pbl

16
1 Faktor pada Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Bodi Eko Febrianto 102011166  Mahasiswa Kedokteran Semester III Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana  Jalan Arjuna Utara no 6 Jakarta Barat 11470 16 Januari 2013  Email : bodi_e@yahoo .com Pendahuluan Masa bayi dan anak adalah masa mereka mengalami masa pertumbuhan dan  perkembangan yang cepat dan sangat penting,dalam pertumbuhan dan perkembangan anak memerlukan zat gizi agar proses pertumbuhan dan perkembangan berjalan dengan  baik. Zat-zat gizi yang dikonsumi batita akan berpengaruh pada status gizi batita. Perbedaan status gizi batita memiliki pengaruh yang berbeda pada setiap perkembangan anak, dimana gizi seimbang yang dikonsumsi tidak terpenuhi untuk pencapaian  pertumbuhan dan perkembangan anak (perkembangan motorik) yang baik pada masa  batita, maka perkembangan anak akan terhambat. Apabila batita mengalami kekurangan gizi dan akhirnya dapat menghambat perkembangan  Antropometri Antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. 1  Antropometri digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Indeks antropometri Indeks antropometri merupakan rasio dari suatu pengukuran terhadap satu atau lebih pengukuran atau yang dihubungkan dengan umur Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks antropometri. Di Indonesia ukuran baku hasil

Upload: girt-lamberth-robert-uniplaita

Post on 13-Oct-2015

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Faktor pada Pertumbuhan dan Perkembangan AnakBodi Eko Febrianto102011166Mahasiswa Kedokteran Semester III Fakultas KedokteranUniversitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara no 6 Jakarta Barat 1147016 Januari 2013Email : [email protected] bayi dan anak adalah masa mereka mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan yang cepat dan sangat penting,dalam pertumbuhan dan perkembangan anak memerlukan zat gizi agar proses pertumbuhan dan perkembangan berjalan dengan baik. Zat-zat gizi yang dikonsumi batita akan berpengaruh pada status gizi batita. Perbedaan status gizi batita memiliki pengaruh yang berbeda pada setiap perkembangan anak, dimana gizi seimbang yang dikonsumsi tidak terpenuhi untuk pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak (perkembangan motorik) yang baik pada masa batita, maka perkembangan anak akan terhambat. Apabila batita mengalami kekurangan gizi dan akhirnya dapat menghambat perkembangan Antropometri Antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.1Antropometri digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Indeks antropometriIndeks antropometri merupakan rasio dari suatu pengukuran terhadap satu atau lebih pengukuran atau yang dihubungkan dengan umur Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks antropometri. Di Indonesia ukuran baku hasil pengukuran dalam negeri belum ada, maka untuk berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) digunakan baku 1Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu berat badan dan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). 1a. Berat Badan menurut UmurBerat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan abnormal, terdapat 2 kemungkinan yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Berdasarkan karakteristik berat badan maka indeks berat badan/umur digunakan sebagai salah satu cara mengukur status gizi. Mengingat karakteristik berat badan yang labil maka berat badan/umur lebih menggambarkan status gizi seseorang. BB/U dapat dipakai pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. BB sensitif terhadap perubahan-perubahan kecil, dapat digunakan timbangan apa saja yang relatif murah, mudah dan tidak memerlukan banyak waktu dan tenaga 1b. Tinggi Badan menurut UmurTinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tubuh seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relative kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh definisi gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama 1GiziGizi merupakan suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpangan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi. Makanan dan zat gizi adalah balok pembangun yang membantu membentuk gigi, tulang dan otot yang kuat, jaringan yang sehat, perkembangan saraf otak dan sistem daya tahan tubuh. Setiap hari anak perlu mendapatkan zat gizi dari makanan. Tidak ada satu jenis makanan yang menyediakan semua zat gizi yang dibutuhkan anak. Yang paling baik adalah memberikan aneka ragam makanan untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan zat gizi.2Sepanjang usia balita, selera makan dan kebiasaan makan terus berubah-ubah. Setelah ulang tahun pertama, pertumbuhan melambat dan selera makan pun cenderung menurun. Pada masa tumbuh kembangnya, gizi seimbang sangat besar pengaruhnya. Pada masa ini otak telah siap menghadapi berbagai stimulasi seperti belajar berjalan dan berbicara lebih lancar. Balita memiliki kebutuhan gizi yang berbeda dari orang dewasa. Mereka butuh lebih banyak lemak dan lebih sedikit serat. 2Nutrisi yang anak butuhkan berasal dari beras/gandum/umbi, daging, kacang-kacangan, sayuran, buah dan dua gelas susu per hari. Tentunya dengan gizi yang seimbang sehingga dalam sehari tercapai 1.000-1.500 kalori. Variasi ini sangatlah bergantung pada usia, tinggi badan serta aktivitas anak (dalam hal ini sekitar 30 menit aktivitas fisik per hari). 2 Pada usia ini, susu masih merupakan makanan yang penting karena mengandung semua zat gizi dasar yang dibutuhkan anak yang sedang tumbuh: energi, lemak, karbohidrat, protein, vitamin dan mineral Zat-zat gizi yang dibutuhkan 1. Karbohidrat merupakan sumber energi utama yang terdiri dari dua jenis yaitu karbohidrat sederhana (gula, pasir dan gula merah) sedangkan karbohidrat kompleks (tepung, beras, jagung, gandum). 32. Protein untuk pertumbuhan, terdapat pada ikan, susu, telur, kacang-kacangan, tahu dan tempe. 33. Lemak terdapat pada margarin, mentega, minyak goreng, lemak hewan atau lemak tumbuhan. 4. Vitamin adalah zat-zat organik yang kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya dapat dibentuk oleh tubuh. 3a. Vitamin A untuk pertumbuhan tulang, mata dan kulit yaitu mencegah kelainan bawaan, vitamin terdapat dalam susu, keju, mentega, kuning telur, minyak ikan, sayuran dan buah-buahan segar (wortel, pepaya, mangga, daun singkong, daun ubi jalar). b. Vitamin B untuk menjaga sistem susunan saraf agar berfungsi normal, mencegah penyakit beri-beri dan anemia. Vitamin ini terdapat di dalam nasi, roti, susu, daging dan tempe. c. Vitamin C berguna untuk pembentukan integritas jaringan dan peningkatan penyerapan zat besi, untuk menjaga kesehatan gusi, jenis vitamin C banyak terdapat pada mangga, jeruk, pisang, nangka.5. Mineral berguna untuk menumbuhkan dan memperkuat jaringan serta mengatur keseimbangan cairan tubuh. 3a. Zat besi berguna dalam pertumbuhan sel-sel darah merah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Zat ini terdapat dalam daging, ikan dan hati ayam.b. Kalsium berguna untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Zat ini terdapat dalam susu sapi.c. Yodium berguna untuk menyokong susunan saraf pusat berkaitan dengan daya pikir dan mencegah kecacatan fisik dan mental. Zat ini terdapat dalam rumput laut dan sea food.Keadaan kesehatan gizi tergantung dari tingkat konsumsi zat gizi yang terdapat pada makanan sehari-hari. Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas hidangan. Kualitas hidangan menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh di dalam suatu susunan hidangan dan perbandingan yang satu terhadap yang lain. Kualitas menunjukkan jumlah masing-masing zat gizi terhadap kebutuhan tubuh. Kalau susunan hidangan memenuhi kebutuhan tubuh, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya, maka tubuh akan mendapatkan kondisi kesehatan gizi yang sebaik-baiknya, disebut konsumsi adekuat. Kalau konsumsi baik dari kuantitas dan kualitasnya melebihi kebutuhan tubuh, dinamakan konsumsi berlebih, maka akan terjadi suatu keadaan gizi lebih. Sebaliknya konsumsi yang kurang baik kualitas dan kuantitasnya akan memberikan kondisi kesehatan gizi kurang atau kondisi defisit . 3Tingkat kesehatan gizi sesuai dengan konsumsi, tingkat kesehatan gizi terbaik adalah kesehatan gizi optimum. Dalam kondisi ini jaringan jenuh oleh zat gizi tersebut. Tubuh terbebas dari penyakit dan mempunyai daya kerja dan efisiensi yang sebaik-baiknya, serta mempunyai daya tahan setinggi-tingginya . 2

