partisipasi masyarakat dalam program gerakan … · masyarakat dalam program gnrhl pada tahap...

117
PARTI SIPASI MASYARAKA T DALAM PROGRAM G ERAKAN N A SI ONA L R EHAB ILI TA SI HU TA N DA N LAHA N (G NR HL) DI DESA GENEN GDU WU R KECAMATAN GEMOLONG KAB UPATEN SR AG EN Intan Herlina 1 Dr. Ir. Suwarto, Msi 2 , D. Padamningrum, SP, MSi 3 A B STR AK Intan Herlina. H 0404046. ”PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM GER AKA N NASI ON A L REHA BI LITA SI HUTA N DAN LAHAN (GN R HL) DI DESA GE N EN G DU WU R KECAMATAN G EMOLONG KAB UPATEN SRA GEN ”. Di bawah bi mbingan Dr. Ir. Suwarto, MSi dan D. Padmaning rum, SP, MSi. Fakultas Pertanian Univers itas Sebelas Maret Surakarta. Partisipasi masyarakat dalam program GNRHL merupakan usaha aktif masyarak at yan g tercemin dari perilaku mas yarak at ters ebut. P erilak u mas yarakat akan dipengaruhi oleh kekuatan dari dalam kelompok ataupun dari luar sehingga menyebabkan kelompok men jadi dinamis. Kekuatan terseb ut akan memberi kan pelu ang sebesar-besarnya kepada anggota kelompok tani untuk berpartisipasi melaksanakan kegiatan demi tercapainya tujuan program GNRHL. Tujuan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRH L) adalah untuk memulihkan , mempert ahankan dan meningkatkan fungsi-fungsi hu tan dan lahan secara terk oordinasi. Program GNRHL diharapkan memb eri multi manfaat bagi mas y arak at salah satunya adalah menyebarluaskan dan mengembangkan usaha Rehabilitasi Hutan dan Lahan k ep ad a masyarakat lainnya melalui peningkatan peran serta masyarakat peserta program GNRHL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penentu pengembangan partisipasi yaitu kesempatan, kemampuan dan kemauan dalam program GNRHL, mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dalam program GNRHL, dan mengetahui hubu ngan antara kesempatan, kemampuan dan kemauan masyarak at dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam program GNRHL di Desa Genengduwur Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen. Metode dasar penelitian ini menggun akan metode diskriptif dengan teknik survai. Lokasi penelitian di Desa Genengduw ur Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen. Populasi penelitian adalah anggota kelompok tan i yan g mengikuti GNRHL. Penentuan sampel menggunakan metode simple random sampling sebanyak 40 responden . U ntuk menget ahui hubung an antara k esempat an, kemampuan dan kemau an masyarak at den gan tingkat partisipasi masyarakat dalam pro gram GNRH L digunakan uji Korelasi Rank Sperman (rs) dengan SP SS 15,0 for windows dan untuk menguji tingkat sign ifikansi rs digunakan uji t dengan taraf kepercay aan 95% Hasil penelitian menunjukk an bahwa ada hubu ngan yang signifikan antara kesempatan (X 1 ), kemampuan (X 2 ) dan kemauan (X 3 ) dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam program GNRHL pada tahap perencanaan (Y 1 ), pelaksanaan (Y 2 ), pemantauan dan evaluasi (Y 3 ), dan pemanfaatan hasil (Y 4 ). Kata kunci: Partisipasi, Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) 1). Mahas iswa Juru san/Program Studi Penyuluhan dan Komuni kasi P ertan ian Fakultas P ertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan NIM H 0404046. 2). Pembimbing Utama dengan NIP 9561119 198303 1 002 3). Pembimbing Pendamping dengan NIP 19720915 199702 2 001

Upload: phamdat

Post on 20-May-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PARTISIPASI MASYARAKA T DALAM PROGRAM G ERAKAN NASIONA L REHAB ILITASI HU TAN DAN LAHA N (G NRHL)

DI DESA GENENGDU WU R KECAMATAN GEMOLONG KAB UPATEN SRAG EN

Intan Herlina 1 Dr. Ir. Suwarto, Msi2, D. Padamningrum , SP, MSi 3

AB STR AK

Intan Herlina. H 0404046. ”PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM GERAKA N NASIONAL REHA BILITA SI HUTA N DAN LAHAN (GN RHL) DI DESA GENENG DUWU R KECAMATAN G EMOLONG KAB UPATEN SRAGEN”. Dibawah bimbingan Dr. Ir. Suwarto, MSi dan D. Padmaningrum, SP, MSi . Fakultas Pertanian Univers itas Sebelas Maret Surakarta.

P art isipasi masyarakat dalam program GNRHL merupakan usaha aktif masyarakat yang tercemin dari peri laku masyarak at ters ebut. P erilaku masyarakat akan dipengaruhi oleh kekuatan dari dalam kelompok ataupun dari luar sehingga menyebabkan kelompok menjadi dinamis. Kekuatan tersebut akan memberikan pelu ang sebesar-b esarn ya kepada an ggot a kelompok tan i un tuk b erpartisipasi melaksanakan kegiatan demi tercapainya tuju an program GNRHL. Tujuan Gerakan Nasional Rehabili tasi Hutan dan Lahan (GNRH L) adalah untuk memulihkan , mempert ahankan dan meningkatkan fungsi-fungsi hu tan dan lahan secara terk oordinas i. Program GNRHL diharapkan memberi multi manfaat bagi masyarakat salah satunya adalah menyebarluaskan dan mengembangkan usaha Rehab ilitas i Hu tan dan Lahan kepada masyarakat lainnya melalui peningk atan peran serta masyarakat peserta program GNRHL.

P enel itian ini bertujuan untuk mengetahui fak tor penentu pengembangan part isipasi yai tu kesempatan, kemampuan dan kemauan dalam program GNRHL, mengetahui tingkat part isip asi masyarakat dalam program GNRHL, dan mengetahui hubu ngan an tara kesempatan , kemampuan dan kemauan masyarak at dengan tingkat part isipasi masyarakat dalam p rogram G NRHL di Desa Genengduwur Kecamatan Gemolon g, Kabupaten Sragen.

Metode dasar penel itian ini menggun akan metode diskriptif dengan teknik survai . Lokasi penelit ian di Desa Genengduw ur Kecamatan Gemolo ng Kabupaten Sragen. Popul asi penel itian adalah anggot a kelompok tan i yan g mengikuti GNRHL. P enen tuan sampel menggu nakan metode simple random sampling sebanyak 40 responden . Untuk mengetahui hubung an antara kesempatan, kemampuan dan kemauan masyarakat dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam program GNRHL digunakan uji Korel asi Rank Sperman (rs) dengan SP SS 15,0 for windows dan untuk menguj i tingkat sign ifikansi rs digunakan uji t dengan taraf kepercay aan 95%

Hasil penelit ian menunjukk an bahwa ada hubu ngan yang signifikan antara kesempatan (X1), kemampuan (X2) dan kemauan (X3) dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam program GNRHL pada tahap perencanaan (Y1), pelaksanaan (Y2), pemantauan dan evaluas i (Y 3), dan pemanfaatan hasil (Y4).

Kata kunci : Partisipasi, Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL)

1). Mahas iswa Jurusan/Program Studi Penyuluhan dan Komuni kasi P ertan ian Fakultas

P ertan ian Univ ersitas Sebelas Maret Surakart a dengan NIM H 0404046. 2). Pembimbin g Utama dengan NIP 9 5611 19 19 830 3 1 002 3). Pembimbin g P endampin g dengan NIP 1972 0915 199 702 2 001

PARTICIPATION OF SOCIETY IN THE FOREST AND LAND NATION AL REHAB ILITATION PROG RAM (FLNRP)

IN G ENENG DUW UR, GEMOLONG, SR AG EN

Intan Herlina1 Dr. Ir. Suwarto, Msi2, D. Padamningrum, SP, MSi 3

AB STRA K

Intan Herlina . H 0404 046. “PARTICIPATION OF SOCIETY IN THE FOREST AND LA ND NATIONA L REHA BILITATION PROG RAM (FLNRP) IN GENENG DUWU R, G EMOLONG , SRAGEN.” Under the guidance of Dr. Ir. Suwanto, MSi and D Padmaningrum, SP, MSi . Agricul tural Facul ty Sebelas Maret

University. Society participation in FLNRP is an active effort which is reflected from the behav ior of the society. The behavior will be influenced by the power inside or outside the group that change the group becomes dynamic. This power will give big opportunity to the member of the farmer group to part icipate in doin g the activity to act ivate the purpose of FL NRP . The purpose of Forest and land National Rehab ili tat ion Pro gram (FLNRP ) is to recover, maintain, and improve forest and lan d’s funct ion coordinately. This program is expected to be ab le to give multi benefit for the society. One of it is spreading and developing the effort of Fores t and Land Rehabilitation to other societ ies through the increas ing o f ro le and society as the member o f FL NRP . The purpose of this res earch is to know the determining factors of the part icipat ion development that are o pportuni ty, ab ility, and will. Level of society part icipat ion, relation between opportunity, ability, and society will with level of society part icipat ion in FL NRP in Genengdu wur, Gemolon g, Sragen.

Basic methodo logy of this research is descriptive using survey technique. The locat ion o f the research is in Genengduwur, Gemolong, Srag en. The research population is the member o f farmer group whi ch follow FLNRP. 40 respon dents are chosen as the

samples that are determined usi ng simple random sampling . To know the relat ion between opportunity, ability, and society will with the level of society participation in FLNRP, Rank Sperman (rs) correl ation test using SP SS 15,0 for window s is used. To test signi ficance of rs, t test with 95% trust level is used. The result of the res earch shows that there is signi fican t relat ion betw een oppo rtunity (X1), ability (X2), and will (X3) toward the level of society participation in FLNRP in planning stage (Y1), implementing (Y2), controlling and evaluating (Y3), and result using (Y4).

Key words : Participation, The Forest And Land National Rehabilitation P rogram (FLNRP )

1). Mahas iswa Jurusan/Program Studi Penyuluhan dan Komuni kasi P ertan ian Fakultas P ertan ian Univ ersitas Sebelas Maret Surakart a dengan NIM H 0404046.

2). Pembimbin g Utama dengan NIP 9 5611 19 19 830 3 1 002

3). Pembimbin g P endampin g dengan NIP 1972 0915 199 702 2 001

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PRO GRAM GERAKAN

NASIO NAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN (GNRHL)

DI DESA GENENGDUWUR KEC AMATAN GEMO LONG

KABUPATEN SRAGEN

Oleh :

INTAN HERLINA

H 0404046

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERS ITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PRO GRAM GERAKAN

NASIO NAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN (GNRHL)

DI DESA GENENGDUWUR KEC AMATAN GEMO LONG

KABUPATEN SRAGEN

Skripsi

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian

Di Fakultas Pertanian

Universitas Sebalas Maret

Jurusan/Program Studi penyuluhan dan Kom unikasi Pertanian

Oleh :

INTAN HERLINA

H 0404046

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERS ITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

HALAMAN PENGESAHAN

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM GERAKAN

NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN (GNRHL)

DI DESA GENENGDUWUR KECAMATAN GEMOLONG

KABUPATEN SRAGEN

Yang dipersiapkan dan disusun oleh

Intan Herlina

H 0404046

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal: 9 Februari 2010

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim penguji

Ketua Anggota I Anggota II

Dr. Ir. Suwarto, MSi D. Padmaningrum, SP, MSi Dr. Ir. Kusnandar, MSi NIP. 9561119 198303 1 002 NIP.19720915 199702 2 001 NIP. 19670703 199203 1 004

Surakarta, Februari 2010

Mengetahui

Universitas Sebelas Maret

Fakultas Pertanian

Dekan

Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS NIP.19551217 198203 1 003

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

Rahmat , Hidayah dan Nikmat kesehatan yang diberikan sehingga penulis dapat

melaksanakan dan menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul

“PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM GERAKAN

NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN (GNRHL) DI DESA

GENENGDUWUR KECAMATAN GEMOLONGKABUPATEN SRAGEN”.

Skripsi ini diajukan guna memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas

Pertanian Sebelas Maret Surakarta.

Selama penelitian dan penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh

bantuan serta pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta

2. Bapak Dr. Ir. Suwarto, MSi selaku Pembimbing Utama Skripsi yang telah

banyak memberikan arahan, bimbingan, masukan dan penjelasan.

3. Ibu D. Padmaningrum, SP, MSi selaku Pembimbing Akademis sekaligus

Pembimbing Pendamping yang telah membimbing serta memberikan arahan,

masukan dan penjelasan.

4. Bapak Dr. Ir. Kusnandar, M.Si selaku dosen dosen pembahas yang telah

memberikan masukan dan penjelasan.

5. Bapak Agus Purwanto selaku pimpinan proyek GNRHL di Kabupaten Sragen

dan Bapak Mulyanto selaku petugas tehnis GNRHL di Kecamatan Gemolong,

yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian.

6. Bapak Suyadman dan Bapak Suyamto selaku ketua kelompok tani serta

masyarakat yang tergabung dalam kelompok tani program GNRHL selaku

responden dalam penelitian ini, yang telah membantu kelancaran pelaksanaan

penelitian.

7. Bapak dan Ibuku terima kasih atas dukungan, doa dan segalanya yang terus

mengalir.

8. Dito Agus Setiawan terima kasih atas perhatian, dukungan, semangat dan doa

yang telah diberikan padaku.

9. Sahabatku Linda dan Sari terima kasih atas bantuan, dukungan dan

kebersamaan yang telah diberikan padaku.

10. Teman-teman PKP angkatan 2004, adik-adik PKP angkatan 2005 dan 2006

atas dukungan semangat yang telah diberikan.

11. Semua pihak yang secara langsung ataupun tidak langsung telah membantu

penulis dalam menyusun skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

skripsi ini, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat

penulis harapkan demi kemajuan di masa mendatang. Ridho Allah SWT yang

penulis harapkan, semoga skripsi ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca.

Surakarta, Februari 2010

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI.................................................................................................. v

DAFTAR TABEL.......................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x

RINGKASAN ................................................................................................. xi

SUMMARY.................................................................................................... xii

I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah............................................................................ 2

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 3

D. Kegunaan Penelitian .......................................................................... 4

II. LANDASAN TEORI ............................................................................... 5

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 5

B. Kerangka Berpikir ............................................................................. 22

C. Hipotesis ............................................................................................ 24

D. Pembatasan Masalah ......................................................................... 25

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ................................. 25

III. METODE PENELITIAN......................................................................... 28

A. Metode Dasar Penelitian ................................................................... 28

B. Metode Penentuan Lokasi Penelitian ................................................ 28

C. Metode Penentuan Populasi dan Sampel........................................... 29

D. Jenis dan Sumber Data...................................................................... 30

E. Metode Pengumpulan Data............................................................... 30

F. Metode Analisis Data........................................................................ 30

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN...................................... 32

A. Keadaan Alam. .................................................................................. 32

B. Keadaan Lahan dan Tata Guna Lahan............................................... 32

C. Keadaan Penduduk ............................................................................. 33

D. Keadaan Pertanian ............................................................................. 37

V. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................. 39

A. Identitas Responden............................................................................ 39

B. Faktot-Faktor Penentu Pengembangan partisipasi ............................. 40

C. Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Program Gerakan Nasional

Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) ........................................... 44

D. Hubungan Faktot-Faktor Penentu Pengembangan partisipasi

Dengan Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam GNRHL................... 60

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 69

A. Kesimpulan......................................................................................... 69

B. Saran................................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 71

LAMPIRAN ................................................................................................... 74

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Luas lahan kritis Kecamatan Gemlong ........................................... 28

Tabel 2. Nama dusun dan kelompok tani beserta jumlah petani .................. 29

Tabel 3. Luas tanah Desa Genengduwur menurut penggunaan tanah ........... 33

Tabel 4. Jumlah penduduk Desa Genengduwur berdasarkan umur ............... 33

Tabel 5. Jumlah penduduk Desa Genengduwur menurut jenis kelamin........ 34

Tabel 6. Jumlah penduduk Desa Genengduwur menurut mata pencaharian . 36

Tabel 7. Jumlah penduduk Desa Genengduwur menurut pendidikan ............ 37

Tabel 8. Keadaan tanaman pangan di Desa Genengduwur ............................. 37

Tabel 9. Distribusi responden menurut umur, pendidikan dan pekerjaan...... 39

Tabel 10. Kesempatan responden dalam kegiatan program GNRHL .............. 40

Tabel 11. Kemampuan responden dalam kegiatan program GNRHL .............. 42

Tabel 12. Kemauan responden dalam kegiatan program GNRHL ................... 43

Tabel 13. Tingkat partisipasi responden pada tahap perencanaan dalam

kegiatan program GNRHL ................................................................ 45

Tabel 14. Tingkat partisipasi responden pada tahap pelaksanaan dalam

kegiatan program GNRHL ................................................................ 50

Tabel 15. Tingkat partisipasi responden pada tahap pemantauan dan

evaluasi dalam kegiatan program GNRHL ....................................... 55

Tabel 16. Tingkat part isipasi responden pada tahap pemanfaatan hasil dalam

kegiatan program GNRHL ................................................................ 58

Tabel 17. Hubungan antara faktor-faktor penentu tingkat part isipasi dengan

tingkat part isipasi masyarakat pada tahap perencanaan dalam

program GNRHL ..............................................................................

60

Tabel 18. Hubungan antara faktor-faktor penentu tingkat part isipasi dengan

tingkat part isipasi masyarakat pada tahap pelaksanaan dalam

program GNRHL ..............................................................................

62

Tabel 19. Hubungan antara faktor-faktor penentu tingkat part isipasi dengan

tingkat part isipasi masyarakat pada tahap pemantauandan evaluasi

dalam program GNRHL.................................................................... 64

Tabel 20. Hubungan antara faktor-faktor penentu tingkat part isipasi dengan

tingkat part isipasi masyarakat pada tahap pemanfaatan hasil

dalam program GNRHL.................................................................... 66

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Berfikir Part isipasi Masyarakat dalam Program

GNRHL......................................................................................... 24

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data identitas responden ........................................................... 74

Lampiran 2. Data tabulasi faktor-faktor penentu pengembangan

part isipasi ................................................................................. 75

Lampiran 3. Data tabulasi tingkat partisipasi masyarakat program NRHL . 76

Lampiran 4. Jumlah keseluruhan data tabulasi faktor-faktor penentu

pengembangan partisipasi dengan data tabulasi tingkat

part isipasi masyarakat program GNRHL .................................. 78

Lampiran 5. Jumlah total keseluruhan ........................................................... 79

Lampiran 6. Hasil analisis Rank Sperman .................................................... 80

Lampiran 7. Pengukuran variabel .................................................................. 81

Lampiran 8. Kuisioner ................................................................................... 86

Lampiran 9. Surat izin penelitian .................................................................. 100

Lampiran 10. Peta Desa Genengduwur ............................................................ 103

Lampiran 11. Foto tanaman jati...................................................................... 105

RINGKASAN

Intan Herlina. H 0404046. ”PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN (GNRHL) DI DESA GENENGDUW UR KECAMATAN GEMO LO NG KABUPATEN SRAGEN”. Dibawah bim bingan Dr. Ir. Suwarto, MSi dan D. Padmaningrum, SP, MSi. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Partisipasi masyarakat dalam program GNRHL merupakan usaha aktif masyarakat yang tercemin dari perilaku masyarakat tersebut. Perilaku masyarakat akan dipengaruhi oleh kekuatan dari dalam kelompok ataupun dari luar sehingga menyebabkan kelompok menjadi dinamis. Kekuatan tersebut akan memberikan peluang sebesar-besarnya kepada anggota kelompok tani untuk berpartisipasi melaksanakan kegiatan demi tercapainya tujuan program GNRHL. Tujuan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) adalah untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi-fungsi hutan dan lahan secara terkoordinasi. Program GNRHL diharapkan memberi multi manfaat bagi masyarakat salah satunya adalah menyebarluaskan dan mengembangkan usaha Rehabilitasi Hutan dan Lahan kepada masyarakat lainnya melalui peningkatan peran serta masyarakat peserta program GNRHL.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penentu pengembangan part isipasi yaitu kesempatan, kemampuan dan kemauan dalam program GNRHL, mengetahui tingkat part isipasi masyarakat dalam program GNRHL, dan mengetahui hubungan antara kesempatan, kemampuan dan kemauan masyarakat dengan tingkat part isipasi masyarakat dalam program GNRHL di Desa Genengduwur Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen.

Metode dasar penelitian ini menggunakan metode diskriptif dengan teknik survai. Lokasi penelitian di Desa Genengduwur Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen. Populasi penelitian adalah anggota kelompok tani yang mengikuti GNRHL. Penentuan sampel menggunakan metode simple random sampling sebanyak 40 responden. Untuk mengetahui hubungan antara kesempatan, kemampuan dan kemauan masyarakat dengan tingkat part isipasi masyarakat dalam program GNRHL digunakan uji Korelasi Rank Sperman (rs) dengan SPSS 15,0 for windows dan untuk menguji tingkat signifikansi rs digunakan uji t dengan taraf kepercayaan 95%

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kesempatan (X1), kemampuan (X2) dan kemauan (X3) dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam program GNRHL pada tahap perencanaan (Y1), pelaksanaan (Y2), pemantauan dan evaluasi (Y3), dan pemanfaatan hasil (Y4).

SUMMARY

Intan Herlina. H 0404046. “PARTICIPATION OF SO CIETY IN THE FOREST AND LAND NATIONAL REHABILITATION PRO GRAM (FLNRP) IN GENENGDUWUR, GEMOLONG, SRAGEN.” Under the guidance of Dr. Ir. Suwanto, MSi and D Padmaningrum, SP, MSi. Agricultural Faculty Sebelas Maret University. Society part icipation in FLNRP is an active effort which is reflected from the behavior of the society. The behavior will be influenced by the power inside or outside the group that change the group becomes dynamic. This power will give big opportunity to the member of the farmer group to part icipate in doing the activity to activate the purpose of FLNRP. The purpose of Forest and land National Rehabilitation Program (FLNRP) is to recover, maintain, and improve forest and land’s funct ion coordinately. This program is expected to be able to give multi benefit for the society. One of it is spreading and developing the effort of Forest and Land Rehabilitation to other societies through the increasing of role and society as the mem ber of FLNRP. The purpose of this research is to know the determining factors of the part icipation development that are opportunity, ability, and will. Level of society part icipation, relation between opportunity, ability, and society will with level of society part icipation in FLNRP in Genengduwur, Gemolong, Sragen. Basic methodology of this research is descriptive using survey technique. The location of the research is in Genengduwur, Gemolong, Sragen. The research population is the member of farmer group which follow FLNRP. 40 respondents are chosen as the samples that are determined using simple random sampling. To know the relation between opportunity, ability, and society will with the level of society part icipation in FLNRP, Rank Sperman (rs) correlation test using SPSS 15,0 for windows is used. To test significance of rs, t test with 95% trust level is used. The result of the research shows that there is significant relation between opportunity (X1), ability (X2), and will (X3) toward the level of society part icipation in FLNRP in planning stage (Y1), implementing (Y2), controlling and evaluating (Y3), and result using (Y4).

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagian lahan pertanian di Indonesia telah menjadi lahan kritis akibat

tingginya tingkat erosi, sehingga menjadikan lapisan tanah menjadi tipis dan

kandungan unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman semakin menurun. Hal

ini akan mengakibatkan permasalahan sistem produksi lahan menjadi tidak

lestari dan lahan menjadi tandus. Masalah-masalah itu tentunya mendapat

perhatian dari pemerintah. Namun untuk keluar dari masalah tersebut tidak

bisa dikerjakan oleh satu pihak saja, tetapi setidaknya diperlukan suatu

kerjasama yang baik antara pemerintah dengan masyarakat setempat .

