paper uts esdmk

23
ANALISIS UPAH MINIMUM PROVINSI MENGGUNAKAN KEBUTUHAN HIDUP LAYAK (KHL) DAN TINGKAT INFLASI EKONOMI SUMBER DAYA MANUSIA DAN KETENAGAKERJAAN SEMESTER GASAL 2014/2015 ISRAUL HASANAH 1306377341 ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA

Upload: israulhasanah

Post on 15-Jan-2016

237 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Uts Esdmk

ANALISIS UPAH MINIMUM PROVINSI MENGGUNAKAN KEBUTUHAN HIDUP LAYAK (KHL) DAN TINGKAT INFLASI

EKONOMI SUMBER DAYA MANUSIA DAN KETENAGAKERJAAN

SEMESTER GASAL 2014/2015

ISRAUL HASANAH

1306377341

ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS INDONESIA

Page 2: Paper Uts Esdmk

Statement of Authorship

“Saya/kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas

terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain

yang saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk

makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa

saya/kami menyatakan bahwa saya/kami menggunakannya.

Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak

dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”

Nama : Israul Hasanah

NPM : 1306377341

Mata Kuliah : Ekonomi Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan

Judul Makalah/Tugas : Analisis Upah Minimum Provinsi Menggunakan Kenutuhan Hidup

Layak (KHL) dan Inflasi

Hari/Tanggal : Kamis, 09 April 2015

Dosen : Padang Wicaksono S.E Ph.D

Tanda tangan :

Page 3: Paper Uts Esdmk

Analisis Upah Minimum Provinsi Menggunakan Kebutuhan Hidup Layak (LHK) Dan Tingkat Inflasi

Israul Hasanah/Ilmu Ekonomi 2013/1306377341

Abstaraksi

Krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1997 dan 2008 tentu saja memberikan dampak

bagi kesejahteraan para pekerja. Pada tahun 1997 terjadi PHK secara besar-besaran akibat dari krisis

yang terjadi. Belum lagi para pekerja yang hanya mendapat upah dibawah biaya hidup meraka dan

keluarga mereka.Kondisi seperti ini mengharuskan pemerintah mengambil sebuah kebijakan melalui

Departemen Tenaga Kerja R.I. sebagai upaya melindungi pekerja dalam hal pengupahan, kebijakan

pemerintah ini tertuang dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER-QIJMEN11999 tentang

Upah Minimum. Dalam pasal 6 ayat (1) disebutkan bahwa UMR tersebut ditetapkan dengan

rnempertimbangkan kebutuhan hidup layak , indeks harga konsumen, kemampuan, perkembangan

dan kelangsungan perusahaan. Pembuatan peraturan ini menjadi salah satu langkah pemerintah dalam

upaya meningkatkan kesejahteraan pekerja.

Keyword: Upah , Upah Minimum, Kebijakan Pemerintah, Kebutuhan Hidup Layak, Indeks Harga

Konsumen.

Page 4: Paper Uts Esdmk

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kebijakan Upah Minimum (UM) menjadi hal yang sensitif untuk diperbincangkan

terutam bagi kalangan pengusaha dan para pekerja, baik negara berkembang ataupun negara

maju. Sama halnya dengan kebjakan floor price dan celling price yang bertujuann untuk

melindungi para konsumnen dan produsen, maka kebijakan dalam penetapan Upah

Minumum bertujuan untuk melindungi para pekerja agar bisa menutupi kebutuhan hidup

mereka dan keluarga mereka. Maka dari itu kebijakan upah minimum ini mempunyai tiga

tujuan (a) menjamin penghasilan pekerja sehingga tidak lebih rendah dari suatu tingkat

tertentu, (b) meningkatkan produktivitas pekerja, (c) mengembangkan dan meningkatkan

perusahaan dengan cara-cara produksi yang lebih efisien (Sumarsono, 2003).

