatian,kasih sayang, dan kepeduliannya pada remaja sehingga para remaja
cenderung berperilaku sesuai keinginan mereka, tanpa ada yang memperdulikan
apa yang mereka lakukan.
Banyak faktor penyebab terjadinya penyalahgunaan narkoba diantaranya
adalah karena kurangnya kasih sayang serta perhatian dari orangtua dan bergaul
dilingkungan negatif. Kebanyakan penyalahgunaan narkoba terjadi di kalangan
remaja yang orang tuanya memiliki tingkat ekonomi yang mapan.Banyak
orangtua yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan enderung menjadikan materi
dan uang sebagai ekspresi kasih sayang mereka kepada anaknya, padahal uang
dan materi belum tentu cukup untuk memenuhi kebutuhan kasih sayang bagi
anak.
Ini menjadi persoalan sosial yag terjadi dalam lingkungan masyarakat
tempat tinggalnya. Diharapkan dari penelitian ini bisa menjadi solusi bagi para
pecandu narkoba agar bisa meninggalkan mengkonsumsi barang tersebut agar bisa
menjalani kehidupan yang baik kembali
18
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat digambarkan kerangka
pikir sebagai berikut
Panciro Kabupaten Gowa
Pemuda Pecandu Narkoba
G Apakah Unsur Sehingga
Pemuda Terlibat
Mengkonsumsi Narkoba
H Bagaimana Dampak Sosial
Pemuda Pecandu Narkoba
Dikelurahan Panciro Kecamatan
Bajeng Kabupaten Gowa
Hasil Dan
Temuan
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu suatu penelitian
konstektual yang menjadikan manusia sebagai instrumen, dan disesuaikan dengan
yang wajar dalam kaitannya dengan pengumpulan data yang perlu pada umumnya
bersifat kualitatif.
Penelitian ini merupakan bentuk penelitian sosial yang menggunakan
format deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk
menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, sebagai situasi atau berbagai
fenomena realita sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian dan
berupaya menarik realitas itu kepermukaan sebagai suatu ciri, karakter, model,
tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi dan kejadian tentang bagaimana
sejarah hidup pecandu narkoba di Kelurahan Panciro Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa.
2. Pendekatan Penelitian
Tipe penelitian ini berbentuk analisis deskriptif dengan menggunakan
pendekatan Naratif. Dimana penelitian analisis deskriptif ini dilakukan dalam
bentuk studi naratif.Dalam desain penelitian naratif,peneliti mendeskripsikan
kehidupan individu, mengumpulkan, mengatakan cerita tentang kehidupan
individu, dan menuliskan cerita atau riwayat pengalaman individu tertentu,
jelasnya penelitian naratif berfokus pada kajian seorang individu.
Menurut James schreiber dan Kimberly Asner-Self (2011) penelitian
naratif adalah suatu tentang kehidupan individu seperti yang diceritakan melalui
kisah-kisah pengalaman mereka,terma`suk diskusi tentang makna pengalaman-
pengalaman bagi individu.
B. Lokasi dan waktu penelitian
1. Lokasi Penelitian
19
20
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Panciro Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa. Alasan saya mengambil lokasi tersebut dikarenakan di
Kelurahan Panciro Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa merupakan wilayah yang
sering menjadi sorotan publik yang banyak terkait kasus-kasus narkoba,
kerusuhan dan lain-lain. Dalam hal ini penulis memilih fokus terhadap narkoba
khususya remaja pengguna narkoba sedang berkembang pesat dan merupakan
masalah sosial cukup serius,padahal remaja yang merupakan generasi penerus
bangsa yang seharusnya dilindungi dan diperhatikan perkembangannya.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian yang direncanakan untuk melakukan penelitian ini
sebagai berikut:
No
.
`
`
Jenis kegiatan
Bulan I
Bulan II
Bulan III
BULAN IV
I II III I
V
I I
I
II
I
IV I II III IV I I
I
II
I
IV
1 Pp pegusulan judul
2 Pp Penyusuan
proposal
3 K Konsultasi
pembimbing
44 Seminar proposal
`
5 Pe Pengurusan izin
penelitian
6 Observasi?
Pelaksanaan
penelitian
7 Pe pengambilan,data
penelitan
21
8
P pengolahan data,
analisis dan
penyususnan laporan
`9`
9
Bimbingan Laporan
Hasil
0 Bimbingan laporan
hasil`
Gambar Tabel 3.1
Penelitian ini di laksanakan pada masa pandemi Covid 19 dengan sistem
bimbingan online yakni di mulai pada awal bulan april sampai pada awal mei
2020
C. Informasi Penelitian
Informan dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu
teknik yang memilih orang-orang yang berhubungan langsung dan di anggap
mampu memberikan informasi atau data dalam penelitian ini, informan utamanya
yaitu para pecandu narkoba, kemudian informan kunci/ahli yaitu keluarga dan
informan tambahan/pendukung yaitu teman dekat. Diharapkan informasi ini dapat
memberi informasi yang akurat agar penelitian ini bisa maksimal.
