paradigma penyulahan kehutanan
TRANSCRIPT
PARADIGMA Penyuluhan Kehutanan
Abdul Samad Hiola
reorientasi paradigma penyuluhan kehutanan dari proses alih teknologi dan informasi menjadi proses pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas dan produktifitas kearah kemandirian, maka strategi yang digunakan adalah dengan penguatan kelembagaan masyarakat melalui pendampingan
Visi penyuluhan kehutanan yaitu Masyarakat Mandiri Berbasis Pembangunan Kehutanan
mengandung arti bahwa masyarakat telah memiliki kelembagaan yang kuat, kemampuan yang tinggi, kemandirian secara ekonomi, lingkungan dan sosial dengan berbasis kepada sumber daya hutan dan lahan serta lingkungan yang lestari
memahami fungsi dan manfaatnya sebagai penyangga kehidupan sehingga berpartisipasi aktif dalam pelestarian sumber daya hutan dan pengelolaan DAS.
MISI Memantapkan dan mengembangkan kelembagaan penyuluhan kehutanan
Memberdayakan masyarakat berbasis pembangunan kehutanan
Mengembangkan jaringan kerja dan kemitraan penyuluhan kehutanan
TUJUAN PENYULUHAN
Didalam Undang Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan, disebutkan bahwa penyuluhan kehutanan bertujuan untuk meningkatkan pengrtahuan dan ketrampilan serta mengubah sikap dan perilaku masyarakat agar mau dan mampu mendukung pembangunan kehutanan atas dasar iman dan taqwa serta sadar akan pentingnya sumberdaya hutan bagi kehidupan.
Penyelenggaraan penyuluhan kehutanan dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha dan masyarakat. Pemerintah mendorong dan menciptakan kondisi yang mendukung terselenggaranya kegiatan penyuluhan kehutanan.
SASARAN PENYULUHAN
1.Sasaran Institusi a.Pemerintah, Untuk mencari kesepahaman dan
kesepahaman Pemerintah Pusat meliputi lembaga terkait kehutanan
Pemerintah daerah Propinsi meliputi dinas yang terkait dengan pembangunan kehutanan
Pemerintah daerah Kabupaten/Kota meliputi dinas-dinas yang terkait dengan pembangunan kehutanan
SASARAN PENYULUHAN
b.Dunia UsahaDalam rangka memotivasi untuk mengembangkan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kehutanan; Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) seperti Pemegang HPH/HTI; Koperasi dan Swasta yang terkait dengan usaha kehutanan
c.Masyarakat Dalam upaya meningkatkan kapasitas dan produktifitas, serta kemandirian masyarakat sehingga terbentuk Kelompok Masyarakat Produktif Mandiri (KMPM) dan Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM)
Sasaran Lokasi
Di dalam dan di luar kawasan hutan, yang terkait dengan pembangunan kehutanan.
Di dalam kawasan hutan mencakup fungsi lindung, fungsi produksi dan fungsi konservasi.
Di luar kawasan hutan mencakup wilayah-wilayah DAS yang perlu direhabilitasi dan dikonservasi
STRUKTUR PENYULUHAN
Penyuluhan Kehutanan merupakan kebutuhan disetiap wilayah administrasi yang menyelenggarakan program pembangunan kehutanan, sehingga kelembagaannya harus terstruktur mulai ditingkat pusat sampai ke daerah.
Penyuluhan kehutanan dibutuhkan tidak hanya pada wilayah yang hutannya rusak, lahannya kritis dan terjadi konflik masyarakat saja. Tetapi dibutuhkan pula pada wilayah yang hutannya masih utuh dan lahannya masih produktif, sebagai upaya agar masyrakat mengetahui dan menyadari tentang pentingnya pelestarian fungsi dan manfaat hutan dan lahan.
STRUKTUR PENYULUHAN
Penyuluhan Kehutanan tidak hanya diwilayah pedesaan, tetapi juga diperkotaan karena terkait dengan program pembangunan kehutanan antara lain pengembangan Hutan Kota, penghijauan pemukiman/pabrik, sumur resapan air, pelestarian flora/fauna langka yang harus dilindungi