pdam tirta mountala
DESCRIPTION
PDAM tirta mountalaTRANSCRIPT
selasa, 07 juli 2009
PROFIL PDAM TIRTA MOUNTALA KABUPATEN ACEH BESAR
Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ) Tirta Mountala Kabupaten Aceh
Besar didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 1993
Tanggal 29 Mei 1993 dan diundangkan dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Aceh Besar Nomor 3 Tahun 1993 Tanggal 10 Desember 1993
dengan nama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mountala.
Perusahaan berkedudukan dan berkantor Pusat di Ibu Kota Kabupaten
Aceh Besar.
PDAM saat ini memiliki Kapasitas produksi total 225 L/dt yang berasal
dari 6 sumber/unit produksi Yaitu di Kota jantho, Seulimeum, luthu,
siron, Mata Ie dan Gle Taron.
PDAM Tirta Mountala terdiri dari 3 (tiga) Cabang. Satu Cabang berada
di Kota Jantho ( Ibu Kota Kabupaten Aceh Besar), yang melayani Kota
Jantho, Batalyon Kaveleri dan Seulimeum, kemudian Cabang Darul
Imarah melayani wilayah Lhoknga, Puskoppol, Villa Gardenia, Ajun,
Dusun Indah, Garot, Darul Imarah, Punei, Darul Kamal dan Batalyon 112
sedangkan Cabang Siron Melayani Lambaro, Montasik, SukaMakmur,
Barona Jaya, Tungkop, Baitussalam dan Kuta Baro.
Susunan Organisasi PDAM Tirta Mountala, terakhir berdasarkan
keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 Tahun 2000
Sebagai Berikut :
Direktur : T. NOVIZAL AIYUB, SE Ak
Direktur dibantu oleh dua kepala bagian dan tiga kepala cabang, yaitu :
Kepala Bagian Administrasi Umum dan Keuangan : Dra. Rosmala
Kepala Bagian Teknik : Mukhlindayan, ST
Kepala Cabang Darul Imarah : Ir.Teuku Syahrul
Kepala Cabang Siron : Salman, ST
Kepala Cabang Jantho : Misbah, Bsc
Kegiatan Utama Perusahaan adalah menyelenggarakan pelayanan air
minum secara adil dan merata bagi masyarakat dalam wilayah
Kabupaten Aceh Besar.
Cakupan pelayanan PDAM Tirta Mountala masih sangat rendah, baru
27.5 % namun dalam lima tahun kedepan PDAM bertekad untuk
meningkatkan cakupan pelayanan menjadi 60 %. Sebuah janji yang
muluk? Sejarahlah yang akan mencatatnya kelak. Satu hal yang nyata
dewasa ini, daftar tunggu menjadi pelanggan baru PDAM cukup
panjang, arus permintaan untuk menjadi pelanggan mengalir deras
kekantor PDAM, khususnya Cabang SIRON yang kapasitas terpasang
saat ini 100 liter / detik dengan daftar tunggu 6.500 pelanggan.
Tarif Masih Rendah
Salah satu masalah yang paling menonjol yang dihadapi PDAM Tirta
Mountala adalah tarif yang masih sangat rendah dibandingkan dengan
tarif di berbagai PDAM lainnya.
Tarif PDAM Tirta Mountala Rp.975,- per meter kubik dengan tarif inilah
PDAM harus menghidupi dirinya seperti membayar listrik dan bahan-
bahan kimia yang harga terus meningkat. Termasuk membayar gaji dan
tunjangan kesejahteraan karyawan.
Diharapkan dengan adanya ketentuan kenaikan tarif otomatis, januari
2010 ini PDAM Tirta Mountala melakukan penyesuaian tarif 10 % per
tahun.
Diakui , dulu ada faktor politis yang selalu menghambat kenaikan tarif
seperti pemilihan umum dan sebagainya, sekarang pola pemikiran
diubah mengacu pada kepentingan Perusahaan dan pelayanan. Syukur
Alhamdulillah asalkan bisa dijelaskan secara meyakinkan dan
transfaran perlunya menyesuaikan tarif secara wajar, Pemda dan DPRD
sudah dapat memahaminya. Dan untuk selanjutnya sudah dapat
diberlakukan penyesuaian tarif otomatis rata-rata 10 % setiap tahun.