D. Fokus Penelitian
Fokus penelitian bertujuan untuk membatasi peneliti sehingga terhindar
dan tidak terjebak dalam pengumpulan data pada bidang yang sangat umum dan
luas atau kurang relevan dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian.selain
itu,penentuan fokus penelitian berfungsi untuk memilih data yang relevan dan
tidak relevan meskipun menarik maka tidak perlu dimasukkan kedalam data yang
sedang di kumpulkan Strause dan Corbin, (Moleong, 2000:42)
Fokus penelitian ini sangat penting dijadikan sarana untuk memandu dan
mengarahkan jalannya penelitian,berpedoman kepada fokus penelitian,maka
peneliti membatasi bidang-bidang temuan dengan rahan fokus penelitian,sehingga
peneliti akan mengetahui dengan pasti data mana yang perlu dimasukkan kedalam
22
sejumlah data yang sedang dikumpulkan.Fokus penelitian ini adalah remaja
pengguna narkoba di Kelurahan Panciro Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
Karena, pada penelitian ini yang menjadi objek penelitiannya adalah beberapa
remaja pengguna narkoba yang secara intens dalam setiap aktivitasnya selalu
berhubungan dengan narkoba yang nantinya akan mampu untuk memberikan
gambaran secara jelas tentang cara mendapatkan narkoba oleh remaja tersebut
mendapatkan uang untuk membeli narkoba tersebut.
E. Jenis dan Sumber data
Sumber data merupakan tempat dimana data dapat diperoleh.Dalam
penelitian ini,sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Data primer
Sumber primer adalah “sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data”. Oleh karena itu,dalam penelitian inidata
primernya merupakan data yang bersumber dari wawancara langsung
kepada orang tua pecandu narkoba di Kelurahan Panciro Kecamatan
Bajeng Kabupeten Gowa.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari berbagai media.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen untuk
mengumpulkan data tentang pecandu narkoba. Selain itu, digunakan wawancara
dan pedoman pengamatan (kamera/video). Dalam penelitian kualitatif adalah
peneliti sendiri merupakan instrumen penelitian.
1. Lembar Observasi
Berisi catatan-catatan yang diperoleh peneliti pada saat melakukan
pengamatan dilapangan.
2. Pedoman Wawancara
23
Merupakan seperangkat daftar pertanyaan yang sudah disiapkan oleh peneliti
sesuai dengan rumusan masalah dan pertanyaan peneliti yang akan dijawab
melalui proses wawancara
3. Catatan Dokumentasi
Dokumentasi adalah pendukung yang dikumpulkan, sebagai penguatan data
observasi dan wawancara yang berupa gambar, grafik, angka, sesuai dengan
kebutuhan peneliti.
G. Teknik Pengumpulan Data
Tekhnik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer
Data primer dari penelitian di lapangan yang dilakukan dengan cara turun
langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data tersebut.
a. Wawancara
Yaitu pengumpulan data dengan cara memberikan pertanyaan langsung
kepada informan guna memperoleh keterangan dalam menyimpulkan data
yang terkumpul. Dalam penelitian ini digunakan juga instrumen penunjang
lainnya dalam wawancara yaitu alat bantu rekam yang akan membantu
peneliti dalam menganalisis data dari hasil wawancara
b. Observasi
Yaitu pengumpulan data tentang gejala tertentu yang dialakukan dengan ,
mendengar, dan mencatat beberapa kejadian yang berkaitan dengan
penelitian.
2. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dengan studi kepustakaan yaitu membuka,
mencatat, mengutip data dari buku-buku, laporan-laporan penelitian, jurnal-
jurnal, media cetak, dan elektronik, pendapat-pendapat dri para ahli /pakar
dan sebagainya yang berhubungan dengan masalah penelitian dan sebagai
pendukung terlaksananya penelitian ini.
24
H. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini,teknik analisa data yang digunakan adalah teknik
analisa deskriptif kualitatif,dimana data yang dikumpulkan adalah hasil dari
wawancara, kemudian dianalisis menggunakan indikator yang telah ditentukan
sebelumnya. Dalam hal ini tidak dilakukan perhitungan yang bersifat uji statistik
karena analisa yang dilakukan bersifat deskriptif kualitatif.
I. Teknik Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif keabsahan data dapat dicapai dengan triagulasi
data dan informan. Artinya peneliti harus melakukan klarifikasi tentang hasil
penemuannya dengan orang ketiga atau orang sama dalam waktu yang berbeda.
Peneliti mengumpulkan data sekaligus menguji kredibiltas data yaitu mengecek
kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulam data dan berbagai sumber
data.
J. Etika Penelitian.
Peneliti menjamin hak-hak informan dengan terlebih dahulu melakukan
informan consent (izin informan) sebelum melakukan wawancara informan
berhak menolak atau tidak menjelaskan terlebih dahulu apa topik, tujuan
penelitian, teknis pelaksanaan penelitian,hak-hak informan. Masalah etika yang
diperhatikan antara lain
1. Informed Consent (surat persetujuan)
Informed consent diberikan sebelum melakukan penelitian
informedconcent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden.
Pemberi informed dan consent ini bertujuan penelitian serta mengerti
dampaknya. Jika tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak
responden atau subjek bersedia maka harus menandatangani lembar
persetujuan.
2. Anonymity ( tanpa nama)
Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dan
penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
25
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
disajikan.
3. Confidentiality `(kerahasiaan)
Semua informasi yang telah dikumpulkan maupun masalah-
masalahlainnya dijamin kerahasiaannya oleh peneliti,hanya data tertentu
yang akan dilaporkan pada hasil peneliti.
