makalah norma keluarga kecil bahagia sejahtera

54
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memiliki keluarga yang bahagia dan sejahtera sudah tentu menjadi idaman setiap orang. Apalagi di zaman sekarang ini, dimana terkadang pekerjaan dan berbagai banyak persoalan hidup terkadang dapat memicu retaknya rumah tangga dan menjadikan kebahagiaan keluarga terusik. Pernikahan yang terlalu dini juga dapat menjadi slah satu penyebabnya. Ada beberapa cara yang dapat digunakan sebagai usaha untuk mewujudkan keluarga yang bahagia dan sejahtera.Pemerintahpun turut campur tangan dalam hal ini sebagai usaha untuk membantu masyarakat Indonesia agar dapat mewujudkan keluarga bahagia sejahtera tersebut. Salahsatunya yaitu dengan mensosialisasikan program KB (Keluarga Berencana) terhadap masyarakat Indonesia. Makalah ini akan membahas lebih rinci mengenai hal tersebut. B. Rumusan Masalah Penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apa pengertian keluarga? 2. Apa fungsi keluarga? 3. Apa pengertian Keluarga Bahagia Sejahtera (KBS)? 1

Upload: amaliaaapr

Post on 19-Feb-2016

170 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Makalah ini berisi penjelasan mengenai Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. Silakan dimanfaat dengan bijaksana. :)

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Memiliki keluarga yang bahagia dan sejahtera sudah tentu menjadi idaman

setiap orang. Apalagi di zaman sekarang ini, dimana terkadang pekerjaan dan

berbagai banyak persoalan hidup terkadang dapat memicu retaknya rumah tangga

dan menjadikan kebahagiaan keluarga terusik. Pernikahan yang terlalu dini juga

dapat menjadi slah satu penyebabnya.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan sebagai usaha untuk mewujudkan

keluarga yang bahagia dan sejahtera.Pemerintahpun turut campur tangan dalam

hal ini sebagai usaha untuk membantu masyarakat Indonesia agar dapat

mewujudkan keluarga bahagia sejahtera tersebut. Salahsatunya yaitu dengan

mensosialisasikan program KB (Keluarga Berencana) terhadap masyarakat

Indonesia. Makalah ini akan membahas lebih rinci mengenai hal tersebut.

B. Rumusan Masalah

Penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian keluarga?

2. Apa fungsi keluarga?

3. Apa pengertian Keluarga Bahagia Sejahtera (KBS)?

4. Bagaimana usaha untuk mewujudkan Keluarga Bahagia Sejahtera (KBS)?

5. Apa hambatan-hambatan dalam mewujudkan Keluarga Bahagia Sejahtera

(KBS)?

6. Apa pengertian Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) itu?

7. Bagaimana sosialisasi mengenai Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

(NKKBS) itu?

8. Apa yang dimaksud dengan Keluarga Berencana (KB)?

9. Apa tujuan Keluarga Berencana (KB)?

10. Bagaimana sajakah cara-cara KB?

11. Bagaimana sosialisasi mengenai Keluarga Berencana (KB)?

1

Page 2: Makalah Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

12. Apa saja hambatan dalam Keluarga Berencana (KB)?

13. Bagaimana peran Keluarga Berencana (KB) dalam membentuk keluarga

bahagia sejahtera?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini

adalah:

1. Mengetahui pengertian keluarga.

2. Mengetahui fungsi keluarga.

3. Mengetahui pengertian Keluarga Bahagia Sejahtera (KBS).

4. Mengetahui usaha untuk mewujudkan Keluarga Bahagia Sejahtera (KBS).

5. Mengetahui hambatan-hambatan dalam mewujudkan Keluarga Bahagia

Sejahtera (KBS).

6. Mengetahui pengertian Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS).

7. Mengetahui sosialisasi mengenai Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

(NKKBS).

8. Mengetahui maksud dari Keluarga Berencana (KB).

9. Mengetahui tujuan Keluarga Berencana (KB).

10. Mengetahui cara-cara KB.

11. Mengetahui sosialisasi mengenai Keluarga Berencana (KB).

12. Mengetahui hambatan dalam Keluarga Berencana (KB).

13. Mengetahui peran Keluarga Berencana (KB) dalam membentuk Keluarga

Bahagia Sejahtera (KBS).

D. Manfaat Penulisan

Manfaat penyusunan makalah ini adalah sebagai bahan menambah wawasan

mengenai Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) dan Peranan KB

dalam Mewujudkan KBS, serta memahami ilmunya dengan baik, sehingga

diharapkan dapat mengimplementasikan ilmu tersebut.

2

Page 3: Makalah Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

E. Metode Penulisan

Metode yang digunakan penulis dalam penulisan makalah ini adalah metode

literatur, yaitu dengan cara mencari data dari berbagai sumber seperti buku, media

cetak maupun media elektronik guna memperoleh referensi sekunder.

F. Sistematika Penulisan

Makalah ini ditulis dengan menggunakan sistematika penulisan yang terdiri

atas tiga bagian, yaitu pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Bagian

pendahuluan terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, dan tujuan.

Bagian pembahasan merupakan isi dari makalah, sedangkan bagian penutup

terdiri atas kesimpulan dan saran.

3

Page 4: Makalah Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Keluarga

Keluarga didefinisikan dengan beberapa cara pandang. Keluarga dapat

dipandang sebagai tempat pemenuhan kebutuhan biologis bagi para anggotanya.

Cara pandang dari sudut psikologis keluarga adalah tempat berinteraksi dan

berkembangnya kepribadian anggota keluarga. Secara ekonomi keluarga dianggap

sebagai unit yang produktif dalam menyediakan materi bagi anggotanya dan

secara sosial adalah sebagai unit yang bereaksi terhadap lingkungan lebih luas.

Duvall (1997) mengemukakan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang

yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, dan kelahiran, yang bertujuan

menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan

perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota. Bailon dan

Maglaya (1978) mengemukakan bahwa keluarga sebagai dua atau lebih individu

yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan perkawinan, atau adopsi, hidup

dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dalam peranannya dan

menciptakan dan mempertahankan suatu budaya.

Leininger (1976) berpandangan bahwa keluarga adalah suatu sistem sosial

yang dapat menggambarkan adanya jaringan kerja dari orang-orang yang secara

regular berinteraksi satu sama lain yang ditujukkan oleh adanya hubungan yang

saling tergantung dan mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan.

Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga

adalah:

a. Unit terkecil masyarakat.

b. Terdiri atas dua orang atau lebih.

c. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah

d. Hidup dalam satu rumah tangga

e. Dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga.

f. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga

g. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing

4

Page 5: Makalah Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

h. Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.

Karakteristik keluarga:

a. Merupakan kumpulan individu yang mempunyai ikatan perkawinan,

keturunan/ hubungan darah atau adopsi.

b. Tinggal dalam satu rumah bersama.

c. Mengadakan interaksi dan komunikasi melalui peran sosial yang

dijalankannya.

d. Mempertahankan budaya.

B. Fungsi Keluarga

Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, sebagai berikut:

1. Fungsi Biologis

a. Untuk meneruskan keturunan

b. Memelihara dan membesarkan anak

c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

d. Memelihara dan merawat anggota keluarga

2. Fungsi Psikologis

a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman

b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga

c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

d. Memberikan identitas keluarga

3. Fungsi Sosialisasi

a. Membina sosialisasi pada anak.

b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat

perkembangan anak.

c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.

4. Fungsi Ekonomi

a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan

keluarga.

b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan keluarga.

5

Page 6: Makalah Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa

yang akan datang, misalnya: pendidikan anak-anak, jaminan hari tua,

dan sebagainya.

5. Fungsi Pendidikan

a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan,

dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang

dimilikinya.

b. Mempersiapkan anak untuk kebutuhan dewasa yang akan datang dalam

memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.

c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

Ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut:

1. Fungsi Pendidikan. Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan

menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan

anak bila kelak dewasa nanti.

2. Fungsi sosialisasi anak. tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini

adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota

masyarakat yang baik.

