paradigma pembangunan kesehatan bangsa: agama, alam, dan pelayanan kesehatan

10
PARADIGMA PEMBANGUNAN KESEHATAN BANGSA : AGAMA, ALAM, DAN PELAYANAN KESEHATAN Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh kehidupan penduduknya dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi- tingginya di seluruh wilayah RI (Depkes RI, 1999). Ironisnya, kondisi perilaku hidup masyarakat Indonesia saat ini jauh dari pola hidup sehat. Gaya hidup modern yang tidak sehat, dan diikuti dengan tidak teraturnya pola makan, mengakibatkan tingkat kesehatan manusia semakin merosot. Padahal, Islam telah megajarkan pola hidup sehat sesuai yang dicontohkan Rasul. Hal ini bukan dimaksudkan untuk menjustifikasi, berkaitan bahwa masyarakat Indonesia bukan hanya memeluk agama Islam, tetapi ajaran pola hidup sehat sudah sepatutnya dilaksanakan seluruh masyarakat demi meningkatkan kesehatan bangsa. Pelayanan kesehatan khususnya program JKN yang dikelola BPJS juga belum memiliki infrastuktur yang baik. Oleh karena itu, pola hidup sehat menurut Islam dan pelayanan kesehatan yang bermutu harus dijunjung tinggi dalam mencapai pembangunan kesehatan bangsa.

Upload: sri-sumartini

Post on 15-Jan-2016

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

solusi cerdas mahasiswa farmasi indonesia untuk memajukan kesehatan bangsa

TRANSCRIPT

Page 1: Paradigma Pembangunan Kesehatan Bangsa: Agama, Alam, dan Pelayanan Kesehatan

PARADIGMA PEMBANGUNAN KESEHATAN BANGSA :

AGAMA, ALAM, DAN PELAYANAN KESEHATAN

Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui

pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh

kehidupan penduduknya dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki

kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan

merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh

wilayah RI (Depkes RI, 1999).

Ironisnya, kondisi perilaku hidup masyarakat Indonesia saat ini jauh dari

pola hidup sehat. Gaya hidup modern yang tidak sehat, dan diikuti dengan tidak

teraturnya pola makan, mengakibatkan tingkat kesehatan manusia semakin

merosot. Padahal, Islam telah megajarkan pola hidup sehat sesuai yang

dicontohkan Rasul. Hal ini bukan dimaksudkan untuk menjustifikasi, berkaitan

bahwa masyarakat Indonesia bukan hanya memeluk agama Islam, tetapi ajaran

pola hidup sehat sudah sepatutnya dilaksanakan seluruh masyarakat demi

meningkatkan kesehatan bangsa.

Pelayanan kesehatan khususnya program JKN yang dikelola BPJS juga

belum memiliki infrastuktur yang baik. Oleh karena itu, pola hidup sehat menurut

Islam dan pelayanan kesehatan yang bermutu harus dijunjung tinggi dalam

mencapai pembangunan kesehatan bangsa.

Ungkapan “Anda adalah apa yang anda makan” (You are what you eat)

kini kian nyata kebenarannya. Berbagai penelitian secara saksama bertahun-tahun

membuktikan betapa gizi dalam makanan yang dikonsumsi secara menetap

menentukan kondisi fisik dan mental seseorang. Namun, pengertian “makan”

bukan hanya berarti jenis makanan itu sendiri, melainkan juga pola makannya.

Makanan yang baik jika dikonsumsi dengan cara yang salah bisa berakibat tidak

baik (Bangun, 2003).

Hal ini sesuai dengan pola makan yang diajarkan Islam. Islam

membolehkan segala makanan yang telah dihalalkan oleh Allah swt. Dengan

Page 2: Paradigma Pembangunan Kesehatan Bangsa: Agama, Alam, dan Pelayanan Kesehatan

syarat tidak berlebih-lebihan (Qs, al-A’raf:31) atau dengan kata lain makanan

yang seimbang.

Sebaliknya, pola makan yang tidak sehat dan menjamurnya masakan siap

saji hingga penambahan bahan pengawet, pewarna dan perasa buatan pada

makanan, juga kerap menjadi pemicu berkembangnya penyakit degeneratif,

seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung, stroke, kanker, diabetes melitus

dan penyakit lainnya (Yuliarti, 2009)

Jika penyakit ini dan berbagai jenis penyakit lainnya telah timbul,

sejatinya manusia dengan perkembangan ilmu pengetahuannya telah menemukan

berbagai macam obat-obatan. Terdapat dua bahan dasar obat-obatan, yaitu bahan

aktif yang disarikan dari tumbuhan obat. Kedua, bahan kimiawi yang diproduksi

manusia. Pada prinsipnya, obat dari bahan kimia ini sering menimbulkan berbagai

efek samping sehingga justru timbul penyakit baru. Dengan demikian,

mengonsumsi obat dari tumbuhan atau dalam istilahnya, back to nature jauh lebih

aman.

