pbl blok13 rahman
TRANSCRIPT
-
8/12/2019 Pbl Blok13 Rahman
1/12
Gangguan Jiwa Pada Anak dan Faktor yang MempengaruhiTesa Iswa Rahman
102012179
A3
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANAKoresponden: [email protected]
Pendahuluan
Masalah kesehatan jiwa perlu menjadi fokus utama dalam upaya peningkatan sumber
daya manusia, khususnya pada anak dan remaja yang merupakan generasi yang harus
dipersiapkan sebagai sumber kekuatan bangsa, 7-14% dari populasi anak dan remaja
mengalami gangguan kesehatan jiwa. Pravelensi gangguan kesehatan jiwa pada anak dan
remaja akan cenderung meningkat seiring dengan permasalahan hidup di masyarakat yang
semakin kompleks.1
Salah satu masalah gangguan kesehatan jiwa yang akan dibahas pada artikel ini
adalah Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau gangguan aktivitas dan
perhatian adalah suatu gangguan psikiatrik yang cukup banyak ditemukan dengan gejala
utama inatensi, hiperaktivitas, dan impulsivitas yang tidak konsisten dengan tingkat
perkembangan anak, remaja, atau orang dewasa. Biasanya pada waktu anak ADHD mencapai
remaja atau dewasa, gejala hiperaktivitas dan impulsivitas cenderung menurun meskipun
gejala inatensinya kadang masih tetap ada. Pada usia selanjutnya apabila tidak ditangani
dengan baik maka ketiga gejala tersebut dapat menyebabkan menurunnya harga diri,
menurunnya prestasi akademik, dan timbulnya gangguan dalam hubungan interpersonal pada
saat remaja maupun dewasa. Sedangkan dampak anak ADHD pada keluarga dapat
menyebabkan keluarga merasa bersalah, depresi, mengalami stres yang berat, isolasi sosial,
dan bahkan bisa mengalami masalah perkawinan maupun pekerjaan.2
Dalam Pembahasan
juga nanti akan dibahas sedikit mengnai retardasi mental dan depresi yang juga biasa terjadi
pada anak.
-
8/12/2019 Pbl Blok13 Rahman
2/12
Pembahasan
Faktor Lingkungan Terhadap Perkembangan Jiwa Anak3
Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan anak. Umur
4 6 tahun dianggap sebagai titik awal proses identifikasi diri menurut jenis kelamin,
peranan ibu dan ayah sangat besar. Peran sebagai wanita dan Pria harus jelas. Dalam
mendidik,ibu dan ayah harus bersikap konsisten, terbuka, bijaksana, bersahabat, ramah, tegas,
dan dapat lancar, maka dapat timbul proses identifikasi yang salah. Masa remaja merupakan
pengembangan identitas diri, dimana remaja berusaha mengenal diri sendiri, ingin
mengetahui bagaimana orang lain menilainya, dan mencoba menyesuaikan diri dengan
harapan orang lain.
Pola asuh keluarga
Proses sosialisasi sangat dipengaruhi oleh pola asuh dalam keluarga. Sikap orang-tua
yang otoriter, mau menang sendiri, selalu mengatur, semua perintah harus diikuti tanpa
memperhatikan pendapat dan kemauan anak akan berpengaruh pada perkembangan
kepribadian remaja. Ia akan berkembang menjadi penakut, tidak memiliki rasa percaya diri,
merasa tidak berharga, sehingga proses sosialisasi menjadi terganggu.
Sikap orang-tua yang permisif (serba boleh, tidak pernah melarang, selalu menuruti
kehendak anak, selalu memanjakan) akan menumbuhkan sikap ketergantungan dan sulit
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial diluar keluarga.
Sikap orang-tua yang selalu membandingkan anak-anaknya, akan menumbuhkan persaingan
tidak sehat dan saling curiga antar saudara.
Sikap orang-tua yang berambisi dan selalu menuntut anaknya, akan berakibat anak cenderung
mengalami frustrasi, takut gagal, dan merasa tidak berharga.