Tarif merupakan sumber pendapatan utama PDAM. Dengan hasil
penjualan air itulah PDAM dapat meningkatkan pelayanan, baik
kualitas, kuantitas maupun kontinuitasnya.
Kehilangan Air
Tingkat kehilangan air masih jadi permasalahan serius di PDAM Tirta
Mountala yang secara total 34 % dengan rincian 11 % disebabkan meter
air yang tidak akurat, 23 % karena jaringan pipa yang bocor karena
sudah tua dan ini diperlukan pergantian jaringan pipa yang baru.
Tingkat kebocoran yang begitu tinggi tentu saja tidak akan dibiarkan,
maka sejak beberapa waktu yang lalu telah disusun program kerja
dengan target menurunkannya hingga menjadi 25 % dan itu sekaligus
berarti peningkatan pemasukan di sektor keuangan.
PDAM Tirta Mountala Kabupaten Aceh Besar yang berdiri tahun 1993
memang sedang gencar berbenah di semua aspek demi mewujudkan
Visi “
Menjadikan PDAM Tirta Mountala perusahaan Air Minum yang Mandiri
dan Berkembang Sehat serta Profesional Dalam Pelayanan sesuai
target MDG”
dan Misi:
Meningkatkan pelayanan air bersih pada aspek- aspek Kwalitas ,
kuantitas dan kontinuitas. Pada aspek kwalitas ditargetkan air harus
memenuhi persyaratan air minum setiap saat minimum pada instalasi
pengolahan air minum.
Meningkatkan cakupan pelayanan air bersih.
Optimalisasi operasional produksi dan distribusi
Meningkatkan pendapatan
Menciptakan kesejahteraan bagi seluruh karyawan sesuai dengan
kinerja yang dihasilkan.
Memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah.
Semoga cepat tercapai demi memenuhi harapan masyarakat,
menyediakan air minum yang bermutu, mencukupi dan berkelanjutan.
Kota Jantho, Mai 2009
PDAM Tirta Mountala
Kabupaten Aceh Besar
T. NOVIZAL AIYUB, SE Ak
Direkturdiposkan oleh roelist di 01.20 tidak ada komentar: link ke posting ini sabtu, 15 november 2008
I. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Corporate plan PDAM Tirta Mountala Kabupaten Aceh Besar disusun
sebagai pedoman pengembangan perusahaan dalam lima tahun
kedepan (2007-2011). Corporate plan dibuat secara mendasar,
menyeluruh dan berkesinambungan dengan memperhatikan potensi
dan kendala yang ada pada perusahaan dan lingkungannya. Corporate
Plan ini memuat strategi, sasaran utama dan program yang diperlukan
guna mewujudkan misi utama perusahaan yang ditetapkan dengan
mempertimbangkan kondisi dan dinamika eksternal yang dihadapi
serta kompetensi, kapasitas dan potensi sumber daya yang dimiliki
perusahaan. Dengan demikian rencana tahunan dan rencana
operasional perusahaan dapat disusun secara terarah dan efisien.
Adanya Corporate Plan PDAM Tirta Mountala menjadi sangat istimewa
selain karena ini merupakan corporate plan yang pertama sekali
disusun oleh PDAM, juga disusun dalam suasana pasca tsunami dimana
masih banyak organisasi donor internasional yang terbuka untuk
diminta bantuannya.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud disusunnya Corporate Plan yaitu untuk mengadakan suatu
pedoman bagi rencana pengembangan suatu perusahaan yang
menjabarkan harapan dari stakeholder, visi dan misi perusahaan,
sasaran strategis dalam kurun waktu tertentu, program multi tahunan
dan kajian kelayakannya. Tujuan Corporate Plan adalah sebagai acuan
agar Rencana Kerja Operasional dan Anggaran Tahunan Perusahaan
dapat disusun secara terarah dan berkesinambungan dan bukan
merupakan kesatuan yang berdiri sendiri yang dapat menyebabkan
PDAM kehilangan arah, momentum dan peluang pengembangan.
