pecandu narkoba ( studi naratif 3 pemuda di desa …

70
1 PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA PANCIRO KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh FITRI ANUGRAH NIM 105381113116 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI 2021

Upload: others

Post on 19-Nov-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

1

PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA

PANCIRO KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Sosiologi

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

FITRI ANUGRAH

NIM 105381113116

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

2021

Page 2: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

2

Page 3: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

3

Page 4: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

4

Page 5: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

5

Page 6: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

6

ABSTRAK

Fitri Anugrah, 2020. Pecandu Narkoba (Studi Naratif Masyarakat Kelurahan Panciro

Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa). Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Kaharuddin dan Sulvahrul Amin.

Tindakan kenakalan remaja yang tidak terkontrol akan menjerumuskan seorang

remaja pada perilaku kejahatan remaja yang merupakan salah sartu bentuk kenakalan

remaja yang sangat berkembang saat ini, Ketergantungan narkoba pada umumnya

disebabkan oleh adanya interaksi beberapa faktor termasuk sifat dari zat yang terkandung

di dalam narkoba, faktor individu dan lingkungan. Masalah ini tidak lagi berbentuk

kenakalan tetapi sudah menjadi suatu bentuk kejahatan yang sangat meresahkan yang

pada umumnya berbentuk perkelahian antar kelompok,narkoba,pergaulan bebas,aksi

ugal-ugalan dijalan,dan tindakan-tindakan yang menjerumus pada perbuatan-perbuatan

kriminal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara penanggulangan

penyalahgunaan narkoba tersebut.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan jenis

pendekatan Naratif yang bertujuan untuk mengetahui unsur-unsur apa saja sehingga

pemuda terlibat mengkonsumsi narkoba serta dampak sosialnya pemua pecandu narkoba

di Kelurahan Panciro Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Informan dalam penelitian ini

yakni para pecandu narkoba,kemudian informan kunci yaitu keluarga dan informan

tambahan yaitu teman dekat.

Hasil penelitian ini menunjukan unsur-unsur sehingga pemuda terlibat

mengkonsumsi narkoba antara lain : 1) faktor dari dalam seperti minat, rasa ingin tahu,

lemahnya rasa ketuhanan dan ketakstabilan emosi 2) faktor dari luar seperti gangguan

psiko-sosial keluarga, lemahnya hukum terhadap pengedar dan pengguna narkoba,

lemahnya sistem sekolah termasuk bimbingan dan konseling serta yang terpenting adalah

lemahnya pendidikan agama para siswa sekolah

Dampak sosial pemuda pecandu narkoba di Kelurahan Panciro Kecamatan

Bajeng Kabupaten Gowa yakni dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa

Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa semakin rapuh

digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf sehingga pemuda tersebut tidak dapat

berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan

tinggal kenangan.

Kata kunci : Pecandu Narkoba, Studi Naratif

vi

Page 7: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

7

ABSTRACT

Fitri Anugrah, 2020. Drug addicts (Community Narrative Study of Panciro Village,

Bajeng District, Gowa Regency). Thesis, Faculty of Teacher Training and Education.

Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by Kaharuddin and Sulvahrul Amin.

Uncontrolled juvenile delinquency actions will plunge a teenager into juvenile

crime behavior which is one form of juvenile delinquency that is very developed today,

Drug dependence is generally caused by the interaction of several factors including the

nature of the substances contained in drugs, individual factors and environment. This

problem is no longer in the form of delinquency but has become a very disturbing form of

crime which generally takes the form of group fights, drugs, promiscuity, reckless street

actions, and actions that lead to criminal acts. This study aims to determine how to

overcome drug abuse.

The research method used is a qualitative method with a type of narrative

approach which aims to determine what elements are so that young people are involved in

consuming drugs and the social impact of drug addicts in Panciro Village, Bajeng

District, Gowa Regency. The informants in this study were drug addicts, then the key

informants were family and additional informants were close friends.

The results of this study indicate the elements so that young people are involved

in consuming drugs, among others: 1) internal factors such as interest, curiosity, weak

sense of divinity and emotional instability 2) external factors such as family psycho-

social disorders, weak laws against dealers and drug users, weak school systems

including guidance and counseling and most importantly the weak religious education of

school students

The social impact of young drug addicts in Panciro Village, Bajeng Subdistrict,

Gowa Regency, is that it can endanger the survival of the nation because youth as the

generation who are expected to become the nation's successor are increasingly vulnerable

to being eaten away by nerve-destroying addictive substances so that the youth cannot

think clearly. As a result, the generation of hope for a nation that is strong and intelligent

will only remain a memory.

Keywords: Drug Addicts, Narrative Study

vii

Page 8: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

8

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan

hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam

tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga dan sahabatnya. Selanjutnya,

penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua

pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini, baik berupa dorongan

moril maupun materil, karena penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut,

sulit rasanya bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini, izinkan

penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada:

Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Prof. Dr. H. Ambo Asse.

M.Ag dan dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Erwin Akib. S.Pd.,

M.P.d. Ph.D serta para wakil dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar. Ketua program Studi Pendidikan

Sosiologi Drs. H. Nurdin, M.Pd dan sekretaris program Pendidikan sosiologi

Kaharuddin, S.Pd.,M.Pd.,Ph.D, beserta seluruh stafnya.

Kaharuddin, S.Pd.,Ph.,D. sebagai pembimbing 1 (satu) dan Sulvahrul

Amin, S.Pd.,M.Pd. sebagai pembimbing II (dua) yang telah meluangkan

waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ungkapan

terima kasih dan penghargaan yang sangat spesial penulis hanturkan dengan

rendah hati dan rasa hormat kepada kedua orang tua penulis Rusli dan Maryam

serta keluarga besar penulis yang dengan segala pengorbanannya tak akan pernah

penulis lupakan atas jasa-jasa mereka. Doa restu, nasihat dan petunjuk dari

mereka yang merupakan dorongan moril yang paling efektif bagi kelanjutan studi

penulis hingga saat ini.

Masyarakat mandar di kelurahan pangaliali, kecamatan banggae,

kabupaten majene. Yang telah memberikan bantuan kepada penulis untuk

viii

Page 9: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

9

mendapatkan informasi mengenai makna tradisi mattera’ boyang bagi suku

mandar. Pimpinan beserta para Staf perpustakaan wilayah, perpustakaan fakultas

dan keguruan, atas segala kemudahan yang diberikan kepada penulis untuk

mendapatkan referensi yang ,mendukung penyelesaian skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah

membantu penulisan dalam menyelesaikan skripsi ini mendapat balasan pahala

dari rahmat Allah SWT. Semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak. Amin Ya Rabbal alamin.

Billahi fii sabilil haq fastabiqul khaerat wassalamua’alaikum

warahmatullahi wabarakatuh.

Makassar, Januari 2021

Fitri Anugrah

ix

Page 10: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

10

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii

SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN .................................................................................. v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL........................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 8

1. Manfaat Teoritis ................................................................................. 8

2. Manfaat Praktis .................................................................................. 8

E. Defini Operasional .................................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Konsep ........................................................................................ 10

1. Konsep Penanganan Pecandu ............................................................... 10

2. Narkoba ................................................................................................ 11

3. Pecandu Narkoba .................................................................................. 14

B. Tinjauan Teori ........................................................................................... 16

C. Penelitian Relevan .................................................................................... 19

D. Kerangka Pikir ........................................................................................... 22

BAB III METODE PENELITIAN

x

Page 11: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

11

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian................................................................. 24

B.Lokasi dan waktu Penelitian ......................................................................... 25

C.Imforman Penelitian ..................................................................................... 27

D.Fokus Penelitian ........................................................................................... 27

E. Jenis dan Sumber Data ............................................................................... 28

F. Instrumen Penelitian .................................................................................. 28

G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 29

H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 30

I. Teknik Keabsahan Data ............................................................................. 30

J. Etika Penelitian .......................................................................................... 31

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Lokasi Penelitian .......................................................................... 33

B. Keadaan Geografis .................................................................................... 33

C. Keadaan Pendidikan .................................................................................. 34

D. Keadaan Penduduk ………………….. …………………………………35

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 38

1. Unsur pemuda Terlibat Mengkonsumsi Narkoba ................................ 38

2. Dampak sosial Pecandu Narkoba ......................................................... 41

B. Pembahasan ............................................................................................... 43

1. Unsur Pemuda Terlibat Mengkonsumsi Narkoba ................................ 43

2. Dampak sosial Pecandu Narkoba ......................................................... 47

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan ........................................................................................... 51

a. Saran ..................................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 54

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 42

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... 59

xi

Page 12: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyalagunaan narkotika merupakan permasalahan besar yang terjadi

dalam lingkup nasional dan intersasional. Permasalahan ini tidak habis-habisnya

dibicarakan, sehingga pemerintah terus berjuang dan berusahakeras untuk

memberantas penyalangunaan narkotika di Indonesia karena ini adalah ancaman

yang serius dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Seperti, memberikan

dampak yang berbahaya terhadap aspek pertahanan dan keamanan.

Penyalagunaan narkotika biasanya dimulai dengan rasa ingin tahu untuk sekedar

coba-coba mengikuti teman, untuk mengurangi rasa nyeri, kelelahan ketegangan

jiwa atau sebagai hiburan dan pergaulan.(irawati dkk 2019)

Pecandu narkoba adalah seorang penyalahguna narkoba yang telah

mengalami ketergantungan terhadap satu atau lebih narkotik, psikotropika,dan

bahan adikitf lain (narkoba) baik secara fisik maupun psikis. Jumlah pecandu

narkoba di indonesia terus mengalami penigkatan dari waktu ke waktu. Pemulihan

dari kecanduan narkoba merupakan suatu hal yang sulit,banyak dari mantan

pecandu narkoba yang kembali mengalami kekambuhan atau yang disebut dengan

relapse. Salah satu permaalahan yang dapat memicu terjadinya stres pada mantan

pecandu narkoba adalah adanya labelling dari masyarakat. Seorang mantan

pecandu narkoba yang ingin kembali hidup dengan normal seperti bekerja dan

beraktivitas dengan lingkungan sosialnya,terbentur oleh msalah diskriminasi yang

kental dari nmasyarakat sekitarnya.

Narkotika apabila dipergunakan secara tepat baik dosis maupun ukuran

penggunaannya,seperti untuk pengobatan dan penelitian ilmiah dapat memberikan

manfaat bagi kepentingan manusia. Namun sebaliknya, bila digunakan melebihi

dosis atau ukuran yang benar,maka akan menimbulkan gangguan kesehatan bagi

si pemakai, bahkan lebih fatal lagi mengakibatkan kematian ,serta tidak stabilnya

tatanan kehidupan sosial di masyarakat.