Rehabilitasi Hutan dan Lahan adalah salah satu solusi yang tepat untuk

mengatasi masalah lahan kritis. Walaupun upaya mengatasi lahan kritis sulit

dapat diperoleh dalam waktu yang cepat untuk dapat mengembalikan keadaan

seperti semula, namun hal yang diperoleh adalah suatu lahan dengan

produkt ifitas yang tinggi sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan

masyarakat yang berada disekitarnya. Upaya untuk mengatasi adanya lahan

kritis dan meluasnya lahan kritis, pemerintah telah melakukan usaha-usaha

konservasi lahan dan penghijauan melalui program Gerakan Nasional

Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL). Di latar belakangi kondisi kawasan

luas lahan kritis Desa Genengduwur yang memiliki luas wilayah 246,7 hektar

di antaranya bertopografi kesemuanya miring, bergelombang, dan berbukit

sehingga luas lahan kritisnya lebih dari 25% luas wilayah desa maka

Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Sragen mencanangkan Gerakan

Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL). Melalui GNRHL

diharapkan dapat mengurangi tingginya tingkat erosi, semakin meluasnya

lahan kritis, kebakaran hutan, dan tanah longsor. Mulai tahun 2004 di Desa

Genengduwur Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen di laksanakan

program GNRHL dengan luas 50 hektar dan sasarannya pada lahan kritis,

yang didukung dengan bantuan dari pemerintah berupa bibit jati, biaya

pembuatan lubang tanam, biaya penanaman, pupuk dan pemeliharaan kepada

masyarakat lewat kelompok tani. Tahun berikutnya sampai tahun 2007 juga

masih dilaksanakan dan masih ada bantuan dari pemerintah untuk program

GNRHL tersebut.

Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL)

dilaksanakan pada lahan milik negara dan milik rakyat, sedangkan di Desa

Genengduwur Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan dilaksanakan

pada lahan milik rakyat yang berupa tanah tegal dan pekarangan. Keberhasilan

program GNRHL merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan

masyarakat pemilik lahan. Pemerintah memberikan bantuan-bantuan, sarana,

bimbingan teknis dan pengawasan, sedangkan masyarakat sebagai pelaksana

program atau yang melakukan usaha perbaikan lahan t ersebut.

Oleh karena itu keberhasilan program GNRHL di Desa Genengduwur

pada dasarnya merupakan kegiatan bersama yang memerlukan keterlibatan

aktif semua pihak terkait (pemerintah dan masyarakat pemilik lahan). Art inya

bahwa salah satu yang mempengaruhi tumbuh berkembangnya keberhasilan

program tidak terlepas dari partisipasi masyarakat yang terlibat dalam program

GNRHL. Untuk itulah perlu dilakukan penelitian tentang partisipasi

masyarakat dalam program GNRHL di Desa Genengduwur Kecamatan

Gemolong Kabupaten Sragen tersebut.

B. Perumusan Masalah

Semakin berkurangnya produktifitas lahan, tingginya tingkat erosi,

semakin meluasya lahan kritis, terjadinya sejumlah becana ditanah air sepert i

kekeringan dan tanah longsor merupakan realita yang melatarbelakangi perlu

diadakannya upaya Rehabilitasi Hutan dan Lahan melalui program GNRHL.

Program GNRHL diharapkan memberi multi manfaat bagi masyarakat

salah satunya adalah menyebarluaskan dan mengembangkan usaha

Rehabilitasi Hutan dan Lahan kepada masyarakat lainnya melalui

peningkatan peran serta masyarakat peserta program GNRHL. Untuk dapat

mencapai tujuan tersebut, sangatlah ditentukan oleh adanya partisipsi dari

masyarakat dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh kelompok tani.

Partisipasi masyarakat dalam program GNRHL merupakan usaha aktif

masyarakat yang tercemin dari perilaku masyarakat tersebut. Perilaku

masyarakat akan dipengaruhi oleh kekuatan dari dalam kelompok ataupun dari

luar sehingga menyebabkan kelompok menjadi dinamis. Kekuatan tersebut

akan memberikan peluang sebesar-besarnya kepada anggota kelompok tani

untuk berpartisipasi melaksanakan kegiatan demi tercapainya tujuan program

GNRHL. Oleh karena itu part isipasi masyarakat tersebut perlu diketahui lebih

lanjut untuk mengkaji keterkaitannya dengan kesempatan, kemauan dan

kemamuan yang merupakan syarat-syarat yang mempengaruhi partisipasi

masyarakat.

Dari uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut :

1. Bagaimana kesempatan, kemampuan dan kemauan masyarakat dalam

program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Desa

Genengduwur, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen ?

2. Bagaimana tingkat part isipasi masyarakat dalam program Gerakan

Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Desa Genengduwur, Kecamatan

Gemolong, Kabupaten Sragen ?

3. Bagaimana hubungan antara kesempatan, kemampuan dan kemauan

masyarakat dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam program Gerakan

Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Desa Genengduwur Kecamatan

Gemolong, Kabupaten Sragen ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini :

1. Untuk mengetahui kesempatan, kemampuan dan kemauan masyarakat

dalam program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Desa

Genengduwur, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen.

2. Untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dalam program Gerakan

Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Desa Genengduwur, Kecamatan

Gemolong, Kabupaten Sragen.

3. Untuk mengetahui hubungan antara kesempatan, kemampuan dan kemauan

masyarakat dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam program Gerakan

Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Desa Genengduwur, Kecamatan

Gemolong, Kabupaten Sragen.

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret.

2. Bagi pemerintah atau instansi, dari hasil penelitian ini dapat diharapkan

dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan

khususnya dalam kegiatan penyuluhan pertanian dan pembangunan secara

keseluruhan.

3. Bagi pihak lain yang memerlukan hasil penelitian ini diharapkan dapat

digunakan sebagai bahan pembanding pada permasalahan yang sama.

II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pembangunan Kehutanan

Pembangunan kehutanan merupakan bagian dari pembangunan

nasional dengan tujuan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya

bagi kepent ingan pengelolaan sumber daya alam yang berupa hutan. Hasil

hutan, baik untuk dinikmat i maupun untuk diusahakan, mengandung

banyak manfaat bagi kesinambungan kehidupan manusia dan makhluk

lainnya. Hutan lebat dengan berbagai hasil merupakan tumpuan hidup

masyarakat di sekelilingnya. Namun potensi alam ini juga menarik minat

pengusaha untuk menggali kekayaan yang ada padanya. Karena itu, hutan

secara perlahan namun pasti, menyusut keberadaanya, apabila pepohonan

telah ditebang, kawasannya dirambah dan tidak cepat dilakukan

penanaman kembali (Pamulardi, 1999).

Hutan memegang peranan yang sangat penting sebagai tata guna

yang produktif dan berkelanjutan secara lokal maupun global. Efek rumah

kaca, kenaikan air laut, dan degradasi tanah serta air disebabkan oleh

terjadinya penebangan hutan yang tidak memperhitungkan kelestariannya.

Erosi tanah bukan saja disebabkan oleh penduduk sekitar hutan, tetapi

secara menyeluruh penyebab erosi tanah adalah meningkatnya kebutuhan

manusia akan sumber daya alam. Erosi merupakan proses dimana tanah

bahan moneral dilepaskan dan diangkut oleh air .

Salah satu pengert ian penghutanan adalah reboisasi, yaitu

penghutanan kembali daerah kawasan hutan yang telah dibuka, sedangkan

penghijauan adalah penghutanan lahan-lahan milik penduduk yang belum

pernah menjadi hutan (Arief, 2001).

Pelaksanaan reboisasi dan penghijauan tersebut dilaksanakan

dengan mempertimbangkan kemampuan tanaman yang akan

dimanfaatkan. Tanaman harus berkemampuan untuk memulihkan

kesuburan tanah dan mampu tumbuh pada tanah-tanah yang kurang subur

dan memberikan pendapatan petani (Arief, 1994).

Mardikanto (2002) mengatakan bahwa tahap yang sering dilupakan

dalam pelaksanaan program-program pemerintah adalah partisipasi

masyarakat dalam pemeliharaan proyek-proyek pembangunan

kemasyarakatan sehingga perlu adanya kegiatan pemeliharaan hasil-hasil

program pembangunan agar manfaatnya dapat terus dinikmati oleh semua

pihak. Hal ini senada dengan dengan apa yang dikatakan Smith (1996)

bahwa hal yang paling utama untuk program kehutanan secara umum

adalah pemeliharaan hutan.

Menurut Salim (2002) definisi hutan yang tercantum dalam Pasal 1

ayat (1) Undang-Undang Nom or 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan Pokok

Kehutanan adalah “suatu lapangan bertumbuhan pohon-pohon (yang

ditumbuhi pepohonan) yang secara keseluruhan merupakan persekutuan

hidup hayati beserta lingkungannya, dan yang telah ditetapkan oleh

Pemerintah sebagai hutan”.

Salim (2002) menambahkan bahwa Pasal 2 Undang-Undang

Nomor 5 tahun 1967 menjelaskan jenis hutan menurut pemiliknya, yaitu :

a. Hutan Negara yang merupakan kawasan hutan dan hutan alam yang

tumbuh diatas tanah yang bukan hak milik. Selain pengertian itu, yang

juga merupakan hutan Negara, adalah hutan alam atau hutan tanam di

atas tanah yang diberikan kepada Daerah Tingkat II, dan diberikan

dengan hak pakai atau hak pengelolaan.

b. Hutan Milik, yaitu hutan yang tumbuh di atas tanah hak milik. Hutan

jenis ini disebut hutan rakyat. Yang dapat memiliki dan menguasai

hutan milik, adalah orang (baik perorangan maupun bersama-sama

dengan orang lain), dan atau badan hukum.

Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993 memberi arahan

dalam pengelolaan Hutan, yaitu: “ hutan sebagai salah satu penentu

ekosistem, pengelolaannya ditingkatkan secara terpadu dan berwawasan

lingkungan untuk menjaga dan memelihara fungsi tanah, air, udara, iklim

dan lingkungan hidup serta member manfaat sebesar-besarnya bagi

masyarakat” (Marpaung, 1995).

2. Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL)

Penetapan lahan kritis mengacu pada definisi lahan kritis yang

ditetapkan sebagai lahan yang telah mengalami kerusakan, sehingga

kehilangan atau berkurangnya fungsinya sampai pada batas yang

ditentukan atau diharapkan. Sasaran lahan kritis adalah lahan-lahan dengan

fungsi lahan yang ada kaitannya dengan kegiatan reboisasi dan

penghijauan, yaitu fungsi kawasan hutan lindung, fungsi kawasan lindung

di luar kawasan hutan dan fungsi kawasan budidaya untuk usaha pertanian

(Departemen Kehutanan, 2003).

Salah satu cara untuk menangani lahan kritis adalah dengan upaya

rehabilitasi lahan. Menurut Suripin (2004), upaya upaya rehabilitasi lahan

dapat dilakukan dengan cara agronomis (vegetatif), mekanis dan kimiawi.

Cara agronomis dilakukan dengan penggunaan tanaman dan sisa tanaman

dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi laju erosi dengan

cara mengurangi daya rusak hutan dan daya rusak aliran permukaan.

Konservasi secara mekanis antara lain pembuatan teras, aliran air, dan

pengendalian, sedangkan cara kimiawi dilakukan dengan upaya

memperbaiki kemantapan struktur tanah melalui pemberian preparat kimia

yang secara umum disebut pemantap tanah.

Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan adalah upaya

untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan

lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam

mendukung sisitem penyangga kehidupan tetap terjaga (Departemen

Kehutanan, 2004).

a. Dasar Penyelenggaraan GNRHL

Pedoman yang dipakai dalam penyelenggaraan kegiatan Gerakan

Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) tahun 2004 yaitu :

1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar

Pokok-Pokok Agraria

2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi

Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosisitemnya

3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan

Lingkungan Hidup

4) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah

Daerah

5) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.

6) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 1998 tentang Kawasan

Suka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam

7) Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan

Pemerintah Propinsi sebagai Daerah Otonomi

8) Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2002 tantang Tata Hutan

dan Penyusunan Rencana pengelolaan Hutan

9) Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2002 tentang Dana

Reboisasi

10) Keputusan Presiden RI Nomer 102 Tahun 2001 tentang

Kedudukan Tugas dan Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi

dan Tata Kerja Departemen

11) Keputusan Presiden RI Nomor 228/M tahun 2001 tentang

Pembentukan Kabinet Gotong royong

12) Keputusan Bersama Menteri Koordiner Bidang Kesehatan Rakyat,

Menteri Koordiner Bidang Perekonomian dan Menteri Koordinator

Bidang Politik dan Keamanan Nomer

09/KEP/MENKO/KESRA/III/2003, Nomor KEP.16/M.EKON/03,

Nomor KEP.08/MENKO/POLKAM/III/2003 tentang

Pembentukan Tim Koordinasi Perbaikan Lingkungan Melalui

Rehabilitasi dan Reboisasi Nasional

(Departemen Kehutanan, 2004).

b. Tujuan

Tujuan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL)

adalah untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi-

fungsi hutan dan lahan secara terkoordinasi.

c. Kegiatan

Kegiatan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL)

di Kabupaten Sragen tahun 2004 meliputi :

1) Kegiatan administrasi

2) Pembuatan tanaman hutan rakyat

3) Pemeliharaan tanaman

4) Pengawasan dan Pengendalian GNRHL

d. Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan GNRHL tahun 2004 di

Kabupaten Sragen adalah :

1) Terlaksananya kegiatan administrasi program yang tertib sesuai

dengan aturan yang berlaku serta terwujudnya koordinasi yang

harmonis dari berbagai pihak

2) Tersusunnya rancangan hutan rakyat di 20 kecamatan seluas 4.180

hektar

3) Terlaksananya pembuatan atau penanaman hutan rakyat seluas

4.180 hektar

4) Terindentifikasi dan terinventarisasinya kelompok tani pelaksana

GNRHL 2004

(Dinas Kehutanan dan Perkebunan, 2004).

e. Rancangan Kegiatan Hutan Rakyat

Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh di atas tanah yang

dibebani hak milik maupun hak lainnya dengan ketentuan luas

minimum 0,25 Ha, penutupan tajuk tanaman kayu-kayuan dan

tanaman lainnya lebih dari 50 %. Tujuan pembuatan tanaman hutan

rakyat adalah terwujudnya tanaman hutan rakyat sebagai upaya

rehabilitasi, untuk meningkatkan produktifitas lahan dengan berbagai

hasil tanaman hutan rakyat berupa kayu-kayuan dan non kayu,

memberikan peluang kesempatan kerja dan kesempatan masyarakat,

serta meningkatkan kualitas lingkungan melalui percepatan rehabilitasi

lahan dan konservasi tanah. Sasaran lokasi pembuatan tanaman hutan

rakyat adalah lahan milik rakyat, tanah adat atau lahan di luar kawasan

hutan yang memiliki potensi untuk pengembangan hutan rakyat, dapat

berupa lahan tegalan dan lahan pekarangan yang luasnya memenuhi

syarat sebagai hutan rakyat dalam wilayah DAS Prioritas. Kegiatan

pembuatan tanaman hutan rakyat ini meliputi perencanaan,

pelaksanaan penanaman, pemeliharaan tanamn serta pembinaan dan

pengendalian (Departemen Kehutanan, 2004).

Adapun prosedur pelaksanaan rancangan kegiatan hutan rakyat

ini adalah sebagai berikut :

1) Pemilihan Lokasi

Dalam menentukan lokasi pembuatan tanaman hutan rakyat,

mempertimbangkan sebagai berikut :

a) Tanah milik rakyat menurut kemampuannya kurang cocok

untuk pertanian tanaman pangan, tetapi baik untuk hutan

rakyat.

b) Tanah milik rakyat yang menurut pertimbangan ekonom is lebih

menguntungkan daripada untuk kegiatan lainnya.

c) Tanah milik rakyat yang terlantar ynag berada di bagian hulu

sungai.

d) Tanah milik rakyat yang menurut pert imbangan khusus perlu

dihutankan untuk perlindungan mata air.

e) Tanah desa, tanah marga/adat, tanah negara bebas serta tanah

lainnya yang bukan kawasan hutan yang terlantar.

f) Tanah milik rakyat/tanah desa/tanah lainnya yang sudah ada

tanaman kayu kayuan tetapi masih perlu dilakukan pengkayaan

tanaman.

g) Lahan tegal dan lahan pekarangan yang luasnya memenuhi

syarat sebagai hutan rakyat.

2) Rancangan teknis pembuatan tanaman hutan rakyat disusun

berdasarkan kajian :

a) Aspek biofisik, yaitu memperhatikan kesiapan lahan, curah

hujan, tipe iklim, ketinggian dan topografi, vegetasi.

b) Aspek Sosial Ekonomi, meliputi :

(1) Menurut daerah yang tingkat pendapatan masyarakatnya

masih relatif rendah.

(2) Merupakan daerah yang tingkat pengetahuan dan

ketranpilan masyarakat masih relatif rendah.

(3) Merupakan suatu daerah yang masyarakatnya sudah

mengenal hutan rakyat dan manfaatnya serta mempunyai

keinginan untuk mengembangkan hutan rakyat.

(4) Terdapat akses pasar cukup baik.

3) Pola tanam dilahan terbuka (lahan pengembangan hutan rakyat)

a) Pola tanam di lahan t erbuka dapat berupa :

(1) Baris dan larikan tanaman lurus

Pola tanam ini sesuai untuk lahan dengan kelerengan

landai/datar tanah peka erosi. Larikan tanaman dibuat lurus

dengan jarak tanam teratur dan jumlah tanaman minimal

400 batang/Ha.

(2) Pola tanam jalur

Pola tanam ini sesuai untuk lahan dengan lelerengan datar

sampai dengan landai tidak peka terhadap erosi. Larikan

tanaman dibuat lurus dengan jarak tanam teratur. Sisitem

penanaman tumpangsari, jarak tanaman antar jalur perlu

lebih longgar dengan jumlah tanaman maksimal 400

batang/Ha.

(3) Pola tanam countur

Pola tanam ini sesuai untuk lahan dengan kelerengan agak

curam sampai dengan curam. Sistem penanaman

cemplongan dengan jumlah tanaman minimal 400

batang/Ha.

b) Pola tanam di lahan t egalan dan pekarangan dapat berupa :

(1) Penanaman pada batas pemilikan lahan

Pada umumnya tegalan dan pekarangan sudah terdapat

tanaman kayu-kayuan/Multi Purpose Trees Spesies

(MPTS), maka tanaman baru sebagai tanaman pembatas

maksimal 200 batang/Ha.

(2) Penanaman pengkayaan

Pada lahan tegalan dan pekarangan sudah terdapat tanaman

kayu-kayuan/MPTS yang tersebar di seluruh hamparan

lahan, maka tanaman baru sebagai tanaman pengkayaan

maksimal 200 batang/Ha.

4) Perancangan Kelembagaan

Petani/masyarakat yang akan terlibat dalam kegiatan hutan rakyat,

diprakondisikan terlebih dahulu melalui sosialisasi/penyuluhan

untuk menumbuhkembangkan kelembagaan kelompok tani yang

meliputi kelembagaan kelompok dan kelembagaan usaha.

5) Penentuan Luas Areal

Areal hutan rakyat untuk setiap satu unit rancangan minimal

mencakup lahan satu kelompok tani hutan rakyat dengan luas areal

minimal 25 Ha.

6) Partisipasi Masyarakat

Dalam pemilihan lokasi, pemilihan jenis tanaman, perumusan jenis

kegiatan hutan rakyat harus dilakukan secara part isipasif dengan

masyarakat desa/keseluruhan setempat calon peserta hutan rakyat.

7) Pembuatan Peta Rancangan

Peta situasi hutan rakyat dibuat dengan skala 1:100.000 dan untuk

peta rancangan skala 1:5.000. Pada peta rancangan harus

dilengkapi dengan batas luar berbentuk poligon tertutup, nama

patani pemilik serta batas kepemilikan lahan masing-masing

peserta.

8) Penyusunan Naskah Buku Rancangan

Hasil pengolahan data dan pembuatan peta, kemudian

dirumuskan dan diuaraikan dalam buku naskah rancangan.

(Departemen Kehutanan, 2004).

3. Partisipasi

Menurut Mardikanto (1987), partisipasi petani didefinisikan

sebagai ekspresi yang berwujud perilaku petani dalam menampilkan

dirinya pada kegiatan atau segala sesuatu yang berkaitan denagn

kepentingannya. Sebagai perilaku tentunya part isipasi itu timbul karena

adanya persepsi terhadap kegiatan tersebut, tertanam pada setiap petani

melalui proses sosialisasi dalam interaksi sosial yang terjadi dalam

masyarakat tersebut.

Partisipasi itu merupakan keterlibatan nyata orang-orang dalam

proses pengambilan keputusan mengenai apa yang akan dilakukan dan

bagaimana cara melakukannya. Juga dapat diartikan sebagai keterlibatan

mereka dalam menjalankan program dan keputusan. Demikian maka dapat

juga dimasudkan sebagai keterlibatan mereka dalam menikmati hasil

(Syamsi, 1986).

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan secara sederhana

adalah keikutsertaan masyarakat dalam bentuk pernyataan maupun

kegiatan. Keikutsertaan tersebut sebagai akibat terjadinya interaksi sosial

antara individual atau kelom pok masyarakat lain dalam pembangunan

(Wardojo, 1992).

Menurut Davis (1975) partisipasi dapat didefinisikan sebagai

keterlibatan mental/pikiran dan emosi/perasaan seseorang di dalam situasi

kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada

kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab

terhadap usaha yang bersangkutan.

Partisipasi dapat dianggap sebagai tolak ukur dalam menilai

apakah proyek yang bersangkutan merupakan proyek pembangunan desa

atau bukan. Jika masyarakat desa yang bersangkutan tidak berkesempatan

untuk berpartisipasi dalam pembangunan suatu proyek didesanya, proyek

tersebut pada hakikatnya bukanlah proyek pembangunan desa

(Ndraha, 1990).

Webster dalam Mardikanto (1988) mengartikan partisipasi sebagai

tindakan untuk mengambil bagian yaitu kegiatan atau pernyataan untuk

mengambil bagian dari suatu kegiatan dengan maksud untuk memperoleh

manfaat, sedangkan menurut Theodorson dalam Mardikanto (1988)

part isipasi merupakan keikutsertaan seseorang didalam kelom pok sosial

untuk mengambil bagian dari kegiatan masyarakatnya, diluar pekerjaan

atau profesinya sendiri.

Menurut Dusseldorp (1981) proses partisipasi merupakan suatu

bentuk interaksi dan komunikasi masyarakat melalui upaya berbagai

kekuasaan dan tanggungjawab. Dengan demikian, jika semakin banyak

orang yang terlibat dan semakin banyak waktu yang digunakan dalam

proses pengambilan keputusan, maka proses partisipasi tersebut semakin

intensif, selanjutnya keberhasilan pembangunan akan meningkat .

Partisipasi masyarakat mempunyai sifat yang sangat penting karena

tiga alasan utama. Pertama, part isipasi masyarakat merupakan suatu alat

guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap

masyarakat setempat yang tanpa kehadirannya program pembangunan

serta proyek-proyek akan gagal. Kedua, bahwa masyarakat akan lebih

mempercayai proyek atau program jika merasa dilibatkan dalam proses

persiapan dan perencanaannya, karena mereka akan lebih mengetahui

seluk beluk proyek tersebut dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap

proyek tersebut. Ketiga, timbul anggapan bahwa merupakan suatu hak

demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat

mereka sendiri (Conyers, 1982).

