pdf ku
TRANSCRIPT
1
Abstrak
Motor induksi tiga fasa merupakan jenis motor yang paling banyak digunakan di bidang industri dibandingkan
motor jenis lain. Ini dikarenakan motor induksi tiga fasa memiliki banyak keunggulan. Tetapi terdapat juga suatu
kelemahan dari motor induksi tiga fasa yaitu kesulitan dalam mengatur kecepatan. Karena pengaturan kecepatan
motot induksi tiga fasa pada dasarnya dapat dilakukan dengan mengubah jumlah kutub motor atau mengubah
frekuensi suplai motor. Pengaturan kecepatan dengan mengubah jumlah kutub sangat sulit karena dilakukan dengan
merubah konstruksi fisik motor, jadi pengaturannya akan sangat terbatas sedangkan pengaturan kecepatan motor
induksi tiga fasa dengan mengubah frekuensi suplai motor akan jauh lebih mudah dan tidak terbatas tanpa harus
merubah konstruksi fisik motor. Inverter ini menggunakan enam buah mosfet yang dipicu oleh ic IR2130 dan
dikendalikan oleh mikrokontroller ATMega 16. Modul ini diuji dengan motor induksi tiga fasa menggunakan sistem
open loop dengan pembebanan rem. Kecepatan motor akan ditampilkan oleh tachometer yang dikendalikan oleh
mikrokontroller ATMega 16 lainnya. Modul dalam tugas akhir ini akhirnya sudah dapat digunakan mengatur
kecepatan motor induksi tiga fasa rotor bajing terhubung segitiga 220 volt dari kecepatan sekitar 150 rpm pada
frekuensi 5 hz sampai sekitar 1100 rpm pada frekuensi 50 hz.
Modul ini terdiri dari rangkaian penyearah tidak terkontrol, dan Inverter 3 fasa yang digunakan untuk menggerakkan
motor induksi 3 fasa. Modul ini mendapat sumber dari jala-jala 1 fasa yang dihubungkan pada rangkaian penyearah
yang diatur melalui rangkaian tca 785 dengan keluaran 50 - 210 VAc kemudian masuk ke rangkaian penyearah
dengan keluan maksimal 310 Vdc. Dengan keluaran tegangan inverter untuk menjalankan motor induksi 3 fasa.
Teknik switching yang digunakan untuk penyulutan mosfet pada inverter adalah PWM (Pulse Width Modulated)
dengan mode switching tegangan konduksi 180°, dimana Pembangkitan sinyal PWM ini dikontrol melalui
mikrokontroler ATmega 16.
Kata Kunci : TCA 758, rangkaian penyearah, mikrokontroller, inverter 3 fasa, motor induksi 3-fasa.
I. PENDAHULUAN
Seiring dengan berkembangnya populasi
manusia di kota-kota besar maka kebutuhan akan
transportasi juga meningkat. Hal ini tentu saja
menimbulkan masalah baru diantaranya adalah
kualitas udara di kota besar yang terus menurun
akibat adanya polusi udara yang disebabkan
banyaknya kendaraan bermotor yang digunakan
sebagai alat transportasi. Dari semua penyebab polusi
udara yang ada, emisi transportasi terbukti sebagai
penyumbang pencemaran udara tertinggi di
Indonesia, yakni sekitar 85 persen[1]. Berbagai solusi
ditawarkan, termasuk dengan mengembangkan
mode transportasi baru yang dapat digunakan sebagai
kendaraan massal pada masyarakat. Salah satunya
adalah dengan mengembangkan mobil hybrid yang
Agus Cahya1, Dedid Cahya
2,Agus Indra
2,Rusminto
2
1Penulis, Mahasiswa Jurusan Teknik Elektronika PENS - ITS
2Dosen Pembimbing, Staf Pengajar di Jurusan Teknik Elektronika PENS - ITS
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Electronics Engineering Polytechnic Institute of Surabaya
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, INDONESIA
Tel: +62 (31) 594 7280; Fax: +62 (31) 594 6114 email :[email protected]
RANCANG BANGUN INVERTER 3 FASA UNTUK
PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI
2
menggunakan 2 sumber energi pada mesinnya (BBM
dan listrik) yang dapat digunakan secara bersamaan
sehingga penggunaan BBM sebagai gahan bakar
mesin konvensional dapat ditekan oleh penggunaan
tenaga listrik. Dengan begitu, selain dapat menjadi
solusi atas polusi udara, penggunaan mobil hybrid
juga dapat dijadikan sarana untuk menghemat
penggunaan BBM.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, pada
mobil hybrid penggunaan energi listrik dari
accumulator tidak sekedar sebagai energi tambahan
dan pelengkap pada kendaraan seperti pada
kendaraan konvensional pada umumnya.
