persepsi guru dan siswa terhadap … sejarah dan siswa kelas xi dan xii ips sm a negeri 1 depok yang...
TRANSCRIPT
PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
( STUDI KASUS DI SMA NEGERI 1 DEPOK YOGYAKARTA)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
Ignatius Leonokto
101314013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
( STUDI KASUS DI SMA NEGERI 1 DEPOK YOGYAKARTA)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
Ignatius Leonokto
101314013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Bapak & Ibu tercinta
Bapak Pujiono dan Ibu Plesia Anita,
Mereka adalah orang tua hebat yang telah membesarkan dan mendidikku dengan
penuh kasih sayang. Terima kasih atas pengorbanan, nasehat dan doa yang tiada
hentinya kalian berikan kepadaku selama ini.
Adik- adik tersayang
Marchelus Lenno dan Yosef Onnel Septian.
Terima kasih atas dukungan serta doa kalian, semoga Tuhan Yesus Kristus
membalas kebaikan kalian serta keluarga besar yang telah mengenalkanku arti
sebuah keluarga, sahabat dan arti kebersamaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Kebanggaan Yang Terbesar Bukanlah Tidak Pernah Gagal, Tetapi Bangkit
Kembali Setiap Kali Kita Jatuh
-Confusius-
Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil tetapi kita baru yakin
jika kita telah berhasil melakukannya dengan baik.
-Evelyn Underhill-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
( STUDI KASUS DI SMA NEGERI 1 DEPOK YOGYAKARTA )
Ignatius Leonokto
Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan persepsi guru sejarah
terhadap implementasi Kurikulum 2013, (2) mendeskripsikan persepsi siswa
terhadap implementasi Kurikulum 2013, (3) mendeskripsikan kendala dan solusi
dari guru dalam implementasi Kurikulum 2013, (4) mendeskripsikan kendala dan
solusi yang dialami siswa dalam implementasi kurikulum 2013.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Sampel dalam penelitian ini adalah
guru sejarah dan siswa kelas XI dan XII IPS SMA Negeri 1 Depok yang dipilih
menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui
wawancara dan angket. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif interaktif
Hasil penelitian ini adalah (1) persepsi guru sejarah negatif hal ini
ditunjukkan dengan sosialisasi yang kurang terhadap para guru sejarah,
miskonsepsi guru terhadap kurikulum 2013, guru tidak menggunakan Scientific
Approach. (2) Persepsi siswa negatif hal ini ditunjukkan dengan siswa lambat
menyesuaikan diri, bersifat pasif, tugas yang banyak membuat siswa jenuh , (3)
kendala guru adalah kendala teknis dan non teknis. Solusi kendala teknis adalah
melaporkan kepada pimpinan sekolah, sedangkan solusi untuk non teknis adalah
meminta siswa untuk mencari sumber lain (4) kendala siswa adalah kendala teknis
yaitu penyalahgunaan sarana dan prasarana oleh siswa, komputer masih
mengalami gangguan, kendala non teknis yaitu buku acuan yang kurang. Solusi
untuk kendala teknis adalah melaporkan pada guru, solusi non teknis adalah
membentuk kelompok belajar dan mencari sumber di internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
TEACHER AND STUDENTS PERCEPTION ABOUT CURRICULUM 2013
IMPLEMENTATION IN HISTORY LEARNING
( CASE STUDY AT SMA NEGERI 1 DEPOK YOGYAKARTA)
Ignatius Leonokto
Sanata Dharma University
2016
This study aims to: (1) to describe the perception of history teachers on the
implementation of Curriculum 2013, (2) describe the students' perception of the
implementation of Curriculum 2013, (3) describe the challenges and solutions of
teachers in the implementation of Curriculum 2013, (4) describe the constraints
and solutions experienced by students in the implementation of the curriculum in
2013.
This research is a case study. The sample in this were study were history
teacher and the students of class XI and XII IPS SMA Negeri 1 Depok who
selected using purposive sampling technique. Data collected were through
interviews and questionnaires. Technique data analysis was done descriptively
interactive
The results of this study are: (1) the perception of negative history teacher as
shown by: lack of socialization for teachers of history, misconceptions of teachers
to the curriculum in 2013, teachers do not use Scientific Approach. (2) the
negative perception of students as indicated by: students slowly adjust, passive to,
(3) the constraints of teachers are also technical and non-technical. Solutions
technical problems are reported to the leadership of the school, while a solution
for non-technical are asking students to look for other sources (4) constraints of
students are: technical problem that the misuse of facilities and infrastructure by
the students, the computer is still experiencing interference, obstacles non
technical ie reference books that less. Solutions to technical problems are
reported on teachers, non-technical solution is to form a study group and look for
resources on the internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada TuhanYesus Kristus dan
Bunda Maria, atas berkat, rahmat, perlindungan, dan bimbingan-Nya kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan seluruh rangkaian penelitian dan
penyusunan skripsi dengan judul "Persepsi Guru dan Siswa Terhadap
Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Sejarah Di SMA Negeri 1
Depok Yogyakarta". Adapun penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, di program studi
Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma.
Dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari
keterlibatan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Rohandi, PhD, selaku Dekan FKIP dan Bapak Ig. Bondan Suratno,
S.Pd., M.Si. selaku ketua jurusan JPIPS Universitas Sanata Dharma yang
telah memberikan ijin penelitian kepada penulis.
2. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Sejarah sekaligus dosen pembimbing yang telah membimbing penulis
dengan baik selama penyusunan dan penyelesaian skripsi.
3. Bapak Drs. A. Kardiyat Wiharyanto, M.M., selaku dosen pembimbing
yang telah banyak meluangkan waktu untuk nemberikan motivasi,
bimbingan, dan arahan dengan sabar dan teliti kepada penulis selama
penyusunan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
4. Kedua orang tua tercinta, Bapak Pujiono dan Ibu Plesia Anita yang telah
mendoakan, memberi nasehat, memberikan dukungan baik secara finansial
maupun moral kepada penulis selama menempuh perkuliahan maupun
dalam penyelesaian skripsi
5. Kedua adik tercinta, Marchelus Lenno dan Yosef Onnel Septian yang
selalu mendoakan dan memberikan semangat pada penulis
6. Saudari Alvita Kartika Astari Pariadi yang selalu mendoakan, membantu,
memberikan motivasi, kritik, saran, kebersamaaan serta mendukung
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Teman-teman Pendidikan Sejarah angkatan 2010 yang telah membantu
memberikan motivasi dan dukungan selama penulis menempuh studi di
Pendidikan Sejarah.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih
atas doa dan bantuannya dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun skripsi ini.
Penulis berharap semoga apa yang tertulis dalam skripsi ini dapat berguna bagi
pembaca
Yogyakarta, 23 Februari 2016
Penulis
Ignatius Leonokto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi
PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................... . ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR .............................................................. ..xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian....................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian..................................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori............................................................................................... 9
1. Persepsi ................................................................................................. 9
2. Kurikulum 2013 .................................................................................... 12
3. Pembelajaran Sejarah ........................................................................... 27
B. Kerangka Pikir........................................................................................... 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 31
B. Bentuk dan Strategi Penelitian .................................................................. 32
C. Sumber Data .............................................................................................. 32
D. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 33
E. Teknik Cuplikan ........................................................................................ 35
F. Validitas Data ............................................................................................ 36
G. Analisis Data ............................................................................................. 38
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Latar .......................................................................................... 41
B. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................................... 45
1. Persepsi Guru Terhadap Implementasi Kurikulum 2013 ..................... 45
2. Persepsi Siswa Terhadap Implementasi Kurikulum 2013 .................... 53
3. Kendala dan Solusi Guru Dalam Implementasi Kurikulum ................. 60
4. Kendala dan Solusi Siswa Dalam Implementasi Kurikulum .............. 61
C. Pembahasan ............................................................................................... 64
1. Persepsi Guru Terhadap Implementasi Kurikulum 2013 .................... 64
2. Persepsi Siswa Terhadap Implementasi Kurikulum 2013 .................. 76
3. Kendala dan Solusi Guru Dalam Implementasi Kurikulum ............... 85
4. Kendala dan Solusi Siswa Dalam Implementasi Kurikulum ............. 89
D. Kendala Penelitian .................................................................................... 89
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................... 91
B. Saran .......................................................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 94
LAMPIRAN ......................................................................................................... 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Penelitian..................................................................................... 31
Tabel 2. Kisi-kisi Wawancara Guru ...................................................................... 34
Tabel 3. Kisi-kisi Angket Siswa ........................................................................... 35
Tabel 4. Tabel Persiapan Siswa dalam mengahadapi Kurikulum 2013 ................ 53
Tabel 5. Tabel Pendapat Siswa Tentang Pembelajaran Sejarah Dengan
Kurikulum 2013 ...................................................................................... 55
Tabel 6. Tabel Metode Mengajar Guru Sejarah .................................................... 56
Tabel 7. Efektifitas Pembelajaran Sejarah Dengan Kurikulum 2013 ................... 58
Tabel 8. Kendala Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah Dengan
Kurikulum 2013 ....................................................................................... 61
Tabel 9. Upaya Siswa Mengatasi Kendala yang dialami ...................................... 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR
Bagan 1. Kerangka Pikir ....................................................................................... 30
Bagan 2. Analisis Data .......................................................................................... 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pertanyaan Wawancara................................................................. 100
Lampiran 2 Pertanyaan Angket ........................................................................ 102
Lampiran 3 Catatan Lapangan 1 ...................................................................... 105
Lampiran 4 Catatan Lapangan II...................................................................... 110
Lampiran 5 Dokumentasi Wawancara ............................................................. 116
Lampiran 6 RPP ............................................................................................... 118
Lampiran 7 Surat Izin Penelitian...................................................................... 137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bila dikaji secara seksama pengertian kurikulum dapat dibagi menjadi dua
bagian yaitu yang pertama sebagai suatu rencana atau bahan tertulis yang dapat
dijadikan pedoman bagi para guru di sekolah dan yang kedua sebagai program
yang direncanakan dan dilaksanakan dalam situasi yang nyata di dalam kelas.1
Jika pada zaman dahulu, pengertian tradisional cenderung membatasi aktivitas
kurikulum terbatas pada kegiatan di ruangan kelas dapat dimaklumi, karena
kegiatan yang dilaksanakan di ruangan kelas masih sejalan dengan setting
kebutuhan masyarakat tradisional yang masih sederhana.
Program pembelajaran masih dinilai memadai untuk memberikan jawaban-
jawaban terhadap kebutuhan-kebutuhan individu atau masyarakat yang ada pada
masa itu. Lain halnya untuk masa sekarang. Pemaknaan kurikulum tradisional
sudah dinilai sangat sempit, sehingga tidak memadai lagi untuk diperhatikan.
Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam pengertian
kurikulum tradisional, maka muncul pengertian kurikulum modern bahwa makna
kurikulum tersebut tidak lagi hanya terbatas pada kegiatan-kegiatan formal seperti
yang dilakukan di ruangan kelas, tetapi makna kurikulum sudah meluas mencakup
kegiatan-kegiatan belajar yang terjadi di halaman dan di luar sekolah.
Artinya, makna kurikulum mencakup keseluruhan kegiatan belajar peserta didik
1 H. Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi,
Jakarta: Quantum Teaching, 2005, hlm.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
yang direncanakan oleh sekolah sepanjang anak didik tersebut masih terikat
dengan lembaga pendidikan yang diikutinya. Hal ini berarti bahwa apa saja
kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh seorang anak apakah itu di sekolah, di
halaman atau di luar sekolah semuanya disebut kurikulum, sepanjang kegiatan itu
masih mempunyai hubungan dengan kegiatan pendidikan yang dikembangkan di
sekolah.2
Dalam sejarah kurikulum yang pernah digunakan di Indonesia ada 9
macam termasuk Kurikulum 2013. Kurikulum pertama yang lahir pada masa
kemerdekaan memakai istilah Leer Plan. Dalam bahasa Belanda, artinya rencana
pelajaran, dan lebih popular ketimbang curriculum yang merupakan istilah
bahasa Inggris . Perubahan kisi-kisi pendidikan lebih bersifat politis, dari orientasi
pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Asas pendidikan ditetapkan
Pancasila.
Kurikulum 1964 yang fokusnya pada pengembangan daya cipta, rasa,
karsa, karya, dan moral. Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok
bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keterampilan, dan jasmaniah.
Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional
praktis.
Pada masa Orde Baru dibuatlah Kurikulum 1968. Kelahiran Kurikulum
1968 bersifat politis karena mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan
sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila
sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran
2 Lias Hasibuan, Kurikulum dan Pemikiran Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada, 2010, hlm
33-34.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.
Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan
faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan
kepada siswa di setiap jenjang pendidikan.
Kurikulum 1975 yang menekankan pada tujuan agar pendidikan lebih
efisien dan efektif. Kurikulum ini adalah kelajutan dari Kurikulum 1968. Metode,
materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI). Pada zaman telah ini dikenal istilah satuan pelajaran, yaitu
rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi:
petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat
pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi.
Kurikulum 1984, kurikulum ini mengusung pendekatan proses. Meski
mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini
juga sering disebut kurikulum 1975 yang disempurnakan. Posisi siswa
ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan,
mendiskusikan, hingga melaporkan, model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).
Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999. Kurikulum ini lebih
pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya terutama kurikulum
1975 dan 1984. Namun, perpaduan tujuan dan proses belum berhasil. Kritik
bertebaran, lantaran beban belajar siswa dinilai terlalu berat., Dari muatan lokal
hinga nasional. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah
masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
lain. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan
agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum setelah itu kurikulum 1994
menjelma menjadi kurikulum super padat. Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998,
diikuti kehadiran Suplemen Kurikulum 1999. Tapi perubahannya lebih pada
menambal sejumlah materi.
Kurikulum 2004 atau biasa disebut Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK). Di dalam kurikulum ini Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi
apakah yang mesti dicapai siswa tetapi, kerancuan muncul bila dikaitkan dengan
alat ukur kompetensi siswa yakni ujian. Ujian akhir sekolah maupun nasional
masih berupa soal pilihan ganda. Bila target kompetensi yang ingin dicapai,
evaluasinya tentu lebih banyak pada praktik atau soal uraian yang mampu
mengukur seberapa besar pemahaman dan kompetensi siswa.
Kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dari
segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga
teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan
yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan
pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah
berada. Hal ini disebabkan Kerangka Dasar (KD), Standar Kompetensi Lulusan
(SKL), Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar (SKKD) setiap mata
pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, seperti silabus
dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) di
bawah koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Kurikulum 2013 mendapat sorotan dari berbagai pihak. Salah satu dari
segi persiapan, Kurikulum 2013 membutuhkan anggaran mencapai 2,5 triliun.
Kurang optimalnya sosialisasi kepada seluruh pelaksana di lapangan membuat
para guru masih banyak yang kebingungan terhadap Kurikulum 2013.3 Selain itu
ada dua hal yang krusial, yaitu masalah guru dan buku. Persoalan guru dirasakan
krusial karena apabila guru tidak siap mengimplementasikan kurikulum baru,
maka kurikulum sebaik apa pun tidak akan membawa perubahan apa pun pada
dunia pendidikan nasional. Sedangkan buku itu vital karena menjadi pegangan
murid untuk belajar.
Pemerintah menganggap kurikulum ini lebih berat dari pada kurikulum-
kurikulum sebelumnya. Guru sebagai ujung tombak implementasi Kurikulum
2013 sedangkan guru yang tidak profesional hanya dilatih beberapa bulan saja
untuk mengubah pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013.4 Selain penguatan
dan pendampingan dalam mengembangkan sikap dan karakter siswa yang
ditekankan dalam Kurikulum 2013.5
Perubahan yang terdapat pada Kurikulum 2013 salah satunya adalah
penggabungan mata pelajaran. Selain itu pemerintah juga berencana menambah
jam pelajaran. Selain itu pemerintah juga berencana menambah jam pelajaran agar
pembelajaran lebih mengedepankan karakter siswa.6 Adanya model pendekatan
3 Ibid., hlm 37 4 Ester Lince Napitupulu, Ujung Tombak Kurikulum Guru yang Selalu Kesepian, dalam A.
Ferry T. Indriatno (eds), Menyambut Kurikulum 2013, Jakarta: PT KompasMedia Nusantara,
2013, hlm. 206-207. 5 Ibid., hlm.190. 6 Loeloek Endah Poerwanti dan Sofan Amri, Panduan Memahami Kurikulum 2013, Jakarta:
PT. Prestasi Pustakakaraya,2013. hlm 282-283.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
dan penilaian baru yaitu pendekatan saintifik dan penilaian autentik menuntut
persiapan guru untuk menerapkan secara konsisten dalam pembelajaran.
Muhammad Nuh sebagai Menteri Pendidikan menegaskan bahwa kurikulum
2013 dirancang sebagai upaya mempersiapkan generasi Indonesia 2045 yaitu
tepatnya 100 tahun Indonesia, sekaligus memanfaatkan populasi usia produktif
yang jumlahnya sangat melimpah agar menjadi bonus demografi dan tidak
menjadi bencana demografi.7
SMA Negeri 1 Depok merupakan salah satu sekolah yang sudah pernah
mengimplementasikan Kurikulum 2013 selama 1 semester khususnya pada kelas
XI dan kelas XII namun setelah itu sesuai kebijakan Anies Baswedan, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan yang baru bahwa sekolah yang belum 3 semester
melaksanakan kurikulum 2013 akan kembali ke kurikulum 2006 atau KTSP.
Dalam penelitian ini peneliti fokus pada sejarah wajib di SMA Negeri 1 Depok.
Peneliti ingin menggali tentang persepsi guru dan siswa terhadap
implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah yang di SMA Negeri
1 Depok dan kendala yang dialami para guru dan siswa, serta solusi yang diambil
untuk mengatasi kendala yang dialami dalam implementasi Kurikulum 2013.
Penelitian ini memiliki relevansi di masa mendatang. Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Anies Baswedan berencana memberlakukan kembali Kurikulum
2013.
7 Mida Latifatul Muzamiroh, Kupas Tuntas Kurikulum 2013 Kelebihan dan Kekurangan
Kurikulum 2013, Kata Pena,2013, hlm. 111-112.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penelitian akan mengacu
pada rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana persepsi guru sejarah terhadap implementasi Kurikulum 2013
dalam mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Depok?
2. Bagaimana persepsi siswa terhadap implementasi pelaksanaan Kurikulum
2013 dalam mata pelajaran sejarah SMA Negeri 1 Depok?
3. Apa saja kendala yang dirasakan oleh guru dalam pengimplementasikan
Kurikulum 2013 serta solusi untuk mengatasi kendala tersebut ?
4. Apa saja kendala yang dirasakan oleh guru dalam pengimplementasikan
Kurikulum 2013 serta solusi untuk mengatasi kendala tersebut?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan tentang :
1. Persepsi guru sejarah terhadap implementasi kurikulum 2013 dalam mata
pelajaran sejarah
2. Persepsi siswa terhadap implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran
sejarah
3. Kendala yang dirasakan oleh guru sejarah serta solusi untuk mengatasi
kendala yang dialami tersebut
4. Kendala yang dirasakan oleh siswa serta solusi untuk mengatasi kendala
yang dialami tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu dari aspek teoretis dan aspek
praktis, yang akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Aspek Teoretis
Pada tataran teoretis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-
manfaat sebagai berikut:
a. Memperluas pengetahuan dan wawasan tentang Kurikulum 2013, baik
yang berkaitan dengan aspek kesiapan manajemen, pelaksanaan,
keunggulan dan kekurangannya.
b. Memberikan informasi berkaitan dengan adanya hambatan atau faktor
penghambat dalam implementasi Kurikulum 2013 khususnya bagi guru
Sejarah dan siswa.
2. Aspek Praktis
Pada tataran praktis penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yang
besar bagi :
a. Kepala Sekolah atau bidang kesiswaan, hasil penelitian ini dapat
dijadikan bahan masukan dalam melakukan pembenahan sehingga
tercipta suasana baru yang lebih kondusif
b. Guru khususnya dalam pembelajaran Sejarah mengetahui usaha yang
perlu dapat dilakukan dalam penerapan konsep Kurikulum 2013.
c. Universitas Sanata Dharma, sebagai bahan kajian keilmuan dan
pengembangan kajian khususnya bidang kebijakan pendidikan
d. Penulis, dapat melatih penulisan karya ilmiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Persepsi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi adalah tanggapan
(penerimaan) langsung dari sesuatu. Proses seseorang mengetahui beberapa
hal melalui panca inderanya. Persepsi adalah proses yang menyangkut
masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi
manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya.
Hubungan ini dilakukan lewat inderanya yaitu indera pengelihatan,
pendengar, peraba, dan pencium.
Bagi seorang guru, mengetahui dan menerapkan prinsip prinsip yang
bersangkutan dengan persepsi sangat penting karena :
1. Makin baik suatu objek, orang, peristiwa atau hubungan diketahui, makin
baik objek, orang, peristiwa atau hubungan tersebut dapat di ingat
2. Dalam pengajaran, menghindari salah pengertian merupakan hal yang
harus dapat dilakukan oleh seorang guru, sebab salah pengertian akan
menjadikan siswa belajar sesuatu yang kelitu atau yang tidak relevan
3. Jika dalam mengajarkan sesuatu guru perlu mengganti benda yang
sebenarnya dengan gambar atau potret dari benda tersebut maka guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
harus mengetahui bagaimana gambar atau potret tersebut harus dibuat agar
tidak menjadi persepsi yang keliru.8
Dalam persepsi ada faktor faktor yang mempengaruhinya yaitu :
1. Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.
Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga
dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung
mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor.
2. Alat indera, syaraf dan susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus, di
samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan
stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak
sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon
diperlukan motoris yang dapat membentuk persepsi seseorang.
3. Perhatian
Untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi diperlukan adanya
perhatian, yaitu merupakan langkah utama sebagai suatu persiapan dalam
rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau
konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu
sekumpulan objek.
Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi individu berbeda satu sama
lain dan akan berpengaruh pada individu dalam mempersepsi suatu objek,
8 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Jakarta : Rineka Cipta, hlm. 102.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
stimulus, meskipun objek tersebut benar-benar sama. Persepsi seseorang atau
kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain
sekalipun situasinya sama. Perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya
perbedaan-perbedaan individu, perbedaan perbedaan dalam kepribadian,
perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi. Pada dasarnya proses
terbentuknya persepsi ini terjadi dalam diri seseorang, namun persepsi juga
dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar, dan pengetahuannya.9
Pada dasarnya proses terbentuknya persepsi ini terjadi dalam diri
seseorang, namun persepsi ini juga dipengaruhi oleh pengalaman, proses
belajar, dan pengetahuannya terhadap sesuatu. persepi adalah kecakapan
untuk melihat, memahami kemudian menafsirkan suatu stimulus sehingga
merupakan sesuatu yang berarti dan menghasilkan penafsiran. Selain itu
persepsi merupakan pengalaman terdahulu yang sering muncul dan menjadi
suatu kebiasaan. Persepsi merupakan suatu proses bagaimana seseorang
menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
dan pengalaman-pengalaman yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk
menciptakan keseluruhan gambaran yang berarti.
setelah individu melakukan interaksi dengan obyek-obyek yang
dipersepsikan maka hasil persepsi dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1. Persepsi Positif : penilaian individu terhadap suatu objek atau
informasi dengan pandangan yang positif atau sesuai dengan yang
diharapkan dari objek yang dipersepsikan atau dari aturan yang ada
9 Ibid, hlm.102.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2. Persepsi Negatif : penilaian individu terhadap objek atau informasi
tertentu dengan pandangan yang negatif, berlawanan dengan yang
diharapkan dari objek yang dipersepsikan atau dari aturan yang ada.
