pbl

9
Kasus: Perawat JO lulusan pendidikan Ners dari pendidikan tinggi di Jawa Timur, bekerja di RS dr. Wiro Sableng di ruang bedah bunga kamboja selama 5 tahun. Selain bekerja di RS, perawat JO juga membuka praktik mandiri dirumahnya yaitu melayani perawatan luka pengobatan dan terkadang melakukan tindakan bedah seperti operasi bisul dan melakukan khitan. Pada suatu hari tuan x usia 35th, mengendarai sepeda motor dan ditabrak oleh mobil dari belakang. Tuan x tidak sadarkan diri serta mengalami pendarahan pada kepala dan kedua kakinya patah. Oleh warga sekitar lokasi kejadian, tuan x dibawa kerumah perawat JO dan diberi injeksi dan cairan infus dikedua tangannya. Kemudian oleh perawat JO dibawa ke UGD RS. Dr Wiro Sableng. Di UGD RS Wiro Sableng oleh tim kesehatan dilakukan amputasi tanpa mendapat persetujuan dari keluarganya. Setelah satu hari keluarga baru tahu dan mengunjungi tuan x. Ada tetangga tuan x yang berprofesi dokter di puskesmas ingin melihat isi rekam medis tuan x karna ingin tahu alasan tuan x diamputasi. Keluarga tidak terima atas tindakan tenaga kesehatan di UGD RS Dr Wiro Sableng kemudian mengajukannya ke aparat penegak hukum karena menganggap ada tindakan mal praktik.

Upload: dian-aristanti

Post on 20-Jan-2016

18 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

untun referensi

TRANSCRIPT

Page 1: PBL

Kasus:

Perawat JO lulusan pendidikan Ners dari pendidikan tinggi di Jawa Timur, bekerja di RS dr. Wiro Sableng di ruang bedah bunga kamboja selama 5 tahun. Selain bekerja di RS, perawat JO juga membuka praktik mandiri dirumahnya yaitu melayani perawatan luka pengobatan dan terkadang melakukan tindakan bedah seperti operasi bisul dan melakukan khitan. Pada suatu hari tuan x usia 35th, mengendarai sepeda motor dan ditabrak oleh mobil dari belakang. Tuan x tidak sadarkan diri serta mengalami pendarahan pada kepala dan kedua kakinya patah. Oleh warga sekitar lokasi kejadian, tuan x dibawa kerumah perawat JO dan diberi injeksi dan cairan infus dikedua tangannya. Kemudian oleh perawat JO dibawa ke UGD RS. Dr Wiro Sableng. Di UGD RS Wiro Sableng oleh tim kesehatan dilakukan amputasi tanpa mendapat persetujuan dari keluarganya. Setelah satu hari keluarga baru tahu dan mengunjungi tuan x. Ada tetangga tuan x yang berprofesi dokter di puskesmas ingin melihat isi rekam medis tuan x karna ingin tahu alasan tuan x diamputasi. Keluarga tidak terima atas tindakan tenaga kesehatan di UGD RS Dr Wiro Sableng kemudian mengajukannya ke aparat penegak hukum karena menganggap ada tindakan mal praktik.

Page 2: PBL

STUDENT LEARNING OBJECTIVE

1. Tugas dan wewenang praktik keperawatan2. Ruang lingkup Hak dan kewajiban keperawatan3. UU tentang praktik keperawatan4. Definisi rekam medis5. Isi Rekam medis6. Siapa saja yang melihat Rekam medis7. Pengertian malpraktik8. UU tentang malpraktik9. Sebab tentang malpraktik10. Mengetahui dampak dari tidak adanya persetujuan11. Solusi tuntutan malpraktik

Page 3: PBL

PEMBAHASAN

1. Praktik Mandiri PerawatSyarat Ijin praktik keperawatan :- Kepmenkes 02.02/Menkes/ 148/1/2010 Pasal 2 ayat 2: praktik perawat minimal D3

dan Punya SIPP- Pasal 8 : wajib mempunyai SIK- Kepmenkes 129 Pasal 21: mencantumkan SIPP- Kepmenkes HK 02.02/Menkes/ 148/1/2010

Perawat yang menjalankan praktik mandiri perorangan wajib memasang papan nama praktik keperawatan