Accumulator sebagai sumber energi listrik pada
mobil hybrid juga berperan penting mengingat energi
listrik yang dimaksud juga digunakan sebagai energi
primer untuk menyuplai motor listrik yang juga
digunakan untuk menggerakkan sistem transmisi
pada mobil hybrid bersama dengan motor
konvensional yang menggunakan energi dari BBM.
Mengingat pentingnya fungsi energi listrik
dan komponen pendukungnya, maka sangat
dibutuhkan sebuah sistem manajemen untuk
mengatur konsumsi daya listrik itu sendiri. Salah
satunya adalah yang akan dibahas dalam proyek akhir
ini yaitu pembuatan sistem penelitian yang akan
digunakan sebagai metoda penggunaan motor induksi
sebagai penggerak mobil listrik, penelitian ini
mengembangkan permodelan motor induksi dengan
menggunakan metoda untuk mendapatkan informasi
karakteristik motor induksi yang akan dapat
digunakan sebagai acuan dalam pengembangan
sistem secara keseluruhan.
1.1 Tujuan dan Manfaat
Proyek akhir dengan judul “RANCANG
BANGUN INVERTER 3 FASA UNTUK
PENGATURAN KECEPATAN MOTOR
INDUKSI” ini bertujuan untuk menciptakan sebuah
sistem inverter yang digunakan untuk mengatur
kecepatan motor induksi secara optimal.
Dengan adanya proyek akhir ini diharapkan :
1. Pembuatan rangkian inverter yang
digunakan sebagai penggerak motor
induksi.
2. Rangkaian inverter tidak mengalami turun
tegangan ketika dibebani motor induksi.
2. Kinerja motor induksi pada berbagai
macam kecepatan dan beban.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang dihadapi pada proyek akhir
ini adalah :
1. Kinerja Rangkaian inverter untuk
menjalankan motor dalam berbagai
beban.
2. Pengaruh parameter – parameter
rangkaian inverter bila dicoba di
berbagai motor induksi.
3. Pengaruh besar kecilnya arus yang
dikeluarkan oleh inverter terhadap
motor induksi dengan merubah
frekuensi.
4. Pemilihan komponen yang tepat agar
menjadikan kinerja inverter tidak turun
ketika dibebani.
1.2 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang dibuat adalah
sebagai berikut :
1. Motor Induksi yang digunakan adalah
motor induksi 3 fasa yang dipinjami
oleh pembimbing pertama dengan
dihubungkan bintang.
2. Pengaturan kecepatan motor induksi 3
fasa dilakukan dengan mengatur
frekuensi sumber antara 5 Hz sampai
50 Hz dengan range kenaikan 5 Hz.
3. Sistem pengaturan yang digunakan
adalah open loop.
4. Penyulutan pada Mosfet menggunakan
metode switching PWM ( Pulse Width
Modulated) mode konduksi 1800.
5. Mikrokontroller yang digunakan adalah
ATmega 16.
6. Program untuk implementasi adalah
code vision AVR
1.3 METODOLOGI
1.3.1 StudiLiteratur
Studi literatur dilakukan dengan cara mencari
sumber data yang diperoleh dari makalah-makalah,
buku teks yang relevan dengan bahasan proyek akhir.