Orang-tua yang demokratis , akan mengakui keberadaan anak sebagai individu dan
makluk sosial serta mau mendengarkan dan menghargai pendapat anak. Kondisi ini akan
menimbulkan keseimbangan antara perkembangan individu dan sosial, sehingga anak akan
memperoleh suatu kondisi mental yang sehat.
Kondisi keluarga
Hubungan orang-tua yang harmonis akan menumbuhkan kehidupan emosional yang
optimal terhadap perkembangan kepribadian anak sebaliknya, Orang tua yang sering
bertengkar akan menghambat komunikasi dalam keluarga, dan anak akan melarikan diri
dari keluarga. Keluarga yang tidak lengkap misalnya karena perceraian, kematian, dan
-
8/12/2019 Pbl Blok13 Rahman
3/12
keluarga dengan keadaan ekonomi yang kurang, dapat mempengaruhi perkembangan jiwa
anak.
Pendidikan moral dalam keluarga
Pendidikan moral dalam keluarga adalah upaya menanamkan nilainilai akhlak atau
budi pekerti kepada anak di rumah . Pengertian budi pekerti mengandung nilai-nilai :
Keagamaan, Pendidikan agama diharapkan dapat menumbuhkan sikap anak yang mampu
menjauhi hal-hal yang dilarang dan melaksanakan perintah agama. Menaamkan norma agama
dianggap sangat besar peranannya terutama dalam menghadapi situasi globalisasi yang
berakibat bergesernya nilai kehidupan.
Remaja yang taat norma agama akan terhindar atau mampu bertahan terhadap pengaruh
buruk di lingkungannya.
Kesusilaan, meliputi nilai-nilai yang berkaitan dengan orang lain, misalnya sopan santun,
kerjasama, tenggang rasa, saling menghayati, saling menghormati , menghargai orang lain
dan sebagainya.
Kepribadian, memiliki nilai dalam kaitan pengembangan diri, misalnya keberanian, rasa
malu, kejujuran, kemandirian dan sebagainya.
Penanaman nilai-nilai budi pekerti dalam keluarga dapat dilakukan melalui
keteladanan orang-tua atau orang dewasa. Bacaan yang sehat , pemberian tugas, dan
komunikasi efektif antar anggota keluarga. sebaliknya, apabila keluarga tidak peduli terhadap
hal ini, misalnya membiarkan anak tanpa komunikasi dan memperoleh nilai diluar.
Lingkungan Sekolah
Pengaruh yang juga cukup kuat dalam perkembangan anak adalah lingkungan
sekolah. Suasana sekolah sangat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa remaja yaitu
dalam hal :
Kedisiplinan,Sekolah yang tertib dan teratur akan membangkitkan sikap dan perilaku disiplin
pada siswa. Sebaliknya suasana sekolah yang kacau dan disiplin longgar akan berisiko,
bahwa siswa dapat berbuat semaunya dan terbiasadengan hidup tidak tertib, tidak memiliki
sikap saling menghormati, cenderung brutal dan agresif.
Kebiasaan belajar, Suasana sekolah yang tidak mendukung kegiatan belajar mengajar akan
berpengaruh terhadap menurunnya minat dan kebiasaan belajar. Akibatnya, prestasi belajar
menurun dan selanjutnya diikuti dengan perilaku yang sesuai dengan norma masyarakat,
misalnya sebagai kompensasi kekurangannya di bidang akademik, siswa menjadi nakal dan
brutal.
-
8/12/2019 Pbl Blok13 Rahman
4/12
-
8/12/2019 Pbl Blok13 Rahman
5/12
Gejala ADHD sering nampak pada usia 3 tahun, tetapi diagnosis seringkali baru bisa
ditegakkan pada masa sekolah, seperti pada prasekolah atau Taman Kanak Kanak, yaitu
ketika guru dan teman mengeluh akan kurangnya perhatian dan impulsivitasnya.
