para frase

4
JURNAL KUTIPAN KATA KUNCI PARAFRASA Green Transport: Upaya Mewujudkan Transportasi yang Ramah Lingkungan Transportasi berkelanjutan adalah sebuah konsep yang dikembangkan sebagai suatu antithesis terhadap kegagalan kebijakan, praktek dan kinerja system transportasi yang dikembangkan selama kurang lebih 50 tahun terakhir (Doni J. Widiantono, 2010:1) • Transportasi Berkelanjutan • Antithesis Sistem transportasi Transportasi berkelanjutan merupakan sebuah konsep yang muncul sebagai jawaban atas masalah- masalah transportasi atau dapat disebut sebagai antithesis dari konsep-konsep transportasi yang ada selama 50 tahun terakhir. Dalam konteks perencanaan kota, konsep ini (Transportasi Berkelanjutan) diterjemahkan sebagai upaya peningkatan fasilitas bagi komunitas bersepeda, pejalan kaki, fasilitas komunikasi, maupun penyediaan transportasi umum massal yang murah dan ramah lingkungan seperti KA listrik maupun angkutan umum lainnya yang dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, khususnya di kawasan CBD (Doni J. Widiantono, 2010:1). • Transportasi berkelanjutan Perencanaan kota • Murah Ramah lingkungan Jika di kaitkan dengan konteks perencanaan kota, Transportasi berkelanjutan adalah konsep yang mengedepankan fasilitas bagi komunitas sepeda, pejalan kaki, fasilitas komunikasi, dan juga penyediaan fasilitas transportasi umum massal yang murah dan ramah lingkungan seperti Kereta api listrik, komuter, bus way, MRT, LRT supaya jumlah penggunaan kendaraan pribadi dapat dikurangi. Upaya mewujudkan transportasi yang ramah lingkungan pada dasarnya dapat dilakukan dengan upaya mencegah terjadinya perjalanan yang tidak perlu (unnecessary mobility) atau dengan penggunaan teknologi angkutan yang dapat mengurangi dampak lingkungan Transportasi Ramah Lingkungan Unnecessary mobility Dampak lingkungan Transportasi Ramah Lingkungan adalah transportasi yang menggunakan moda-moda transportasi yang tidak menghasilkan dampak-dampak negative terhadap lingkungan seperti polusi udara ,suara dll. Penggunaan angkutan massal juga merupakan wujud dari transportasi ramah lingkungan karena dapat meminimalasir adanya pergerakan yang tidak perlu (unnecessary mobility).

Upload: esher-tanga-toding

Post on 03-Sep-2015

226 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

parafrase

TRANSCRIPT

PowerPoint Presentation

JURNALKUTIPANKATA KUNCIPARAFRASAGreen Transport: Upaya Mewujudkan Transportasi yang Ramah LingkunganTransportasi berkelanjutan adalah sebuah konsep yang dikembangkan sebagai suatu antithesis terhadap kegagalan kebijakan, praktek dan kinerja system transportasi yang dikembangkan selama kurang lebih 50 tahun terakhir (Doni J. Widiantono, 2010:1)Transportasi BerkelanjutanAntithesisSistem transportasi

Transportasi berkelanjutan merupakan sebuah konsep yang muncul sebagai jawaban atas masalah-masalah transportasi atau dapat disebut sebagai antithesis dari konsep-konsep transportasi yang ada selama 50 tahun terakhir.Dalam konteks perencanaan kota, konsep ini (Transportasi Berkelanjutan) diterjemahkan sebagai upaya peningkatan fasilitas bagi komunitas bersepeda, pejalan kaki, fasilitas komunikasi, maupun penyediaan transportasi umum massal yang murah dan ramah lingkungan seperti KA listrik maupun angkutan umum lainnya yang dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, khususnya di kawasan CBD (Doni J. Widiantono, 2010:1).Transportasi berkelanjutanPerencanaan kotaMurahRamah lingkungan