Perkembangan kognitif Perkembangan kognitif meliputi perkembangan proses berpikir dan kemampuan intelektual.Jean piaget membagi dalama.Tahap sensorimotor (0-2 tahun) Bayi membentuk pemahaman tentang dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman sensori (melihat dan mendengar) dan tindakan motorik (menjangkau dan menyentuh). 4B.Tahap Praoperasional ( 2- 7 tahun) Anak mulai merepresentasikan dunia dengan kata-kata dan gambar yang mencerminkan pemikiran simbolik yang semakin maju. Sifatnya lebih egosentris dan intuitif. 4C.Tahap Operasional Konkret (7 11 tahun) Anak berpikir secara operasional dan pemikiran yang logis menggantikan pemikiran intuitif, tetapi hanya dalam situasi yang kongkret. 4D. Tahap Operasional Formal ( 11-15 tahun sampai dewasa) Pemikiran lebih abstrak,idealistis dan logis. Mereka meyakini bahwa orang lain tertarik pada diri mereka sama seperti mereka tertarik pada diri mereka sendiri. 4Faktor sosialTahap - tahap Erikson mulai dengan fokus pada bagian tubuh tertentu dan meluas pada pertimbangan konteks sosial perilaku anak, terbagi atas: Kepercayaan lawan ketidakpercayaan (trust versus mistrust), suatu tahap psikososial pertama yang dialami dalam tahun pertama kehidupan. Suatu rasa percaya menuntut perasaan nyaman secara fisik dan sejumlah kecil ketakutan serta kekuatiran akan masa depan. Kepercayaan pada masa bayi menentukan harapan bahwa dunia akan menjadi tempat tinggal yang baik dan menyenangkan.5Otonomi lawan rasa malu dan keragu-raguan (autonomy versus shame and doubt), tahap perkembangan kedua yang berlangsung pada masa bayi dan baru mulai berjalan (1-3 tahun). Setelah memperoleh rasa percaya kepada pengasuh mereka, bayi mulai menemukan bahwa perilaku mereka adalah atas kehendaknya. Mereka menyadari kemauan mereka dengan rasa mandiri dan otonomi mereka. Bila bayi cenderung dibatasi maka mereka akan cenderung mengembangkan rasa malu dan keragu-raguan.7Inisiatif lawan rasa bersalah (initiative versus guilt), merupakan tahap ketiga yang berlangsung selama tahun-tahun sekolah (3-6 tahun). Ketika mereka masuk dunia sekolah mereka lebih tertantang dibanding ketika masih bayi. Anak-anak diharapkan aktif untuk menghadapi tantangan ini dengan rasa tanggung jawab atas perilaku mereka, mainan mereka, dan hewan peliharaan mereka. Anak-anak bertanggung jawab meningkatkan prakarsa. Namun, perasaan bersalah dapat muncul, bila anak tidak diberi kepercayaan dan dibuat mereka sangat cemas.5Kerja keras lawan rendah diri (industry versus inferiority), berlangsung selama tahun-tahun sekolah dasar (6-12 tahun). Tidak ada masalah lain yang lebih antusias dari pada akhir periode masa awal anak-anak yang penuh imajinasi. Ketika anak-anak memasuki tahun sekolah dasar, mereka mengarahkan energi mereka pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan intelektual. Yang berbahaya pada tahap ini adalah perasaan tidak kompeten dan tidak produktif.5Identitas lawan kerancuan peranan (identity versus identity confusion), adalah tahap kelima yang dialami individu selama tahun-tahun masa remaja (12-18 tahun). Pada tahap ini mereka dihadapkan oleh pencarian siapa mereka, bagaimana mereka nanti, dan ke mana mereka akan menuju masa depannya. Satu dimensi yang penting adalah penjajakan pilihan-pilihan alternatif terhadap peran. Penjajakan karir merupakan hal penting. 