Di Indonesia perhatian pemerintah dalam Upah Minimum dimulai pada tahun 1980-

an. Masalah upah minimum di indonesia menjadi pusat perhatian terutama karena adanya

tekanan dari dunia internasional sehubungan dengan isu-isu tentang pelanggaran standar

ketenagakerjaan yang terjadi di Indonesia. Pada awalnya kebijakan upah minimum ditetapkan

berdasarkan besaran biaya Kebutuhan Fisik Minimum (KFM). Dalam perkembangannya

kemudian, dalam era otonomi daerah, dalam menentukan besaran tingkat upah minimum

beberapa pertimbangannya adalah: (a) biaya Kebutuhan Hidup Minimum (KHM), (b) Indeks

Harga Konsumen (IHK), (c) tingkat upah minimum antar daerah, (d) kemampuan,

pertumbuhan, dan keberlangsungan perusahaan, (e) kondisi pasar kerja, dan (f) pertumbuhan

ekonomi dan pendapatan per kapita1.

Undang-undang upah minimum merupakan sebuah ciri penting dari pada pasar

tenagekeraja dan kebayakan negeri sedang berkembang bentuk dari perundang-undangan ini

sangatlah berbeda dari perbagai negara deikian juga keefektifan pelaksanaannya2. Di

indonesia peraturaan perundang-undangan Upah Minimum mengaju pada UUD 1945 pasal

27 ayat 2 dikatakan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pekerjaan dan penghidupan

yang layak. Akan tetapi dalam perhitungan upah minimum pemrintah juga perlu

memperhatikan hal-hal lain selain penghidupan layak, seperti tingkat produktivitas dari

tenaga kerja, agar perusahaan teatap bisa bertahan dan tidak mengalami kerugian. Maksudnya

bahwa dalam penetapan upah minimum pemerintah tidak boleh hanya berfokus pada satu

pihak karena perusahaan juga harus mendapatkan perhatian yang sama dengan para pekerja.

1Journal of Indonesian Applied Economics Vol. 5 No. 2 Oktober 2011, 269-285 KEBIJAKAN UPAH MINIMUM UNTUK PEREKONOMIAN YANG BERKEADILAN 2 Kebijaksanaan Kesempatan Kerja di negeri-negri sedang berkembang hal 126-127

Page 5: Paper Uts Esdmk

Penetapan upah minimum merupakan wujud kepedulian pemerintah terhadap kesejahteraan

para pekerja di seluruh Indonesia. Mengingat begitu banyaknya perusahaan multinasional

yang mendirikan perusahaannya di Indonesia maka untuk menciptakan kesejahtraan para

pekerja pemerintah dihaharapkan bisa berkontribusi untuk membantu para pekerja salah

satunya dalam bentuk penetapan upah minimum.

Upah Minimum bukan hanya menjadi masalah bagai Indonesia akan tetapi menjadi

masalah hampir bagi seluruh negara di dunia baik negara maju ataupun negara berkembang.

Pada tahun 1938, Fair Labor Standars Act Amerika Serikat menetapkan upah minimum 25

sen per jam untuk semua industri waktu itu. Kemudian pada tahun 1940, upah minimum

dinaikkan menjadi 40 sen per jam, pelaksanaan undang-undang ini telah mengakibatkan

banyak perusahaan yang menangguhkan kegiatan produksi mereka dan pengangguran

bertambah luas. Kemudian pada ahir tahun 1940, upah minimum diturunkan menjadi 20 sen

dan variasi yang cukup besar di dalam lingkungan dan antara industri-industri diperkenankan.

Kemudian di negara lain yaitu thailand, undang-undang upah minimum di thailand baru di

perkenalkan pada tahun 1973, untuk empat provinsi. Dan baru pada tahun 1974 di

perkenalkan ke seluruh kerajaan. Akan tetapi setelah empat hari di tetapkan, pemerintah

langsung menerima tuntutan dari kaum buruh tekstil yang mengalami pemogokan, sehingga

pada hari yang sama pemerintah dan pemimpin buruh mencapai kesepakatan untuk

menetapkan upah sebesar 20 bath per hari3. Contoh ini mengilustrasikaa bahwa kebijakan

dalam upah minimum bukanlah hal yang mudah, jika dilihat dampak yang akan terjadi.