Diantaranya referensi mengenai :
Paper-paper dan presentasi yang membahas
motor induksi tiga phase
Paper-paper dan presentasi yang membahas
pengaturan kecepatan motor
3
Dari literatur atau sumber yang ada, kita dapat
mengambil poin-poin yang relevan dengan pokok
bahasan sehingga dapat membantu terselesainya
proyek akhir ini.
II. Perencanaan dan Pembuatan Sistem
Inverter yang saya rancang menggunakan
komponen utama yaitu 6 buah mosfet. Dan tegangan
masukan berasal dari sumber 1 fase atau jala-jala,
yaitu dari 220 volt Ac kemudian saya masukkan ke
rangkaian penyearah menjadi 310 volt dc. Sebagai
masukan rangkaian inverter 3 phasa yang digunakan
untuk masukan motor induksi 3 phasa. Gambar 2.1
adalah blok diagram sistem inverter secara utuh, tapi
kami disini hanya mengerjakan rangkaian yang
diblok.
Gambar 2.1 Blok Diagram Sistem inverter
2.1 PEMBUATAN PERANGKAT KERAS
Pada tahap pembuatan perangkat keras ini
terdiri dari AT-Mega 16, Inverter 3-Phase, Sensor
Kecepatan (Optocoupler).Adapun blok digram dari
rancangan hardware adalah sebagai berikut :
Gambar 2.2 Peletakkan tiap blok dari sistem
2.1.1 Perencanaan Inverter 3 fasa
Untuk merancang inverter 3 phase yang dapat
disulut melalui mikrokontroller kami menggunakan
rangkaian IR2130 sebelum masuk ke rangkaian
inverter untuk menghasilkan pulsa penyulutan yang
menyediakan death time antara pulsa Hi dan Low,
rangkaian IR2130 adalah sebagai berikut :
Gambar 2.3 Konfigurasi Rangkaian Mosfet
Untuk penyulutan inverter ini ada tiga
masukan penyulutan yaitu Qa, Qb dan Qc ketika Qa
on maka Q1 akan on dan Q4 akan off, ketika Qb on
maka Q3 akan on dan Q6 off dan ketika Qc on maka
Q5 on dan Q2 off, dari karakteristik tersebut maka
untuk mendrive inverter ini dibutuhkan rangkaian
logika not untuk mendrive Q2, Q6 dan Q2 sehingga
blok diagram dengan sistem keseluruhan adalah :
Gambar 2.4 Rangkaian Perencanaan Inverter 3
Phase
2.1.2 Perencanaan Penyearah Jembatan Penuh
Pada tugas akhir ini menggunakan penyearah
gelombang penuh dengan menggunakan dioda
jembatan (bridge) dan sisi keluarannya dihubung
paralel dengan 2 buah kapasitor bipolar 470 μF/400
V yang masing-masing dihubung seri dan 2 buah
sensor
Inverte
r 3-
phasa
IR213
0
Mikroko
ntroller
Penyear
ah
Motor 3--
phasa Ac 220
volt
4
resistor 51 kW/5 W yang masingmasing dihubung
seri pula. Kapasitor ini digunakan supaya hasil
tegangan dc lebih besar dan halus sedangkan
resistornya digunakan untuk membuang muatan yang
ada dalam 2 kapasitor tersebut apabila sistem dalam
keadaan berhenti. Dan untuk pengamannya
digunakan sebuah kontak dari kontaktor. Simbol
untuk rangkaian diatas dapat ditunjukkan gambar 2.4
sebagai berikut :
Gambar 2.5 Gambar rangkaian penyearah
Gambar 3.13 merupakan rangkaian penyearah,
yaitu merubah tegangan AC 220 volt menjadi
tegangan DC 310 volt. Rangkaian ini berhubungan
langsung ke tegangan 1 fase, kemudian masuk diode
bridge lalu masuk ke elco. Elco berfungsi sebagai
penghilang ripple pada sisi output rangkaian
penyearah tersebut. Lalu resistor digunakan untuk
membuang muatan yang ada dalam 2 kapasitor
tersebut apabila sistem dalam keadaan berhenti.