Penyebab munculnya persepsi positif seseorang karena adanya
kepuasan individu terhadap objek yang menjadi sumber persepsinya, adanya
pengetahuan individu, serta adanya pengalaman individu terhadap objek yang
dipersepsikan. Sedangkan , penyebab munculnya persepsi negatif seseorang
dapat muncul karena adanya ketidakpuasan individu terhadap objek yang
menjadi sumber persepsinya, adanya ketidaktahuan individu serta tidak
adanya pengalaman individu terhadap objek yang dipersepsikan dan
sebaliknya. 10
1. Kurikulum 2013
Maurice Dulton mengatakan “Kurikulum dipahami sebagai pengalaman-
pengalaman yang didapatkan oleh pembelajar di bawah naungan sekolah”.11
Sekolah bertanggung jawab dalam memberikan pengalaman pembelajaran
kepada peserta didik. Menurut George A. Beauchamp teori kurikulum secara
konseptual berhubungan erat dengan pengembangan teori dan ilmu-ilmu lain.
Hal-hal yang penting dalam pengembangan teori kurikulum adalah
penggunaan istilah-istilah teknis yang tepat dan konsisten, analisis dan
klasifikasi pengetahuan, penggunaan penelitian-penelitian prediktif untuk
10 Irwanto. Psikologi umum (buku panduan mahasiswa), Jakarta : PT. Prehallindo,2002, hlm.
71. 11 Mudlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dan Bahan Ajar
Dalam Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2012, hlm. 1-2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
menambah konsep, generalisasi atau kaidah-kaidah, sebagai prinsip-prinsip
yang menjadi pegangan dalam menjelaskan fenomena kurikulum.
Beauchamp merangkumkan perkembangan teori kurikulum antara tahun
1960 sampai dengan 1965. Ia mengidentifikasi adanya enam komponen
kurikulum sebagai bidang studi yaitu: landasan kurikulum, isi kurikulum,
desain kurikulum, rekayasa kurikulum, evaluasi dan penelitian, dan
pengembangan teori. Dari semua uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan
teori kurikulum, Beauchamp mengemukakan lima prinsip dalam
pengembangan teori kurikulum, yaitu:
1. Setiap teori kurikulum harus dimulai dengan perumusan (definisi) tentang
rangkaian kejadian yang dicakupnya
2. Setiap teori kurikulum harus mempunyai kejelasan tentang nilai-nilai dan
sumber-sumber pangkal tolaknya
3. Setiap teori kurikulum perlu menjelaskan karakteristik dari desain
kurikulumnya
4. Setiap teori kurikulum harus menggambarkan proses-proses penentuan
kurikulumnya serta interaksi di antara proses tersebut
5. Setiap teori kurikulum hendaknya menyiapkan diri bagi proses
penyempurnaannya.
Kurikulum sebagai bidang studi membentuk suatu teori yaitu teori
kurikulum. Selain sebagai bidang studi kurikulum juga sebagai rencana
pengajaran dan sebagai suatu sistem (sistem kurikulum) yang merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
bagian dari sistem persekolahan. 12 Dari pendapat-pendapat para ahli tentang
pengertian kurikulum, selanjutnya dikenal 3 konsep kurikulum:
Kurikulum sebagai suatu substansi. Suatu kurikulum dipandang sebagai
suatu rencana kegiatan belajar bagi siswa di sekolah, atau sebagai suatu
perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat berarti suatu
dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar
mengajar, jadwal dan evaluasi.
Kurikulum sebagai sistem, yaitu sistem kurikulum. Sistem kurikulum
merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan. Suatu sistem
kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara
menyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, serta upaya dalam
menyempurnakannya.
Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi, yaitu bidang
studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli hukum dan ahli
pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah
mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum.13
Wiliam B. Ragan dalam M. Yamin menjelaskan arti kurikulum yaitu :
all the experience of children for which the school accepts
responsibility. It denotes the result of efforts on the part of
the adult of the community and the nation to bring to the
children finest, most whole some influences thatexist in the
culture.
12 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung. : PT
Remaja Rosdakarya, 2005, hlm. 4. 13 Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis dan Praktis, Bandung : Interes
Media, 2014, hlm. 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
( Kurikulum mencakup semua program dan kehidupan dalam sekolah
termasuk hubungan antara guru dan murid, metode mengajar, dan cara
mengevaluasi ). 14
Menurut David Praff kurikulum adalah seperangkat organisasi
pendidikan formal atau pusat-pusat pelatihan. Definisi dari kurikulum bisa
berupa rencana kegiatan yang berbentuk tulisan dan berisikan tentang
beberapa poin seperti : pengembangan siswa, bahan atau materi apa yang di
ajarkan, alat yang digunakan dalam membantu proses belajar mengajar,
evaluasi terkait pembelajaran dan juga kualitas guru yang diperlukan dan juga
kurikulum dilaksanakan dalam pendidikan yang formal. Penyusunan
kurikulum dibuat secara sistematis dan terstruktur dan juga praktek mendapat
fokus perhatian demi menunjang keberhasilan penerapan kurikulum oleh
lembaga atau sekolah yang merupakan institusi formal tempat diberlakukan
nya kurikulum.15
Undang - Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta tata cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua
dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai
14 M.Yamin, Panduan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan, Yogyakarta : Diva Ress,
2012, hlm. 22-23. 15 Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta : Rineka Cipta, 2010, hlm. 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaran 16
Rumusan yang terdapat di dalam sistem Pendidikan Nasional lebih
spesifik mengandung pokok-pokok pikiran sebagai berikut :
1. Kurikulum merupakan suatu rencana atau perencanaan
2. Kurikulum merupakan pengaturan, yang berarti mempunyai
sistematika dan struktur tertentu
3. Kurikulum memuat isi dan bahan pelajaran, menunjuk pada perangkat
mata pelajaran atau bidang pelajaran tertentu
4. Kurikulum mengandung cara, metode, atau strategi penyampaian
pengajaran
5. Kurikulum merupakan pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajar
6. Kendatipun tidak tertulis namun telah tersirat didalam kurikulum,
yakni kurikulum dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan
7. Berdasarkan butir 6 maka kurikulum sebenarnya adalah suatu alat
pendidikan
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dijelaskan tersebut dapat
disimpulkan bahwa kurikulum merupakan seperangkat rencana pengajaran
yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan dibawah tanggung jawab
lembaga pendidikan.
16 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka
dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah, hlm. 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru yang digunakan pada
tahun ajaran 2013-2014. Kurikulum ini merupakan pengembangan dari
kurikulum yang sudah ada yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK )
maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ).Kurikulum ini
menekankan pada pendidikan karakter dan pengembangan kompetensi berupa
sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik
yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran. Pembelajaran kurikulum ini
lebih bersifat tematik disetiap mata pelajaran nya. Dengan demikian maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa kurikulum ini menekankan pada
keseimbangan kompetensi dan karakter atau dengan kata lain Hard Skill dan
Soft Skill.17
Karena kurikulum 2013 ini berbeda dari kurikulum sebelum nya maka
perlu diadakannya sosialisasi. Sosialisasi kurikulum dilakukan terhadap pihak
yang terkait dalam implementasinya, serta terhadap seluruh warga sekolah,
bahkan terhadap masyarakat dan orang tua peserta didik. Sosialisasi ini
penting terutama agar warga sekolah mengerti tentang kurikulum yang akan
diimplementasikan. Bukan hanya sosialisasi saja tetapi perlu didukung oleh
fasilitas untuk menunjang keberhasilan kurikulum 2013 yaitu laboratorium,
pusat sumber belajar, perpustakaan. Fasilitas dan sumber belajar tersebut perlu
digunakan, dipelihara, dan dioptimalkan sebaik mungkin.18
17 E.Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, hlm. 13. 18 Ibid, hlm. 35.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Implementasi kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum,
dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta karakter peserta
didikdan menuntut guru untuk mengorganisasikan pembelajaran secara
efektif. Sedikitnya terdapat lima hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan
pengorganisasian pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013, yaitu
pelaksanaan pembelajaran, pengadaan dan pembinaan tenaga ahli,
pendayagunaan tenaga ahli dan sumber daya masyarakat, serta pengembangan
dan penataan kebijakan. Implementasi yang efektif merupakan hasil dari
interaksi antara strategi implementasi, struktur kurikulum, tujuan pendidikan,
dan kepemimpinan kepala sekolah. Oleh karena itu, pengoptimalan
implementasi kurikulum 2013 diperlukan suatu upaya strategis untuk
mensinergikan komponen-komponen tersebut, terutama guru dan kepala
sekolah dalam membudayakan kurikulum.19
Pada kurikulum 2006 atau KTSP ditemukan beberapa kekurangan dan
perlu digunakannya kurikulum 2013. Berikut adalah kekurangan KTSP :
1. Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan
fungsi dan tujuan pendidikan nasional
2. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangann
kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif,
keseimbangan soft skills and hard skills, kewirausahaan) belum
terakomodasi di dalam kurikulum
19 Ibid, hlm. 99.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
3. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi
(proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remidiasi
secara berkala20
Selain itu juga dalam hal penilaian kurikulum 2006 atau KTSP belum
dilakukan secara menyeluruh yang hanya menekankan pada aspek kognitif
yang didapat melalui tes tertulis yang diberikan pada siswa, sementara dalam
penilaian kurikulum 2013 dilakukan penilaian menyeluruh mulai persiapan
siswa, proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa. Penilaian ini membantu
guru untuk mengetahui pencapaian siswa yang meliputi sikap, pengetahuan
dan keterampilan.21 Selain itu standar penilaian yang terlampir dalam
Lampiran Permendikbud 104 Tahun 2014 mengisyaratkan bahwa penilaian
yang bisa digunakan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 adalah dengan tes
tertulis, observasi terhadap diskusi, tanya jawab, percakapan, dan penugasan.22
a. Tujuan Kurikulum 2013
Mengacu pada penjelasan UU No 20 Tahun 2003 pasal 35 bahwa
“Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar
nasional yang telah disepakati “ maka salah satu tujuan kurikulum 2013
adalah untuk meningkatkan daya saing dan kemampuan hidup manusia
20 M. Fadillah Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, &
SMA/MA, Yogyakarta : Ar-Ruz Media 2014, hlm 24 21 Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21, Bogor :
Ghalia Indonesia, 2014, hlm 279-280 22 Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104
Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar Dan
Pendidikan Menengah, hlm. 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Indonesia sehingga berkontribusi pada bangsa. 23 Mengingat kurikulum ini
menitikberatkan pada keseimbangan antara kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan, yang nantinya akan membentuk manusia
Indonesia yang mampu menghadapi tantangan ke depan.
Kurikulum 2013 dirancang untuk menghasilkan peserta didik yang
mempunyai produktifitas dan penuh inovasi melalui penguatan sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang terintegrasi. Pengembangan
kurikulum difokuskan untuk pembentukan kompetensi dan karakter
peserta didik. Kurikulum 2013 memungkinkan guru untuk menilai hasil
belajar siswa sehingga mereka mampu untuk mempersiapkan diri untuk
menuju penguasaan kompetensi dan karakter tingkat selanjutnya.24
b. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013
Ada tiga macam landasan pengembangan kurikulum 2013 yaitu secara
filosofis, yuridis dan konseptual
1) Landasan Filosofis
a. Filosofis Pancasila yang memberikan berbagai prisip dasar
dalam pembangunan pendidikan
b. Filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai nilai luhur, nilai
akademik, kebutuhan peserta didik , dan masyarakat.25
2) Landasan Yuridis
a. Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
23 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. hlm. 4-5. 24 E. Mulyasa, op.cit., hlm 65-66. 25 Ibid , hlm. 64.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
b. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
c. Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005
d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standar
Isi.26
3) Landasan Konseptual
a. Relevansi pendidikan ( link and match )
b. Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Karakter
c. Pembelajaran Kontekstual ( contextual teaching and learning)
d. Pembelajaran aktif ( student active learning)
e. Penilaian yang valid, utuh dan menyeluruh
Ketiga landasan pokok tersebut yang menjadi landasan pokok dalam
pelaksanaan kurikulum 2013. 27
c. Karakteristik Kurikulum 2013
1) mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual
dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan
intelektual dan psikomotorik
2) sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa
26 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum 2013; Rasional, Kerangka Dasar,
Struktur, Implementasi, dan Evaluasi Kurikulum, hlm. 30. 27 E.Mulyasa, op.cit., hlm. 64.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat
sebagai sumber belajar
3) mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat
4) memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai
sikap, pengetahuan, dan keterampilan
5) kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci
lebih lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran
6) kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing
elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan
proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang
dinyatakan dalam kompetensi inti
7) kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata
pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).28
d. Model Pembelajaran Kurikulum 2013
1. Discovery Learning
penemuan atau discovery merupakan model pembelajaran untuk
mengembangkan siswa aktif dengan menemukan dan menyelidiki
sendiri, maka hasil yang diperoleh akan bermakna dan tersimpan
dalam memori jangka panjang siswa. Model pembelajaran ini
28 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, hlm 3-4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
membuat para siswa mencari pengetahuan baru sendiri sehingga dapat
berguna bagi siswa.29
2. Inquiry
Model pembelajaran yang mampu menggiring peserta didik
untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inquiry
menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar yang aktif, Guru
wajib menggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan. Guru perlu
memberikan penjelasan, melontarkan pertanyaan, memberikan
komentar, dan saran kepada peserta didik. Guru berkewajiban
memberikan kemudahan belajar dengan menggunakan fasilitas media
dan materi pembelajaran yang bervariasi. Strategi pelaksanaan inquiry
adalah:
1. Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap
materi yang akan diajarkan
2. Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab
pertanyaan, yang jawabannya bisa didapatkan pada proses
pembelajaran yang dialami siswa.
3. Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang
mungkin membingungkan peserta didik
4. Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari
sebelumnya. Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai
29 Hosnan, op.cit,. hlm. 282.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan30
3. Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan
pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga
merancang peserta didik untuk belajar.31 Model pembelajaran ini
sering juga disebut Problem-Based Learning. Adapun langkah -
langkah Problem-Based Learning meliputi :
1. orientasi siswa pada masalah
2. mengorganisasikan siswa untuk belajar
3. membimbing penyelidikan yang dilakukan siswa baik individu
maupun kelompok
4. mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5. menganalisis dan mengevaluasi proyek pemecahan masalah.32
Salah satu prinsip pembelajaran Kurikulum 2013 adalah berpusat
pada peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan
untuk aktif mencari, mengolah, mengkontruksi dan menggunakan
pengetahuan.33 Selain itu juga dalam pembelajaran menggunankan
kurikulum 2013 para siswa diminta untuk mengumpulkan informasi yaitu
salah satunya dengan diskusi.
Beberapa manfaat diskusi adalah : peserta didik memperoleh
kesempatan untuk berpikir, peserta didik dapat berlatih mengeluarkan
30 E.Mulyasa, op.cit., hlm. 234. 31 Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013 ,Yogyakarta : Gava Media,
2014, hlm. 29. 32 Hosnan, op.cit., hlm. 301. 33 Hosnan, op.cit ., hlm. 191.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
pendapat, diskusi dapat menumbuhkan parsitipasi aktif peserta didik,
peserta didik belajar bersikap toleran sementara kelemahan diskusi antara
lain: diskusi terlampau menyerap waktu, peserta didik tidak berlatih untuk
melakukan diskusi dan menggunakan waktu diskusi dengan baik dan
terkadang guru tidak memahami cara-cara melaksanakan diskusi, sehingga
diskusi cenderung menjadi tanya jawab.34
Metode karyawisata dapat dilakukan untuk menunjang
pembelajaran. Metode karya wisata ialah suatu cara menyajikan bahan
pelajaran dengan membawa murid langsung kepada objek yang dipelajari,
dan objek itu terdapat diluar kelas. Didalam hubungannya dengan kegiatan
belajar mengajar, pengertian karyawisata ialah bahwa murid-murid akan
mempelajari suatu objek ditempat mana objek itu berada.35
e. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 memang diharapkan menjadi sebuah kurikulum
yang membawa perubahan pendidikan di Indonesia. Namun tetap saja ada
kelebihan dan kelemahan dari kurikulum 2013 yaitu :
Kelebihan :
a. Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam setiap
pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah
b. Adanya penilaian dari semua aspek meliputi nilai kesopanan, religi,
praktek, sikap dan lain-lain
c. Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah
34 Sagala Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran ,Bandung: Alfabeta, 2010, hlm. 208 –
209. 35 Jusuf Djajadisastra, Metode-Metode Mengajar, Bandung: ANGKASA, 1982 , hlm. 10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
diintegrasikan kedalam semua program studi.
d. Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan
pendidikan nasional
e. Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistic domain
sikap, keterampilan, dan pengetahuan
f. Kurikulum ini sangat tanggap dengan fenomena dan perubahan social
g. Standar penilaian mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi
seperti sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara proporsional
h. Sifat pembelajaran sangat kontekstual
i. Buku dan kelengkapan dokumen disiapkan lengkap oleh pemerintah.
Kelemahan nya :
a. Guru banyak salah paham, karena beranggapan dengan kurikulum
2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas,
padahal banyak mata pelajaran yang harus tetap ada penjelasan dari
guru.
b. guru-guru yang belum siap secara mental dengan kurikulum 2013 ini.
c. Kurangnya keterampilan guru merancang RPP
d. Guru tidak banyak yang menguasai penilaian autentik
e. Terlalu banyak materi yang dikuasai siswa.
f. Beban belajar siswa dan termasuk guru terlalu berat, sehingga waktu
belajar di sekolah terlalu lama.36
36 Imas Kurinasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013 Konsep & Penerapan
Surabaya : Kata Pena, 2014, hlm .33.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
3. Pembelajaran Sejarah
a. Belajar
Muhibbinsyah dalam Sugihartono mengatakan bahwa Belajar
merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam
wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif
permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan
lingkungannya. Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi proses
belajar. Belajar juga dipegaruhi beberapa faktor yaitu :
1. faktor internal: meliputi keadaan jasmani dan rohani siswa
2. faktor eksternal : kondisi lingkungan di sekitar siswa
3. faktor pendekatan belajar : merupakan jenis upaya belajar siswa yang
meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan
kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.37
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.38
Dari pendapat-pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar
adalah proses perubahan seorang individu baik perubahan di bidang
pengetahuan, sikap, kepribadian dan banyak aspek lain yang mengalami
peningkatan akibat belajar.
37 Sugihartono dkk, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta : UNY Press, 2007, hlm. 78. 38 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya , Jakarta: PT. Rineka
Cipta,2010, hlm. 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
b. Pembelajaran
Nasution berpendapat bahwa pembelajaran adalah suatu aktivitas
mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar
yang efektif.39 Warsita dalam Trianto mengatakan bahwa pembelajaran
adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu
kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Sedangkan Corey
berpendapat, pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan
seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta
dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau
menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan
subset khusus dari pendidikan sehingga sangatlah penting bagaimana
pembelajaran menjadi sesuatu yang penting dalam menunjang
pendidikan.40
c. Sejarah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sejarah adalah riwayat
kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi. Sejarah adalah berbagai
bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau yang
di dalam nya juga termasuk tentang fakta-fakta masa lalu dan
39 Sugihartono dkk, op. cit., hlm. 80. 40 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif , Jakarta: Kencana,2009,
hlm.85.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
mempunyai arti bila dihubungkan dan diberi penjelasan yang
menekankan antara proses dan struktur.41
Depdiknas memberikan pengertian sejarah adalah mata pelajaran
yang menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses
perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia dari masa
lampau hingga kini.42
Dari pengertian diatas pembelajaran sejarah adalah perpaduan
antara aktivitas belajar dan mengajar yang di dalamnya mempelajari
tentang peristiwa masa lampau yang erat kaitannya dengan masa kini.
Sejarah merupakan bidang studi yang terkait dengan fakta-fakta dalam
ilmu sejarah namun tetap memperhatikan tujuan pendidikan pada
umumnya.43
B. Kerangka Pikir
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif,inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan peradaban dunia. Berdasarkan tujuan ini maka
Kurikulum 2013 di implementasikan di sekolah, salah satunya di implementasikan
dalam pembelajaran sejarah. Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran
41 Sartono Kartodirdjo, Pengantar Sejarah Indonesia Pergerakan Nasional, dari Kolonialisme
Sampai Nasionalisme, Jakarta : Gramedia, 1990, hlm. 4. 42 Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sejarah untuk
Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Jakarta : Depdiknas, hlm. 1. 43 I Gde Widja, Dasar-Dasar Pengembangan Strategi Serta Metode Pengajaran Sejarah,
Jakarta : Depdikbud, 1989, hlm. 23.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
sejarah tentunya ada permasalahan yang terjadi dan menyebabkan terhambatnya
implementasi itu sendiri.
Dalam impelementasi Kurikulum 2013 terutama pembelajaran sejarah
melibatkan guru dan siswa, tentunya mereka memiliki persepsi tentang
implementasi kurikulum 2013. Persepsi guru dan siswa terhadap implementasi
Kurikulum 2013 merupakan hasil pengamatan melalui pengindraan oleh guru
maupun siswa sehingga dapat memberikan pemahaman terhadap implementasi
kurikulum 2013. Dari penjelasan di atas dapat dibuat kerangka pikir sebagai
berikut :
Bagan 1. Kerangka Pikir
Persepsi
Kurikulum 2013
Pembelajaran Sejarah
Implementasi
Guru dan siswa
Kendala Solusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Depok merupakan tempat dimana
peneliti melakukan penelitian. Sekolah ini berlokasi di Jl. Babarsari, yang
terletak di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dijadwalkan dimulai pada 1 Oktober 2015 hingga 31
Desember 2015, karena penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif,
maka penelitian dapat melebihi batas waktu yang ditentukan. Meskipun
demikian, jadwal penelitian yang telah ditentukan berkaitan erat dengan
keterbatasan waktu dan biaya yang dimiliki oleh peneliti. Pengumpulan data
tidak dilakukan lagi apabila dipandang telah mencukupi.