3. Fungsi Perlindungan.Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi

anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga

merasa terlindung dan merasa aman.

4. Fungsi Perasaan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara

instuitif, merasakan perasaan dan suasanan anak dan anggota yang lain

dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga,

sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan

keharmonisan dalam keluarga.

5. Fungsi Religius. Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan

dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan

beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa

ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan kehidupan lain setelah

di dunia ini.

6

Page 7: Makalah Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

6. Fungsi Ekonomis. Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari

sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang

lain, kepala keluarga bekerja untuk memperoleh penghasilan, mengatur

penghasilan tersebut sedemikian rupa, sehingga dapat memenuhi

kebutuha-kebutuhan keluarga.

7. Fungsi Rekreatif. Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak selalu

harus pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana

menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga, sehingga dapat

mencapai keseimbangan kepribadian masing-masing anggotanya. Rekreasi

dapat dilakukan di rumah dengan cara menonton televisi bersama,

bercerita tentang pengalaman masing-masing, dan sebagainya.

8. Fungsi Biologis. Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk

meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.

Dari beberapa fungsi di atas ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota

keluarganya, adalah:

1. Asih, adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangan

kepada anggota keluarga, sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan

berkembang sesui usia dan kebutuhannya.

2. Asuh, adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar

kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka

anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

3. Asah, adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap

menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa

depannya.

C. Pengertian Keluarga Bahagia Sejahtera (KBS)

Keluarga Bahagia Sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas

perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material

yang layak, bertakwa kepada Tuhan YME, memiliki hubungan serasi, selaras, dan

seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.

7

Page 8: Makalah Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

D. Usaha Mewujudkan Keluarga Bahagia Sejahtera (KBS)

Untuk mewujudkan keluarga bahagia dan sejahtera diperlukan beberapa

usaha-usaha sebagai berikut:

1. Perencanaan

Dalam penerapan ilmu manajemen, Nabi telah mengajarkan melalui

haditsnya: “Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia

tergolong orang yang beruntung. Barang siapa yang hari ini sama saja dengan

hari kemarin, maka ia tergolong orang yang merugi. Dan barang siapa yang

hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia tergolong orang terlaknat”.

Ada beberapa langkah untuk merancang masa depan, yaitu: mengenal

gambaran masa depan, mengenal dan memahami keadaan diri sendiri,

menjabarkan beberapa alternatif tindakan, mengkaji tiap alternatif yang telah

dijabarkan, mengadakan persiapan.

Masa depan keluarga tergantung pada bagaimana kita merencanakan. Dengan

perencanaan yang matang, masa depan keluarga bahagia sejahtera yang lebih

baik akan terwujud.

2. Operasional

Kegiatan opersional adalah untuk merealisasikan perencanaan yang ada.

Pekerjaan yang sulit adalah memulai sesuatu. Namun jika kita mau memulai,

kesulitan dalam melaksanakan apa yang kita rencanakan akan menemui jalan.

Tidak ada yang lebih jelek dari pekerjaan yang tidak diselesaikan kecuali

pekerjaan yang tidak pernah dimulai.

3. Pengorganisasian

Anggota keluarga adalah unsur organisasi yang masing-masing mempunyai

peran dan fungsi sendiri-sendiri. Anggota keluarga yang paling ideal adalah

adanya bapak, ibu, dan anak. Jika ternyata dalam keluarga terdapat

kakek/nenek atau tante harus kita masukkan sebagai anggota keluarga. Sudah

saatnya anak bukan lagi obyek dalam keluarga dan orang tua sebagai subyek

dan bertindak otoriter. Karena keluarga kita dibangun untuk kehidupan yang

panjang. Anak-anak kita hidup di masa yang berbeda dengan kehidupan kita

8

Page 9: Makalah Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

(Al-Hadits). Munculkan peran setiap anggota keluarga yang sinergis (saling

bekerja sama dan tergantung) agar kebaikan dan kemajuan keluarga menjadi

cita-cita bersama dan hasilnya dirasakan bersama.

4. Koordinasi

Jika kita sudah bisa menjadikan anggota keluarga sebagai bentuk organisasi

yang saling bersinergi (bekerja sama) setiap saat perlu adanya koordinasi

(saling mengingatkan dan menasehati) dalam operasionalnya. Untuk

mewujudkan koordinasi yang positif maka diperlukan komunikasi yang baik

antar anggota keluarga akan menimbulkan. Komunikasi merupakan modal

pokok dalam mengelola keluarga bahagia sejahtera. Suatu saat ibu dapat

menjadi pimpro (pimpinan) dalam acara liburan di puncak. Disaat lain kakak

juga berhak menjadi pimpro pada acara tahun baru. Atau dalam kegiatan

beres-beser rumah bapak lah pimpronya. Dengan begitu saling koordinasi

menjadi suatu kebiasaan yang menyenangkan.

5. Pengendalian dan Pengawasan

Pengendalian dan pengawasan merupakan kewajiban semua anggota

keluarga, terutama kewajiban orang tua untuk mendidik dan membimbing

anak-anak. Pengawasan dapat diberikan pada siapa pun dalam anggota

keluarga. Adik wajib mengingatkan jika kakak belum melakukan

pekerjaannya membuang sampah. Atau kakak wajib mengingatkan bapak jika

saking asyiknya beres-beser mobil lupa belum sholat dzuhur, dan sebagainya.

6. Penganggaran

Dalam memenuhi kebutuhan keluarga diperlukan biaya. Mulai dari keperluan

pendidikan, makan, kesehatan hingga kegiatan wisata. Perencanaan anggaran

keuangan menjadi perlu untuk dipelajari agar kepentingan dalam keluarga

dapat tercukupi. Skala prioritas perlu diajarkan pada anak-anak. Pemenuhan

skala prioritas dapat menjadi pendidikan pertama pada anak-anak dalam

mengelola uang.

Selain dari yang telah dijelaskan diatas, ada hal lain yang juga penting dalam

pencapaian keluarga bahagia sejahtera, yaitu :

9

Page 10: Makalah Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

1. Kesatuan Fisik dan Hubungan Seks yang Sehat

Adanya keberlangsungan hubungan seks yang semestinya akan menjaga

kesatuan dalam keluarga, menjadikan anggota keluarga bahagia, dan puas.

Selain itu kesatuan fisik antara anggota keluarga sangat berguna untuk

memupuk adanya keluarga yang kokoh. Kehadiran secara fisik orang yang

kita cintai akan menjadikan cinta terpelihara. Pernyataan ini bukan berarti

anggota keluarga harus terus menerus bersama. Maksudnya, adanya

perpisahan yang bersifat sementara (misalnya karena kerja, studi, atau

bepergian beberapa hari) segera disusul oleh perjumpaan. Di zaman Nabi

Muhammad, laki-laki yang berperang selama dua bulan diberi kesempatan

pulang untuk berjumpa istri dan anaknya. Pada keluarga Muslim saat ini,

adanya keterpisahan antar anggota keluarga (terutama suami istri) sangat

dihindarkan. Berbagai kasus menunjukkan jarak yang jauh menyebabkan

terjadinya berbagai macam perselingkuhan dan perceraian.

2. Adanya Kesatuan dengan Sang Pencipta

Sang Pencipta memuliakan pernikahan dan sangat membenci perceraian.

Kesatuan dengan Tuhan yang berkonteks keluarga paling kentara

dicontohkan oleh Nabi Ibrahim. Segenap langkah hidupnya dinaungi

semangat menyatukan diri dengan Tuhan. Bahkan, karena kesatuannya

dengan Tuhan, Ibrahim rela untuk melakukan apapun yang diperintahkan

oleh Tuhan. Karena kerelaannya menjalankan perintah Tuhan, Ibrahim

bersedia untuk ‘meninggalkan’ anak bayi dan istrinya di padang tandus dan

juga patuh ketika diperintahkan untuk menyembelih anak yang amat

dicintainya. Kerelaan atas perintah Tuhan ini mengantarkan Sang Pencipta

menghadiahi Ibrahim, yaitu tetap utuhnya keluarga: sang anak tetap hidup

(tergantikannya si anak dengan domba). Kisah ini memberi petunjuk bahwa

kesatuan dengan Tuhan akan diakhiri dengan kebahagiaan yang sejati,

sebagaimana dirasakan oleh Ibrahim. Bagi keluarga yang bahagia, menjalani

hidup dalam kesatuan dengan Sang Pencipta adalah ciri yang melekat pada

mereka. Semakin tinggi kesatuan dengan Sang Pencipta semakin tinggi

tingkat kebahagiaan hidup keluarga.