4. Jujur
Jujur yaitu dalam pengumpulan bahan pustaka,pengumpulan data
,pelaksanaan metode,dan prosedur penelitian,publikasi hasil jujur pada
kekurangan atau kegagalan metode yang dilakukan. Hargai rekan peneliti
jangan mengklaim pekerjaan yang bukan pekerjaan anda.
5. Keterbukaan
Secara terbuka,saling berbagi data,hasil,ide,alat,dan sumber daya peneliti
terbuka terhdap kritik dan ide-ide baru.
26
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Lokasi Penelitian
Profil desa panciro adalah untuk menggambarkan secara utuh tentang
kondisi desa. Data yang disusun diambil dari semua data yang tersedia dan biasa
didapatkan. Selain menggunakan data-data yang ada, profil desa panciro juga
diperkaya dengan data-data yang didapatkan dari survey, wawancara, maupun
pengamatan secara langsung yabg merupakan bagian tahapan penjajakan.
Data yang dipakai untuk menggambarkan situasi atau keadaan
kependudukan misalkan, dalam gambaran umum memakai data hasil survey serta
melalui sensus peringkat Kesejahteraan Masyarakat (PKM, dalam bentuk
inpenden interview, kepada masyarakat umum. Hasil data ini memunculkan
perbedaan dengan data yang ada di Desa. Setelah di telusuri dan di cek ulang data
yang ada di Desa adalah data yang disusun dari data hasil sensus penduduk.
Sementara hasil sekunder ini dilakukan pada bulan oktober 2015, sehingga pada
penyusunan dokumen Desa panciro ini memakai data yang actual yang di dapat
dari hasil pendataan survey di lapangan.
B. Keadaan Geografis
1. Letak Desa
Desa panciro merupakan salah satu dari 10 Desa dan 4 Kelurahan di
Kecamatan Bajeng di Kbupaten Gowa yang terletak 5 km kearah utara di wilayah
Kecamatan Bajeng yang berbatasan dengan Kecamatan Pallangga dengan Luas
Wilayah Desa Panciro 1.940 Hektar 795 meter.
Batas wilayah Desa Panciro Kecamatan Bajeng sebagai berikut:
a. Sebelah utara berbatasan dengan: Desa Je’netallasa dan Desa
Pallangga Kec.Pallangga
b. Sebelah Timur berbatasan dengan: Desa pa’nakkukang
Kec.Pallangga.
26
27
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan: Desa tinggimae Kec.
Barombong dan Desa Bontosunggu Kec.Bajeng
d. Sebelah Barat berbatasan dengan: Kelurahan Lembang Parang
Kec. Barombong.
C. Keadaan Pendidikan
Kesadaran tentang pentingnya pendidikan terjadi beberapa tahun ini
sehingga jumlah lulusan SD, SMP, dan SMA mendominasi peringkat pertama.
Hal ini ditunjang dengan adanya program pendidikan Gratis dan program Kelas
Tuntas Berkelanjutan yang digalakkan oleh pemerintah Kabupaten yang
mendorong masyarakat merasa lebih mudah dalam mendorong anak usia didik
untuk bersekolah dijenjang Sekolah Dasar dan Lanjutan.
Pendidkan juga merupakan salah satu hal penting dalam memajukan
tingkat kesejahteraan pada umumnyadan tingkat perekonomian pada khususnya.
Pada kajian alat peningkat kesejahteraan masyarakat,pendidikan merupakan aspek
ketiga yang menjadi indikator dalam pengelolaan masyarakat sejahtera dan pra
sejahtera. Disamping itu, dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan
mendongkrak btingkat kecakapan, tingkat kecakapan juga akan mendorong
munculnya lapangan pekerjaan baru. Dengan demikian akan membantu program
pemerintah untuk pembukaan lapangan kerja baru guna mengatasi pengangguran,
pendidikan yang baik pada umumnya mempermudah menerima informasi lebih
maju.
Tingkat pendidikan Masyarakat Desa Panciro hingga tahun 2015 adalah:`
1. Tingkat Pendidikan Sekolah Dasar= 1.718 Orang
2. Tingkat Pendidikan Lanjutan Pertama= 1.240 Orang
3. Tingkat Pendidikan Lanjutan Atas= 1.869 Orang
4. Tingkat Pendidikan Sarjana= 733 Orang
28
D. Keadaan Penduduk
Berdasarkan hasil sensus penduduk Desa Panciro dengan awal tahun 2016
tercatat jumlah penduduk Desa Panciro mencapai 6770 jiwa terdiri dari laki-laki
3456 jiwa dan perempuan 3214 jiwa dengan 1658 KK. Persebaran penduduk di
Desa Panciro pada 4 Dusun bervariasi. Hal ini terlihat dari kepada`tan penduduk
perkecamatan yang masih sangat timpang.
Seperti halnya pada wilayah Dusun Mattirobaji mayoritas mata
pencaharian tukang/buruh, pedagang dan petani. Mata pencahariaan Dusun
mattirobaji yang berjumlah 1377 jiwa diawal tahun 2016 ini sebagian besar adalah
tukang/buruh 14,96%, selanjutnya adalah pedagang 10,23% dan terakhir adalah
petani 8,06%,wilayah Dusun Kampung Parang Desa Panciro sampai awal tahun
2016 jumlah penduduk Dusun Kampung Parang adalah 1672 jiwa dan mempunyai
mata pencaharian pokok yakni tukang dan buruh sebesar 15,01%,pedagang
sebesar 8,19%,dan petani6,81%, selebihnya pengusaha, PNS/POLRI 4,45%,
pegawai kontrak/swasta sebesar6,04%. Selanjutnya Dusun Bontoramba dapat
dilihat bahwa sampai awal tahun 2016 jumlah penduduk Dusun Bontoramba
adalah 2242 jiwa dengan mata pencaharian yang bermacam-macam dan mata
pencaharian yang paling tinggi adalah tukang/buruh yaitu 15,16 %, di susul
pedagang 8,87 %, wiraswasta 7,76 %, petani 5,26 %.
