pasar karbon domestik di thailand dan ... tgo dalam prosedur registrasi cfp adalah melakukan...

14
Empowered lives. Resilient nations. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan PASAR KARBON DOMESTIK DI THAILAND DAN KETERHUBUNGAN ANTAR INISIATIF

Upload: doannguyet

Post on 28-May-2019

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Empowered lives. Resilient nations.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

PASAR KARBON DOMESTIK DI THAILAND DAN KETERHUBUNGANANTAR INISIATIF

ii

1

Rangkuman EksekutifDengan adanya komitmen terhadap UNFCCC dalam pencapaian target penurunan emisi sebesar 20-25% pada tahun 2030, Pemerintah Thailand menyadari bahwa instrumen berbasis pasar memiliki peranan penting dalam mendorong keefektifan biaya dari aksi mitigasi. Belajar dari pengalaman mekanisme CDM, Thailand telah mengembangkan inisiatif-inisiatif carbon pricing baru dalam skala domestik untuk mendukung upaya mitigasi nasional, seperti Thailand Voluntary Emission Trading Scheme (TVETS) dan Thailand Voluntary Emission Reduction (TVER). Selain itu, Thailand juga aktif dalam mekanisme pasar lainnya seperti VCS, Thailand JCM, dan CDM. Dari mekanisme-mekanisme yang dibentuk ini, terbentuk suatu keterhubungan antar inisiatif sebagai supplier dan demand, sebagai contoh unit kredit karbon dari TVER, VCS, CDM dan kredit karbon yang dihasilkan dari JCM Thailand, dapat berperan menjadi supplyer untuk skema TVETS. Walaupun saat ini TVETS masih bersifat voluntary, Pemerintah Thailand sedang mempersiapkannya menjadi mandatory.

Selain itu, Thailand juga menetapkan aturan untuk penghitungan jejak karbon untuk individual, produk/layanan dan organisasi/event yang disebut dengan program Carbon Labeling. Program ini dapat menjadi salah satu sumber demand tambahan untuk unit kredit karbon yang dihasilkan dari skema carbon pricing di Thailand.

Dapat disimpulkan bahwa inisiatif-inisiatif yang dikembangkan di Thailand, baik sistem offset crediting, cap-and-trade, dan carbon labeling, dapat saling melengkapi satu sama lain dalam hal supply dan

22

demand unit kabon dan menjadi sumber insentif yang mendukung aksi mitigasi domestik di Thailand. Dengan adanya kebijakan-kebijakan pembangunan rendah karbon yang ditetapkan dan didukung oleh instrumen berbasis pasar yang dikembangkan secara domestik, maka dapat membantu Pemerintah Thailand dalam hal pencapaian penurunan emisi yang telah ditargetkan.

Sebagai sesama negara berkembang di Asia Tenggara, Indonesia dapat mengambil pembelajaran dalam pengembangan carbon pricing untuk skala domestik. Hal-hal penting yang dapat diperlukan adalah peran pemerintah untuk mendukung insentif dan meningkatkan peran sektor swasta untuk ikut serta dalam pasar karbon.

3

Kebijakan Perubahan Iklim di ThailandSebagaimana yang tercantum di dalam dokumen Intended Nationally Determined Contributions (INDC) Thailand, yang disampaikan kepada UNFCCC pada 1 Oktober 2015, Pemerintah Thailand telah berkomitmen untuk mengurangi emisi GRK sebesar 20-25% pada tahun 2030, yang terfokus pada empat sektor utama yaitu limbah, pertanian, IPPU, dan energi. Dalam upaya pencapaian target tersebut, Thailand menyadari bahwa mekanisme berbasis pasar-pun berperan penting untuk mendorong keefektifan biaya dari aksi mitigasi. Sebagai dasar dalam implementasi instrumen berbasis pasar, Pemerintah Thailand telah menerbitkan dua kebijakan utama, yaitu:

• Rencana Pengembangan Sosial dan Ekonomi Nasional (2017-2021) yang fokus terhadap pengembangan mekanisme mitigasi GRK/perhitungan untuk menurunkan emisi GRK di semua sektor, mempromosikan pembentukan mekanisme pendanaan untuk mendukung implementasi perubahan iklim yang juga memberikan manfaat bagi publik dan sektor swasta, sebagai contoh melalui mekanisme berbasis pasar dan pajak karbon.

• Rencana Induk Perubahan Iklim Thailand (2015-2050) yang fokus pada pengembangan mekanisme pendukung implementasi perubahan iklim, yang salah satu komponennya adalah mekanisme pengembangan rendah karbon. Aktivitas yang akan dilaksanakan untuk mendukung mekanisme rendah karbon, sebagai berikut:

• Kajian dari cost effectiveness pada berbagai ukuran mitigasi GRK, termasuk pajak karbon, insentif pendanaan dan pajak, sistem cap-and-trade, dan sebagainya.

