pbl jamuran coi~

Upload: sufrianusbrianrantesalu

Post on 02-Mar-2016

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Nyeri dan Kaku pada Kedua Jari TanganDerry Setiawan102010236Fakultas KedokteranUniversitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta BaratE-mail: [email protected] yang bisa menyebabkan penyakit pada manusia antara lain adalah dermatofit dan jamur serupa ragi Candida albicans, yang menyebabkan terjadinya infeksi jamur superfisialis pada kulit, rambut, kuku, dan selaput lendir. Jamur lainnya yang dapat menembus jaringan hidup dan menyebabkan infeksi pada bagian dalam. Dermatofit termasuk dalam kelompok jamur yang menyebabkan kelainan yang disebut infeksi ringworm. Fase vegetative jamur dermatofit terdiri dari hifa-hifa bersepta yang membentuk suatu anyaman bercabang-cabang (miselium).1Anamnesis1. Identitas PasienMenanyakan kepada pasien: Nama lengkap pasien, umur pasien ,tanggal lahir, jenis kelamin,agama, alamat, pendidikan dan pekerjaan,suku bangsa.1. Keluhan Utama : Menanyakan keluhan utama pasien 1. Riwayat Penyakit Sekarang. Menanyakan kepada pasien: Sejak kapan mulai merasakan keluhan tersebut?? Pada saat apa keluhaan tersebut dirasakan?? Cuaca panas?? Dingin?? Apakah ada keluhan lain?? Apakah pernah meminum obat sebelumnya??1. Riwayat Penyakit Dahulu. Apakah pernah mengalami penyakit kulit yang lain sebelumnya?1. Riwayat Penyakit Dalam Keluarga. Apakah ada keluarga yang mengalami keluhan seperti bapak sebelumnya?Dari hasil anamnesis maka akan diperoleh informasi sebagai berikut:Identitas Pasien:Nama: -Usia: 30 tahunKeluhan Utama:Bercak merah pada kedua lipatan paha dan terasa gatal saat berkeringat.Riwayat Penyakit Sekarang:Gatal terasa saat cuaca panas dan berkeringat, sudah pernah memakai salep hidrokortison tetapi tiadak terdapat perbaikan dan kelainan kulit malah meluas.Pemeriksaan FisikPemeriksaan kulit terutama berdasarkan inspeksi. Bantuan pemeriksaan dengan kaca pembesar dapat dilakukan. Pemeriksaan ini harus dilakukan dalam ruangan yang terang. Lesi harus diidentifikasi dan dijelaskan. Setiap perubahan sekunder, misalnya ekskoriasi, harus diketahui dan dicatat. Bentuk, ukuran, warna, konsistensi dan distribusi setiap lesi harus dicatat dengan jelas. Pada pemeriksaan ini diperhatikan adanya tanda-tanda radang akut atau tidak, misalnya dolor, kalor, fungsio laesa, ada tidaknya indurasi, fluktuasi, dan pembesaran kelenjar regional maupun generalisata.Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan dapat dilakukan dengan pemeriksaan mikroskopik atau membiakan jamur untuk mengetahui spesies. Pemeriksaan mikroskopik spesimen kulit akan memberikan informasi yang mungkin menghasilkan diagnosis. Preparat KOH kerokan kulit merupakan satu-satunya pemeriksaan yang diperlukan untuk mengidentifikasi infeksi jamur dermatofita.2Jamur dermatofita dapat dibiakan pada medium jamur rutin, termasuk medium yang mengandung sikloheksimid. Biakan perlu diinkubasi pada suhu 25 saampai 30oC untuk memungkinkan tumbuhnya jamur yang perkembangannya terhambat pada suhu tubuh. Biakan harus diinkubasikan selama paling spesies yang tumbuh lambat. Secara komersial tersedia berbagai medium khusus yang ditujukan untuk mendektesi dermatofita. DTM bersifat selektif untuk dermatofita dan mengandung indikator pH yang berubah warnanya dari kuning menjadi merah apabila jamur ini tumbuh.2Working DiagnosisDari hasil anamnesis yang berupa bercak merah dan gatal bila berkeringat serta dari hasil pemeriksaan fisik maka didapatkan diagnosis kerja yaitu tinea kruris. Diagnosis pasti akan didapatkan dengan melakukan pemeriksaan sediaan langsung kerokan kulit dengan KOH 10% dibawah mikroskop ,jika ditemukan hifa dan spora dari jamur maka pasien positif terkena tinea kruris.Differential DiagnosisDifferential diagnosis yang dapat diambil dari kasus ini adalah sebagai berikut: KandidiasisKandidiasis merupakan suatu penyakit kulit akut atau subakut, disebabkan jamur