paralisis plexus brachialis neonatal
TRANSCRIPT
![Page 1: Paralisis Plexus Brachialis Neonatal](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082410/557213d5497959fc0b93214e/html5/thumbnails/1.jpg)
PARALISIS PLEKSUS BRACHIALIS NEONATAL DENGAN
PERSALINAN PERVAGINAM SETELAH PERSALINAN
CAESAR : PENELITIAN CASE-CONTROL
Tujuan
Tujuan dari studi ini adalah untuk menentukan jumlah paralisis pleksus brachialis
neonatal (NBPP, neonatal brachial pleksus palsy) pada wanita yang menjalani
persalinan pervaginam setelah persalinan Caesar (VBAC) dan untuk
membandingkan karakteristik peripartum dengan kelompok subjek
Desain Studi
Data dari Unit Kedokteran Fetomaternal digunakan untuk mengidentifikasikan
kehamilan tunggal tanpa anomali dengan VBAC dan NBPP pada usia kehamilan
aterm (lebihd ari sama dengan 37 minggu) dan terhadap 4 kontrol subjek (yang
cocok untuk usia kehamilan dan status diabetes mellitus namun tanpa disertai
dengan cedera brachial). Odds rasio (OR) dan interval kepercayaan 95%
kemudian dihitung.
Hasil
Pada 11,313 VBAC aterm terdapat 23 wanita dengan NBPP (angka 2.0 per 1000
wanita). Bayi dengan NBPP dibandingkan dengan kelompok bayi kontrol secara
signifikan lebih cenderung untuk berat badannya lebih dari 4000 gram (48% vs
10%), )R 8,45 ; CI 95% 2,58-28,44) dan memerlukan perawatan di NICU (30% vs
13 % ; OR 12,98 ; CI 95% 2,61-72,18)
Kesimpulan
![Page 2: Paralisis Plexus Brachialis Neonatal](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082410/557213d5497959fc0b93214e/html5/thumbnails/2.jpg)
Wanita yang menghendaki VBAC harus diberi informasi mengenai angka NBPP
dan jika memungkinkan, dimotivasi untuk melakukan percobaan persalinan
setelah persalinan Caesar
Kata kunci : makrosomia, neonatal brachial pleksus palsy, VBAC
Jarang ditemukan, tidak bisa diprediksim dan tidak bisa dicegah, NBPP
didefinisikan sebagai paresis flaksid dari ekstremitas atas karena perlukaan dari
pleksus brachialis, dengan ROM pasif yang lebih besar dibandingkan ROM aktif.
Meskipun hampir sebagian besar kasus NBPP dapat diselesaikan, 1 dari 10
bertahan hingga lebih dari 1 tahun dan mungkin membutuhkan rekonstruksi bedah
mikro. Bayi dengan kasus seperti ini berdampak pada kehidupan financial dan
kualitas hidupnya, dan bisa mengakibatkan litigasi.
Faktor faktor yang berpengaruh terhadap NBPP antara lain adalah diabetes
mellitus pregestasional maupun gestasional, kala dua persalinan yang cepat,
persalinan pervaginam dengan alat, makrosomia, distosia bahu, dan riwayat
distosia bahu. NBPP muncul pada sekitar 0,3 dari 1000 persalinan Caesar, sekitar
1 dari 1000 persalinan pervaginam, sekitar 4 dari 100 persalinan pervaginam
dengan alat, dan sekitar 5 dari 1000 persalinan pervaginam pada ibu diabetes, dan
sekitar 19 dari 1000 jka terdapat riwayat distosia bahu. NBPP muncul pada 22 dari
1000 persalinan dari bayi dengan BB minimal 4500 dan sekitar 79 dari 1000 bayi
dengan berat lebih atau sama dengan 5000 gr.
Terdapat informasi yang kurang mengenai NBPP pada wanita yang
menjalani persalinan percobaan selah persalinan Caesar (TOLAC) dan yang
menjalani VBAC. Unit Kedokteran Fetomaternal mengumpulkan data persalinan
Caesar, TOLAC, dan VBAC kemudian melaporkan cedera pleksus brachialis
namun dikombinasi dengan cedera fetal lainnya seperti laserasi kulit,
cephalohematoma, fraktur klavikula atau tengkorak, atau paralisis nervus
![Page 3: Paralisis Plexus Brachialis Neonatal](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082410/557213d5497959fc0b93214e/html5/thumbnails/3.jpg)
fascialis, atau fokus pada scenario klinis yang spesifik, seperti wanita obese (BMI
Lebih dari sama dengan 40 kg/m2) yang menjalani TOLAC. American College of
Obstetry and Gynecology menerbutkan bulletin VBAC, memberikan angka dari
beberapa morbiditas (seperti transien takipneu, morbiditas respiratorik,
hiperbilirubinemia, dan ensefalopati iskemik hipoksik) dengan TOLAC, namun
tidak NBPP. Kami mencari data MFMU persalinan Caesar untuk menentukan
angka NBPP dengan VBAC dan faktor-faktor yang meningkatkan kemungkinan
dari cedera pleksus brachialis.