2. Ruang Lingkup Keperawatan- Kepmenkes RI 0202/148/2010 pasal 8 : pelaksanaan asuhan keperawatan- Pasal 20 dan pasal 10 : dalam keadaan darurat atau tidak ada instruksi dokter perawat

berwenang melakukan perawatan/ tindakan medis- Pasal 9 : perawat dalam melakukan praktik sesuai dengan kewenangan yang di miliki- Kepmenkes No 1239/Menkes/SK/XI/2011 pasal 15 menyebutkan, perawat

berwenang untuk :a. Melaksanakan Asuhan Keperawatan yang meliputi pengkajian, penetapan

diagnosa keperawatan, perencanaan melaksanakan tindakank keperawatan dan evaluasi

b. Tindakan keperawatan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (a) meliputi intervensi keperawatan, observasi keperawatan, pendididkan dan konseling keperawatan.

3. Definisi Rekam Medis- Permenkes 269/Menkes/Per/3/2008 : Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan

atau dokumen antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan pelayanan lai yang telah di berikan.

4. Isi Rekam Medis1. Data PribadiNama, nomor KTP, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, status perkawinan, alamat sekarang, keluarga terdekat, pekerjaan, nama dokter dan keterangan yang diperlukan untuk identifikasi lainnya

2. Data FinansialNama / alamat majikan / perusahaan, perusahaan asuransi yang menanggung, tipe asuransi, nomor polis, dsb.

3. Data SosialKewarganegaraan / kebangsaan, hubungan keluarga, agama, penghidupan, kegiatan masyarakat dan data data lain mengenai kedudukan sosial pasien.

4. Data MedisMerupakan rekam klinis dari pasien, rekaman pengobatan yang berkesinambungan yang diberikan kepada pasien selama ia dirawat di RS. Data data ini memuat hasil

Page 4: PBL

hasil pemeriksaan fisik, riwayat penyakit, pengobatan yang diberikan, laporan kemajuan pengobatan, instruksi dokter, laporan lab klinik, laporan laporan konsultasi, anestesi, operasi, formulir Informed Consent, catatan perawat dan laporan / catatan lain yang terjadi dan dibuat selama pasien dirawat.

5. Tujuan dan manfaat Rekam Medis

Tujuan Rekam Medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib

administrasi dalam

rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan . Tanpa didukung suatu

sistem pengelolaan

rekam medis yang baik dan benar , maka tertib administrasi tidak akan

berhasil

Kegunaan Rekam Medis antara lain:

1. Aspek Administrasi

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi , karena isinya

menyangkut

tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga

mdis dan perawat

dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan

2. Aspek Medis

Catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan

pengobatan/perawatan

yang harus diberikan kepada pasien

Contoh :

_ Identitas pasien _ name, age, sex, address, marriage status, etc.

_ Anamnesis _ “fever” _ how long, every time, continuously, periodic???

_ Physical diagnosis _ head, neck, chest, etc.

_ Laboratory examination, another supporting examination. Etc

3. Aspek Hukum

Menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar

keadilan , dalam

rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti

untuk menegakkan

Page 5: PBL

keadilan

4. Aspek Keuangan

Isi Rekam Medis dapat dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan biaya

pembayaran

pelayanan . Tanpa adanya bukti catatan tindakan /pelayanan , maka

pembayaran tidak

dapat dipertanggungjawabkan

5. Aspek Penelitian

Berkas Rekam medis mempunyai nilai penelitian , karena isinya

menyangkut

data/informasi yang dapat digunakan sebagai aspek penelitian .

6. Aspek Pendidikan

Berkas Rekam Medis mempunyai nilai pendidikan , karena isinya

menyangkut

data/informasi tentang kronologis dari pelayanan medik yang diberikan

pada pasien

7. Aspek Dokumentasi

Isi Rekam medis menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan

dan dipakai

sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan sarana kesehatan

6. Kepemilikan Rekam Medis- UU praktik kedokteran : berkas rekam medis menjadi milik dokter atau sarana

pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis dan lampiran dokumen menjadi milik pasien

- Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/per/III/2008 tentang isi Rekam medis yaitu informasi tentang identiras, diagnosa, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dalam hal :Untuk kesehatan pasienPermintaan/persetujuan pasienPermintaan institusi/ lembaga berdasarkan UU Untuk kepentingan penelitian, pendidikan dan audit medis, sepanjang tidak menyebutkan identitas pasien