Hingga saat ini, masalah perburuhan dan ketenagakerjaan, khususnya upah minimum, terus

mengalami perubahan. Perubahan yang paling mendasar dan krusial terjadi setelah krisis

ekonomi pada tahun 1997 yang membuka iklim reformasi dan demokratisasi. Iklim ini

mendorong Pemerintah Indonesia meratifikasi Konvensi ILO No.87/1948 mengenai

Kebebasan Berserikat. Konstelasi politik perburuhan di Indonesia sejak saat itu mulai

berubah dengan munculnya banyak Serikat Buruh yang berupaya menjadi representasi buruh

dalam hubungan industrial, baik secara bipartit di tingkat perusahaan maupun tripartit antara

lain dalam institusi Dewan Pengupahan.

2. Rumusan Masalah

1. Apakah upahminimum provinsi sudah sesuai dengan KHL ?

3 Lihat Publik Riset Bank Dunia, kebijaksanaan kesempatan kerja di negeri-negeri sedang berkembang. Hal 126-127

Page 6: Paper Uts Esdmk

2. Bagaimana formulasi dan mekanisme dalam menetapkan upah minimum

Provinsi?

3. Apakah upah minimum provinsi di Indonesia sudah layak atau belum layak ?

B.Landasan Teori dan Studi Literatur

1.Teori Upah

Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai

imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan

dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan,

termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa

yang telah atau akan dilakukan4. Sedangkan menurut teori ekonomi, Menurut teori ekonomi,

upah dapat diartikan sebagai pembayaran yang diberikan kepada tenaga kerja buruh atas jasa-

jasa fisik maupun mental yang disediakan oleh para pengusaha dan jumlah keseluruhan yang

ditetapkan sebagai pengganti jasa yang telah dikeluarkan oleh tenaga kerja meliputi masa

atau syaratsyarat tertentu (Sadono Sukirno, 2005).

2.Teori Ekonomi Upah Minimum

Upah Minimum merupakan suatu standar minimum yang digunakan oleh para

pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pekerja di dalam lingkungan

usaha atau kerjanya (UU No. 13 Tahun 2003). Tingkat upah minimum yang berlaku di setiap

daerah atau provinsi berbeda-beda yang dikenal dengan Upah Minimum regional (UMR).

Upah Minimum merupakan bayaran terendah yang dibayarkan oleh pengusaha terhadap

karyawaanya sebagai balas jasa atau imabalan terhadap pekerjaan dalam memproduksi

barang atau jassa. Sesuai dengan peraturan pemerintah Sebagaimana yang telah diatur dalam

PP No. 8/1981 upah minimum dapat ditetapkan secara minimum regional, sektoral regional

maupun subsektoral, meskipun saat ini baru upah minimum regional yang dimiliki oleh setiap

daerah.

Upah minimum diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pekerja agar sampai pada

tingkat pendapatan "living wage", yang berarti bahwa orang yang bekerja akan mendapatkan

pendapatan yang layak untuk hidupnya. Upah minimum dapat mencegah pekerja dari

eksploitasi tenaga kerja terutama yang low skilled. Upah minimum dapat meningkatkan

4 Lihat Pasal 30 ayat 1 UU No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Page 7: Paper Uts Esdmk

produktifitas tenaga kerja dan mengurangi konsekuensi pengangguran seperti yang

diperkirakan teori ekonomi konverisional (Kusnaini, 1998).

Pasar Kompetitif

Pada pasar yang bersaing secara kompetitif, maka pengusaha dan tenaga kerja bebas masuk

dan keluar pasar. sehingga alokasi tenaga kerja dapat terjadi pada suatu ekuilibrium yang

efisien dan kondisi profit tercapai saat marginal cost = marginal revenue product of labor.

Gambar 1 Upah Minimum di Pasar Kompetitif

Pada gambar diatas menunjukkan keseimbangan menunjukkan kondisi keseimbangan

harga dan tenaga kerja dilihat dari model kompetitif. Kurva permintaan tenaga kerja

digambarkan menurun (downward sloping) menunjukkan marginal revenue product of labour

(MRP). MRP yang menurun ini menunjukkan bahwa kontribusi terhadap output

(produktivitas) akan meningkat pada tingkat yang lambat laun menurun (diminishing rate)

ketika tenaga kerja ditambah. Di sisi lain, kurva penawaran tenaga kerja adalah menaik

(upward sloping) menggambarkan alternatif-alternatif penerimaan yang diterima oleh

pekerja. Tingkat keseimbangan dari tingkat upah dan tenaga kerja ditunjukkan oleh

pertemuan antara kurva permintaan (D) dan kurva penawaran (S).