II. GAMBARAN UMUM PROFIL DAN POTENSI WILAYAH DAN PDAM
2.1 PROFIL DAN POTENSI WILAYAH
Kabupaten Aceh Besar terletak di ujung barat daya Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam dan merupakan titik awal dari Banda Aceh menuju
daerah Aceh dan Sumatera lainnya. Sebelum dimekarkan pada tahaun
1979, ibukota Aceh Besar adalah kota Banda Aceh, kemudian kota
Banda Aceh berpisah menjadi kotamadya sehingga
ibukota Aceh Besar pindah ke Kemukiman Jantho, Kecamatan
Seulimeum di pegunungan seulawah. Terletak
pada 5,2o-5,8o LU dan, 95,0o-95,8o BT, Kabupaten Aceh Besar memiliki
wilayah seluas 2.974 Km2, berbatasan dengan Selat Malaka dan Kota
Banda Aceh di sebelah Utara, Kabupaten Aceh Jaya di sebelah selatan,
Kabupaten Pidie di sebelah Timur dan Samudera Indonesia di sebelah
barat. Kabupaten yang seolah-olah mengepung Kota Banda Aceh ini
terdiri dari 22 Kecamatan, 68 kemukiman, dan 596 desa. Jumlah
penduduknya pada tahun 2005 adalah 296.541 jiwa dengan
pertumbuhan menunjukkan rata-rata 1,2 % pertahun. Memiliki
pendapatan perkapita sebesar ….. juta Rupiah pertahun dan PDRB
sebesar 2,38 Milyar Rupiah pada tahun 2004. (Kabupaten Aceh Besar
dalam Angka tahun 2005) Bencana tsunami telah menyebabkan
berkurangnya jumlah penduduk Kabupaten Aceh Besar hingga puluhan
ribu jiwa, namun beberapa saat kemudian, Aceh besar menjadi tempat
pengungsian terbanyak dari seluruh NAD, tercatat hampir 47 ribu
pengungi tinggal di tenda-tenda dan barak-barak di wilayah Aceh Besar
(dari Buku: Penduduk dan Kependudukan Aceh Pasca Gempa dan
Tsunami, BPS-SPAN, 2005). Hal ini menimbulkan penambahan jumlah
penduduk tidak tetap yang sangat besar pula, di samping itu secara
tidak langsung juga mendorong perkembangan penduduk keseluruhan
bahkan kemudian mempengaruhi ekonomi daerah secara positif.
Kabupaten Aceh besar juga termasuk kelompok ekspansif karena
didominasi oleh kelompok umur muda.
2.2 PROFIL DAN POTENSI PDAM
PDAM Tirta Mountala Kabupaten Aceh Besar dibentuk pada tahun 1994
dari BPAM Kabupaten Aceh Besar. PDAM saat ini memiliki kapasitas
produksi total sebesar 175 L/det yang berasal dari 6 sumber/unit
produksi. PDAM Tirta Mountala Kabupaten Aceh Besar terdiri dari 3
(tiga) Cabang. Satu Cabang berada di Jantho (Ibu Kota Kabupaten Aceh
Besar), yang melayani Kota Jantho , kemudian Cabang Darul Imarah
melayani wilayah Ajun, Dusun Indah, Garot, Darul Imarah, Puskopol,
Vila garden, Punie dan Batalion 112; sedangkan Cabang Siron melayani
Lambaro, Montasik dan Kuta Baro.
PDAM saat ini melayani 5.788 sambungan langganan termasuk kran
umum, yang tersebar di 12 Kecamatan dari 22 Kecamatan yang ada di
Kabupaten Aceh Besar.
PDAM mengalami perubahan kondisi yang cukup berarti saat
mengalami tsunami pada akhir tahun 2004, beberapa hal yang perlu
diketahui adalah sebagai berikut:
Kondisi Sebelum Tsunami (Desember 2004)
Kapasitas total produksi yang dimiliki adalah 123,5 l/det namun
masih/hanya dioperasikan sebesar 98,5 L/det saja.