Kajian strategi pemberdayaan masyarakat baik ekonomi, sosial,

budaya maupun politik menjadi pent ing sebagai input untuk reformulasi

pembangunan yang berpusat pada rakyat yang memberikan peluang bagi

masyarakat untuk membangun secara part isipatif. Dalam pembangunan

part isipatif , pemberdayaan merupakan salah satu strategi yang dianggap

tepat jika faktor-faktor determinan dikondisikan sedemikian rupa agar

esensi pemberdayaan tidak m enjadi terdistorsi (ESCAP, 1999)

Yadav dalam Mardikanto (1988) mengemukakan tentang adanya

empat jenis kegiatan yang menunjukan part isipasi masyarakat dalam

kegiatan pembangunan, yaitu :

a. Partisipasi dalam pengambilan keputusan

Pada umumnya, setiap program pembangunan masyarakat (termasuk

pemanfaatan sumberdaya lokal dan alokasi anggarannya) selalu

ditetapkan sendiri oleh pemerintah pusat, yang dalam banyak hal lebih

mencerminkan sifat kebutuhan kelompok-kelompokkecil elit yang

berkuasa dan kurang mencerminkan keinginan dan kebutuhan

masyarakat banyak. Karena itu, partisipasi masyarakat dalam

pembangunan perlu ditumbuhkan melalui dibukanya forum yang

memungkinkan masyarakat banyak berpart isipasi langsung di dalam

proses pengambilan keputusan tentang program-program

pembamgunan di wilayah lokal (setempat).

b. Partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan, seringkali diart ikan

sebagai part isipasi masyarakat banyak (yang umumnya lebih miskin)

untuk secara sukarela menyumbangkan tenaganya di dalam kegiatan

pembangunan. Di lain pihak, orang-orang kaya yang dalam hal lebih

banyak memperoleh manfaat dari hasil pembangunan, tidak dituntut

sumbangannya secara proporsional. Karena itu, part isipasi masyarakat

dalam pelaksanaan pembangunan harus diartikan sebagai pemerataan

sumbangan masyarakat dalam bentuk tenaga kerja dan uang tunai yang

sepadan dengan manfaat yang akan diterima oleh masing-masing

warga masyarakat yang bersangkutan. Di samping itu, yang sering

dilupakan dalam pelaksanaan pembangunan adalah partisipasi

masyarakat dalam pemeliharaan proyek-proyek pembangunan

kemasyarakatan yang telah berhasil diselesaikan. Oleh sebab itu perlu

adanya kegiatan khusus untuk mengorganisir warga masyarakat guna

memelihara hasil-hasil pembangunan agar manfaatnya dapat terus

dinikmati (tanpa penurunan kualitasnya) dalam jangka panjang.

c. Partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi pembanguan

Kegiatan pemantauan dan evaluasi program dan proyek pembanguan

sangat diperlukan. Bukan saja agar tujuannya dapat dicapai sepert i

yang diharapkan, tetapi juga diperlukan untuk memperoleh umpan

balik tentang masalah-masalah dan kendala yang muncul dalam

pelaksanaan pembangunan yang bersangkutan. Dalam hal ini,

part isipasi masyarakat untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan

dengan perkembangan kegiatan serta perilaku aparat pembangunan

sangat diperlukan.

d. Partisipasi dalam pemanfaatan hasil pembangunan

Partisipasi dalam pemanfaatan hasil pembangunan, merupakan unsur

terpent ing yang sering dilupakan. Sebab, tujuan pembangunan adalah

untuk memperbaiki mutu hidup masyarakat banyak sehingga

pemerataan hasil pembangunan merupakan tujuan utama. Disamping

itu, pemanfaatan hasil pembangunan akan merangsang kemauan dan

kesukarelaan masyarakat untuk selalu berpartisipasi dalam setiap

program pembangunan yang akan datang. Sayangnya, partisipasi

dalam pemanfaatan hasil pembangunan sering kurang mendapat

perhatian pemerintah dan administrasi pembangunan pada umumnya,

yang seringkali menganggap bahwa dengan selesainya pelaksanaan

pembangunan itu otomatis manfaatnya akan pasti dapat dirasakan oleh

masyarakat sasarannya.

Menurut Slamet (1985) untuk tumbuhnya partisipasi itu sendiri

sebagai kegiatan nyata, diperlukan syarat-syarat sebagai berikut :

(1) Kesempatan untuk berpart isipasi

Dalam kenyataan, banyak program pembangunan yang kurang

memperoleh part isipasi masyarakat karena kurangnya kesempatan

yang diberikan kepada masyarakat untuk berpart isipasi. Di lain pihak,

juga sering dirasakan tentang kurangnya ”informasi” yang

disampaikan kepada masyarakat mengenai kapan dan dalam bentuk

apa mereka dapat atau dituntut untuk berpart isipasi.

Beberapa kesempatan yang dimaksud di sini adalah :

a. Kemauan politik dari penguasa untuk melibatkan masyarakat

dalam pembangunan, baik dalam pengambilan keputusan sejak

perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, pemeliharaan

dan pemanfaatan hasil pembangunan sejak di tingkat pusat sampai

di jajaran yang paling bawah.

b. Kesempatan untuk memperoleh informasi pembangunan.

c. Kesempatan memanfaatkan dan memobilisasi sumber daya (alam

dan manusia) untuk pelaksanaan pembangunan.

d. Kesempatan untuk memperoleh dan menggunakan teknologi yang

tepat (termasuk peralatan perlengkapan penunjangnya.

e. Kesempatan ikut berorganisasi, termasuk untuk memperoleh dan

menggunakan peraturan, perijinan, dan prosedur kegiatan yang

harus dilaksanakan.

f. Kesempatan mengembangkan kepemimpinan yang mampu

menumbuhkan, menggerakkan, dan mengembangkan, serta

memelihara partisipasi masyarakat .

(2) Kemampuan untuk berpart isipasi

Perlu disadari bahwa, adanya kesempatan-kesempatan yang disediakan

atau dibutuhkan untuk menggerakkan part isipasi masyarakat akan

tidak banyak berart i, jika masyarakatnya tidak memiliki kemampuan

untuk berpartisipasi. Yang dimaksud dengan kemampuan di sini adalah

:

a. Kemampuan untuk menemukan dan memahami kesempatan-

kesempatan untuk membangun atau pengetahuan tentang peluang

untuk membangun (memperbaiki mutu hidupnya).

b. Kemampuan untuk melaksanakan pembangunan yang dipengaruhi

oleh t ingkat pendidikan dan ketranpilan yang dimiliki.

c. Kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dengan

menggunakan sumberdaya dan kesempatan (peluang) lain yang

tersedia secara opt imal.

(3) Kemauan untuk berpart isipasi

Kesempatan dan kemampuan yang cukup juga belum merupakan

jaminan bagi tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat, jika

mereka sendiri tidak memiliki kamauan untuk membangun.

Kemauan untuk membangun ini, ditentukan oleh sikap-mental yang

mereka miliki, yang menyangkut :

a. Sikap untuk meninggalkan nilai-nilai yang menghambatkan

pembangunan.

b. Sikap terhadap penguasa atau pelaksanaan pembangunan pada

umumnya.

c. Sikap untuk selalu ingin memperbaiki mutu-hidup dan tidak cepat

puas diri.

d. Sikap kebersamaan untuk dapat memecahkan masalah dan

tercapainya tujuan pembangunan.

e. Sikap kemandirian atau percaya diri atas kemampuannya untuk

memperbaiki mutu hidupnya.

Menurut Bryan dan White (1982), partisipasi masyarakat dapat

digerakkan melalui :

a) Proyek pembangunan desa yang dirancang secara sederhana dan

dikelola oleh masyarakat.

b) Organisasi dan lembaga kemasyarakatan yang mampu menggerakkan

dan menyalurkan aspirasi masyarakat.

c) Peningkatan perencanaan masyarakat dalam pembangunan.

Perbaikan kondisi hidup masyarakat dan upaya memenuhi

kebutuhan masyarakat dapat menggerakkan partisipasi. Menurut Ndraha

(1990), agar perbaikan kondisi dan peningkatan taraf hidup masyarakat

dapat menggerakkan part isipasi masyarakat dalam pembangunan, usaha

itu antara lain :

a. Disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang nyata.

b. Dijadikan stimulasi terhadap masyarakat , yang berfungsi mendorong

timbulnya jawaban yang dikehendaki.

c. Dijadikan motifasi terhadap masyarakat , yang berfungsi

membangkitkan t ingkahlaku yang dikehendaki secara berkelanjut.

Kesadaran kritis dalam diri seseorang dapat dicapai dengan cara

melihat ke dalam diri sendiri, serta menggunakan apa yang didengar,

dilihat dan dialami untuk memahami apa yang sedang terjadi dalam

kehidupannya. Seseorang menganalisis sendiri masalah mereka, kemudian

mengidentifikasi sebab-sebabnya, menetapkan prioritas dan memperoleh

pengetahuan baru. Analisis realitas harus dilakuakn leh oarang yang

memutuskan sendiri apa kebutuhan dan pengalaman yang pent ing baginya

dan bukan diputuskan oleh orang lain atau para pakar. Melalui analisis

semacam ini, oarang mampu mengambil tindakan sendiri untuk menentang

unner oppresive dari realitasnya, termasuk didalamnya pemecahan

hubungan antara subjek dan objek untuk kemudian membentuk esensi

part isipasiyang sungguh-sungguh. Pendekatan alternat if pembanguanan

tidak hanya berfokus pada keterlibatan (part isipasi) pihak penerima dalam

proses pembanguanan, tetapi juga memampukan mereka untuk

mengawasinya guna melindungi kepentingan mereka (Friedman, 1992)

Menurut Sastropoetro (1986) untuk menumbuhkan kegiatan

part isipasi diperlukan suatu ketrampilan dan pengetahuan agar dapat

mencapai berbagai tingkatannya dan untuk itu selalu dapat ditemukan titik

tolaknya untuk mengawalinya. Dengan memperhatikan perbedaan

tingkatan yang ada, maka pada dasarnya nampak adanya tiga tingkatan,

yaitu :

a) Tingkatan saling mengert i

Tujuannya adalah untuk membantu para anggota kelompok agar

memahami masing-masing fungsi dan sikap, sehingga dapat

mengembangkan kerjasama yang lebih baik.

b) Tingkatan penasehat/sugesti yang dibangun atas dasar saling mengert i,

oleh karena para anggota kelompok pada hakekatnya sudah enderung

siap untuk memberikan suatu usul/saran kalau telah memahami

masalah dan ataupun situasi yang dihadapkan kepada mereka.

c) Tingkatan otoritas

Otoritas pada dasarnya memberikan kepada kelompok suatu

wewenang untuk memantapkan keputusannya.

Menurut Carbonel (1982), seseorang akan berpartisipasi dalam

suatu kegiatan bila part isipasi tersebut dirasakan akan dapat

menguntungkan dan membawa manfaat bagi diri sendirinya.

5. Petani

Hernanto (1984) menyatakan bahwa petani adalah setiap orang

yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan

hidupnya dibidang pertanian dalam art i luas yang meliputi usahatani

pertanian, peternakan, perikanan dan pemungutan hasil hutan.

Menurut Mosher (1991) yang dimaksud petani adalah :

a. Petani sebagai manusia

Art inya, petani sepert i halnya manusia, dia juga rasional, memiliki

harapan-harapan, keinginan-keinginan dan kemauan untuk hidup lebih

baik.

b. Petani sebagai juru tani

Adalah petani yang melakukan kegiatan bertani yang memiliki

pengalaman dan telah belajar dari pengalamannya. Hasil belajarnya itu

tercermin dari kebiasaan-kebiasaan yang mereka terapkan dalam

kegiatan bertani.

c. Petani sebagai pengelola usahatani

Adalah orang yang memiliki wewenang untuk mengambil keputusan

sendiri tentang usahatani yang dikelolanya, serta terbiasa

mempertanggung jawabkan hasil pengelolaannya itu kepada keluarga

serta masyarakat lingkungannya.

Mosher (1991) menambahkan bahwa petani dinilai mempunyai

kebiasaan-kebiasaan mental yang sangat penting bagi pembangunan

pertanian, yakni kebiasaan untuk selalu mengadakan evaluasi (pengukuran

dan penilaian), kebiasaan bertanya (mengapa) dan kebiasaan untuk terus

mencari alternatif-alternatif lain.

Menurut Siregar (2003), petani didefinisikan sebagai orang yang

bekerja di sektor pertanian dan sebagian besar penghasilannya berasal dari

sektor pertanian. Namun definisi ini berbasis.orang yang bekerja disektor

pertanian minimal 1 jam seminggu yang lalu bahkan orang yang tinggal di

pedesaan dan secara psikologis menjadi petani disebut sebagai petani.

Akibatnya jumlah sumber daya petani menjadi sangat banyak dan hal ini

merupakan salah satu penyebab rendahnya produktufitas di sektor

pertanian karena jumlah petani merupakan faktor pembagi dalam

pengukuran produktifitas, sedangkan Sadjad (1993), petani merupakan

pelaku usahatani yang umumnya tidak hanya secara langsung

melaksanakn pekerjaan tani di lahan produksi, tetapi juga mengusahakan

atau mengelola lahan hingga produksif tanpa menggarapnya sendiri.

Adapun karakteristik seorang petani menurut Shanin dalam Scott

(1993) antara lain satuan keluarga (rumah tangga) petani berada dalam

masyarakat desa yang berdimensi ganda, petani hidup dari usahatani

dengan mengelola tanah, pola kebudayaan petani berciri tradisional dan

petani menduduki posisi yang rendah dalam masyarakat.

Tidak pernah ada manusia apabila sinar matahari tidak menerpa

permukaan bumi ini. Manusia berusaha mengatur atau mengusahakan

tumbuh-tumbuhan dan hewan serta memanfaatkan hasilnya. Mereka

mengubah tempat tumbuhan dan hewan serta lingkungannya agar dapat

memenuhi kebutuhan manusia. Manusia seperti itu disebut petani. Dalam

kegiatan usahatani, petani merangkap dua peranan, yaitu sebagai

penggarap dan manajer.

a. Petani sebagai penggarap

Peranan pertama petani adalah memelihara tanaman dan hewannya

agar mendapatkan hasil yang diperlikan

b. Petani sebagai manajer

Peranan lain seorang petani dalam ushatani adalah sebagai manajer.

Keterampilan sebagai penggarap umumnya adalah keterampilan

tangan, otot, dan mata. Keterampilan sebagai manajer dalam

menjalankan usahanya menyangkut kegiatan otak yang didorong oleh

keinginan dalam pengambilan keputusan atau pemilihan alternatif

tanaman atau ternak.

Dan seoarang petani bukan hanya sebagai penggarap dan manajer,

ia juga manusia sebagai anggota kelompok manusia lainnya, yaitu

keluarga dan masyarakat atau tetangga. Keadaan petani sebagai

perorangan banyak ditentukan oleh keanggotaannya di dalam kedua

kelompok tadi (Soetriono, 2006).

Ada tiga macam kebiasaan mental petani yang penting bagi

perkembangan pembangunan pertanian menurut Soetriono (2006), yaitu :

a. Kebiasaan mengukur, yaitu berpikir dalam mengukur penggunaan

sarana produksi yang akan dipergunakan termasuk jumlah benda-

benda. Dengan kebiasaan itu jangan puas dengan menyatakan panen

baik atau hasil cukup, tetapi seharusnya dalam jumlah ton atau

kilogram per hektar.

b. Kebiasaan bertanya, biasanya dengan pertanyaan, ” mengapa tanaman

ini lebih baik dari tanaman itu?, kenapa hasil di sini lebih buruk dari

hasil yang di sana?”.

c. Kebiasaan melihat atau mencari alternatif. Melihat dan mencari

alternatif dari cara yang sudah dikenal dan dilakukan terhadap cara

baru yang lebih baik.

B. Kerangka Berfikir

Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) pada

dasarnya merupakan gerakan moral yang bersifat massal dan melibatkan

berbagai lapisan masyarakat untuk memulihkan kerusakan hutan dan lahan.

Melalui pembuatan tanaman hutan rakyat dalam rangka program GNRHL

diarahkan sebagai usaha kelompok tani yang diharapkan akan mempercepat

upaya rehabilitasi lahan, perbaikan lingkungan, pemenuhan kebutuhan kayu

sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan.

Usaha kelompok tani memerlukan adanya part isipasi masyarakat.

Partisipasi masyarakat dalam program GNRHL di definisikan sebagai peran

serta dalam program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan

(GNRHL). Partisipasi masyarakat dalam program GNRHL dapat dilihat dari

pengetahuan masyarakat dalam program GNRHL meliputi pengambilan

keputusan (perencanaan) dalam program GNRHL, pelaksanaan dalam

program GNRHL, pemantauan dan evaluasi dalam program GNRHL dan

pemanfaatan hasil dalam program GNRHL.

Menurut Slamet (1985) syarat yang diperlukan agar masyarakat dapat

berpart isipasi dalam program GNRHL adalah adanya kesempatan,

kemampuan, dan kemauan yang diwujudkan dengan kerja sama dalam

kelompok tani. Para masyarakat perlu menyadari bahwa kesempatan tidak

akan banyak artinya bila para masyarakat yang bersangkutan tidak memiliki

kemampuan untuk dapat memanfaatkan kesempatan-kesempatan itu bagi

keuntungan dirinya sendiri. Dengan adanya kesempatan dan kemampuan

belum cukup untuk menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi, maka dari

itu diperlukan kemauan. Tanpa adanya kemauan maka kesempatan dan

kemampuan tidak berart i apa-apa. Antara kesempatan, kemampuan dan

kemauan mempunyai hubungan terhadap proses part isipasi.

Dari uraian diatas maka part isipasi masyarakat dalam program Gerakan

Nasional Rehabilitasi Hutan dan Rakyat dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka berfikir part isipasi masyarakat dalam program Gerakan

Nasional Rehabilitasi Hutan dan Rakyat .

C. Hipotesis

1. Diduga ada hubungan signifikan antara kesempatan dengan tingkat

part isipasi masyarakat dalam program GNRHL.

2. Diduga ada hubungan signifikan antara kemampuan dengan tingkat

part isipasi masyarakat dalam program GNRHL.

Kemauan untuk berpart isipasi

dalam program GNRHL :

1. Motivasi mengikuti kegiatan

2. Sikap dalam kegiatan

Kemampuan untuk berpartisipasi

dalam program GNRHL :

Kemampuan dalam melaksanakan

kegiatan

Kesempatan untuk berpartisipasi

dalam program GNRHL :

1. Kesempatan memperoleh

informasi

2. Kesempatan dalam

memanfaatkan sarana

prasarana yang disediakan Part isipasi

masyarakat dalam

program GNRHL:

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan

3. Pemantauan

dan evaluasi

4. Pemanfaatan

hasil

3. Diduga ada hubungan signifikan antara kemauan dengan tingkat

part isipasi masyarakat dalam program GNRHL.

D. Pembatasan Masalah

1. Masyarakat yang menjadi sampel adalah anggota kelompok tani yang

mengikuti program GNRHL pada tahun 2004 karena pogram GNRHL

dimulai tahun 2004 di Desa Genengduwur, Kecamatan Gemolong,

Kabupaten Sragen.

2. Partisipasi masyarakat yang diteliti adalah tingkat partisipasi dalam

program GNRHL.

E. Definisi O perasional dan Pengukuran Variabel

1. Faktor pembentuk part isipasi adalah hal-hal yang mempengaruhi

responden untuk melakukan partisipasi.

a) Kesempatan berpartisipasi

adalah peluang yang dimiliki anggota kelom pok tani dalam

memanfaatkan program GNRHL.

Diukur dengan menggunakan indikator berupa :

• Informasi yang diperoleh

• Sarana prasarana yang diberikan

Pengukuran variabel menggunakan skala ordinal 1-3 dengan kategori

rendah, sedang dan t inggi.

b) Kemampuan berpartisipasi

adalah kekuatan yang dimiliki anggota kelompok tani untuk ikut serta

dalam program GNRHL.

Diukur dengan menggunakan indikator berupa :

• Intensitas anggota kelompok tani dalam melaksanakan kegiatan

berupa menghadiri pertemuan, sarana prasarana, pemilihan lokasi

dan persiapan lahan.

Pengukuran variabel menggunakan skala ordinal 1-3 dengan kategori

rendah, sedang dan t inggi.

c) Kemauan berpart isipasi

adalah kesediaan yang dimiliki anggota kelompok tani untuk ikut serta

dalam program GNRHL.

Diukur dengan menggunakan indikator berupa :

• Μotivasi mengikuti kegiatan

• Sikap anggota terhadap kegiatan

Pengukuran variabel menggunakan skala ordinal 1-3 dengan kategori

rendah, sedang dan t inggi.

2. Partisipasi masyarakat dalam GNRHL adalah keikutsertaan anggota

kelompok tani dalam kegiatan program Gerakan Nasional Rehabilitasi

Hutan dan Rakyat (GNRHL). Pengukuran partisipasi dilihat dari

part isipasi :

a) Partisipasi dalam pengambilan keputusan ( perencanaan )

adalah keikutsertaan langsung anggota kelompok tani dalam proses

pengambilan keputusan pada kegiatan-kegiatan program GNRHL

Diukur dengan menggunakan indikator berupa :

• Pemilihan lokasi

• Rancangan kegiatan

• Penyiapan prakondisi

Pengukuran variabel menggunakan skala ordinal 1-3 dengan kategori

rendah, sedang dan t inggi.

b) Partisipasi dalam pelaksanaan

adalah keikutsertaan anggota kelom pok tani dalam melaksanakan

kegiatan program GNRHL yang telah direncanakan.

Diukur dengan menggunakan indikator berupa :

• Persiapan lahan

• Pemilihan jenis tanaman

• Penanaman

• Pemeliharaan

Pengukuran variabel menggunakan skala ordinal 1-3 dengan kategori

rendah, sedang dan t inggi.

c) Partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi

adalah keikutsertaan anggota kelompok tani dalam memberikan

tanggapan dan masukan atau saran terhadap kegiatan program

GNRHL maupun kegiatan kelompok.

Diukur dengan menggunakan indikator berdasarkan pertanyaan yang

diberikan kepada responden dan pengukuran variabel menggunakan

skala ordinal 1-3 dengan kategori rendah, sedang dan tinggi.

d) Partisipasi dalam pemanfaatan hasil

adalah keikutsertaan anggota kelompok tani dalam pemanfaatan hasil

terhadap kegiatan program GNRHL maupun kegiatan kelompok.

Diukur dengan menggunakan indikator berupa :

• Keaktifan dalam pemanfaatan lahan

• Manfaat yang dirasakan anggota kelompok tani dilihat dari aspek

ekonomi, sosial dan lingkungan.

Pengukuran variabel menggunakan skala ordinal 1-3 dengan kategori

rendah, sedang dan tinggi.

III. METO DE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar penelitian yang digunakan adalah metode diskript if yaitu

suatu penelitian yang menjelaskan secara rinci atau diskripsi yang sistematis,

faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat atau gejala-gejala

tertentu pada suatu obyek penelitian (Mardikanto, 2001).

Penelitian ini menggunakan teknik survai dengan maksud penjelasan

(ekplanatory), yaitu penelitian dengan cara pengambilan sampel sari suatu

populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data dan

menjelaskan hubungan kausal antar variabel-variabel melalui pengujian

hipotesis (Singarimbun dan Effendi, 1995).

B. Penentuan Lokasi Penelitian

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive yaitu secara

sengaja di Desa Genengduwur Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen.

Dalam penelitian ini dipilih Desa Genengduwur sebagai daerah penelitian

dengan pert imbangan bahwa di Desa Genengduwur terdapat lahan kritis yang

paling luas jumlahnya dibandingkan dengan desa lain di Kecamatan

Gemolong Kabupaten Sragen. Selain itu menurut petugas Dinas Kabupaten

Sragen menggatakan bahwa Desa Genengduwur pada tahun 2004 digalakkan

penghijauan secara nasional yang disebut GNRHL (Gerakan Nasional

Rehabilitasi Hutan dan Lahan).

Tabel 1. Luas Lahan Kritis Kecamatan Gemolong

No Desa Luas Lahan Kritis (Ha)

1. Nganti 83,0330

2. Genengduwur 93,5600

3.

4.

5.

6.

Paleman

Brangkal

Tegaldowo

Jatibatur

53,0000

74,4070

30,6635

76,0280

Sumber: Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen 2004

C. Penentuan Populasi dan Sampel

1. Penentuan populasi

Populasi yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah anggota

kelompok tani yang mengikuti GNRHL (Gerakan Nasional Rehabilitasi

Hutan dan Lahan) pada tahun 2004 di Desa Genengduwur Kecamatan

Gemolong Kabupaten Sragen.

2. Penentuan sampel

Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode

sim ple random sam pling yaitu suatu metode dimana semua anggota

sampel dianggap memiliki karakteristik yang sama, sehingga siapapun

yang diambil dapat mewakili populasi (Mardikanto, 2001). Besar sampel

yang diambil sebanyak 40 responden yang mengikuti GNRHL pada tahun

2004 di Desa Genengduwur Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen.

