pbl dehid

26
Memahami dan Menjelaskan Cairan dan Larutan Definisi Cairan dan Larutan Cairan adalah suatu kondisi atau keadaan suatu zat. Partikel cairan bersifat bergerak bebas sesuai dengan wadahnya tetapi mempunyai volume yang tetap, hanya bentuknya saja yang berubah- ubah. Cairan memiliki fungsi sebagai pengatur suhu tubuh, pelarut toksik, melumasi persendian, pembentuk struktur tubuh, membantu fungsi paru-paru, pelembab, katalisator, dan pelindung organ lunak. Larutan adalah campuran homogen dari dua atau lebih zat. Larutan terdiri atas zat pelarut dan zat terlarut. Komposisi yang jumlahnya sedikit dinyatakan sebagai solute (zat terlarut), sedangkan yang jumlahnya lebih banyak dinyatakan sebagai solven (pelarut) dimana fungsi larutan itu sendiri adalah menggabungkan antara zat terlarut dan pelarut. Klasifikasi Cairan dan Larutan Cairan dibagi menjadi dua yaitu Ekstraseluler (20%) dan Intraseluler (40%). Ekstraseluler terdiri dari interstitial (15%), intravaskuler (5%), dan transeluler. Cairan Tubuh didistribusi antara dua kompartemen cairan utama yaitu kompartemen intraselular dan kompartemen ekstraselular. Cairan intrasel adalah cairan yang terdapat dalam sel tubuh. Volume cairan intrasel sebesar 60% dari cairan tubuh total,

Upload: rzkrfndni

Post on 18-Dec-2015

35 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Cairan adalah suatu kondisi atau keadaan suatu zat. Partikel cairan bersifat bergerak bebas sesuai dengan wadahnya tetapi mempunyai volume yang tetap, hanya bentuknya saja yang berubah-ubah. Cairan memiliki fungsi sebagai pengatur suhu tubuh, pelarut toksik, melumasi persendian, pembentuk struktur tubuh, membantu fungsi paru-paru, pelembab, katalisator, dan pelindung organ lunak.

TRANSCRIPT

Memahami dan Menjelaskan Cairan dan LarutanDefinisi Cairan dan LarutanCairan adalah suatu kondisi atau keadaan suatu zat. Partikel cairan bersifat bergerak bebas sesuai dengan wadahnya tetapi mempunyai volume yang tetap, hanya bentuknya saja yang berubah-ubah. Cairan memiliki fungsi sebagai pengatur suhu tubuh, pelarut toksik, melumasi persendian, pembentuk struktur tubuh, membantu fungsi paru-paru, pelembab, katalisator, dan pelindung organ lunak.Larutan adalah campuran homogen dari dua atau lebih zat. Larutan terdiri atas zat pelarut dan zat terlarut. Komposisi yang jumlahnya sedikit dinyatakan sebagai solute (zat terlarut), sedangkan yang jumlahnya lebih banyak dinyatakan sebagai solven (pelarut) dimana fungsi larutan itu sendiri adalah menggabungkan antara zat terlarut dan pelarut.

Klasifikasi Cairan dan LarutanCairan dibagi menjadi dua yaitu Ekstraseluler (20%) dan Intraseluler (40%). Ekstraseluler terdiri dari interstitial (15%), intravaskuler (5%), dan transeluler.

Cairan Tubuh didistribusi antara dua kompartemen cairan utama yaitu kompartemen intraselular dan kompartemen ekstraselular. Cairan intrasel adalah cairan yang terdapat dalam sel tubuh. Volume cairan intrasel sebesar 60% dari cairan tubuh total, kandungan air intrasel lebih banyak dibandingkan cairan ekstrasel. Cairan intrasel berperan pada proses menghasilkan, menyimpan, dan penggunaan energi serta perbaikan selain itu cairran intrasel juga berperan dalam proses replikasi dan berbagai fungsi khusus antara lain sebagai cadangan air untuk mempertahankan volume dan osmolalitas cairan ekstrasel. Sedangkan cairan ekstrasel adalah cairan yang terdapat diluar sel tubuh.Cairan ekstrasel terdiri dari: cairan interstisium atau cairan antar sel yang berada di antara sel-sel, cairan intravaskular yang berada dalam pembuluh darah yang merupakan bagian air dalam plasma darah, dan cairan trans sel yang berada dalam rongga-rongga khusus misalnya cairan serebrospinal(mengelilingi,membentuk bantalan,dan memberi makanan otak dan medulla spinalis), cairan intraokulus (mempertahankan bentuk dan memberi makan mata), cairan sinovium (melumasi dan berfungsi sebagai peredam kejut untuk sendi)dll, jumlah cairan trans sel relatif sedikit. Volume cairan ekstrasel sebesar 40% dari cairan tubuh total. Cairan ekstrasel berperan sebagai pengantar semua keperluan sel dan sebagai pengangkut CO, sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang telah mengalami detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel.

Perbedaan komposisi cairan tubuh berbagai kompartmen terjadi karena adanya barier yang memisahkan mereka. Membran sel memisahkan cairan intrasel dengan cairan intersisial, sedangkan dinding kapiler memisahkan cairan intersisial dengan plasma. Dalam keadaan normal, terjadi keseimbangan susunan dan volume cairan dan elektrolit antar kompartmen. Bila terjadi perubahan konsentrasi atau tekanan di salah satu kompartmen, maka akan terjadi perpindahan cairan atau ion antar kompartmen sehingga terjadi keseimbangan kembali.Kapasitas cairan dalam tubuh dipengaruhi usia,jenis kelamin,dan berat badan (derajat obesitas). Penyebab sangat berbeda-bedanya cairan tubuh diantara individu adalah variabilitas dalam jumlah jaringan lemak. Lemak adalah jaringan yang paling kering,memiliki kandungan H2O hanya 10% karena itu, persentase H2O tubuh yang tinggi berkaitan dengan tubuh langsing da persentase H2O yang rendah berkaitan dengan dengan obesitas karena komposisi sebagian besar dari tubuh yang kelebihan berat tersebut terdiri dari lemak yang relatif kering. Persentase H2O tubuh juga dipengaruhi oleh jenis kelamin dan usia individu , wanita memiliki persentase H2O yang lebih rendah dari pada pria, terutama karena hormon seks wanita, estrogen mendorong pengendapan lemak di payudara,bokong dan tempat lain. Hal ini tidak saja menghasilkan bentuk tubuh wanita tetapi juga menganugrahi wanita proporsi jaringan lemak yang lebih banyak dan karenanya, proporsi H2O yang lebih sedikit dan persentase H2O tubuh juga berkurang progresif seiring usia.