Pecandu pada dasarnya adalah korban penyalahguna narkotika yang

melanggar peraturan pemerintah,dan mereka adalah warga negara indonesia yang

1

Page 13: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

2

diharapkan dapat membangun negeri ini dari keterpurukan hampir disegala

bidang. Berkaitan dengan masalah penyalahgunaan narkotika tersebut, di perlukan

suatu kebijakan hukum pidana yang memposisikan pecandu narkotika sebagai

korban, bukan pelaku kejahatan. Berkaitan dengan masalah penyalahgunaan

narkotika menjatuhkan pidana bagi anak dianggap tidak bijak. Akan tetapi,ada

sebagian yang beranggapan bahwa pemidanaan terhadap anak tetap penting

dilakukan,agar sikap buruk anak tidak terus menjadi permanen sampai ia dewasa.

Implementasi dan evaluasi kebijakan saling berhubungan erat. Kegiatan

evaluasi pada dasarnya merupakan satu mata rantai proses kebijakan public yang

menilai konseptualitas dan perancangan implementasi, serta pelaksanan program

intervensi sosial. Evaluasi kebijakan merupakan bagian dari proses kebijakan

public untuk menilai hasil dari kinerja kebijakan . (budiman rusli. 2013)

menyatakan bahwa dalam praktiknya implementasi kebijakan merupakan suatu

proses yang begitu kompleks bahkan tidak jarang bermuatan politis dengan

adanya intervensi berbagai kepentingan, sehingga keberadaannya sering dianggap

lebih penting dari kegiatan yang lain dalam siklus kebijakan.

Berbagai upaya pemerintah dilakukan untuk mengentaskan permasalahan

penyalangunaan narkotika. Tetapi dalam kenyataanya kejahatan narkotika belum

dapat diatasi dengan maksimal. Masih banyaknya jumlah penyalangunaan di

berbagai permasalahan penyalangunaan narkotika. Maka dari itu, pemerintahan

secara rutin harus melakukan evaluasi agar ditemukan apa saja kekurangan dan

hal apa saja yang harus diperbaiki dalam upaya proses dan alat ukur guna

mengontrol sejauh mana program penanganan penyalahgunaan berjalan sesuai

dengan tujuan dan rencana. (Tri Fajar Nugroho, 2011)

Upaya penanggulangan kejahatan yang tepat sebaiknya tidak hanya

berfokus pada berbagai hal yang berkaitan dengan penyebab timbulnya kejahatan

tetapi metode apa yang efektif dipergunakan dalam penanggulangan kejahatan.

Pemberian rehabilitasi terhadap penyalahguna narkotika dianggap perlu untuk

menekan penggunaan terhadap narkotika dan obat-obatan terlarang. Anak adalah

bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia yang

merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa,yang memiliki

Page 14: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

3

peranan strategis,mempunyai sifat dan ciri khusus, memerlukan pembinaan dan

perlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik,

mental,dan sosial secara utuh,serasi,selaras,dan seimbang. Sebagai generasi

penerus bangsa pada kenyataan pada saat ini tidak sedikit anak-anak bangsa

terjerumus ke hal-hal yang tidak mendorong mereka tumbuh sebagai anak bangsa

yang berkualitas,salah satu yang menjadi penghambat perkembangan anak yaitu

penyalahgunaan narkotika dikalangan anak. Keberadaan anak perlu mendapatkan

perhatian, dalam perkembangannya kearah dewasa, terkadang melakukan

perbuatan yang lepas kontrol, mereka melakukan perbuatan melawan hukum

sehingga dapat merugikan orang lain atau merugikan dirinya sendiri.

Ketergantungan narkoba pada umumnya disebabkan oleh adanya interaksi

beberapa faktor termasuk sifat dari zat yang terkandung di dalam narkoba, faktor

individu dan lingkungan. Banyak kasus yang dialami para pecandu narkoba,

seperti merasa malu karena dijauhi, dikucilkan bahkan tidak dianggap ada oleh

keluarga karena keluarga seorang percandu narkoba. Orang dengan reaksi malu

bercirikan lebih memperhatikan diri sendiri, tidak berdaya dan rendah diri.

Tindakan kenakalan remaja yang tidak terkontrol akan menjerumuskan

seorang remaja pada perilaku kejahatan remaja yang merupakan salah sartu

bentuk kenakalan remaja yang sangat berkembang saat ini adalah penggunaan

narkoba, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa aaja yang menjadi faktor-

faktor penyebab remaja menjadi pengguna narkoba di kelurahan panciro

kecamatan Bajeng kabupaten Gowa yang diharapkan dapat memberikan informasi

dan pengetahuan tentang kenakalan remaja sehingga dapat mengurangi masalah

sosial penyebab kenakalan remaja khususnya narkoba. Remaja menggunakan

narkoba karena pengaruh lingkungan dan teman sepermainan yang cenderung

berperilaku menyimpang serta pemahaman yang sangat minim akan bahaya dari

narkoba.Keluarga para remaja prngguna narkoba di kelurahan Panciro Kecamatan

Bajeng Kabupaten Gowa kurang dapat memberi perhatian, kasih sayang, dan

kepeduliannya pada remaja sehingga para remaja cenderung berperilaku sesuai

keinginan mereka, tanpa ada yang memperdulikan apa yang mereka lakukan.

Page 15: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

4

Akan tetapi, saat ini kenakalan yang terjadi tidak lagi berbentuk

kenakalan tetapi sudah menjadi suatu bentuk kejahatan yang sangat meresahkan

yang pada umumnya berbentuk perkelahian antar kelompok, narkoba, pergaulan

bebas, aksi ugal-ugalan dijalan, dan tindakan-tindakan yang menjerumus pada

perbuatan-perbuatan kriminal. Banyak faktor penyebab terjadinya

penyalahgunaan narkoba diantaranya adalah karena kurangnya kasih sayang serta

perhatian dari orangtua dan bergaul dilingkungan negatif. Kebanyakan

penyalahgunaan narkoba terjadi dikalangan remaja yang orang tuanya memiliki

tingkat ekonomi yang mapan. Banyak orangtua yang terlalu sibuk dengan

pekerjaannya dan cenderung menjadikan materi dan uang sebagai ekspresi kasih

sayang mereka kepada anaknya,padahal uang dan materi belum tentu cukup untuk

memenuhi kebutuhan kasih sayang bagi anak.

Mengenai peran serta masyarakat disini, masyarakat tersebut juga

mendapatkan perlindungan hukum juga pada saat yang bersangkutan

melaksanakan haknya atau diminta hadir dalam proses peradilan (pasal 106

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009) sehingga masyarakat disini sangat

penting dalam membantu badan narkotika nasional dan POLRI. Narkotika dalam

hal ini terkait dengan pecandu narkoba dan korban penyalahgunaan narkotika

disini adalah yang harus ditolong.Pertolongan disini adalah proses rehabilitas itu

sendiri,yaitudengan adanya rehabilitas medis dan rehabilitas sosial.Selain

memberikan pendidikan dan penyuluhan kepada peandu narkotika dan korban

penyalahguna narkotika, rehabilitas disini juga bisa dijadikan suatu efek jera bagi

pecandu seperti halnya pidana penjara yang mana dalam pross rehabilitas tersebut

juga dilakukan suatu perlakuan yang keras terhadap pecandu narkotika dan korban

penyalahgunaan narkotika agar benar-benar mengerti akan bahaya narkotika.

Langkah penanganan yang ditujukan untuk menghentikan kebiasaan buruk

pencandu narkoba dengan cara memberi dukungan dengan memperhatikan

perasaan, pikiran, perilaku, dan totalitas pengalaman pecandu narkoba itu sendiri.

Tidak menutup kemungkinan, justru dengan pendekatan inilah akan terlihat

adanya masalah yang pelik untuk dapat ditangani dalam masa penyembuhan.

Dukungan sosial sangat dibutuhkan bagi para pencandu narkoba yang sedang

Page 16: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

5

menjalani rehabilitas agar memiliki kualitas hidup yang baik. Berdasarkan uraian

di atas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan

antara dukungan sosial dengan kualitas hidup pada pecandu narkoba yang sedang

menjalani rehabilitas. (amriel 2008)

Ketersediaan narkotika disatu sisi merupakan obat yang bermanfaat

dibidang pengobatan atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu

pengetahuan manun disisi lain menimbulkan ketergantngan yang sangat

merugikan apabila disalah gunakan. Untuk melakuakan pencegahan dan

menyedian narkoba demi kepentingan pengobatan dan pelayanan kesehatan maka

salah satu upaya pemerintah dengan melakukan pengaturan secara hukum tentang

pengedaran, impor, ekspro, menam, pengunaan narkotika secra terkendali dan

dilakuakan pengawasan yang ketat. Maka untuk mencegah dan memberantas

penyelangunaan dan mengedaran gelap narkotika yang telah merugi dan

membahayakan kehidupan masyarakat. (hafied aligani, 2015).

Dampak Penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada

jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi

pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat dilihat pada fisik,

psikis,maupun sosial seseorang.

Gangguan pada system syaraf (Neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi,

gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tapi Gangguan pada jantung dan pembuluh

darah (kardiovakuler) seperti: infeksi akut otot jantung, gangguanperedaran

darah. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan ( abses), alergi,

eksim. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekana fungsi pernapasan,

kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru. Sering sakit kepala mual-mual

dan muntah, suhu tubuh menigkat, pengecilan hati dan sulit tidur. Dampak

terhadap reproduksi adalah gagguan pada endokrin, seperti: penurunan fungsi

hormone reproduksi (ekstrogen, pogesteron, testosterone), gangguan fungsi

seksual. Dampak terhaap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain

perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe( iidak

haid) Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakai jarum

suntik secara bergantian, resikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C,

Page 17: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

6

dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya Penyalahgunaan narkoba bisa

berakibat fatal ketika terjadi overdosis yaitu konsumsi narkoba melebihi

kemampuan tubuh untuk menerimanya, overdosis bisa menyebabkan kematian.

Untuk mengetahui bagaimanakah upaya penanggulangan penyalahgunaan

narkoba tersebut,maka penulis mengadakan penelitian dengn judul: “ PECANDU

NARKOBA (Studi Naratif Masyarakat Kelurahan Panciro Kecamatan Bajeng

Kabupaten Gowa)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas,maka

permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah unsur sehingga pemuda terlibat mengkonsumsi narkoba?

2. Bagaimana dampak sosial pemuda pecandu narkoba di Kelurahan

Panciro Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah unsur sehingga pemuda terlibat

mengkonsumsi narkoba.

2. Untuk mengetahui dampak sosial sang pecandu narkoba di Kelurahan

Panciro Kccamatan Bajeng Kabupaten Gowa

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat menjadi sumber referensi dan menjadi rujukan peneliti

dan menjadi sumbangan teori tentang peran orang tua dan masyarakat

tentang penyalahgunaan narkoba.