• Pengembangan dari mekanisme mitigasi GRK/pengukuran/instrumen untuk menurunkan emisi GRK secara efektif.

• Mempromosikan low carbon dan green investment di sektor industri dengan menawarkan beberapa kisaran insentif.

4

Pada tahun 2009, TGO bersama dengan National Metal and Material Technology Center, Thailand, meluncurkan Carbon Footprint Product (CFP) dan Pedoman Nasional untuk Perhitungan Jejak Karbon untuk Produk di Thailand. Tujuannya adalah untuk mempromosikan penghitungan jejak karbon pada produk yang dihasilkan di Thailand yang mana dapat meningkatkan persaingan antar industri untuk menuju tren pasar global dan menyediakan informasi emisi untuk sebuah produk.

Kewenangan TGO dalam prosedur registrasi CFP adalah melakukan validasi dokumen, menyetujui laporan asesmen dan register label “CFP” (dengan lama prosesnya selama 2 bulan). Hingga saat ini, sudah ada 2.872 produk atau 537 perusahaan yang telah disertifikasi oleh TGO.

Pada tahun 2014, TGO meluncurkan Carbon Footprint Reduction (CFR) untuk menunjukkan pencapaian dalam penurunan jejak karbon (emisi) dari suatu produk. Hingga saat ini, sudah ada 514 produk/75 perusahaan yang telah diakui melakukan kegiatan penurunan emisinya dengan jumlah total 2.838.107 tCO2e. Kedua sistem label ini (CFP dan CFR) diberikan oleh TGO.

Selain jejak karbon untuk produk dan CFR, TGO juga membentuk jejak karbon untuk organisasi yang dinamakan dengan Carbon Footprint Organization/Event (CFO). Hingga saat ini, jumlah organisasi yang telah disertifikasi CFO sebanyak 341 perusahaan.

Carbon Footprint di Thailand

5

Inisiatif carbon footprint lainnya yang diterapkan oleh Thailand adalah penggunaan material bahan pakaian yang dibuat secara khusus untuk menyerap keringat dan memiliki ventilasi panas yang cukup bagus. Jenis material bahan ini diberi label “CoolMode”. Penerapannya didasari oleh perkiraan penggunaan listrik sebesar 60% di kota besar digunakan untuk pendingin ruangan. Untuk itu, pemilihan pakaian yang cocok adalah kunci untuk menurunkan konsumsi listrik khususnya AC dan akan berpengaruh pada penurunan emisi GRK. Sejauh ini, jumlah produk yang telah memiliki label CoolMode sebanyak 113 produk dari 27 perusahaan.

Inisiatif Carbon Pricing di ThailandThailand telah mengembangkan mekanisme CDM sejak tahun 2007. Hingga per Agustus 2018, jumlah proyek yang teregistrasi di CDM Executive Board sebanyak 154 proyek setara dengan 7,41 MtCO2e/tahun, yang sebagian besar berasal dari proyek biogas (57,15%). Selain CDM, Pemerintah Thailand juga telah mengembangkan inisiatif-inisiatif instrumen berbasis pasar domestik, yaitu:

• Thailand Voluntary Emission Reduction (TVER)Berdasarkan pengalaman CDM, pada tahun 2013, Thailand Greenhouse Gas Management Organization (TGO) telah membentuk TVER, yang merupakan mekanisme mitigasi GRK dalam skala domestik. Di bawah mekanisme ini, yang memiliki peran dan tanggung jawab untuk menentukan kriteria, proses pengembangan proyek, metodologi, registrasi dan penerbitan kredit adalah TGO. Kerangka TVER telah dikembangkan berdasarkan ISO 14064-2 dan sistem monitoring/verifikasi emisi GRK berdasarkan ISO 14064-3. Sesuai konsep awalnya, Badan Validasi dan Verifikasi (BVV) disetujui oleh TGO, namun sejak tahun 2017, TGO mulai bekerjasama dengan Badan Standarisasi Nasional (BSN) Thailand, untuk melakukan proses akreditasi BVV berdasarkan ISO 14065. Diharapkan mulai tahun 2018, BVV akan diakreditasi langsung oleh BSN Thailand.

6

Hingga saat ini, TVER telah memiliki total 37 metodologi, 120 proyek yang teregistrasi dan jumlah proyek TVER yang disetujui sebanyak 64 (setara dengan penurunan emisi 1.925.618 tCO2e). Salah satu contoh proyek TVER adalah BSE Grid Connected Solar PV Project, dengan estimasi penurunan emisi sebesar 41.861 tCO2e/tahun. Dikarenakan TVER ini berskala domestik, maka potential pembeli untuk kredit karbon yang dihasilkan adalah Pemerintah Thailand dan perusahaan CSR.