2.2 PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK
Dari hasil perancangan perangkat lunak,
dibuatlah program yang telah dirancang
mengguanakan Code Vision AVR. Code Vision AVR
Merupakan suatu software yang digunakan dalam
penulisan program yang nantinya akan di download
pada microcontroller AVR ATmega 16. Dalam
penggunaan microcontroller AVR menggunakan
software CodeVision AVR. Seperti umumnya
microcontroller, program untuk microcontroller AVR
ditulis menggunakan bahasa assembly. CodeVision
AVR merupakan software C-cross compiler, dimana
program dapat ditulis menggunakan bahasa-C.
dengan menggunakan pemrograman bahasa-C
diharapkan waktu desain (deleloping time) akan
menjadi lebih singkat. Setelah program dalam
bahasa-C ditulis dan dilakukan kompilasi tidak
terdapat kesalahan (error) maka proses download
dapat dilakukan.
Gambar 2.6 flowchart penyulutan Inverter
III Pengujian Dan Analisa
3.1 Pengujian mikrokontroller
Untuk pengujian mikrokontroler yang
berkaitan dengan software maka kami membutuhkan
supply dc minimum system, dan seperangkat kabel.
Dalam pengambilan data saya melakukan percobaan
atau mengambil data pwm yang dikeluarkan oleh
minimum system. Seperti terlihat pada gambar
dibawah ini:
5
Gambar 3.1 Blok diagram pengujian
Mikrokontroller ATMega 16
Gambar3.2 Gelombang keluaran sinyal U dan V
dari minimum system
Pada gambar 3.1 terlihat ada dua gelombang
yang aktif dan offnya berbeda sesuai dengan apa
yang diprogramkan. Gelombang tersebut dihasilkan
dari program pwm. Yaitu antara U, V, W berbedak
waktu aktifnya. Itu dikarenakan Menggunakan
metode pemrograman 1800, yang digunakan untuk
penyulutan mosfet secara bergantian.
3.2 Pengujian Driver IR 2130
Untuk pengujian inverter kami membutuhkan
sumber penyulutan sumber DC. dengan memberikan
data penyulutan pada Qa,Qb dan Qc maka penulis
dapat menguji keluaran dari inverter untuk masing-
masing tabel switching. Pengaturan frekuensi pada
inverter dilakukan dengan mengatur perubahan
frekuensi pada sinyal PWM 3 phase. Amplitudo
PWM pada proyek akhir ini sebesar 15 V,dilpilih
besar tegangan 15V karena MOSFET IRFP460
bekerja pada 15 V. Untuk mengamankan rangkaian
switching dan beban dari arus lebih dan gangguan
lainnya maka digunakan IC driver IR2130. Driver ini
juga menyediakan dead time, sehingga tidak
memerlukan lagi dead time pada pembangkitan
PWM 3 phase. Berikut gambar hasil pengujian
pembangkitan PWM yang digunakan untuk
pengaturan frekuensi rangkaian inverter 3 Phase :
Gambar 3.3 Rangkaian Perencanaan Inverter 3
Phase
Gambar3.4 Gelombang penyulutan IC IR2130
3.3 Pengujian Mosfet IRF 460
Untuk pengujian mosfet kami membutuhkan
sumber penyulutan sumber DC. dengan memberikan
data penyulutan pada kaki-kaki gatenya. Pengaturan
frekuensi pada inverter dilakukan dengan mengatur
perubahan frekuensi pada sinyal PWM 3 phase.
Amplitudo PWM pada proyek akhir ini sebesar 15
V,dilpilih besar tegangan 15V karena MOSFET
IRFP460 bekerja pada 15 V. Untuk mengamankan
rangkaian switching dan beban dari arus lebih dan
gangguan lainnya maka digunakan IC driver IR2130.