Usia : Semakin tua usia, semakin berkurang cairan tubuh. Jenis Kelamin : Pada wanita, kondisi cairan lebih rendah daripada pria. Berat badan : Apabila obesitas, jumlah cairan kurang dari normal. Hal ini dikarenakan sifat lemak yang kering (10% nya H2O) sehingga pada penderita obesitas, kandungan lemaknya lebih tinggi dari air.

Larutan dibagi berdasarkan kejenuhan :LarutanSecara KualitatifSecara Kuantitatif

Tidak jenuhSolute masih bisa larut dalam solventKc < Ksp

JenuhZat terlarut tidak bisa larut lagi, namun terjadi kesetimbanganKc = Ksp

Lewat JenuhAdanya endapan di dasar wadahKc > Ksp

Larutan dibagi berdasarkan kepekatan : Larutan Encer : larutan yang mengandung relatif sedikit solute dalam larutan Larutan Pekat : larutan yang mengandung banyak solute dalam larutan

Larutan dibagi berdasarkan daya hantar listrik : Larutan Elektrolit Berdasarkan kemampuan menghantarkan arus listrik (didasarkan pada daya ionisasi) larutan elektrolit adalah larutan yang dapat mengahtarkan arus listrik. Larutan elektrolit terbagi menjadi larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah.

Larutan elektrolit kuat Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar arus listrik, karena zat terlarut yang berada di dalam pelarut (biasanya air), seluruhnya dapat berubah menjadi ion-ion dengan harga derajat ionisasi 1 ( = 1). Yang tergolong elektrolit kuat adalah asam kuat,basa kuat dan garam-garam yang mempunyai kelarutan tinggi. Asam-asam kuat seperti : HCL,HC1O3, H2S04, HNO3dan lain-lain. Basa-basa kuat yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti : NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain. Garam-garam yang mudah larut seperti : NaCl, Al2(SO4)3 dan lain-lain.

Larutan elektrolit lemahLarutan elektrolit lemah adalah larutan yang mampu menghantarkan arus listrik dengan daya yang lemah dengan derajat ionisasi lebih dari nol tetapi kurang dari 1 (0 1). Yang tergolong elektrolit lemah adalah asam lemah, basa lemah dan garam-garam yang sukar larut. Asam-asam lemah seperti : CH3COOH,HCN,H2CO3,H2S dam lain-lain. Basa-basa lemah seperti : NH4OH. Ni(OH)2 dan lain-lain. Garam-garam yang sukar larut seperti AgCl,CaCrO4,PbI2dan lain-lain.

Larutan Non-elektrolit Larutan Non-elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, hal ini disebabkan karena larutan tidak dapat menghasilkan ion-ion. Yang termasuk dalam larutan non elektrolit seperti larutan urea, larutan sukrosa, larutan glukosa,larutan alkohol dll.

Larutan berdasarkan kemampuan menyerap : Larutan ideal yaitu larutan yang memenuhi Hukum Roult. Pada larutan ideal tidak terjadi penyerapan atau pelepasan kalor pada saat pencampuran larutan Larutan tidak ideal yaitu larutan yang tidak memenuhi hukum Roult. Larutan tak ideal ini dapat dibagi dua yaitu : Larutan yang mengalamami pelepasan kalor pada saat pencampuran sehingga merupakan larutan yang mengalami penyimpangan positif dari hukum Roult. Larutan yang mengalami penyerapan kalor pada saat pencampuran yang menghasilkan penyimpangan negatif dari hukum Roult.

Larutan dibagi berdasarkan fasa :No.SolventSoluteContoh

1CairCairSpirtus

2CairGasZat untuk mengelas

3CairPadatLarutan Garam

4GasCairSpray

5GasGasGas untuk mengelas

6GasPadatKamper

7PadatCairAnalgam Gigi

8PadatGasGas Oven

9PadatPadatAu+Ag

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan : Suhu : Semakin tinggi suhu, maka semakin mudah larut. Sifat solute dan solvent : Solute lebih mudah larut pada solvent yang sifatnya sama Tekanan : Untuk gas. Semakin tinggi tekanan, semakin mudah larut. Pengaruh bentuk partikel : Semakin kecil, semakin mudah larut. Pengaruh ion sejenis : Adanya ion sejenis mengurangi kelarutan.

Perbedaan antara Cairan dan Larutan Cairan terdiri dari satu macam zat atau molekul sedangkan larutan terdiri dari dua atau lebih jenis molekul. Cairan itu menggambarkan wujud benda atau zat. Larutan itu campuran homogen beberapa molekul yang membentuk bentuk cair. Semua sifat dasar suatu cairan (titik didih, titik beku, tekanan uap, dll) berubah ketika menjadi larutan.

Fungsi cairan dan larutan dalam tubuh Cairan intrasel : menghasilkan, menyimpan, dan penggunaan energy serta proses perbaikan sel proses replikasi sebagai cadangan air untuk mempertahankan volume dan osmolalitas cairan ekstrasel.Cairan ekstrasel : pengantar semua keperluan sel (nutrient, oksigen, berbagai ion, trace minerals, dan regulator hormone/molekul) pengangkut CO2, sisa metabolism, bahan toksik atau bahan yang telah mengalami detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel.

Larutan

Faktor yang mempengaruhi cairan dan larutan Suhu : semakin tinggi suhu, maka semakin mudah larut Sifat solute dan solvent : solute lebih mudah larut pada solvent yang sifatnya sama Tekanan : untuk gas. Semakin tinggi tekanan, semakin mudah larut. Pengaruh bentuk partikel : semakin kecil, semakin mudah larut. Pengaruh ion sejenis : adanya ion sejenis mengurangi kelarutan.