Candida albicans yang menyerang kulit, subkutan, kuku, selaput lendir, dan alat dalam. Penyakit ini dapat menyerang segala umur, baik pria maupun wanita, banyak terdapat pada daerah tropis dengan kelembapan udara yang tinggi. Lebih banyak pada musim hujan, sehubungan dengan daerah-daerah yang tergenang air. Terutama menyerang pekerja kebun, tukang cuci, dan petani. Faktor keturunan dengan adanya riwayat diabetes mellitus mempermudah berkembangnya Candida albicans. Faktor predisposisi lain seperti pemakaian antibiotik yang lama, obesitas, alcohol, gangguan vaskularisasi, hiperhidrosis dan lain-lain. Pada kulit, tempat predileksinya yaitu bokong sekitar anus, lipat ketiak, lipat paha, bawah payudara, sekitar pusar, garis-garis kaki dan tangan. Gejala yang sering dikeluhkan adalah gatal hebat disertai rasa panas seperti terbakar, dan terkadang nyeri bila ada infeksi sekunder.4 Pada pemeriksaan ditemukan daerah yang eritematosa, basah, erosif, dan bersisik. Lesi tersebut dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-vesikel dan pustule-pustul kecil atau bula yang bila pecah meninggalkan daerah yang erosif, dengan pinggir yang kasar dan berkembang seperti lesi primer.3 Pada keadaan kronik, terdapat daerah-daerah likenifikasi, hiperpigmentasi, hiperkeratosis dan terkadang berfisura. Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan dengan cara :1. kerokan kulit dengan KOH 10%, 40%, akan ditemukan sel-sel ragi2. biakan pada media Saboroud, terdapat koloni coklat mengkilat dan permukaan basah (koloni ragi)3. fermentasi gula, fruktosa dan glukosa positif 4 EritrasmaEritrasma ialah penyakit yang menyerang stratum korneum kulit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium minitussismum. Penyakit ini ditandai dengan adanya lesi berupa eritema dan skuama halus terutama di daerah ketiak dan lipat paha. Lesi kulit dapat berukuran sebesar miliar sampai plakat. Lesi dapat terlihat merah kecoklatan tergantung area lesi dan warna kulit penderita. Beberapa penulis beranggapan ada hubungan erat antra eritrasma dan diabetes mellitus. Penyakit ini terutama menyerang orang dewasa dan dianggap tidak begitu menular. Pemeriksaan pembantu terdiri atas:1. pemeriksaan dengan lampu wood, lesi terlihat berfluoresensi merah membara (coral red)2. kerokan kulit dengan KOH, terlihat batang pendek halus, bercabang, berdiameter 1 u atau kurang, mudah putus sebagai bentuk basil kecil atau difteroid.3 PsoriasisPsoriasis adalah penyakit kulit autoimun, kronik dan residif, ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, tebal berlapis-lapis dan transparan seperti mika. Penyakit ini disertai dengan fenomena tetesan lilin, Auspitz, dan Kbner. Tempat predileksi psoriasis adalah pada scalp, perbatasan daerah scalp dengan muka, ekstremitas bagian ekstensor, terutama siku dan lutut, dan daerah lumbosakral. Pada psoriasis intertriginosa, tempat predileksinya adalah pada daerah fleksor dan lipatan, seperti mamae, perut, aksila, genitokrural, dan bokong. Lesinya berupa plak eritematosa dan maserasi kulit di lipatan, dapat disertai dengan lesi satelit. Pemeriksaan pembantu yang dilakukan bertujuan menganalisis penyebab psoriasis seperti pemeriksaan darah rutin, kimia darah, gula darah kolesterol dan asam urat. Pengobatan yang diberikan simtomatis, seperti kortikosteroid, metotreksat, DDS, preparat ter, antralin, dan PUVA. 3-4 Dermatitis SeboroikDermatitis Seboroik merupakan kelainan yang lazim, biasanya pertama kali diketahui sebagai ketombe. Dermatitis seboroik mengenai kulit kepala, bagian tengah wajah, bagian anterior dada, atau lipatan fleksural lengan, tungkai ,dan regio inguinal (yaitu, daerah-daerah tubuh yang memiliki konsentrasi kelenjar sebasea yang tinggi). Paling lazim mengenai bayi (usia 1-3 bulan) dan orang dewasa ( usia 30-60 tahun). Biasanya berupa sisik yang berminyak pada kulit kepala, dengan eritema dan pengelupasan pada lipatan nasolabial dan kulit retroartikular. Dermatitis