Penentuan jumlah responden yang menjadi sampel dari masing-masing

kelompok tani adalah ditentukan secara proporsional random sampling

dengan rumus sebagai berikut :

ni = nk x n N

Keterangan :

ni : Jumlah sampel dari masing-masing desa

nk : Jumlah sampel dari masing-masing kelompok tani

n : Jumlah sampel yang diambil (40 orang)

N : Jumlah sampel dari seluruh kelompok tani

Berdasarkan rumus tersebut, maka diperoleh jumlah sampel

responden masing-masing dusun yang dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 2. Nama Dusun dan Kelompok Tani beserta Jumlah Petani

No Dusun Kelompok tani GNRHL Jumlah petani Jumlah petani sampel

1. P ilangrejo Sri Rejek i 36 20

2. Mojorerejo Juru Tan i 37 20

Jumlah 73 40

Sumber : Data Pelaksanaan Kegiatan GNRHL 2004 Kabupaten Sragen

D. Jenis dan Sumber Data

Data yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer

dan data sekunder :

1. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden

dengan cara wawancara yang dibantu dengan menggunakan kuisioner,

meliputi identitas responden, faktor penentu pengembangan partisipasi dan

tingkat part isipasi masyarakat.

2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi atau lembaga

yang berhubungan dengan penelitian, meliputi data demografi, kondisi

wilayah desa, keadaan alam dam kelompok tani yang mengikuti program

GNRHL.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data dengan bertanya langsung kepada

responden dengan menggunakan kuesioner sebagai panduannya.

2. Observasi

Observasi yaitu pengamatan dan pencacahan yang sistematis terhadap

gejala-gejala yang diteliti di lapangan, yang meliputi pengamatan daerah

penelitian dan pencatatan informasi yang diberikan oleh para petugas di

daerah penelitian.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-

dokumen dari lembaga atau instansi terkait.

F. Metode Analisis Data

Metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat partisipasi

masyarakat dalam program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan

(GNRHL) diukur dengan menggunakan rumus interval (I). Menurut

Djarwanto (1996) rumus interval (I) sebagai berikut :

I =

Sedangkan untuk mengetahui hubungan antara yang mempengaruhi

part isipasi dengan tingkat part isipasi masyarakat dalam program Gerakan

Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) di Desa Genengduwur,

Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen diuji dengan Korelasi Rank

Sperman (rs). Menurut Siegel (1994) rumus Korelasi Rank Sperman sebagai

berikut :

Dimana :

rs : Koefisien korelasi rank Spearman

N : Jumlah responden

di : Selisih atau rangking dari variabel pengamatan

Untuk menguji tingkat signifikansi rank sperman (rs) digunakan uji t

karena sampel yang diambil lebih dari 10 (N>10) dengan rumus sebagai

berikut :

t = rs

Kriteria uji :

1. Apabila t hitung > t tabe l, (α = 0,05) maka Ho ditolak, berart i ada hubungan

yang nyata antara kesempatan, kemampuan dan kemauan dengan tingkat

part isipasi masyarakat dalam program Gerakan Nasional Rehabilitasi

Hutan dan Lahan (GNRHL) di Desa Genengduwur Kecamatan Gemolong

Kabupaten Sragen.

2. Apabila t hitung < t tabe l, (α = 0,05) maka Ho diterima, berart i tidak ada

hubungan nyata antara kesempatan, kemampuan dan kemauan dengan

tingkat partisipasi masyarakat dalam setiap program Gerakan Nasional

Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) di Desa Genengduwur

Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen.

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Alam

Secara geografis Desa Genengduwur terletak diantara Kelurahan

Gemolong dan Desa Peleman, lebih tepatnya disebelah Selatan Desa

Tegaldowo dan sebelah Utara Desa Jenalas dan Kalangan. Jarak pusat

Pemerintah Desa dengan Pemerintahan Kecamatan sejauh 2 km sedangkan

jarak pusat Pemerintah Desa dengan Pemerintah Kabupaten sejauh 32 km.

Batas-batas Desa Genengduwur adalah :

Sebelah Timur : Desa Peleman

Sebelah Selatan : Desa Tegaldowo

Sebelah Barat : Kelurahan Gemolong

Sebelah Utara : Desa Jenalas dan Kalangan

Secara keseluruhan Desa Genengduwur termasuk DAS Serang.

Seluruh wilayah dari Desa Genengduwur mempunyai ketinggian tempat rata-

rata 126 dpl, dengan curah hujan rata-rata pertahun adalah 1.983 mm dan

jumlah hari hujan 121. Keadaan topografi sebagian besar miring,

bergelombang dan berbukit dan sebagian kecil datar yang digunakan untuk

sawah. Menurut Didik Purnomo selaku Kepala Desa, jenis tanah di Desa

Genengduwur yaitu litosol, warna tanah putih, kesuburannya rendah sampai

sangat rendah. Jenis tanah sepert i itu hanya cocok untuk tanaman palawijo

(jagung, ubi kayu dan kacang tanah) dan tanaman kayu-kayuan atau tanaman

tahunan sepert i jati, mahoni dan akasia

B. Keadaan Lahan dan Tata Guna Lahan

Luas wilayah Desa Genengduwur adalah 246,7 hektar. Dari luas

wilayah Desa Genengduwur tersebut terdiri atas lahan sawah sebesar 49

hektar dan sisanya lahan kering. Penggunaan terbesar lahan kering adalah

untuk tegal. Untuk lebih jelasnya mengenai luas daerah dan tata guna lahan

Desa Genengduwur dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Luas tanah Desa Genengduwur menurut penggunaan tanah tahun 2007

No Jenis tanah Luas lahan (Ha) Prosentase (%) 1 2 3 4

Sawah Pekarangan/bangunan Tegal/kebun Lain-lain

49,00 85,07 103,34 9,29

19,86 34,48 41,89 3,77

Jumlah 246,70 100,00

Sumber : Kondisi potensi Desa Genengduwur dalam angka tahun 2007

Dari tabel 3 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar lahan yang ada di

Desa Genengduwur merupakan tegal/kebun yaitu seluas 103,34 hektar atau

41,89 persen. Dengan adanya tegal/kebun yang paling luas diantara yang

lainnya ini menyebabkan banyak masyarakat yang berusahatani tanaman

semusim untuk tanaman palawijo dan menanam tanaman kayu-kayuan.

C. Keadaan Penduduk

1. Keadaan penduduk menurut kelompok umur

Jumlah penduduk di Desa Genengduwur adalah 2.021 jiwa, terdiri

dari 999 laki-laki dan 1.022 perempuan. Keadaan penduduk di Desa

Genengduwur menurut kelompok umur dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Jumlah penduduk Desa Genengduwur berdasarkan umur

No Umur (tahun) Distribusi Jumlah (Jiwa) Prosentase (%)

1.

2. 3. 4.

0 -14

15 – 44 45 – 64

65 +

434

899 589

99

21,47

44,48 29,14 4,91

Jumlah 2.021 100,00

Sumber: Monografi Desa Genengduwur Tahun 2007

Berdasarkan tabel 4 mengenai jumlah penduduk menurut umur

dapat diketahui bahwa jumlah penduduk tertinggi terdapat pada kelompok

umur 15–44 tahun, yang termasuk dalam umur produktif. Tingginya

jumlah penduduk yang berumur produkt if dapat berdampak negatif jika

lapangan usaha atau produksi yang tersedia di Desa Genengduwur tidak

dapat menampung jumlah tenaga kerja yang tersedia.

Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui angka beban tanggungan yaitu

angka yang menyatakan perbandingan antara jumlah penduduk umur tidak

produkt if (0 – 14 tahun dan lebih dari 65 tahun) dengan jumlah penduduk

umur produktif (15 – 64 tahun). Besarnya angka beban tanggungan

tersebut adalah :

ABT = ∑ Penduduk Non Produkt if X 100 %

∑ Penduduk Produktif

= 434 + 99 X 100 %

1.488

= 533 X 100 %

1.488

= 35,82 %

Dari perhitungan tersebut dapat diketahui angka beban tanggungan

sebesar 35,82 % yang berart i setiap 100 penduduk produktif harus

menanggung 36 penduduk non produktif. Makin besar ABT berart i makin

besar beban tanggungan bagi kelompok yang produkt if.

2. Keadaan penduduk menurut jenis kelamin

Keadaan penduduk menurut jenis kelamin di Desa Genengduwur

dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. jumlah penduduk Desa Genengduwur menurut jenis kelamin

No Jenis kelamin Distribusi

Jumlah (Jiwa) Prosentase (%) 1. 2.

Laki-laki Perempuan

999 1.022

49,43 50,57

Jumlah 2.021 100,00

Sumber: Monografi Desa Genengduwur Tahun 2007

Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk laki-

laki adalah 999 jiwa dan jumlah penduduk perempuan adalah 1.022 jiwa.

Dari data tersebut dapat dicari sex ratio yang merupakan perbandingan

antara jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan, yang

dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki per 100 penduduk

perempuan dengan rumus sebagai berikut :

Sex ratio = ∑ Penduduk laki-laki X 100

∑ Penduduk perempuan

= 999 X 100

1022

= 0,98 x 100

= 98

Dapat diart ikan bahwa dalam 100 penduduk perempuan terdapat

98 penduduk laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk

perempuan di Desa Genengduwur relatif seimbang dari pada jumlah

penduduk laki-laki. Sehingga dapat dikatakan bahwa di Desa

Genengduwur jumlah penduduk perempuan relatif seimbang dengan

jumlah penduduk laki-laki. Apabila angka sex ratio jauh di bawah 100,

dapat menimbulkan berbagai masalah, karena ini berart i di Desa

Genengduwur tersebut kekurangan penduduk laki-laki untuk melakukan

pembangunan atau masalah lain yaitu tenaga kerja di usaha pertanian,

misalnya mengolah tanah, usaha konservasi atau pengawetan tanah dan

usaha ternak terutama sapi, usaha ternak sapi lebih berat daripada ternak

lainnya maka yang melakukan usaha ternak sapi tersebut tenaga laki-laki.

3. Keadaan penduduk menurut mata pencaharian

Keadaan penduduk menurut mata pencaharian di Desa

Genengduwur dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Jumlah penduduk di Desa Genengduwur menurut mata pencaharian

No Mata pencaharian Distribusi

Jumlah orang Prosentase (%) 1. 2.

3. 4. 5. 6.

7.

Petani Pedagang

PNS/TNI/POLRI Swasta Tukang Pensiunan

Jasa/Sosial

682 140

37 72 108

9

51

62,10 12,70

3,40 6,60 8,80 0,80

4,60 Jumlah 1.099 100,00

Sumber: Monografi Desa Genengduwur Tahun 2007

Dari tabel 6 dapat diketahui bawa sektor pertanian masih menjadi

tulang punggung di Desa Genengduwur, hal tersebut dapat dilihat bahwa

mata pencaharian penduduknya sebagian besar adalah petani yaitu

sebanyak 682 orang atau 62,1 persen. Besarnya jumlah penduduk yang

bermata pencaharian sebagai petani dipengaruhi oleh turun temurun

warisan orang tua, pendidikan yang rendah dan modal untuk usaha yang

lain kurang mampu.

4. Keadaan penduduk menurut pendidikan

Pendidikan merupakan suatu faktor yang memberikan pengaruh

besar pada pembangunan dan usaha peningkatan sumber daya manusia.

Karena dengan adanya pendidikan pola pikir masyarakat akan lebih maju

dan terarah sehingga akan mudah dalam menerima dan menerapkan

teknologi baru yang nant inya akan membawa perubahan ke suatu keadaan

yang lebih baik.

Keadaan penduduk Desa Genengduwur menurut pendidikan dapat

dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Jumlah penduduk Desa Genengduwur menurut pendidikan

No Tingkat pendidikan Distribusi

Jumlah orang Prosentase (% ) 1. 2.

3. 4. 5.

SD SLTP

SLTA Akadeni/Sederajar Perguruan Tinggi

283 23

85 12 0

70,20 5,70

21,10 3,00 0,00

Jumlah 403 100,00

Sumber: Monografi Desa Genengduwur Tahun 2007

Berdasarkan tabel 7 terlihat bahwa penduduk di Desa

Genengduwur yang tamat SD sebanyak 283 orang atau 70,2 persen. Dapat

dilihat bahwa penduduk di Desa Genengduwur sebagian besar tingkat

pendidikannya tergolong rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan

ekonomi yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan kejenjang yang

lebih tinggi. Selain itu dari keterangan beberapa anggota masyarakat dan

tokoh masyarakat kesadaran akan pentingnya pendidikan masih kurang di

Desa Genengduwur, pendapat anggota masyarakat dan tokoh masyarakat

tersebut meskipun pendidikannya tambah kejenjang yang lebih tinggi

misalnya SLTP atau SLTA mencari pekerjaan tetap sulit.

D. Keadaan Pertanian

Mata pencaharian mayoritas penduduk di Desa Genengduwur adalah

sebagai petani. Usahatani yang dilakukan di antaranya adalah budidaya

tanaman pangan yang meliputi padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar dan kacang

tanah. Secara rinci perkembangan luas panen kom oditas pertanian tanaman

pangan di Desa Genengduwur dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Keadaan tanaman pangan di Desa Genengduwur

No Tanaman pangan Luas tanam (Ha)

Luas Panen (Ha)

Rata-rata produksi (Ton/Ha)

1. 2.

3. 4. 5.

Padi Jagung

Ubi kayu Ubi jalar Kacang tanah

36 13

7 2 18

36 13

7 2 18

5,6 3,2

20,5 14,0

1,7

Sumber : Kondisi potensi Desa Genengduwur dalam angka tahun 2007

Berdasarkan tabel 8 tanaman di Desa Genengduwur yang meliputi

padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah dapat diketahui produksinya

termasuk rendah sampai sedang. Hal ini disebabkan tanahnya tidak subur,

teksturnya tidak halus, masih kasar. Tidak suburnya karena tanah litosol di

Desa Genengduwur merupakan tanah yang masih muda sehingga unsur-unsur

haranya belum banyak yang tersedia bagi tanaman (belum banyak larut).

Reaksi tanahnya alkalis sehingga unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah

relatif banyak seperti phospat sulit larut (mengendap) sehingga sulit diserap

oleh tanaman, disamping itu unsur-unsur yang lain yaitu besi (Fe), Seng (Zn),

Tembaga (Cu) dan Mangan (Mn). Kesuburan tanah yang rendah ini

disebabkan juga karena tanah di Desa Genengduwur topografinya miring

selalu terjadi erosi (Sumaryo, 1991).

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identitas Responden

Identitas responden dalam hal ini adalah identitas masyarakat desa

yang termasuk ke dalam anggota dan ketua kelompok tani. Identitas responden

ini dapat memberikan gambaran umum mengenai keadaan sosial ekonomi

anggota dan ketua kelompok tani. Ident itas responden meliputi umur,

pendidikan dan pekerjaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 9 :

Tabel 9. Distribusi responden menurut umur, pendidikan dan pekerjaan

No Identitas Distribusi

Jumlah Presentasi (%)

1 Umur (tahun) a. 35-46 b.47-59

c.60-72

16 40,00 19 47,50

5 12,50 2 Pendidikan

a. SD b. SMP c.SMA

32 80,00 6 15,00 2 5,00

3 Pekerjaan a. Petani b. Buruh/Tukang/Pemborong c. Pamong desa/Bayan

24 60,00 11 27,50 5 12,50

Sumber : Analisis data primer 2009

Dari tabel 9 dapat diketahui bahwa persentase responden menurut

umur jumlah terbanyak berada pada umur 47-59 tahun (47,5 persen). Tingkat

pendidikan responden jumlah terbesar berada pada tingkat pendidikan SD

yaitu sebanyak 32 orang (80 persen). Tingkat pendidikan SD terbanyak

dikarenakan sebagian besar hanya menamatkan pendidikannya pada Sekolah

Dasar (SD), hal ini dipengaruhi oleh keadaan ekonomi responden yang masih

rendah sehingga tidak mampu membiayai pendidikan ke tingkat yang lebih

tinggi. Untuk pekerjaan responden tertinggi berada pada jenis pekerjaan petani

dengan jumlah 24 orang (60 persen). Jenis pekerjaan petani dengan jumlah

dan persentase terbanyak dikarenakan turun temurun warisan orang tua,

pendidikan yang rendah dan modal untuk usaha yang lain kurang mampu.

B. Faktor-Faktor Penentu Pengembangan Partisipasi

Seperti yang telah dijelaskan dalam bab-bab sebelumnya bahwa

tumbuh berkembangnya suatu partisipasi ditentukan oleh tiga faktor penentu

yaitu : (1) kesempatan, (2) kemampuan dan (3) kemauan. Ketiga faktor

tersebut adalah penentu tercapainya suatu partisipasi masyarakat , dalam hal ini

adalah part isipasi masyarakat yang termasuk kedalam kelompok tani. Berikut

dijelaskan lebih rinci tentang tingkat faktor-faktor penentu partisipasi

masyarakat dalam GNRHL.

1. Kesempatan untuk berpartisipasi

Kesempatan dalam berpartisipasi adalah peluang yang dimiliki

anggota masyarakat dalam kegiatan program GNRHL. Dengan

menggunakan indikator berupa ketersediaan terhadap informasi yang

diperoleh yang meliputi : (a) pengertian GNRHL, (b) maksud dan tujuan

GNRHL, (c) kegiatan GNRHL, (d) sasaran GNRHL, (e) pemilihan lokasi

dan (f) persiapan lahan.

Indikator kedua yaitu kesempatan berupa ketersediaan sarana prasarana

yang diberikan yaitu berupa : (a) petunjuk lokasi, (b) gubug kerja dan

papan nama, (c) petunjuk pohon tegakan dan (d) biaya pengolahan.

Berikut jumlah dan persentase kesempatan yang dimiliki masyarakat dalam

kegiatan program GNRHL :

Tabel 10. Kesempatan responden dalam kegiatan program GNRHL

No Aspek kesempatan untuk berpartisipasi

Kategori Jumlah (orang)

%

1

Keseluruhan aspek kesempatan

untuk berpartisipasi Aspek ketersediaan informasi

yang diperoleh

Tinggi ( 13-15 )

Sedang ( 9-12 ) Rendah ( 5-8 ) Tinggi ( > 9 )

Sedang ( 6-8 ) Rendah ( 3-5 )

13

27 0 13

27 0

32,5

67,5 0,0

32,5

67,5 0,0

2 Aspek ketersediaan sarana dan prasarana

Tinggi ( > 6 ) Sedang ( 4-5 )

Rendah ( 2-3 )

13 27

0

32,5 67,5

0,0

Sumber : Analisis data primer 2009

Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui bahwa keseluruhan aspek

kesempatan untuk berpartisipasi pada kategori tinggi sejumlah 13

responden (32,5 persen responden), kategori sedang sejumlah 27 responden

(67,5 persen responden), dan kategori rendah sejumlah 0 responden (0,0

persen responden). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesempatan

untuk berpartisipasi pada kategori sedang. Hal ini berart i responden dalam

ketersediaan informasi dan sarana prasarana cukup dimana responden

mempunyai kesempatan untuk memperoleh informasi dan memanfaatkan

sarana prasarana.

Secara rinci kesempatan untuk berpart isipasi adalah sebagai berikut:

a. Ketersediaan informasi yang diperoleh

Tabel 10 menunjukan bahwa kesempatan terhadap ketersediaan

informasi yang diperoleh terbanyak berada pada kategori sedang (67,5

persen responden). Kesempatan responden yang berada pada kategori

sedang yang berarti kesempatan yang dimiliki responden cukup dimana

masyarakat memperoleh informasi 3-4 informasi mengenai GNRHL dari

semua informasi yang ada. Informasi yang diperoleh meliputi pengertian

GNRHL, maksud dan tujuan GNRHL, kegiatan GNRHL, sasaran

GNRHL, pemilihan lokasi dan persiapan lahan. Informasi yang

diperoleh berada pada kategori sedang dikarenakan sebagian kecil

responden memperoleh informasi tentang program GNRHL dari Dinas

Kehutanan dan Perkebunan, Dinas tersebut menyampaikan kepada PPL

(Penyuluh Pertanian Lapang) Kecamatan Gemolong kemudian PPL

Kecamatan Gemolong menginformasikan ke masyarakat dalam

kelompok tani.

b. Ketersediaan sarana dan prasarana

Tabel 10 menunjukan bahwa kesempatan dalam ketersediaan

sarana dan prasarana responden yang berada pada kategori sedang yang

berart i kesempatan yang dimiliki responden cukup dimana masyarakat

memanfaatkan sarana prasarana 2-3 dari semua sarana dan prasarana

yang ada. Sarana dan prasarana yang dimanfaatkan meliputi petunjuk

lokasi, gubug kerja dan papan nama, petunjuk pohon tegakan dan biaya

pengolahan. Sarana dan prasarana pada kategori sedang dikarenakan

sarana dan prasarana sebagian dialihkan untuk biaya pertemuan-

pertemuan anggota kelompok tani dalam membahas program GNRHL.

Biaya pengolahan yang seharusnya digunakan untuk pengolahan

tanaman hutan rakyat, disini para responden biaya pengolahan sebagian

dialihkan untuk biaya pertemuan-pertemuan anggota kelompok tani

dalam membahas program GNRHL.

2. Kem am puan untuk berpartisipasi

Kemampuan dalam berpartisipasi adalah kekuatan yang dimiliki

anggota masyarakat dalam kegiatan program GNRHL. Dengan

menggunakan indikator berupa kemampuan dalam melaksanakan kegiatan

berupa sering tidaknya masyarakat dalam memanfaatkan berupa : (1)

menghadiri pertemuan/kegiatan GNRHL, (2) menghadiri saat memperoleh

sarana dan prasarana, (3) menghadiri saat pemilihan lokasi, (4) menghadiri

saat persipan lahan. Tabel 11 menjelaskan jumlah dan persentase

kemampuan masyarakat dalam kegiatan program GNRHL :

Tabel 11. Kemampuan responden dalam kegiatan program GNRHL

No Aspek kemampuan untuk berpartisipasi

Kategori Jumlah (orang)

%

1

Kemampuan dalam melaksanakan kegiatan

Tinggi ( 13-15 ) Sedang ( 9-12 ) Rendah ( 5-8 )

16 20 4

40,0 50,0 10,0

Sumber : Analisis data primer 2009

Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui bahwa kemampuan untuk

berpartisipasi pada kategori tinggi sejumlah 16 responden (40,5 persen

responden), kategori sedang sejumlah 20 responden (50 persen responden),

dan kategori rendah sejumlah 4 responden (10 persen responden). Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan untuk berpart isipasi pada

kategori sedang. Kemampuan responden yang berada pada kategori sedang

yang berart i kemampuan cukup dimana dari kemampuan dalam

melaksanakan kegiatan yang ada responden menghadiri kegiatan walaupun

responden menghadiri kegiatan tersebut tergolong jarang. Keadaan ini

karena sebagian besar menganggap dirinya mampu, sehingga mereka aktif

melaksanakan kegiatan yang ada. Selain itu, adanya inisiatif sebagian besar

untuk mencari atau berusaha sendiri dengan mengikuti kegiatan berupa

keahlian sebatas usul dalam setiap kegiatan yang diikutinya.

3. Kem auan untuk berpartisipasi

Kemauan berpartisipasi adalah kesediaan anggota kelompok tani

untuk ikut serta dalam kegiatan program GNRHL. Dengan menggunakan

indikator motivasi mengikuti kegiatan serta sikap anggota kelompok tani

terhadap semua kegiatan berupa tanggapan dan penilaian terhadap kegiatan

program GNRHL. Kegiatan tersebut meliputi : (a) pertemuan / kegiatan

GNRHL meliputi kegiatan administrasi, pembuatan tanaman hutan rakyat,

pemeliharaan tanaman dan pengawasan dan pengendalian GNRHL, (b)

menghadiri pengadaan sarana prasarana, (c) pemilihan lokasi dan (d)

persiapan lahan.

