konsep keluarga sejahtera dan paradigma kesehatan
DESCRIPTION
Keperawatan GerontikTRANSCRIPT
Ns. Arneliwati, M.Kep.
Konsep Keluarga Sejahtera dan Paragdigma kesehatan
konsep keluarga sejahtera
2
Tingginya angka kelahiran membuat digeraknya program KB sejak itu jumlah rata-rata anak per keluarga menurun hampir 60% orang perkeluarga. Dalam norma keluarga kecil telah terwujud keluarga sejahtera.
Sejak 1992 gerakan KB sudah berkembang dan sekaligus adanya pembangunan keluarga sejahtera. Sehingga pada setiap 29 Juni hari keluarga nasional
3
Pasal 4 UU No. 12 tahun 1992 :Tujuan pembangunan keluarga sejahtera:Mengembangkan kualitas keluarga dapat timbul rasa aman, tentram harapan masa depan lebih baik mewujudkan kesejahteraan lahir bathin.
Menurut BKKBN (1992) Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya.
4
Istilah-istilah dalam keluarga:1. Keluarga Sejahtera
- Pengertian keluarga sejahtera adalah - Dibentuk berdasarkan perkawinan sah- Mampu memenuhi kebutuhan hidup - Spirituil dan materil yang layak- Bertaqwa kepada Tuhan YME- Memiliki hubungan yang sama, selaras, seimbang antar anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan
2. Keluarga BerencanaUpaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
5
3. Kualitas keluargaKondisi keluarga yang mencakup aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial budaya, kemandirian keluarga, dan mental spiritual serta nilai-nilai agama yang merupakan dasar untuk mencapai keluarga sejahtera.
4. Kemandirian keluargaSikap mental dalam hal berupaya meningkatkan kepedulian masyarakat dalam pembangunan, mendewasakan usia perkawinanan, membina dan meningkatkan ketahanan keluarga, mengatur kelahiran dan mengembangkan kualitas dan keejahteraan keluarga, berdasarkan kesadaran dan tanggungjawab
6
5. Ketahanan KeluargaKondisi dinamik sebuah keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik-material dan psikis-mental spiritual guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin.
6. NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera)Suatu nilai yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan sosial budaya yang membudaya dalam diri pribadi, keluarga, dan masyarakat, yang berorientasi kepada kehidupan sejahtera dengan jumlah anak ideal untuk mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin.
Menurut Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN (1999), tahapan keluarga sejahtera dapat diukur berdasarkan tingkat kesejahteraannya, yaitu sebagai berikut :
7
1. Keluarga pra sejahteraKeluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal atau belum seluruhnya terpenuhi (seperti kebutuhan akan pengajaran, spiritual, pangan, sandang, papan, kesehatan dan KB) atau yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indicator keluarga sejahtera tahap I
2. Keluarga sejahtera Tahapan I :- Dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, tetapi- Belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, kebutuhan sosial psikologisnya seperti kebutuhan akan pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi lingkungan tempat tinggal, dan transportasi.
8
Tahapan II- Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar dan kebutuhan sosial psikologisnya, tetapi - belum dapat memenuhi seluruh pengembangan
(seperti menabung dan memperoleh informasi)
Tahapan III- Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar
psikososial, kebutuhan perkembangan, tetapi - Belum dapat berkonstribusi atau memberikan sumbangan secara maksimal dimasyarakat (sumbangan material, keuangan untuk kepentingan sosial masyarakat, dan berperan aktif dalam kegiatan masyarakat (keagamaan, kesenian, olah raga dsb)
Tahapan III plus - Keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan, dan telah dapat memberikan sumbangan yang teratur. dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan atau memiliki kepedulian sosial yang tinggi secara berkelanjutan bagi masyarakat.
9
Indikator keluarga miskin.
Tahun 2000 BKKBN menetapkan Sembilan indikator keluarga miskin :
1. Tidak dapat makan dua kali sehari atau lebih2. Tidak bisa menyediakan daging / ikan / telur sebagai
lauk pauk paling kurang 1 minggu sekali3. Tidak memiliki pakaian yang berbeda untuk setiap
aktifitas4. Tidakbiasa memperoleh pakaian baru minimal satu stel
setahun sekali5. Bagian terluas lantai rumah dari tanah6. Luas lantai rumah kurang dari 8 m2 untuk setiap
penghuni rumah7. Tidak ada anggoat keluarga berusia 15 tahun
mempunyai penghasilan tetap8. Bila anak sakit / PUS ingin ber KB tidak bisa ke fasilitas
kesehatan9. Anak berumur 7 – 15 tahun tidak bersekolah
Indikator keluarga pra sejahtera
10
Keluarga pra sejahtera belum mampu1. Melaksanakan ibadah2. Makan 2 X sehari atau lebih3. Pakaian berbeda untuk berbagai keperluan4. rumah (sebagian besar lantai bukan tanah)5. kesehatan (membawa ke saranan kesehatan)