PDAM melayani sejumlah 6.067 sambungan (Sambungan aktif), atau
memiliki cakupan 30% penduduk di daerah pelayanan atau hanya
sekitar 15% dari seluruh penduduk kabupaten.
Kondisi lainnya yaitu:
Kehilangan air (NRW) 49% (pendekatan, tanpa meter induk)
Jumlah Pegawai 49
Harga air dasar Rp. 300 / m3
Harga air rata-rata Rp. 500 / m3
Pendapatan rata-rata perbulan Rp. 79,9 Juta
Pengeluaran rata-rata perbulan Rp. 109,2 Juta
Kondisi Setelah Tsunami (Januari 2005)
Jumlah sambungan berkurang sekitar 1.237 sambungan, menjadi total
4.327 sambungan aktif saja.
Ada daerah yang seluruh pelangganya hilang yaitu Kec. Pekan Bada
(700 sambungan) dan Kec. Mesjid Raya (537 sambungan).
Jumlah pegawai berkurang karena ikut menjadi korban tsunami. Jumlah
pegawai dari 49 menjadi 45 orang.
Pada pertengahan tahun 2005 atas saran ESP (melalui feasibility studi
sederhana), IPA Siron 2 mulai dioperasikan secara bertahap dengan
tugas utama melayani mobil-mobil tangki untuk suplai ke barak-barak
pengungsi. PDAM kemudian membentuk sebuah cabang baru yang
disebut cabang Siron. Adapun biaya operasional Siron seluruhnya
ditanggung oleh UNICEF. Saat ini pengoperasian Siron 2 rata-rata sudah
penuh 24 jam.
Kondisi lainnya relatif tidak berubah Permasalahan Utama PDAM
setelah tsunami
Berkurangnya jumlah sambungan sangat mempengaruhi keuangan
PDAM karena daerah yang terkena tsunami adalah daerah yang angka
penjualan airnya cukup tinggi.
Harga air masih telalu rendah, sehingga untuk menutupi biaya
opersional PDAM sangat tergantung pada pendapatan non air yang
terutama dari biaya pemasangan sambungan baru, PDAM selalu
menambah sambungan tanpa memperdulikan kemampuan sistem
penyediaan air.
Motivasi pegawai pada umumnya menurun karena kondisi fisik dan
keuangan PDAM yang memprihatinkan, diperburuk dengan menghadapi
banyaknya famili dan rekan kerja yang menjadi korban tsunami.
Kemampuan SDM yang ada masih rendah sehingga masih sangat
dibutuhkan bantuan untuk meningkatkan kapasitas SDM terutama
melalui training praktis mengenai teknis operasional maupun finansial
PDAM.
Pengoperasian IPA Siron yang ditanggung sepenuhnya oleh UNICEF
menimbulkan ketergantungan PDAM terhadap lembaga ini terutama
dalam hal financial. Adapun gambaran keseluruhan kondisi PDAM Tirta
Mountala ditampilkan secara skematis pada Gambar 2.1 berikut.
III. ANALISIS SWOT
Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)
digunakan sebagai alat bantu dalam menyusun suatu strategi
manajemen yang tepat dalam mengambil orientasi kebijakan kedepan.
Untuk mengetahui posisi kondisi PDAM dengan lebih obyektif, maka
digunakan pendekatan kuantitatif dengan metoda penilaian dan
pembobotan (scaling & weighting). Seluruh situasi dan kondisi yang
ada sebagai faktor internal (kekuatan dan kelemahan) maupun
eksternal (peluang dan ancaman) diidentifikasi dan diberikan bobotnya
sebagai faktor pengali kemudian diberikan nilai pengaruh 1 sampai 4
(lemah, sedang, kuat dan sangat kuat).
3.1 ANALISIS INTERNAL
Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh PDAM,
kajiannya dibagi dalam 4 (Empat) aspek yaitu :
Aspek teknis
Aspek keuangan dan administrasi
Aspek organisasi dan sumber daya manusia
Aspek pelayanan pelanggan dan hubungan masyarakat Rangkaian
kekuatan dan kelemahan dari aspek internal tersebut dituangkan
dalam bentuk tabulasi aspek internal kemudian dibuat penilaian
dan pembobotan untuk menentukan aspek mana yang paling
dominan, hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut.
