pbl isolasi sosial

9
PBL ISOLASI SOSIAL 1. Definisi Isolasi sosial adalah individu yang mengalami ketidakmampuan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya secara wajar dalam khayalannya sendiri yang tidak realistis (Dalami, 2009). Isolasi sosial merupakan suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan perilaku yang maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (DEPKES RI, 2000). Isolasi sosial adalah keadaan seorang individu yang mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak dapat berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya (Budi Keliat, 2011). Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Wilkinson, 2007). Kerusakan interaksi adalah satuan kepribadian yang tidak fleksibel, tingkah maladaptif dan menggunakan fungsi individu dalam hubungan sosialnya (Stuart & Sundeen, 1998). Menurut kelompok, klien mengalami Isolasi sosial. Alasannya karena klien menarik diri, jarang berkomunikasi, sering menunduk, cenderung sendiri, tidak mau bicara, tidak ada atau kurangnya komunikasi verbal, tidak respon terhadap lingkungan seperti tidak melakukan aktivitas di panti.

Upload: romowaldus-dino-putra

Post on 04-Feb-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

keperawatan jiwa

TRANSCRIPT

Page 1: PBL ISOLASI SOSIAL

PBL ISOLASI SOSIAL

1. Definisi

Isolasi sosial adalah individu yang mengalami ketidakmampuan untuk

mengadakan hubungan dengan orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya secara

wajar dalam khayalannya sendiri yang tidak realistis (Dalami, 2009).

Isolasi sosial merupakan suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi

akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan perilaku yang

maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (DEPKES RI,

2000).

Isolasi sosial adalah keadaan seorang individu yang mengalami penurunan atau

bahkan sama sekali tidak dapat berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya (Budi

Keliat, 2011).

Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami seseorang karena

orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Wilkinson, 2007).

Kerusakan interaksi adalah satuan kepribadian yang tidak fleksibel, tingkah

maladaptif dan menggunakan fungsi individu dalam hubungan sosialnya (Stuart &

Sundeen, 1998).

Menurut kelompok, klien mengalami Isolasi sosial. Alasannya karena klien

menarik diri, jarang berkomunikasi, sering menunduk, cenderung sendiri, tidak mau

bicara, tidak ada atau kurangnya komunikasi verbal, tidak respon terhadap lingkungan

seperti tidak melakukan aktivitas di panti.

2. Faktor Predisposisi

a) Interpersonal: hubungan dengan istri kurang harmonis.

b) Biologis/biokimia: memiliki riwayat gangguan jiwa 5 tahun yang lalu

c) Eksistensial: klien dikatakan tidak becus oleh istrinya, istri klien mengatakan klien

tidak mampu mencukupi kebutuhan keluarga.

3. Faktor Presipitasi

Faktor internal: ditinggal istri.

Page 2: PBL ISOLASI SOSIAL

4. Tanda dan Gejala

Menurut teori

Data subjektif:

Klien mengatakan malas bergaul dengan orang lain .

Klien mengatakan dirinya tidak ingin ditemani perawat dan meminta untuk

sendirian.

Klien mengatakan tidak mau berbicara dengan orang lain.

Tidak mau berkomunikasi

Menjawab dengan singkat yaitu berupa kata-kata “tidak”, “ya” dan “tidak

tahu”

Data objektif:

Kurang spontan

Apatis

Ekspresi wajah kurang berseri

Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri

Tidak ada/kurang komunikasi verbal

Mengisolasi diri

Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitar

Aktifitas menurun

Rendah diri

Postur tubuh berubah, misalnya sikap fetus atau janin (khususnya pada posisi

tidur)

Tidak ada kontak mata

Mengekspresikan penolakan atau kesepian pada orang lain

Pada kasus:

Psikomotor: suara sangat pelan, sering menunduk, cenderung menyendiri, jarang

komunikasi, hanya mau bicara jika diberi pertanyaan, penampilan klien tampak kotor

dan tidak terawat, kaki tangan terkena scabies yang sedang bernanah, cenderung

menggunakan bahasa non verbal, tidak ada kontak mata.

Kognitif: penilaian klien bahwa dirinya tidak diajak mengikuti kegiatan di panti, dan

merasa tidak memiliki teman.

Afektif: klien senang sekali ketika dia diajak interaksi, sedih karena di tinggal istri (afek

tumpul: rentang keadaan perasaan emosional/ mood yang terbatas).

Page 3: PBL ISOLASI SOSIAL

5. Mekanisme Terjadinya Isolasi Sosial dan Rentang Respon (Stuart. 2009. Hal. 370)

Keterangan:

Solitude: respon yang dibutuhkan untuk menentukan apa yang telah dilakukan di

lingkungan sosial dan merupakan satu cara mengawasi diri dan menentukan langkah

berikutnya.

Otonomi: suatu kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide-ide

atau pikiran.

Kebersamaan: suatu keadaan dalam hubungan interpersonal dimana individu mampu

untuk memberi dan menerima.

Saling ketergantungan: saling ketergantunagan antara individu dan orang lain dalam

hubungan interpersonal.

Kesepian: keadaan dimana seseorang menemukan kesulitan dalam membina

hubungan secara terbuka dengan orang lain.

Menarik diri: gangguan yang terjadi apa bila seseorang memutuskan untuk tidak

berhubungan dengan orang lain, untuk mencari ketenangan sementara waktu.

Ketergantungan: individu gagal mengembangkan rasa percaya diri dan kemampuan

yang dimiliki.