Dari perincian tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa masyarakat
Dusun Bontoramba yang bermata pencaharian tukang/buruh paling tinggi disusul
dengan pedagang/wiraswasta, hal ini dikarenakan bahwa di wilayah Dusun
tersebut tidak ada wilayah pertanian karena terletak ditengah-tengah wilayah Desa
Panciro. Dan yang terakhir yaitu Dusun Bontoramba Selatan yang paling banyak
bermata pencaharian tukang/buruh yakni 22,78 % selanjutnya pedagang 12,71 %,
petani 8,51% selebihnya adalah pengusaha dan pegawai
negeri/TNI/POLRI/pegawai swasta yakni 3,98 %, 1,55 % dan 3,85 %.`
Bila dilihat dari menurut jenis kelamin sampai awal 2016 setiap usun-
dusun berdasarkan data yang ada di desa hingga awal tahun 2016 adalah Dusun
Mattirobaji dengan jumlah KK 352 dengan jumlah penduduk jenis kelamin laki-
laki sebanyak 697 dan perempaun sebanyak 680, Dusun Kampung Parang dengan
29
jumlah KK 404 dengan jumlah penduduk jenis kelamin laki-laki sebanyak 844
dan perempuan 828, selanjutnya Dusun Bontoramba dengan jumlah KK 524
dengan jumlah penduduk jenis kelamin laki-laki sebanyak 1161 dan perempuan
725, dan terakhir Dusun Bontoramba Selatan dengan jumlah KK 378 dengan
jumlah penduduk jenis kelamin laki-laki sebanyak 754 dan perempuan 725. Dari
hasil data maka rekapitulasi jumlah penduduk Desa Panciro sebagai berikut :
Kepala Keluarga (KK) sebanyak 1658 KK, laki-laki sebanyak 3456 jiwa,
perempuan 3314 jiwa dan jumlah keseluruhan yaitu 6770 jiwa.
30
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Unsur pemuda terlibat mengkonsumsi narkoba
Penggunaan narkoba dikalangan pemuda di era industri 4.0 saat ini
membuat narkoba begitu terkesan menjadi mudah untuk digapai dan dijangkau
oleh tia p kalangan yang ada. Era industri 4.0 yang berkembang pesat sehingga
menjadikan dunia terasa tidak mempunyai batas yang membuat pergerakan barang
maupun jasa serta suatu kegiatan desiminasi informasi menjadi semakin mudah
untuk dilakukan. Termasuk juga dengan adanya narkoba yang bisa diedarkan ke
berbagai belahan dunia, kota, maupun sampai pelosok tak terkecuali di Kelurahan
Panciro kabupaten Gowa.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti dilapangan yang dapat
diolah menjadi hasil penelitian. Hasil obsertvasi dilapangan peneliti melihat
seorang pemuda yang berinisial ZK menggunakan narkoba di tempat mereka
sering berkumpul bersama teman-teman yang dimana pemuda tersebut
mengkonsumsi narkoba dengan cara membakar dan menggunakan alat-alat yang
dipakai untuk mengkonsumsi narkoba. ( observasi,30 November 2020)
Dengan adanya pemuda yang mengonsumsi narkoba sehingga peneliti
semakin penasaran melakukan obsevasi, apakah pemuda tersebut hanya sekali
saja mengonsumsi narkoba. Padahal yang kita tahu bersama narkoba tersebut
dapat merusak psikis pemuda tersebut. Hasil temuan peneliti pada hari Rabu
peneliti kembali melihat pemuda tersebut tak henti-hentinya mengonsumsi
narkoba yang bukan hanya satu sampai dua kali saja tetapi pemuda tersebut sering
bahkan hampir berkali-kali mengkonsumsi narkoba (observasi,2 Desember 2020)
Terdapat pula wawancara yang telah dilakukan sendiri peneliti dilapangan
hasil wawancara tersebut kemudian mampu di pertegas oleh informan.
ZK Mengatakan bahwa:
“saya mengkonsumsi narkoba itu waktu saya sudah lulus
SMA, waktu SMA saya hanya coba minum obat-obatan
seperti tramadol, tetapi akibat pergaulan saya yang cukup
30
31
bebas akhirnya saya mencoba mengkonsumsi narkoba dan
akhirnya saya kecanduan untuk terus menggunakannya
“{observasi,02 Desember 2020)
Dari hasil wawancara diatas dimana pemuda tersebut hanya mengkonsumsi
obat-obatan seperti tramadol; dan obat-obatan yang lainnya. Akan tetapi akibat
pergaulan yang cukup bebas akhirnya dia juga mencoba mengkonsumsi narkoba
sampai akhirnya kecanduan dengan narkoba.