Tujuan dari analisis sekunder adalah untk menggunakan data public yang
tersedia dari data MFMU persalinan Caesar untuk meningkatkan data angka NBPP
dengan VBAC dan membandingkannya dengan kelompok subjek untuk mengukur
apakah karakteristik peripartum berbeda diantara wanita-wanita tersebut dengan
dan tanpa perlukaan pada pleksus brachialis.
MATERIAL DAN METODE
Kami mendapatkan persetujuand ari Institutional Review Board (12-05-NH-0128-
EVMS) untuk menganalisa data MFMU Network Caesarean Registry yang
dikumpulkan oleh Eunice Kennedy Shriver dari National Institute of Child Health
and Human Development. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, studi
ini memasukkan data seluruh wanita dengan riwayat persalinan Caesar, kehamilan
dengan usia lebih dari atau sama dengan 20 minggu, atau berat bayi lahir minimal
500 g. penelitian dilakukan pada 19 tempat di Amerika serikat dan telah disetujui
oleh Institutional Review Board dari masing-masing tempat.
Logbook data persalinan atau database dari tiap center yang ikut serta
dilakukan screening tiap hari untuk mengidentifikasi seluruh kasus. Data medis
dari tiap wanita dan bayi direview oleh perawat peneliti terlatih yang faham
mengenai modus persalinan. Data demografi, detail dari riwayat obstetrik, dan
![Page 4: Paralisis Plexus Brachialis Neonatal](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082410/557213d5497959fc0b93214e/html5/thumbnails/4.jpg)
informasi mengenai kejadian intrapartum atau postpartum kemudian dicatat. Data
neonatus dikoleksi sampai 120 hari setelah persalinan atau sampai pada saat
dipulangkan dari rumah sakit. Data tambahan mengenai bayi yang kemudian
dirawat di NICU juga dikumpulkan.
Untuk analisis sekunder kami, kasus yang diambil adalah kehamilan
tunggal yang menjalani TOLAC, menjalani VBAC, usia kehamilan minimal 37
minggu dan bentuk kepala sefalik, lahir hidup, dan tidak terdapat anomali
congenital. Untuk kelompok kontrol, kami mengidentifikasikan 4 neonatus yang
telah dari VBAC tanpa perlukaan dan sesuai dengan usia kehamilan dan disertai
atau tanpa diabetes. Selain dari usia kehamilan, status diabetes mellitus, dan
absennya NBPP, kami kuran memperhatikan karakteristik peripartum selama
pemilihan dari kelompok kontrol subjek.
Wanita yang memiliki diabetes mellitus pregestational atau gestasional
dijadikan satu kelompok “diabetes”. Usia kehamilan didefinisikan sebagai infant
baru lahir yang paling sedikit usia kehamilannya 37 minggu saat persalinan, dan
posterm gestasi didefinisikan sebagai wanita yang melahirkan pada usia
kehamilan lebihd aria tau sama dengan 41 minggu. Bayi baru lahir dengan berat
minimal 4000 g dianggap sebagai makrosomia, diagnosis NBPP berdasarkan pada
dokumentasi dari tabel yang menyebutkan adanya perlukaan pada saraf dari
pleksus brachialis dengan paralisis parsial atau komplit yang mengenai
ekstremitas atas. Data tidak memberikan informasi apakah saat persalinan terdapat
distosia bahu dan berapa lama NBPP muncul setelah dipulangkan dari rumah
sakit.
Tes Kolmogorov-smirnov digunakan untuk menentukan apakah data
mengikuti distribusi Gaussian. Student T-test, tes mann-Whitney, dan x 2 for
independence digunakan jika memungkinkan. Rasio Odds (OR) dan interval
kepercayaan 95% dihitung. Nilai probabilitas dari <0.05 atau 95% interval
kepercayaan yang tidak melewati integer 1 dianggap signifikan.