11
Indikator Keluarga sejahtera I
Mampu melaksanakan 1-5 tetapi belum mampu6. Menjalankan ibadah secara teratur7. Makan daging/ikan/telur (lauk pauk) sekali
seminggu8. Pakaian baru (satu tahun terakhir)9. Luas lantai/penghuni 8 meter persegi10. Anggota keluarga sehat (3 bulan terakhir)
sehingga dapat melaksanakan fungsi masing – masing
11. Satu anggota keluarga berumur >15 tahun, punya penghasilan tetap
12. Bisa baca tulis latin (seluruh anggota keluarga umur 10-60 tahun)
13. Anak usia sekolah (7-15 th) bersekolah14. Anak hidup 2 atau lebih, pasangan usia subur
memakai kontrasepsi
12
Indikator Keluarga sejahtera II
Mampu melaksanakan 1-14 tetapi belum mampu
15. Upaya meningkatkan pengetahuan agama
16. Keluarga mempunyai tabungan17. Makan bersama 1 kali perhari18. Ikut serta kegiatan masyarakat19. Rekreasi (6 bulan sekali)20. Memperoleh berita (TV, Radio, Laporan)21. Mampu menggunakan sarana
transportasi
13
Indikator Keluarga sejahtera III
Mampu melaksanakan indikator 1-21 tetapi belum mampu
22. Meyumbang teratur kepada masyarkat23. Aktif sebagai pengurus yayasan/institusi
masyarakat
Keluarga sejahtera III plus
Mampu melaksanakan seluruh indikator 1-23
Kebutuhan psikologis keluarga
14
1. Kasih sayang2. Rasa aman3. Aktualisasi diri4. Hubungan dengan masyarakat
Pelaksanaan pembangunan keluarga sejahtera
15
Pada peraturan pemerintah (PP) No. 21 Th 1994 Ps. 2
menyatakan bahwa penyelenggaraan pembangunan keluarga sejahtera diwujudkan melalui pengembangan kualitas keluarga dan KB diselenggarakan secara menyeluruh dan terpadu oleh pemerintah, masyarakat dan keluarga
Tujuan : keluarga kecil bahagia, sejahtera, bertakwa kepada tuhan YME, sehat produktif, mandiri, mampu membangun diri sendiri dan lingkungannya
Pokok-pokok kegiatan- pembinaan ketahanan fisik keluarga- pembinaan ketahanan non fisik keluarga- pelayanan KB- pendataan keluarga sejahtera
16
Pokok-pokok kegiatan :1. pembinaan ketahanan fisik keluarga
adalah kegiatan pertumbuhan dan pengembangan perilaku usaha dan tenaga terampil sehingga dapat melakukan kegiatan ekonomi produktif untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Bentuk kegiatan pembinaan ketahanan fisik keluarga adalah sebagai berikut :pertumbuhan dan pengembangan pengetahuan,
sikap perilaku usaha, dan keterampilan keluarga melalui penyuluhan, pelatihan magang, studi banding, dan pendampingan.
Penumbuhan dan pengembangan kelompok usaha, melalui kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS)
17
Lanjutan......
Pembinaan permodalan, melalui tabungan, Takesra (tabungan keluarga sejahtera), dan Kukesra (Kredit Keluarga Sejahtera).
Pembinaan pemasaran, melalui kerja sama dengan para pengusaha dan sektor terkait.
Pembinaan produksi, melalui bimbingan dalam memilih dan memanfaatkan alat teknologi tepat guna yang diperlukan dalam proses produksi.
Pembinaan kemitrausahaan, dengan para pengusaha dari sektor terkait koperasi.
Pengembangan jaringan usaha, khususnya bekerja sama dengan Departemen Koperasi dan PPKM.
18
2. Pembinaan ketahanan nonfisik keluarga.
Tujuan :- Peningkatan kualitas anak- Pembinaan kesehatan produksi remaja- Peningkatan keharmonisan keluarga, keimana, dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Bentuk kegiatan ketahanan nonfisik keluarga adalah sebagai berikut:- Bina keluarga balita- Pembinaan terhadap orang tua anak balita agar pertumbuhan dan perkembangan anaknya optimal secara fisik dan mental melalui kelompok dengan bantuan Alat Permainan Edukatif (APE)
19
Lanjutan......
- Pembinaan kesehatan reproduksi remaja dilakukan melalui:* Pusat-pusat konsultasi remaja* Penyuluhan konseling di sekolah dan pesantren,
kelompok-kelompok* Remaja, karang taruna, remaja mesjid, pramuka dan
lain-lain* Kelompok Bina keluaga Remaja (BKR), dan penyuluhan
melalui media massa.- Pembinaan keluarga lansia melalui kelompok Bina
Keluarga Lansia (BKL)- Kegiatan-kegiatan lain adalah sebagai berikut:
* Gerakan keluarga Sejahtera Sadar Buta Aksara* Beasiswa Supersemar* Satuan Karya Pramuka Keluarga Berencana (Saka
Kencana) Kegiatan lomba-lomba
20
3. Pelayanan Keluarga Berencana- Kegiatan komunikasi Informasi Edukasi (KIE).
Kegiatan ini meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan perubahan perilaku masyarakat dalam pelaksanaan KB.
- Pelayanan kesehatan reproduksi meliputi pelayanan kontrasepsi, pelayanan kesehatan reproduksi bagi Ibu, serta pelayanan lain yang ada hubungannya dengan reproduksi.
21
4. Pendataan Keluarga BerencanaDalam rangka mengevaluasi pelaksanaan Gerakan Keluarga Sejahtera setiap tahun, antara bulan Januari sampai Maret, dilakukan pendataan keluarga untuk mengetahui pencapaian keluarga berencana dan tahapan keluarga sejahtera.
22
Sekian Dan Terimakasih
Sekian Dan Terimakasih