seboroik dikatakan disebabkan oleh defisiensi riboflavin, biotin, piridoksin serta beragam kelainan neurologik (parkinsonisme, status pasca CVA, epilepsi, trauma SSP, palsi saraf fasial, dan siringomedial).5EpidemiologiTinea kruris tersebar luas terutama di daerah beriklim tropis, banyak terdapat di Indonesia. Infeksi umumnya terjadi pada laki-laki postpubertal, namun perempuan juga dapat terkena. Penularan lebih mudah terjadi dalam lingkungan yang padat atau pada tempat dengan pemakaian fasilitas bersama seperti asrama dan di rumah tahanan. Pemakaian baju ketat, keringat, dan baju mandi yang lembap dalam waktu yang lama merupakan faktor predisposisi tinea kruris. Faktor risiko yang lain adalah obesitas dan diabetes mellitus.6EtiologiTinea cruris adalah dermatofitosis yang mengenai kulit di daerah inguinal, paha bagian dalam dan perineum. Dermatofitosis mikosis superfisialis yang disebabkan oleh jamur dermatofita. Jamur dari golongan dermatofita mempunyai sifat yang dapat mencernakan keratin. Berdasarkan sifat morfologi, dermatofita dikelompokan menjadi 3 genus yaitu: Tricophyton, Microsporum dan Epidermophyton. Enam spesies penyebab utama dermatofitosis di Indonesia ialah Trichophyton rubrum, Trichophyton mentagrophytes, Microsporum canis, Microsporum gypseum, Trichophyton concentricum dan Epidermophyton floccosum.6Pada tinea cruris, penyebabnya ialah Tricophyton rubrum, Tricophyton mentagrophytes, atau Epidermophyton floccosum. Faktor predisposisinya antara lain keadaan yang hangat, lembap, pakaian ketat yang dikenakan oleh laki-laki, obesitas, dan pemakaian kronis glukokortikoid topikal.7Pada jamur genus Trichophyton membentuk makrokonidia berbentuk panjang menyerupai pesil dan semuaa dermatofita dapat membentuk hifa spiral. Hifa pada T.rubrum halus, jamur ini membentuk banyak mikrokonidia. Mikrokonidianya kecil, berdinding tipis dan berbentuk lonjong. Mikrokonidia ini terletak pada konidiofora yang pendek, dan tersusun secara satu persatu pada sisi hifa atau berkelompok. Makrokonidia dari T.rubrum berbentuk sebagai pensil dan terdiri atas beberapa sel. Mikrokonidia T.Mentagrophytes berbentuk bulat dan membentuk banyak hifa spiral. Makrokonidia T.mentagrophytes ini juga berbentuk pensil.6M.Canis mempunyai makrokonidia berbentuk kumparan yang berujung runcing dan terdiri atas 6 sel atau lebih. Makrokonidia ini berdinding tebal. Mikrokonidia M.Canis berbentuk lonjong dan tidak khas. Makrokonidia M.Gypseum juga berbentuk kumparan terdiri atas 4-6 sel, dan dindingnya lebih tipis. Mikrokonidia M.gypseum juga berbentuk lonjong dan tidak khas.6Pada E. floccosum, bentuk hifanya lebar. Makrokonidianya berbentuk gada, berdinding tebal dan terdiri atas 2-4 sel. Beberapa makrokonidia ini tersusun pada satu konidiofora. Dan mikrokonidia biasanya tidak ditemukan.6PatofisiologiUmumnya genus Tricophyton dan microsporum menimbulkan kelainan pada kulit rambut dan kuku. Sedangkan genus Epidermophyton menimbulkan kelainan pada kulit dan kuku. Gejala dermatofitosis terjadi karena jamur mengadakan kolonisasi pada kulit, kuku, atau rambut. Gambaran klinis bervariasi bergantung pada lokasi kelainan, respons imun selular penderita terhadap penyebab, serta jenis spesies. Pada umumnya dermatofitosis pada kulit mempunyai morfologi yang khas, yaitu kelainian berbentuk lingkaran yang berbatas tegas oleh vesikel-vesikel kecil, dengan dasar kelainan berwarna kemerahan dan tertutup dengaan sisik-sisik. Jamurnya terdapat di sisik-sisik tersebut dan dinding vesikel. Keluhan penderita ialah gatal terutama bila berkeringat. Dermatofita dan banyak jamur lain dapat menimbulkan reaksi alergi yang disebut reaksi dermatofitid. Dermatofitid berbentuk vesikel-vesikel yang biasanya timbul di telapak jaari tangan dan kaki. Vesikel tersebut tidak mengandung jamur dan disertai dengan rasa gatal. Bila kemudian terjadi infeksi oleh kuman, maka vesikel berubah menjadi pustula yang disertai rasa sakit.6