Driver ini juga menyediakan dead time, sehingga
tidak memerlukan lagi dead time pada pembangkitan
PWM 3 phase. Berikut gambar hasil pengujian
pembangkitan PWM yang digunakan untuk
pengaturan frekuensi rangkaian inverter 3 Phase :
Potensi
ometer
Mikroko
ntroller
ATmega
16
PortC.3
PortC.4
Osciloscope
6
Gambar 3.5 Blok diagram pengujian IC IR2130
Gambar 3.6 Gelombang keluaran rangkaian inverter
pada phase R-S frekuensi 20 Hz
3.4 Pengujian keseluruhan sistem
Tabel 3.1 Data hasil pengukuran Tegangan Output
(teori)
NO Tegangan Input
(Volt) Tegangan Output
1 5 3,9
2 10 7,8
3 15 11,7
4 20 15,6
5 25 19,5
6 30 24,4
7 150 117
8 310 241
Tabel 6.1 diperoleh hasil dengan merubah-ubah nilai
tegangan input dengan frekuensi yang tetap. Hasil
tersebut diperoleh dengan perhitungan menggunakan
rumus V=0.78 x Vdc. Jika dibandingkan dengan hasil
pengukuran sebenarnya maka tidak beda jauh
perhitungan sebenarnya dapat dilihat dalam table
dibawah ini:
Tabel 3.2 Data hasil pengukuran Tegangan Output
(praktik)
NO Tegangan Input
(Volt)
Tegangan
Output
1 5 3,7
2 10 7,7
3 15 11,5
4 20 15,4
5 25 19,3
6 30 24,3
7 150 119
8 310 230
Dari table 6.1 dan 6.2 dapat dilihat adanya perbedaan
antara hasil pengukuran dengan hasil perhitungan
teori tidak terlalu besar. Dan itu mungkin disebabkan
karena pemilihan komponen yang kurang bagus, dan
juga bias dari rangkaiannya. Bias juga karena
tegangan input yang diberikan oleh rangkian
penyearah dari 220 volt ac ke dc terjadi penurunan
tegangan. Karena komponen dari rangkaian
penyearah kurang bagus, missal capasitor yang
digunkan kurang besar maka tingkat penurunan lebih
besar.
Perhitungan % error :
Dengan rumus :
)xteori
praktikumteoriError %100
1. Data 1= )x %1009,3
7,39,3 = 5,1 %
2. Data 2= )x %1008,7
7,78.7 = 1,2 %
3. Data 3= )x %1007,11
5,117,11 = 1,7 %
4. Data 4= )x %1006,15
4,156,15 = 1,2 %
5. Data 5= )x %1005,19
3,195,19 = 1 %
6. Data 6= )x %1004,24
3,244,24 = 0.4 %
7. Data 7= )x %100117
119117 = 1,7 %
Potensi
ometer
Mikroko
ntroller
ATmega
16
Inverte
r 3
fasa
Out U
Out V
Out W
Oscil
oscop
e
7
8. Data 8= )x %100241
230241 = 4,5 %
Dari perhitungan di atas dapat dilihat error
dari membandingkan antara tegangan input dan
tegangan output. Rata-rata errornya kecil paling besar
errornya 5 persen pada percobaan yang pertama atau
pada pengambilan data pertama. Paling kecil errornya
pada pengambilan data keenam dengan input
tegangan dc sebesar 30 volt secara teori hasilnya
sebesar 24,4 volt dan secara praktik sebesar 24,3 volt.
3.4.1 Hasil pengukuran tegangan output dan
kecepatan motor dengan penambahan beban
Tabel 3.3 Hasil Pengukuran tegangan output dan
kecepatan motor dengan pengereman
N
O
Freku
ensi
Tegan
gan
output
inverte
r
Dengan Motor Dg mtr + beban
1,5 Kg
Teganga
n output
inverter
RP
M
Teganga
n output
inverter
RP
M
1. 5 Hz 105 85 82 80 75
2. 10 Hz 108 95 142 91 142
3. 15 Hz 110 100 240 90 195
4. 20 Hz 111 102 322 91 0
5. 25 Hz 111 103 405 81 0
6. 30 Hz 111 103 487 84 0
7. 35 Hz 111 102 570 87 0
8. 40 Hz 111 101 630 90 0
9. 45 Hz 111 101 682 92 0
10 50 Hz 111 101 735 96 0
Pengukuran diatas dengan memberikan beban
pada motor yaitu dengan cara mengerem agak
kencang, maka didapatkan hasil seperti diatas. Pada
frekuensi tinggi motor tidak dapat berputar karena
arus yang dikeluarkan kecil, maka tidak kuat
memutar motor. Tetapi tegangannya turun sedikit.