Seperti gambar diatas yang menunjukkan tingkat upah keseimbangan adalah W0,

sedangkan E0 keseimbangan tenaga kerja. Seandainya upah minimum berada di atas tingkat

keseimbangan W1, kondisi ini akan menciptakan kelebihan penawaran tenaga kerja (excess

supply of labour) menggambarkan bahwa hanya E1 yang akan dipekerjakan dengan jumlah

pekerja yang tersedia sebesar E2. Kelebihan penawaran ini menyebabkan turunnya tenaga

Page 8: Paper Uts Esdmk

kerja yang akan dipekerjakan dari E0 (tingkat keseimbangan) ke E1. E1 secara otomatis

menunjukkan tingkat keseimbangan yang baru setelah adanya kebijakan upah minimum di

dalam pasar kompetitif

Model Dual Sektor

Model dual sektor, dimana dikembangkan oleh Welch (1974) adalah perluasan dari model

kompetitif. Model ini mengasumsikan bahwa terdapat dua sector di dalam ekonomi

(segmentasi ekonomi) yaitu sector formal (yang terkover oleh kebijakan upah minimum) dan

sector informal (sector yang tidak terkover oleh kebijakan upah minimum) dengan mobilitas

yang sempurna antar dua sector tersebut. Sebelum adanya kebijakan upah minimum kedua

sector ini diasumsikan menerima upah pada tingkat yang sama yaitu W0.

Gambar 2 : upah minimum disektor Informal

Seandainya kemudian ada kebijakan upah minimum pada sektor formal yang lebih

tinggi dibandingkan tingkat keseimbangan upah W0. Hal ini akan menyebabkan sector

formal menjadi lebih dipilih oleh pekerja dibandingkan sector informal. Dengan kata lain

kebijakan upah minimum ini menyebabkan kelebihan penawaran tenaga kerja (excess supply

of labour) pada sector formal. Berdasarkan model dual sector ini kelebihan penawaran pada

sector formal akan menyebabkan pergeseran tenaga kerja dari sector formal ke sector

informal. Kondisi ini digambarkan oleh pergeseran dari kurva penawaran dari sector informal

dari S0 ke S1 pada gambar 2.

Page 9: Paper Uts Esdmk

C. Analisis

1. kebijakan upah minimum provinsi di Indonesia

Setelah adanya otonomi daerah, penetapan upah minimum setiap daerah di lakukan sesuai

dengan keputusan kepala daerah masing-masing, dengan tetap memperhatikan komponen

dalam penentuan upah minimum di Indonesai. Dalam peraturan pemerintah ada beberapa hal

yang menjadi pertimbangan pemerintah dalam penentuan upah minimum yaitu :

(a) biaya Kebutuhan Hidup Layak (KHL)

(b) indeks harga konsumen (IHK)

(c) kemampuan, pertumbuhan dan, keberlangsungan dari perusahaan

(d) tingkat upah minimum antar daerah

(e) kondisi pasar kerja

(f) pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita

1.1 kebijakan upah minimum berdasarkan kebutuhan hidup layak

Berdasarkan peraturan pemerintah yang tercantum dalam pasal 27 ayat 2 UUD 1945,

berkaitan dengan kebutuhan hidup layak. Peraturan mengenai KHL, diatur dalam UU No.13

tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Pembahasan lebih dalam mengenai ketentuan KHL,

diatur dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 17 tahun 2005 tentang Komponen dan

Pentahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak. Namun, Keputusan Menteri Tenaga Kerja

No. 17 tahun 2005 direvisi oleh Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 13 tahun 2012 tentang

Perubahan Penghitungan KHL. Sejak tahun 2005 kebutuhan hidup layak menjadi salah satu

komponen dalam penetapan standar upah minimum di Indonesia, karena berkaitan dengan

kesejahteraan pekerja, dibandingkan dengan kebijakan kebijakan upah minimum sebelumnya

hanya melihat kebutuhan hidup minimium, KHM memiliki 43 komponen dengan

menggunakan standart kualitas sedang, untuk dapat hidup dan bekerja dengan sehat, adalah