10

Page 11: Makalah Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

3. Kesatuan dengan Alam Semesta (terutama manusia)

Manusia semestinya memiliki keterikatan dengan alam semesta. Keluarga

yang memiliki keselarasan dengan lingkungannya akan memperoleh

ketenangan, kecintaan, dan kasih sayang dari lingkungannya. Semua itu akan

memberikan sumbangan yang besar bagi ketenangan, cinta, dan kasih sayang

dalam dada mereka. Kesatuan dengan lingkungan diwujudkan dalam bentuk

upaya menyelaraskan diri dengan lingkungan dan memberi sumbangan bagi

lingkungan. Berdasarkan pengamatan, kesatuan dengan lingkungan yang

terwujud dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sering menjadi

prasayarat bagi ketenangan hidup dalam keluarga. Selain manusia memiliki

tugas menyumbang: memperbaiki dan mengubah lingkungannya. Lingkungan

yang tidak kondusif bagi kehidupan makhluk Tuhan, keadaan sosial yang

mencelakakan, lingkungan fisik yang penuh dengan persoalan, adalah medan

bagi setiap manusia untuk berkiprah memperbaiki dan mengubahnya menjadi

lebih baik. Bila tugas ini dilakukan dengan baik, maka manusia menunjukkan

kesatuannya dengan lingkungannya.

E. Hambatan-hambatan Mewujudkan Keluarga Bahagia Sejahtera (KBS)

Perkawinan adalah pertautan antara dua manusia yang datang dari

latarbelakang yang berbeda. Dalam masyarakat yang masih tradisional, perbedaan

latar belakang tersebut nyaris tidak ada karena pada urnurnnya keduanya dating

dari kelompok rnasyarakat yang sama. Tetapi kemajuan zaman dan keberhasilan

pembangunan telah banyak mengubah keadaan itu. Sehingga perubahan-

perubahan tersebut dapat menjadi kendala di dalam mewujudkan keluarga bahagia

sejahtera.

Perubahan-perubahan tersebut diantaranya yaitu perubahan perilaku budaya,

rasionalisasi perkawinan, perubahan posisi dalam keluarga, dan menurunnya

frekuensi komunikasi antara sesama anggota keluarga.

a. Perubahan Perilaku Budaya

Perkenalan dengan teknologi, budaya dan produk dari negara-negara lain

ternyata secara berangsur telah rnengubah perilaku budaya pada generasi

11

Page 12: Makalah Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

yang lebih muda. Penggunaan kursi misalnya, telah mengubah cara duduk

kita dalam berhadapan dengan orang lain. Demikian pula penggunaan

pantalon sebagai pengganti sarung atau bebed pada pria dan rok sebagai

pengganti kain pada wanita, telah memungkinkan kita duduk sambil

merenggangkan kaki, atau bahkan mengangkat kaki, sesuatu yang dulu

dianggap tidak sopan atau bertentangan dengan budaya kita.

Dari perubahan-perubahan kecil tersebut terjadi perubahan yang lebih besar,

terjadilah semacam demokratisasi dan rasionalisasi dalam hubungan antara

sesama manusia, termasuk dalam memilih jodoh. Peranan orang tua dalam

memilih jodoh untuk anaknya semakin berkurang, dari sikap "memilih dan

menetapkan" ke "sikap menyetujui". Konsekuensi selanjutnya adalah

terjadinya hubungan kekerabatan yang lebih longgar dan menurunnya

pandangan terhadap ritus upacara perkawinan.

b. Rasionalisasi Ikatan Perkawinan

Jika pandangan terhadap makna ikatan kekerabatan dan makna ritus dalam

perkawinan berkurang, dampak yang terjadi berikutnya adalah bahwa

generasi yang lebih muda akan cenderung meninggalkan ritus tersebut.

ApaIagi jika ritus hanya akan berarti membebani ekonomi, karena biaya ritus

yang semakin mahal (akibat rasionalisasi dan profesionalisasi di segala

bidang). Dan pada akhirnya sebagian dari mereka akan melihat bahwa

upacara pernikahan hanyalah ritus belaka. Rasionalisasi ikatan perkawinan

dapat membuat terlupakannya tujuan perkawinan sebagai upaya membentuk

keluarga, termasuk bertanggung jawab terhadap anak-anak mereka. Jika

ikatan keluarga menjadi rasional, yang akan terjadi adalah lahirnya anak-anak

yang kurang terasuh dengan baik, yang tidak pernah mendapat penghayatan

tentang makna tanggung jawab sosial. Timbul generasi delinquent juvenile,

yang menurut Bowlby, seorang psikiater yang disewa WHO untuk

mempelajari masalah ini, anak delinkuen lahir dari orang tua yang delinkuen

juga.

12

Page 13: Makalah Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

c. Perubahan Posisi dalam Keluarga

Dalam keluarga yang tradisional, laki-laki benar-benar didudukkan sebagai

kepala/pemimpin keluarga. Selain karena faktor adat dan agama, juga karena

faktor-faktor yang obyektif. Suami biasanya berusia jauh lebih tua, dan juga

mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang lebih tinggi dibandingkan

dengan isterinya. Dalam masyarakat yang modern, semua itu sudah berubah.

Banyak wanita yang sudah mengecap pendidikan tinggi, banyak mesin yang

juga dapat ditangani kaum wanita, dan banyak wanita yang berpenghasilan

lebih tinggi dari suaminya. Posisi keunggulan obyektif dari laki-Iaki sudah

berkurang. Demikian pula beda usia antara suami dan isteri tidak lagi sejauh

zaman dulu. Posisi laki-laki sebagai pemimpin/kepala rumahtangga sudah

mulai dipertanyakan, meskipun posisi sebagai kepala dalam rumahtangga

secara hukum dan agama masih sah. Jika calon pasangan suami isteri tidak

siap menghadapi kenyataan tersebut, maka kebahagiaan keluarga dapat

terancam. Suami mungkin akan tertantang sifat kelaki-lakiannya, lalu kawin

Iagi. Atau isteri akan merasa bahwa ia telah dijadikan sebagai “sapi perah”,

secara tidak seharusnya, atau merasa berhak menjadi pemimpin lalu bersikap

otoriter. Perceraian mudah terjadi, dengan berbagai alasan. Sekali lagi yang

menjadi korban adalah anak-anak.

d. Menurunnya Frekuensi Komunikasi antara Sesama Anggota Keluarga

Kehidupan modern, terutama di perkotaan, ternyata mempunyai dampak

dalam frekuensi serta kualitas komunikasi di antara sesama anggota keluarga.

Suami dan isteri pada umumnya lebih sibuk dengan urusan pekerjaan masing-

masing, pergi sebelum anak terbangun dan pulang sesudah anak menjelang

tidur. Di rumah anak lebih berkomunikasi dengan pembantu, teman-teman

sebayanya, atau televisi. Kegairahan menonton televisi juga telah

menurunkan kegairahan rnereka untuk membaca, yang selanjutnya juga

menurunkin wawasan berpikir mereka. Semua itu dapat mempunyai dampak

buruk bagi generasi yang lebih muda, karena mereka menjadi "piatu" di

rumah sendiri. Kekentalan sosialisasi anak-anak juga berkurang, yang dapat

menurunkan rasa tanggung jawab sosial rnereka. Di desa pada umumnya ada

13

Page 14: Makalah Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

institusi sosial yang tradisional, yang memandang bahwa setiap anak di desa

itu adalah juga anak mereka. Di kota, institusi sosial tradisional semacam itu

tidak ada lagi, sementara instltusi sosial yang formal belum siap untuk

menggantikannya. Inipun dapat mempunyai dampak yang buruk pada anak-

anak, yang selanjutnya menghadirkan anak yang tidak siap mandiri, dan

selanjutnya generasi bangsa yang juga tidak siap mandiri.