Tabel 12 menjelaskan jumlah dan persentase kemauan masyarakat

dalam kegiatan program GNRHL :

Tabel 12. Kemauan responden dalam kegiatan program GNRHL

No Aspek kemauan untuk berpartisipasi

Kategori Jumlah (orang)

%

1

Keseluruhan aspek kemauan untuk berpartisipasi

Motivasi

Tinggi ( 19-24 ) Sedang ( 13-18 ) Rendah ( 8-12 )

Tinggi ( > 12 ) Sedang ( 8-11 ) Rendah ( 4-7 )

31 9 0

21 19 0

77,5 22,5 0,0

52,5 47,5 0,0

2 Sikap Tinggi ( >12 )

Sedang ( 8-11 ) Rendah ( 4-7 )

28

12 0

70,0

30,0 0,0

Sumber : Analisis data primer 2009

Berdasarkan tabel 12 dapat diketahui bahwa keseluruhan aspek

kemauan untuk berpartisipasi pada kategori tinggi sejumlah 31

responden (77,5 persen responden), kategori sedang sejumlah 9

responden (22,5 persen responden), dan kategori rendah sejumlah 0

responden (0,0 persen responden). Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa kemauan untuk berpartisipasi pada kategori tinggi. Hal ini

disebabkan karena responden mempunyai dorongan yang tinggi dari

dalam diri dan tindakan secara teknis (t indakan yang nyata) terhadap

kegiatan program GNRHL.

Secara rinci kemauan untuk berpart isipasi adalah sebagai berikut:

a. Motivasi

Tabel 12 diketahui bahwa kemauan dalam motivasi berada pada

kategori tinggi. Kemauan responden yang berada pada kategori tinggi

yang berarti kemauannya baik dimana masyarakat mengikuti kegiatan

karena kesadaran sendiri (motivasi sendiri) 52,5 persen responden. Itu

dikarenakan responden menganggap kegiatan-kegiatan tersebut

merupakan kewajiban dari para pengurus dan yang tergolong dalam

anggota kelompok tani yang mengikuti program GNRHL.

b. Sikap

Tabel 12 diketahui bahwa kemauan dalam sikap responden

berada pada kategori tinggi. Kemauan responden yang berada pada

kategori tinggi yang berart i setuju terhadap kegiatan dalam program

GNRHL 77,5 persen responden. Itu dikarenakan kepercayaan

masyarakat terhadap sistem hasil yang telah disepakati bersama dan

hasilnya yang tinggi. Hasil tersebut akan dijadikan modal bagi kegiatan

usaha taninya untuk meningkatkan pendapatan responden.

C. Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL)

Partisipasi masyarakat disini adalah part isipasi anggota kelompok tani

yaitu keikutsertaan anggota kelompok tani dalam kegiatan program GNRHL.

Pengukuran partisipasi dilihat dari partisipasi pada tahap perencanaan,

part isipasi pada tahap pelaksanaan, partisipasi pada tahap pemantauan dan

evaluasi dan part isipasi pada tahap pemanfaatan hasil. Berikut ini akan

dijelaskan tingkat partisipasi masyarakat yang menjadi responden pada

masing-masing tahapan partisipasi :

1. Partisipasi Tahap Perencanaan

Part isipasi pada tahap perencanaan adalah peran serta langsung

anggota kelompok tani dalam proses pengambilan keputusan terhadap

kegiatan. Part isipasi masyarakat dalam tahap perencanaan meliputi :

pemilihan lokasi, rancangan teknis, pemahaman terhadap tujuan program,

intensitas menghadiri rapat , peranan anggota kelom pok tani dalam rapat

serta intensitas mengajukan ide atau gagasan.

Tabel 13 menjelaskan tentang seberapa besar tingkat partisipasi

responden pada tahap perencanaan program GNRHL.

Tabel 13. Tingkat partisipasi responden pada tahap perencanaan dalam kegiatan program GNRHL

No Tingkat partisipasi dalam tahap perencanaan

Kategori Jumlah (orang)

%

1

Keseluruhan tingkat partisipasi dalam tahap perencanaan Pemilihan lokasi

Tinggi ( 20-24 ) Sedang ( 14-19 ) Rendah ( 8-13 ) Tinggi ( 5- 6 ) Sedang ( 3-4 ) Rendah ( 2 )

6 20

14 4 9 27

10,0 50,0 40,0 10,0 12,5 77,5

2 Rancangan teknik Tinggi ( 3 )

Sedang ( 2 ) Rendah ( 1 )

7

0 33

17,5

0,0 82,5

3 Pemahaman terhadap tujuan Tinggi (5-6 ) Sedang ( 3-4 ) Rendah ( 2 )

31 9 0

77,5 22,5

0,0 4 Intensitas menghadiri rapat Tinggi ( 3 )

Sedang ( 2 ) Rendah ( 1 )

29

8 3

72,5

20,0 7,5

5 Peranan anggota dalam rapat Tinggi ( 3 ) Sedang ( 2 ) Rendah ( 1 )

6 22 12

15,0 55,0 30,0

6 Intensitas mengajukan ide/gagasan

Tinggi ( 3 ) Sedang ( 2 ) Rendah ( 1 )

10 21 9

25,0 52,5 22,5

Sumber : Analisis data primer 2009

Berdasarkan tabel 13 dapat diketahui bahwa keseluruhan tingkat

part isipasi dalam tahap perencanaan pada kategori tinggi sejumlah 6

responden (10 persen responden), kategori sedang sejumlah 20 responden

(50 persen responden), dan kategori rendah sejumlah 14 responden (40

persen responden). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat

part isipasi dalam tahap perencanaan pada kategori sedang. Hal ini

disebabkan karena keikutsertaan responden pada kegiatan-kegiatan

perencanaan belum sepenuhnya. Responden menganggap kegiatan-kegiatan

pada tahap perencanaan merupakan urusan orang-orang yang lebih

mengert i, dalam hal ini ketua kelompok tani yang menjadi perwakilan

mereka.

Secara rinci tingkat part isipasi dalam tahap perencanaan adalah

sebagai berikut :

a. Pemilihan lokasi

Menurut standar prosedur GNRHL Departemen Kehutanan

pemilihan lokasi adalah dipilih pada lahan milik rakyat yang kurang

produktif dengan tingkat pendapatan rendah. Dari tabel 13 pemilihan

lokasi dapat dilihat bahwa jumlah terbanyak ada pada kategori rendah

(77,5 persen responden). Keadaan ini dikarenakan tidak dilibatkannya

responden pada kegiatan pemilihan lokasi. Dari ketentuan program

GNRHL para masyarakat dalam pemilihan lokasi masyarakat dilibatkan

tetapi dalam pelaksanaan dilapang kenyataannya masyarakat tidak

dilibatkan, tidak dilibatkan karena responden pada pertemuan awal

sudah mengusulkan bahwa kegiatan pemilihan lokasi tidak dilibatkan

saja, responden menganggap kegiatan pemilihan lokasi pada tahap

perencanaan merupakan urusan orang-orang yang lebih mengert i, dalam

hal ini ketua kelompok tani yang menjadi perwakilan m ereka dan ketua

kelompok tani yang dilibatkan dalam pemilihan lokasi serta dibantu

oleh tokoh masyarakat seperti RT.

b. Rancangan teknis

Rancangan teknis adalah desain lapangan atau pola kegiatan

teknis rinci dari setiap kegiatan yang meliputi keadaan umum lokasi,

kebutuhan bibit, sarana/prasarana, teknis penanaman, pola tanam,

kebutuhan tenaga kerja dan biaya. Keadaan umum lokasi merupakan

lahan yang tidak subur, kemiringannya sedang sampai tinggi atau

topografinya miring samapi berbukit-bukit . Kebutuhan bibit

disesuaikan dengan agroklimat, kehendak masyarakat dan aspek pasar,

dari kesesuaian tersebut dipilih bibit jati dengan kebutuhan bibit 11.000

batang (ditanam 10.000 batang dan sulam 1.000 batang).

Sarana/prasarana meliputi petunjuk lokasi, gubug kerja dan papan

nama, petunjuk pohon tegakan dan biaya pengolahan. Teknis

penanaman meliputi bibit dimasukan dalam tanah (lubang tanaman)

sedalam leher akar, ujung akar tunggang supaya tetap lurus,

tanahsekitar batang harus dipadatkan, akar cabang diusahakan

kesamping dan permukaan tanah harus rata atau agak cembung supaya

tidak tergenang. Pola tanam yang akan dilaksanakan pada kegiatan ini

adalah pola tumpang sari yaitu kombinasi tanaman kayu-kayuan (jati)

dengan tanaman pertanian (semusim). Selanjutnya untuk pelaksanaan

program kebutuhan tenaga kerja dilakukan responden itu sendiri, sarana

produktif yang berupa anjir, bibit, pupuk, obat fungisida dan insekt isida

dari dana bantuan pemerintah. Sedangkan biaya tenaga sepert i

pembuatan lubang, penanaman, pengobatan, pemeliharaan oleh

responden itu sendiri.

Dari tabel 13 rancangan teknis dapat dilihat bahwa jumlah

terbanyak ada pada kategori rendah yaitu 82,5 persen. Keadaan ini

dikarenakan dari ketentuan program rancangan teknis disusun oleh

aparat dinas kehutanan dan disahkan oleh Kepala Dinas Kehutanan.

Maka rancangan teknis dilaksanakan sesuai dengan ketentuan program,

selain itu juga dibantu oleh ketua kelompok tani, sekretaris, bendahara

dan tokoh masyarakat seperti RT.

c. Pemahaman terhadap tujuan program

Pemahaman terhadap tujuan program adalah pengetahuan pada

diri anggota kelompok tani GNRHL untuk menyebutkan tujuan

program GNRHL. Tujuan program GNRHL meliputi terwujudnya

tanaman hutan rakyat sebagai upaya rehabilitasi, memulihkan dan

mempertahankan fungsi-fungsi hutan dan lahan secara terkoordinasi,

meningkatkan produkt ifitas lahan dengan berbagai hasil tanaman hutan

rakyat berupa kayu-kayuan dan non kayu, memberikan peluang

kesempatan kerja dan kesempatan masyarakat sehingga dapat

meningkatkan pendapatan masyarakat, serta meningkatkan kualitas

lingkungan melalui percepatan rehabilitasi dan konservasi tanah. Dari

tabel 13 terlihat bahwa pemahaman terhadap tujuan program GNRHL

dalam kategori tinggi yaitu 77,5 persen. Ini berarti bahwa sebagian

besar responden memiliki pengetahuan, tanggapan dan kecenderungan

bert indak yang dapat menyebutkan 4-5 tujuan program yang ada.

d. Intensitas menghadiri rapat

Intensitas menghadiri rapat disini adalah banyaknya responden

yang mengikuti rapat pada tahap perencanaan. Rapat yang diadakan

meliputi penjelasan program GNRHL, perencanaan penentuan lokasi,

pelaksanaan program, dan rapat rutin 35 hari sekali yang membahas

mengenai laporan dari anggota kelompok tani tentang keadaan tanaman

(mat i, pertumbuhan tidak subur dan subur), cara-cara mengatasi hal

tersebut dan arisan.

Dari tabel 13 intensitas menghadiri rapat dapat dilihat bahwa

jumlah terbanyak ada pada kategori tinggi (72,5 persen responden).

Keadaan ini dikarenakan keikutsertaan responden pada intensitas

menghadiri rapat merupakan kewajiban dan kesadaran sendiri yang

tergolong dalam anggota kelompok tani yang mengikuti program

GNRHL, yaitu menghadiri rapat sebanyak 10 kali dalam satu tahun.

e. Peranan anggota kelompok tani dalam rapat

Dari tabel 13 mengenai peranan anggota kelompok tani dalam

rapat dapat dilihat bahwa jumlah terbanyak ada pada kategori sedang

(55 persen responden). Keadaan ini dikarenakan responden berperan

aktif untuk mengajukan beberapa usul dan saran, responden

mengajukan beberapa usul dan saran karena mereka menganggap

peranan terhadap urusan rapat sepert i itu untuk orang-orang yang lebih

mengert i, dalam hal ini ketua kelompok tani yang menjadi pemim pin

rapat mereka.

f. Intensitas mengajukan ide atau gagasan

Intensitas mengajukan ide atau gagasan adalah berupa sering

tidaknya anggota kelompok tani dalam mengajukan ide atau

gagasannya. Dilihat dari tabel 13 intensitas mengajukan ide atau

gagasan pada kategori sedang (52,5 persen responden), dalam kategori

sedang hal ini disebabkan yang mengajukan ide atau gagasan adalah

orang-orang yang lebih mengerti dan yang mampu terhadap kegiatan

program GNRHL tersebut. Ide atau gagasan responden meliputi

sebagian responden mempunyai ide atau gagasan untuk memperbaiki

gubug yang ambruk. Tetapi dalam kasus yang berbeda yaitu pada

tanaman jati yang mati, responden mempunyai ide atau gagasan untuk

mengajukan penyulaman ke Dinas Kehutanan dan Perkebunan.

2. Partisipasi Tahap Pelaksanaan

Part isipasi pada tahap pelaksanaan adalah part isipasi anggota

kelompok tani dalam melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan.

Tingkat partisipasi ini dapat dilihat dari : keakt ifan dalam mengikuti

kegiatan persiapan lahan, pemilihan jenis tanaman, komposisi tanaman,

kegiatan penanaman, waktu pemeliharaan yang baik, pemupukan dan

penyulaman. Berikut akan dijelaskan tentang jumlah dan persentase tingkat

part isipasi masyarakat pada tahap pelaksanaan pada tabel 14.

Tabel 14. Tingkat partisipasi responden pada tahap pelaksanaan dalam kegiatan program GNRHL

No Tingkat partisipasi dalam tahap

pelaksanaan

Kategori Jumlah

(orang)

%

1

Keseluruhan tingkat partisipasi dalam tahap perencanaan Keaktifan dalam persiapan lahan

Tinggi ( 27-33 ) Sedang ( 19-26 ) Rendah ( 11-18 ) Tinggi ( 5- 6 )

Sedang ( 3-4 ) Rendah ( 2 )

20 17 3 24

14 2

50,0 42,5

7,5 60,0

35,0 5,0

2 Pemilihan jenis tanaman Tinggi ( 3 ) Sedang ( 2 ) Rendah ( 1 )

37 3 0

92,5 7,5 0,0

3 Komposisi jenis tanaman Tinggi ( 3 )

Sedang ( 2 ) Rendah ( 1 )

29

8 3

72,5

20,0 7,5

4 Penanaman Tinggi ( 5- 6 ) Sedang ( 3-4 ) Rendah ( 2 )

20 20 0

50,0 50,0

0,0 5 Waktu pemeliharaan yang baik Tinggi ( 3 )

Sedang ( 2 ) Rendah ( 1 )

20 17 3

50,0 42,5

7,5

6 Pemupukan Tinggi ( 5- 6 ) Sedang ( 3-4 ) Rendah ( 2 )

19 18 3

47,5 45,0

7,5 7 Penyulaman Tinggi ( 5-6 )

Sedang ( 3-4 ) Rendah ( 2 )

17 20 3

42,5 50,0

7,5

Sumber : Analisis data primer 2009

Berdasarkan tabel 14 dapat diketahui bahwa keseluruhan tingkat

part isipasi dalam tahap pelaksanaan pada kategori tinggi sejumlah 20

responden (50 persen responden), kategori sedang sejumlah 17 responden

(42,5 persen responden), dan kategori rendah sejumlah 3 responden (7,5

persen responden). Hal ini berart i dapat disimpulkan bahwa tingkat

part isipasi dalam tahap pelaksanaan pada kategori tinggi. Partisipasi dalam

tahap pelaksanaan pada kategori tinggi disebabkan karena dari kegiatan

yang ada hampir sepenuhnya dilaksanakan oleh responden.

Secara rinci tingkat part isipasi dalam tahap pelaksanaan adalah

sebagai berikut :

a. Keaktifan dalam mengikuti kegiatan persiapan lahan

Berdasarkan tabel 14 dapat diketahui tingkat partisipasi

pelaksanaan responden pada kegiatan persiapan lahan sebagian besar 60

persen dalam kategori tinggi. Hal ini berart i tingkat partisipasi

responden pada kegiatan persiapan lahan ada pada kategori tinggi.

Part isipasi terbesar pada tahap ini berada pada kategori tinggi karena

kegiatan persiapan lahan dilakukan semua yaitu kegiatannya meliputi

yang pertama pengukuran petak, yang kedua pembersihan lapangan dan

pembuatan larikan kemudian yang ketiga pembuatan sarana dan

prasarana pendukung. Selanjutnya selain kegiatan persiapan lahan

tersebut mereka juga melakukan kegiatan lain meliputi pemancangan

ajir, pembuatan piringan tanaman dan pembuatan lubang tanaman.

Kegiatan persiapan lahan perlu diikuti atau dilakukan karena agar

pelaksanaannya berhasil dengan baik sesuai dengan tujuan program

yaitu kelestarian sumber daya alam yang bisa meningkatkan

kesuburannya, pertumbuhan tanaman-tanaman yang akan diusahakan

menjadi baik sehingga dapat diharapkan hasil tanamannya dan

pendapatan warga masyarakat pelaksana program meningkat.

b. Pemilihan jenis tanaman

Pemilihan jenis tanaman adalah tersedianya jenis tanaman yang

dipilih untuk hutan rakyat dengan kehendak masyarakat, kesesuaian

agroklimat dan aspek pasar. Berdasarkan tabel 14 dapat diketahui

tingkat partisipasi pelaksanaan responden pada pemilihan jenis

tanaman dengan persentase 92,5 persen. Partisipasi terbesar pada tahap

ini berada pada kategori tinggi karena kegiatan pemilihan jenis tanaman

pada standar Dinas Kehutanan dan Perkebunan yang telah ditentukan

dan disediakan yaitu jenis tanaman yang terpilih untuk hutan rakyat,

jenis tanamannya adalah tanaman jati dan mahoni. Jenis tanaman yang

dipilih sesuai dengan kehendak masyarakat, kesesuaian agroklimat dan

aspek pasar adalah tanaman jati, karena harga tanaman jati 4 kali lipat

dari tanaman mahoni.

c. Komposisi tanaman

Komposisi tanaman adalah tersedianya bibit hutan rakyat yang

siap tanam dengan komposisi jenis tanaman terdiri dari tanaman kayu-

kayuan dan jenis tanaman Multi Purpose Trees Spesies (MPTS) dengan

perbandingan 70% : 30%. Berdasarkan tabel 14 dapat diketahui tingkat

part isipasi pelaksanaan responden pada komposisi tanaman dengan

persentase 72,5 persen. Partisipasi terbesar pada tahap ini berada pada

kategori tinggi karena tersedianya bibit hutan rakyat yang siap tanam

70% dan reponden menanami tanaman MPTS dengan 30% yaitu

tanaman MPTS yang terdiri dari jagung, kacang tanah dan ubi kayu

yang dapat diambil buah, bunga, kulit dan daunnya.

d. Kegiatan penanaman

Penanaman adalah penanaman tanaman utama yaitu tanaman

jati oleh masyarakat pemilik lahan dengan menggunakan tahap

penanaman. Tahap penanaman meliputi :

1. Siapkan lubang tanam sekurang-kurangnya 1 minggu sebelum bibit

ditanam.

2. Setelah diseleksi bibit diangkut dengan prinsip cepat, cermat dan

tepat.

3. Sobek plastik sebelum ditanam, sobekan plastik tempatkan pada

ujung anjir.

4. Masukan bibit pada lubang tanam

5. Tutup tanah disekitar lubang dan sedikit ditekan agar tidak goyang.

6. Ikatkan tanaman pada anjir apabila batang pohon terlihat

miring/roboh.

7. Siram secukupnya apabila kondisi tanah kurang lembab.

Dari tabel 14 dapat diketahui bahwa partisipasi responden

terhadap kegiatan pelaksanaan penanaman dalam persentase yang sama

yaitu tinggi dan sedang masing-masing 50 persen. Hal ini berart i 20

responden menggunakan tahap penanaman sebagian dan urut

sedangkan 20 responden lagi dilakukan secara keseluruhan, urut dan

sesuai petunjuk PPL. Hal ini karena menurut responden walau

menggunakan tahap penanaman sebagian dan urut hasil

perkembangannya hampir sama dengan tahap yang dilakukan secara

keseluruhan, urut dan sesuai petunjuk PPL . Selain itu, 20 responden

yang menggunakan tahap penanaman sebagian dan urut tidak

menggunakan tahap penanaman secara keseluruhan, urut dan sesuai

petunjuk PPL karena sebagian waktu responden digunakan untuk kerja

di luar usaha tani misalnya kerja di bangunan. Tahap penanaman yang

dilakukan sebagian dan urut dapat mengakibatkan hasil program

GNRHL kurang baik, misalnya kesuburan tanaman kurang, kecepatan

pertumbuhan pertanaman lambat dan mutu hasilnya kurang

memuaskan.

e. Waktu pemeliharaan yang baik

Waktu pemeliharaan yang baik dilakukan pada pemeliharaan

tahun berjalan, pemeliharaan tahun pertama dan kedua dengan cara

melakukan penyulaman, penyiangan, pendangiran, pemupukan serta

melakukan pemberantasan hama penyakit . Dari tabel 14 dalam

pemeliharaan tanaman yang baik dapat dilihat bahwa jumlah terbanyak

ada pada kategori tinggi (yang melakukan pemeliharaan pada tahun

berjalan, tahun pertama dan tahun kedua) dengan 50 persen responden.

Keadaan ini dikarenakan responden menyatakan bahwa pemeliharaan

itu perlu dilakukan oleh mereka peserta program GNRHL, karena tanpa

pemeliharaan akan sia-sia apa yang telah dilakukan sebelumnya.

f. Pemupukan

Pemupukan dilakukan pada sekeliling tanaman dengan jenis

pupuk dan dosis sesuai dengan kebutuhan, pemupukan juga dilakukan

apabila terdapat pertumbuhan tanaman kurang baik, dengan dosis dan

jenis pupuk disesuaikan dengan kebutuhan/kondisi lahan. Dari tabel 14

dalam pemupukan dapat dilihat bahwa jumlah terbanyak ada pada

kategori tinggi (47,5 persen responden). Keadaan ini dikarenakan

responden melakukan pemupukan sesuai dengan prosedur yaitu

dilakukan pemupukan apabila terdapat tanaman yang kurang baik,

dengan dosis dan jenis pupuk disesuaikan dengan kebutuhan/kondisi

lahan. Selain dengan prosedur itu responden yakin pemupukan tersebut

akan memberikan hasil yang baik. Pemupukan menggunakan pupuk

bokasi dengan dosis 700 kg/ha dan pupuk majemuk dengan dosis 12

kg/ha. Pemupukan pada tanaman ini dilakukan pada saat awal tanam

pada bulan November dan pada akhir musim penghujan (2x/tahun) pada

bulan Maret . Pemupukan terbanyak ada pada kategori tinggi (47,5

persen responden), dapat dilihat pemupukan terbanyak kurang dari 50

persen responden, berart i yang lainnya kurang baik dikarenakan

sebagian pupuk yang seharusnya digunakan untuk tanaman jati

digunakan untuk tanaman semusim dibawah tegakan tanaman jati,

misalnya digunakan tanaman kacang tanah, jagung dan ubi kayu.

g. Penyulaman

Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang mati, tanaman

yang kurang baik atau tanaman yang tidak dikehendaki dilaksanakan

pada saat puncak musim penghujan dengan bibit yang berkualitas. Dari

tabel 14 dalam penyulaman dapat dilihat bahwa jumlah terbanyak ada

pada kategori sedang (50 persen responden). Keadaan ini dikarenakan

responden melakukan penyulaman terhadap tanaman yang mati saja.

Pemberian penyulaman yang seharusnya digunakan untuk tanaman

yang kurang baik atau tanaman yang tidak dikehendaki dipergunakan

untuk menanami di lahan yang berbeda, memperluas lahan penanaman

lagi.