3000 kalori. Sedangkan KHL memiliki 46 komponen dengan menggunakan standart kualitas

sedang, untuk dapat hidup dan bekerja dengan sehat, adalah 3000 kalori. Walaupum hanya

peningkatan 3 kompenen di dalam KHL, namun penambahan komponen ini dapat membantu

peningkatan kesejahteraan bagi para pekerja. Kebutuhan hidup layak, menjadi kompponen

yang harus di penuhi oleh para pekerja lajang untuk dapat hidup layak baik secara fisik,

ataupun non fisik dan sosial dalam kurun waktu satu bulan. Standar KHL terdiri dari

beberapa komponen yaitu :

Page 10: Paper Uts Esdmk

1. Makanan & Minuman (11 items)

2. Sandang (9 items)

3. Perumahan (19 items)

4. Pendidikan (1 item)

5. Kesehatan (3 items)

6. Transportasi (1 item)

7. Rekreasi dan Tabungan (2 item)

Untuk itu kebutuhan hidup layak menjadi komponen utama dalam penetapan upah minimum

terus di upayakan tanpa mengesampingkan komponen-komponen lainnya seperti Indeks

Hagra Konsumen (IHK), perumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita, dan komponen-

komponen lainnya. Tidak lupa juga, penetapan upah minimum setiap daerah harus selalu di

perhatikan agar sesuai dengan kebutuhan hidup layak. Menurut peraturan pemerintah, Upah

minimum adalah terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap. Namun sayangnya dalam

peraturan pemerintah yang diatur secara jelas hanya upah pokoknya saja dan tidak termasuk

tunjangan, sehingga seringkali menimbulkan kontroversi bagi pengusaha dan pekerja5.

Sehingga sosialiasi tentang komponen jidup layak dalam penetapan upah minimum harus

selalu lakukan demi meningkatka kesejahteraan para pekerja.Berdasarkan nilai harga survey

tersebut, Dewan Pengupahan juga mempertimbangkan factor lain : produktivitas,

pertumbuhan ekonomi, usaha yang paling tidak mampu, kondisi pasar kerja dan

saran/pertimbangan dari Dewan Pengupahan Provinsi/Kabupaten/Kotamadya.

1.2 perhitungan tingkat KHL sementara 2015

Tabel 3.1 perhitungan KHL sementara 2015 dalam Rupiah6

Provinsi tingkat HKL 2015 Tingkat UMP 2015NAD 1.732.413 1.900.000

Sumatra Utara 1.271.058 1.625.000

5 Journal of Indonesian Applied Economics Vol. 5 No. 2 Oktober 2011, 269-2856 http://bisnis.liputan6.com. Di akses pada tanggal 8 April 2015

Page 11: Paper Uts Esdmk

Sumatra Barat 1.474.227 1.615.000Bangka Belitung 2.200.000 2.100.000

Bengkulu 1.499.826 1.500.000Lampung 1.442.898 1.581.000

Bali 1.612.817 1.621.000DKI Jakarta 2.311.975 2.700.000

NTB 1.430.064 1.330.000NTT 1.299.000 1.250.000

Kalimantan Barat 1.997.029 1.560.000Kalimantan Selatan 1.691.000 1.870.000Kalimantan Timur 2.206.126 1.620.000

Sulawesi Utara 1.069.037 2.150.000Sulawesi Tenggara 1.621.741 1.652.000Sulawesi Tengah 1.499.791 1.500.000

Maluku Utara 2.333.166 1.577.000Papua 2,171.94 2.193.000

Papua Barat 2.242.225 2.051.000Kalimantan Tengah 2.254.000 1.869.367

sulawesi barat 1.981.507 1.655.500maluku 2.197. 450 1.650. 000

Riau 1.872.000 1.878.000Jambi 1.708.000 1.710.000

Source : Tabel Di Olah

Tabel di atas menyaajikan tingkat kebutuhan hidup layak dan upah minimum dari 25

provinsi di indonesai, berdasarkan hasil perhitungan sementara tingkat kebutuhan layak

pekerja, masih banyak provinsi yang belum memenuhi prosedur penetapan upah minimum,

sehingga di perlukan tinjauan ulang dari pemerintah pusat dan juga pemerintah daerah. Selain

itu ada empat provinsi yang tidak menetapkan upah minimum provinsi atau UMP yaitu Jawa

Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Barat. Sedangkan provinsi yang belum

tercatat masih menunggu keputusan sidang dewan pengupahan daerah masing. sementara itu

Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih

melakukan pemantauan dan menunggu laporan Surat Keputusan dari 3 gubernur terkait

penetapan UMP 2015.Menteri Ketenagakerjaan juga siap memberikan konsultasi, asistensi,

dan mediasi kepada dewan pengupahan daerah dan pemerintah daerah provinsi yang belum

menetapkan UMP. Jika dilihat dari rata-rata kenaikan UMP secara nasional mencapai 12,77

persen dari Rp 1,58 juta menjadi Rp 1,78 juta.  Angka ini sekitar 99,53 persen dari rata-rata

komponen hidup layak (KHL) nasional yang dipatok Rp 1,81 juta, masih ada beberapa derah

Page 12: Paper Uts Esdmk

yang masih menetapkan upah minimum dibawah upah minimum nasional dan tingkat

kebutuhan hidup layak provinsi. .

2 Indeks Harga Konsumen

Indeks harga konsumen merupakan penjelasan mengenai naik turunnya harga kebutuhan

barang dan jasa dalam suatu daerah, naiknya harga kebutuhan hidup ini secara tidak langsung

mencerminkan tingkat inflasi.Tingkat Upah Minimum terutama upah minimum Propinsi

dipengaruhi oleh IHK, pertumbuhan ekonomi daerah dan KHL, sedangkan kenyataan yang

terlihat dari data tingkat pertumbuhan ekonomi berfluktuatif sedangkan Upah Minimum

Propinsi terus mengalami peningkatan. persentase kenaikan IHK dan KHL tidak sebanding

dengan persentase kenaikan upah minimum propinsi. Menurut Pratomo dan Adi Saputra

(2011) mengemukakan dalam menentukan tingkat upah minimum tingkat inflasi atau indeks

harga konsumen merupakan komponen dalam mempertimbangkan penetapan upah minimum

kabupaten.

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 01 tahun 1999 tentang Upah Minimum

menyatakan bahwa didalamnya terdapat perubahan tingkat upah minimum provinsi dengan

melihat inflasi atau indeks harga konsumen sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan

upah minimum. Sehingga Indeks harga konsumen menjadi salah satu komponen yang sangat

penting untuk di perrhatikan, karena indeks harga konsumen ini mencerminkan tinngkat

inflasi, maka indeks harga konsumen akan berhubungan dengan tingkat upah riil yang akan di

terima oleh para pekerja. Kenaikan upah akan berhubungan dengan inflasi dan permintaan

tenaga kerja . pada tingkat pengangguran yang rendah, pengusaha cendrung untk

meningkatkan upah untuk menarik penawaran tenaga kerja, sebaagai konpensasinya, harga

output dari perusahaan harus di tingkatkan, Peningkatan harga output berarti laju inflasi

meningkat. Laju inflasi yang tinggi mengakibatkan nilai riil upah merosot merugikan pekerja.

Di daerah Nusa Tenggara Barat, kenaikan harga BBM menjadi salah satu alasan bagi

pengusaha untuk tidak menetapkan upah minimum sesuai dengan prosedur yang telah di

tetapkan, karena kenaikan pada harga BBM berpengaruh terhadap peningkatan biaya

produksi, belum lagi ditambah dengan adanya peningkatan pada upah minimum, sehingga

upah minimum di Nusa Tenggara Barat lebih rendah dari kebutuhak hidup layak.

.

3 Metode Penetepan Upah Minimum

Page 13: Paper Uts Esdmk

Kerena penetapan upah minimum bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan daerah,

maka penetapan upah harus sesuai dengan komponen yang telah di tetapkan dalam UUD

1945 tentang penetapan upah minimum, salah satunya UUD 1945 pasal 27 ayat 2 tentang

penghidupan yang layak bagi pekerja, dan juga tingkat inflasi yang berlaku di bernagai

daerah. Karena perhitungan Kebutuhan Hidup Layak (KHL) di hitung di provinsi masing-

masing, maka penetapan upah minimum provinsi harus sesuai dengan hasil KHL yang telah

di tetapkan. Bagi beberapa provinsi yang masih menetapkan upah minimum di bawah standar

yang telah di hitung maka diperlukan peninjauan ulang dari dewan penguapahan nasional.

