parameter 10 31 mei 2014

11
Edwansyah Gumayenda Page 1 Parameter 10-31 Mei 2014: Resume penculikan keluarga Indra Rasiwan yang menukar dan merampas anak-istri Indra Rasiwan di tahun 2001 akhirnya mendaftar nama-nama berikut sebagai pelaku: 1) Susiawan yang menukar lullaby Djazuli Kuris, 2) Reza-reza palsu dari keluarga Parno dan Sukron,3) Idrus Zawawi, 4) Hermanto Keuw, 5) Arfan Masuning, 6) Sukardi, 7) Klicuk, 8) Jemakir, 9) Yanto, 10) Bujang San, 11) Sarmidi, 12) Lekung, 13) Betty, dan 14) homoseks-homoseks Inra Floris yang mengumulasi reputasi buruk dari Bupati Lahat Harunata, Hartal Burlian Sohar dan Meki Burlian Sohar. Kulminatif dari kebiasaan buruk keluarga Sukardi, Eli Kusmala, Arfan Masuning, dan Yahun yang gemar menyerobot harta benda kaum kerabat dan menggadaikannya kepada pihak ketiga, kemudian dijerat oleh Susiawan, Reza-reza palsu , Eli Kusmala, dan Atik Jemakir dari Inra Floris Palembang yang bermodus lintah darat yakni menerima penadahan pelaku (oknum-oknum Rasiwan) dan mengumulasi pemerasan, penculikan dan percobaan pembunuhan terhadap harta benda dan identitas pelaku yang menggelapkan Indra Rasiwan dan anak istri. Oknum-oknum Rasiwan akhirnya menyepakati percobaan pembunuhan dengan penculikan karena khawatir kedapatan menganiaya Indra Rasiwan dan anak istri. Resume dan tentatif penganiayaan dilakukan oleh keluarga Sukron, Jemakir, Yanto, Taher, Rusid Adenan, keluarga Pajeroni Zawawi, Parno, Hermanto Keuw, Klicuk, Johar, Susiawan dan homoseks-homoseks Inra Floris rekrutan Eli Kusmala yang mengelevasi reputasi buruk dari lembaga

Upload: fort-manhaj-edwansyah-gumayenda

Post on 02-Jul-2015

79 views

Category:

Education


3 download

DESCRIPTION

Gumayenda

TRANSCRIPT

Page 1: Parameter 10 31 mei 2014

Edwansyah Gumayenda Page 1

Parameter 10-31 Mei 2014:

Resume penculikan keluarga Indra Rasiwan yang menukar dan

merampas anak-istri Indra Rasiwan di tahun 2001 akhirnya mendaftar

nama-nama berikut sebagai pelaku: 1) Susiawan yang menukar lullaby

Djazuli Kuris, 2) Reza-reza palsu dari keluarga Parno dan Sukron,3)

Idrus Zawawi, 4) Hermanto Keuw, 5) Arfan Masuning, 6) Sukardi, 7)

Klicuk, 8) Jemakir, 9) Yanto, 10) Bujang San, 11) Sarmidi, 12) Lekung,

13) Betty, dan 14) homoseks-homoseks Inra Floris yang mengumulasi

reputasi buruk dari Bupati Lahat Harunata, Hartal Burlian Sohar dan

Meki Burlian Sohar.

Kulminatif dari kebiasaan buruk keluarga Sukardi, Eli Kusmala,

Arfan Masuning, dan Yahun yang gemar menyerobot harta benda

kaum kerabat dan menggadaikannya kepada pihak ketiga, kemudian

dijerat oleh Susiawan, Reza-reza palsu , Eli Kusmala, dan Atik Jemakir

dari Inra Floris Palembang yang bermodus lintah darat yakni

menerima penadahan pelaku (oknum-oknum Rasiwan) dan

mengumulasi pemerasan, penculikan dan percobaan pembunuhan

terhadap harta benda dan identitas pelaku yang menggelapkan Indra

Rasiwan dan anak istri.