3. Partisipasi Tahap Pem antauan dan Evaluasi

Part isipasi tahap pemantauan dan evaluasi adalah partisipasi

anggota kelompok tani pada tahap penilaian kegiatan program GNRHL

yang diukur berdasarkan jawaban pertanyaan yang diberikan kepada

responden. Pada tahap pemantauan dan evaluasi masyarakat melakukan

penilaian dengan cara: ikut terlibat dalam penilaian, memberikan kritikan

terhadap pelaksanaan kegiatan, dan memberikan saran terhadap kegiatan

yang telah dilaksanakan. Masukan berupa saran dan kritikan yang diberikan

responden terhadap pelaksanaan kegiatan bertujuan untuk perbaikan

pelaksanaan kegiatan yang selanjutnya.

Tabel 15. Tingkat part isipasi responden pada tahap pemantauan dan evaluasi dalam kegiatan program GNRHL

No Tingkat partisipasi dalam tahap pemantauan dan evaluasi

Kategori Jumlah

(orang)

%

1

Keseluruhan tingkat partisipasi dalam tahap pemantauan dan

evaluasi Keterlibatan dalam penilaian

Tinggi ( >12 ) Sedang ( 8-11 )

Rendah ( 4-7 ) Tinggi ( 3 ) Sedang ( 2 ) Rendah ( 1 )

7 30

3 7 27 6

17,5 75,0

7,5 17,5 67,5 15,0

2 Penilaian manfaat Tinggi ( 3 ) Sedang ( 2 ) Rendah ( 1 )

36 4 0

90,0 10,0 0,0

3 Peranan dalam penilaian Tinggi ( 3 ) Sedang ( 2 ) Rendah ( 1 )

12 23 5

30,0 57,5 12,5

4 Ditanggapi atau tidaknya keluhan anggota

Tinggi ( 3 ) Sedang ( 2 ) Rendah ( 1 )

37 0 3

92,5 0,0 7,5

Sumber : Analisis data primer 2009

Berdasarkan tabel 15 dapat diketahui bahwa keseluruhan tingkat

part isipasi dalam tahap pemantauan dan evaluasi pada kategori tinggi

sejumlah 7 responden (17,5 persen responden), kategori sedang sejumlah

30 responden (75 persen responden), dan kategori rendah sejumlah 3

responden (7,5 persen responden). Hal ini berart i dapat disimpulkan bahwa

tingkat partisipasi dalam tahap pelaksanaan pada kategori sedang.

Part isipasi dalam tahap pemantauan dan evaluasi pada kategori sedang

disebabkan karena keterlibatan dan peranan dalam penilaian responden

kurang dilibatkan untuk memberi masukan-masukan, responden

memberikan masukan dan membahas tentang kegiatan yang telah

dilaksanakan hanya dengan teman-teman kelompok saja.

Secara rinci tingkat part isipasi dalam tahap pemantauan dan

evaluasi adalah sebagai berikut :

a. Keterlibatan dalam penilaian

Dari tabel 15 dapat dilihat partisipasi pada tahap pemantauan

dan evaluasi dalam keterlibatan dalam penilaian terbanyak berada pada

kategori sedang (67,5 persen responden). Pada tahap ini t ingkat

part isipasi terbesar ada pada kategori sedang, hal ini

dikarenakan responden hanya kadang-kadang dilibatkan dalam

penilaian yaitu responden dalam kategori anggota kelompok tani, sebab

yang selalu dilibatkan dalam penilaian terhadap hasil pelaksanaan

GNRHL pada persiapan lahan, pemilihan jenis tanaman, penanaman

dan pemeliharaan adalah ketua kelompok tani yang lebih menguasai.

b. Penilaian manfaat

Dari tabel 15 dapat dilihat part isipasi pada tahap pemantauan

dan evaluasi dalam penilaian manfaat terbanyak berada pada kategori

tinggi (90 persen responden). Pada tahap ini tingkat part isipasi terbesar

ada pada kategori tinggi, hal ini dikarenakan responden menilai

terhadap kegiatan program GNRHL pada kegiatan administrasi,

pembuatan tanaman hutan rakyat, pemeliharaan, pengawasan dan

pengendalian GNRHL cukup bermanfaat. Penilaian responden pada

kegiatan administrasi program GNRHL berhasil baik, merata kena

sasaran serta agar pelaksanaannya sesuai dengan rencana dan memberi

kemudahan dalam lapang. Pada pembuatan tanaman hutan rakyat

penilaian responden adalah hasil tanaman hutan rakyat mempunyai

prospek pendapatan yang tinggi dan dapat mencegah kerusakan lahan

sehingga tanah menjadi lebih baik. Responden menilai adanya

pemeliharaan akan mempercepat pertumbuhan, pertumbuhan cepat

akan diikuti dengan tanaman cepat besar sehingga nilai jualnya tinggi.

Selanjutnya adanya pengawasan dan pengendalian GNRHL akan bisa

segera diatasi apabila ada masalah dalam program sepert i ada hama,

penyakit , pertumbuhan tanaman lambat dan gulma. Pengawasan dan

pengendalian GNRHL dilakukan oleh Dinas Kehutanan dan

Perkebunan, PPL dan dibantu oleh ketua kelompok tani.

c. Peranan dalam penilaian

Dari tabel 15 dapat dilihat part isipasi pada tahap pemantauan

dan evaluasi dalam peranan dalam penilaian kegiatan program GNRHL

terbanyak berada pada kategori sedang (57,5 persen responden). Pada

tahap ini tingkat part isipasi terbesar ada pada kategori sedang, hal ini

dikarenakan apabila responden merasakan dalam kegiatan ini kurang

memuaskan mereka memberikan masukan dan membahas tentang

kegiatan yang telah dilaksanakan hanya dengan teman-teman kelompok

saja, kemudian ketua kelompok tani akan menampung masuk-masukan

anggotanya dan memberikan masukan pada Dinas Kehutan dan

Perkebunan baik dalam rapat resmi maupun secara informal.

d. Ditanggapi atau tidaknya keluhan anggota

Dari tabel 15 dapat dilihat part isipasi pada tahap pemantauan

dan evaluasi dalam penilaian manfaat terbanyak berada pada kategori

tinggi (92,5 persen responden). Pada tahap ini tingkat partisipasi

terbesar ada pada kategori tinggi, hal ini dikarenakan masukan yang

disampaikan ketua kelompok tani langsung dan selalu ditanggapi oleh

Dinas Kehutan dan Perkebunan, sepert i laporan tentang gubug yang

ambruk dan dapat penyulaman apabila terdapat tanaman yang mati.

4. Partisipasi Tahap Pem anfaatan Hasil

Part isipasi pada tahap pemanfaatan hasil adalah part isipasi anggota

kelompok tani dalam pemanfaatan hasil pada pemanenan dibawah tegakan

tanaman jati. Partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil yaitu keaktifan atau

keterlibatan responden dalam pemanfaatan hasil pada pemanenan dibawah

tegakan tanaman jati. Selain dilihat dari sejauh mana keakt ifan responden

tetapi dilihat juga dari manfaat yang dirasakan anggota kelompok tani

dilihat dari aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Pada tabel 16 dijelaskan

tentang jumlah dan persentase tingkat part isipasi responden pada tahap

pemanfaatan hasil.

Tabel 16. Tingkat partisipasi responden pada tahap pemanfaatan hasil dalam kegiatan program GNRHL

No Tingkat partisipasi dalam tahap

pemanfaatan hasil

Kategori Jumlah

(orang)

%

1

Keseluruhan tingkat partisipasi dalam tahap pemanfaatan hasil

Keaktifan dalam pemanenan dibawah tegakan jati

Tinggi ( 16-18 ) Sedang ( 11-15 )

Rendah ( 6-10 ) Tinggi ( 7-9 ) Sedang ( 4-6 ) Rendah ( 3 )

29 8

3 31 6 3

72.5 20

7.5 77,5 15,0 7,5

2 Manfaat aspek ekonomi Tinggi ( 3 ) Sedang ( 2 ) Rendah ( 1 )

18 19 3

45,0 47,5 7,5

3 Manfaat aspek sosial Tinggi ( 3 ) Sedang ( 2 ) Rendah ( 1 )

33 5 2

82,5 12,5 5,0

4 Manfaat aspek lingkungan Tinggi ( 3 ) Sedang ( 2 ) Rendah ( 1 )

35 3 2

87,5 7,5 5,0

Sumber : Analisis data primer 2009

Berdasarkan tabel 16 dapat diketahui bahwa keseluruhan tingkat

part isipasi dalam tahap pemanfaatan hasil pada kategori tinggi sejumlah 29

responden (72,5 persen responden), kategori sedang sejumlah 8 responden

(20 persen responden), dan kategori rendah sejumlah 3 responden (7,5

persen responden). Hal ini berart i dapat disimpulkan bahwa tingkat

part isipasi dalam tahap pemanfaatan hasil pada kategori tinggi. Partisipasi

dalam tahap pemanfaatan hasil pada kategori tinggi disebabkan karena

keakt ifan dan manfaat yang dirasakan responden sudah cukup optimal,

dapat dilihat pada manfaat aspek sosial dan aspek lingkungan yang tinggi.

Secara rinci tingkat part isipasi dalam tahap pemanfaatan hasil

adalah sebagai berikut :

a. Keaktifan dalam pemanenan dibawah tegakan tanaman jati

Dari tabel 16 dapat diketahui tingkat part isipasi pada tahap

pemanfaatan hasil dalam keakt ifan pemanenan dibawah tegakan

tanaman jati paling banyak berada pada kategori tinggi dengan

persentase 77,5 persen. Partisipasi pada tahap ini paling tinggi ada pada

kategori tinggi dikarenakan keakt ifan pada pemanenan hasil dibawah

tegakan tanaman jati yang diraskan responden sudah optimal.

Responden menanami tanaman dibawah tegakan kebanyakan menanami

jagung, kacang tanah dan ubi kayu. Selanjutnya pada pergiliran musim

berikutnya responden tetap menanami tanaman jagung maupun kacang

tanah.

b. Manfaat aspek ekonomi

Dari tabel 16 dapat diketahui tingkat part isipasi pada tahap

pemanfaatan hasil pada aspek ekonomi paling banyak berada pada

kategori sedang dengan persentase 47,5 persen. Partisipasi pada tahap

ini paling tinggi ada pada kategori sedang dikarenakan dilihat dari

manfaat kegiatan program GNRHL yang dirasakan responden pada

aspek ekonomi belum begitu maksimal. Menurut mereka melakukan

kegiatan pertanian yaitu tumpang sari dibawah tegakan tanaman jati

kurang bisa membantu dan meningkatkan pendapatan untuk mencukupi

kebutuhan sehari-hari karena hasilnya sebagian besar untuk konsumsi

sendiri. Sedangkan hasil tanaman utama yaitu tanaman jati dapat

dirasakan masih lama antara 10 tahun dan 20 tahun kemudian tetapi

mereka tetap optimis karena meraka tahu bahwa hasil dari tanaman jati

sangat tinggi dan akan dapat mencukupi kebutuhan kelak.

c. Manfaat aspek sosial

Dari tabel 16 dapat diketahui tingkat part isipasi pada tahap

pemanfaatan hasil pada aspek sosial paling banyak berada pada kategori

tinggi dengan persentase 82,5 persen. Partisipasi pada tahap ini paling

tinggi ada pada kategori tinggi dikarenakan dilihat dari manfaat

kegiatan program GNRHL yang dirasakan responden pada aspek sosial

bisa membantu menyediakan lapangan kerja bagi mereka yaitu bertani

untuk mengisi waktu luang atau hanya sebagai pekerjaan sambilan dan

dulu tanahnya tidak di garap atau tidak digunakan sekarang digunakan

untuk tanaman musiman yaitu dalam satu tahun dua kali tanam.

d. Manfaat aspek lingkungan

Dari tabel 16 dapat diketahui tingkat part isipasi pada tahap

pemanfaatan hasil pada aspek lingkungan paling banyak berada pada

kategori tinggi dengan persentase 87,5 persen. Partisipasi pada tahap ini

paling tinggi ada pada kategori tinggi dikarenakan dilihat dari manfaat

kegiatan program GNRHL yang dirasakan responden pada aspek

lingkungan bisa membantu upaya pengelolaan hutan rakyat yang lestari

di wilayah desa Genengduwur yaitu dapat menahan erosi, tanaman jati

bisa menutup lahan dan meningkatkan peresapan air kebawah.

D. Hubungan Kesempatan, Kem am puan dan Kemauan dengan Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Program GNRHL

Hubungan kesempatan, kemampuan dan kemauan dengan tingkat

part isipasi masyarakat dalam program GNRHL dapat diketahui dengan

menggunakan iji korelasi Rank Sperman. Pada penelitian ini uji signifikansi

terhadap nilai rs menggunakan uji t pada taraf kepercayaan 95 persen atau

dengan α = 0,05.

1. Hubungan Antara Kesempatan, Kemampuan dan Kemauan (X) dengan Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Tahap Perencanaan (Y1) dalam Program GNRHL

Faktor penentu pengembangan partisipasi terdiri dari kesempatan,

kemampuan dan kemauan masyarakat dalam program GNRHL. Faktor-

faktor penentu tersebut akan mempengaruhi tingkat partisipasi pada tahap

perencanaan yaitu dilihat dari peran serta langsung masyarakat dalam

proses pengambilan keputusan terhadap kegiatan.

Pada tabel 17 dijelaskan tentang hubungan kesempatan,

kemampuan dan kemauan (X) dengan tingkat part isipasi masyarakat pada

tahap perencanaan (Y1) dalam program GNRHL.

Tabel 17. Hubungan antara kesempatan, kemampuan dan kemauan (X) dengan tingkat partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan (Y1) dalam program GNRHL

No Faktor Penentu Pengembangan

Partisipasi Tahap Perencanaan

α Kesimpulan

Partisipasi (X) rs t hitung t tabel 1

2 3

Kesempatan

Kemampuan Kemauan

0,717*

0,081* 0,730*

6,339

8,252 6,585

2,021

2,021 2,021

0,05

0,05 0,05

S

S S

Sumber : Analisis data primer 2009 Keterangan : S = Signifikan (*)

Berdasarkan tabel 17 dapat diketahui bahwa faktor penentu

pengembangan partisipasi yaitu kesempatan, kemampuan dan kemauan

berhubungan nyata atau signifikan terhadap tingkat part isipasi masyarakat

pada tahap perencanaan dengan taraf kepercacayaan 95 persen.

Hubungan antara kesempatan dengan partisipasi masyarakat pada

tahap perencanaan diketahui bahwa nilai rs 0,717 dengan t hitung 6,339

lebih besar dari pada t tabel 2,021. Hal tersebut menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara kesempatan masyarakat dengan

tingkat part isipasi masyarakat pada tahap perencanaan dengan arah yang

positif. Hasil yang signifikan tersebut menunjukkan bahwa kesempatan

masyarakat yang dimiliki masyarakat untuk berperan akt if dalam setiap

kegiatan memiliki hubungan yang nyata terhadap tingkat partisipasi

masyarakat pada tahap perencanaan. Kesempatan masyarakat dalam

tingkat part isipasi pada tahap perencanaan yang dimiliki berupa informasi

yang diperoleh dan pemanfaatan sarana prasarana.

Hubungan antara kemampuan dengan partisipasi masyarakat pada

tahap perencanaan diketahui bahwa nilai rs 0,081 dengan t hitung 8,252

lebih besar dari t tabel 2,021. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara kemampuan masyarakat dengan tingkat

part isipasi masyarakat pada tahap perencanaan dengan arah yang positif.

Hasil yang signifikan ini disebabkan karena sebagian besar menganggap

dirinya cukup mampu, sehingga mereka cukup akt if memahami

kesempatan yang ada dalam perencanaan. Arah yang positif menunjukkan

bahwa semakin tinggi kemampuan masyarakat untuk berperan aktif dalam

setiap kegiatan maka akan semakin cepat pula proses pengembangan

part isipasi pada tahap perencanaan. Kemampuan masyarakat dalam

memahami kesempatan berupa memanfaatkan kesempatan serta

kemampuan dalam melaksanakan kegiatan yang tinggi tentunya akan

menggerakkan dan mengembangkan part isipasi. Dengan kemampuan

masyarakat yang tinggi yaitu dilihat dari intensitas menghadiri pertemuan,

menghadiri saat memperoleh sarana dan prasarana, menghadiri saat

pemilihan lokasi dan menghadiri saat persipan lahan, dan juga kemampuan

dalam melaksanakan kegiatan, maka proses penyusunan perencanaan akan

berjalan dengan baik.

Hubungan antara kemauan dengan partisipasi masyarakat pada

tahap perencanaan diketahui bahwa nilai rs 0,730 dengan t hitung 6,585

lebih besar dari pada t tabel 2,021. Hal tersebut menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara kemauan masyarakat dengan

tingkat part isipasi masyarakat pada tahap perencanaan dengan arah yang

positif. Hasil yang signifikan ini disebabkan karena keinginan awal

mereka untuk meningkatkan kondisi sosial ekonom i mereka. Arah yang

positif menunjukkan bahwa semakin tinggi kemauan masyarakat untuk

berperan aktif dalam setiap kegiatan maka akan semakin cepat pula proses

pengembangan part isipasi pada tahap perencanaan.

2. Hubungan Antara Kesempatan, Kemampuan dan Kemauan (X) dengan Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Tahap Pelaksanaan (Y2) dalam Program GNRHL

Partisipasi pada tahap pelaksanaan adalah part isipasi masyarakat

dalam setiap kegiatan program GNRHL yang telah direncanakan.

Partisipasi tersebut akan ditentukan oleh kesempatan, kemampuan dan

kemauan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.

Pada tabel 18 dijelaskan tentang hubungan antara kesempatan,

kemampuan dan kemauan (X) dengan tingkat part isipasi masyarakat pada

tahap pelaksanaan (Y2) dalam program GNRHL.

Tabel 18. Hubungan antara kesempatan, kemampuan dan kemauan (X) dengan tingkat partisipasi masyarakat pada tahap pelaksanaan (Y2) dalam program GNRHL

No Faktor Penentu Pengembangan

Partisipasi Tahap Pelaksanaan

α Kesimpulan

Partisipasi (X) rs t hitung t tabel 1

2 3

Kesempatan

Kemampuan Kemauan

0,484*

0,596* 0,647*

3,408

4,574 5,227

2,021

2,021 2,021

0,05

0,05 0,05

S

S S

Sumber : Analisis data primer 2009 Keterangan : S = Signifikan (*)

Berdasarkan tabel 18 dapat diketahui bahwa faktor penentu

pengembangan partisipasi yaitu kesempatan, kemampuan dan kemauan

berhubungan nyata atau signifikan terhadap tingkat part isipasi masyarakat

pada tahap pelaksanaan dengan taraf kepercayaan 95 persen.

Hubungan antara kesempatan dengan partisipasi masyarakat pada

tahap pelaksanaan diketahui bahwa nilai rs 0,484 dengan t hitung 3,408

lebih besar dari pada t tabel 2,021. Hal tersebut menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara kesempatan dengan tingkat

part isipasi masyarakat pada tahap pelaksanaan dengan arah yang positif.

Hasil yang signifikan ini disebabkan karena mereka menganggap kegiatan

tersebut merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan. Arah yang positif

menunjukkan bahwa semakin tinggi kesempatan yang dimiliki masyarakat

untuk berperan akt if dalam setiap kegiatan maka akan semakin cepat pula

proses pengembangan partisipasi pada tahap pelaksanaan. Masyarakat

yang lebih dapat memanfaatkan kesempatan yang telah diberikan akan

lebih bisa menggerakkan part isipasi. Pemanfaatan kesempatan disini

adalah dengan mengikuti kegiatan yang telah direncanakan dalam program

GNRHL yaitu persiapan lahan, pemilihan jenis tanaman, penanaman dan

pemeliharaan.

Hubungan antara kemampuan dengan partisipasi masyarakat pada

tahap pelaksanaan diketahui bahwa nilai rs 0,596 dengan t hitung 4,574

lebih besar dari t tabel 2,021. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara kemampuan dengan tingkat partisipasi

masyarakat pada tahap pelaksanaan dengan arah yang positif. Hasil yang

signifikan ini disebabkan karena masyarakat akan berusaha melaksanakan

setiap kegiatan untuk memperoleh hasil yang optimal. Arah yang positif

menunjukkan bahwa semakin tinggi kesempatan yang dimiliki masyarakat

untuk berperan akt if dalam setiap kegiatan maka akan semakin baik pula

proses pengembangan part isipasi pada tahap pelaksanaan. Dengan

kemampuan masyarakat yang tinggi yaitu dalam mengikuti setiap kegiatan

yang telah direncanakan bersama, pelaksanaan kegiatan akan berjalan

dengan baik.

Hubungan antara kemauan dengan partisipasi masyarakat pada

tahap pelaksanaan diketahui bahwa nilai rs 0,647dengan t hitung 5,227

lebih besar dari t tabel 2,021. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara kemauan dengan tingkat partisipasi

masyarakat pada tahap pelaksanaan dengan arah yang positif. Hasil yang

signifikan ini disebabkan karena kemauan tinggi untuk meningkatkan

kondisi sosial ekonomi akan memotivasi masyarakat untuk melaksanakan

setiap kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya. Kemauan

masyarakat tersebut dapat dilihat dari keaktifan mereka dari awal kegiatan

sampai akhir kegiatan. Arah yang positif menunjukkan bahwa semakin

tinggi kemauan masyarakat untuk berperan akt if dalam setiap kegiatan

maka akan semakin cepat pula proses pengembangan part isipasi pada

tahap pelaksanaan.

3. Hubungan Antara Kesempatan, Kemampuan dan Kemauan (X) dengan Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Tahap Pemantauan dan Evaluasi (Y3) dalam Program GNRHL

Partisipasi pada tahap pemantauan dan evaluasi, masyarakat

memberikan penialaian dalam kegiatan yang telah dilaksanakan.

Partisipasi pada tahap ini juga ditentukan oleh kesempatan, kemampuan

dan kemauan yang dimiliki masyarakat untuk memberikan penilaian.

Pada tabel 19 dijelaskan tentang hubungan antara kesempatan,

kemampuan dan kemauan (X) dengan tingkat part isipasi masyarakat pada

tahap pemantauan dan evaluasi (Y3) dalam program GNRHL.

Tabel 19. Hubungan antara kesempatan, kemampuan dan kemauan (X) dengan tingkat partisipasi masyarakat pada tahap pemantauan dan evaluasi (Y3) dalam program GNRHL

No Faktor Penentu Pengembangan

Partisipasi Tahap Pemantauan dan Evaluasi

α Kesimpulan

Partisipasi (X) rs t hitung t tabel

1 2 3

Kesempatan Kemampuan Kemauan

0,592* 0,693* 0,651*

4,526 5,924 5,287

2,021 2,021 2,021

0,05 0,05 0,05

S S S

Sumber : Analisis data primer 2009 Keterangan : S = Signifikan (*)

Berdasarkan tabel 19 dapat diketahui bahwa faktor penentu

pengembangan partisipasi yaitu kesempatan, kemampuan dan kemauan

berhubungan nyata atau signifikan terhadap tingkat part isipasi masyarakat

pada tahap pemantauan dan evaluasi dengan taraf kepercayaan 95 persen.

Hubungan antara kesempatan dengan partisipasi masyarakat pada

tahap pemantauan dan evaluasi diketahui bahwa nilai rs 0,592 dengan t

hitung 4,526 lebih besar dari pada t tabel 2,021. Hal tersebut menunjukkan

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kesempatan dengan

tingkat part isipasi masyarakat pada tahap pemantauan dan evaluasi dengan

arah yang positif. Hasil yang signifikan ini disebabkan karena apabila

masyarakat bisa memanfaatkan kesempatan untuk memberikan penilaian

terhadap kegiatan maka akan semakin banyak masukan-masukan yang

bisa memperbaiki kekurangan dari pelaksanaan kegiatan GNRHL. Arah

yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi kesempatan yang dimiliki

masyarakat untuk berperan akt if dalam setiap kegiatan maka akan semakin

cepat pula proses pengembangan partisipasi pada tahap pemantauan dan

evaluasi.

Antara kemampuan masyarakat berhubungan signifikan terhadap

tingkat partisipasi masyarakat pada tahap pemantauan dan evaluasi.