3.2 ANALISIS EKSTERNAL
Untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi oleh PDAM
Sukabumi, kajiannya dibagi dalam 6 (enam) indikator yaitu :
Aspek sosial, ekonomi dan budaya masyarakat
Aspek ekonomi nasional/daerah
Aspek dukungan dari pemerintah daerah dan DPRD
Aspek dukungan dari organisasi non-pemerintah
Aspek hukum
Aspek geografis, tata ruang dan lingkungan Aspek eksternal
tersebut dituangkan dalam bentuk tabulasi dan diberikan
penilaian serta pembobotan seperti terlihat pada tabel 3.2
sebagai berikut.
3.3 KESIMPULAN ANALISIS SWOT
Setelah melakukan evaluasi Internal dan eksternal selanjutnya
diketahui posisi PDAM bagaimana merespons semua faktor tersebut.
Posisi tersebut akan menentukan orientasi yang sebaiknya dianut oleh
PDAM dalam menentukan sasaran dan strategi pengembangan usaha.
Posisi PDAM ditentukan berdasarkan hasil perhitungan selisih nilai
kekuatan dan kelemahan dan selisih nilai peluang dan ancaman,
dengan pedoman sebagai berikut:
Posisi I (Survival/Defensif), Apabila mempunyai kondisi internal
negatif dan eksternal negatif
Posisi II (Stabilisasi/Rasionalisasi), Apabila memiliki kondisi
internal negatif dan eksternal positif
Posisi III (Pertumbuhan/Agresif), Apabila mempunyai kondisi
internal positif dan eksternal positif
Posisi IV (Orientasi ke luar), Apabila memiliki kondisi internal
positif dan eksternal negatif Gambar 3.3 POSISI SWOT PDAM
Berdasarkan pedoman tersebut ternyata saat ini PDAM Tirta Mountala
berada pada posisi III (Pertumbuhan/Agresif), dengan demikian PDAM
perlu mengambil strategi umum berupa: memanfaatkan seluruh sumber
daya yang ada untuk mengembangkan keuntungan, hal ini dapat diraih
melalui penambahan pelanggan baru dan peningkatan pemakaian
pelanggan. Perlu diperhatikan bahwa walaupun secara keseluruhan
faktor internal masih positif namun nilainya cukup rendah, sehingga
perlu pula dipertimbangkan untuk terus memperbaiki kinerja internal
yang memiliki nilai negatif besar antara lain: Kehilangan air terutama
pada jaringan distribusi dan efisiensi penagihan yang masih rendah.
Apabila strategi pertumbuhan agesif yang diterapkan tanpa dibarengi
dengan upaya penurunan kehilangan air dan peningkatan efisiensi
penagihan, maka strategi tersebut tidak akan membawa perubahan
yang berarti terhadap perusahaan.
IV. VISI DAN MISI
Visi dan Misi dari PDAM Tirta Mountala disusun berdasarkan tugas
pokok dan fungsi, keinginan dari para stakeholder, serta pertimbangan
aspek Internal dan eksternal (SWOT).
Keinginan dari para stakeholder dapat dilihat pada Bagian Lampiran
sedangkan aspek internal dan eksternal telah dibahas pada analisis
SWOT.
4.1 VISI
Visi PDAM Tirta Mountala adalah : “Menjadikan PDAM Tirta Mountala perusahaan penyedia Air Minum yang
mandiri, berkembang sehat, serta professional dalam Pelayanan, sesuai target MDG“
Visi tersebut memiliki makna yang cukup mendalam yaitu : Perusahaan
penyedia air minum, PDAM bercita-cita dapat menyediakan air minum
yang sebenarnya (bukan hanya sekedar nama) sampai di pelanggan
sesuai dengan target MDG (Millenium Development Goals). Keinginan
tersebut akan dilaksanakan secara bertahap melalui proses yang
sistematis sesuai dengan kondisi perusahaan.