F. Pengertian Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS)

Apabila laju pertumbuhan penduduk tidak dapat dikendalikan pada batas

tertentu dan tidak diimbangi pertumbuhan ekonomi yang memadai maka akan

terjadi penurunan kualitas hidup manusia. Konsekuensi pertumbuhan penduduk

melebihi pertumbuhan ekonomi antara lain:

a. Bertambahnya beban hidup keluarga, masyarakat dan bangsa.

b. Penyediaan fasilitas ekonomi harus lebih besar untuk dapat hidup dengan

layak.

c. Bertambahnya angkatan kerja.

d. Tuntutan perluasan lapangan pekerjaan.

Dengan alasan tersebut maka program KB di Indonesia harus dilaksanakan

secara intensif untuk menanamkan fertilitas dan membudayakan Norma Keluarga

Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Pelembagaan dan pembudayaan NKKBS

di masyarakat memberikan norma:

1. Norma jumlah anak yang sebaiknya dimiliki 2 (dua) anak

2. Norma jenis kelamin anak, laki-laki atau perempuan sama saja

3. Norma saat yang tepat seorang wanita untuk melahirkan, umur 20-30 tahun

4. Norma pemakaian alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan

5. Norma usia yang tepat untuk menikah, untuk wanita, 20 tahun

6. Norma menyusui anaknya sampai umur 2 tahun

Perkembangan dan pembudayaan NKKBS memerlukan strategi yang tepat

dengan memperhatikan tipologi budaya dan karakteristik masyarakat sasaran,

karena belum semua lapisan masyarakat mau menerima pembudayaan NKKBS.

14

Page 15: Makalah Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

Beberapa alasan dan faktor mengapa Norma Keluarga Kecil belum diterima oleh

seluruh masyarakat antara lain:

a. Alasan Agama

Bagi para pemeluk agama merencanakan jumlah anak adalah menyalahi

kehendak Tuhan. Kita tidak boleh mendahului kehendak Tuhan apalagi

mencegah kelahiran anak dengan menggunakan alat kontrasepsi supaya tidak

hamil. Langkah utama untuk mengatasi hal ini adalah menemui tokoh-tokoh

atau ulama dari agama tersebut untuk menjelaskan bahwa merencanakan

keluarga untuk membantu Keluarga Kecil adalah tidak bertentangan dengan

agama.

b. Sosial Ekonomi

Anak dipandang sebagai tenaga kerja yang dapat membantu meningkatkan

ekonomi keluarga sehingga mempunyai banyak anak akan banyak tambahan

pendapatan yang akan diperoleh. Hal ini memang suatu kenyataan dan benar,

tetapi belum diperkirakan nasib anak itu sendiri apakah anak itu memang bisa

diharapkan pendidikannya dan masa depannya. Kalan hal ini

dipertimbangkan, mempunyai banyak anak malah menjadi beban dan

masalah.

c. Adat lstiadat

Adat kebiasaan adalah adat dari suatu masyarakat yang memberikan nilai

anak laki-laki lebih dari anak perempuan atau sebaliknya. Hal ini akan

memungkinkan satu keluarga mempunyai banyak anak. Hal tersebut dapat

mengakibatkan jika keinginan untuk mendapatkan anak laki-laki atau

perempuan tidak terpenuhi mungkin akan menceraikan istrinya dan kawin

lagi agar terpenuhi keinginan memiliki anak laki-laki ataupun anak

perempuan. Dalam hal ini norma adat istiadat perlu diluruskan karena tidak

banyak menguntungkan bahkan banyak bertentangan dengan kemanusiaan.

Namun ada hal yang harus diingat bahwa sejahtera dan bahagia tidak

selamanya merupakan konsekuensi logis dari keluarga kecil. Hal ini perlu

diingat dalam upaya untuk memasyarakatkan norma keluarga kecil bahagia

dan sejahtera. Jangan sampai ada kesan menjanjikan bahwa kalau keluarga

15

Page 16: Makalah Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

kecil tercapai maka bahagia dan sejahterapun akan dengan sendirinya

tercapai. Seolah-oIah ada hubungan sebab-akibat antara keluarga kecil

dengan kesejahteraan dan kebahagiaan. Kesan semacam itu akan muncul jika

kita memasarkan ide NKBBS semata-mata hanya sebagai pengganti norma

"banyak anak banyak rejeki'" karena dalam norma "banyak anak banyak

rejeki" memang tersirat adanya hubungan sebab-akibat antara "banyak anak"

dengan "banyak rejeki”. NKKBS jadi slogan yang benar jika ditanamkan

pengertian bahwa keluarga dengan jumlah anak yang lebih kecil akan

mernpunyai kesernpatan yang lebih besar untuk mencapai kesejahteraan dan

kebahagiaan. Jadi kesejahteraan dan kebahagiaan adalah hal yang masih

harus dicapai, bukan sesuatu yang secara otomatis datang seteiah menganut

norma keluarga kecil.

G. Sosialisasi Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS)

Sosialisasi Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) Ada

beberapa kegiatan sosialisasi yang dilakukan BKKBN yang dilaksanakan

melalui sosialisasi baik secara tatap muka maupun bermedia, seperti

penyuluhan, membuat serta menyebarkan brosur, membuat spanduk, serta

melalui media cetak dan elektronik.

Seiring dengan berkembangnya zaman, sosialisasi mengenai NKKBS

dilakukan dengan memanfaatkan internet. Hal ini dikarenakan kehadiran

internet khususnya jejaring sosial media yan merubah cara orang

berkomunikasi dan menyebarkan informasi baru. Salah satu bentuk sosialisasi

NKKBS melalui internet adalah dengan diluncurkannya TV Streaming melalui

www.bkkbn.tv di Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur dalam acara

pembukaan pertemuan Kosi Mission Centre  seluruh Indonesia pada tgl 16

April 2012. Program ini terselenggarai berkat kerjasama dan komitmen

BKKBN dengan Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI), di Bali dan 

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). TV ibarat jendela dunia yang dapat

menambah cakrawala seseorang tentang banyak hal, oleh karena itu BKKBN

16

Page 17: Makalah Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

memanfaatkan TV sebagai salah satu media penyebarluasan informasi terkait

dengan program Kependudukan dan KB.

Selain dengan TV lokal di Balikpapan yaitu TV 8, BKKBN juga

bekerjasama dengan TV lokal lainnya, seperti, Banten TV, TVRI Bandung,

TVRI Semarang, JTV Surabaya, Makassar TV, TV Bali, dan Medan TV,

Program BKKBN TV ini dapat diakses melalui www.bkkbn.tv. Kehadiran

BKKBN TV diharapkan dapat memberikan informasi tetang program

kependudukan dan keluarga berencana, serta dapat meningkatkan kesadaran

serta partisipasi masyarakat dalam program Kependudukan dan KB. Sehingga

dapat mempercepat terwujudnya keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

 H. Keluarga Berencana (KB)

Definisi keluarga berencana atau family planning menurut WHO “An Expert

Commite” (1974) adalah usaha menolong individu atau pasangan antara lain

untuk:

1. Mencegah terjadinya kelahiran yang tidak dikehendaki atau sebaliknya bagi

pasangan yang menginginkan anak.

2. Mengatur interval waktu kehamilan.

3. Mengontrol waktu kelahiran berhubungan dengan usia orang tua.

4. Menentukan jumlah anak dalam keluarga.

Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah yang

dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk.

Program keluarga berencana oleh pemerintah adalah agar keluarga sebagai unit

terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia

dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada pertumbuhan yang seimbang.

Gerakan Keluarga Berencana Nasional Indonesia telah berumur sangat lama yaitu

pada tahun 70-an dan masyarakat dunia menganggap berhasil menurunkan angka

kelahiran yang bermakna. Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang

bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan

kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya.