Allah swt. Berfirman :

“Dialah yang menurunkan air hujan dari langit. Lalu kami tumbuhkan

dengan itu segala macam tumbuh-tumbuhan. ... Dan dari mayang kurma

mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, juga kebun-kebun anggur. Serta

(Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak

serupa. Perhatikanlah buahnya pada waktu pohonnya berbuah, dan

(perhatikan pula) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu

terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman”

(Qs. al-An’am:99)

Dan khusus untuk buah kurma, Allah mengistimewakannya yang telah

tertuliskan dalam beberapa ayat.  Allah swt. menyebutnya di 20 tempat yang

berbeda di dalam Al-Qur’an dengan memakai lafadz pohon kurma : an

– Nakhl,an-Nakhiil atau an-Nakhlah.

Page 3: Paradigma Pembangunan Kesehatan Bangsa: Agama, Alam, dan Pelayanan Kesehatan

Dalam Al-Qur’an terdapat banyak surat yang menjelaskan tentang kurma

diantaranya yaitu: Ar-Rahman: 11, Al-Qaf:10, Yaasiin: 67, Ar-Ra’du: 4, Maryam:

25-26 Al-An’am: 141, An-Nahl: 11, An-Nahl: 67, Al-Isra’: 91, Al-Kahfi:32, At-

Taha: 71,Al-Mu’minun: 19, Yaasiin: 34, Qamar: 20, Ar-Rahman: 68, Al-Haaqah:

7 dan ‘Abasa: 29, dan lain-lain.

Seperti yang kita ketahui, ilmu kedokteran juga telah mebuktikan bahwa

banyak sekali manfaat kurma, antara lain:

1. Kurma kering (Tamr) dapat menguatkan sel-sel usus dan membantu

melancarkan saluran kencing, karena mengandung serabut-serabut

yang bertugas mengontrol laju gerak usus dan menguatkan rahim

tatkala melahirkan.

2. Kurma basah (ruthab) mencegah terjadinya pendarahan pada wanita

saat melahirkan dan mempercepat pengembalian posisi rahim seperti

semula. Hal ini disebabkan adanya hormone oksitosin.

3. Dapat mencegah stroke, karena mengandung unsur kalium yang tinggi

yang dibutuhkan untuk mengatur denyut nadi jantung, mengaktifkan

kontraksi otot dan membantu mengatur tekanan darah.

4. Kurma mengandung salisilat yang dikenal sebagai bahan baku aspirin,

obat pengurang rasa sakit dan demam.

5. Kurma mengandung vitamin A yang baik dimana ia dapat memelihara

kelembapan dan kejelian mata, pertumbuhan tulang, metabolisme

lemak, kekebalan terhadap infeksi, kesehatan kulit dan menenangkan

sel-sel syaraf.

Mengenai Obat Herbal dan Fitofarmaka, Indonesia memiliki lebih kurang

30.000 spesies tumbuhan dan 940 spesies di antaranya termasuk tumbuhan

berkhasiat (180 spesies telah dimanfaatkan oleh industri jamu tradisional)

merupakan potensi pasar obat herbal dan fitofarmaka. Obat herbal telah diterima

secara luas di negara berkembang dan di negara maju. Menurut WHO, hingga

65% dari penduduk negara maju dan 80 % dari penduduk negara berkembang

telah menggunakan obat herbal.

Page 4: Paradigma Pembangunan Kesehatan Bangsa: Agama, Alam, dan Pelayanan Kesehatan

Faktor pendorong terjadinya peningkatan penggunaan obat herbal adalah

usia harapan hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi penyakit kronik

meningkat, adanya kegagalan penggunaan obat modern untuk penyakit tertentu di

antaranya kanker.

Berikut grafik yang menunjukkan prevalensi penyakit kanker (‰)

berdasarkan diagnosis dokter/gejala menurut provinsi tahun 2013.

Sumber: Riskesdas 2007 dan 2013, Badan Litbangkes Kemenkes RI.

Pada tahun 2000 diperkirakan penjualan obat herbal di dunia mencapai

US$ 60 milyar. WHO merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk

herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan

penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan kanker.

Hal ini menunjukkan dukungan WHO untuk back to nature yang dalam

hal tertentu lebih menguntungkan. Untuk meningkatkan keselektifan pengobatan

dan mengurangi pengaruh musim dan tempat asal tanaman terhadap efek, serta

lebih memudahkan dalam standardisasi bahan obat maka zat aktif diekstraksi lalu

dibuat sediaan fitofarmaka atau bahkan dimurnikan sampai diperoleh zat murni.

Page 5: Paradigma Pembangunan Kesehatan Bangsa: Agama, Alam, dan Pelayanan Kesehatan

Setelah pola hidup sehat dan penggunaan obat alam, poin selanjutnya yaitu

pelayanan kesehatan yang bermutu dan adil. Poin ini memerlukan perhatian

khusus dari berbagai pihak, khususnya Pemerintah dan Menteri Kesehatan. Masih

banyak masyarakat yang mengeluhkan performa pelayanan kesehatan khususnya

di Rumah Sakit. Bahkan, pada 15 Desember 2014 lalu, anggota DPR Fraksi

NasDem, Ahmad Sahroni, mengirimkan surat kepada Menteri Kesehatan, Nila

Moeloek dan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama terkait buruknya

pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, khususnya pengguna

JKN oleh BPJS.

