patogenesis – patofisiologi

3
Patogenesis – patofisiologi Mekanisme terjadinya cryptorchidsm masih belum jelas Studi tahun 2008, kehamilan yang terekspos phthalate (DEHP) à semakin tinggi / sering paparan DEHP, semakin tinggi risiko cryptorhidsm Studi tahun 2010 à penggunaan mild analgesia yang didapat melalui OTC (paracetamol, ibuprofen) pada wanita hamil 14-22 minggu meningkatkan risiko cryptorchidsm Diagnosis Pemeriksaan fisik: pada inspeksi mungkin akan didapatkan tampilan skrotum yang mengkerut pada satu sisi, kemudian saat dilakukan palpasi akan didapatkan skrotum yang kosong, dapat secara unilateral (monorchism) atau tidak ada testis sama sekali. Testis mungkin akan didapatkan di inguinal atau di bagian atas skrotum pada saat perabaan Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang dilakukan jika pada pemeriksaan fisik testis yang belum turun tidak dapat teraba, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui letak testis yang belum turun tersebut. Pemeriksaan penunjang secara imaging dapat berupa USG pelvic / MRI untuk melihat letak testis. Pemeriksaan lain juga dapat dilakukan untuk menentukan atau menyingkirkan kelainan bawaan yang mungkin menyertai keadaan cryptorchidsm.

Upload: adi-widana

Post on 09-Nov-2015

220 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

olo

TRANSCRIPT

Patogenesis patofisiologi Mekanisme terjadinya cryptorchidsm masih belum jelas Studi tahun 2008, kehamilan yang terekspos phthalate (DEHP) semakin tinggi / sering paparan DEHP, semakin tinggi risiko cryptorhidsm Studi tahun 2010 penggunaan mild analgesia yang didapat melalui OTC (paracetamol, ibuprofen) pada wanita hamil 14-22 minggu meningkatkan risiko cryptorchidsm

Diagnosis Pemeriksaan fisik:pada inspeksi mungkin akan didapatkan tampilan skrotum yang mengkerut pada satu sisi, kemudian saat dilakukan palpasi akan didapatkan skrotum yang kosong, dapat secara unilateral (monorchism) atau tidak ada testis sama sekali.Testis mungkin akan didapatkan di inguinal atau di bagian atas skrotum pada saat perabaan Pemeriksaan penunjangPemeriksaan penunjang dilakukan jika pada pemeriksaan fisik testis yang belum turun tidak dapat teraba, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui letak testis yang belum turun tersebut. Pemeriksaan penunjang secara imaging dapat berupa USG pelvic / MRI untuk melihat letak testis. Pemeriksaan lain juga dapat dilakukan untuk menentukan atau menyingkirkan kelainan bawaan yang mungkin menyertai keadaan cryptorchidsm. Pemeriksaan yang digunakan adalah pemeriksaan kariotyping untuk menyingkirkan diagnosis kelainan hypogonadism

Penatalaksanaan Prinsip penatalaksanaan undecensus testicularis umumnya bersifat pasif (menunggu). Jika terdiagnosis sejak lahir, umumnya testis akan ditunggu turun dengan sendirinya hingga usia 4-6 bulan. Jika masih belum turun, makan dapat dilakukan pemberian hormon hCG selama 1 bulan. Jika testis masih juga belum turun setelah pemberian hormon hCG maka dapat dilakukan operasi orchidepexy untuk mengembalikan testis ke scrotum. Namun tindakan orchidopexy ini sebaiknya segera dilakukan jika terapi secara endokrin telah gagal.

Komplikasi Komplikasi yang dapat terjadi pada cryptorchidsm: InfertilitasDapat terjadi infertilitas dikarenakan proses spermatogenesis yang terganggu. Hal ini terjadi karena pada spermatogenesis, testis memerlukan suhu yang lebih rendah 1 atau 2 derajat dari suhu tubuh. Jika testis belum turun, maka akan mengganggu proses spermatogenesis yang akan menyebabkan infertilitas Keganasan testisJika dibiarkan terlalu lama, maka testis yang tidak turun yang masih dalam rongga abdomen kemungkinan dapat menjadi keganasan dari testis

Prognosis Quo ad vitam: ad bonam Quo ad functionam: ad bonam Quo ad sanationam: dubia