Jika di kaitkan dengan konteks perencanaan kota, Transportasi berkelanjutan adalah konsep yang mengedepankan fasilitas bagi komunitas sepeda, pejalan kaki, fasilitas komunikasi, dan juga penyediaan fasilitas transportasi umum massal yang murah dan ramah lingkungan seperti Kereta api listrik, komuter, bus way, MRT, LRT supaya jumlah penggunaan kendaraan pribadi dapat dikurangi.Upaya mewujudkan transportasi yang ramah lingkungan pada dasarnya dapat dilakukan dengan upaya mencegah terjadinya perjalanan yang tidak perlu (unnecessary mobility) atau dengan penggunaan teknologi angkutan yang dapat mengurangi dampak lingkungan akibat kendaraan bermotor (Doni J. Widiantono, 2010:4).Transportasi Ramah LingkunganUnnecessary mobilityDampak lingkungan

Transportasi Ramah Lingkungan adalah transportasi yang menggunakan moda-moda transportasi yang tidak menghasilkan dampak-dampak negative terhadap lingkungan seperti polusi udara ,suara dll. Penggunaan angkutan massal juga merupakan wujud dari transportasi ramah lingkungan karena dapat meminimalasir adanya pergerakan yang tidak perlu (unnecessary mobility).Transit Oriented Development adalah upaya revitalisasi kawasan lama atau kawasan terpadu baru yang berlokasi pada jalur-jalur transportasi utama seperti jalur KA, busway dll dengan mengembangkan kawasan berfungsi campuran (mixed-use) antara fungsi hunian, komersial dan perkantoran (Doni J. Widiantono, 2010:4).Transit Oriented DevelopmentRevitalisasi Mixed UseTransit Oriented Development adalah sebuah konsep yang bisa diterapkan pada kawasan lama (revitalisasi) atau juga untuk kawasan terpadu baru yang berlokasi pada jalur-jalur transportasi utama seperti jalur KA, busway dll bersamaan dengan kawasan mixed use antara fungsi hunian, komersil, kantor.JURNALKUTIPANKATA KUNCIPARAFRASAGreen Transport: Upaya Mewujudkan Transportasi yang Ramah Lingkungan

Sarana Transportasi Ramah Lingkungan adalah Sarana transportasi yang dikembangkan untuk mengurangidampak lingkungan akibat transportasi seperti kebisingan dan polusi udara umumnya mengarah ke penggunaankendaraan tidak bermotor maupun penggunaan bahan bakar terbarukan seperti sinar matahari, listrik dll (Doni J. Widiantono, 2010:5).Transportasi Ramah LingkunganDampak lingkungan

Sarana Transportasi ramah lingkugan merupakan sarana transportasi yang tidak menghasilkan dampak-dampak negative terhadap lingkugan seperti kebisingan dan polusi udara yang berorientasi pada penggunaan kendaraan tidak bermotor maupun dengan penggunaan bahan bakar terbarukan seperti sinar matahari, listrik dan lain lain.Transit Oriented Development (TOD) Sebagai Solusi Alternatif Dalam Mengatasi Permasalahan Kemacetan Di Kota SurabayaPersoalan kemacetan perlu dipahami dalam kerangka pikir sistem transportasi kota di mana secara makro transportasiterbentuk dari sistem kegiatan, sistem jaringan, sistem pergerakan, dan sistem kelembagaan (Muhammad Hidayat Isa, 2014:1)KemacetanSistem transportasiSistem kegiatanSistem jaringanSistem pergerakanSistem kelembagaanKemacetan merupakan permasalahan kompleks yang harus dilihat dan di pahami bukan hanya dalam satu aspek tapi dalam keseluruhan kerangka piker system transportasi kota yaitu system kegiatan, system jaringan, system pergerakan dan system kelembagaan.Pada mulanya konsep Transit Oriented Development (TOD) muncul sebagai reaksi atas fenomena urban sprawl yang diikuti dengan tingginya ketergantungan penduduk terhadap penggunaan jalan raya dan kendaraan pribadi di Amerika (Curtis, 2009).TODUrban sprawl