2. Manfaat Praktis

Page 18: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

7

a. Bagi Peneliti

Sebagai bahan dalam proses peningkatan dan pengembangan ilmu

pengetahuan

b. Bagi Orangtua

Untuk lebih meningkatkan pemahaman tentang dampak yang ditimbulkan

dari pecandu narkoba.

c. Bagi Anak

Untuk memberikan kesadaran akan dampak yang ditimbulkan dari

penggunaan narkoba dan mengetahui hukum dan sanksi bagi penggunaan

narkoba.

E. Defenisi Opersasional

Pecandu adalah orang yang menggunakan atau menyalahgunakan

narkotika dan dalam keadaan ketergantungan pada narkotika baik secara fisik

maupun psikis. Pecandu narkoba adalah seorang penyalahguna narkoba yang telah

mengalami ketergantungan terhadap satu atau lebih narkotik, psikotropika, dan

bahan adiktif lain ( narkoba ) baik secara fisik maupun psikis. Ketergantungan

narkoba adalah dorongan untuk menggunakan narkoba terus-menerus dan apabila

pemakaiannya dihentikan gejala putus zat

Page 19: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Konsep

1. Konsep Penanganan Pencandu

Pecandu adalah seorang penyalahguna narkoba yang telah mengalami

ketergantungan terhadap satu atau lebih narkotik, psikotropika, dan bahan adiktif

lain(narkoba) baik secara fisik maupun psikis. Ketergantungan narkoba adalah

dorongan untuk menggunakan narkoba terus-menerus, dan apabila pemakaiannya

dihentikan gejala putus zat. Berat ringannya gejala putus zat bergantung pada

jenis narkoba, dosis yang digunakan,serta lama pemakaian. Makin tinggi dosis

yang digunakan dan makin lama pemakaiannya, makin hebat gejala sakitnya.

Selain mengatur sanksi hukum, undang-undang itu juga menyebutkan

adanya kewajiban bagi pecandu narkoba untuk menjalani pengobatan dan

perawatan. Proses terapi dan rehabilitas yang dilakukan dapat dilakukan lembaga

pemerintah.Tidak hanya perawatan dan pengobatan,pecandu narkoba pun

mempunyai kewajiban melaporkan statusnya sebagai pecandu narkoba kepada

instansi terkait. Tujuan pelaporan ini sebagai usaha memberikan hak perawatan

dan pengobatan yang harus diberi`kankepada pecandu narkoba.

Gangguan ini tergantung dari jenis narkoba yang digunakan dan cara

menggunakannya, seperti penyakit hati, jantung, dan HIV/AIDS. Gangguan

psikologis meliputi rasa cemas, sulit tidur, depresi, dan paranoia. Biasanya, wujud

gangguan fisik dan psikologis bergantung pada jenis narkoba yang digunakan.

Dan kemudian, gangguan sosial meliputi kesulitan dengan orang tua, teman,

sekolah, pekerjaan, keuangan, dan berurusan denn pihak berwenang.

Kecanduan dalam diri seseorang dapat dilihat dala berbagai tahap, yaitu

apabila terdapat rasa keinginan kuat secara kompulsif untuk memakai narkoba

berkali-kali, lalu muncul kesulitan mengendalikan penggunaan narkoba, baik

dalami usaha menghentikannya ataupun mengurangi tingkat pemakaian. Para

pecandu tidak bisa berhenti begitu saja. Jika berhenti pemakaian, timbul gejala

putus obat.Putus obat, akan berdampak pada intoksikasi, yaitu keracunan oleh

8

Page 20: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

9

narkoba. Disini terjadi kerusakan pada organ tubuh dan otak, hilang kesadaran dan

dapat terjadi kerusakan otak dan menjadi gila atau kematian.

2. Narkoba

Narkoba secara etimologis berasal dari bahasa inggris Narcose atau

Narcois yang berarti menidurkan dan pembiusan. kata narkotika berasal dari

bahasa yunani yaitu Narke yang berarti terbius sehingga tidak merasakan apa-apa.

Dari istilah farmokologis yang digunakan adalah kata Drug yaitu sejenis zat yang

bila dipergunakan akan membawa efek dan pengaruh-pengaruh tertentu pada

tubuh pemakai seperti mempengaruhi kesadaran dan memberikan

ketenangan,merangsang dan menimbulkan halusinasi. Secara terminologis

narkotika dalam kamus besar bahsa indonesia adalah obat yang dapat

menenangkan syaraf, menghilangkan rasa sakit, menimbulkan rasa mengantuk,

dan merangang. Narkoba merupakan zat atau obat baik yang bersifat alamiah,

sintesis, maupun semi sintesis yang menimbulkan efek penurunan kesadaran

,halusinasi, serta daya rangsang. Sedangkan menurut Undang-Undang Narkotika

pasal 1 menyatakan bahwa narkotika merupakan zat buatan ataupun yang berasal

dari tanaman yang memberi efek halusinasi, menurunnya kesadaran, serta

menyebabkan kecanduan.

Narkoba (singkatan dari Narkotika, psikotropika dan Bahan Adiktif

berbahaya lainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukkan dalam tubuh manusia,

baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikkan, dapat mengubah pikiran,

suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan

ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis.

Narkoba adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman, baik sintesis maupun bukan sintesis yang dapat menyebabkan penurunan

atau perubahan kesadaran dan hilangnya rasa dan mengalami ketergantungan pada

obat-obat terlarangatau. Narkotika pada zat ini dapat mengurangi sampai

menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang

telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang

akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya krusakan

Page 21: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

10

pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung,paru-

paru,hati dan ginjal.

Menurut Alatas, Husein. H (2002.23). ada beberapa faktor yang

menyebabkan individu mengkonsumsi narkoba. Pada dasarmnya dapat

dikelompokkan menjadi dua bagian besar. Pertama,sebab-sebab yang berasal dari

faktor individu dan kedua sebab-sebab yang berasal dari lingkungannya.faktor

individual yang meliputi:

1. Faktor internal

a. Kepribadian individu memiliki peranan yang besar dalam

penyalahgunaan narkoba. Individu yang memiliki kepribadian yang

lemah (mudah kecewa, tidak mampu menerima kegagalan) lebih

rentanterhadap penyalahgunaan narkoba dibandingkan dengan individu

yang memiliki kepribadian yang kuat ( individu mengetahui mana yang

benar dan mana yang salah, berani mengatakan tidak, tidak mudah

dipengaruhi oleh orang lain).

b. Intelegensi. Dalam konseling sering dijumpai bahwa kecerdasan pemakai

narkoba lebih banyak berada pada taraf rata-rata dan dibawah rata-rata

kelompok seusianya.

c. Usia mayoritas. Pemakai narkoba adalah kaum remaja. Hal ini

disebabkan karena kondisi sosial psikologis yang butuh pengakuan,

identitas dan kelabilan emosi sementara individu yang berada pada usia

yang lebih tua menggunakan narkoba sebagai penenang.

d. Dorongan kenikmatan narkoba dapat memberikan kenikmatan yang unik

dan tersendiri. Perasaan enak mulanya diperoleh dari mulai coba-coba

lalu lama-lama akan menjadi suatu kebutuhan.

Page 22: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

11

e. Perasaan ingin tahu adalah kebutuhan setiap orang.Proses awal

terbentuknya seorang pemakai diawali dengan coba-coba karena rasa

ingin tahu,kemudian menjadi iseng, menjadi pemakai tetap dan pada

akhirnya akan menjadi seorang pemakai yang tergantung.

2. Faktor Eksternal

a. Faktor Lingkungan meliputi:

1. Ketidakharmonisan keluarga banyak pemakai yang berasal dari keluarga

yang broken karena keputusasaan dan kecewa maka pemakai terdorong

untuk mencapai dunianya yang lain yaitu menggunakan narkoba sebagai

pelarian.

2. Pekerjaan pada umumnya pemakai nmenggunakan narkoba karena mereka

lebih mudah untuk memperoleh narkoba terebut menggunakan uang yang

mereka peroleh dari hasil mereka bekerja.

b. Faktor Masyarakat meliputi:

1. Kelas sosial ekonomi pada umumnya pemakai berasal dari sosial ekonomi

yang menengah ke atas.Hal ini mungkin terjadi karena mereka muah

mendapatkan informasi dan relatif memiliki uang yang cukup untuk

membeli narkoba.

2. Tekanan kelompok kebanyakan pemakai mulai mengenal narkoba dari

teman sekelompoknya. Bila kelompok pemakai narkoba menekankan

anggotanya berbuat hal yang sama maka penolakan terhadap tekanan

tersebut dapat mengakibatkan anggota yang menolak akan dikucilkan dan

akan dikeluarkan dari kelompok

Page 23: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

12

3. Pecandu Narkoba

Pecandu narkoba adalah seorang penyalahguna narkoba yang telah

mengalami ketergantungan terhadap satu atau lebih narkotik, psikotropika, dan

bahan adiktif lain (narkoba), baik secara fisik maupun psikis, ketergantungan

narkoba adalah dorongan untuk menggunakan narkoba terus-menerus, dan apabila

pemakaiannya dihentikan gejala putus zat. Berat ringannya putus zat tergantung

pada jenis narkoba, dosis yang digunakan, serta lama pemakaian. Makin tinggi

dosis yang digunakan dan makin lama pemakaiannya maki hebat gejala sakitnya.

Gangguan pada system syaraf (Neurologis) seperti: kejang-kejang,

halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tapi Gangguan pada jantung dan

pembuluh darah (kardiovakuler) seperti: infeksi akut otot jantung,

gangguanperedaran darah. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti:

penanahan ( abses), alergi, eksim. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti:

penekana fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru.

Sering sakit kepala mual-mual dan muntah, suhu tubuh menigkat, pengecilan hati

dan sulit tidur.

Dampak terhadap reproduksi adalah gagguan pada endokrin, seperti:

penurunan fungsi hormone reproduksi (ekstrogen, pogesteron, testosterone),

gangguan fungsi seksual Dampak terhaap kesehatan reproduksi pada remaja

perempuan antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan

menstruasi, dan amenorhoe( iidak haid) Bagi pengguna narkoba melalui jarum

suntik, khususnya pemakai jarum suntik secara bergantian, resikonya adalah

tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yanghingga saat ini belum ada

obatnya Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi overdosis

yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya,

overdosis bisa menyebabkan kematian. (Badriyah Meijyanti, 2017)

Penyalahguna narkoba adalah mengkonsumsi narkoba dengan tujuan

menghilangkan rasa sakit rangsangan,semangat dan halusinasi, dan

mengkonsumsi narkoba tidak sesuai dengan peraturan menimbulkan bahaya

adanya ediksi/ketergantungan obat (ketagihan).

Page 24: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

13

B. Tinjauan Teori

Max Weber adalah salah satu ahli sosiologi dan sejarah bangsa jerman,

lahir Erfurt, 21 April 1864 dan meninggal dunia di Munchen, 14 Juni 1920.