Tabel 1
Jadwal Penelitian
No Kegiatan Bulan
Agust Sep Okt Nov Des Jan
1 Penyusunan Proposal √ √
2 Perizinan √
3 Pengumpulan Data √
4 Analisis Data √
5 Penulisan Laporan √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
Penelitian ini, menggunakan jenis penelitian studi kasus (case study) yaitu
sebuah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Studi kasus adalah suatu
inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata,
bilamana batas antara fenomena dan konteks tidak tampak secara tegas atau jelas
dan menggunakan berbagai sumber atau multisumber bukti. Studi kasus
memungkinkan peneliti untuk mempertahankan makna dari peristiwa kehidupan
nyata seperti kehidupan seseorang, organisasi, perubahan lingkungan sosial,
hubungan internasional, dan kematangan industri.44
Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian deskripsi adalah karena dengan
penelitian ini mampu memberikan gambaran yang mendalam untuk situasi
tertentu dalam hal ini adalah tentang persepsi guru dan siswa terhadap Kurikulum
2013.
C. Sumber Data
Data penelitian kualitatif diperoleh dari sumber data dengan menggunakan
teknik pengumpulan data yang dapat dikelompokan ke dalam dua kategori yaitu
metode yang bersifat interaktif dan noninteraktif. Teknik interaktif ini terdiri dari
wawancara dan juga pengamatan berperan serta, sedangkan non interaktif
meliputi pengamatan tak berperan serta, analisis isi dokumen dan arsip 45Sumber
data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
44 Robert K. Yin, Studi Kasus Desain dan Metode, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, hlm. 2. 45 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remadja Karya, 1989, hlm.
122.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
1. Hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran sejarah tentang
pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam mata pelajaran sejarah
2. Hasil angket atau kuesioner terhadap siswa tentang pelaksanaan
Kurikulum 2013 dalam mata pelajaran sejarah
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Angket atau Kuesioner
Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui
formulir yang berisi pertanyaan yang diajukan kepada seseorang atau
sekelompok orang untuk mendapatkan jawaban atau informasi penelitian
untuk keperluan sang peneliti.46 Dalam hal ini peneliti menggunakan angket
atau kuesioner semi terbuka yaitu dimana desain kuesioner atau angket ini
memiliki pilihan dan juga diharapkan para responden mengungkapkan alasan
ketika mereka memilih pilihan yang disediakan.
Tabel 2 Kisi-kisi Kuesioner Siswa
No Butir-butir pertanyaan
1 Persiapan dalam menghadapi kurikulum 2013
2 Proses belajar mengajar dengan kurikulum 2013 menyenangkan
atau tidak
3 Metode Pengajaran guru menggunakan kurikulum 2013
4 Persepsi tentang pembelajaran dengan kurikulum 2013
5 Kendala yang dihadapi dalam pembelajaran dengan kurikulum
2013
6 Solusi untuk mengatasi kendala
46 Mardalis, Metode penelitian suatu pendekatan proposal,Jakarta : Bumi Aksara, 2008, hlm.
66.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang yang melibatkan
seseorang yang ingin memperoleh informasi dari orang lain dengan
mengajukan pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.47 Pada tehnik ini
peneliti datang berhadapan muka secara langsung dengan responden atau
subjek yang diteliti. Mereka menanyakan sesuatu yang telah direncanakan
kepada responden. Hasilnya dicatat sebagai informasi yang penting dalam
penelitian.48 Berikut kisi – kisi wawancara yang akan peneliti gunakan :
Tabel 3 Kisi-kisi wawancara guru
No Kisi KisiPertayaan Indikator
Pertanyaan
1 Perencanaan implementasi kurikulum 2013 dalam
mata pelajaran sejarah
Pelatihan SDM
Silabusdan RPP
Modul dan Sumber
Evaluasi
2 Langkah langkah yang dilaksanakan dalam
implementasi kurikulum 2013
3 Perbedaan mendasar dari kurikulum 2013 dan
kurikulum yang sebelumnya
Landasan
Orientasi
Metode
Pengelolaan
4 Efektivitas Kurikulum 2013 dalam pembelajaran
sejarah
5 kendala yang terjadi ketika kurikulum 2013
diimplementasikan dalam mata pelajaran sejarah
6 Solusi dari kendala yang telah ditemukan
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan mempelajari
catatan-catatan mengenai data pribadi responden, seperti yang dilakukan oleh
47 Dedi Mulyana, Metodologi penelitian kualitatif. Bandung : Rosda, 2006 , hlm. 120. 48 Sukardi, op.cit., hlm. 79.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
seorang psikolog dalam meneliti perkembangan seorang klien melalui catatan
pribadinya.49 Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang.50 Sumber dokumen umumnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu
dokumentasi resmi yaitu surat keputusan, surat instruksi, dan surat bukti
kegiatan yang dikeluarkan oleh kantor atau organisasi. serta sumber
dokementasi yang tidak resmi seperti surat nota, surat pribadi.51 Dalam hal
ini peneliti mempelajari tentang RPP dan modul serta contoh soal kurikulum
2013.
E. Teknik Cuplikan
Dalam penelitian kualitatif untuk memperoleh informasi yang mendalam
mengenai fokus penelitian, maka peneliti menggunakan teknik cuplikan
(sampling) yaitu purposive sample atau sampel bertujuan. Teknik purposive
sample adalah sampel yang dipilih bergantung pada tujuan penelitian tanpa
memperhatikan kemampuan generalisasinya.52 Selain itu Teknik Purposive
Sample merupakan pemilihan sampel yang didasarkan pada fokus penelitian
dengan maksud untuk menjaring informasi sebanyak mungkin.53
Dalam hal ini narasumber wawancara adalah guru sejarah di SMA N 1
Depok yaitu Bapak Akhmad Johan dan Bapak Sigit Eko Susanto karena mereka
49 Abdurrahman Fatoni. Metodologi Penelitian dan tehnik Penyusunan Skripsi,Jakarta: PT.
Rinekha cipta, 2006, hlm. 112. 50 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendeketan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),
Bandung : Alfabeta, 2009, cet. IX, hlm. 329. 51 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta : Bumi
Aksara,2003, hlm. 81. 52 Afifudin, Metodologi Kualitatif, Bandung : Pustaka Setia, 2009, hlm. 130. 53 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : Remadja Karya, 1989, hlm. 224.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
merupakan pelaksana dan mengetahui tentang kurikulum 2013 di SMA N 1
Depok terutama dalam pembelajaran sejarah dan responden kuesioner adalah
siswa kelas XI dan XII yang pernah melaksanakan kurikulum 2013.
F. Validitas Data
Penelitian kualitatif adalah salah satu penelitian yang berfokus pada
pemahaman subyek sekitarnya. Wawancara dan observasi adalah salah satu tehnik
yang digunakan untuk melakukan penelitian kualitatif. Metode ini mempunyai
beberapa kelemahan yaitu salah satunya adalah sumber data yang terkadang
kurang kredibel. Untuk menilai keabsahan data maka salah satu cara yang
digunakan adalah triangulasi.
Patton mengatakan bahwa triangulasi adalah salah satu cara pengecekan
kredibilitas dengan membandingkan data terhadap sesuatu yang diluar dari
cakupan data tersebut dan juga mengkonfirmasi data yang telah didapatkan
kepada sumber sehingga data yang ada bisa mendukung untuk keperluan
penelitian.54 Menurut Patton ada 4 macam tehnik triangulasi yang bisa digunakan
untuk memeriksa keabsahan data yaitu:
1. Triangulasi data, yaitu dengan cara mengkonfirmasi data yang telah
didapatkan dengan sumber data dan ahli untuk memastikan tingkat
kredibilitasnya. Dalam penelitian ini peneliti melakukan triangulasi data
dengan mengambil data yang beragam yaitu dari guru dan juga dari
siswa.
54 H.B. Sutopo, Penelitian Kualitatif : Dasar Teori dan Terapannya Dalam Penelitian,
Surakarta : Universitas Sebelas Maret, 2006, hlm. 92.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
2. Triangulasi Metode, yaitu cara peneliti menguji keabsahan data dengan
mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau
metode pengumpulan data yang berbeda. Dalam penelitian ini peneliti
melakukan triangulasi metode dengan membagikan kuesioner pada
siswa dan guru serta mewawancarai siswa dan guru.
3. Triangulasi Peneliti, yaitu hasil penelitian baik data ataupun simpulan
mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya bisa diuji validitasnya
dari beberapa peneliti. Dalam penelitian ini peneliti melakukan
triangulasi peneliti dengan membandingkan penelitian dengan sesama
rekan peneliti karena penelitian ini merupakan penelitian payung.
4. Triangulasi teori, yaitu dalam menguji keabsahan data menggunakan
perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan-
permasalahan yang dikaji, sehingga dapat dianalisis dan ditarik
kesimpulan yang lebih utuh dan menyeluruh. Dalam penelitian ini
peneliti melakukan triangulasi teori dengan menghubungkan temuan
penelitian dengan teori-teori yang berkaitan dengan hasil temuan
penelitian.55
Selain itu bisa juga ditambah dengan Expert Opinion, yaitu dengan meminta
orang yang lebih ahli untuk memberikan bimbingan kepada peneliti agar tetap
mendapat arahan dalam melakukan penelitian, peneliti bisa berkonsultasi dengan
dosennya untuk menyempurnakan hasil penelitiannya. Peneliti menggunakan
55 Denzin K. Denzin dkk, Handbook of Qualitative Research , terj oleh Dariyanto dkk,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, hlm.210.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
triangulasi data dalam penelitian ini dimana peneliti membandingkan hasil
wawancara guru dengan hasil kuesioner siswa.
G. Analisis Data
Analisis data disebut juga pengolahan dan penafsiran data. Analisis data
dimaksudkan untuk merangkai kembali data-data hasil dari observasi, wawancara,
dokumentasi sehingga menjadi sesuatu yang utuh dan menjadi sesuatu yang baru
untuk orang lain.56 Langkah langkah yang perlu dilakukan adalah peneliti melihat
kembali data yang sudah didapatkan agar rencana semula bisa dilanjutkan dan
juga dapat mengembangkan data tersebut sesuai tujuan awal.57
Dalam penelitian kualitatif ada 2 jenis analisis yaitu deskriptif dan
interpretatif. Deskriptif adalah penjelasan apa adanya yang sesuai dengan temuan
peneliti sedangkan interpretatif sendiri lebih mencari sesuatu dibalik yang tampak
atau berusaha mencari sesuatu yang tersembunyi dari sederetan fakta yang
terkuak.58 Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis secara deskriptif untuk
memaparkan temuan yang sudah didapatkan sesuai dengan data yang ada.
Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara kontinyu hingga tuntas.59 Berikut bagan analisis data
yang digunakan :
56 Noeng Muhajir, Metodologi penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996, hlm.104. 57 Donald Ary dkk, Introduction to Research in Education, terj. Arief Furchan, Surabaya :
Usaha Nasional, 1992 , hlm. 475. 58 Andi Mappiare AT, Dasar-dasar Metodologi Riset Kualitatif Untuk Ilmu Sosial dan
Profesi, Malang: Jenggala Pustaka Utama, 2009, hlm. 80 59 Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial,Bandung : PT Refika Aditama, 2009, hlm. 225.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Bagan 2 analisis data
Sumber : Miles dan Huberman, 1992
1. Reduksi Data
Adalah proses penilaian dan juga penyederhanaan atau juga bisa
dikatakan sebagai tahap memilah data yang sudah didapatkan sehingga
apabila ada data yang tidak diperlukan dapat segera di eliminasi.
2. Penyajian Data
Setelah melalui tahap reduksi data tadi maka data yang diperlukan akan
diolah dan sebaiknya peneliti membuat tabel atau semacam skema
sehingga akan terlihat gambaran secara umum tentang apa yang harus
dilakukan oleh peneliti
Pengumpulan Data
Reduksi Data Kesimpulan : Penarikan dan
Verifikasi
Penyajian Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
3. Menarik Kesimpulan (Verifikasi)
Dengan data yang telah dikumpulkan maka peneliti dapat menarik
kesimpulan selama penelitian dilaksanakan dan akan menjadi temuan
baru bagi peneliti berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Latar
Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Depok Kecamatan Depok,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekolah yang didirikan pada
tahun 1977 dengan nama Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sleman beradasarkan
SK Mendikbud RI No. 0478/O/1977. Dengan adanya SK tersebut Kakanwil
Depdikbud Provinsi DI Yogyakarta menunjuk Kepala SMA 6 Yogyakarta untuk
perintis SMA baru tersebut. Pimpinan SMA 6 Yogyakarta pada waktu itu dijabat
oleh Drs Boedihardjo.
Pada bulan Januari 1977, permulaan tahun ajaran 1977, SMA 2 Sleman
mulai menerima pendaftaran siswa baru. Jumlah yang diterima pada saat itu 81
siswa. Jumlah ini cukup untuk memenuhi 2 kelas sesuai dengan jumlah ruang
kelas yang tersedia pada waktu itu, yaitu di ruang selatan gedung induk SMA 6
Yogyakarta. Demi kelancaran pengelolaan pendidikan dan pengajaran, tahun
ajaran 1977 SMA 2 Sleman masih bergabung dengan SMA 6 Yogyakarta, Ini
berarti secara administratif dan edukatif masih di bawah satu pimpinan dengan
SMA 6 Yogyakarta.
Sesuai dengan penerapan kurikulum 1975, kurikulum yang berlaku saat itu,
pada akhir Semester I tahun ajaran 1977 diadakan penjurusan dan terbentuk satu
kelas IPS dan satu kelas IPA. Hari pertama masuk sekolah tahun ajaran 1977,
yaitu Senin 17 Januari 1977 olah Kepala Sekolah ditetapkan sebagai Hari Jadi
SMA 2 Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Pada awal berdirinya SMA 2 Sleman mempunyai 7 orang Guru tetap dan 11
orang guru tiduk tetap yang juga merupakan guru pada SMA 6 Yogyakarta,
Sedangkan karyawan (tenaga) Tata Usaha sebanyak 3 orang. Pada tahun 1997
terjadi perubahan nama dari Sekolah Menengah Atas 2 Sleman menjadi Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Depok.Berkat kerja sama yang baik antara pihak sekolah
dengan orangtua/wali murid berhasil dibentuk susunan pengurus BP3 SMA 2
Sleman periods 1977/1978 yang diketuai oleh bapak Masri Al Rasyid. Untuk
pertama kalinya BP3 telah menyurnbang sarana berupa meja kursi siswa.
Pada bulan Desember 1977 unit gedung baru SMA 1 Depok telah selesai
dibangun. Pada hari Kamis tanggal 5 Januari 1978 unit gedung baru beserta tanah
seluas 6773 m2, diserahkan dari Pimpinan Proyek (Drs.Sunardjo) kepada Drs.
GBPH Poeger selaku Kakanwil Depdikbud Prop. DI Yogyakarta. Dengan
demikian secara resmi SMA 1 Depok telah mulai menempati unit gedung barunya
di Babarsari, Yogyakarta. Saat ini yang menjabat sebagai Kepala Sekolah SMA N
1 Depok adalah Drs.H.Maskur.
SMA N 1 Depok menempati tanah seluas 7939 m2. Terdiri dari 8 unit
bangunan. Kondisi fisik bangunan di SMA N 1 Depok cukup memadai untuk
kegiatan belajar mengajar dan mempunyai tata letak gedung yang efisien.
Terdapat juga fasilitas olahraga seperti lapangan basket dan volley. Adapun
Lapangan Upacara yang cukup luas. Beberapa ruangan yang ada sudah cukup
bagus namun juga masih terdapat ruangan yang kurang pencahayaan sehingga
kurang menunjang kegiatan KBM. Ruang workshop yang biasa digunakan untuk
acara maupun kegiatan KBM, namun harus memesan terlebih dahulu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Gedung yang dimiliki SMA N 1 Depok terdiri dari 26 ruang kelas, 2 ruang
kantor guru, 1 ruang UKS, 1 ruang Perpustakan, 1 ruang lab. Komputer, 1 ruang
musik, langan olahraga dan aula Jumlah siswa SMA N 1 Depok pada tahun ajaran
2014/2015 khususnya kelas XI dan XII adalah 192 siswa.
SMA N 1 Depok memilik Kepala Sekolah bernama Drs. H. Maskur.
Sekolah memiliki 54 tenaga pengajar yang terdiri dari 44 guru tetap, 1 DPK, dan 9
guru tidak tetap. Hampir 90% tenaga pengajar adalah lulusan kependidikan
dengan jenjang S1 serta terdapat 2 tenaga kependidikan dengan pendidikan
jenjang S2. Masing-masing guru mengajar satu Mata Pelajaran. Guru pengajar
disediakan oleh dinas pendidikan kabupaten sesuai kebutuhan sekolah.
Mayoritas guru-guru di SMA N 1 Depok berada di umur 40 tahun sampai
50 tahun dan dalam keadaan yang mapan sehingga agak sulit untuk menerima
perubahan – perubahan kebijakan terutama tentang kurikulum.
Penerimaan siswa baru tahun ajaran 2014/2015, SMA Negeri 1 Depok
menerima siswa SMP dengan jumlah nilai ujian terendah 34,85. Sementara yang
paling tertinggi adalah 38.35. Apalagi dengan kegiatan ekstrakurikuler yang
akademis maupun non akademis. Adapun kegiatan non akademis meliputi :
pramuka, Cheerleading, bola basket, bola voli, sepak bola, baca tulis Al Quran,
KIR, paduan suara, karate, bahasa Jepang dan jurnalistik. Sementara
ekstrakulikuler yang akademik adalah: Kegiatan pengayaan Bahasa Inggris bagi
kelas X, XI, dan XII, Kegiatan Lab. Komputer, Pembinaan kegiatan Olimpiade
Sains, Kegiatan Lab. Bahasa, Kegiatan Lab. IPA meliputi Fisika, Kimia dan
Biologi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Beberapa prestasi yang pernah didapatkan SMA N 1 Depok adalah Juara 1
Putra lomba lari tingkat Provinsi DIY pada tahun 2008, Juara 3 olimpiade
ekonomi tingkat nasional tahun 2009, juara 1 lomba lari cepat 100 meter tingkat
Kabupaten Sleman tahun 2008, juara 1 lomba akademik tingkat Provinsi DIY
tahun 2009, juara 3 lomba cipta lagu dan pembuatan jingle tingkat Provinsi DIY
tahun 2009, dan juga juara 1 lomba Adzan tingkat Kabupaten Sleman tahun 2010.
Visi dan misi Sekolah SMA N 1 Depok menjadi fokus orientasi terhadap
seluruh sistem dan program pendidikan SMA N 1 Depok di adalah sebagai
berikut:
1. Visi
Berprestasi Tinggi, Berkepribadian dan Kreatif
2. Misi
a. Melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien
b. Melaksanakan pembinaan iman dan taqwa warga sekolah
c. Mengembangkan manajemen kelembagaan berdasarkan MPMBS
d. Membina minat dan kreatifitas siswa
SMA N 1 Depok adalah salah satu sekolah yang melaksanakan kurikulum
2013 pada awal tahun 2014, namun pada akhirnya ketika kebijakan yang
dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang baru yaitu Anies
Baswedan bahwa sekolah yang baru menerapkan kurikulum selama 1 semester
harus kembali menggunakan kurikulum KTSP, maka SMA N 1 Depok
menggunakan kembali kurikulum KTSP yang sebelumnya pernah mereka
gunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Berdasarkan data - data yang di dapatkan oleh peneliti , maka hasil akan
dijabarkan dalam 4 bagian yaitu : persepsi guru terhadap implementasi kurikulum
2013, persepsi siswa terhadap implementasi kurikulum 2013, dan kendala yang
dialami oleh guru serta solusinya, dan dan kendala yang dialami oleh siswaserta
solusinya,yang mana bagian hasil angket akan disertai dengan tabel dan alasan
nya. berikut penjelasan dari hasil penelitian :
1. Persepsi guru terhadap implementasi kurikulum 2013
a. Perencanaan implementasi kurikulum 2013 dalam mata pelajaran sejarah
Tentang perubahan kurikulum dari kurikulum KTSP ke kurikulum
2013, Pak Johan mengatakan tidak masalah namun banyak hal yang
harus dipersiapkan ketika sebuah kurikulum berubah. (CL 1) Berkaitan
dengan perubahan kurikulum Pak Sigit mengungkapkan hal yang senada
bahwa tidak menjadi masalah jikalau ada perubahan kurikulumhal itu
bukanlah masalah.(CL 2)
Berkaitan dengan mengapa kurikulum sebelumnya harus diganti
Pak Johan mengatakan bahwa itu adalah kewenangan dari pembuat
kebijakan dalam hal ini adalah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
karena idealnya kurikulum itu direvisi setiap 10 tahun sekali. Hal senada
diungkapkan oleh Pak Sigit tetapi sebaiknya pembuatan kurikulum
seharusnya melibatkan para guru di sekolah sehingga bisa diterapkan di
sekolah dan namun pada kenyataan nya Kurikulum 2013 menjadi sesuatu
yang bagus namun tidak mampu untuk dilaksanakan..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tentang harapan pemerintah dengan perubahan kurikulum, Pak
Sigit dan mengatakan bahwa keinginan pemerintah adalah supaya terjadi
peningkatan dalam kualitas pendidikan dan hal itu cukup bagus terutama
dalam hal prinsip yang membuat para peserta didik menjadi berpikir
analitis.(CL2)Hal yang sama juga diungkapkan oleh Pak Johan. Pak
Johan mengatakan bahwa pemerintah mempunyai harapan yang baik
dengan perubahan kurikulum karena untuk peningkatan kualitas peserta
didik.(CL 1)
Tentang persiapan terutama diklat (pendidikan dan pelatihan) Pak
Johan mengatakan bahwa diklat yang didapatkan belum cukup karena
pelaksanaan diklat dilakukan bersamaan dengan berjalannya kurikulum
2013 sehingga membuat para guru kebingungan dalam menerapkannya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Pak Sigit bahwa diklat hanya 2 sampai
3 kali dan tutor atau pembimbing diklat mereka belum memiliki
kesamaan persepsi tentang kurikulum 2013.
Berkaitan dengan langkah penyusunan rpp dalam kurikulum 2013,
Pak Johan mengatakan bahwa dalam penyusunan rpp kurikulum 2013
ada yang berbeda dari KTSP yaitu adanya kompetensi inti, karena
kompetensi inti tidak terdapat dalam rpp KTSP dan ada contoh dari
pemerintah yang bisa digunakan sebagai pedoman untuk membuat
rpp.(CL 1) Sementara itu Pak Sigit lebih menyoroti tentang format
penilaian karena format penilaian di rpp Kurikulum 2013 lebih rinci
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dibandingkan di kurikulum KTSP terutama penilaian afektif yang
memiliki banyak sub.(CL 2)
Untuk modul dan sumber Pak Johan mengatakan bahwa dalam
kurikulum 2013 ada buku pegangan siswa dan guru tetapi khususnya di
SMA N 1 Depok yang ada hanya ada buku sejarah wajib untuk kelas 10
bukan sejarah peminatan (CL 1).Pernyataan yang berbeda diungkapkan
oleh Pak Sigit menjawab untuk masalah modul dirinya mendapat dua
modul untuk dinilai tetapi ada satu modul yang tidak sesuai karena ditulis
oleh pemerhati dan pecinta sejarah bukan oleh ahli yang berkompeten di
bidang sejarah. (CL 2)
Terkait dengan masalah evaluasi yang digunakan Pak Johan
mengatakan bahwa beliau menggunakan evaluasi berupa penilaian yang
tercantum dalam kurikulum 2013 sehingga guru bisa menggunakan poin
– poin yang ada dalam format penilaian tersebut(CL 1). Hal senada juga
diungkapkan oleh Pak Sigit bahwa evaluasi yang digunakan adalah
penilaian yang terdapat pada format penilaian Kurikulum 2013 karena
sudah cukup lengkap sub yang ada dalam lembar penilaian yang memuat
banyak aspek penilaian.
