paper tll lanjut

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertambahnya kemacetan pada jalan perkotaan maupun jalan luar kota yang diakibatkan oleh meningkatnya kepemilikan kendaraan, baik itu kendaraan pribadi maupun kendaraan umum mengakibatkan timbulnya ketidakseimbangan dengan keberadaan jalan dan kapasitas jalan. Selain itu, keterbatasan sumberdaya untuk pembangunan jalan raya, dan belum optimalnya pengoperasian fasilitas lalu lintas yang ada juga seringkali menjadi permasalahan yang inti. Begitu juga dengan angkutan umum ( angkot) untuk trayek Perumnas 3-Abe, Abe-Perumnas 3 dan Ekspo- Perumnas 3. Dengan jumlah angkutan umum yang terus bertambah telah menyebabkan ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan. Sehubungan dengan itu, maka seringkali terjadi kemacetan pada ruas – ruas jalan tertentu. Dari pengamatan awal yang dilakukan,terjadi penurunan kualitas pelayanan yang ditandai dengan menurunnya load factor. Di samping itu pesatnya pertambahan angkutan umum di daerah tersebut diakibatkan pula dengan meningkatnya kepemilikan Teknik Lalu Lintas Lanjut ii

Upload: gitote

Post on 04-Sep-2015

239 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

paper

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Bertambahnya kemacetan pada jalan perkotaan maupun jalan luar kota yang diakibatkan oleh meningkatnya kepemilikan kendaraan, baik itu kendaraan pribadi maupun kendaraan umum mengakibatkan timbulnya ketidakseimbangan dengan keberadaan jalan dan kapasitas jalan. Selain itu, keterbatasan sumberdaya untuk pembangunan jalan raya, dan belum optimalnya pengoperasian fasilitas lalu lintas yang ada juga seringkali menjadi permasalahan yang inti.Begitu juga dengan angkutan umum ( angkot) untuk trayek Perumnas 3-Abe, Abe-Perumnas 3 dan Ekspo-Perumnas 3. Dengan jumlah angkutan umum yang terus bertambah telah menyebabkan ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan. Sehubungan dengan itu, maka seringkali terjadi kemacetan pada ruas ruas jalan tertentu. Dari pengamatan awal yang dilakukan,terjadi penurunan kualitas pelayanan yang ditandai dengan menurunnya load factor. Di samping itu pesatnya pertambahan angkutan umum di daerah tersebut diakibatkan pula dengan meningkatnya kepemilikan angkutan umum illegal,dimana supir- supir yang ada tidak memiliki ijin resmi untuk beroperasi di wilayah tersebut, terutama bagi mereka yang statusnya masih di bawah umur. Oleh karena itu,perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut mengenai perbandingan antara penawaran dan permintaan akan jumlah angkutan umum penumpang di daerah yang dimaksud.

1.2 Permasalahan Kondisi sistem angkutan umum di daerah Waena - Abe secara umum sudah dalam kondisi yang kurang baik, ditandai (waktu tunggu lama, kendaraan yang sudah tua dan banyak kondisinya yang tidak sesuai). Meskipun demikian jumlahnya kian hari bertambah banyak. Sehingga tidak jarang sering menimbulkan kemacetan.

1.3 Maksud dan Tujuan Maka yang menjadi maksud penulisan ini adalah mengevaluasi kinerja pelayanan angkutan umum :Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah : Mengetahui perbandingan jumlah angkutan kota dengan kendaraan lain Mengetahui seberapa besar ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan ( supplay and demand)angkutan umum yang ada Mengetahui Load factor untuk angkutan kota yang melayani Trayek Ekspo Perumnas 3 dan Trayek Abe- Perumnas 3 Memenuhi Tugas pada pada mata kuliah Teknik Lalu Lintas Lanjut

1.4 Peta Lokasi

Gambar 1.1 Peta Lokasi Perempatan PSG Waena

(Sumber : www.googlemap.com)

Keterangan 1. Arah ke Perumnas 3 2. Arah ke Perumnas 1/Expo 3. Arah ke Abe 4. Arah ke Perumnas 4