Oknum-oknum Rasiwan akhirnya menyepakati percobaan

pembunuhan dengan penculikan karena khawatir kedapatan

menganiaya Indra Rasiwan dan anak istri. Resume dan tentatif

penganiayaan dilakukan oleh keluarga Sukron, Jemakir, Yanto, Taher,

Rusid Adenan, keluarga Pajeroni Zawawi, Parno, Hermanto Keuw,

Klicuk, Johar, Susiawan dan homoseks-homoseks Inra Floris rekrutan

Eli Kusmala yang mengelevasi reputasi buruk dari lembaga

Page 2: Parameter 10 31 mei 2014

Edwansyah Gumayenda Page 2

pemasyarakatan Kemarau Palembang, Chottawa Cilacap, dan Deo

Harunata.

Pembuktian terbalik akhirnya didapatkan dari Inra Floris

Palembang di bulan September 2009 yakni Reza-reza palsu, Jimmy

Arfan Masuning, Erwin Winter Arfan Masuning, Lam Sohar, Susanti

Angraini, Atik Jemakir, Nirwana palsu, Indra Rasiwan palsu, Darwin

Sugandi Sjamsuri, Herlansyah Burlian Sohar alias Aan, Nita Burlian

Sohar, Pipin Burlian Sohar, dan Susiawan mengindentifikasi

Gumayenda guna mengalami penculikan, substitusi, trafficking,

penggandaan identitas, pemasungan, dan percobaan pembunuhan.

Kesemuanya menyepakati Gumayenda untuk mengalami

kemunduran mental yang dibuktikan kembali oleh Susiawan, Atik

Jemakir, Reza-reza palsu, orang tua Palsu, dan oknum–oknum

Rasiwan dari keluarga Betty, Arfan Masuning, Rusali, Eli Kusmala

dengan menyodomi, membunyikan dan mendiktasi pronosiasi hati,

mentoksikasi makanan dan minuman menggunakan narkoba dan

obat-obatan institusi dari Ernaldi Bahar Palembang, memukuli hingga

mengetalase kekerasan berupa penculikan orang tua yang hingga kini

tidak dapat ditemukan maupun berita mengenai kondisi hidup atau

mati, pengabaian hak, dan pengucilan dengan mengupayakan pihak

ketiga untuk melakukan percobaan pembunuhan sebagai tumbal

(antidote) resume kejahatan Reza-reza palsu, oknum-oknum Rasiwan,

Eli Kusmala alias Deo Harunata, Nirwana palsu, Susiawan, dan Sukron

Keuw terhadap Gumayenda sejak 2004 sampai dengan saat ini Juni

2014.

Etalase kekerasan distatuskan oleh Susiawan dan Reza-reza

palsu dengan mengucilkan Gumayenda dari pertolongan kolega dan

Page 3: Parameter 10 31 mei 2014

Edwansyah Gumayenda Page 3

kaum kerabat yang dimaksudkan untuk memudahkan parasitisme

yakni menghisap harta benda Indra Rasiwan, perampasan harta

benda, dan identitas. Trafficking atau menjual manusia seperti budak

solid dimaksudkan kepada Gumayenda, kini mengalami percobaan

pertukaran yakni upaya penculikan terhadap Gumayenda yang

dimaksudkan untuk menjual dan menggandakan identitas, kumulatif

didefinisikan dengan menghilangkan Gumayenda dari tuntutan

hukum dan pengabaian berita kematiannya bila mengalami

pembunuhan oleh Reza-reza palsu dan grup kejahatan Susiawan.