Weber adalah guru besar di Freiburg (1894-1897), Heidelberg (sejak 1897), dan

Munchen (1919-1920). Weber melihat sosiologi sebagai sebuah studi tentang

tindakan sosial antara hubungan sosial dan itulah yang dimaksud dengan

pengertian paradigma defenisi sosial dan itulah yang dimaksud dengan pengertian

paradigma defenisi atau sosial. Tindakan manusia di anggap sebagai sebuah

bentuk tindakan sosial manakala tindakan itu di tunjukan pada orang lain

Max Weber mengatakan, individu manusia dalam masyarakat merupakan

actor yang kreatif dan realitas sosial bukan merupakan alat yang statis dari pada

paksaan fakta soaial. Artinya tindakan manusia tidak sepenuhnya ditentukan oleh

norma, kebiasaan, nilai, dan sebagainya yang tercakup di dalam konsep fakta

sosial. Walaupun pada akhirnya Weber mengakui bahwa dala masyarakat terdapat

struktur sisial dan pranata sosial. Dikatakan bahwa strukturr dan pranata sosial

merupakan dua konsep yang saling berkaitan dalam membentuk tindakan sosial.

Max Weber mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu tentang institusi

sosial. Sosiologi Weber adalah ilmu tentang perilaku sosial. Menurutnya terjadi

suatu pergeseran tekanan kearah keyakinan, motivasi dan tujuan pada diri anggota

masyarakat, yang semuanya memberi isi dan bentuk kepada kelakuannya.

Perikelakuan dipakai oleh Weber untuk perbuatan-perbuatan yang bagi si pelaku

mempunyai subjektif. Perilaku hendak mencapai suatu tujuan atau ia di dorong

oleh motivasi. Perikelakuan menjadi sosial menurut Weber terjadi hanya kalau

dan sejauh mana arti maksud subjektif dari tingkah laku membuat individu

memikirkan dan menunjukkan suatu keseragaman yang kurang lebih tepat.

Masyarakat biasanya dipandang sebagai sebuah sistem sosial yang dapat

diartikan sebagai suatu pola interaksi sosial yang terdiri dari komponen-komponen

sosial yang teratur dan melembaga. Karakteristik sebuah sistem sosial yaitu

dengan adanya struktur sosial yang mencakup susunan status dan peran yang ada

di satuan sosial sehingga nilai-nilai dan norma-norma yang akan mengatur

interaksi antar status dan peran sosial tersebut.

Page 25: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

14

Pada struktur sosial terdapat unsur-unsur sosial yang pokok, misalnya

seperti kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial dan lapisan-lapisan sosial

(Narwoko, 2007: 125). Masyarakat selaku bagian dari struktur sosial akan

melakukan tindakan sosial yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Terkait dengan teori tindakan sosial Weber dia tidak memisahkan

dengan tegas antara struktur sosial dengan pranata sosial (Ritzer, 2009: 37). Teori

strukturasi Giddens (dalam Ritzer dan Douglas J. Goodman, 2010: 510-511) dia

tidak menyangkal fakta bahwa struktur dapat memaksa dan mengendalikan

tindakan. Namun para sosiolog juga telah gagal memperhatikan fakta bahwa

struktur selalu membatasi maupun memungkinkan tindakan. Berangkat dari teori

Weber dan Giddens terlihat hubungan antara “seluruh tindakan sosial memerlukan

struktur dan seluruh struktur memerlukan tindakan sosial” (Ritzer dan Douglas J.

Goodman, 2010: 508`). Jadi struktur sosial mempunyai perananan yang penting

dalam segala tindakan sosial yang dilakukan oleh aktor dalam kehidupan sehari-

hari.

Max Weber mengatakan, individu manusia dalam masyarakat merupakan

aktor yang kreatif dan realitas sosial bukan merupakan alat yang statis daripada

paksaan fakta sosial. Artinya tindakan manusia tidak sepenuhnya ditentukan oleh

norma, kebiasaan, nilai, dan sebagainya yang tercakup dalam konsep fakta sosial.

Walaupun pada akhirnya Weber mengakui bahwa dalam masyarakat terdapat

struktur sosial dan pranata sosial. Dikatakan bahwa struktur sosial dan pranata

sosial merupakan dua konsep yang saling berkaitan dalam membentuk tindakan

sosial. Berbicara mengenai teori Max Waber tentang tindakan sosial ini erat

kaitannya dengan fenomena para pecandu narkoba. Dalam timdakan sosial Waber

membagi menjadi empat tindakan sosial yaitu : tindakan sosial rasional

instrumental, tindakan sosial beriorentasi nilai, tindakan afektif, dan tindakan

tradisional. Menurut penulis tindakan yang dilakukan oleh pelaku pecandu

narkoba yaitu tindakan afektif yang dimana tindakan ini hanya berlandaskan pada

emosional dan perasaan semata tanpa refleksi intelektual atau perencanaan sadar

karena tindakan afektif sifatnya spontan, tidak rasional, dan merupakan eksperesi

emosional dari individu.

Page 26: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

15

C. Penelitian Relevan

Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa hasil temuan yang diperoleh

peneliti yang menarik diteliti dan dianalisis,penelitian terdahulu dapat diuraikan

sebagai berikut:

Implementasi Rehabilitasi Medik Bagi Penyalahguna Narkotika (Studi

kasus di Kota Makassar Tri Fadly 2013 Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pelaksanaan rehabilitasi medik bagi penyalahguna narkoba di kota

Makassar dan untuk mengetahui kendala-kendala dalam pelaksanaan rehabilitas

medik bagi penyalahguna narkoba di kota Makassar

Penelitian ini dilakukan di Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi

Selatan dan kepolisian Daerah Sulawesi Selatan, dengan menggunakan jenis

penelitian sosio yuridis dan menggunakan dokumen serta wawancara dengan

pihak terkait. Agar pelaksanaan rehabilitas medik bagi penyalahguna narkotika di

Makassar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka penulis

menyarankan (1) sosialisasi/penyuluhan dapat dilakanakan dan diterapkan tidak

hanya dilingkungan pendidikan atau instansi terkaitnamun

dilingkunganmasyarakat secara umum dapat digalang (2) perhatian orang tua

dalam lingkungan keluarga lebih utama untuk menangkal pengaruh narkoba yang

mengancam putra-putri mereka.

Rehabilitasi Bagi Pecandu Narkoba di Yayasan An-Nur Balai

Pengobatan/Wisma Rehabilitasi K.H Supono Mustajab Kabupaten Purbalingga

Irvan Bachtiar 2018 Pentingnya kesadaran diri dalam menghadapi masalah dan

tantangan hidup ini akan membawa kesadaran bahwa manusia tidak ada artinya

apa-apa dihadapan Allah SWT. Sehingga semua tingkah laku, baik kegiatan fisik

maupun pikiran akan senantiasa digantungkan kepada Allah SWT. semata Tetapi

tidak semua manusia mengetahui tentang hal itu sehingga ketika berhadapan

dengan suatu masalah yang mengakibatkan timbulnya frustasi, stress dan lain-lain

justru mencari penyelesaian dengan pelarian pada jalan yang salah,seperti

mengkonsumsi narkobasehingga bukannya menyelesaikan masalah bamun

sebaliknya masalah bertambahsemakin parah. Rehabilitas merupakan salah satu

upaya pemerintah dalam menanggulangi atau menetralisir penyalahguna narkoba.

Page 27: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

16

Salah satu diantara sekian banyak panti rehabilitas yang ada adalah Yayasan An-

Nur Balai pengobatan/wisma Rehabilitasio K.H Supono Mustajab Kabupaten

Purbalingga.

Konseling Bagi Pecandu Narkoba ( Telaah terhadap Buku Membantu

pemulihan pecandu Narkoba dan keluarganya Eka Stianingsih 2017). Masalah

penyalahgunaan narkoba merupakan masalah perilaku dan masalah kesehatan

yang berdampak buruk terhadap kehidupan sosial-ekonomi, meningkatkan beban

keluarga masyarakat, dan negara.Kebanyakan narkoba penyalahgunaan narkoba

tidak dapat menyelesaikan masalahnya sendiri sehingga dibutuhkan suatu bantuan

yaitu konseling. Untuk mengetahui penanganan konseling bagi pecandu agar

mereka dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan

bermasyarakat sekitar.

Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa

bentuk dan proses konseling bagi pecandu narkoba dalam buku Membantu

pemulihan pecandu Narkoba dan keluarganya adalah menggunakan konseling

individu, konseling kelompok, dan konseling keluarga.

Rehabilitas Mental Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Pada remaja (Studi

kasus di Yayasan Madani Helth Care Cipinang Besar Selatan-Jakarta Timur)

Jovenra Aliansyah (2012) Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran

mengenai proses rehabilitas yang dilakukan dalam penyembuhan korban

penyalahgunaan narkoba di Yayasan Madani Mental Health Care Cipinang Besar

Selatan-Jakarta Timur.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan

teknik pengumpulan data melalui observasi,wawancara dan studi dokumentasi.`

Hasil penelitian ditemukan bahwa: pertama, faktor yang mempengaruhi

penggunaan narkoba adalah berawal dari rasa ingin tahu dan coba-coba. Kedua,

Materi rehabilitasi yang dilakukan meliputi (1) Terapi emdik dan komplikasi

medik (Bio), (2) Terapi religius ( spritual). (3) Terapi psikososial,dan (4)

pengetahuan umum.

Studi Kasus Kehidupan Remaja Mantan Pecandu Narkoba Diah

Ardiantina 2016 Penelitian ini dilatar belakangi oleh banyaknya remaja indonesia

menjadi pecandu narkoba.Penelitian ini bertujuan untuk; (1) Mendeskripsikan

Page 28: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

17

perkembangan fisik remaja mantan pecandu narkoba, (2) Mendeskripsikan

perkembangan kondisi remaja mantan pecandu narkoba, (3) Mendeskripsikan

perkembangan sosio-emosional remaja mantan pecandu narkoba yang terfdapat

atau berasal dari panti sosial Pamardi Putra Sehat Mandiri.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus.

informan dalam penelitian ini terdiri dari 2 subjek dan 3 key informan. kedua

subjek berada dalam rentang usia masa remaja akhir. Metode pengumpulan data

yang digunakan adalah observasi dan wawancara mendalam. Uji keabsahan data

dilakukan dengan tragulasi teknik dan trigulasi sumber. Teknik analisis data yang

digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.

D. Kerangka Pikir

Remaja menggunakan narkoba karena pengaruh lingkungan dan teman

sepermainan yang cenderung berperilaku menyimpang serta pemhahaman yang

sangat minim akan bahaya dari narkoba. Keluarga para remaja pengguna narkoba

di Kelurahan panciro kecamatan bajeng kabupaten Gowa kurang dapat memberi

perhatian,kasih sayang, dan kepeduliannya pada remaja sehingga para remaja

cenderung berperilaku sesuai keinginan mereka, tanpa ada yang memperdulikan

apa yang mereka lakukan.