Selain rasa ingin tahu mengonsumsi narkoba, pemuda tersebut
mengonsumsi narkoba karena faktor lingkungan. Kemudian mampu di pertegas
oleh informan ZK mengemukakan bahwa:
“Oh iye kak mungkin karna pengaruh lingkungan juga
karena ada temanku yang nasuruhka cobai jadi kucobami
juga kak jadi kecanduan ma kak sampai sekarang”
(Observasi,02 Desember 2020)
Dari hasil wawancara diatas dapat di simpulkan bahwa pemuda tersebut
hanya menerima ajakan dari temannya dan akhirnya pemuda tersebut kecanduan
sampai sekarang.
Dengan adanya berbagai unsur yang peneliti lihat dilapangan salah satunya
dampak lingkungan. Maka peneliti kembali melakukan wawancara dengan teman
pemuda pengonsumsi narkoba dengan mengatakan bahwa:
“Anu kak eee ndaji kak krna kalau kumpul-kumpul maka
juga sama temanku rata-rata semua temanku pakemi jadi
penasaranka juga jadi kucobami juga kak jadi kecanduanma
kuajak tommi temanku untuk cobai” (observasi,03 Desember
2020)
Dari hasil wawancara dengan teman ZK dapat ditarik kesimpulan bahwa
NM hanya penasaran dan juga diajak oleh temannya ketika kumpul bersama dan
kemudian NR juga mengajak teman yang belum mengonsumsinya dan temannya
pun merasakan sensasi dari mengkonsumsi narkoba.
Hal senada disampaikan pula oleh temannya yang berinisial BD yang
mengatakan bahwa:
“Tidakji kak untuk senang-senangji kalau nonkrongka sama
teman-temanku kak,kah saya kak pertamanya diajak tonja
jadi sampai sekarang ma kak,baru ini juga temanku yang
32
ajaka na bilang supaya gaulki bede kak”(observasi,03
Desember 2020)
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa BD mengonsumsi
narkoba hanya untuk bersenang-bersenang dengan teman tongkrongannya.dan
akhirnya sampai sekarang dia kecanduan dan untuk terlihat lebih gaul atau
percaya diri di depan teman-temannya.
Dari hasil wawancara kedua teman ZK,peneliti melanjutkan wawancara
dengan keluarga ZK untuk mengetahui apa unsur sehingga ZK mengonsumsi
narkoba.
“Saya juga pertamanya nak tidak kutauki kalau pakei
begituan,lama pi itu nak baru kutauki bilang pake ki paeng
narkoba kah temannya pi juga tanyaka, baru kalau kularangi
mengamuki sembarang na banting itumi saya pasrah mamika
nak”(observasi,04 Desember2020)
Dari pemaparan bapak SL selaku orang tua dari ZK dapat disimpulkan
bahwa bapak SL tidak mengetahui anaknya terjerumus di lembah hitam narkoba
dan jika bapak SL menasihati ZK. ZK tidak menerima nasihat bapak SL.
3. Dampak sosial pecandu narkoba
Di Kelurahan Panciro pemuda yang mengonsumsi narkoba tentunya
memiliki berbagai dampak, baik dilingkungan keluarga maupun dilingkungan
masyarakat. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti.
Peneliti melihat bahwa dikeluarga pemuda yang mengonsumsi narkoba sering
melakukan konflik antara anak dan orang tua bahkan sewaktu-waktu tak jarang
anak tersebut menghamburkan barang yang ada dirumah. (observasi)
Keesokan harinya oemuda tersebut ketika mengkonsumsi narkoba dan
kehilangan kesadaran diri sehingga pemuda tersebut berkonflik dengan pemuda
yang lain dan tak jarang pemuda tersebut melempar batu ke rumah warga.(
observasi)
Terdapat pula wawancara yang telah dilakukan sendiri peneliti dilapangan
hasil wawancara tersebut kemudian mampu di pertegas oleh informan.
SL mengatakan bahwa:
33
“ Itu nak, kalau sudah mengkonsumsi narkoba sampai di
rumah tidur terus na kerja baru kalau bangun mi na kasi
hamburmi semua barang-barang kalau di tegur pasti
marah”(observasi,05 Desember 2020)
Dari pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemuda tersebut
ketika sudah mengkonsumsi narkoba dan kembali kerumah dia melakukan hal-hal
yang tidak sepantasnya dilkakukan misalnya memecahkan barang-barang yang
ada dirumahnya.
Adapun wawancara den gan masyarakat sekitar yang mampu dipertegas
oleh ibu YN.
Ibu YN mengungkapkan bahwa:
“Oh iye nak,itu ZK kalau pulangmi dirumahnya biasa ku
dengarki berkelahi sama bapaknya,baru besar sekali itu
suaranya,jadi kita ini tetangga kagetki juga kalau di
dengarki,ka biasa itub ZK,na banting-banting itu barang-
barang di rumahnya. Baru kalau di tanya sama bapaknya
bilang berhenti mako itu narkoba,marah-marahki itu ZK. Jadi
pasrahmi kayaknya bapaknya itu dek”(observasi,06
Desember 2020)
Dari hasil pemaparan daiatas dapat di simpulkan bahwa Zk ketika
pulang kerumah dia sering bercekcok dengan keluarganya sampai terdengar
kerumah tetangga. Dan ketika ZK dilarang untuk tidak menggunakan
narkoba lagi tak jarang iya menghamburkan barang-barang yang ada di
rumahnya.