Modus kejahatan Reza-reza palsu pun akhirnya terbukti

dengan mengetahui identitas-identitas palsu mereka mengorupsi

hirarki pemerintah kota Pagaralam dengan mengaku-ngaku sebagai

Polisi, TNI, dan agen Polisi Pagaralam melakukan parasitisme yakni

mengintimidasi rumah-rumah korban dengan ancaman perampasan,

penggelapan dan menghuninya dengan menyertai perzinahan

terhadap anggota keluarga korban, penculikan beserta penjarahan

terhadap pribumi disertai ancaman senjata api, dan penculikan yang

membawa korban ke kabupaten Empat Lawang, Karang Dalo

Pagaralam, dan Tangsi Pagaralam, yang sebenarnya dikumulasi oleh

memperkaya diri sendiri karena resume Djazuli Kuris dan Budiarto

Marsul yang mengekstorsi kejahatan penjarahan dengan Nasrani

Xaverius Pagaralam dari Reza-reza palsu, Nirwana palsu, Sukron,

Parno, Hermanto Keuw, Zawawi, Johar, Hasbulah, Marsup, Sastra

Mico, Sinta Mardalena, Cici Yulita, Jimmy Arfan Masuning, Loni

Sjamsuri, Darwin Sugandi Sjamsuri, Darmansyah Sjamsuri, dan Faisal

Sjamsuri yakni membenci pribumi dan umat Islam Pagaraalam (Darul

Hikam dsb) lantaran mereka lebih berproperti ketimbang orang-orang

Page 4: Parameter 10 31 mei 2014

Edwansyah Gumayenda Page 4

pendatang seperti Djzuli Kuris, Marsul ,Reza-reza palsu, Sukron, dan

Susiawan sendiri.

Kekerasan tersebut mengalami komparasi dari perekrutan

Susiawan yang teridentifikasi di tahun 2002 oleh koalisi mereka

terhadap Jamaah Muslimin Bogor dan Roy Lanzen yakni mengumulasi

modus kejahatan pronosiasi hati menggunakan Lutfie Syadun, Umiyati

Reza-reza palsu, dan fatwa dari komunal Muslimin (:diklaim sesat

karena mengompromi kejahatan Yahudi Pagaralam dan homoseks

(waria dari sekte Yahudi) dengan dalil menyediakan anvil terhadap

kompetitor dan menikmati imbal jasa dari hubungan antar agama

berupa penggelapan strata, provokasi pertukaran properti, dan

modus kejahatan substitusi yang mengusahakan penampungan dan

atau pelarian bagi kaum tahanan dan orang-orang terlarang),

mengakibatkan pelaku-pelaku kejahatan seperti Reza-reza palsu dan

Susiawan leluasa mengelevasi dan mengulminasi tumbal-tumbal

kejahatan dari tentatif yang terdaftar untuk komparasi dan kajian

pembuktian terbalik (:retro aktif) sepanjang investigasi mengenai

pengaduan korban meskipun klise diindentifikasi dengan pengabaian

karena redundancy aparat yang tidak mungkin tahan mengabaikan

identitas palsu beserta harta benda korban yang tidak pernah

terdaftar apapun ketika mengalami penyidikan.

Akhirnya kejahatan menstatuskan pengebirian yakni

mengucilkan korban yang dimaksudkan untuk memudahkan

pemisahan kesepakatan dan penghapusan hubungan properti

terhadap kesepakatan yang telah dibuat, berikut status dan istilah

Tapol terhadap umum yakni menstatuskan tahanan dan mendukung

kekerasan terhadap korban ketika distatuskan secara sepihak sebagai

Page 5: Parameter 10 31 mei 2014

Edwansyah Gumayenda Page 5

Tapol oleh Reza-reza palsu yang akan melakukan kekerasan berupa

pengintaian, parasitisme, pemerasan, perzinahan, dan percobaan

pembunuhan terhadap korban. Istilah Tapol melejit ketika Djazuli

Kuris, Budiarto Marsul, Suharindi, dan Sukron menyediakan anvil bagi

kebodohan identitas stelsel aktif bagi mereka yang minim akan

pengetahuan ekspatriat, whistle blower act (perlindungan saksi),

suaka, dan hak istimewa bagi hubungan antar agama yang

mempengaruhi komunikasi diluar kultur dan ekses yang didiskriminasi

meskipun memaksakan kultur terhadap komunal dan konsili yang

diasumsikan mereka sebagai pedoman dan orientasi mengenai

eksekutif aktifitas dan otorisasi.

Elevasi status Tapol bagi Gumayenda dinafikan dengan

menyebutkan : a) Identitas perkuliahan sebagai mahasiswa STIE

Lembah Dempo Pagaralam dengan masa daftar di tahun 2010, b)