5Keintiman lawan keterkucilan (intimacy versus isolation), tahap keenam yang dialami pada masa-masa awal dewasa . Pada masa ini individu dihadapi tugas perkembangan pembentukan relasi intim dengan orang lain. Saat anak muda membentuk persahabatan yang sehat dan relasi akrab yang intim dengan orang lain, keintiman akan dicapai, kalau tidak maka isolasi akan terjadi.5Bangkit lawan berhenti (generality versus stagnation), tahap ketujuh perkembangan yang dialami pada masa pertengahan dewasa. Persoalan utama adalah membantu generasi muda mengembangkan dan mengarahkan kehidupan yang berguna (generality). Perasaan belum melakukan sesuatu untuk menolong generasi berikutnya adalah stagnation.5Faktor Lingkunganfaktor lingkungan sangat berpengaruh bagi perkembangan karakter anak. Bila anak berada pada lingkungan yang baik maka akan dapat memberikan pengaruh yang baik pula bagi perkembangan karakter anak, dan begitu juga sebaliknya lingkungan yang tidak baik juga dapat memberikan pengaruh yang tidak baik bagi perkembangan karakter anak. Anda sebagai orangtua harus jeli dan pintar-pintar memilihkan lingkungan yang baik bagi anak Anda, karena akan menentukan perkembangan karakter anak Anda. Lingkungan ini dapat dimisalkan seperti lingkungan tempat Anda tinggal, lingkungan bermain anak Anda, ataupun lingkungan sekolah anak Anda.4Sebagai makhluk sosial, sejak dini memang sebaiknya anak kita kenalkan pada lingkungan masyarakat. Nah, karakter tiap-tiap kelompok masyarakat itu sendiri berbeda-beda, pasti ada yang baik dan ada yang buruk. Karena anak tidak mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, maka tugas Anda sebagai orangtualah yang mengarahkannya dan mendidiknya. Artinya, Anda harus tahu benar apakah lingkungan tempat anak Anda bergaul benar-benar steril untuk perkembangan karakternya atau tidak. 4Dalam proses perkembangan anak, lingkungan merupakan faktor yang sangat penting setelah pembawaan. Tanpa adanya dukungan dari faktor lingkungan maka proses perkembangan dalam mewujudkan potensi pembawaan menjadi kemampuan nyata tidak akan terjadi. Oleh karena itu fungsi atau peranan lingkungan ini dalam proses perkembangan dapat dikatakan sebagai faktor ajar, yaitu faktor yang akan mempengaruhi perwujudan suatu potensi secara baik atau tidak baik, sebab pengaruh lingkungan dalam hal ini dapat bersifat positif yang berarti pengaruhnya baik dan sangat menunjang perkembangan suatu potensi atau bersifat negatif yaitu pengaruh lingkungan itu tidak baik dan akan menghambat/merusak perkembangan.Oleh karena itu, sudah menjadi tugas utama seorang pendidik untuk menciptakan atau menyediakan lingkungan yang positif agar dapat menunjang perkembangan si anak dan berusaha untuk mengawasi dan menghindarkan pengaruh faktor lingkungan yang negatif yang dapat menghambat dan merusak perkembangan sang anak. 4Lingkungan MasyarakatLingkungan masyarakat bisa juga disebut sebagai lingkungan sosial, lingkungan dimana Anda tinggal dan lingkungan dimana anak Anda berinteraksi denga orang lain yang lebih luas lagi. Anak Anda adalah bagian dari masyarakat yang salingberinteraksi satu sama lain dimana anak Anda dapat memberikan pengaruh pada lingkungannya tapi sebaliknya, anak Anda juga dapat menerima pengaruh dari lingkungan masyarakat tersebut. 5Lingkungan masyarakat dapat berperan membentuk karakter anak Anda. Misalnya lingkungan tempat tinggal di asrama polisi atau tentara, anak-anak yang tinggal disana cenderung lebih berani karena mereka merasakan adanya label dari orangtuanya. Mereka juga besikap lebih semena-mena kepada teman-temannya yang lain. Lingkungan yang seperti ini akan membentuk karakter anak menjadi keras, pribadi yang galak, apa yang dia inginkan harus segera terlaksana. Ataupun dengan memilih tinggal di tengah-tengah kota besar, yang mana sesama tetangga tak saling mengenal satu sama lain, lingkungan yang seperti ini dapat membentuk karakter yang tidak baik juga pada anak Anda, anak jadi terbiasa untuk tidak peka terhadap orang lain, merasa tidak memerlukan orang lain dalam hidupnya, sikap individualismenya juga akan sangat terlihat. 5Lingkungan masyarakat juga dapat berpengaruh sebaliknya yaitu berpengaruh baik bagi anak Anda. Misalnya dengan memilih tinggal di sebuah perkampungan di pinggiran kota. Yang di lingkungan tersebut terdapat masjid, para remajanya pun aktif dan antusias dalam kegiatan-kegiatan syiar agama untuk masyarakat sekitar, baik orangtua, remaja bahkan anak-anak kecil. Suasana lingkungan menjadi hidup, dinamis, agamis, harmonis serta menyenangkan hati masyarakat yang tinggal di lingkungan tersebut. Anak-anak Andapun terbentuk karakter yang sopan santun, beradaptasi, berempati, serta dapat menjadi manusia yang berjiwa sosial. 5Lingkungan SekolahSama halnya seperti lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga, tentu saja jika anak Anda sudah pada masa sekolah. Oleh karena itu, Anda harus benar-benar jeli dalam memilih tempat sekolah untuk Anak. Jangan gegabah atau asal-asalan. Bagaimanapun, lingkungan sekolah akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan karakter anak Anda.5Dalam memilih sekolah, hendaknya Anda memperhatikan 5 hal penting, yaitu spiritual, emosional, jasmani, intelektual dan sosialnya. Beberapa tips dalam memilih sekolah untuk anak adalah:Pilihlah sekolah yang tertib, teratur dan bersih. Tujuannya, selain untuk memperlancar proses belajar mengajar, hal ini juga akan membiasakan anak untuk hidup secara tertib dan disiplin. Jika di sekoah anak terbiasa tertib, maka di rumah anak pun juga akan tertib. 5Jalin kerjasama yang baik dengan guru. Dengan kerjasama yang baik, Anda akan lebih mudah mengontrol anak Anda selama di sekolah. 5Pastikan bahwa lingkungan sekolah yang hendak Anda pilih aman dan baik, termasuk kualitas guru/pendidiknya. Pastikan bahwa mereka adalah tenaga pendidik yang berpengalaman dan memiliki kepribadian yang baik yang patut untuk dicontoh oleh muridnya. 5Pertimbangkan jarak sekolah dari tempat Anda. Sebaiknya pilih sekolah yang tidak terlalu jauh dengan tempat tinggal. Karena, selain akan menghemat biaya transport, hal ini juga memungkinkan anak masih mempunyai waktu yang cukup untuk berkumpul dengan keluarga, dan bermain dengan orangtua.faktor moralFreud membagi fase perkembangan psikoseksual kedalam tahapan a.Fase oral ( usia 0-18 bulan) kenikmatan dan kepuasan dari berbagai pengalaman dari sekitar mulut. Aktifitas utama menghisap dan mengigit.dasar perkembangan mental yang sehat sangat tergantung dari hubungan ibu dan anak.6b. Fase anal (1-3 tahun) , tugas utama anak adalah latihan kebersihan atau toilet training. 6c. fase fasik ( 3-5/6/7 tahun) Pengenalan anak akan bagian tubuhnya sendiri, terjadi proses identifikasi seksual. 6d. Fase laten (5/6/7 tahun sampai 12 tahun) anak anak berhadapan dengan berbagai macam tuntutan sosial,rangsangan seksual ditekan sedemikian rupa demi moral/agama/adat. Fase dan tugas perkembangan menurut Erikson1.Masa bayi (0 1 th)Pada masainisemua kebutuhan harus tercukupi, masa penanaman kepercayaan bahwa dunia ini adalah tempat yang baik baginya, masa yang penuh dengna pembelajaran tentang hal-hal baru yang tak akan dapatkan pada masa selanjutnya. 62.Masa Toddler (1 - 3 th)Masaketikaanak mulai memisahkan diri dari lingkungan mulai menguasai diri lingkungan dan masyarakat. Tetapi tentunya dengan bantuan-bantuan yang diberikan dari orang tuanya.3.Awal masa kanak-kanak (4 7 th)Masa dimanatindakan orang tua akan ditiru oleh anak-anak. Anak mulai belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan dan teman sepermainanya. 64.Akhir masa kanak-kanak (8 11 th)Pada masa inianak mulai berkelompok dan memilih teman bermain berdasarkan kehendak hati, pada masa inilah anak harus dikenalkan pada rumah, pekerjaan rumah, disini orang tua bertugas membimbing anaknya, mana hal yang baik dan mana hal yang buruk. 65.Akhir masa remaja (12 15 th)Masa transisi dari anak-anak menjadi remaja dimana pada masa ini. Masa mulai pencarian jati diri dengan melakukan hal-hal sesuai dengan kehendak orang tua. Pada masa ini, orang tua sangat berperan penting untuk kebaikan anak, kebaikan dimasa akan datang6.Masa remaja yang sejati (16 18 th)Masa-masa transisi berkurang, disini remaja sudah mulai menemukan jati dirinya. Mulai menghadapi pilihan yang akan menentukan masa depannya.7.Awal masa dewasa (19 25 th)Anak mulai hidup mandiri, dan sudah mulai berfikir untuk masa depannya, dan juga tidak tergantung pada orang tua. 68.Kedewasaan dan masa tua (25 th ke atas)Seseorangsudah mulai suka terhadap anak-anakdansifatkeibuan mulai muncul.

Kebutuhan Psikologis AnakKebutuhan psikososial anak yang dapat dilakukan orang tua atau pengasuh dapat mempengaruhi optimalisasi tumbuh kembang anak balita. Perilaku orang tua atau orang dewasa lainnya yang perlu diperhatikan, yakni:a. AkrabSejak anak masih dalam kandungan, orang tua harus menjalin akrab dengan anak, demikian halnya setelah anak mencapai balita, pengasuh atau pembimbing harus menjalin akrab dengan anak. Keakraban ini penting untuk memberikan rasa nyaman dan aman yang diperlukan anak untuk mengeksplorasikan lingkungannya. Tanpa rasa nyaman dan aman, anak akan menarik diri dari dunianya. Anak menjadi tidak terbuka dengan pengalaman dan kesempatan-kesempatan belajar, dimana hal ini akan dibawanya sampai meninggal.7b. DisiplinDisiplin tidak ada hubungan dengan hukuman dan aturan yang kaku. Disiplin lebih terkait dengan kebiasaan hidup teratur dan kebiasaan ini harus dimulai dari orang tua. Anak menyukai keteraturan dan rutinitas dan ini penting untuk membentuk pola kebiasaan, termasuk kedisiplinan. Kebiasaan hidup teratur dapat dilakuak melaui; kebiasaan mengembalikan barang ke tempatnya semula, membereskan mainan, merapikan meja setelah dipergunakan dsb. 7c. Hindari Kekerasan.Marah kepada anak tanpa alasan yang dapat dipahami oleh anak sudah merupakan salah satu bentuik kekerasan. Menghukum baik fisik maupun mental termasuk memukul, mendiamkan anak, memasang muka cemberut, hanya akan membuat anak kehilangan percaya diri dan lebih jauh lagi anak akan kehilangan harga diri. 7d. ToleransiBertoleransi terhadap kesalahan anak, bukan kebalikan dari disiplin. Kesalahan yang dilakukan anak sering kali hanya karena perbedaan pandang kita sebagai orang tua atau orang dewasa dengan cara pandang anak. Menghargai perbedaan perlu dikenalkan pada saat anak mulai dapat berbicara dan bermain dengan teman sebayanya. Konflik yang sering terjadi karena kita tidak bisa menghargai perbedaan. Hal terkecil tetapi penting untuk dilakukan orangtua adalah mendengarkan dan menghargai pendapat anak. e. Menjadi Motivator.Anak tidak sekedar mencontoh dan anak tidak hanya membutuhkan keteladanan orangtua. Dorongan atau motivasi sering lebih penting daripada ajakan. Terlebih pada usia setahun, saat anak memerlukan kemampuan untuk mengontrol dirinya, motivasi berperan penting agar kelak tidak menjadi anak yang pemalu atau peragu. Dorongan orang tua akan muncul dengan sendirinya jika orangtua atau pengasuh sering mendampingi atau memfasilitasi kegiatan bermain anak. Tentu saja dorongan untuk mendikte yang sering muncul tanpa kita sadari harus benar-benar kita hindari. 71. Perlakuan Salah yang Sering DitemukanDalam memperlakuan anak sering tidak disadari pengasuh atau orang tua, melakukan kesalahan dalam memperlakukan anak. Kesalahan perlakuan yang sering ditemukan meliputi: a. Selalu Mencari Aman.Melarang anak dan mengatakan JANGAN kepada anak merupakan perwujudan keinginan orang tua. Larangan hanya akan membuat anak nekad melakukan kesalahan dan kesalahan yang lebih besar lagi dikemudian hari. Informasi yang tepat berguna bagi anak daripada melarang anak untuk melakukan sesuatu. 7b. Mengambil Alih Tugas Anak.Ketidaksabaran dan keinginan untuk selalu mencari aman membuat orangtua tidak pernah memberikan tugas kepada anak dan bahkan mengambil alih tugas anak yang diberikan oleh gurunya atau orang lain. Keinginan oprang tua untuk menunjukkan bahwa anak tidak mengenal dan bahkan lari dari tanggung jawab. Anak tidak dapat dan tidak terbiasa menyelesaikan tugas, disamping anak juga tidak berkesempatan untuk mandiri. c. Terlalu Berharap.Adalah keinginan orang tua semata agar anaknya hafal nama-nama kepala negara seluiruh dunia pada usia 2 tahun atau pula anaknya menjadi rangking pertama di sekolahnya. Lebih parah lagi cukup banyak orang tua yang mendiktekan masa depan anak karena dirinya gagal mencapai cita-cita. Harapan yang berlebihan tidak hanya membuat anak tertekan tetapi juga akan menghantam balik akibatnya pada orang tua. 7

d. Menyerahkan Kepada Orang Lain.Kurangnya berkomunikasi dengan anak diperburuk dengan mudahnya orang tua menyerahkan begitu saja pengasuhan dan pendidikan anak kepada pengasuh, guru atau orang lain. Meski alasan ekonomi sering melatarbelakangi hal ini, namun kepedulian orang tua pada anak harus menjadi prioritas. Ketidakpedulian orangtua terhadap aktivitas sehari-hari anak dapat mengejutkan orang tua pada saat anak melakukan sesuatu yang tidak diinginkan orang tua.e. Memberi Contoh SalahBanyak orang tua yang tidak sadar akan perbuatan atau kebiasaan yang tidak baik seperti merokok, mabuk dan berbohong. Sering pula orangtua tidak sadar mengajarkan berbohong atau perilaku tidak baik lainnya kepada anak. Orang tua sebagai model atas perbuatan dan kebiasaan yang akan ditiru anak.f. Melakukan KekerasanKesalahan yang semuanya bersumber dari kesalahan orangtua, cepat atau lambat akan dilakukan anak tanpa sengaja. Ujungnya bukan orangtua introspeksi diri, bahkan sebaliknya yang dilakukan orangtua. Mulai dari memasang muka masam, menimpakan kesalahan kepada anak sampai kepada kekerasan fisik dilakukan orang tua bahkan sampai menghilangkan nyawa anak. 7Tindakan yang Dapat DilakukanUntuk menghindari kesalahan dari perlakuan orang tua atau pengasuh maka beberapa tindakan berikut ini, perlu dilakukan ;a. Perlakukan Anak sebagai AnakBanyak orang tua atau pengasuh melihat dan memperlakukan anak sebagai orang dewasa kecil, bukan sebagai seseorang yang sedang tumbuh dan berkembang untuk kemudian menjadi dewasa. Karena itu orang tua atau pengasuh jangan beranggapan bahwa anak dapat berpikir dan bertindak seperti orang dewasa. Anak suka mengulang-ulang kegiatannya, memusatkan perhatian untuk waktu yang pendek, suka melakukan percobaan dan banyak kegiatan lain yang menurut pandangan orang dewasa sebagai kegiatan yang tidak bermanfaat dan membosankan.5b. Penuhi Kebutuhan AnakAnak memiliki banyak kebutuhan, mulai dari kebutuhan makanan dengan gizi yang berimbang, lingkungan yang sehat dan aman, rasa aman, kondisi kesehatan yang prima, perasaan diterima, kebutuhan unuk mengembangkan potensi diri, pengakuan atas harga diri mereka. Tidak terpenuhinya salah satu kebutuhan anak dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya. Memenuhi kebutuhan anak tidak sama dengan memanjakan anak. 5c. Beri Anak KesempatanMenerima anak sebagaimana ia adanya bukan hal yang mudah. Rasa takut kehilangan anak yang selama ini menggantungkan hidupnya kepada kita merupakan cara dari ketidakmauan orang tua atau pengasuh untuk memberi kesempatan kepada anak mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya. Beri kesempatan anak untuk mandiri, kesempatan untuk melakukan beragam kegiatan yang diperlukan dalam mengembangkan seluruh potensinya sesuai dengan tahapan perkembangannya. Orang tua atau pengasuh adalah fasilitator, pendidik, pelindung dan juga pengawas. 5d. Bimbing Anak Untuk Membawa DiriSelama hidupnya manusia selalu berhubungan dengan orang lain. Demikian halnya anak, pertama-tama akan menjalin hubungan dengan orang tua dan anggota keluarga lainnya, kemudian dengan tetangga, saudara, teman sebaya dan selanjutnya akan semakin memperluas pergaulan. Dalam pergaulan dimanan pun berada, selalu ada aturan atau etika serta sopan santun. Dengan memahmi etiket pergaulan akan memupuk kemampuan membawa diri dan menuntunnya kelak menjadi manusia yang sukses. Oleh karenanya, ajarkan bagaimana anak harus bersikap kepada orang lain, tata cara bersalaman, memberi salam saat bertemu serta beragam etika kesopanan lainnya sejak dini yang dapat dilakukan mulai dari dalam keluarga. 5e. Tumbuhkan Rasa Percaya Diri AnakBerikan rasa mampu kepada anak dengan cara memberikan pujian sewajarnya setiap kali anak dapat menyelesaikan sesuatu, betapa pun kecilnya. Hal ini akan menumbuhkan rasa percaya diri anak yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap perilakunya kelak, disamping juga berpengaruh terhadap prestasi dan kemampuan mereka untuk berkompetisi. Anak sangat sulit untuk memahami dirinya, namun bukan berarti anak tidak dapat memahami dirinya sendiri. Konsep menemukan dirinya sendiri merupakan kesadaran atas keberadaan diri anak di lingkungannya sehingga akan menumbuhkan rasa diterima oleh lingkungannya. Perasaan ini akan mengembangkan harga diri anak yang diperlukan sebagai kontrol diri atas segala perilaku dan ucapannya. Cara membimbingnya dilakukan dengan cara memberikan tugas atau kewajiban sebagai anggota keluarga, sesuai dengan kemampuannya. 5f. Tanamkan Sikap JujurKejujuran ibarat mata uang yang berlaku dimana saja dan kapanpun juga. Membohongi anak sama buruknya berbohong kepada orang lain di depan anak. Jangan pula terburu-buru memberi cap pembohong kepada anak saat menceritakan imajinasinya. Anak balita belum bisa membedakan antara imajinasi dengan kenyataan.g. Jadilah Teladan Mulailah tindakan dengan memberikan keteladanan. Anak merupakan peniru yang paling ulung. Segala yang dilihat, didengar dan dirasakan akan dapat ditirukan dengan tepat. Jangan lakukan apapun yang orang tua tidak ingin hal tersebut dilakukan oleh anak. Menjadi teladan bukan berarti menjadikan anak pengekor kita. 5 KesimpulanPertumbuhan dan perkembangan anak yang baik dapat dilihat melalui asupan gizi (pertumbuhan) dan faktor lingkungan,sosial,moral,kognitif ( perkembangan). Gangguan dapat terjadi didalamnya jika pengetahuan dan perilaku tua (keluarga) kurang mendukung ditambah lingkungan yang kurang baik.Daftar Pustaka1. Hidayat.A.A.Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk kebidanan.Jakarta:Salemba Medika.2008.h.26-72. Almatsier S. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: Gramedia pustaka utama; 2009. 290-63. Sediaoetama AD. Ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi. Jakarta: Dian rakyat: 2008.h.31-954. Behrman RE, Kliegman RM. Nelson esensi pediatri. Ed 4. Jakarta. EGC ; 2010. h. 1-17,38-40,52-5.5. Wuryani.S.E.Psikologi Pendidikan.Jakarta:Grasindo;2002.h.57-60,77-81,177-9.6. D.G Singgih.Psikologi perkembangan anak dan remaja.Jakarta:Gunung Mulia;2008.h.60-4 7. D.G.Singgih. Bunga rampai Psikologi perkembangan.Jakarta:BPK;2004.h.253-59