7. Yang boleh melihat isi Rekam Medis- UU RI no 29 : Dokter dan Dokter Gigi- Tim kesehatan lainnya : perawat, bidan

Page 6: PBL

- D3 rekam Medis hanya Mengatur/ merekap Rekam Medis asal tidak keluar dari institusi lainnya

- Dokter tamu yang berkunjung boleh melihat atas ijin dokter- Kos atas rekomendasi dokter

8. Persetujuan- Permenkes no 290/Menkes/per/III/2008 : pengecualian terhadap pemberian informasi

sebelum dimintakan persetujuan1. Semua tindakan medik ayang akan dilakukan terhadap pasien harus mendapat

persetujuan (Pasal 2 ayat (1) )2. Bagi tindakan medik yang mengandung resiko tinggi harus dengan persetujaun

tertulis yang ditandatangani oleh pihak yang hendak memberikan pesetujuan (Pasal 3 ayat (1) )

3. Dalam hal informasi yang tidak bisa diberikan kepada pasien maka denagn persetujauan pasien, dokter dapat memberikan informasi tersebut kepada kelurga terdekat dengan didampangi seorang perawat /paramedis sebagai saksi.

- Pasal 2, 3, 4 : persetujuan tindakan kedokteran- inform consent : CARI YA????

9. Definisi Malpraktik- Kelalaian seorang dokter atau perawat dalam tindakan medis atau tindakan tenaga

kesehatan yang di lakukan dalam tindakan medis- Sikap tindakan profesional yang salah seperti dokter, dokter gigi,hukum- Tindakan yang tidak sesuai dengan SOP yang akhirnya mengakibatkan pasien terluka

atau meninggal- Kejahatan untuk mendapatkan keuntungan

10. Jenis-jenis dan Kriteria malpraktik- Jenis – jenis :

criminal malpraktik :Positif and negatif act/ sikap tersela, kecerobohan atau kelalaian Sengaja : eutanasia pasal 344, membuat surat keterangan palsu, aborsi Kelalaian : meninggalnya pasien, tertnggalnya perlatan dalam pasienDalam kasus ini, termasuk kecerobohanCivil malpraktik :Tidak melakukan yang wajib di lakukannyaMelakukannya yang wajib di lakukan tapi tidak sempurnaAdministrasi malpraktik :Tenaga keperawatan melanggar hukun administrasi (SIP,SIK, batas kewenangan, kewajiban)

Kriteria malpraktekMaryanti, 1988 : 54

- Apakah perawatan yang di berikan oleh dokter cukup layak sesuai dengan persyaratan?. Dalam hal ini standart keperawatan yang diberikan oleh pelaksana kesehatan dinilai apakah sesuai dengan apa yang diharapkan.

- Apakah terdapat pelanggaran kewajiban untuk membuktikan adanya standar keperawatan maka dbutuhkan kesaksian ahli

- Apakah tindakan tersebut bener” cedera- Adakah ganti rugi, bila dapat di uktikan ada kelalaian, maka adakah ganti rugi

Page 7: PBL

- Standar medis dari malpraktik, terdapat pelanggaran dari nakes- Kriteris kelalaian berat : 1. Bertentangan kelalaian hukum akibatnya dapat di

bayangkan, perbuatannya dapat di persalahkan

Dalam kasus termasuk malpraktik jika : 1. Kesalahan perawat memberikan cairan infus, malpraktik bersifat ceroboh, lalai 2. Tim kesehatan tidak meminta persetujuan pasien termasuk criminal malpraktik yang bersifat ceroboh 3. Jika Tim kesehatan dan perawat tidak memberikan infus atau amputasi (tidak melakukan kwajibannya maka bisa di katakan malpraktik) termasuk criminal malpraktik yang bersifat lalai

11. Hukum Malpraktik- Aspek Pidana : hukum administrasi karena di sebutkan bahewa pelanggaran

kewajiban yang bertentangan dengan ketentuan standar profesi (cara pelaksanaan tndakan medis )tidak sesuai tujuan yang di harapkan

- Pasal 359 KUHP tentang kewajiban bertanggung jawab

- Pasal 54 dan 55 : nakes yang melakukan kelalain, dapat di kenakan tindak disiplin oleh majelis tenaga kesehatan

12. Upaya menghadapi malpraktik- Informal defence : dengan mengajukan bukti untk menangkis/ menyangkal bahwa

adanya tuduhan tindakan malpraktik- Formal Defence : melakukan pembelaan dengan mengajukan atau menunjuk pada

hukum