17

Page 18: Makalah Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

I. Tujuan Keluarga Berencana (KB)

Tujuan Umum

Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS

(Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya

masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin

terkendalinya pertambahan penduduk.

Tujuan Khusus

• Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.

• Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.

• Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan

kelahiran.

J. Cara-cara KB

KB dapat dilakukan dengan cara penggunaan alat kontrasepsi. Kontrasepsi

berasal dari kata kontra berarti ‘mencegah’ atau ‘melawan’ dan konsepsi yang

berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang

mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah

menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel

telur yang matang dengan sel sperma tersebut. Ada dua pembagian cara

kontrasepsi, yaitu cara kontrasepsi sederhana dan cara kontrasepsi moderen

(metode efektif).

1. Cara Kontrasepsi Sederhana

Kontrasepsi sederhana terbagi lagi atas kontrasepsi tanpa alat dan kontrasepsi

dengan alat/obat. Kontarsepsi sederhana tanpa alat dapat dilakukan dengan

senggama terputus dan pantang berkala. Sedangkan kontarsepsi dengan

alat/obat dapat dilakukan dengan menggunakan kondom, diafragma atau cup,

cream, jelly, atau tablet berbusa (vaginal tablet).

2. Cara Kontrasepsi Modern/Metode Efektif

Cara kontrasepsi ini dibedakan atas kontrasepsi tidak permanen dan

kontrasepsi permanen. Kontrasepsi permanen dapat dilakukan dengan pil,

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), suntikan, dan norplant. Sedangkan

18

Page 19: Makalah Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

cara kontrasepsi permanen dapat dilakukan dengan metode mantap, yaitu

dengan operasi tubektomi (sterilisasi pada wanita) vasektomi (sterilisasi pada

pria).

a) Senggama Terputus

Merupakan cara kontrasepsi yang paling tua. Senggama dilakukan

sebagaimana biasa, tetapi pada puncak senggama, alat kemaluan pria

dikeluarkan dari liang vagina dan sperma dikeluarkan di luar. Cara ini

tidak dianjurkan karena sering gagal, karena suami belum tentu tahu kapan

spermanya keluar.

b) Pantang Berkala (Sistem Kalender)

Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama pada saat istri

dalam masa subur. Cara ini kurang dianjurkan karena sukar dilaksanakan

dan membutuhkan waktu lama untuk ‘puasa’. Selain itu, kadang juga istri

kurang terampil dalam menghitung siklus haidnya setiap bulan.

c) Kondom/Diafragma

Kondom merupakan salah satu pilihan untuk mencegah kehamilan yang

sudah populer di masyarakat. Kondom adalah suatu kantung karet tipis,

biasanya terbuat dari lateks, tidak berpori, dipakai untuk menutupi zakar

yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke dalam liang vagina.

Kondom sudah dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga

dapat mencegah penularan penyakit seksual, termasuk HIV/AIDS.

Kondom mempunyai kelebihan antara lain mudah diperoleh di apotek,

toko obat, atau supermarket dengan harga yang terjangkau dan mudah

dibawa kemana-mana. Selain itu, hampir semua orang bisa memakai tanpa

mengalami efek sampingan. Kondom tersedia dalam berbagai bentuk dan

aroma, serta tidak berserakan dan mudah dibuang. Sedangkan diafragma

adalah kondom yang digunakan pada wanita, namun kenyataannya kurang

populer di masyarakat.

Penggunaan Kondom sebagai alat kontrasepsi di Kecamatan Mirit

Kabupaten Kebumen Jawa Tengah sebanyak 28 Kk dari jumlah Kk

keseluruhan 11. 557.

19

Page 20: Makalah Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

d) Cream, Jelly, atau Tablet Berbusa

Semua kontrasepsi tersebut masing-masing dimasukkan ke dalam liang

vagina 10 menit sebelum melakukan senggama, yaitu untuk menghambat

geraknya sel sperma atau dapat juga membunuhnya. Cara ini tidak populer

di masyarakat dan biasanya mengalami keluhan rasa panas pada vagina

dan terlalu banyak cairan.

e) Pil

Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah

diperkenalkan sejak 1960. Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil

dan menginginkan cara pencegah kehamilan sementara yang paling efektif

bila diminum secara teratur. Minum pil dapat dimulai segera sesudah

terjadinya keguguran, setelah menstruasi, atau pada masa post-partum bagi

para ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui,

maka hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran

anak (atau selama masih menyusui) dan disarankan menggunakan cara

pencegah kehamilan yang lain. Pil dapat digunakan untuk menghindari

kehamilan pertama atau menjarangkan waktu kehamilan-kehamilan

berikutnya sesuai dengan keinginan wanita. Berdasarkan atas bukti-bukti

yang ada dewasa ini, pil itu dapat diminum secara aman selama bertahun-

tahun. Tetapi, bagi wanita-wanita yang telah mempunyai anak yang cukup

dan pasti tidak lagi menginginkan kehamilan selanjutnya, cara-cara jangka

panjang lainnya seperti spiral atau sterilisasi, hendaknya juga

dipertimbangkan. Akan tetapi, ada pula keuntungan bagi penggunaan

jangka panjang pil pencegah kehamilan. Misalnya, beberapa wanita

tertentu merasa dirinya secara fisik lebih baik dengan menggunakan pil

daripada tidak. Atau mungkin menginginkan perlindungan yang paling

efektif terhadap kemungkinan hamil tanpa pembedahan. Kondisi-kondisi

ini merupakan alasan-alasan yang paling baik untuk menggunakan pil itu

secara jangka panjang.

20

Page 21: Makalah Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

Penggunaan Pil sebagai alat kontrasepsi di Kecamatan Mirit Kabupaten

Kebumen Jawa Tengah sebanyak 376 Kk dari jumlah Kk keseluruhan 11.

557.

Jenis-jenis Pil

a) Pil Gabungan atau Kombinasi

Tiap pil mengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon estrogen dan

progestin. Pil gabungan mengambil manfaat dari cara kerja kedua

hormon yang mencegah kehamilan, dan hampir 100% efektif bila

diminum secara teratur.

b) Pil Berturutan

Dalam bungkusan pil-pil ini, hanya estrogen yang disediakan selama 14

—15 hari pertama dari siklus menstruasi, diikuti oleh 5—6 hari pil

gabungan antara estrogen dan progestin pada sisa siklusnya.

Ketepatgunaan dari pil berturutan ini hanya sedikit lebih rendah

daripada pil gabungan, berkisar antara 98—99%. Kelalaian minum 1

atau 2 pil berturutan pada awal siklus akan dapat mengakibatkan

terjadinya pelepasan telur sehingga terjadi kehamilan. Karena pil

berturutan dalam mencegah kehamilan hanya bersandar kepada

estrogen maka dosis estrogen harus lebih besar dengan kemungkinan

risiko yang lebih besar pula sehubungan dengan efek-efek sampingan

yang ditimbulkan oleh estrogen.

c) Pil Khusus – Progestin (pil mini)

Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki

sifat pencegah kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari

leher rahim (merubah sekresi pada leher rahim) sehingga mempersulit

pengangkutan sperma. Selain itu, juga mengubah lingkungan

endometrium (lapisan dalam rahim) sehingga menghambat perletakan

telur yang telah dibuahi.

Kontra Indikasi Pemakaian Pil

Kontrasepsi pil tidak boleh diberikan pada wanita yang menderita

hepatitis, radang pembuluh darah, kanker payudara atau kanker

21

Page 22: Makalah Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

kandungan, hipertensi, gangguan jantung, varises, perdarahan abnormal

melalui vagina, kencing manis, pembesaran kelenjar gondok (struma),

penderita sesak napas, eksim, dan migraine (sakit kepala yang berat pada

sebelah kepala).