Dari Keempat rute diatas yang menjadi rute bagi angkutan kota( angkot) adalah rute 1, 2, dan 3.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1Angkutan Umum PenumpangAngkutan adalah pemindahan penumpang/barang dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan menggunakan kendaraan. Kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk digunakan oleh umum dengan dipungut bayaran. Angkutan umum penumpang yaitu angkutan massal yang dilakukan dengan sistem sewa atau bayar (Warpani, 1990). Angkutan umum penumpang meliputi bus kota, minibus, kereta api, angkutan air dan angkutanudara.Angkutan umum penumpang sendiri bertujuan untuk menyelenggarakan pelayanan angkutan yang baik dan layak bagi masyarakat. Ukuran pelayanan yang baik adalah pelayanan yang aman, cepat, murah dan nyaman. Tingkat pelayanan angkutan umum biasanya dinyatakan dalam beberapa parameter antara lain frekuensi, waktu perjalanan dan selang waktu antara kendaraan dan Load Factor. Faktor faktor yang mempengaruhi tingkat pelayanan angkutan umum meliputi :a. Waktu perjalanan, merupakan faktor penting dalam menentukan tingkat pelayanan.b. Ketergantungan, merupakan kemampuan angkutan melayani penumpang setiap saat untuk semua tujuan perjalanannya.c. Kenyamanan, menyangkut kenyamanan penumpang di dalam dan di luar angkutan.d. Keamanan.e. Biaya, yaitu total biaya yang dikeluarkan penumpang untuk sampai ke tujuan perjalanan.

Angkutan umum penumpang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem transportasi kota dan merupakan komponen yang perannya sangat penting karena angkutan umum adalah sarana yang dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat kota untuk memenuhi kebutuhan mobilitasnya. Mobilitas masyarakat tersebut mengakibatkan adanya pola perjalanan/pergerakan tertentu.

2.1.1Penentuan Wilayah Pelayanan Angkutan Umum PenumpangMenurut Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Umum di Wilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap dan Teratur, penentuan batas wilayah angkutan penumpang umum diperlukan untuk :a. Merencanakan sistem pelayanan angkutan umum penumpang.b. Menetapkan kewenangan penyediaan, pengelolaan dan pengaturan pelayanan angkutan umum penumpang.

2.1.2 Trayek Angkutan Umum PenumpangTrayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak berjadwal (PP No. 41 Th. 1993). Sehingga trayek adalah lintasan pergerakan angkutan umum yang menghubungkan titik asal ke titik tujuan dengan melalui rute yang ada. Sedangkan pengertian rute adalah jaringan jalan atau ruas jalan yang dilalui angkutan umum untuk mencapai titik tujuan dari titik asal. Jadi dalam suatu trayek mencakup beberapa rute yang dilalui (La Gusti Negeri, 2009).