Terkait untuk penyusunan evaluasi yang dilakukan terutama untuk
melihat seberapa jauh pencapaian siswa Pak Johan mengatakan bahwa
pada dasarnya untuk penyusunan evaluasi di aspek kognitif sama dengan
KTSP yaitu dengan pre test dan post test hanya bagian penilaian afektif
dan psikomotorik saja yang berbeda.(CL 1) Pak Sigit memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
pernyataan yang senada bahwa hanya hampir sama penyusunannya dan
sebagai contoh dengan metode diskusi. Indikator yang yang digunakan
untuk melihat pencapaian siswa adalah dengan melihat siswa tersebut
aktif bertanya dan aktif menjawab sehingga dari penilaian itu dibuat
pemetaan tentang keadaan siswa.(CL 2)
b. Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam implementasi kurikulum 2013
Berkaitan dengan langkah–langkahyang digunakan di dalam
pembelajaran sejarah Pak Johan mengatakan bahwa hal itu tergantung
kondisi siswa karena tidak semua metode yang ada dalam Kurikulum
2013 dapat di ikuti oleh para peserta didik, banyak hal yang membuat
peserta didik belum bisa sepenuhnya untuk mengikuti dikarenakan
karena buku penunjang selain buku pegangan wajib belum tentu ada di
perpustakaan sekolah dan juga para siswa yang terlalu lama
menggunakan kurikulum KTSP dan ketika terjadi perubahan kurikulum
KTSP ke Kurikulum 2013 mereka belum siap dengan perubahan pola
pembelajaran yang digunakan dalam Kurikulum 2013 (CL 1).
Hal senada juga diungkapkan oleh Pak Sigit bahwa tidak semua
langkah-langkah yang ada di kurikulum 2013 mereka gunakan karena
para siswa belum siap sepenuhnya dengan langkah-langkah dalam
kurikulum 2013 yang berbasis siswa dan guru hanya fasilitator saja, dan
seringkali guru belum mengerti dengan konsep fasilitator akibatnya guru
hanya diam saja di kelas dan membiarkan siswa nya untuk belajar sendiri
tanpa ada bimbingan dari guruoleh karena itu pak Sigit memutuskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
untuk memberikan ceramah agar siswa dapat memahami pembelajaran
sejarah karena dengan menggunakan metode yang dianjurkan oleh
Kurikulum 2013 para siswa belum terbiasa dan masih dalam proses
penyesuaian. Metode ceramah diharapkan membantu para siswa untuk
dapat memahami pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas.(CL 2)
c. Perbedaan mendasar antara kurikulum 2013 dengan kurikulum yang
sebelumnya
Tentang perbedaan mendasar dari segi landasan pelaksanaan Pak
Johan mengatakan bahwa beliau tahu dengan landasan pelaksanaan
kurikulum 2013 dalam peraturan menteri pendidikan namun mengenai
detail tentang peraturan nya beliau mengatakan tidak ingat lagi karena
para guru fokus dengan persiapan implementasinya bukan dengan
landasan pelaksanaan dari Kurikulum 2013.(CL 1). Hal senada juga
diungkapkan oleh Pak sigit yang mengatakan bahwa pernah diberikan
tentang landasan pelaksanaan Kurikulum 2013 namun sama seperti Pak
Johan beliau juga lupa tentang detail dari landasan pelaksanaan
Kurikulum 2013.(CL 2)
Berkaitandengan aspek orientasi Pak Sigit mengatakan bahwa
kurikulum KTSP hanya untuk mencapai KKM saja ( Kriteria Ketuntasan
Minimal ) karena format penilaian belum lengkap seperti penilaian di
Kurikulum 2013 karena itulah maka KTSP orientasinya masih dalam
kognitif semata sementara kurikulum 2013 untuk membuat para siswa
berpikir kritis.(CL 2) Hal senada juga diungkapkan oleh Pak Johan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
bahwa Kurikulum 2013 bertujuan untuk membentuk karakter peserta
didik dan juga membuat siswa mengeksplorasi diri sehingga
pembelajaran siswa semakin lengkap dan hal ini bagus untuk
pengembangan diri para peserta didik. (CL 1)
Untuk metode yang digunakan dalam kurikulum 2013 apakah sama
dengan KTSP Pak Johan mengatakan bahwa sebenarnya yang
diamanatkan oleh kurikulum metode yang digunakan berbeda, namun
karena guru juga dalam tahap belajar maka belum tentu berbeda tetapi
beliau juga mencoba menggunakan metode Inquiry. (CL 1) Hal senada
juga diungkapkan oleh Pak Sigit bahwa metode yang
digunakanterkadang bisa sama atau tidak tergantung dari siswa terkadang
ada kelas yang belum siap sepenuhnya menggunakan metode kurikulum
2013 maka guru harus memberi ceramah dengan durasi agak lama agar
para siswa mengerti karena pada kenyataannya banyak siswa yang belum
mengerti dengan metode yang ada di dalam Kurikulum 2013. (CL 2)
Tentang metode yang paling efektif Pak Johan dan mengatakan
dengan inqury tetapi bisa diubah tergantung pada keadaan di kelas dan
siswa karena dikuatkan oleh ungkapan Pak Johan sebelumnya bahwa
terkadang juga metode yang seharusnya digunakan dalam kurikulum
2013 membuat anak tidak mengerti dengan pembelajaran ( CL 1). Hal
yang agak sedikit berbeda diungkapkan oleh Pak sigit bahwa beliau
menggunakan metode presentasi kepada para siswa dengan memberikan
penugasan kepada siswa namun hasil yang didapat ternyata kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
memuaskan diakibatkan karena ketidakpahaman para siswa dan pada
akhirnya digunakan ceramah bervariasi untuk membuat siswa menjadi
lebih paham. (CL 2)
Dalam hal perbedaan pengelolaan KTSP dan kurikulum 2013
berkaitan dengan penyusunan hingga evaluasi Pak Sigit mengatakan
bahwa hanya berbeda model saja dan pada bagian penilaian yang agak
berbeda karena pada kurikulum 2013 lebih rinci dan detail pada bagian
penilaiannya sementara pada penilaian KTSP siswa yang dirasa sudah
baik cukup diberikan nilai A( CL 2) . Hal senada juga diungkapkan oleh
Pak Johan bahwa tidak terlalu jauh perbedaannya hanya di lembar
penilaian saja yang cukup banyak selain itu tidak terlalu banyak
perbedaan yang mencolok dari keduanya. (CL 1)
Berkaitan tentang kelebihan dan kekurangan kurikulum 2013 Pak
Johan mengatakan bahwa kelebihan dari kurikulum adalah membuat
siswa aktif sehingga para siswa mampu mengembangkan dirinya secara
penuh atau mengaktualisasi diri namun dari segi kekurangan kurikulum
2013 adalah tugas yang banyak pada siswa sehingga para siswa merasa
terbebani karena bukan hanya pelajaran sejarah saja tetapi juga pelajaran
lainnya (CL 1).Sementara Pak Sigit mengatakan kelebihan dari
Kurikulum 2013 adalah membuat siswa berpikir kritis sehingga siswa
mampu membangun pengetahuan nya, dari segi kelemahan beliau
mengatakan bahwa penilaian di dalam Kurikulum 2013 cukup bagus
namunterlalu rumitsehingga sangat sulit untuk dilaksanakan mengingat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
jumlah peserta didik yang cukup banyak selain itu juga adanya
kesalahpahaman dari guru yang sebagai fasilitator sehingga siswa juga
dilepas sendiri dan tidak dibimbing.
Untuk kelemahan kurikulum 2006 atau KTSP Pak Sigitmengatakan
bahwa kurikulum tersebut hanya menekankan pada pencapaian KKM
saja sehingga para siswa tidak diarahkan untuk berpikir lebih kritis
sehingga lebih kental nuansa pngetahuan kognitif dibandingkan dengan
pengetahuan afektif dan psikomotorik dan untuk kelebihan nya adalah
penilaian yang tidak terlalu merepotkan guru sehingga para guru dengan
cepat dapat memberi nilai pada siswa karena pada lembar penilaian
KTSP tidak detail seperti lembar penilaian yang terdapat pada format
penilaian Kurikulum 2013 (CL 2).
d. Efektifitas kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah
Berkaitan tentang efektifitas kurikulum 2013 Pak Johan
mengatakan belum efektif karena penerapan nya yang terlalu mendadak
dan juga para siswa belum siap dengan perubahan kurikulum ini karena
terlalu tiba-tiba dan juga pada SMA N 1 Depok baru berjalan selama 1
semester dan masih banyak kekurangan dari segi diklat dan persiapan
lainnya yang akhirnya membuat para para guru menjadi belum paham
sepenuhnya dengan apa yang akan dilakukan (CL 1).
Hal senada juga diungkapkan oleh Pak Sigit bahwa pembelajaran
sejarah dengan Kurikulum 2013 belum efektif karena pelaksanaan
nyaberdasarkan kebijakan pusat dan pada akhirnya cara belajarnya bukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
berasal dari siswa itu sendiri apalagi baru berjalan selama 1 semester saja
dan belum cukup waktu untuk mengatakan pembelajaran sejarah dengan
Kurikulum 2013 sudah berjalan dengan efektif ( CL 2).
2. Persepsi siswa terhadap implementasi kurikulum 2013
Berdasarkan angket yang disebarkan pada siswa maka didapat hasil
sebagai berikut :
a. Persiapan Siswa Menghadapi Pembelajaran dengan Kurikulum 2013
tentang persiapan mereka dalam menghadapi pembelajaran pada
saat pelaksanaan kurikulum 2013 maka telah didapatkan hasil yang
beragam yang tercantum dalam tabel dan akan diuraikan beserta alasan
para siswa memilih pilihan yang disediakan, adapun tabel nya adalah
sebagai berikut :
Tabel 4
Tabel Persiapan Siswa dalam Mengahadapi Kurikulum 2013
No Kelas Pilihan Angket/kuesioner Persentase %
Ya Tidak Ya Tidak
1 XI IPS 7 20 25,9 74,1
2 XII IPS 3 17 15 85
Pada tabel 4 terlihat bahwa di kelas XI IPS sebanyak 7 orang atau
25,9% yang mengatakan bahwa mereka mempersiapkan diri dalam
menghadapi pembelajaran dengan kurikulum 2013 sementara sisanya
yaitu 20 orang atau 74,1% mengatakan tidak mempersiapkan diri untuk
pembelajaran dengan kurikulum 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Untuk kelas XII IPS jumlah siswa yang mempersiapkan diri untuk
pembelajaran dengan Kurikulum 2013 adalah sebanyak 3 orang atau 15%
dan sisanya 17 orang atau 85% mengatakan tidak mempersiapkan diri.
Dari data diatas siswa yang kelas XI IPS yang mempersiapkan diri
menyatakan bahwa mereka suka dengan kurikulum 2013 dan banyak
mengekplorasi siswa sehingga mereka dapat berkembang dari segi
kognitif, psikomotorik, dan afektif dan siswa yang tidak mempersiapkan
diri mengatakan bahwa mereka tidak siap dan tidak mengerti dengan
pelaksanaan kurikulum 2013 sehingga mereka menganggap bahwa
kurikulum 2013 tidak efisien.
Kelas XII IPS yang mengatakan bahwa mereka ada persiapan
untuk pembelajaran dengan kurikulum 2013 mengatakan alasan yang
sama seperti kelas XII bahwa mereka suka dengan kurikulum 2013 yang
banyak mengekplorasi siswaSementara untuk yang tidak mempersiapkan
diri mereka mengatakan bahwa kurikulum 2013 serba mendadak, tidak
ada sosialisasi, sulit dilaksanakan karena kurikulum 2013 yang siswa
sentris mengharuskan siswa aktif.
b. Pembelajaran Sejarah dengan Kurikulum 2013
Berdasarkan hasil angket yang telah didapatkan peneliti tentang
pembelajaran sejarah dengan kurikulum 2013 maka akan dijelaskan
dalam tabel berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 5
Tabel Pendapat Siswa Tentang Pembelajaran Sejarah dengan
Kurikulum 2013
No Kelas
Pilihan Angket/kuesioner
Persentase % Menyenangkan
Tidak
Menyenangkan
1 XI IPS 11 16 40,7 59,3
2 XII IPS 8 12 40 60
Pada tabel 5 terlihat bahwa di kelas XI IPS sebanyak 11 orang atau
40,7% yang mengatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan kurikulum
2013 menyenangkan sementara 16 orang siswa atau 59,3% mengatakan
pembelajaran sejarah kurikulum 2013 tidak menyenangkan.
Pada kelas XII IPS jumlah siswa yang mengatakan pembelajaran
sejarah dengan kurikulum 2013 menyenangkan adalah sebanyak 8 orang
atau 40% dan sisanya 12 orang atau 60% mengatakan pembelajaran
sejarah kurikulum 2013 tidak menyenangkan. Alasan siswa kelas XI IPS
dan XII IPS yang menyenangi pembelajaran sejarah dengan kurikulum
2013 adalah karena metode yang digunakan dalam pembelajaran sejarah
dengan kurikulum 2013 membuat siswa lebih aktif, dengan sumber yang
tidak terbatas hanya dari buku saja tetapi memanfaatkan teknologi
semisal dengan browsing di internet sehingga ada pembelajaran yang
baru bagi siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Siswa kelas XI yang tidak menyenangi kurikulum 2013 yang
mengatakan bahwa pembelajaran dengan kurikulum 2013 tidak
menyenangkan memiliki alasan yang beragam seperti keluhan tentang
permasalahan jaringan pada saat browsing sehingga menghambat mereka
dalam pembelajaran
Pada kelas XII yang tidak menyenangi pembelajaran dengan
kurikulum 2013 mengatakan bahwa dalam pembelajaran sejarah dengan
kurikulum 2013 yang menuntut siswa untuk mempresentasikan hasil
yang didapat namun dengan frekuensi yang cukup banyak sehingga
membuat siswa agak sedikit bosan.
c. Metode mengajar guru dalam membuat siswa berpikir analitis
`Berdasarkan hasil angket yang didapat oleh peneliti tentang
metode mengajar guru yang membuat siswa berpikir analitis maka akan
dijelaskan berdasarkan tabel berikut :
Tabel 6
Tabel metode mengajar guru yang membuat siswa berpikir kritis
No Kelas Pilihan Angket/kuesioner Persentase %
Ya Tidak Ya Tidak
1 XI IPS 25 2 92,6 7,4
2 XII IPS 15 2 75 25
Pada tabel 6 terlihat bahwa di kelas XI IPS sebanyak 25 orang atau
92,6% yang mengatakan bahwa metode yang digunakan sudah
mengarahkan mereka berfikir analitis sementara sisanya yaitu 2 orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
atau 4,7% mengatakan bahwa metode yang digunakan guru mereka
belum mengarahkan mereka untuk berfikir analitis.
Kelas XII IPS jumlah siswa yang mengatakan bahwa metode yang
guru mereka gunakan sudah mengarahkan mereka berfikir analitis adalah
sebanyak 15 orang atau 75% dan sisanya 2 orang atau 25% mengatakan
metode yang digunakan guru mereka belum mengarahkan mereka
berfikir analitis.
Alasan siswa kelas XI IPS mengatakan bahwa metode yang
digunakan guru mereka sudah mengarahkan mereka berfikir analitis
adalah karena pada pembelajaran sejarah di kurikulum 2013 peran guru
lebih banyak sebagai fasilitator dan membuat siswa berusaha untuk
memecahkan masalah sehingga dari sini para siswa mampu merangkai
pemikiran mereka yang analitis untuk mencari solusi dari permasalahan
yang mereka temukan dalam pembelajaran selain itu juga mereka
mengatakan bahwa cara guru mereka mengajar cukup baik dan enak
sehingga mereka bersemangat dalam menjalankan pembelajaran sejarah
yang merangsang mereka membentuk pemikiran analitis.
Sementara yang mengatakan metode guru mereka tidak
mengarahkan mereka berfikir analitis beralasan bahwa mereka belum
memahami berfikir analitis karena tuntutan materi yang banyak dan
masih memerlukan bimbingan dalam membangun pemikiran analitis
mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Untuk kelas XII yang mengatakan bahwa metode yang guru
mereka gunakan sudah mengarahkan mereka berfikir analitis beralasan
karena pada pembelajaran sejarah yang mereka dapat guru mereka
mengajak siswa untuk berfikir secara global dimana para siswa mampu
mengkonstruksi pengetahuan yang tersirat seperti masalah konspirasi
dalam peristiwa sejarah dan juga karena adanya sesi diskusi yang
membuat mereka bisa bertukar pikiran untuk mendiskusikan sesuatu
sehingga dari kegiatan berdiskusi tersebut mereka mendapatkan ilmu
baru dan merangkai informasi itu sehingga kemampuan mereka berfikir
analitis menjadi terasah.
Sementara yang menyatakan bahwa metode yang guru mereka
gunakan tidak mengarahkan mereka berfikir analitis berpendapat bahwa
guru hanya menjelaskan materi dan siswa hanya diajak berimajinasi dan
para siswa ini berharap adanya kegiatan study tour agar pemikiran
mereka lebih luas dan melatih mereka untuk membangun pemikiran
analitis dengan melihat mereka mampu mengsingkronisasikan teori yang
di dapat di sekolah dengan sesuatu yang konkret yang ada di lapangan.
d. Keefektifan pembelajaran sejarah dengan kurikulum 2013
Tabel 7
Tabel efektifitas pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013
No Kelas Pilihan Angket/kuesioner Persentase %
Ya Tidak Ya Tidak
1 XI IPS 6 21 22,2 77,8
2 XII IPS 4 16 20 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Pada tabel 7 terlihat bahwa di kelas XI IPS sebanyak 6 orang atau
22,2% yang mengatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurikulum
2013 sudah efektif sementara 21 orang atau 77,8% mengatakan bahwa
pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 tidak efektif.
Untuk kelas XII IPS jumlah siswa yang mengatakan bahwa
pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 sudah efektif adalah
sebanyak 4 orang atau 20% dan 16 orang atau 80% mengatakan bahwa
pembelajaran sejarah dengan kurikulum 2013 tidak efektif. Siswa kelas
XI IPS yang mengatakan pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013
sudah efektif beralasan bahwa dengan diberlakukannya pembelajaran
sejarah dengan kurikulum 2013 mereka merasa bahwa nilai mereka lebih
baik dibandingkan ketika mereka menggunakan Kurikulum KTSP dan
juga mereka menyukai cara mengajar guru sejarah sehingga bersemangat
dalam mengikuti pembelajaran.
Sementara siswa yang mengatakan bahwa pembelajaran sejarah
dengan Kurikulum 2013 tidak efektif beralasan bahwa kurangnya
persiapan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 baik dari segi murid
maupun guru dan juga pelaksanaan Kurikulum 2013 yang terkesan
mendadak membuat buku sumber atau modul yang tidak lengkap
menghambat mereka untuk mendapatkan pembelajaran yang efektif.
Sementara untuk siswa kelas XII IPS yang mengatakan bahwa
pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 sudah efektif beralasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
bahwa pengantar dari guru yang menarik dan menimbulkan pertanyaan
yang harus dipecahkan siswa.Untuk siswa yang mengatakan bahwa
pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 tidak efektif mengatakan
bahwa pelaksanaan Kurikulum 2013 yang hanya satu semester membuat
mereka belum mendapatkan hasil yang sesuai dengan kemauan siswa dan
juga masalah terburu burunya pelaksanaan Kurikulum 2013 yang
membagi sejarah menjadi dua yaitu wajib dan peminatan membuat
mereka bingung.
Siswa lain berpendapat bahwa penggunaan teknologi yang
bertujuan untuk mencari materi yang berkaitan dengan pembelajaran
sejarah justru disalahgunakan untuk membuka media sosial yang tidak
berhubungan dengan pembelajaran sejarah. Hal ini tentu membuat tujuan
pembelajaran tidak akan tercapai karena penyalahgunaan fasilitas oleh
siswa.
3. Kendala dan solusi dari guru dalam implementasi kurikulum 2013
Ketika peneliti bertanya tentang kendala yang dialami guru ketika
mengimplementasikan kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah Pak
Johan dan Pak Sigit menjawab bahwa masalah fasilitas dan juga masalah para
guru harus mengerti teknologi untuk menunjang pembelajaran, buku buku
pendukung kurang, serta masalah penilaian yang dirasa terlalu banyak
sehingga menyulitkan guru.
Dari kendala yang telah diungkapkan oleh para narasumber yaitu guru
mereka mengambil beberapa solusi. Pak Johan menjawab Untuk solusi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
pertama masalah fasilitas mereka akan melaporkan keadaan itu pada pihak
sekolah untuk diatasi dan untuk masalah buku buku pendukung kurang dan
juga beliau menyarankan para siswa untuk mengekplorasi sendiri tetapi guru
akan tetap mencari informasi tersebut.
Pak Sigit menjawab untuk penilaian para guru mengaku apabila mereka
sudah tahu mana anak yang baik dan yang tidak tetapi tidak secara detail
sehingga berdasarkan itu guru memberi nilai yang bersifat perkiraan karena
sebelumnya sudah tahu mana yang anak yang baik. Sehingga menjadi kurang
obyektif dan para guru mengakui bahwa mereka kewalahan dengan system
penilaian yang digunakan dalam kurikulum 2013, membuat waktu mereka
habis untuk menilai siswa saja.
4. Kendala dan solusi dari siswa dalam implementasi kurikulum 2013
Berdasarkan hasil angket yang didapatkan oleh peneliti maka untuk
kendala dan solusi implementasi kurikulum 2013 maka dipaparkan sebagai
berikut:
Tabel 8
Tabel kendala yang dialami oleh siswa
No Kelas Pilihan Angket/kuesioner Persentase %
Ya Tidak Ya Tidak
1 XI IPS 19 8 70,4 29,6
2 XII IPS 12 8 60 40
Pada tabel 1.7 terlihat bahwa di kelas XI IPS sebanyak 19 orang
atau 70,4% yang mengatakan bahwa mereka mendapat kendala dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 sementara 8 orang atau
29,6% mengatakan bahwa mereka tidak mendapat kendala dalam
pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013.