Untuk frekuensi yang rendah seperti yang terlihat
diatas yaiti antara 15 Hz sampai 5 Hz motor bias
bekerja karena arus yang dikeluarkan oleh inverter
mampu menyulut pergerakan motor. Kecepatan
motor tertinggi terdapat pada frekuensi 30 Hz karena
perbandingan antara arus yang dikeluarkan oleh
inverter sebanding dengan tegangan yang dikeluarkan
oleh inverter. Tetapi pada frekuensi 20Hz tegangan
yang keluar besar dan kecepatannya rendak karena
frekuensi yang diberikan kecil maka akan
mempengaruhi pada lebar pulsa pada penyulutan
mosfet. Jika dibandingkan tegangan yang keluar dari
inverter sebelum dan sesudah dikasih beban maka
perbedaanya tidak terlalu besar, maka inverter ini
system kerjanya lumayan bagus. Karena kalo
frekuensi tinggi maka seharusnya kecepatanya harus
semakin tinggi juga.
3.4.2 Pengujian Pengaruh frekuensi terhadap inverter
Gambar 3.7 blok diagram percobaan pengukuran
tegangan output inverter
Pengujian pengaruh frekuensi terhadap
inverter atau pengarug pengaturan kecepatan motor
induksi dengan mengubah frekuensi dapat dilihat
pada tabel 4.10. Sesuai dengan teori pada buku Zuhal
bahwa pengaturan kecepatan motor induksi 3 fasa
dengan cara merubah frekuensinya maka
kelemahannya adalah apabila frekuensi yang
diberikan ke inverter kecil maka arus yang
dikeluarkan akan semakin besar. Dan apabila
frekuensi yang diberikan besar mencapai 50 Hz maka
arus yang dikeluarkan inverter akan semakin kecil.
Untuk membuktikan teori tersebut maka kita dapat
melihat pada hasil percobakan tabel 4.10 .
Gambar 3.8 Hasil pengukuran arus pada inverter
Pada gambar 3.5 merupakan arus terbesar
yang dikeluarkan inverter dengan menerima input
frekuensi sebesar 10 Hz. Arus tersebut sudah
melebihi dari arus motor induksi yang saya gunakan.
Sumbe
r
220vol
t ac
Rangkaia
n
penyeara
Inve
rter
3
fasa
Amp
ere
mete
r
Out U
Out V
Out W
Potensi
ometer
(F)
8
Tabel 3.4 Hasil pengukuran arus pada inverter
No Input
DC F
Arus (A)
U V W
1
3
1
0
V
O
L
T
5 2 2 2
2 10 1,9 1,9 1,9
3 15 1,2 1,2 1,2
4 20 0,7 0,7 0,7
5 25 0,5 0,5 0,5
6 30 0,4 0,4 0,4
7 35 0,3 0,3 0,3
8 40 0,2 0,2 0,2
9 45 0,2 0,2 0,2
10 50 0,2 0,2 0,2
Pada tabel 3.4 dapat dianalisa bahwa semakin
kecil frekuensi maka semakin besar arus yang
dikeluarkan oleh inverter. Dan sebaliknya semakin
basar frekuensi maka semakin kecil pula arus yang
dikeluarkan oleh inverter. Dari data tersebut maka
apabila arus yang dikeluarkan oleh inverter terlalu
besar maka dapat merusak motor induksi. Beban
disini saya menggunakan motor induksi 3 fasa
dengan spek maksimal 1,25 A, tetapi pada
kenyataanya arus yang dikeluarkan oleh inverter
mencapai 2 A.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
ARUS
Gambar 3.6 Grafik perbandingan antara arus dan
frekuensi
Pada gambar 4.14 adalah perbandingan antara
besarnya arus berbanding terbalik dengan besarnya
frekuensi. Apabila arus besar maka frekuensi kecil
dan apabila arus kecil maka frekuensi besar.