LARUTAN PADAT DAN CAIRDefinisiLarutan cair Dalam larutan cair, pelarutnya berwujud cair, sedangkan menurut bahan terlarutnya, larutan cair dibagi menjadi :1. larutan gas dalam cair1. larutan cair dalam cair1. larutan padat dalam cairLarutan padat Dalam larutan padat, pelarutnya berwujud padat, sedangkan menurut bahan terlarutnya, larutan padat dapat dibagi mejadi :1. larutas gas dalam padat1. larutan cair dalam padat1. larutan padat dalam padat

Sifat sifat Sifat sifat koligatif larutan 1. penurunan tekanan uap molekul molekul suatu zat yang berada dalam fasa cair mempunyai kecenderungan lolos keluar dari wujud cair menjadi wujud gas.1. penurunan titik beku temperature dimana terjadi keseimbangan antara wujud padat dan wujud cair.. pada keadaan ini kedua wujud tersebut tidak mengalami perubahan.1. kenaikan titik didih temperature yang menunjukkan tekanan uap cairan yang sama dengan tekanan udara luar.1. tekanan osmotic tekanan hidrostatik yang terjadi akibat peristiwa osmosis. Peristiwa osmosis adalah peristiwa perpindahan molekul molekul melalui membrane semipermeable.Contoh1. larutan gas dalam cair, contoh : larutan oksigen ( O2 ) dalam air1. larutan cair dalam cair, contoh : larutan etanol dalam air1. larutan padat dalam cair, contoh : larutan gula dalam air

1. larutas gas dalam padat, contoh : bahan terlarut berupa gas, misalnya gas hydrogen ( H2 ) yang larut dalam palladium (Pd)1. larutan cair dalam padat, contoh : bahan terlarutnya berupa cairan, misalnya amalgam (larutan logam dalam raksa)1. larutan padat dalam padat, contoh : bahan terlarutnya berupa padatan, umumnya berupa larutan logam atau paduan logam (aliasi = alliage). Misalnya kuningan (Cu dalam Zn)KESEIMBANGAN CAIRAN DALAM TUBUH

Input dan OutputSumber Pemasukan Cairana. Minum air ( +1L)Dalam keseimbangan H2O harian tipikal, terjadi pemasukan H2O sedikit diatas satu liter melalui minum.

b. Makanan PadatCairan ditambahkan melalui konsumsi makanan padat, yang memberikan kira-kira 800-1000ml air setiap hari. Daging, sebagi contoh kira-kira 70% mengandung air, dan buah-buahan serta sayur-sayuran lebih dari 90% air dari beratnya.

c. Diproduksi dalam metabolisme (+ 350ml/hari)Kira-kira 350ml air dihasilkan setiap hari oleh oksidasi karbohidrat,protein dan lemak. Yaitu mengingat beberapa hidrogen dalam substansi ini untuk menghasilkan air. Jumlah air ini tidak cukup untuk mengkompensasi kehilangan cairan yang harus dikeluarkan tubuh, sehingga sebagian tambahan per oral, parental atau masukan enternal diperlukan untuk mempertahankan volume. Dalam kondisi yang paling baik, individu dapat hidup beberapa minggu tanpa masukan makanan tetapi hanya beberapa hari tanpa masukan air.

d. Sumber lain seperti infus cairan intravena

Sumber Pengeluaran CairanHampir sebanyak 1 liter H2O keluar dari tubuh manusia tanpa disadari. Hal ini dinamakan insensible loss (kehilangan H2O tanpa kesadaran oleh sensorik manusia),dan terjadi karena proses respirasi-ekspirasi pada paru-paru dan pengeluaran keringat pada bagian-bagian kulit yang tidak mengeluarkan keringat. Ketika respirasi, udara yang masuk sebetulnya mengandung H2O. Namun H2O ini hilang ketika udara sudah masuk ke paru-paru. Umumnya kita tidak menyadari kehilangan H2O ini, namun ketika musim dingin, kita dapat melihat keluarnya uap H2O dari mulut/hidung kita.Insensible loss yang lain adalah keluarnya H2O dari kulit secara terus-menerus,bahkan ketika tidak sedang berkeringat sekalipun. Molekul air dapat berdifusi menembus sel-sel kulit dan berevaporasi tanpa disadari. Namun, kulit memiliki sifat tahan air oleh karena lapisan keratin di bagian terluarnya, yang berfungsi untuk menghindari keluarnya H2O secara berlebihan. Ketika lapisan ini rusak, misalnyapada kasus luka bakar, H2O dapat keluar lebih banyak lagi, sehingga dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh.Sensible loss, atau pengeluaran H2O yang disadari, salah satunya berupa keringat.Pada suhu udara 68F, sebanyak 100mL H2O hilang melalui keringat setiap harinya.Jumlah H2O yang hilang melalui keringat sangat bervariasi, tergantung dari temperatur lingkungan dan derajat aktivitas; jumlahnya berkisar dari 0 mL hingga beberapa liter ketika cuaca sangat panas.Jalur pengeluaran H2O yang lain adalah melalui feses. Pada umumnya, sebanyak100mL H2O keluar melalui feses setiap harinya. Pada saat proses pembentukan feses di usus besar, sebagian besar H2O diabsorbsi oleh lumen digestivus menuju darah,sehingga dapat menghindari pembuangan H2O yang berlebihan. Namun pada kasus diare, jumlah H2O yang keluar dapat lebih banyak lagi.Pengeluaran H2O yang paling besar adalah melalui ekskresi urin, yaitu sebanyak1500mL urin yang diproduksi setiap harinya.Total pengeluaran H2O setiap harinya adalah 2600 mL, sama dengan jumlah intake H2O dalam contoh ini. Keseimbangan ini sebetulnya tidak terjadi secara kebetulan.Biasanya, output H2O disesuaikan dengan input H2O, sehingga kadar H2O di dalam tubuh tetap terjaga.