Banyak faktor penyebab terjadinya penyalahgunaan narkoba diantaranya

adalah karena kurangnya kasih sayang serta perhatian dari orangtua dan bergaul

dilingkungan negatif. Kebanyakan penyalahgunaan narkoba terjadi di kalangan

remaja yang orang tuanya memiliki tingkat ekonomi yang mapan.Banyak

orangtua yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan enderung menjadikan materi

dan uang sebagai ekspresi kasih sayang mereka kepada anaknya, padahal uang

dan materi belum tentu cukup untuk memenuhi kebutuhan kasih sayang bagi

anak.

Ini menjadi persoalan sosial yag terjadi dalam lingkungan masyarakat

tempat tinggalnya. Diharapkan dari penelitian ini bisa menjadi solusi bagi para

pecandu narkoba agar bisa meninggalkan mengkonsumsi barang tersebut agar bisa

menjalani kehidupan yang baik kembali

Page 29: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

18

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat digambarkan kerangka

pikir sebagai berikut

Panciro Kabupaten Gowa

Pemuda Pecandu Narkoba

G Apakah Unsur Sehingga

Pemuda Terlibat

Mengkonsumsi Narkoba

H Bagaimana Dampak Sosial

Pemuda Pecandu Narkoba

Dikelurahan Panciro Kecamatan

Bajeng Kabupaten Gowa

Hasil Dan

Temuan

Page 30: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu suatu penelitian

konstektual yang menjadikan manusia sebagai instrumen, dan disesuaikan dengan

yang wajar dalam kaitannya dengan pengumpulan data yang perlu pada umumnya

bersifat kualitatif.

Penelitian ini merupakan bentuk penelitian sosial yang menggunakan

format deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk

menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, sebagai situasi atau berbagai

fenomena realita sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian dan

berupaya menarik realitas itu kepermukaan sebagai suatu ciri, karakter, model,

tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi dan kejadian tentang bagaimana

sejarah hidup pecandu narkoba di Kelurahan Panciro Kecamatan Bajeng

Kabupaten Gowa.

2. Pendekatan Penelitian

Tipe penelitian ini berbentuk analisis deskriptif dengan menggunakan

pendekatan Naratif. Dimana penelitian analisis deskriptif ini dilakukan dalam

bentuk studi naratif.Dalam desain penelitian naratif,peneliti mendeskripsikan

kehidupan individu, mengumpulkan, mengatakan cerita tentang kehidupan

individu, dan menuliskan cerita atau riwayat pengalaman individu tertentu,

jelasnya penelitian naratif berfokus pada kajian seorang individu.

Menurut James schreiber dan Kimberly Asner-Self (2011) penelitian

naratif adalah suatu tentang kehidupan individu seperti yang diceritakan melalui

kisah-kisah pengalaman mereka,terma`suk diskusi tentang makna pengalaman-

pengalaman bagi individu.

B. Lokasi dan waktu penelitian

1. Lokasi Penelitian

19

Page 31: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

20

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Panciro Kecamatan Bajeng

Kabupaten Gowa. Alasan saya mengambil lokasi tersebut dikarenakan di

Kelurahan Panciro Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa merupakan wilayah yang

sering menjadi sorotan publik yang banyak terkait kasus-kasus narkoba,

kerusuhan dan lain-lain. Dalam hal ini penulis memilih fokus terhadap narkoba

khususya remaja pengguna narkoba sedang berkembang pesat dan merupakan

masalah sosial cukup serius,padahal remaja yang merupakan generasi penerus

bangsa yang seharusnya dilindungi dan diperhatikan perkembangannya.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang direncanakan untuk melakukan penelitian ini

sebagai berikut:

No

.

`

`

Jenis kegiatan

Bulan I

Bulan II

Bulan III

BULAN IV

I II III I

V

I I

I

II

I

IV I II III IV I I

I

II

I

IV

1 Pp pegusulan judul

2 Pp Penyusuan

proposal

3 K Konsultasi

pembimbing

44 Seminar proposal

`

5 Pe Pengurusan izin

penelitian

6 Observasi?

Pelaksanaan

penelitian

7 Pe pengambilan,data

penelitan

Page 32: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

21

8

P pengolahan data,

analisis dan

penyususnan laporan

`9`

9

Bimbingan Laporan

Hasil

0 Bimbingan laporan

hasil`

Gambar Tabel 3.1

Penelitian ini di laksanakan pada masa pandemi Covid 19 dengan sistem

bimbingan online yakni di mulai pada awal bulan april sampai pada awal mei

2020

C. Informasi Penelitian

Informan dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu

teknik yang memilih orang-orang yang berhubungan langsung dan di anggap

mampu memberikan informasi atau data dalam penelitian ini, informan utamanya

yaitu para pecandu narkoba, kemudian informan kunci/ahli yaitu keluarga dan

informan tambahan/pendukung yaitu teman dekat. Diharapkan informasi ini dapat

memberi informasi yang akurat agar penelitian ini bisa maksimal.

D. Fokus Penelitian

Fokus penelitian bertujuan untuk membatasi peneliti sehingga terhindar

dan tidak terjebak dalam pengumpulan data pada bidang yang sangat umum dan

luas atau kurang relevan dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian.selain

itu,penentuan fokus penelitian berfungsi untuk memilih data yang relevan dan

tidak relevan meskipun menarik maka tidak perlu dimasukkan kedalam data yang

sedang di kumpulkan Strause dan Corbin, (Moleong, 2000:42)

Fokus penelitian ini sangat penting dijadikan sarana untuk memandu dan

mengarahkan jalannya penelitian,berpedoman kepada fokus penelitian,maka

peneliti membatasi bidang-bidang temuan dengan rahan fokus penelitian,sehingga

peneliti akan mengetahui dengan pasti data mana yang perlu dimasukkan kedalam

Page 33: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

22

sejumlah data yang sedang dikumpulkan.Fokus penelitian ini adalah remaja

pengguna narkoba di Kelurahan Panciro Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

Karena, pada penelitian ini yang menjadi objek penelitiannya adalah beberapa

remaja pengguna narkoba yang secara intens dalam setiap aktivitasnya selalu

berhubungan dengan narkoba yang nantinya akan mampu untuk memberikan

gambaran secara jelas tentang cara mendapatkan narkoba oleh remaja tersebut

mendapatkan uang untuk membeli narkoba tersebut.

E. Jenis dan Sumber data

Sumber data merupakan tempat dimana data dapat diperoleh.Dalam

penelitian ini,sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Data primer

Sumber primer adalah “sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data”. Oleh karena itu,dalam penelitian inidata

primernya merupakan data yang bersumber dari wawancara langsung

kepada orang tua pecandu narkoba di Kelurahan Panciro Kecamatan

Bajeng Kabupeten Gowa.

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari berbagai media.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen untuk

mengumpulkan data tentang pecandu narkoba. Selain itu, digunakan wawancara

dan pedoman pengamatan (kamera/video). Dalam penelitian kualitatif adalah

peneliti sendiri merupakan instrumen penelitian.

1. Lembar Observasi

Berisi catatan-catatan yang diperoleh peneliti pada saat melakukan

pengamatan dilapangan.

2. Pedoman Wawancara

Page 34: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

23

Merupakan seperangkat daftar pertanyaan yang sudah disiapkan oleh peneliti

sesuai dengan rumusan masalah dan pertanyaan peneliti yang akan dijawab

melalui proses wawancara

3. Catatan Dokumentasi

Dokumentasi adalah pendukung yang dikumpulkan, sebagai penguatan data

observasi dan wawancara yang berupa gambar, grafik, angka, sesuai dengan

kebutuhan peneliti.

G. Teknik Pengumpulan Data

Tekhnik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Data primer dari penelitian di lapangan yang dilakukan dengan cara turun

langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data tersebut.

a. Wawancara

Yaitu pengumpulan data dengan cara memberikan pertanyaan langsung

kepada informan guna memperoleh keterangan dalam menyimpulkan data

yang terkumpul. Dalam penelitian ini digunakan juga instrumen penunjang

lainnya dalam wawancara yaitu alat bantu rekam yang akan membantu

peneliti dalam menganalisis data dari hasil wawancara

b. Observasi

Yaitu pengumpulan data tentang gejala tertentu yang dialakukan dengan ,

mendengar, dan mencatat beberapa kejadian yang berkaitan dengan

penelitian.

2. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dengan studi kepustakaan yaitu membuka,

mencatat, mengutip data dari buku-buku, laporan-laporan penelitian, jurnal-

jurnal, media cetak, dan elektronik, pendapat-pendapat dri para ahli /pakar

dan sebagainya yang berhubungan dengan masalah penelitian dan sebagai

pendukung terlaksananya penelitian ini.

Page 35: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

24

H. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini,teknik analisa data yang digunakan adalah teknik

analisa deskriptif kualitatif,dimana data yang dikumpulkan adalah hasil dari

wawancara, kemudian dianalisis menggunakan indikator yang telah ditentukan

sebelumnya. Dalam hal ini tidak dilakukan perhitungan yang bersifat uji statistik

karena analisa yang dilakukan bersifat deskriptif kualitatif.

I. Teknik Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif keabsahan data dapat dicapai dengan triagulasi

data dan informan. Artinya peneliti harus melakukan klarifikasi tentang hasil

penemuannya dengan orang ketiga atau orang sama dalam waktu yang berbeda.

Peneliti mengumpulkan data sekaligus menguji kredibiltas data yaitu mengecek

kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulam data dan berbagai sumber

data.

J. Etika Penelitian.

Peneliti menjamin hak-hak informan dengan terlebih dahulu melakukan

informan consent (izin informan) sebelum melakukan wawancara informan

berhak menolak atau tidak menjelaskan terlebih dahulu apa topik, tujuan

penelitian, teknis pelaksanaan penelitian,hak-hak informan. Masalah etika yang

diperhatikan antara lain

1. Informed Consent (surat persetujuan)

Informed consent diberikan sebelum melakukan penelitian

informedconcent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden.

Pemberi informed dan consent ini bertujuan penelitian serta mengerti

dampaknya. Jika tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak

responden atau subjek bersedia maka harus menandatangani lembar

persetujuan.

2. Anonymity ( tanpa nama)

Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dan

penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

Page 36: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

25

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang

disajikan.

3. Confidentiality `(kerahasiaan)

Semua informasi yang telah dikumpulkan maupun masalah-

masalahlainnya dijamin kerahasiaannya oleh peneliti,hanya data tertentu

yang akan dilaporkan pada hasil peneliti.