Transit Oriented Development merupakan konsep yang dikembangkan sebagai antithesis atas fenomena urban sprawl, yang diikuti dengan tingginya ketergantungan penduduk terhadap penggunaan jalan raya dan kendaraan pribadiSecara teoritik tidak ada definisi baku dari konsep TOD, namun secara umum beberapa pakar menjelaskan bahwa TOD merupakan kawasan yang dilayani oleh moda transit, dengan ciri kawasan padat dan beragam yang berada pada jarak berjalan kaki (400-600 meter) dari pemberhentian moda transit, dan memiliki lingkungan yang ramah bagi pejalan kaki (Muhammad Hidayat Isa, 2014:6)TODModa transitPejalan kakiTransit Oriented Development merupakan konsep yang mengembangkan kawasan yang ramah bagi pejalan kaki yang bersifat kompak dan juga mixed use yang dilayani oleh berbagai macam moda transit yang memiliki radius 400-600 meter untuk berjalan kaki dari pemberhentian moda transit.JURNALKUTIPANKATA KUNCI PARAFRASATransit Oriented Development (TOD) Sebagai Solusi Alternatif Dalam Mengatasi Permasalahan Kemacetan Di Kota SurabayaMerujuk pada beberapa kota yang telah mempraktekkan TOD, dalam merencanakan kawasan transit kota-kota tersebut meninjau aspek 3D yaitu kepadatan (density), keberagaman (diversity), dan desain (design) (Muhammad Hidayat Isa, 204:8)TODTransitDensityDiversityDesign Transit Oriented Development mempunya beberapa aspek yang harus di perhatikan dalam pengembangannya yaitu kepadatan (density), kebergaman(diversity), dan desain(design) dimana kepadatan yang dimaksud adalah kepadatan penduduk dan juga bangunan serta moda transportasi, kebergaman yang dimaksud adalah keberagaman pekerjaan, gender, umur moda transportasi, dan desain adalah bentuk nyata (stasiun, pedestrian) dari konsep TOD itu sendiri.Keterkaitan Karakteristik Kawasan Transit Berdasarkan Prinsip Transit Oriented Development (TOD) terhadap Tingkat Penggunaan Kereta Komuter Koridor Surabaya-Sidoarjo Dalam mengindentifikasi karakteristik kawasan transit kereta komuter koridor Surabaya-Sidoarjo berdasarkan prinsip TOD digunakan alat analisis statistic deskriptif dengan meninjau variable penelitian berupa kepadatan penggunaan lahan, kepadatan penduduk, mixed-use entropy index, rata-rata lebar jalur pejalan kaki, dan luas jalur pejalan kaki yang mewakili prinsip TOD berupa density (kepadatan), diversity (keberagaman), dan design (desain). Kemudian kawasan transit yang dimaksud ditinjau pada radius enam ratus meter (600 meter) sesuai dengan prinsip kawasan TOD (Muhammad Hidayat Isa, 2014:2).Kawasan transitTODKepadatan Mixed useDalam mengidentifikasi kawasan yang berpotensi sebagai kawasan TOD digunakan analisis statis deskriptif dengan meninjau variable penelitian berupa kepadatan penggunaan lahan, kepadatan penduduk, mixed use entropy index, rata-rata lebar jalur pedestrian dan luas jalur pedestrian sebagai penjabaran dari prinsip TOD yang berupa density, diversity, dan desain.Potensi dan Peluang Pengembangan Transit Oriented Development di Kawasan Perkotaan Cekungan BandungUntuk mengidentifikasikan lokasi potensial pengembangan TOD, kriteria pertama yang harus dilihat adalah ketersediaan pelayanan oleh beberapa moda transportasi baik untuk commuter jarak dekat, maupun non-commuter untuk jarak sedang dan jauh (Ni Luh Asti Widyahari , 2014:3).TODModa transportasiCommuter