Program JKN yang diselenggarakan oleh BPJS ini belum terlaksana

dengan baik disebabkan oleh beberapa faktor, seperti infrastruktur yang belum

memadai, yaitu belum memenuhi Standar Pelayanan Medik Nasional (SPMN),

lalu faktor minimnya sosialisasi ke pengguna JKN secara langsung.

Tidak seperti Program Asuransi Swasta lainnya yang memiliki buku

panduan praktis untuk penggunanya, yang mana mencakup informasi jelas

mengenai apa yang menjadi hak pengguna dan apa yang harus ditanggung

pengguna, sehingga pengguna asuransi tersebut tidak merasa bingung.

Kebingungan ini terjadi pada pengguna JKN oleh BPJS, khususnya untuk

program rujuk balik, yang mana program ini harus dilakukan berjenjang, mulai

dari pengobatan di puskesmas, RSUD, baru kemudian RS rujukan nasional. Dari

49.536 pasien rawat jalan Poli Penyakit Dalam, sebanyak 25% ke Poli Diabetes

Melitus. “bila pasien mengerti rujuk balik, maka RSCM bisa menekan antrean

pasien” ujar dr.Em Yunir, SpPD-KEMD.

Antrean yang panjang juga terjadi pada antrean operasi khususnya di

RSCM. Bahkan banyak pasien yang meninggal saat tengah mengantre, hal ini

sangat disayangkan. Seperti yang dikemukan Bina Upaya Kesehatan Kementrian

Kesehatan, Prof.DR.dr. Akmal Taher, Sp. U (K) "Antrean serius untuk mendapat

layanan operasi sangat kita perhatikan saat ini. Sehingga kami pikir jalan

keluarnya dibagi dalam jangka panjang dan pendek,"

Page 6: Paradigma Pembangunan Kesehatan Bangsa: Agama, Alam, dan Pelayanan Kesehatan

Ke depan, pemerintah menyiapkan rumah sakit rujukan regional yang bisa

dimanfaatkan pasien BPJS di daerah. “Saat ini sudah ada 110 RS Rujukan

Regional yang sedang disiapkan sistemnya.”

Sedangkan untuk jangka pendek, adalah membenahi sistem rujukan sehingga

pasien BPJS tertib. Artinya, pengobatan bisa dilakukan mulai dari fasilitas

kesehatan tingkat pertama seperti puskesmas atau klinik kemudian dirujuk ke

rumah sakit. Selain itu, solusi lainnya adalah penambahan fasilitas dan mendirikan

rumah sakit swasta.

Berdasarkan fakta di atas, jelaslah bahwa pembangunan kesehatan yang

bermutu dan adil tidak luput dari faktor kesadaran dan kemauan masyarakat untuk

berperilaku hidup sehat, penggunaan obat yang minim efek samping, seperti obat

herbal, serta perbaikan infrastruktur pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan

oleh BPJS.

Sehingga saya mempunyai solusi seperti berikut:

1. Sebaiknya masyarakat merubah paradigma pola hidupnya menjadi pola

hidup sehat.

2. Sebaiknya Indusrti Farmasi Indonesia meningkatkan produksi Obat Herbal

dari alam Indonesia sehingga menekan dampak efek samping atau

komplikasi penyakit, dan agar mampu menunjukkan eksistensi mandiri

terhadap Farmasi Global.

3. Sebaiknya Pemerintah dan Menteri Kesehatan memperbaiki infrastruktur

sistem pelayanan kesehatan BPJS agar sesuai Standar Pelayanan Medik

Nasional (SPMN).

4. Sebaiknya Pemerintah dan Menteri Kesehatan bertindak cepat dalam

membangun RS rujukan regional yang mempunyai fasilitas lengkap.

5. Sebaiknya mahasiswa farmasi bersama Organisasi Kefarmasian seperti

ISMAFARSI membantu Tenaga Kesehatan dalam sosialisasi Program

JKN oleh BPJS secara langsung dan jelas, sebab sosialisasi melalui

internet masih dirasa kurang efektif karena masih banyak masyarakat yang

belum mampu mengakses internet.

Page 7: Paradigma Pembangunan Kesehatan Bangsa: Agama, Alam, dan Pelayanan Kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

EY Sukandar. Perkembangan keilmuan farmasi masa kini. Diakses dari

http://www.itb.ac.id/focus/focus_file/orasi-ilmiah-dies-45.pdf

http://health.liputan6.com/read/2208257/2-tantangan-berat-bpjs

LT Maas. 2011. Diakses dari

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29986/5/Chapter%20I.pdf