A.Pembahasan Hasil Penelitian
1.Unsur Pemuda terlibat mengkonsumsi narkoba
Permasalahan narkoba di Indonesia masih merupakan sesuatu yang bersifat
urgent dan kompleks. Dalam kurun waktu satu dekade terakhir permasalahan ini
menjadi marak. Terbukti dengan bertambahnya jumlah penyalahguna atau
pecandu narkoba secara signifikan, seiring meningkatnya pengungkapan kasus
tindak kejahatan narkoba yang semakin beragam polanya dan semakin masif pula
jaringan sindikatnya.
34
Dampak dari penyalahgunaan narkoba tidak hanya mengancam
kelangsungan hidup dan masa depan penyalahgunanya saja, namun juga masa
depan bangsa dan negara, tanpa membedakan strata sosial, ekonomi, usia maupun
tingkat pendidikan. Sampai saat ini tingkat peredaran narkoba sudah merambah
pada berbagai level, tidak hanya pada daerah perkotaan saja melainkan sudah
menyentuh komunitas pedesaan.
Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah.
Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat
narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saja dari
bandar narkoba yang senang mencari mangsa didaerah sekolah, diskotik, tempat
pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan geng. Tentu saja hal ini bisa membuat
para orang tua, ormas, pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu
meraja rela.
Masalah penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah sangat
memprihatinkan. Hal ini disebabkan beberapa hal antara lain karena Indonesia
yang terletak pada posisi di antara tiga benua dan mengingat perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka pengaruh globalisasi, arus transportasi yang
sangat maju dan penggeseran nilai materialistis dengan dinamika sasaran opini
peredaran gelap narkoba. Kekhawatiran ini semakin di pertajam akibat maraknya
peredaran gelap narkotika yang telah merebak di segala lapisan masyarakat,
termasuk di kalangan generasi muda. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap
kehidupan bangsa dan negara pada masa mendatang.
Perilaku sebagian remaja yang secara nyata telah jauh mengabaikan nilai-
nilai kaidah dan norma serta hukum yang berlaku di tengah kehidupan masyarakat
menjadi salah satu penyebab maraknya penggunaan narkoba di kalangan generasi
muda. Dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat masih banyak
dijumpai remaja yang masih melakukan penyalahgunaan narkoba.
Berkembangnya jumlah pecandu ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor
dalam dan luar diri sendiri. Faktor penentu dalam diri adalah minat, rasa ingin
tahu, lemahnya rasa ketuhanan dan ketakstabilan emosi. Sedangkan faktor yang
berasal dari luar diri sendiri adalah; gangguan psiko-sosial keluarga, lemahnya
35
hukum terhadap pengedar dan pengguna narkoba, lemahnya sistem sekolah
termasuk bimbingan dan konseling serta yang terpenting adalah lemahnya
pendidikan agama para siswa sekolah. (Willis, 2008).
Pecandu narkoba menghalangi seseorang untuk mengekpresikan emosi
kemarahan dengan cara yang sehat, secara tidak sadar mereka mengekspresikan
kemarahannya pada orang disekitarnya melalui orangtua maupun pada temannya.
Perlunya menghadapi masalah emosi pada dirinya sendiri tanpa menyalahkan
orang-orang disekitarnya. Pengendalian emosi ini akan membantupara residen
dalam memecahkan dan mencari solusi dalam masalah emosi yang yang
dirasakan.
Menurut Willis (2008: 151) faktor menggunakan narkoba penentu dalam
diri adalah minat, rasa ingin tahu, lemahnya rasa ketuhanan dan ketakstabilan
emosi. Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri sendiri adalah; gangguan
psiko-sosial keluarga, lemahnya hukum terhadap pengedar dan pengguna narkoba,
lemahnya sistem sekolah termasuk bimbingan dan konseling serta yang terpenting
adalah lemahnya pendidikan agama para siswa sekolah. Dari wawancara kepada
tiga residen alasan mereka awalnya hanya coba-coba dan rasa keinginan tahuan
bagaimana rasa menggunakan Napza. Bermula dari ajakan dari teman dan biar
bisa diterima dalam lingkungan pergaulan biar dibilang sebagai anak gaul jadi
tidak enak jika menolak ajakan dari temen yang sudah sering memakai napza
menimbulkan rasa penasaran pada diri para residen untuk merasakan seperti apa
napza itu, sudah beberapa kali menggunakannya menjadikan residen kecanduan.
Dan didukung oleh kurangnya pengetahuan ilmu agama para residen terhadap
Tuhan menjadikan tidak begitu memahami ilmu agama islam dengan baik.
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak
dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja
akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah
bila masa anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan
hancurlah masa depannya.
Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend
dan gaya hidup, serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua
36
kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja
untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah
pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja. Masalah
menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular
dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari
pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan
kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan
merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan kehilangan sumber daya
manusia bagi bangsa.
2. Dampak Sosial Pecandu Narkoba
Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif
berbahaya lainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia,
baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran,
suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan
ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis.
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi
muda dewasa ini kian meningkat Maraknya penyimpangan perilaku generasi
muda tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di
kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi
penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur
syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi
harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan. Sasaran
dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja. Kalau dirata-ratakan,
usia sasaran narkoba ini adalah usia pelajar, yaitu berkisar umur 11 sampai 24
tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa bahaya narkoba sewaktu-waktu dapat
mengincar anak didik kita kapan saja.
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan terlarang.