Hubungan yang signifikan ini dapat dilihat dari nilai t hitung 5,924 lebih

besar dari t tabel 2,021. Nilai rs 0,693 menunjukkan bahwa semakin tinggi

kemampuan masyarakat untuk berperan akt if dalam setiap kegiatan maka

akan semakin cepat pula proses pengembangan part isipasi pada tahap

pemantauan dan evaluasi. Hal ini penilaian yang diberikan masyarakat

terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan akan dapat menjadi masukan

untuk perbaikan kegiatan selanjutnya.

Antara kemauan masyarakat dengan tingkat part isipasi masyarakat

pada tahap pemantauan dan evaluasi mempunyai hubungan yang

signifikan. Hubungan yang signifikan ini dapat dilihat dari nilai t hitung

5,287 lebih besar dari pada t tabel 2,021. Nilai rs 0,651 menunjukkan

bahwa semakin t inggi kemauan masyarakat untuk berperan aktif dalam

setiap kegiatan maka akan semakin baik pula proses

pengembangan part isipasi pada tahap pemantauan dan evaluasi. Kemauan

yang tinggi untuk terlibat dalam setiap penilaian kegiatan yang telah

dilaksanakan, karena keingintahuan masyarakat tentang sejauh mana

keberhasilan program GNRHL dan apa yang menjadi kekurangan dan

kelebihan dari program GNRHL yang telah dilaksanakan tersebut.

4. Hubungan Antara Kesempatan, Kemampuan dan Kemauan (X) dengan Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Tahap Pemanfaatan Hasil (Y4) dalam Program GNRHL

Partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil yaitu partisipasi

masyarakat pada kegiatan tahap akhir. Faktor-faktor penentunya yaitu

kesempatan, kemampuan dan kemauan masyarakat dalam kegiatan akhir

pada program GNRHL. Hubungan antara faktor penentu dengan tingkat

part isipasi masyarakat pada tahap pemanfaatan hasil dapat dilihat pada

tabel 20 berikut ini :

Tabel 20. Hubungan antara kesempatan, kemampuan dan kemauan (X) dengan tingkat partisipasi masyarakat pada tahap pemanfaatan hasil (Y4) dalam program GNRHL

No Faktor Penentu Pengembangan

Partisipasi Tahap Pemanfaatan Hasil

α Kesimpulan

Partisipasi (X) rs t hitung t tabel

1 2 3

Kesempatan Kemampuan Kemauan

0,518* 0,498* 0,587*

3,732 3,539 4,467

2,021 2,021 2,021

0,05 0,05 0,05

S S S

Sumber : Analisis data primer 2009 Keterangan : S = Signifikan (*)

Berdasarkan tabel 20 dapat diketahui bahwa faktor penentu

pengembangan partisipasi yaitu kesempatan, kemampuan dan kemauan

berhubungan nyata atau signifikan terhadap tingkat part isipasi masyarakat

pada tahap pemanfaatan hasil dengan taraf kepercayaan 95 persen.

Hubungan antara kesempatan dengan partisipasi masyarakat pada

tahap pemanfaatan hasil diketahui bahwa nilai rs 0,518 dengan t hitung

3,732 lebih besar dari pada t tabel 2,021. Hal tersebut menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara kesempatan dengan tingkat

part isipasi masyarakat pada tahap pemanfaatan hasil dengan arah yang

positif. Hasil yang signifikan ini disebabkan karena masyarakat yang lebih

dapat memanfaatkan kesempatan dengan ikut berperan serta dalam

melakukan kegiatan pemanenan serta dapat merasakan manfaat dari

kegiatan yang telah dilaksanakan dapat menggerakkan partisipasi.

Pemanfaatan kesempatan disini berupa keaktifan masyarakat dalam

kegiatan pemanenan serta pemanfaatan hasil dibawah tegakan tanaman

jati. Arah yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi kesempatan

masyarakat untuk berperan akt if dalam setiap kegiatan maka akan semakin

cepat pula proses pengembangan part isipasi pada tahap pemanfaatan hasil.

Hubungan antara kemampuan masyarakat dengan tingkat

part isipasi masyarakat pada tahap pemanfaatan hasil berhubungan

signifikan. Hubungan yang signifikan ini dapat dilihat dari nilai t hitung

3,539 lebih besar dari t tabel 2,021. Nilai rs 0,498 menunjukkan bahwa

semakin tinggi kemampuan masyarakat untuk berperan akt if dalam setiap

kegiatan maka akan semakin cepat pula proses pengembangan partisipasi

pada tahap pemanfaatan hasil. Hal ini dapat dilihat dari manfaat yang

dirasakan masyarakat dari aspek ekonomi, sosial dan lingkungan dapat

memberikan manfaat yang baik bagi kehidupan mereka.

Hubungan antara kemauan dengan partisipasi masyarakat pada

tahap pemanfaatan hasil diketahui bahwa nilai rs 0,587 dengan t hitung

4,467 lebih besar dari pada t tabel 2,021. Hal tersebut menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara kemauan dengan tingkat

part isipasi masyarakat pada tahap pemanfaatan hasil dengan arah yang

positif. Hasil yang signifikan ini disebabkan karena tingginya tingkat

kemauan masyarakat untuk berperan serta dalam kegiatan pemanfaatan

hasil sepenuhnya mempengaruhi hasil yang mereka rasakan. Terutama

apabila dilihat dari aspek lingkungan yaitu bisa membantu upaya

pengelolaan hutan rakyat yang lestari, dari hasil kegiatan yang telah

dilakukan mereka bisa merasakan manfaatnya begitu juga dilihat dari

aspek sosial juga mereka bisa merasakan manfaatnya. Arah yang positif

menunjukkan bahwa semakin tinggi kemauan masyarakat untuk berperan

aktif dalam setiap kegiatan maka akan semakin baik pula proses

pengembangan part isipasi pada tahap pemanfaatan hasil.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis hasil dan pembahasan dapat

diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Faktor-faktor penentu pengembangan partisipasi yang ada di Desa

Genengduwur Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen menurut

penelitian ini dapat diketahui sebagai berikut : (a) keseluruhan aspek

kesempatan ada pada kategori sedang, (b) keseluruhan aspek kemampuan

ada pada kategori sedang dan (c) keseluruhan aspek kemauan ada pada

kategori tinggi.

2. Dalam program GNRHL part isipasi masyarakat dimulai dari tahap

perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi sampai pemanfaatan

hasil. Secara rinci partisipasi pada tahap-tahap tersebut adalah sebagai

berikut : (a) partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan dalam program

GNRHL secara keseluruhan termasuk dalam kategori sedang, (b)

part isipasi masyarakat pada tahap pelaksanaan dalam program GNRHL

secara keseluruhan termasuk dalam kategori tinggi, (c) partisipasi

masyarakat pada tahap pemantauan dan evaluasi dalam program GNRHL

secara keseluruhan termasuk dalam kategori sedang dan (d) partisipasi

masyarakat pada tahap pemanfaatan hasil dalam program GNRHL secara

keseluruhan termasuk dalam kategori tinggi.

3. Hubungan antara faktor-faktor penentu pengembangan partisipasi dengan

tingkat part isipasi masyarakat dalam program GNRHL sebagai berikut :

(a) terdapat hubungan yang signifikan antara kesempatan masyarakat

dengan tingkat part isipasi pada tahap perencanaan, pelaksanaan,

pemantauan dan evaluasi serta pemanfaatan hasil masyarakat dalam

progranm GNRHL, (b) terdapat hubungan yang signifikan antara

kemampuan masyarakat dengan tingkat part isipasi pada tahap

perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi serta pemanfaatan

hasil masyarakat dalam progranm GNRHL dan (c) terdapat hubungan

yang signifikan antara kemauan masyarakat dengan tingkat partisipasi

pada tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi serta

pemanfaatan hasil masyarakat dalam progranm GNRHL.

B. Saran

1. Kesempatan responden perlu ditingkatkan dengan cara menginformasikan

melalui forum penyuluhan tentang adanya program GNRHL bagi

masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan dan

memanfaatkan sarana prasarana dengan semestinya.

2. Kemampuan responden perlu ditingkatkan melalui peningkatan

pengetahuan dan ketrampilan mereka untuk melaksanakan kegiatan dalam

program GNRHL dengan cara mengikuti sekolah lapang.

3. Kemauan responden terhadap program GNRHL ini perlu dipertahankan

mengenai kewajiban para pengurus melalui rapat atau pertemuan kegiatan

GNRHL, sehingga dapat menguntungkan semua pihak yang tergabung

dalam program tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Arief, A. 1994. Hutan Hakikat Dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

______. 2001. Hutan Dan Kehutanan. Kanisius. Yogyakarta.

ASCAP. 1999. HRD Course for Proverty Alleviation. Bangkok: HRG division.

Bryan, Carolie and White Loise, G. 1982. Managing Develovment In The Third World. Westview Press. Boulder Colorado.

Carbonel, Aurora. 1982. The Role of Citizen Participation in Rural Developm ent, Integrated Research Program . UPLB, Los Banos, Philiphina.

Conyers, Diana. 1982. An Introduction To Social Planning In The Third World. John W illeyang Sons. New York.

Davis, Keith. 1975. Hum an Behavior at Work. Human Relations and Organization and Organizational Behavior. Mc Graw- Hill Book Com pany. New York.

Departemen Kehutanan. 2003. Ikhtisar Lahan Kritis Akhir Pelita VI. www.dephut.go.id/INFORMASI/BUKU2/Eks_04. Diakses tanggal 11 Februari 2008.

. 2004. Pedoman dan Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL). Departemen Kehutanan. Jakarta.

Dinas Kehutanan Dan Perkebunan. 2004. Rencana Operasional Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL). Dinas Kehutanan Dan Perkebunan. Sragen.

Djarwanto, PS. 1996. Mengenal Beberapa Uji Statistik dalam Penelitian Liberty. Yogyakarta.

Dusseldorp, D.B.M.W . Vab. 1981. Participation in Planned Developing Countries at Local Level in Rural Areas. Essays in Rural Sociology in Honour of RAJ van tier, Wageningen, the Netherland. Depth of Rural Sociology in Tropic, Wageningen Agric University.

Friedman, John. 1992. Empowment: The Politics of Aternative Developm ent. Cambridge: Balwell.

Hernanto. 1984. Petani Kecil, Potensi dan Tantangan Pembangunan. PT. Ganesia. Jakarta.

Mardikanto, T. 1987. Kom unikasi Masyarakat dalam Pem bangunan. Sebelas Maret University Press. Surakarta.

______. 1988. Kom unikasi Pembangunan. Sebelas Maret University Press. Surakarta.

______. 2001. Prosedur Penelitian Penyuluhan Pembangunan. Prima Theresia Pressindo. Surakarta.

______. 2002. Perhutanan Sosial: Konsep dan Penerapan. Pusat Pengembangan Agrobisnis dan Perhutanan Sosial. Surakarta.

Marpaung, Leden. Tindak pidana terhadap hutan, hasil hutan dan satwa. 1995. Erlangga. Jakarta.

Mosher, A.T. 1991. Menggerakkan dan Mem bangun Pertanian. CV. Yasaguna. Jakarta.

Ndraha, Talizuduhu. 1990. Pembangunan Masyarakat Mempersiapkan Masyarakat Tinggal Landas. Rineka Cipta. Jakarta.

Pamulardi, B. 1999. Hukum Kehutanan Dan Pem bangunan Bidang Kehutanan. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Sadjad, S. 1993. Kamus Pertanian. Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Salim, H.S., S.H., M.S. Dasar-Dasar Hukum Kehutanan. 2002. Sinar Grafika. Jakarta.

Sastropoetro, S. 1986. Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin Dalam Pem bangunan Nasional. Alumni. Bandung.

Scot t, J. 1993. Perlawanan Kaum Tani. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Siegel, Sidney. 1994. Statistika Non Parametik Untuk Ilm u-Ilmu Sosial. Gramedia. Jakarta.

Singarimbun, M dan Effendy. 1995. Metode Penelitian Survey. LP3ES. Jakarta.

Siregar, AN. 2003. Perencanaan dan Aktivitas Sumberdaya Manusia di Sektor Pertanian. IPB. Bogor.

Slamet Margono. 1985. Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pem bangunan. Sebelas Maret University Press. Surakarta.

Smith, D.M;B.C.Larson; M.J. Kelty and P.M.S. Ashton. 1996. The Practice of Silviculture Applied Forest Ecology. Jhon W iley&Sons,Inc. New York.

Soetriono. 2006. Pengantar Ilmu Pertanian. Bayumedia. Madang.

Sumaryo. 1991. Penggunaan Pupuk Cair dari PT.Palur Raya Untuk Tanaman Cabe di Tanah Litosol Desa Genengduwur Kecam atan Gem olong. Fak. Pertanian UNS.

Suripin. 2004. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. ANDI. Yogyakarta.

Syamsi, Ibnu. 1986. Pokok-Pokok Kebijakan Perencanaan Pem rogram an dan Penganggaran Pembangunan Tingkat Nasional dan Regional. Rajawali. Jakarta.

Wardojo. 1992. Pendekatan Penyuluhan Pertanian Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Penyuluhan Pembangunan di Indonesia. Menyongsong Abad XXI. PT. Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara. Jakarta.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Identitas Responden

No

Nama Dusun Umur (thn)

Pekerjaan Pendidikan terakhir

Status dalam GNRHL

1 Suyadman Pilangrejo 42 Pamong desa STM Ketua Kelp.Tani

2 Supar Pilangrejo 47 Tukang batu SD Anggota 3 Setugito Pilangrejo 53 Tukang batu SD Anggota 4 Surat Pilangrejo 45 Tukang kayu SD Anggota

5 Sukarmin Pilangrejo 50 Tukang kayu SD Anggota 6 Senin Pilangrejo 55 Petani SD Anggota 7 Parman Pilangrejo 53 Tukang batu SD Anggota 8 Sugiyo Pilangrejo 50 Petani SD Anggota

9 Suradi Pilangrejo 45 Petani SD Anggota 10 Sukimin Pilangrejo 40 Pamong desa SD Seketaris 11 Wakidi Pilangrejo 45 Petani SMP Bendahara

12 Sukidi Pilangrejo 45 Petani SD Seksi Humas 13 Ngadimin Pilangrejo 50 Petani SD Seksi Umum 14 Kalimin Pilangrejo 53 Buruh SMP Seksi Keamanan 15 Maryadi Pilangrejo 50 Petani SD Anggota

16 Sumanto Pilangrejo 35 Petani SMA Anggota 17 Sutiyem Pilangrejo 60 Petani SD Anggota 18 Surani Pilangrejo 45 Petani SD Anggota 19 Sukanto Pilangrejo 56 Tukang kayu SD Anggota

20 Naryo Pilangrejo 40 Petani SD Anggota 21 Suyamto Mojorejo 50 Bayan SD Ketua Kelp.Tani

22 Badro.W. Mojorejo 55 Petani SD Seketaris 23 Suroso Mojorejo 45 Pamong desa SMP Anggota

24 Samidi Mojorejo 50 Petani SD Bendahara 25 Jumadi Mojorejo 65 Petani SD Anggota 26 Wardi.T. Mojorejo 45 T.Bangunan SD Seksi Humas

27 Sri Wahyuni Mojorejo 50 Petani SD Anggota 28 Kalimin Mojorejo 55 Petani SD Anggota

29 Wagio Mojorejo 55 Petani SD Anggota 30 Suyono Mojorejo 42 Buruh SD Anggota

31 Kemi Mojorejo 72 Petani SD Anggota 32 Daliyem Mojorejo 65 Petani SD Anggota 33 Sumadi Mojorejo 40 Petani SMP Anggota 34 Parman Mojorejo 50 Petani SD Anggota

35 Slamet.R. Mojorejo 45 Bayan SMP Anggota

36 Suradi Mojorejo 45 T.Bangunan SD Anggota 37 Pawiro.T. Mojorejo 70 Petani SD Anggota

38 W itodikromo Mojorejo 55 Petani SD Anggota 39 Parman Mojorejo 50 Pemborong SD Anggota 40 Supi Mojorejo 45 Petani SMP Anggota

Lampiran 2. Data Tabulasi Faktor-Faktor Penentu Pengembangan partisipasi

No Kesempatan (X1) Kemampuan (X2) Kemauan (X3) Informasi Sarana Melaksanakan kegiatan Motivasi Sikap 1

2 3 4

5 6 7

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

22 23 24

25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

39 40

9

6 6 6

6 6 5

6 6 9 9 9 9 9 9 6 6 6 6 6 9

9 9 9

6 6 6 6 6 6 6 6 9 6 9 6 6 6

6 6

6

4 5 5

5 5 4

4 4 6 6 4 6 6 6 5 4 4 5 4 6

6 6 6

5 6 5 6 6 6 4 6 4 4 6 5 5 4

5 4

15

10 10 8

11 10 10

11 14 15 15 10 11 14 14 10 8 10 8 10 15

15 15 15

8 13 10 14 12 13 10 13 11 9 15 11 13 11

11 10

12

9 9 9

9 12 10

9 8 12 12 12 12 12 12 9 9 9 9 9 12

12 12 12

9 9 9 12 12 9 9 12 12 9 12 12 9 12

9 12

12

12 9 10

9 12 9

12 11 12 12 12 12 12 12 9 9 12 9 12 12

12 12 12

12 12 12 12 12 12 9 12 12 9 12 12 9 12

9 12

Lam piran 3. Data Tabulasi Tingkat Partisipasi Masyarakat Program GNRHL

No Perencanaan (Y1) Pelaksanaan (Y2) Lok Ranc Tuj Rpat Peran Ide Aktf Jnis Kmp Pnnm Pmelh Ppuk Peny

1 2 3 4 5 6 7 8

9 10 11

12 13 14

15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

29 30 31

32 33 34 35 36 37 38 39 40

6 2 2 2 2 2 2 2

4 6 4

2 2 2

4 2 2 2 2 2 6 4 4 6 2 2 2 2

2 2 2

2 4 4 2 2 4 4 2 2

3 1 1 1 1 1 1 1

1 3 3

1 1 1

1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 1 1 1 1

1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1

6 3 3 4 4 5 5 5

4 6 6

6 6 6

4 5 4 5 5 5 6 6 6 6 5 3 4 6

6 5 5

6 6 5 6 6 5 5 6 6

3 2 2 1 3 3 3 2

3 3 3

3 3 3

3 2 1 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 2

3 2 3 3 3 3 3 3 3

3 2 1 2 2 1 1 1

2 2 2

2 2 3

2 1 2 2 1 2 3 2 2 2 1 2 1 2

3 1 1

3 2 1 3 2 1 2 2 2

3 2 2 1 2 1 2 1

1 3 3

2 3 2

2 2 1 2 1 2 3 3 3 3 2 2 1 3

2 2 1

2 2 2 3 2 2 1 2 2

6 2 5 4 6 6 6 4

6 6 6

6 4 4

4 6 4 2 4 4 6 6 6 6 5 6 6 6

6 4 6

4 6 4 6 6 4 4 4 6

3 3 3 3 3 2 3 2

3 3 3

3 2 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 1 2 3 3 3

3 3 3

3 2 2

3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 2 2 2 3

2 3 3

3 3 3 3 3 3 3 2 3

6 4 4 4 4 6 4 4

6 6 6

6 6 6

6 4 4 4 4 4 6 6 6 6 4 4 4 6

6 4 4

4 6 6 6 6 4 4 4 6

3 3 2 1 2 2 2 3

3 3 3

3 2 2

3 3 1 2 1 2 3 3 3 3 3 2 2 3

3 2 3

2 3 2 3 3 2 2 2 3

6 4 4 2 4 4 4 6

4 6 6

6 4 4

6 6 2 4 2 4 6 6 6 6 6 4 4 6

6 4 6

4 6 4 6 6 4 4 4 6

6 4 4 2 4 4 4 4

4 6 6

4 4 4

6 4 2 4 2 4 6 6 6 6 6 4 4 6

6 4 4

6 6 4 6 6 4 6 4 6

Lampiran 3 (lanjutan)

No Pemantauan dan Evaluasi (Y3) Pemanfaatan Hasil (Y4) Kterlibatn Pnilaian Peranan Ditanggp Keaktfn Ekonom Sosial Lingk

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

15 16 17

18 19 20 21

22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

32 33 34

35 36 37

38 39 40

3 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2

2 2 1

2 1 2 3

3 3 3 1 2 2 2 2 2 1

2 2 2

2 2 1

2 2 2

3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3

3 3 2

3 2 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3

3 3 3

3 3 3

3 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2

3 2 1

2 1 3 3

3 3 3 2 2 2 2 2 2 1

2 3 2

3 2 1

2 2 3

3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 1

3 1 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3

3 3 3

3 3 3

9 8 9 3 9 8 6 9 6 9 9 9 9 8

9 9 3

6 3 6 9

9 9 9 7 9 9 9 9 9 6

9 9 9

9 9 6

9 9 9

3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2

3 3 2

2 1 2 3

2 3 3 2 2 3 3 3 2 2

2 3 3

3 3 2

3 2 3

3 3 3 1 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3

3 3 2

3 1 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 2

3 3 3

3 3 2

3 3 3

3 3 3 1 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3

3 3 2

3 1 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3

3 3 3

3 3 3

Lampiran 4. Faktor Penentu Pengembangan Partisipasi dengan Tingkat Partisipasi Masyarakat Program GNRHL

No X1 X2 X3 Y1 Y2 Y3 Y4

1 2 3

4 5 6

7 8 9

10 11 12 13

14 15 16

17 18 19

20 21 22 23

24 25 26

27 28 29 30 31 32 33

34 35 36

37 38 39 40

15 10 11

11 11 11

9 10 10 15 15 13 15

15 15 11

10 10 11

10 15 15 15

15 11 12

11 12 12 12 10 12 13

10 15 11

11 10 11 10

15 10 10

8 11 10

10 11 14 15 15 10 11

14 14 10

8 10 8

10 15 15 15

15 8 13

10 14 12 13 10 13 11

9 15 11

13 11 11 10

24 21 18

19 18 24

19 21 19 24 24 24 24

24 24 18

18 21 18

21 24 24 24

24 21 21

21 24 24 21 18 24 24

18 24 24

18 24 18 24

24 12 12

11 13 12

13 12 15 23 18 17 17

17 16 12

11 14 11

14 24 21 21

24 13 13

12 17 17 13 12 17 16

16 18 16

16 16 16 16

33 24 25

17 25 28

26 26 29 33 33 31 23

24 31 30

17 23 17

24 33 33 33

33 29 25

25 33 32 26 30 26 33

26 33 33

24 26 23 33

12 10 10

5 10 10

10 9 10 12 12 10 10

10 11 10

5 10 5

11 12 12 12

12 9 10

10 10 10 10 8 10 11

10 11 10

8 10 10 11

18 16 17

7 17 14

14 17 12 18 18 17 18

16 18 18

9 13 7

13 18 17 18

18 15 17

18 18 18 17 14 17 18

18 18 18

13 18 17 18

Keterangan : X1 : Kesempatan Y1 : Perencanaan Y4 : Pemanfaatan X2 : Kemampuan Y2 : Pelaksanaan Hasil X3 : Kemauan Y3 : Pemantauan Evaluasi

Lampiran 5. Jumlah Keseluruhan Faktor Penentu Pengem bangan Partisipasi dengan Tingkat Partisipasi Masyarakat Program GNRHL

No X total Y total

1 2

3 4 5 6 7 8 9

10 11 12

13 14 15

16 17 18 19

20 21 22

23 24 25 26 27 28 29

30 31 32

33 34 35 36

37 38 39

40

54 41

39 38 40 45 38 42 43

54 54 47

50 53 53

39 36 41 37

41 54 54

54 54 40 46 42 50 48

46 38 49

48 37 54 46

42 45 40

44

87 62

64 40 65 64 63 64 66

86 81 75

68 67 76

70 42 60 40

62 87 83

84 87 66 65 65 78 77

66 64 70

78 70 80 77

61 70 66

78 Keterangan :

X total : Faktor penentu pengembangan part isipasi

Y total : Tingkat partisipasi masyarakat program GNRHL

Lampiran 6. Hasil Analisis Rank Sperm an

80

Lampiran 7. Pengukuran Variabel yang Menentukan Partisipasi

No Variabel Indikator Kriteria Skor

1. Kesempatan v Informasi yang

diperoleh kelompok tani adalah semua informasi tentang GNRHL yang telah

diberikan informasi tersebut berupa : 1. Pengertian GNRHL 2. Maksud dan tujuan

GNRHL 3. Kegiatan GNRHL

4. Sasaran GNRHL 5. Pemilihan lokasi

6. Persiapan lahan v Sarana dan prasarana

yang diberikan Dinas yaitu berupa segala keperluan yang

dibutuhkan dan telah dimanfatkan yang berupa : 1 Petunjuk lokasi 2 Gubug kerja dan

papan nama 3 Petunjuk pohon

tegakan

4 Biaya pengolahan

• Kelompok tani memperoreh < 3 informasi mengenai GNRHL

• Telah memperoreh 3-4 informasi mengenai GNRHL

• Semua informasi mengenai GNRHL telah diterima

• Memanfaatkan < 2 sarana

prasarana yang diberikan

• Memanfaatkan 2-3 sarana prasarana yang ada

• Memanfaatkan semuasarana prasarana yang ada

1 2

3

1 2

3

2.