Kelas XII IPS jumlah siswa yang mengatakan bahwa mereka
mendapat kendala dalam pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013
adalah sebanyak 12 orang atau 60% dan 8 orang atau 40% mengatakan
bahwa mereka tidak mendapatkan kendala dalam pembelajaran sejarah
dengan kurikulum 2013. Siswa kelas XI IPS yang mengatakan mereka
mendapat kendala berpendapat bahwa banyak informasi yang tidak
terpercaya atau tidak kredibel yang mereka dapat saat menggunakan
internet dalam mencari materi yang berkaitan dengan pembelajaran
sejarah sehingga mereka tidak bisa menggunakan informasi tersebut
dalam pembelajaran,
Siswa lain bependapat bahwa koneksi internet yang kurang stabil
menghambat mereka untuk melakukan eksplorasi yang di tuntut oleh
Kurikulum 2013, dan ada juga yang berpendapat bahwa mereka
kekurangan buku acuan dan sumber dalam menjalankan pembelajaran
sejarah dengan Kurikulum 2013 sehingga menjadi kendala tersendiri
dalam pelaksanaan Kurikulum 2013. Sementara 8 orang siswa yang
mengatakan mereka tidak mendapatkan kendala beralasan bahwa selama
mereka belajar dengan menggunakan Kurikulum 2013 mereka merasa
semuanya berjalan dengan lancar sehingga mereka menikmati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
pembelajaran tersebut. Sementara untuk solusi dari siswa sebagai tindak
lanjut untuk mengatasi kendala yang diperjelas pada tabel 9 berikut :
Tabel 9
Tabel solusi yang diambil siswa untuk mengatasi kendala
No Kelas Pilihan Angket/kuesioner Persentase %
Ya Tidak Ya Tidak
1 XI IPS 19 8 70,4 29,6
2 XII IPS 12 8 60 40
Pada tabel 1.8 terlihat bahwa di kelas XI IPS sebanyak 19 orang
atau 70,4% yang mengatakan bahwa mereka melakukan tindakan untuk
mengatasi kedala yang mereka alami dalam pembelajaran sejarah dengan
Kurikulum 2013 sementara 8 orang atau 29,6% mengatakan bahwa
mereka tidak melakukan tindakan untuk mengatasi kedala yang mereka
alami dalam pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013. Untuk kelas
XII IPS jumlah siswa yang mengatakan bahwa mereka melakukan
tindakan untuk mengatasi kedala yang mereka alami dalam pembelajaran
sejarah dengan Kurikulum 2013 adalah sebanyak 12 orang atau 60% dan
8 orang atau 40% mengatakan bahwa mereka tidak melakukan tindakan
untuk mengatasi kedala yang mereka alami dalam pembelajaran sejarah
dengan kurikulum 2013.
Siswa Kelas XI IPS yang melakukan tindakan untuk mengatasi
kendala yang mereka alami berpendapat bahwa mereka harus lebih
banyak belajar lagi dan juga menyesuaikan diri dengan metode guru yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
bersangkutan agar bisa fokus belajar dan juga ada yang berpendapat
bahwa mereka mencari materi sendiri agar materi yang tidak mereka
dapatkan di sekolah bisa mereka ketahui salah satu contoh nya adalah
dengan mencari via internet atau browsing sehingga mereka bisa
melengkapi pengetahuan mereka yang belum didapat di sekolah.
Para siswa juga mengatakan bahwa mereka meminta soft copy
materi kepada guru sehingga mereka bisa mempelajari lagi dirumah apa
yang sudah di dipelajari di sekolah.
Kelas XII IPS yang melakukan tindakan untuk mengatasi kendala
yang mereka alami mengatakan bahwa solusi yang mereka ambil adalah
bertanya kepada guru tentang materi yang kurang jelas sehingga mereka
mendapat penjelasan yang lengkap dari guru dan memahami materi yang
dipelajari, ada juga yang mengatakan bahwa mereka bertanya kepada
teman yang lebih tahu dan meminta teman mereka untuk menjelaskan
materi tersebut agar mereka lebih paham dan kebanyakan mereka
berpendapat bahwa mereka memilih belajar sendiri dan mencari materi
yang di rasa sulit baik melalui internet, perpustakaan dan media lain yang
mereka anggap dapat membantu mereka memahami materi.
C. Pembahasan
1. Persepsi guru terhadap implementasi kurikulum 2013
a. Perencanaan implementasi kurikulum 2013 dalam mata pelajaran sejarah
Berdasarkan hasil penelitian para guru mengatakan bahwa tidak
ada masalah dengan berubahnya kurikulum 2006 (KTSP) ke kurikulum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
2013. Pernyataan ini sesuai dengan teori persepsi diamana proses
terbentuknya persepsi ini terjadi dalam diri seseorang, namun persepsi ini
juga dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar, dan pengetahuannya
terhadap sesuatu.60 Di sini para guru sudah mengalami sendiri bagaimana
melaksanakan kurikulum 2013 tersebut di sekolah dan mereka pernah
merasakan, mengalami sehingga terjadi persepsi atau anggapan menurut
masing masing guru terhadap pendapat mereka tentang perubahan
kurikulum.
Ketika membahas masalah alasan berubahnya kurikulum guru
mengatakan bahwa itu adalah kewenangan dari pemerintah yaitu
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan hal ini juga sesuai dengan
Landasan yuridis kurikulum yaitu Pancasila dan Undang-undang Dasar
1945, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, dan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor
22 tahun 2006 tentang Standar Isi.61
Dan juga ditambahkan oleh guru bahwa seharusnya mereka
dilibatkan dalam penyusunan kurikulum karena mereka menganggap
mereka mengerti dengan pendidikan karena status mereka sebagai
seorang pengajar sekaligus pendidik.
60
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Jakarta : Rineka Cipta,
hlm.102. 61Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum 2013; Rasional, Kerangka
Dasar, Struktur, Implementasi, dan Evaluasi Kurikulum, hlm. 30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Pernyataan ini juga diperkuat oleh teori konsep kurikulum dimana
kurikulum sebagai bidang studi merupakan bidang kajian para ahli
hukum dan ahli pendidikan dan pengajaran dan tujuannya sebagai bidang
studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem
kurikulum.62Dari pernyataan ini terungkap bahwa para guru mengikuti
program yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam hal ini adalah
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan namun mereka berharap bahwa
mereka juga ikut dilibatkan karena orang yang setiap hari bertatap muka
dengan peserta didik adalah guru sehingga mereka mengetahui
kebutuhan pembelajaran siswa.
Untuk masalah tujuan pemerintah dengan berubahnya kurikulum
para guru menjawab bahwa itu semua demi peningkatan kualitas
pendidikan sehingga nantinya menghasilkan output siswa atau peserta
didik yang bagus hal ini juga didukung oleh penjelasan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 pasal 35 bahwa “Kompetensi lulusan merupakan
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati”.63
Yang artinya bahwa pemerintah punya tujuan untuk meningkatkan
daya saing sehingga para peserta didik nantinya mampu menghadapi
tantangan ke depan dan juga Kurikulum 2013 dirancang untuk
menghasilkan peserta didik yang mempunyai produktifitas dan penuh
62 Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis dan Praktis, (Bandung :
Interes Media, 2014), hal 3 63Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, hlm .3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
inovasi melalui penguatan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang
terintegrasi. Dilihat dari pemaparan para guru ini mereka mendukung
tujuan pemerintah yaitu untuk memperbaiki kualitas pendidikan dan siap
untuk mengikuti apapun tujuan dari pendidikan yang ditetapkan oleh
pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Untuk masalah diklat ( pendidikan dan pelatihan ) para guru
mengaku sebenarnya belum mendapatkan pelatihan yang cukup
bagaimana melaksanakan kurikulum 2013, mereka memamparkan bahwa
mereka hanya mendapatkan pelatihan sebanyak 2 sampai 3 kali dengan
durasi 4 sampai 5 hari yang di rasa kurang cukup untuk persiapan
mengimplementasikan kurikulum 2013, padahal Mulyasa mengatakan
bahwa Sosialisasi kurikulum dilakukan terhadap pihak yang terkait
dalam implementasinya, serta terhadap seluruh warga sekolah, bahkan
terhadap masyarakat dan orang tua peserta didik. Sosialisasi ini penting
terutama agar warga sekolah mengerti tentang kurikulum yang akan
diimplementasikan.64
Dari pernyataan diatas para guru mengakui bahwa sebenarnya
mereka menginginkan lebih banyak pelatihan lagi untuk melaksanakan
kurikulum 2013 karena hal tersebut menjadi salah satu cara yang
digunakan untuk menunjang keberhasilan kurikulum 2013 dan juga para
tutor yang mendampingi guru harus orang –orang yang menguasai secara
64E.Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya), hlm 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
utuh tentang kurikulum agar dapat mengajari mereka sehingga ada
kepastian penafsiran.
Ketika ditanyakan tentang langkah-langkah penyusunan RPP para
guru menjawab bahwa pada dasarnya hampir sama seperti KTSP hanya
saja dalam RPP kurikulum 2013 ada tambahan berupa KI ( Kompetensi
Inti ). Hal ini sesuai dengan karakteristik kurikulum 2013 yaitu
kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci
lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran dimana kompetensi
inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)
kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses
pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang
dinyatakan dalam kompetensi inti.65
Para guru sudah mulai memahami cara penyusunan RPP paling
tidak tentang penambahan Kompetensi Inti yang merupakan salah satu
bagian dari penyusunan RPP kurikulum 2013.
Sementara dalam hal modul dan sumber guru mengatakan bahwa
dalam kurikulum 2013 sejarah dibagi menjadi 2 yaitu sejarah wajib dan
peminatan, buku wajib sudah ada sebagai sumber, tetapi justru yang
peminatan tidak ada sampai ditutupnya kurikulum 2013 di SMA N 1
Depok, padahal menurut Mulyasa yang perlu dikembangkan dalam
mendukung kurikulum 2013 adalah laboratorium, pusat sumber belajar,
perpustakaan.
65Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. hlm 3-4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Fasilitas dan sumber belajar tersebut perlu digunakan, dipelihara,
dan dioptimalkan sebaik mungkin.66Sehingga pada akhirnya
implementasi nya tidak optimal karena sumber belajar masih kurang.
Untuk masalah modul ada 2 modul yang diberikan pada guru tetapi ada 1
modul yang tidak cocok digunakan karena ditulis oleh pemerhati
sejarah bukan ahli di bidang sejarah atau orang yang berkompeten
padahal teori konsep kurikulum mengatakan kurikulum sebagai bidang
studi merupakan bidang kajian para ahli hukum dan ahli pendidikan dan
pengajaran dan tujuannya sebagai bidang studi adalah mengembangkan
ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum.67Artinya bahwa masalah
modul haruslah ditangani oleh para ahli atau orang-orang yang
berkecimpung dalam bidang pendidikan. Hal ini membuktikan bahwa
para guru hanya menerima apa yang di berikan oleh pemerintah terutama
masalah sumber yang pada kurikulum 2013 disediakan oleh pemerintah
tetapi pada akhirnya kekurangan pedoman untuk siswa menjadi keluhan
para guru.
Berkaitan dengan evaluasi yang digunakan berdasarkan data
penelitian para guru menilai aspek kognitif sama dengan pada saat
mereka menggunakan kurikulum 2006 (KTSP) dengan menggunakan pre
test dan post test saja, padahal menurut Lampiran Permendikbud 104
Tahun 2014 ada beberapa cara yang bisa digunakan yaitu tes tertulis,
observasi terhadap diskusi, tanya jawab, percakapan, dan
66 E.Mulyasa,op.cit, hlm .7. 67 Abdul Majid, op.cit., hlm .3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
penugasan.68Dan untuk penilaian afektif dan psikomorotik digunakan
sesuai penilaian dari kurikulum 2013.
Sebagai contoh adalah metode diskusi dimana guru menilai siswa
dari segi keaktifan dengan parameter keaktifan siswa dalam hal bertanya
dan menjawab hal ini dikuatkan oleh Sagala bahwa salah satu kelebihan
diskusi adalah dapat menumbuhkan parsitipasi aktif peserta didik. Dari
pernyataan ini disimpulkan bahwa para guru belum sepenuhnya
memahami tentang implementasi kurikulum 2013 karena penilaian
kognitif hanya terbatas pada pre test dan post test saja padahal ada
penugasan dan tanya jawab yang bisa dilakukan dan juga para guru sudah
berusaha dengan menambahkan metode diskusi untuk memasukkan
unsur pembelajaran seperti di kurikulum 2013.
b. Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam implementasi kurikulum 2013
Berdasarkan hasil penelitian tentang langkah-langkah yang
digunakan dalam pembelajaran sejarah maka didapatkan data bahwa para
guru tidak murni menggunakan langkah - langkah yang ada dalam
kurikulum 2013 yang berbasis siswa dan guru hanya sebagai fasilitator
sehingga guru memutuskan untuk memberikan ceramah bervariasi
padahal menurut Hosnan bahwa Salah satu prinsip pembelajaran
Kurikulum 2013 adalah berpusat pada peserta didik.69 Peserta didik
adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk aktif mencari, mengolah,
68Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar
dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. hlm 3-4 69Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21, Bogor : Ghalia
Indonesia, 2014, hlm. 191.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
mengkontruksi dan menggunakan pengetahuan, Sehingga hal yang perlu
dilakukan oleh guru adalah merangsang anak untuk menjadi aktif dan
membuat pembelajaran dengan kurikulum 2013 menjadi berjalan dengan
lancar dan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh kurikulum 2013
tersebut.
Ini membuktikan bahwa kekurangan diklat berimplikasi pada
pelaksanaan kurikulum terutama dalam langkah-langkah pengajaran guru
yang masih mengambil langkah –langkah yang digunakan dalam
kurikulum KTSP.
c. Perbedaan mendasar antara kurikulum 2013 dengan kurikulum yang
sebelumnya
Berdasarkan hasil penelitian tentang landasan pelaksanaan
kurikulum 2013 para guru mereka tahu bahwa salah satu dasar
pelaksanaan kurikulum 2013 adalah Peraturan Menteri tetapi lupa akan
isi keseluruhannya. Landasan yuridis dari kurikulum 2013 yaitu
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.70
Dari pernyataan di atas sesungguhnya para guru tidak benar-benar
mengerti tentang landasan kurikulum 2013 karena menurut mereka itu
tidak terlalu penting dalam pengajaran, ini membuktikan bahwa para
guru masih perlu bimbingan untuk memahami tentang kurikulum 2013.
70Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum 2013; Rasional, Kerangka Dasar,
Struktur, Implementasi, dan Evaluasi Kurikulum, hlm.30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Untuk aspek orientasi para guru menjawab bahwa dalam kurikulum
KTSP orientasinya hanya mencapai KKM saja ( Kriteria Ketuntasan
Minimal) sementara dalam kurikulum 2013 orientasinya adalah
membentuk karakter peserta didik dan juga untuk membuat para siswa
berpikir kritis. Hal ini diperkuat pernyataan Fadillah bahwa kurikulum
2006 atau KTSP belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan
tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional dan juga belum
diakomodasinya kompetensi yang dibutuhkan sesuai perkembangan yaitu
pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft
skills and hard skills.71
Para guru sudah mengerti tentang orientasi kurikulum 2013 yaitu
untuk pembentukan karakter peserta didik sehingga ini bisa menjadi
modal dalam melaksanakan kurikulum 2013.
Untuk metode yang digunakan sama atau tidak dengan KTSP pada
saat menggunakan kurikulum 2013 para guru menjawab bahwa
terkadang bisa sama atau tidak tergantung dari siswa terkadang ada kelas
yang belum siap sepenuhnya menggunakan metode kurikulum 2013
maka guru harus memberi ceramah dengan durasi agak lama agar para
siswa mengerti.
Dalam metode pembelajaran 2013 ada 3 tiga metode yang bisa
dipakai yaitu Discovery Learning, Problem-Based Learning, dan
71 M. Fadillah Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, & SMA/MA,
Yogyakarta : Ar-Ruz Media 2014, hlm. 24.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Inquiry.72 Sementara ketika ditanya tentang metode yang paling cocok
digunakan untuk menerapkan pembelajaran sejarah para guru menjawab
bahwa metode Inquiry yang paling cocok, hal ini didukung dengan teori
tentang model pembelajaran kurikulum 2013 dengan metode Inquiry.73
Dari pernyataan diatas dapat dilihat bahwa guru belum sepenuhnya
menggunakan metode yang ada di kurikulum 2013 karena ketidaksiapan
guru dan siswa dengan implementasi kurikulum 2013 ini, belum bisa
melakukan kegiatan pembelajaran seperti yang dikurikulum 2013.
Dalam hal perbedaan pengelolaan KTSP dan kurikulum 2013
berkaitan dengan penyusunan hingga evaluasi para guru menjawab
bahwa hanya pada bagian penilaian saja yang agak berbeda karena pada
kurikulum 2013 lebih rinci dan detail pada bagian penilaiannya. Hal ini
diperkuat pernyataan Hosnan bahwa dalam penilaian kurikulum 2013
dilakukan penilaian menyeluruh mulai persiapan siswa, proses
pembelajaran, dan hasil belajar siswa.Penilaian ini membantu guru untuk
mengetahui pencapaian siswa yang meliputi sikap, pengetahuan dan
keterampilan.74
Untuk masalah Kelebihan dan kekurangan dari kurikulum 2006
atau KTSP dibandingkan dengan kurikulum 2013 para guru menjawab
bahwa kelebihan daripada kurikulum 2013 adalah membuat siswa aktif
dan berpikir kritis namun dari segi kekurangan kurikulum 2013 adalah
tugas yang banyak pada siswa, penilaian yang idealis tetapi tidak
72Hosnan, op.cit., hlm. 282. 73 E.Mulyasa, op.cit., hlm. 234. 74 Hosnan, op.cit., hlm. 279.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
realistis, serta juga adanya kesalahpahaman dari guru yang sebagai
fasilitator sehingga siswa juga dilepas sendiri dan tidak dibimbing..
Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Imas Kurinasih dan
Berlin Sani tentang kelebihan kurikulum 2013 yaitu Siswa lebih dituntut
untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang
mereka hadapi di sekolah. Sementara kelemahan nya adalah guru tidak
banyak yang menguasai penilaian autentik, beban belajar siswa dan
termasuk guru terlalu berat, sehingga waktu belajar di sekolah terlalu
lama, guru banyak salah paham, karena beranggapan dengan kurikulum
2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas, padahal
banyak mata pelajaran yang harus tetap ada penjelasan dari guru.75
Untuk kelemahan kurikulum 2006 atau KTSP adalah kurikulum
tersebut hanya menekankan pada pencapaian KKM saja dan untuk
kelebihan nya adalah penilaian yang tidak terlalu merepotkan guru.
Hosnan berpendapat bahwa Kurikulum 2006 atau KTSP belum
sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan
tujuan pendidikan nasional, Standar penilaian belum mengarahkan pada
penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas
menuntut adanya remidiasi secara berkala.76
dari pernyataan tentang kelemahan dan kelebihan kurikulum KTSP
atau 2006 terlihat bahwa kurikulum ini penilian nya tidak serumit
75Imas Kurinasih dan Berlin Sani,Implementasi Kurikulum 2013 Konsep & Penerapan
Surabaya:Kata Pena, 2014, hlm. 33. 76Hosnan, op.cit., hlm. 279- 280.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
penilaian pada kurikulum 2013 dan juga dari segi kelemahan nya adalah
hanya menargetkan peserta didik untuk mencapai KKM ( Kriteria
Ketuntasan Minimal ) saja karena itu dikatakan kurikulum ini beum
sepenuhnya memenuhi tujuan pendidikan.
d. Efektivitas kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah
Untuk masalah efektifitas para guru mengatakan bahwa
implementasi kurikulum 2013 belum efektif karena penerapan nya yang
terlalu mendadak dan juga para siswa belum siap dengan perubahan
kurikulum ini karena terlalu tiba-tiba dan juga pada SMA N 1 Depok
baru berjalan selama 1 semester dan masih banyak kekurangan dari segi
diklat dan persiapan lainnya yang akhirnya membuat para guru menjadi
belum paham sepenuhnya dengan apa yang akan dilakukan.
Hal ini berhubungan dengan teori belajar yang diungkapkan oleh
Muhibbinsyah dalam Sugihartono yang mengatakan faktor -faktor dalam
proses belajar yaitu : faktor internal yang meliputi keadaan jasmani dan
rohani siswa, dan faktor eksternal yaitu kondisi lingkungan di sekitar
siswa.77 Faktor-faktor proses belajar ini berhubungan dengan efektifitas
kurikulum 2013 karena para dikatakan para siswa belum siap untuk
menerima karena sebelumnya mereka menggunakan kurikulum KTSP
selain itu untuk masalah guru belum paham dengan apa yang harus
dilakukan berkaitan dengan sosialisasi yang kurang.Padahal Mulyasa
77 Sugihartono dkk, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta : UNY Press, 2007, hlm .78.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
mengatakan perlunya sosialisasi tentang kurikulum 2013 untuk warga
sekolah agar mereka mengerti dengan kurikulum 2013.78
3. Berdasarkan pernyataan guru diatas dapat terlihat bahwa guru
memiliki persepsi negatif terhadap implementasi kurikulum 2013
karena kurangnya pembekalan ( diklat ) serta tidak digunakan nya
metode di Kurikulum 2013. Hal ini di perkuat dengan pengertian
persepsi negatif yaitu penilaian individu terhadap objek atau informasi
tertentu dengan pandangan yang negatif, berlawanan dengan yang
diharapkan dari objek yang dipersepsikan atau dari aturan yang ada.79
2. Persepsi siswa terhadap implementasi kurikulum 2013
a. persiapan dalam menghadapi pembelajaran dengan Kurikulum 2013
Berdasarkan data penelitian yang telah didapat maka sebanyak 7
orang atau 25,9% siswa kelas XI IPS yang mengatakan bahwa mereka
mempersiapkan diri dalam menghadapi pembelajaran dengan kurikulum
2013 sementara sisanya yaitu 20 orang atau 74,1% mengatakan tidak
mempersiapkan diri untuk pembelajaran dengan kurikulum 2013.
Untuk kelas XII IPS jumlah siswa yang mempersiapkan diri untuk
pembelajaran dengan Kurikulum 2013 adalah sebanyak 3 orang atau 15%
dan sisanya 17 orang atau 85% mengatakan tidak mempersiapkan diri
dikelas XI dan XII mempunyai alasan yang sama, para siswa yang
mengatakan bahwa mereka mempersiapkan diri karena di dalam
78E.Mulyasa,op.cit., hlm. 46. 79 Irwanto, Psikologi Umum ( buku panduan mahasiswa), Jakarta : PT. Prehallindo,2002, hlm. 1-2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
kurikulum 2013 mereka dapat mengekplorasi diri mereka sehingga
membuat mereka berkembang dalam bidang kognitif, psikomotorik, dan
afektif. Hal ini sesuai dengan landasan konseptual dari kurikulum 2013
dimana Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Karakter dan juga
pembelajaran yang aktif.80 Hal ini dibuktikan dengan kesenangan para
siswa menerima kurikulum 2013.
