pbl sistem perkemihan

11
KASUS PBL PERKEMIHAN Ny. N usia 25 tahun dating ke poliklinik penyakit dalam RSHS Bandung dengan keluhan : nyeri dan terasa panas saat buang air kecil, daerah genetalia tampak bengkak, kemerahan dalam lubang urethra, serta kandung kemih bengkak. Berdasarkan riwayat kesehatan diperoleh bahwa klien baru menikah 3 hari yang lalu (sedang honeymoon), memiliki kebiasaan jarang mengganti pakaian dalam dan pembalut pada saat menstruasi, pasien juga kurang minum dan suka menahan keinginan BAK. Hasil pemeriksaan tim dokter menunjukkan pasien menderita penyakit urethrocystitis. Hasil pemeriksaan Laboratorium : Specimen darah : leukosit 12.500/ml 3 Specimen urine : urine berwarna keruh, bau amis, dan banyak mengandung sedimen. Pertanyaan

Upload: fira-riandini

Post on 29-Sep-2015

226 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

kasus pbl perkemihan

TRANSCRIPT

KASUS PBL PERKEMIHAN

Ny. N usia 25 tahun dating ke poliklinik penyakit dalam RSHS Bandung dengan keluhan : nyeri dan terasa panas saat buang air kecil, daerah genetalia tampak bengkak, kemerahan dalam lubang urethra, serta kandung kemih bengkak. Berdasarkan riwayat kesehatan diperoleh bahwa klien baru menikah 3 hari yang lalu (sedang honeymoon), memiliki kebiasaan jarang mengganti pakaian dalam dan pembalut pada saat menstruasi, pasien juga kurang minum dan suka menahan keinginan BAK. Hasil pemeriksaan tim dokter menunjukkan pasien menderita penyakit urethrocystitis. Hasil pemeriksaan Laboratorium : Specimen darah : leukosit 12.500/ml3Specimen urine : urine berwarna keruh, bau amis, dan banyak mengandung sedimen.

Pertanyaan1. Apakah Yang dimaksud dengan glomerulonefritis dan apa saja (klasifikasinya)?2. Jelaskan kaitan antara honeymoon, kebiasaan pasien jarang mengganti pakaian dalam dan pembalut saat menstruasi, serta jarang minum dan menahan kencing dengan kejadian urethrocystisis pada pasien tersebut.3. Identifikasi tanda dan gejala spesifik urethrocystisis yang ada pada scenario kasus di atas baik tanda/gejala fisik maupun laboratorik. Kemudian jelaskan kenapa bisa muncul tanda dan gejala tersebut.4. Jelaskan pengkajian fisik spesifik yang harus dilakukan pada kasus di atas.5. Sebutkan diagnose keperawatan (Dx) yang muncul sesuai dengan skenario kasus di atas dan apa saja prinsip intervensi keperawatan yang harus dilakukan untuk mengatasi Dx tersebut.

Jawab1. Glomerulonefritis ialah reaksi imunologis pada ginjal terhadap bakteri atau virus tertentu. Yang sering terjadi ialah akibat infeksi kumanstreptococcus. Sering ditemukan pada usia 3-7 tahun (pada awal usia sekolah). Lebih sering mengenai anak laki-laki dari pada wanita dengan perbandingan 2 : 1 (Kapita Selekta Kedokteran, 2000 : 487).

Glumerolunefritis adalah gangguan pada ginjal yang ditandai dengan peradangan pada kapiler glumerulus yang fungsinya sebagai filtrasi cairan tubuh dan sisa-sisa pembuangan. (Nastiyah, 1997 : 125).

Glomerulonefritis adalah suatu sindrom yang ditandai oleh peradangan dari glomerulus diikuti pembentukan beberapa antigen yang mungkin endogenus (seperti sirkulasi tiroglobulin) atau eksogenus (agen infeksius atau proses penyakit sistemik yang menyertai) hospes (ginjal) mengenal antigen sebagai benda asing dan mulai membentuk antibody untuk menyerangnya. Respon peradangan ini menimbulkan penyebaran perubahan patofisiologis, termasuk menurunnya laju filtrasi glomerulus (LFG), peningkatan permeabilitas dari dinding kapiler glomerulus terhadap protein plasma (terutama albumin) dan SDM, dan retensi abnormal natrium dan air yang menekan produksi renin dan aldosteron (Glassok, 1988; Dalam buku Sandra M. Nettina, 2001).

KLASIFIKASI Glomerulonefritis dibedakan menjadi 3 :1. DifusMengenai semua glomerulus, bentuk yang paling sering ditemui timbul akibat gagal ginjal kronik. Bentuk klinisnya ada 3 :1. Akut:Jenis gangguan yang klasik dan jinak, yang selalu diawali oleh infeksi stroptococcus dan disertai endapan kompleks imun pada membran basalis glomerulus dan perubahan proliferasif seluler.2. Sub akut: Bentuk glomerulonefritis yang progresif cepat, ditandai dengan perubahan-perubahan proliferatif seluler nyata yang merusak glomerulus sehingga dapat mengakibatkan kematian akibat uremia.3. Kronik: Glomerulonefritis progresif lambat yang berjalan menuju perubahan sklerotik dan abliteratif pada glomerulus, ginjal mengisut dan kecil, kematian akibat uremia.2. FokalHanya sebagian glomerulus yang abnormal.3. LokalHanya sebagian rumbai glomerulus yang abnormal misalnya satu sampai kapiler.