Mandiri, artinya perusahaan mampu menutupi seluruh biaya
operasionalnya tanpa bergantung pada pemerintah daerah.
Berkembang Sehat, artinya PDAM diharapkan terus berkembang
menjadi besar namun tetap sehat. Tidak jarang PDAM yang menjadi
besar namun kesehatannya malah terganggu, menjadi miskin dan tidak
dapat melayani pelanggannya dengan baik.
Profesional dalam pelayanan lebih merupakan cita-cita mulia yang
pencapaiannya hanya dapat dinilai melalui tingkat kepuasan
pelanggannya.
4.2 MISI
Untuk mewujudkan visi tersebut PDAM telah menetapkan misinya
sebagai berikut :
Meningkatkan pelayanan air bersih pada aspek-aspek kualitas,
kuantitas dan kontinuitas. Pada aspek kualitas ditargetkan air
harus memenuhi persyaratan air minum setiap saat minimum
pada instalasi pengolahan air minum.
Meningkatkan cakupan pelayanan air bersih.
Optimalisasi operasional produksi dan distribusi
Meningkatkan Pendapatan
Menciptakan kesejahteraan bagi seluruh karyawan sesuai dengan
kinerja yang dihasilkan
Memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah
V. STRATEGI DAN PROGRAM
Strategi Perusahaan disusun berdasakan visi & misi, masalah yang
berkembang dari kondisi internal dan eksternal saat ini dan antisipasi
dari perkiraan kondisi tersebut di masa mendatang. Untuk
memperkirakan kondisi di masa mendatang perlu dihitung kebutuhan
air selama lima tahun ke depan yang didasari oleh proyeksi
perkembangan penduduk dan kebijakan rencana pengembangan
wilayah. Proyeksi kebutuhan air sampai dengan tahun 2007 dapat
dilihat pada Tabel L.6.1 dalam Bagian Lampiran.
5.1 STRATEGI
Sebagaimana telah di bahas sebelumnya bahwa berdasarkan analisis
SWOT, strategi utama (grand strategy) yang sebaiknya dilakukan oleh
PDAM Tirta Mountala adalah Pertumbuhan/Agresif. Sedangkan untuk
menghasilkan program perusahaan tahunan perlu dijabarkan terlebih
dahulu strategi fungsional yang tepat.
Demi memudahkan penentuan strategi fungsional yang tepat dibentuk
matriks TOWS strategi, matriks tersebut dapat dilihat pada Tabel L.5.3.
Bagian Lampiran.
Berdasarkan matriks TOWS strategi tersebut disimpulkan strategi
fungsional Perusahaan sebagai berikut :
5.1.1 Strategi Teknis Operasional/Produksi
Penambahan sambungan secara intensif di Siron, Darul Imarah
dan Jantho
Perbaikan sistem produksi: Perbaikan intake Siron, WTP Darul
Imarah, termasuk pemasangan meter induk
Menurunkan tingkat kehilangan air
Penambahan kapasitas produksi di wilayah-wilayah yang
kebutuhan airnya lebih tinggi dari kapasitas produksi yang ada.
Pengadaan fasilitas peralatan untuk perawatan/pemeliharaan
Penggantian dan tera meter air pelanggan • Optimalisasi Daya
PLN • mendorong dinas kehutanan dan dinas terkait untuk
melakukan kegiatan konservasi, terutama di daerah tangkapan
sumber air PDAM
5.1.2 Strategi Keuangan
Meningkatkan efisiensi penagihan
Memperbaiki pihutang tagihan
Memanfaatkan Bantuan Donor/NGO untuk perbaikan sistem dan
penambahan kapasitas produksi dan distribusi
Penerapan kenaikan tarif berkala setiap awal tahun untuk
penyesuaian terhadap inflasi dan kenaikan harga.