Selain itu juga hal ini sesuai dengan karakteristik kurikulum 2013
yang mengatakan bahwa kurikulum 2013 mengembangkan
keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin
tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan
psikomotorik.81 Sementara pada siswa kelas XI dan XII yang menjawab
mereka tidak mempersiapkan diri dalam pembelajaran sejarah dengan
kurikulum 2013 berpendapat bahwa pelaksanaan kurikulum 2013 serba
mendadak, tidak ada sosialisasi, sulit dilaksanakan karena kurikulum
2013 yang siswa sentris mengharuskan siswa aktif. Padahal Mulyasa
mengatakan bahwa perlunya sosialisasi kepada warga sekolah tentang
kurikulum 2013 agar para warga sekolah dapat memahami tentang
kurikulum 2013 dan juga para siswa yang menjawab bahwa mereka
belum siap dengan model pembelajaran siswa sentris atau pembelajaran
berbasis kepada siswa.82
80 E.Mulyasa, op.cit., hlm. 64. 81Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar
dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. hlm 3-4 82 E.Mulyasa, op.cit., hlm. 64.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Landasan konseptual dari kurikulum 2013 dimana diharapkan para
peserta didik menjadi siswa yang aktif dan tidak hanya mengharapkan
dari guru saja.83 karena hakekat dari kurikulum 2013 menuntut siswa
berperan aktif dalam pembelajaran. Mayoritas siswa tidak
mempersiapkan diri dan cukup mengkhawatirkan karena dalam kategori
yang tidak baik dalam implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran
sejarah.
b. Pembelajaran sejarah dengan kurikulum 2013
Berdasarkan hasil penelitian siswa yang merasa senang dengan
pembelajaran sejarah menggunakan kurikulum 2013 untuk kelas XI IPS
adalah 16 orang atau 59,3%, sementara yang tidak merasa senang adalah
sebanyak 11 orang atau 40,7%, untuk kelas XII IPS yang merasa senang
adalah sebanyak 8 orang atau 40% dan sisanya 12 orang atau 60%
mengatakan pembelajaran sejarah kurikulum 2013 tidak menyenangkan.
Kelas XI IPS dan XII IPS yang mengatakan pembelajaran sejarah
menyenangkan mengungkapkan alasan bahwa mereka bisa mencari
materi bukan hanya dari buku saja tetapi bisa dari internet dengan
melakukan browsing sehingga ada pembelajaran baru bagi siswa. Hal ini
diperkuat oleh pernyataan Mulyasa bahwa fasilitas yang harus
dikembangkan dalam mendukung kurikulum 2013 adalah laboratorium,
83Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar
dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. hlm. 3-4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
pusat sumber belajar, perpustakaan dan itu perlu digunakan serta
dioptimalkan sebaik mungkin.84
Maurice Dalton juga mengatakan bahwa kurikulum dipahami
sebagai pengalaman – pengalaman yang didapatkan oleh pembelajar
dibawah naungan sekolah.85 Sementara untuk kelas XI IPS yang tidak
menyenangi pembelajaran dengan kurikulum 2013 mengatakan bahwa
masalah gangguan jaringan yang menghambat mereka dalam
pembelajaran sehingga mereka tidak optimal dalam belajar. Hal ini justru
bertentangan dengan apa yang dikatakan oleh Mulyasa seperti diatas
bahwa fasilitas perlu untuk mendukung kurikulum 2013 itu sendiri.86
Pada siswa kelas XII IPS yang tidak menyenangi pembelajaran
sejarah dengan kurikulum 2013 mengatakan bahwa para siswa dituntut
untuk mempresentasikan hasil yang didapat namun dengan frekuensi
yang cukup banyak sehingga membuat siswa agak sedikit bosan. Hal ini
berhubungan dengan kelemahan kurikulum 2013 yaitubeban belajar
siswa dan termasuk guru terlalu berat, sehingga waktu belajar di sekolah
terlalu lama.87 Hal ini membuktikan bahwa mayoritas para siswa senang
dengan pembelajaran sejarah dan ini cukup baik dan menjadi salah satu
indikator bahwa metode kurikulum 2013 bisa diterima oleh siswa dan
disenangi oleh siswa.
84 E.Mulyasa, op.cit., hlm. 64. 85Mudlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dan Bahan Ajar
Dalam Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 1-2. 86E.Mulyasa, op.cit. , hlm . 64. 87Imas Kurinasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013 Konsep & Penerapan
Surabaya:kata pena, 2014, hlm.33.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
c. Metode mengajar guru membuat siswa berpikir analitis
Berdasarkan hasil penelitian maka sebanyak 25 orang atau 92,6%
dari kelas XI IPS mengatakan bahwa metode guru mereka sudah
membuat mereka berpikir analitis, sementara sebanyak 2 orang atau 4,7%
mengatakan sebaliknya, sementara sebanyak 15 orang atau 75% siswa
kelas XII IPS mengatakan bahwa metode guru mereka sudah membuat
mereka berpikir analitis dan sisanya sisanya 2 orang atau 25%
mengatakan hal sebaliknya.
Alasan siswa kelas XI IPS mengatakan bahwa metode mengajar
guru membuat mereke berpikir kritis adalah karena pada pembelajaran
sejarah di kurikulum 2013 peran guru lebih banyak sebagai fasilitator dan
membuat siswa berusaha untuk memecahkan masalah sehingga dari sini
para siswa mampu merangkai pemikiran mereka yang analitis untuk
mencari solusi dari permasalahan yang mereka temukan dalam
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan salah satu karakteristik kurikulum
2013 yaitu mengembangkan kemampuan intelektual dan psikomotorik.88
Dalam hal ini pengembangan intelektual salah satunya adalah berpikir
kritis dimana ini termasuk ranah kognitif diharapkan dengan pemikiran
yang kritis para siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya untuk
peningkatan kemampuan mereka sendiri.
selain itu juga mereka mengatakan bahwa cara guru mereka
mengajar cukup baik dan enak sehingga mereka bersemangat dalam
88Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar
dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. hlm 3-4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
menjalankan pembelajaran sejarah yang merangsang mereka membentuk
pemikiran analitis hal ini juga diperkuat oleh William B. Ragan dalam M.
Yamin yang mengatakan bahwa kurikulum mancakup semua program
kehidupan dalam sekolah termasuk hubungan antara guru dan murid,
metode mengajar, dan cara mengevaluasinya.89 Dalam hal ini terlihat
bahwa kepribadian guru menjadi salah satu indikator mengapa mereka
menjadi bersemangat dalm pembelajaran.
Untuk siswa kelas XI IPS yang mengatakan metode guru mereka
tidak mengarahkan mereka berfikir analitis beralasan bahwa mereka
belum memahami berfikir analitis karena tuntutan materi yang banyak
dan masih memerlukan bimbingan dalam membangun pemikiran analitis
mereka. Seperti yang dikatakan Imas Kurinasih dan Berlin Sani bahwa
kelemahan kurikulum 2013 adalah terlalu banyak nya materi yang harus
dikuasai oleh para siswa sehingga para siswa lebih fokus untuk
menghafal materi saja dibandingkan dengan membangun pemikiran
analitis.90
Sementara untuk kelas XII yang mengatakan bahwa metode yang
guru mereka gunakan sudah mengarahkan mereka berfikir analitis
beralasan karena pada pembelajaran sejarah yang mereka dapat guru
mereka mengajak siswa untuk berfikir secara global dimana para siswa
mampu mengkonstruksi pengetahuan yang tersirat seperti masalah
konspirasi dalam peristiwa sejarah.
89M.Yamin, Panduan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan, Yogyakarta : Diva Ress, 2012,
hlm .22-23. 90Imas Kurinasih dan Berlin Sani, op.cit., hlm. 33.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Hal ini juga sesuai dengan teori tentang pembelajaran sejarah yaitu
perpaduan antara aktivitas belajar dan mengajar yang di dalamnya
mempelajari tentang peristiwa masa lampau yang erat kaitannya dengan
masa kini.91 Hal ini dapat kita lihat dalam alasan siswa tentang pemikiran
global yang berhubungan dengan masa kini dan juga tentang revolusi
Perancis yang merupakan peristiwa dari masa lampau dan bagian dari
materi pembelajaran tentang sejarah.
Selain itu juga juga karena adanya sesi diskusi yang membuat
mereka bisa bertukar pikiran untuk mendiskusikan sesuatu sehingga dari
kegiatan berdiskusi tersebut mereka mendapatkan ilmu baru dan
merangkai informasi itu sehingga kemampuan mereka berfikir analitis
menjadi terasah hal ini juga didukung oleh pernyataan Sagala yang
menyebutkan bahwa kelebihan sebuah diskusi adalah peserta didik
mendapat kesempatan untuk berpikir.92 Untuk siswa kelas XII IPS yang
menyatakan bahwa metode yang guru mereka gunakan tidak
mengarahkan mereka berfikir analitis berpendapat bahwa guru hanya
menjelaskan materi dan siswa hanya diajak berimajinasi dan para siswa
ini berharap adanya kegiatan study tour agar pemikiran mereka lebih
luas. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Jusuf Djajadisastra yaitu
Didalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar, pengertian
91I Gde Widja, Dasar-Dasar Pengembangan Strategi Serta Metode Pengajaran Sejarah, Jakarta :
Depdikbud, 1989, hlm. 23. 92Sagala Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran Bandung: Alfabeta, 2010, hlm. 208 – 209.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
karyawisata ialah bahwa murid-murid akan mempelajari suatu objek
ditempat mana objek itu terdapat.93
Sehingga dengan melakukan study tour atau karyawisata para
peserta didik berharap mereka mampu memahami pembelajaran secara
utuh. Hal ini sudah cukup baik seperti yang di paparkan diatas bahwa
sebagian besar siswa mengaku bahwa metode guru mereka sudah
membuat mereka berpikir analitis dan ini keadaan yang cukup baik bagi
kemajuan siswa karena berdasarkan hal ini bisa meningkatkan
keberhasilan kurikulum 2013.
d. Keefektifan pembelajaran sejarah dengan kurikulum 2013
Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 6 orang atau 22,2% siswa kelas
XI IPS yang mengatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurikulum
2013 sudah efektif sementara sebanyak 21 orang atau 77,8% mengatakan
bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 tidak efektif.
Untuk kelas XII IPS siswa yang mengatakan bahwa pembelajaran
sejarah dengan Kurikulum 2013 sudah efektif adalah sebanyak 4 orang atau
20% dan 16 orang atau 80% mengatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan
kurikulum 2013 tidak efektif. Untuk siswa kelas XI IPS yang mengatakan
efektif mereka beralasan bahwa nilai mereka lebih baik dibandingkan ketika
mereka menggunakan Kurikulum KTSP dan menyukai cara mengajar guru
mereka. Hal ini seperti teori pembelajaran yang diungkapkan oleh Nasution
yaitu pembelajaran adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur
93Jusuf Djajadisastra, Metode-Metode Mengajar, ( Bandung: ANGKASA, 1982 ), hlm 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik
sehingga terjadi proses belajar yang efektif.94
Sementara untuk siswa kelas XI yang mengatakan tidak efektif
beralasan bahwa kurangnya persiapan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013
baik dari segi murid maupun guru dan juga pelaksanaan Kurikulum 2013
yang terkesan mendadak membuat buku sumber atau modul yang tidak
lengkap menghambat mereka untuk mendapatkan pembelajaran yang efektif
padahal Mulyasa mengatakan bahwa Sosialisasi kurikulum dilakukan
terhadap pihak yang terkait dalam implementasinya, serta terhadap seluruh
warga sekolah, bahkan terhadap masyarakat dan orang tua peserta didik.95
Sosialisasi ini penting terutama agar warga sekolah mengerti tentang
kurikulum yang akan diimplementasikan. Untuk kelas XII IPS yang
mengatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 sudah
efektif beralasan bahwa pegantar dari guru yang menarik dan menimbulkan
pertanyaan yang harus dipecahkan siswa. Salah satu Karakteristik kurikulum
2013 yang berhubungan dengan alasan siswa kelas XII IPS ini adalah
mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan
sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual
dan psikomotorik.96
Sementara untu siswa kelas XII IPS yang mengatakan tidak efektif
adalah belum mendapatkan hasil yang sesuai dengan kemauan siswa dan juga
94Sugihartono dkk, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta : UNY Press, 2007, hlm. 80. 95E.Mulyasa, op.cit., hlm. 64. 96Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar
dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. hlm 3-4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
masalah terburu burunya pelaksanaan Kurikulum 2013 yang membagi sejarah
menjadi dua yaitu wajib dan peminatan membuat mereka bingung. Hal ini
berhubungan yang diungkapkan oleh Mulyasa tentang sosialisasi kurikulum
yang harus diketahui oleh warga sekolah agar kurikulum 2013 dapat berjalan
sukses.97
Selain itu ada yang berpendapat bahwa penggunaan teknologi yang
bertujuan untuk mencari materi yang berkaitan dengan pembelajaran sejarah
justru disalahgunakan untuk membuka media sosial yang tidak berhubungan
dengan pembelajaran sejarah, padahal pembelajaran sejarah adalah perpaduan
antara aktivitas belajar dan mengajar yang di dalamnya mempelajari tentang
peristiwa masa lampau yang erat kaitannya dengan masa kini.98
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa para siswa mayoritas
merasa ini tidak efektif karena dari awal mereka menganggap implementasi
kurikulum ini tergesa – gesa dan pada akhirnya para siswa masih merasa
terombang – ambing dalam pelaksanaan pembelajaran.
3. Kendala dan solusi dari guru dalam implementasi kurikulum 2013
Berdasarkan hasil penelitian kendala – kendala yang dialami oleh para
guru dalam implementasi kurikulum 2013 adalah masalah fasilitas yaitu
tentang teknologi dimana para guru harus mengerti teknologi untuk
mendukung pembelajaran dan buku buku pendukung kurang. Berbicara
masalah fasilitas Mulyasa mengatakan bahwa Fasilitas yang perlu
dikembangkan dalam mendukung kurikulum 2013 adalah laboratorium, pusat
97E.Mulyasa, op.cit, hlm .64. 98I Gde Widja, Dasar-Dasar Pengembangan Strategi Serta Metode Pengajaran Sejarah, Jakarta :
Depdikbud, 1989, hlm. 23.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
sumber belajar, perpustakaan. Fasilitas dan sumber belajar tersebut perlu
digunakan, dipelihara, dan dioptimalkan sebaik mungkin.99
Selain itu juga serta masalah penilaian yang dirasa terlalu banyak
sehingga menyulitkan guru sama seperti yang dikatakn Hosnan yaitu
penilaian kurikulum 2013 dilakukan penilaian menyeluruh mulai persiapan
siswa, proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa.100 Untuk solusi yang
diambil oleh para guru adalah melaporkan pada pihak sekolah untuk diatasi,
menyarankan pada siswa untuk mengekplorasi sendiri tetapi guru akan tetap
mencari informasi tersebut agar pada saat siswa belum memahami guru bisa
memberikan pengarahan. Hal ini dikatakan dalam dengan landasan
konseptual dari kurikulum 2013 dimana Kurikulum Berbasis Kompetensi dan
Karakter dan juga pembelajaran yang aktif.101
Untuk solusi masalah penilaian para guru memberi nilai yang bersifat
perkiraan dan agak sedikit “ngarang” karena guru tidak mampu
memperhatikan siswa satu per satu secara detail. Hal ini di muat didalam
salah satu kelemahan dari kurikukulum 2013 yaitu guru-guru yang belum siap
secara mental dengan kurikulum 2013.102 Dari pemaparan diatas terlihat
bahwa para guru berusaha untuk memenuhi tuntutan yang diberikan oleh
kurikulum 2013 namun karena keterbatasan mereka akhirnya mereka
menggunakan cara yang biasa mereka lakukan misalnya masalah penilaian
sama seperti saat berlakunya kurikulum KTSP atau 2006.
99E.Mulyasa, op.cit., hlm. 64. 100Hosnan, op.cit., hlm. 279- 280 101E.Mulyasa, op.cit., hlm. 64. 102Imas Kurinasih dan Berlin Sani, Op.Cit., hlm. 33.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
4. Kendala Dan Solusi dari Siswa Dalam Implementasi Kurikulum 2013
Berdasarkan data penelitian siswa kelas XI IPS yang mengalami
kendala sebanyak 19 orang atau 70,4% dan yang tidak mengalami kendala
sebanyak 8 orang atau 29,6%, sementara untuk kelas XII IPS siswa yang
mengalami kendala sebanyak 12 orang atau 60% dan 8 orang atau 40%
mengatakan bahwa mereka tidak mendapatkan kendala dalam pembelajaran
sejarah dengan kurikulum 2013.
Untuk jumlah siswa dan persentase siswa yang mengambil solusi
jumlah nya sama seperti dalam jumlah siswa dan presentase siswa yang
mengalami kendala. Para siswa mengatakan kendala yang mereka alami
adalah banyak informasi yang tidak terpercaya atau tidak kredibel yang
mereka dapat saat menggunakan internet dalam mencari materi yang
berkaitan dengan pembelajaran sejarah sehingga mereka tidak bisa
menggunakan informasi tersebut dalam pembelajaran, dan juga ada yang
bependapat bahwa koneksi internet yang kurang stabil menghambat mereka
untuk melakukan eksplorasi yang di tuntut oleh Kurikulum 2013.
Siswa lain mengatakan bahwa mereka kekurangan buku acuan dan
sumber dalam menjalankan pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013
sehingga menjadi kendala tersendiri dalam pelaksanaan Kurikulum 2013.
Mulyasa mengatakan bahwa Fasilitas yang perlu dikembangkan dalam
mendukung kurikulum 2013 adalah laboratorium, pusat sumber belajar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
perpustakaan. Fasilitas dan sumber belajar tersebut perlu digunakan,
dipelihara, dan dioptimalkan sebaik mungkin.103
Sementara solusi yang diambil oleh para siswa adalah Siswa Kelas XI
IPS yang melakukan tindakan untuk mengatasi kendala yang mereka alami
berpendapat bahwa mereka harus lebih banyak belajar lagi dan juga
menyesuaikan diri dengan metode guru yang bersangkutan agar bisa fokus
belajar dan juga ada yang berpendapat bahwa mereka mencari materi sendiri
agar materi yang tidak mereka dapatkan di sekolah bisa mereka ketahui salah
satu contoh nya adalah dengan mencari via internet atau browsing sehingga
mereka bisa melengkapi pengetahuan mereka yang belum didapat di sekolah,
ada juga yang mengatakan bahwa mereka meminta soft copy materi kepada
guru sehingga mereka bisa mempelajari lagi dirumah apa yang sudah di
dipelajari di sekolah.
Mulyasa mengatakan fasilitas yang perlu dikembangkan dalam
mendukung kurikulum 2013 adalah laboratorium, pusat sumber belajar,
perpustakaan. Fasilitas dan sumber belajar tersebut perlu digunakan,
dipelihara, dan dioptimalkan sebaik mungkin.104 Sementara yang melakukan
tindakan untuk mengatasi kendala yang mereka alami mengatakan bahwa
solusi yang mereka ambil adalah bertanya kepada guru tentang materi yang
kurang jelas sehingga mereka mendapat penjelasan yang lengkap dari guru
dan memahami materi yang dipelajari, ada juga yang mengatakan bahwa
mereka bertanya kepada teman yang lebih tahu dan meminta teman mereka
103E.Mulyasa. op.cit., hlm .64. 104Ibid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
untuk menjelaskan materi tersebut agar mereka lebih paham dan kebanyakan
mereka berpendapat bahwa mereka memilih belajar sendiri dan mencari
materi yang di rasa sulit baik melalui internet, perpustakaan dan media lain
yang mereka anggap dapat membantu mereka memahami materi.
Hal ini sesuai dengan Karakteristik kurikulum 2013 mengembangkan
keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin
tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan
psikomotorik.105 Dari pemaparan diatas para siswa sudah berusaha untuk
mengatasi kendala yang mereka alami dengan semampunya sehingga terlihat
ada usaha dari siswa untuk mensukseskan pembelajaran dengan kurikulum
2013.
D. Kendala Penelitian
Didalam penelitian ini peneliti mengalami beberapa kendala. Kendala yang
pertama adalah Kurikulum 2013 tidak lagi dilaksanakan di SMA N 1 Depok,
namun peneliti merekam data penelitian di saat pemerintah belum memutuskan
untuk menarik kembali Kurikulum 2013, sehingga data yang didapat masih
relevan untuk digunakan, diharapkan penelitian ini memiliki sumbangsih ketika
Kurikulum 2013 akan diberlakukan kembali di masa mendatang.
Kendala yang kedua adalah terbatasnya waktu wawancara dengan guru
dikarenakan jadwal guru yang padat membagi waktu antara mengajar dan tugas-
tugas lain sebagai guru, dan guru sudah bersedia diwawancarai dengan
memanfaatkan waktu luang yang ada sehingga wawancara yang dilakukan tidak
105E.Mulyasa, op.cit., hal 64.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
terlalu mendalam tetapi hasil wawancara cukup untuk mejawab persoalan seputar
implementasi guru terhadap Kurikulum 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Persepsi guru terhadap implementasi Kurikulum 2013 adalah negatif hal ini
ditunjukkan dengan : sosialisasi yang kurang terhadap guru oleh karena itu
para guru belum paham sepenuhnya tentang Kurikulum 2013, miskonsepsi
guru terhadap pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 karena dalam
Kurikulum 2013 guru menjadi fasilitator namun yang terjadi adalah guru
tidak membimbing siswa dan hanya memberi tugas tanpa ada pendampingan
untuk siswa, guru tidak menggunakan metode Scientific Approach dan
menggunakan metode ceramah bervariasi karena menggangap metode
ceramah bervariasi masih cocok untuk siswa.
2. Persespsi siswa terhadap implementasi Kurikulum 2013 adalah negatif, hal
ini ditunjukkan antara lain dengan siswa belum siap menggunakan Kurikulum
2013 diakibatkan terlalu lama menggunakan KTSP sehingga para siswa
lambat untuk menyesuaikan diri dengan Kurikulum 2013 ; para siswa masih
bersifat pasif yaitu masih mengharapkan guru sebagai satu-satunya sumber
pengetahuan siswa dan hal ini juga yang menyebabkan guru masih
menggunakan ceramah bervariasi dalam pembelajaran sejarah, para siswa
menjadi jenuh karena terlalu banyaknya tugas yang dibebankan pada mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
di dalam Kurikulum 2013 sehingga mengurangi minat mereka di dalam
pembelajaran dengan Kurikulum 2013.