4. Jujur

Jujur yaitu dalam pengumpulan bahan pustaka,pengumpulan data

,pelaksanaan metode,dan prosedur penelitian,publikasi hasil jujur pada

kekurangan atau kegagalan metode yang dilakukan. Hargai rekan peneliti

jangan mengklaim pekerjaan yang bukan pekerjaan anda.

5. Keterbukaan

Secara terbuka,saling berbagi data,hasil,ide,alat,dan sumber daya peneliti

terbuka terhdap kritik dan ide-ide baru.

Page 37: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

26

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Lokasi Penelitian

Profil desa panciro adalah untuk menggambarkan secara utuh tentang

kondisi desa. Data yang disusun diambil dari semua data yang tersedia dan biasa

didapatkan. Selain menggunakan data-data yang ada, profil desa panciro juga

diperkaya dengan data-data yang didapatkan dari survey, wawancara, maupun

pengamatan secara langsung yabg merupakan bagian tahapan penjajakan.

Data yang dipakai untuk menggambarkan situasi atau keadaan

kependudukan misalkan, dalam gambaran umum memakai data hasil survey serta

melalui sensus peringkat Kesejahteraan Masyarakat (PKM, dalam bentuk

inpenden interview, kepada masyarakat umum. Hasil data ini memunculkan

perbedaan dengan data yang ada di Desa. Setelah di telusuri dan di cek ulang data

yang ada di Desa adalah data yang disusun dari data hasil sensus penduduk.

Sementara hasil sekunder ini dilakukan pada bulan oktober 2015, sehingga pada

penyusunan dokumen Desa panciro ini memakai data yang actual yang di dapat

dari hasil pendataan survey di lapangan.

B. Keadaan Geografis

1. Letak Desa

Desa panciro merupakan salah satu dari 10 Desa dan 4 Kelurahan di

Kecamatan Bajeng di Kbupaten Gowa yang terletak 5 km kearah utara di wilayah

Kecamatan Bajeng yang berbatasan dengan Kecamatan Pallangga dengan Luas

Wilayah Desa Panciro 1.940 Hektar 795 meter.

Batas wilayah Desa Panciro Kecamatan Bajeng sebagai berikut:

a. Sebelah utara berbatasan dengan: Desa Je’netallasa dan Desa

Pallangga Kec.Pallangga

b. Sebelah Timur berbatasan dengan: Desa pa’nakkukang

Kec.Pallangga.

26

Page 38: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

27

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan: Desa tinggimae Kec.

Barombong dan Desa Bontosunggu Kec.Bajeng

d. Sebelah Barat berbatasan dengan: Kelurahan Lembang Parang

Kec. Barombong.

C. Keadaan Pendidikan

Kesadaran tentang pentingnya pendidikan terjadi beberapa tahun ini

sehingga jumlah lulusan SD, SMP, dan SMA mendominasi peringkat pertama.

Hal ini ditunjang dengan adanya program pendidikan Gratis dan program Kelas

Tuntas Berkelanjutan yang digalakkan oleh pemerintah Kabupaten yang

mendorong masyarakat merasa lebih mudah dalam mendorong anak usia didik

untuk bersekolah dijenjang Sekolah Dasar dan Lanjutan.

Pendidkan juga merupakan salah satu hal penting dalam memajukan

tingkat kesejahteraan pada umumnyadan tingkat perekonomian pada khususnya.

Pada kajian alat peningkat kesejahteraan masyarakat,pendidikan merupakan aspek

ketiga yang menjadi indikator dalam pengelolaan masyarakat sejahtera dan pra

sejahtera. Disamping itu, dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan

mendongkrak btingkat kecakapan, tingkat kecakapan juga akan mendorong

munculnya lapangan pekerjaan baru. Dengan demikian akan membantu program

pemerintah untuk pembukaan lapangan kerja baru guna mengatasi pengangguran,

pendidikan yang baik pada umumnya mempermudah menerima informasi lebih

maju.

Tingkat pendidikan Masyarakat Desa Panciro hingga tahun 2015 adalah:`

1. Tingkat Pendidikan Sekolah Dasar= 1.718 Orang

2. Tingkat Pendidikan Lanjutan Pertama= 1.240 Orang

3. Tingkat Pendidikan Lanjutan Atas= 1.869 Orang

4. Tingkat Pendidikan Sarjana= 733 Orang

Page 39: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

28

D. Keadaan Penduduk

Berdasarkan hasil sensus penduduk Desa Panciro dengan awal tahun 2016

tercatat jumlah penduduk Desa Panciro mencapai 6770 jiwa terdiri dari laki-laki

3456 jiwa dan perempuan 3214 jiwa dengan 1658 KK. Persebaran penduduk di

Desa Panciro pada 4 Dusun bervariasi. Hal ini terlihat dari kepada`tan penduduk

perkecamatan yang masih sangat timpang.

Seperti halnya pada wilayah Dusun Mattirobaji mayoritas mata

pencaharian tukang/buruh, pedagang dan petani. Mata pencahariaan Dusun

mattirobaji yang berjumlah 1377 jiwa diawal tahun 2016 ini sebagian besar adalah

tukang/buruh 14,96%, selanjutnya adalah pedagang 10,23% dan terakhir adalah

petani 8,06%,wilayah Dusun Kampung Parang Desa Panciro sampai awal tahun

2016 jumlah penduduk Dusun Kampung Parang adalah 1672 jiwa dan mempunyai

mata pencaharian pokok yakni tukang dan buruh sebesar 15,01%,pedagang

sebesar 8,19%,dan petani6,81%, selebihnya pengusaha, PNS/POLRI 4,45%,

pegawai kontrak/swasta sebesar6,04%. Selanjutnya Dusun Bontoramba dapat

dilihat bahwa sampai awal tahun 2016 jumlah penduduk Dusun Bontoramba

adalah 2242 jiwa dengan mata pencaharian yang bermacam-macam dan mata

pencaharian yang paling tinggi adalah tukang/buruh yaitu 15,16 %, di susul

pedagang 8,87 %, wiraswasta 7,76 %, petani 5,26 %.

Dari perincian tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa masyarakat

Dusun Bontoramba yang bermata pencaharian tukang/buruh paling tinggi disusul

dengan pedagang/wiraswasta, hal ini dikarenakan bahwa di wilayah Dusun

tersebut tidak ada wilayah pertanian karena terletak ditengah-tengah wilayah Desa

Panciro. Dan yang terakhir yaitu Dusun Bontoramba Selatan yang paling banyak

bermata pencaharian tukang/buruh yakni 22,78 % selanjutnya pedagang 12,71 %,

petani 8,51% selebihnya adalah pengusaha dan pegawai

negeri/TNI/POLRI/pegawai swasta yakni 3,98 %, 1,55 % dan 3,85 %.`

Bila dilihat dari menurut jenis kelamin sampai awal 2016 setiap usun-

dusun berdasarkan data yang ada di desa hingga awal tahun 2016 adalah Dusun

Mattirobaji dengan jumlah KK 352 dengan jumlah penduduk jenis kelamin laki-

laki sebanyak 697 dan perempaun sebanyak 680, Dusun Kampung Parang dengan

Page 40: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

29

jumlah KK 404 dengan jumlah penduduk jenis kelamin laki-laki sebanyak 844

dan perempuan 828, selanjutnya Dusun Bontoramba dengan jumlah KK 524

dengan jumlah penduduk jenis kelamin laki-laki sebanyak 1161 dan perempuan

725, dan terakhir Dusun Bontoramba Selatan dengan jumlah KK 378 dengan

jumlah penduduk jenis kelamin laki-laki sebanyak 754 dan perempuan 725. Dari

hasil data maka rekapitulasi jumlah penduduk Desa Panciro sebagai berikut :

Kepala Keluarga (KK) sebanyak 1658 KK, laki-laki sebanyak 3456 jiwa,

perempuan 3314 jiwa dan jumlah keseluruhan yaitu 6770 jiwa.

Page 41: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

30

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Unsur pemuda terlibat mengkonsumsi narkoba

Penggunaan narkoba dikalangan pemuda di era industri 4.0 saat ini

membuat narkoba begitu terkesan menjadi mudah untuk digapai dan dijangkau

oleh tia p kalangan yang ada. Era industri 4.0 yang berkembang pesat sehingga

menjadikan dunia terasa tidak mempunyai batas yang membuat pergerakan barang

maupun jasa serta suatu kegiatan desiminasi informasi menjadi semakin mudah

untuk dilakukan. Termasuk juga dengan adanya narkoba yang bisa diedarkan ke

berbagai belahan dunia, kota, maupun sampai pelosok tak terkecuali di Kelurahan

Panciro kabupaten Gowa.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti dilapangan yang dapat

diolah menjadi hasil penelitian. Hasil obsertvasi dilapangan peneliti melihat

seorang pemuda yang berinisial ZK menggunakan narkoba di tempat mereka

sering berkumpul bersama teman-teman yang dimana pemuda tersebut

mengkonsumsi narkoba dengan cara membakar dan menggunakan alat-alat yang

dipakai untuk mengkonsumsi narkoba. ( observasi,30 November 2020)

Dengan adanya pemuda yang mengonsumsi narkoba sehingga peneliti

semakin penasaran melakukan obsevasi, apakah pemuda tersebut hanya sekali

saja mengonsumsi narkoba. Padahal yang kita tahu bersama narkoba tersebut

dapat merusak psikis pemuda tersebut. Hasil temuan peneliti pada hari Rabu

peneliti kembali melihat pemuda tersebut tak henti-hentinya mengonsumsi

narkoba yang bukan hanya satu sampai dua kali saja tetapi pemuda tersebut sering

bahkan hampir berkali-kali mengkonsumsi narkoba (observasi,2 Desember 2020)

Terdapat pula wawancara yang telah dilakukan sendiri peneliti dilapangan

hasil wawancara tersebut kemudian mampu di pertegas oleh informan.

ZK Mengatakan bahwa:

“saya mengkonsumsi narkoba itu waktu saya sudah lulus

SMA, waktu SMA saya hanya coba minum obat-obatan

seperti tramadol, tetapi akibat pergaulan saya yang cukup

30

Page 42: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

31

bebas akhirnya saya mencoba mengkonsumsi narkoba dan

akhirnya saya kecanduan untuk terus menggunakannya

“{observasi,02 Desember 2020)

Dari hasil wawancara diatas dimana pemuda tersebut hanya mengkonsumsi

obat-obatan seperti tramadol; dan obat-obatan yang lainnya. Akan tetapi akibat

pergaulan yang cukup bebas akhirnya dia juga mencoba mengkonsumsi narkoba

sampai akhirnya kecanduan dengan narkoba.