a. Insensible Loss : Paru (hasil ekspirasi) dan kulit yang tidak berkeringat (+1L)b. Keringat (+100 ml) bergantung pada suhu lingkungan dan kelembabanc. Tinja (+100 ml)d. Urin (+ 1500 ml)

Pengaturan Keseimbangan CairanKeseimbangan cairan dalam tubuh dipengaruhi oleh osmolalitas dan tekanan osmotik. Cairan berpindah dari daerah yang osmolaritas lebih rendah ke daerah dengan osmolaritas tinggi. Pada keadaan normal, osmolaritas cairan intrasel serta cairan ekstrasel memiliki osmolaritas yang sama. Selain itu, keseimbangan air dikontrol melalui pengaturan pemasukan dan ekskresi, namun ekskresi merupakan mekanisme pengaturan yang lebih penting.Organ tubuh yang berperan mengatur keseimbangan cairan ialah ginjal (mengatur volume CES dengan mempertahankan keseimbangan garam dan osmolaritas cairan ekstrasel melalui urin) dan otak (merangsang pengeluaran sekresi ADH).a. Pengeluaran air di urin oleh vasopressinApabila sekresi vasopresin meningkat, rasa haus juga akan meningkat, maka reabsorbsi air di tubulus ginjal meningkat sehingga urin menjadi pekat dan lebih gelap. Hal ini diatur oleh hipotalamus hipofisis posterior.b. Pemasukan oleh rasa hausKetika rasa haus meningkat maka kita akan konsumsi air. Pusat haus terletak di hipotalamus.Bila terlalu banyak air yang keluar dari tubuh, volume darah dan tekanan darah akan turun. Sel-sel ginjal akan mengeluarkan renin. Renin akan mengaktifkan protein di dalam darah yaitu angiotensin ke bentuk aktifnya yaitu angiotensinogen. Angiotensin akan mengecilkan diameter pembuluh darah sehingga tekanan darah naik. Disamping itu angiotensin mengatur pengeluaran hormon aldosteron dari kelenjar adrenalin. Aldosteron akan mempengaruhi ginjal untuk menahan natrium dan air. Akibatnya, akan lebih sedikit air yang akan dikeluarkan dari tubuh.

Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan CairanDefinisiGangguan keseimbangan cairan dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana kondisi atau kadar cairan dalam tubuh melebihi atau di bawah batas normal.

Jenis Gangguan Keseimbangan Cairana. HipovolemiaKeadaan berkurangnya volume cairan ekstrasel yang dapat menimbulkan hipoperfusi jaringan. Hipovolemia disebut juga deplesi volume.Pada hipovolemia, berkurangnya air dan natrium terjadi dalam jumlah sebanding,misalnya hilangnya air dan natrium melalui saluran cerna seperti muntah dan diare,pendarahan atau melalui pipanaso-gastrik. Hilangnya air dan natrium juga dapat melalui ginjal (misalnya penggunaan diuretik, melalui kulit dan saluran nafas (misalnya insensible water losses, keringat,luka bakar). Bila terjadi penurunan volume cairan ekstrasel, volume dan tekanan darah akan berkurang. Hal ini akan menimbulkan rangsangan pada sistem renin-angiotensin sehingga timbul respon berupa penurunan produksi urin (restriksi pengeluaran cairan), rangsang haus diikuti meningkatnya pemasukan cairan akan meningkatkan volume cairan ekstrasel.Sedangkan, apabila terjadi kekurangan air saja tanpa disertai natrium disebut dehidrasi.

1. Dehidrasi kondisi berkurangnya volume air tanpa elektrolit. Akibat dari dehidrasi ini adalah terjadi peningkatan natrium dalam ekstrasel sehingga cairan intrasel akan keluar ke ekstrasel. Hal ini disebabkan dari berbagai macam faktor : Sal. Cerna : Muntah (cairan tubuh keluar dalam jumlah banyak) Sal. Kencing : Penyakit ginjal atau Diabetes insipidus ( Sekresi urin berlebih) Kulit : Luka bakar (Hilangnya keratin bisa meningkatkan penguapan)Gejalanya bisa berupa lesu, tekanan darah menurun, sekresi urin menurun, mukosa kering. Penanganan bisa diberikan sesuai penyakit dasar disertai cairan oralit.Berdasarkan penyebabnya, dehidrasi terdiri dari: .Dehidrasi hipertonikDitandai dengan tingginya kadar natrium serum (lebih dari 145mmol/liter) dan peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih dari 285 mosmol/liter). Dehidrasi isotonikDitandai dengan normalnya kadar natrium serum (135-145 mmol/liter) danosmolalitas efektif serum (270-285 mosmol/liter). Dehidrasi hipotonikDitandai dengan rendahnya kadar natrium serum (kurang dari 135 mmol/liter)Berdasarkan tingkat banyak cairan tubuh yang hilang: Dehidrasi ringan Yaitu kehilangan cairan dalam tubuh sebesar 5%. .Dehidrasi sedang Kehilangan cairan dalam tubuh sebesar 5-10% Dehidrasi berat Kehilangan lebih dari 10% cairan dalam tubuh.

c. HipervolemiaKeadaan terjadinya peningkatan volume cairan ekstrasel khususnya intravaskuler yang melebihi kemampuan tubuh untuk mengeluarkan air melalui ginjal, saluran intestinal dan kulit. Hal ini bisa mengakibatkan terjadinya edema, yaitu pembengkakan yang dapat diraba akibat penambahan volume cairan interstitium.