2. HoneymoonHoneymoon cystitisadalah peradangan saluran dan kandung kemih akibat infeksi atau iritasi yang terjadi pada saat hubungan intim. Disebut honeymoon karena penyakit ini paling sering terjadi pada masa bulan madu, dimana kedua mempelai baru pertama kali melakukan hubungan seksual.Kebiasaan tidak mengganti pakaian dalam dan pembalut saat menstruasi:Kebiasaan pasien tidak mengganti pakaian dalam dan pembalut saat menstruasi dapat menyebabkan urethrocystisis karena bakteri yang berada pada pakaian dalam maupun pembalut dapat berkembang biak sehingga dapat menginfeksi saluran perkemihan.Menahan buang air kecil:Jika menahan buang air kecil, uretra jadi semakin pendek dan memungkinkan kuman masuk ke dalam saluran kencing.Jarang Minum:Karena pasien jarang minum maka konsentrasi air dalam tubuh berkurang sehingga menyebabkan viskositas darah mengental. Hal ini menyebabkan glomerulus mengalami kesulitan dalam menyaring darah sehingga glomerulus bekerja lebih berat dari normalnya, namun cairan hasil ekskresi yang diproduksi menjadi sedikit. Keadaan ini mengakibatkan konsentrasi bakteri lebih banyak daripada konsentrasi cairan ekskresi sehingga ketika cairan dikeluarkan masih banyak bakteri yang tertinggal di saluran kemih dan memungkinkan terjadinya urethrocytisis.

3. Tanda dan Gejala spesifik urethrocystisis:1. Fisik: Nyeri dan terasa panas saat buang air kecil Daerah genetalia tampak bengkak Kemerahan pada lubang uretra Kandung kemih bengkak2. Laboratorik Spesimen darah:Leukosit 12500/ml3 Spesimen urine:Urine berwarna keruh, bau amis, dan banyak mengandung sedimen.

4. Pengkajian fisik :1) Palpasi kandung kemih2) Inspeksi daerah meatus Pengkajian warna, jumlah, bau dan kejernihan urine Pengkajian pada costovertebralis3) Pengkajian warna, jumlah, bau dan kejernihan urine4) Pengkajian pada costovertebralis

5. Diagnosa Keperawatan1. Nyeri akut yang berhubungan dengan proses penyakit2. Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada kandung kemih3. Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan, frekuensi, dan atau nokturia) yang berhubungan dengan Inflamasi pada kandung kemih

Perencanaan a. Nyeri akut yang berhubungan dengan proses penyakitTujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam pasien merasa nyaman dan nyerinya berkurangKriteria Hasil :1) Pasien mengatakan / tidak ada keluhan nyeri pada saat berkemih.2) Kandung kemih tidak tegang3) Pasien nampak tenang4) Ekspresi wajah tenangIntervensi :1) Kaji intensitas, lokasi, dan factor yang memperberat atau meringankan nyeri.R/ :Rasa sakit yang hebat menandakan adanya infeksi2) Berikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat aktivitas yang dapat di toleran.R/ :Klien dapat istirahat dengan tenang dan dapat merilekskan otot-otot3) Anjurkan minum banyak 2-3 liter jika tidak ada kontra indikasiR/ :Untuk membantu klien dalam berkemih4) Berikan obat analgetik sesuai dengan program terapi.R/ :Analgetik memblok lintasan nyeri

b. Infeksi yang b.d adanya bakteri pada kandung kemih,Tujuan :Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien memperlihatkan tidak adanya tanda-tanda infeksi.Kriteria Hasil :1) Tanda vital dalam batas normal2) Nilai kultur urine negative3) Urine berwarna bening dan tidak bauIntervensi :1) Kaji suhu tubuh pasien setiap 4 jam dan lapor jika suhu diatas 38,50 CR/ :Tanda vital menandakan adanya perubahan di dalam tubuh2) Catat karakteristik urineR/ :Untuk mengetahui/mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangandari hasil yang diharapkan.3) Anjurkan pasien untuk minum 2 3 liter jika tidak ada kontra indikasiR/ :Untuk mencegah stasis urine4) Monitor pemeriksaan ulang urine kultur dan sensivitas untuk menentukan respon terapi.R/ :Mengetahui seberapa jauh efek pengobatan terhadap keadaan penderita.5) Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih secara komplit setiap kali kemih.R/ :Untuk mencegah adanya distensi kandung kemih6) Berikan perawatan perineal, pertahankan agar tetap bersih dan kering.Rasional :Untuk menjaga kebersihan dan menghindari bakteri yang membuat infeksi uretra

c. Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan frekuensi dan atau nokturia) yang berhubungan dengan Inflamasi pada kandung kemihTujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien dapat mempertahankan pola eliminasi secara adekuat.Kriteria :1) Klien dapat berkemih setiap 3 jam2) Klien tidak kesulitan pada saat berkemih3) Klien dapat bak dengan berkemihIntervensi :1) Ukur dan catat urine setiap kali berkemihR/ :Untuk mengetahui adanya perubahan warna dan untuk mengetahui input/out put2) Anjurkan untuk berkemih setiap 2 3 jamR/ :Untuk mencegah terjadinya penumpukan urine dalam vesika urinaria.3) Palpasi kandung kemih tiap 4 jamR/ :Untuk mengetahui adanya distensi kandung kemih.4) Bantu klien ke kamar kecil, memakai pispot/urinalR/ :Untuk memudahkan klien di dalam berkemih.5) Bantu klien mendapatkan posisi berkemih yang nyamanR/ :Supaya klien tidak sukar untuk berkemih.