Etologi
Beberapa faktor yang diduga berhubungan atau sebagai penyebab ADHD antara lain :
Faktor Genetik
ADHD lebih sering didapatkan pada keluarga yang menderita ADHD. Keluarga
keturunan pertama dari anak ADHD didapatkan lima kali lebih banyak menderita ADHD
daripada keluarga anak normal. Angka kejadian orangtua kandung dari anak ADHD lebih
banyak menderita ADHD daripada orangtua angkat.2 Studi-studi pada keluarga secara
konsisten mendukung pernyataan bahwa ADHD diwariskan dalam keluarga. Studi-studi ini
menemukan bahwa orang tua dengan anak-anak ADHD memiliki peningkatan dua hingga
delapan kali lipat untuk resiko ADHD. Sehingga, mereka menegaskan adanya faktor genetik
pada ADHD dan sekaligus menyediakan bukti-bukti untuk validitas diagnosisnya pada orang
dewasa.
Gejala ADHD berhubungan juga dengan Dopamine Transporter Gene(DATI) dan
Dopamine D4 receptor Gene (DR D4 gene). Diperkirakan ada 29% anak, remaja, dan orang
dewasa didapatkan DR D4 gene dengan 7 repeat allele. Adanya varian Dopamine
Transporter Gene (DATI) menyebabkan timbulnya gejala ADHD. Dopamine transporter
gene (DATI) menyebabkan inaktivasi dopamin di celah prasinaptik. Pemberian obat
stimulan (terutama methylphenidate) akan mengikat DATI gene sehingga meningkatkan
aktivasi dopamin di celah sinaps dan dapat menurunkan gejala hiperaktivitas.5
Faktor Psikososial
Pendidikan ibu yang rendah, kelas sosioekonomi yang rendah, dan orangtua tunggal adalah
faktor yang penting sebagai penyebab timbulnya gejala ADHD. Hasil penelitiannya
menyatakan bahwa ibu-ibu dari anak-anak dengan ADHD menunjukkan pola komunikasi
yang lebih buruk dengan nak, lebih sering marah, dan lebih sering terjadi konflik dengan
anak dibanding ibu ibu dari anak yang normal. Konflik yang khronis, keakraban keluarga
yang menurun, adanya kelainan psikopatologis orangtua terutama ibunya, lebih sering terjadi
pada keluarga anak ADHD dibanding keluarga anak yang normal. Anak-anak yang tinggal di
yayasan sosial sering menunjukkan gejala hiperaktif dan rentang perhatian yang pendek.
Gejala ini disebabkan oleh terjadinya deprivasi emosional yang berlangsung lama dan bila
deprivasi emosional dihilangkan, misalnya ditempatkan padafoster home atau dijadikan anak
angkat oleh sebuah keluarga maka gejala ADHD berkurang atau hilang. Faktor predisposisi
-
8/12/2019 Pbl Blok13 Rahman
6/12
terjadinya gejala ADHD pada anak juga dapat terjadi karena faktor temperamen anak (highly
active child), faktor genetic, dan tuntutan masyarakat yang mengharapkan anak berperilaku
dan berprestasi dengan baik.2
Faktor Neurobiologis & Patofisiologi ADHD
Anak-anak dengan ADHD tidak terbukti mengalami kerusakan berat di otak. Banyak
anak dengan kelainan neurologis yang disebabkan oleh trauma kapitis berat justru tidak
menunjukkan adanya gejala-gejala gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas. Hasil
penelitian 10-15 tahun akhirakhir ini mendukung adanya pengaruh gangguan perkembangan
neurologis yang mempengaruhi timbulnya gejala ADHD. Penelitian dengan CT Scan dan
MRI telah membuktikan bahwa ada beberapa tempat di otak yang berfungsi abnormal pada
individu dengan ADHD yakni meliputi regio cortex prefrontalis, cortex frontalis, cerebellum,
corpus callosum dan dua daerah ganglia basalis yakni globus pallidus dan nucleus caudatus.