Mencicil setoran PAD 5.1.3 Strategi Pemasaran/Pelayanan
Pelanggan
Sosialisasi yang terprogram untuk kenaikan tariff
Melakukan survai kepuasan pelanggan
Pembentukan forum komunikasi pelanggan
5.1.4 Strategi SDM/Organisasi
Peningkatkan sistem pelaporan dan administrasi
Penyusunan Standar Operasi Prosedur
Penerapan penyesuaian gaji karyawan yang disesuaikan dengan
kemampuan perusahaan
Menjaga rasio pegawai yang ideal (kontrol terhadap penerimaan
pegawai baru)
Program penghargaan & jenjang karir untuk karyawan berprestasi
5.2 PROGRAM
Adapun program-program kegiatan PDAM Tirta Mountala hingga tahun
2008 berikut sasaran dan indikator pencapaiannya, adalah sebagai
berikut: Bidang Teknik Sasaran :
Penambahan Sambungan Baru sebanyak 3.700 unit pada tahun
2007, 2.500 unit pada tahun 2008 dan rata-rata 270 unit pada
setiap tahun berikutnya.
Menurunkan angka kehilangan air secara intensif dari 39%
menjadi 30% dalam 5 tahun
Menambah kapasitas produksi sebesar 40L/det di Darul Imarah,
40 L/det di siron
Menambah kapasitas reservoir distribusi sehingga mampu
mengatasi kebutuhan puncak distribusi
Menambah perpipaan transmisi dan jaringan distribusi sehingga
mampu melayani penambahan kapasitas produksi
Memperbaiki sistem produksi dan distribusi yang kurang
sempurna.
Program :
Pemasangan sambungan baru terutama melalui Bantuan SAB-SAS
sebanyak 3.500 unit paket sambungan baru, serta bantuan
NGO/organisasi donor internasional lainnya menjadi total 7.004
unit sambungan baru selama 5 tahun.
Pembangunan IPA paket dengan kapasitas produksi sebesar 40
L/det di Darul Imarah dan 40 L/det di Siron keduanya pada tahun
2007
Pembangunan Reservoir dengan kapasitas 750 m3 di Jantho, 200
m3 di Montasik/Suka Makmur (sistem Luthu), 600 m3 di Peukan
Bada/Lhoknga (sistem Gleitaron), 750 m3 di Darul Imarah, dan
1000 m3 di Siron, semuanya diharapkan sudah selesai pada tahun
2007.
Pengadaan dan pemasangan pipa transmisi berikut asesoris: -
ND.300mm = 31 Km (19Km untuk Neuhen, 12Km Jantho)
Pengadaan dan pemasangan pipa distribusi/retikulasi berikut
asesoris: - ND.75mm = 56 Km, - ND.50 mm = 84 km
Indikator Pencapaian :
Tercapainya jumlah sambungan sedikitnya sebesar 13.900 unit
pada tahun 2011.
Tercapainya penurunan angka kehilangan air rata-rata menjadi
30% atau lebih rendah
Pengaliran air 24 jam di seluruh daerah pelayanan dengan
tekanan yang memadai. Bidang
Keuangan Sasaran :
Meningkatkan efisiensi penagihan dari 68% menjadi …
Memperbaiki pihutang tagihan dari 154 hari menjadi …
Penerapan kenaikan tarif berkala setiap awal tahun sebesar 10%
untuk penyesuaian terhadap inflasi dan kenaikan harga.
Mencicil setoran PAD
Program :
Pengagihan intensif dan terprogram terhadap pelanggan yang
menunggak tagihan dengan mengutamakan daerah yang
pelayanan airnya bagus.
Penyesuaian tarif air secara berkala dilakukan penyesuaian
sebesar 10% setiap tahun untuk menutupi faktor inflasi
Indikator Pencapaian :
Perbaikan kondisi keuangan PDAM dengan mencapai Rasio
Operasi lebih dari 100%
Tertutupnya kenaikan biaya operasi dan pemeliharaan karena
inflasi Bidang Pelayanan
Langganan Sasaran :
Sosialisasi yang terprogram untuk kenaikan tariff
Melakukan survai kepuasan pelanggan
Pembentukan forum komunikasi pelanggan
Program :
Melakukan sosialisasi yang intensif, khususnya terhadap kenaikan
tarif.
Melakukan survai kepuasan pelanggan secara periodik (2 tahun
sekali)
Memfasilitasi pembentukan forum komunikasi pelanggan.