Manipulasi: adalah hubungan yang terdapat pada individu yang menganggap orang

lain sebagai objek dan berorientasi pada diri sendiri atau pada tujuan, bukan

beorientasi pada orang lain. Individu tidak dapat membina hubungan sosial secara

mendalam.

Respon adaptif

Respon maladaptif

Solitudeautonom

kebersamaansaling

ketergantungan

Kesepianmenarik diri

ketergantungan

Manipulasiimplusif

narkisisme

Page 4: PBL ISOLASI SOSIAL

Impulsif: ketidakmampuan merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar dari

pengalaman, tidak dapat diandalkan, mempunyai penilaian yang buruk dan

cenderung memaksakan kehendak.

Narkisisme: harga diri yang rapuh secara terus menerus berusaha mendapatkan

penghargaan dan pujian, memiliki sikap egoisentris, pencemburu dan marah jika

orang lain tidak mendukung.

Rentang respon Klien :

kesepian: merasa tidak memiliki teman, jarang berkomunikasi dengan teman,

menarik diri: klien cenderung menyendiri, jarang komunikasi dengan teman,

cenderung menggunakan bahasa non verbal, jarang mengikuti aktivitas, sering

menunduk, tidak ada kontak mata, klien menolak saat pertama kali diajak

berinteraksi dengan perawat.

Ketergantungan: klien hanya mau bicara bila diberi pertanyaan, klien senang

sekali ketika diajak bicara oleh suster, penampilan tidak terawat.

Mekanisme koping klien:

Withdrawal

Proyeksi

Displacement

Regresi

Splitting

Isolasi

6. Pohon Masalah

Efek Gangguan komunikasi verbal RPK defisit perawatan diri

Core Problem

Causa HDR

7. Pengkajian yang Perlu Dilakukan Pada Klien

Data yang perlu dikaji:

ISOLASI SOSIAL

Page 5: PBL ISOLASI SOSIAL

Subjektif:

Klien mengatakan malas bergaul dengan orang lain .

Klien mengatakan dirinya tidak ingin ditemani perawat dan meminta untuk

sendirian.

Klien mengatakan tidak mau berbicara dengan orang lain.

Tidak mau berkomunikasi

Objektif:

Kurang spontan.

Apatis

Ekspresi wajah kurang berseri

Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri.

Tidak ada/kurang komunikasi verbal.

Mengisolasi diri.

Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitar

Aktifitas menurun

Rendah diri.

Postur tubuh berubah, misalnya sikap fetus atau janin (khususnya pada posisi

tidur)

8. Masalah Keperawatan Pada Klien

Isolasi sosial

Resti Prilaku Kekerasan

Defisit perawatan diri

Gangguan komunikasi verbal

Diagnosa keperawatan proritas pada klien adalah isolasi sosial b.d harga diri rendah

9. Rencana Keperawatan Untuk DP: Isolasi sosial b.d harga diri rendah

HYD:

Page 6: PBL ISOLASI SOSIAL

- klien akan berpartisipasi dalam hubungan terapeutik perawat dan klien ditandai

dengan suara klien tidak sangat pelan, ada kontak mata, tidak terlalu sering

menunduk.

- Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri.

- Klien melakukan pendekatan interaksi satu-satu dengan orang lain dengan cara

yang sesuai.

- Klien mengungkapkan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.

- Klien mampu melibatkan diri dalam interaksi kelompok

Intervensi:

1. Bina hubungan saling percaya:

- Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan klien

- Berkenalan dengan klien, meliputi nama lengkap, nama panggilan baik perawat

maupun klien

- Menanyakan perasaan dan keluhan klien saat ini

- Buat kontrak asuhan keperawatan meliputi apa yang akan dilakukan bersama

klien, berapa lama, dan tempatnya dimana

- Jelaskan bahwa semua informasi akan dirahasiakan dan hanya untuk

kepentingan terapi

- Setiap saat tunjukkan sikap empati terhadap klien

- Penuhi kebutuhan dasar klien

R/ membina hubungan saling percaya perlu agar klien merasa nyaman saat

berinteraksi dengan perawat dan memfasilitasi eksperesi terbukanya pikiran dan

perasaan

2. Perlihatkan sikap menerima dengan cara melakukan kontak yang sering tapi

singkat.

R/ sikap menerima diri orang lain akan meningkatkan harga diri klien dan

memfasilitasi rasa percaya pada orang lain

3. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya.

R/ informasi dari klien penting untuk membantu klien dalam menyelesaikan

masalah yang konstruktif

4. Tanyakan pada klien apa yang menyebabkan klien tidak ingin berinteraksi dengan

orang lain.

R/ untuk menggali faktor penyebab yang membuat klien tidak ingin berinteraksi

dengan orang lain

Page 7: PBL ISOLASI SOSIAL

5. Berikan kesempatan pada klien menunjukkan kekuatannya.

R/ klien dengan respon sosial maladaptif tidak dapat mengidentifikasikan secara

akurat mengenai kekuatan interpersonal dan kelemahan yang menyebabkan takut

berinteraksi dengan orang lain dan takut gagal

6. Temani klien untuk memperlihatkan dukungan aktivitas kelompok yang mungkin

merupakan hal yang menakutkan atau sukar bagi klien.

R/ kehadiran seseorang yang dipercaya akan memberi rasa aman bagi klien

7. Berikan pengakuan dan penghargaan apabila tanpa disuruh klien dapat berinteraksi

dengan orang lain.

R/ penguatan akan meningkatkan harga diri klien dan mendorong pengulangan

perilaku tersebut

8. Diskusikan tentang pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung untuk

mengatasi perilaku menarik diri.

R/ dukungan keluarga membantu klien dalam memperluas hubungan sosial