![Page 5: Paralisis Plexus Brachialis Neonatal](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082410/557213d5497959fc0b93214e/html5/thumbnails/5.jpg)
HASIL
Selama periode penelitan, terdapat 18.054 TOLAC, diantaranya yang berhasil
VBAC sebesar 73% (13,259 persalinan). Dari 13259 VBAC sebesar 16% (2154)
dieksklusi karena alas an sebagai berikut : persalinan pada usia kehamilan kurang
dari 37 minggu (sebanyak 92%, 1985), adanya anomali congenital (6%, 128),
kehamilan multiple (2%, 41). Kemudian 11105 data kohirt memenuhi kriteia
inklusi kami.
Angka NBPP adalah 2.0 dari 1000 VBAC aterm (23 dari 11313 kasus).
Untuk scenario klinis lainnya angka CI 95% ditunjukkan pada tabel 1.
Perbandingan antara kelompok kasus dan kontrol subjek ditunjukkan pada
tabel 2. Kedua kelompok mirip satu sama lain dalam hal umur, etnis, BMI
(Kg/m2) saat persalinan dan jumlah dari VBAC sebelumnya. Mereka juga
memiliki dialtasi cerviks yang serupa pada saat sampai di rumah sakit, diinduksi
atau diaugmentasi vs tidak, dan apakah mereka menajalani anestesi epidural atau
tidak. Durasi dari kala satu dank ala dua persalinan juga sama pada kedua
kelompok.
Angka penggunaan vacuum atau forceps lebih tinggi pada kelompok NBPP
dibandingkan dengan kelompok kontrol subjek (30% vs 0). Bayi makrosomi lebih
sering pada kelompok NBPP dibandingkan dengan kelompok yang tidak teradi
cedera pleksus brachialis (48% vs 10% ; OR 8,45 ; CI 95% 2,58-28,44). Rerata pH
arteri umbilicalis juga berbeda signifikan (17% vs 8%; OR 9,47 ; CI 95% 1,34-
81,39), sebagaimana saat sampai pada NICU (30% vs 13%; OR 12,98; CI 95%
2,61-72,18).
Pada grup NBPP, 4 bayi baru lahir (17%) tidak memiliki perlukaan lainnya
sedangkan pada kelompok kontrol tidak ditemukan perlukaan lainnya (lihat tabel
2)
![Page 6: Paralisis Plexus Brachialis Neonatal](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082410/557213d5497959fc0b93214e/html5/thumbnails/6.jpg)
PEMBAHASAN
Meskipun NBPP kurang sering muncul, perlu perhatian klinis karena usaha untuk
menguranginya akan menuju kea rah intervensi yang sebenarnya kurang
diperlukan seperti induksi atau persalinan Caesar elektif. Lebih lanjut, perlukaan
dapat bersifat permanen dan mungking mengakibatkan litigasi. Oleh karena itu,
terdapat perbedaan pendapat pada angka kejadian dan faktor-faktor yang berkaitan
dengan NBPP yang relevan. Ada publikasi mengenai angka kejadian dan faktor-
faktor yang mempengaruhi NBPP pada populasi obstetric umum; namun terdapat
perbedaan informasi mengenai VBAC pada usia kehamilan aterm. Publikasi
sebelumnya oleh anggota MFMU telah menjelaskan adanya perlukaan namun
tidak fokus pada hal tersebut. American College of Obstetrician and Gynecologist
menerbitkan buletinmengenai VBAC menyebutkan angka morbiditas yang
bervariasi namun tidak menyebutkan NBPP. Oleh karena itu, kami melakukan
studi case-control ini.
Terdapat 3 temuan utama pada studi ini, pertama tama mengenai angka
kejadian NBPP adalah 2 dari 1000 VBAC yang serupa dengan 1 dari 1000 yang
telah disebutkan sebelumnya pada populasi obstetri secara umum. Penjelasan yang
mungkin untuk kesamaan dari angka tersebut adalah, pada wanita dengan
persalinan Caesar karena distosiam peningkatan berat lahir dengan TOLAC
menurunkan kemungkinan keberhasilan VBAC. Alexander dkk melaporkan
adanya angka cedera brachial yaitu 0,2 dari 1000 kelahiran dari data tersebut,
namun mereka memasukkan hanya 9 kasus NBPP, dan 4 dari kasus tersebut
menjalani persalinan Caesar elektif berulang. Diantara kehamilan postterm
(3/1000), pasien diabetis (9/1000) dan bayi makrosomi (11/1000. Tabel 1),
angkanya lebih tinggi dibandingkan dengan populasi umum, yang diperkirakan
karena ketiganya terkait dengan distosia dan NBPP. Berdasarkan jenis estimasi
sonografi dari berat fetus dan ketidakmampuan kami untuk mendeteksi bayi
![Page 7: Paralisis Plexus Brachialis Neonatal](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082410/557213d5497959fc0b93214e/html5/thumbnails/7.jpg)
makrosomi, kami tidak mengharapkan klinisi akan dapat menghindari NBPP yang
terkait dengan neonatus dengan berat lahir lebih dari 4000 g. Namun apabila
suspek makrosomi, wanita yang kemudian akan mencoba TOLAC harus diberikan
informasi mengenai inakurasi dari pengukuran tersebut, jika berat bayi lebih dari
4000 g, terdapat resiko kegagalan dan rupture uteri, dan bila berhasil pun ada
resiko NBPP.