Kenyataan seperti itu akan menyebabkan kerusakan
pada motor induksi. Pengaturan kecepatan motor
induksi dilakukan dengan cara mengubah-ubah
frekuensi kerapatan fluk tidak akan setimbang. Maka
agar menjaga kerapatan fluk , pengubahan frekuensi
harus dilakukan bersamaan dengan pengubahan
tegangan.
Pengaturan frekuensi untuk mengendalikan
kecepatan motor induksi biasanya dibarengi juga
dengan pengaturan tegangan masukan V1 yang
sebanding dengan frekuensi tersebut karena untuk
mendapatkan fluk konstan, diperlukan v1≈ f.
Gambar 3.7 Rangkaian secara keselurtuan
Gambar 3.8 Gambar bok tampak dari luar
F
A
9
IV. KESIMPULAN
Setelah melalui beberapa proses perencanaan,
pembuatan dan pengujian alat serta dari data yang
didapat dari perencanaan dan pembuatan Three phase
Inverter, maka dapat disimpulkan:
1. Inverter bekerja pada frekuensi antara 5 Hz
sampai 50 Hz dengan step 5 Hz.
2. Inverter bekerja maksimal dengan beban motor
induksi arus yang dikeluarkan sebasar 2 A pada
frekuensi 5 Hz.
3. Inverter dapat digunakan untuk pengaturan motor
induksi dari kecepatan 150 RPM pada frekuensi 5
Hz sampai sekitar 1100 RPM pada frekuensi 50
Hz.
4. Tegangan output dari inverter sebesar 218 volt
AC pada frekuensi 50 Hz. Untuk mendapatkan
tegangan output maksimal sampai 220 Volt AC 3
fasa pada inverter bisa didapat dari pemilihan
komponen switching yang tepat, dalam hal ini
adalah tipe MOSFET.
V. SARAN-SARAN
Dalam pengerjakan dan penyelesaian Proyek
Akhir ini tentu tidak lepas dari berbagai macam
kekurangan dan kelemahan, baik itu pada sistem
maupun pada peralatan yang telah dibuat. Untuk
memperbaiki kekurangan-kekurangan dari peralatan,
maka perlu melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Inverter ini dapat dikembangkan dengan
menambah filter harmonisa pada sisi outputnya.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Zuhal “Dasar Tenaga Listrik” ITB BANDUNG
2000.
[2] Kristianto H “ Inverter Treprogram Berbasis
Atmega 8535sebagai sumber listrik untuk
penerangan” Proyek akhir PENS ITS 2010.
[3] Andrianto heri “Pemrograman Mikrokontroller
AVRATMEGA16” Informatika, 2008.
[4] Winoto ardi “Mikrokontroller AVR Atmega
8/32/16/8535” informatika, 2008.
[5] Dimas Pungky,”Rancang Bangun Inverter Satu
Fase pada Daya Rumah Tangga(switching
PWM)”,Proyek Akhir PENS-ITS 2010.
[6] Muhammad H.Rashid,”Power Electronics
Circuits,Devices,and Application 3”, Prentice
Hall 2004.
[7] Hasna Abadiningrum , “Sepeda Elektrik
Menggunakan Penggerak Motor Induksi Tiga
Fasa (Mikrokontroller sebagai Driver pada Buck-
Boost Konverter Inverter Tiga Fasa)”, Proyek
Akhir PENS –ITS 2008.
[8] A.M. Gole, Sinusoidal Pulse width modulation,
Power Electronics, Internet, 2000
[9] Datasheet AVR ISP Programmer, diakses 1
Februari 2011,
http://www.avrispprogrammer.com/literature
[10] Pengertian dan manfaat mosfet, diakses 3
februari 2011,
http://id.wikipedia.org/wiki/MOSFET
[11] Datasheet ATMega8535 8-bit Microcontroller
with 16K Bytes In- System Programmable
Flash diakses 1 Februari 2011,dari alldatasheet.
http://www.alldatasheet.com/datasheet-
pdf/pdf/78532/ATMEL/ATMEGA8535.html