Efek Samping Pemakaian Pil

Pemakaian pil dapat menimbulkan efek samping berupa perdarahan di luar

haid, rasa mual, bercak hitam di pipi (hiperpigmentasi), jerawat, penyakit

jamur pada liang vagina (candidiasis), nyeri kepala, dan penambahan berat

badan.

f) AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita

merupakan alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak

perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui,

AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar air susu

ibu (ASI). Namun, ada wanita yang ternyata belum dapat menggunakan

sarana kontrasepsi ini. Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu

memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk-beluk alat kontrasepsi

ini.

Penggunaan IUD sebagai alat kontrasepsi di Kecamatan Mirit Kabupaten

Kebumen Jawa Tengah sebanyak 369 Kk dari jumlah Kk keseluruhan 11.

557.

Jenis-jenis AKDR di Indonesia

a. Copper-T

AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada

bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat

tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang

cukup baik.

b. Copper-7

AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan

22

Page 23: Makalah Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32

mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai

luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan

tembaga halus pada jenis Coper-T.

c. Multi Load

AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan

kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung

atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga

dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah

efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan

mini.

d. Lippes Loop

AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau

huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada

ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran

panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B

27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning),

dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai

angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral

jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau

penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.

Pemasangan AKDR

Prinsip pemasangan adalah menempatkan AKDR setinggi mungkin dalam

rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada

waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak.

Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid. Pemasangan

AKDR dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara

khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan

satu minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan

selanjutnya dilakukan setiap enam bulan sekali.

23

Page 24: Makalah Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

Kontra indikasi pemasangan AKDR:

Belum pernah melahirkan.

Adanya perkiraan hamil.

Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak

normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker

rahim.

g) Suntikan

Kontrasepsi suntikan adalah obat pencegah kehamilan yang pemakaiannya

dilakukan dengan jalan menyuntikkan obat tersebut pada wanita subur.

Obat ini berisi Depo Medorxi Progesterone Acetate (DMPA). Penyuntikan

dilakukan pada otot (intra muskuler) di bokong (gluteus) yang dalam atau

pada pangkal lengan (deltoid). Cara ini baik untuk wanita yang menyusui

dan dipakai segera setelah melahirkan. Suntikan pertama dapat diberikan

dalam waktu empat minggu setelah melahirkan. Suntikan kedua diberikan

setiap satu bulan atau tiga bulan berikutnya. Kontrasepsi suntikan tidak

diperbolehkan untuk wanita yang menderita penyakit jantung, hipertensi,

hepatitis, kencing manis, paru-paru, dan kelainan darah. Efek samping

kontrasepsi suntikan adalah tidak datang haid (amenorrhoe), pendarahan

yang mengganggu, sakit kepala, mual, muntah, rambut rontok, jerawat,

kenaikan berat badan, hiperpigmentasi.

Penggunaan Suntikan sebagai alat kontrasepsi di Kecamatan Mirit

Kabupaten Kebumen Jawa Tengah sebanyak 2.650 Kk dari jumlah Kk

keseluruhan 11. 557.

h) Norplant

Norplant merupakan alat kontrasepsi jangka panjang yang bisa digunakan

untuk jangka waktu 5 tahun. Norplant dipasang di bawah kulit, di atas

daging pada lengan atas wanita. Alat tersebut terdiri dari enam kapsul

lentur seukuran korek api yang terbuat dari bahan karet silastik. Masing-

masing kapsul mengandung progestin levonogestrel sintetis yang juga

terkandung dalam beberapa jenis pil KB. Hormon ini lepas secara

24

Page 25: Makalah Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

perlahan-lahan melalui dinding kapsul sampai kapsul diambil dari lengan

pemakai. Kapsul-kapsul ini bisa terasa dan kadangkala terlihat seperti

benjolan atau garis-garis. (The Boston’s Book Collective, The Our Bodies,

Ourselves, 1992). Norplant sama artinya dengan implant. Norplant adalah

satu-satunya merek implant yang saat ini beredar di Indonesia. Oleh

karena itu, sering juga digunakan untuk menyebut implant. Di beberapa

daerah, implant biasa disebut dengan susuk.

Indonesia merupakan negara pemula dalam penerimaan norplant yang

dimulai pada 1987. Sebagai negara pelopor, Indonesia belum mempunyai

referensi mengenai efek samping dan permasalahan yang muncul sebagai

akibat pemakaian norplant. Pada 1993, pemakai norplant di Indonesia

tercatat sejumlah 800.000 orang. Efektivitas norplant cukup tinggi.

Tingkat kehamilan yang ditimbulkan pada tahun pertama adalah 0,2%,

pada tahun kedua 0,5%, pada tahun ketiga 1,2%, dan 1,6% pada tahun

keempat. Secara keseluruhan, tingkat kehamilan yang mungkin

ditimbulkan dalam jangka waktu lima tahun pemakaian adalah 3,9 persen.

Wanita dengan berat badan lebih dari 75 kilogram mempunyai risiko

kegagalan yang lebih tinggi sejak tahun ketiga pemakaian (5,1 persen).

Wanita yang tidak diperbolehkan menggunakan norplant adalah mereka

yang menderita penyakit diabetes, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi,

migrain, epilepsi, benjolan pada payudara, depresi mental, kencing batu,

penyakit jantung, atau ginjal. (The Boston Women’s Book Collective,

1992). Pemasangan norplant biasanya dilakukan di bagian atas (bawah

kulit) pada lengan kiri wanita (lengan kanan bagi yang kidal), agar tidak

mengganggu kegiatan. Norplant dapat dipasang pada waktu menstruasi

atau setelah melahirkan oleh dokter atau bidan yang terlatih. Sebelum

pemasangan dilakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu dan juga

disuntik untuk mencegah rasa sakit. Luka bekas pemasangan harus dijaga

agar tetap bersih, kering, dan tidak boleh kena air selama 5 hari.

Pemeriksaan ulang dilakukan oleh dokter seminggu setelah pemasangan.

Setelah itu, setahun sekali selama pemakaian dan setelah 5 tahun norplant

25

Page 26: Makalah Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

harus diambil/dilepas. Kelebihan norplant adalah masa pakainya cukup

lama, tidak terpengaruh faktor lupa sebagaimana kontrasepsi pil/suntik,

dan tidak mengganggu kelancaran air susu ibu. Sedangkan kekurangannya

adalah bahwa pemasangan hanya bisa dilakukan oleh dokter atau bidan

yang terlatih dan kadang-kadang menimbulkan efek samping, misalnya

spotting atau menstruasi yang tidak teratur. Selain itu, kadang-kadang juga

menimbulkan berat badan bertambah.

Penggunaan Norplant sebagai alat kontrasepsi di Kecamatan Mirit

Kabupaten Kebumen Jawa Tengah sebanyak 788 Kk dari jumlah Kk

keseluruhan 11. 557.

i) Tubektomi (Sterilisasi pada Wanita)

Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang

mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi.

Sterilisasi bisa dilakukan juga pada pria, yaitu vasektomi. Dengan

demikian, jika salah satu pasangan telah mengalami sterilisasi, maka tidak

diperlukan lagi alat-alat kontrasepsi yang konvensional. Cara kontrasepsi

ini baik sekali, karena kemungkinan untuk menjadi hamil kecil sekali.

Faktor yang paling penting dalam pelaksanaan sterilisasi adalah

kesukarelaan dari akseptor. Dengan demikia, sterilisasi tidak boleh

dilakukan kepada wanita yang belum/tidak menikah, pasangan yang tidak

harmonis atau hubungan perkawinan yang sewaktu-waktu terancam

perceraian, dan pasangan yang masih ragu menerima sterilisasi. Yang

harus dijadikan patokan untuk mengambil keputusan untuk sterilisasi

adalah jumlah anak dan usia istri. Misalnya, untuk usia istri 25–30 tahun,

jumlah anak yang hidup harus 3 atau lebih.

Penggunaan Tubektomi atau MOW (Metode Operasi Wanita) sebagai alat

kontrasepsi di Kecamatan Mirit Kabupaten Kebumen Jawa Tengah

sebanyak 141 Kk dari jumlah Kk keseluruhan 11. 557. Sedangkan

penggunaka MOP (Metoode operasi pria) atau vasektomi pada alat

26

Page 27: Makalah Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

kontrasepsi di Kecamatan Mirit Kabupaten Kebumen Jawa Tengah

sebanyak 41 KK dari 11.557.