Hubungan antar bank melalui Bank Sumsel Babel Pagaralam dengan

nomor rekening : 1520987881, c) Hubungan Bank atas nama

Edwansyah Gumayenda di Bank BCA Pagaralam dengan nomor

rekening: 8515008701, d) Akses pemilu di tahun 2009 dengan pilihan-

pilihan kepada Mahyoedin, Percha Lean Puri, Alex Noerdin-Ishak

Mekki, dan Soesilo Bambang Yoedhoyono sebagai anggota-anggota

DPRD/ DPR-RI , Gubernur dan wakil Gubernur Sumatera Selatan, dan

Presiden Republik Indonesia, e) Akses pemilu di bulan April 2014

untuk memilih Djazuli Kuris sebagai anggota DPRD tingkat I provinsi

Sumatera Selatan, Percha Lean Puri sebagai anggota DPD Sumatera

Selatan, dan Tien Martini sebagai anggota DPRD, f) Terdaftar sebagai

anggota perpustakaan pemerintah kota Pagaralam tanggal 17

Desember 2013 dengan nomor anggota DC 8079517, g) Nomor Kartu

Page 6: Parameter 10 31 mei 2014

Edwansyah Gumayenda Page 6

Penduduk 1604060205770003 dengan masa berlaku hingga 1 Mei

2017, h) Dapat melakukan transaksi antar bank di Bank Mandiri

Pagaralam pada tanggal 24 Desember 2013, 5 Juni 2014, dan terakhir

9 Juni 2014 untuk pembayaran sistim kuliah semester (sks) di STIE

Lembah Dempo Pagaralam, i) Memperoleh surat pengantar dari

kepala desa Jarai Rudi Hartono untuk permohonan Surat Keterangan

Catatan Kepolisian dari Polsek Jarai dan Surat Pengantar untuk

permohonan Surat Pindah Warga Negara Indonesia dari kecamatan

Jarai ke ibukota Jakarta dengan nomor surat pengantar, sebagai

berikut : 140/ 096/ JR/ JR/ 2014, Surat Permohonan Pindah Warga

Negara Indonesia tersebut mendesak diminta dari kepala desa Jarai

Rudi Hartono dikarenakan aksi kekerasan dan kejahatan yang

dilakukan oleh oknum-oknum Rasiwan melalui Reza-reza palsu,

Nirwana palsu, Indra Rasiwan palsu, Atik Jemakir, Susanti Angraini,

Elta Eli Kusmala, Klicuk, Pajeroni Zawawi, Yanto, Asbon, Supar,

Hermanto Keuw, Johar, Erlan Arfan Masuning, homoseks-homoseks

(waria) Inra Floris, Loni Sjamsuri, Darmansyah Sjamsuri, Faisal

Sjamsuri, Darwin Sugandi Sjamsuri, Meki Burlian Sohar, Marsup, dan

Eli Kusmala mengupayakan terorisme yang mengusahakan

Gumayenda untuk terusir dari identitas dan harta benda yang

termasuk harta waris Indra Rasiwan bahkan untuk terbunuh oleh

homoseks-homoseks (waria) Inra Floris dan reza-reza palsu yang

teridentifikasi sebagai pelaku-pelaku kejahatan Nasrani Xaverius

Pagaralam yang menjarah dan menculik pribumi beragama Islam

dengan elevasi kasus Darul Hikam Pagaralam dan penggusuran

kawasan wisata di kota Pagaralam, j) Memperoleh formulir Surat

Keterangan Pindah Datang Warga Negara Indonesia (F-108) dari

Page 7: Parameter 10 31 mei 2014

Edwansyah Gumayenda Page 7

kepala desa Jarai Rudi Hartono dengan nomor kartu keluarga daerah

asal, sebagai berikut : 1604060406080003, k) Memperoleh

Rekomendasi Catatan Kepolisian dengan nomor : REKOM/ 101/ IV/

2014/ Intelkam, dari Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah

Sumatera Selatan Resort Lahat Sektor Jarai tertanda Ajun Komisaris

Polisi Heri Sutrisno, NRP: 64040310, l) Surat Keterangan Catatan

Kepolisian sebelumnya diterima oleh Gumayenda dari Kepolisian

Negara Republik Indonesia Daerah Sumatera Selatan Resort Lahat

Jalan Bhayangkara nomor : 01 Lahat 31414, bernomor Surat

Keterangan Catatan Kepolisian No. Pol : 7681/ XI/ 2008/ INTELKAM,

tertanda Ajun Komisaris Polisi Mizon Bahri, NRP : 63010441, m)

Dapat melakukan transaksi di ITC Depok dengan nota penjualan JL-

0000012488 dan JL-0000012489 di toko Astro Raya lantai 3 Blok A

nomor 90-91 ITC Depok, n) Dapat berpergian ke ibukota Jakarta pada

tanggal 7 Mei 2014 dan melakukan kunjungan ke Sukmajaya Depok

kepada mertua dari Taufan Putra yakni saudara Manta.