Selain rasa ingin tahu mengonsumsi narkoba, pemuda tersebut

mengonsumsi narkoba karena faktor lingkungan. Kemudian mampu di pertegas

oleh informan ZK mengemukakan bahwa:

“Oh iye kak mungkin karna pengaruh lingkungan juga

karena ada temanku yang nasuruhka cobai jadi kucobami

juga kak jadi kecanduan ma kak sampai sekarang”

(Observasi,02 Desember 2020)

Dari hasil wawancara diatas dapat di simpulkan bahwa pemuda tersebut

hanya menerima ajakan dari temannya dan akhirnya pemuda tersebut kecanduan

sampai sekarang.

Dengan adanya berbagai unsur yang peneliti lihat dilapangan salah satunya

dampak lingkungan. Maka peneliti kembali melakukan wawancara dengan teman

pemuda pengonsumsi narkoba dengan mengatakan bahwa:

“Anu kak eee ndaji kak krna kalau kumpul-kumpul maka

juga sama temanku rata-rata semua temanku pakemi jadi

penasaranka juga jadi kucobami juga kak jadi kecanduanma

kuajak tommi temanku untuk cobai” (observasi,03 Desember

2020)

Dari hasil wawancara dengan teman ZK dapat ditarik kesimpulan bahwa

NM hanya penasaran dan juga diajak oleh temannya ketika kumpul bersama dan

kemudian NR juga mengajak teman yang belum mengonsumsinya dan temannya

pun merasakan sensasi dari mengkonsumsi narkoba.

Hal senada disampaikan pula oleh temannya yang berinisial BD yang

mengatakan bahwa:

“Tidakji kak untuk senang-senangji kalau nonkrongka sama

teman-temanku kak,kah saya kak pertamanya diajak tonja

jadi sampai sekarang ma kak,baru ini juga temanku yang

Page 43: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

32

ajaka na bilang supaya gaulki bede kak”(observasi,03

Desember 2020)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa BD mengonsumsi

narkoba hanya untuk bersenang-bersenang dengan teman tongkrongannya.dan

akhirnya sampai sekarang dia kecanduan dan untuk terlihat lebih gaul atau

percaya diri di depan teman-temannya.

Dari hasil wawancara kedua teman ZK,peneliti melanjutkan wawancara

dengan keluarga ZK untuk mengetahui apa unsur sehingga ZK mengonsumsi

narkoba.

“Saya juga pertamanya nak tidak kutauki kalau pakei

begituan,lama pi itu nak baru kutauki bilang pake ki paeng

narkoba kah temannya pi juga tanyaka, baru kalau kularangi

mengamuki sembarang na banting itumi saya pasrah mamika

nak”(observasi,04 Desember2020)

Dari pemaparan bapak SL selaku orang tua dari ZK dapat disimpulkan

bahwa bapak SL tidak mengetahui anaknya terjerumus di lembah hitam narkoba

dan jika bapak SL menasihati ZK. ZK tidak menerima nasihat bapak SL.

3. Dampak sosial pecandu narkoba

Di Kelurahan Panciro pemuda yang mengonsumsi narkoba tentunya

memiliki berbagai dampak, baik dilingkungan keluarga maupun dilingkungan

masyarakat. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti.

Peneliti melihat bahwa dikeluarga pemuda yang mengonsumsi narkoba sering

melakukan konflik antara anak dan orang tua bahkan sewaktu-waktu tak jarang

anak tersebut menghamburkan barang yang ada dirumah. (observasi)

Keesokan harinya oemuda tersebut ketika mengkonsumsi narkoba dan

kehilangan kesadaran diri sehingga pemuda tersebut berkonflik dengan pemuda

yang lain dan tak jarang pemuda tersebut melempar batu ke rumah warga.(

observasi)

Terdapat pula wawancara yang telah dilakukan sendiri peneliti dilapangan

hasil wawancara tersebut kemudian mampu di pertegas oleh informan.

SL mengatakan bahwa:

Page 44: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

33

“ Itu nak, kalau sudah mengkonsumsi narkoba sampai di

rumah tidur terus na kerja baru kalau bangun mi na kasi

hamburmi semua barang-barang kalau di tegur pasti

marah”(observasi,05 Desember 2020)

Dari pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemuda tersebut

ketika sudah mengkonsumsi narkoba dan kembali kerumah dia melakukan hal-hal

yang tidak sepantasnya dilkakukan misalnya memecahkan barang-barang yang

ada dirumahnya.

Adapun wawancara den gan masyarakat sekitar yang mampu dipertegas

oleh ibu YN.

Ibu YN mengungkapkan bahwa:

“Oh iye nak,itu ZK kalau pulangmi dirumahnya biasa ku

dengarki berkelahi sama bapaknya,baru besar sekali itu

suaranya,jadi kita ini tetangga kagetki juga kalau di

dengarki,ka biasa itub ZK,na banting-banting itu barang-

barang di rumahnya. Baru kalau di tanya sama bapaknya

bilang berhenti mako itu narkoba,marah-marahki itu ZK. Jadi

pasrahmi kayaknya bapaknya itu dek”(observasi,06

Desember 2020)

Dari hasil pemaparan daiatas dapat di simpulkan bahwa Zk ketika

pulang kerumah dia sering bercekcok dengan keluarganya sampai terdengar

kerumah tetangga. Dan ketika ZK dilarang untuk tidak menggunakan

narkoba lagi tak jarang iya menghamburkan barang-barang yang ada di

rumahnya.

A.Pembahasan Hasil Penelitian

1.Unsur Pemuda terlibat mengkonsumsi narkoba

Permasalahan narkoba di Indonesia masih merupakan sesuatu yang bersifat

urgent dan kompleks. Dalam kurun waktu satu dekade terakhir permasalahan ini

menjadi marak. Terbukti dengan bertambahnya jumlah penyalahguna atau

pecandu narkoba secara signifikan, seiring meningkatnya pengungkapan kasus

tindak kejahatan narkoba yang semakin beragam polanya dan semakin masif pula

jaringan sindikatnya.

Page 45: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

34

Dampak dari penyalahgunaan narkoba tidak hanya mengancam

kelangsungan hidup dan masa depan penyalahgunanya saja, namun juga masa

depan bangsa dan negara, tanpa membedakan strata sosial, ekonomi, usia maupun

tingkat pendidikan. Sampai saat ini tingkat peredaran narkoba sudah merambah

pada berbagai level, tidak hanya pada daerah perkotaan saja melainkan sudah

menyentuh komunitas pedesaan.

Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah.

Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat

narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saja dari

bandar narkoba yang senang mencari mangsa didaerah sekolah, diskotik, tempat

pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan geng. Tentu saja hal ini bisa membuat

para orang tua, ormas, pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu

meraja rela.

Masalah penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah sangat

memprihatinkan. Hal ini disebabkan beberapa hal antara lain karena Indonesia

yang terletak pada posisi di antara tiga benua dan mengingat perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, maka pengaruh globalisasi, arus transportasi yang

sangat maju dan penggeseran nilai materialistis dengan dinamika sasaran opini

peredaran gelap narkoba. Kekhawatiran ini semakin di pertajam akibat maraknya

peredaran gelap narkotika yang telah merebak di segala lapisan masyarakat,

termasuk di kalangan generasi muda. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap

kehidupan bangsa dan negara pada masa mendatang.

Perilaku sebagian remaja yang secara nyata telah jauh mengabaikan nilai-

nilai kaidah dan norma serta hukum yang berlaku di tengah kehidupan masyarakat

menjadi salah satu penyebab maraknya penggunaan narkoba di kalangan generasi

muda. Dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat masih banyak

dijumpai remaja yang masih melakukan penyalahgunaan narkoba.

Berkembangnya jumlah pecandu ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor

dalam dan luar diri sendiri. Faktor penentu dalam diri adalah minat, rasa ingin

tahu, lemahnya rasa ketuhanan dan ketakstabilan emosi. Sedangkan faktor yang

berasal dari luar diri sendiri adalah; gangguan psiko-sosial keluarga, lemahnya

Page 46: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

35

hukum terhadap pengedar dan pengguna narkoba, lemahnya sistem sekolah

termasuk bimbingan dan konseling serta yang terpenting adalah lemahnya

pendidikan agama para siswa sekolah. (Willis, 2008).

Pecandu narkoba menghalangi seseorang untuk mengekpresikan emosi

kemarahan dengan cara yang sehat, secara tidak sadar mereka mengekspresikan

kemarahannya pada orang disekitarnya melalui orangtua maupun pada temannya.

Perlunya menghadapi masalah emosi pada dirinya sendiri tanpa menyalahkan

orang-orang disekitarnya. Pengendalian emosi ini akan membantupara residen

dalam memecahkan dan mencari solusi dalam masalah emosi yang yang

dirasakan.

Menurut Willis (2008: 151) faktor menggunakan narkoba penentu dalam

diri adalah minat, rasa ingin tahu, lemahnya rasa ketuhanan dan ketakstabilan

emosi. Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri sendiri adalah; gangguan

psiko-sosial keluarga, lemahnya hukum terhadap pengedar dan pengguna narkoba,

lemahnya sistem sekolah termasuk bimbingan dan konseling serta yang terpenting

adalah lemahnya pendidikan agama para siswa sekolah. Dari wawancara kepada

tiga residen alasan mereka awalnya hanya coba-coba dan rasa keinginan tahuan

bagaimana rasa menggunakan Napza. Bermula dari ajakan dari teman dan biar

bisa diterima dalam lingkungan pergaulan biar dibilang sebagai anak gaul jadi

tidak enak jika menolak ajakan dari temen yang sudah sering memakai napza

menimbulkan rasa penasaran pada diri para residen untuk merasakan seperti apa

napza itu, sudah beberapa kali menggunakannya menjadikan residen kecanduan.

Dan didukung oleh kurangnya pengetahuan ilmu agama para residen terhadap

Tuhan menjadikan tidak begitu memahami ilmu agama islam dengan baik.

Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak

dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja

akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah

bila masa anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan

hancurlah masa depannya.

Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend

dan gaya hidup, serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua

Page 47: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

36

kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja

untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah

pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja. Masalah

menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular

dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari

pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan

kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan

merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan kehilangan sumber daya

manusia bagi bangsa.

2. Dampak Sosial Pecandu Narkoba

Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif

berbahaya lainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia,

baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran,

suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan

ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis.

Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi

muda dewasa ini kian meningkat Maraknya penyimpangan perilaku generasi

muda tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di

kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi

penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur

syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi

harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan. Sasaran

dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja. Kalau dirata-ratakan,

usia sasaran narkoba ini adalah usia pelajar, yaitu berkisar umur 11 sampai 24

tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa bahaya narkoba sewaktu-waktu dapat

mengincar anak didik kita kapan saja.

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan terlarang.