Sementara nafza merupakan singkatan dari narkotika, alkohol, dan zat adiktif
lainnya (obat-obat terlarang, berbahaya yang mengakibatkan seseorang
mempunyai ketergantungan terhadap obat-obat tersebut). Kedua istilah tersebut
sering digunakan untuk istilah yang sama, meskipun istilah nafza lebih luas
37
lingkupnya. Narkotika berasal dari tiga jenis tanaman, yaitu (1) candu, (2) ganja,
dan (3) koka. Ketergantungan obat dapat diartikan sebagai keadaan yang
mendorong seseorang untuk mengonsumsi obat-obat terlarang secara berulang-
ulang atau berkesinambungan. Apabila tidak melakukannya dia merasa ketagihan
(sakau) yang mengakibatkan perasaan tidak nyaman bahkan perasaan sakit yang
sangat pada tubuh (Yusuf, 2004: 34)
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997). Narkotika adalah zat atau
obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi
sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 35 tahun
2009). Narkotika digolongkan menjadi tiga golongan sebagaimana tertuang dalam
lampiran 1 undang-undang tersebut. Yang termasuk jenis narkotika adalah:
Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium
obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
Tindakan sosial menurut Max Weber adalah suatu tindakan individu
sepanjang tindakan itu mempunyai makna atau arti subjektif bagi dirinya dan
diarahkan kepada tindakan orang lain (Weber dalam Ritzer 1975). Suatu tindakan
individu yang diarahkan kepada bna mati tida masuk dalam kategori tindakan
sosial. Suatu tindakan akan dikatakan sebagai tindakan sosial ketika tindakan
trsebut benar-benar diarahkan kepada orang lain ( individu lainnya). Meski tak
jarang tindakan sosial dapat berupa tindakan yang bersifat membatin atau bersifat
subjektif yang mungkin terjadi karena pengaruh positif dari situasi tertentu.
Bahkan terkadang tindakan dapat berulang kembali dengan sengaja sebagai akibat
dari pengaruh situasi yang serupa atau berupa persetujuan secara pasif dalam
situasi tertentu ( Weber dalam Turner 2000).
Jika di korelasikan dengan tindakan sosial yang dikemukakan oleh Max
Weber yaitu: a.) tindakan rasional bersifat instrumental yang dimana faktor dalam
melakukan interaksi sosial ditujukan untuk mencapai suatu tujuan-tujuan yang di
38
inginkan misalkan pemuda yang mengkonsumsi narkoba untuk mencapai suatu
tujuan yang diinginkan. b.) tindakan rasional berdasarkan nilai yaitu untuk
mendapatkan nilai dimata teman-temannya. c.) tindakan efektif yaitu actor yang
menggunakan sebuah perasaan misalnya si pecandu mengkonsumsi narkoba
karena perasaan yang ada didalam dirinya misalnya faktor ingin mencoba dan rsa
ingin tahu. d.) tindakan tradisional yaitu si pecandu narkoba sering ikut bersama
teman-temannya yang kebiasaan mengkonsumsi narkoba sehingga dia juga ingin
mengkonsumsi narkoba tersebut.
39
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Pecandu narkoba adalah seorang penyalahguna narkoba yang telah mengalami
ketergantungan terhadap satu atau lebih narkotik, psikotropika,dan bahan adikitf
lain (narkoba) baik secara fisik maupun psikis. Pecandu pada dasarnya adalah
korban penyalahguna narkotika yang melanggar peraturan pemerintah,dan mereka
adalah warga negara indonesia yang diharapkan dapat membangun negeri ini dari
keterpurukan hampir disegala bidang. Berkaitan dengan masalah penyalahgunaan
narkotika tersebut,di perlukan suatu kebijakan hukum pidana yang memposisikan
pecandu narkotika sebagai korban,bukan pelaku kejahatan. Berkaitan dengan
masalah penyalahgunaan narkotika menjatuhkan pidana bagi anak dianggap tidak
bijak. Akan tetapi, ada sebagian yang beranggapan bahwa pemidanaan terhadap
anak tetap penting dilakukan,agar sikap buruk anak tidak terus menjadi permanen
sampai ia dewasa.
Banyak faktor penyebab terjadinya penyalahgunaan narkoba diantaranya
adalah karena kurangnya kasih sayang serta perhatian dari orangtua dan bergaul
dilingkungan negatif. Kebanyakan penyalahgunaan narkoba terjadi di kalangan
remaja yang orang tuanya memiliki tingkat ekonomi yang mapan.Banyak
orangtua yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan enderung menjadikan materi
dan uang sebagai ekspresi kasih sayang mereka kepada anaknya, padahal uang
dan materi belum tentu cukup untuk memenuhi kebutuhan kasih sayang bagi
anak.
B.SARAN
Sebaiknya orang tua lebih memperhatikan anaknya apalagi jika anak tersebut
sudah beranjak dewasa Karena banyak faktor yang dapat menjerumuskan seorang
anak untuk melakukan hal-hal yang Negatif seperti Narkoba.perhatian orang tua
merupakan hal yang paling utama bagi seorang anak karena terkadang anak
melakukan hal-hal yang tidak di inginkan karena kurangnya kasih sayang yang
didapatkan dari orang tuanya sehingga anak lebih merasa nyaman ketika bersama
temannya yang kadang akan menjerumuskan anak tersebut untuk melakukan
39
40
tindakan yang tidak diinginkan. Disamping itu pemerntah juga lebih memperketat
penjagaan terhadap barang-barang macam Narkotika yang masuk dan beredar di
Indonesia agar tidak ada lagi kasus Narkotika yang terjadi dinegara kita
khususnya pada anak Remaja karena mereka semualah yang kelak akan menjadi
penerus bangsa kedepannya.