Penggunaan Kontrasepsi Menurut Umur

1. Umur ibu kurang dari 20 tahun:

o Penggunaan prioritas kontrasepsi pil oral.

o Penggunaan kondom kurang menguntungkan, karena pasangan

muda frekuensi bersenggama tinggi sehingga akan mempunyai

kegagalan tinggi.

o Bagi yang belum mempunyai anak, AKDR kurang dianjurkan.

o Umur di bawah 20 tahun sebaiknya tidak mempunyai anak dulu.

2. Umur ibu antara 20–30 tahun

o Merupakan usia yang terbaik untuk mengandung dan melahirkan.

o Segera setelah anak pertama lahir, dianjurkan untuk memakai

spiral sebagai pilihan utama. Pilihan kedua adalah norplant atau

pil.

3. Umur ibu di atas 30 tahun

o Pilihan utama menggunakan kontrasepsi spiral atau norplant.

Kondom bisa merupakan pilihan kedua.

o Dalam kondisi darurat, metode mantap dengan cara operasi

(sterlilisasi) dapat dipakai dan relatif lebih baik dibandingkan

dengan spiral, kondom, maupun pil dalam arti mencegah.

Beberapa Metode Kontasepsi Baru

Dengan adanya metode kontrasepsi yang baru, berarti pula memberikan lebih

banyak pilihan, dapat membantu mengatasi beberapa kendala pemakaian

kontrasepsi. Meskipun demikian, pengembangan kontrasepsi baru untuk

menambah yang sudah ada sangat terasa kurang membawa perubahan yang positif

dan inovatif. Beberapa metode yang sedang diuji klinik antara lain:

1. Cincin Kontrasepsi

Cincin ini dimasukkan ke dalam vagina, bentuknya seperti kue donat, dan

mengandung steroid, yaitu progestin atau progestin ditambah estrogen, yang

27

Page 28: Makalah Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

dilepas ke dalam aliran darah. Cincin kontrasepsi mengandung dosis hormon

yang lebih rendah dibanding dengan kontrasepsi oral. Wanita dapat

memasukkan dan mengeluarkan cincin ini sendiri.

2. Vaksin Antifertilitas Reversible

Vaksin ini menyebabkan antibodi berinteraksi dengan human chrrionic

gonadotropin (HCG), suatu hormon yang memelihara kehamilan. Tanpa

HCG, lapisan uterus lepas dengan membawa telur yang sudah dibuahi

sehingga terjadi menstruasi.

3. Norplant II

Norplant II memiliki kelebihan dibanding dengan norplant yang ada

sekarang, karena norplant II hanya memerlukan dua implantasi subdermal.

Dengan demikian, lebih mudah memasukkan dan mengeluarkannya.

4. Suntikan

Kontrasepsi ini menggunakan mikrosfero atau mikrokapsul. Injeksi terbuat

dari satu atau lebih hormon di dalam kapsul yang dapat dibiodegrasi, yang

melepaskan hormon dan menghambat ovulasi. Satu suntikan dapat

melindungi satu, tiga, atau enam bulan, tergantung dari jenis komposisi

kimianya.

5. Implantasi Transdermal

Implantasi transdermal menyebabkan pelepasan kontrasepsi steroid yang

lambat dan teratur ke aliran darah melalui kulit. Wanita dapat menempatkan

implant tersebut pada tubuh dan melepaskannya sesuai keinginan. Pada salah

satu jenis implantasi transdermal, seorang wanita menggunakan tiga

implantasi selama tiga minggu. Setiap implantasi efektif selama tujuh hari.

Pada minggu berikutnya, digunakan implantasi plasebo sehingga terjadi

menstruasi.

6. IUD Bentuk T yang Baru

IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama

minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang

tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun

28

Page 29: Makalah Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek

samping hormonal dan amenore.

7. Kondom Wanita

Kondom ini dikendalikan oleh wanita dan mengurangi risiko terkena penyakit

menular seksual. Dari uji klinik menunjukkan bahwa kelicinan, kebocoran,

kerusakan, dan hambatan efektivitasnya lebih baik dibandingkan kondom

pria.

K. Sosialisasi Keluarga Berencana (KB)

Ada beberapa kegiatan sosialisasi yang dilakukan BKKBN yang

dilaksanakan melalui sosialisasi baik secara tatap muka maupun bermedia,

seperti penyuluhan, membuat serta menyebarkan brosur, membuat spanduk,

serta melalui media cetak dan elektronik. Kegiatan sosialisasi secara tatap

muka ini dilaksanakan dengan tujuan agar dapat berkomunikasi secara

langsung dengan komunikan sehingga dapat mengetahui tanggapan dan

keluhan secara langsung. Sedangkan dengan menggunakan media yang berupa

media cetak dan elektronik digunakan sebagai media pendukung untuk

mensosialisasikan program- program yang dapat di sebarluaskan dengan lebih

mudah.

Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan sosialisasi tersebut, BKKBN

melakukan strategi dengan menggunakan konsep POAC yaitu dimulai dengan

merencanakan kegiatan yang telah ditetapkan dimana dari perencanaan tersebut

diharapkan pelaksanaan dari kegiatan sosialisasi berjalan dengan baik dan

sesuai dengan tujuan. Perencanaan tersebut meliputi penentuan waktu dan

tempat pelaksanaan, pesan yang akan disampaikan, menentukan sasaran yang

tepat, menentukan komunikator, kemudian mengorganisasi setiap kegiatan

sosialisasi dari strategi tersebut, melakukan kegiatan sosialisasi dan kemudian

mengevaluasi setiap kegiatan tersebut untuk mengetahui apakah kegiatan yang

dilakukan tersebut berjalan dengan baik dan memberikan hasil sesuai atau

tidak.

1. Perencanaan

29

Page 30: Makalah Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

Rencana atau plan adalah dokumen yang digunakan sebagai skema

untuk mencapai tujuan. Rencana biasanya mencakup alokasi sumber daya,

jadwal, dan tindakan-tindakan penting lainnya. Rencana dibagi berdasarkan

cakupan, jangkan waktu, kekhususan, dan frekuensi penggunaannya.

Strategi sosialisasi yang dimulai dengan perencanaan yang meliputi

menentukan waktu, menentukan tempat sosialisasi, menentukan sasaran,

menentukan pesan apa yang akan disampaikan, dan menentukan siapa yang

akan menjadi narasumber dalam menyampaikan pesan tersebut. Dan

diketahui hal tersebut sangat membantu kelancaran kegiatan sosialisasi.

2. Pengorganisasian

BKKBN dalam melakukan hal pengorganisasian yaitu jenis

organisasi panitia dimana organisasi tersebut dibentuk hanya untuk

sementara waktu saja, setelah tugas selesai maka selesailah organisasi

tersebut. Organisasi tersebut di bentuk agar kegiatan sosialisasi berjalan

dengan baik, terstruktur dan kerja sama yang sudah diorganisasi tersebut

menapatkan hasil sesuai dengan yang menjadi tujuan BKKBN yaitu

memberikan pemahaman kepada masyarakat yang kemudian bisa

meningkatkan pengguna program KB. Penerapan Strategi Sosialisasi

melalui Komunikasi Tatap Muka dan Bermedia Dalam melakukan kegiatan

sosialisasi BKKBN menggunakan dua cara, yaitu a. sosialisasi melalui

komunikasi tatap muka

a. Penyuluhan adalah kegiatan sosialisasi melalui komunikasi yang

dilakukan dengan menyebarkan pesan , menanamkan keyakinan sehingga

masyarakat tidak hanya sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau

melakukan sesuatu yang dianjurkan yang dikehendaki oleh komunikator.

Kegiatan penyuluhan program KB yang dilaksanakan yaitu menyebarkan

informasi tentang KB Alokon kepada masyarakat khususnya PUS dan

WUS, melalui tenaga penyuluh yang mempunyai seperangkat pengetahuan

dan pesan-pesan program KB yang bisa memberikan pencerahan kepada

masyarakat khususnya PUS dan WUS yang belum tahu di buat lebih tahu.

30

Page 31: Makalah Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

PUS (Pasangan Usia Subur) di Kecamatan Mirit Kabupaten Kebumen

Jawa Tengah sebanyak 6.099 Kk dari jumlah Kk keseluruhan 11. 557.

b. Media seperti spanduk, brosur, surat kabar, televise, radio serta iklan

layanan masyarakat yang ditayangkan ditelevisi nasional.

3. Pengawasan

Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas

yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan. BKKNN dalam

hal pengawasan terhadap kegiatan sosialsiasi yang dilakukan yaitu

memantau langsung berjalannya kegiatan soasialisai yang kemudian segera

di evaluasi dari kegiatan tersebut untuk mengetahui apakah kegiatan

tersebut berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang telah di rencanakan.

Pengawasan meruakan hal yang penting dilakukan agar kedepannya

BKKBN dapat menjadikan tolok ukur pada kegiatan sosialisasi selanjutnya,

dan agar BKKBN bisa mengetahui cara yang tepat untuk meningkatkan

pengguna program KB.

L. Hambatan Keluarga Berencana (KB)

Ada beberapa hambatan yang menghalangi program keluarga

berencana dari pemerintah:

1. Bagi beberapa masyarakat di Indonesia beranggapan bahwa cari makan

saja susah apa lagi harus datang kedokter untuk melakukan kegiatan

sebagai keluarga berencana. Ini karena biaya kesehatan yang mahal,

meskipun telah dikenal bahwa ada kartu jaminan kesehatan untuk orang

yang kurang mampu, tapi belum juga terlaksana dengan baik.

2. Kebudayaan hasil turun temurun yang kiranya kurang rasional,

kepercayaan bahwa banyak anak banyak pula rezeki. Ini tidak rasional,

semakin banyaknya tanggungan, semakin besar tanggung jawab untuk

memenuhi tanggungan. Jika diadakannya arahan langsung maka lebih

mudah menciptakan masyarakat yang lebih berpikir modern.

3. Beberapa masyarakat di Indonesia masih kurang pendidikan padahal

beberapa sekolah negeri di Indonesia telah memberikan keringanan.

31

Page 32: Makalah Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

Karena sosialisasi ke orang yang berada di taraf rendah kurang, maka

banyak orang takut tertipu.

4. Keengganan sebagian besar warga masyarakat untuk terlibat langsung

dalam suatu program kegiatan terutama pasangan subur. Hal itu

disebabkan oleh keadaan sosiokultural mereka yang memungkinkan untuk

secara aktif menyuarakan keinginan mereka. Sementara mereka lebih

memilih diam

5. Setiap program yang dibuat pemerintah biasanya sistemya lebih

menekankan perencanaan dari atas (top-down) atau strategi center down

yang kurang memperhatikan masyarakat bawah.

M. Peran Keluarga Berencana (KB) Dalam Membentuk Keluarga Bahagia

Sejahtera (KBS)

Dalam usaha untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa, pemerintah telah dan

sedang melakukan pembangunan di segala bidang, termasuk usaha-usaha untuk

mengatasi masalah kependudukan. Berbagai masalah kependudukan tersebut

meliputi antara lain pertumbuhan penduduk yang tinggi, penyebaran penduduk

yang tidak merata, penduduk usia muda yang besar, dan kualitas sumber daya

manusia yang masih relatif rendah. Untuk mengatasi salah satu masalah

kependudukan tersebut, pemerintah sejak Pelita I telah melakukan usaha

mendasar melalui program Keluarga Berencana (KB), yang sejak Pelita V

berkembang menjadi gerakan KB Nasional. Gerakan KB adalah Gerakan

Masyarakat yang menghimpun dan mengajak segenap potensi masymarakat untuk

berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan membudayakan. Norma Keluarga

Kecil yang Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) dalam rangka meningkatkan mutu

sumber daya manusia Indonesia. Pada dasarnya tujuan Gerakan KB Nasional

mencakup 2 (dua) hal yaitu:

1. Tujuan kuantitatif, yaitu menurunkan dan mengendalikan pertumbuhan

penduduk.

2. Tujuan kualitatif, yaitu menciptakan atau mewujudkan norma Keluarga Kecil

yang Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).

32

Page 33: Makalah Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

Peran KB dalam membentuk keluarga kecil yang bahagia sejahtera

diantaranya sebagai berikut:

a. Menurunkan tingkat kelahiran dengan mengikutsertakan seluruh lapisan

masyarakat dan potensi yang ada.

b. Meningkatkan jumlah peserta KB dan tercapainya pemerataan serta kualitas

peserta KB yang menggunakan alat kontrasepsi efektif dan mantap dengan

pelayanan bermutu.

c. Mengembangkan usaha-usaha untuk membantu meningkatkan kesejahteraan

ibu dan anak, memperpanjang harapan hidup, menurunkan tingkat kematian

bayi dan anak balita serta memperkecil kematian ibu karena resiko kehamilan

dan persalinan.

d. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap masalah kependudukan yang

menjurus ke arab penerimaan, penghayatan dan pengamalan NKKBS sebagai

cara hidup yang layak dan bertanggungjawab.

e. Meningkatkan peranan dan tanggung jawab wanita, pria dan generasi muda

dalam pelaksanaan upaya-upaya penanggulangan masalah kependudukan.

f. Mencapai kemantapan, kesadaran dan peran serta Keluarga dan Masyarakat

dalam pelaksanaan gerakan KB Nasional sehingga lebih mampu menigkatkan

kemandiriannya di wilayah masing-masing.

g. Mengembangkan usaha-usaha peningkatan mutu sumber daya manusia untuk

meningkatkan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan keluarga dan

masyarakat dalam mempercepat kelembagaan nilai-nilai Keluarga Kecil.

h. Memeratakan penggarapan Gerakan KB ke seluruh wilayah tanah air dan

lapisan masyarakat perkotaan, pedesaan, transmigrasi, kumuh, miskin dan

daerah pantai.

i. Meningkatkan jumlah dan mutu tenaga dan atau pengelola Gerakan KB yang

mampu memberikan pelayanan KB yang dapat menjangkau seluruh lapisan

masyarakat diseluruh pelosok tanah air dengan kualitas yang tinggi dan

kenyamanan yang memenuhi harapan.

33

Page 34: Makalah Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gerakan Keluarga Berencana bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

ibu dan anak serta mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

(NKKBS) yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera

melalui pengendalian kelahiran. Nilai dan jumlah anak sangat mempengaruhi

dalam mencapai terwujudnya NKKBS dimana salah satu norma dalam NKKBS

adalah norma tentang jumlah anak yang sebaiknya dimiliki yaitu 2 anak cukup,

dan laki-laki atau perempuan sama saja Latar belakang sosial yang berbeda,

tingkat pendidikan, kesehatan, adat istiadat atau kebudayaan suatu kelompok

sosial serta penghasilan atau mata pencaharian yang berlainan menyebabkan

pandangan yang berbeda terhadap anak. Hambatan dalam pelaksanaan program

pembudayaan NKKBS dimasyarakat adalah adanya pandangan orang tua terhadap

anak dalam keluarga, dimana anak selain merupakan kebanggaan orangtua juga

sebagai tenaga kerja yang membantu meningkatkan ekonomi keluarga. Selain itu

adanya kebiasaan dari suatu kelompok masyarakat yang memberi nilai lebih pada

satu jenis kelamin tertentu.

B. Saran

Sebaiknya masyarakat Indonesia mau meneri pembudayaan program NKKBS

dan melaksanakan program KB. Dengan program Keluarga Berencana yang

dilaksanakan secara intensif selama 20 tahun untuk membudayakan NKKBS,

maka diharapkan terjadi perubahan pola pikir masyarakat dimana mendidik dan

memelihara anak jauh lebih penting daripada menambah jumlah anak.

34