Penelitian dari National Institute of Mental Health di USA telah menunjukkan bahwa area
globus pallidus dan nucleus caudatus secara bermakna lebih kecil pada anak ADHD daripada
anak normal. Nucleus caudatus dan globus pallidus berfungsi melakukan koordinasi lalu
lintas transmisi rangsang saraf pada berbagai area di korteks. Ternyata didapatkan juga
volume area korteks prefrontal lebih kecil pada anak ADHD daripada anak normal. Beberapa
anak menunjukkan kelambatan perkembangan otak (maturational delay) pada anak ADHD
yang biasanya tampak gejalanya pada usia 5 tahun. Cerebellum mempunyai fungsi eksekutif
yakni mengatasi masalah, perhatian, reasioning, perencanaan, dan pengaturan tugas
individu. Hasil pemeriksaan dengan menggunakan MRI didapatkan bahwa ada penurunan
aktivitas metabolik di daerah daerah di atas pada individu dengan ADHD. Para peneliti
menyatakan bahwa ada permasalahan dalam pengaturan transmisi saraf (regulatory circuits)
antara korteks prefrontal,ganglia basal, dan cerebellum yang diduga merupakan penyebab
terjadinya gejala ADHD. Komunikasi dalam otak dalam area di atas menggunakan
neurotransmiter dopamin dan noradrenalin. Pada anak ADHD terjadi hipofungsi dopamin dan
noradrenalin.2,6
Neurotransmiter catecholamine yakni dopamine dan norepinephrine berperan besar
dalam hal atensi, konsentrasi yang dihubungkan dengan fungsi kognitif misalnya motivasi,
perhatian dan keberhasilan belajar seseorang. Dalam hal norepinephrine, ditekankan peran
prefrontal noradenergic pathways dalam mempertahankan dan memusatkan perhatian
seperti memberikan enersi pada kelelahan, motivasi dan perhatian. Sedangkan sistem
dopaminergik, peran proyeksi mesokortikal dopamin mempengaruhi juga fungsi kognitif
seperti kelancaran bicara, proses belajar yang berurutan (serial learning), waspada pada tugas
-
8/12/2019 Pbl Blok13 Rahman
7/12
eksekutif, mempertahankan dan memusatkan perhatian, mengutamakan perilaku yang
berhubungan dengan aspek sosial. 4
Gejala impulsivitas dan hiperaktivitas pada anak ADHD terutama disebabkan oleh
hipofungsi dopamin, sedangkan gejala inattensi terutama disebabkan oleh hipofungsi
noradrenalin. Anak ADHD bila diberikan pekerjaan yang lebih sukar dan perlu ketekunan
serta ketelitian maka akan mudah bosan, mudah marah serta mudah teralih perhatiannya.4
Gejala klinis2
Sesuai dengan yang didefinisikan oleh DSM IV (The American Psychiatric
Associations Diagnostic and Statistical Manual IV), berdasarkan tiga gejala utama dari
ADHD yakni inatensi, hiperaktivitas dan impulsivitas, ADHD dibagi dalam tiga kelompok
tipe yakni tipe Inattentiveness, tipe hyperactivityimpulsivity, dan tipe combined
(campuran). Adapun gejala-gejala tersebut adalah sebagai berikut:
Inatensi, Berupa sering gagal memberikan perhatian penuh sampai terperinci atau selalu
berbuat kesalahan saat melakukan aktivitas pekerjaan di sekolah, tempat pekerjaan atau
aktivitas lain sering mengalami kesukaran dalam mempertahankan perhatian dalam tugas
tertentu atau aktivitas bermain (mudah bosan) sering tidak mendengarkan bila diajak bicara
secara langsung kepadanya sering tidak mengikuti perintah secara sungguh-sungguh dan
gagal menyelesaikan pekerjaan sekolah, pekerjaan rumah tangga atau kewajiban di tempat
pekerjaan (hal ini bukan disebabkan karena sikap menentang atau kurang memahami isi
perintah) sering mengalami kesukaran dalam mengatur tugas-tugasnya dan aktivitasnya
sering menghindar, tidak menyenangi atau segan melakukan tugas-tugas yang membutuhkan
perhatian mental yang cukup lama (misalnya pekerjaan sekolah atau pekerjaan rumah) sering
kehilangan barang-barang yang diperlukan untuk tugas atau aktivitas tertentu, sering
perhatian mudah teralih oleh rangsangan di luar sering lupa melakukan aktivitas sehari-hari
(membersihkan rumah, mencuci piring).