Faktor Gangguan Keseimbangan CairanKekurangan cairan dapat terjadi karena hal-hal berikut: Aktivitas : Orang yang banyak aktivitasnya lebih banyak mengeluarkan keringat. Diare : Kehilangan cairan dalam jumlah besar. Usia : Semakin tua usianya, maka kerja organ dan kadar cairan tubuhnya menurun. Muntah : Penyebab dehidrasi karena sulit menggantikan cairan yang keluar. Berkeringat : Lingkungan panas menyebabkan pengaturan suhu tubuh melalui keringat. Apabila kondisi ini berlangsung lama tanpa diiringi pemasukan cairan yang baik dapat menyebabkan dehidrasi. Diabetes : Peningkatan kadar gula darah dapat menyebabkan banyaknya gula dan air yang dikeluarkan melalui kencing. Luka bakar : Keluarnya cairan berlebihan pada kulit yang rusak oleh luka bakar. Kesulitan minum : Mudah terkena dehidrasi. Gastroenteritis : Disertai muntah dan diare, dehidrasi lebih mudah terjadi. Stomatitis : Nyeri yang dapat membatasi asupan oral. Diabetes ketoasidosis : Diuresis osmotik. Penurunan berat badan karena kehilangan cairan dapat terjadi. Diperlukan perawatan yang intensif. Demam : Meningkatkan insensible loss water dan mempengaruhi nafsu makan. Faringitis : Mengurangi asupan oral. Congenital adrenal hyperplasia : Hipoglikemia, hipotensi, hiperkalemia, dan hiponatremia. Heat Stroke. Cystic Fibrosis : Kerugian natrium dan klorida keringat. Resiko dehidrasi parah Diabetes insipidus : Ekskresi urin yang berlebihan. Tirotoksikosis.

Gejala Keseimbangan Cairan Rasa haus yang meningkat. Penurunan produksi kencing. Air seni tampak lebih pekat dan gelap. Kondisi selanjutnya : Mulut, lidah serta kulit kering, air mata berkurang, keringat berkurang, otot kaku, mual dan muntah, kepala ringan saat berdiri. Dehidrasi berat : Gelisah dan lemah lalu bisa sampai dengan koma.

Penanganan Gangguan Keseimbangan CairanPada kasus hipovolemia, penanggulangan penyakit disesuaikan dengan penyebabnya. Penggantian cairan yang hilang didasari pada persentase berkurangnya cairan plasma. Jenis cairannya juga tergantung cairan yang keluar, bila terjadi perdarahan sebaiknya diganti dengan darah juga, atau koloid atau cairan kristaloid sebagai pengganti darah. Bila cairan keluar dari saluran intestinal seperti muntah, jenis cairan pengganti dapat berupa NaCl isotonis atau ringer laktat. Pada diare dianjurkan pemberian ringer laktat karena adanya potensi terjadinya asidosis metabolik.Pada dehidrasi bisa diberikan cairan dextrose isotonic. Volume cairan yang dibutuhkan sesuai dengan perhitungan rumus defisit cairan yaitu (0,4 x berat badan) ditambah dengan insensible water loss serta volume urin 24 jam dan ditambah pula dengan volume cairan yang keluar melalui saluran cerna. Cairan dapat diberikan secara intravena atau oral bila pasien sadarPada hipervolemia dapat diberikan terapi diuretic, furosemid serta restriksi asupan air. Asupan air yang dianjurkan hanya sebanyak insensible water losses + 40 ml/jam. Pasien dengan gagal ginjal akut dengan hipervolemia memerlukan dialisis.Pada kasus edema dapat ditangani dengan memperbaiki penyakit dasar, restriksi asupan natrium untuk meminimalisasi retensi air serta pemberian diuretik.

Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Elektrolit Natrium adalah kation terbanyak dalam cairan ekstrasel, jumlahnya bisa mencapai 60mEq per kilogram berat badan dan sebagian kecil (sekitar 10-14mEq/l) berada dalam cairan intrasel. Lebih dari 90% tekanan osmotik di cairan ekstrasel ditentukan oleh garam yang mengandung natrium,khususnya dalam bentuk natrium klorida (NaCl) dan natriuum bikarbonat (NaHCO3) sehingga perubahan tekanan osmotik pada cairan ekstrasel menggambarkan perubahan konsentrasi natrium.Sekitar 98% jumlah kalium dalam tubuh barada di dalam cairan intrasel. Konsentrasi kalium intrasel sekitar 145 mEq/l dan konsentrasi kalium ekstrasel 4-5 mEq/l (sekitar 2%). Jumlah konsentrasi kalium pada orang dewasa berkisar 50-60 per kg berat badan (3000-4000mEq). Jumlah kalium pada wanita 25% lebih kecil dibanding pada laki-laki dan jumlah kalium pada orang dewasa lebih kecil 20% dibandingkan pada anak-anak.Perbedaan kadar Natrium intravaskuler dan interstitial disebabkan oleh keseimbangan Gibbs-Donnan begitupun perbedaan kadar kalium di plasma dan caira interstisial, sedangkan perbedaan kadar natrium dan kalium dalam cairan ekstrasel dan intrasel disebabkan oleh adanya transport aktif dari natrium keluar sel yang bertukar dengan masuknya kalium ke dalam sel (pompa natrium-kalium).

DefinisiGangguan keseimbangan elektrolit berhubungan dengan adanya ketidakseimbangan antara natrium dan kalium. Hal ini bisa disebabkan oleh pemasukan dan pengeluaran natrium yang tidak seimbang. Kenyataaannya, ketidakseimbangan kalium jarang terjadi, namun jauh lebih berbahaya.

Jenis Gangguana. HiponatremiaDijumpai kelebihan cairan relatif akibat jumlah asupan air yang melebihi ekskresi dan tidak mampu menekan sekresi ADH, misalnya pada gagal jantung dan sirosis hati (SIADH). Akut : Berlangsung cepat (kurang dari 48 jam). Gejala berat seperti penurunan kesadaran dan kejang akibat adanya edema sel otak. Penanganan dilakukan dengan pemberian Na secara cepat. Kronik : Berlangsung lambat ( >48 jam). Gejala yang timbul hanya lemas/mengantuk. Penanganan diberikan larutan garam isotonik dalam beberapa hari.b. HipernatremiaTerjadinya defisit cairan relatif, jarang terjadi, biasanya disebabkan resusitasi cairan (NaCl 0,9%) dalam jumlah besar. Juga dijumpai dalam kasus dehidrasi. Hipernatremia terjadi bila adanya defisit cairan tubuh akibat ekskresi air yang berlebih, melebihi ekskresi natrium. Penambahan natrium yang melebihi cairan tubuh, masuknya air tanpa elektrolit ke sel juga bisa menjadi penyebab. Gejala yang ditimbulkan terjadi akibat mengecilnya volume otak yang menimbulkan robekan pada vena yang menyebabkan pendarahan lokal di otak dan subarachnoid. Dimulai dari letargi, lemas, kejang, sampai dengan koma. Penanganannya bisa dengan mengurangi volume urin dan asupan garam.