3. Kendala dan upaya guru untuk mengatasi hambatan yang ditemui dalam
implementasi kurikulum 2013 khususnya dalam pembelajaran sejarah adaalah
sebagai berikut :
a. Kendala teknis karena guru harus mengerti tentang teknologi sementara
guru masih gagap teknologi sehingga menyulitkan implementasi
Kurikulum 2013, selain itu banyak komputer di sekolah yang mengalami
masalah. Upaya yang dilakukan guru adalah dengan meminta bantuan
yang ahli untuk mendampingi mereka memahami tentang teknologi dan
juga melaporkan kepada pihak sekolah untuk memperbaiki jaringan
komputer yang mengalami gangguan.
b. Kendala non teknis yaitu sumber dan penilaian karena buku sejarah wajib
saja yang ada namun sejarah peminatan tidak ada. Upaya yang dilakukan
oleh guru untuk mengatasi kendala ini adalah meminta siswa untuk
mencari dari sumber lain yang relevan sembari guru mencari informasi
juga. Kendala dari segi penilaian adalah penilaian di kurikulum 2013
yang sangat banyak sehingga membuat guru bingung. Upaya yang
dilakukan oleh guru adalah berusaha mengamati semampu mereka dan
memberi nilai walaupun tidak mencerminkan penilaian yang sebenarnya.
4. Kendala dan upaya siswa untuk mengatasi hambatan yang ditemui dalam
implementasi kurikulum 2013 khususnya dalam pembelajaran sejarah adaalah
sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
a. Kendala teknis yaitu masih ada sebagian siswa yang menggunakan
komputer ataupun handphone untuk membuka media sosial yang justru
bertentangan dengan tujuan pemanfaatan teknologi di dalam Kurikulum
2013 sebagai penunjang pembelajaran sejarah, gangguan jaringan yang
menyebabkan para siswa tidak bisa menggunakan komputer untuk
mencari materi yang digunakan dalam pembelajaran. Solusi yang diambil
adalah dengan membentuk kelompok belajar untuk mencegah mereka
membuka media sosial dan berkonsetrasi dalam mencari materi
pembelajaran dan juga mereka melaporkan pada guru tentang gangguan
jaringan
b. Kendala non teknis yaitu buku atau sumber yang kurang dalam
menjalankan pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013. Upaya yang
dilakukan adalah mereka mencari materi sendiri agar materi yang tidak
mereka dapatkan di sekolah bisa mereka ketahui salah satu contoh nya
adalah dengan mencari via internet atau browsing, ada juga yang
mengatakan bahwa mereka meminta soft copy materi kepada guru
sehingga mereka bisa mempelajari lagi dirumah apa yang sudah di
dipelajari di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka saran yang dapat disampaikan oleh peneliti
adalah sebagai berikut :
1. Bagi Kepala Sekolah hendaknya melakukan monitoring dan pelatihan
terhadap pelaksanaan pembelajaran dan penilaian dalam Kurikulum 2013
untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengimplementasikan
Kurikulum 2013 pada masa mendatang pada saat diberlakukan nya
kembali kurikulum 2013
2. Bagi guru hendaknya tetap mempelajari dengan Kurikulum 2013 agar
pada saat diberlakukannya kembali kurikulum 2013 guru bisa
menjalankan kurikulum 2013 khususnya dalam pembelajaran sejarah
dengan lebih baik
3. Bagi siswa hendaknya mempersiapkan diri agar pada saat
diberlakukannya kembali kurikulum 2013 para siswa mampu mengikuti
pembelajaran sejarah dengan lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid. 2014 Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis dan Praktis.
Bandung . Interes Media.
Abdurrahman Fatoni. 2006. Metodologi Penelitian dan tehnik Penyusunan
Skripsi. Jakarta. PT. Rinekha Cipta.
Afifudin. 2009. Metodologi Kualitatif. Bandung. Pustaka Setia
Andi AT Mappiare. 2009. Dasar-dasar Metodologi Riset Kualitatif Untuk Ilmu
Sosial dan Profesi. Malang. Jenggala Pustaka Utama.
Ary, Donald dkk. 1992. Introduction to Research in Education, terj. Arief
Furchan, Surabaya. Usaha Nasional.
Dakir. 2010. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta . Rineka Cipta.
Daryanto. 2013. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum .Yogyakarta .
Gava Media. 2014.
Dedi Mulyana. 2006. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung. PT Remaja
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sejarah
untuk Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Jakarta : Depdiknas
Depdiknas. 2014. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil
Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
Menengah. Jakarta . Depdiknas.
Dian Bayu Anggara. Pengertian dan Perkembangan Kurikulum di Indonesia.
http://anggaradian.wordpress.com/2012/02/18/pengertian-dan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
perkembangan-kurikulum-di-indonesia/. Diakses pada 29 oktober 2014
pukul 13.30
Endah Loloek Poerwanti dan Sofyan Amri. 2013. Panduan Memahami Kurikulum
2013. Jakarta. PT Prestasi Pustaka Karya.
Ester Lince Napitupulu. 2013. Ujung Tombak Kurikulum Guru yang Selalu
Kesepian. Dalam A. Ferry T. Indriatno (eds). Menyambut Kurikulum 2013.
Jakarta. PT Kompas Media Nusantara.
Fadillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI,
SMP/MTs, & SMA/MA. Yogyakarta . Ar-Ruz Media.
Hafni Ladjid. 2005. Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta. Quantum Teaching
Hasibuan, Lias. 2010. Kurikulum dan Pemikiran Pendidikan. Jakarta. Gaung
Persada
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran
Abad 21. Bogor . Ghalia Indonesia
I Gde Widja. 1989. Dasar-Dasar Pengembangan Strategi Serta Metode
Pengajaran Sejarah. Jakarta : Depdikbud.
Irwanto. 2002. Psikologi Umum ( Buku Panduan Mahasiswa). Jakarta. PT
Prehallindo
Jusuf Djajadisastra. 1982. Metode-Metode Mengajar. Bandung: ANGKASA.
Kemendikbud. 2013. Kurikulum 2013; Rasional, Kerangka Dasar, Struktur,
Implementasi, dan Evaluasi Kurikulum. Jakarta.
Kualitatif, dan R&D, cet. IX). Bandung. Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Kurinasih, Imas dan Sani, Berlin. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep &
Penerapan. Surabaya . Kata Pena.
Mardalis. 2008. Metode penelitian suatu pendekatan proposal. Jakarta. Bumi
Aksara.
Mida Latifatul Muzamiroh. 2013 Kupas Tuntas Kurikulum 2013 Kelebihan dan
Kekurangan Kurikulum 2013. tk.: Kata Pena.
Moh, Yamin. 2012. Panduan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan.
Yogyakarta . Diva Ress.
Moleong, Lexy, J. 2002 . Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung . Remaja
Rosdakarya.
Mudlofir. 2012. Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Dan Bahan Ajar Dalam Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Mulyasa, E, 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung.
PT Remaja Rosdakarya.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2005. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.
Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Noeng Muhajir. 1996. Metodologi penelitian Kualitatif. Yogyakarta. Rake
Sarasin.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013. Tentang
Kerangka dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/
Madrasah Aliyah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Putu Laxman Pendit. Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi: Suatu
pengantar Diskusi Epistimologi dan Metodologi suatu penelitian. Jakarta.
JIP-FSUI.
Sagala Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung. Alfabeta.
Sartono Kartodirdjo .1990. Pengantar Sejarah Indonesia Pergerakan Nasional,
dari Kolonialisme Sampai Nasionalisme. Jakarta. Gramedia.
Silalahi, Iber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung . PT Refika Aditama.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta. Rineka
Cipta.
Sugihartono dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta . UNY Press
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendeketan Kuantitatif,
Sukardi.2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya,
Jakarta. Bumi Aksara.
Sutopo, H.B. 2006. Penelitian Kualitatif : Dasar Teori dan Terapannya Dalam
Penelitian. Surakarta . Universitas Sebelas Maret
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif . Jakarta.
Kencana.
Yin, Robert K. 2008. Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta. PT RajaGrafindo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 1
Pertanyaan Wawancara
1. Berkaitan dengan Kurikulum 2013 ini, bagaimana pendapat bapak/ibu
sendiri sebagai Guru dengan berubahnya kurikulum ?
2. Menurut bapak/ibu mengapa kurikulum sebelumnya harus diganti dengan
yang baru ?
3. Menurut bapak/ibu apa yang diharapkan oleh pemerintah dengan
berubahnya kurikulum?
4. Apakah bapak/ibu sudah mendapatkan pelatihan yang cukup untuk
melaksanakan Kurikulum 2013 khusus nya di mata pelajaran sejarah ?
5. Bagaimana langkah – langkah yang dilakukan dalam penyusunan RPP
kurikulum 2013 ?
6. Bagaimana dengan modul dan sumber apakah sudah memadai untuk
menjadi pedoman dalam pelaksanaan kurikulum 2013 ?
7. Evaluasi apa yang akan digunakan ketika melaksanakan kurikulum 2013 ?
8. Bagaimana penyusunan evaluasi yang bapak/ibu lakukan terutama yang
tujuan nya untuk melihat seberapa jauh pencapaian siswa ?
9. Menurut bapak/ibu langkah-langkah apa yang digunakan dalam
pembelajaran sejarah? Dalam hal memilih metode pembelajaran dan apa
pertimbangan bapak/ibu dalam memlilih metode tersebut
10. Apa yang membedakan kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 dari segi
landasan pelaksanaannya?
11. Menurut bapak/ibu apakah orientasi kurikulum 2013 hampir sama dengan
kurikulum KTSP? Ataukah kedunya memliki perbedaan orientasi?
12. Apakah metode yang digunakan bapak/ibu dalam pelaksanaan kurikulum
2013 dan KTSP itu sama?
13. Selama menerapkan Kurikulum 2013, metode apa yang menurut bapak/ibu
paling efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran khususnya mata
pelajaran Sejarah ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
14. Dalam pengelolaan kurikulum adakah yang berbeda dari kedua kurikulum
tersebut? Baik dari penyusunan pelaksanaan, hingga evaluasi.
15. Menurut pendapat bapak/ibu, apa saja kelebihan dan kekurangan dari
Kurikulum 2013 ?
16. Sejauh ini seberapa efektif penerapan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 1
Depok ?
17. Kendala apa saja yang bapak/ibu alami ketika melaksanakan kurikulum
2013?
18. Apa yang bapak/ibu lakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 2
ANGKET TENTANG PERSEPSI SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 1 DEPOK YOGYAKARTA
Daftar angket yang kami sampaikan pada Anda kami harap diisi dengan
jujur dan apa adanya, karena jawaban Anda akan kami gunakan untuk penelitian
tentang PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 1 DEPOK YOGYAKARTA dan
jawaban Anda sama sekali tidak berpengaruh terhadap prestasi sekolah Anda,
kami sangat mengharapkan Anda dapat memberikan informasi yang sesuai. Atas
kesediaan dan partisipasi Anda, kami ucapkan terimakasih.
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai keadaan yang sesugguhnya dengan
memberi tanda (X) pada salah satu huruf a atau b dan sertakan alasan Anda.
PERTANYAAN
1. Apakah Anda melakukan persiapan dalam menghadapi pembelajaran
dengan Kurikulum 2013 ?
a. Ya b. Tidak
Alasan:..............................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
2. Menurut Anda bagaimana pembelajaran Sejarah dengan Kurikulum 2013 ?
a. Menyenangkan b. Tidak menyenangkan
Alasan:..............................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
3. Apakah metode mengajar yang guru Sejarah Anda gunakan mengarahkan
Anda untuk berfikir analitis ?
a. Ya b. Tidak
Alasan:..............................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
4. Menurut pendapat Anda, apakah pembelajaran Sejarah dengan Kurikulum
2013 sudah berjalan dengan efektif ?
a. Ya b. Tidak
Alasan:..............................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
5. Apakah dalam pembelajaran dengan Kurikulum 2013 khususnya mata
pelajaran Sejarah Anda mendapat kendala ?
a. Ya b. Tidak
Alasan:..............................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
6. Apakah Anda melakukan tindakan untuk mengatasi kendala yang Anda
alami?
a. Ya b. Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Jika “Ya”, jelaskan yang Anda lakukan !
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 3
CATATAN LAPANGAN 1
WAWANCARA
Topik/ Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Implementasi Kurikulum
2013 Dalam Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Depok
Yogyakarta
Nama Peneliti : Ignatius Leonokto
Responden : Bapak Akhmad Johan
Waktu : 1 November 2015
Keterangan P : Peneliti
I : Informan
P : Bagaimana pendapat Bapak dengan adanya perubahan kurikulum?
I : Saya pribadi yang pernah melaksanakan kurikulum tidak masalah karena
Kurikulum 2013 membuat siswa menjadi lebih aktif
P : Menurut Bapak mengapa kurikulum 2006 harus diganti dengan kurikulum
2013?
I : Kurikulum yang baik seharusnya setiap 10 tahun sekali ada revisi, setelah
revisi menjadi produk baru dan diberi nama, kalau nama kurikulum itu
terserah kebijakan puskur ( pusat kurikulum )
P : Ketika kita berbicara tentang pergantian kurikulum, menurut Bapak apa
yang diharapkan pemerintah dengan perubahan kurikulum?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
I : Berdasarkan sosialisasi dan diklat yang saya dapatkan, kurikulum sudah
berjalan baru mendapat diklat, tetapi kemauan pemerintah adalah dengan
hasil yang lebih baik, Cuma itu saja hanya caranya yang beebeda salah
satunya dengan kurikulum
P : Apakah Pelatihan yang diberikan sudah cukup sebagai modal dalam
melaksanakan Kurikulum 2013 ?
I : Bisa cukup bisa tidak, secara teknis cukup tetapi itu adalah program
pemerintah karena hanya dalam waktu 4 sampai 5 hari boleh dikatakan
tidak menambah sesuatu dan hanya mendapatkan informasi yang beda
format penyusunan rpp, buku wajib yang digunakan antara KTSP dan
kurikulum 2013 juga beda jumlah mata pelajaran beda
P : Bagaimana dengan langkah – langkah penyusunan RPP Kurikulum 2013?
I : Yang berbeda hanya formatnya dari Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar,
dan sebagainya dengan kata lain atas bawahnya yang berbeda tapi begitu
pripsipnya, ada contoh rpp yang dibuat pemerintah dan guru tinggal
mengikuti, kalau 2006 wajib membuat sendiri karena merupakan hak
guru yang bersangkutan.
P : Berkaitan dengan masalah modul dan sumber apakah Bapak mendapatkan
modul untuk guru yang bisa di jadikan sebagai pedoman dalam
melaksanakan Kurikulum 2013?
I : Cukup dan tidak cukup, dalam kurikulum 2013 ditentukan buku
pengangan guru dan siswa oleh pemerintah, sementara KTSP pemerintah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
hanya merujuk dan mengesahkan sumber yang digunakan siswa.
Masalahnya mata pelajaran sejarah dibagi menjadi menjadi 2 yaitu wajib
dan peminatan. Disini buku untuk sejarah wajib ada tetapi yang
peminatan tidak ada sampai ditutupnya kurikulum.
P : Evaluasi yang bapak gunakan di dalam Kurikulum 2013 ?
I : Saya menggunakan Pre test dan Post Test karena pada saat diklat kami
mendapatkan materi tentang itu.
P : Menurut Bapak evaluasi yang digunakan untuk melihat seberapa jauh
pencapaian siswa ?
I : Karena sedemikian banyak yang harus diamati dan masuk ke proses
penilaian itu yang tidak tertangani dengan detail. Kalau yang kognitif
sama dengan KTSP yang berbeda hanya afektif dan psikomotorik.
P : Pertimbangan Bapak dalam menentukan metode yang digunakan untuk
melihat pencapaian siswa ?
I : Kondisi lingkungan, obyek yang dekat sekolah misalnya studi pustaka
apakah itu mendukung atau tidak kalau di sini ( SMA Negeri 1 Depok )
tergantung dari kebijakan guru.
P : Menurut Bapak metode yang cocok digunakan oleh siswa khususnya di
SMA Negeri 1 Depok dalam pembelajaran sejarah itu seperti apa ?
I : Setiap metode mempunyai kelemahan dan kelebihan, hampir semua
metode bisa digunakan itu terganting guru, misalnya ketika guru
menuntut metode studi pustaka tetapi perpustakaan tidak lengkap tetap
tidak bisa. Sekali lagi sesuai kebijakan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
P : Perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP ( 2006 ) dari segi landasan
pelaksanaan nya ?
I : Hal itu tertuang di dalam peraturan pelaksanaan kurikulum 2013 tetapi
detailnya saya lupa.
P : Perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP ( 2006 ) dari segi orientasinya ?
I : Memang ada dalam peraturan tetapi yang jelas orientasi kurikulum 2013
adalah membentuk karakter siswa itu sendiri
P : Apakah metode yang digunakan dalam pembelajaran sejarah
menggunakan Kurikulum 2013 sama dengan metode yang digunakan di
KTSP ?
I : Maunya kurikulum itu berbeda, tetapi kemauan kurikulum harus
dilakukan secara bertahap guru harus mulai belajar awal. Ketika
dilapangan tidak serta merta berbubah, kalau kurikulum 2013 lebih baik
dengan inquiry.
P : Menurut Bapak metode apa yang paling efektif dalam pembelajaran
sejarah ?
I : Yang paling cocok untuk sejarah adalah inquiry karena metode inquiry
ini menunjang pokok – pokok bahasan yang ada di dalam pembelajaran
sejarah.
P : Dalam penyusunan RPP dari perencanaan hingga evaluasi apa perbedaan
dari kedua kurikulum tersebut ?
I : Perbedaan yang paling besar yaitu pada format penilaian saja yang
lainnya tidak terlalu terdapat perbedaan yang signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
P : Menurut Bapak apa kelebihan dan kekurangan dari kurikulum 2013?
I : Kelebihan dari Kurikulum 2013 adalah membuka kesempatan pada siswa
menjadi lebih mengekplorasi kemampuan mereka dibanding KTSP,
tetapi harus didukung dengan fasilitas yang bagus, sementara kekurangan
nya adalah deengan tugas yang terlalu banyak sehingga memberatkan
siswa dalam melaksanakan nya.
P : Apakah pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Depok sudah
efektif ?
I : Belum efektif, hanya berjalan setengah tahun untuk sebuah perubahan
besar, tetapi dalam pembelajarannya sudah membantu siswa
P : Apa saja kendala yang dihadapi dalam melaksanakan Kurikulum 2013 ?
I : Jaringan internet karena terkadang terjadi gangguan jaringan dan juga
buku –buku pendukung kurang di perpustakaan.
P : Apa solusi yang diambil untuk mengatasi kendala tersebut ?
I : Memberikan saran kepada siswa untuk secara bertahap untuk ekplorasi
sendiri, guru juga harus selalu update topik ajaran baik hardware maupun
sofware sehingga dapat membimbing siswa apabila kesulitan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 4
CATATAN LAPANGAN 2
WAWANCARA
Topik/ Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Implementasi Kurikulum
2013 Dalam Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Depok
Yogyakarta
Nama Peneliti : Ignatius Leonokto
Responden : Bapak Sigit Eko Susanto
Waktu : 2 November 2015
Keterangan P : Peneliti
I : Informan
P : Bagaimana pendapat Bapak dengan adanya perubahan kurikulum?
I : Tidak masalah sebenarnya, hanya perbedaan cara berpikir diawali dengan
menanya, mengamati, ekplorasi, menyimpulkan. Tuntutan keilmiahan
lebih ke kurikulum 2013 walaupun ada embel – embel yang harus di isi.
P : Menurut Bapak mengapa kurikulum 2006 harus diganti dengan kurikulum
2013?
I : Karena saya bukan pemutus kebijakan, tapi menurut saya dari Menteri
pendidikan berfikir bahwa KTSP belum membawa perubahan seperti
yang dinginkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
P : Ketika kita berbicara tentang pergantian kurikulum, menurut Bapak apa
yang diharapkan pemerintah dengan perubahan kurikulum?
I : Saya berprasangka baik, pemerintah ingin kualitas meningkat harapannya.
Cuma karena mereka tidak mengerti keadaan di lapangan sehingga hanya
berdasarkan pengamatan, tidak mengerti apa yang harus ditingkatkan,
tapi pada prinsipnya bagus
P : Apakah Pelatihan yang diberikan sudah cukup sebagai modal dalam
melaksanakan Kurikulum 2013 ?
I : Diklat perlu untuk sosialisasi, saya ikut diklat 2 sampai 3 kali, hanya saja
pada akhirnya tergantung pada penafsiran masing-masing guru karena
ternyata tutor atau pengajar yang memberikan pelatihan itu bila ditanya
sering berbeda pendapat maunya seperti apa. Belum ada tafsiran yang
utuh karena tidak ada persamaan persepsi.
P : Bagaimana dengan langkah – langkah penyusunan RPP Kurikulum 2013?
I : Kurikulum 2013 harus ada kompetensi inti yang berjumlah 4 itu, ada
penilaian spiritual dan sosial yang dimuat dan dicantumkan dalam
tulisan, kalau KTSP tidak ada, tetapi guru tetap menyampaikan spiritual
dan sosial dan sebagainya. Yang saya tidak setuju adalah masalah
penilaian yang ada dalam kurikulum 2013 sangat idealis dan itu bagus
kalau bisa diterapkan tapi kenyataannya sulit diterapkan. Coba
bayangkan guru disuruh nilai kognitif, spiritual, kepribadian. Ada sekitar
5 sampai 10 penilaian. Kita diminta menilai peserta didik satu per satu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
sementara siswa SMA banyak waktu kita habis untuk menilai dan saya
lihat penilaian ini diadopsi dari penilaian anak SD dan TK.
P : Berkaitan dengan masalah modul dan sumber apakah Bapak mendapatkan
modul untuk guru yang bisa di jadikan sebagai pedoman dalam
melaksanakan Kurikulum 2013?
I : Modul sudah diberikan dan kita para guru diminta menilai apakah itu
cocok atau tidak. Ada 2 buku, yang satu sudah lumayan, yang satu
kurang cocok karena penulisnya bukan orang sejarah tetapi oleh pecinta
atau pemerhati sejarah
P : Evaluasi yang bapak gunakan di dalam Kurikulum 2013 ?
I : Menggunakan penilaian nya itu yang ada sikap, sosial, spiritual dan yang
lainnya, maunya bagus terutama tentang berpikir ilmiah
P : Menurut Bapak evaluasi yang digunakan untuk melihat seberapa jauh
pencapaian siswa ?
I : Hanya penilaian, misalnya kita menerapkan metode diskusi cara melihat
pencapaian dengan anak aktif bertanya atau menjawab. Sebenarnya
kurikulum 2013 sama dengan cara belajar siswa aktif. Cara belajar siswa
aktif hanya kelemahannya terkadang guru mempunyai penafsiran salah,
yang bekerja siswa dan guru hanya tinggal melihat saja karena guru tidak
punya kerja apa-apa dan itu terjadi, bukannya membimbing anak justru
para siswa dilepas sendiri.