Kemampuan

v Kemampuan dalam

melaksanakan kegiatan berupa sering tidaknya petani dalam menghadiri setiap

kegiatan yang diikuti : 1 Menghadiri

pertemuan/kegiatan GNRHL

2 Sarana dan prasarana

3 Pemilihan lokasi 4 Persiapan lahan

• Tidak

• Jarang • Ya

1 2 3

3.

Kemauan

v Motivasi mengikuti

kegiatan beupa hal-hal yang mendorong

anggota kelompok tani yang mengikuti

kegiatan

• Karena adanya tekanan dari pihak luar

• Megikuti kegiatan karena ikut-ikutan

• Megikuti kegiatan karena motivasi sendiri

1

2

3

81

v Sikap anggota terhadap

semua kegiatan berupa tanggapan dan penilaian terhadap

kegiatan dalam program GNRHL

• Tidak setuju • Tidak tahu

• Setuju

1 2 3

Pengukuran Variabel Tingkat Partisipsi Masyarakat dalam Program GNRHL

No. Variabel Indikator Kriteria Skor

1. Perencanaan

a. Pemilihan lokasi b. Rancangan

Kegiatan

c. Penyiapan

prakondisi

Dipilih pada lahan milik rakyat yang kurang produktif dengan tingkat pendapatan rendah

Berdasarkan orientasi

lapangan disusun rancangan teknik

v Pemahaman terhadap

tujuan program GNRHL

v Intensitas menghadiri rapat pengambilan

keputusan v Peranan anggota

GNRHL dalam rapat pengambilan keputusan

v Intensitas mengajukan

ide atau gagasan yaitu berupa sering tidaknya anggota kelompok tani

dalam mengajukan ide/gagasan

• Tidak dilibatkan • Kadang-kadang dilibatkan • Dilibatkan

• Tidak dilibatkan

• Kadang-kadang dilibatkan • Dilibatkan

• Dapat menyebutkan < 2 tujuan program

• Dapat menyebutkan < 2-3 tujuan program

• Dapat menyebutkan < 4-5 tujuan program

• Menghadiri rapat sebanyak < 3 kali

• Menghadiri rapat sebanyak 4-8 kali

• Menghadiri rapat sebanyak

9-12 kali

• Peserta pasif

• Peserta aktif • Pemimpin rapat

• Tidak mengajukan ide atau gagasan

• Kadang mengajukan ide atau gagasan

• Mengajukan ide atau gagasan

1 2 3

1

2 3

1

2

3

1

2

3

1 2 3

1 2 3

2. Pelaksanaan

a. Persiapan lahan

Keaktifan dalam mengikuti kegiatan persiapan lahan : 1. Pengukuran petak 2. Pembersihan lapangan

• Tidak mengikuti semua kegiatan

• Sebagian mengikuti kegiatan

• Semua kegiatan diikuti

1 2 3

82

b. Pemilihan jenis

tanaman

c. Penanaman

d Pemeliharaan

dan pembuatan arah larikan

3. Pembuatan sarana dan prasarana pendukung

v Pemilihan jenis

tanaman disesuaikan dengan kehendak masyarakat, kesesuaian

agroklimatologi dan aspek pasar

v Komposisi jenis

tanaman

v Penanaman oleh

petani/masyarakat

pemilik lahan dengan menggunakan tahap penanaman

v Waktu pemeliharaan

tanaman yang baik v Pemupukan tanaman

v Penyulaman tanaman

• Pemilihan jenis tanaman

tidak sesuai

• Pemilihan jenis tanaman kurang sesuai

• Pemilihan jenis tanaman sesuai

• Komposisi jenis tanaman kayu-kayuan lebih kecil dari pada tanaman MPTS

• Komposisi jenis tanaman kayu-kayuan dan jenis tanaman MPTS sama

• Komposisi jenis tanaman terdiri dari 70% tanaman

kayu-kayuan dan 30% tanaman MPTS

• Dilakukan sebagian dan tidak urut

• Dilakukan sebagian dan urut

• Dilakukan secara keseluruhan, urut dan sesuai petunjuk PPL

• Dilakukan pada tahun

berjalan saja

• Dilakukan pada tahun berjalan dan tahun kedua

• Dilakukan pada tahun berjalan, tahun pertama dan tahun kedua

• Tidak melakukan pemupukan

• Dilakukan apabila terdapat pertumbuhan tanaman yang kurang baik, tanpa memperhatikan dosis dan jenis pupuk

• Dilakukan apabila terdapat pertumbuhan tanaman yang

kurang baik, dengan dosis dan jenis pupuk disesuaikan dengan kebutuhan lahan

• Tidak dilakukan • Dilakukan terhadap tanaman

yang mati

1 2

3

1 2

3

1

2

3

1

2

3

1

2

3

1

2

83

• Dilakukan terhadap tanaman yang mati, tanaman yang kurang baik atau tanaman yang tidak dikehendaki

3

3.

Pemantauan dan evaluasi

v Keterlibatan anggota

kelompok tani dalam penilaian terhadap

hasil pelaksanaan GNRHL

v Memberikan

penilaian terhadap manfaat dari kegiatan

GNRHL oleh anggota kelompok tani

v Peranan anggota

kelompok tani dalam penilaian

v Ditanggapi atau

tidaknya keluhan anggota kelompok

tani mengenai hasil kegiatan anggota kelompok tani

• Tidak dilibatkan • Kadang-kadang dilibatkan • Dilibatkan

• Tidak bermanfaat • Tidak begitu bermanfaat • Cukup bermanfaat

• Tidak memberi penilaian/masukan

• Melakukan penilaian dengan membicarakan denganteman-teman

kelompok • Melakukan penilaian dengan

cara memberikan masukan langsung

• Tidak ditanggapi

• Kadang-kadang ditanggapi

• Langsung dan selaluditanggapi

1 2 3

1 2 3

1 2

3

1

2

3

4. Pemanfaatan hasil v Keaktifan anggota

kelompok tani dalam kegiatan pemanfaatan

lahan pada tanaman dibawah tegakan jati

v Sejauhmana anggota

kelompok tani dapat

merasakan manfaat dari adanya program GNRHL dilihat dari aspek : a. Aspek ekonomi

yaitu seberapa jauh program GNRHL bisa

membantu meningkatkan pendapatan anggota sekaligus

• Anggota kelompok tani tidak

aktif dalam kegiatan • Anggota kelompok tani

kurang aktif dalam kegiatan

• Anggota kelompok tani aktif dalam kegiatan

• Anggota kelompok tani

merasa program GNRHL

hasilnya yang didapat tidak membantu

• Anggota kelompok tani merasa program GNRHL hasilnya yang didapat kurang membantu

1

2

3

1

2

84

meningkatkan kesejahteraan hidupnya

b. Aspek sosial yaitu

seberapa jauh program GNRHL bisa menyediakan

lapangan kerja bagi masyarakat

c. Aspek lingkungan

yaitu seberapa jauh program GNRHL bisa membantu upaya pengelolaan hutan rakyat

• Anggota kelompok tani merasa program GNRHL hasilnya yang didapat bisa membantu

• Anggota kelompok tani

merasa program GNRHL

tidak membantu menyediakan lapangan pekerjaan

• Anggota kelompok tani merasa program GNRHL kurang membantu menyediakan lapangan

pekerjaan • Anggota kelompok tani

merasa program GNRHL bisa

membantu menyediakan lapangan pekerjaan

• Anggota kelompok tani

merasa program GNRHL

tidak membantu upaya pengelolaan hutan rakyat yang lestari

• Anggota kelompok tani merasa program GNRHL kurang membantu upaya

pengelolaan hutan rakyat yang lestari

• Anggota kelompok tani merasa program GNRHL bisa membantu upaya pengelolaan hutan rakyat yang lestari

3

1

2

3

1

2 3

85

Lampiran 8. Lembar Kuisioner

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PRO GRAM GERAKAN

NASIO NAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN (GNRHL)

DI DESA GENENGDUWUR KEC AMATAN GEMO LONG

KABUPATEN SRAGEN

Nomer Responden :

IDENTITAS RESPO NDEN

Nama :

Umur :

Pekerjaan :

Pendidikan :

Kelompok Tani :

Ø FAKTO R PEMBENTUK PARTISIPAS I :

A. KESEMPATAN BERPARTISIPASI

1. Apakah Bapak/Ibu pernah memperoleh informasi tentang program

GNRHL ?

a. Pernah

b. Jarang

c. Tidak pernah

2. Bila pernah, dari siapa Bapak/Ibu memperoleh informasi tentang

program GNRHL ?

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

3. Informasi apa saja yang Bapak/Ibu peroleh tentang program GNRHL ?

Jenis informasi Ya Tidak

a Pengertian GNRHL

b Maksud dan tujuan GNRHL

c Kegiatan GNRHL :

- Kegiaran administrasi

- Pembuatan tanaman hutan

rakyat

- Pemeliharaan tanaman

- Pengawasan dan pengendalian

GNRHL

d Sasaran GNRHL

e Pemilihan lokasi

f Persiapan lahan

4. Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan sarana dan prasarana dalam kegiatan

program GNRHL berupa :

1) Petunjuk lokasi

a. Memanfaatkan

b. Jarang

c. Tidak memanfaatkan

2) Gubug kerja dan papan nama

a. Memanfaatkan

b. Jarang

c. Tudak memanfaatkan

3) Petujuk pohon tegakan

a. Memanfaatkan

b. Jarang

c. Tidak memanfaatkan

4) Biaya pengolahan

a. Memanfaatkan

b. Jarang

c. Tidak memanfaatkan

5. Dari sarana dan prasarana tersebut apakah bisa dimanfaatkan dalam

kegiatan program GNRHL ?

a. Ya

b. Sebagian

c. Tidak

B. KEMAMPUAN BERPARTISIPASI

1. Apakah Bapak/Ibu menghadiri pertemuan/kegiatan GNRHL dalam

program GNRHL ?

a. Ya

b. Jarang

c. Tidak

2. Apakah Bapak/Ibu menghadiri saat memperoleh sarana dan prasarana

sepert i petunjuk lokasi, dubug kerja, papan nama, petunjuk pohon

tegakan dan biaya pengolahan dalam program GNRHL ?

a. Ya

b. Jarang

c. Tidak

3. Apakah Bapak/Ibu menghadiri pemilihan lokasi pada lahan milik rakyat

dalam program GNRHL ?

a. Ya

b. Jarang

c. Tidak

4. Apakah Bapak/Ibu menghadiri persiapan lahan dalam pelaksanaan

program GNRHL ?

a. Ya

b. Jarang

c. Tidak

5. Dari semua kegiatan diatas, Bapak/Ibu mengikuti kegiatan tersebut

karena apa ?

a. Mengikuti kegiatan karena ikut-ikutan saja

b. Mengikuti kegiatan dan dengan hanya mengajukan usul saja

c. Mengikuti kegiatan, mengajukan usul dan ikut dalam pengambilan

keputusan

C. KEMAUAN BERPARTISIPASI

1. Apa yang mendorong Bapak/Ibu mengikuti kegiatan menghadiri

pertemuan dalam program GNRHL ?

a. Karena adanya tekanan dari pihak luar

b. Karena mengikuti orang-orang disekitar anda

c. Karena kesadaran atau keinginan sendiri

2. Apa yang mendorong Bapak/Ibu mengikuti kegiatan pengadaan sarana

dan prasarana dalam program GNRHL?

a. Karena adanya tekanan dari pihak luar

b. Karena mengikuti orang-orang disekitar anda

c. Karena kesadaran atau keinginan sendiri

3. Apa yang mendorong Bapak/Ibu mengikuti kegiatan pemilihan lokasi

dalam program GNRHL ?

a. Karena adanya tekanan dari pihak luar

b. Karena mengikuti orang-orang disekitar anda

c. Karena kesadaran atau keinginan sendiri

4. Apa yang mendorong Bapak/Ibu mengikuti kegiatan persiapan lahan

dalam program GNRHL ?

a. Karena adanya tekanan dari pihak luar

b. Karena mengikuti orang-orang disekitar anda

c. Karena kesadaran atau keinginan sendiri

5. Menghadiri pertemuan atau kegiatan GNRHL dalam program GNRHL

diperlukan untuk pembentukan pengurus GNRHL, penyusunan

administrasi, pelaksanaan kegiatan dan pengawasan pengendalian

GNRHL.

a. Setuju

b. Tidak tahu

c. Tidak setuju

6. Sarana dan prasarana dalam program GNRHL diperlukan untuk

pembuatan gubug kerja dan papan pengenal dilapang yang memuat

keterangan tentang lokasi, luas, jenis tanaman, nama kelompok dan

jumlah peserta serta tahun pembuatan hutan rakyat.

a. Setuju

b. Tidak tahu

c. Tidak setuju

7. Pemilihan lokasi dalam program GNRHL diperlukan untuk

mempert imbangkan dalam menentukan lokasi pembuatan hutan rakyat.

a. Setuju

b. Tidak tahu

c. Tidak setuju

8. Persiapan lahan dalam program GNRHL diperlukan untuk penataan areal

tanaman yang akan dilakukan penanaman.

a. Setuju

b. Tidak tahu

c. Tidak setuju

Ø TINGKAT PARTISIPAS I :

A. TAHAP PERENCANAAN

1. Apakah Bapak/Ibu dilibatkan saat pemilihan lokasi pada lahan yang akan

digunakan GNRHL ?

a. Selalu

b. Jarang

c. Tidak

2. Bisakah Bapak/Ibu jelaskan pemilihan lokasi yang bagaimana yang akan

digunakan GNRHL ?

......................................................................................................................

......................................................................................................................

3. Apakah Bapak/Ibu dilibatkan dalam perencanaan penyusunan rancangan

kegiatan mengenai :

a) Keadaan umum lokasi

a. Selalu

b. Jarang

c. Tidak

b) Kebutuhan bibit

a. Selalu

b. Jarang

c. Tidak

c) Sarana prasarana

a. Selalu

b. Jarang

c. Tidak

d) Teknis penanaman

a. Selalu

b. Jarang

c. Tidak

e) Pola tanam

a. Selalu

b. Jarang

c. Tidak

f) Kebutuhan tenaga kerja

a. Selalu

b. Jarang

c. Tidak

g) Biaya

a. Selalu

b. Jarang

c. Tidak

4. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tujuan dari program GNRHL ?

a. Ya

b. Sebagian

c. Tidak

5. Bila jawaban Bapak/Ibu "ya", bisakah Bapak/Ibu sebutkan dan jelaskan ?

a. ..................................................................................................................

b. .................................................................................................................

c. ..................................................................................................................

d. ..................................................................................................................

e. ..................................................................................................................

f. ..................................................................................................................

6. Apakah Bapak/Ibu selalu mengikuti rapat tentang GNRHL ?

a. Selalu

b. Jarang

c. Tidak pernah

Berapa kali rapat yang telah anda ikuti ?.....................................................

7. Apa peran Bapak/Ibu dalam rapat tersebut ?

a. Peserta yang mendengarkan saja

b. Peserta yang mengajukan beberapa usul atau saran

c. Pemimpin rapat

8. Apakah Bapak/Ibu pernah mengajukan ide atau gagasan ?

a. Selalu

b. Jarang

c. Tidak pernah

B. TAHAP PELAKSANAAN

1. Kegiatan apa saja yang Bapak/Ibu ikuti dalam kegiatan persiapan lahan ?

Kegiatan Ya Tidak

a Pengukuran petak

b Pembersihan lapangan dan pembuatan arah

larikan

c Pembuatan sarana dan prasarana

pendukung

2. Apakah ada kegiatan lain yang Bapak/Ibu lakukan pada persiapan lahan ?

......................................................................................................................

......................................................................................................................

3. Dalam kegiatan pemilihan jenis tanaman , Bapak/Ibu akan m enyesuaikan

dengan kehendak apa ?

a. Masyarakat

b. Agroklimatologi

c. Aspek pasar

4. Dalam melaksanakan pemilihan jenis tanaman, Bapak/Ibu menggunakan

komposisi jenis tanaman apa ?

a. Komposisi jenis tanaman terdiri dari 70% tanaman kayu-kayuan dan

30% tanaman MPTS (MPTS contohnya tanaman semusim)

b. Komposisi jenis tanaman kayu-kayuan dan tanaman MPTS (MPTS

contohnya tanaman semusim) sama

c. Komposisi jenis tanaman kayu-kayuan lebih kecil dari pada tanaman

MPTS (MPTS contohnya tanaman semusim)

5. Dalam melaksanakan penanaman, Bapak/Ibu menggunakan tahap sistem

apa ?

......................................................................................................................

......................................................................................................................

6. Jelaskan tahap penanamannya yang Bapak/Ibu lakukan ?

a. .................................................................................................................

b. ................................................................................................................

c. ................................................................................................................

d. ................................................................................................................

e. ................................................................................................................

f. .................................................................................................................

g. ................................................................................................................

7. Dalam kegiatan pemeliharaan tanaman, waktu yang baik yang Bapak/Ibu

lakukan pada tahun ?

a. Tahun berjalan

b. Tahun pertama

c. Tahun kedua

8. Apakah Bapak/Ibu selalu melakukan pemupukan tanaman ?

a. Selalu

b. Jarang

c. Tidak paernah

9. Bila jawaban Bapak/Ibu "selalu", bisakah anda jelaskan pada saat kapan

dilakukan pemupukan tanaman ?

......................................................................................................................

......................................................................................................................

10. Apakah Bapak/Ibu selalu melakukan penyulaman tanaman ?

a. Pernah

b. Jarang

c. Tidak pernah

11. Bila jawaban anda "selalu", bisakah anda jelaskan pada saat kapan

dilakukan penyulaman tanaman ?

......................................................................................................................

......................................................................................................................

C. TAHAP PEMANTAUAN DAN EVALUASI

1. Apakah Bapak/Ibu selalu dilibatkan dalam penilaian terhadap hasil

pelaksanaan GNRHL pada :

a) Persiapan lahan

a. Selalu dilibatkan, alasan...............................................................

......................................................................................................

b. Kadang-kadang dilibatkan, alasan...............................................

.....................................................................................................

c. Tidak dilibatkan, alasan...............................................................

.....................................................................................................

b) Pemilihan jenis tanaman

a. Selalu dilibatkan, alasan..........................................................

......................................................................................................

b. Kadang-kadang dilibatkan, alasan...............................................

.....................................................................................................

c. Tidak dilibatkan, alasan...............................................................

.....................................................................................................

c) Penanaman

a. Selalu dilibatkan, alasan................................................................

.......................................................................................................

b. Kadang-kadang dilibatkan, alasan.................................................

.......................................................................................................

c. Tidak dilibatkan, alasan.................................................................

.....................................................................................................

d) Pemeliharaan

a. Selalu dilibatkan ,alasan...............................................................

......................................................................................................

b. Kadang-kadang dilibatkan, alasan...............................................

......................................................................................................

c. Tidak dilibatkan, alasan...............................................................

......................................................................................................

2. Bagaimana penilaian Bapak/Ibu mengenai kegiatan program GNRHL

ini pada :

a) Kegiatan administrasi

a. Cukup bermanfaat, alasan............................................................

......................................................................................................

b. Tidak begitu bermanfaat, alasan..................................................

......................................................................................................

c. Tidak bermanfaat, alasan.............................................................

......................................................................................................

b) Pembuatan tanaman hutan rakyat

a. Cukup bermanfaat, alasan............................................................

......................................................................................................

b. Tidak begitu bermanfaat, alasan..................................................

......................................................................................................

c. Tidak bermanfaat, alasan.............................................................

......................................................................................................

c) Pemeliharaan

a. Cukup bermanfaat, alasan............................................................

......................................................................................................

b. Tidak begitu bermanfaat, alasan..................................................

......................................................................................................

c. Tidak bermanfaat, alasan.............................................................

......................................................................................................

d) Pengawasan dan pengendalian GNRHL

a. Cukup bermanfaat, alasan............................................................

......................................................................................................

b. Tidak begitu bermanfaat, alasan..................................................

......................................................................................................

c. Tidak bermanfaat, alasan.............................................................

......................................................................................................

3. Apa yang Bapak/Ibu lakukan bila hasil kegiatan ini anda rasakan

kurang memuaskan ?

a. Memberikan masukan langsung pada Dinas Kehutanan dan

Perkebunan baik dalam rapat resmi maupun secara informal

b. Membicarakan dengan teman-teman kelompok

c. Membiarkan saja

4. Bagaimana sikap Dinas Kehutanan dan Perkebunan terhadap masukan

yang Bapak/Ibu sampaikan ?

a. Langsung dan selalu ditanggapi

b. Kadang-kadang ditanggapi

c. Tidak ditanggapi

D. TAHAP PEMANFAATAN HASIL

1. Apakah Bapak/Ibu aktif dalam kegiatan pemanfaatan lahan pada

tanaman dibawah tegakan ?

a. Aktif

b. Kurang akt if

c. Tidak aktif

2. Tanaman apa yang Bapak/Ibu tanami pada tanaman dibawah tegakan ?

..................................................................................................................

..................................................................................................................

3. Pada pergiliran musim berikutnya Bapak/Ibu menanami apa ?

..................................................................................................................

..................................................................................................................

4. Apakah kegiatan program GNRHL ini bisa membantu Bapak/Ibu

dalam meningkatkan pendapatan untuk mencukupi kebutuhan sehari-

hari keluarga anda ?

a. Ya bisa, alasan....................................................................................

............................................................................................................

b. Kurang bisa, alasan............................................................................

............................................................................................................

c. Tidak bisa, alasan...............................................................................

............................................................................................................

5. Menurut Bapak/Ibu apakah kegiatan program GNRHL ini bisa

membantu menambah lapangan kerja bagi masyarakat ?

a. Ya bisa, alasan....................................................................................

............................................................................................................

b. Kurang bisa, alasan............................................................................

............................................................................................................

c. Tidak bisa, alasan...............................................................................

............................................................................................................

6. Menurut Bapak/Ibu apakah kegiatan program GNRHL ini bisa

membantu upaya pengelolaan hutan rakyat yang lestari di wilayah

Genengduwur?

a. Ya bisa, sebutkan...............................................................................

alasan..................................................................................................

............................................................................................................

b. Kurang bisa, sebutkan........................................................................

alasan..................................................................................................

............................................................................................................

c. Tidak bisa, sebutkan...........................................................................

alasan..................................................................................................

............................................................................................................

Lampiran 9

Surat Izin Penelitian

Lampiran 10

Peta Desa Genengduwur

Tanaman Jati Program GNRHL di Desa Genengduwur (Tahun Penanaman 2004)

Tanaman Jati Program GNRHL Tahun Penanaman 2004 (Kondisi baik)

Lampiran 11

Tanaman Jati Program GNRHL Tahun Penanaman 2004 (Kondisi sedang)

Tanaman Jati Program GNRHL Tahun Penanaman 2004 (Kondisi kurang baik)