41
DAFTAR PUSTAKA
Alatas, Husein. 2002. Buku Ajar Nefrologi Anak Edisi 2. Balai Penerbit FKUI,
Jakarta.
Amriel.2008. Rehabilitasi dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Resiliensi
pada mantan pengguna Napsa
Bagong Suyanto dan J. Dwi Narwoko. 2007. Sosiologi Teks Pengantar &
Terapan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Diah Ardiantina. 2016. Kehidupan Remaja Mantan Pecandu Narkoba.
Eka Stianingsih. 2017. Konseling Bagi Pecandu Narkoba. Telaah terhadap Buku
Membantu pemulihan pecandu Narkoba dan keluarganya.
Gani Ali Hafid. 2015. Disparitas Pidana pada Penyalahguna Narkotika
Irvan Bachtiar. 2018. Rehabilitasi Bagi Pecandu Narkoba di Yayasan An-Nur
Balai Pengobatan, Wisma Rehabilitasi K.H Supono Mustajab Kabupaten
Purbalingga
James Schreiber dan Kimberly Asner-Self. 2011. Penelitian Naratif
J. Moleong, Lexy. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
Jovenra Aliansyah. 2012. Rehabilitas Mental Terhadap Penyalahgunaan Narkoba
Pada remaja. Studi kasus di Yayasan Madani Helth Care Cipinang Besar
Selatan-Jakarta Timur.
Nugroho. 2011.Penjatuhan Pidana Mati Terhadap Pelaku Pengedar Narkotika.
Prakoso, Djoko. 1987. Kejahatan-kejahatan yang Merugikan dan Membahayakan
Negara. Bina Aksara. Jakarta.
Ritzer, George-Douglas J. Goodman. 2010. Teori Sosiologi Modern. Jakarta:
Kencana Predana Media Group.
Tri Fadly. 2013. Implementasi Rehabilitasi Medik Bagi Penyalahguna Narkotika.
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
42
L
A
M
P
I
R
A
N
43
44
45
46
47
48
49
PEDOMAN WAWANCARA
NO RumusanMasalah Pertanyaan
1 Apakah Unsur Sehingga Pemuda Terlibat
Mnegkonsumsi Narkoba?
Kapan dan dimana anda mulai
mengenal dan mengkonsumsi
narkoba?
Mengapa anda tertarik
menggunakan narkoba?
Apakah ada yang mengajak
atau mengajari sehingga anda
tertarik menggunakan narkoba?
Mengapa anda mau
mengkonsumsinya?
Apakah anda tau dimana anak
anda pertama kali
menggunakan narkoba?
2. Bagaimana Dampak Sosial Pemuda
Pecandu Narkoba?
Bagaimna cara anda untuk
menasehati agar tidak
mengkonsumsinya lagi?
Apa dampak yang di timbulkan
setelah mengkonsumsi
narkoba?
50
Pedoman Observasi
No Hari/Tanggal Tempat/ Kegiatan yang diamati
Deskripsi (Apa yang dilihat dan didengar)
1 Rabu/2/12 Di desa Panciro/ si
pecandu Pada saat itu si pecandu sedang
berada di dalam kamarnya, dan
terdengar ia sedang bermain game
online, tak lama kemudian kakaknya
memanggil untuk keluar dari
kamarnya dan akhirnya si pecandu
tersebut keluar dan
mewawancarainya.
2 Rabu/2/12 Di desa Panciro/ Teman
Saat itu di sebuah tempat
tongkrongan anak muda saya
melihat banyak remaja yang
berkumpul di tempat itu dan
meminta izin untuk mewawancarai
salah satu dari mereka.
51
3 Kamis/4/12 Desa Panciro/ Orang
Tua
Pada saat itu saya kembali kerumah
si pecandu tersebut untuk
melakukan observasi dan
mewawancarai orangtuanya, dan
pada saat saya mewawancarai
orangtua si pecandu tersebut. Si
pecandu tersebut datang dan
langsung meminta uang untuk
membeli sesuatu.
4 Sabtu/6/12 Didesa Panciro/ tetangga Ketika saya melakukan observasi di salah satu rumah tetangga si pecandu tetangga tersebut sedang melakukan aktivitas membersihkan rumah
52
53
54
55
56
57
58
59
RIWAYAT HIDUP
Fiti Anugrah Lahir di Sungguminasa pada tanggal 19
April 1998. Peneliti anak pertama dari tiga bersaudara,
Buah hati dari pasangan Abd.Rahman dengan Rosmina.
Penulis memasuki jenjang pendidikan formal pada tahun
2004 pada Sekolah Dasar Inpres Kalukuang Boka dan
tamat pada tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis
melanjutkan pendidikan di sekolah Menengah Pertama Negeri 1 kalukuang
dan tamat pada tahun 2013. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan
pendidikannya ke Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bajeng Unggulan di
Kabupaten Gowa dan tamat pada tahun 2016.Pada tahun yang sama penulis
melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi tepatnya di Universitas
Muhammadiyah Makassar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sosiologi. Program Strata Satu (SI).