Temuan kedua kami adalah, sebelum persalinan, variable yang dapat
membantu klinis dalam membedakan antara pasien yang akan mengalami NBPP
dan yang tidak akan mengalami NBPP sangat terbatas dan sangat tidak praktis
digunakan secara klinis. Beberapa faktor faktor yang diketahui terkait dengan
NBPP antara lain persalinan pervaginam dengan alat, partus precipitates pada kala
dua persalinan, makrosomia,dan distosia bahu. Pada studi kami, kami mendapati
bahwa vacuum atau forcep lebih banyak dilakukan pada kelompok kasus, namun
lama kala dua hampir sama dengan kelompok kontrol. Serupa dengan publikasi
yang pernah diterbitkan, makrosomia merupakan faktor yang terkait dengan
kejadian NBPP. Karena distosia bahu tidak dicatat dalam database, kami tidak
dapat memberikan komentar mengenai distosia bahu tersebut dan NBPP. Karena
pada laporan sebelumnya kami mencatat bahwa NBPP dengan VBAC kuran bisa
diprediksi.
Temuan ketiga adalah bayi baru labir dengan NBPP lebih cenderung untuk
mengalami perlukaan lainya, perlunya perawatan di NICU, dan pH arteri
umbilicalis <7,2 (lihat tabel 2). Pencarian di PubMed dengan kombinasi kata
kunci (brachial pleksus palsy, brachial pleksus cedera, fracture, neonatal intensice
care, umbilical arterial) mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan kecil pada
laporan mengenai NBPP dan morbiditas yang menyertainya. Ada laporan yang
menyebutkan bahwa, bila NBPP terkait dengan distosia bahu, terdapat
peningkatan angka kejadian fraktur dan komplikasi lainnya. Karena distosia bahu
tidak dicatat pada data base, tidak mungkin untuk menentukan apakah komplikasi
![Page 8: Paralisis Plexus Brachialis Neonatal](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082410/557213d5497959fc0b93214e/html5/thumbnails/8.jpg)
muncul dengan atau tanpa mempengaruhi bahu. Meskipun komorbiditas tersebut
tidak diinginkan, harus dicatat bahwa komorbid tersebut terpecahakan dan
cenderung tidak menjadi permanen. Oleh karena itu, baik NBPP maupun
keterkaitannya dengan perlukaan lainnya kurang cukup untuk menjamin
penghindaran TOLAC pada wanita yang memenuhi syarat atau yang
menginginkanya.
Kami mengakui terdapat keterbatasan pada studi ini. Studi prospektif tidak
mengumpulkan data apakah bayi baru lahir mengalami distosia bahu dan
maneuver apa yang digunakan untuk mengatasi bahu yang terkena tersebut.
Ketiadaan data tersebut dapat dimaklumi, karena tujuan dari register data adalah
untk menentukan faktor yang mempengaruhi keluaran peripartum dengan TOLAC
dan persalinan Caesar. Dari seluruhnya 19 center yang dilibatkan merupakan
institusi akademik, oleh karena itu, temuan ini mungkin tidak bisa diterapkan
untuk rumah sakit umum. Ukuran sampel yang digunakan untuk NBPP juga
terbatas, meskipun kami mengumpulkan informasi lebih dari 11000 VBAC. Pada
30% kasus (7/23) , kami tidak mengetahui apakah NBPP pada bayi tersebut
sembuh. Tidak diketahui berapa lama NBPP berlangsung setelah bayi dipulangkan
dari rumah sakit. Yang terakhir, kami mengakui bahwa dengan diberikannya
protokol distosia, beberapa institusi dapat menurunkan angka kejadian NBPP, dan
kami belum mengetahui sebagaimana jauh adopsi protokol ini mempengaruhi
angka kejadian dengan VBAC.