P : Pertimbangan Bapak dalam menentukan metode yang digunakan untuk
melihat pencapaian siswa ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
I : Menurut saya metode nya dalah metode inquiry, misalnya saya
menayangkan gambar bendera Perancis, kemudin saya bertanya ini
gambar apa? Para peserta didik menjawab bendera Perancis, saya
menjelaskan bahwa yang akan dipelajari adalah Revolusi Perancis,
kemudian peserta didik mencari tentang Revolusi Perancis dan minggu
depan presentasi tetapi banyak anak yang tidak paham mereka hanya
sekedar mencatat tetapi secara keilmuan tidak dapat, hanya
menyelesaikan tugas, setelah itu menguap, karena setelah ditanya mereka
mengatakan lebih baik dijelaskan oleh guru.
P : Menurut Bapak metode yang cocok digunakan oleh siswa khususnya di
SMA Negeri 1 Depok dalam pembelajaran sejarah itu seperti apa ?
I : Sebenarnya di kurikulum 2013 lebih dituntut inquiry tetapi kadang
tergantung kondisi siswa, saya banyak menggunakan ceramah juga
karena peserta didik tidak mengerti.
P : Perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP ( 2006 ) dari segi landasan
pelaksanaan nya ?
I : Landasanya ada di peraturan menteri tapi saya lupa secara keseluruhan
isinya
P : Perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP ( 2006 ) dari segi orientasinya ?
I : Kurikulum 2013 membuat peserta didik berfikir secara ilmiah sementara
KTSP siswa di tuntut hanya sekedar mencapai KKM saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
P : Apakah metode yang digunakan dalam pembelajaran sejarah
menggunakan Kurikulum 2013 sama dengan metode yang digunakan di
KTSP ?
I : Ketika saya menggunakan metode presentasi secara nilai lebih jelek
daripada ceramah bervariasi karena kurikulum 2013 kita menyuruh anak
mengerjakan tugas tetapi pemahaman anak kurang sekali.
P : Menurut Bapak metode apa yang paling efektif dalam pembelajaran
sejarah ?
I : Sebenarnya di kurikulum 2013 lebih dituntut inquiry tetapi kadang
tergantung kondisi siswa, saya banyak menggunakan ceramah juga
karena peserta didik tidak mengerti.
P : Dalam penyusunan RPP dari perencanaan hingga evaluasi apa perbedaan
dari kedua kurikulum tersebut ?
I : Cuma beda model, tetapi kurikulum 2013 lebih rinci penilaiannya
sementara di KTSP semisalnya peserta didik sudah baik bisa diberi nilai
A
P : Menurut Bapak apa kelebihan dan kekurangan dari kurikulum 2013?
I : Kelebihan dari Kurikulum 2013 adalah melatih anak untuk berpikir
kritis, sementara kekurangan nya adalah Penilaian yang terlalu idealis
tapi tidak realistis dan jugaMembuat guru jadi enak seandainya salah
penafsiran, siswa yang bekerja tetapi guru yang enak, jika semua
pelajaran penafsiran nya seperti itu maka siswanya yang susah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
P : Apakah pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Depok sudah
efektif ?
I : Karena hanya menaati peraturan saja dan itu tidak efektif pada
pelaksanaan nya karena siswa belum terbiasa
P : Apa saja kendala yang dihadapi dalam melaksanakan Kurikulum 2013 ?
I : Harus paham teknologi, membutuhkan fasilitas yang baik, dan juga
penilaian nya yang banyak
P : Apa solusi yang diambil untuk mengatasi kendala tersebut ?
I : Masalah penilaian sebenarnya guru mengerti anak yang baik dan yang
tidak, tetapi tidak sampai mendalam, penilaian tidak betul – betul
obyektif akhirnya penilaian agak ngarang tapi didasarkan pengamatan
guru yang terbatas itu dan itu tidak valid karena apabila berdasarkan data
yang valid guru tidak sanggup dan susah sekali, dan untuk Masalah
teknologi sebisa mungkin saya kerjakan semisalnya saya tidak bisa saya
meminta bantuan yang ahli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Lampiran 5
DOKUMENTASI WAWANCARA TANGGAL 2 NOVEMBER 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
DOKUMENTASI WAWANCARA TANGGAL 4 NOVEMBER 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMA N 1 DEPOK
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Semester : X/Gasal
Materi Pokok : Kegiatan Penelitian Manusia Purba
Sub Materi Pokok : C. Mengenal Manusia Purba
Pertemuan ke : 2
Alokasi Waktu : 2 x 45’
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli ( gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsive, dan
proaktif dalam menunjukan sikapsebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
dan procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan ,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
kebangsaan , kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah kokret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.2. Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.2.4. Menganalisis jenis manusia Praaksara
3.2.5. Mengidentifikasi corak kehidupan manusia Praaksara
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui gambar dan bacaan teks,peserta didik dapat menganalisis Sangiran
sebagai pusat perkembangan manusia purba
2. Melalui bacaan teks, peserta didik dapat mengidentifikasi temuan-temuan
fosil di Sangiran
3. Melalui gambar dan diskusi, peserta didik dapat mengidentifikasi temuan-
temuan fosil di Trinil
4. Melalui gambar dan bacaan teks peserta didik dapat menganalisis jenis-jenis
manusia purba zaman Praaksara
5. Melalui pembelajaran tentang situs purbakala Sangiran dan Trinil peserta
didik dapat mengambil nilai-nilai dari kegiatan penelitian tentang manusia
Praaksara
E. Materi Ajar
1. Sangiran
2. Trinil, Ngawi, Jawa Timur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
3. Nilai-nilai yang dapat diambil dari pembelajaran penelitan manusia
Praaksara
F. Metode/Model/Strategi Pembelajaran
Metode : observasi, diskusi, dan presentasi
Model : Problem based introduction
Strategi Pembelajaran : Stientific Approach
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
1. Kegiatan
Pendahuluan
a. Guru mengucapkan salam
b. Guru mengecek kehadiran peserta didik
c. Guru meminta salah satu murid untuk
menceritakan peninggalan-peninggalan
yang ada di daerahnya
d. Guru menyampaikan manfaat materi
pembelajaran ( rasa syukur terhadap letak
dan kekayaan alam di Kepuluan
Indonesia )
e. Guru menampilkan gambar penemuan
manusia praaksara di Sangiran dan
Trinil, kemudian memberikan
kesempatan pada peserta didik untuk
mengamatinya
f. Guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menanyakan atau
menyampaikan hasil pengamatan dari
10 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
gambar tersebut
g. Guru menuliskan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti a. Mengamati
Guru memberi waktu pada peserta
didik untuk membaca materi atau
browsing untuk memahami tentang
manusia Praaksara
b. Menanya
Guru memberikan kesempatan pada
peserta didik untuk bertanya dan
menyampaikan pendapat dari hasil
pengamatan dan diskusinya
c. Menalar
Dari hasil pengamatan di lingkungan
sekitar dan diskusi, peserta didik
dapat menganalisis situs sejarah
Sangiran dan Trinil
Melalui diskusi, peserta didik dapat
mengidentifikasi jenis-jenis manusia
60 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
praaksara
Presentasi, tanya jawab, dan apresiasi
d. Mencoba atau mengaitkan
Peserta didik dapat menyampaikan
nilai-nilai tentang kehidupan di
zaman Praaksara dan
membandingkan dengan kehidupan
saat ini serta memanfaatkannya
dengan arif dan humanis
e. Membentuk jejaring
Antar kelompok mengkomunikasikan
hasil diskusi untuk dapat
menyimpulkan materi yang telah
dipelajari
3. Penutup 1. Peserta didik menyampaikan nilai-nilai
apa saja yang diperoleh dari pelajaran hari
ini
2. Konfirmasi
3. Pemberian tugas individu ( mengerjakan
soal) atau kerja kelompok
4. Informasi rencana pembelajaran yang
akan datang
10 menit
H. Media dan Sumber belajar
Media Belajar
LCD, Internet, gambar tentang manusia zaman Praksara (Trinil dan Sangiran)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Sumber Belajar
Buku sejarah Indonesia X, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2013
I. Penilaian Hasil Belajar
Teknik : Penilaian observasi dan Diskusi
Bentuk : essay, unjuk kerja dan portofolio
J. Instrumen Penilaian Tes dan Non Tes
Instrumen Penilaian Tes
1. Deskripsikan Sangiran sebagai pusat perkembangan manusia purba?
2. Analisis lah fosil-fosil temuan di Sangiran dan Trinil!
3. Identifikasikan lah jenis-jenis manusia purba zaman Praaksara?
4. Tuliskan nilai-nilai yang kalian dapat setelah mempelajari tentang kehidupan
manusia purba zaman praaksara
Instrumen Penilaian Non Tes
1. Lembar pengamatan Kerja Kelompok/ diskusi terlampir
2. Lembar pengamatan Presentasi ( terlampir )
3. Daftar rujukan : Buku paket Sejarah Indonesia Kelas X untuk siswa halaman
6 – 15
Yogyakarta,22 Agustus 2013
Mengetahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Drs. Maskur Sigit Eko Susanto
NIP : 19560601 198403 1 008 NIP :19760808 20060 4 018
Gambar – Gambar Penunjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 1: Materi
Lampiran1: Materi
Situs Kepurbakalaan Sangiran adalah situs arkeologi di Jawa, Indonesia.
Tempat ini merupakan lokasi penemuan beberapa fosil manusia purba, sehingga
sangat penting dalam sejarah perkembangan manusia dunia. Area ini memiliki luas
kurang lebih 48 km² dan sebagian besar berada dalam wilayah administrasi
Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, 17 kilometer sebelah utara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Kota Surakarta, di lembah Bengawan Solo dan di kaki Gunung Lawu. Ada sebagian
yang merupakan bagian dari Kabupaten Karanganyar (Kecamatan Gondangrejo).
Pada tahun 1977 Sangiran ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Indonesia sebagai cagar budaya dan ada tahun 1996 situs ini terdaftar
dalam Situs Warisan Dunia UNESCO. Eugene Dubois pernah melakukan penelitian
di sini pada akhir abad ke-19.Sejak tahun 1934, ahli antropologiGustav Heinrich
Ralph von Koenigswald memulai penelitian di area tersebut, setelah mencermati
laporan-laporan berbagai penemuan balung buta ("tulang buta/raksasa") oleh warga
dan diperdagangkan. Saat itu perdagangan fosil mulai ramai akibat penemuan
tengkorak dan tulang paha Pithecanthropus erectus ("Manusia Jawa") oleh Eugene
Dubois di Trinil, Ngawi, tahun 1891. Trinil sendiri juga terletak di lembah Bengawan
Solo, kira-kira 40 km timur Sangiran.
Dengan dibantu oleh Toto Marsono, pemuda yang kelak menjadi lurah Desa
Krikilan, setiap hari von Koenigswald meminta penduduk untuk mencari balung
buta, yang kemudian ia bayar. Pada tahun-tahun berikutnya, hasil penggalian
menemukan berbagai fosilHomo erectus lainnya. Ada sekitar 60 lebih fosil H. erectus
atau hominid lainnya dengan variasi yang besar, termasuk seri Meganthropus
palaeojavanicus, telah ditemukan di situs tersebut dan kawasan sekitarnya. Selain
manusia purba, ditemukan pula berbagai fosil tulang-belulang hewan-hewan
bertulang belakang (Vertebrata), seperti buaya (kelompok gavial dan Crocodilus),
Hippopotamus (kuda nil), berbagai rusa, harimau purba, dan gajah purba (stegodon
dan gajah modern). Penggalian oleh tim von Koenigswald berakhir 1941. Koleksi-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
koleksinya sebagian disimpan di bangunan yang didirikannya bersama Toto Marsono
di Sangiran, yang kelak menjadi Museum Purbakala Sangiran, tetapi koleksi-koleksi
pentingnya dikirim ke kawannya di Jerman, Franz Weidenreich.
Museum Purbakala Sangiran
Di Museum Purbakala Sangiran, yang terletak di wilayah ini juga, dipaparkan
sejarah manusia purba sejak sekitar dua juta tahun yang lalu hingga 200.000 tahun
yang lalu, yaitu dari kala Pliosen akhir hingga akhir Pleistosen tengah. Di museum ini
terdapat 13.086 koleksi fosil manusia purba dan merupakan situs manusia purba
berdiri tegak (hominid) yang terlengkap di Asia. Selain itu juga dapat dipamerkan
fosil berbagai hewan bertulang belakang, fosil binatang air, batuan, fosil tumbuhan
laut, serta alat-alat batu.
Pada awalnya penelitian Sangiran adalah sebuah kubah yang dinamakan
Kubah Sangiran. Puncak kubah ini kemudian terbuka melalui proses erosi sehingga
membentuk depresi. Pada depresi itulah dapat ditemukan lapisan tanah yang
mengandung informasi tentang kehidupan pada masa lampau. Sangiran mencakup
beberapa lapisan tanah/formasi tanah. Yang tertua adalah formasi "kalibeng" formasi
ini diperkirakan berumur 3 juta - 1,8 juta tahun yang lalu. Pada formasi ini terdiri atas
4 lapisan yaitu lapisan bawah merupakan endapan laut dalam dengan ketebalan
lapisan ini 107 meter
Kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan sering disebut zaman
praaksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Masyarakat Indonesia mulai mengenal tulisan pada abad 5 M. Bukti mulainya
bangsa Indonesia mengenal tulisan berdasar prasasti yang tertulis pada Yupa (tugu
peringatan) di Kalimantan Timur. Prasasti pada Yupa merupakan peninggalan
Kerajaan Kutai berangka tahun 400.
1. Fosil Manusia Purba di Indonesia
Fosil adalah sisa-sisa kehidupan organik, seperti manusia, binatang,
dan tumbuhan pada masa lalu yang telah membatu. Di Indonesia, banyak
dinemukan fosil di berbagai tempat. Biasanya mereka ditemukan dekat
dengan aliran sungai atau tempat-tempat berair, seperti danau dan laut. Salah
satu tempat terpenting dalam penemuan fosil manusia purba di Indonesia
adalah lembah Sungai Bengawan Solo. Sungai ini memanjang dari Jawa
Tengah sampai Jawa Timur.
Penemu fosil pertama di Indonesia adalah E. Dubois di daerah Trinil,
salah satu daerah dekat Ngawi Jawa Timur tahun 1890. Jenis manusia purba
tersebut adalah Pithecanthropus Erectus. Awalnya, ditemukan sebagian dari
tulang rahang, disusul penemuan sebuah geraham dan bagian atas tengkorak
dan tulang paha kiri.
Manusia pada zaman praaksara tidak meninggalkan bukti sejarah
sehingga untuk mengetahui kehidupan pada masa tersebut, para ahli harus
meneliti fosil-fosil manusia purba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Pithecanthropus Erectus dikategorikan antara manusia dengan kera.
Selain didasarkan pada volume otak, juga didasarkan pada ciri-ciri fisik yang
lain. Tulang keningnya sangat menonjol ke muka dan di atas bagian hidung
bergandeng menjadi satu. Di atas tulang kening tulang dahinya terus saja licin
ke belakang sehingga dapat dikatakan dahinya tidak ada.
Gambar Manusia purba jenis Pithecanthropus Erectus.
Tulang pahanya lebih mempunyai sifat kemanusiaan sehingga nyata
pemilik tulang dapat berjalan tegak. Dari ukuran tulang paha itu diperkirakan
makhluk tersebut tingginya 165 cm. Gerahamnya lebih besar dari geraham
terbesar jenis manusia biasa dan menunjukkan sifat-sifat kera. Dari ciri-ciri
fisik tersebut, makhluk itu diberi nama Pithecanthropus Erectus (manusia kera
yang berjalan tegak).
Homo Mojokertensis
Von Koenigswald pada 1936 menemukan sebuah fosil tengkorak kanak-kanak di
dekat Mojokerto. Dari gigi-giginya diperkirakan kanak-kanak tersebut belum
melewati umur lima tahun. Makhluk itu dinamakan Homo Mojokertensis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Meganthropus Paleojavanicus
Pada tahun 1941, di daerah Sangiran (lembah Sungai Bengawan Solo) Von
Koenigswald menemukan sebagian tulang rahang bawah yang jauh lebih besar dan
kuat daripada rahang Pithecanthropus Erectus. Von Koenigswald menempatkan
makhluk ini lebih tua daripada Pithecanthropus Erectus mana pun. Mengingat bentuk
tubuhnya yang besar (megas), makhluk itu diberi nama Meganthropus
Paleojavanicus.
Pada masa itu, Sangiran adalah wilayah laut dalam. Hal itu bisa dibuktikan dengan
endapan yang bisa dijumpai di sepanjang Sungai Puren tersingkap lapisan lempung
biru dari formasi kalibeng yang merupakan daerah endapan daerah lingkungan lautan.
Selain itu, juga banyak ditemui fosil-fosil moluska laut.
Homo Soloensis
Di dekat Ngandong (kawasan lembah Bengawan Solo, Kabupaten Blora),
ditemukan sebelas fosil tengkorak oleh Von Koenigswald dan Weidenrich. Makhluk-
makhluk itu lebih tinggi tingkatannya daripada Pithecanthropus Erectus, bahkan
dapat dikatakan sebagai manusia. Oleh karena itu, fosil-fosil tersebut dinamakan
Homo Soloensis atau disebut juga dengan manusia dari daerah Solo/Surakarta
Mengenal Jenis-Jenis Manusia Purba di Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Para ahli membagi jenis manusia purba di Indonesia menjadi tiga. Pembagian
tersebut berdasarkan hasil penemuan fosil manusia purba. Ketiga jenis manusia purba
yang ada di Indonesia adalah Meganthropus, Pithecanthropus, dan Homo.
Meganthropus (Manusia Besar)
Meganthropus berasal dari dua kata. Megas artinya besar atau raksasa dan
anthropus artinya manusia. Jenis manusia purba Meganthropus ditemukan oleh Van
Koenigswald pada tahun 1936 di daerah Sangiran. Hasil penemuannya ini sering
dikenal dengan nama Meganthropus Palaeojavanicus, artinya manusia raksasa dari
Jawa. Jenis manusia ini memiliki rahang kuat dengan badan yang tegap. Mereka
diperkirakan hidup dengan cara mengumpulkan bahan makanan, terutama tumbuh-
tumbuhan. Meganthropus diperkirakan hidup sekitar dua sampai satu juta tahun yang
lalu sejak penelitian.
Sampai saat ini sudah ditemukan 70 individu fosil Manusia Homo erectus di
situs Sangiran. Jumlah ini merupakan 65% dari seluruh fosil Homo erectus yang
ditemukan di Indonesia atau sekitar 50% dari populasi Homo erectus di seluruh
dunia.
Pithecanthropus (Manusia Kera Berjalan Tegak)
Pithecanthropus merupakan jenis yang paling banyak ditemukan di Indonesia.
Hasil penemuan di Indonesia, antara lain Pithecanthropus Erectus, Pithecanthropus
Mojokertensis, dan Pithecanthropus Soloensis. Pithecanthropus Erectus artinya
manusia kera yang berjalan tegak. Jenis ini ditemukan oleh Eugene Dubois tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
1891 di Trinil. Pithecanthropus Mojokertensis ditemukan di Jetis dekat Mojokerto
Jawa Timur oleh Von Koenigswald. Pithecanthropus Soloensis sementara itu
ditemukan di Ngandong, lembah Bengawan Solo oleh Von Koenigswald, Ter Haar,
dan Oppenoorth.
Beberapa ciri manusia Pithecanthropus, antara lain sebagai berikut.
1) Pada tengkorak, tonjolan keningnya tebal.
2) Hidungnya lebar, dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol.
3) Tinggi sekitar 165–180 cm.
4) Pemakan tumbuhan dan daging (pemakan segalanya).
Penyelidikan fosil manusia selain dilakukan oleh orang-orang Eropa, juga oleh
para ahli dari Indonesia, seperti Prof. Dr. Sartono, Prof. Dr. Teuku Jacob, Dr. Otto
Sudarmadji dan Prof. Dr. Soejono.
Homo
Ada dua jenis fosil homo yang ditemukan di Indonesia, yaitu Homo
Wajakensis dan Homo Soloensis. Homo Wajakensis berarti manusia dari Wajak.
Eugene Dubois menemukan fosil ini pada tahun 1889 di dekat Wajak, Tulungagung
Jawa Timur. Homo Wajakensis diperkirakan menjadi nenek moyang dari ras
Australoid yang merupakan penduduk asli Australia. Homo Soloensis artinya
manusia dari Solo ditemukan di Ngandong, lembah Bengawan Solo antara tahun
1931–1934. Penemunya adalah Ter Haar dan Oppenorth. Kehidupan Homo Soloensis
sudah lebih maju dengan berbagai alat untuk memenuhi kebutuhan dan
mempertahankan hidup dari berbagai ancaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Ciri-ciri homo, antara lain
1) muka lebar dengan hidung yang lebar;
2) mulutnya menonjol;
3) Dahinya juga masih menonjol, sekalipun tidak seperti jenis Pithecanthropus;
4) bentuk fisiknya sudah seperti manusia sekarang;
5) Tingginya 130–210 cm;
6) Berat badan 30–150 kg;
7) Hidupnya sekitar 40.000–25.000 tahun yang lalu.
Homo Soloensis dan Homo Wajakensis kemudian mengalami perkembangan.
Jenis homo ini diberi nama Homo Sapiens. Homo Sapiens lebih sempurna dilihat dari
cara berpikir walaupun masih sangat sederhana. Homo Sapiens berarti manusia
cerdas, diperkirakan hidup 40.000 tahun yang lalu setelah penelitian. Jenis inilah
yang nantinya menjadi nenek moyang bangsa Indonesia.
Lampiran 2 :Lembar Pengamatan Penilaian Sikap dan Pedoman Penskoran
No Nama
Siswa
Aspek Pengamatan
Jumlah
Skor Nilai Ket
Kerjasama Toleransi Keaktifan
Menghargai
Pendapat
Teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
1 Alfiansyah 3 2 3 2 10 62,5
Cukup
2 Dewi
Kusuma 2 3 3 3 11 68,7
Cukup
3 Siti Hajar 3 3 3 3 12 75
Baik
4 Fachrul
Anwar 3 2 2 3 10 62,5
Cukup
5 Elisabeth
W.N 3 2 2 3 10 62,5
Cukup
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria:
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =∑ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 ( 16 ) 𝑥 100
Keterangan nilai :
A = 80-100 : Baik Sekali
B = 70-79 : Baik
C = 60-69 : Cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
D = ˂60 : Kurang
Lampiran 3 :Rubrik Penilaian Presentasi
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria:
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Keterangan nilai :
A = 80-100 : Baik Sekali
B = 70-79 : Baik
C = 60-69 : Cukup
D = ˂60 : Kurang
No.
Nama
Siswa
Aspek Pengamatan Jumlah
Skor Nilai Ket.
Komunikasi Wawasan Keberanian Penampilan
1 Alfiansyah 3 3 3 3 12 75 Baik
2 Dewi
Kusuma 3 2 2 3 10 62,5 Cukup
3 Siti Hajar 2 3 2 3 10 62,5 Cukup
4 Fachrul
Anwar 3 3 3 3 12 75 Baik
5 Elisabeth
W.N 3 3 3 2 11 68,7 Cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7 137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI