pbl ske3

27
Memahami dan Menjelaskan Sensorik Pathway Jalur Saraf Sensorik Impuls saraf sensorik bergerak melintasi traktus asendens terdiri dari tiga neuron : 1. Neuron yang paling tepi memiliki badan sel dalam ganglion sensorik. Pada ekor posterior sebuah saraf spinalis,cabang sebuah dendrit bergerak menuju perifer dan berakhir dalm sebuah organ sensorik,misalnya kulit.Sementara akson yang merupakan cabangnya yang lain masuk ke dalam sumsum tulang belakang, selanjutnya naik menuju kolumna anterior dan berakhir pada sekeliling nucleus dalam medulla oblongata. 2. Sel neuron yang kedua timbul dalam nucleus tersebut melintasi garistengah dengan cara yang sama seperti jalur motorik desendens untuk membentuk dekusatio. Sensorik naik melalui pons varoli dan diensefalonguna mencapai thalamus. 3. Neuron yang ketiga (terakhir), bermula dalam thalamus, bergerak melaluikapsula interna untuk mencapai daerah sensorik korteks serebri. Traktusasendens menghantarkan impuls, sentuhan kedudukan sendi-sendi dangetaran sementara yang lainnya menghantarkan impuls sentuhan rasa sakitdan suhu.Saraf sensorik tepi akan menghantarkan beberapa impuls aferen untuk ditafsirkan olehh daerah sensorik dalm korteks serebri sebai sentuhan rasa sakit,gatal, suhu, rasa panas dan dingin yang berasal dari struktur tepi. Sementaraimpuls aferen lain timbul dari struktur yang lebih dalam sebagai rasa sakit,tekanan, dan sebagainya. Jalur Persarafan Sensorik Pada umunnya perjalanan impuls dari impuls zari perifer sampai kepusatmelalui tiga neuron . pasangan reseptor menimbulkan pontensial aksi pada neuronI, kemudian bersinaps dengan II, mendulla spinalis , mendula oblongata ataudaerah otak , jalur kedua bernipas dengan neuron III di nuklei talamus dan neuronIII berakhir di korteks serebri.Jalur somatosensoris (rasa somntik)dihantarkan oleh dua sistem :a.Spinotalamikus . menyalurkan impuls sensorik dari kulit (supersial) yJaras spinotalkus, menyalurkan impuls sensorik dari kulit(superfisial). Bersinaps ke kornu posterior kemudianmenyebarang ke kontralateral masuk ke trakus spinotalakusventaralis. Neuron II bernipas dengan neuron II di neuklos ventrapostero-lateral , talamus berakhir didaerah 1,2,3 brodman. - Jaras spinatalmikus lateralis menyalurkan rasa sakit dan suhu. Neuron I bernipas di subtansi gelatinosa. Neuron IIme nyebarang kesisi kontralateral dan masuk ke traktus spinotalamikus lateralis

Upload: elly-yulianti

Post on 15-Sep-2015

229 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

hh

TRANSCRIPT

Memahami dan Menjelaskan Sensorik Pathway

Jalur Saraf SensorikImpuls saraf sensorik bergerak melintasi traktus asendens terdiri dari tiga neuron :1. Neuron yang paling tepi memiliki badan sel dalam ganglion sensorik. Pada ekor posterior sebuah saraf spinalis,cabang sebuah dendrit bergerakmenuju perifer dan berakhir dalm sebuah organ sensorik,misalnya kulit.Sementara akson yang merupakan cabangnya yang lain masuk ke dalam sumsum tulang belakang, selanjutnya naik menuju kolumna anterior danberakhir pada sekeliling nucleus dalam medulla oblongata.2. Sel neuron yang kedua timbul dalam nucleus tersebut melintasi garistengah dengan cara yang sama seperti jalur motorik desendens untukmembentuk dekusatio. Sensorik naik melalui pons varoli dan diensefalonguna mencapai thalamus.3.Neuron yang ketiga (terakhir), bermula dalam thalamus, bergerak melaluikapsula interna untuk mencapai daerah sensorik korteks serebri. Traktusasendens menghantarkan impuls, sentuhan kedudukan sendi-sendi dangetaran sementara yang lainnya menghantarkan impuls sentuhan rasa sakitdan suhu.Saraf sensorik tepi akan menghantarkan beberapa impuls aferen untukditafsirkan olehh daerah sensorik dalm korteks serebri sebai sentuhan rasa sakit,gatal, suhu, rasa panas dan dingin yang berasal dari struktur tepi. Sementaraimpuls aferen lain timbul dari struktur yang lebih dalam sebagai rasa sakit,tekanan, dan sebagainya.

Jalur Persarafan SensorikPada umunnya perjalanan impuls dari impuls zari perifer sampai kepusatmelalui tiga neuron . pasangan reseptor menimbulkan pontensial aksi pada neuronI, kemudian bersinaps dengan II, mendulla spinalis , mendula oblongata ataudaerah otak , jalur kedua bernipas dengan neuron III di nuklei talamus dan neuronIII berakhir di korteks serebri.Jalur somatosensoris (rasa somntik)dihantarkan oleh dua sistem :a.Spinotalamikus . menyalurkan impuls sensorik dari kulit (supersial)yJaras spinotalkus, menyalurkan impuls sensorik dari kulit(superfisial). Bersinaps ke kornu posterior kemudianmenyebarang ke kontralateral masuk ke trakus spinotalakusventaralis. Neuron II bernipas dengan neuron II di neuklosventrapostero-lateral , talamus berakhir didaerah 1,2,3brodman.- Jaras spinatalmikus lateralis menyalurkan rasa sakit dan suhu.Neuron I bernipas di subtansi gelatinosa. Neuron IIme nyebarang kesisi kontralateral dan masuk ke traktus spinotalamikus lateralis bernipas dengan neuron III di nuklei, ventropostero-lateral talamus berakhir didaerah area 1,2,3brodman.b. Sistem kolurma dorsalis menyalurkan impuls sensorik motorik bagiandalam dari otot dan tendo, menyalurkan rasa somatik berupa rasa gerak,sikap ,diskriminasi dua titik dan getaran . terdiri dari dua sistem yaitu:- Fasikulas grasilis: aferan asuk melalui segmen sakral danlumbal membawa impuls dari tubuh dan ekstermitas bagianbawah. Neuron I besinaps dengan neuron II didaerah medulla oblongata . Kemudian neuron II meyebrang ke sisi kontelateral dan berjalan kedalam lemmedialis, neuron II dineuklosventrolateral talamus bersinaps dengan neuron III berakhir padaarea 3,1,2 brodmann.- Fasikulus guneatus : aferen masuk melalui segmen torakal danservikal . neuron I bersinaps dengan neuron II di medula oblongata . neuron kedua menyebrang ke sisi kontraletaralberjalan dalam lemnikus medialis selanjutnya sama dengan fasikulus grasilis.

Memahami dan Menjelaskan NyeriNyeri adalah perasaaan atau sensasi tidak nyaman yang menandakan adanya kerusakan sel dalam tubuh atau inflamasi (radang). Nyeri timbul karena tubuh menerima rangsangan yang berupa rangsang mekanik (trauma, terpukul, teriris, cubitan), panas (cahaya matahari, api, listrik,) dan kimia (makanan/miniman terlalu asam, penyakit).Nyeri sesungguhnya adalah respons tubuh yang disebabkan adanya salah satu atau beberapa rangsang yang mengenai bagian tubuh.PatofisiologiAdanya rangsangan yang diterima tubuh, menyebabkan sel akan mengalami luka. Dinding sel terdiri datas komponen fosfolipid (fosfat dan lemak), adanya luka sel akan menyebabkan lepasnya enzim fosfolipase A2. Enzim ini menyebabkan diproduksinya asam arakidonat (ARA) oleh sel yang akan dilepaskan dalam darah. ARA tidak diam saja, namun akan berubah bentuk menjadi senyawa mediator nyeri seperti prostaglandin (PG), prosasiklin (PGI) dan tromboksan A2 (TX).Pembentukan senyawa-senyawa ini terjadi karena dalam tubuh terdapat enzim siklooksigenase (COX). Selain melaui enzim COX, dapat juga ARA diubah bentuknya oleh enzim lain dalam jalur nyeri ini yakni lipooksigenase membentuk leukotrien (LT1).Mediator-mediator nyeri tersebut akan menyebabkan meningkatnya potensial saraf, khususnya yang diserabut saraf Ad dan C di sumsum tulang belakang (spinothalamic cord). Hantaran serabut Ad berlangsung sangat lambat, sementara serabut C sangat cepat. Perjalanan nyeri dilanjutkan oleh serabut-serabut saraf tersebut hingga di pusat nyeri di otak (thalamus), akhirnya sampai di somatosensori korteks (otak). Di somatosensori korteks inilah rasa nyeri kita persepsikan.Jenis nyeriNyeri dibedakan setidaknya menjadi nyeri perifer (nyeri ringan) dan nyeri visceral (nyeri kuat yang biasanya karena rusaknya sel/radang di organ dalam).TatalaksanaMengeblok rasa nyeri dimaksudkan mengurangi dan atau menghilangkan rasa nyeri. Banyak cara dapat dilakukan untuk mengeblok nyeri, berdasarkan pemahaman mekanisme terjadinya nyeri.1. Mengeblok pembentukan mediator nyeri khususnya prostaglandin, yaitu dengan pemberian analgetik steroid (prednison, deksametason), maupun nonsteroid/NSAID (parasetamol, ibuprofen, dll). Analgetik steroid (SAID) ini yang lebih menonjol adalah sifat anti-inflamasinya (anti-radangnya), sementara nonsteroid (NSAID, Non Steroid Anti Inflammatory Drugs) sebagian besar selain analgesik-antipiretik juga beberapa memiliki sifat antiinflamasi.1. Mengeblok penghantaran nyeri oleh serabut saraf dapat dilakukan melalui anestesi (obat bius), baik lokal (di tempat rangsang nyeri) atau sistemik (seluruh saraf tubuh). Lidokain semprot/injeksi pada proses cabut gigi atau khitan adalah contoh anestesi lokal. Ada juga bermacam anestesi yang diberikan melalui injeksi intravena (masuk pembuluh darah vena), bahkan sekarang banyak diberikan melalui sumsum tulang belakang khususnya bila diinginkan efek obat sangat cepat seperti operasi section cesaria (bedah cesar).1. Mengeblok pusat nyeri/reseptor nyeri di otak, yakni dengan analgetik narkotik (morfin, petidin). Hanya analgetik bentuk narkotik yang mampu menembus penghalang antara darah dan otak (blood brain barrier) sehingga dapat mengeblok rasa nyeri yang amat sangat. Misal ada penderita kanker stadium lanjut yang rasa sakitnya minta ampun.Pain Killer: Obat analgesik yang steroid, anestesi, dan analgesik narkotik hanya dapat diberikan oleh dokter, sementara yang nonsteroid dapat dibeli bebas di pasar.Macam analgetik nonsteroidGolongan narkotik, contoh kodein. Biasanya dalam bentuk kombinasi dengan analgetik nonsteroid lain seperti parasetamol, asetosal, atau ibuprofen. Kodein, tidak diindikasikan untuk analgetik, merupakan obat batuk kering, harus dengan resep yang ketat, sangat diawasi walaupun harganya sangat murah.Golongan salisilat, contoh: asetosal atau aspirin. Semua jenis obat ini bersifat sangat asam sehingga harus dihindari oleh penderita yang mempunyai gangguan di lambung dan usus (dispesia, maag/gastritis, tukak petik/ulkus). Keasamanya sangat tinggi akan memicu bahkan memperparah gangguan di lambung dan usus tersebut.Perhatian khusus: penderita asma jangan diberi obat analgetik golongan salisilat. Mengapa? Karena semua jenis analgetik golongan salisilat menyebabkan penyempitan bronkus (asma) sebagai alkibat cara golongan ini dalam menghambat COX sehingga leukotrien terbentuk. Leukotrien ini adalah senyawa yang menyempitkan brokus (bronko-konstriksi) sehingga meyulitkan pernapasan.Efek samping yang paling sering terjadi berupa iritasi mukosa lambung dengan resiko tukak lambung dan perdarahan samar. Selain itu juga, asetosal menimbulkan efek spesifik, seperti reaksi alergi kulit dan tinnitus. Efek yang lebih serius adalah kejang-kejang bronchi hebat, yang pada pasien asma dapat menimbulkan serangan, walaupun dalam dosis rendah.Anak-anak kecil yang menderita cacar air atau flu/selesma sebaiknya jangan diberikan asetosal (melainkan parasetamol) karena beresiko terkena Sindroma Rye yang berbahaya. Sindroma ini bercirikan muntah hebat, termangu-mangu, gangguan pernapasan, konvulsi dan adakalanya koma. Wanita hamil tidak dianjurkan menggunakan asetosal dalam dosis tinggi terutama pada triwulan terakhir dan sebelum persalinan karena lama kehamilan dan persalinan dapat diperpanjang juga kecenderungan perdarahan meningkat.Golongan parasetamol. Hanya ada satu jenis yaitu parasetamol. Parasetamol tidak aman pada penderita yang memilki gangguan di hati/liver. Penderita hepatitis, sirosis hati sebaiknya mengindari parasetamol.Golongan dipirin: metampiron/antalgin. Antalgin selain memiliki sifat analgetik juga menonjol sifat antispasmus-nya. Spasmus adalah kejang otot yang menyertai nyeri, biasanya nyeri visceral. Namun antalgin memiliki efek samping mengganggu pembentukan komponen darah (diskrasia darah) seperti sulitnya darah menggumpal, anemia, penurunan trombosit. Penderita yang mempunyai gangguan darah sebaiknya menghindari pemakaian obat ini. Di Amerika penggunaan obat ini sudah dilarang.Tramadol. Beberapa ahli menggolongkan tramadol sebahai jenis seminarkotik. Biasaya obat ini diberikan pada nyeri akibat tauma (kecelakaan patah tulang, pasca-operasi).Golongan COXIB: penghambat enzim siklooksigense 2 (COX-2) yaitu parecoxib, celecoxib, rofecoxib, dan meloksikam merupakan obat yang baru ditemukan sehingga harganya sagat mahal. Obat ini mengahmbat COX secara spesifik sehingga tidak menyebabkan iritasi lambung. Rofecoxib sudah dilarang penggunaannya (Artikel terkait: Nasib Vioxx)Asam mefenamat (Sudah dibahas lengkap di posting ini, misal merek: Mefinal, Ponstan)Diklofenak (Sudah dibahas lengkap di posting ini, misal merek: Voltaren, Cataflam)Fenilbutazon, tidak dipasarkan lagi karena efek sampingnya besarIbuprofen. Ibuprofen merupakan derivat asam propionat yang diperkenalkan pertama kali dibanyak negara. Obat ini bersifat analgesik dengan daya antiinflamasi yang tidak terlalu kua. Efek anti inflamasinya terlihat dengan dosis 1200-2400 mg sehari. Absorbsi ibuprofen cepat berlangsung dalam lambung dan kadar maksimum dalam plasma dicapai setelah 1-2 jam. Waktu paruh dalam plasma adalah 2 jam. 90% ibuprofen terikat dalam protein plasma. Ekskresinya berlangsung cepat dan lengkap. Kira-kira 90% dari dosis yang diabsorbsi akan diekskresikan melalui urin sebagai metabolit atau konjugatnya. Metabolit utama merupakan hasil hidroksilasi dan karboksilasi.Obat AINS derivat asam propionat hampir seluruhnya terikat dalam protein plasma, efek interaksi misalnya penggeseran obat wafarin dan oral hipoglikemik hampir tidak ada. Tetapi pemberian bersama warfarin tetap harus diwaspadai karena adanya gangguan pada fungsi trombosit yang memperpanjang masa pendarahan. Derivat asam propionat dapat mengurangi efek diuresis dan natriueresis furosemid dan tiazid, juga mengurangi efek antihipertensi obat -bloker, prazosin, dan kaptopril. Efek ini mungkin akibat hambatan biosintesis PG ginjal.Efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan dibandingkan dengan aspirin, indometasin, atau naproksen. Efek samping lainnya yang jarang adalah eritema kulit, sakit kepala trombosipenia, ambliopia toksik yang reversibel. Dosis sebagai analgesik 4 kali 400 mg sehari tetapi sebaiknya dosis optimum pada tiap orang ditentukan secara individual.Ibuprofen tidak dianjurkan diminum oleh wanita hamil dan menyusui. Dengan alasan bahwa ibuprofen relatif lebih lama dan tidak menimbulkan efek samping pada dosis amalgesik, maka ibuprofen dijual sebagai obat generik bebas di beberapa negara antara lain negara Amerika Serikat dan Inggris.Cara minum analgetik1. Semua jenis salisilat harus diminum sesudah perut terisi makanan agar mengurangi keasaman lambung.1. Parasetamol dan antalgin dianjurkan untuk diminum sebelum perut terisi makanan. Kedua obat ini diserap oleh usus, bukan di lambung seinggga bila obat telah berada dalam lambung yang kosong, begitu ada makanan maka obat akan terdorong ke usus, dan proses penyerapan obat akan lebih cepat. Sebaiknya obat ini diminum dengan air yang tidak bersifat asam (jangan jus atau minuman berkarbonasi) karena akan menghambat penyerapan obat yang telah bereaksi membentuk sedikit garam dengan medium asam.1. Bila penderita tidak memiliki gangguan lambung, dianjurkan minum obat golongan salisilat dengan jus yang asam karena mempercepat penyerapan obat oleh lambung sehingga efek obat lebih cepat.

Memahami dan Menjelaskan Nyeri KepalaKlasifikasi1. Tension. Ditandai dengan nyeri yang hilang timbul, dapat menyerang bagian depan maupun belakang kepala. Tanda yang khas adalah terjadinya kekakuan selain adanya rasa nyeri. Penyebab nyeri jenis ini antara lain yang paling sering terjadi adalah posisi duduk saat menggunakan komputer. Posisi penempatan komputer yang tidak pas dengan posisi kepala akan memicu nyeri kepala jenis tension ini.1. Migrain. Nyeri kepala yang terjadi akibat ketidaknormalan vaskuler ini biasanya menyerang dimulai dari dalam dan sekitar mata atau pelipis, menyebar ke satu atau dapat juga dua sisi kepala, namun yang paling sering terjadi hanya di salah satu sisi kepala. Nyeri diikuti rasa berdenyut, hilangnya nafsu makan, bahkan disertai mual dan muntah. Ketegangan psikologis dan faktor genetik diduga menjadi penyebab migrain.1. Cluster. Nyeri jenis ini terutama dialami oleh pria, biasanya menyerang satu sisi kepala, terjadi secara periodik diselingi adanya masa ketika ada keadaan terbebas nyeri. Gejala khas dari nyeri ini yaitu pembengkakan mata, hidung meler, dan mata ber-air di sisi nyeri.1. Kelainan sinus. Merupakan nyeri yang bersifat akut dan sub-akut, terjadi di kepala bagian depan, bersifat tumpul dan berat. Pada pagi hari, dalam keadaan yang dingin dan lembab, nyeri ini muncul kembali, nyeri ini sebagaian besar terjadi di tulang dahi dan tulang pipi.Nyeri kepala jenis lain masih ada, namun jarang terjadi. Contohnya nyeri tumor otak, nyeri karena adanya produksi cairan di otak akibat infeksi toksoplasma, infeksi pada selaput otak/meninges, dan nyeri karena hipertensi.Terapi FarmakologiPenggunaan obat utamanya menggunakan obat analgetik/pain killer. Pada migrain beberapa obat direkomendasikan untuk mengurangi nyeri yang terjadi antara lain dari golongan ergotamin (Ergotamin cafein-generik, Cafergot, Dihydroergot, Ericaf), metamizol (Arsinal, Medizol), cinnarizine (Merron) dan sumatriptan (Triptagic, Cetatrex).

Memahami dan Menjelaskan Nyeri Kepala Tipe TegangDefinisiNyeri kepala tipe tegang adalah suatu kondisi langsung terasa nyeri kepala yang terpusat dikuduk. Kuduk terasa kencang dan kaku, dan nyeri menjalar sampai ke bahu dan punggung, yang di sertai rasa kencang, pegal, dan kaku pada keseluruhan kepala, kulit kepala, atau leher, pada umumnya dihubungkan dengan keketatan otot di dalam area ini.Nyeri kepala tipe tegang adalah salah satu menyangkut format sakit kepala yang umum.EtiologiPenyebab utama adalah aktivitas yang menyebabkan kepala diposisikan dalam jangka waktu panjang tanpa bergerak. Aktivitas seperti itu meliputi pengetikan atau pekerjaan komputer lain, menulis, dan penggunaan suatu mikroskop. Di dalam suatu ruangan dingin atau yang tidur dengan leher dengan posisi tak normal bisa juga mencetuskan suatu nyeri kepala tipe tegang.Penyebab lain sakit kepala tegangan meliputi: Penggunaan alkohol berlebihan Kafein ( terlalu banyak) Dingin dan influensa Radang mata Merokok berlebihan Kelelahan Hidung tersumbat Pekerjaan terlalu keras Sinus Infeksi/PeradanganEpidemiologiSebagian besar orang pernah mengalami nyeri kepala(sefalgi) pada sepanjang hidupnya, terbukti dari hasil penelitian population base di Singapore dari Ho dkk7 didapati prevalensi life time nyeri kepala penduduk Singapore adalah pria 80%, wanita 85% (p= 0.0002). Angka tersebut hampir mirip dengan hasil penelitian pendahuluan Sjahrir dkk7 di Medan terhadap mahasiswa Fakultas Kedokteran USU mendapati hasilpria 78% sedangkan wanitanya 88%. Dari basil pengamatan jenis penyakit dari pasien yang berobat jalan di praktek sore penulis selama tahun 2003, ternyata nyeri kepala menduduki proporsi tempat yang teratas, sekitar 42% dari keseluruhan pasien neurologi.35 Maka dari itu perlu dilakukan perhatian yang serius dan secara kontinyu terhadap perkembangan kemajuan ilmu perihal nyeri kepala ini. Yang disebut sebagai Nyeri kepala primer adalah suatu nyeri kepala tanpa disertai adanya penyebab strukturalorganik. Berdasarkan klasifikasi Internasional Nyeri Kepala Edisi 2 dari IHS (International Headache Society) yang terbaru tahun 2004, Nyeri Kepala Primer terdiri atas Migraine, Tension type Headache; Cluster Headache and other trigeminal-autonomic cephalalgias dari Other Primary Headaches.34 Banyak faktor yang berperan dalam mekanisme patofisiologi nyeri kepala primer ini, akan tetapi pada dasarnya secara umum patofisiologinya hampir mirip satu sama lainnya dengan disertai adanya sedikit perbedaan spesifik yang masing masing belum diketahui selengkapnya dengan benar. Dalam pidato ini di jelaskan mekanisme perkembangan terkini mengenai neuropatofisiologi dan pengobatan nyeri kepala primer berdasarkan bukti-bukti penelitian yang teruji. Lebih tabu mengenai hal mekanisme terjadinya suatu penyakit, maka lebih tabu pula kita mengenai prospek pengobatannya untuk masa mendatang.PatofisiologiPada penderita Tension type headache didapati gejala yang menonjol yaitu nyeri tekan yang bertambah pada palpasi jaringan miofascial perikranial. Impuls nosiseptif dari otot perikranial yang menjalar kekepala mengakibatkan timbulnya nyeri kepala dan nyeri yang bertambah pada daerah otot maupun tendon tempat insersinya.TTH adalah kondisi stress mental, non-physiological motor stress, dan miofasial lokal yang melepaskan zat iritatif ataupun kombinasi dari ke tiganya yang menstimuli perifer kemudian berlanjut mengaktivasi struktur persepsi supraspinal pain, kemudian berlanjut lagi ke sentral modulasi yang masing2 individu mempunyai sifat self limiting yang berbeda bedaa dalam hal intensitas nyeri kepalanya. Pengukuran tekanan palpasi terhadap otot perikranial dilakukan dengan alat palporneter (yang diketernukan oleh Atkins, 1992) sehingga dapat mendapatkan skor nyeri tekan terhadap otot tersebut. Langemark & Olesen tahun 1987 (yang dikutip oleh Bendtsen28) telah menernukan metode palpasi manual untuk penelitian nyeri kepala dengan cara palpasi secara cepat bilateral dengan cara memutar jari ke2 dan ke 3 ke otot yang diperiksa, nyeri tekan yang terinduksi dinilai dengan skor Total Tenderness Scoring system. Yaitu suatu sistem skor dengan 4 point penilaian kombinasi antara reaksi behaviour dengan reaksi verbal dari penderita.Pada penelitian Bendtsen tabun 1996 terhadap penderita chronic tension type headache (yang dikutip oleh Bendtsew8) teryata otot yang mempunyai nilai Local tenderness score tertinggi adalah otot Trapezeus, insersi otot leher dan otot sternocleidomastoid. 28 Nyeri tekan otot perikranial secara signifikan berkorelasi dengan intensitas maupun frekwensi serangan tension type headache kronik. Belum diketahui secara jelas apakah nyeri tekan otot tersebut mendahului atau sebab akibat daripada nyeri kepala, atau nyeri kepala yang timbul dahulu baru timbul nyeri tekan otot. Pada migren dapat juga terjadi nyeri tekan otot, akan tetapi tidak selalu berkorelasi dengan intensitas maupun frekwensi serangan migren.Nyeri miofascial adalah suatu nyeri pada otot bergaris termasuk juga struktur fascia dan tendonnya.35 Dalam keadaan normal nyeri miofascial di mediasi oleh serabut kecil bermyelin (Aoc) dan serabut tak bermyelin (C), sedangkan serabut tebal yang bermyelin (A dan AB) dalam keadaan normal mengantarkan sensasi yang ringan/ tidak merusak (inocuous). Pada rangsang noxious dan inocuous event, seperti misalnya proses iskemik, stimuli mekanik, maka mediator kimiawi terangsang dan timbul proses sensitisasi serabut Aa dan serabut C yang berperan menambah rasa nyeri tekan pada tension type headache.Pada zaman dekade sebelum ini dianggap bahwa kontraksi dari otot kepala dan leher yang dapat menimbulkan iskemik otot sangatlah berperan penting dalam tension type headache sehingga pada masa itu sering juga disebut muscle contraction headache. Akan tetapi pada akhir2 ini pada beberapa penelitian2 yang menggunakan EMG( elektromiografi) pada penderita tension type headache ternyata hanya menunjukkan sedikit sekali terjadi aktifitas otot, yang tidak mengakibatkan iskemik otot,jika meskipun terjadi kenaikan aktifitas otot maka akan terjadi pula adaptasi protektif terhadap nyeri. Peninggian aktifitas otot itupun bisa juga terjadi tanpa adanya nyeri kepala.Nyeri myofascial dapat di dideteksi dengan EMG jarum pada miofascial trigger point yang berukuran kecil beberapa milimeter saja (tidak terdapat pada semua otot) Mediator kimiawi substansi endogen seperti serotonin( dilepas dari platelet), bradikinin( dilepas dari belahan precursor plasma molekul kallin) dan Kalium (yang dilepas dari sel otot), SP dan CGRP dari aferens otot berperan sebagai stimulan sensitisasi terhadap nosiseptor otot skelet. Jadi dianggap yang lebih sahih pada saat ini adalah peran miofascial terhadap timbulnya tension type headache.Untuk jenis TTH episodik biasanya terjadi sensitisasi perifer terhadap nosiseptor, sedang yang jenis kronik berlaku sensitisasi sentral. Proses kontraksi otot sefalik secara involunter, berkurangnya supraspinal descending pain inhibitory activity, dan hipersensitivitas supraspinal terhadap stimuli nosiseptif amat berperan terhadap timbulnya nyeri pada Tension type Headache. Semua nilai ambangpressure pain detection, thermal & electrical detection stimuli akan menurun di sefalik maupun ekstrasefalik. Stress dan depresi pada umumnya berperan sebagai faktor pencetus(87%), exacerbasi maupun mempertahankan lamanya nyeri kepala.33 Prevalensi life time depresi pada penduduk adalah sekitar 17%. Pada penderita depresi dijumpai adanya defisit kadar serotonin dan noradrenalin di otaknya.Manifestasi Kliniso Gejala ke puncak sakit kepala mungkin diuraikan seperti :o Tumpul, seperti memaksa ( menekan )o Suatu ragum atau rombongan ketat pada atas kepalao Terasa sakit, tidak hanya pada satu sisi.o Sakit bisa terjadi dalam waktu 30 menit selama 7 hari dan akan menjadi lebih buruk bila ada tekanan, kelelahan, suara gaduh, atau emosi.o Mungkin ada sulit tidur. tegangan sakit kepala pada umumnya tidak menyebabkan muntah.PencegahanA. Pola hidup sehat1. Makan secara teratur. Jangan melewatkan waktu makan, terutama sarapan. Selain itu asupan air setiap hari harus cukup.2. Olah raga secara rutin. Aktifitas fisik akan melepaskan senyawa kimia yang berfungsi menghambat pengiriman sinyal nyeri ke otak.3. Tidur yang cukup, sekitar 6-8 jam sehari. Usahakan jam tidur dan jam bangun sama setiap hari.4. Jangan terlalu banyak minum kopi.5. Berhenti merokok.B. Mengontrol stres1. Jangan terlalu rumit memikirkan hidup. Kerjakan apa yang bisa dikerjakan, jangan memaksakan diri mengerjakan semuanya.2. Atur waktu dengan lebih bijaksana.3. Istirahat dan lakukan relaksasi.4. Berpikir positif.5. Jangan terlalu memikirkan hal yang tidak bisa kita kontrol.C. Meregangkan otot leher yang tegang1. Dengan kompres hangat atau dingin di bagian tengkuk.D. Memijit otot-otot tengkuk, leher, pundak, dan sekitarnya.

Memahami dan Menjelaskan Gangguan Somatoform (Somatoform Disorder) Kata somatoform ini di ambil dari bahasa Yunani soma, yang berarti tubuh. Dalam gangguan somatoform, orang memiliki simtom fisik yang mengingatkan pada gangguan fisik, namun tidak ada abnormalitas organik yang dapat ditemukan penyebabnya. Gangguan somatoform berbeda dengan malingering, atau kepura-puraan simtom yang bertujuan untuk mendapatkan hasil yang jelas. Gangguan ini juga berbeda dengan gangguan factitious yaitu suatu gangguan yang ditandai oleh pemalsuan simtom psikologis atau fisik yang disengaja tanpa keuntungan yang jelas. Selain itu gangguan ini juga berbeda pula dengan sindrom Muchausen yaitu suatu tipe gangguan factitious yang ditandai oleh kepura-puraan mengenai simtom medis.Gangguan somatoform adalah suatu kelompok gangguan yang memiliki gejala fisik (sebagai contohnya, nyeri, mual, dan pusing) di mana tidak dapat ditemukan penjelasan medis. Gejala dan keluhan somatik adalah cukup serius untuk menyebabkan penderitaan emosional yang bermakna pada pasien atau gangguan pada kemampuan pasien untuk berfungsi di dalam peranan sosial atau pekerjaan. Suatu diagnosis gangguan somatoform mencerminkan penilaian klinisi bahwa faktor psikologis adalah suatu penyumbang besar untuk onset, keparahan, dan durasi gejala. Gangguan somatoform adalah tidak disebabkan oleh pura-pura yang disadari atau gangguan buatan.PENGERTIAN DAN GEJALA1. Pain DisorderPada pain disorder, penderita mengalami rasa sakit yang mengakibatkan ketidakmampuan secara signifikan;faktor psikologis diduga memainkan peranan penting pada kemunculan, bertahannya dan tingkat sakit yang dirasakan. Pasien kemungkinan tidak mampu untuk bekerja dan menjadi tergantung dengan obat pereda rasa sakit. Rasa nyeri yang timbul dapat berhubungan dengan konflik atau stress atau dapat pula terjadi agar individu dapat terhindar dari kegiatan yang tidak menyenangkan dan untuk mendapatkan perhatian dan simpati yang sebelumnya tidak didapat. Diagnosis akurat mengenai pain disorder terbilang sulit karena pengalaman subjektif dari rasa nyeri selalu merupakan fenomena yang dipengaruhi secara psikologis, dimana rasa nyeri itu sendiri bukanlah pengalaman sensoris yang sederhana, seperti penglihatan dan pendengaran. Untuk itu, memutuskan apakah rasa nyeri yang dirasakan merupakan gangguan nyeri yang tergolong gangguan somatoform, amatlah sulit. Akan tetapi dalam beberapa kasus dapat dibedakan dengan jelas bagaimana rasa nyeri yang dialami oleh individu dengan gangguan somatoform dengan rasa nyeri dari individu yang mengalami nyeri akibat masalah fisik. Individu yang merasakan nyeri akibat gangguan fisik, menunjukkan lokasi rasa nyeri yang dialaminya dengan lebih spesifik, lebih detail dalam memberikan gambaran sensoris dari rasa nyeri yang dialaminya, dan menjelaskan situasi dimana rasa nyeri yang dirasakan menjadi lebih sakit atau lebih berkurang (Adler et al., dalam Davidson, Neale, Kring, 2004).2. Body Dysmorphic DisorderPada body dysmorphic disorder, individu diliputi dengan bayangan mengenai kekurangan dalam penampilan fisik mereka, biasanya di bagian wajah, misalnya kerutan di wajah, rambut pada wajah yang berlebihan, atau bentuk dan ukuran hidung. Wanita cenderung pula fokus pada bagian kulit, pinggang, dada, dan kaki, sedangkan pria lebih cenderung memiliki kepercayaan bahwa mereka bertubuh pendek, ukuran penisnya terlalu kecil atau mereka memiliki terlalu banyak rambut di tubuhnya (Perugi dalam Davidson, Neale, Kring, 2004). Beberapa individu yang mengalami gangguan ini secara kompulsif akan menghabiskan berjam-jam setiap harinya untuk memperhatikan kekurangannya dengan berkaca di cermin. Ada pula yang menghindari cermin agar tidak diingatkan mengenai kekurangan mereka, atau mengkamuflasekan kekurangan mereka dengan, misalnya, mengenakan baju yang sangat longgar (Albertini & Philips daam Davidson, Neale, Kring, 2004). Beberapa bahkan mengurung diri di rumah untuk menghindari orang lain melihat kekurangan yang dibayangkannya. Hal ini sangat mengganggu dan terkadang dapat mengerah pada bunuh diri; seringnya konsultasi pada dokter bedah plastik dan beberapa individu yang mengalami hal ini bahkan melakukan operasi sendiri pada tubuhnya. Sayangnya, operasi plastik berperan kecil dalam menghilangkan kekhawatiran mereka (Veale dalam Davidson, Neale, Kring, 2004). Body dysmorphic disorder muncul kebanyakan pada wanita, biasanya dimulai pada akhir masa remaja, dan biasanya berkaitan dengan depresi, fobia social, gangguan kepribadian (Phillips&McElroy, 2000; Veale et al.,1996 dalam Davidson, Neale, Kring, 2004). Faktor social dan budaya memainkan peranan penting pada bagaimana seseorang merasa apakah ia menarik atau tidak, seperti pada gangguan pola makan.3. HypochondriasisHypochondriasis adalah gangguan somatoform dimana individu diliputi dengan ketakutan memiliki penyakit yang serius dimana hal ini berlangsung berulang-ulang meskipun dari kepastian medis menyatakan sebaliknya, bahwa ia baik-baik saja. Gangguan ini biasanya dimulai pada awal masa remaja dan cenderung terus berlanjut. Individu yang mengalami hal ini biasanya merupakan konsumen yang seringkali menggunakan pelayanan kesehatan; bahkan terkadang mereka manganggap dokter mereka tidak kompeten dan tidak perhatian (Pershing et al., dalam Davidson, Neale, Kring, 2004). Dalam teori disebutkan bahwa mereka bersikap berlebihan pada sensasi fisik yang umum dan gangguan kecil, seperti detak jantung yang tidak teratur, berkeringat, batuk yang kadang terjadi, rasa sakit, sakit perut, sebagai bukti dari kepercayan mereka. Hypochondriasis seringkali muncul bersamaan dengan gangguan kecemasan dan mood.4. Conversion disorderPada conversion disorder, gejala sensorik dan motorik, seperti hilangnya penglihatan atau kelumpuhan secara tiba-tiba, menimbulkan penyakit yang berkaitan dengan rusaknya sistem saraf, padahal organ tubuh dan sistem saraf individu tersebut baik-baik saja. Aspek psikologis dari gejala conversion ini ditunjukkan dengan fakta bahwa biasanya gangguan ini muncul secara tiba-tiba dalam situasi yang tidak menyenangkan. Biasanya hal ini memungkinkan individu untuk menghindari beberapa aktivitas atau tanggung jawab atau individu sangat ingin mendapatkan perhatian. Istilah conversion, pada dasarnya berasal dari Freud, dimana disebutkan bahwa energi dari instink yang di repress dialihkan pada aspek sensori-motor dan mengganggu fungsi normal. Untuk itu, kecemasan dan konflik psikologis diyakini dialihkan pada gejala fisik.Gejala conversion biasanya berkembang pada masa remaja atau awal masa dewasa, dimana biasanya muncul setelah adanya kejadian yang tidak menyenangkan dalam hidup. Prevalensi dari conversion disorder kurang dari 1 %, dan biasanya banyak dialami oleh wanita (Faravelli et al.,1997;Singh&Lee, 1997 dalam Davidson, Neale, Kring, 2004). Conversion disorder biasanya berkaitan dengan diagnosis Axis I lainnya seperti depresi dan penyalahgunaan zat-zat terlarang, dan dengan gangguan kepribadian, yaitu borderline dan histrionic personality disorder (Binzer, Anderson&Kullgren, 1996;Rechlin, Loew&Jorashky, 1997 dalam Davidson, Neale, Kring, 2004).5. Somatization DisorderMenurut DSM-IV-TR kriteria dari somatization disorder adalah memiliki sejarah dari banyak keluhan fisik selama bertahun-tahun; memiliki 4 gejala nyeri, 2 gejala gastrointestinal, 1 gejala sexual, dan 1 gejala pseudoneurological; gejala-gejala yang timbul tidak disebabkan oleh kondisi medis atau berlebihan dalam memberikan kondisi medis yang dialami. Prevalensi dari somatiation disorder diperkirakan kurang dari 0.5% dari populasi Amerika, biasanya lebih sering muncul pada wanita, khususnya wanita African American dan Hispanic (Escobar et al., dalam Davidson, Neale, Kring, 2004) dan pada pasien yang sedang menjalani pengibatan medis. Prevalensi ini lebih tinggi pada beberapa negara di Amerika Selatan dan di Puerto Rico (Tomassson, Kent&Coryell dalam Davidson, Neale, Kring, 2004). Somatizaton disorder biasanya dimulai pada awal masa dewasa (Cloninger et al., dalam Davidson, Neale, Kring, 2004).6. Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Somatoform yang Tidak Digolongkan Kriterianya:Satu atau lebih keluhan fisik (misalnya kelelahan, hilangnya nafsu makan, keluhan gastrointestinal atau saluran kemih)a) Salah satu (1)atau (2) Setelah pemeriksaan yang tepat, gejala tidak dapat dijelaskan sepenuhnya oleh kondisi medis umum yang diketahui atau oleh efek langsung dan suatu zat (misalnya efek cedera, medikasi, obat, atau alkohol) Jika terdapat kondisi medis umum yang berhubungan, keluhan fisik atau gangguan sosial atau pekerjaan yang ditimbulkannya adalah melebihi apa yang diperkirakan menurut riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan laboratonium.b) Gejala menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.c) Durasi gangguan sekurangnya enam bulan.d) Gangguan tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental lain (misalnya gangguan somatoform, disfungsi seksual, gangguan mood, gangguan kecemasan, gangguan tidur, atau gangguan psikotik).e) Gejala tidak ditimbulkan dengan sengaja atau dibuat-buat (seperti pada gangguan buatan atau berpura-pura)Sindrom koro itu adalah gangguan somatoform yang terkait budaya, ditemukan terutama di Cina, dimana orang takut bahwa alat genital mereka akan mengerut. Sindrom koro cenderung hanya muncul sebentar dan melibatkan episode kecemasan takur bahwa alat genitalnya akan mengerut. Tanda-tanda fisiologis kecemasan yang medekati proposi panic umu terjadi, mencakup keringat yang berlebihan , tidak dapat bernafas, dan jantung berdebar-debar.Sindrom dhat adalah gangguan somatoform yang terkait budaya, ditemukan terutama di antara pria Asia India, yang ditandai oleh ketakutan yang berlebih akan kehilangan air mani. Pria dengan sindrom ini juga percaya bahwa air mani bercampur dengan urine dan dikeluarkan saat buang air kecil. Ada keyakinan yang tertersebar luas dalam budaya India yaitu bahwwa hilangnya air mani merupakan sesuatu yang berbahaya karena mengurangi energi mental dan fisik tubuh.PANDANGAN TEORITISTeori modern yang membahas gangguan somatoform, seperti gangguan disosiatif, teori psikodinamika dan teori belajar.a. Teori PsikodinamikaFreud mengembangkan teori pikiran yang mengancam atau yang tidak disadari. Freud meyakini bahwa ego berfungsi untuk mengontrol impuls seksual dan agresif yang mengancam atau tidak dapat diterima yang timbul dari id melalui mekanisme pertahanan diri seperti represi. Control seperti ini menghambat timbulnya kecemasan yang akan terjadi bila orang tersebut menjadi sadar akan adanya impuls-impuls itu.Menurut teori Psikodinamika , simtom histerikal memiliki fungsi yaitu membrikan orang tersebut keuntunga primer dan sekundar, yaituPrimer yaitu hilangnya kecemasan yang mendasar yang diperoleh dari berkembangnya simtom-simtom neurotic. Sedangkan sekunder yaitu keuntungan sampingan yang dihubungkan dengan gangguan neurotis atau lainnya, seperti ekspresi simpati, perhatian yang meningkat, dan terbebas dari tanggungjawab.b. Teori BelajarTeori psikodinamika dan teori belajar bahwa simtom-simtom dalam gangguan konversi dapat mengatasi kecemasan. Teoritikus psikodinamika mencari penyebab kecemasan dalam konflik-konflik yang tidak disadari. Belajar berfokus pada hal-hal yang secara langsung menguatkan simtom dan peran sekundernya dalam membantu individu menghindari atau melarikan diri dari situasi yang tidak nyaman atau membangkitkan kecemasan. Perbedaan dalam pengalaman belajar dapat menjelaskan bahwa mengapa secara histories gangguan konversi lebih seringdilaporkan oleh wanita daripada pria.c. Teori KognitifPenjelasan kognitif lain berfungsi pada peran dari pikiran yang terdistorsi.ETIOLOGIEtiologi dari Somatization DisorderDiketahui bahwa individu yang mengalami somatization disorder biasanya lebih sensitive pada sensasi fisik, lebih sering mengalami sensasi fisik, atau menginterpretasikannya secara berlebihan (Kirmayer et al.,1994;Rief et al., 1998 dalam Davidson, Neale, Kring, 2004). Kemungkinan lainnya adalah bahwa mereka memiliki sensasi fisik yang lebih kuat dari pada orang lain (Rief&Auer dalam Davidson, Neale, Kring, 2004). Pandangan behavioral dari somatization disorder menyatakan bahwa berbagai rasa sakit dan nyeri, ketidaknyamanan, dan disfungsi yang terjadi adalah manifestasi dari kecemasan yang tidak realistis terhadap sistem tubuh. Berkaitan dengan hal ini, ketika tingkat kecemasan tinggi, individu dengan somatization disorder memiliki kadar cortisol yang tinggi, yang merupakan indikasi bahwa mereka sedang stress (Rief et al., daam Davidson, Neale, Kring, 2004). Barangkali rasa tegang yang ekstrim pada otot perut mengakibatkan rasa pusing atau ingin muntah. Ketika fungsi normal sekali terganggu, pola maladaptif akan diperkuat dikarenakan oleh perhatian yang diterima.Teori Psikoanalisis dari Conversion DisorderPada Studies in Hysteria (1895/1982), Breuer dan freud menyebutkan bahwa conversion disorder disebabkan ketika seseorang mengalami peristiwa yang menimbulkan peningkatan emosi yang besar, namun afeknya tidak dapat diekspresikan dan ingatan tentang peristiwa tersebut dihilangkan dari kesadaran. Gejala khusus conversion disebutkan dapat berhubungan seba-akibat dengan peristiwa traumatis yang memunculkan gejala tersebut. Freud juga berhipotesis bahwa conversion disorder pada wanita terjadi pada awal kehidupan, diakibatkan oleh Electra complex yang tidak terselesaikan. Berdasarkan pandangan psikodinamik dari Sackheim dan koleganya, verbal reports dan tingkah laku dapat terpisah satu sama lain secara tidak sadar.Hysterically blind person dapat berkata bahwa ia tidak dapat melihat dan secara bersamaan dapat dipengaruhi oleh stimulus visual. Cara mereka menunjukkan bahwa mereka dapat melihat tergantung pada sejauh mana tingkat kebutaannya.Teori Behavioral dari Conversion DisorderPandangan behavioral yang dikemukakan Ullman&Krasner (dalam Davidson, Neale, Kring, 2004), menyebutkan bahwa gangguan konversi mirip dengan malingering, dimana individu mengadopsi simtom untuk mencapai suatu tujuan. Menurut pandangan mereka, individu dengan conversion disorder berusaha untuk berperilaku sesuai dengan pandangan mereka mengenai bagaimana seseorang dengan penyakit yang mempengaruhi kemampuan motorik atau sensorik, akan bereaksi. Hal ini menimbulkan dua pertanyaan : (1) Apakah seseorang mampu berbuat demikian? (2) Dalam kondisi seperti apa perilaku tersebut sering muncul ?Berdasarkan bukti-bukti yang ada, maka jawaban untuk pertanyaan (1) adalah ya. Seseorang dapat mengadopsi pola perilaku yang sesuai dengan gejala klasik conversion. Misalnya kelumpuhan, analgesias, dan kebutaan, seperti yang kita ketahui, dapat pula dimunculkan pada orang yang sedang dalam pengaruh hipnotis. Sedangkan untuk pertanyaan (2) Ullman dan Krasner mengspesifikasikan dua kondisi yang dapat meningkatkan kecenderungan ketidakmampuan motorik dan sensorik dapat ditiru. Pertama, individu harus memiliki pengalaman dengan peran yang akan diadopsi. Individu tersebut dapat memiliki masalah fisik yang serupa atau mengobservasi gejala tersebut pada orang lain. Kedua, permainan dari peran tersebut harus diberikan reward. Individu akan menampilkan ketidakampuan hanya jika perilaku itu diharapkan dapat mengurangi stress atau untuk memperoleh konsekuensi positif yang lain. Namun pandangan behavioral ini tidak sepenuhnya didukung oleh bukti-bukti literatur.Faktor Sosial dan Budaya pada Conversion DisorderSalah satu bukti bahwa faktor social dan budaya berperan dalam conversion disorder ditunjukkan dari semakin berkurangnya gangguan ini dalam beberapa abad terakhir. Beberapa hipotesis yang menjelaskan bahwa gangguan ini mulai berkurang adalah misalnya terapis yang ahli dalam bidang psikoanalisis menyebutkan bahwa dalam paruh kedua abad 19, ketika tingkat kemunculan conversion disorder tinggi di Perancis dan Austria, perilaku seksual yang di repress dapat berkontribusi pada meningktnya prevalensi gangguan ini. Berkurangnya gangguan ini dapat disebabkan oleh semakin luwesnya norma seksual dan semakin berkembangnya ilmu psikologi dan kedokteran pada abad ke 20, yang lebih toleran terhadap kecemasan akibat disfungsi yang tidak berkaitan dengan hal fisiologis daripada sebelumnya. Selain itu peran faktor sosial dan budaya juga menunjukkan bahwa conversion disorder lebih sering dialami oleh mereka yang berada di daerah pedesaan atau berada pada tingkat sosioekonomi yang rendah(Binzer et al.,1996;Folks, Ford&Regan, 1984 dalam Davidson, Neale, Kring, 2004). Mereka mengalami hal ini dikarenakan oleh kurangnya pengetahuan mengenai konsep medis dan psikologis. Sementara itu, diagnosis mengenai hysteria berkurang pada masyarakat industrialis, seperti Inggris, dan lebih umum pada negara yang belum berkembang, seperti Libya (Pu et al., dalam Davidson, Neale, Kring, 2004 ).Faktor Biologis pada Conversion DisorderMeskipun faktor genetic diperkirakan menjadi faktor penting dalam perkembangan conversion disorder, penelitian tidak mendukung hal ini. Sementara itu, dalam beberapa penelitian, gejala conversion lebih sering muncul pada bagian kiri tubuh dibandingkan dengan bagian kanan (Binzer et al.,dalam Davidson, Neale, Kring, 2004). Hal ini merupakan penemuan menarik karena fungsi bagian kiri tubuh dikontrol oleh hemisfer kanan otak. Hemisfer kanan otak juga diperkirakan lebih berperan dibandingkan hemisfer kiri berkaitan dengan emosi negatif. Akan tetapi, berdasarkan penelitian yang lebih besar diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang dapat diobservasi dari frekuensi gejala pada bagian kanan versus bagian kiri otak (Roelofs et al., dalam Davidson, Neale, Kring, 2004).TERAPICase report dan spekulasi klinis saat ini menjadi sumber informasi penting dalam membantu orang-orang yang mengalami gangguan ini. Pada analisa kasus, bukanlah ide yang baik untuk meyakinkan mereka yang mengalami gangguan ini bahwa gejala conversion yang mereka alami berhubungan dengan faktor psikologis. Pengetahuan klinis lebih menyajikan pendekatan yang lembut dan suportif dengan memberikan reward bagi kemajuan dalam proses pengobatan meeka (Simon dalam Davidson, Neale, Kring, 2004). Para terapis behaviorist lebih menyarankan pada mereka yang mengalami gangguan somatoform, beragam teknik yang dimaksudkan agar mereka menghilangkan gejala-gejala dari gangguan tersebut.Terapi untuk Somatization DisorderPara ahli kognitif dan behavioral meyakini bahwa tingginya tingkat kecemasan yang diasosiasikan dengan somatization disorder dipicu oleh situasi khusus. Akan tetapi semakin banyak pengobatan yang dibutuhkan, bagi orang yang sakit sekian lama maka akan tumbuh kebiasaan akan ketergantungan untuk menghindari tantangan hidup sehari-hari daripada menghadapi tantangan tersebut sebagai orang dewasa. Dalam pendekatan yang lebih umum mengenai somatization disorder, dokter hendaknya tidak meremehkan validitas dari keluhan fisik, tetapi perlu diminimalisir penggunaan tes-tes diagnosis dan obat-obatan, mempertahankan hubungan dengan mereka terlepas dari apakah mereka mengeluh tentang penyakitnya atau tidak (Monson&Smith dalam Davidson, Neale, Kring, 2004).Terapi untuk HypochondriasisSecara umum, pendekatan cognitive-behavioral terbukti efektif dalam mengurangi hypochondriasis (e.g. Bach, 2000; Feranandez, Rodriguez&Fernandez, 2001, dalam Davidson, Neale, Kring, 2004). Penelitian menujukkan bahwa penderita hypochondriasis memperlihatkan bias kognitif dalam melihat ancaman ketika berkaitan dengan isu kesehatan (Smeets et al., dalam Davidson, Neale, Kring, 2004). Cognitive-behavioral therapy dapat bertujuan untuk mengubah pemikiran pesimistis. Selain itu, pengobatan juga hendaknya dikaitkan dengan strategi yang mengalihkan penderita gangguan ini dari gejala-gejala tubuh dan meyakinkan mereka untuk mencari kepastian medis bahwa mereka tidak sakit (e.g. Salkovskis&Warwick, 1986;Visser&Bouman, 1992;Warwick&Salkovskis, 2001 dalam Davidson, Neale, Kring, 2004).Terapi untuk Pain DisorderPengobatan yang efektif cenderung memiliki hal-hal berikut: Memvalidasikan bahwa rasa nyeri itu adalah nyata dan bukan hanya ada dalam pikiran penderita. Relaxation training Memberi reward kepada mereka yang berperilaku tidak seperti orang yang mengalami rasa nyeriSecara umum disarankan untuk mengubah fokus perhatian dari apa yang tidak dapat dilakukan oleh penderita akibat rasa nyeri yang dialaminya, tetapi mengajari penderita bagaimana caranya menghadapi stress, mendorong untuk mengerjakan aktivitas yang lebih baik, dan meningkatkan kontrol diri, terlepas dari keterbatasan fisik atau ketidaknyamanan yang penderita rasakan.Penanganan Gangguan Somatoform secara umumPendekatan behavioral untuk menangani gangguan konversi dan somtoform lainnya menekankan pada menghilangkan sumber dari reinforcement sekunder (keuntungan sekunder) yang dapat dihubungkan dalam keluhan-keluhan fisik. Terapis behavioral dapat bekerja secara lebih langsung dengan si penderita gangguan somatoform, membantu orang tersebut belajar dalam menangani stress atau kecemasan dengan cara yang lebih adaptif.Teknik kognitif-behavioral paling sering pemaparan terhadap pencegahan respond an restrukturisasi kognitif. Secara sengaja memunculkankerusakan yang dipersepsikan di depan umum, dan bukan menutupinya melalui penggunaan rias wajah dan pakaian. Dalam restrukturisasi kognitif, terapis menantang keyakinan klien yang terdistorsi mengenai penampilan fisiknya dan cara meyemangati mereka untuk mengevaluasi keyakinan mereka dengan bukti yang jelas. Penggunaan antidepresan, terutama fluoxetine(Prozac) dalam menangani beberapa tipe gangguan somatoform.

Memahami dan Menjelaskan Keluarga Sakinah Mawaddah wa RahmahKetiga istilah ini dapat kita temui dalam firman Allah: Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (QS. Ar Rum [30]:21)Dalam Tafsirnya Al alusi menyatakan sakinah adalah merasa cenderung (muyul) kepada pasangan. Kecenderungan ini satu hal yang wajar karena seseorang pasti akan cenderung terhadap dirinya. Padahal menurut imam Ibnu Katsir wanita (Hawa) diciptakan dari tulang rusuk laki-laki yang sebelah kiri. Allah SWT juga telah menegaskan bahwa laki-laki memiliki kecenderungan pada wanita. Allah berfirman: Artinya: Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, (QS ali Imran [3]: 14)Apabila kecenderungan ini disalurkan sesuai dengan aturan Islam maka yang tercapai adalah ketentraman dan ketenangan. Karena makna lain dari sakinah adalah ketenangan sebagaimana firman Allah: Artinya: Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, (QS Al Fath: 4)Demikian pula firman Allah SWT: Artinya: Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya) (Qs. Al fath:18)Ketenangan dan ketentraman inilah yang menjadi salah satu tujuan pernikahan. Karena pernikahan adalah sarana efektif untuk menjaga kesucian hati dan terhindar dari perzinahan. Nabi saw bersabda: Artinya: Wahai para pemuda, siapa saja di antara kalian yang telah mampu menanggung beban, hendaklah segera menikah. Karena pernikahan dapat menundukan pandangan dan menjaga kemaluan (Muttafaq alayhi dari jalur Abdullh ibn Masd)Mengenai pengertian mawaddah menurut Imam Ibnu Katsir adalah al mahabbah (rasa cinta) sedangkan ar rahmah adalah ar-rafah (kasih sayang). Dalam tafsir al Alusi penulis mengutip pendapat Hasan, Mujahid dan Ikrimah yang menyatakan mawaddah adalah makna kinayah dari nikah yaitu jima sebagai konsekuensi dari pernikahan. Sedangkan ar rahmah adalah makna kinayah dari keturunan yaitu terlahirnya keturunan dari hasil pernikahan. Masih dalam tafsir al Alusi ada juga yang mengatakan bahwa mawaddah berlaku bagi orang yang masih muda sedangkan ar-rahmah bagi orang yang sudah tua.Implementasi dari mawaddah wa rahmah ini adalah sikap saling menjaga, melindungi, saling membantu, memahami hak dan kewajiban masing-masing antara lain memberikan nafkah bagi laki-laki. Sangat indah perumpamaan yang disebutkan dalam al quran mengenai interaksi suami-istri. Allah berfirman: Artinya: Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. (QS. Al-baqarah [2]: 187)Pakainan adalah lambang dari kehormatan dan kemuliaan karena salah satu fungsi pakaian adalah untuk menutup aurat. Aurat sendiri maknanya adalah sesuatu yang memalukan. Karena memalukan maka harus ditutup. Maka demikianlah seharusnya hubungan suami-istri. Satu sama lain harus saling menutupi kekurangan pasangannya dan bersinergi untuk mempersembahkan yang terbaik.Sebagai penutup tulisan singkat ini. Kita harus sadar bahwa pasangan hidup, termasuk kecenderungan/ ketenangan (as sakiinah), rasa cinta (mawaddah) dan kasih sayang (ar rahmah) adalah sebagian dari banyak nikmat yang Allah berikan kepada hamba-hambanya khususnnya hambanya yang beriman. Perhatikanlah redaksi ayat pada surah ar rum diatas Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri dan dijadikan-Nya diantaramu rasa sinta dan kasih sayang dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa Dirinyalah yang memberikan itu semua kepada hamba-hambanya. Wabil khusus ar-rahmah adalah adalah bentukan (Musytaq) dari salah satu sifat dan Asma Allah yaitu rahima. Demikian pula ar-rafah yang merupakan salah salah satu asma dan sifat Allah ar-rauuf (yang Maha kasih).Untuk apa semua ini? Tidak lain agar manusia berfikir Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. Setelah itu beiman, beramal dan bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan yang seandainya kita hitung nikmat tersebut dengan alat hitung secangggih apapun kita pasti takkan mampu menghitunnya.Allahummaghfir lana, Allahummajalna ibadaka shalihin wa syakiriin. Amiin. (www.baitijannati.wordpress.com)