c. HipokalemiaEkskresi kalium melalui ginjal yang menurun merupakan pertanda adanya pembuangan kalium yang berlebihan melalui saluran cerna (diare/penggunaan pencahar). Ekskresi kalium yang rendah di urin + alkalosis metabolik bisa menandakan adanya muntah kronik/diuretic jangka lama. Sedangkan, ekskresi kalium yang tinggi di urin disertai alkalosis metabolik pertanda dari Sindroma Bartter. Penyebab hipokalemia yaitu asupan kalium yang kurang, pengeluaran kalium yang berlebih, atau kalium masuk kedalam sel. Penanganannya bisa pemberian oral ( 40-60 mEq ), intravena dalam bentuk KCl dengan sebelumnya mempertimbangkan indikasinya.

d. Hiperkalemia ( >5mEq/L)Disebabkan oleh keluarnya kalium dari intrasel ke ekstrasel dan berkurangnya ekskresi kalium. Kalium keluar sel saat asidosis metabolik, defisiensi insulin, pemakaian obat penghambat--adrenergik. Gambaran klinik timbul bila [ K+ ] > 6.5 mEq/L, yaitu lemah, parestesia, ileus, paralisis, cardiac arrest. Ekskresi kalium berkurang saat hipoaldosteronisme, gagal ginjal, pemakaian siklosporin. Gejala akibat gangguan konduksi listrik jantung bisa menunjukkan adanya kelemahan otot sampai dengan paralisis sehingga pasien sesak napas. Penanganannya dengan memberikan kalsium intravena yang bisa melindungi membran. Pemberian diuretic loop dan tiazid, pemberian resin-penukar, hemodialisis juga bisa diberikan.

Faktor-Faktor Terjadinya GangguanHiponatremia disebabkan oleh jumlah asupan cairan yang melebihi kemampuan ekskresi, ketidakmampuan menekan sekresi ADH.Hipernatremia disebabkan adanya defisit cairan tubuh akibat ekskresi air yang berlebihan atau asupan air yang kurang, serta bisa juga penambahan natrium yang melebihi jumlah cairan dalam tubuh, dan masuknya air tanpa elektrolit kedalam sel.Hipokalemia disebabkan asupan kalium yang kurang, pengeluaran kalium yang berlebihan, atau kalium yang masuk ke dalam sel.Hiperkalemia disebabkan keluarnya kalium dari intrasel ke ekstrasel, serta berkurangnya ekskresi kalium melalui ginjal.

Gejala Gangguan Keseimbangan ElektrolitGejala pada hiponatremia kronik ialah terlihat lemas, sedangkan pada kondisi akut terjadi penurunan kesadaran dan kejang.Gejala pada hipernatremia yaitu letargi, lemas, kejang, dan bisa sampai dengan koma.Gejala pada hipokalemia yaitu kelemahan pada otot, lelah, nyeri otot. Penurunan kalium lebih berat dapat menimbulkan kelumpuhan.Gejala pada hiperkalemia yaitu berupa kelemahan otot dan sesak nafas.

Penanganan Gangguan Keseimbangan ElektrolitPada hiponatremia tahapan penanganan yaitu mencari penyebab terjadinya hiponatremia terlebih dahulu baru penentuan kronik/akut. Jika hiponatremia akut bisa dilakukan koreksi Na secara cepat dengan pemberian larutan natrium hipertonik intravena. Pada kasus kronik bisa dilakukan koreksi Na secara perlahan. Na dapat diberikan dalam bentuk natrium hipertonik intravena atau oral.Pada hipernatremia, tahapannya pertama bisa ditentukan dulu etiologi hipernatremia, baru menurunkan kadar natrium dalam plasma ke kondisi normal. Bila penyebabnya pemberian natrium yang berlebihan, maka pemberian natrium dihentikan. Namun, jika penyebabnya defisit cairan tanpa elektrolit, pengobatan dilakukan dengan koreksi cairan berdasarkan penghitungan jumlah defisit cairan.Pada hipokalemia indikasi koreksi dibagi dalam indikasi mutlak, kuat, dan sedang. Indikasi mutlak yaitu pemberian kalium mutlak pada pasien dalam pengobatan digitalis, pasien DKA, pasien dengan kelemahan otot pernapasan, dan pasien dengan hipokalemia berat ( K < 2 mEq/L ). Indikasi kuat yaitu pemberian kalium dalam waktu cepat pada pasien iskemia otot jantung, ensefalopati hepatikom. Indikasi sedang yaitu pemberian kalium dengan lambat seperti pada hipokalemia ringan ( K antara 3 3,5 mEq/L). Pemberian kalium dengan oral lebih mudah, namun bisa juga diberikan secara intravena dalam bentuk larutan KCl yang disarankan melalui vena besar.Pada hiperkalemia, pertama diatasi dulu pengaruh dari hiperkalemia pada membran sel dengan cara pemberian kalium intravena baru memacu masuknya kembali kalium dari ekstrasel ke intrasel dengan cara pemberian insulin 10 unit dalam glukosa 40%, 50 ml bolus intravena, lalu diikuti dengan infus dextrose 5% untuk mencegah hipoglikemia, lalu pemberian natrium karbonat yang akan meningkatkan pH sistemik, dan pemberian 2-agonis baik secara inhalasi maupun tetesan intravena. Setelah itu, baru pengeluaran kalium yang berlebih dari tubuh melalui pemberian diuretik loop dan tiasid, pemberian resin penukar, dan hemodialisis.