Dalam mengidentifikasi kawasan yang mempunyai potensial sebagai kawasan TOD, kriteria yang paling utama yang harus diperhatikan adalah ketersediaan pelayanan oleh beberapa moda transportasi baik untuk commuter jarak jauh maupun jarak sedang dan dekat.Stasiun terpadu di kawasan TOD, selain harus terintegrasi dengan moda transportasi sekitarnya, juga harus terintegrasi dengan guna lahan sekitar. (Ni Luh Asti Widyahari , 2014:3).Stasiun terpaduTODIntegrasiModa transportasiGuna lahanStasiun terpadu di kawasan TOD adalah model dari perwujudan konsep yang harus terintegrasi dengan moda transportasi di sekitarnya dan juga dengan fungsi-funsi bagnunan lain yang berada pada kawasan tersebut.JURNALKUTIPANKATA KUNCIPARAFRASAPola Pergerakan Pengguna Kereta Api Sebagai Dasar Pengembangan Stasiun Terpadu Di Kawasan Berbasis Transit (Studi Kasus : Stasiun Depok Baru, Kota Depok)Calthorpe (1993) menyebutkan bahwa TOD dapat didefinisikan dengan empat karakteristik, yaitu mixed-use, walkable, dekat transit, dan kompak. TOD, Mixed use, Walkable, Transit, Kompak TOD merupakan konsep yang mengembangkan kawasan bersifat mixed use, walkable, dekat dengan moda transit, dan compact.TOD terbagi menjadi dua jenis, yaitu Urban TODs dan Neighborhood TODs (Calthorpe, 1993). Urban TODsNeighbohood TODsTOD berdasarkan lingkungannya di bedakan menjadi 2 jenis yaitu Urban TODs yang terletak pada perhentian jalur utama angkutan kereta, dan Neighborhood TODs yang terletak sepanjang rute bus dengan frekuensi tinggi atau sepanjang lintasan bus dengan waktu tempuh kurang lebih 10 menit ke perhentian angkutan kereta atau perpindahan bus.Beberapa aspek penting yang membentuk prinsip-prinsip TOD yaitu: Station Area Planning, Design, and Transit Facilities; Compact and Mixed-Use Development; Walkable Neighborhood; dan Public Realm (Titis Astri Mauliawati, 2013:8).TOD, Station Area Planning, Design, Transit Facilities, Mixed use, Compact, WalkableAda aspek-aspek penting yang harus dimiliki suatu kawasan sehingga kawasan tersebut dapat dikatakan kawasan TOD yaitu Station Area Planning, Transit Facilities, Compact and Mixed use Development, Walkable Neighborhood, dan Public realm.Dalam pengembangan stasiun terpadu, teori linkage dengan elemen megaform dapat digunakan untuk mengintegrasikan stasiun dengan lingkungan sekitarnya, terutama dengan moda transportasi yang dapat digunakan dari dan ke stasiun (Titis Astri Mauliawati, 2013:8).Stasiun TerpaduLinkageMegaformModa transportasiDalam pengembangan stasiun terpadu sebagai model dari konsep TOD, teori linkage dengan elemen megaform dapat di jadikan acuan untuk mengintegrasikan stasiun dengan guna lahan disekitarnya terutama dengan moda transportasi yang dapat digunakan dari dan ke stasiun.Variabel karakteristik pola pergerakan yang merupakan kunci utama adalah variabel moda transportasi yang digunakan, biaya transportasi yang dibutuhkan, waktu yang dihabiskan, jarak yang ditempuh, teman saat melakukan pergerakan (sendiri atau berombongan), serta rutinitas pergerakan (Titis Astri Mauliawati, 2013:8).Pola pergerakanModa transportasiPola pergerakan suatu kawasan TOD dapat diidentifikasikan melalui variable karakteristikpola pergerakan yaitu variable moda transportasi yang digunakan, biaya transportasi, waktu tempuh, jarak tempuh, banyaknya individu dalam melakukan perjalanan dan juga rutinitas pergerakan.