patofisiologi kasus 2 modul pendengaran

2
Patofisiologi kasus 2 Secara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan dibersihkan dan d darigendang telinga melalui liang telinga. Cotton bud (pembersih kapas telinga) dapat mengganggu mekanisme pembersihan tersebut sehingga sel-sel kulit mati dan serumen a menumpuk di sekitar gendang telinga. Masalah ini uga diperberat oleh adanya susuna berupa lekukan pada liang telinga. !eadaan diatas dapat menimbulkan timbunan air y ke dalam liang telinga ketika mandi atau berenang. !ulit yang basah, lembab, hangat pada liang telinga merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri dan amur. "danya faktor predisposisi otitis eksterna dapat menyebabkan berkurangnya lapisan protektif yang menimbulkan edema epitel skuamosa. !eadaan ini menimbulkan yang memudahkan bakteri masuk melalui kulit, teradi inflamasi dan cairan eksudat. memicu teradinya iritasi, berikutnya infeksi lalu teradi pembengkakan dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Proses infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbul perubahan rasa nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan mengeluarkan yang bisa menumpuk dalam liang telinga (meatus akustikus eksterna) sehingga hantara akan terhalang dan teradilah penurunan pendengaran. %nfeksi pada liang telinga lua menyebar ke pinna, periaurikuler dan tulang temporal. &talgia pada otitis eksterna disebabkan oleh' a. !ulit liang telinga luar beralaskan periostium perikondrium bukan bantalan lemak sehingga memudahkan cedera atau trauma. Selain itu, edema dermis akan men serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat. b. !ulit dan tulang ra an pada *$+ luar liang telinga luar bersambung dengan kulit ra an daun telinga sehingga gerakan sedikit saa pada daun telinga akan dihanta kulit dan tulang ra an liang telinga luar sehingga mengakibatkan rasa sakit yan pada penderita otitis eksterna.

Upload: geri-setiawan

Post on 05-Oct-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tht

TRANSCRIPT

Patofisiologi kasus 2Secara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan dibersihkan dan dikeluarkan dari gendang telinga melalui liang telinga. Cotton bud (pembersih kapas telinga) dapat mengganggu mekanisme pembersihan tersebut sehingga sel-sel kulit mati dan serumen akan menumpuk di sekitar gendang telinga. Masalah ini juga diperberat oleh adanya susunan anatomis berupa lekukan pada liang telinga. Keadaan diatas dapat menimbulkan timbunan air yang masuk ke dalam liang telinga ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab, hangat, dan gelap pada liang telinga merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri dan jamur.Adanya faktor predisposisi otitis eksterna dapat menyebabkan berkurangnya lapisan protektif yang menimbulkan edema epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang memudahkan bakteri masuk melalui kulit, terjadi inflamasi dan cairan eksudat. Rasa gatal memicu terjadinya iritasi, berikutnya infeksi lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Proses infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan perubahan rasa nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan mengeluarkan cairan/nanah yang bisa menumpuk dalam liang telinga (meatus akustikus eksterna) sehingga hantaran suara akan terhalang dan terjadilah penurunan pendengaran. Infeksi pada liang telinga luar dapat menyebar ke pinna, periaurikuler dan tulang temporal.Otalgia pada otitis eksterna disebabkan oleh:a. Kulit liang telinga luar beralaskan periostium & perikondrium bukan bantalan jaringan lemak sehingga memudahkan cedera atau trauma. Selain itu, edema dermis akan menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat.b. Kulit dan tulang rawan pada 1/3 luar liang telinga luar bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan sedikit saja pada daun telinga akan dihantarkan ke kulit dan tulang rawan liang telinga luar sehingga mengakibatkan rasa sakit yang hebat pada penderita otitis eksterna.

Sumber1. Sosialisman, Alfian F.Hafil, & Helmi. Kelainan Telinga Luar dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Ed. ke-6. dr. H. Efiaty Arsyad Soepardi, Sp.THT, dkk (editor). Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2007. Hal : 58-59.2. Kotton, C. 2004. Otitis Eksterna. Di unduh dari: http://www.sav-ondrugs. com/shop/templates/encyclopedia/ENCY/article/000622.asp. Di Akses pada tanggal : 28 September 20113. Adam GL, Boies LR, Higler PA; Wijaya C: alih bahasa; Effendi H, Santoso K: editor. Penyakit telinga luar dalam Buku Ajar Ilmu Panyakit THT. Edisi 6. Jakarta: EGC. 1997.78-84.4. Susana. 2009. Nyeri Telinga. Di unduh dari: http://www.ssmedika.com/ index.php?option=com_content&view=article&id=53:nyeritelinga&catid=38:telinga&Itemid=61. Di Akses pada tanggal : 28 September 2011.