Hiperaktivitas, anak sering gelisah dengan tangan atau kaki atau sering bergerak-gerak saat
duduk, sering meninggalkan tempat duduk saat di dalam kelas atau situasi lain dimana duduk
diam diperlukan atau diharapkan, sering lari-lari atau memanjat secara berlebihan dalam
situasi yang tidak sesuai(tak bisa diam), sering mengalami kesukaran mengikuti permainan
atau aktivitas yang membutuhkan ketenangan (main catur,halma dsb.), selalu dalam keadaan
bergerak atau sering melakukan aktivitas seolah-olah mengendarai motor,sering berbicara
berlebihan.
Impulsivitas, sering cepat menjawab sebelum pertanyaan selesai diutarakan sering sukar
menunggu giliran bermain sering interupsi saat diskusi atau mengganggu permainan saat
-
8/12/2019 Pbl Blok13 Rahman
8/12
pertandingan (menyela pembicaraan, mengacau permainan anak lain) sering bicara
berlebihan yang tak tak sesuai dengan respon tatanan sosial (ICD X).
Penatalakaksanaan Medis
Obat- obatan yang sering digunakan untuk pengobatan ADHD adalah metilfenidat,
dekstroamfitamin,danpemolin yang mana mempunyai fungsi neurotransmitter SSP multiple.
Yang mana semua obat ini meningkatkan pelepasan serta penghambatan pengambilan
dopamine dan epinephrinedari neuron di SSP. Obat stimulan di toleransi dengan baik dan
aman. Efek samping secara tipikal bersifat sementara dan dapat terdiri atas gangguan tidur,
meningkatnya nafsu makan, iritabilitas, dan nyeri abdomen. Pamolin juga menyebabkan
toksisitas hati.7
Berbagai obat-obatan telah diajukan sebagai stimulan alternatif. Antidepresan trisiklik,
terutama despiramin dan impiramin, dapat dipertimbangkan jika obat-obat stimulant tidak
efektif atau menimbulkan efek samping yang tidak dapat diterima. Penelitian telah
menunjukkan efektivitas klonidin, penghambat monoaminoksidase, fluoksetin, atau major
tranquilizer.7
Penatalaksanaan Non Medis
Penanganan tingkah laku
Metode modifikasi tingkah laku yang telah digunakan dengan kesuksesan yang bervariasi
adalah : Penguatan yang positif, dengan menggunakan pujian atau penghargaan yang nyata,
misalnya hadiah. Strategi penghukuman, misalnya dikeluarkan isolasi social, teguran dengan
kata-kata dan isyarat non verbal. Teknik pemusnahan, misalnya pengabaian tingkah laku
yang tidak diinginkan. Komunikasi yang dekat antara guru dan orang tua penting untuk
memastikan konsistensi diantara penanganan di sekolah dan di rumah. Kelas yang terstruktur
dan terorganisir dengan sangat baik yang memberikan instruksi secara tegas dan konsisten
serta merespon anak dengan baik.7
Pendidikan khusus
Program pendidikan sebaiknya dirancang untuk menciptakan kesempatan bagi anak tersebut
untuk mengalami keberhasilan.7
Retardasi Mental
Gambaran penting retardasi mental adalah fungsi intelektual di bawah rata-rata (IQ
dibawah 70) yang disertai keterbatasan yang penting dalam area fungsi adaptif, seperti
keterampilan komunikasi, perawatan diri, tinggal di rumah, keterampilan sosial dll. Ratardasi
mental dibagi dalam 4 tingkatan:8,9
-
8/12/2019 Pbl Blok13 Rahman
9/12
Retardasi Mental Ringan
Anak dengan Retardasi mental ringan dikategorikan sebagai retardasi mental dapat
dididik (educable) dan memiliki IQ 50-70). Anak mengalami gangguan berbahasa tetapi
masih mampu menguasainya untuk keperluan bicara sehari-hari dan untuk wawancara klinik.
Umumnya mereka juga mampu mengurus diri sendiri secara independen (makan, mencuci,
memakai baju, mengontrol saluran cerna dan kandung kemih), meskipun tingka
perkembangannya sedikit lebih lambat dari ukuran normal. Kesulitan utama biasanya terlihat
pada pekerjaan akademik sekolah, dan banyak yang bermasalah dalam membaca dan
menulis. Dalam konteks sosiokultural yang memerlukan sedikit kemampuan akademik,
mereka tidak ada masalah. Tetapi jika ternyata timbul masalah emosional dan sosial, akan
terlihat bahwa mereka mengalami angguan, misal tidak mampu menguasai masalah
perkawinan atau mengasuh anak, atau kesulitan menyesuaikan diri dengan tradisi budaya.