DEHIDRASI DefinisiDehidrasi adalah berkurangnya volume cairan intrasel akibat perpindahan air intrasel ke ekstrasel. Perpindahan air ini terjadi akibat peningkaan osmolalitas efektif cairan ekstrasel.Dehidrasi didefinisikan sebagai kehilangan cairan tubuh yang berlebihan. Secara harfiah adalah penghilangan air dari objek, namun dalam hal fisiologis, itu memerlukan kekurangan cairan dalam organisme.Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan (misalnya minum). Gangguan kehilangan cairan tubuh ini disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuhDehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak daripada pemasukan air (input) ( Suraatmaja, 2010.)

Macam macam Berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan fisik, dehidrasi dapat dibagi menjadi dehidrasi ringan, sedang dan berat seperti pada table dibawah ini:Gejala klinis, PFRingan (3-5%)Sedang (6-9%)Berat (10% atau lebih)

Tingkat kesadaranSadarLetargiTidak sadar

Pengisian kembali kapiler2 detik2-4 detikLebih dari 4 detik

Membrane mukosaNormalKeringSangat kering

Denyut jantungSedikit meningkatMeningkatSangat meningkat

Laju pernafasanNormalMeningkatMeningkat dan hiperapnea

Tekanan darahNormalNormal; ortosrarikMenurun

Denyut nadiNormalCepat dan lemahSangat lemah/ samar atau tidak teraba

Turgor kulitKembali normalKembali lembatTidak segera kembali

FontanellaNormalAgak cekungCekung

MataNormalCekungSangat cekung

Keluaran urinMenurunOliguria (not enough urine)anuria

Berdasarakan gambaran elektrolit serum, dehidrasi dapat dibagi menjadi :1. dehidrasi hiponatremik merupakan kehilangan natrium yang relative besar daripada air, dengan kadar natrium kurang dari 130 mEq/L. Apabila terdapat kadar natrium serum kurang dari 120 mEq/L, maka akan terjadi edema serebral dengan segala akibatnya, seperti apatis, anoreksia, nausea, muntah, gangguan kesadaran, kejang dan koma. (Garna, et.al. 2000)1. dehidrasi Isonatremiterjadi ketika hilangnya cairan sama dengan konsentrasi natrium dalam darah. Kehilangan natrium dan air adalah sama jumlahnya/besarnya dalam kompartemen Cairan ekstravaskular maupun intravascular. Kadar natrium pada dehidrasi isonatremik 130-15- mEq/L (Huang et.al. 2009)1. dehidrasi hipernatremikterjadi ketika cairan yang hilang mengandung lebih sedikit natrium daripada darah, kadar natrium serum >150 mEq/L. kehilangan natrium serum lebih sedikit daripada ar, karena natrium serum tinggi, cairan di ekstravaskular pindah ke intravascular meminimalisir penurunan volume intravascular (Huang et.al. 2009)

PenyebabDehidrasi terjadi bila pengeluaran cairan tubuh lebih besar dibandingkan asupannya. Kekurangan cairan biasanya menyebabkan kadar kalsium dalam darah meningkat. Beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi : Muntah Diare Penggunaan diuretic (obat yang menyebabkan ginjal mengeluarkan sejumlah besar air dan garam) Panas yang berlebihan Demam Berkurangnya asupan cairan karena berbagai alas an Kekurangan zat natrium Kekurangan airPenyakit tertentu seperti diabetes melitus, diabetes insipidus, dan penyakit Addison dapat menyebabkan dehidrasi karena hilangnya cairan yang berlebihan.

PenangananSatu-satunya pengobatan untuk dehidrasi adalah dengan mengganti cairan dan mineral yang hilang dengan cara minum banyak air, susu rendah lemak, atau jus buah. Minuman manis bisa membantu menggantikan gula yang hilang, sedangkan camilan asin bisa menggantikan garam atau sodium yang hilang. Pendekatan terbaik mengobati dehidrasi tergantung kepada usia dan tingkat keparahan dehidrasi, serta penyebabnya.OralitOralit digunakan untuk mengatasi dehidrasi. Ketika Anda mengalami dehidrasi, tubuh Anda akan kehilangan gula, garam, dan cairan. Meminum oralit bisa mengembalikan keseimbangan kadar gula, garam, dan cairan di dalam tubuh. Mengobati dehidrasi pada bayiMemberikan ASI pada bayi ketika mereka mengalami diare, muntah-muntah, atau demam. Jika memberikan susu formula pada bayi, gantikan dengan susu formula yang bebas laktosa hingga diarenya benar-benar berhenti. Laktosa sulit dicerna jika bayi mengalami diare, bahkan cenderung memperburuk kondisi diarenya. Memberikan oralit secara teratur disertai dengan makanan mereka (ASI, susu formula dicampur air) akan menggantikan cairan, garam, dan gula yang hilang.Mengobati dehidrasi pada anak-anakUntuk penanganan dehidrasi pada anak-anak, pemberian air berlebihan justru bisa membuat kadar mineral dalam tubuh lebih menurun dan akibatnya memperburuk kondisi tubuhnya. Maka sebaiknya mereka diberi larutan oralit.Mengobati dehidrasi pada atletUntuk dehidrasi yang terjadi akibat olahraga, minuman berenergi yang mengandung elektrolit dan karbohidrat atau gula adalah pilihan terbaik. Hindari segala jenis minuman bersoda.Mengobati dehidrasi beratAnak-anak dan orang dewasa yang mengalami dehidrasi berat harus segera ditangani oleh petugas medis di rumah sakit dan kemungkinan akan diperlukan rawat inap. Pasien bisa menerima gula, garam, dan cairan melalui infus. Infus merupakan cara yang cepat dan efektif dalam mengembalikan kadar cairan dan mineral tubuh ke tingkat yang normal.