Kekuatan dari studi kami perlu dicatat. Data yang kami kumpulkan secara
prospektif oleh perawat berpengalamam dari 19 center yang secara geografis
tersebar. Oleh karena itu, tidak seperti penelitian retrospektif dari center tunggal
atau dari kasus medis, kemungkinan terjadinya bias pada studi kami minimal,
yang membuat temuan yang kami dapat lebih bisa digeneralisasi. Hingga
sekarang, mungkin studi inilah yang merupakan studi terbesar yang fokus pada
NBPP dengan VBAC
![Page 9: Paralisis Plexus Brachialis Neonatal](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082410/557213d5497959fc0b93214e/html5/thumbnails/9.jpg)
Pada kesimpulannya, NBPP merupakan kejadian yang jarang dengan
VBAC dan sulit untuk dicegah sebelum persalinan karena faktor-faktor yang
mempengaruhinya sulit untuk diidentifikasi. Temuan kami dapat digunakan untuk
memberikan informed consent namun tidak untuk menghindarkan TOLAC pada
wanita yang memenuhi syarat.
Tabel 1. Tingkat paralisis pleksus brachial neonatal
Variabel n Paralisis pleksus
brachial neonatal
CI 95%
Persalinan pervaginam setelah persalinan
caesar
11,313 23 2 (1-3)
Usia kehamilan ≥ 41 minggu 1410 4 3 (1-7)
Diabetes mellitus 549 5 9 (4-21)
Berat lahir ≥ 4000 gr 976 11 11 (6-20)
Diabetes mellitus dan berat lahir ≥ 4000 gr 67 4 60 (23-144)
![Page 10: Paralisis Plexus Brachialis Neonatal](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082410/557213d5497959fc0b93214e/html5/thumbnails/10.jpg)
Tabel 2. Outcome maternal dan neonatal
Variabel Persalinan pervaginam
setelah persalinan
caesar + paralisis
pleksus brachial
neonatal (n=23
Persalinan pervaginam
setelah persalinan
caesar + paralisis
pleksus brachial
neonatal (n=23
Nilai P Odd rasio (CI 95%)
Usia maternal, tahun 29 (21-44) 29 (19-44) .801 -
Etnis, n (%)
Afro-amerika
Kulit putih
Hispanik
Asia
6 (26)
8 (35)
8 (35)
1 (4)
36 (39)
30 (33)
22 (24)
1 (1)
.429 -
-
Usia kehamilan, n (%)
≤ 40 minggu
≥ 40 minggu
39 (37-42)
4 (17)
39 (37-42)
16 (17)
-
-
Cocok
Cocok
Perokok, n (%) 2 (9) 17 (18) .26 0.42 (0.06-2.13)
Alkohol, n (%) 1 (4) 4 (4) 1 1.00 (0.40-10.39)
Obat-obatan, n (%) 1 (4) 7 (8) .58 0.55(0.02-4.92)
Indeks massa tubuh saat melahirkan, kg/m2 29.86 (22.68-45.67) 30.83 (20.7-56.48) .572 -
Diabetes melitus maternal, n (%) 5 (22) 20 (22) - Matched
Riwayat persalinan pervaginam yang sukses
setelah persalinan pervaginam
7 (30) 34 (39) .561 0.79 (0.26-2.35)
![Page 11: Paralisis Plexus Brachialis Neonatal](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082410/557213d5497959fc0b93214e/html5/thumbnails/11.jpg)
Dilatasi serviks saat masuk, n 3 (1-10) 3 (0-9) .185 -
Tipe persalinan, n (%)
Induksi
Augmentasi
Spontan
5 (22)
11 (48)
7 (30)
36 (40)
28 (30)
28 (30)
.201 -
Epidural, n (%) 15 (65) 67 (87) .663 0.88 (0.26-2.47)
Durasi persalinan, menit
Kala I
Kala II
445 (145-2190)
32 (0-730)
547 (26-1712)
25 (0-1335)
.639
.090
-
-
Persalinan pervaginam opreatif, n (%) 7 (30) 0 - -
Berat lahir, gram
≥ 4000 gr, n (%)
≥ 4500 gr, n (%)
3975 (2850-4693)
11 (48)
1 (1)
3322 (2770-4066)
9 (10)
0
<.001
-
-
-
8.45 (2.58-28.44)
-
Apgar skor < 7 setelah 5 menit, n (%) 2 (8) 0 .004 -
pH arteri umbilikal, n (%)
< 7,2
< 7,0
4 (17)
1 (4)
2 (8)
0
.003
-
9.47 (1.34-81.39)
-
Perawatan di NICU, n (%) 7 (30) 3 (13) <.001 12.98 (2.61-72.18)
Cedera lainnya, n (%) 4 (17) 0 - -
Paralisis pleksus brachial neonatal yang
menetap
6/16 (37) NA NA NA