2.2 Klasifikasi rute angkutan umum Dalam Modul Perencanaan Sistem Angkutan Umum, 1997, LPM-ITB- Kelompok Bidang Keahlian Transportasi disebutkan bahwa klasifikasi rute dapat dibagi berdasarkan tipe pelayanannya dan berdasarkan tipe jaringan. Rute berdasarkan tipe pelayanannya adalah (Modul Perencanaan Sistem Angkutan Umum, 1997):a. Rute tetap (fixed rute)Pada rute jenis ini pengemudi bus diwajibkan mengendarai kendaraannyapada rute atau jalur yang telah ditentukan dan mengendarai kendaraannya sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan sebelumnya.Rute ini biasanya dirancang dengantingkat demand cukup tinggi.b. Rute tetap dengan deviasi tertentuPada rute ini pengemudi diberikebebasan untuk melakukan deviasidengan alasan - alasan khusus sepertimenaik turunkan penumpang karena alasan fisik maupun alasan usia. Deviasi khusus dapat juga dilakukan pada waktu-waktu tertentu saja misalnya pada jam sibuk.c. Rute dengan batasan koridor Pada rute ini pengemudi diizinkan untuk melakukan deviasi dari rute yang telah ditentukan dengan batasan-batasan tertentu, yaitu :a) Pengemudi wajib untuk menghampiri (untuk menaik turunkan penumpang) di beberapa lokasi perhentian tertentu, yang jumlahnya terbatas misalnya 3 sampai 4 perhentian.b) Di luar perhentian yang diwajibkan tersebut, pengemudi diizinkan untuk melakukan deviasi sepanjang tidak melewati daerah atau koridor yang telah ditentukan sebelumnya.d. Rute tetap dengan deviasi tetap Pada rute jenis ini, pengemudi diberikan kebebasan sepenuhnya untuk mengemudikan ke arah yang diinginkannya, sepanjang dia mempunyai rute awal dan rute akhir yang sama. Rute berdasarkan tipe jaringan jalan dapat dibagi atas (Santoso, Idwan, 1996):a. Trunk routeRute- rute dengan tipe ini merupakan rute dengan beban pelayanan yang paling tinggi, karena tingkat demand yang harus dilayani sangat tinggi, baik pada jam sibuk maupun bukan jam sibuk. Biasanya rute tipe ini melayani koridor utama, yaitu jalan-jalan arteri dimana kiri-kanannya dipenuhi ole pusat-pusat kegiatan utama serta pembebanan yang tinggi yang harus melayani sepanjang hari dari pagi sampai malam hari.

b. Principal routeRute tipe ini mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan trunk route hanya di sini angkutan yang dioperasikan tidak sampai larut malam, hanya sampai jam 8 atau jam 10 malam. Pengoperasian rute ini dilakukan 7 hari dalam seminggu. Rute tipe ini melayani jalan-jalan dan koridor-koridor utama, tetapi dengan pembebanan yang lebih rendah dibandingkan dengan Trunk route, rute ini biasanya melayani koridor sub kota di daerah pinggir kota dengan pusat kota, karakteristik operasionalnya adalah dengan frekuensi yang cukup tinggi dan jenis kendaraan yang besar.c. Secondary routeRute tipe ini merupakan rute yang di operasikan angkutan umum kurang dari 15 jam/perharinya, misalnya mulai daribjam 06.00 pagi sampai jam 10.00 malam selama seminggu. Biasanya rute tipe ini melayani koridor dari daerah pemukiman ke daerah sub pusat kota.

d. Branch routeMerupakan rute yang berfungsi untuk menghubungkan trunk route ataupun principal route dengan daerah-daerah pusat aktifitas lainnya, seperti sub kota atau pusat pertokoan lain.e. Local routeMerupakan rute yang melayani suatu daerah tertentu yang luasnya relatif kecil untuk dihubungkan dengan rute lainnya dengan klasifikasi yang lebih tinggi. Rute ini merupakan penghubung antara daerah pemukiman dengan rute-rute yang lebih besar. Rute tipe ini biasanaya melewati jalan-jalan kota yang mempunyai kelas jalan kolektor ataupun jalan lokal.f. Feeder routeMerupakan lokal rute yang khusus melayani daerah tertentu dengan trunk route, principal route dan secondary route. Dengan demikian pada titik pertemuan antara tipe rute ini dengan rute lainnya yang cukup besar biasanya disediakan prasarana khusus yang memungkinkan terjadinya proses transfer yang cukup baik, yaitu tempat dimana penumpang dapat bertukar angkutan dengan nyaman.g. Double routeRute ini dasarnya sama dengan feederbroute, tetapi dapat melayani dua trunk rote sekaligus dan juga melayani daerahbpermukiman diantara kedua ujung trunk route.

2.3. Penentuan Jumlah Armada AngkutanUmum Penumpang Jumlah armada yang tepat sesuai dengan kebutuhan sulit dipastikana. Faktor muat (load factor)Analisis load factor dimaksudkan untuk mengukur kapasitas penumpang setiap kali perjalanan, sehingga dari data load factor, nantinya dapat diketahui apakah setiap kendaraan dari setiap trayek mampu mengangkut penumpang dalam kapasitas maksimal setiapkendaraan tersebut. Tinggi dan rendahnya nilai load factor memiliki hubungan terbalik antara pengguna jasa dengan pengelola. Apabila ditinjau dari kepentingan masyarakat pengguna jasa, load factor yang rendah akan menyenangkan karena masyarakat pengguna jasa lebih leluasa dan longgar memanfaatkan tempat duduknya. Akan tetapi bagi pengusaha jasa transportasi, load factor yang rendah akan merugikan mereka, karena kapasitas angkut setiaptrayek tidak maksimal. Untuk melakukan perhitungan load factor, yang mendekati angka kebenaran, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap setiap penumpang baik penumpang yang turun maupun yang naik kendaraan. Untuk mengetahui besaran nilai load factordapat digunakan rumus sebagai berikut :

Dimana:Psg = Total penumpang yang diangkutC = Kapasitas kendaraan

b. Jumlah Armada yang DibutuhkanNasution, H.M.N., 1996 menyatakan bahwa jumlah armada angkutan kota yang dibutuhkan suatu trayek (N) diestimasi dengan formula berikut:

Dimana:RTT = Waktu sirkulasi (round trip time,menit)H = Waktu antara (headway, menit)c. Waktu Sirkulasi (RTT)Menurut Pedoman Teknis Penyelenggaraan angkutan umum, 2002, Waktu sirkulasi (RTT) dapatdiestimasi dengan menggunakan formula beikut:

Dimana:TAB = Waktu perjalanan rata-rata dari A ke BTBA = Waktu perjalanan rata-rata dari B ke AsAB = Deviasi waktu perjalanan dari A ke BsBA = Deviasi waktu perjalanan dari B ke ATTA = Waktu henti kendaraan di ATTB = Waktu henti kendaraan di B

d. Waktu antara (Headway, H)Menurut Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Umum, 2002, Headway diestimasi dengan formula berikut:

Dimana:H = Waktu antara (menit)P = jumlah penumpang perjam pada seksi terpadatC = kapasitas kendaraanLF = faktor muat, diambil 70 % (pada kondisi dinamis)

e. Jumlah Armada angkutan kotaJumlah armada (K) dihtung dengan menggunakan formula:

Dimana: fA: Faktor ketersediaan kendaraan (fA= 100%)

BAB IIIPEMBAHASANUntuk mendukung penulisan ini, maka telah dilakukan survey langsung. Pengambilan data survey di jalan dilakukan dengan cara melakukan penelitian secara langsung di lapangan secara manual. Lokasi pengamatan tepatnya di perempatan PSG Waena atau depan Asrama Mimika . Waktu pelaksanaan pengambilan data atau survey dilakukan selama 4 hari dengan durasi 15 menit per 1 kali survey. Dan berikut adalah hasil survey yang telah dilakukan sebelumnya :3.1 Gambaran Umum TrayekTrayek Ekspo Perumnas 3 / Perumnas 3 Ekspo Panjang trayek : 3 km ( dengan asumsi AB = BA ) Rata- rata jumlah penumpang dalam satu unit angkutan : 5 orang

Trayek Perumnas 3 Abe / Abe- Perumnas 3

Panjang trayek: : 5 km ( dengan asumsi AB =BA ) Rata rata jumlah penumpang dalam satu unit angkutan : 5 orang3.2 Hasil Survey

Tabel 3.1 Waktu SurveyHari/ TanggalWaktuCuacaDurasi

Sabtu, 29 November 201414:00Cerah15 Menit

Selasa, 2 Desember 201412:56Cerah

Selasa, 2 Desember 201417:51Cerah

Rabu, 3 Desember 20148:16Gerimis

Rabu, 3 Desember 201413:11Cerah

Kamis, 4 Desember 201413:13Cerah

Kamis, 4 Desember 201417:16Mendung

Jumat, 5 Desember 20148:44Gerimis

3.2.1Jumlah Kendaraan untuk Semua Rute Perjalanan Tabel 3.2 Jumlah Kendaraan Hari Pertama(Siang)