Sementara nafza merupakan singkatan dari narkotika, alkohol, dan zat adiktif

lainnya (obat-obat terlarang, berbahaya yang mengakibatkan seseorang

mempunyai ketergantungan terhadap obat-obat tersebut). Kedua istilah tersebut

sering digunakan untuk istilah yang sama, meskipun istilah nafza lebih luas

Page 48: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

37

lingkupnya. Narkotika berasal dari tiga jenis tanaman, yaitu (1) candu, (2) ganja,

dan (3) koka. Ketergantungan obat dapat diartikan sebagai keadaan yang

mendorong seseorang untuk mengonsumsi obat-obat terlarang secara berulang-

ulang atau berkesinambungan. Apabila tidak melakukannya dia merasa ketagihan

(sakau) yang mengakibatkan perasaan tidak nyaman bahkan perasaan sakit yang

sangat pada tubuh (Yusuf, 2004: 34)

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,

baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau

perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan

ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997). Narkotika adalah zat atau

obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi

sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya

rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 35 tahun

2009). Narkotika digolongkan menjadi tiga golongan sebagaimana tertuang dalam

lampiran 1 undang-undang tersebut. Yang termasuk jenis narkotika adalah:

Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium

obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.

Tindakan sosial menurut Max Weber adalah suatu tindakan individu

sepanjang tindakan itu mempunyai makna atau arti subjektif bagi dirinya dan

diarahkan kepada tindakan orang lain (Weber dalam Ritzer 1975). Suatu tindakan

individu yang diarahkan kepada bna mati tida masuk dalam kategori tindakan

sosial. Suatu tindakan akan dikatakan sebagai tindakan sosial ketika tindakan

trsebut benar-benar diarahkan kepada orang lain ( individu lainnya). Meski tak

jarang tindakan sosial dapat berupa tindakan yang bersifat membatin atau bersifat

subjektif yang mungkin terjadi karena pengaruh positif dari situasi tertentu.

Bahkan terkadang tindakan dapat berulang kembali dengan sengaja sebagai akibat

dari pengaruh situasi yang serupa atau berupa persetujuan secara pasif dalam

situasi tertentu ( Weber dalam Turner 2000).

Jika di korelasikan dengan tindakan sosial yang dikemukakan oleh Max

Weber yaitu: a.) tindakan rasional bersifat instrumental yang dimana faktor dalam

melakukan interaksi sosial ditujukan untuk mencapai suatu tujuan-tujuan yang di

Page 49: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

38

inginkan misalkan pemuda yang mengkonsumsi narkoba untuk mencapai suatu

tujuan yang diinginkan. b.) tindakan rasional berdasarkan nilai yaitu untuk

mendapatkan nilai dimata teman-temannya. c.) tindakan efektif yaitu actor yang

menggunakan sebuah perasaan misalnya si pecandu mengkonsumsi narkoba

karena perasaan yang ada didalam dirinya misalnya faktor ingin mencoba dan rsa

ingin tahu. d.) tindakan tradisional yaitu si pecandu narkoba sering ikut bersama

teman-temannya yang kebiasaan mengkonsumsi narkoba sehingga dia juga ingin

mengkonsumsi narkoba tersebut.

Page 50: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

39

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Pecandu narkoba adalah seorang penyalahguna narkoba yang telah mengalami

ketergantungan terhadap satu atau lebih narkotik, psikotropika,dan bahan adikitf

lain (narkoba) baik secara fisik maupun psikis. Pecandu pada dasarnya adalah

korban penyalahguna narkotika yang melanggar peraturan pemerintah,dan mereka

adalah warga negara indonesia yang diharapkan dapat membangun negeri ini dari

keterpurukan hampir disegala bidang. Berkaitan dengan masalah penyalahgunaan

narkotika tersebut,di perlukan suatu kebijakan hukum pidana yang memposisikan

pecandu narkotika sebagai korban,bukan pelaku kejahatan. Berkaitan dengan

masalah penyalahgunaan narkotika menjatuhkan pidana bagi anak dianggap tidak

bijak. Akan tetapi, ada sebagian yang beranggapan bahwa pemidanaan terhadap

anak tetap penting dilakukan,agar sikap buruk anak tidak terus menjadi permanen

sampai ia dewasa.

Banyak faktor penyebab terjadinya penyalahgunaan narkoba diantaranya

adalah karena kurangnya kasih sayang serta perhatian dari orangtua dan bergaul

dilingkungan negatif. Kebanyakan penyalahgunaan narkoba terjadi di kalangan

remaja yang orang tuanya memiliki tingkat ekonomi yang mapan.Banyak

orangtua yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan enderung menjadikan materi

dan uang sebagai ekspresi kasih sayang mereka kepada anaknya, padahal uang

dan materi belum tentu cukup untuk memenuhi kebutuhan kasih sayang bagi

anak.

B.SARAN

Sebaiknya orang tua lebih memperhatikan anaknya apalagi jika anak tersebut

sudah beranjak dewasa Karena banyak faktor yang dapat menjerumuskan seorang

anak untuk melakukan hal-hal yang Negatif seperti Narkoba.perhatian orang tua

merupakan hal yang paling utama bagi seorang anak karena terkadang anak

melakukan hal-hal yang tidak di inginkan karena kurangnya kasih sayang yang

didapatkan dari orang tuanya sehingga anak lebih merasa nyaman ketika bersama

temannya yang kadang akan menjerumuskan anak tersebut untuk melakukan

39

Page 51: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

40

tindakan yang tidak diinginkan. Disamping itu pemerntah juga lebih memperketat

penjagaan terhadap barang-barang macam Narkotika yang masuk dan beredar di

Indonesia agar tidak ada lagi kasus Narkotika yang terjadi dinegara kita

khususnya pada anak Remaja karena mereka semualah yang kelak akan menjadi

penerus bangsa kedepannya.

Page 52: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

41

DAFTAR PUSTAKA

Alatas, Husein. 2002. Buku Ajar Nefrologi Anak Edisi 2. Balai Penerbit FKUI,

Jakarta.

Amriel.2008. Rehabilitasi dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Resiliensi

pada mantan pengguna Napsa

Bagong Suyanto dan J. Dwi Narwoko. 2007. Sosiologi Teks Pengantar &

Terapan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Diah Ardiantina. 2016. Kehidupan Remaja Mantan Pecandu Narkoba.

Eka Stianingsih. 2017. Konseling Bagi Pecandu Narkoba. Telaah terhadap Buku

Membantu pemulihan pecandu Narkoba dan keluarganya.

Gani Ali Hafid. 2015. Disparitas Pidana pada Penyalahguna Narkotika

Irvan Bachtiar. 2018. Rehabilitasi Bagi Pecandu Narkoba di Yayasan An-Nur

Balai Pengobatan, Wisma Rehabilitasi K.H Supono Mustajab Kabupaten

Purbalingga

James Schreiber dan Kimberly Asner-Self. 2011. Penelitian Naratif

J. Moleong, Lexy. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya.

Bandung.

Jovenra Aliansyah. 2012. Rehabilitas Mental Terhadap Penyalahgunaan Narkoba

Pada remaja. Studi kasus di Yayasan Madani Helth Care Cipinang Besar

Selatan-Jakarta Timur.

Nugroho. 2011.Penjatuhan Pidana Mati Terhadap Pelaku Pengedar Narkotika.

Prakoso, Djoko. 1987. Kejahatan-kejahatan yang Merugikan dan Membahayakan

Negara. Bina Aksara. Jakarta.

Ritzer, George-Douglas J. Goodman. 2010. Teori Sosiologi Modern. Jakarta:

Kencana Predana Media Group.

Tri Fadly. 2013. Implementasi Rehabilitasi Medik Bagi Penyalahguna Narkotika.

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Page 53: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

42

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 54: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

43

Page 55: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

44

Page 56: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

45

Page 57: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

46

Page 58: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

47

Page 59: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

48

Page 60: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

49

PEDOMAN WAWANCARA

NO RumusanMasalah Pertanyaan

1 Apakah Unsur Sehingga Pemuda Terlibat

Mnegkonsumsi Narkoba?

Kapan dan dimana anda mulai

mengenal dan mengkonsumsi

narkoba?

Mengapa anda tertarik

menggunakan narkoba?

Apakah ada yang mengajak

atau mengajari sehingga anda

tertarik menggunakan narkoba?

Mengapa anda mau

mengkonsumsinya?

Apakah anda tau dimana anak

anda pertama kali

menggunakan narkoba?

2. Bagaimana Dampak Sosial Pemuda

Pecandu Narkoba?

Bagaimna cara anda untuk

menasehati agar tidak

mengkonsumsinya lagi?

Apa dampak yang di timbulkan

setelah mengkonsumsi

narkoba?

Page 61: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

50

Pedoman Observasi

No Hari/Tanggal Tempat/ Kegiatan yang diamati

Deskripsi (Apa yang dilihat dan didengar)

1 Rabu/2/12 Di desa Panciro/ si

pecandu Pada saat itu si pecandu sedang

berada di dalam kamarnya, dan

terdengar ia sedang bermain game

online, tak lama kemudian kakaknya

memanggil untuk keluar dari

kamarnya dan akhirnya si pecandu

tersebut keluar dan

mewawancarainya.

2 Rabu/2/12 Di desa Panciro/ Teman

Saat itu di sebuah tempat

tongkrongan anak muda saya

melihat banyak remaja yang

berkumpul di tempat itu dan

meminta izin untuk mewawancarai

salah satu dari mereka.

Page 62: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

51

3 Kamis/4/12 Desa Panciro/ Orang

Tua

Pada saat itu saya kembali kerumah

si pecandu tersebut untuk

melakukan observasi dan

mewawancarai orangtuanya, dan

pada saat saya mewawancarai

orangtua si pecandu tersebut. Si

pecandu tersebut datang dan

langsung meminta uang untuk

membeli sesuatu.

4 Sabtu/6/12 Didesa Panciro/ tetangga Ketika saya melakukan observasi di salah satu rumah tetangga si pecandu tetangga tersebut sedang melakukan aktivitas membersihkan rumah

Page 63: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

52

Page 64: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

53

Page 65: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

54

Page 66: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

55

Page 67: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

56

Page 68: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

57

Page 69: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

58

Page 70: PECANDU NARKOBA ( STUDI NARATIF 3 PEMUDA DI DESA …

59

RIWAYAT HIDUP

Fiti Anugrah Lahir di Sungguminasa pada tanggal 19

April 1998. Peneliti anak pertama dari tiga bersaudara,

Buah hati dari pasangan Abd.Rahman dengan Rosmina.

Penulis memasuki jenjang pendidikan formal pada tahun

2004 pada Sekolah Dasar Inpres Kalukuang Boka dan

tamat pada tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis

melanjutkan pendidikan di sekolah Menengah Pertama Negeri 1 kalukuang

dan tamat pada tahun 2013. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan

pendidikannya ke Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bajeng Unggulan di

Kabupaten Gowa dan tamat pada tahun 2016.Pada tahun yang sama penulis

melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi tepatnya di Universitas

Muhammadiyah Makassar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sosiologi. Program Strata Satu (SI).