Kesimpulannya bahwa metode dalam penetapan upah minimum provinsi minimum sama

dengan tingkat Kebutuhan Hidup Layak (KHL) masing-masing provinsi. Sealain itu

pemerintah juga perlu melakukan sosialisai dalam penentuan upah minimum sesuai dengan

undang-undang yang berlaku.

D. Kesimpulan

Berdasarakan pembahasan sebelumnya, ada beberapa point penting yang dapat disimpulkan

dalam penetapan upah minimum, yaitu

1. Kebujakan upah minimum telah menalami perubahan terutama setelah adanya

otonomi daerah, dimana pemerintah pusat memberikan kewenangan kepada

pemerintah derah untuk menetapkan tingkat upah minimum provinsi berdasarkan

tingkat kebutuhan hidup layak (KHL)

2. Selain itu pelaksanaan kebijakam upah minimum sesuai dengan UUD 1945 pasal 27

ayat 2 tentang penghidupan yang layak bagi pekerja, yang memuat beberapa hal yang

harus diperhatikan diantaranya, memasukkan kebutuhan hidup layak sebagai

komponen dalam penetapan upah minimum. Akan tetapi berdasarkan perhitugan

sementera tingkat kebutuhan hidup layak dari setiap provinsi, masih ada provinsi

yang menetapkan upah minimum dibawah KHL.

3. Karena IHK mencerminkan tingkat harga barang dan jasa maka pemerintah daerah

juga harus memperhatikan tingkat inflasi di daerah masing-masing dalam penetapan

upah minimum provinsi, agar daya beli dari pekerja tidak berkurang dan

kesejahteraan pekerja tetap bisa di tingkatkan.

E. Rekomendasi

Berdasarkan pembahsan menganai kebutuhan hidup layak , ada beberapa rekomendasi yang

harus dilakukan oleh pemerintah dalam upaya mengimplementasikan kebijakan upah

minimum yang sesuai dengan UUD 1945 pasal 27 ayat 2 sebagai berikut.

Page 14: Paper Uts Esdmk

1. Adanya konsistensi dari pemerintah dalam menjalan UUD 1945 dalam hal ini UUD

1945 Pasal 27 ayat 2 tentang kebutuhan hidup layak berhubungan dengan penetapan

upah minimum provinsi.

2. Karena masih banyaknya provinsi yang masih menetapkan upah minimum dibawah

standar KHL, dan di bawah UMR nasional, maka pemerintah pusat di harapkan

mampu memberikan bantuan dan juga arahan bagi dewan pengupahan daerah untuk

tetap melihat kondisi para pekerja.

Page 15: Paper Uts Esdmk

Daftar Pustaka

Squire,Lyn. 1982, Publik Riset Bnak Dunia, Kebijaksanaan Kesempatan kerja di Negara-

negara Berkembang. Universitas Indonesia (UI-Press).

Budiyono. 2007, Penetepan Upah Mimimum Dalam Kaitannya Dengan Upaya Perlindungan

Bagi Pekerja /Buruh dan Perkembangan Perusahaa. Universitas Diponegoro Semarang

Shasta Pratomo, Devanto, Mahardika Adi Saputra,Putu. Kebijakan Upah Minimum Untuk

Perekonomian yang Berkeadilan: Tinjauan UUD 1945. Journal of Indonesian Applied

Economics Vol. 5 No. 2 Oktober 2011, 269-285

Kristanto,Ilham. 2013, Skripsi, Analisis Penetapan Upah Minimum Kabupaten di Jember.

Legislator dukung Besaran UMP NTB direvisi Ulang

http://mataram.antaranews.com. Di akses pada tanggal 8 April 2015

Daftar Lengkap UMP di seluruh Indonesai

http://bisnis.liputan6.com. Di akses pada tanggal 8 April 2015

Daftar Lengkap Perhitungan KHL Provinsi di Seluruh Indonesai

http://bisnis.liputan6.com. Di akses pada tanggal 8 April 2015