Tabel 3.3 Jumlah Kendaraan Hari Pertama (Sore)

Tabel 3.4 Jumlah Kendaraan Hari Kedua (Pagi)

Tabel 3.5 Jumlah Kendaraan Hari Kedua (Siang)

Tabel 3.6 Jumlah Kendaraan Hari Ketiga (Siang)

Tabel 3.7 Jumlah Kendaraan Hari Ketiga (Sore)

Tabel 3.8 Jumlah Kendaraan Hari Keempat (Pagi)

Tabel 3.9 Rekapitulasi Jumlah Kendaraan dan Rata rata selama 1 Jam Hari/ TanggalMotorMobil PribadiAngkotTruckPick-UpJumlah

Selasa, 2 Desember 2014214045650444603100

Selasa, 2 Desember 2014244834870444363500

Rabu, 3 Desember 2014214446425244442860

Rabu, 3 Desember 2014158436836432762316

Kamis, 4 Desember 2014204051248432483036

Kamis, 4 Desember 2014215647242852763056

Jumat, 5 Desember 201419484884768482912

Rata-rata206644445937552969

Gambar 3.1 Perbandingan Jumlah Angkot dengan Kendaraan lainnya

Tabel 3.9 Jumlah Angkot untuk Trayek Ekspo- Perumnas 1 dan Perumnas 3 Abe Selama 1 Jam

Hari ke-Trayek Jumlah

Ekspo - Perumnas 3Perumnas 3 - Ekspo Perumnas 3 - AbeAbe - Perumnas 3

111644228192580

210811280256556

32840124104296

44452156144396

56892156156472

6764848148320

7805656180372

Rata - rata 7463121169427

Jumlah 138290427

Rata -rata jumlah angkot per jam :

- Trayek Ekspo - Perumnas 3 / Perumnas 3 - Ekspo :138

- Trayek Perumnas 3 - Abe/ Abe - Perumnas 3 :290

3.3Perhitungan Load Factor Untuk menghitung Load Factor kendaraan maka digunakan persamaan 1 ( hal 19 )

Tabel Perhitungan Load Factor TrayekAngkotpsg Psg x jumlah angkot CCx jumlah angkot LF (%)

Ekspo - Perumnas 313856898110262.5

Abe - Perumnas 3290514498231862.5

Keterangan :

psg =jumlah penumpang yang diangkut

C = Kapasitas Kendaraan

LF = Load Factor

Gambar 3.2 Perbandingan Supplay dan DemandBAB IVPENUTUP

4.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab- bab sebelumnya maka dapat disimpulkan : Jumlah Angkot yang melintas di daerah Perempatan PSG Waena Berada pada peringkat kedua terbesar setelah kendaraan motor. Load Factor ( Faktor Muat ) untuk angkutan kota yang beroperasi pada Trayek ekspo Perumnas 3 dan Abe- Perumnas 3 = 0.625 = 62.5 % Adanya ketidakseimbangan antara Supplay dan Demand sebesar 37.5 %

4.2 Saran Pemerintah perlu menertibkan angkutan angkutan kota yang tidak memiliki ijin untuk beroperasi pada trayek trayek yang telah dimaksudkan sebelumnya agar ke depannya tidak mengganggu arus lalu lintas akibat penggunaan badan jalan sebagai area parkirPemerintah sebaiknya membuatkan terminal yang layak untuk angkutan kota yang ada.

Daftar Pustaka

www.googlemaps.com

Rekayasa Lalu Lintas www.fadlyfauzie.wordpress.com

Santoso, Idwan, 1996, Perencanaan Prasarana Angkutan Umum ,Seri 002, Pusat Studi Transportasi dan Komunikasi, ITB., Bandung

Soehodo, Sutanto, Nahry, Saflinawati, 1998, Simulation Model for Public Transport Schedule Based on System Dynamics, Prosiding Forum Studi Transportasi Perguruan Tinggi, ITB. Bandung.

Teknik Lalu Lintas Lanjut ii