Untuk mencegah dehidrasi, minumlah banyak cairan dan makan makanan yang tinggi kadar airnya seperti buah-buahan dan sayuran. Cairan bisa didapatkan tidak hanya dari air, melainkan juga bisa dari makanan, susu rendah lemak, serta jus buah-buahan. Jika Anda berolahraga, jangan menunggu sampai merasa haus untuk minum. Dengan minum secara teratur, kadar normal cairan dan mineral tubuh bisa dipertahankan. Jika Anda aktif berolahraga, Anda harus minum air melebihi dari kadar normal.Jumlah keringat yang dikeluarkan tiap orang berbeda-beda, oleh karena itu cukup sulit untuk menentukan rekomendasi yang tepat mengenai berapa banyak cairan yang harus diminum. Tapi secara rata-rata untuk orang dewasa, sebaiknya minum dua liter air pada tiap harinya. Sedangkan untuk anak-anak, semua tergantung kepada umur, ukuran tubuh dan aktivitas yang dilakukan. Kesimpulannya, semakin banyak keringat yang dikeluarkan, semakin tinggi asupan air yang dibutuhkan tubuh.Tapi jika meminum banyak cairan hingga melebihi yang bisa diproses oleh tubuh, efeknya bisa mengurangi kadar garam dalam darah. Ini bisa menyebabkan hipotonik. Jika Anda merasa kembung, berhentilah minum dan tunggu sampai tubuh menyesuaikan kadarnya kembali. Perlu diingat bahwa kekurangan garam atau sodium di dalam tubuh bisa berakibat fatal.Beberapa contoh kondisi yang membutuhkan perhatian khusus terkait pentingnya kebutuhan cairan:Jika ada anak atau orang terdekat Anda sedang sakit, terutama mengalami demam, diare, atau muntah-muntah, kemungkinan besar dia akan terkena dehidrasi. Sangat penting untuk mengganti cairan secepatnya.Minumlah air sebelum memulai olahraga berat. Setidaknya Anda disarankan untuk minum 300-700 ml air. Menghasilkan urin yang jernih adalah pertanda yang bagus bahwa Anda telah cukup minum air.Jika Anda tinggal di daerah panas dan lembap, minumlah banyak air untuk menurunkan panas tubuh.

MINERAL DALAM TUBUHLO.1. DefinisiMineral adalah senyawa anorganik yang biasa dikenal dengan konstruksi baja atau ion ion logam yang terlarut yang ada di cairan tubuh berasal dari unsur unsur hara yang berasal dari buah dan makanan makanan.LO.2. Sumber buah buahan makanan minuman

LO.3. Macam macam & DampakKATION 1. Sodium (natrium) kation terbnayak di CES normal range : 135-145 mEq/L contributor terbesar bagi osmolaritas plasma berperan dalam pompa Na-K pengaturan volume darah pengaturan neurotransmitter dan kontraksi ototDampak :Hiponatraemia : hipotensi, kejang, koma, haus, dehidrasi otakHipernatraemia : edema otak

1. Potassium (kalium) kation terbanyak di CIS normal range : 3,5- 5,0 mEq/L berperan dalam osmolalitas CIS kontraksi otot metabolism karbohidrat, lemak, dan proteinDampak :Hipokalemia : biasa dialami pasien malnutrisi, diare, muntah muntah, dan puasa. Ekskresi berlebihan karena gangguan asam basa, penggunaan obat obat diuretic.Hyperkalemia : biasa dialami pasien yang memiliki gangguan ekskresi ginjal, pasien yang baru mengalami luka & operasi.

1. Kalsium kation paling banyak kedua setelah Na+ di CES normal range : 8,5-10 mg/dL terdapat pada tulang dan gigi untuk perubahan protrombin menjadi thrombin untuk neurotransmitter dan konstraksi otot dibutuhkan oleh enzim G6PD untuk anemia dan penyakit kuning penggumpalan darah dan fungsi jantungDampak :Hipocalcemia : < vitamin D, hipoparatiroid (kejang jantung), osteomalaciaHipercalcemia : depresi, kardiak arethemia

1. Magnesium kedua setelah K+ di CIS normal range : 1,3-2,1 mEq/L produksi ATP sintesis protein dan asam nukleat iritabilitas neuromuscular sekresi insulinDampak :Hipomagnesemia : alcoholismHipermagnesemia : gangguan ginjal, koma diabetic.

ANION 1. Klorida Anion terbanyak di CES Normal range : 95-108 mEq/L Kompartemen utama di asam lambung Sisa asama dari NaCl, mengatur osmolalitas plasma Buffer kimiaDampak :Hipokloremia : diare, meningitis, AIDSHiperkloremia : nefritis, kanker prostat

1. Fosfat anion terbanyak di CIS normal range : 2,5-4,5 mg/L komponen tulang untuk generate ATP komponen DNA & RNA untuk ATP, GTP, CTP, OTP.Dampak :Hipofosfatemia : hiperparatiroid, defisiensi vitamin DHiperfosfatemia : gagal ginjal, hipoparatiroid, kelebihan vitamin D

1. Bikarbonat ada di CIS & CES normal range : 22-26 mEq/L untuk regulasi asam dan basa komponen sistem buffer asam bikarbonat

ADAB MINUM DALAM ISLAMDalil quran dan haditsapabila seorang diantara kamu makan, hendaklah menyebut nama Allah SWT dan jika lupa menyebut nama Allah maka hendaknya mengatakan : Bismillahi awwalihi wa akhirihi. (H.R Abu Daud)

Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan, apabila suka sesuatu ia makan dan jika tidak, maka ia tinggalkan. (Muttafaqalaih)

Dan janganlah kamu minum dengan menggunakan bejana terbuat dari emas dan perak, dan jangan pula kamu makan dengan piring yang terbuat darinya, karena keduanya untuk mereka (kafir) di dunia dan untuk kita di akhirat kelak. (Muttafaqalaih)

Nabi SAW melarang bernafas pada bejana minuman atau meniupnya (H.R At-Turmudzi)

Tiada tempat yang lebih buruk yang dipenuhi oleh seseorang daripada perutnya, cukuplah bagi seseorang beberapa suap saja, untuk menegakkan tulang punggungnya. Jikapun terpaksa, maka 1/3 untuk makanannya, 1/3 untuk minumnya, 1/3 lagi untuk bernafas. (H.R Ahmad)

Nabi SAW melarang minum dari bibir bejana ke wadah air. (H.R Al-Bukhari)

Bahwa sesungguhnya Nabi SAW melarang minum sambil berdiri, kecuali darurat. (H.R Muslim)