Kekerasan masih diberlakukan oleh Nasrani Xaverius

Pagaralam, Reza-reza palsu, oknum-oknum Rasiwan, dan homoseks-

homoseks dari grup kejahatan Eli Kusmala dan Susiawan karena

mereka menebalkan muka dengan menyebutkan ekstorsi dari mantan

Bupati Lahat Harunata yang menyediakan anvil bagi kejahatan mereka

yakni kondisi lullaby pejabat Walikota Pagaralam Djazuli Kuris,

Budiarto Marsul, dan Status Vakum Pagaralam 2008. Susiawan dan

gepeng-gepengnya (:gembel dan pengemis hasil perekrutan anak-

anak frustrasi yang dikondisikan mengalami kejahatan homoseks

(waria) dan di usir dari keluarga) menyebutkan intimidasi didefinisikan

dari kondisi korban yang diancam palsunya identitas mereka dan

Page 8: Parameter 10 31 mei 2014

Edwansyah Gumayenda Page 8

maknawi pelayanan publik yang dipalsukan oleh kondisi infiltrasi

identitas-identitas palsu yang kesemuanya di okupasi oleh sampah-

sampah masyarakat yang di rekrut dari modus kejahatan parasitisme,

komutasi, transfigurasi pronosiasi hati, dan substitusi. Elevasi

membentuk organisasi sampah masyarakat yang dietalase seolah-olah

melayani kepentingan Negara untuk masyarakat umum, didefinisikan

oleh Susiawan dengan besar kepala mengintimidasi harta benda dan

identitas palsu yang mampu menghubungi Presiden maupun menteri-

menteri yang berakses strategis karena beridentitas palsu

menyediakan ekstorsi bagi kejahatan mereka menguras uang daerah

dan melakukan kejahatan berjamaah. Pembuktian sampah

masyarakat memprihatinkan banyak pihak karena Reza-reza palsu dan

Susiawan menenteng senjata api standar TNI AD dan berperilaku

waria maupun memundurkan perilakunya sebagai tahanan yang

mengelevasi inaktivasi pembuktian akan penyelidikan kejahatan yang

prihatin karena okupasinya dilakukan dari substansi petugas-petugas

bawahan yakni orang-orang bodoh yang mengatasnamakan

nepotisme Jawa dan Nasrani untuk Komunis Dwikora Harun Sohar dan

mengotak-kotakkan korban bahkan mengklaim elevasi kup ketika

memperoleh akses dari partai politik tertentu dan Tentara Nasional

Indonesia. Saat ini Susiawan dan Reza-reza palsu mengklaim elevasi

kup dari Mayor Jendral TNI AD Harun Sohar yang pernah di kritik

mengenai kematiannya yang sangat lucu yakni mengetahui kesalahan

karenanya di usir oleh komunal Jawa untuk melakukan ekstradisi

keluar negeri (:meskipun saat itu beliau telah ngotot mengklaim

Nasrani/ Yahudi sebagai agamanya!!!!) dan menyerahkan

pembunuhan dengan harapan kepahlawanannya akan menguasai

Page 9: Parameter 10 31 mei 2014

Edwansyah Gumayenda Page 9

provinsi Sumatera Selatan dapat di raih, namun resume reputasi

buruk tak mungkin dinafikan dengan kumulatif korban-korban yang

pernah mengalami kekerasan dari perekrutan yang mengklaim Hartal

Burlian Sohar, Burlian Sohar, Harun Sohar, dan kemunduran mental

mantan Bupati Lahat Harunata hingga nama jalan arteri atas nama

Harun Sohar pun harus mengalami pergeseran kepada MH. Thamrin

yang mengindikasikan asumsi dan impian Harun Sohar sebagai

pahlawan komunis merupakan halusinasi yang kerap dilafazkan oleh

anak-cucunya.