Retardasi Mental Sedang
Retardasi mental sedang dikategorikan sebagai retardasi mental dapat dilatih
(trainable). Pada kelompok ini anak memiliki IQ 35-50 dan mengalami keterlambatan
perkembangan pemahaman dan penggunaan bahasa, serta pencapaian akhirnya terbatas.
Pencapaian kemampuan mengurus diri sendiri dan ketrampilan motor juga mengalami
keterlambatan, dan beberapa diantaranya membutuhkan pengawasan sepanjang hidupnya.
Kemajuan di sekolah terbatas, sebagian masih bisa belajar dasar dasar membaca, menulis dan
berhitung.
Retardasi Mental Berat
Kelompok retardasi mental berat ini memiliki IQ 20-35, hampir sama dengan
retardasi mental sedang dalam hal gambaran klinis, penyebab organik, dan keadaan-keadaan
yang terkait. Perbedaan utama adalah pada retardasi mental berat ini biasanya mengalami
kerusakan motor yang bermakna atau adanya defisit neurologis.
Retardasi Mental Sangat Berat
Anak dengan retardasi mental sangat berat memiliki IQ dibawah 20, secara praktis
anak sangat terbatas kemampuannya dalam mengerti dan menuruti permintaan atau instruksi.
Umumnya anak sangat terbatas dalam hal mobilitas, dan hanya mampu pada bentuk
komunikasi nonverbal yang sangat elementer.
Penatalaksanaan Medis8
Obat-obat yang sering digunakan dalam pengobatan retardasi mental adalah terutama
untuk menekan gejala-gejala hiperkinetik. Metilfenidat (ritalin) dapat memperbaiki
-
8/12/2019 Pbl Blok13 Rahman
10/12
keseimbangan emosi dan fungsi kognitif. Imipramin, dekstroamfetamin, klorpromazin,
flufenazin, fluoksetin kadang-kadang dipergunakan oleh psikiatri anak. Untuk menaikkan
kemampuan belajar pada umumnya diberikan tioridazin (melleril), metilfenidat, amfetamin,
asam glutamat, gamma aminobutyric acid (GABA).
Penatalaksanaan Non Medis8
Rumah Sakit/Panti Khusus
Penempatan di panti-panti khusus perlu dipertimbangkan atas dasar: kedudukan sosial
keluarga, sikap dan perasaan orangtua terhadap anak, derajat retardasi mental, pandangan
orangtua mengenai prognosis anak, fasilitas perawatan dalam masyarakat, dan fasilitas untuk
membimbing orangtua dan sosialisasi anak.Kerugian penempatan di panti khusus bagi anak
retardasi mental adalah kurangnya stimulasi mental karena kurangnya kontak dengan orang
lain dan kurangnya variasi lingkungan yang memberikan kebutuhan dasar bagi anak.
Psikoterapi
Psikoterapi dapat diberikan kepada anak retardasi mental maupun kepada orangtua
anak tersebut. Walaupun tidak dapat menyembuhkan retardasi mental tetapi dengan
psikoterapi dan obat-obatan dapat diusahakan perubahan sikap, tingkah laku dan adaptasi
sosialnya.
Konseling
Tujuan konseling dalam bidang retardasi mental ini adalah menentukan ada atau
tidaknya retardasi mental dan derajat retardasi mentalnya, evaluasi mengenai sistem
kekeluargaan dan pengaruh retardasi mental pada keluarga, kemungkinan penempatan di
panti khusus, konseling pranikah dan pranatal.
Pendidikan
Pendidikan yang penting disini bukan hanya asal sekolah, namun bagaimana
mendapatkan pendidikan yang cocok bagi anak yang terbelakang ini. Terdapat empat macam
tipe pendidikan untuk retardasi mental, yaitu: 1,3,4 Kelas khusus sebagai tambahan dari
sekolah biasa, Sekolah luar biasa C, Panti khusus, Pusat latihan kerja (sheltered workshop).