• Thailand Carbon Offsetting Program (TCOP)Untuk mendukung pengembangan pasar karbon domestik di Thailand, Pemerintah Thailand membentuk program offset domestik yang dinamakan dengan Thailand Carbon Offsetting Program atau TCOP, yang bertujuan untuk mendorong sektor swasta, pemerintah lokal dan pihak yang berminat lainnya untuk menurunkan emisi GRK-nya. Melalui skema ini, siapapun yang berminat dapat meng-offset emisinya, contohnya individual, organisasi, produk/layanan, dan even. Secara prinsip, semua instrumen pasar yang telah dikembangkan di Thailand, seperti TVER, CDM, VCS, dan kegiatan lainnya, dapat menjadi supply bagi carbon offset di Thailand. Sementara untuk metode perhitungan emisi GRK-nya, TGO telah mengkategorikan menjadi tiga pedoman, yaitu: pedoman asesmen untuk jejak karbon baik untuk individual, organisasi/even, produk maupun layanan.

Proses verifikasi dalam skema TCOP ini terbagi atas dua kriteria, yaitu verifikasi sendiri (dengan cara sederhana bagi individual untuk menghitung jejak karbonnya sendiri); dan melalui pihak ketiga independen (untuk produk/layanan atau organisasi yang ingin mendapatkan label “carbon neutral” dan sertifikat carbon offsetting dari TGO). Pihak ketiga independen ini akan disetujui oleh TGO. Sejauh ini, total penurunan emisi yang telah disertifikasi oleh TGO sebagai berikut:

• Produk dan layanan : 29 produk/12 perusahaan (1.287 tonCO2e)• Organisasi : 53 organisasi (54.597 tonCO2e)• Even : 39 even (5.577 tonCO2e)• Individual : 726 orang (3.163 tonCO2e)

7

• Thailand Voluntary Emission Trading Scheme (TVETS)TVETS merupakan sistem cap-and-trade yang diterapkan di Thailand dan berfokus pada sektor industri dengan sub-sektor berikut:

Tabel 1. Sub-sektor yang tercakup dalam TVETS

Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3Pembangkit (11) Semen (4) Kaca (2)Petrokimia (7) Besi dan baja (4) Refinery (2)

Pulp dan kertas (4) Plastik (6)Keramik (3)Makanan (8)

Pada tahun 2015-2017 sebagai Fase I TVETS, dimulai dengan implementasi ujicoba ETS yang bertujuan untuk menguji sistem MRV (tanpa trading), merancang fitur ETS (i.e. cap setting dan alokasi allowances), dan mempersiapkan aturan operasional. Sistem MRV ditetapkan berdasarkan ISO 14064-1/24064-3/14065. Saat ini, Fase II ETS (2018-2020) masih melanjutkan implementasi dari kegiatan ujicoba. Pihak ketiga verifikasi yang digunakan dalam skema ETS adalah Badan Verifikasi (BV) yang telah disetujui oleh TGO (dalam skema CFO) atau berdasarkan ISO 14065.

Selanjutnya, TGO akan mengembangkan sistem verifikasi sekaligus untuk TVER dan CFO, platform pelaporan dan perdagangan secara online (CFO), dan peningkatan kapasitas untuk badan pemerintah dan industri terkait. Selain itu, Pemerintah Thailand juga sedang mempersiapkan skema TVETS sebagai skema mandatory, yang mana kajiannya sedang dilaksanakan di bawah program PMR. Pada saat regulasi mandatory ini telah ditetapkan, maka kredit yang dihasilkan di Thailand dari skema TVER, kredit JCM yang dihasilkan di Thailand, dan LCC-TVERs dapat digunakan sebagai offset kredit.

• Partnership for Market Readiness (PMR)Program PMR yang dilaksanakan oleh Thailand direncanakan akan selesai pada tahun 2019. Beberapa komponen kegiatan yang dikembangkan oleh PMR Thailand yaitu:

8

• Mempersiapkan komponen pasar dari skema sertifikat kinerja energi/Energy Performance Certificate (EPC) yang merupakan skema voluntary target-and-reward (tidak ada penalti). Lingkup dan cakupan kegiatan dalam komponen ini sama halnya dengan sektor yang berada di bawah skema TVETS.

• Mengembangkan kajian mekanisme pasar untuk program kota rendah karbon/Low Carbon City (LCC) yang merupakan salah satu mekanisme crediting dibawah program TVER. Siklus program LCC yang dilaksanakan di bawah PMR hanya terbatas pada beberapa kegiatan yang terdiri dari: evaluasi jejak karbon kota, identifikasi aktivitas mitigasi, evaluasi penurunan emisi dan penyiapan Project Design Document (PDD). Sementara itu, implementasi penurunan emisi, monitoring dan verifikasi, hingga penerbitan kredit akan dilakukan dibawah skema TVER. Unit penurunan emisi dari LCC-TVER ini dapat digunakan sebagai supply untuk TVETS dan TCOP. Selain itu, saat ini sedang dilakukan kajian untuk mekanisme pendanaan untuk kredit LCC-TVER dan opsi-opsi insentif dibawah program PMR

• Rekomendasi kebijakan dalam kerangka hukum untuk membentuk skema perdagangan emisi/Emission Trading Scheme (ETS).