Ironi bagi Pledoi yang pernah di tulis di rutan Salemba Jakarta oleh

Xanana Gusmao dan Ginandjar Kartasasmita yakni mereka

memberikan akumulasi mengenai hak istimewa TNI untuk

menentukan orang sebagai eksekutif dan menentukan hasil efektif

dari menentukan inaktivasi status orang dan pembuktian mengenai

efektifitas yang pernah disebutkan melalui “Menguasaikah TNI

bilamana hasil pembuktian memproduksi absolutisme dalam kondisi

Quo Vadis dan identitas-identitas palsu yang di komparasi oleh

penawaran sebagai berikut : “Tekanan terhadap jumlah eksekutif

yang ditawarkan dan fluktuasinya yang terkoordinasi oleh evaluasi

pucuk-pucuk hirarki dan mengalami depresiasi dari status-status,

berikuti ini: a) Perkiraan kepecayaan di masa depan untuk

mengindikasikan asumsi akan konspirasi dan plot mengenai

pembuktian eksekutif, dan b) Skenario Quo Vadis yang mengeksekusi

eksekutif kepada modus substitusi yang memuaskan konsumen lokal

yang merupakan mitra TNI yang menguasai produk dan hajat hidup

orang banyak dengan maksud mengeksploitasi utilitas dengan

kenaikan tingkat kepercayaan di masa depan demi menutupi stelsel

Page 10: Parameter 10 31 mei 2014

Edwansyah Gumayenda Page 10

aktif yang diharapkan melindungi repatriasi, status ekstradisi, dan

hubungan komunikasi luar negeri yang dapat mengetahui skenario

selanjutnya secara mengebiri atau melakukan pengawasan mengenai

pencekalan yang akan diberlakukan.

Hubungan komunikasi tidak menafikan tesis yang diusahakan

untuk mengalami apresiasi dari penghapusan hubungan properti

dengan elevasi skisme yang mengupayakan penghapusan

konservatisme, dan Tapol sendiri minim luar biasa didefinisikan oleh

pelaku-pelaku kejahatan seperti Reza-reza palsu, homoseks-

homoseks yang mengklaim Harun Sohar adalah kanibalisme dan

pemurtad luar biasa bagi agitasi sekte perjuangan komunis, dan

Susiawan yang besar kepala karena sukses menyodomi anal-anal

pejabat Walikota Pagaralam Djazuli Kuris dan pejabat wakil Walikota

Pagaralam Budiarto Marsul.

Maknawi Harun Sohar mendefinisikan kepala dan anal

merupakan titik-titik elevasi yang terukur bagi pemahaman mereka

akan komunikasi tapol memberikan pilihan lain ketika Sohar

bertransfigurasi yang artinya di raih dengan menggelapkan identitas

untuk melakukan laten dan menguras perhatian masyarakat dengan

mengontroversi pihak opoisisi. Dagang Sapi dan pemfitnahan telah

usang sebagai media perjuangan komunis, tekanan seperti itu

mengalami tesis, sebagai berikut : “Resistansi dan kemutakhiran

kultur yang diupayakan dapatkah mempertahankan keberlansungan,

keberlanjutan, dan berkesinambungan dari pengorganisasian yang

dilakukan dengan pemberdayaan eksekutif-eksekutif yang di latih

memanipulasi status-status Tapol, dari sisi lain memahami

pembuktian terbalik dan cacat hukum merupakan tekanan eksekutif

Page 11: Parameter 10 31 mei 2014

Edwansyah Gumayenda Page 11

yang melanjutkan kebodohan kantong-kantong kesejahteraan orang-

orang Indonesia terhadap kultur yang melakukan pencekalan sebelum

mereka lahir sebagai orang Jawa yang malas melakukan program

transmigrasi dan giat menjarah karena iri-dengki melihat pribumi

memiliki lahan pertanian dan perkebunan yang luas, Nasrani yang

bertebal muka karena terbentur maknawi ‘property of fallability’

yakni habis manis sepah dibuang, memepas dalam belanga, atau

seorang homoseks yang giat memfitnah orang-orang disekitarnya

karena canggung berperilaku menyimpang dan susah memperoleh

relasi bahkan untuk sesuap nasi melainkan parasitisme dan

pencurian! (:mutlak diketahui seorang komunis tidak dibolehkan

mengalami intelektual tinggi khawatir mengalami kemandekan dalam

manajemen!!!!)” .