Indikator Pencapaian :
Terwujudnya kenaikan tariff tanpa menimbulkan gejolak protes
dari pelanggan
Adanya dokumen SKP beserta rekomendasi/rencana tindak
lanjutnya
Adanya Forum Komunikasi Pelanggan di beberapa daerah
pelayanan PDAM. Bidang Sumber Daya Manusia
Sasaran :
Peningkatkan sistem sistem pelaporan dan administrasi
Penyusunan Standar Operasi Prosedur
Penerapan penyesuaian gaji karyawan yang disesuaikan dengan
kemampuan keuangan perusahaan
Menjaga rasio pegawai yang ideal (kontrol terhadap penerimaan
pegawai baru)
Menjaga dan meningkatkan kemampuan SDM
Program penghargaan & jenjang karir untuk karyawan berprestasi
Program :
Melakukan tertib pelaporan dan tertib administrasi dengan
mengaktifkan control dari masing-masing pimpinan divisi
Membuat dokumen SOP PDAM
Penyesuaian penghasilan karyawan direncanakan dengan
menaikkan secara rutin sebesar kurang lebih 10-20% setiap
tahun.
Tidak melakukan penambahan pegawai hingga mencapai rasio
yang ideal.
Training / Pelatihan yang diprakarsai dan sedapat mungkin
didanai oleh PDAM sendiri
Perbaikan penjenjangan jabatan
Indikator Pencapaian :
Peningkatan efektifitas operasional dan administrasi perusahaan.
Menurunnya kasus-kasus penyimpangan prosedur
Meningkatnya motivasi kerja karyawan
Program Lainnya / Tambahan Sasaran :
Terlindunginya area tangkapan air dan daerah aliran sungai
Terlindunginya daerah-daerah sumber air dari gangguan yang
berasal dari masyarakat yang bertempat tinggal disekitar area
sumber air
Program :
Melakukan pemeliharaan daerah-daerah sumber air, melalui
sosialisasi kepada masyarakat sekitar sumber
Melakukan perlindungan terhadap area tangkapan air, dengan
cara berkordinasi dengan instansi pemda terkait, serta
memanfaatkan media forum DAS
Pembelian tanah di Darul Imarah seluas 500m3
Pembangunan kantor Darul Imarah
Pengadaan kendaraan operasional, 2 unit roda 4, dan 6 unit roda
2
VI. ANALISIS FINANSIAL
6.1 PENDANAAN
Aspek Pendanaan merupakan aspek yang sangat penting untuk
disiasati demi suksesnya pelaksanaan / implementasi rencana yang
telah disusun dalam Corporate Plan.
Seluruh Program Rencana Pengembangan Usaha PDAM Tirta Mountala
membutuhkan dana sebesar Rp. …. Milyar (harga dasar tahun 2006).
Sumber pembiayaan untuk investasi pengembangan direncanakan
diperoleh dari berbagai sumber dana yaitu :
Anggaran Daerah (APBD) dan Pemerintah pusat melalui APBN.
Dana internal PDAM
Hibah berupa dana dari Donor sebesar Rp. ….. juta, termasuk dari
ESP sebagai dana pendampingan teknis dan program peningkatan
kapasitas.
Adapun rincian dari anggaran biaya yang diperlukan dapat dilihat pada
Bagian Lampiran.
Dengan dilakukannya strategi perusahaan secara umum yaitu
perluasan pelayanan melalui penambahan sambungan dengan
didukung oleh berbagai program fungsional , diharapkan PDAM Tirta
Mountala akan memiliki suatu kinerja keuangan yang baik. Dari
perhitungan proyeksi keuangan yang dilakukan didapat bahwa Rasio
Operasi pada tahun 2011 adalah sebesar lebih dari 100%.
Rincian dari Proyeksi Keuangan tersebut dapat dilihat pada tabel-tabel
proyeksi keuangan dalam Bagian Lampiran.
Tercukupinya jumlah kas yang cukup diharapkan akan dapat juga
membantu Pemerintah Daerah Aceh Besar dalam melakukan
pembangunan yang diberikan dalam bentuk setoran Pendapatan Asli
Daerah (PAD).