Keterkaitan antar InisiatifSejalan dengan upaya untuk mencapai target NDC ditambah dengan pengalaman dalam mengembangkan beberapa inisiatif instrumen berbasis pasar, maka Pemerintah Thailand membuat sistem keterhubungan antar inisiatif carbon pricing dan carbon footprint yang telah dikembangkan di Thailand.

9

Gambar 1. Keterhubungan antar iniasiatif pasar karbon di Thailand

Sistem cap-and-trade di Thailand (TVETS) yang saat ini masih bersifat voluntary, akan menjadi sumber demand untuk skema carbon pricing yang dibangun baik secara domestik, bilateral maupun internasional, seperti TVER, kredit JCM yang dihasilkan di Thailand, dan CDM. Saat ini, Pemerintah Thailand sedang mempersiapkan skema TVETS menjadi mandatory (studi dilakukan dibawah program PMR), yang mana peluang demand-nya akan menjadi semakin meningkat. Di bawah program PMR saat ini juga sedang dikembangkan program Low Carbon City (voluntary), yang mana nantinya akan menghasilkan unit penurunan emisi yang dinamakan dengan LCC-TVER. LCC-TVER ini

10

akan menjadi salah satu supplier kredit karbon yang baru untuk skema TVETS.

Selain itu, adanya sistem Carbon Labeling di Thailand, berdampak pada peningkatan daya saing perusahaan/organisasi untuk mendapatkan label yang menunjukkan besarnya emisi dari suatu produk ataupun pencapaian penurunan emisi. Bahkan dibawah skema TCOP, perusahaan-perusahaan yang telah menghitung CFP maupun CFO dan telah di sertifikasi oleh TGO, dapat meng-claim produk mereka sebagai “carbon zero product” dan organisasi mereka sebagai “carbon neutral organization”, dengan cara meng-offset emisi mereka dari kredit karbon yang dihasilkan dari TVER, JCM kredit karbon yang dihasilkan di Thailand, CDM maupun VCS. Tentunya, prosedur transaksi ini akan dicatat dibawah skema TCOP dan diatur oleh Pemerintah Thailand, yang dalam hal ini TGO. Dengan adanya carbon labeling dan CFO di Thailand, maka dapat menjadi sumber demand tambahan (outside demand) untuk skema carbon pricing di Thailand.

Pembelajaran dari Proses Pengembangan Instrumen Berbasis Pasar di Thailand

• Mendorong pasar karbon domestik untuk mendukung target mitigasi nasionalBerdasarkan pengalaman dari CDM, Thailand telah mencoba mengembangkan beberapa instrumen berbasis pasar. Hingga saat ini, Thailand memiliki tiga skema carbon pricing yang sudah saling terkait satu sama lain sebagai supply dan demand. Sementara itu, sejak Thailand memiliki Program Carbon Labelling, beberapa organisasi dan produk juga bersaing untuk mendapatkan kriteria “green”. Dengan program-program tersebut, diharapkan dapat mendukung target mitigasi domestik di Thailand.

11

• Meningkatkan peran sektor swasta untuk ikutserta dalam pasar karbonSejak program carbon pricing di Thailand masih bersifat sukarela, salah satu cara yang dilakukan oleh Pemerintah Thailand untuk mendorong sektor swasta adalah mendukung pengembang proyek untuk melakukan proses validasi dan verifikasi, termasuk peningkatan kapasitas. Selain itu, TGO juga mengadakan acara besar setiap tahun untuk memberikan sejenis sertifikat/reward untuk pengembang proyek yang telah mencapai program TVER. Hal ini cukup menarik bagi sektor swasta agar melakukan kegiatan rendah karbon.

• Peran pemerintah untuk mendukung insentifDi Thailand, insentif adalah sistem co-benefit yang berasal dari efisiensi energi dan feed-in-tariff dari energi terbarukan, yang disediakan oleh Kementerian Energi untuk industri. Selain itu, Thailand juga mencoba untuk mengembangkan insentif tax exemption untuk pengembang proyek, tapi masih dalam tahapan awal untuk menguji pajak dari penjualan kredit karbon dan dalam tahap diskusi.

• Sistem registriSistem registri yang dikembangkan di Thailand dikelola oleh TGO dengan menghubungkan registri antar instrumen, sehingga memudahkan pencatatan jika terjadi transaksi dan menghindari terjadinya double counting. Saat ini, TGO-pun mencoba mengembangkan trading platform.

12