Depresi7
Pada anak-anak, mungkin sulit untuk mengidentifikasi karena gejalanya berfluktuasi.
Depresi pada anak-anak didefinisikan sebahagai: mood rendah(tidak selalu menetap),
somatisasi yaitu masalah psikologis yang diekspresikam dalam bentuk gejala fisik seperti
sakit perut, dan perubahan kepribadian. Seperti depresi pada orang dewasa, mungkin terdapat
-
8/12/2019 Pbl Blok13 Rahman
11/12
gangguan tidur dan nafsu makan serta perasaan percaya diri yang rendah. Terdapat resiko
bunuh diri juga pada anak-anak yang mengalami depresi.
Penatalaksanaan Medis
Depresi berat pada anak dan remaja ditangani dengan obat antidepresan. Antidepresan
trisiklik ( imipramin, desipramin) mungkin bermanfaat memperbaiki gejala. Hal yang penting
adalah penentuan kadar obat pada anak, anak-anak yang diobati pada kadar
seubterapeutiknya agaknya jauh kurang berespon secara manjur daripada mereka yang
mengkonsumsi obat dalam kisaran terapi. Baru-baru ini telah dikembangkan Penyekat
ambilan kembali serotonin (trazodon, fluoksetin) yang manjur dan mempunyai efek samping
lebih kecil.
Penatalaksanaan Non Medis
Penatalaksanaannya meliputi psikoterapi, terindikasi dan terutama penting bagi anak-
anak yang meiliki gangguan ganda, yaitu kecemasan dan gangguan perilaku yang seringkali
berdampingan dengan depresi. Terpi bermain dan terapi percakapan peting dalam perbaikan
geja akibat diagnosis ini bersama dengan gangguan suasana hati.
Kesimpulan
Pada masa kanak-kanak untuk perkembangan jiwa anak diperlukan lingkungan baik
salah satunya peran orang tua dalam memperhatikan, membimbing, dan mengasuh anak dan
juga peran guru dan sekolah serta pergaulan yang baik. Dengan itu semua diharapkan
perkembangan kesehatan jiwa anak lebih baik atau pun anak yang memiliki gangguan jiwa
dapat diketahui lebih cepat dan diberikan pengobatan lebih baik. Salah satu contoh gangguan
jiwa pada anak adalah ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) yang penderitanya
akan memiliki gejala inatensi, hiperaktif, dan impulsiv. Dengan penatalaksanaan medis yang
baik maka akan membantu memperbaiki gangguan jiwa pada anak-anak.
Daftar Pustaka
1 Hamid A.Y. Asuhan keperawatan kesehatan jiwa.Jakarta: EGC;2008.2 Sadock BJ . Attention deficit disorders, synopsis of psychiatry. Edisi 9.USA:
Lippincott Williams & Wilkins;2003.h.1223-1230.
3 Departemen Kesehatan RI. Pedoman kesehatan jiwa remaja. Jakarta: DepartemenKesehatan RI; 2002.
-
8/12/2019 Pbl Blok13 Rahman
12/12
4 Schachar R, Tannock R. Syndromes of Hyperactivity and Attention Deficit Disorderin Child and Adolescent Psychiatry. Edisi 4.USA: Blackwell Science Ltd; 2002. h.
399-411.
5 Faraone G W and Biederman J: Neurobiology of attention deficit hyperactivitydisorder in Neurobiology of Mental Illness. Edisi2. New York: Oxford University
Press;2004. h. 979-993.
6 Stahl SM: Essential Psychopharmacology. Edisi 2. United Kingdom: CambridgeUniversity Press; 2000. h. 459-474.
7 Behrman, Kligmen, Arvin. Ilmu kesehatan anak. Edisi 15. Jakarta: Penerbit EGC;2000. h.115.
8 Sularyo TS, Kadim M. Retardasi Mental. Jakarta: Sari Pediatri; 2003.9 Sheila L. Buku ajar keperawaatan jiwa. Jakarta: Penerbit EGC; 2006.